Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Coretan kisah para sahabat

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kisah lagu ini menjadi nyata...

"Walau diri dan cintamu.. kini sisa orang..
Namun kedua tanganku... RELA MENERIMA...

"walau hancur batin ini.... karena undangan palsumu.. NAMUN DIHATIKU... TAK MENYIMPAN RASA BENCI...

"KEMBALILAH... KEMBALILAH ANDAI ENGKAU TAK BAHAGIA.....DIRI INI PUN TAK RELA MEMBIARKANMU TERSIKSA..."

:nangis:

halo sobatku opdkn...
sampe kaget saat membaca curahan hati sobat ane yang satu ini...

teruskanlah,sobatku..
sudah benar begini...
seringlah mampir kemari..
dan berbagilah terus dengan semua curahan hati ente..

dan apapun itu..
ane yakin ente akan selalu jadi yang terbaik..

:ampun:
 
QUEEN STORY 2





Disana…

Di peraduan angin dan air..

Kudekap sang Api di penghujung senja...

Jadilah milikku..

Dan selamanya milikku…



“Air…..”

Demikianlah kusebut tempat ini…

Danau yang cukup luas…suasana yang teduh… semilir yang membuai..

Sepertinya … disinilah tempat sang Angin bersua dengan sang Air .

Berkumpul… bermain…dan saling bercerita kisah-kisah hebat mereka..


Aku nyaman disini…

Sampai tak sadar sudah setengah jam sejak aku tiba..

Aku duduk diatas motorku dan nampaknya terbawa karena terpeluk suasana..


Semalam…

Setelah pulang kerja, mencuci baju, merapikan rumah dan makan malam…

Kupilih berbaring di kamar tidurku,..

Melepas lelahku dan letihnya hari yang kulewati..

Menemani anakku hingga lepas dalam lelapnya..

Kubiarkan saja suamiku di ruang depan yang tengah menyimak acara di televisi .

Sejakku pulang kerumah dari bekerja tadi..wajahnya tampak masam..

Sudah biasa…dia selalu begitu…hari ini begitu…kemarin pun ia begitu..

Setiap hari akan ada saja ucap dan tingkahnya yang akhirnya memicu perdebatan..

Entah apalagi hal di malam ini yang akan jadi bahan keributan..

Seperti tak puas-puasnya ia menyiksa aku dan anaknya..

Berjudi saat ku sedang bekerja, mengumpulkan temanteman tongkrongannya setiap hari dirumah..

Mabuk…berseloroh sepanjang hari..

Tak tahu sampai kapan ia akan berubah,…dan berusaha bertanggung jawab demi anak istrinya..


Kuraih hp…membuka dan ingin menyimak info kerja untuk esok hari..

Di chat grup..terbaca sudah ramai dengan komentar..

Tersenyum aku saat membaca komentar rekan-rekan kerjaku satu persatu. Ada saja topik yang mereka bahas…dan ada-ada pula komentar mereka saling menanggapi..

Dengan ketikan berisi kalimat menyapa, aku pun bergabung dalam obrolan mereka di chat grup yang riuh,.Cepat saja mereka langsung menanggapi sapaan selamat malamku dengan gaya khas mereka masing-masing .

Tersenyum lagi aku membaca cara mereka menanggapi sapaanku, maka kulanjutkan kelakar di chat grup dengan mereka..

Harus kuakui.. . bercengkrama dengan mereka adalah obatku kala penat, dan penyemangat saat berangkat kerja esok pagi.

Senang sekali aku menjadi bagian dari mereka, mereka yang selalu mau membantu dan menjagaku saat bekerja, bahkan untuk urusan diluar kerja sekalipun , dari membantu mendorong motorku yang mogok, ban kempes dan banyak hal lainnya, mereka sudi membantu tanpa pamrih .

Dalam sela senyumku saat membaca chat yang lucu, sempat terlintas dalam hatiku , teringat aku pada sang Dia..

Hey… kemanakah sang Dia…

Biasanya ia ikut bergabung bila chat grup sedang ramai begini. Kalimat chatnya yang khas kerap sekali membuat chat di grup makin riuh dengan canda .

Kemana dia… sudah tiga malam hanya menyapa sebentar di chat grup..lalu tak muncul lagi…

Beberapa kali aku chat secara pribadi pun ia tak langsung membalas…

Hmmm…mungkin ia sedang sibuk…

Atau sedang beristirahat bersama kesayangannya dirumah..

Atau…. Dia jenuh dan bosan..??

Ah…tak mungkinlah ia begitu… yakin betul hatiku,…dia bukan orang yang seperti itu..

