Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 31: Konsiliasi
(Bagian II)


Pov Bram Kusuma

Pag itu aku sudah di bangun kan Tasya istriku dan mengajaku untuk sholat subuh jam menunjukan 4.35 dan aku terpaksa bangun dan mandi besar bersama Tasya yang selalu manja di hadapanku aku sih senang senang aja anak gadis seusia Tasya yang selalu manja dan selalu memamerkan tubuh telanjangnya di dihadapanku setelah sholat subuh aku duduk menikmati secangkir kopi buatan Tasya yang begitu pas di lidahku

“Mas, tolong buatin surat ijin dong aku kemarin Sabtu kan ngak masuk gegara mas Bram juga sih” kata Tasya sambil menyerahkan secarik kertas dan bapoin ke padaku

“Ia sayang sini kertasnya” kataku sambil mengambil kertas yang di berikan oleh Tasya dan aku menulis surat ijin umtuk Tasya

Sememtara Tasya menyelesaikan pekerjaan membuat sarapan pagi Roti berisi kornet yang di panggang untuk sarapan pagi yang sangat sederhana, setelahnya Tasya mempersiapkan buku pelajaran untuk hari ini dan segera ganti baju seragam sekolahnya abu abu putih untuk di gunakan pada hari ini

“Wih istriku cantik nian pagi ini, pakai pakaian seragan SMA jadi horne nih”ucaku sambil memeluk pinggang rampingnya dan memberi kecupan di kening nya kemudian turun ke bibrnya yang selalu membat aku selalu bergairah

“Mas hih ini Aku nanti telat lagi, kan hari senin nanti ada upacara lagi” kataTasya

Aku melepaskan pelukanku dan duduk di meja makan dan Tasya duduk di pangkuanku seperti biasanya kalau aku berada di kota ini sarapan pagi pastilah Tasya seleu minta dipangku sambil saling menyuapi jam 6.00 Tasya pamit untuk berangkat setelah merapikam pakaina nya yang sedikit berantakan

“Mas aku berangjat dulu ya” kata Tasya sambil mencium tangan kananku tanda bakti kepadaku dan aku tarik kepala Tasya sambil memberi keupan pada keningnya

“Jangan nakal ya di sekolah” kata ku sambil mengantar Tasya sampai di depan pintu apartemen

Tasya tidak menjawab malah meleletkan lidahnya, gemesin

Aku sendiri dalam kamar apartemen Tasya, dan aku duduk di depan TV dan melihat acara TV nasional tapi ngak ada yang menarik tak lama kemudian Rini anakku telp

“Hallo” kata ku membuka percakapan

“Ayah jadi kan nganter aku ke pengadila agama kan” kata Rini

“Jadi, nih ayah tunda pulangnya sampai urusan mu selesai” kataku

“Nanti ayah jemput aku ya” kata Rini

“Jam 8 nan aku OTW ya, kamu udah siap” kataku

“Sebentar lagi ayah baru selesai mandi” kata Rini

“Suamimu Jhon pulang tadi malam” kataku,

“Ngak ayah, tadi malam sekitar jam 11 dia ngabari kalau ngak pulang mau tidur di rumah temannya dan aku sudah ngak peduki kok ayah” katanya

“Ya udah, tunggu ya aku segera berangkat dari pada di apartemen sendirian, Tasya masuk sekolah hari ini” kataku

“Ya udah aku tunggu ya ayah” kata Rini

“Ya udah” kataku sambil menutup telp ku

Aku bersiap berganti pakaian yang sudah di siapkan oleh Tasya dan 15 menit kemudian aku sudah berada di dalam mobil kesayanganku dan meninggalkan apartemenku, 30 menit aku sudah sampai di depan rumah anakku Rini dan keluar dari dalam mobil langsung masuk kedalam rumah

“Ayah mau minum apa, kopi yah” kata Rini

“Ngak usah udah minum kopi tadi pagi di bikini Tasya juga” kataku

“Sarapan dulu ayah” kata Rini

“Ngak perlu Rini tadi udah sarapan bersama Tasya sebelum berangkat ke sekolah” kata ku

“Sykur lah kalau Tasya sudah banyak berubah dan mengerti tanggun jawab sebagai seorang istri, dulu dia ngak penah menyentuh dapur sama sekali tapi sekarang harus juga ke dapur dia ha ha ha” kata Rini

“Memang harus nya demikian juga kan” kata ku

“Sebentar ayah aku ambil dulu dukumen nya” kata Rini sambil melangkah masuk kamar

“Rin, kamu udah hubungi suamimu ajak sekalian ke pengadilan Agama biar urusannya cepat selesai” kata ku

“Udah tadi malam aku ingatkan ke pengadilan agama kalau kamu mau cepat uangmu yang aku pinjam cepat kembali dan dia menyanggupinya ayah” kata Rini

“Ya udah kalau begitu biar urusannya cepat rampung juga, prediksi ayah sih kalau urusan cepat selesai mungkin dalam 1 – 2 minggu sudah akan selesai kok” kata ku

“Ngak lebih ayah kan ada acara negosiasi juga” kata Rini

“Buatlah berita acara kalau niat kalian sudah bulat dan tuntutan mu masuk akal juga sih buat beberapa poin aja yang pasti ngak akan ditolak misalnya hal Jhon berselingkuh sampai punya anak tunjukan photomu ke mereka itu yang pertama, yang ke dua sudah 2 atau 3 bulan kamu sudah ngak dapat nafkah batin dan sudah pisah ranjang mungkin dari Jhon juga punya bukti juga kamu berselingkuh dengan brandongmu mukin video yang di tunjukkan ke aku bisa jadi bukti yang kuat kamu akui aja kalau tindakan ini sebagai balas dendam ke suaminu jadi impas dong yang suami menikah diam diam dan istrinya selingkuh sama brandong ha ha ha” kataku sambil tertawa

“Benar juga tuh” kata Rini

“Wah ayah hebat ya mudah mudahan cepat selesai, setelah dari pengadilan agama ayah antar aku ya mencairkan chek yang di berioleh mas Tono masukke tabunganku aja atau aku buka tabungan baru yah” kata Rini

“Sebaiknya kamu buka tabungan baru alasannya tabungan untuk bisnis dan di bedakan dengan tabungan pribadi, pihak bank pasti menyetujui apa lagi nominalmua sangat fatastis 5 M” kata ku

“Oke ayah aku terima saran ayah, dan uang dolarku nagai mana” kata Rini

“Biar aja berbentuk dolar kalau butuh baru di cairkan melalui money changer gampang itu” kata ku, lanjutmya “Anak anakmu di kasih 5 lembaran dan aku 10 lembar juga boleh ha ha ha”

“Gampang itu ayah” kata Rini

“Ngak ngak usah ya aku cuma bercanda kok” kataku

“Usah juga ngak papa ayah anggap saja itu uang nemu” kata Rini dengan senyum

“Kalau itu mah terserah kamu aja” jawan ku

“Ayo deh kita berangkat sekarang” kataku

Aku dan Rini berangkat menuju Pengadilan Agama yang terletak di jalan Sudirman cukup jauh juga hampir 1 jam perjalanan. sesampainya di sana aku dan Rini segera menuju ke lantai 2 dimana langsung menghadap ke panitera pengadilan agama untuk urusan perceraian tak lama kemudian datang Jhon juga datang dengan temannya dua jam kami ada di pengadilam agama dan semua urusan bisa diselesaikan dengan cepat dan sudah ditentukan juga tanggal siding gugatan cerai antara Rini Kusuma Wardani dengan Jhon Wira Sakti, kami hanya menunggu siding selanjutnya minggu depan

Aku dan Rini berpisah dengan Jhon di parkiran mobil

Aku mengantar Rini langsung ke bank yang ada tabungan Rini dan bertemu dengan costumer servis dan langsung di layani Rini membuka tabungan baru dengan ATM baru dan buku tabungan baru dan mendapat sebendel buku chek yang bisa di cairkan kapan saja dan Rini mencairan 2 lembar uang dolarnya untuk di jadikam rupiah

Jam menunjukan jam 13.00 Aku mencoba mengghubung Tasya tapi tak di balasnya

“Ayah yok cari makan dulu udah laper nih” kata Rini

“Mau makan di mana” kataku

“Aku tau kesukaan ayah nasi pecel kan” kata Rini

“Ha ha ha kamu masih inget aja kesukaan ayah” kataku

“Masih inget dong, tu di belakang sekolah Tasya ada warung makan nasi pecel pasti ayah suka tapi ramai ayah harus tunggu banyal pembelinya” kata Rini

“Mau paati enak tu kalau banyak yang tunggu” kataku

“Ya kita ke sana nanti kalau sudah sampai di sekolah Tasya aku arahin ya yah” kata Rini

“Ok” jawabku sambil memutar arah menuju selolahan Tasya. tidak lama 15 memitan udah sampai tempat penjual nasi pecel dan tertera di Spanduk di depan warung sederhana dengan pembeli sampai membludak keluar warung tenda dengan nama “Pecel Bu Temu”

“Ayah tunggu di mobil aja ya, tu antriannya panjang nanti kalau dapat tempat aku WA dan ayah baru masuk” kata Rini

“Baik, Rin” kataku

Rini turun dari mobil dan menanti di teras tenda Warung Nasi Pecel Bu Temu

Sementara aku iseng WA sama sayang ku yang masih belajar hanya satu kata Kangen

Tak benerapa lama ada balasan dari Tasya kekasihku

“Ya sasang aku juga, tapi sabar ya masih 2 jam lagi”Jawab Tasya​

“Lama bener sih sampai jam berapa” WA ku

“Sampai jam setengah empat, sayang ada pemadatan jam tapi hari sabtu aku libur”jawan Tasya​

“Sabtu minggu kamu libur ya” kata ku

“Ya, mas suka kan bisa lama juga ketemuan sabtu dan minggu” jawab Tasya​

“Tentu dong ha ha ha” kataku

“Mas Ada di mana” kata Tasya
“Aku bersama ibumu baru di tempat warung nasi pecel bu Temu belakang sekolahamu” kataku

“Ya udah selamat makan siang, dengan mama” kata Tasya, lanjutnya “Daahhh sayang aku masih ada pelajaran lagi nih”​

“Ya udah jangan nakal ya” kata ku

Baru aja selesai WA nan dengan Tasya ada telpun masuh ternyata dari Rini, setelah aku anggkat dan menjawab Hallo

“Ayah turun aku udah dapat tempat duduk” kata Rini

“Baik ayah segera turun” kataku sambil menaruh HP di dalam saku dan turun dari mobil dan masuk dalam warung makan nasi pecel bu Temu, dan baru aja masuk Rini berdiri dan melambaikan tangannya kea rag aku dan aku menghampirinya.

Setelah aku duduk di samping nya

“Ayah mau minum apa” kata Rini

“Teh manis tapi yang hangat ya” kataku

Dan Rini berdiri dan melangkah untuk memesan makanan untuk kami dan minumannya juga menanti tidak lama kemudian pesanan kami sudah di hadapan meja langsung tancap baru satu suapan telphon genggam Rini berdering dan di lihatnya dari Dion lalu diangkatnya

“Hallo Dion” kata Rini

“Ya ma, mama di mana” kata Dion

“Mama sama eyang di rumah makan bu Temu, kamu dimana” kata Rini

“Ya mama, tak kirain di apartemennya mbak Tasya aku udah di lobby nih” kata Dion

“Ya tunggu aja di situ sebentar lagi mama dan eyang kakung ke situ, kamu udah makan” kata Rini

“Belum ma” kaya Dion

“Mau nasi pecel tak bungkusin ya” kata Rini

“Mau ma” kata Dion

“Ya tunggu di situ paling ½ jam udah sampai di situ” kata Rini

“Yeeesss” jawab Dion

“Siapa” kataku

“Dion ayah udah sampai ke apartemen kakaknya” taka Rini

“Ya udah cepetan makanannya kasian dia sendirian di sana” kata ku

“Sementar ayah aku pesan untuk di bungkus satu sama Es kolak pisang kesenanganya” kata Rini

Aku hanya mengngguk dan Rini berdiri memanggil pelayan yang berdiri di dekat mereka dan setelah memesan makanan nya Rini duduk kembali dan melanjutkan makanan nya

Setengah jam kemudian Aku dan Rini sudah sampai di apartemen Tasya dan bertemu Dion di Lobby, langsung mereka aku ajak masuk ke kamar apartemen Tasya di sentraland apartemen ini. Begitu masuk apartemen Rini dan Dion sama sama bengong melihat photoku dan Tasya memakai kebaya yang ada di atas TV dan photo Tasya sendiri memakai kebaya

“Kapan nih yah, photonya kok aku ngak tau” kata Rini

“Ketika di Solo kemarin setelah penyerahan hak kepemilikan Larasati Group dari tangan Ibumu Niken ke Tasya” kataku

“Ya eyang tampak ganteng dan mbak Tasya cantik juga pakai kebayak seperti itu” kata Dion

“Sayang, makan dulu gih katanya kamu laper belum makan” kata Rini ke anaknya Dion sambil menyerahkan tas kresek bersisi nasi pecel dan es kolak kesukaannya

Dion menerima bungkusan yang di berikan oleh ibunya dan membawanya di meja makan dam mengambil piring dan gelas di rak piring dan gelas di almari diatas dapur dan memakannya dengan lahap

“Kasian deh sampai kelaparan gitu” kataku sambil mengusap kepala Dion cucuku

Rini duduk di sofa di ruang keluarga dan menghidupkan TV kabel yang terpasang mencari cenel siaran TV HBO kesukaannya.

“Enak juga ya ayah apartemennya” kata Rini

Lalu Rini melangkah memasuki kamar tidur yang cukup besar tempat tidur untuk dua orang, ada meja rias di pojok dan kaca setinggi manusia menghasi salah satu dinding di kamar tidur tersebut, kemudian melangkah ke samping ada ruangan dan masuk ternyata semacam gudang yang berisi almari besar, meja setrika, dan meja kecil berisi peralatan mandi dan peralatan cuci di samping juga ada mesi cuci. Dan Rini membuka pintu kamar sampingnya adalah kamar mandi

“Enak juga ya ayah” kata Rini, lanjtnya “Ini di sewa atau di beli yah” tanya Rini

“Aku ngak tau Tasya yang tau, nanti tanyakan ke Tasya senditi aya ya” kataku

Tiba tiba HP ku merbunyi tanda panggilan masuk. aku lihat dari Tasya

“Assalamualaikum sayang” kayaku

“Wallaikumsalam mas, ada di mana” kata Tasya

“Mas udah ada di apartemen bersama ibumu dan adikmu juga” jawabku

“Ya udah aku langsung pulang, Assalamualaikum” kata Tasya

“Wallaikumsalam” jawabku sambil memetikan phonsel ku

Seprempat jam kemudian Tasya sudah sampai di apartemennya dengan membawa makanan yang di belinya di lobby apartement tersebut

“Selamat sore ma” kata Tasya sambil menjabat tangan mamanya dan mencium tangannya

“Hai Tasya kok sore sekali sih pulangnya” kata Rini

“Ia ma, kan ada perubahan jam pelajaran istilahnya pemadatan istilahnya sehingga hari Sabtu libur” kata Tasya

“Wah enak ya mbak Tasya hari Sabtu libur jadi 2 hari dong liburnya Sabtu dan Minggu, jadi ngiri nih” kata Dion

“Enak kan dik, ha ha ha, tapi juga ada ngak enak nya lho, Senin sampai Kamis masuk sampai jam 4 sore belum ada pelajaran tambahan lagi, coba kapan istirahatnya” kata Tasya

“Bener juga ya mbak, tapi kan mbak Tasya hanya kurang 2 – 3 bulan mendatang lalu libur panjang gitu sebelum di terima di perguruan tinggi” kata Dion

“Kamu ini yang di pikir liburnya saja, tapi sebelumnya harus berjibaku dulu dengan ujian nasional dik” kataku

“Dion, Tasya sini duduk di dekat mama, mama akan ngomong sesuatu” kata mama

Aku dan Dion mengambil korsi makan dan duduk di samping mama dan mas Bram duduk di sofa berdekatan dengan mama

“Mau omong apa si ma kok serius amat” kata Dion

“Gini, Dion dan Tasya, kalian udah pada besar semua dan mama harap kamu bisa menerima keputusan yang mama dan papa buat untuk kedepannya tadi pagi mama di antar sama ayah Bram ke pengadilan agama untuk gugatan cerai, mama minta cerai dari papa kamu karena mama sudah ngak nyaman lagi bersama papamu, dan hasil dari petemuan mama dan papa yang di saksikan oleh ayah Bram antara lain papa sudah setuju untuk secepatnya bercerai dan harta gono gini hasil perkawinan papa dan mama berupa rumah di Jl Sultan Agung yang sekarang di tempati akan di hibahkan ke kamu Dion sebagai akan mama dan papa, Tasya jangan meri ya, kamu kan udah dapat warisan dari eyang putrimu kan” kata mama

“Ya ma, aku ngak akan iri sama Dion memang sebaiknya harta peninggalan mama dan papa rumah bersama isinya dan mobil jatuh ke tangan Dion yan berhak atas peninggalan tersebut” kata Tasya

“Ma jadi aku sendiri ya menempati rumah segede itu” kata Dion

“Ya ngak lah itu kan kepemilikan saja sedang mama, papa mbak Tasya dan eyang kakung juga masih bisa tinggal di sana lagian mbak Narti dan pak Trisno juga masih di sana sebagai pengurus rumah dan sopir kamu nantinya, nanti gajih pak Trino di tanggug papa dan mbak Narti di tanggung mama dan sebuah tabungan senilai ½ M untuk biaya hidupmu dan biaya studimu” kata mama

“Ya ma, aku mengerti” kata Dion

Mama Rini mengambil Tas yang di sampingnya dan mengekuarkan amplop cokalt dan mengambil 5 lembar uang 10 ribu dolar amerika dan di berikan ke Tasya dan 5 lembar lagi ke Dion juga 10 lembar untuk ku

“Ini rejeki mama yang bisa di nikmati saat ini” kata Rini

“Makasih mama” kata Tasya dan Dion secara bersama

“Makasih Rini” kataku sambil mengipas ngipaskan bendel uang 10 lembar kearah badanku

“Ini nilainya berapa ma” kata Dion

“Kalikan sendiri aya kalau 1 dolar bernilai selitar Rp 14000.00” kata Rini

“Hoi, banyak amat mah” kata Dion

“Ya udah itu rejekimu kok” kata Rini

Tasya menerima pemberian Rini dengan tersenyum dan berdiri sambil mencium pipi mamanya dan mengucapkan trima kasih.

“Sana ganti baju dulu bauk sekali Tasya” kata Rini sambil mendorong badan Tasya menjauh darinya Tasya hanya tertawa dan masuk kamar untuk ganti pakaian dan cuci muka biar kelihatan segeran

Aku berdiri dan mendekati tempar duduk Rini sambil mencium kening Rini dan mengucapkan terima kasih padanya

“Apa sih ayah kan aku yang seharusnya berterima kasih sama ayah semua urusanku berjalan lancar tanpa hambatan apapun” kata Rini

“Bukan hanya ini saja aku berterima kasih kepadamu Rini, karena atas persetujuanmu juga akan melancarkan hubunganku dengan Tasya menjadi pengganti ibumu Niken Larasati” kataku

“Ya ayah, itu kan win win solution yah, aku juga butuh restu ayah untuk melancarkan hubunganku dengan mas Hartono ya kan yah, karena apapun yang tejadi ayah akan menjadi wali aku dalam perkawinan ini” kata Rini

“Ia sih” kata ku

Tasya keluar dari kamar mandi sudah berganti pakaian dengan beby doll kesukaannya tanpa menggunakan Bra dan celana dalam sehingga putinggnya tercetak jelas di baju yang di pakainya dan duduk di antara mama dan mas Bram

“Tasya kamu harus berterima kasih pada mamamu sudah merestui kamu untuk menjadi istriku pengganti eyang putrimu Niken” kataku

“Serius ma” kata Tasya seakan ngak percaya dengan apa yang dia dengar

Rini hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada nya

“Terima kasih ma” kata Tasya, lanjutnya “Aku khawatir kalau mama ngak setuju atas keinginanku menjadi istri eyang kakung pengganti eyang putri Niken”

“Kalau mau jujur aku juga galau tapi aku bisa berbuat apa karena ibumu, mbakyu Sulastri dan bapak mu mas Margono juga sudah pada setuju lalu eyang putrimu, bunda Niken juga setuju, kalau pun aku ngak setuju kamu juga akan terus melangkah dan setelah aku pikir lagi ini sebagai penebusan dosa dosa mama selama ini yang telah menolak kamu dan menyusui kamu semenjak kamu lahir di dunia ini” kata Rini sambil meneteskan sebutir airmata di pipinya, lanjutnya “Maafkan mama ya sayang” kata Rini

Mereka berdua saling berpelukan dan menangis bersama mungkin bagi Rini ini tangisan penyesalan tapi mungkin juga bagi Tasya ini merupakan tangisan kebahagiaan.

Aku dan Dion hanya bisa menatap mereka dengan begong dan tak bisa berbuat banyak, setelah tangisan mereka mereda

“Udah mbak, jangan nangis lagi malu tu sama pacarmu ya eyang kakung” kata Dion

“Kamu anak kecil tau apa tentang pacar pacaran” kata Tasya sewot

“Ya mbak Tasya gimana sih, kan dulu juga kalau jurhat ke aku jadi aku tau semua nya mbaknya payah deh” kata Dion

“Tu lihat eyang, mbak Tasya kalau marah bakal perut aku jadi biru biru” kata Dion

“Ya adk sayang kamu masih kecil ngak perlu ikut campur urusan orang gede gede gini” kata Tasya

“Ya coba terangkan mbak, aku harus manggil apa kalau mbak Tasya jadi istri eyang kakung” kata Dion

“Ya apa to arti sebuah panggilan kalau hati aku sudah menjadi satu dengan mas Bram, terserah kamu ajalah enaknya panggil eyang kakung Bram dengan apa saja ngak masalah kok, ya kan mas Bram” kata Tasya

“Benar Dion kalau di pikir lucu juga ya, hati eyang kakung mu ini sudah menyatu dengan kakakmu Tasya dan ini sudah di kekalkan dengan sebuah ritual yang mereka sebut panyatuan jiwa raga, dan setelah itu eyang kakungmu ini sudah menjadi satu dengan kakakmu Tasta bukan lagi dua melainkan satu, satu hati, satu rasa semua sudah menyatu” kata Mas Bram memberikan penjelasan ke Rini dan Dion, tanggapan mereka hanya melongo seakan tidak pecaya

“Senentar ya, aku ambil photo ketika ritual penyatuan jiwa dan raga di Kalimantan kemarin” kata Tasya sambl beranjak mengambil lattop yang di simpannya di dalam almari. Dibuka nya dan langsung membuka galeri folder Kalimantan dan sub ritual

Diperlihatkan photo sedang berlangsungnya upacara adat suku Dayak dengan ritual yang di namakan ritual penyatuan jiwa dan raga, ketika adegan minum darah setelah tangan mas Bram di tusuk sehingga keluar darah kemudian tangan Tasya juga di satukan dengan tempat minum yang sama dan mereka secara bergantian meminum cairan dalam gelas itu setelah di tambah dengan ramuan semacam jamu

“Eh, benar ya jadi eyang kakung sudah di persatuan dengan mbak Tasya ya” kata Dion

“Mangkanya kan seperti tadi aku nyatakan kepada ayah dan Tasya walaupuna aku ngak setuju kalian juga akan bersatu juga dalam sebuah perkawinan suci” kata Rini

“Ya ma terima kasih atas segala pengertiannya ke aku dan mas Bram” kata Tasya dan kini sudah tidak sungkan lagi memeanggil namaku dengan sebutan mas walau ada Dion dan mamanya sendiri, kembali Tasya dan Rini seling berpelukan tapi tidak dengan linangan air mata

Akhirnya Rini dan Dion pamit untuk pulang ke rumah jln Sultan Agung dengan menggunakan taksi on line dan Bram juga berpamtan kalau besok akan kembali ke Solo ke Rini dan Dion untuk menajalankan perusahaam Larasati Group.


----skip----

Pov Tasya Anggraeni

Sepulangnya mama Rini dan Dion, tangan aku lansung pada pundak mas Bram dan memberiku ciuman di bibir mas Bram dan di balasan ciumanku dengan lembut penuh kasih sayang

“Terima kasih mas, atas perjuangannya sehingga mama Rini luluh menyetujui hubungan in” kataku

“Sudah sewajarnya Jeng Tasya mendapatkan restu dari mama Rini, yang tadi kelihatannya sangat menyesal atas perbuatannya meninggalkan mu di tempat Masgono dan Sulastri, dan ini mempunyai dampak yang positif terhadap hubungan ku denga mu Tasya sayang ku” kata mas Bram

“Ayo mas mandi dan sholat mengucap sukur atas limpahan rahmat Nya” kataku mengingatkan mas Bram supaya sholat bersama karena waktu sudah masuk waktu magrib

Aku langsung mengambil handuk dan masuk kamar mandi untuk ritual madi dan badan menjadi segar, setelah selesai mas Bram juga mandi dan setelahnya melakukan sholat berjemaah dengan mas Bran, sambil menanti waktu sholat I’sha aku ambil Al Quran dan membaca salah satu ayat yang terpilih secara acak dan mas Bram mengamini apa yang aku baca dalam kitab Suci Alquran tersebut sampau waktu I’sha berlangsung

Selelah shalat I’sha aku dan mas Bram mencari makan di depan apartemen kalau malam banyak warung kali lima di sepanjang jalam Ki Mangunsarkoro, Setelah kenyang aku dan Mas Bram pulang ke Apartemen dan aku langsung belajar mengulang pelajaran hari ini dan mempersiapkan pelajaran untuk besoknya. sampai jam 10 an aku belajar setelah selesai belajat aku tengok mas Bram sudah teridur di sofa dirunang tamu dengan TV masih menyala, aku tersenyum melihat mas Bram tertidur di depan TV yang masih menyala, aku bangunkan mas Bram dengan sebuah ciuman dibibirnya dengan sangat lembut yang lama kelamaan mas Bram terbangun dan langsung meraih tubuhku sehingga aku jatuh menindih tubuh mas Bram dan menngecup keningku dengan lembut sambil bilang

“Jam berapa Jeng” kata mas Bram

“Baru jam 10 kok mas, tidurnya di lanjutin di tempat tidur gih” kataku

“Cium dulu kan dari kamu pulang sekolah belum juga cuim cium aku” kata mas Bram

“Mas Bram lupa ya kalau tadi sehabis mama dan Dion pulang kan sudah dapat ciuman dari aku” kata ku sambil mencibirkan bibirnya

“Oh ia mas lupa, tapi kan hanya sebentar jeng ngak terasa” kata mas Bram

“Kalau mas mau ciuman yang lama harus di tempat tidur dong” kataku sambil merabai penis mas Bram yang mengelantung sempurna di balik kimono yang di pakainanya

Tanpa di komando dua kali mas Bram langsung menggendog aku dambil menciumi pipiku dan keningku dan mengangkatnya ke tempat tidur dan menurunkan aku disamping tempat tidur dan segera melepas kimono yang aku pakai dan tangan ku yang sudah mulai mahir untuk melepas kimono yang mas Bram pakai sehingga dalam waktu jurang dari 5 menit kami sudah sama sama telanjang, penis mas Bram sudah mulai setengah tegang walau belum penuh.

Aku duduk ditepi tempat tidur sambil memegang penis mas Bram yang berdiri menghadap aku sambil membelai rambutku yang terurai panjang sebahu, mata kam saling bertemu dan saling melempar senyuman manis masing masing dan tak lama kemudian mas Bram membungkukkan badannya mencium bibirku yang siap menerima kulumannya. diangkatnya pundaku supaya berdiri di sampingnya dan di rekuhnya kubuhku dalam dekapan dan pelukan hangatnya sambil teus menerus mencium bibirku seakan tidak mau dilepaskannya tanganmas Bram mulai merabai pantat ku dan meremasnya denga lembut dan tanganku pun mulai menerobos di selah selah pinggul kami sehingga tangan ku mennyentuk kemaluan mas Bram yang mulai membengkat samil meningmati remasam pantatku dan ciuman mas Bram dan tangan kananku meremasi kemaluan mas Bram yang semakin lama semaki membesar

Didorongnya tubuhku sehingga aku jatuh terlentang di tempat tidur dan di bukanya selangkanganku dan mas Bram rebahan memekku dan bibir mas Bram yang untuk mencium bibir atas ku sekarang berpindah ke bibir bawahku kecupan demi kecupan aku rasakan di bibir bawahku dan sapuan lidah mas Bram menyapi celah bibir mawahku yang mulai membuka dan sekali kali tidah mas Bram menerobos masuk ke liang peranakan ku yang sudah mulai banjir sedang tangan kanannya memerobor ke bawah selakanganku dan menggapai nenen ku dan memainkan puttingku sedang tangan kirinya merabai kelentitku yang mulai membesar tapi hanya sebentar kemudian beralih fungsi mulut dan bibir mas Bram menciumi kelentit aku dan dua jari tangan kirinya menusuk lubang memeku yang sudah membanjir

“Aaahhhhhhh, sihhh, sihhh” kata ku berulanga ulang denga serangan gencar dua jari dan lidah dan mulut mas Bram menyerang memeku dan tangan satunya lagi memelintir putting susuku secara bergantian makin lama semakin enak dan aku merasakan ada gelombang yang maha dasat yang bergerombol di ujung vaginaku, dan tanpa sadar aku meraih kepala mas Bram dan menekannya lebih dalam tapi mas Bram tidak menghindar tapi mempersiapkan mulut nya membuka untuk menerima semburan air cintaku

“Aaaahhhhhhhhhh” pinggul ku kuangkat setinggi tingginga badan ku melengkung dan merasakan orgasme dasat yang aku terima sambil memejamkan mata merasaran getaran orgasme yang suguh membuat jiwa melayang tebang tinggi menggapai bintang kenikmatan setelah reda mas Bram bergerak ke atas bersama pinggulnya dan melangkai badanku dan menyodorkan penis besarnya minta di bahasi dulu dengan mulut dan ludahku

Hanya sebentar kemaluan mas Bram sudah basah kuyup dan segera menarik badanku agar lebih ke tengah tempat tidurku dan meposisikan penis ma Bram di antara selakanganku dan kontol besarnya menempel pada mulut vaginaku yang siap menerima kakasih hatinya dan mencepitnya sekuat kenaga, mas Bram mendorong penis beras nya masuk ke area vaginaku dan setelah masuk mas Bram merebahkan dirinta meindih tubuh ku sempurna, kelamin kami saling menyatu menjadi satu juga perut dan payudaraku menyatu sepurna tangan kiri mas Bram berada di sebelah kananku untuk mengurangi tekanan tubuhnya yang kekar setelah merasa nyaman dalam kedudukan seperi itu pinggung mas Bram mulai melakukan tugasnya mendorong kontol mas Bram masuk dan keluar lagi pada lubang vaginaku, memek ku merasakan keanakan atas desakan kontol jumbo mas Bram masuk dan keluar terus menerus dan ini membawa kenikmatan tesendiri dan memacu agar pantatku untuk lebih bisa bergoyang seirama dengan tekanan kontol jumbo mas Bram

Keringatku dan kerinat mas Bram mulai membasahi sekujur tubuhku dan tubuh mas Bram tangan ku yang bebas merabai sekujur tubuh mes Bram dari pangkal pantat sampai punggug yang mulai basah kadang kadang juga aku bisa menjangkau peler mas Bram yang selalu bergoyang seirama genjotan pinggul mas Bram yang tak mau diam terus begerak maju mundur gerakan semakin lama semakin cepat seiring dengan detak jantung yang semakin meningkat dan akhirnya

“Masssss, akuuuuhh mmaauuhhhh keelluuaarrrrr” kataku tersendat sendat karena nafasku juga tersendat sendat

“Akuuuuu jjuuuuggggaaaa jjjeeennnngggg” kata mas Bram

Dan menekan penis besarnya sedalam dalamnya ke lubang vaginaku dan aku pun melawan tekanan pinggul mas Bram ke atas, persatuan tubuh kami semakin sempurna

“Aaaahhhhhhh mmmmaaaaasssssss” kataku serrrrtttt sseerrrrrtttt sseerrrrtttt

“Terimaaaa jeennggggg benniihhhh cinnttakkuuuuu” kata mas Bram Chootttt chooootttt chooootttt berulang ulang

Setelah lebih adari 5 manit tubuh mas Bram terkapar di samping kiri tubuh ku setelah melepas kontol berasrnya yang penuh lendir cita maki berdua dan mas Bram meraih kepalaku memberi ciuman mesra di bibirku dan aku membalasnya dengan ciuman yang tak kalah panasnya

Mas Bram duduk mengambil selimut dan menyelimuti tubuh telanjang kami dan mas Bram tidur dengan terlentang dan kepalaku beada di dada bidang mas Bram nyaman





Bersambung ke part 32
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd