BLACK STORY 5
Katakan saja rasa itu datang tak sengaja..
Masuk menyelubung hati diam-diam..
Pelan mendekap dan manis mengurai bayang..
Menguntai senyum lalu berbisik pada angin..
Lirih lamun mengucap,“ Aku Cinta Padamu…”
Kulihat sosok itu berdiri agak jauh dariku..jarang bicara , hanya berdiri dan sesekali menatap.
Berkeliling lalu melintas lewat dari tempatku duduk sambil tersenyum .
Sesekali sapanya singgah buatku, dan buat teman-temanku yang lain..yang sama-sama terjebak dalam riuhnya pekerjaan diantara berisiknya mesin-mesin pabrik .
Demikianlah hari-hari terjalani, demi buah hatiku tersayang, demi restu ibu dan bapakku dirumah, demi hidup yang terbaik, demi cita-cita yang tergantung dalam arah langkahku buat masa depanku nanti .
Hingga senja lewat, aku tiba dirumah… sapaan Ibu dan bapak menyambutku selalu hangat, demikian juga peluk kecil putraku yang baru mandi setelah lusuh sepanjang sore bermain .
Lalu… kemana lagi suamiku ??
Oh..nampaknya ia belum pulang…tak tahu jam berapa nanti dia pulang..seperti biasa…seperti yang tiap hari ia lakukan..entah kemana..entah sedang apa dan melakukan apa .
Kutatap wajah putraku dan segera mengabai apa yang lewat di pikiranku tentang suamiku tadi . Kuajak putraku pulang ke rumah mungil yang jadi tempatku tinggal, di belakang rumah Ibu dan Bapak .
Kurapikan rumah yang masih berantakan, kusiapkan makan malam buat putraku, lalu bersiap mencuci pakaian kotor yang sudah menumpuk . Belum usai juga tugasku hari ini, setelah lelah bekerja di luar sana .
Kutunaikan semua satu persatu…
Mencuci pakaian, menjemur, menyuapi putraku makan, sampai tak selera lagi aku untuk menghabiskan makan malamku sendiri .
Waktu belum terlalu larut, semua tugas sudah selesai..
Kuajak putraku berbaring bersamaku di pembaringan untuk mengantarnya tidur, sekaligus sedikit memberi istirahat buat tubuhku yang lelah .
Ah… kemanalah suamiku… belum pulang juga dia..
Kalo nanti pulang, ditanya pasti marah..
Apalagi bila tanyaku membuatnya risih dan merasa terganggu..
Sudah sering begitu… hampir tiap hari ia begitu ..
Berdebat..berdebat lagi..
Putraku nampak sudah tertidur dengan lelap..entah sudah bermain apa, tampak lelah sekali putraku hari ini.
Kuambil hp, seperti biasa kubalas tutur sapa lewat chat dari teman-teman kerjaku .
Harus kuakui, mereka semualah yang kerap menghibur, membuatku lupa akan penat dan jenuhnya bekerja dan melewati keseharianku dirumah .
Kubuka dan kubalas chat mereka satu persatu dengan candaku yang lucu..
Lalu kusimak apa yang tertulis di status medsos mereka ,..
ada yang sedang mengeluh..
ada yang konyol dan lucu..
ada yang sedang rindu..
ada yang sedang patah hati..
ada yang marah-marah..
ada yang nyindir-nyindir..
Kubaca satu-satu sambil senyum sendiri sambil membalas chat teman-temanku yang merespon balasan chatku tadi . Terus kunikmati apa yang kubaca, sedikit melipur hati dan lelahku hari ini .
Terus kuurai tulisan-tulisan yang terbaca di layar hp…
Dan terhenti di kalimat yang menarik perhatianku.. kubaca berulang.. ingin mengerti maknanya..
“ Tak ada yang Kosong dan tak berarti…bila kita mau melihat, mendengar, dan mengerti ..”
Entah untuk apa dan siapa kalimat itu ditulis..tapi kurasakan kalimatnya bagus dan yang pasti membuatku membayang sosok yang menuliskan kalimat itu.
Sosok yang kerap berdiri agak jauh.. berkeliling dan melintas lewat dihadapanku sambil tersenyum .
Banyak yang berpikir ia sosok yang sangat ramah…
Tapi entah karena aku tak perduli atau apa namanya… kupikir umum-umum saja..
Malah beberapa kali aku merasa tersindir oleh ucapannya saat memimpin briefing yang ia gelar .
Sering ngobrol lah..
Sering judes lah..
Sering marah- marah..
Nyebelin deh pokoknya…
Sok tau tuh orang yeeeee…. Hihihihi…
Mungkin itulah yang membuat pandangan ku berbeda dengan rekan-rekan kerjaku yang lain terhadap sosok itu .
Beberapa teman kudengar suka ngobrol lewat chat dengannya saat liburan atau saat diluar jam kerja. Tapi mungkin karena aku tak terbiasa lancang ,atau memang karena aku sensi sama sindirannya saat briefing yang ia sampaikan sambil senyum-senyum, maka jarang sekali aku chat dengannya selain menyampaikan info kerja .
Ketutup layar hp setelah ku setting alarm buat bangun esok pagi .
Membayang sebentar yang sudah kulakukan sepanjang hari..
Membayang lagi ke suamiku yang kutunggu namun tak kunjung pulang…
Sedih….menerka-nerka kemana perginya Cinta dan rasa sayang..
Sepi… bertanya kenapa semua jadi begini..
Sendiri… terabai sampai lelah..terdiam sampai bisu..
Lelah… akhirnya ku kalah pada lelah… kusujud pada doa dan lelap… kupasrahkan hari ini tertutup pasrah dengan situasi .
Pagi tiba seperti biasa..riuh aktivitas yang semua harus kumulai sendiri..
Suamiku masih tertidur..entah pulang jam berapa…tak bergeming saat kubangunkan ..
Kubiarkan saja begitu…kulakukan semua sendiri..
Toh bila terbangun pun ia tak bisa membantu banyak,..bahkan tak jarang malah terjadi perdebatan di awal hari yang harusnya terisi dengan semangat .
Kurapikan semua…kutitip putraku pada Ibu dan Bapak..
Lalu bergegaslah aku berangkat untuk bekerja..
Sepertinya lelap belum cukup membayar lelahku semalam..badanku terasa agak berat pagi ini..
Tapi kewajiban dan tanggung jawab terus mengejar ku dan menagih semuanya..
Hanya aku yang harus menunaikan itu sampai hari ini..
Mempertahankan terap yang harus dilakukan..
Membayar semua keseharian yang harus kulalui, yang dituntut kehidupan..
Semangatku belum terkumpul hingga briefing pagi di area kerja..
Kudengar arahan kerja hari ini dengan abai..
Seusainya kuhampiri mesin tempat ku bertugas dan bersiap dengan agak lamban .
Kerja pun dimulai…tugaspun melaju …hingga tengah hari… makan sejadi2nya…lalu melanjutkan lagi..
Canda masih bisa kuurai..tawa masih seperti biasa.. namun entahlah…mungkin karena lelah atau jenuh sedang menggayut hati..jadi hari terasa begitu berat dan memaksa ku terkadang diam dan murung .
Beberapa saat kutangkap sosok melintas lewat…dan kudengar rekan-rekanku menyapa..
Kuangkat kepalaku yang tertunduk dalam bekerja sebentar..kulihat sepintas senyum yang melintas..kulihat matanya sekilas menangkap mataku yang menatap kearahnya .
Kuberi senyum kecil…dan anggukan sebagai balasan darinya.
Tak lama, dari mesin lain terdengar suara tawa agak riuh diantara deru mesin..aku menoleh sebentar dan kulihat rekan-rekan dari mesin lain sedang bertutur sapa dengan sosok yang lewat tadi. Dan mungkin ada canda yang membuat mereka tertawa.
Sering begitu…tiap sosok itu lewat berkeliling..banyak canda yang membuat semua tertawa.
Semua nampak akrab dengan sosok itu…dan sebenarnya aku juga..hanya saja sekali lagi karena aku masih belum terima dan terbawa perasaan bila ada sindiran-sindiran halus sambil senyum-senyum yang kerap sosok itu sampaikan di briefing..itu saja .
Aku memang begini..
Aku suka bekerja sambil curhat sama rekan kerja yang juga sahabatku..
Tentang rumah tangga..tentang keseharian dan lain-lain .