Dia tak pernah mengabaikan siapapun. Pasti ada hal penting yang sedang ia buat, sampai ia tak bergabung dulu di chat grup .


Malam sudah pukul sepuluh malam. Info kerja sudah jelas kusimak. Kelakar dan canda pun sudah mulai penghujung. Ucapan selamat malam dan selamat tidur dilantunkan oleh para rekan kerjaku . Dan kupikir pun sudah waktunya aku selesai, bangkit sebentar untuk melkukan charge pada hp, ke kamar mandi untuk buang air kecil, dan kembali ke kamar tidur untuk melelapkan diri .

Kusimak sebentar chat lain diluar chat grup..

Nampak emo senyum yang kukirim sudah bertanda biru, pertanda emo senyumku telah dilihat oleh penerima pesan, hanya saja tak ada balasan.

Sang Dia…. Hmmm…

Yakin sekali hatiku, pasti sang Dia sedang sibuk…

Atau sudah terlalu larut ia membuka hp dan mendapati emo senyumku masuk ke hp’nya.. sehingga ia berpikir sudah terlalu malam untuk membalas…


Kurapikan hp diatas meja kecil tepi ranjang untuk meng’charge baterai’nya yang tinggal 30 persen . Pelan langkahku keluar kamar dan menuju kamar mandi untuk buang air kecil, sebelum aku menutup malam dengan lelap .

Kususun sebentar beberapa piring yang sudah dicuci tapi belum ditaruh di raknya, karena tadi masih basah. Kuraih segelas air putih yang jadi terapku sebelum ku tidur . Barulah perlahan aku beranjak lagi ke kamar tidur .

Langkahku pelan, sambil melirik ke ruang depan , tempat dimana tadi suamiku tengah menonton televisi.

Heyy…kemana suamiku..?? kok ga ada ..??

Pintu depan belum ditutup dan dikunci..

Apakah ia pergi lagi ditengah malam begini..??

Tak seberapa jauh kuhiraukan alam pikirku yang barusan, terpotong suara dari dalam kamar tidur. Sedikit terkejut, aku pun segera masuk ke kamar tidur. Dan ternyata, kudapati suamiku sedang duduk di tepi ranjang memegang hp milikku sambil memperhatikan layarnya.


“kunci polanya gimana nih…cepetan buka…”,kalimat suamiku meluncur saat melihat aku muncul.

Nampaknya ia ingin memeriksa hp’ku.


“ada apaan emang..?? kok tiba-tiba periksa hp .. ??”,sahutku cepat.

Langkahku menghampiri dan bergegas mengulur tangan untuk mengambil kembali hp’ku dari genggaman suamiku .

Tapi agak tersentak aku saat kulihat suamiku mencegah uluranku untuk meraih hp yang ada ditangannya.


“Lu tiap hari maenan hp…gw mau liat lu chat siapa aja..”,kalimat suamiku kembali mengucap .

Kini matanya menatapku dengan tatapan sinis .


“eh…itu temen-temen kerja di grup…lu pikir itu siapa..”,demikian sahutku agak terpancing emosi melihat sikap suamiku .


Kuulur cepat sekali lagi tanganku untuk meraih hp ditangan suamiku…kali ini berhasil.

Malam sudah cukup larut, kupikir tak ada salahnya juga bila kucegah keributan ditengah malam begini . Kubuka hp’ku dengan polanya. Kuberikan ke suamiku untuk membiarkannya memeriksa .

Dengan sikap tak ramah, suamiku menarik hp dari tanganku dan mulai memeriksa semua isi hp’ku .


“Lu sama temen-temen kerja bisa becanda kaya gini…sama gw ga bisa…”, demikian komentar suamiku seraya membaca isi chatgrup yang tadi penuh kelakar .

Tak kutanggapi komentarnya…ku hanya diam sambil duduk diatas tempat tidur .


“gw ga senang lu pegang hp beginian…lu lebih senang ngobrol sama temen-temen lu daripada gw..”,ucapan suamiku meluncur lagi dengan cepat.

Terlihat ia bangkit dan hendak keluar dari kamar tidur sambil membawa hp’ku bersamanya.

Melihat gelagat itu, aku tersentak danikut bangkit.


“eh..hp mau dikemanain..?”,tukasku cepat sambil mencegah suamiku keluar kamar .


“gw tahan…lu mulai sekarang ga usah pake hp…”,sahut suamiku menyentak .

Mendengar jawaban itu emosiku benar-benar lolos kendali. Kugerakkan tanganku dengan cepat untuk merebut hp ditangan suamiku. Yang terus langsung dihalau oleh tangan suamiku dengan tepisan yang kuat.

Meringis aku merasakan nyeri di pergelangan tangan yang terkena tepisan kasar suamiku, dan malah membuat marahku jadi muncul.

Terjadilah pergumulan antara aku dan suamiku.. walaupun sudah jelaslah aku kalah .

Dia dorong aku hingga terhempas ketempat tidur dan kulihat ia berlari ke dapur. Sementara hempasan tubuhku nampaknya cukup terasa mengguncangkan tempat tidur sampai membuat anakku terbangun kaget dari tidurnya. Cepat kupeluk anakku yang terkejut dan mengusap rambutnya sambil berbisik menenangkan .

Kusuruh anakku tetap di kamar, sementara ku kejar suamiku yang kulihat tadi ke dapur.

Sampai di dapur, kulihat suamiku sedang berusaha menyalakan hp’ku yang ternyata jadi off akibat perebutan kasar yang barusan terjadi .


“lu mau apalagi sih dari gw ..?!”,kali ini suaraku meninggi .


Suamiku tampak menatap sebentar dalam wajah membesi. Kuhampiri lagi ia untuk kembali berusaha mengambil hp dari genggamannya . Namun lagi-lagi dicegah oleh suamiku .


“kok hp pake dikunci-kunci..pasti ada apa-apanya yaa..”, ujar suamiku dengan nada sinis.


“ada apaan, apa yang aneh kalo hp dikasih kunci keamanan..”,sahutku cepat.


“bohong luh…bilang aja lu ada rahasia’in sesuatu dibelakang gw…”, sahut suamiku terasa begitu lancang .


“heh..!! gw kerja…lu pikir gw ngapain..?? makanya lu kerja…jadi gw ga perlu kerja..”, demikian nadaku makin tinggi mendengar kalimat suamiku yang berbau fitnah .


“halaaah…alasan aja lu…kalo emang lu ga ada macem-macem…ga masalah kan kalo ga pake hp ini..”, ujaran suamiku makin berani .


“enak aja lu..itu hp buat gw tau info kerja..buat komunikasi sama temen-temen gw..”, tukasku benar-benar tak rela mengalah .


“gw yang pegang ni hp…gw ga mau tau..”,singkat dan enteng saja kalimat suamiku menjawab .


Makin gusar aku saat mendengar apa yang diucapkan dari mulut suamiku , ditambah lagi dengan melihat gaya bicaranya. Sepertinya ia bicara dengan musuh, bukan lagi istrinya.

Aku enggan bicara apapun …kucoba sekali lagi merebut hp dari tangan suamiku. Dan pergumulan pun terjadi lagi di dapur .

Sengit…kurasa kali ini sangat sengit .

Ia berhasil membuatku sangat marah kali ini.

Seperti yang kukatakan…sudah jujur kukatakan, hp itu adalah media yang kugunakan untuk menerima info seputar pekerjaan. Bercanda dan berkelakar dengan teman-teman kerjaku adalah hiburan sebelum lelap yang kupikir aman-aman saja. Aku begitu yakin dengan sikap dan kebiasaanku , tak ada sikapku yang salah, mungkin pemikiran itu yang membuatku berani melawan kemauan suamiku malam ini.

Tak terima hatiku…

Sepuluh tahun lebih bekerja…menjadi ibu,istri dan pemberi nafkah, bila harus difitnah yang bukan-bukan seperti ini. Semua yang kubutuhkan , kukumpulkan sedikit demi sedikit dan kupenuhi tanpa pernah mengandalkan suamiku yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan nongkrong, mabuk dan berjudi .


Pergumulan kurasa mulai melewati batas.

Kami saling merebut sudah seperti musuh bebuyutan. Dan lagi-lagi aku kalah.

Berkali-kali tubuhku terhempas kebelakang terdorong..

Berulang-ulang tanganku ditepis dengan sangat kuat hingga pergelangan tanganku terasa sakit sekali.

Belum lagi betis, tulang kering yang terantuk meja pendek yang ada didapur saat aku terdorong membuatku memekik menahan sakitnya.

Badanku sakit…marahku penuh…tega sekali…seperti bukan istrinya lagi aku ini diperlakukannya..

Aku bangkit, dan dengan marah akupun menerjang sekuat-kuatnya..

Rasa sakit mungkin membuatku nekat.. dan masih saja aku dihalau dengan keras. Sepertinya aku ini dianggap bukan perempuan lagi.

Kuulur terus tanganku berkali-kali hingga ditangkap dan setengah dipelintir, kembali nyeri kurasakan hingga ke lengan.

Saat itulah spontan tanganku yang satu lagi memukul kepala suamiku , atau mungkin saat itu lebih mirip musuh besarku.

Dua kali kuhantam kepalanya sekuat yang ku bisa. Suara mengaduh terdengar dari reaksinya menerima pukulanku dan sekali lagi ia menepis lenganku yang menarik bajunya dan mendorong tubuhku kali ini dengan sangat kuat.

Tubuhku limbung kebelakang dan kencang sekali terjerembab duduk tertahan di tembok dapur. Kepala belakangku sedikit terantuk tembok akibat dorongan yang demikian kuatnya . Lunglailah aku merasa lemas.. terdiam aku tak bangkit lagi..hanya mataku yang masih menatap suamiku yang kalap, yang memapaki pandangan mataku dengan beringas .

Kini kulihat ia makin menjadi-jadi..mulutnya menyumpah serapah.. memamerkan kuasanya atas dia sang suami dan aku istrinya . Menghujat akhlakku dengan fitnah sebagai dalih atas sikapnya malam ini .

Badanku lemas…kepalaku pusing…kakiku sakit..apalagi lengan kiri dan kananku..

Tak kudengar lagi apa serapah yang dilontarkan suamiku … mataku pun kian remang akibat lelehan panas air mata yang sedari tadi belum berurai . Pikiranku menerawang dalam kalut.

Mengenang setiap malam yang sudah sering begini…

Mengenang cinta yang dulu begitu kudamba dan betapa ingin kumiliki..

Mengenang janji yang terucap begitu indah dulu..

Mengenang kemesraan dan damainya dekapan…

Mengenang keikhlasan dari perjuangan hidup yang kuhadapi dengan sendiri..

Dalam kenang.. air mataku pun bergulir…entah untuk apa lagi… mungkin kali ini untuk menangisi diriku sendiri .


Duhai, suamiku….

Betapa aku mencintaimu…sungguh aku mencintaimu..

Kenapalah kau begini padaku…

Sudah kubuktikan aku ini rela ..

Sudah kubuktikan bahwa aku ini Cinta padamu..

Aku menjadi apapun yang dibutuhkan…untuk selalu hidup bersamamu…

Aku sayang kamu, suamiku…

Kamulah kesayanganku…

Kesayanganku….


Kesayangan..

Kesayangan…????


Hey…!! “Kesayangan” …??!!


Ada sesuatu yang muncul tiba-tiba…menyeruak dari otakku yang menerawang saat kuingat kata yang terlintas di pikiranku barusan .

Satu yang tak tahu kusebut apa, terasa mengalir dari pikiranku, merasuk begitu dalam ke palung hati. Getar-getarnya memaksa punggung tanganku mengusap air mata yang bergulir tadi. Hantarannya terasa manis ditengah pahit dan sakitnya malam ini.

Dan perlahan, bersama itu,…aku bergerak bangkit dari bersandar lemas untuk duduk..

Kulihat betis dan kakiku yang terlihat memar merah kebiruan…

Kulihat pegelangan tangan dan siku lenganku yang nyeri dan lebam …

Kuangkat daguku…kuarahkan mataku kembali menatap wajah suamiku yang masih saja berceloteh dengan ucapannya yang kasar .

Kusimak ia terus…kutangkap ia terus dengan mataku lurus, melahap ulah kalapnya yang terasa menjijikan..

Sudah jelas… sangatlah jelas…

Sudah kutafsir…sudah kunilai…

Aku ..aku bukanlah kesayangannya..

Dia…dia bukanlah kesayanganku lagi…


Kesayangan… oh.. “kesayangan…”

aku tak boleh jatuh begini…. Aku harus bangkit… aku ga boleh hancur ..aku ga boleh kalah begini .

Kuhela nafas sambil menoleh kearah pintu kamar tidur…kudapati anakku sedang menyaksikan bapaknya yang kalap.

Kulambaikan ia agar menghampiriku untuk segera kupeluk.

Kubiarkan saja suamiku terus memakiku…

Kuajak anakku bersama-sama menyimak tiap sumpah serapahnya..

Aku tak takut…

Aku tak kenal lagi siapa orang yang ada didepanku…

Aku tak mau hatiku luruh dan kalah oleh orang yang bukan lagi kesayanganku .

Bukanlah begini cara orang memperlakukan aku, bila aku adalah kesayangannya .


Terdengar suara ibu bapakku yang datang dari pintu depan. Kulihat mereka masuk kerumah dan terperangah saat sedang melihat ayunan martil menghantam hp milikku berkali-kali.

Berkeping-keping hp itu hancur…kulamat satu-satu…kusimak semua detil tindak dan laku suamiku saat itu.

Dengan beringas, entah dendam apa…dia seperti tumpahkan ke hp itu.

Dan akupun…entah tenang darimana… kututup mataku sebentar saat adegan itu usai..kurekam..agar adegan itu tertanam selama-lamanya dalam ingatanku .

Terasa dadaku panas… seperti ada ‘api’ membakar seluruh hati dan perasaanku..

Cepat kuhela nafas…cepat kukendalikan…

Tak kubuat ‘api’nya berkobar…cukup kubiarkan saja ‘api’nya bertahta dengan pijar-pijar didalam hatiku yang kini terasa kuat .

Semua takut yang bertahun-tahun seperti hantu dalam hidupku tak kuasa lagi membuatku sudi bermohon pada keadaan. Meminta toleransi agar dimaaf demi menjaga situasi atas kesalahan dan tudingan yang tak pernah kuperbuat .

Tak ada lagi tawar menawar…tak ada lagi menghiba seperti wanita yang lemah tak berdaya …

Dari malam ini…semua akar buruk akan kucabut…. Akan ku enyahkan duri dalam hidupku.


Demikian riuh keadaan malam itu, tak hanya bapak dan ibu, ketua RT pun ikut datang melerai . Kubiarkan semua mengalir, tak banyak lagi kalimat yang keluar dari mulutku..hatiku terasa lapang..

Karena mungkin sudah tak ada lagi yang tak jelas..semua sudah kusaksikan dengan kedua mataku sendiri, Dan selanjutnya tinggal bagaimana aku bertindak untuk mengusir semua hal yang selama ini merusak kehidupanku.


Malam itupun usai…

Lelapku sangat larut malam itu…

Tapi ku tak merasa sedikitpun lelah…rasa kantuk …rasa letih kemarin yang belum terbayar, seperti tak bisa mengetarkan yakin dan tegar yang kini ada di hatiku.

Pagi hari kubangun lebih awal dari biasanya…kubangunkan anakku untuk menyiapkan diri .

Tak kuhiraukan lagi suamiku yang pergi entah kemana setelah selesai memaki semalaman.Dan seperti biasa, kuajak anakku kerumah ibu bapak untuk diantar ke sekolah, dan akupun berangkat bekerja .

Kukabari para sahabatku di tempat kerja atas kondisi hp’ku yang dirusak. Dan mereka akan membantu memberi info kerja lewat hp ibuku saja. Selanjutnya kerja di hari itu kuhadapi dengan baik, tak kurang suatu apa.

“Satu sisi yang rusak..tidak boleh merusak tatanan sisi yang lainnya,..Karena kalo ga dipilah-pilah, rugi satu..malah jadi rugi dua..tiga..empat bahkan semua sisi dari keseharian kita..”

Demikianlah hal yang pernah diajarkan kepadaku…yang kurasakan kini sungguh baik kuterapkan .Maka kutunaikan semua tugas kerja dengan baik, hingga sore saat waktu pulang tiba .

Langkahku menyusuri latar parkiran pabrik kulakukan pelan . Tutur canda teman-teman sungguh banyak melipurku sepanjang kerja hari ini, hanya saja, entah darimana,…ada lelah yang menyusup, merambat , mulai menyelimuti tubuh dan terumbar dari helaan nafas panjangku .

Alur ingatan pun seperti mengulang-ulang kejadian semalam. Mengingat sikap demi sikap, mengingat makian demi makian , merasakan nyeri dan ringkihnya tubuh akibat semua yang ditimpakan padaku semalam .

Semua itu berlintas dan seperti memaksaku untuk luruh lagi dari ketegaran yang muncul semalam. Kucoba mengingat wajah anakku..memikirkan sedang apa ia sore hari ini. Main bola kah…?? , Main game…?? , sudah makankah ia..?? , tidur siangkah bersama neneknya..??

Sejenak memikirkan buah hatiku satu itu mampu mengalihkan pikiran tentang semalam yang menggerogoti semangat yang terkumpulku sejak pagi. Namun tak lama…malah otakku terbayang suamiku,… harusnya ialah yang menjaga anakku dirumah, daripada ia kelayapan sepanjang hari, alasan cari uang, padahal nongkrong bersama teman-temannya, makan dirumah orang tuanya, tidur sepanjang hari, dan malah kerap mabuk dan berjudi . Akhirnya sering anakku harus pulang sendiri berjalan kaki bersama teman-temannya karena tak ada yang menjemput . Kalau bukan ibu bapak yang menerapkan, mana pernah bapaknya perduli dan berpikir anaknya pulang sekolah harus makan dan tidur siang . Lihat saja semalam, memaki-maki aku dengan kalimat kasar, ditonton anaknya…apa itu pantas… anakku sampai terdiam, tak menangis , hanya lurus menatap bapaknya yang sedang kalap memaki-maki ibunya.

Ehh…kok malah balik lagi mengingat yang semalam yah… duhh..

Mulailah pikiranku kini semakin terjebak lagi dalam lingkaran sesat. Ketegaranku seperti dikikis oleh ingatan itu. Belum lagi terbayang apa lagi yang akan terjadi saat ku pulang sampai dirumah nanti . Pasti ribut lagi..pasti dimaki lagi, pasti ricuh lagi…

Ahh… kenapa lagi aku ini… kenapa payah sekali …kenapa jadi lemah begini…

Jadi malas pulang,…jadi enggan melihat apa yang harus kuhadapi sepulang nanti.

Kupacu motorku perlahan, masih membawa galau dan berkutat dengan lemah dan yang membujukku agar kalah .


Belok kanan dari jalan besar selepas pabrikku yang megah…kumasuki jalan menurun dan sedikit berkelok..kususuri arah pulang dengan adegan-adegan semalam yang kini mulai terasa kembali menyakiti perasaanku yang sedari pagi sudah rapi.

Kuhentikan motorku sebentar dipinggir jalan, kuhela nafas panjang.. kutengok di sebrang jalan, dimana ada jalan kecil yang dikenalkan padaku adalah jalan menuju “Air” .

Kutatap…kupilih dengan bimbang…

Bila aku masuk ke jalan itu dan menuju “Air”,… mungkinkah lemahku ini akan pergi.. ??

Dan….lancangkah bila kuberpikir… berharap ada seseorang disana yang menemaniku, memberi yakin dan mengembalikan tenang dan kuatku..??

Apakah orang itu akan datang buatku, saat ia tahu bahwa aku sedang di “Air”… ??


Melayang pikiranku saat itu…

Mencari sisi mana dalam ingatan yang bisa membuatku yakin .

Senyumnya kah…??

Tawa…atau candaannya kah ..??

Pesan atau nasihatnya kah..??

Atau… hmmmmm…

“Ada kalanya diwaktu tertentu…aku duduk disini…pergi dari keseharian yang riuh…”

“kamu tau ga… saat sendiri…kita bisa mendengar apa yang hati kita katakan..”

“nahhh…disini teduh kaan… ini tempat aku niii,… sekarang kamu tau deh kalo suatu hari mau nyariin aku…”


Ehh,.. Iya… iya…, aku ingat….aku ingat…

Dia pernah mengucapkan itu… kenapa tak kucoba saja ke “Air”

Disana teduh…lapang… pasti lelahku bisa terbuang dan jadi kuat lagi .

Kuarahkan motorku masuk ke jalan kecil menuju “Air” dan berlabuhlah sore itu aku disana .

“Air”… tempat sang Dia pernah mengajakku sebentar sepulang kerja di beberapa waktu lalu . Tempat ia duduk sendiri , tempat ia merenung dan membuang penat dan lelahnya .

Kupilih sisi jalan dengan pembatas, dimana waktu itu sang Dia mengajakku duduk sambil menikmati sore .

Dan seperti apa yang ku mau, kucoba membuang lelah, sedih dan lemahku disini…

Membayang pikiranku kini pada sang Dia yang mengenalkan tempat ini…

Tak sadar aku tersenyum sendiri…

Setengah jam..kini sudah hampir satu jam aku disini…

Yup, benar… duduk disini menatap sore menuju senja sungguh menenangkan hati .

Hanya saja … andai ada sang Dia… pasti sore ini akan terasa lebih menguatkanku lagi .

Menunduk aku menyimpan senyum yang lagi-lagi memaksaku berulas, mungkin karena aku malu bila terlihat sedang tersenyum sendiri saat ada lalu lalang motor yang melintas, walaupun jarang .


Kutatap jauh hamparan air dihadapanku dari sisi dudukku yang teduh.

Kurasakan kuatku seperti berangsur kembali…

Kutatap langit dan hijau pepohonan disebrang hamparan air dengan berusaha menangkap lapangnya agar juga melapangkan hatiku.


“hey..kamu tau…kalo kita lagi dalam masalah…kita seperti dipenuhi hawa buruk…nahh…lepas hawa buruk itu..lalu serap hawa baik yang ada disini…dan pulanglah…”

Entah petuah atau bualan apa yang kudengar kala itu… namun kali ini terasa benar bagiku . Senyum sang Dia saat mengucap kalimat barusan terbayang diotakku dengan cepat.

Mungkin inilah tempatnya duduk merenung saat ia dalam masalah, kalah, marah maupun lemah…maka ia ajak aku kemari. Dia ajarkan aku membuang kalah dan bangkit untuk jadi hebat lagi .

Hanya saja mungkin aku salah tafsir saat mencerna kalimatnya bahwa disinilah salah satu tempat yang bisa kudatangi bila suatu hari aku mencarinya.

Itu cuma kiasan…dalam arti bahwa kalau aku kesini, sama dengan mengingat dia, bertemu dia …itu saja maksudnya..

Eehh… lagian…emang aku kesini mau nyariin dia…

Aku kesini tuuuuh…untuk menenangkan diri tauuuuu….

Hihihihihiiii…


Tapi…

Mengingatnya dalam pikiranku…. Harus kuakui membuat semangatku bangkit lagi..

Kenapa yah… bisa gitu yah… eh….ehhh… berabe niiii…. :kk:


Dasar niih….pinter banget kalo ngomong..

Segala ngomong kalo nyariin dia suruh kesini lah… apalah..ginilah…gitulah…

Mana buktinya… dasar orang aneh…

Diboongin mulu aku mah…. :galau:


Awas aja nanti kalo ketemu berdua lagi… aku ledekin abis-abisan..

Ke “Air”…. Ke “Air”…. Manaaaa….

Bisa banget bikin aku baper…

Eh… ??

Apa iya gue baper..??

Iya kali yaa… hihihihihiii…


Senyum sendiri kini malah jadi nyengir sendiri saat otakku bermain-main barusan. Tak sadarpun bibirku seperti mengulas raut mencibir.

Huuh…. Sudah kuat nihh…sudah tenang nihh..

Pulang aahhh… kasian anakku pasti nungguin.. belum lagi ibu dan bapak pasti kuatir…

Kuhela nafas panjang..kali ini terasa begitu lega…

Terlintas dan terlintas lagi wajah sang Dia…

Terakui pelan dalam hati… ingin sekali aku melihat dia sore ini…

Pasti aku diberinya yakin dan kuat yang lebih kuat lagi…

Aku tahu, pasti kabar tentang keributanku semalam yang kuceritakan ke sahabatku di tempat kerja pasti sudah dikabarkan kepada sang Dia .

Ga apa-apa… dengan menghabiskan sore menenangkan diri di “Air”, berarti anggap saja aku sudah menemuinya..

Dan dia ga bohong, membuang lemah disini dan menjadi kuat lagi adalah tepat .

Menunduk sebentar , menghela nafas panjang yang lapang sekali lagi, dan menatap hamparan air yang berdesir tenang tak bosan-bosannya .

Lalu lalang motor sudah mulai jarang, mungkin sudah saatnya aku melanjutkan arah pulang. Sedikit lucu, awalnya aku enggan pulang karena merasa lemah dan kalah dengan apa yang terbayang bakal kuhadapi nanti dirumah. Malah sekarang aku enggan pulang karena teduh,nyaman dan betah disini .

Kulamat sebentar jalan yang tak lebar dengan pembatas air yang jadi tempuhku menuju kemari. Sudah sepi… suasana senja jadi makin tenang , kuangkat kepalaku keatas dimana langit kulihat meredup, sementara terdengar ada suara motor melintas dari lalu lalang yang berangsur sepi .


Lho…kok motornya berhenti…

Jangan-jangan ada cowok mau pipis sembarangan niiii…

…..iihhhh….. :galau:


Kusimak motor yang berhenti di jarak lima langkah dari motorku tersandar.

Dan tubuhku tergetar…mendadak kurasakan mataku terasa panas , namun tak ingin beralih dari tatapanku kedepan,..kearah siapa yang turun dari motor dan kini menghampiriku .

Tak terbendung , bahkan tak terhiraukan lagi olehku…sepasang gulir bening luruh dari mataku yang bagai tertutup kaca-kaca .

Sampai sosok itu tepat berdiri di hadapanku, tak lepas aku memandanginya seperti sangsi .

Sang Dia…

Ya..ya…. sang Dia datang..

Datang menemuiku di “Air”…

Tangannya terulur ke kepalaku…telapaknya sebentar mengusap kepalaku dan didiamkan disana..


“pulang…ayo pulang…”, senyumnya berulas saat mengucap .

Tak langsung kujawab, cepat kuangkat punggungku pelan untuk mengusap air mataku yang spontan terleleh tadi.

Kupaksa bibirku untuk tersenyum saat selesai dan memberi anggukan . Tapi lagi lagi, masih saja mataku enggan lepas menatapi wajahnya yang tepat berdiri di hadapanku.

Bibirku hendak berucap…namun tertahan oleh gelengan kecil dari sang Dia .


“sudah…aku sudah dengar…”, demikian sang Dia agak lirih mengucap .

“pertama… fokus kerja…dan fokus urus anak kamu…”

“kedua… putuskanlah baik-baik..apa yang mau kamu lakukan soal suami kamu..dan kali ini tegaslah..”

“dua hal itu yang harus kamu pikirkan dengan tenang…”

“nah,..sekarang…tenang.. pulang…kasihan anak kamu, ibu bapak juga pasti kuatir kamu belum sampai rumah..”


Kulamat baik-baik apa yang sang Dia sampaikan.. kusimak, dan kuyakin akan kulaksanakan.

Telapak tangannya masih diam dikepalaku…

Kesayangan… ya ya…seperti yang dia pernah ucap kepadaku..

Dan kali ini betapa kurasakan bahwa aku adalah kesayangannya .

Begini caranya memperlakukan seorang yang jadi kesayangan..

Dia temui…dia beri keyakinan, dia kuatkan…dan pastilah ia jaga…

Singkat sekali pertemuan diujung senja hari ini…tapi demikian banyak artinya buatku..

Kuraih telapak yang berdiam dikepalaku …kuturunkan hingga hidung dan pelan kucium untuk menghatur pamit .

Kulihat sang Dia tersenyum sambil sesaat keningnya berkerut.. kuberi pula senyuman kecil untuk menutup pamitku.


Berputar kami mengatur arah laju…Kulanjutkan arah pulang dan sebentar menghenti di persimpangan dimana aku dan sang Dia harus berpisah arah. Sekali lagi ia berpesan agar aku hati-hati dijalan .Sudah berulang-ulang dari tadi dia pesankan itu . Aku tersenyum saja menyimak sang Dia yang tak sadar dengan mengucap pesan yang sama berkali-kali .

Dan kamipun berpisah… senyum sang Dia menghantar kepergianku menuju pulang hingga jauh dan tak terlihat lagi. Ku fokuskan kendali pada perjalananku pulang. Berulang sudah dipesankan, tentulah harus kujaga amanahnya .

Bagai bernyanyi hatiku sore ini..

Sekali ku berharap…laksana doa yang dijamah oleh sang Kasih .

Sang Dia datang untuk kesayangannya..

Ya… aku..

Akulah kesayangannya …

Maka tak ada lagi yang akan membuatku lemah dan jatuh .

Aku tak sendiri… sama sekali tak sendiri..

Akulah si Kesayangan…

Dan kupikir tak salahlah bila ia pun menjadi kesayanganku…

Berpikir hal yang barusan, membuatku teringat pada sang Dia…

Mengiring bagai mengantar arah ku pulang dengan gagah,..


“pandai-pandailah memilah,… letakkan sayang kamu pada hati yang mengerti..jangan pada yang tak perduli..”

“ayo, janganlah berlama-lama begitu…kita harus jadi hebat hari ini…”



Dan satu lagi… kalimat yang paling kuingat…

“Bila hatimu mengeluh,…. Bunuh saja hatimu…”

:kk:


Demikianlah kisah ini sudah tersampaikan dengan baik…

Dipersembahkan kepada sang Kesayangan yang hebat…


:hati:Salam Cinta, selalu Cinta:hati:

:rose:Black & Aska:rose:
 
Terakhir diubah:
Kesayangan & air... Bisakah, jikalau bisa kapankah, kemudian salahkah berharap...? Entahlah, terkadang segudang tanya dan bertimbun harap selalu senantiasa beriring dengan helaan nafas...

#maaf omBlack, daku jarang2 mampir dimari. Apalah daya goda2 dunia rl selalu setia menghimpit...:cup:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kesayangan & air... Bisakah, jikalau bisa kapankah, kemudian salahkah berharap...? Entahlah, terkadang segudang tanya dan bertimbun harap selalu senantiasa beriring dengan helaan nafas...

#maaf omBlack, daku jarang2 mampir dimari. Apalah daya goda2 dunia rl selalu setia menghimpit...:cup:

tak apa berharap..tak apa meminta..
dan bila pias semua itu..
keraplah saling mndoakan..

senantiasa kita sehat...jadi hebat buat para tersayang..
adalah pertanda bhw kita ada dlm arah yg sama..

rindu ane pada Uncle Cae..

:ampun:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd