Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA (Copas + Repost) Bi Asih

Bimabet
((( L AN J U T A N )))

Gue penasaran, gue bangun dan belutut di pinggir sofa dan kontol ini arahin ke memek Bi Asih. Bi Asih nampak terkejut melihat aku telanjang bulat dan dia hendak mau bangun sambal bilang “Den, jangan sampai ketelanjuran ya.. gak boleh!”, aku bilang “iya Bi tenang aja, aku cuma mau ngukur aja kok” dan dia percaya lalu rebahan lagi sambil bilang “janji ya Den, jangan dimasukkin punya Aden ke liang nya Bi Asih?” dan “iya” jawabku singkat. Lalu gue ukur-ukur lagi lubang memek Bi Asih dengan kontol gue ini, ternyata memang kontol gue ini gak normal ukurannya. Jangankan, lubang yang di dalan tadi itu yang seukuran jari telunjuk gue besarnya, bibir bagian luarnya aja gak muat.

Gue mulai berfikir “wah bener kata Joko kalo gue ini gak normal”.

Terus gue bilang ke Bi Asih “Bi kok kayaknya lubangnya Bi Asih mampet ya? ngak ada lubangnya?”.

Bi Asih mengangkat kepala dan bilang “gak tau ya, dulu juga punyanya suami Bibi rasanya ggak pernah masuk sampai ke dalam.

Waah, gue pikir “yang gak normal ini gue atau Bi Asih nich?”.

Tapi emang dasar udah nafsu banget, “gak ada lubang, lubang apapun jadi dech” kata gue dalam hati.

Memek Bi Asih semakin basah karena gue pegang-pegang terus. Lalu gue tarik Bi Asih bangun dan gue ajak ke kamar orang tua gue.

Dia menolak “eeh, jangan Den”.

“gak apa-apa” gue bilang.

Gue paksa dia ikut ke kamar orang tua dan gue rebah dia di tempat tidur spring bed, kebetulan tempat tidur itu menghadap ke kaca jadi gue bisa liat dari kaca. Lalu gue naik ke atas tubuh Bi Asih dan yaa betul sekali, Bi Asih agak sedikit meronta dan berkata “Den, Aden kan janji ya gak sampai digituin?” dan langsung gue jawab “iya deeh”. Gue lalu turun dari tubuh Bi Asih dan berlutut di samping tempat tidur. Gue kutarik kedua kaki Bi Asih sampai pantat Bi Asih tepat di pinggiran tempat tidur lalu gue ciumin lagi memek Bi Asih. Dia kelihatannya senang diciumin, lalu lanjut gue praktekin apa yang pernah gue baca di buku porno. Gue masukan lidah di sela-sela memek Bi Asih, terasa hangat dan basah. Gue mainin lidah dan gue jilatin seluruh daging berwarna merah muda yang ada di dalam memek Bi Asih.

Gue jilat terus dan kadang-adang gue sedikit hisap-hisap bagian itilnya itu. Bi Asih tampak kegelian dan menggoyang-goyangkan pantatnya ke atas seolah-olah hendak mengejar lidah gue. Terasa semakin basah dan semakin licin memek Bi Asih dan bahkan mungkin sudah banjir karena semakin banyak cairannya yang keluar. Gue bangun dan gue dorong lagi Bi Asih ke tengah tempat tidur dan aku tindih lagi tubuhnya. Gue ciumin lagi pentil tetek Bi Asih yang keras dan kenyal itu bergantian kiri dan kanan. Bi Asih nampak mulai menikmati lagi dan agak sedikit mengerang-erang dan mengelus elus rambut di kepala gue.