Aku suka menghardik..
Aku suka mengumbar kalimat ketus kala ada yang menurutku ga benar..
Aku suka menegur rekan-rekanku yang suka bergunjing dan bergosip..
Apalagi kalau aku yang jadi bahan gosipnya..
:
Nah…Aku memang begini…mau apa ?
Ga terima ?
Ya udah…woless aja wooi…!!
… hihihihihi….
Namun kadang harus kuakui, sosok itu sebenarnya sosok yang baik… ummm…cukup baik sih…ga baik-baik bangeet… aku saja yang memang suka keras hati… ga suka kalau ditegur atau disindir…
Maka jadilah seperti ini…
Bagiku ,…canda dengan rekan-rekan yang lain lebih bebas terurai dibanding denganku..
Entah perasaan ku saja..atau memang begitu..
Sosok itu lebih sering bersapa dan memulai canda dengan rekanku satu mesin…dan cuma menatap sambil senyum kalau kearahku .
Pernah hal itu membuatku sangat tidak nyaman…dan berpikir untuk cari tempat kerja baru, pindah dari pekerjaan yang ini.
Tapi dorongan dan dukungan para rekan yang juga sahabatku yang selalu menyemangati, membuatku bertahan, dan pelan-pelan akhirnya membuatku sadar , bahwa keadaan itu dikarenakan ulahku sendiri.
Tak apa…aku terbiasa mandiri dan kuat… sedikit acuh,tak perduli alias cuek aja, membuat semua perasaan tak nyaman bisa kuhadapi ….
Kucoba terus saja bertutur seperti yang lain..bercanda itu tak sulit, aku suka bercanda…nyeletuk lucu atau apalah yang kupikir bisa memperbaiki sudut pandang para teman-teman yang pernah kuhardik .
Dengan demikian pasti perlahan hubunganku dengan rekan yang lain membaik lagi . dan tentu si sosok senyum bisa melihat bahwa aku ini bisa jadi menyenangkan, aku ga pemarah, dan yang pasti,.*** mungkin juga aku jadi ketus, marah dan galak tanpa sebab …
iya kaannn….
Iya dooong…
Ga susah kan bikin orang seneeeeng…
…
…
Benar saja…aku berubah..dan semua pun berubah..
Rekan-rekan yang dulu kuhardik kini sudah bisa memaafkan aku dan tentu saja menyadari kesalahannya..
#menang sendiri banget kaan..
Si sosok senyum tak lagi sekedar melintas lewat.. kini malah sering berdiri dihadapanku lalu menyapa..
Perlahan pun pandanganku terhadapnya berubah..
Canda lebih lepas…bertukar cerita dan pengalaman membuat hari kerja menjadi ramah dan tak penat lagi .
Demikian pun membuatku lebih siap melihat keadaan rumah saat ku pulang .
Sepertinya ada semangat baru yang kembali buatku..
Semua kini mengalir lebih nyaman dan menyenangkan…hingga beberapa kali, kuajak para rekanku kumpul dirumah di liburan akhir pekan.
Dann,…ternyata sosok itu pun mau ikut kerumahku… waaahhhhh…
Grogi niiiiiih…
…
…
…
Banyak hal yang selama ini salah lalu terbenah jadi benar..
Banyak lelah yang kini bisa kuobati..
Banyak manfaat dan nasihat yang bisa kujadikan pegangan buat melangkah, mengawal dan mengakhiri hari-hariku dengan baik…
Ya ya.. hidup seharusnya tak tiap hari diratapi…
Terus jalani dan syukuri..
Lelah itu kebanggan, bahwa kita sudah melakukan yang terbaik hari ini…
Dan senyuman adalah pertanda kita sudah dan selalu siap akan setiap perubahan yang terjadi dalam hari-hari kita..
Lalu sehat adalah harta.. satu-satunya harta buatku dan keluargaku..
Dan satu lagi yang kuingat…
Pengorbanan adalah harus…demi semua yang jadi kesayanganku..
Karena harus begitu…memang begitu,.. sudah benarnya begitu..
Dan Cinta Pun Begitu…
Tak apa aku sendiri…bila semua bisa kulalui dengan begini..
Ikhlas sudah kutemu… takkan lagi aku mengeluh..
Benar..pokoknya sudah benar..
Biar saja begini… walau sendiri…aku tak takut lagi…
Tibalah satu sore menjelang jam pulang..
Diakhir jam kerjaku yang kini begitu sarat semangat dan keceriaan..
Kupikir..boleh saja dari sekian hari yang kulalui…sebentar ku mampir untuk makan bersama sahabat-sahabatku sepulang nanti .
Maka kusetujui untuk ikut..dan bersiaplah dalam gegas untuk membereskan pekerjaan dengan segera..
Kupakai jaket biru…kusiapkan semua perlengkapan ku untuk segera menunai janji makan bersama para sahabatku..
Kupanaskan motor yang terparkir di pelataran parkir pabrik sambil menunggu yang lain siap .
Dan kamipun berangkat menuju rumah makan yang hendak kami tuju..
Kuikuti laju motor sahabatku dari belakang, karena ia yang jadi penunjuk jalan kearah rumah makan tempat kami mau singgah nanti…
Sela mobil yang menyiap membuatku agak tertinggal di belakang..
Kupilih bahu jalan sebelah kiri agar kendaraan yang melewatiku bisa segera melintasi dari kanan.
Semilir sore teduh terasa..berumbar debu jalan di lalu lalang kendaraan kala itu..
Laju motorku tak terlalu kencang…menyusuri jalan raya, belum terlalu jauh dari tempat kerjaku yang kutinggalkan..
Tiba-tiba…
Seorang anak kecil berlari ketengah jalan memotong laju arah motorku..
Seekor anjing mungil sedang dikejarnya..
Dan nampaknya ceroboh harus ditebus dengan mahal..
Laju motor dan laju lari si anak kecil terhenti bersamaan dalam tabrakan di jalan raya saat itu..
Sungguh kecelakaan yang teramat tak terduga…bodoh sekali .
Melihat kejadian itu, para warga yang melihat dari pinggir jalan berlari menghampiri aku dan si anak kecil yang masih tak kuasa berdiri bangkit .
Motorku diangkat dan dituntun ..dibawa kearah gang yang tak lebar lalu diparkir.
Orang-orang ramai menghampiri..membuatku bingung harus apa dan bagaimana..
Sejenak terlihat darah meleleh dari kening anak kecil yang tak sengaja kutabrak tadi.
Kulihat ia sempat berdiri..mampu berdiri..tapi segera ada yang memapah anak itu dan dibawa ke klinik terdekat .
Pertanyaan menghambur kearahku..bermacam-macam…
Kujelaskan kejadiannya tadi dengan seksama…dan ternyata ada juga yang menyaksikan bahwa memang aku tak sengaja menabrak karena si anak yang tiba-tiba menghambur lari ke tengah jalan .
Kerumunan masih membuatku bingung…panggul, tangan, paha dan lututku sakit sekali. Tapi belum bisa kuhiraukan.
Tak tahu aku menunggu apa..motor kulihat sudah dipindah parkirnya masuk kedalam jalan kecil yang ada di gang yang tak lebar itu .
Satu-satunya jalan adalah menghubung Ibu dan bapak..
Menghubungi suamiku…
Kulakukan dengan segera..kukabari mereka..
Ibu bapak panik…nampaknya tak banyak yang bisa mereka lakukan.
Suamiku…entah ada dimana…katanya sedang jauh dari rumah, melakukan pekerjaan dari boss’nya..
Bagaimana ini…mau gimana aku..?
Kerumunan ini seperti menekan aku…aku merasa bersalah tanpa ada yang membelaku..
Aku sendirian… sahabatku yang jalan duluan tadi pun belum sampai untuk menemaniku .
Kubuka lagi hp..mencari kemungkinan..
Siapa ..siapa..siapa..?
Bisakah..maukah ??
Kutatap sebentar satu nomor di layar hp…dengan yakin kutekan…dengan yakin kuhubungi nomor itu..
Entah apa yang kurasakan…aku cuma yakin…dialah orangnya…dia yang paling tepat kupanggil untuk menjagaku saat ini.
Semoga saja ia masih di pabrik…biasanya ia pulang paling akhir…
Dan apakah ia mau membantuku ?
Ahh… aku yakin…aku yakin dia mau…
Aku percaya…aku percaya dia mau datang buatku…
Satu suara terdengar menjawab panggilanku..
Suaraku tertahan-tahan menjelaskan..
Dan sahutan pendek kudengar..lalu hubungan telpon pun diputus dari sana..
Kusimak lagi layar hp.. kupikir aku masih harus menjelaskan..kenapa diputus..
Bagaimana ini…?
Datangkah ia menemaniku ?
Aku cuma bisa termenung menerka-nerka..
Menunggu dengan pasrah…sambil mengukur sakit yang kurasakan akibat tersungkur tadi di aspal.
Aku tak tahu harus menunggu si anak yang sedang berobat..atau pulang..atau apa..atau bagaimana…
Satu tangan menggapai bahuku dari belakang..
Aku berbalik menatap siapa…dan kusimak baik-baik wajah yang menggapai bahu dan menuntunku..
Sosok itu…
Kulihat nafasnya terengah-engah… mengajakku agak ke pinggir dan bertanya kejadiannya sebentar..
Kujelaskan baik-baik…kulihat senyumnya terulas .
Nampaknya ia lihat motorku sudah disembul masuk menyelip ke jalan kecil yang ada dipinggir gang..
Ia beri kode buatku agar menunggu..dihampiri dimana motorku terparkir..
Dia raih motorku dan diputarnya ditengah kerumunan orang..
Lalu dia tatap satu anak muda yang memperhatikan tindakannya..
“saya minta kertas sama pulpen..”, demikian yang ia ucapkan ke pemuda yang berdiri menatap kearahnya.
Terlihat sengaja ia ucapkan dengan lantang dan tegas agar terdengar yang lain..yang sedang berkerumun .
Si pemuda mengangguk agak gugup dan berusaha meluluskan apa yang dibutuhkan..
Kertas dan pulpen disodorkan..
Langsung dituliskan nomor hp yang bisa dihubungi..setelah itu langsung disodorkan ke pemuda tadi..
“saya ajak teman saya pulang untuk berobat juga…untuk urusan si anak..hubungi nomor ini..ini nomor saya..”, demikian ucapan yang kudengar sebelum kerumunan terberai karena motor putihku dinyalakan dan melaju keluar menghampiriku yang berdiri di pinggir jalan gang .
Kutangkap isyarat agar segera naik ke boncengan..kutahan sakit yang kurasakan untuk segera naik keatas motor..
Motorpun melaju kembali ke pabrik..tak banyak bicara saat itu..sampai tiba di parkiran pabrik pun aku masih tak bisa berucap apa-apa.
Sahabat-sahabatku yang berniat makan pun ternyata sudah ada mengikuti dibelakangku..dituntun turun dari motor oleh sahabatku dan duduk di kursi kantin.
Sementara si sosok senyum, nampak tak tersenyum kali ini.
Dia dengan hp’nya seperti menghubung seseorang..
Dan benar saja…dia hubungi temanku yang tak jauh daerah rumahnya untuk menolong mengantarku pulang..dan nampaknya temanku menyanggupi .
Hp kulihat kembali dikantongi, barulah terlihat ia menatapku..tapi kali ini tidak dengan senyumnya yang biasa ia ulas .
Dihampiri aku dengan langkah pelan sambil terus memperhatikan aku..
Ia tanya mana yang luka dan sakit..
Lalu ia pesankan agar besok aku tak perlu masuk kerja, ia akan menginfokan bahwa besok aku tak perlu masuk bekerja untuk beristirahat .
Sambil berdiri dan duduk tak jauh dariku..ia menunggu temanku yang mau datang menjemput untuk mengantarku pulang. Tak banyak yang kulakukan, selain badanku terasa sakit, aku sibuk menyimak tindak laku si sosok yang datang menemaniku .
Kuucapkan terima kasih buatnya…baru kulihat ia tersenyum sedikit..lalu membuang pandang kearah gerbang..nampaknya ia sangat ingin melihat aku bisa cepat pulang dan sampai dirumah untuk beristirahat.
Sahabat-sahabatku yang juga setia menemani masih sibuk bertanya ini itu..menyarankan ini itu.. kutimpali sambil bercanda dan tertawa kecil..sekedar menenangkan hatiku sendiri yang sedari kejadian tadi campur aduk rasanya .
Tak lama dari itu..temanku yang bertugas untuk mengantar pulang pun tiba..
Bergegas aku diarahkan agar segera pulang dan memeriksa semua luka dan memar akibat kejadian tadi..
Motor dinyalakan, aku naik dengan menahan rasa nyeri..lalu duduk mengatur posisi yang nyaman.
Kutatap lagi wajah si sosok senyum untuk kesekian kalinya sebelum berangkat pulang .
“nanti… kalo pihak si anak nelpon, pasti nelponnya ke nomor saya..akan saya kabari selanjutnya ya..”, demikian ucap yang kudengar..kubalas dengan anggukan sambil tak lepas-lepasnya ku menatap.
“apapun nanti…saya yang akan urus sampai selesai…saya ga mau kamu muncul tampak muka didepan pihak si anak..”, kalimat berujar lagi buatku..
Kalimat ini tak berapa bisa kupahami… kupikir mana bisa begitu…tapi aku tak menyahut apa-apa..karena ku percaya pada sosok yang ada didepanku, dan akan kuikuti saja apa yang ia mau .
Lalu motor pun melaju…aku pun pulang..pamitku dibalas dengan senyum dan lambaian tangannya ..terdengar pula ucapan selamat tinggal dari dua sahabatku yang sudah membatalkan rencana makan bersamaku tadi .
Motor ku ditinggal di pabrik,..dan saat malam, suamiku datang untuk mengambil dan membawa motor putihku pulang.
Ibu Bapak bertanya berputar-putar…kuceritakan semuanya..kupaparkan semua seperti apa adanya yang terjadi. Beberapa teman pun langsung singgah malam itu untuk melihat keadaanku setelah kejadian.
Oh..ternyata..begitu banyak yang perduli padaku..
Begitu perhatiannya teman-teman kepadaku…
Mungkin inilah hasil dari pandanganku yang sudah kurubah…
Apa yang baik ..maka muncullah jadi baik..
Bukan karena siapa…karena aku sendiri yang mengubah itu..
Dua hari..ku paksakan diri untuk kembali bekerja..
Rindu aku akan kebersamaan dan canda tawa para sahabatku di pabrik..mereka pasti menunggu aku ..mereka pasti sepi tanpa aku…
#pede banget kan gueee…
Hari-hariku pun kembali berjalan dengan begitu banyak perubahan.
Ya.. perubahan…
Ada semangat baru yang kini meliputi hari-hariku..
Jauh sudah malas, jenuh dan bosan..
Jauh sudah, kalap, marah dan ketus..
Seperti apa yang telah terpesan buatku… bersyukur..dan tak hentinyalah aku harus bersyukur.
Jalani, berhentilah meratap..hadapi…
Akulah pemimpin yang hidup untuk keluargaku…
Dan berkorban adalah kebanggan yang dianugrahkan buatku…demi para kesayanganku..
Tapi satu hal yang pasti…
Yang kini dalam hati begitu kuyakini..
Aku tau.. bahwa aku tak sendiri…
Tak perlu ku resah.. sedih,..dan takut lagi..
Ada yang kuyakin akan menjagaku..
Bukan Malaikat…ataupun Dewa..
Yang penuh lembut dan jumawa…
Hanya Iblis …ya,… Iblis..
Iblis yang baik hati…
“Heyy… Iblis mana pula yang baik hati..mana ada ..??”, tersenyum sendiri saat kurasakan hatiku menyanggah…
“Ada,… itu Iblis yang sedang jatuh cinta…”, demikian kusimpulkan apa yang ada didalam pikiranku.
Tersenyum lagi aku dalam sendiri…
Sambil kusimpan semua pesan, tanya dan jawabanku tadi..
Dalam yakin…dalam percaya..
Sekali lagi bukan malaikat ataupun Dewa…
Cuma seorang Iblis yang baik hati… Iblis yang sedang jatuh cinta…
Demikianlah kisah ini terlantun,…secara garis besar disesuaikan dengan apa yang benar-benar terjadi…
Buat kesayangan’ku yang kini selalu tersenyum disana..
Dipersembahkan buat sobat CKS yang membaca, agar kiranya bisa memberi manfaat dan motivasi untuk terus bersemangat menjalani keseharian dengan baik dan lebih baik lagi .