Dengan sangat pelan gue kangkangin paha Bi Asih, awalnya dia agak melawan tapi akhirnya pasrah dan gue taro kontol ini tepat di tengah-tengah memeknya. Gue dorong pelan-pelan aku kontol gue ke memek Bi Asih yang sudah mulai banjir dan dan terasa sangat mulai licin. Gue merasa bahwa sekarang kepala kontol gue sudah mulai terjepit oleh bibir memeknya Bi Asih, tapi tetap belum bisa masuk. Pelan-pelan gue tekan agak keras, Bi Asih tampak agak menggelinjang dan bilang “aduh Den, jangan ditoblos Den”. Gue gak peduli, gue tekan lagi tapi susah juga rasanya sampai dekok ke dalam, tapi memek Bi Asih belum mau tembus juga. Gue tarik lagi sedikit ke belakang dan dorong lagi tetap seperti tadi. Gue gak menyerah, gue tarik-dorong-tarik-dorong, mungkin ada sekitar 10 menitan dan waktu gue tarik-dorong itu terdengar bunyi “ceprak..ceprok..ceprak...ceprok”, rupanya memek Bi Asih bener-bener banjir.

Tiba-tiba gue mulai merasakan ada celah yang terbuka, gue makin semangat tarik-dorong-tarik-dorong. Bi Asih pun nampak mulai merem melek matanya, dan bahkan matanya membalik-balik kebelakang hingga yang terlihat hanya bagian putihnya saja. Mulutnya mendesis desis, gue jadi semakin nafsu lalu gue kulum bibir Bi Asih. Dia menyambut ciuman gue dengan hot dan beringas sekali. Jujur, baru pertama kali ini gue berciuman, jadi ngak tau caranya. Tapi, gue pake naluri aja, gue isap-isap lidah Bi Asih dan ini bikin dia makin membinal. Celah di memek Bi Asih pun makin terasa melebar dan gue merasa kalau gue tekan agak keras, pasti kepala kontol gue ini bisa masuk ke dalam memek Bi Asih.

Dengan sigap gue ambil ancang-ancang, kebetulan kedua jari jempol kaki gue ini bisa masuk di sela-selah tempat tidur sehingga gue punya pijakan untuk mendorong kedepan. Pelan-pelan gue hitung dalam hati sambil tarik-dorong-tarik-dorong “satu...dua…tiga...empat...liiimaaaa…” gue tekan yang keras kontol gue ke memek Bi Asih. Bibir Bi Asih yang masih berpagutan dengan mulut gue tiba-tiba bersuara “huhh...ehmmm..huhhh” dan Bi Asih memundurkan pantatnya ke belakang. Dia memandang gue dan menggelengkan kepala sambil melepaskan pagutan dan bilang “jangan... sakit...” dan gue hanya mengangguk. Lalu gue mulai kerja lagi tarik-dorong tapi belum masuk-masuk juga kepala kontol gue.

Tapi, akibat dorongan tadi kayaknya agak semakin terbuka lobang memeknya. Gue cari akal “wah gimana nih ya?”. Lalu, kedua tangan gue turun ke bawah dan gue masukin ke belakang pinggang Bi Asih lalu turun sedikit untuk meremas-remas pantat Bi Asih yang besar dan montok itu. Kayaknya dia semakin terangsang, dan gue pikir ini lah saatnya. Gue pegang pantat Bi Asih sangat erat dan gue tahan sekuat tenaga dan gue hitun lagi “satu..dua..tiga..tekaaaaannnnnn.........”.

Bi Asih tampak meronta-ronta, tapi gue gak peduli dan terus gue tekan dan “bleeesssssss” kontol gue masuk kira-kira sepertiga bagian. Bi Asih Kembali meronta, mungkin merasa sakit pada memeknya karena kontol gue yang ukurannya kebesaran. Gue juga merasa bahwa kayaknya lubangnya Bi Asih kecil sekali, sampai-sampai kontol gue gak bisa bergerak, terjepit, dan seperti mau dipress rasanya. Kurang enak juga sehingga Bi Asih berusaha mendorong pinggul gue ke atas, tapi Gerakan gue lebih cepat, gue tarik tangan dari pantat Bi Asih dan gue pegang kedua tangan Bi Asih dan gue tarik ke atas kepalanya dan gue tahan di posisi itu.

Bi Asih berusaha meronta dengan mengeser pantat ke kiri dan ke kanan, tapi gue gak mau lepas. Gue ikutin arah pergerakan pantat Bi Asih, dia ke kanan gue ke kanan, Bi Asih ke kiri gue juga gerak ke kiri, dan saat pantat dia mundur gue maju dan ini ternyata cukup membantu untuk memperlebar lobang memeknya. Bi Asih agak merintih-rintih seperti orang makan cabai pedas. Dia memang kuat pinggangnya, terus goyang kiri dan kanan, tapi gue kejar dan tancap terus kontol gue yang udah masuk sepertiga ini ke memek Bi Asih. Akibat gerakan ini, yang awalnya kontol gue ngak bisa bergerak akibat terjepit memek Bi Asih mulai bisa bergerak dan gue malah semangkin terangsang karena dengan gerakan kiri-kanan gitu penisku terasa tersgesek-gesek oleh memeknya Bi Asih. Gue terus pantengin kontol gue di dalam memek Bi Asih dan memang saat itu rasanya lobang Bi Asih sempit banget dan kontol terasa diempot-empot oleh di dalam memeknya Bi Asih.

((( B E R S A M B U N G )))

=Karena Copas + Edit pun Butuh Waktu=
 
((( L AN J U T A N )))

Lama kelamaan, gerakan Bi Asih agak melemah dan nafasnya semakin terengah engah. Sepertinya dia mulai bisa menerima kehadiran kontol gue di dalam memeknya dan rasa sakitnya mulai berkurang. Pelan-pelan gue mulai beraksi lagi, gue tarik sedikit kontol gue keluar tapi buru-buru gue lagi ke dalam supaya gak terlepas. Terasa agak sempit tapi enak karena memek Bi Asih udah basah banget, jadi agak licin dan lancar pergerakkan kontol gue. Gerakan “tarik sedikit, tekan lebih dalam” terus gue lakuin sekitar 5 menit dan saat melakukannya gue benar-benar merasa nikmat yang tak terhingga. Lalu dengan amat sangat bernafsu gue mulai menekan lagi kontol gue agar masuk lebih dalam lagi.

Gue tarik dulu keluar sedikit lalu gue tekan keras-keras kontol gue ke dalam memeknya, Bi Asih menggelinjang dan bersuara “aduh..huhh..hmmm..aahhh” tapi suara desahan itu malah makin merangsang dan gue tekan dengan keras lagi dan “bleeesssss” masuk lagi kontol gue lebih dalam. Bi Asih agak sedikit meronta, mungkin agak sedikit nyeri tapi gue gak peduli, aku tekan lebih keras lagi, cabut sedikit langsung tekan lagi. Bi Asih masih meronta-ronta, sementara gue merasa semakin nikmat sekali, agak seperti mau kencing. Gue pun semakin bersemangat dan dengan sekuat tanaga gue tekan secara tiba-tiba pantat gue ke depan dan “bleessssss” akhirnya kontol gue amblas seluruhnya ke dalam memek Bi Asih.

Bi Asih sedikit menjerit dan berusaha mencabutnya dengan menggeser pantatnya ke kiri dan ke kanan lagi. Tapi gue udah semakin pintar dan gue tekan terus dan ikuti pergerakannya. Setelah Bi Asih gak melawan lagi, mulai gue cabut setengah dan gue masukin lagi, begitu terus berulang-ulang. Dan sekarang Bi Asih tampak mulai menikmati dan dia kelihatan mengejang sambil memeluk gue sangat erat dan mulutnya pun semakin mendesis-desis. Aku semakin bersemangat dan genjotan gue semakin keras dan kencang. Dengan kedua kaki, gue kukangkangin paha Bi Asih lalu gue genjot lagi kontol gue keluar-masuk-keluar-masuk.

Kira-kira 10 menit, Bi Asih kembali mengejang dan memeluk gue lebih erat lagi. Kayaknya dia orgasme lagi dan setelah itu dia kelihatan agak loyo. Tapi, karena gue merasa ada sesuatu yang akan keluar dari kontol ini, maka gue semakin keras mengocok kontol gue di dalam memek Bi Asih. Gue lihat dari kaca bagaimana kontol gue keluar-masuk memek Bi Asih. Saat kontol gue tekan, tampak memek Bi Asih dekok ke dalam dan saat gue tarik keluar kelihatan bibir memeknya ikut munjung ke depan. Kira-kira15 menit kemudian, gue merasa kepala kontol ini agak panas dan “sret..sret..sret.sreett..sreett” ada sesuatu keluar dari kontol gue dan terasa nikmat banget.

Gue tekan keras-keras kontol gue semakin ke dalam memek Bi Asih. Bi Asih yang tadi udah lemes tampak bersemangat lagi dan dia goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan ini bikin gue semakin merasa kenikmatan dan tiba-tiba terasa lagi “seeer..seerr..serrr..” ada cairan keluar dari kontol gue dan Bi Asih juga kelihatannya merasa nikmat juga. Dia seperti mencari-cari sesuatu, pantatnya naik-naik ke atas dan tiba-tiba dia mengejang dan memeluk gue erat sekali dan kedua pahanya melilit keras di pinggang seperti orang main gulat.

Gue gak berkutik, gak bisa bergerak dan terasa cairan dari dalam kontol gue semakin banyak yang keluar. Bi Asih pun semakin menggila, dia mengigit-gigit bahu gue sambil menjerit lirih “Den.. enak banget Deennn..aahhh..”. gue peluk Bi Asih dengan tak kalah eratnya dan kita berpelukan kurang lebih lima menit. Kontol gue yang tadi keras kayak batu kini udah mulai melembek dan Bi Asih nampak tergeletak lunglai di sebelah gue. Gue bangun dan gue cabut kontol gue dari memek Bi Asih dan gue lihat memek Bi Asih. Gue pegang dan gue buka belahannya, kini nampak ada lubangnya dan gue melihat di seprai dekat memek Bi Asih banyak sekali cairan yang merembes dan agak berwarna sedikit merah jambu.

Gue agak kaget dan bilang ke Bi Asih “Bi... Bibi masih perawan ya?”

Bi Asih tersenyum manis dan menjawab “iya Den, soalnya selama Bibi nikah, Bibi belum pernah kemasukan karena mantan suami Bibi dulu orangnya loyo, baru nempel udah banjir dan lemes”

Gue yang mendengarnyapun bergumam pelan “pantas susah banget masuknya”.

Terus Bi Asih menimpali “bukan susah tapi emang kontolnya Den Bram yang kegedean, Bibi sampe hampir semaput rasanya”.

Malam itu gue tidur berdua dengan Bi Asih di kamar ortu gue. Kita tidur telanjang bulat, cuma ditutup pakai selimut. Jam 5 pagi gue terbangun dan kontol gue tiba-tiba mengeras lagi. Tanpa permisi gue langsung naik lagi ke badan Bi Asih yang masih setengah tidur hingga bikin dia terbangun. Gue kangkangin lagi pahanya ke kiri dan ke kanan dan Bi Asih pun hanya diam aja pasrah memandangi perbuatan gue dengan sedikit tersenyum. Kontol gue yang sudah mulai mengeras segera gue tempelin lagi di depan memek Bi Asih dan gue tekan-tekan tapi ngak bisa masuk-masuk.

Bi Asih tersenyum dan dia bilang “sini Bi Asih bantu” lalu tangannya ke bawah memegang kontol gue dan membimbing kontol ini tepat di muka lubang memeknya. Terasa hangat lubang itu dan mulai basah. Ternyata, kali ini ngak sesulit tadi malam, kepala kontol gue hanya dengan beberapa kali tusukan maju mundur mulai bisa masuk ke dalam, tapi tetap aja terasa sempit walaupun memek Bi Asih mulai basah dan licin. Dan terlihat Bi Asih juga merasa bahwa kontol gue ini luar biasa ukuranya. Beberapa kali dia sedikit mengaduh, tapi setelah memeknya betul-betul banjir dan kontol gue bisa masuk seluruhnya, dia mulai bisa menikmati.

Pagi itu gue bersenggama dengan Bi Asih sampai jam 7.00 pagi. Bi Asih orgasme sampai 3 kali dan gue muncrat juga tapi ngak sebanyak tadi malam. Seharian kita males-malesan di tempat tidur dan sore hari kita ngentot lagi sampai jam 10 malem. Senin pagi gue bangun dan bolos sekolah karena pagi itu sehabis mandi pagi dan sarapan, saat gue rencananya mau berangkat sekolah, tiba-tiba gue menjadi nafsu lagi melihat Bi Asih baru keluar dari kamar mandi dan hanya pakai handuk saja. Akhirnya gue tarik Bi Asih ke kamarnya, gue buka handuknya, gue ciumin teteknya, gue isap-isap pentilnya, gue rebahin dia di tempat tidurnya dan gue entot lagi.

Enak banget rasanya ngentot Bi Asih yang baru selesai mandi karena bau badannya segar banget, bau sabun dan gue ngentot dengan Bi Asih di kamarnya Senin pagi itu sampai jam 9.00 pagi hingga gue memutuskan untuk bolos sekolah. Sore harinya, orang tua gue pulang dari Jakarta dan sejak saat itu kalau malam gue sering ke kamar Bi Asih dan melakukan hal itu lagi dan ternyata Bi Asih juga mulai ketagihan kayak gue. Ibu gue aktif di organisasi dharmawanita, sehingga gue sering punya kesempatan berdua sama Bi Asih dan selalu gak pernah menyia-nyia kesempatan untuk bisa ngentot dan meraih kenikmatan bersama.

Hubungan ini berlangsung kurang lebih 3 bulan. Lama-kelamaan, sepertinya Ibu gue mencium gelagat yang mencurigakan dari sikap gue dan Bi Asih. Dan, hari itu kira-kira sebulan lagi sebelum gue ujian akhir kelas 3 SMA, gue lihat pagi-pagi ibu ada di kamar Bi Asih dan Bi Asih nampak tertunduk dan kayaknya agak sedikit menangis. Gue gak berani campur tangan saat itu, dan waktu gue pulang sekolah, Bi Asih udah gak ada di rumah gue lagi, dia sudah pulang kampung di antar oleh sopir ayah. Gue sedih banget saat itu, tapi ngak bisa berbuat apa-apa dan 2 hari kemudian ibu sudah dapat pembantu baru lagi dari Jawa, orangnya masih muda juga hitam manis dan kira-kira umurnya 30 tahunan. badannya sekel banget, mungkin biasa kerja di sawah. Nah sama yang ini aku juga punya pengalaman, tapi Bersambung ya soalnya udah malam nih gue mesti istirahat dan ntar gue sambung lagi dech...bye.... (BERSAMBUNG).

==========================================================

Catatan:

Jongos gak punya cerita sambungannya si Bram ini,, jadi cerita Bi Asih ini kita anggap TAMAT aja yaa.. tapi, kalo ada di antara suhu-suhu sekaligus yang punya sambungannya atau ada niat buat bikin sambungannya yaa sangat dipersilakan.. hehehe..

((( S E L E S A I )))

Terima kasih sudah mengikuti Copas-an Jongos ini huSuhu sekaligus,, semoga berkenan.. Apa yang Jongos posting adalah apa yang Jongos punya tanpa mengurangi atau melebihkan cerita, hanya mengedit agar lebih enak dibaca dan lebih mudah dicerna..

Nantikan hasil Copas + Repost nya Dejongos selanjutnya yaa Suhu ;):beer::ampun:
 
Bimabet
Legend bangettt ini cerita….dulu gw baca pas masih kuliah zaman thn 2008an lah….makasih suhu udah remake ceritanya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd