Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Decision Heart (Keputusan Hati)

Agan agan yang baik perkenankan ane posing sebuah cerita yang mungkin ngak pernah terjadi di dumia nyata, ini hasil dari imajinasi ane
Buat mimin, momod perkenankanlah ane posing cerita yang mengandung konten dewasa. Buat agan agan penyinta cerita dewasa forum semptot tercita. Ini cerita perdana ane,

Semoga berkenan

Salam semprot

Indek ....

Prakata .... halaman 1
Part 1: Menyosong Senja .... halaman 1
Part 2: Puber ke dua ...... halaman 3
Part 3: Detik detik ..... halaman 5
Part 4: Cinta Pertama .... halaman 6
Part 5: Kejutan ..... halaman 7
Part 6: Sang Pemimpin ..... halamam 9
Part 7: Sebuah Kemesraan .... halaman 11
Part 8: Kemesraan 2 .... halaman 12
Part 9: Hari Pertama ....... halaman 13
Part 10: Kenakalan Tasya ..... Halaman 14
Part 11: Pernyataan Cinta .... halaman 14
Part 12: Sebuah Janji ........ halaman 15
Part 13 :Berita dari Palangkaraya .... Halaman 15
Part 14: Perjalanan ke Kalimantan ... Halaman 16
Part 15: Ritual Kalimantan ..... Halaman 17
Part 16: Sebuah Anugrah .... Halaman 17
Part 17: Rahasia ...... Halaman 18
Part 18: Biarkan Aku Menjagamu .... Halaman 19
Part 19: Sebuah Pertemuan .... Halaman 20
Part 20: Konpensasi .... halaman 21
Part 21:Fatamorgana .... Halaman 22
Part 22: Bingung kan? .... Halaman 23
Part 23: Pergantian Tahun .... Halaman 23
Part 24: Mama .... halaman 24
Part 25: Mencari Kebenaran .... Halaman 25
Part 26: Penolakan .... Halaman 25
Part 27 A: .....






Sebuah penantian yang tidak mempunyai ujung pangkal dari sebuah hati yang ngak jelas, tapi harus aku jalani penantian panjang yang memekan waktu sampai 2 tahun terakhir ini.
Kasih sayang yang tertanam, sudah lama pulang ke haribaan, panggilan Ilahi dari suatu janji sudah terbayar tuntas sampai bunga bunganya sekalian. Meninggalkan sebuah hati yang resah dari sebuah janji setia pada orang tercinta. Menanti sebuah keputusan yang sangat penting dalam remang remang senja yang mengelantung di makan usia.
Menanti sebuah keputusan hati yang selalu mengganggu setiap nafasku, sebuah janji cinta untuk selalu melindungi sebuah hati yang sangat rapuh oleh kecilnya harapan untuk terpenui.

===bram===

Ditengah malam sunyi,
Dalam renung hati yang kian melemah,
Sebuah hasrat yang terpendam dari lelaki tua
Rindu akan kasih sayang yang telah menghilang
Mungkinkah akan timbul kembali
Dari gadis muda belia
Tertanam dalam hati dan sanubari
Dalam penantian yang panjang
Aku lelah ….
Aku haus ….
Aku pasrah ….
Cinta ku hampir punah dalam harapan kosong
Mungkinkah akan terisi kembali
Dalam lagu dan senandung cita yang membara

====bram kusuma====



Part 1 : Menyongsong senja

POV : Bram Kusuma

Seorang kakek duduk merenung seorang diri di di sebuah teras sebuah rumah dengan gaya jawa yang kental sebuah rumah model Joglo yang ia tempati. Sampai saat ini sang kakek tidak mengerti keputusan istrinya yang lebih hampir 2 tahun melinggal dunia karena kangker ganas, penyakit yang tidak pernah disadarinya sejak muda.
Sebuah keputusan yang berat untuk di jalani oleh seorang kakek seperti dirinya. Sebelum Istri ku Niken Larasati meningga dunia dia berpesan pada suaminya agar mau menjadikan cucu tersayang Tasya Anggaeni sebagai istri pengganti dirinya, yang tidak pernah mendapat kesempatan untuk selalu mendamping suami yang kemanapun suami nya bertugas, karena Niken sendiri mempunyai kesibukan yang tak dapat ditinggalkan sebagai owner dari beberapa perusahaan yang dia miliki dan di kelola hingga saat dia meninggal dunia. Perusaan masih berjalan dengan sehat perusahaan yang bergerak di bidang percetakan yang maju dengan pesat. Dan sebuah perusahaan lagi yang bergerak di bidang tranpotasi antar kota dan antar propinsi.
Setelah Niken Larasati meninggal Bram Kusuma pun berhasil mengembangkan perusahaan dengan menambah 2 perusahaan lagi yang satu bergerak dibidang makanan karena aku mempunyai hobby makan enak, sebuah catering dan sebuah Salon dan Butik karena aku hidup di kota Solo yang terkenal dengan bermacam macam batik dan dalam 2 tahun terakhir ini berkembang dengan pesat.

=====
Kembali ke 2 tahun yang lalu.

satu bulan sebelun Niken istriku di panggil menghadapnya.

“Mas kayaknya Niken istrimu ini tidak kuat lagi, badan sakit semua, sebentar lagi kayaknya adik akan di panggil Nya, dan perasaanku tidak tenang, ada perasanan dosa yang amat besar di hati adik mas, adik belum bisa mendampingi mas sepenuh hati, semenjak dulu saat adik nikah sampai saat ini hidup rumah tangga kita menjadi korban karena keegoisan adik mas, aku awalnya berpikir kalau mas pensiun nanti adik pasti bisa manjain mas dan bisa mendampingi mas kemanapun mas pergi, memang perusaanku sudah sehat dan bisa berjalan tanpa aku harus menungguinya selalu, anak buahku sudah bisa jalan sendiri sendiri dan perusahaan ini akan berjalan terus, baik denganku atau tidak mas, tapi yang menjadi adik kecewa, takdir berkata lain, setelah mas pensiun aku malah di beri penyakit yang sangat kronis dan mematikan, mungkin mas bisa memaafkan adik tapi, perasaan bersalah tetep mengganggu setiap tidur adik pesaraan bersalah sudah melaliakan kewajiban seorang istri yang selalu mendampingi suami kemana pun suami pergi dan ini kesalahan fatal adik, terhadap mas“ kata Niken diam sambl menangis sesunggukan dan Bram Kusuma suami Niken hanya bisa memandang istrinya dengan penuh haru dan kasih sayang dan meraba rambut NIken yang sudah mulai jarang karena penyakitnya kini banyak rambut yang lepas sendiri.

“Sudah Niken istriku yang sudah ya sudah, sekarang kita pikirkan yang sekarang dan kedepannya saja, mas juga ngak pernah menyesal atas keputusan adik untuk membesarkan perusaahaan adik yang sudah di rintis semenjak bapak dan ibu masih sugeng (hidup) dan memang sudah kewajiban adik untuk membesarkan perusaahan itu, sebab suatu amanah harus di jalankan, apalagi adik putri tunggal dari almarhum dan almarhumah mau tidak mau adik harus bisa membesarkan perusahaan yang adik kelola, dan mas bangga karena adik sukses membesarkan perusahaan itu “ kata Bram suami Niken.

“Ia mas, maaf adik“ kata Niken sambil meraih tangan suaminya untuk di ciumnya dengan lembut dan Bram membalas ciuman itu dengan ciuman di kening Niken

“Mas, Niken punya sebuah permintaan, maukah mas mengabulkannya“ kata Niken

“Apa itu Niken, kalau mas bisa, mas akan melaksanakan permintaan adik“ kata Bram

“Adik percaya kalau mas bisa menjalankan permintaan adik ini, tapi yang menjadi keraguan adik mas mau ngak memenui permintaan ini“ kata Niken

“Permintaan apa itu“ kata Bram

“Gini Mas, sebelum nya adik minta maaf, ini semua untuk kebaikan kita, mas ingat Tasya cucu mungil kita yang ngemesin itu“ kata Niken

“Apa hubunganyan dengan nya“ taka Bram

“Mas ingat, ketika Tasya masik ikut kita dulu dan kalau di tanya Tasya kalau besar mau jadi apa, apa jawabannya mas, mas ingat, jawabannya ingin menjadi istri mas, terus saya tanyak lagi, gimana dengan eyang putri ini, jawabnya, Tasya mau jadi istri eyang kakung walau hanya sebatas sebagai orang ke dua, terus saya tanya lagi, apa sih yang menjadi dasar kamu ingin eyang kakung menjadi suamimu, jawanya sangat mengejutkan mas bahwa menurut Tasya kecil yang masih polos, eyang kakung ganteng kok, lalu eyang kakung penuh wibawa sehingga Tasya merasa eyang kakung adalah seorang yang akan Tasya sayangi dan Tasya cintai eyang“ kata Niken terdiam sejenak, lanjutnya” Dua minggu yang lalu Tasya telpun katanya kangen sama adik mas, dan Tasya menanyakan tentang mas, tentang kabar, tentang siapa yang ngurusi mas sewaktu adik sakit, tentang penyalit adik dan akhirnya dia mengatakan Tasya masih sayang dengan eyang kakung dan akan menjaga eyang kakung selalu mas, dan ada satu lagi, adik ngak mau kalau peristiwa mamanya Tasya terulang kembali ke Tasya, oleh sebab itu adik mempumyai sebuah permintaan ke mas Bram supaya sepulangnya adik di panggil yang kuasa, adik mau mas mengawini Tasya sebagai pengganti Niken“

Bram termenung mendengar permintaan Niken

“Permintaanmu sunggung tidak masuk akal sehat ku Niken, Tasya itu cucu kesayanganku yang aku jaga selama ini dan sekarang malah mau kau jerumuskan supaya aku mengawininya, pikirkanlah lagi NIken sayang” kata Bram sambil membelai rambutnya yang tinggal seberapa penuh kasih sayang
Niken menangis lagi, dasar Niken kalau sudah punya keinginan harus di ikuti dan Bram juga belum pernah tidak mengikuti permintaan istrinya itu, tapi kali ini lain Bram masih bersikukuh untuk menolak keinginan Niken, Lalu timbul suatu pemikiran Bram untuk mengiyakan untuk saat ini tapi besok setelah Niken dipanggil siapa yang tau permintaan ini menjadi kabur seiring berjalanya waktu.

“Okey Niken sayang mas mau mengikuti saran kamu tapi dengan syarat“ kata Bram

“Apa mas syaratnya, biar Niken bisa memenui syarat syaratnya“ jawab Niken penuh kemenagan

“Sekarang Tasya baru kelas X SMA, pikiran nya tentu masih sangat labil dan menurut UUD perkawinan pun minimal usia pernikahan 18 Tahun, jadi mas mau nanti setelah Tasya sudah usia 18 tahun di tanya lagi apakah keinginan menjadi istriku masih berlaku masih banyak kemungkinan Tasya bisa saja menolak setelah usia 18 tahun atau dia punya pilihan lelaki lain yang pantas untuknya, itulah syarat yang aku ajukan, pada dasarnya aku mau setelah Tasya memenui syarat sebagai wanita dewasa” jawab Bram

“ Ok mas, tolong besok panggilkan Haris pengacaraku, supaya mengawal janji mas setelah dua Tahun yang akan datang “ jawan Niken dengan wajah sedikit ceria menjelang ajalnya.

kembali saat sekarang


Niken Larasati istrinku meminta Tasya Anggaeni cucu semata wayangku yang kini sudah duduk di kelas XII di sebuah SMA Negeri di kota Semarang, yang se minggu yang lalu merayakan ulang tahunnya yang ke 18 tahun. Pikiranku menjadi kacau bukan aku ngak setuju atas usulan isrtiku almarhum untuk mengambil Tasya cucuku sebagai pendamping hidupku pengganti dirinya, pernyataan Tasya yang masih tercetak jelas di ingatanku.
Bagaimana dengan ibu dan bapaknya, yang merupakan anak dan mantuku sendiri.
Tasya sendiri pun sudah mengambil sikap mau menjadi istriku, sedang keputusan yang di ambil isrti ku saat itu.
Banyak pertanyaan yang datang silih berganti dan akhirnya aku pasrah, kalau sang semesta memberi ijin pasti semua halangan bisa terlampaui dengan mudah.

Bagaimana dengan diriku sendiri, jujur aku sangat berterima kasih atas perjodohan ini, sebab aku sendiri terlalu sayang pada cucuku Tasya dan setiap malam aku selalu terbayang wajah Tasya yang ayu dan imut yang manjanya ngak ketulungan, apakah aku juga sudah jatuh cinta kepada cucuku sendiri yang masih merupakan darah dagingku senduri, aku ngak tau perasaan apa ini, seperti waktu dulu pertama kali aku ketemu Niken Larasati.

Semenjak seminggu ini aku merasakan ada sesuatu yang hilang dariku apa itu? aku hanya pasrah atas kehendak semesta dan aku ngak berani membayangkan apa yang terjadi besok.

Seminggu yang lalu Aku sengaja datang pada ulang tahun cucuku Tasya Anggraeni di Semarang dan memeng aku sudah punya kamar sendiri di rumah mantuku itu karena aku sering juga tidur di rumah mantu dan anakku itu kalau ada urusan bisnis yang mengharuskan aku tinggal sementara waktu di kota Semarang, bukan urusan bisnis saja kalau rasa kangenku pada cucuku Tasya dan Dion adik Tasya sehingga anak mantuku tidak menaruh curiga apa apa dan memang aku selalu menjaga jarak dengan cucuku Tasya.

Siang itu tepat tanggal 5 Desember xxxx tepat hari Ulang tahun ke 18 cucuku Tasya. Jam 1 lebih mobilku masuk halaman rumah mantuku di jalan Sultan Agung dan di sambut dengan mantu dan anakku. John Wira sakti dan Rini Kusumawardhani didepan rumah setelah aku turun, anakku mencium tanganku di ikuti oleh mantuku

“Ayah, dari Solo jam berapa kok udah sampai? kata Rini anakku

“Jam 8 nan lah, tadi bersama temanku Warisman yang tingga di Jakarta dan mau pulang jadi aku anter ke bandara dulu“ jawabku

“Om Warisman ayah, sekarang tugasnya dimana“ tanya Rini

“Dia masih di Cilangkap katanya sih setaun lagi purna” jawabku

“Jeng, Ayah capai tu malah di ajak ngobrol terus“ kata John matuku

“Ia ia nih“ jawab Rini ke suaminya, lanjutnya “Ayah ayok masuk“ kata Rini, setelah masuk, lanjutnya “Ayah mau minum apa“

“Apa saja boleh, Rini asal yang anget ya ….“ jawabku
Akupun duduk si sofa ruang keluarga di temanni oleh mantuku

“John, bagaimana dengan bisnismu“ kataku setelah kami berdua duduk di sofa

“Banyak permintaan eksport yah, tapi kok kekurangan modal baru pengajuan ke Bank untuk tanbahan modal“ kata John

“Emangnya mau eksport ke mana“ tanyaku

“Ke Eropa dan Amirika, yah ….“ kata John, lanjutnya “Barang sampai di sana baru di bayar“

“Berat juga ya, ngak ada tanda jadi ….“ kataku

“Ada sih yah, hanya 10% dari total pesanan“ kata John

“Berapa bayak?“ tanyaku

“3 kontainer ke Eropa dan 2 kontainer ke Amirika“ jawab John

Kemudian Rini datang dengan membawa dua gelas, yang berisi teh manis untuk ku dan air putih untuk suaminya dan beberapa cemilan yang si taruh di sebuah piring

“Diminum ayah“ kata Rini

“Ya “ jawabku sambil meraih gelas yang berisi teh.

“Bagaimana acara ulang tahun Tasya“ tanyaku

“Nanti malam ayah di resto aja jadi ngak ribet, yang kami pesan khusus untuk acara tersebut” jawab Rini

“Tadi pagi sih Tasya telpun ayah dan memintaku datang dengan acaman harus menjemput Tasya di sekolah“ kataku

“Ayah sih selalu memanjakan Tasya dan Dion“ kata Rini

“Ngak papa Rini, kan ayah ada waktu kok” jawabku

Tiba tiba HP ku berbunyi ada WA dari Tasya


“Eyang udah sampai mana“ WA Tasya
“Udah di rumah”
“Jadi jemput Tasya kan“
“Ya sebentar”
“Tasya udah pulang, di tunggu di gerbang depan ya yang“
“Ya …. “
“Rini, John aku pamit dulu ya, mau jemput cucu ku Tasya“ kata ku

“Hati hati ayah“ jawab Rini dan john bersama sama

Aku mengambil kunci mobil yang ada dimeja dan melangkah keluar rumah dan 10 memit kemudian aku udah sampau di gerbang sekolah Tasya.

Tasya berlari lari kecil menghampiri mobilku dan membuka pintu penumpang di sebelah kiri ku, dan menutup pintu langsung meraih tanganku dan menciumnya dan aku raih kepala Tasya dan mencium kening nya sambil mengucap “Selamat Ulang Tahun Tasya”

“Terima kasih eyang” kata Tasya sambil memasang sabuk pengaman, lanjutnya “Yang, Tasya lapar“.

“Makan di rumah aja ya, sayang …. “ kataku

“Ngak mau, Tasya ingin makan berdua dengan eyang dan ada yang ingin Tasya omongin” kata Tasya

“Kemana“ kanya ku

“Ke H*** h*** Ben*o aja eyang di CL” kata Tasya dengan wajah senang

Aku mengarahkan mobil ke parkiran CL yang tak jauh dari sekolah Tasya. Setelah sampai di CL Tasya turun meraih tanganku dan menggandengnya dengan wajah riang dan lincah, cantik, manja gumanku dalam hati, melihat ke gembiraan Tasya akupun pun tersenyum bahagia

Setelah memesan makanan di resto H*** H*** Ben*o, aku dan Tasya duduk berhadap hadapan di depan meja kecil.

“Tasya mau ngomong apa“ kataku

“Dua hari yang lalu eyang putri Niken menemuiku dalam mimpi eyang kakung“ kata Tasya

“Oh …. iya ….” kataku

“Dalam mimpi eyang putri hanya mengingatkanku dengan sebuah janji yang pernah Tasya ucapkan ketika eyang putri masih di rumah sakit, sebelum meninggal dunia” lanjut Tasya

“Janji apa Tasya“ kataku

“Bahwa Tasya mau membahagiakan dan menjadi istri eyang kakung mengganti posisi eyang putri, yang belum sempat eyang putri berikan ke eyang kakung, mendampingi eyang kakung kemanapun eyang kakung pergi, baik dalam suka dan duka dan berjanji akan menjaga eyang kakung dengan sepenuh hati” kata Tasya

Aku terdiam ngak bisa berkata apa apa mendengar pengakuan Tasya cucu semata wayangku yang cantik penuh ceria

“Dan bagaimana dengan Tasya sendiri apakah masih nau menepati janji Tasya ke eyang putri mu “ kataku, lanjut “Kalau Tasya merasa keberatan ya anggap saja janjimu sudah terpenui, bagi eyang kakung sendiri ngak begitu memikirkan keinginan eyang putrimu, sebab masa depanmu masih panjang dan penuh keceriaan, eyang kakung ngak mau mejerumuskanmu dalam situasi sulit ini, hanya satu keinginan eyang kakung saat ini, ingin melihat kamu dan Dion adikmu bahagia, hanya itu saja, cucu eyang kakung harus tetap bahagia dan ceria menyongsong masa depanmu Tasya “ kataku

“Bagi Tasya, kebahagiaan Tasya kalau bisa memenui janji Tasya ke eyang putri, sebab dulu sebelum eyang putri meninggal sampai sekarang, hanya eyang kakung yang Tasya cintai bukan lagi cinta seorang cucu ke kakeknya, tapi cinta sebagai wanita dewasa ke priya pujaan hatinya“ kata Tasya sambil memegang ke dua tanganku yang masih di atas meja.

“Kok bisa Tasya punya pendirian seperti itu gitu?“ kataku

“Menurut pendapat Tasya, eyang kakung itu ganteng, penuh wibawa, tanggung jawab dan yang terpenting Tasya cinta sama eyang kakung“ kata Tasya

“Apa Tasya ngak akan menyesal memilih eyang kakung menjadi suamimu“ kataku

“Justru Tasya akan sangat menyesal, kalau Tasya ngak bisa membahagiakan eyang kakung dan menjadi istri eyang kakung dan akan mendampingi eyang kakung, kemana eyang kakung pergi“ kata Tassya

“Apa kamu sudah pertimbangkan untung dan Ruginya, Tasya …. eyang kakung sudah tua sebentar lagi dipanggil Tuhan untuk menghadapnya, eyang kakung sekarang sudah 58 tahun sedang kamu masih 18 tahun selisih umur 40 tahun, eyang kakung serorang kakek dengan 2 cucu dan sudah bau tanah” kataku

“Dua malam ini Tasya selalu berpikir tentang eyang kakung, eyang kakung pasti kesepian semenjak ditinggal eyang putri, 2 tahun yang lalu dan Tasya ngak mau melihat lagi eyang kakung kesepian lagi dan Tasya ingin mendampingi eyang kakung setelah Tasya lulus nanti, kalau pun Tasya kuliah akan cari Universitas yang berada di kota Solo supaya Tasya bisa merawat eyang kakung untuk selamanya sampai eyang kakung dipanggil Tuhan“ kata Tasya

“ Apakah itu mungkin Tasya …. kamu ini cucu eyang kakung ngak mungkin di persatukan dalam perkawinan suci“ kataku, sudah ngak ada pilihan lain untuk menolak ke inginan cucuku ini.

“Tasya hanya mau mendampingi eyang sampai akhir hidup eyang kakung, kalau bisa dan memungkinkan, Tasya ingin sekali menjadi istri syah dari eyang kakung, kalaupun ngak bisa Tasya siap untuk menjadi istri bayangan eyang kakung dan ini kan tidak akan merugikan siapa siapa eyang kakung“ kata Tasya, lanjutnya “Perlu di ketahui oleh eyang kakung, sudah lama Tasya menjaga hati Tasya hanya untuk eyang kakung dan menjaga bibir dan vagina Tasya yang akan ku persembahkan untuk eyang kakung, kalau pun eyang kakung menginginkan dan menghendaki sekarang, keperawanan Tasya akan ku serahkan sekarang juga dengan senang hati”

Aku terkejut mendengar pernyataan Tasya dalam benak ku Tasya bukan lagi anak anak lagi pemikirannya suguh dewasa dan pendiriannya sunggung mengagumkan tak tergoyahkan seperi eyang putrinya ya isrti ku Niken Larasati kalau punya keinginan ngak bisa di penggak harus terlaksana apapun resikonya dipikir nanti itulah yang membuat aku benar benat sayang ke istriku Niken sekarang Tasya juga sama kalau punya keinginnan ngak bisa di cegah, Sudah berbagai alasan yang aku kemukakan ke Tasya tapi dengan ringan di jawabnya tanpa beban, aku berpikir ini petanyaan yang terakhir kalaupun aku tau bahwa aku nga semacam itu, ini hanya sebagai tes untuk Tasya

“Satu lagi pertanyaan Tasya, apakah kamu masih tetap mempunyai pendirian ingin menjadi istri eyang kakung dan pengganti eyang putrimu sementara eyang kakung sudah tidak dapat memberikan nafkah batin sebab titit eyang kakung yang lemah dan ngak bisa berdiri lagi?“ kata ku

“Apapun yang terjadi, tujuan utamaku membahagiakan eyang kakung dan sex bagi Tasya bukan tujuan utama, Tasya tetap akan menemani eyang kakung kalaupun eyang kakung impoten yang tak berfusi tititnya “ jawab Tasya

Aku melonggo ngak bisa berkata apa apa, baru kali ini aku mengenal pribadi Tasya yang sebenarnya cantik, periang, dan teguh pendirian persis pribadi eyang putrinya Niken Larasati istriku.

Setelah pesanan datang aku dan Tasya segera menghabiskan makanan dan kembali ke rumah, sesampainya di rumah ditanya Rini kok lama banget di dijawabnya dengan ringan oleh Tasya tadi mampir ke H*** H*** Ben*o dulu ma, lapar sambil masuk ke kamarnya dan aku pun masuk kamar yang di sediakan untuk ku oleh anaku Rini.

Malam harinya pada acara ulang tahun Tasya Anggraeni yang ke 18 tahun di sebuah resto di pinggir pantai yang menyediakan makanan laut. Acara cukup meriah dan banyak teman teman Tasya yang di undang bahkan ada beberapa guru Tasya yang datang, cukup meriah tapi semua itu ngak bisa membuat hati ini tenang masih kepikiran pernyataan pernyataan Tasya cucu semata wayangku pikiranku menjadi kacau.

Apakah aku senang dengan pernyataan Tasya tentang keperawanannya? tentu
…..

Bagaimana tanggapan anakku dan mantuku, Rini dan John bila mengetahui semua ini?

Apa kata teman temanku nanti?

Banyak pertanyaan yang tak terjawab.
Apakah aku juga menyalahkan Niken istriku atau justru berterima kasih pada ya

Jawabku pusing.


sampai disini dulu agan agan tercinta, penyinta cerita dewasa
Jangan lupa kripik yang renyak atau mendoan gereng yang nyemek

Waooo beruntung sekali ya si Bram
 
Lanjut .... suhu ....

Part 2: Puber ke dua

Pov : Bram kusuma

Kembali ke masa kini.

Aku masih duduk di pendopo rumahku yang cukup besar, bangunan ini peninggalan istriku Niken berbentuk Joglo dengan halaman cukup luas didepan ada mushola yang Niken bangun untuk di gunakan oleh masyarakat disekitarnya, disebelah kiri bangunan utama aku bangun untuk tempat fitness dan kolam renang dengan ukuran sedang, untuk sarana olah raga disebelah, kanan ada garasi yang cukup besar untuk menampung 4 atau 5 mobil, di belakang garasi dibangun 4 kamar lagi yang di peruntukan untuk tamu, kalau ada saudara atau teman yang mau menginap, didepan bangunan utama ada pendopo yang berbentuk Joglo yang berukuran 15 x 15 meter, di depan ada gapuro yang di jaga oleh satpan perusahaan.

Dalam seminggu ini aku masih merenung tentang apa yang dikatakan Tasya cucuku di café H*** H*** Ben*o siang itu

Sementara aku menikmati kesendirianku dengan minum kopi kesukaanku dan beberapa makanan ringan yang di sediakan oleh pembantu ku dan HP ku bergetar aku melihat di layar HP dari Tasya

“Hallo cantik” kataku setelah memejet tombol on

“Hallo eyang ku“ jawab Tasya, lanjutnya“Maaf ya eyang, aku baru bisa telpon sore ini, kemarin kemarin aku sibuk banget, kan ada test akhir semester, dari siang sampai sore ada biimbingan belajar di bimbel kadang kadang sampai jam 7 malam“ kata Tasya

“Ngak papa kok Tasya, eyang baik baik saja, ngak perlu banyak kuatir“ kata ku

“Aku hanya akan ngabari eyang kakung, bahwa aku akan ke Solo hari Sabtu siang, pulang sekolah, jadi sampai di sana Sabtu sore yang“ kata Tasya

“Sendiri“ kataku

“Sendiri aja eyang, kan Dion akan ikut mama ke Makasar sama papa juga katanya sih ada urusan bisnis, sambil tahun barunan gitu“ kata Tasya

“Yo wis tak tunggu ya“ kataku

“Eyang tau ngak, waktu eyang memberi hadiah ulang taun berupa kalung banyak to teman teman yang naksir aku pada patah hati, soalnya banyak hadiah yang untuk Tasya tapi hadiah yang dari eyang kakung saja yang aku buka di depan teman teman dan langsung dipasangkan ke leher aku oleh eyang kakung dan eyang kakung menciun keningku, aku bangga sendiri, tau tau kemarin ada temanku marah marah ke aku, marah ngak jelas juga masalahnya, akhirnya aku tau dia cemburu yang, ha ha ha …. “ kata Tasya dengan tertawa

“Benar kan, apa yang eyang kakung bilang, Tasya itu cantik ngak nyesel pilih eyang yang sudah tua dan udah bau tanah ini “ kataku

“Ngak eyang, aku sangat sayang ke eyang kakung biar nanti malam minggu aku buktikan cinta aku ke eyang kakung yang sebesar cinta eyang putri ke eyang kakung“ kata Tasya

“Ya …ya …. eyang kakung percaya ko” kataku

“Ngak pokoknya harus dibuktikan, dan eyang kakung harus mau membuktikan cinta aku ke eyang kakung, tunggu ya eyang kakung, pasti enak deh, pacaran sama eyang kakung“ kata Tasya dengan tertawa, lanjutnya “Udah ah, eyang, aku mau belajar lagi besok jumat hari terakhir test, doain ya eyang kakung biar dapat rengking lagi“ kata Tasya

“Eyang selalu berdoa untuk mu, Tasya dan untuk semua juga“ kata ku

“Selamat malam ya eyang kakung sampai ketemu malam minggu“ kata Tasya

“Selamat belajar juga Tasya“ kataku

Setelah tilpun ditutup aku jadi tambah galau sendiri, apa coba membuktikan cinta Tasya ke aku, ngak mudeng aku maksudnya, mbuh lah, capek aku dalam batin.

Malam harinya aku menghubungi Haris Nasution yang di tunjuk istriku untuk menjadi pengacara istriku Niken Larasati dan menyanggupi akan bertemu dengan Tasya Anggraeni sesampainya di Solo

-------

Sabtu siang setelah aku memerika tamu, dan bicara bisnis trevel, tentang naik Haji plus dengan rekanan sesama trevel biro, aku memanggil sekretaris ku Murtiningsih memeritahkan bahwa hari Senin siang jam 12 atau setelah makan siang aku akan mengadakan rapat dengan semua meneger dan menyiapkan presentasi dari setiap bagian terurana laporan keuangan dan hasil outdit

Aku pulang lebih awal jam 14.00 sampai dirumah, sebelumnya jam 13.00 aku menerima WA dari Tasya berangkat dari Semarang naik Trevel dan aku telah memerintahkan Karno salah satu supir perusahaan untuk menjemput Tasya di poll trevel.

Sampai di rumah, aku langsung ganti baju dengan memakai kimono saten warna biru kesukaanku dan ke ruang makan untuk makan siangku yang sudah di persiapkan oleh bik Surti, prt yang ku tugaskan merawat rumah bagian dalam, setelah selesai makan siang aku ke ruang baca, semacam perpustakaan pribadi dan membaca beberapa artikel tentang naik Haji.

Aku ketiduran ketika aku berada di runag baca, baca buku di perpustakaan kekuarga dan bangun bangun bibirku ada yang mengulum dengan lembut, aku terkecut ketika bibirku merasa basah dan wajah Tasya cucuku tepat di muka wajahku, sunggung dekat dengan wajahku.

“Ah, Tasya ngagetin aja, kapan datang“ tanyaku

“Eyang si tidurnya di bangunin dari tadi ngak bangun bangun lalu, aku cium deh bibir eyang kakung eh baru sebentar udah bangun“ kata Tasya, sambil memegang tanganku lalu di ciumnya biku biku tanganku
Aku masih duduk di korsi baca, langsung Tasya duduk di pangkuanku sambil ke dua tangannya di leherku dan itu sudah menjadi kebiasaan dari kecil walau ada ibu dan bapaknya tetap dilakukan tapi sekarang tambah cium bibir juga mungkin di rumah ini ngak ada siapa siapa yang ada hanya aku dan pembantu yang ada di belakang.

“Gimam sayang, capek“ kataku

Tasya hanya menganggukkan kepalanya, aku pegang kepalanya dan aku cium keningnya dengan lembut dan lama, Tasya memejamkan matanya dan meresapi ciuman dari kakek nya, ada 2 atau 3 menitan baru ku lepas

“Sini belum eyang“ kata Tasya sambil menunjuk di bibirnya

Bibir Tasya yang mungil terbuka sedikit dan lidah terjalur sedikit, aku pegang dagunya dan aku arahkan bibirku menempel ke bibirnya sedikit basah aku mulai menyedot pelan lidah yang terjulur keluar dengan penuh perasaan bibirku mulai mencari celah di bibir Tasya tidak ada respon dari Tasya hanya ke dua matanya terpejam mungkin merasakan sensasi ciuman yang mungkin baru pertama kali Tasya dapatkan, aku pegang kepala sebatas leher dan mencium bibirnya lebih interes lagi, Tasya pun mulai mendesah desah sampai air liur terasa menetes keluar tapi langsung aku sedot lagi, berciuman lagi aku gesekan lidah ku keluar dari rongga mulut aku terobos bibir Tasya yang kecil mungil dan akhirnya mulutnya pun membuka aku masukan lidahku ke dalam ronga mulutnya sampai Tasya kehabisan nafas dan melepas ciumannya, sambil ngos ngos san nafas memburu dan aku tersenyun,

Tasya menyubit pinggangku dengan manja

“Eyang nakal banget sih, tau aku belum pernah ciuman sama sekali, jadi ya gelagapan seperti tadi “kata Tasya

“Tapi suka kan“ kataku

Tasta hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis sekali

“Mau lagi“ kataku

Kembali Tasya hanya menganggukkan kepalanya.

Aku tatap wajah ayu cucuku Tasya dan membalas tatapanku, tersungging senyuman di bibirnya, makin ku dekatan bibirlu ke bibirnya dan bibir kami saling menempel, awalnya hanya sebuah kecupan demi kecupan dan berakhir dengan lumatan panjang, tangan nakalku mulai meraba payudara Tasya yang masih terhalang kaos yang di pakainya dan bra ukuran sedang mungkin hanya 34B. Rabaanku dan remasan tanganku ke payudaranya mulai lancar dan Tasya hanya menikmati setiap rabaan dan remasan di ke dua buah dada nya tanganku mulai mulai menyusup dibalik kaus yang digunakan dan menyingkapkannya ke atas dan langsung mengenai daging di sekitar payudaranya dan menerobos masuk mencari putting cucuku, leguan leguan dari mulai terdengar lagi

“Yaaaaannngggg ….. ahhhhh…..“ Erangan Tasya sambil mendesias desis kegelian, diselah selah suara kecupan dan sedotan yang semakin menggema di ruan baca.
Aku mulai sadar dan menghentikan aksiku untuk mengekplotasi tubuh Tasya bagian atas.

“Udah ya, terima kasih Tasya sudah memberi keperawanan bibirmu ke eyang kakung“ kataku
Tasya terdiam dengan mata sayu, wajah bertambah ayu walau kemarin juga sudah ayu. dan Tasya hanya menganggukan kelapanya. Aku betulkan letak kaus yang dipakai seperti semula

“Udah ya sayang, katanya mau pacaran dulu, malam minggu nanti dandan yang cantik, kita jalan jalan lihat kota Solo sambil makan malam ya“ kataku

“Ia eyang kakung” jawab Tasya manja.

“Yuk duduk di pendopo, temani eyang kakung minum kopi sore di pendopo” kata eyang kakung
Tasya menggandeng tanganku dan melangkah bersama di pendopo duduk sambil menikmati suasana sore yang cerah.

“Eyang, jujur aku baru pertama kali ciuman dan merasakan suatu keberutungan medapatkan ciuman pertama kali dengan bibir eyang yang ganteng” kata Tasya

“Tasya, ini juga merupakan keberutungan eyang karena eyang kakung selalu menyayangi eyang putrimu dan berimbas sayang ini ke dirimu, sebelum terlanjur lebih jauh lagi, Tasya bisa ambil sikap lanjut atau berhenti, kalau berhenti besok tak anter pulang ke Semarang tapi lakau lanjut tungga nanti malam kalau keadaan Tasya memungkinkan“ kata ku

“Lanjut eyang kakung tesayang, kan aku kemarin sudah bilang ke eyang kakung, kakau seluruh tubuh ini akan ku persembahkan untuk eyang kakung seorang, ngak peduli eyang mau menjadi suami syah aku, atau aku sebagai gundik peliharaan eyang kakung“ kata Tasya sambil memegang tanganku semakin erat

“Satu pertanyaan lagi Tasta“ kata ku

“Apa itu eyang kakung yang aku sayangi sejak aku kecil “ kata Tasya

“Eyang ngak mau kamu hamil dulu“ kataku

“Emangnya kenapa kalau aku hamil, apakah eyang ngak mau tanggung jawab“ kata Tasya penuh selidik.

“Bukan itu sayang, eyang ngak mau tanggung jawab?, itu bukan sifat eyang Selama ini“ kataku

“Lalu apa coba ?” kata Tasya

“Kalau kamu hamil sekarang, Tasya akan berhenti dari sekolah, beda kalau kamu sudah menjadi mahasiswa, ngak ada larangan mahasiswi hamil“ kataku, lanjutnya "pernah ngak Tasya mendengar tentang siklus haid”

“Ya ya, aku tau maksud eyang kakung“ kata Tasya, lanjutnya “Pernah sih di terangkan oleh guru biologi ku di kelas XI tahun lalu tapi aku belum begitu jelas jelas amat, tentang sirklus haid eyangku“ kata Tasya

“Pokoknya 2 minggu setelah haid pertama, itu masa tidak subur, jadi gini sisklus haid itu rata rata 4 mingggu atau 28 hari, 2 minggu pertama setelah dayangnya haid itu masa subur dan setelah 2 minggu terakhir itu masa tidak subur” kataku, lanjutku: “Eyang mau tanya nih, ketika Tasya ulang tahun udah haid belum“

“Baru saja selesai eyang“ kata Tasya

“Berarti tanggal 4 padalah masa haid sampai bersih, haid berlangsung sekitar 4 sampai 5 hari kan“ kataku, lanjut: "Jadi artinya kamu haid sekitar tangga 1 atau tanggal 30 bulan lalu, jadi apa kesimpulammya“ kataku

“Ya, eyang aku mengerti, yeeeesssss“ teriak Tasya gembira
Akupun tersenyum melihat Tasya ke gembira cucuku, gumanku, Mantab.

-------


Malam harinya

Jam 7.30 aku dan Tasya Sudah siap untuk makan malam bersama Tasya hanya menggunakan kaus warna merah muda dan celana jean ketat dipadu dengan rompi dengan warna senana dengan kausnya. Sedang aku hanya menggunakan jean biru dan kaus warna putih berlengan santai dan penampilan Tasya malam itu cukup mengesankan ala ABG pada umunnya lincah, cantik, centil

Seperempat jam kemudian Aku dan Tasya sudah ada di mobil dan aku arahkan ke sebuah mall terbesar di kota ini

“Mau makan dulu atau mau lihat lihat dulu“ kataku

“Makan dulu aja eyang. setelah makan baru mau lihat lihat pakaina“ kata Tasya

Aku dan Tasya menuju konter makan di mall itu, tidak ada pembicarran yang penting hanya sandaugurau dan tertawa ringan bersama, memang suasana malam minggu banyak muda mudi yang baru mengadu kasih.

Setelah makan malam, aku bawa Tasya ke sebuah Butik yang ada di mall, yang termasuk group dalam jaringan bisnisku. Aku melihat Luna Maya salah satu manager perusahaanku

“Hallo Luna“ panggilku ke Luna

“Hallo pak Bram, malam mingguan ya, dengan siapa, cantik betul“ kata Luna sambil menyalami tangganku

“Kenalkan ini cucuku baru datang dari Semarang“ kata ku
lalu luna maya mengulurkan tangannya ke Tasya cucuku dengan menyebutkan namanya dan di balas dengan angguan kepala dan menyambut tanggan Luna sambil menyebutkan namanya.

“Luna Maya, panggai tante Luna ya“ kata Luna

“Tasya Anggaeni, panggil Tasya aja tante“ kata Tasya

“Ya udah, katanya mau beli pakaian” kataku kepada Tasya

“Baik eyang kakung, tak tingga dulu ya” kata Tasya
Setelah Tasya pergi masuk ke dalam Butik, aku tanya ke Luna

“Udah dapat pesan dari sekretarisku“ kata ku

“Udah pak Bram“ kata Luna

“Tolong di pilihkan beberapa pakaian tidur dan pakaian renang, CD dan Bra untuk cucuku dengan model terbaru ya“ kataku

“Ok pak, tunggu sebentar, berapa potong“ kata Luna

“Masing masing lima” kataku

“Baik pak” kata Luna sambil melangkah pergi menggambil pakaina yang di maksut

Setengah jam kemudian Luna dan Tasya sudah selesai memilih pakaian dan kataku kepada Luna

“Masukan di rekening ku ya“ kata ku

“Baik pak“ kata Luna

Luna masuk kasir, mencopoti label yang tertera di setiap pakaian dan menghitungnya dan memberikan tas berisi pakaian pakaian kepada Tasya.

Setelah berpamitan ke Luna Maya aku dan Tasya langsung pulang ke rumah. Setelah sampai dirumah aku membawakan tas yang berisi pakaian ke kamar istriku Niken sebab Tasya kalau di rumahku selalu di kamar NIken untuk tidur dan kamar Niken bersebelahan dengan kamarku

“Kalau Tasya masih mau menepti janji ke eyang putri Niken aku tunggu di kamar eyang kakung dengan pakaian yang di berikan tante Luna ya” kataku

Aku keluar dari kamar Tasya dan masuk ke kamarku sendiri dan melepas semua pakaian ku termasuk CD dan memakai kimono biru yang aku pakai tadi siang sambil tiduran di tempat ridurku aku pun berpikir biar Tasya mengambil keputusan untuk masa depannya, kalau Tasya ngak datang ke kamarku artinya Tasya berubah pikiran, jujur aku masih ragu dengan keputusan yang Tasya ambil sore tadi.

Setengah jam kemudian pintu kamarku di ketuk dari luar

“Siapa“ kataku spontan

“Ini Tasya eyang, bukain kamarnya” kata Tasya

“Masuk aja Tasya, ngak di kunci kok“ kataku

Tasya masuh kamarku dengan menggunakan pakaian tidur kemis lingerie warna merah maron tranparan sehingga lekuk tubuhnya terlihat, tetutama cd dan bra nya terliat jelas. Aku segera duduk si tepi ranjang dan mengagumi penampilan Tasya pada malam ini.

“Cantik“ kataku memuji penampilan cucuku, membuat gairah lelaki ku muncul yang selama 2 tahun terakhir ini aku coba untuk memadamkannya.

Tasya hanya tersenyum mendengar omonganku

“Maaf, eyang kakung menunggu lama, habis memilih pakain yang akan aku gunakan unuk malam penganten kita“ kata Tasya

Aku pun berdiri dan meraih tanggaan cucuku dengan penuh perasan dan gairah yang memuncak, Tasya pun mengikuti tarik tanganku dan kini aku dan cucuku berdiri saling berhadap hadapan, ku pandangi wajah ayu cucuku Tasya dan bibir ku dan bibir cucuku Tasya saling menyatu, sudah tidak ada kata penyesalan lagi di dalam hati ini dan aku mulai menyentuh bibirnya kembali dan bibirku dan bibi cucuku mulai menyatu dan mulai terdengar tarikan nafas cucuku semakin cepat dan berat, kedua tangan cucuku pada pundakku dan ke dua tanganku pada pinggulnya, ciumanku bergeser ke atas lidahku dan mulai menjilati wajahnya mulai dari hidung bergereser ke atas lagi, dengan mata terpejam kini memjadi sasaran jilatanku, ciumanku selanjut berpindah kekening dan telingga cucuku sebelah kiri menjadi sasaran berikutnya dan ciumanku bergeser turun ke daerah leher jenjang cucuku di bawah telingga, aku gigit kecil kecil yang merupakan titik rangsan setiap manusia, desahan penuh gairah melai terdengar di telingaku, kemudian kembali melumat bibirnya dan desahan tertahan dari mulut cucuku yang tersumbat oleh bibirku dan kulepas ciumamku.

“Ayo tirukan ciumi eyang kakung dan basahi dengan lidah mu“ bisikku ke telinganya.

Cucuku hanya mengangguan kepala dan cucuku mulai mencium bibirku kemlali, mulut dan lidahnya bergeser ke arah hidung, mata, kening dan berakhir ke telingaku, ternyata cucuku cepat belajar mennyentuh dan menjilat wajahku sehingga belepotan air liur cucuku. Tanggan kananku mulai meraik tangan kiri cucuku dan mengarahkan ke penis yang masih tertutup komono biru yang terbuat dari saten.
Digenggamnya penisku yang mengelantung besar. Tasya kaget karena ngak mengira penis ku begitu besar dalam genggamannya.

“Eyang kakung bohong ya, penis segede ini dikatakan kecil dan impoten lagi“ kata Tasya sambil tersenyum

“Eyang kakung ngak bohong Tasya, kemaren itu kan seandainya penis eyang kakung kecil dan ngak bisa ereksi apakah Tasya masih mau jadi istri eyang kakung“ kataku memberi penjelasan.

“Kata temanku, kalau penis besar dan panjang itu enak, semakin besar dan semakin panjang makin enak, dapat membuat pasanganya berteriak teriak gitu eyang kakung apa betul ya“ kata Tasta

“Siapa yang bilang bugitu Tasya” tanya eyang kakung

“Kata temanku, sehabis kita melihat JVS di rumah nya sehabis belajar kelompok” kata Tasya

“Wah nakal juga nih cucu eyang“ kataku sambil memencet hidung Tasya dengn mesra.

“Benarkan eyang” tanya Tasya

“Lihat dan rasakan sendiri nanti setelah Tasya mengalaminya” kataku

Tasya hanya menggaukan kepalanya. Aku pun meraih tali kecil penyangga lingerie yang di ikat pada pundaknya dan jatuh ke lantai, demkian juga cucuku melepas tali kimonoku dan melepasnya sehingga jatuh kelantai.

Aku pandangi tubuh polos Tasya yang masih menyisakan cd dan bra saja. Tubuh yang ramping dengan dada cukup besar dan pantat juga cukup berar disertai lengkuk pinggulnya yang sedikit mengecil menambah keindahan tubuh remaja cucuku bagai biola sepanyola, Pandangan Tasya pun fokus pada tubuh kekerku dan penisku yang masih setengah menegang.

Kami saling berhadap hadapan kedua tanganku mengusap lembut ke dua lengan Tasya

“Mrinding eyang kakung“ kata Tasya dengan pandangan sayu

Aku hanya tersenyum dan melanjutkan rabaanku ke sekujur tubuh Tasya dari pendak kurun ke payudara yang masih terbalut bra

“Eyang buka ya“ kataku di dekat telinga

Tasta hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, aku lepas bra dengan kaitan bar yang ada di depan, diantara buah dada nya.

“Kecil ya eyang“ kata Tasya ngak pd

“Ngak kok, ngak kecil kecil amat, maklum lah Tasya masih perawan tapi bentuknya bagus Tasya masih sangat kencang dan padat dan yang mengesankan apalagi dengan putting nya“ kataku sambil menyentil ke dua putting Tasya

“Ahhh, geli“ kata Tasya, sambil terkejut saat puttingnya kucentil dengan tiba tiba, aku hanya tersenyum menaggapi protes dari Tasya

____

Cendol suhu ....
Kripik tetap di tunggu
Selamat malam sampai jumpa di Part 3

Seandainya Mama Rini Tahu, sanggupkah Eyang Bram menghadapinya
 
Part 3: Detik detik

Pov : Bram Kusuma
Dari Part 2:

“Mrinding eyang kakung“ kata Tasya dengan pandangan sayu
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan rabaanku ke sekujur tubuh Tasya dari pendak kurun ke payu dara yang masih terbalut bra

“Eyang buka ya“ kataku di dekat telinga
Tasta hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, aku lepas bra dengan kait ada di depan diantara buah dada Tasya

“Kecil ya eyang“ kata Tasya ngak pd

“Ngak kok, ngak kecil kecil amat, maklum lah Tasya masih perawan tapi bentuknya bagus Tasya masih sangat kencang dan padat dan yang mengesankan apalagi dengan putting nya “ kataku sambil menyentil ke dua putting Tasya

“Ahhh, geli“ kata Tasya sambil terkejut saat puttingnya kucentil secara tiba tiba
aku hanya tersenyum menaggapi protes dari Tasya

Lanjutan ….

Tangan ku melebar dan meremas lembut payudara cucuku dan setelah 5 menitan payudara cucuku mulai mengembang dan mengeras. Aku mencoba dekatan mulutku ke arah putting yang ranum warna kecoklatan, begitu indah belum terjamah oleh pria manapun, lidahku menyentuh putting cucuku dan aku melihat reaksi cucuku semakin mendesah dengan agak kuat seperti leguan dan disertai pundak dan dada cucuku bergerinjang gelinjang, tapi hanya sebentar, ku ulangan lagi ke putting sebelahnya dengan reaksi yang sama, dan aku lakukan secara berulang ulang kadang dengan jilatan kadang pula dengan sedotan cukup kuat ku lakukan di atas payudara di luar putting nya dan menbekas warna merah aku pandang hasil karyaku diatas payudara cucuku yang memerah aku ulangi lagi untuk membuat cupangan yang merupakan seni percupangan di atas payudara yang sebelah dan aku melihat lagi cupangan warna merah di sekitar payudara cucuku dan aku puas, gumamku

“Eyang kakung kok di beri tanda sih“ kata Tasya sambil tersenyum dan membelai wajahku dengan lembut

“Tanda kepemilikan Tasya, kini cucu eyang yang cantik, telah menjadi milik eyang kakung sepenuhnya“ kataku sambil megecup keningnya

“Aih, eyang kakung nakal nih“ kata Tasya sambil mencubit perutku.
Aku merapatkan badanku ke badan cucuku dan mencuiunya kembali kening cucuku dengan penuh kelembutan dan ciuman ku mendarat ke bibir ranum cucuku dan bermain main dengan bibir cucuku turun lagi ke bawah kerah dagu dan memciumi leher jenjang cucuku dan kini ketiak cucu ku menjadi sasaran bibirku, aku angkat tangan kirinya dan ku jilati setiap jengkal ketiaknya.

“Ahhhh ……Ahhhhhh ….. Ahhhhh …… “ suara desahan Tasya menggema kembali seantero kamarku.

Aku kembali ke payudaranya dan tak bosan bosannya menciumnya, aku melangkah ke belakang dan duduk di tepi ranjang, sambil nenarik badan kecil cucuku sehingga kini posisi aku duduk di tepi ranjang dan cucuku bediri di merapat pada tubuhku, kuamati kemali badan cucuku yang setengah telanjang, aku sentuh perutnya yang putih bak pualam, aku raba setiap inci perutnya dan aku tarik tubuh cucuku supaya lebih merapat lagi dan aku mulai menciumi pusarnya.

“Ahhhh, geli eyang“ kata Tasya

Aku tak memberikan reaksi dengan ucapanTasya, ke dua tangan ku berada bongkahan pantat bulat cucuku yang tidak terlalu besar, tapi cukup enak diremas pelan pelam dan setelah 5 menit berjalan waktu, aku hentikan sejenak

“Eyang lepas ya cd nya“ kataku

Tasya hanya mengangukan kepalanya dengan pelan, aku pegang cd mini yang menutupi tubuhnya terakhir dan aku gerakan tanganku ke bawah dan cucuku mengangkat kakinya satu peratu secara bergantian sehingga mempemudah aku melepas cd cucuku dan ke dua telapak tangan cucuku buru buru menutup memek nya yang terbuka,dan aku pehang tangam cucuku dengan pelan aku membuka kedua tangan cucuku yang berusaha menutupi vaginamya, tapi segera aku tahan ke dua tangan cucuku

“Cantik“ ucapku sambil memandang ke arah vagina cucuku yang terbuka, terlihat jelas oleh ku bulu bulu halus ada disekitar vagina dan ada sedikit warna merah di bawah bulu halusnya itu, aku mulai meraba memek nya dengan tangan kanan ku, sedang yang kiri tetap di bongkahan pantatnya, paha cucuku Tasya pada bagian dalam yang putih tidah begitu besar adalah ciri ciri perawan aku raba dari bawah ke atas dan berakhir tepat di celah memeknya yang merupakan garis kecil melintang dari belakang ke depan dengan dihiasi daging tumbuh sebesar pucuk jari kelinggling.

Aku mulai menanap wajah ayu cucuku, matanya yang sayu dan ada rona merah di sana, kedua pipinya tanpak lebih cantik alami, ke dua tangannya di atas bahuku, dan aku angkat kaki yang kiri ke atas sehingga belahan memek semakin melebar dan kelihatan warna merah muda mendoninan seluruh permukaan memek cucuku, aku dekatkan mulutku ke depan mulut memeknya dan menyapu permukaan memek cucuku dengan lidahku sehingga mengenai kelentit nya

“Ahhhhhhh“ desah Tasya menjerit panjang, tangan kananku membuka celah mayora dan menyapu celah bagian dalam yang sudah berlendir, aku cium kelentit Tasya dengan lembut leguan yang keluar dari mulut cucuku Tasya semakin terdengan makin keras dan desisisan yang keluar dari mulut Tasya makin menggema di ruang kamar tidurku, aku berdiri dan menidurkan cucuku diempat tidurku besar, melangkah untuk mengganti lampu kamar sebentar ruangan gelap dan diganti dengan lampu sorot yang menuju ke tengah tempat tidurku, tidak terlalu terang tapi juga cukup penerangan untuk melihat detail tubuh cucuku yang terlentang di tempat tidur tanpa busana. Tergolek lemah pasrah menanti detik detik yang akan terjadi, aku melangkah membuka lemari pakaian, mengambil anduk putih bersih, setelah itu aku melangkah dan naik ke tempat tidur menggeser pantat cucuku di bawah pantat ku taruh anduk putih tersebut, Tasya memandang ku dengan heran

“Untuk apa eyang anduk itu“ kata Tasya

“Untuk kenang kenangan saja Tasya, nanti kamu juga tau kenang kenangan macam apa“ kataku

Sambil tiduran disamping Tasya aku buka cd ku sendiri keluar burung garudaku gagah, aku pegang tangan cucuku mengarahkan tangannya untuk memegang burung garudaku perkasa.

“Ah“ Tasya terkejut setelah memegang penis ku : “Ini besar sekali eyang kakung apa muat memek Tasya di masuki penis seberar ini“ kata Tasya.

“Muat lah, mau lanjut “ kataku

“Mau lanjut ah, tapi pelan pelan ya eyang, aku takut sakit“ kata Tasya

“Sakit itu pasti, dan semua wanita pasti merasakan kesakitan waktu pertama penis pria masuk ke lubang vagina, walau hanya sebentar setelah itu pasti enak nya bukan main eyang berani jamin kok, sehingga setiap wanita merasa nyaman dan canduan kalau sudah merasakan enak nya penis pria“ kataku memberi semangat

Cucuku tidur miring dan akupun miring juga saling berhadap hadapan, tangan cucuku ngak mau lepas dari penisku, meremas remas dengan pelan dan itu membuat sensasi lain yang kurasakan, aku mulai mencium bibir cucuku dan diterimanya ciumanku dengan ciuman juga, sepuluh menit berlalu dan ciumanku bergeser ke arah leher dan bergeser lagi ke arah payudaranya aku ciumi dengan lembut dan desahan cucuku makin keras di telingaku, tubuhku bergeser ke bawah lagi dan bibirku sampai ke pusar dan bergeser terus dan berhen ti di depan memek cucuku, Aku renggangkan selangkangan sejauh mungkin dan bibirku mulai menciumi bibir memek cucuku.

“Eyang, .... ah …. itu kotor eyang …..“ kata kata Tasya tersendat sendat sambil berusaha menahan tubukku agar menjau dari memeknya

“Ini persiapan Tasya untuk menuju puncak kenikmatan, biar bisa mengurangi rasa sakit nanti pada penetrasi“ kataku

Tasya hanya menggagukan kelapanya mendengar penjelasanku panjang lebar.

Aku mulai menjilat kelentit Tasya dengan kasar dan dengan sedot sedotan kecil, tangan kananku melai mencari lubang peranakan dan memasukan satu jari disana dan memaju mundurkan jari tengah, dari lambat sehinga cepat ini membuat cucuku blingasan dan memegang pundaku seakan menarik narik kepalaku biar lepas dari memek nya tapi aku terus berusaha malah makin cepat kocokan jariku ku, tambah lagi jari ku menjadi 2 jari masuk kedalam memeknya.

“ Ahhhh …. eyang …. hentikan Tasya mau pipis ….. Ahhhhh …..” teriak Tasya sambil menhangkat pantat nya ke atas dan itu membuat aku lebih leluasa menyodok dua jariku ke lubang vagina Tasya.

“Ahhhh eeeyyyaannnngggg Taaassss ssssyyyyahhhh piii ppiiiiisssss“ teriakan Tasya

Dari dalam memek Tasya menembut air kencing yang banyak ke arah mukaku, aku diamkan masih dalam posisi Tasya mengkangkang Memek terlihat merah dan pinggul ke atas, badan lemas ngak bertenaga, aku lepas tanganku dari memek Tasya, dengan wajah sayu Tasya memendang wajahku yang belepotan air kencing Tasya.

“Tuh, eyang di bilangai ngak percaya, mau pipis ngak di lepas malah di kencengin“ kata Tasya

“Tapi suka kan“ kataku

“Ya, eyang, aku sampai lemes semua, tapi rasanya enak banget tadi …. he he he ….“ kata Tasya jujur

Aku jongkok di depan mulut Tasya

“Basahin dulu dengan air liur mu Tasya“ sampil menyodorkan penis ku ke mulut cucuku

“Ogah ah, ngeri eyang kakung“ kata Tasya

“Ayolah Tasya biar mesuknya ngak sakit sakit amat, minimal mengurangi rasa sakit“ kataku
Tasya memandang wajahku bergantian dengan memendang penis ku yang sudah ereksi maksimal, di pegangnya pelan di ciumnya dulu kepala penisku di jilat dan dirasakan aroma penisku dan dirasakan dengan mengecap ngecap lidahnya sendiri, Tasya melai menjilati kepala penis sehingga basah dan menjilati batangnya juga membuka mulutnya semakin lebar dan berusaha memasukan penisku ke dalam mulutnya

“Auhhh, jangan kenain gigi dong sayang“ kataku

“Ya ya ya, maaf eyang, baru pertama kali“ kata Tasya
Sepuluh menit berlalu Tasya mengoral penisku dan aku memasukkan kembali jari jariku ke lubang vagina Tasya di antara sedotan pada penis juga desissanya keluar dari mulut Tasya aku merasakan suatu getaran dari pangkal penisku

“Sudah Tasya sudah basah“ kataku
Aku bergeser ke arah selangkangan cucuku dan memposisikan penisku berhadapan dengan mulut vagina Tasya. Aku geserkan kepala penis ke bibir vagina sambil menekan pelan meleset aku coba lagi memegang kepala penisku persis di ambang mulut vagina dan …. blessss …. kepala penisku masuk sedikit reaksi Tasya agak terkejut matanya membesar, aku diamkan lagi 3 – 4 detik aku tekan lagi makin ke dalam dan … teriakan kesakit dari mulut cucuku dan aku melihat di sudut matanya ada setetes air mata, aku diamkan sebentas menghapus air matanya dan mencium bibirnya dengan mesra dan cucuku menerima ciumanku ke dua tangannya yang berada di belakang kepalaku dan tanganku berada di atas putting cucuku dan melintir putting nya yang sedikit keras, dan mendorong penisku sedikit lagi aju diamkan tak ada reaksi yang cucuku berikan aku dorong lagi penisku masuk lebih dalam lagi, setengah lebih penis ku masuk ke dalam memeknya dan ciuman bibirku terus berjalan dan permainan jari jariku pada putting nya terus berjalan, dengan sedikit gerakan aku maju mundurkan penisku masuk kedalam memek cucuku yang semakin licin karena cairiran memek nya sendiri mulai membasahi penisku aku dorong penisku agak kuat lagi segingga penisku masuk sempurna ke dalam memek cucuku, aku diamkan sambil menarik nafas dalam dalam, ciuman ku terlepas tapi hanya sebentar ku cium lagi bagian telinga cucuku dan mulai mendesah lagi.

“ Eyang ini enak sekali sudah tidak sakit lagi“ kata Tasya
Pinggulku mulai bergoyang naik turun berirama pela, desahan cucuku melai terdengar lagi tatapan mataku dan mata cucuku saling bertemu dan cucuku sudah bisa tersenyum manis dalam gairah syahwat menggebu, semakin cantik wajah cucuku di mataku, cucuku mulai mencium kembali bibirku dan ku balas dengan lumatan ke bibirnya sementara itu lidah cucuku menjalur keluar dari rongga mulut dan langsung menjadi sasaran sedotan mulutku dengan lembut, pinggul cucuku mulai ikut bergoyang, seirama goyanganku yang semakin lama semakin cepat dan aku tidak mau merubah pusisi bersenggamaku, biar cucuku merasakan enaknya persetubuhan antara laki laki dan perempuan walau cucuku bersetubuh dengan eyangnya sendiri, sudah tidak ada rasa berdosa lagi, sebab ini yang di inginkan cucuku selama ini dan juga menjadi keingaku, Tasya ikut mempercepat goyangan pinggulnya ikut maju mundur bahkan kekiri dan ke kanan secara naluriah semata.

Tangganku sudah berubah posisi sekarang berada di punggung Tasya dan menekan badannya ketubuhku lebih dalam lagi terasa payudara cucuku menekan di dadaku dan cucuku menggoyangkan dadanya sehingga payudara cucuku bergesekan dengan dada bidang ku.

“Ohhh eyang… ini enak sekali …. enak eyang…. “ suara Tasya disertai desisan panjang dan leguak nikmat, pinggul Tasya semakin aktif bergoyang ”Ayo …. eyang ….lebih …. cepat ….. Tassya mau piis …. piiisssss …… ahhhhhh ……”
Goyanganku pada pinggul makin cepat dan semakin cepat pinggul ku naik turun secara cepat tanpa irama dan akhirnya ……

“Eyyyyaaaannnnnggggg ….. taaassssss ssssyyyyaaaahhhh keluar“ teriak Tasya

Akupun mulai menekan penisku sedalam dalamnya :
“Aaahhhhhh ….. eyaaaannnnggggg …. juuuuggggaaaaa ……aaahhhhhh …..“ suara bariton ku keluar mengudara.

Pinggul Tasya menekan ke atas sedang pinggulku menekan kebawah secara bersamman

“Aaaahhhhhhhh …… “ suara Tasya, disusus dengan

“Aaaahhhhhhhh …..“ Suara baritonku menggema seantero ruangan

Aku merasa cengkraman memek Tasya semakin kuat membuat penis ku juga berkedut secara bersamaan
Sseeeeerrrrttttt ….. ssseeeeeerrrrttttt ….. sseeeeerrrrrttttt ……
Chooooottttt …. chhhoooooo tttt ….. chhhooooooot ……

Berulang kali sehingga tekanan pada pinggul masing masing mengendor dan akhirnya aku terguling di samping Tasya, aku raih wajah cucuku lemas di sampingku aku kecup keningnyan aku cium bibirnya aku cium kembali pipi kanan dan kirinya berulang ulang sambil mengatur kembali nafas kami yang saling berkejar kejara

Kami berpelukan setelah perawan Tasya aku dapatkan jujur aku senang sekali mendapatkam Tasya gadis 18 tahun dan aku berterima kasih kepada istriku NIlen Larasai yang telah mewariskan Tasya cucuku dan mengijinkan aku untuk menikahinya.

"Terima kasih Tasya cucuku yang kini telah menjadi permaisuriku dan aku berjanji akan melindunimu selalu dan akan memberikan kebagiaan lahir dan batin semampuku" kataku dalam pelukannya.

"Teima kasih eyang, telah memberikan kenikmatan yang tak terhingga dan aku akan selalu patuh ke eyang sebagai iman dalam hidupku" kata Tasya

Dalam batin aku juga berterimakasih kepada isyrtiku almarhumah Niken Larasati yang telah memberikan kesempatan dan ijin supaya aku menikahi cucuku Tasya.



* Galau kan ....
Ha ha ha ....
Ditunggu. Part 4 Pov: Tasya Anggaeni.

Eyang Bram masih kuat juga ya.....
 
Lanjut ....

Part 4 : Cinta Pertama

Pov :Tasya Anggraeni


Siang ini aku duduk santai setelah beberapa hari yang lalu aku merayakan ulang tahunku yang ke 18, sunggung unik perjanan hidup ku aku ngak habis pikir aku bisa jatuh cinta pada kakekku sendiri dan aku merasa berdebar debar di hatiku kalau melihat foto kakekku yang ganteng dan maco walau usianya sudah lebih dari setengah abat ya sekarang kakekku berusia 58 tahun tapi fisiknya tidak kalah dengan anak usia 20 tahun wajah ganteng banget sih menurut aku, kalau di bandingkan dengan fisik papa John Wirasakti papaku yang usiaya baru 45 tahun papa kalah jauh banget, papa agak buncut perutnya sedang kakek ku perut datar sebanding dengan fisik yang mempunyai tinggi 175 cm dan aku kalau berdiri di sampingnya hanya setelinganya walau tinggi badanku susah 168 cm, kalau dibandingkan dengan teman teman sekolahku aku termasuk tinggi.

Kembali ke fisisk papa kalau mau jujur dan dibandingkan dengan kakak fisik jelas lebih okelah fisik kakek, dada bidang kelihatan sekali kalu pakai kaus tak berlengan otot lengannya kelihatan keker dan dadanya membentuk bidang segitiga,sedang papa yang tidak pernah olah raga sehingga badannya biasa biasa saja tidak se indah badan kakekku.

Wajah kakek ku juga ngak kalah oke lah dengan wajah ayahku, mata ayahku bermata sipit keturunan tionghoa dari kakek dan nenekku yang dari papa aku panggil opa dan oma, kakeku keturunan timur tengah tapi dari buyut kali ya, garis keturunana arap masih kelihatan menonjol darah timur tengahnya masih sangat jelas terutama pada hidungnya mancung dan agak melebar, matanya sih biasa seperti orang jawa umumnya. Kulit kakekku sawo matang seperti orang jawa asli tapi bersih ada kumis melintang di antara hidung dan bibirnya.

Kakek ku pensiunan TNI Anggkatan Darat susah 5 tahun pensiun atau tepaptnya minta pensiun di percepat atau pensiun muda, pangkatpun sudah tinggi mayor jendral tugas terakhir sebelum pensiun di mabes Cilangkap.

Alasan pensiun muda karena ingin selalu berdekatan dengan Nenek ku. Begitu sayangnya kakek ke nenekku membuat aku trenyuh sekali. Aku paling dekat dengan nenek Niken Larasati seorang pengusaha sukses dan inilah yang membuat nenek sangat menyesal memilih sebagai pengusaha yang tidak bisa sepenuhnya merawat da mendampingi kakek dalam melaksanakan tugas kenegaraan. Kakek sebagai perwira TNI Angkatan Darat punya mobilitas tinggi selalu berpindah tempat tugas dan terakhir kalinya sebelum tugas di mabes sebagai atese militer di Burnai Darusalam, ini yang membuat Nenek Niken merasa bersalah sebab pada waktu yang bersamaan usaha Nenek mengalami sedikit kemunduran nyaris bangkrut, tapi Nenek bisa bangkit kembali dan meraih sukses.

Kakekku Bram Kusuma pun minta pensiun dini mengingat kesehatan Nenek mulai menurun dan mulai sakit sakitan. Kakek berusa tegar dan selalu berupaya dengan berbagai jalan, tapi Tuhan berkehendak lain 2 Tahun yang lalu Nenek Niken meniggal dunia.

Satu bulan sebelum meninggal dunia nenek Niken memanggil aku cucu tercinta, dipanggil untuk menemani beliau di Rumah Sakit, terpaksa aku ijin ke sekolah, pada saat itu aku baru kelas X SMA, dan pada malam itu eyang putri Niken banyak bercerita mengenai kehidupan rumah tangga dengan kakek Bram yang keseharian aku panggil dengan eyang kakung atau yang kung saja, sedang dengan Nenek Niken dalam kesehariannya aku panggil dengan eyang putri atau yang ti saja.

Eyang putri banyak bercerita tentang kegagalan nya membina rumah tangga dengan eyang kakung, hingga akhir hayatnya, yang ti sangat menyesal belum bisa membahagiakan eyang kakung dengan sepenuh hati, dan yang lebih tragis lagi eyang putri tidak bisa menemani eyang kakung karena penyakit yang dideritanya. itulah awal mula perjanjianku dengan eyeng putri.

Pada malam itu aku sendiri yang menemani eyang putri di rumah sakit

“Nduk Tasya cah ayu“ panggil eyang putri (nduk = panggilan ke anak perempuan)

“Ia eyang ti“ jawabku sambil melangkah ke tempat duduk di samping tempat tidur eyang putri

“Apa kamu masih ingat, kamu pernah mengatakan kalau kamu sudah besar ingin menjadi istri eyang kakung mu“ kata yang ti sambil membelai rambutku yang terurai ke belakang

“Ia eyang, Tasya masih ingat kok, ketika Tasya masih duduk di bangku kelas 5 Tasya pernah janji ke eyang putri untuk menggantikan kedudukan eyang putri sebagai istri eyang kakung“ kataku, lanjutku: “Tapi kan eyang putri masih menjadi istri eyang kakung mana munkin eyang putri“

“Ya nduk, yang ti merasa sudah waktunya di panggil ke hadapan Ilahi rasanya sesak sekali di dada ini, eyang ti ingin mendengar sekali lagi pernyataan mu dulu“ kata eyang putri

“Yang, Tasya masih ingat kok, kalau Tasya kelak akan menjadi istri eyang kakung dan menjaga eyang kakung yang ganteng …. hix, hix, hix “ kataku sambil tersenyum.

“Terima kasih cucuku Tasya, yang mau menggantikan kedudukan eyang putri ketika eyang putri sudah tiada, mungkin Tasya heran ke eyang putri atas keinginan eyang putri ini, ketahuilah sayang bahwa eyang putri sangat sayang dan cinta ke eyang kakungmu dan eyang putri ngak bisa menemani eyang kakung sampai akhir hayatnya, kerena penyakit yang ku alami ini dan kemarin eyang putri udah di vonis oleh dokter bahwa hidup eyang ngak akan lama lagi, paling lama 3 bulan kedepan, nduk“ kata eyang putri sambil meneteskan air matanya.
Aku tekecut mendengar penuturan eyang putri kala itu, aku pun mulai merasakan bagai nama perasaan eyang kakung kalau tau istrinya tak akan lama lagi di panggil Tuhan

“Apa eyang kakung sudah tau yang” kataku
Eyang putri hanya mengangguk kan kepalanya

“Apakah eyang kakung tau janji Tasya ke eyang putri dan tentang keingnanku menjadi istri eyang kakung“ tanya ku
Kembali beliau menganggukan kepalanya

“Bagai mana tanggapan eyang kakung dengan keputusan eyang putri yang ingin menjodakam aku dengan eyang kakung“ kataku

“Eyang kakung mu sih, ngak mau menanggapi nya sekarang tapi dia menyerahkan kepadamu semua keputusan ini, sebab eyang kakung berpendapat sekarang Tasya masih berusia 16 tahun usia yang sangat labil untuk mengambil suatu keputusan sepenting ini dan eyang kakung berjanji nanti kalau Tasya sudah berusia 18 tahun baru akan dikatakan seorang anak benar benar dewasa dan bisa mengambil keputusan dengan baik, biarlah masa 2 tahun ini eyang kakung akan merenungkan diri dan biar Tasya juga berpikir untuk masa depanya“ kata eyang putri.

Seminggu sebelum eyang putri meninggal dunua aku merasa kangen sekali ke eyang putri dan aku minta ijin ke mama untuk membuatkan surat ijin ke sekolah tapi mama ngak mau soalnya aku sudah sering ijin tidak masuk sekolah, akhirnya malam itu aku telpun ke eyang putri menyatakan kangen ku ke eyang putri, dan eyang putri juga begitu kangen kepadaku, nyambunglah jadinya aku kangen ke eyang putrid an eyang juga kangen ke aku, Senenarnya dalam hati in kangen juga aku ke eyang kakung tapi aku malu untuk mengatakannya apa lagi di depan eyang kakung ada rasa grogi tapi juga ada rasa bahagian mendengar kabar nya saja, aku juga menanyakan keadaan eyang kakung selama eyan putri sakit dan aku merasakan kepedihan eyang kakung dengan situasi seperti ini.

Seminggukemudian setelah aku telpon ke eyang putri untuk menanyakan kabar, eyang putri meninggal dunia dalam pelukan eyang kakang, selama ini aku belum pernah melihat eyang kakang bersedih seperti itu, setelah jenasah eyang putri di kebumikan, papa dan mama pulang ke Semarang tapi aku minta pada mama ingin menemni eyang kakung seminggu lagi kasian eyang kakung sedirian dan mama memberi ijin aku untuk tingga di rumah eyang kakung selama seminggu

Dalam seminggu ini aku berusaha menghibur eyang kakung dan selalu menemani nya juga selalu mengajaknya ngobrol kalau terlihat eyang sedikit melamun dan mencoba menghiburnya dengan mengajak melakukan perbuatan yang bisa menghilangkan kesedihan dari yang kecil kecil mengajak ke mall, hanya sekedar lihat lihat keramaian, ke waung angkringan, ke alon alon, melihat film dan lain lainnya setelah seminggu eyangku sudah bisa melepas kepergian eyang putri dan mulai sibuk ngurusi perusahaan peninggalan eyang putri dan makin lama eyang kakung bisa melupakan eyang putri dan kembali tegar seperti sedia kala.

Hari ini hari ulang tahunku yang ke 18 siang itu aku di jemput oleh eyang kung ke sekolahanku dan aku berjanji menunggu di depan pintu gerbang sekolahanku. tak lama kemudian aku melihat mobil eyang kaku berhenti di depan pintu gerbang sekolahku, segera aku pamit ke teman teman dan berlari kecil ke arah mobil eyang kakung, setelah masuk aku cium biku biku tangannya dan eyang kakung memberikan ciuman dikeningku, aku merasakan ciuman ini lain dari yang lain rasanya adem, ayem dan nyaman tentunya, perasaan apa ini, kataku dalam hati. Setelah melepas ciumannya di keningku eyang kakung mengucapkan selamat ulang tahun.

Ketika eyang kakung mengajakku pulang aku tolak aku ingin makan di luar berdua dengan eyang kakung dan eyang kakung selalu menurut apa yang menjadi keingnanku. Aku mengajaknya ke café H*** H*** Ben*o makanan favoritku sambil menunggu pesanana, aku pun mulai bercerita kalau aku 2 hari yang lalu mimpi bertemu dengan eyang putri Niken dan tanggapan eyang kakung angatlah ringat oh ya, gemes aku.

Setelah itu beberapa pertanyaan yang mukin menguji keteguan hati ku untuk menerima menjalankan janjiku ke eyang putri dan semua itu ku jawab sesuai apa yang ada di dalam hati ku aku benar benar cinta pada pribadi eyang kakung yang ganteng berwibabawa dan penuh karisma dan apa lagi pokoknya aku telah bulat pada pendirianku untuk menjdi pendamping kehidupan eyang kakung yang mungkin tidak lama lagi akan dipanggil Tuhan, kalau mungkin menjadi pendamping yang sah dengan ikatan perkawinan dan apabila itu tidak mungkin aku cukup puas menjadi pendamping bayangan atau bahasa kasarnya gundik, atau CTM (cucu tapi mesra) lucu ya kayak obat.

Pagi harinya setelah ulang tahunku eyang kakung pamit pulang ke Solo dan pagi itu eyang kakung sempat menganrku ke sekolahan sesampainya disekolahane yang kakung mencium keningku seperti biasa sebelum kami berpisah tapi aku ingin mendapat lebih aku mempunyai inisatif untuk mencium bibir eyang kakung yang berada di dekat bibirku eyang kakung terkejut karena keberanianku mencium bibirnya sebelum eyang kakung sadar aku membuka pintu mobil dan berlari kecil meninggalkan mobile eyang kakung, aku toleh ke belakang melihat eyang bengong di belakang pengemudi dan aku sempat melambaikan tanganku tanda perpisahan.

“Hati hati eyang kakungku“ kataku, eyang kakung hanya bengong memandang aku kekuar dari dalam mobil dan melangkah ke arah kelasku.

Siang harinya aku sempat WA ke eyang kakung untuk menyatakan apakah eyang udah sampai apa belum dan membuat suatu pernyataan kalau itu ciuman pertamaku ke laki laki yang aku cintai, eyang kakung hanya membalas dengan ucapan terima kasih. Itu WA ku yang terakhir sebelum aku memasuki jadwal ulangan umum pembagian rapot semester gasal.

Satu minggu telah berlalu aku focus pada mata pelajaran yang di ujikan setiap hari dan sebentar aku melupakan eyang kakungku, karena waktu ku padat, pulang sekolah lansung bimbel dan sampau sore di rumah masih mempersiapkan pelajaran yang diujikan untuk esok harinya dan malam kelelahan dan tertidur sampai lupa menanyakan keadaan eyang kakungku.

Esok hari terakhir ulangan umum ini dan pelajaran ku anggap mudah tidak menguras otak ku dan aku menyempatkan diri untuk WA ke eyang kakung mengabarkan bahwa Sabtu sehabis pulang sekolah aku akan ke Solo menemui eyang kakung dan di balas dengan mengiyakan rencanaku itu, sendiri katanya, ya sendiri karena Dion adikku akan ikut mama dan papa ke Makasar urusan bisnis kataku

----skip----

Sore itu aku sudah sampai di kota Solo dijemput oleh supir eyeng di poll travel dan pulang ke rumah eyang kakung yang bergaya Joglo dengan pendopo yang besar ada di depan rumah. Aku menanyakan keberadaam eyang kakung kepada mbak Surti PRT yang mengurusi rumah Solo tapi hanya pagi sampai sore malam harinya mbak Surti pulang karena sudah berkeluarga.

“Mbak eyang kakung di mama“ kataku

“Di ruang baca non“ jawabnya

Aku langsung ke ruang baca dan melihat eyang kakung terdidur di tangannya masih memegang buku soal naik haji dan pelasanaannya. Aku deketi eyang kakung diam saja, aku cium bibirnya langsung terperanjat kaget aku tertawa saja melihat eyang terkejut

“Eh… ngagetin aja, kapan datang“ ucapnya.
Kemudian aku duduk di pangkuan eyang kakung sambil berciuman dan tangan nakal eyang kakung menyentuh payudaraku aku merasa kegelian tapi tidak lama, setelah itu aku dan eyang kakung pidah di pendopo rumah untuk menikmati sore yang cerah denga canda dan tawa

Banyak cerita di pendopo tiba tiba eyang kakung menayakan sirkus haidku walau setelah mendengar alasan eyang kakung mengetahui sirklus haid ku, eyang kakung tidak mau melihat aku hamil dulu aku pun tersenyum bahagia dalam hati aku bersyukur sesegera mungkin aku akan menjdi pengganti dari eyang putri dan janjiku akan segera terlaksana aku tersenyum senyum sendiri

Pada malam harinya setelah pulang dari makan malam bersama eyang kakung dan membelikan beraneka ragam CD dan Bra dengan berbagai dengan model model terbaru juga pakainan renang dan aku memilih beberapa pakain malam mungkin akan aku gunakan kalau hal itu memungkinkan dan setibanya di rumah eyang kakung berpesan aku di tunggu di kamarnya dengan memakai pakaian yang di belikan tadi di mall.

Kucoba pakaian yang di belikan eyang kakung berupa lingerine pipis tranfaran dengan pengikat di atas pundak, ada beberapa dan aku pilih warna merah maron dengan g-sting dan Bra model kekinian dengan warna senada dengan lingerinenya tapi sebelumnya aku persiapkan dulu tubuhku dengan menyabuni alat fitalku dan menyemproy kan minyak wangi.

Benar saja selama ini aku duga, aku mengetuk pintu kamar eyang kakung dan membukanya eyang kakung duduk di tepian ranjang dengan memakai kimono dari saten tipis berwarna biru dan aku juga menduga kalau di balik piamanya itu sudah tidak pakai apa apa, Aku suka sekali ini, saatmya malam pengantinku walau tidak dengan apa apa tidak ada acara ritual dan macam acara yang melelahkan, Aku berciumam dengan bediri dan eyang kakung membuka lingerineku dan membuka bra ku dan eyang kakung memberi tanda cap warna mereh di sekitar payudaraku.

Eksekusi keperawanan ku pun terjadi aku merintih rintih kesakitan dan kegelian ketika penis besar eyang kakung menerobos ke liang senggamaku dan aku menjerti kesakitan dan eyang kakung mendiamkan tapi tetap posisis penis di dalam vaginaku sambil mencium bibirku dan memainkan putting susuku cukup lama dan aku merasakan sakit berangsur angsur menghilang dan sedikit demi sedikit diganti dengan rasa enak seakan jiwaku melayang layang, Setelah desahanku mulai terdengar tanpa aba aba eyang kakung mulai memaju mudurkan pinggulnya dengan pelan aku pegang pinggul eyang kakung yang melakukan tusukan tusukan ke vaginaku aku pun mulai mesepon dengan menggoyang pinggul ku kakanan dan kekiri kadang ke atas dan bawah kadang pula berputar searah bengan jarum jam dan sesat kemudian ku putar berlawanan denga jarum jam

Gerakan pinggul eyang kakung tiba tiba nenjadi cepat ketika aku ngomong aku akan pipis akupun merespon gerakan pinggul eyang kakung dengan garangan yang tak kalah semangatnya akhirnya aku tekan pinggul ku keatas dengan kencang dan bersamaan dengan itu pinggul eyang kakung juga menekan kebawah dengan kekuat tenaga, tubuhku terasa menyatu dengan peluh mengucur desar nafasku kayak berhenti sejenak merasakan orgamusku dalam persetubuahku yang pertama ini, setelah persetubuhan berakhir dalam

Tubuhku menyatu ketat dengan tubuh eyang kakaungku terurama pada penis dan vaginaku menyatu dan akhirnya eyang kung tepar bergukir ke samping kiriku tapi ke dua tangan meraih wajah ku dan mencium bibir ku dengan mesra diselah selah nafasku yang teputus putus sepuluh menit kami saling berdiam diri sambil mengatur nafas

“Terima kasih Tasya“ kata eyang kung di telingaku

Aku mencoba duduk melihat memekku senditri ada genagan sperma disana bercampur dengan cairan vaginaku dan ada warna merah juga disana, Apakah aku menyesal setelah menyerakkan kegadisanku ke eyang kakung ku yang perkasa, tentu saja didak bahkan rasa bersyukur kepada semesta telah berkenan menepati janji ku ke eyang putri almarhum dan meyerahkan kegadisanku pada orang yang sangat sangat ku cintai dan ku sayangai.

Aku melihat eyang ku tiduran terlentang dengan penis sudah mengecil perasaan kok lucu sih bentuk penis menggelantung mengangguk angguk aku coba pegang dengan tangan kananku dan membuat gerakan maju mundur penis yang masih bepotan lendir kenimatan makin lama penis nya bisa bertambah panjang dan membesar juga mengeras

“Hix hix hix lucu ya, tadi udah lemas baru di pegang sebentar udah tambah besar dan keras “ kataku sambil mencium bibir eyang kakung, lanjutnya: “Boleh aku masukan ke vagina lagi, yang”

Eyangkung hanya mengangukan kepalanya

“Gimana nih caranya“ aku kebingungan sendiri sambil memegang penis eyang kakung yang sudah membesar

“Tasya jongkok di atas pinggul eyang kakung lalu arahkan lubang memek mu ke penis eyang kakung dan kemudian tekan kebawah pelan pelan“: kata eyang kakung

Akupun menurut apa yang di perintah eyang kakaung, akupun jongkok diatas pinggul dan memegang penis eyang kakung dan menekan tubuh ke bawah sehingga penis besar eyang kakung tertelan semua oleh memekku.

“Ahhhhhh ….. “ suara ku dan suara eyang kakung hampir bersamaan, setelah masuk aku ambil nafas lagi sebab tadi waktu memesukkan penis ke dalam vaginaku dengan tahan nafas demikian juga eyang kung. Mula mula berputas searah jarum jam dengan pelan dan putaran ku balik dengan berlawanan dengan jaum jam aku sempat melihat ekspresi wajah eyang kakung merem melek sambil menikmati setiap gesekan antara dua kelamin kami, ku ubah gerakan pinggul ku dengan maju mundur leguan eyangkung makin keras ku percepat gerakanku aku pun merasakan sensasi yang lain tidak seperti tadi aku bisa merasakan titik rangsangku di dalam vagina yang merasa agak gatel aku gosokkan penis besar eyangku ke arah yang gatel tadi makin lama makin cepat dan aku mulai menekan tubuhku dan menghunjam sedalam dalamnua sehingga terasa pemis memukul mukul peranakanku dan aku semakin cepat dan akhirnya aku kalah air kencing ku menyebur beras itu membuat tubuh ku menjadi ringan dan melayang layang dan akhirnya tumbanng ke depan tertelungkup menindik tubuh eyang kung, kepalaku di pegangnya dan memberi ciuman di bibirku aku pasrah di lumatnya bibir ku sampai habis.

Eyang kakung berdiri dan memposisikan tubuhku nungging dan eyang kakung berdada di belakang pinggul, setelah tangannya memberi rangsangan ke vaginaku dan aku pun mulai mendesah desah akibat dari sesekan bibir vaginaku dengan tangan eyang kakung, di posisikan penis besar eyang kakung di depan vaginaku dan Bleeeessss, akupun terkejut merasakan vaginaku penuh sesak dengan penis eyang kakung dan eyang kakung behenti sejenak memberi kesempatan untuk bernafas dan mulai menggenjot pelan main lama makin cepat saling cepatnya terdengar suara seperti orang bertepuk, plok, plok, plok ….

Sampai aku ngak kuat menahan berat tubuh kusendiri, aku jatuh tengkurep tapi eyang kakung masih mengenjot pinggulnya makin cepat aku hanya bisa nungging pantatku ke atas menjaga agar penis eyang kakung ngak terlepas dari vaginaku, 10 menit kemudian aku merasaada gerekan enak dari sekitar vaginaku

“Eyyyyyaaaannnnnggggg …. mmmaaaauuuuuhhhh …… lllleeeepppaaaasssss“ kataku

“Yyyaaaaaaahhhh …..eyang juga“ jawab eyang

Tiba tiba penis eyang kakung menekan ke vagina dengan kecang sehingga vaginaku berkedut kedut dan merasakan penis eyang kakung juga berkedut kudut menyemprotkan cairan yang banyak masuk dalam vaginaku

“Eeeyyyyaaaannnngggggggg …….“ kataku sambil kepalaku mengadah ke atas

“Taaasssssssyyyyyyyyaaaaa …….. “ jerit eyang dengan suara baritonnya

Dan tubuh eyang ambruk menimpa tubuhku masih dalam keadaan tengkutep aku palingkan wajahku pas pada wajah eyang kung yang menunduk dan bibir kami saling bertauan dan saling sedot ku dua tangan eyangkung masih di kedua payadaraku di remasnya dengan pelan membuat sensasi sendiri pinggul kami juga salin merapat dan penis eyang kung masih menancap di dalam vaginaku walau hanya ujung kepalanya saja.

Setelah nafas kami udah reda aku menggoyangkan badanku

“Eyang kakung ….berat nih…..“ kataku

Langsung tubuhnya bergulir, eyang kakung berdiri lihat jam sudah setengah satu malam eyang kagkung mengambil selimut dan menutupi tubuhku dan di peluknya tubuhku dari belakang membuat rasa nyaman yang tak terkita aku tersenyum dan di balasnya kecupan di kening

“Terima kasih Tasya“ kata eyang kakung

Aku hanya menganggukkan kepala dan memejamkan mataku, terasa mimpi tidur seranjang dengan eyang kakung tangan kekar melingkar di bahuku dan kakinya menumpang di pinggulku tenang damai dan nyaman dan zzzzzzzz ……

------

Pagi harinya hari minggu aku bangun kesiangan, waktu sudah menunjukkan jam 7.00 pagi dengan malas aku bangun mencari kekasih hatinya sudah tidak ada di sampingku lalu aku keluar dari kamar eyang kakung dan meninggalkan anena pertempuran sengit semalam, mengadu kelamin dengan eyang kakung, lalu aku keluar kamar eyang kakung masih dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun melekat di tubuhku, badanku polos ke dua payudaranya bergoyang kekiri dan ke kanan sesuai langkah kakiku, aku menuju dapur dan membuka almari es dan mengambil minuman dan menuangkan ke dalam gelas dan meminumnya, sambil mataku melirik kanan dan kiri mencari kekasi hatiku dan aku tidak mendapatkan kekasih tuaku, kemudian aku langkahnya menuju ruang keluarga tapi yang di cari tidak ada di sana, langkagku menuju ruang fitness dan menemukan kekasih tuaku buru olah raga mengayun sepeda statis dengan ajunan kaki dengan kecepatan sedang, keringatnya sudah memenui seluruh tubuh eyang kakung yang seperti diriku eyang kakungpun telanjang bulat tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya.

Aku mendekati eyang kakung sambil mengulurkan air putih dingin kepada eyang kakung, berhenti sebentar dari mengayun sepedanya dan memerima pemberian gelas yang berisi air putih dingin yang baru keluar dari dalam almari es.

“Terima kasih Tasya, cucuku, istriku“ ucap eyang kakung sabil turun dari sepeda stastisnya dan meraih kepala ku dan menciumi bibirku yang ranum, tangan nakalnya langsung meremas lembut payudaraku dan aku pun ngak mau kalah aku raih penis eyang kakung yang masih tidur megelantung malas di tempatnya.

“Nanti kalau burung garuda eyang kakung bangun kamu harus tanggung jawab Tasya“ kata eyang kakung

“Sebagai wanita dan istri eyang kakung, aku akan bertanggung jawab ke eyang kakung“ kata ku

Eyang kakung tidak embalas omonganku malah meraih tubuh ke di angkatnya dan di baringkannya di atas matras yang tersedia disana sambil mencium bibirku dengan nafsu yang meledak ledak, ledakan nafsu eyang kakung aku sambut dengan ciuman ciuman di bibir dan remasan eremasan di penis yang tak lama lemdian mulai mengeras, eyang kakung menelentangkan tubuhku diatas matras dan mulai menciumi vaginaku, aku raih pinggul eyang kakung dan aku ciumi penis yang sedikit menegang aku kulum aku sedot sekuat tenaga dan hasilnya tubuh euang kakung menggelinjang linjang kekiri dan kekanan sambil suara erangan barito kas eyang kakung terdengar di seantero ruang fitness itu. Posisi aku masih 69 menyamping dengan kepalaku persis menempel pada penis eyang kakung, dan vaginaku menempel pada bibir eyang kakung yang dan kedua jarinya masuk ke dalam memekku dan mengocoknya dengan sedikit kasar eranganku mulai terdengar menyaingi erangan eyang kakung dan saling saut menyaut akhirnya aku kalah orgamus ku yang pertama mulai menyapa pagi itu

“Eyyyaaaaaaannnnngggggg ….. ennnaaaakkkkkk …..“ teriaku

Pinggulku bergetar hebat dan dari memeku keluar air kencing yang deras, eyang kakang tidak menghidar dari siaram air kencing malah mulutnya terbuka menerima air kencing ku,

“He he he …. enak Tasya, eyang mandi air kencingmu“ kata eyang kakung sambil mengambil posisi, aku terlentang dengan selakanganku membuka dan kaki ku ditekuk dan eyang kakung sudah berada di atas tubuhku dan mencium bibirku dengan lembut aku membalasnya dengan penuh perasaan sambil tangan eyang kakung meraih putting susuku dan meremasnya dengan lembut, penis eyang kakung menyundul nyundul lubang vaginaku, dan aku raih kepala penis eyan kakung dan mengarahkannya pada lubang yang benar. Dengan di tekannya perlahan ke dalam lubang peranakanku dan menelan seluruh bagian kelapa penis sampai pangkal batang

“Eyaaaannggg …..“ eranganku panjang

Eyang kakung tidak menjawab malah mencium bibirku lagi kemudian pindah ke telingan kananku dan mencium telingaku dan membuat cupangan persis di bawah anak telingan, aku pun mendesah lagi: “Aaaahhhhh …..“

Setelah penis eyang kakung berhasih masuk ke lubang vaginaku berhenti sebentas dan menggoyangkan naik turun denga sangat pelan pinggulku hanya merespon goyang kiri dan kanan dan malin lama goyangan pinggu eyang kakung makin cepat dan aku pun mengimbangi goyangan eyang kakung dengan putaran erotis kadang berputar searah jarum jam dan kadang sebalikya, aku merasakan batang penis eyang kakung tambah besar dan ujung penis eyang kakung sampai mentok di dasar vagina menyundul nyundul diding peranakan dan akhirnya leguan panjang terjadi, penis eyang kakung menekan ke bawah dengan keras dan pingguklu ku meresponnya dengan menaikan keatas, penis dan vagina bersatu dalam gelinjang nikmat tak terkira.

“Ahhhhh ….. Seeerrrrr, …… seeerrrrr …… seeeerrrr ….“ sambil pinggangku ku naikan keatas

“Ahhhhh….. choottt …..chorrtt ….. choorrtt …“ sambil pinggang eyang kakung menekan kebawah
Sesaat kami berdua tidak sadar diri meresapi kenikmatan yang paling sempurna dalam hubungan pria dan wanita dalam memadu kasih.
Seperempat jam kemudian baru nafas kami mulai teratur dan aku menghirip udara sebanyak banyaknya karena keadaan yang baru saja aku alami menguras tenaga dan menghahiskan oksigin dalam paru paru ku. Sambil membuka mata dan mataku bertemu dengan mata eyang kakung dan hanya sebuah senyuman dari eyang kakung menghiasi di bibir tebalnya dan akupun membalas senyuman eyang kakung dengan tak kalah manisnya. Tanpa aba aba kedua bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang sangat panjang.

Setelah ciuman eyang kakung terlepas eyang kakung berdiri diatas matras dan menarik tanganku supaya ikut berdiri, langsung eyang kakung mengangkat badanku dan eyang kakung membawanya ke kolam renang, aku hanya tersenyum dan langsung melompat ke dalam kolam renang di ikuti oleh eyang kakung melompat ke dalam lolam tersebut.

Sendau gurau bersama mainan air dan banyak lagi yang kami lakukan bersama tak terasa 1 jam aku dan eyang kakung bermain air di kolam renang, perutku tiba tiba merasa lapar dan aku keluar dari dalam kolam dan menuju ke dapur menyiapkan makam, berupa nasi goreng, telor mata sapi dan kami pun makan bersama

Pokoknya hari minggu ini adalah nude day itu adalah kesepakatan kami berdua, setelah sarapam pagi dan lilanjutkan dengan bersebuh kembali di ruang makan dan siangnya, eyang melakukan serangan tiba tiba mencium selakanganku yang baru tiduran di sofa, tanpa permisi penis eyang kakung menerobos ke dalam vaginaku dan aku mengalami 3 kali orgamus yang sangat panjang eyang kakung pesan makan siang melalui go food dan setelah makan siang kami tiduran di kamar ku dalam pelukan eyang kakung, aku merasa damai dan nyaman sekali, 2 jam kami tidur siang, bangun tidur siang aku melihat eyang kakung masih tidur terlentang dengan penis sedikit berkembang tanpa permisi langung ku kulum penis eyang kakung 5 menitan sudajh merubah menjadi burung garuda yang siap tempur.

Aku segera naik di atas pinggul eyang kakung yang masih tertidur dan mendorongnya penis eyang kakung masuk ke dalam vaginaku,baru eyang sadar kalau penisnya telah hilang di makan oleh vaginaku.

“Tasya mulai nakal ya” kata eyang kakung ambil mengangkat badabnya dan meraih tubuhku ke dalam pelukannya, di ciumnya bibirku dengan sangat mesra sambil menggoyangkan pinggulnya aku pun meserpon pinggul eyang kakung dengan memutar pinggulku searah karum jam sehingga penis eyang kakung yang berada di dalam vagina terasa menglingkar lingkar nikmat, seperempat kemudian aku sudah merasa orgasme ku akan datang dan dengan penih semangat aku maju mundurkan pinggalku dengan sangar cepat, eyeng kakung pinggulnya diam dam menahan badanku supaya tidak ambruk ke belakang sambil meremas remas payudaraku baik yang kiri ataupun yang kanan. Aku berteriak ke enakan dalam pangkuan eyang kakung

“Eyyyaaaannnnngggg …..“ jerit ku spontan sambil tubuhke miring ke belakang sambil menekan pinggulku ke arah penisnya yang menancap sempurna di dalam vaginaku.Orgasmusku datang eyang kakung tersenyum melihat aku dalam keadaan seperti itu, di tariknya tubuhke ke samping dan di tidurkan menyamping eyang kakung melai menggenjot vaginalu kembali. dalam posisi seperti ini aku merasakan seluruh permukaan tubuh ku bagian depan saling bersinggungan dengan badan eyang kakung dan remasan tangan eyang kakung pada pantatku terasa sekali. Kaki eyang kakung yang diatas di susupkan dinatara kedua kakiku sehingga kaki aku dan kaki eyang kakung saling menyilang sehiingga tekanan penis ke vaginaku sangat terasa

Eyang kakung mendorong tubuh ku terlentang ke dua kaki eyang kakung ditara ke dua kaki kakiku aku naikan ke dua kakiku sehingga di atas pinggulnya dan mengkaitkan satu dengan yang lain. ternyata posisi semacam ini juga enak penis eyang kakung terasa lebih dalam masuk ke dalam vaginaku dan dengan posisi ini pinggulku berayun ayun mengikuti goyangan pinggul eyang kakung

Makin lama semakin cepat sodokan pinggulnya dan cepat lagi dan akhirnya ditekannya pinggul eyang kakung di bawah dan kedua kakiku terlepas dari pinggul eyang kakung, untuk menahan tekanan penis eyang kakung ke dalam vagina, dalam hitunga detik, kakiku yang berada di bawah mengangkat pinggul ke atas mambuat reaksi dari aksi yang di buat oleh eyang kakung dan aku berhasil kedutan pada vaginaku terasa sekali dan tak lama kenmudian cairan vaginaku membajir disertai erangan panjang dari mulut ku

“Eeeeyyyyyaaaaannnngggggg …..”cairan vaginaku membajir disertai eranganpanjang dari mulut ku

“Eeeeyyyyyaaaaannnngggggg …..” teriakku dan sreeeer, sreeeer, sreeeet, membiat aku lega dam melayang layang ke angkasa dan tak lama kemudian dengusan dari eyang pun terdengan menggema di seluruh ruangan:

“Taaaassssssyyyyyyaaaaaa….aahhhhh …..” suara berat eyang dan chooot,choooot.choooot mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku selang beberapa detik eyang pun menghentikan aksi nenekan penisnya ke dalan vaginaku dan terkapar disamping kiriku dan denga sisa sisa tenaganya meraih kepelaku memberi ciuman yang sangat panjang dan akupun mererima ciuman panjang itu dengan pesaraan lega, sebuah pertempuran yang sangat melelehkan dan sukses mambuat tubuhku melayang ke angkasa dan menari diantara bintang yang ada di sana.



Ah .... sampai choot .... berkali kali kan, semoga berkenan jangan lupa kentang goreng dan kriknya di tunggu.

matur nuwun.
Salam Semprot

Eyang Bram minum apaan ya..... sering banget ngentotin Tasya
 
Part 5: Kejutan

Pov: 3rd

Hari Senin pagi Tasya dan eyang kakung Bram sudah bersiap siap untuk pergi, Bram mengajak Tasya ke rekan kerja Bram tanpa memberitahu tujuan menemuai rekan kerja tersebut, Bram hanya pesan keTasya supaya memakai pakainan semi resmi dan Tasya memilih berpakaian Batik yang di belinya kemarin dengan model simple tapi modis riasannya sangat sederhana bedak tipis dan pakai lipsgros memberi kesan natural dengan sepatu cats warna colkat sesuai dengan pakaian batik yang dipakainya, dan Bram hanya memakai pakaian batik yang warna yang senada yang dipakai Tasya walau coraknya berbeda dan celana panjang biasa yang sering dia gunakan ke kantor.

Jam 8 lebih Tasya dan Bram sudah berada di dalam mobil yang di kemudikan oleh Bram sendiri tanpa menggunakan sopir, dan Tasya duduk di samping Bran

“Tasya kamu kok kelihatan lebih cantik sih….” kata Bram sambil memandang Tasya

“Berarti kemarin ngak cantik ya yang“ jawab Tasya

“Bukan begitu Tasya, kemarin kamu juga cantik tapi pagi ini lebih cantik lagi“ kata Bram

Tasya tidak merespon pernyataan eyang kakungnya tapi hanya senyum tipis menghiasi bibirnya.

“Mau kemana sih yang” kata Tasya

“Mau ke teman eyang kakung dan eyang putri, yang jadi notasis dikota ini“ kata Bram

“Ada keperluan apa sih“ kata Tasya

“Sebentar lagi juga kamu tau kok“ jawab Bram

Sementara keadaan di dalam mobil yang di kendarai Bram hening dengan pikiran masing masing, bagi Tasya sendiri sebenarnya masih capek dan memeknya agak sekit malas untuk pergi pada pagi hari ini tapi eyang kakung sedikit memaksa Tasya untuk berangkat menemui temannya itu. Keengganan Tasya juga beralasan kerena kemarin minggu diforsir sampai berkali kali orgasme bersetubuh dengan eyang kakung, begitu perkasanya eyang kakung diatas tempat tidur. Sampai empat kali eyang kakung melakukan persetubuhan dengan Tasya itu pada siang hari dan malamnya dua atau tiga kali permainan entah sudah berpuluh puluh kali Tasya mengalami orgasme, rasanya Tasya mau semaput saja.

Bagi Bram sendiri yang sudah hampir 2 tahun puasa tidak bemain perempuan sama sekali Tasya seakan menjadi pelampiasan nafsu yang lama tertimbun.

Enak sih dalam setiap permainan Tasya pasti mengalami ejukulasi 2 atau 3 kali berapa kali Tasya ngak ingat lagi dan ini membuat ketagian penis eyang kakungnya ngak pernah loyo kalau disenggol sedikit saja langsung mengeras dam membuat Tasya ingin merasakan orgasme terus meneruas mungkin kalau tidak ada rencana pergi pagi tadi pesti ada pertarungan lagi antara vegina Tasya dan penis Bram yang besar dan panjang.

Seperempat jam kemudian Bram menghentikan mobil yang di kendarainya berhenti di depan sebuah rumah yang tidak begitu besar di depan rumah terpanpang papan nama Haris Nasution S,H, M.Hum. Bram mengajak turunl alu digandengnya tangan Tasya, masuk ke rumah tersebut.

“Asallmualaikum“ kata Bram

“Walaikumsalam” jawab seseorang yang ada di dalam rumag

Kemudian pintu depan di bukanya terlihat priya bertubuh sedikit tambun membukakan pintu

“Hallo pak Bram“ kata orang itu, sambil berjabatan tangan

“Baik Haris, kamu sendiri bagaimana“ kata Bram

“Alhamdulilah baik pak“ kata orang itu

“Kenalkan ini cucuku Tasya“ kata Bram

“Hallo Tasya, kamu tambah cantik saja“ kata Haris

“Terima kasih om“ kata Tasya terseyum malu

“Kamu ngak ingat sama om ya“ kata Haris

“Lupa lupa ingat om” kata Tasya, lanjutnya “Om kan yamg ngurusin jenasah eyang putri dulu kan“ Katas Tasya

“Ha ha ha, ternyata kamu masih ingat “ kata Haris , lanjutnya “Silahkan duduk“

Tasya dan Bram melangkah masuk ruang kerja om Haris dan mereka duduk berdampingan di ruang tamu yang tertata rapi, didepan terlihat sebuah meja kerja cukup besar dan om Haris duduk di depan mereka.

“Bapak, udah cerita“ kata Om haris

“Ya belum, kan itu kan tugasmu“ kata Bram sambil tertawa

“Baik lah“ kata Om Haris, dan memanggil seseorang yang ada di dalam rumah ”Mbak Siti tolong berkas berkasnya ibu Niken di bawa kesini dan si Tono disuruh bawa TV dan Vidio Player ke kesini”

“Siap pak“ jawab mbak Siti yang tadi di panggil

“Sebentar ya pak dan Tasya biar disiapkan semua agar semua jelas dan ngak ada masalah di masa mendatang“ kata om Haris

Tidak beberpa lama semua peralatan sudah terpasang dengan benar

“Tasya dan pak Bram, ini ada sebuah video yang di ambil lima hari sebelum ibu Niken meninggal dunia, saya sendiri juga belum tau isinya karena rekaman ini bukan saya yang membuat dan masih teregel dengan rapat dan saya simpan di dalam brangkas yang cukup rahasia, mari kita lihat bersama“ kata Haris

Om Haris membuka bungkus video lalu menyerahkan ke Tono untuk menyetel video tersebut. Setelah video terpasang dan video dalam keadaan on dalam layar kaca terluhat gambar eyang Putri Niken Larasati

“Hallo Tasya, bagai mana kabarmu, sehat sehat bukan?, eyang ucapkan selamat ulang tahun mu yang ke 18 ya happy birthday, semoga panjang umur selalu”

Kalau kamu melihat video ini artinya eyang putri sudah di panggil Tuhan, jangan bersedih ya …. dan eyang puyri sungguh sangat bahagia kamu sudah mau menjadi pengganti eyeng putri sebagai istri eyang kakung, dan eyang putri sangat sangat berterima kasih kepadamu Tasya, sebab selama eyang putri menjadi istri eyang kakung belum bisa mendampingi dan membagiakan eyang kakung dengan sepenuh hati, eyang putri sunggung menyesal ngak bisa menemani eyang kakung hingga akhir hayat nya.

Selama ini eyang kakung selalu bertugas di garis depan mempertahankan NKRI dan selama itu pula eyang putri ngak bisa mendampingi eyang kakung sebab eyang putri mempunyai tanggung jawab sendiri mengelola perusahaan yang eyang putri bangun dengan darah dan keringat dan kini sudah tampak hasilnya. Tapi Tuhan punya kehendak lain eyang putri di panggil Nya.

Kesedihan eyang putri belum bisa membuat eyang kakung berbahagia karena kematian eyang putri
Tasya kamu masih ingat janji mu dulu ketika kamu di tanya apa cita citamu, kamu menjawab ingin menjadi istri eyang kakung karena eyang kakung ganteng, masih ingat kah kamu?

Eyang putri percaya kalau kamu akan menepati janjimu itu dan sekarang kamu sudah menjadi istri eyang kakung, eyang putri sugngguh bahagia sekali, tapi ingat semuanya itu tidak gratis Tasya. Sebab eyang kakung dan eyang putri sudah sepakat kalau kamu menjadi pengganti eyang putri kamu akan mendapat semua yang eyeng putri semuanya perusahaan eyang putri bersama suami tercinta semua milik mu, sampai saat ini semua perusahaan eyang putri dan eyang kakung masih dalam keadaan sehat, akan eyang putri serahkan kepadamu sebagai pewaris tunggal dari eyang putri dan eyang kakung.

Setelah ini dik Haris sebagai notaris yang eyang putri tunjuk untuk menjdi pengacara dari eyang putri dan akan mengurus semua asset eyang putri dan eyang kakung yang akan eyang limpahkan ke tanganmu dan kamu harus mengembangkannya, kalau eyamg kakung masih sanggup hanya sebagai pembantumu saja atau direktur perusahaan sedang hak kepemilikan perusahaan akan eyang putri limpahkan ke padamu. Tahu maksud eyang putri Tasya, kalau belum jelas nanti dik Haris akan menjelaskan secara rinci

Sekian dulu Tasya, sekali lagi terima kasih kamu sudah menjadi istri dari eyang kakung dan doa eyang putri semoga selau sehat dan bahagia sebagai pendampung eyang kakung Bram Kusuma.

Vidio terputus dan video end.

===and===

Pov : Tasya Anggraeni

Aku meneteskan air mata karena haru dan jujur aku ngak tau rencana eyang putri untuk memberikan semua asset yang di milikinya ke aku sebagai cucunya padahal disana nasih ada mama Rini Kusuma Wardhani ibu kandungku dan senagai anak tunggak dari eyang putri Niken Larasati dan eyang kakung Bram Kusuma. Peristiwa dua malam terakhir ini dengan eyang kakung adalah murni dari cinta kasih yang tulus aku ke eyang kakung tanpa embel embel harta yang melimpah dari eyang putri dan eyang kakung

“Sudah jelas Tasya dari uraian eyang putri Niken Larassati“ kata Om Haris

Aku hanya mengangukkan kepala tanda sudah jelas apa yang di maksud dengan eyang putri.

“Om boleh aku bicara dengan eyang kakung 4 mata, barang 20 sampai 25 menit“ kata Tasya

“Bole 1 jam juga boleh“ kata Om Haris sambil tersenyum, lanjurtnya “Mau dimana, disini?”

“Ngak om di luar saja“ kata Tasya

Aku berdiri dan dan menarik tangan eyang kakung dan keluar dan memita kunci mobil untuk membuka mobil eyang kakaung dan aku masuk ke dalam mobil dan duduk berdampingan di korsi tenggah sebab aku tidak akan pergi kemana mana hanya ingin berbicara 4 mata saja dengan eyang kakungnya. Setelah mereka ada di dalam bolil

“Eyang kakung jahat“ kataku sambil memeluk eyang kakung dan air mata menetes di pipi kiri dan kanan.

“Ini suatu kejutan kecil Tasya, masih ada kejutan lain yang akan eyang kakung berikan kepadamu sebagai jawaban cinta eyang kakumg yang sangat tulus kepadanu, bukan sebagai seorang cucu lagi, melainkan sebagai calon istri eyang kakung seorang duda beranak satu dan bercucu 2 orang” kata eyang kung

Aku masih memeluk eyang kakung dan bibirku mencari cari bibir eyang kakung dan menciumnya dengan lembut eyang kakung pun membalas ciumanku dengan mesra.

Hanya sebentar aku dan eyang kakung Bram kusuma berciuman dan aku melepas ciumaku dan berkata :

“Eyang cintaku itu tulus ke eyang kakung tanpa embel embel harta warisan yang di berikan oleh eyang putri ke aku rela 100 % menjadi istri eyang kung sebagai pengganti ketulusan cinta eyang putri ke eyang kakung” kata Tasya, lanjutnya “Dan aku tidak enak ke mama putri tunggal eyang putri yang seharusnya mendapat warisan ini”

“Itu ngak usah kamu pikirkan sebab mamamu sudah mendapat bagiannya ketika mama melangsungkan perkawinan dengan John Wirasakti, dan mamamu juga tau bahwa mamamu tidak akan menerima warisan ini” kata eyang kakung

Aku terdiam mendengarkan penjelasan eyang kakung, aku juga ngak jelas eyang kakung berkata seperti itu “ Apa ada dukument yang menyatakan hal tersebut” kataku

“Ada Tasya, sekarang di simpan okeh Haris selaku pengacara eyang putri, kamu tenang aja, semuanya sudah di atur oleh eyang putrimu” kata eyang kakung

“Masih ada sebuah pertanyaan yang mengganjal di hatiku, eyang kakung,aku hanya ingin tau kesepakan eyang putri dan eyang kakung tentang aku, yang berhubungan denga warisan di berikan eyang putri ke aku saat ini?” kata Tasya

“Ketahuilah Tasya, ini adalah ide murni dari eyang putrimu Niken Larasati, eyang kung hanya sebagai penduung ide dari eyang putri yang menjodohkan kamu dengan eyang kakung mu ini, sebagai suami istri eyang kakung dan eyang putri selalu terbuka tidak ada sesuatu yang di tutupi semua terbuka sehingga semua masalah dapat diatasi dengan mudah dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk ke depannya, sebagai seorang suami eyang kakung selalu mendukung semua keputusan yang eyang putrimu yang dikeluarkannya, setelah eyang kakung pensiun muda karena tau eyang putri mulai menurun kesehatannya dan itu pun usulan dari eyang putri karena siapa yang akan mengurus perusahaan yang di bangun semenjak remaja, dan eyang kakung pensiun pun kesehayan eyang putri tidak tanbah baik tapi makin lama makin surut, eyang kakung selalu mendampingi dan selalu mendengarkan keluh kesah yang eyang putri, hampir setiap malam eyang putri menangis dan seakan menyesali diri sendiri mengapa eyang putri mengambil keputusan yang salah, membangun bisnis nya hingga besar, pikiran eyang putri saat itu masih ada waktu untuk membahagiakan eyang kakung setelah eyang kakung pensiun kelak, tapi Tuhan berkehendak lain, eyang putri terserang kangker ganas leukemia, darah putih menyerang darah merah dan semakin hari semakin menurun kesehatannya , eyang putri punya suatu permintaan ke eyang kakung kalau Tasya cucu kesayanganya yang akan menggantikan ke dudukannya sebagai istri yang akan selalu mendampingi eyang kakung selama eyang kakung pensiun sampai ajal menjemputnya, semula eyang kung menolak tapi eyang putri terus mendesak eyang kakung untuk menerima Tasya sebagai pengganti eyang putri kelak dan perjuagan eyang putri ngak pernah berhenti, hari berganti hari akhirnya eyang kakung luluh juga dan berjanji akan mengawini Tasya kalau sudah cukup usia ialah 18 tahun maksud eyang kakung untuk mengulur waktu dan Tasya masih mau mendampingi eyang kakung sebagai istri eyang kakung, ketika itu Tasya masih berumur 16 tahun dan pikir dan nalar Tasya masih sangat labil sehingga diputusan hari itu 2 tahun yang lalu, maksud eyang kakung dalam kurun waktu yang panjang bisa saja merubah keputusan Tasya dan itu yang eyang kakung butuhkan sebab ngak mungkin lah seorang kakek mengawini cucuknya sediri, sehingga terjadilah dialog dan diskusi yang panjang mengenai Tasya dan kini eyang kakung udah yakin benar kalau Tasya memang jodoh eyang kakung, Setelah eyang putri meninggal dunia sehingga kemarin malam Tasya menyerahkan kesuciannya ke eyang kakung dan eyang kakung lakukan tanpa rasa takut bedosa lagi, dan kesepakatan yang kedua Tasya akan meneima semua milik eyang kakung dan eyang putri sebagai pewaris tunggal dan di beri kewenangan memmimpin perusahaan yang kala itu masih ada dua perusahaan yang sehat yang dua masih dalam tahap perintisan jadi ada 4 perusahaan yang akan Tasya miliki saat ini, dan saat ini eyang kakung masih menjadi direktur utama dari ke 4 perusahaan itu dan owner atau pemilik masih atas nama Nilen Larassati yang sebentar lagi akan berganti nama penilikan ke 4 perusahaan itu dengan nama Tasya Anggraeni” kata eyang kakung panjang lebar

Tasya mendengarkan penuturan eyangkung dengan seksama dan meneteskan air matanya tanda bersyukur ke hadapan Tuhan sebab cinta kasih yang di terimanya dari mendiang eyang putri Niken Larasati.

“Sekarang bagaimana sudah mengerti atau masih ada yang ganjel apa lagi yang perlu penjelasan dari eyang kakung dan perlu kamu ketahui juga selama 2 tahun terakhir ini eyang kakung selalu menutup diri dari wanita yang sering menggoda eyang kakung, dan eyang kakung focus untuk membesarkan perusahaan eyang putri dan juga menati keputusan darimu walau terus terang dan jujur eyang kakung galau memikirkan permintaan eyang putri mu antara ya dan tidak, semua itu tergantung kepadamu Tasya, eyang kakung selalu mendukung apa yang menjadi keputusanmu semata ternyata kamu memilih menjadi istri eyang kakung dan tejadilah seperti kemrin malam aku ambil kegadisanmu sebagai bukti kamu benar benar menginginkan hal ini tejadi setelah itu juga kemarin siang dan malam harinya menjadi memori yang termanis dalam hidup ini “ kata eyang kung

Tasya lalu merapat ke tubuh eyang kakung Bram dan minta pangku dengan Tasya mélangkahi selangkangan eyang kung sambil menangis tanda bahagia sambil mencium bibir eyang kakung Bram dengan sangat lembut dan mesra. Bram pun menghapus air mata Tasya dan membalas ciuman dengan tak kalah mesranya.
lima menit berlalu kemudian terlepas ciuman nya

“Aku sangat menintai eyang kakungku“ kata Tasya

“Eyang kakung juga Tasya, sangat mencintaimu selama 2 tahun eyang kakung pendam saja ngak berani mengungkapkan nya, tapi setelah kemarin malam eyang kakung berani mengungkapkan nya walau nanti mendapat perlawanan dari ibumu dan ayahmu“ jawam Bram

“Ia eyang, kita hadapi bersama sama semua rintangan untuk mewujutkan cita cita eyang putri ya“ kata Tasya penuh semangat, lamjutnya “Deal eyang”

“Ya deal Tasya“ jawab Bram
Ke dua tangan bertemu di udara toss.

“Udah Tasya rapikan baju dan make up mu, sekarang kita turun kita dengarkan penjelasan dari Haris tentang warisan yang akan kamu dapat, dan satu lagi Tasya nanti siang eyang kakung akan mengumumkan ke milikan ke 4 perusahaan yang tergabung sebagai Larasati group ini kepada para manager perusaan itu” kata eyang kakung Bram

“Apa ngak terlalu cepat eyang“ kata Tasya

“Ngak Tasya ini menyangkut kewenangan dan semua ijin serta pajak untuk Negara“ kata Bram
Keduanya turun dengan wajah ceria dan masuk kembali ke ruang kerja Haris dan di sambut dengan senyuman oleh Haris.

“Udah Tasya apa penjelasan dari pak Bram masih kurang“ kata Haris

“Sudah cukup om” kata Tasya

“Ok, gini ya Tasya, sebelum Ibu Niken meninggal dia berpesam semua harta gono gini dari ibu Niken dan bapak Bram akan jatuh ke tangan cucunya yaitu Tasya Anggraeni. Artinya semua harta yang di punyai atas nama bu Niken dan Pak Bram akan langsung ke tangan Tasya Anggraeni, baik harta yang begerak maupun harta yang tak bergerak dan selama pak Bram masih hidup menjadi tanggungan Tasya Anggraeni, mengerti Tasya“ kata Haris

“Mengerti om “ kata Tasya.

“Mungkin Tasya berpikir apa saja sih harta kekayaan ibu Niken dan bapak Bram? saya jelaskan, ibu Nikem mempu, yai 4 prusahaan yang bergerak pada bidang yang berlainan”

Pertama Percetakan yang diberi nama Percetakan Larasati bergerak di bidang percetakan dan penjilitan buku, Tessis, skepsi dan cetak mencetak offset dan terakhir yang saya dengar berkembang kearah phorografi, suatu robosan yang sangat mengejutkan.

Ke dua di bidang Tranpotasi bis Antar kota dan antar propinsi dan di beri nana PO Larasati dam saya mendengar pula ada trobosan ke angkutan traverling semacam trevel dengan bis berukuran lebih kecil dengan berbagai vasilitas juga antar kota dan propinsi dan saya baru dengar dari pak Bram juga akan bergerak ke angkutan haji plus baik umroh atau pun haji pada bulan haji, bahwa tahun ini mendapat jatah 150 peserta haji plus pada musim haji mendatang, ini suatu kejutan yang jarang di dapat dari pangusaha penyenggara haji plus.

Ke tiga bergerak di bidang catering yang di beri nama Cafetaria Larasati mula mula ini sebagai bentuk makan siang untuk karyawan kantor dari pada semua karyawan di beri uang makan dan mereka makan diluar dengan dana cukup besar untuk makan siang, maka didirikan semacam cafeteria khusus untuk karyawan dari bentuk fasilitas perusahaan untuk makan siang berubah menjadi catering juga melayani pesanan dari karyawan kantor lain, tentu saja dengan harga yang beda dan di antar dengan menggunakan bok bok ke kantor masing masing perkembangan selanjutnya juga melayani masyarakat umum dan juga melayani rapat rapat, dinas, seminar dan sekarang mengarah untuk catering unntuk pesta pesta perkawinan ini adalah hebat nya eyang kakungmu Tasya, secara cerdas dan berlian mencari trobosan trobosan untuk pengembangan perusahaan Larasati Group.

Keempat Salon and Beauty dan Butik dan diberi nama Salon and Beauty dan Butik Larasati kalau kemarin ngak salah dengar pak Bram juga ingin mengembangkan ke arah Café dengan menu yang khas dan akan membangun bedung pertemuan khusus untuk resepsi pernikahan yang di dukung oleh semua komponen yang ada dan ada satu lagi membuat Hotel bintang lima yang lahannya baru di bebeaskan yang letaknya di belakang gedung pertemuam. Itulah Tasya sedikit gambaran dari keadaan perusahaan Larasati Group

“Tapi ni semua mengalami kendala dari perijinan sampai urusan pajak, karena owner atau pemiik perusahaan sudah meninggal dunia sedang penerusnya belun ada sementara ini hanya dengan surat kuasa untuk dukumen dukumen dan perjanjian yang dibuat dan ini membuat kesulitan terutama bidang saya sebagai notariat dan penasehat hukum dari perusahaan Larasati group” kata Haris, lanjutnya “ Dan mulai saat ini Larasati Group punya owner pemilik secara resmi

“Tasya sekanang penandatanganan surat surat balik nama kepemilikan dari ibu Niken Larasati ke Tasya Anggraeni“ kata Haris ke Tasya

“Apakah aku perlu baca dulu semua dukumen ini“ kata Tasya

“Silahkan Tasya“ kata Haris
Aku mengambil bendel surat balik nama ke pemilikan perusahaa, setelah membaca dan jelas di tanda tangani dibawah meterai 6000 rp ternyata ada lima bendel pertama untuk Larasati Group, kedua untuk PO Larasati, ke tiga untuk catering Larasati ke empat untuk Salon and beauty dan butik dan yang ke lima untuk percetakan Larasati. Dan dilanjutkan dengan penandatangan surat sutar berharga yang di miliki oleh perusahaan Larasati Group sampai capek tandatangan sebanyak itu. Dan yang terakhir kalinya menyerahan tabungan atas nama Niken Larasati ke Tasya Anggraeni berupa gaji selama 2 tahun sebagai pemilik perusahaan itu, dan bonus bonus untuk owter perusahan. semua atas nama Tasya Anggaeni.
Dan terakhir kali eyang kakung Bram bicara ke Tasya.

“Tasya ini dana pensiun eyang kakung selama 2 tahun ngak pernah eyang kakung ambil ini memang jatah eyang putrimu dan sekarang aku serahkan kepadaku sebagai pengganti eyang putrimu, selama ini eyang kakung hidup dari HR sebagai direktur Larasati Group itu sudah lebih dari cukup” kata Bram

Tasya menerima Tabungan dari eyang kakung sudah atas nama Tasya Anggraeni, tabungan yang cukup besat dari seorang purnawirawan TNI berpangkat Letjen bimtang tiga, Tasya hanya bisa bengong dan mengucapkan terima kasih ke eyang kakungnya.

“Sudah semua beres Haris, KTP mu ditinggal dulu biar untuk ngurus segala sesuatunga biar lancar soalnya akrir tahun tutup buku“ kata Bram

“Sudah pak KTP Tasya sudah ada di tangan saya” kata Haris

“Nanti tak tunggu ya ris di kantor sekalian perkenalan Tasya ke para manager” kata Bram

“Ya, nanti pasti datang, sekarang masih harus menyelesaikan pekerjaan dan memberitugas ke anak buah biar akta pelimpahan balik nama kememilikan segera terbit “ kata Haris

“ Yo wis tak tunggu lo “ kata Bram


Semoga puas updatenya
Bikin kentang deh.

Jangan lupa kripik dan mendoanya suhu
tentu like nya ti tungga,

Eyang Ti (Niken L) nakal juga ya..... punya ide jodohin Tasya ma Eyang Kung
 
Part 6 : Sang Pemimpin

3rd Pov

Tasya dan Bram meninggalkan kantor Haris menuju ke kantor eyang kakung Bram, tidak banyak yang di bicarakan dalam perjalanan tapi pernyataan heran dari Tasya yang galau seakan mimpi, ngak percaya dengan apa yang terjadi ah …. embuh lah pikir Tasya.

Sesampainya di kantor eyang kakung Bram dan Tasya keluar dari mobil dan melangkah memasuki area kantor dan tepat pada waktu itu pas jam istirahat kebanyakan karyawan kantor ada diluar mereka banyak yang bergerombol dan bayak juga yang di kantin kantor untuk jam makan siang mereka, letak kantor Bram ada di lantai 5 Bram dan Tasya melangkah mendekati life untuk mengantar mereka ke lantai 5 sebelum mereka memasuki life berpapasan dengan Luna maya yang merupakan salah satu dari manager

“Selamat siang pak Bram dan mbak Tasya“ sapa Luna

“Selamat siang Luna“ jawab eyang kakung

“Selamat siang tante“ kata Tasya

“Liburan ya mbak Tasya“ tanya Luna

“Iya , tante“ jawab Tasya

“Oh ia pak Bram nanti jadi brifing?” tanya Luna

“Iya jadi dong kan aku dan Tasya sudah sampai di sini“ kata eyang kakung

“Berati setelah makan siang ya“ kata Luna

“Bener, Luma di ruang Rapat lantai 5 ya“ jawab eyang kakung

“Ya, saya pergi dulu ada urusan keluar sebentar nanti sebelun brifing saya sudah sampai di sini kembali“ kata Luna

“Silahkan Luna“ jawab eyang kakung

Setelah Luna meninggalkan mereka Tasta dan eyang kakung Bram masuk ke dalam life yang terbuka, tidak lama kemudian Tasya dan Bram melangkah keluar dari dalam life dan terlihat oleh Tasya ada beberapa ruang yang berukuran cukup besar di depam pintu kamar tersebut ada tulisan nama ruang tersebut dari paling kanan Owner, Dirut, Sekretariat, Ruang pertemuan, Keuangan, HDR dan Sekurite dan paling pojok kiri gudang dan toilet.

“Ayo Tasya eyang tunjukan Ruangan kerjamu“ kata euamh kakung

Tasya dan Bram melangkah memasuki ruang paling kiri sebuah ruangan cukup besar dengan ukuran 10 X 7 meter di lengkapi meja kerja ada tempat untuk menerima tamu terdiri dari satu set kursi tamu di tambah satu sofa yang cukup besar ada juga toilet di dalam nya, ada TV berukuran 42 in besar dipojok juga ada ruang kontrol yang terpisah dari ruangan itu.

“Tasya ingin melihat ruangan ruangan lainnya boleh” kata Tasya

“Mau dari ruang control atau langsumg ke ruangan masing masing“ kata eyang kakung

“Dari ruang control dulu“ kata Tasya

“Ayo” kata Bram sambil menggandeng tangan Tasya

Eyang kakung menbuka ruang kontrol dan melihat TV cukup besar 32 in terpasang di tembok dan eyang kakung duduk di ruang itu kemudian memencet sebuah tombol terdengan suara laki kali

“Siang dan“ kata orang di selah sama

“Hadi ya“ kata eyang kakung


“Siap dan“ kata Hadi

“Tolong buka semua saluran CCTV dari ruang Owner” kata eyang kakung

“ Siap ndan “ jawam Hadi

Bram menghidupkan layat TV yang berfungsi sebagai layar computer Tasya berdiri disamping Bram dan mengambil remod TV dan menghidupkan layar TV

Tiba tiba muncul gambar Bram dan Tasya di ruang itu, Bran ngalihkan cenel dari meja terlihat ruang owner, ini ruangan kamu Tasya, kenudian menekan lagi tombol lainnya, ini ruangan eyang, berturut turut turut ruanga lain nya, ruang Sekretasis, ruang pertemuan yang sudah tertata untuk brifing, ruang keuangan, ruang HDR dan ruang sekurite, kemudian lamtai 4 lantai 3 lantai 2 dan lantai 1 yang penuh karyawan yang sedang makan siang dan di luar halaman depan belakang samping kiri parkur mobil parkir roda dua

“Wah canggih betul ya“ komentar Tasya


“Ialah kan, biar aman dan ada pengawasan langsung dari atasan secara tidak di sadari oleh mereka” kata eyang kakung

“Yo kita makan di cafeteria, eyang kung udah lapar nih“ kaya eyang kakung

“Bersama sama karyawan” kata Tasya

“Ia lah kan eyang kakung berpendapat bahwa karyawan itu teman kerja dan perlakukan mereka secara manusiawi duduk sama rendak berdiri sama tinggi itu lah prinsip ke pemimpinan tapi ada ruangan khusus kok umtuk manager, dan para tamu yang kebetulan pas siang hari pas waktunya makan ya kita ajak makan bersama” kata eyang kakung

Tasya melangkah mengikuti langkah eyang kakung menuju cafeteria lantai satu, dan mereka masuk ke ruang kusus untuk para manager. Tidak ada perbedaan menu makan tapi hanya tempat makan yang membedakan karyawan di aula besar dan managar di ruangan kecil hanya itu dengan pemikiran mungkin manager perlu prevasi yang sedikit rahasia sebab semua itu ada batasnya.

Eyang kakung dan Tasya masuk ke ruangan itu dan sudah ada 5 orang yang ada sedang bercakap cakap santai punuh ledekan dan tawa. Begitu eyang kakung dan Tasya masuk mereka langsung berdiri memberi salam kepada eyang kakung dan Tasya.

“Nih kenalkan dulu cucuku dari Semarang baru datang hari sabtu kemarin dari pada bengong dirumah sendiri maka saya ajak sekalian, he he he“ kata Bram tanpa menyinggung masalah perusahaan.

Kemudian satu persatu yang ada di situ berdiri dan memperkenalkan diri

“Maria“ kata seorang wanita sekitar umur 35 tahuna

“Tasya, Tante“ jawab Tasya

“Mahendra“ kata laki laki setengah baya sekitar 50 tahunan

“Tasya Om“ kata Tasya

“Masella“ kata seorang wanita setengah baya

“Tasya, tante“ kata Tasya

“Hadi“ kata seorang lakilaki setengah baya berpotongan rambut pendek

“Tasya Om” kata Tasya

“Puji“ kata seorang wanita seumuran mama Tasya

“Tasya,Tante“ jawan Tasya

Mereka kemudian bergabung menjadi satu meja, eyang kung menggandeng Tasya menuju meja prasmanan dan mengambil makan dan lauk dan mereka kembali bergabung

“Mari Om, Tante“ kata Tasya

“Baru saya Tasya, silahkan“ kata mereka hampir serempak

“ Ini masakan tante Marsella ya, enak“ kata Tasya

“Kan tadi sudah ku bilang masakan Massela pas dilidah, pokok nya jos” kata eyang kakung

“Mas Bram itu ada ada saja“ kata Masella

“Tasya, Marsella ini sahabat baik eyang putrimu“ kata eyang kakung

“Oh ia, ingin besok besok belajar masak ke tante masella“ kata Tasya

“Boleh boleh“ kawab Masella

“Tasya bagaimana kabau mamamu“ kata Puji

“Baik tante, kok tante mengenal mama“ kata Tasya

“Mamamu dulu teman SMA tante malah satu kelas bahkan pernah satu bangku juga“ kata Puji

“Berarti tante Puji sahabat mama ya“ kata Tasya tersenyum senang

“Iya, Tasya“ kata Tasya

“Mamamu sekarang kegiatan nya apa Tasya“ tanya Puji

“Ya ibu rumah tangga biasa tante tapi ya kadang kadang juga membantu papa mengurusi bisnis papa“ kata Tasya

“Apa Bisnis papamu“ kata Puji

“Export ukir kayu jepara, jadi papa sering ke Jepara dan kadang ditemani mama juga” kata Tasya

“Wah hebat ya” kata Puji, lanjut“ Kamu sekarang kelas berapa Tasya “

“Kelas XII tante“ kata Tasya

“Wah, jadi sama dong dengan kemenakan Tante juga kelas XII tahun ini ujian, kamu juga kan“ kata Puji

“Ia tante“ kata Tasya
Kemudiam masuk dari luar seorang wanita paruh baya dan menyapa

“Selamat siang semuanya“ kata Luna baru masuk ruangan

“Tante makan sekalian bareng aku“ kata Tasya

“Ia Tasya ini baru ambil makan“ jawab Luna, dan Luna mengambil makan dan duduk di samping Tasya

Mereka pun saling canda ada ada saja masalah yang di bibarakan mereka kadang juga di selingi tawa bersama

Setelah makan siang mereka meninggalkan ruang cafeteria dan kembali ke tempat tugas masing masing.
Eyang kakung menilpun seseorang

“Gimana bisa datang ngak” kata Bram

“Baik saya tunggu, sebelum kamu datang brifing ngak akan saya mulai“ kata Bram lagi

Sementara Tasya dan eyang kakung sudah berada di ruang eyang kakung dan Tasya duduk di sofa membuka chamel TV dan melihat acara tersebut tak berselang lama ruang kerja eyang kakung di ketuk dari luar

“Masuk“ teriak eyang kakung

Pintu di buka dan Om Hasis masuk ke dalam ruangan

“Selamat siang Pak dan Tasya“ kata Haris

“Selamat siang“ jawab Tasya dan eyang kakung hampir bersamaan

“Silahkan duduk om“ kata Tasya

“Terima kasih“ jawab Hasis, dan duduk didepan Tasya

Eyang kakung mengangkat telpun dan menghubungi sekretarisnya

“Murti brifeng seperempat jam lagi ya dimulai, hubungi semua manager, keuangan, HDR dan sekurity ya“ kata eyang kakung

Setelah menerima jawaban telpun pun ditutup dan Bram duduk dan bergabung dengan Tasya dan Haris.

Setengah jam kemudian barulah Tasya, Haris dan eyamh kakung masuk ke ruang rapat yang semua manager, HDR, Keuangan, Sekurity semua berdiri dan mengucapkan salam bersama sama

“Selamat siang teman teman semua, sebelum brifing kita mulai akan saya perkenalkan dulu siapa yang duduk disamping kiri dan kanan saya, di samping kiri saya adalah cucu saya yang bernana Tasya Anggraeni mengapa Tasya ada diruangan ini nanti akan di jelaskan oleh pengacara saya Haris Nasution yang tentunya sudah menganal nya, sedang di kanan saya ya semua sudah mengenalya pengacara saya dan istri saya almarhumah, silahkan Haris” kata eyang kakung

“Terima kasih pak Bram, selaku Direktur Larasati Group, yang telah memberi waktu pada saya untuk mengumumkan sesuatu yang penting yang akan saya umumkan kepada bapak dan ibu manager yang di sini dengan harapan dapat di tularkan kepada semua karyawan. Bahwa jabatan yang yang semenyara ini kosong sebagai sebagai Owner perusahaan Larasati Group pagi tadi tadi sudah di tandatangani di depan notaris Haris Nasution S.H, M.hum dari Jabatan yang lama atas nama ibu Niken Larasati ke sdr Tasya Anggraeni berdasarkan surat wasiat dari ibu Niken Larasati tertanggal 7 September dua tahun yang lalu, mengapa menunggu sampai dua tahun karena menunggu Tasya Anggraeni berusia 18 tahun berdasarkan akta kelahiran Tasya Anggraeni tertanggal 5 Desember tahun ini dan terhitung hari in tanggal 15 Desember tahun ini semua perjanjian bisnis harus di ketahui oleh beliau Tasya Anggraeni selaku pemegang saham 100%, demikian pengumuman saya dan terima kasih” kata Haris

Semua yang hadir dalam ruangan itu dibuat terpukau sejenak dan mulai terdengar tepuk tangan yang menggema di ruangan itu, dan mulai dari eyang kakung menyalami Tasya mengucapkan selamat sambil mencium kening Tasya dan Tasya membalasnya dengan mencium biku biku tangan eyang kakung, di lanjutkan oleh Haris menyalami Tasya dan selanjutnya dengan semua manager perusahaan itu. Setelah semua kembali ketempatnya dan brifing pun di lanjutkan oleh eyang kakung sebagai Direktur Larasati Group.

“Selaku Direktur Larasati Group, mengucapkan selamat datang kepada cucuku Tasya Anggraeni dan selamat bergabung dengan kami Larasati Group dan marilah kita dengarkan sambutan dari Tasta Anggraeni“ kata eyang kakung

Tasta terkejut juga mendengar uraian pidato eyang kakung, tapi tidak bisa megelak lagi kemudian Tasya berbicara masih dalam keadaan tangis karena haru

“Perkenalkan saya Tasya Anggraeni cucu dari mendiang eyang putri Nilen Larasati dan eyang kakung Bram Kusuma, sungguh terharu sejak pagi tadi setelah ketemu dengan Om Haris selaku pengacara, tidak pernah terbayang dalam benak saya akan menduduki jabatan sepenting ini di dalam Larasati Group, Baru tadi pagi juga saya mendengar berita dari Om Haris yang menyatakan saya pewaris dari Larasati group, entah atas pertimbangan apa eyang putri Niken Larasati menunjuk saya walau disana masih ada ibu saya ibu Rini Kusumawardhani. Saya berharap bantuanya dari bapak dan ibu semua terutama pada eyang kakung Bram Kusuma karena dalam hal ini saya merasa buta sama sekali, saya mohon bimbinganya, sekian“ kata Tasya dan kembali duduk

“Saya mengharap ibu Marsella untuk memberi tanggapan sebagai wakil kita semua saya ambil karena beliau paling tua di antara kita setelah saya tentunya” kata Bram
Marsella berdiam diri sejenak dan berdiri

“Pertama sekali saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Bram selaku direktur Larasat Group ini, saya harus memanggil apa, nak, ibu atau apa sebab saya mersa berhadapan dengan cuci saya sendiri kebetulan ibu Niken itu sahabat sejak saya duduk di bangku sekolah SMA dulu bagai mana”

“Terserah tante saja enaknya panggil Tasya“ kata Tasya

“Ok, tampa mengurangi rasa hotmat saya, saya akan memanggil mbak saja ya, mbak Tasya saya mewakili semua karyawan dan semua manager yang tergabung dalam Larasati Group ini mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung dengan kita disini, saya berharap semoga dalam pimpinan mbak Tasya akan lebih maju dan kami akan lebih sejahtera, seperti dalam pimpinan pak Bram membuat terobosan bisnis yang membuat kami lebih sejahtera, saya kira cukup mbak sekian“ kata Masella kemudian duduk kembaki

“Pimpinan brifing saya serahkan ke Tasya selaku owner perusahan ini” Kata Bram mengambil palu kepemimpinan dam menyerahkan pimpinana brifing ke pada Tasya

“Selamat siang semuanya” Kata Tasya,lanjutnya“ Terima kasih saya panjatkan ke Allah yang maha kuasa atas anugrahnya yang berlimpah kepada saya dan kepada

Bapak bapak dan ibu ibu semua. Terima kasih juga kepada eyang kakung saya, eyang Bram kusuma yang memberi waktu kepada saya untuk memimpin brifing kali ini, tapi maaf, saya ingin mendengar dari bapak dan ibu mengnai perkembangan perusahaan ini yang terakhir langsung dari mulut bapak dan ibu sebagai manager dari masing masing bidang, saya mulai dari HDR dulu berapa jumlah karyawan yang ada?“

“Baik mbak Tasya” Kata Maria Agustina, lanjutnya“ Karyawan semuanya ada 200 orang yang tersebar di semua bagian di antara 200 karyawan hanya 30 orang yang merupakan karyawan tetap, 120 orang karyawan kontrak dan sisanya merupakan kayawan lepas artinya kalau ada even saja mereka di gunakan kebanyakan dari mereka adalah para mahasiswa atau meraka yang magang di perusahaan ini “

Setelah Maria Agustina duduk kembali

“Terima kasih ibu Maria Agustin atas laporannya, selamjutnya dari bagian percetakan saya persilahkan sikahkan Bapak Broto Suseno”

“Terima kasih mbak Tasya selaku owner perusahaan ini, Untuk percetakan sudah banyak perkembangan semenjak kita mendatangan mesin offset untuk segala cetak berwarna di samping itu pengetikan dan jilit skripsi betambah banyak orderan terutama di oflet kita yang dekat kampus sekarang bertambah banyak ada di lima lokasi yang berdekatan kampus kampus universiras yang banyak berdiri di kota ini saking banyak nya orderan kami merekrut tenaga tenaga lepas yang di bayar sesuai apa yan di kerjakan di luar cetak cofer dan penjilitan dan satu lagi andalan kita phothografi yang melayani berbagai kegiatan dari rapat seminar dan foto winding baik di dalam studio atau di luar, demikinan perkembangan percetakan larasati sampai detik ini” kata Pak Broto suseno

“Terima kasih Pak Broto, oh ia sebelum saya lupa saya mohon dari mbak Murti untuk mengagendakan brifing ini” kata Tasya

“Sudah mbak Tasya” jawab Murtiningsih

“Selanjutnya saya minta untuk bagian PO Larasati, ada berapa kendaraan yang sehat, dan yang kurang sehat dan apa saja kegiatan selama ini” kata Tasya

“Baik mbak Tasya,semua kendaraam milik PO Larasati terdiri dari 20 bis besar dengan kapasita 45 – 50 tempat duduk, 30 Bis tiga perempat dengan kapasitas tempat duduk 20 – 25 Tempat duduk dan sekitar 20 Mini Bis dengan kapasitas 10 – 15 tempat duduk, semua kendaraan dalam keadaan layak pakai Cuma ada beberapa yang harus turun mesin karena sudah saatnya servis besar di bengkel PO Larasati, jurusan yang terberar di Jawa, Madura dan Bali sedang ke Sumatara dengan menggunakan bis besar saja. Rencana kedepan akan diadakan Peremajaan terutama pada bis ukuran besar dengan bis bis yang baru dan ini sudah ada kerjasama dengan beberapa karoseri kasoseri untuk mengadakan ini secara bertahap, tahun in sudah dioperasikan 5 buah Bis baru dan tahun depan 5 lagi untuk Progam peremajaan angkutan. Bis bis yang sudah tidak layak di pakai kita jual dengan harga murah, dan kita belikan bis yang baru denga pertimbangan nilai perawatan bis bis lama akan bertambah dari pada bis bis baru. dan Rencana ke depan kita akan promosi angkutan Wisata baik wisata untuk sekolah ataupun wisata relegi untuk itu kita punya satu bagian yang kita namakan Trevel dan Biro (T & B) yang bertugas menjaring sekolah sekolah yang akan mengadakan karya wisata atau kantor yang akan mengadakan out door dengan harga cukup bersaing mulai tahun ini sudah ada 10 sekolah di Karesidenan Surakarta yang berhasil kita berangkatan, dan tahun depan sudah banyak proposal atau MOU dengan kita untuk karya wisata baik untuk sekolah atau karyawan kantor dan mereka semua menyatakan puas akan pelayanan ini. Untuk Angkutan Haji tahun depan kita mendapat kauta sebesar 150 peserta sedang tahun ini kita hanya mendapatkan jatah 50 peserta , kenaikan cukup senifikan mbak, sedang untuk Haji umroh setiap bulan kita memberangkatkan minimal 2 rombongan haji dari bandara Adi Sumarmo Solo. Demikian mbak perkembangan PO larasati untuk saat ini.

“Terima kasih pak Mahendra atas laporannya” kata Tasya, lamjutnya” Selanjutnya dari Cafetaria Larasati, monggo tante Masella”

“Terma kasih Mbak Tasya, Untuk cafeteria Larasati ini sebenarnya baru 2 tahun ini masuk ke area bisnis sebelumnya merupakan kegiatan untuk menyediakan makan siang untuk para karyawan kemudian masuk ke ranah bisnis pertama kita bekerja sama sama kantor kantor pemeritah atau kantor swasta untuk makan siang karyawan karyawan kantor tersebut, sekarang juga masyaratat juga ikut pesan untuk makan malam dan sore untuk keluarga leluarga muda yang tidak sempat masak untuk keluarganya dan juga kemarin bekerja sama dengan Butik dan salon kita menerima pesanan untu resepsi pernikahan yang berupa pondok pondok untuk resepsi perkawinan ada juga untuk Seminar dan pesanan dari PO dari bagian T & B untuk sekolah yang akan berwisata dengan nasi dalam bok, jadi jam kerja kami 24 jam dan selanjut nya ke depannya Café Larasati yang akan di bangun di area depan kantor juga akan di serahkan menjadi bagian dari Cafetaria untuk sementara oke lah tapi untuk seterusnya sebaiknya di buat bagian sendiri yang lepas dari cafeteria pekerjaan kami sunggung banyak sampai kualahan demikan dulu mbak” ucap Maesella

“Terima kasin Tante Marsel, ini usulan aja karena café yang akan kita bangun sangat dekat dengan cafeteria tidak usah menambah bagian juga tapi karyawannya kita tambah sehingga karyawan café adalah bagian dari Cafetaria, tapi nanti kita pikirkan dulu ke depannya bagai mana”ucap Tasya, lanjutnya” saya juga ingin mendengar langsung dari tante luna tentang pekembangan Salon dan bitik”

“Terima kasis mbak Tasya, Untuk Salon and Beauty dan Butik sudah dapat berjalan dengan baik dengan di bukanya konter konter di berbagai tempat di mall yang begitu semaraknya terutama salon and beauty yang banyak peminatnya dengan berbagai perawatan kecantikan yang kita tawarkan sedang untuk butik sendiri meneima pesanan pakaian jadi dengan model model khusus terutama dari disainer disainer terkemuka dengan bahan local tapi berkwalitas, juga membuat kaus kaus bersablon yang beremakan unggulan sebuah kota yang di pasarkan bersama paket wisata atau ke tempat rempat wisata, dan bekerja sama dengan PO soal pengirinam paket sudah merambah ke semua kota di Jawa Tengah dengan tema unggulan kota masing masing misalnya kota Semarang dengan lawang sewunya di jual di kota Semarang tapi pembuatan oleh butik Larasati” Kata Luna

“Apakah identitas Larasari selalu di cantumkan pada kaus yang dibuat oleh Larasati Group tersebut” tanya Tasya

“Pasti mbak Tasya untuk menjaga nama baik atas kwalitas buatan kita” jawab Tanye Luna

“Terima kasih tente, masih tersisa dua bagian lagi, mari tante Puju, saya ingin mendengar apa saja yang sudah dikerjakan bagian keunangan ini” kata Tasya

“Baik mbak Tasya, saya tidak berani menyebutkan
kekayaan Larasati group secara rinci soalnya ini merupakan rahasia perrusahaan Larasati Group, kekeyaan Larasati Group ada lebih dari 75 milyar rupiah kekayan kotor mbak Tasya sedang jalannya roda bisnis teus berlangsung dan menurut update terakir dari akutansi public sangat sehat sekali secara rinci akan kami laporkan secara pribadi” kata tante puji

“Selanjutnya saya ingin mendengar dari pak Hadi tentang keamanam perusanaan ini” kata Tasya

“Baik mbak Tasya untuk bidang saya aman terkendali selama ada bossku pak Bram” kata pak Hadi disambut tertawa oleh semua yang hadir disitu

“Terakhir kalinya saya juga ingin mendengar dari boss ku sendiri kata pak hadi tentang rencana kedepah dan langkah langkah yang akan di ambil selankutnya, untuk eyang kakung tercinta silahkan” kata Tasya

“Wah aku juga harus presntasi nih, baiklah tapi sebelum aku presentasi aku ingin menanggapi jalannya brifing siang hari ini, pertama untuk Tasya, aku sangat salut sekali cara meminpin brifing ini ngak lakah dengan anggota dewan” kata eyang kakung dan di sambut tepuk tangan dari semua yang hadir, lanjutnya”Aku percaya ke depannya akan lebih baik lagi. Untuk rencana pembangunan café Larasati sudah 100 % fic tinggal pelaksanaan di lapanan dan pihak kontraktor sudah oke bulan depan sudah bisa dimulai pembangunannya memakan waktu sekitar 4 – 5 bulan dan untuk gedung pertemuan sudah jalan 50% lah gambar sudah jadi tinggal tunggu perijinan dari pemeritah kota, dan untuk pembuatan hotel bintang 5 yang akan kita buat di belakang gedung pertemuan ini sudah sampai pembesan tanah penduduk yang di lakukan oleh pengacara kita Haris Nasution SH, dan kedepanya kita akan bekerja sama denga sebuah perusahaan dari Australia ingin menanamkan modal sebaai invetor 50 % - 50% dan pembicaraan sudah mencapai 75 % fic. demikian Tasya sebagai owner saya melaporkan” kata eyang kakung

“Terima kasih eyang atas laporannya, mungkin ini merupakan ide yang bisa di kembangkan untuk kemajuan Larasati Group di masa depan, seperti kata tahu dengan semaraknya online di dunia maya, apakah kita ngak akan mengarah kesana untuk memasarkan barang barang unggulan kita melalui dunia maya, smartphone pun sekarang bukan barang mewah anak kecil SD kelas 4 dan 5 pun sudah memiliki benda itu, ini peluang bisnis masa depan, tapi tentu saja kita harus mempersiapkan segala perangkat yang kita butuh kan untuk itu” Kata Tasya

“Suatu trobosan yang bagus sekali dari owner kita wajib di ancungkan jempol” kata eyang kakung memang saya juga punya pikiran yang sama dengan cucuku tapi sebelum saya ungkapkan sudah di ungkapan oleh cucuku” eyang kakung berdiri sambil bertepuk tangan dan menyalami Tasya atas ide yang angat cemerlang itu dan di ikuti oleh semua yang hadir di situ

Akhirnya pertemuan brifing dengan owner yang baru berakhir siang hari ini Tasya bediri setelah menutup pertemuan itu dengan bacaan hamdalah. Tubuh Tasya penuh kerinagat setelah memimpin pertemuan ini dengan rasa dak dik duk hatinya selalu berdebar debar mengingat Tasya baru pertama kali duduk di meja ini dan memimpin pertemuan semacam ini, dan akhirnya pertemuan selesai dan Tasya, eyang kung dan Haris kembali ke ruang pimpinana yang di sediakan untuk

Tasya, setelah Om Haris pamit pulang, Tasya langsung menggandeng tangan eyang kakung dan mengajaknya duduk di sofa yang ada di ruangan itu, Tasya pun segera duduk di pangkuan eyang kakangnya dan tangan Tasya ada di pundak eyang kakungnya dan tangan eyang kakung ada di pinggang Tasya.

“Hebat sekali kamu Tasya, dalam memimpin brifeng kali ini, semua terpesona padamu aku lihat dari wajah wajah mereka perasan kagum kepadamu, seperti eyang kakung seakan ngak percaya kalau kamu masih sekolah di kelas
XII seperti pembisnis kawakan” kara eyang kakung

“Tapi lihat nih pakaian Tasya basah semua karena rasa takut dan dek dek gan selalu, eyang kakung bisa aja ngerjain Tasya, sampai segininya” keluh Tasya

“Kamu termasuk hebat lho, mungkin orang lain akan terkencing kencing di podium ketika mendapat kesempatan yang sama” kata eyang kakung

“Untungnya Tasya aktif di osis dan pernah menjadi ketua osis juga, Tasya anggap saja ini rapat osis eyang kakung, jahad” kata tasya sambil memasang waja cemerut

“Ya maaf Tasya, bukan eyang jahad ngerjain kamu, tapi eyeng ingin tahu kesiapan kamu sebagai owner perusahaan besar seperti Larasati Group” jawab eyang kakung

“Eyang jahad harus di hukum nanti dirumah“ kata Tasya

“Eyang kakung, jujur tadi Tasya ngak PD banget memimpin brifing ini, sampa sekarang masing terasa lemes sekujur tubuh Tasya“ ucap Tasya sambil mencondongkan bibirnya menyentuh bibir eyang kakung, dan bibir eyang kakung menyambut bibir Tasya dengan melumatnya dengan pelan, mata Tasya terpejam menikmati sentuhan bibir eyang kakung.

“Yuk eyang kakung pulang, Tasya kangen ini“ kata Tasya sambil memegang penis eyang kungnya yang sedikit menegang

“Ayo “ jawab eyang kakung sambil berdiri dan mengangkat tubuh Tasya di dalam gendongannya, waktu sudah menunjukkan jam 03.30 waktu karyawan pulang

“ Tasya rapikan pakaiam mu ini pas jam karyawan pulang“ kata Eyang kakung


Jangan lupa like dan Kripiknya yang renyah
Semoga Berkenan

Tasya gak pernah ikut OSIS koq bisa mimpin brifing karyawan senior ya
 
Part 8 : Kemesraan 2

Pov: 3nd

“Sudah lama banget eyang kakung ingin menyetubui kowad baru kesampaian hari ini, rasanya senang galau, waktu eyang putri masih hidup eyang putri selalu menolak kalau aku ingin melihat eyang putri memakai seragam kowad ini, eyang putri selalu punya alasan untuk menolaknya katanya udah gemuk lah, ngak pantas lah, ngak PD lah banyak alasan yang diberikan dan eyang kakung ngak pernah memaksanya“ kata eyang kakung, lanjutnya “Pakaian ini sudah eyang kakung simpan selama satu tahun yang lalu dengan nama Tasya yang tertera di dadamu ternyata kesampaian juga impian eyang menyetubui seorang kowad“

“Ia, eyang kakung aku juga ingin di setubui seorang jendeal pangkat tiga bintang di pundaknya, silahkan jendral menikmati tubuh kapten Tasya, jendral“ kata Tasya manja

Di gendongnya kembali tubuh Tasya dan di bawa ke meja makan dan di dudukannya di atas meja tersebut

“Kapten kita main ya di meja makan ya“ kata eyang kakung

“Baik jendral, tapi alangkah enaknya kalau semua lampu di padamkan dulu jendral kecuali lampu di ruang makan ini“ kata Tasya

“Baik kapten tunggu sebentar“ kata eyang kakaung sambil meninggalkan ruang makan mematikan lampu ruangan ruangan lainnya dan di sisakan lampu ruang makan dapur dan lampu penerangan di luar rumah. Sementara Tasya memindahkan semua benda yang ada di atas meja makan untuk arena pertarungan nanti dan juga semua korsi di angkatnya di taruh di salah satu sisi sehingga atena pertandandinga syawat antara eyang kaung dengan sang cucu Tasya telah siap.

Tasya berdiri menghadap meja makan dan tersenyum puas, tiba tiba tangan eyang kakung memeluknya dari belakang tangan kanan langsung mengarah ke payudaranya sedang tangan kiri menjamah vagina Tasya dari luar celana yang dipakainya. Tasya meleguk mendapat serang secara tiba tiba otomatis wajah Tasya menoleh ke belakang tapi bibir Tasya di segapnya dengan lembut Tasya hanya bisa merasakan serangan birahi yang eyang kakung lancarkan.

Dengan pelahan tangan kanan eyang kakung yang ada di payudara melepas kancing kancing pada kemeja yang di kenakan setelah terbuka tangan kanan langsung memegang payudara Tasya dan meremasnya dengan lembut dan memaikan putting Tasya yang mulai mengeras. Tangan kiri eyang kakung juga menyusup masuk ke celana yang di pakai Tasya karena model kolor saja tengan dengan mudah, tangan kiri nya langsung menjamah klitoris Tasya, kenikmatan yang di rasakan Tasya atas serangan birahi yang eyang kakung lancarkan.

Tangan kiri Tasya juga ngak mau diam saja membalas serangan eyang kakung dengan mengusap penis eyang kakung yang mula mula dari luar terasa sekali dalam genggaman tangan Tasya, lalu di tariknya kolor pada celaa yang di kenakannya langsung memegang penis eyang kakung yang besar dan mengocoknya maju mudur, leguan baritone eyang kakung mulai terdengan kembali di samping erangan soprano dari Tasya merupakan nyanyian syawat yang mereka dengarkan.
Makin lama gerakan mereka makin cepat dan pada puncaknya eyang kakung memutar tubuh Tasya dan mereka saling berhadap hadapan dan serangan ke dua mulai di lancarkan oleh eyang kakung ciuman panjang langsung ke bulut Tasya yang seditit terbuka Tasya pasrah kerena tubuh nya mulai lemas walau belum mencapai puncak, kedua tangan Tasya ada di leher eyang kakung yang sedikit membungkuk sehingga leher Tasya yang kin mendapat seranga yang bertubi tubi leguan dan erangan saling bersaut sautan sepanjang pertarungan ini dan bibir eyang kakung kebawah lagi menyerang bukit kembar Tasya dan kedua tangan eyang kakung memeluk erat tubuh Tasya sehingga tubuh Tasya melengku kebelakang tangan satunya menyusup ke bongkahan pantat Tasya yang masih terbalut celana panjang.

Eyang kakung merasakan kelembutan bongkahan pantat Tasya dan meremasnya dengan pelan yang makin lama kakin kencang remasan tangan eyang kakung di buah pantat Tasya sedang mulut eyang kung masih menciumi bongkahan buah dada Tasya yang makin mengeras. Tasya hanya bisa merasakan serangan demi serangan eyeng kakungnya hanya bisa mengusap kepala eyang kakung dan menciumi kening eyang kakung dan dari mulut Tasya hanya terdengar erangan erangan erotis yang menambah semangant eyang kakung dalam menjamah tubuh Tasya.

Eyang kakung menambil nafas yang tersenggal senggal dan berdiri lagi kepala Tasya di pegangnya dan di ciuminya seluruh permukaan wajahnya sehingga tak satu pun dari kulit wajah Tasya yang tak terjilat oleh lidah eyang kakungn, Tasya mengeluarkan lidahnya yang siap menerima ciuman erotis dari eyang kakung dan pertemuan dua lidah yang saling membelit dan di selingi oleh leguan dan erangan erotis.

Tangan kanan eyang kakung ke bawah ingin mencopot belana goreng Tasya hanya sampai di mata lutut saja dan di lanjutkan dengan kali nya untuk berusaha mencopot celana doreng Tasya, dan akhirnya usaha eyang kakung berhasik dengan sukses melepas celana Tasya, kini Tasya didak memakai cekana apapun telanjang di bagian bawah.

Dinagkat nya badan Tasya dan di dudukan di pinggiran meja makan, eyang kakung mengambil salah satu korsi dan duduk didepan Tasya yang duduk di atas meja.

Dibukanya selakangan Tasya dan terlihat pemandangan yang sangat indah, vagina Tasya terlihat jelas warna merah muda semburat dari atas kebawah di samping kanan dan kiri belahan vagina Tasya berwarna putih ke coklatan

“Indah sekali vagina Tasya“ kata eyang kakung, otomatis Tasya yang mendengar pujian itu selakangan Tasya menutup tapi di tahan oleh ke dua tagan eyang Kakung dan tangan Tasya ingin menutupi vagina nya tapi kedahuluan mulut eyang kung sudah memberi serangan lagi ke vagina Tasya, begitu mulut dan lidah eyang kakung menempel dui atas vagina nya erangan panjang terdengar dari mulut Tasya

“Eyang kung …. ih …. ah …. eeennn aaaa kkkk“ ucap Tasya
Kepala eyang kakung yang masih di selakangan Tasya bibir dan lidahnya di atas kelentit Tasya dan Tasya hanya mampu melihat aksi eyeng kakung menciumi vagina Tasya kadang menyedot keras kelentit Tasya kadang juga menjitati kelentit itu, Tasya setengah rebah dan bertunpu pada ke dua sikunya sambil menimati pertunjukan yang eyeng kakung perlihatkan sukses membuar Tasya mengerang erang nikmat, ke dua jari eyang kakung mulai beraksi meneronos lubang vagina Tasya dan menaik turunkan tangannya menyentuh daerah palng sensitive di dalam vagina G-Spot Tasya berhasil di jamah oleh eyang kung dan mengheseknya secara perlahan lahan yang makin lama makin cepat dan makin cepat, Tasya beringas seperti cacing kepanasan dan menaikan ke dua kakinya di atas pundak eyang kakung tanpa terasa gobelan eyang kakung di G-Sopt Tasya membuat Tasya semalin melayang layang di angkasa badan terasa ringan dan kaki Tasya semalin kuat menekan kepala eyang kakungnya dan ditambah kedua tangannya memegang kepala eyang dan menekan ke dalan sangat kuat

“Eeeeyyyyyaaaannngggg ….. Taaasssssyyyaaaahhhh piiipppiiiiissss …“ teriak Tasya diakhiri dengan muncarnya pipis Tasya ke luar dari vagina Tassa eyang kakung hanya diam menerima semburan pipis Tasya dengan membuka mulutnya lebar lebar semua air pipis Tasya masuk ke dalam mulut sebagian ada yang di telan sebagian di keluarkan dan tercecer di lantai ruang makan, eyang kakung kehabisan nafas dan dengan terengah engah menerik nafas panjang duduk berandar pada kursi makan, pandangan mata mereka bertemu dan hanya tersenyum dari mulut Tasya dan di balas dengan senyuman juga oleh eyang kakung, setelah nafas mereka teratur kembali Tasya langsung turum dari meja makan dan duduk di pangkuan eyang kakung dan mereka saking berhadap hadapan tak lama kemudian bibir mereka saling menempel dan saling menyedot dengan gairah yang tinggi

Setelah puas berciuman Tasya minta eyang kakung duduk di atas meja dan Tasya di kursi yang di pakai duduk eyang kakung tadi, dibukanya selangkangan eueng kakung nya tampak penis besar dan panjang sudah tampak bediri dengan megahnya, diraihnya penis itu dengan jari jari Tasya yang mungil di elusnya secara perlahan dan pandangan mata mereka saling bertemu dan saling mengubar senyuman, tangan Tasya meraba setiap inci penis tersebut sampai pada buah peler yang menggelantung gagah, dua buah pelirnya sebesar elur asin itu mulai diciumnya san disedotnya pelan, rangsangan yang Tasya berikan untuk sejenak eyang kakung memejamkan mata meresapi apa yang Tasya lakukan, di jilatnya batang panjang dari pangkatsampai ujung berbentuk jamur dan diulang dari sudut yang berbeda depan belakang sampng kiri dan kanan dan berakhir dengan mencium kepala penis eyang kakung dan berusaha memakan kepala jamur ke dalam mulut Tasya yang terbuka lebar dipaksa untuk memesukkan kempali penis eyang kakung nampak sedikit sedikit penis besar eyangkakung tenggelam dalam mulut mungil Tasya, di gerakan kepala Tasya yang mulutnya penuh penis sambil memainkan ujung lidah Tassa mengelituk permukaan kulit eyang kakung, sepuluh menit berlalu eyang kung menarik tubuh Tasya tapi Tasya menolak nya bahkan di percepat kocokan penis dengan dan leguan baritone dari eyang kakung terdengan jelas dan akhirnya dari dalam penis eyang kakung mengeluarkan sperma warna putih kental dan agak lengket dan Tasya mencoba untuk menghisap ke dalam mulutnya menelannya hingga habis sperma milik eyang kakung yang terkapar nikmat setelah ke dua kaki eyang kakung kejang kejang dan di akhiri dengan semprotan tadi.
Lima belas menit berlalu nafas sudah teratur kembali, penis eyeng kakung pun sudah mulai loyo dengan sedilit sentuhan dengan tangan Tasya penis yang semula loyo mendadak menjadi tegang dan keras kembali, Tasya tersenyum geli melihat penis eyang kakung sudah keras kembali

Eyang kakung bergeser untuk turun dari meja makan dan memegang tangan Tasya

“Kapten harus bertanggung jawab, penis ku sudah bengkak kembali“ kata eyang kakung

“Siapa takut, jendral“ balas Tasya dengan senyum genitnya

Diciumnya bibir Tasya dengan penuh nafsu Tasya pun membalas ciuman eyang kakung dengan tak kalah bernafsunya, diangkatnya satu kaki Tasya ke atas dan di masukan nya penis eyang kakung ke dalam vagina Tasya, tangan Tasya berpegangan ke pundak eyang kakung dan pinggul eyang kakung mulai bereaksi maju mundur Tasyapun mengoyangkan pinggulnya ke kiri dan kanan gesekan ke dua kelamin membuat enak bagi kedua mahluk berlawanan jenis ini dari seorang kakek terhadap cucunnya, tak lama kemudian pantat Tasya diangkatnya kemudian eyangkungkun melangkah menuju kamar.

“Kamar kapten saja, jendral“ bisik Tasya ke telingga eyang kakung.

Eyang kakung melangkah ke kamar Tasya setelah sampai di depan pintu Tasya meraih handel pintu dan membukanya eyang kakung melangkah masuk kamar dan menutup kamar Tasya dengan kaki nya.
Di baringkannya Tasya di pinggiran tempat tidur dan Tasya mau membuka pakaina yang masih tersisa tapi di larangnya

“Aku mau ngentot dengan kapten Tasya” kata eyang kakung

Tasya ngak jadi melepas baju malah menggeser ke tengah tempat tidur sambil membuka lebar selakanganya memperlihatkan vaginanya ke eyang kakung. Eyang kakaung pun naik ke tempat tidur dan memposisikan penisnya di depan vagina Tasya, dipegannya penis besarnya dan di masukan ke lubang vagina Tasya, suara leguan dari mulut Tasya pun terdengar, tanpa komando pinggul eyag kakung langsung maju mundur sambil berpegangaan ke dua kaki Tasya yang menjulang ke atas, satu menit, dua menit, …., sepuluh menit pun berlalu ke dua kaki Tasya dirapatkannya dan di gulingkan ke kiri sehingga tubuh Tasya bergulir ke kiri, eyang kakung rebah di belakang tubuh Tasya dan pinggul eyang kakung bergerak kembali dan tangan eyang kakung dapat menjangko putting Tasya dari belakang, Tasya pun menoleh ke belakang langsung bibir Tasya di sambarnya sambil berciuman tapi pinggul eyang kakung tak berhenti untuk memompa terus hingga baju eyang kung masih di kenakan basah karena keringat, mulai menbanjiri tubuh mereka, sepuluh menit ke dua telah berlalu, entah berapa kali Tasya mengalami orgamus yang berkepanjangan terus enak dalam genjotan pinggul eyang kakung, diambilnya sebuah bantal di taruh di perut Tasya dan digesernya tubuh Tasya sampai tertkungkup tapi penis panjang eyang kakung mash besarang di vagina Tasya, di genjotnya kembali pinggul eyang kakung naik turun membuat irama derit tempat tidur mulai tedengar di celah celah erangan panjanga dari Tasya jeritan jeritan keenakan dari Tasya ngak pernah putus.

“Ennnnaaaakkkkk …. eyang ….. yang … keeennncceeengggg …..” pinta Tasya

Eyang kakung tidak merespon apa yang diucapkan oleh Tasya sebab komsentrasinya pada pinggul yang menggenjot pinggul Tasya yang tengkurep, tangan eyang kakung terus menggesek kepala putting Tasya dengan efektif sekali lagi lagi Tasya dibuat orgamus tapi pinggul eyang kakung tidak berhenti terus menggenjot vagina Tasya akhirnya pinggul eyang kakung menekan keras ke pinggul Tasya dan Tasya pun merasakan adanya aliran dayat yang akan keluat dari vaginanya

“Ahhhhh ….. Taaassssss ….. sssyyyyyaaaaa hhhh …. “ leguan panjang di barengi muncatnya air suci dari penis eyang kakung.

“AA hhhhhh ….. eeeyyyyaaaannnggggg …..“ sambil menekan keatas pinggulnya dan menyatulah tubuh ke dua manusia lawan jenis ini, eyang tepar kesamping Tasya dan meraih wahah Tasya yang masih keadaan tengkurep dan eyang menghadap ke atas ciuman lembut dan panjang sambil mengatur nafas yang tersenggal seggal.

“Eyang kok kuat banget siiiiihhh ….“ tanya Tasya
“Iaaa…. nih …. mungkin ini cinta eyang kakung yang terakhir Tasya sehingga membuat bada sealu vit untuk menyetubui Tasya selalu, biar Tasya puas dan tak bisa melupakan eyeng kakung“ jawab eyang kakung

“Eyaangggg, Tasya tu cinta banget lho dengan eyang kakung, sudah lama sekali eyang“ kata Tasya, lanjutnya

“Seluruh jiwa raga Tasya untuk eyang kakung seorang dan tak mungkin tegantikan dengan sosok orang lain“

“Ya eyang tau kalau Tasya selalu ada untuk eyang kakung, terima kasih Tasya“ ucap eyang kakung

“Benar kok kata eyang putri dulu, bahwa eyang putri juga ada untuk eyang kakung selalu walau terpisah dengan jarak dan waktu sebab tugas, oleh karenanya eyang putri mewanti wanti terus ke Tasya supaya terus memikirkan eyang kakung walau terpisah oleh jarak dan waktu dan Tasya sekarang baru bisa merasakan apa yang eyang putri rasakan mencintai eyang kakung dengan sepenuh hati” kata Tasya

“Ia Tasya, eyeng juga akan selalu setia ke Tasya seperti kesetiaan eyang kakung ke eyang putrimu, itu pun sudah eyang kakung lakukan semenjak eyang putri meninggal dunia hanya untuk menanti jawaban Tasya eyang kakung sanggup menjaui semua godaan terutama godaan tentang syahwat” kata eyang kakung sambil menciumi leher Tasya yang jenjang Tasya dan eyangkung melepas baju yang Tasya kenakan sekarang dalam keadaan polos tanpa selembar benang yang menutupi tubuh telanjang Tasya

Tangan kanannya memeluk tubuh telanjang Tasya dan memainkan payudara Tasya dan tangan Tasya pun ngak mau ketinggalan membelai lembut penis eyang kakung sambil terus berbicara

“Eyang kakung, Tasya ngak habis mengerti dengan perasaan Tasya sendiri, banyak temam teman Tasya yang menyatakan cinta ke Tasya, tapi selalu Tasya menghundar dari semua ini, pikiran Tasya hanya untuk eyang kakung seorang, semenjak eyang putri ngak ada, Tasya juga merasakan kalau eyang kakung adalah jodoh Tasya“ cerita Tasya

“Eyang kakung juga merasa heran kok Tasya, eyang kakung kok bisa nemcintai cucu eyang sendiri , padahal di tempat kerja yang dulu eyeng kakung di kelilingi oleh banyak wanita yang cantik cantik baik dari kalangan TNI ataupun pembisnis, eyang selalu ingat Tasya yang cantik dan gemesin dan kalau bertemu Tasya membuat penis ini tegang ngak karuan ingin melampiaskan tapi ngak berani, kalau eyang kakung pikir pikir apa ini puber ke dua ya“ kata eyang kakung

“Kalau gitu klop kan eyang kakung, Tasya baru mengalami puber pertama dan eyang puber ke dua pas“ kata Tasya

Makin lama mereka bercerita makin sering merangsang satu sama lain dan Tasya terkejut

“Ih …. eyang kakung ih …. penisnya kok tegan lagi sih“ kata Tasya senang

“Kamu yang binik horny eyang kakung sih” kata eyang kakung

Tasya bangun dari tidurnya dan mélangkai tubuh telanjang eyang kakung dan memasukan penis eyang kakung he dalam vaginanya, karena vagina nya masis basah, Bleeeesss.

Eyang kung meleguk dasat ketika penis nya sukses masuk ke tubuh Tasya, tanpa diperitah ke dua kali Tasya langsung menggoyag pinggulnya kedepan dan kebelakang gesekan kedua kelamin itu membuat sara gatel di dalam vagina Tasya dan mengarahkan penis eyang kakung ke arah yang terasa gatel makin lama semakin cepat goyangan pinggul Tasya, eyang kakung masih diam sambil melihat tubuh Tasya bergoyang dan mulai meremas payudara Tasya yang bergelantungan indah.

Tasya pun tersenyum menikmati remesan remesan tanga eyang kakung di payudaranya akhrnya Tasya mencapai orgamus lagi, eyangk kaung menganglat tubuh Tasya dan membalikannya Tasya ada dibawah tubuh eyang kakung, dan mulai menggenjot lagi vagina Tasya dengan irama yang sangat pelan dan tubuh eyang kakung bertumpu pada ke dua sikunya untuk menumpang tubuhnya.

Tasya sudah mulai merasakam ada gerakan di dalan varinanya sesuatu yang enak mendesak keluar dari dalam dan terkumpul di vagimamya

“Eyaaaanngggg ….. Ehhemmmm …..“ erang Tasya
Eyang kakung melihat tada tanda Tasya akan orgamus lalu mempercepat goyangan pinggulnya dan menekan keras penis nya kedalam vagina Tasya pun mengerang disertai kejang kejang di seluruh tubuhnya, eyang menghentikan genjotan pinggulnya tapi hanya sebentar memberi kesempatan untuk Tasya menikmati orgamuasnya, dan mengenjot kembali dalam kadar yang lebih bertenaga dari yang sudah, tidak lama kemudian Tasya meleguk lagi dan berseru

“Eyaaaannnggg …. ehheeemmmm“ kata Tasya
Taya Orgamus kembali dan eyang kakung menghentikan genjotanya, detelah istirahat satu – dua menit, eyang kakung menggenjot lagi vagina Tasya dengan rpm tinggai, Tasya hanya bisa menerima dan meraskan keindahan bercinta dengan eyang kakung yang perkasa dan mambuat dirinya terbang ke anggkasa meraih bintang bintang yang certaburan.

“Eeeeyyyyyyaaaaaannnnnnggggggg ……..“ seru Tasya

“Taaaaassssssgs ssyyyyyyaaaaahhhhh …..“ seru eyang kakung dengan dasat
Tubuh Tasya melengkung ke atas sedang tubuh eyang kakung melengkug kebawah dengan kakuatan yang sama dasatnya tubuh Tasya dan eyang kakung bersatu dalam beberapa menit, akhirnya melem itu eyang kakung tepar dan tidur disamping Tasya sampai pagi
Hanya senyumam kepuasan di bibir mereka berdua.

Semoga berkenan suhu

Eyang Bram bikin Tasya ketagihan....... minum apaan ya.....
 
Part 9: Hari Pertama

3rd Pov

Keesokan harinya Tasya bangun merasakan badannya sakit semua dan vaginanya merasa basah dan meneteskan cairan sperma eyang kakung dan cairannya sendiri duduk di tepi ranjang arena pertempuran semalam Tasya melihat eyang kakung masih tertidur sangat pulas masih dalam keadaan telanjang bulat, Tasya tersenyum mengingkat kemesraan tadi malam yang di lalui berdua, eyang kakung sungguh angat romantis, melihat bayu seragam Kowad yang ada di sisi ranjang dan melihat nama Tasya ada di dada sebelah kiri tanda pangkat kapten ada di ke dua lengannya bayu doreng kas TNI – AD walau Tasya sendiri ukan anggota kowad entah eyang kakung dapat baju dari mana.

Digerakan pinggulnya kekiri dan kanan sambil melangkah masuk dalam kamar mandi menyalakan shower air hangat dan berdiri di bawah pancuran itu, rasa segar menyelimuti seluruh badan Tasya, mengambil sampo cair dan nenuangkannya ke tanganya dan mulai membasai rambutnya dengan sampo dan meremas remas rambutnya sendiri dan berdiri kembali di bawah pancuran dan membersihkan bekas cairan sampo yang ada di rambut kepalanya, lalu mengambil sabun cair dan mengoles sabun itu ke seluuh tubuhnya, semua area tubuh Tasya tak terlewatkan dari ujung kaki sampai kepala, kembali ke bawah pancuran air hangat setelah bersih mematikan air shower dan mengambil sikat gigi dan diolesi tanpasta dan mulai menggosok giginya sampai bersih, masih dalam keadaan telanjang Tasya keluar dari kamar mandi dan mengambil kimono ternuat dari anduk dan memakainya, tak lupa juga memnambil handuk kecil untuk mengerinkan rambut yang masih basa.

Jam enam guman Tasya, lalu melangkah keluar ruangan menuju ruang makan melihat celana yang dipakai semalam masih tertinggal di lantai ruang makan, di ambilnya dan mengambil paci diisinya dengan air dan di taruh di atas kompor,kemudian di tinggalnya, menuju kamar mengambil baju doreng yang terletak di lantai dan membawanya ke tempat cucian, Tasya melangkah masuk kamar eyang kakung mengambil CD, Kaos singket, baju batik dan celana untuk di kenakan ke kantor setelah ini dan membawanya ke kamar Tasya dan di taruhnya di atas meja rias, kembali Tasya ke dapur menyiapkan kopi kesukaan eyang kakung dan segelas susu untuk nya dan di bawanya ke dalam kamar Tasya.

Waktu sudah menunjukan jam setengah tujuh, Tasya membangunkan eyang kakung dengan sebuah kecupan panjang di bibirnya, merasa bibirnya ada yang yang menciumnya eyang kakung menggeliat tubuhnya dan mendapatkan Tasya berada di sampingnya baru mencium kening eyang kakung dan secara cepat tubuh Tasya di tangkapnya sabil mendekap tubuh Tasya bibir eyang kakung mencium bibir Tasya dengan sangat lembut Tasya sadar bahwa eyang kakung sudah bangun memudian merik tangan Eyang kakung sehingga eyang kakung terbangun dari tidurnya dan mengandengnya masuk ke kamar mandi dam mempersilahkan eyang kakung mandi selesai mandi eyang kung berjalan keluar dari kamar mandi dakam keadaan telanjang bulat memamerkan penis yang megelantung bebas bergoyang ke kanan dan kekiri.

“Ih, eyang kakung parno, mana belum anduk andukan masih basah gitu“ kata Tasya sambil mengambil anduk dan di berikan ke eyang kakung setelah itu eyang kakung memakai baju yang sudah di siapkan oleh Tasya untuk berangkat ke kantor.

“Tasya kamu ngak ke kantor” kata eyang kakung

“Ngak lah males, masih capek nih“ jawab Tasya

“Ngak boleh gitu dong Tasya, kamu sekarang menjadi panutan orang se kantor panutan 250 orang karyawan” kata eyang kakung

“Lalu apa yang nanti Tasya kerjakan “ kata Tasya

“Banyak Tasya, Tasya bisa melihat lihat kinerja para pegawai dari paling kecil sampai yang terbesar dan melihat bagian bagian seperti dapur, salon, tempat jahit dan masih sambil berkenalan dengan karyawan sebagai seorang owner harus menguasai semua bidang paling tidak tau seluk beluk atau proses suatu barang itu di hasilkan atau kalau masih malas juga diam diri di kantor kamu juga punya ruangan sendiri bisa aja kamu belajar disana atau hanya membaca majalah atau koran atau kirin emai atau jawan WA teman temanmu asal kamu tetap di tempat semua orang ngak akan bertanya dan memberi tugas kepadamu, kecuali tugas dari eyang kakung memuaskan eyang kakung di atas tempat tidur Tasya” kata eyang kakung

“Ia, akhirnya kesana juga, apa semalem kurang sih“ kata Tasya

“Kurang sih engak Tasya, tapi kalu dekat dengan mu hawanya ingin mencumbuimu melulu bikin sang kopral mengangguk angguk terus” jawab eyang kakung sambil tersenyum.

“Ia deh Tasya ganti baju dulu“ kata Tasya

Tasya mengambil baju dari almari dan memakainya hanya memakai blus lengan pendek warna merah muda dipadu dengan rok panjang selutut dengan warna putih rombut di sisisr biasa dan memoleskan bedak tipis dan lipsglos di bibirnya,

“Wah, cantik sekelai cucuku saat ini” kata eyang kakung sambil mencium kening Tasya dan hanya di balasnya denga senyuman

“Terima kasih eyang ku yang ganteng“ kata Tasya.

Setelah makan pagi yang diapkan oleh bu Surti mereka makan dengan duduk berdampingan sambil berbincang bincang dan di selingi gurauan gurauna segar.

Jam 7.30 Tasya dan eyang kakung berangkat ke kantor, Tasya yang menjabat owner peusahaan itu, dan eyang kakung yang menjabat direktur pada Larasati group.

Setengah jam kemudian mereka sudah sampai di halaman kantor Larasati Group. Tasya dan Eyang Kakung beralan berdampingan , banyak karyawan yang berpapasan dengan mereka mengucapkan selamat pagi dan di balasnya sapaan itu dengan selamat pagi juga disertai senyuman dari mereka berdua. Tasya dan eyang kakung berpisah Tasya memasuki ruangan khusus untuk owner dan eyang kakung memasuki ruang direktur. Tasya masuk ruangann masih bingung lalu duduk di korsi di belakang meja besar, di atar meja besar itu hanya terdapat sebuah laptop dalam keadaan mati dan tertutup dan telpun meja. Tasya mengamati isi ruangan itu di sana ada meja korsi satu set untuk menerima tamu, ada juga sebuah sofa panjang dan di depannya terdapat TV besar 42 in, ada potret eyang putri memakai kebajak di sebelahnya ada potret eyang kakung dan eyang putri berdampngan disamping ada juga ganmbar presiden dan waklinya dan lambing Negara Garuda Pancasila dan sebuah bendera sang merah putih didamping ada tulisan besar Larasati group.

Disebelah kiri tempat duduk Tasya ada toilet dan disampingnya ada ruang tertutup dan di sampingnya ada ruang control ke semua bagian yang berhubungan denga ruang direktur dan sekurite. Tasya melangkah mendekati ketiga ruang itu dan membukanya dan memauki ke dalam ruangan paling kiri berupa toilet di lihatnya sangat bersih lantai kering ada closet duduk dan shower di pojok sudah ada sabun cair dan tisu khusus untuk toilet, kemudian ruang tengah masih tertutup dan terkunci, dan di ruangan paling ujung di bukanya masih terlihat seperti kemarin.

Kembali Tasya ke tempat duduknya baru saja duduk ada suara d ketukan di pintu tiga kali.

“Masuk“ kata Tasya

Setelah pintu di buka terlihat seorang laki laki kira kira umurnya 40 tahunan

“Selamat pagi, bu“ kata kali kali itu

“Selamat pagi” jawab Tasya, lanjutnya “Ada apa pak”

“Bu perkenalkan saya Sukro, saya sebagai pinpinan CS disini bu” kata pak Sukro

“Pak Sukro ya, jangan panggil ibu lah, aku masih sekolah juga belum pantas di pangil ibu“ kata Tasya

“Lalu panggil apa ya” kata Sukro

“Mbak aja ya sama seperti yang lain“ kata Tasya

“Baik mbak ….. “ kata Sukro sambil diam

“Tasya pak“ kata Tasya

“Baik mbak Tasya“ jawab Sukro

“Kebetulan bapak dari CS ya, saya mau tanya ruang tengah itu isinya apa ya pak, kok ngal bisa dibuka“ kata Tasya

“Ia bu, kamar tengah itu isinya barang barang pribadi ibu Niken, jadi selalu saya kunci sepeninggalan ibu Niken“ kata Sukro

“Bawa kunci nya” kata Tasya

“Kuncinya ada di laci tempat mbak duduki“ kata Sukro sopan

“Coba ambil aku ingin lihat barang barang dari eyang putri“ jawab Tasya sambil berdiri dari tempat duduknya

Sukro melangkah membuka laci di sebelah kiri palingbawah dan mengambil kunci dan melangkah menuju kamar yang tengah dan membukanya dan mempersilahkan Tasya untuk masuk

Tasya masuk ruangan yang dibuka oleh pak Sukro dan mendapatkan sebuah ranjang cukup besar masih tertutup seprei putih terdapat juga 2 bantal dan 1 guling semua di lapisi kain putih ada sebuah meja rias dan sebuah almari pakaian di sana

Tasya keluar dari kamar itu pak Sukro mengikuti dan mau menguci pintu tersebut tapi di larang oleh Tasya dan menyerahkan kunci pada Tasya dan menempelkan pada tempat kunci di pintu tersebut.

“Kalau perlu apa apa tolong panggil saya di telp internal no 12“ kata Sukro, lanjutnya “ Kalau tidak ada lagi, saya permisi dulu, mbak Tasya “

“Ya, silahkan pak“ jawab Tasya

Kemudian Tasya masuk kembali ke ruangan tengah sebagai ruang pribadi eyang putri, Tasya tertawa sendiri, kalau capek ingin istirahat bisa tidur seharian di sini, setelah masuk mengambil pewangi ruangan dan menghidupkan AC di ruanga itu untuk menghilangkan bau yang ngak enak maklun sudah hampir dua tahun ngak di pakai, membuka almari pakainan eyang putri melihat beberapa potong pakaian yang ada di dalam almari itu di ambilnya satu dan di tempelkannya ke badannya dan melihat dari sebuah kaca besar, pas kayaknya, dilepas pakain yang di kenakan di ganti dengan pakaian kerja eyang putri, ternyata kebesaran sedikit terutama bagian perut pinggang dan dada, dilepasnya kembali pakaian itu masih bagus guman Tasya tapi sayang kebesaran sedikit, Tasya punya pikiran untuk mengecilkan pakaian itu untuk di pakai saat beraada di kantor seperti saat ini, di gantungnya kembali pakaian tadi dan Tasya memakai pakainan nya kenbali, keluar dari ruangan pribadi eyang putri dan mulai sekarang menjadi ruangan pribadinya.

Tasya ingin belajar cara mengoperasikan sendiri di ruang control, kemudian Tasya menelpun ke bagian sekurite.

“Selamat pagi mbak Tasya“ kata seorang laki laki dari seberanga sana

“Selamat pagi pak, ini pak Hadi ya“ kata Tasya

“Betul mbak, ada perlu apa ya “ kata Hadi Wardoyo pinpinan sekurite

“Gini pak, saya ingin belajar mengoperasikan ruang control, tapi kalau bisa cewek pak yang paham betul tentang ruang control, kalau kali laki takut fitnah pak“ kata Tasya

“Ok mbak sementar saya carikan satpam perempuan yang tau benar mengoperasikan ruang control“ kata Hadi

“Ok, pak saya tunggu“ kata Tasya

Telpun di tutup dan Tasya kembali duduk di tempat duduknya kembali. 10 menit kemudian pintu ruangan Tasya di ketok dari luar

“Masuk“ kata Tasya

“Pagi, Bu“ kata seorang wanita berseragam Satpam memakai celana panjang, lanjutnya “Saya Dian bu, yang di tugasi oleh pak Hadi untuk memberi keterangan cara opesarinya ruang control“ kata Dian

“Ya mbak Dian, silahkan duduk“ kata Tasya, lanjutnya “Jangan panggil ibu lah mbak, saya masih sekolah juga“ kata Tasya

“Lalu apa saya memanggil ibu“ kata Dian

“Mbak aya ya mbak“ kata Tasya

“Baik mbak ….“ kata Dian

“Tasya mbak“ jawab Tasya

Tasya dan Dian segera masuk ke ruang control dan Dian ambil kursi yang ada di ruangan itu dan menaruhnya di dekat korsi operator

“Silahkan mbak Tasya duduk di kursi operator“ kata Dian

Setelah Tasya duduk dan Dian juga duduk di korsi disamping Tasya.

“Mbak runagan control ini berhubungan langsung dengan ruang control yang berada di ruangan pak Bram dan juga di ruang sekurite, kalau lampu hijau di atas itu menyala tandanya ruangan ini sudah on dan siap di operasikan, kalau mati mbak Tasya harus menghubungi kami di ruang sekuritas, seperti tadi mbak menghubui pak Hadi, pertama menghidupkan TV monitor denga remot setelah hidup ada peritah masukan password, mbak ketik Niken maka semua sistem sudah on, mau lihat ruangan mbak Tasya, tekan cennel 1 maka terlihat di layar ruangan mbak Tasya, ruangan pak Bram cennel 2 dan seterusnya di sini ada daftar untuk masing masing cannel” kata Dian sambil menunjukan daftar yang ada di selah meja operator

Banyak hal yang di pelajari Tasya dari mbak Dian seorang sekurite perusahaan Larasati group, dan banyak pertanyaan yang diajukan oleh Tasya dan semua di jawab dengan sopan, terakhir kalinya Tasya menggubungi eyang kakung yang saat ini juga baru berada di ruang control

“Selamat Siang eyang kakung“ kata Tasya di layar monitor yang berada di ruang control eyang kakung.

“Selamat Siang Tasya, eh baru belajar ya dengan siapa“ tanya eyang kakung

“Dengan mbak Dian eyang“ kata Tasya

“Udah bisa mengoperasika dengan benar ya“ kata eyang kakung

“Sudah eyangkakung, sudah pinter kok” kata Tasya, lanjutya ”Sudah ya eyang nanti di lanjut di kopi darat”

“Apa Tasya, kopi darat, ha ha ha …..“ kata eyang kakung sambil mematikan cannel 2.

“Yok mbak, gimana nih cara mematikan“ kata Tasya

“Biasa seperti memayikan computer“ kata Dian

“Ya coba ya“ kata Tasya

Tasya menyadown dan keluar dari system.

“Mari mbak duduk di ruangku sebentar ada yang mau tanyakan“ kata Tasya

Tasya dan Dian kembali ke ruangan Tasya kembali, Tasya duduk di korsi pimpinan dan mbak Dian duduk di depan Tasya.

“Mbak Dian boleh aku bertanya“ kata Tasya setekah duduk di kursinya

“Tanya tentang apa mbak“ tanya Dian

“Itu aku tadi bongkar bongkar ruang pribadi eyang putri disana aku menemukan beberapa setel pakaian eyang putri yang masih bagus dan layak di pakai kerja, tapi setelah saya coba kok kebesaran semuanya hanya sedikit sih, mau tanyak kalau mau ngecilin pakaian di dekat sini di mana ya“ tanya Tasya

“Mbak Tasya di sini kan ada Butik juga yan menyediakan pakaian seragam untuk karyawan di Butik itu juga ada yang disebut bagian modiste sama dengan penjait gitu tinggal telpun aja ke bagian salon dan butik nanti ada petugas yang datang kesini dan dapat mengecikan dan membuat pakaian seragam sendiri khusus pegawai tetap dia akan menerima pakaian seragam dari perusahaan 2 stel yang harus di kenakan setiap hari” kata mbak Dian.

“Terima kasih mbak atas informasinya“ kata Tasya

“Kalau tidak ada lagi, saya mohon pamit, mbak Tasya” kata Dian

“Terima kasih ya mbak atas pembelajaran hari ini“ kata Tasya

“Baik mbak, saya mohon diri“ kata Dian

“Ya” jawab Tasya

Setelah Dian pergi sebentar kemudian ada ketukan pintu lagi

“Masuk“ kata Tasya

Setelah pintu terbuka seoranag karyawan yang usianya masih muda sekitar 22 – 23 tahunan berdiri di ambang puntu dan mengucapkan salam

“Selamat siang bu” kata seorang wanita itu

“Ya, mari silahkan duduk” kata Tasya sambil berdiri

Setelah karyawan tadi duduk

“Bu, saya di tugasi oleh pak Bram menjadi sekretasis pribadi ibu“ kata orang Tadi

“Oh ia” kata Tasya agak terkejut mendengar keterangan dari karyawan tersebut, lanjutnya

”Nama mbak dan lulusan“ Tanya Tasya

“Nama saya Nurmala dan saya baru lulus taun ini dari pendidikan D3 jurusan kesekretariatan” kata Nirmala

“Jangan panggil ibu lah, saya juga belum lulud SMA kok“ kata Tasya

“Tapi disini ibu adalah pimpinan kami semua jadi wajar kalau kami memanggil ibu“ jawan Nurmala

“Mbak aja deh kelihatannya lebih akrap” kata Tasya

“Baik bu eh, mbak …. “ kata Nurmala

“Tasya, mbak Nur” kata Tasya

“Baik mbak Tasya “ kata Nurmala

“Coba jelskan apa yang menjadi tugas dari sekretaris“ tanya Tasya

“Baik, mbak Tasya“ kata Nurmala, kemudian “Salah satunya mengkomfirmasi kalau ada tamu yang ingin ketemu dan mengingatkan mbak kalu ada acara kedinasan, dan mempermudah semua urusan mbak baik dinas atau non dinas“

“Baik saya mengerti“ kata Tasya

“Oh, ia mbak Nur, tadi saya lihat di ruang pribadi eyang putri ada beberapa baju dinas setelah saya coba agak kebesaran , tolong nanti hubungi bagian modiste untuk mengecilkan untuk saya pergunakan kalau pas dinas akau kerja“ kata Tasya

Nurmala mencatat yang menjadi tugas yang pertama untuk Nurmala sebagai sekretaris owner perusahaan itu.

“Oh ia mbak, ada perwakilan karyawan dari perusahaan ini ingin menghadap mbak Tasya” kata Nurmala

“Siapa tu“ kata Tasya

“Dari serikat buruh dari perusahaan ini, katanya ingin sekali berkenakan dengan owner perusahaan ini“ kata Numala

“Oh,silahkan, sekarang atau nanti“ kata Tasya

“Terserah mbak mau menerima mereka kapan” Tanya Nurmala

Tasya melihat jam di dinding yang terletak di pojok kakak dekat pintu.

“Sekarang udah jam 10.30 nanti seperempat jam lagi ya” kata Tasya

“Baik mbak“ kata Nurmala, lanjutnya“ Saya permisi dulu”

“Ya” kata Tasya

Waktu yang seperempat jam ini di gunakan Tasya untuk istirahat dam membuat secangkir coklat yang tersedia di sudut ruangan dibuat semacam Bar kecil, setelah memuat minuman Tasya duduk kembali di tempat duduknya. Sebentas lihat laptop yang ada di atas meja kerja Tasya menghidupkan system tapi tidak bisa masuk kerena di minta password untuk masuk ke system.

Tasya menilpun sektrrtasis nya.

“Hallo mbak Nurmala, bisa bantu saya ngak“ tanya Tasya

“Ya mbak Tasya apa yang bisa bantu“ kata Nurmaa

“Ini saya mau menghidupkan laptop yang ada di meja saya tapi ngak tahu password nya tolong carikan password nya ya“ kata Tasya

“ Ia mbak sebentas saya carikan, nanti saya infokan mbak“ kata Nurmala

“Ia, saya tunggu“ kata Tasya dan menutup kembali telpunmya.

Jam 10.45 menit pintu ruangn Tasya di ketuk dari luar

“Masuk“ jawab Tasya

Setelah pintu terbuka masuk 5 orang yang terdiri dari 3 orang laki laki dan 2 orang Wanita dan Tasya menerima mereka di ruangan kerjanya

“Silahkan masuk dan silahkan duduk” sambut Tasya berdiri dan mengulurkan tangannya untuk berjabatan tangan tanda perkenalan sambil mengucapkan nama masing masing mereka duduk melingkar di kursi ynag disediakan untuk meneri Tamu dan menyisakan satu korsi untuk Tamu korsi panjang terpaksa di pakai oleh tiga orang sekaligis memeng besar dan di siapkan untuk 3 orang.

Setelah mereka duduk dan Tasya juga duduk di depan mereka

“Perkenalkan kami dari Serikat buruh dari perusahaan Larasati group ini, nama saya Bagas Surya Mustika, ke dudukan sebagai ketua harian” Kata Bagas, seotang laki laki kira kira berusia 40 tahunan masih sangat energik, setelah selesai bagas memberi kode ke temannya untuk memperkenalkan diri da dijawab dengan anggukan Tasya dan ternyum pada Bagas

“Perkenalnan saya Dwiyan Mahardika, sebagai wakil ketua PSBI ranting Larasari Group” kata Dwiyan, seorang kali kali berubur kira kira 35 tahunan.

“Saya Dwi Susanti, sebagai sekretaris umum, bu“ kata Dwi Susanti seorang Wanita berjilbab berusia 30 tahunan,

“Saya Esti Wediningsih, sebagai bendahara, bu“ kata Esti, seotang wanita berunmur 30 tahunan

“Saya Kusnanto, sebagai pembatu umum, bu“ kata Kusnanto seorang laki laki berumur sekitar 40 tahunan

Setelah Tasya mendengar perkenalan mereka Tasya dengan senyum nya yang khas

“Mas dan mbak, boleh saya panggil begitu ya, karena saya juga ngak mau dipanggil ibu, panggil aja mbak biar lebih akrap dan lebih bersaudara, dan saya masih sekolah juga sekarang baru duduk di bangku kelas XII sebentar lagi ujian, sebenarnya saya juga terkejut ketika kemarin siang saya mendapat warisan dari nenek, eyang Niken sebuah perusahaan ini, maaf nama saya Tasya Anggaeni, panggil saja Tasya” kata Tasya, lanjutnya “Apa yang bisa saya bantu”

“Begini bu, eh, mbak Tasya kami dari perwakilan seluruh karyawan dari perusahaan Larasati group ini ingin sekali berkenalan dengan mbak Tasya sebagai owner dari perusahaan ini, kan kurang ethis kalau ada karyawan dari perusahaan ini tidak mengenal siapa pemilik perusahaan ini” kata Bagas mewaliki teman temannya, lanjutnya “Hanya sebuah perkebalan antara pemilik perusahaan dengn seluruh karyawan bukan hanya managemen saja yang mengenal tapi semua karyawan, ngak usah mengada ngada mbak kami hanya ingin saling mengenal dan saling tatap muka dengan mbak Tasya dan mendengan rencan mbak lima tahun ke depan sehingga kami sebagai karyawan menapat anggin segar utuk terus mengabdi di perusahaan ini sebagai gantungan kehidupan kami ini“ kata Bagas

“Perkenalan dengan seluruh karyawan ya” ulang Tasya, lanjutnya setelah berpikir dalam mengambil keputusan “Ya nanti akan saya pertimbangkan usulan mas mas dan mbak mbak dari serikat buruh, nanti akan saya bicarakan dulu dengan eyang kakung dan beberapa manager untuk menanggapi usulan mas dan mbak semua, ada lagi” kata Tasya

“Satu lagi mbak Tasya, saya menginginkan sebuah ruangan tersendiri untuk menampung kegiatan kami semacam ruang secretariat begitu ngak usah se mewah ini tapi cukup untuk kami bekerja“ kata Bagas

“Untuk usulan ruangan secretariat ya “kata Tasya, lanjutnya “Maaf nanti akan saya bicarakan dengan direktur eyang Bram enaknya bagaimana, tapi dalam hal ini saya sagat setuju bagaimana mas dan mbak akan bekerja sementara ruang kerja ngak ada, boleh saya bertanya” kata Tasya

“Boleh mbak silahkan” kata Bagas

“Bagaimana caranya mas dan mbak ini membiayai organi sasi ini“ kata Tasya

“Kami semau anggota sistem iur yang besarnya sudah ditentukan 2% dari gajih yang di terima setiap bulan, dari iur anggota itu kami membiayai semua kegiatan yang ada, bila anggaran untuk semua kegitan itu kurang kami mengajukan proposal ke perusahan untuk minta bantuan untuk melaksanakan kegiatan itu, tapi itu pun jarang di lakukan sebab semua kegiatan dapat di tutup dari uang iur dari kegiatan lain“ kata Bagas

“Kegiatan lain, seperti apa tu” kata Tasya

“Kegiatan lain saat ini kami mendirikan semacam koperasi dari kita untuk kita dan sampai saat ini kami sudah bisa meminjamkan para anggota sebesar 5 jutaan, mbak, dan modal koperasi ini terus bertambah dan rencana ke depan kami akan menambah usaha pengadaan sembako dan keperluan lainnya sebab modal dari anggota nantinya akan kembali keanggota sebagai SHU, dan ini sudah berlangsung lama semejak ibu Niken masih sugeng sampai saat ini dan modal koperasi kami sudah sekitar 500 – 600 jutaan lebih mbak” kata Bagas

“Siapa saja yang menjadi Anggota Serikat buruh ini dan koresasi” kata Tasya

“Semua pegawai atau karyawan termasuk juga manager bahkan pak Bram juga menjadi anggota serikatan buruh ini, tapi kalau koperasi ngak ada paksaan suka rela“ kata Bagas

“Jadi saya juga harus mrnjadi anggota perserikatan buruh ini, ya“ kata Tasya

“ Memang ngak ada keharusan sih untu pimpinan perusahan direktur dan owner dan pemegang saham itu kan kebiasaan perusahan ini, ada pertanyaan lagi mbak Tasya“ jelas Bagas

“Saya kira cukup mas Bagas lain kali akau ada pernyaan lagi bisa tanyakan langsung ke mas Bagas ya“ kata Tasya

“Terima kasih waktu yang di berikan kepada kami untuk konsultasi ini mbak Tasya, kabar baik selalu kami nanti seperti permohonan kami selaku karyawan“ kata Bagas

“Baik nanti segera kami kabari mas Bagas“ kata Tasya

“ Saya kira cukup mbak Tasya, kami mohon diri “ kata Bagas

“Baik Silahkan“ kata Tasya sambil bediri dan menerima jabat tangan dari mereka

Setelah selesai menerima pengurus sirikat buruh Tasya duduk sambil kepala di sandaran kursi, dalam batin nya, capek juga ya dan Tasya membayangkan kalau harus memerima tamu baik dari dalam atau dari luar perusahaan ini, Tasya baru menyadari capeknya bekerja dan perlu refressing penyegaran kembali, padahal sudah lebih dari 2 tahun ini eyang kakung mengelola perusahaan ini betapa jenuhnya eyang kakung, tapi Tasya mengharap setelah ini eyang kakung punya waktu sekedar refressing dan Tasya akan membuat eyang kakung selalu refress luar dan dalam, mengingkat peristiwa tadi malam Tasya tersenyum sendiri dan membanyangkan keganasan eyang kakung di atas ranjang, ahhh …. desah Tasya

kriiiing ….. ktiiiing …… kriiiing ….. menyadarkan Tasya dari lamunannya lalu mengangkat telpun yang ada di atas meja kerjanya

“Hallo ….“ suara wanita di seberang

“Selamat siang mbak Tasya, ini dari Nurmala“ kata Nurmala

“Ia ada apa mbak Nur“ kata Tasya

“Mau memberi tahu password dari laptop yang ada di meja mbak Tasya adalah ****** “ kata Nurmala

“Sebentar mbak Nur“ kata Tasya

Tasya menghidupkan kembali lattop dan mbak Nur mengulang password yang di ucapkam tadi dan Tasya bisa masuk ke system informasi di kantor ini dan membaca beberapa dukumen yang penting terutama kepegawaian, system penggajian baru membuka sebentar ada panggilan dari HP Tasya teryata dari eyang kakung

“Selamat Siang eyang kakung“ sapa Tasya

“Yok, makan siang dan istirahat dulu nanti di lanjutkan“ kata eyang kakng

“Sebentar eyang Tasya ke ruangan eyang kakung“ jawab Tasya

Tasya keluar dari system dan keluar dari ruangan nya menuju ke ruang eyang kakung diketuk nya pintu ruang eyang kakung berada

“Masuk” teriak eyang kakung

Tasya masuk ke dalam ruangan melihat eyang kakung baru duduk di sofa dan melihat siaran TV, Tasya langsung mendekat dan duduk di pangkuan eyang kakung sambil mencium bibir eyang kakung dengan mesra dan eyang kakung membalas berupa ciuman yang tak kalah lembutnya, tidak lama Tasya melepas ciumannya.

“Eyang kakung, tadi ada perwakilan karyawan yang di wakili serikat Buruh yang intinya semua karyawan ingin berkenalan dengan Tasya sebagai owner perusahaan tidak usah pakai pesta dan sebagainya mereka ingin ketemu dan mendengar rencana perusahaan ke depannya bagai mana“ kata Tasya

“Bagus itu, ada pepatah tak kenal maka tak sayang ya kan” kata Tasya

“Lalu bagai mana dong di mana tempatnya dan kapankan Tasya masih bingung dan tadi Tasya jawab saya nanti akan di bicarakan dengan eyang kakung dan para manager dulu“ jawab Tasya

“Benar sekali kamu tidak jawab langsung dan kamu harus membicarakan dengan ke 4 managemen ditambah bag keunagan dan HDR gitu Tasya“ kata eyan kakung

“Kalau nanti bisa bertemu saat istirahat di kantin bisa ngak atau ada pertemuan tersendiri“ kata Tasya

“Ya anti aya di bicarakan pada saat istirahat, cuma ingin mendengar pendapat dari para manager setelah itu di tindak lanjuti dengan memanggil mereka yang terlibat sehingga waktu dapat di gunakan se efisien mungkin“ jawab eyang kakung

“Eyang kakung, terima kasih ya, telah menunjuk seorang sekretaris untuk Tasya mbak Nurmala“ kata Tasya

“Ya, Tasya saya pilihkan sekretaris pribadimu yang masih muda sehingga bisa di ajak pertimbangan dan Nurmala kan baru lulus dari D3 kesekretariatan dan nilai sempurna sehingga lebih fress dalam menjalankan tugas sebelumnya hanya menbantu Mutiningsih di sekretariatan, memang sudah saya siapkan sebelum kamu datang“ kata eyang kakung, selanjutnya ”Itu stategi bisnis, persiapan dalam melakukan bisnis kalau dalam kemiliteran merupan strategi perang“

“Ya sudah eyang, kita ke kantin ya, udah laper nih“ kata Tasya

“Ayo” jawab eyang kakung sambil gandeng tangan, Tasya dan eyang kakng menuju life untuk turun ke lantai 1 dan masuk ruangan khusus untuk manager, ada beberapa manager baru makan siang bersama, melihat Tasya dan eyang kakung mereka menghentikam makan dan memberi salam, eyang kakung kan Tasya langsung mengambil makan di meja prasmanan dan mengambil minum di meja minum dan bergabung dengan mereka para manager.

Sambil mereka makan Tasya mengambil inisatif untuk membuka permasalahan dari para karyawan

“ Eh, Om om dan Tante tante saya mau jurhat boleh” kata Tasya sambil melihat reaksi mereka.

“Boleh kok mbak Tasya, mungkin kita kita bisa membantu” kata Luna

“Gini Om dan Tante, tadi tu ada perwakilan karyawan datang ke tempat saya minta saya di mengadakan pertemuan denga semua karyawan untuk memperkenalkan diri saya bingung tante kapan waktunya dan dimana, mintanya sih ngak usah apa apa hanya ingin berkenalan dan mengcapkan selamat bergabung gitu“ kata Tasya

“Tadi pagi saya lihat mas Bagas mengadakan pertemuan disini tapi ngak tau masalah apa yang di bahas maklum serikat pekerja belum punya tempat untuk pertemuan ya kalau ada pertemuan ya disini“ kata tante Maesella manager catering.

“Kalau boleh usul kita adakan di tempat ini aja kan tempat ini yang paling memunggkinkan untuk mengadakan pertemuan untuk semua karyawan, dan kalau di perkenankan waktunya bisa di ambil waktu istirahat jam siang jadi tidak mengganggu jam kerja sambil makan siang“ kata tante Maria Agustin dari HDR

“Betul saya setuju usul mbak Maria“ kata tante Luna

“Gimana kalau menunya pada hari itu ada sedikit perbedaan dari biasanya dengan menambah biaya menu 2500 – 5000 rupiah per kepala“ kata Tante Marsella

“Bagaimama bagian keuangan tante Puji“ kata Tasya

“Ngak masalah mbak Tasya, kalau memang udah ada persetujuan dari mbak Tasya dan pak Bram“ kata tante Puji

“Sekarang begini aja“ kata eyang kakung, lanjutnya “Nanti seusai pertemuan ini Masella dan Maria bikin Anggaran, dan dihitung nanti dikurangai jatah makan untuk setiap harinya, baru besok pagi di konfir ke Tasya atau aku, langsung dana bisa di cairkan, siang nya belanja untuk pertemuan selanjutnya lusa pertemuan bisa di laksanakan“

“Baik pak Bram jadi rencana pertemuan 2 hari lagi tempat di cafeteria“ kata tante Marsella

“Cepat to Tasya tanpa bertele tele semua bisa di putuskan dengan cepat itulah strategi Tasya“ kata eyang kakung

“Ia eyang kakung akhlinya strategi” kata Tasya

“Ini pembelajaran untuk mu, kalau kerja di kerjakan satu orang dan di kerjakan oleh team akan lebih efektif, nah ini tugas seorang leader yang selalu bisa meminit setiap even yang ada, efisiensi baik biaya dan tenaga“ kata Eyang kakung tapi maksud dari eyang kakung juga memberi pengertian ke para manager cara bekerja secara team itu sunggung efektif.

“Good general “ kaya mayor Hadi dari sekurite

“Oh ia mbak Tasya, nanti setelah usai istirahat akan saya kirim petugas dari dari modiste biar ngukur untuk mengecilkan pakaian kerja eyang putri untuk ukuran mbak Tasya, sekalian untuk biki kebayak yang akan mbak pakai saat acara besok lusa sekalian untuk dukumen kantor” kata tante Luna

“Kok malah bikin kebaya juga sih“ kata Tasya

“Untuk Dukument kantor nanti biar bagian photo grafer yang mengerjakan dan selalian untuk promosi“ kata Tante Luna

“Ya udah Tasya ikut aja” kata Tasya

“Satu lagi mbak, kalau pakai seragam kantor sebaiknya tidak menggunakan sepatu cats kayak nau heaking aja” kata tante Luna

“Nanti pulang kantor mampir di lantai 2 aja disana banyak koleksi sepatu kerja” kata Luna

“Ok sebelum Tasya pulang mampir ke bagian salon dan butik” kata Tasya

Sebentar kemudian terdengar bel yang menandakan waktu istirahat sudah selesai dan Tasya dan eyang kakung kembali ke lantai 5 tempat ruang kerja Tasya dan Bram. Dalam perjalanan eyang kakung bertanya.

“Tasya pakaian yang mana sih pakaian eyang putri yang mau di kecilin“ tanya eyang kakung

“Tadi pagi tu Tasya menemukan ruang pribadi eyang putri yang di kantor, didalamnya ada satu set tempat tidur, tempat rias dan sebuah almari pakaian, di dalam almari pakaian ada 5 setel pakain kerja eyang putri yang ngak sempat di pakai tapi setelah Tasya coba kebesaran semua jadi tadi minta pada mbak Nur untuk menghubungi bagian Salon dan butik untuk mengukur ulang pakaina eyang putri yang ada di sana, kan eman kalau pakaian yang masih bagus gitu di buang setelah tahu itu adalah pakaian seragan kerja khusus untuk eyang putri jadi Tasya minta untuk mengecikkan pada bagian perut dada dan pinggul, ternya tubuh Tasya lebih langsing dari tubuh eyang putri, eyang kakung ngrasangak sih“kata Tsaya

“Yok ikut Tasya sebentar“ kata Tasya setelah sampai di depan ruang kantor Tasya

Eyang kakung mengikuti dari belakang dan langsung masuk kamar tengah setelah eyang kakung masuk kamar Tasya langsung mengunci kamar itu dan tangan nya langsung ke leher eyang kakung dan memberi ciuman hangat

“Terima kasih eyang kakung, sekarang ada tempat untuk ML di kantor tanpa di ketahui para karyawan“ kata Tasya manja

Dibibingnya eyang kakung sampai tepi ranjang yang berseprei putih itu

“Empuk tanan eh …. he he he ….“ kata Tasya

“Udah nanti aja di rumah tak habisin kamu Tasya“ kata Eyang kakung sambil memeluk tubuh Tasya mencium leher Tasya sehinga Tasya bergerijang tubuhnya menahan geli

“Ya udah eyang kakung nanti aja di rumah“ kata Tasya

“Mangkanya jangan berani membangunkan macan tidur kalau udah bangun susah untuk menidurkan kembali” kata eyang kakung

Tasya dan eyang kakung keluar dari kamar kecil itu dan duduk berdampingan di sofa, kemudian terdengar ketukan pintu ruang Tasya

“Masuk“ teriak Tasya

“Tasya, eyang kakung balik ke ruangan yang kakung ya“ kata eyang kakung

“Ya, nanti Tasya ke sana ya yang“ kata Tasya

Setelah pindu di buka terlihat seorang wanita kira kira berumur 25 tahun dan eyang kung langsung keluar ruangan Tasya

“Sekamat siang Pak Bram“ kata wanita itu

“Selamat siang juga“ kata eyang kakung

“Selamat siang mbak Tasya“ kata wanita itu

“Silahkan duduk mbak …..“ kata Tasya

“Heni mbak “ kata wanita itu

“Iya mbak Heni silahkan duduk“ kata Tasya mengulang peritah untuk duduk

“Terima kasih mbak“ kata Heni

“Saya di utus bu Luna untuk mengukur baju mbak Tasya dan mengambil baju yang mau di kecilkan“ kata Heni

“Sebentar ya mbak Heni saya ambil dulu pakaian eyang putri yang perlu di fermak“ kata Tasya sambil melangkah ke ruang pribadinya dan mengambil 5 setel pakaian yang mau difermak kemudian Tasya menaruknya di meja di depan mbak Heni

“Ini mbak pakaian yang perlu di perbaiki“ kata Tasya

Heni mengambil pakaian yag ada di hadapannya dan membuka satu persatu dan melipatnya kembali dan berdiri mengeluarkan notes untuk mencatat ukuran ukuran yang di perlukan, dan mempersilahkan Tasya untuk berdiri.

Seperempat jam kemudian Heni sudah selesai mengukur badan Tasya dan menyatakan mungkin besok pagi pakaian yang di fermak salah satunya sudah bisa dipakai dan dan pagi pagi sudah kami antarkan ke ruangan mbak Tasya menjawabnya dengan angguan dan tersenyum

“Terima kasih mbak Heni“ kata Tasya

“Saya pamit dulu mbak Tasya” kata Heni sambil meninggalkan ruangan.

Setelah Heni keluar ruangan Tasya segera menyusul di ruangan nya eyang kakung, dan mengetuk pintu ruang eyang kakung

“Masuk“ kata eyang kakung, dan Tasya membuka pintu ruangan eyang kakung dan melihat eyang kakung duduk di korsi kerjanya.

“Eyang kok santai sih“ kata Tasya

“Eyang baru selesai meneliti dukumen perjanjian dengan pemeritah dalam ikut meramaikan haji tahun ini, kita mendapatkan kauta 250 orang haji plus yang tahun kemarin kita mendapat jatah 150 orang haji plus, karena dinilai baik pelaksanaan haji plus yang di selenggarakan oleh perusahaan kita ini penilaian mereka tentang kinerja kita“ kata eyang kakung.

Tasya berjalan mendekati korsi yang di duduki oleh eyang kakung dan mendaratkan pantatnya ke pangkuan eyang kakung.

“Eyang kakung hebat“ kata Tasya sambil membelai rambut eyang kakung yang mulai beruban.

“Hebat apanya Tasya“ jawan eyang kakung.

“Ya hebat semuanya, pertama hebat melobi orang orang pemeritahan, kedua mencari terobosan untuk memajukan usaha ini, dan ketiga hebat di atas ranjang dan itu Tasya paling suka dan membuat Tasya semakin sayang pada eyang kakung, sepertinya eyeng putri ngak salah memilih eyang kakung menjadi suami tercinta” kata Tasya

“Kamu juga hebat Tasya pada hari pertama ini Tasya berhasil mengenal lingkungan dan berhasil menarik simpati semua manager di perusahaan ini, terbukti rencana Tasya langsung di dukung oleh semua bagian, tadi sebelum istirahat semua manager berkumpul disini termasuk bagian sekurite dan bagian bagian yang lain, semua menaruh harapan yang besar kepada kepemimpinanmu walaupun kamu belum pernah belajar leadership tapi cara mengambil keputusan tidak gegabah semua itu di kembalikan ke flour untuk menentukan kebijagan, ini langkah awal yang baik Tasya“ kata eyang kakung sambil mencium kening Tasya.

“Terima kasih eyang kakung atas pujiannya, semoga Tasya ngak jadi besar kepala“ kata Tasya

“Apa Tasya, besar kepala ha ha ha ….“ kata eyang kakung, lanjutnya “Dan yang ke dua Tasya kamu pandai membuat eyang kakung selalu horne bila berdekatan dengan mu terus, dan pandai memuaskan eyang kakung di atas pempat tidur, sudah cantik, manja dan yang terpenting eyang suka banget dam membuat hati eyang kakung berbunga bunga di akhir hayat eyang kakung dan menyambut kematian dengan rasa gembira dan bahagia“

“Eh, eyang kakung ngak boleh ngomong begitu, eyang kakung harus sehat dan harus membikin Tasya puas dan orgasme sepanjang malam” kata Tasya.

“Ia ia sayang ….“ kata eyang kakung sambil mencium bibir mungil Tasya dan Tasya pun merespom ciuman eyang kakung dengan semangat tinggi.

“Udah ah, eyang Tasya mau ke lantai 2 ke tempat tante Luna dulu“ kata Tasya sambil berdiri hendak melangkah meninggalkan ruangan tapi tangan Tasya di pegang oleh eyan kakung

“Eh … Tar dulu Tasya, ada yang akan eyang kakung omongin sebentar“ kata eyang Kakung, lanjutnya “Duduk dulu di sin“, sambil membimbing Tasya duduk di sofa di ruangan itu, lalu eyang kung melinggalkan Tasya kembali kemeja kerjanya membuka laci dan mengambil sesuatu dari alam laci tersebut dan melangkah menghampiri Tasya kembali dan sesampainya di hadapan Tasya, eyang kung berjongkok membuka kotak dan di berikan ke Tasya “Jadilah istri ku yang ke dua dan jadilah ibu dari anak anakku“

Tasya terkejut dengan apa yang diberikan eyang kakung sebuah kalung, cincin dan anting bermata berlian yang di lapisi dengan emas putih, Tasya pun hanya diam dan menatap eyang kakung dan tak kuasa menahan tangisnya, tangis kebahagiaan.

“Aku mau eyang kakung Bram Kusuma,Tasya mau menjadi istri eyang Bram kusuma yang kedua menggantikan eyang putri Niken dan akan melahirkan anak amak untuk eyang kakung Bram kusuma tersayang” sambil menciumi ke dua tangan eyang kakung yang memegang cincin kalung dan anting itu.

Di buka kembali kalung sebagai hadiah ulang tahun dulu dan diganti kalung bermata berlian dari emas pitih melingkar di leher Tasya, diambilnya cincin berlian dan di pasangnya di jari manisnya dan terakhir dipasangnya anting di kedua daun telinganya. Eyang kakung puas melihat Tasya memakai cincin, kalung dan antingnya.

“Terima kasih eyang atas pemberian ini yang berharga ini” kata Tasya, lanjutnya “Rasa sayang ke eyang kakung akan aku wujutkan dengan memamggil eyang kakung dengan Mas Bram tersayang.

“Ia sayangku, kekasihku, istriku dan juga cucuku ini sebenarnya sudah eyang kakung persiapkan 1 tahun yang lalu dan sengaja eyang kakung simpai di kantor ini “ Jawab eyang kakaung, lamjutmya “Kalau begitu aku juga akan memangilmu dengan Jeng Tasya, seperti aku memanggil eyang putrimu dulu”

“Baik mas Bram, dan mabai mana panggilan sayang ini kalau aku dan mas Bram sedang berdua tapi kalau aku dan mas Bram ada di luar aku tetap sebagai cucu mas Bram biar rasa hurmatku ke eyang putri terjamin sebelum ikatan resmi kita” kata Tasya

“Sebentar ya sayang aku ingin cantik malam ini, aku mau coba salonnya tante Luna nanti kalau selesai kita langsung pulang ya sayang aku kangen banget dengan ini mas Bramku“ jawab Tasya sambil merapa penis eyang kakung di luar celana yang di pakainya

Tasya pamit dengan ciuman di bibir eyang kakung sambil mengucap “Sebentar, suamiku” kata Tasya sambil melangkah keluar ruang eyang kakung menuju life untuk turun ke lantai 2 keberadaan konter salon dan butik, sesampainya si salon langsung di sambut oleh tante Luna sendiri

“Selamat siang Tante, sibuk ya“ kata Tasya

“Eh … Ngak kok Tasya, mari“ kata Tante Luna sambil menggandeng tangan Tasya masuk ke dalam salon.

“Boleh nyobak nyalon ngak” kata Tasya

“Boleh kok, mau paket lengkap ya“ kata Tante Luna

“Boleh, biar tambah cantik tan, apa saja sih paket lengkap itu“ kata Tasya

“Patet lengkap ya semuanya, perawatan wajah, perawatan tubuh, kuku dan rambut dan bonus untuk mbak Tasya perawatan mrs v“ kata tante Luna

“Boleh juga tu“ jawab Tasya

“Nah sekarang ganti bajumu dengan kimono ini di tempat ganti, tu diruang sebelah, semuanya di lepas ya biar gampang perawatan nya“ kata tante Luna

“Ia“ kata Tasya sambil melangkah masuk sebuah ruangan yang di runjuk oleh tante Luna

Setelah berganti dengan memakai komono dan diajak memasuku ruangan untuk perawatan tubuh dulu dan perawatan mrs V di dalam ruangan hanya ada tempat tidur tingga dan sebuah meja dan beberapa korsi.

“Nita tolong mbak Tasya ini di terapi dulu ya“ kata tante Luna

“Ya, Bu“ jawab Nita sang terapis

“Perkenalkan Saya Nita mbak” kata Nita sambil menjabat tangan Tasya

“Tasya“ kata Tasya menyambut jabat Tangan Nita

“ Tunggu sebentar ya, mbak saya menyiapkan lulur, mbak silahkan duduk dulu “ kata Nita

Tidak lama sekitar 5 menit, Nita masuk kembali ke dalam ruangan sambil membawa baskom

“Silahkan mbak berbaring di tempat tidur tengkurep“ kata Nita

Tasya langsung melakukan apa apa yan di peritahkan oleh Nita, berbaring masih menggunaka kimononya, setelah berbaring terngkurep

“ Mbak saya lepas ya kimononya “ kata Nita

Tasya kembali duduk di atas tempat ridur melepas kimononya dan berbaring kembali di tempat tidur, Nita mengambil handuk bersih menutup tubuh telanjang Tasya dari punggung sampai pingulnya. dan menaruk kimono yang tadi di pakai di tempat gantungan baju

Mula mula Nita memijit bagian kaki sambil membauri ke dua kakli Tasya dengan lulur aroma terapy dan naik ke bagian pinggul dam menijitnya naik lagi bagian pinggang dan terakir bagian punggung, setelah selesai Tasya untuk terlentang di pijutnya bagian kedua tangan dan di beri lulur aroma terapy, setelahnya bagian dada, di pijitnya pajudara tasa secara melingkar lingkar dan di pente penyetnya putting Tasya, setelah selesai turun ke bawah bagian perut dan dan pinggul, kemudian bagian mrs V

“ Mbak bulu bulunya di rapiin ya apa mau di bentu, mbak bisa melihat model model cukuran mrs V, lalu Nita mengambil sebuah Albem berisi gambar gambar bentuk cukuran mrs V. Tasya duduk sebentar untuk menentukan bentuk mrs V, Tasya memilih bentuk sederhana tapi masih terlihat bulu bulu rapi tipis memanjang dari ujung kelentit membesar membentuk segitiga terbalik dan di samping kiri dan kanan mrsV terlihat bersih tanpa bulu sama sekali, Sudah selesai mbak nanti mandinya setelah perawatan wajah dan rambut jadi ngak dua tiga kali harus mandi Setelah selesai Tasya mengenakan kimononya kembali dan keluar dari tempat itu dan melihat jam pada dinding ruangtersebut ternyata selam 45 menitan Tasya di terapi malah sempat tertidur juga tadi saking enak badannya terasa enteng sekali otot ototnya sudah pada kendor dan nikmat sekali

Setelah Tasya selesai terapi, Tasya di antar oleh tante Luna kuntuk perawatan wajah dan Rambut hanya sebentar hanya 15 menitan di sana dan setelah akhirnya pemotongan rambut hanya merapikan karena ramput Tasya sudah bagus panjang se pinggang, hitam tebal. Setelah semuanya selesai Tasya masuk amar mandi dan mandi di bak yang berisi air terapi, mbak Nita yang melayanui kembali hanya sekitar 10 menitan di ruang itu dan Tasya ganti baju kembali setelah mengeringkan rambutnya dan memakai pakaian yang Tadi.

Tasya dengan di antar oleh tante Luna melihat litah apa saja yang menjadi koleksi pada Solon dan Butik ini, memilih sepatu kerja yang pantas untuk di pakai kerja dan memilh sepatu sadal hak tinggi setelah itu Tasya di antar ke bagian mosdiste ketemu mbak Heni yang baru sibuk mengecilkan pakaina Tasya tadi

“Kebetulan mbak Tasya datang kemari, sudah selesai 1 set pakaian mbak bisa di coba” kata Heni

Tasya menerima pakaian dari Heni dan mencobanya

“Pas enak banget di pakainya“ kata Tasya

“Yang lain besok ya mbak, oh ia pakai kebayanya model bagai mana ya“ kata Neni

Kemudian Heni menyodorkan model model kabayak dan Tasya memilih model yang simple dan mimimalis dengan sedikit menonjolkan bentuk tubuh kelihatan Ramping dan berisi, dan mencoba kain yang sudah jadi seperti rok biasa biar tidan ribet memakainya, untuk eyang kakung dipilihnya jas resmi kelihtan anggun dan simple juga gentel semua pakainan yang sudah di pilih Tasya lalu d bungkusnya dan memilih pakaian santai dan seksi, rok pendek 20 cm di atas lutut hanya menutupi pinggul berwarna orange dan beberapa pakaina tidur koleksi dari butik setelah itu Tasya menuju kasir untuk membayar nya tapi tante Luna menolaknya, dan Tasya memaksa membayar semua belanjaan dan perawatan salon dengan harga khususu. Setelah membayarnya jam sudah menunjukkan jam 4.30 menit dan Tasya langsung ke ruangan eyang kakung dan ternyata eyang kakung tertidur dikorsi dengan nyenyaknya dan Tasya tidak membangunkan tidur eyang kakung dan meninggalkan ruangan tersebut dan menyimpan barang barang yang baru di fekmak dan sepatu yang di belinya tadi di kamar pribadinya. Setelah itu Tasya masuk kembali ke ruangan eyang kakung ternyata eyang kakun sudah bangun dan jam sudah menunjukan jam 5 lebih.

“Udah, kok lama banget sih eyang sampai tertidur“ kata eyang kakung

“Habis ke salon ya lama mas, aku di pijit di lulur sampai otot yang kaku menjadi lemas kembalienak badan Tasya setelah pijat dan luluran kemudian perawatan wajah, rambut dan nanti di rumah ada kejutan untuk mas Bram pasti suka deh“ kata Tasya sambil tersenyum manis tanpa menyebutkan kejutan apa itu.

“Oh ia, di sini aja kelamaan kalau di rumah“ rengek eyang kakung persis dengan seorang anak minta permen ke ibunya


“Ngak boleh sayang nanti di rumah saja ya sayang” kata Tasya.

“Sekarang aja Tasya“ rengek eyang kakung menbuat Tasya mau tertawa melihateyang kakung merengek seperti iti

“Kalau sekarang namanja bukan kejutan sayang“ tegas Tasya, lanjutnya “Nanti ya nanti ngak boleh sekarang”

“Ya,Tasya ngak asik nih“ rengek eyang kakung sambil memesang muka cemberut, lanjutnya “ya udah pulang, yuk”

Eyang kakung berdiri mengambil tas bawaan Tasya dan menggandenganya dengan mesra keluar dari ruangan dan menuju life untuk turun menju lantai dasar, semampainya di lantai dasar eyang kakung dan Tasya menuju tempat parkir dan tampak halaman udah sepi karena banyak yang sudah pada pulang
.
Lima belas menit kemudian Tasya dan eyang kakung sudah sampai dirumah dan memasukan mobil ke dalam garasi. dan mereka berdua turun masuk ke dalam rumah, sementara satpan yang menjaga rumah tersebut datang menghadap.

“Lapor ndan“ kata seorang berseragam satpam

“Ya ada apa“ kata eyang kung

“Mau lapor tadi ada orang dari dealer mobl datang menghantar sebiah mobil atas nama Tasya Anggraeni “ kata satpam tersebut

“Mana mobilnya“ kata eyang kakung
“Di depan ndan, dan ini surat suratnya“ jawab satpan sambil menyerahkan surat surat

Setelah eyang kakung menerima surat surat tersebut

“STNK dan BPKB nya mana“ kata eyang kakung

“STNK dan BPKB nya 3 hari lagi“kata satpan itu

Eyang kakung menarik Tangan Tasya keluar ke halaman depan, terlihat sebuah mobil city car warna putih terpakir di halama dengan no polisi sementara.

“Tasya mobilmu udah datang tu“ kata eyang kakung, lannjutnya”Sudah bisa serir mobil kan dan sudah punya SIM“ kata eyang kakung

“Sudah eyang dan ini SIM Tasya“ kata Tasya sambil mengeluarkan SIM dari dalam dompet nya

“Mau coba sekarang, nih kuncinya“ kata eyang kakung

“Iya deh …. he he he, Tasya punya mobil baru“ ledek Tasya sambil menjalurkan lidahnya.

Tasya mengambil kunci mobil dan melangkah ke mobil city car warna putih itu dan membuka pintu pengemudi dan di ikuti oleh eyang kakung yang duduk di korsi penumpang disebelah korsi pengemudi.

Tasya menghidupkan mesin mobil dan menyetel AC hawa sejuk dari AC itu, dan mulai menjalankan mobil itu menuju gerbang rumah dan berhenti sejenak untuk pamit ke satpan yang tadi

“Mau keluar sebentar coba mobil“ kata eyang kakung sambil mengeluarkan kepalanya dari kaca jendela yang terbuka, kaca gelap sehingga ngak kelihatan dari luar kalau tidak membuka kaca jendelanya.

Tasya menjalankan mbil masih dengan hati hati dan pelan, mobil metic sehngga mudah untuk di operasikan. Lama lama Tasya mencapai kecepatan 40 km / jam kecepatan tercepat untuk dalam kota, Tasya keliling menuju pusat kota dan putar di alun alun utara dan kembali lagi ke rumah sebelum sampai rumah Tasya melihat pom bensin dan mengarahkan mobil nya kesana dan membeli pertamax dan disi penuh. Sesampainya di rumah mobil langsung di masukan ke dalam garasi memang besar bisa muat 4 atau 5 mobil sekali gus. Senelum mereka turun, Tasya mengeser tubuh nya ke tubuh eyang kakung nan mencari bibir eyang kakung untuk di lumatnya di dalam mobil baru, eyang kakung bereaksi yang sama menciun bibir Tasya dengan mesra dan lembut. akhirnya bibir mereka lepas

“Terma kasih mas Bram“ kata Tasya.

“Sama sama Jeng Tasya“ jawan eyang kakung

Mereka keluar dari mobil baru Tasya dan langsung melangkah ke kamar masing masing waktu sudah menunjukkan jam 6 sore, halaman mulai gelap dan lampu lampu penerangan sudah mulai di nyalakan.

Tasya masuk ke dalam kamar mandi dan sekali lagi mandi menggosoknya denga sabun cair dan setelahnya bersalin baju dengan tangtop warna putih tanpa BH sehingga putting tercetak jela masih mungil sebesar kuku kelingking menonjol seksi sekali, di padu dengan rok pendek warna orange pendek memkai celana dalam sting yang menutupi vagina saja sedang pantap kaca terlihat vagina mengintip di balik rok pendek yang di pakainya.

Eyang kakung sampai bengong melihat penampilan Tasya hari ini membuat penis eyang kakung sedikit nenegang, eyang kakung memakai kaus di padu dengam celana boxser se lutut sehingga bayang banyang pemis yang menegang terlihat jelas tanpa CD sehingga penis besar eyang kakung membayang.

“Tasya, sunggung seksi sekali cucu eyang, kekasih eyang, istri eyang nih“ kata eyang kakung

“Eyang kakung suka kan“ kata Tasya

“Apa ini kejutannya“ kata eyang kakung

“Bukan, kejutannya ada di selankangan Tasya, pasti deh eyang kakung suka” kata Tasya

Tasya melangkah ke ruang makan sudah tersedia lauk untuk sore hati ini, sayur lodeh, ayam goreng, lalapan dan sambel terasi dan menutupnya kembali, membuat kopi dengan sedikit gula dan membuat juga colkat hanggat dan di bawanya ke ruang keluarga setelah meletakkan dua cangkir minuman tadi Tasya duduk di samping eyang kakung yang baru membuka aplikasi WA dan membuka kiriman email dari HPnya

“Mas Bram katanya mau lihat kejutan di selakangan aku” kata Tasya
Eyang kakung berheti sebentar untuk melihat wajah Tasya yang tesenyum

“Mana coba” taka eyang kakung

“Buka sendiri dong mas” kataku

Eyang kakung mengatur tubuhnya menghadap ke tubuh Tasya yang berada di sampingnya, dan melepas tapi celana yang dipakai Tasya dan menariknya ke bawah terlihat vagina Tasya yang masih di tutupi g – sting dan menarik kesamping, eyang kakung hanya tersenyum melihat bentuk vagina Tasya dengan model segitiga terbalik dan merabanya Tasya dengan manja mencium kening eyang kakung

“Mas, suka” kata Tasya

“Suka sekali jeng, jilatinnya tambah semangat nih, ingin coba boleh” kata eyan kakung

“Boleh tapi sebentar ya, sebentae lagi mahrib” kata Tasya

Kepala eyang kakung turun kebawah dan bibirnya mulai menjilat vaginati Tasya yang merasa ada ribuan volt yang menyerang Tasya.

“Udah sayang, nantu lagi ya” kata Tasya sambil menarik pantatnya menjauh dari muka eyang kakung yang tersenyum kea rah Tasya dan mencium kening Tasya dengan mesra.

Eyang Bram mulu nih
 
Part 7: Sebuah Kemesraan I

3rd Pov

“Eyang kakung, jujur tadi Tasya ngak PD banget memimpin Brifing ini, sampa sekarang masing terasa lemes sekujur tubuh Tasya“ ucap Tasya sambil mencondongkan bibirnya menyentuh bibir eyang kakung, dan bibir eyang kakung menyambut lembut bibir Tasya dengan melumatnya dengan pelan, mata Tasya terpejam menikmati sentuhan bibir eyang kakungnya.

“Yuk eyang pulang, Tasya kangen ini“ kata Tasya sambil memegang penis eyang kungnya yang sedikit menegang

“Ayo“ jawab eyang kung sambil berdiri dan mengangkat tubuh Tasya di dalam gendongannya, dan meletakannya didepan tubuhnya. Waktu sudah menunjukkan jam 03.30 waktu karyawan pulang

“Tasya rapikan pakaiam mu ini pas jam karyawan pulang“ kata Eyang

Tasya lansung mengambil sisir dari dalam tasnya dan merapikan rambutnya dan mengoles sedikit bedak di mukanya dan memberi lipglos di bibir nya yang tadi sudah di bersihkan oleh bibir eyang kungnya.

Lanjut …

Setengah jam kemudian mereka telah sampai di rumah dan Tasya dan eyang kakung turun dari mobil dan menarik tangan eyang kakung masuk ke kamar Tasya yang semula kamar eyang putri Niken Larasati dan mengunci pintu tersebut.

Tasya merangkul pundak eyang kakung yang berdiri tegak di depan pintu kamar Tasya, dengan sigap dan terus mencumbui bibir eyang kakung Tasya melepas baju batik yang di pakainya eyang kakung dan membuang di lantai kamar dan dengan sigap pula Tasya melepas gesper dan sabuk dari celana panjang yang eyang kung pakai dan menerik resetting, otomatis celana panjang nya langsung melorot ke bawah tinggal celana dalam dan singlet yang masih di melekat di tubuh eyang kakung, kepala Tasya di pegang oleh kedua tangan eyang kakung sehingga bibir Tasya tetap menempel di bibir eyang kakungnya, kemudian Tasya berusaha menarik kaos singlet yang di pakai eyang kakung, hanya sebentar bibir mereka saling lepas untuk member jalan kaos singlet eyang kung melewati kepalanya.

Tasya tidak berhent disitu ke dua tangan nya juga melepas pakaina nya sendiri mula mula melepas kancing kemeja nya ada di depan dan setelah lepas di lempar begitu saja, selanjutnya melepas roknya dengan menarik resetting yag ada disamping kiri pinggangnya otomatis rok yang dipakai merosot bebes meninggalkan badan Tasya, segera yangan Tasya meraih pengkait BH yang ada di sebelah belakang punggungng dan melempar begi saja jatuh di lantai, semua itu dilakukan Tasya sewaktu tangan eyang kakung masih memegang kepalanya dan kedua bibir nya saling bertempelan bahkan saling menyedot satu dengan yang lain.

Tasya menarik tangan eyang kakung dan masuk ke kamar mandi, mendudukan eyang kakung di pinggir baktub dan mengisinya denga air hangat. Eyang kakung hanya diam saja melihat kelincahan tangan tangan mungil Tasya melakukan segala aktifitasnya.

Kini eyang kakung berdiri dan menarik Tasya dalam pelukannya mereka saling berhadap hadapan dan saling memberi ciuman dengan bibir mereka, tangan Tasya menerobos celana dalam eyang kakung dari belakang dan menyentuh bongkahan pantat yang terasa nyaman di tangan Tasya dan meremasnya lembut bongkahan panyat eyang kakung yang masih kencang di tangan Tasya. Demikiyan pula tangan eyang kakung juga memasukkan tangannya ke dalan celana dalam Tasya dan meremas lembut bongkahan pantat Tasya yang tidak begitu besar di dalam genggamam tangannya, ke dua dada mereka saling bergesekan dan Tasya merasakan geli di putting nya yang bergesekan dengan dada eyang kakung yang berbulu. Tasya menarik satu tangan eyang kakung dan menempatkan di atas salah satu payudara nya dan eyang kakung meremas payudara Tasya dengan lembut.

Sementara menunggu air hangat di dalam baktub penuh eyang kakung menutup closeset dan duduk di atasnya dan menarik Tasta ke dalam pangkuannya sementara Tasya duduk miring di dalam pangkuan eyang kakung dan merenggangkan kaki kaki nya supaya jari jari tangan eyang kakung dapat langsung menyentuh vagina Tasya, sementara ke dua bibir mereka tetap dalam posisi berciuman. Tangan eyang kakung menerobos celah selah celana dalam Tasya dari samping sehingga tangan eyang kakung dapat langsung menyentuh vagina Tasya dengan lembut tangan eyang kakung meraba celah celah vagina Tasya dan mencari kelentit Tasya dan mengusapnya dengan halus dan pelan, leguaan dari mulut Tasya terdengar di barengi dengan suara bibir yang menyatu dalam ciumam yang sangat panjang.

Tasya berdiri dari pangkuan eyang kakung dan melepas celana dalamnya dan memperlihatkan vagina Tasya di depan muka wajah eyang kakung, eyang kakung mengerti apa yang di ingkan Tasya dengan sedikit membungkukkan badannya bibir eyang kakung sudah berada di depan vagina Tasya dan segera menjilatnya dengan pelan di celah melintang dari atas kebawah membelah vagina Tassa menjadi dua bagian yang sangat indah dan di mainkannya klitoris Tasya dengan lidah eyang kakung dan tanga Tasya memegang kelapa eyang kakung untuk menjaga keseimbangan badan.

Kedua jari eyang kakung menerobos celah dan langsung ke lubang vagina dan menggosoknya dengan lembut, leguan Tasya terdengan nyaring di telinga eyang kakung, dengan semangat 45 tangan eyang kakung semakin lincah dan cekatan bergerak menggesek lubang vagina Tasya yang menimbulkan rasa nikmat yang dirasakan oleh Tasya, erangan panjang terdengar dari mulut Tasya dan diakhiri kejang kejang di tubuh Tasya di barengi dengan keluarnya cairan cinta dari dalam vagina Tasya.

Sekarang posisis terbalik Tasya duduk di atas toilet yang tertutup dan eyang kakung bediri di depan Tasya dengan sangat cepat menerik celana dalam eyang kakung sambil memandang wajah eyang kakung dan tersenyum padanya. Tangan Tasya membelai penis eyang kakung yang masih setengah tegang bergoyang ke kiri dan kanan persis seperti jam dingdong. Di pegangnya dengan lembut penis itu dan di belainya penuh kasih sayang dan memberi ciuman tepat di lubang kencing nya, eyang kakung memendang Tasya dengan pandangan penuh kasih sayang tatapan mereka saling bertemu dan eyang kakung menunduk kan kepalanya dan mencium kening Tasya dengan rasa sayang tapi hanya sebentar.

Tasya segera menjilati penis eyang kakung yang besar seakan akan menjilati batangan es grim dengan perlahan lahan di pegangnya testis eyeng kakung dan di ciumanya dan bulu bulu sekitas penis tersebut tak lepas juga di ciumnya dan di belainya, tak lama kemudian pemis eyang kung sudah membesar dan bertambah kaku, di masukkan nya ke mulut Tasya sambil memainkan didahnya di dalam mulut dan memberi stimultas ke penis eyang kakung yang tambah betambah besar dan bertambah kaku, Tasya pum mengerti dan memberi rangsaan lagi dengan menyedot kuat penis eyang kung yang masih dalam mulut Tasya.

Tak kuasa eyang kakung menahan rasa nikmat dan meleguk panjang dan kocokan ke penis eyang kakung dengan mulut Tasya makin cepat gerakan mulut Tasya maju mundur dan beirama, sekitar 5 menit kemudian eyang kakung meleguk panjang dan mengeluarkan cairan sperma ke dalam mulut Tasya dan meminumnya pelan pelan sambil merasakan sesuatu yang aneh gurih sedikit asin dan di telannya semua sperma eyang kakung yang ada di dalam mulut dan membersihkan sisa sisanya yang menempel di batang penisnya, Tasya menyeringa dan ….

“Aku suka, gurih sedikit asin“ kata Tasya.

Sementara baktub yang di isi Tasya sudah penuh dan meluber kemana mana, eyang kakung mengangkat Tasya untuk berdiri dam membimbingnya masuk ke baktub untuk merendam diri.

“Tasa semakin pinter ya bercitanya“ kata eyang kakung setelah mereka berdua ada di baktup dan merendam mereka saling berhadap hadapan ke dua kaki Tasya ada di atas kaki eyang kakung dan tangan mereka saling membelai mesra, tangan Tasya tak lepas dari penis eyang kakung yang masih sedikit lembek karena baru keluar di mulut Tasya dan kebua tangan eyang kakung ada di dada Tasya memainkan ke dua payudara Tasya sambil tersenyum senyum mesra.

“Ia sih, siapa gurunya dulu“ jawab Tasya sambil tersenyum juga membalas senyuman eyang kakung. Tasya mengabil ciduk yang ada di dekatnya, mengabil air kemudian di guyurnya ke kepalanya sendiri, demikian juga eyang kakung dan mengambil air di guyurnya ke kepalanya sendiri sambil tertawa tawa senang, saling menyabuni tubuh mereka eyang kakung menyabuni tubuh Tasya dan Tasya menyabuni tubuh eyang kakung diselingi canda tawa dan kadang kala juga dengan ciuman ciuman baik di bibir atau di bagian tubuh lainnya.

Setelah selesai mandi Tasya dan eyang kakung keluar dari dalam kamar madi dengan bergandengan tangan dengan senyum mesra tatapan mata mereka menunjukkan kasih sayang yang mendalan diselingi senyuman senyuman dan kemesraan di antara mereka. Masih dalam keadaan telanjang tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuh mereka, Tasya membuka lemari mengambil kimono berwarna merah muda dan di pakainya, sementara eyang kakung memunguti pakaian yang tersebar di lantai baik pakaiannya sendiri ataupun pakaina Tasya.

“Eyang kakung, tak ambilin pakaian ya di kamar eyang kakung ya, mau pakaian apa?“ tanya Tasya“

“Ambilkan pakaian kimono aja yang eyang kung pakai tadi malam“ kata eyang kung

“Ya sebentar“ jawab Tasya, sambil membuka pintu kamar dan melangkah menuju kamar eyang kakung, sebentar kemudian Tasya masuk kembali ke dalam kamar menyerahkan kimono yang di maksud eyang kakung tadi, setelah eyang memakai kimono tanpa daleman dan mereka berdua keluar dari kamar Tasya dengan bergandengan mesra dan duduk di pendopo menikmati sore yang cerah.

Setelah mereka duduk di pendopo.

“Eyang mau minum apa?“ kata Tasya

“Teh hangat saja dengan gula sedikit tidak usah manis manis ya“ jawab eyang kakung

Tasya meninggalkan eyang kakung duduk sendri di pendopo dan Tasya melangkah ke dapur membuat teh manis dua gelas dan membawanya ke pendopo, sebelum sampai di pendopo Tasya berpapasan dengan mbak Surti dan meminta ijin untuk pulang kerumahnya karena hari sudah sore dan Tasya mengijinkannya.

Setelah menaruh 2 gelas dimeja depan mereka berdua duduk, eyang kakung meletakkan Koran yang di bacanya di atas meja kembali dan mengambil teh buatan Tasya.

“Tasya bawa pakaian seragam sekolah tidak” kata eyang kakung

“Enggak tu eyang kakung, kan liburan jadi Tasya ngak bawa pakaina seragam sekolah” jawab Tasya

“He he he kirain bawa pakaian seragam sekolah“ kata eyang kakung

“Untuk apa sih“ tanya Tasya

“Ngak kok“ jawab eyang kakung, lanjutnya “Eyang kakung punya seragam kowad nanti di pakai ya” kata eyang kakung

“Eyang kakung ada ada saja“ jawab Tasya

“Enggak Tasya, eyang kakung punya fantasi bersetubuh dengan kowad sampai sekarang belum pernah kesampaian“ jawab eyang kakung

“Terus Tasya pakai pakaina kowad dan eyang kakung mau setubui Tasya, mau dong asal eyang kakung juga pakai seragam angkatan darat dengan baret hijau ya“ kata Tasya

“Lho kok eyang kakung malah pakai seragam dinas sih“ kata eyang kakung

“Dulu ketika eyang kakung berangkat tugas memekai pakaian Angkatan darat beret hijau dan eyang kakung pamit ke eyang putri, di saat itu aku merasa eyang kakung benar benar gagah dan mulai saat itu aku jatuh cinta pada eyang kakung, walau saat itu aku masih kelas 5 SD dan itu awal janji Tasya ke eyang putri akan mendampingi eyang kakung dan ingin menjadi istri eyang kakung“ kata Tasya

“Oh, gitu, oke nanti eyang kakung pakai pakaian seragam tentara eyang kakung dan Tasya pakai seragam kowad

"Ya“ kata eyang kakung

“Deal“ kata Tasya.

Setengah jam berlalu Tasya dan eyang kakung masuk dan mereka duduk di depan ruang keluarga dan menghidupkan TV mendengar warta berita sore melalui stasiun TV swasta, mereka duduk berdampingan di sofa di depan TV.

Eyang kakung mendengarkan siaran TV dan Tasya membuka HP nya mengecek aplikasi WA dan membaca group kelas Tasya yang hampir dua hari ini tak di bukanya. Kadang kadang geli sendiri membaca celotehan teman teman sekelas Tasya.

Setelah itu, makan malam bersama di meja makan Tasya dengan manjanya meminta di suapin eyang kakung sambil minta di pangku dan eyang kakung selalu mengabulkan apa yang menjadi keinginana Tasya tanpa dapat penolaknya.

“Satu piring berdua ya eyang kakung“ kata Tasya
Eyang kakung hanya menganggungkan kepalanya sekarang Tasya ada berada pangkuan eyang kakungya dengan duduk menyamping tangan kiri Tasya ada di pundah eyang kakung dan tangan kanan memegang sendok untuk mengambil nasi dan lauknya dan menyodorkannya di mulut eyang kakung yang terbuka dan setelah nasi masuk ke mulut eyang kakung tiba tiba Tasya mencium bibir eyang kakung yang masih pepuh denga nasi pada akhirnya mereka berebut nasi yang masih ada di mulut eyang kakung dengan rela melepaskan nasi yang masih di dalam mulut eyang kakung sehingga nasi itu pindah dari mulut eyang kakung dan berpindah ke mulut Tasya dan Tasya tertawa senang karena hampir semua nasi sudah berada di mulutnya.

“Ah, Curang ah kamu“ kata eyang kakung sambil cemberut

“Maaf sayang, jangan nangis dong, cup cup cup“ kata Tasya sambil membelai kepaka eyang kakunng, lanjut

“Minum susu dulu deh, eyang kakung haus kan“ kata Tasya sambil melepas katan kimononya dam menyodorkan payudaranya kemulut eyang kakung, dengan sigab eyang kakung medaratkan mulutnya di putting payudara Tasya yang disebelah kanan dan langsung menedotnya, Tasya merasakan geli di putting kanannya tapi tangan kanan eyang kung langsung megesek gesek putting sebelah kiri, Tasya tak tak kuasa geli mulai medasah

“Ah, eyang kakung curang, suruh netek malah bikin geli“ kata Tasya, sambil menjauhkan payudara dari mulut eyang kakung, kembali Tasya duduk kepangkuan eyangkung lagi, sekarang eyang kakung mengambil nasi dan menyuapi Tasya, setelah nasinya masuk ke dalam mulut Tasya , eyang kakung mau mencium bibir Tasya tapi Tasya berdiri dan menghindar ciuman eyang kakungnya, Tasya tertawa tawa senang bisa membiat eyang kakung menjadi galau

“Awas ya“ ancam eyang kakung, Tasya malah mengejeknya sambil meleletkan lidahnya.

Dengan sendau gurau akhirnya makan mereka habis juga, setelah makan habis Tasya di gendongnya dan masuk ke dalam kamarnya setelah menurunkan Tasya dari gendongaa eyang kakung membuka lemari dan mengambil pakaian dinas harian yang berwarna hijau doreng dan memberikannya ke Tasya, Tasya menerima pakaiam itu yang berupa celana panjamg ketat dan baju pakaian sejenis dengan celanyanya sudah lengkap dengan dan pangkat kolasi asal kodam dan termasuk pangkat dan nama, pada pakaian itu dengan nama Tasya yang cukup besar itu artinya eyang kakung sudah mempersiapkan ini semua dalam waktu yang lama, Tasya lepasnya kimono yang di pakalinya lalu memakai celana tanpa memakai celana dalam dan branya kembali, eyang kakung duduk di tepi tempat tidur dan memandang Tasya yang berganti pakaian dengan pakaina dinas militer tersebut dan melangkah di depan cermin berhias sementar Tasya memberi olesan pada wajah ayunya dan memakai lipsglos di bibirnya dan berbalik menghadap eyang kung yang masih mengunakan kimono birunya bersikap sempurna sambil mengngkat tangan kanan ke atas pelipisnya tanda hormat sambil menucap “Siap jendral“

Eyan kakung memandang Tasya dengan kagum cucu kesayangannya terbalut pakaian dinas meliter sebagai kowat, tersenyumlah sang jendral ke arah Tasya.

“Eyang kakung curang belum ganti pakaian dinas militer” kata Tasya merayuk

“Oh ia lupa, habis kamu cantik banget pakai pakaian kayak gitu” kata eyang kakung

Eyang lakung melangkah ke almari kembali membukanya dan mencari pakaian dinas harian dan memakainya dengan melepas kimono birunya tanpak penis eyang kakung setengah tegang besar dan maco dalam pandang Tasya, lalu memakai celana dan baju doreng senada dengan pakaian yang di kenakan Tasya dan memakainya pakaian doren yang berupa celana dan baju yang sudah lengkap dengan tanda pangkat, lokasi, kodam dan tanda bintang tiga ada di atas krah pakaian yang di kenangkan dengan kolasi mabes, ganteng guman Tasya.

Eyang kakung melangkah mendekati Tasya yang duduk di tepi ranjang, tapi Tasya langsung berdiri menatap eyang kakung dengan pandangan mesra penuh rasa sayang, tangan eyang kakung memegang ke dua tangan Tasya dan menaruhnya di atas pendaknya, ke dua tangan eyang kakung ada di pinggul Tasya yang ramping, mereka saling berpandangan dan saling mendekatkan bibir mereka dan akhirnya saling bersentuhan dan saling cium

“Wajahmu cantik, kapten“ ujar eyang kakung

“Jendral juga ganteng, aku suka“ jawab Tasya, lanjutnya

“Jendral kita ke depan yok mau seffi dulu dengan pakaian ini“

Mereka berdua melangkah meninggalkan kamar eyang kakung dan duduk duduk ruang keluarga, Tasya mengambil HP nya di kamar dan berlari mendapatkan eyang kakung sudah duduk di sofa didepan TV. Tasya mendekatkan wajahnya ke wajah ke wajah eyang kakung dan memotreynya setelah dekat dengan berbagai pose mereka kalukan dan hampir setengah jam sediri mereka berseffi ria, akhirnya eyang kung memegang wajah Tasya dan memberi ciuman hangat sambil mengucap “Terima kasih, kapten Tasya”

“Terima kasih jendral Bram” balas Tasya dan mencium bibir eyang kakung

Dipangku Tasya dan dibelainya rambut Tasya dengan lembut

Ah …. lanjut ah ….

Sekian dulu para suhu mudah mudahan belun kentang ya, tunggu updatenya selanjutnya bulan Desember ya.
Jagan lupa kripik nya yang renyah, gan

Semoga berkenen

serasa penganten baru ya YangKung
 
Part 10 : Kenakalan Tasya

Pov: 3rd

Eyang kakung mengatur tubuhnya menghadap ke tubuh Tasya yang berada di sampingnya, dan melepas tapi celana yang dipakai Tasya dan menariknya ke bawah terlihat vagina Tasya yang masih di tutupi g – sting dan menarik kesamping, eyang kakung hanya tersenyum melihat bentuk vagina Tasya dengan model segitiga terbalik dan merabanya Tasya dengan manja mencium kening eyang kakung

“Mas, suka” kata Tasya

“Suka sekali jeng, jilatinnya tambah semangat nih, ingin coba boleh” kata eyan kakung

“Boleh tapi sebentar ya, sebentar lagi mahrib” kata Tasya

Kepala eyang kakung turun kebawah dan bibirnya mulai menjilat vagina danTasya merasa ada ribuan volt yang menyerang tubuh Tasya yang mulai mengerang keenakan

“Udah sayang nanti lagi ya” kata Tasya sambil menarik pantatnya menjauh dari muka eyang kakung yang tersenyum ke arah Tasya dan mencium kening Tasya dengan mesra.

Lanjut mas ….

Tasya duduk di samping kiri eyang kakung dan tangan Tasya nulai meremasi penis eyang kakung yang masih terbungkus boxer. Tasya tau kalau di di balik boxser itu sudah tidak ada apa apa lagi, mula mula eyang kakung mendiamkan saja aksi Tasya meremasi penisnya yang sedikit menegang tetap membaca e mail yang masuk ke dalam box e mail nya, salah satu email temannya adalah dari Letjen Sriyono, yang sekarang menjabat menjadi komandan kerokhanian islam di mabes.

“Sebentar sayang, mas baca e mail dulu ada yang penting nih“ kata eyang kakung

“Ya udah baca aja dan aku mau mainin ini nya mas Bram“ jawab Tasya sambil senyam senyum

“Udah sayang, tar dulu, ini penting“ kata eyang kakung

“Ini juga penting mas Bram sayang, mbangunin si dadek“ kata Tasya dengan masih memainkan penis eyang kakung yang makin kana nakin membesar

“Hi hi hi, si dadek mulai mengeliat geliat“ kata Tasya

“Hallo ….. ya ….ya benar ….. “ kata eyang kakung sambil mendekatkan telpun genggamnya di telinganya.

Tasya tidak berhenti mempermainkan penis eyang kakung malah lebih bersemangat …..

“…..Isss …. ya, kapan mas ….. is ssss …. “ kata eyang kakung

Tasya masih menggegang penis eyang kakung malah sekarang makin berani dan berusaha melepas celana boxsernya.

“…. issss …. ia mas nanti tak kirin lewat ma… e banking ya …. minta no banknya aja …. issss…. terus tak kirim ….. isss …. “ kata eyang kakung

Tasya telah berhasil melepas celana boxser eyang kakung dan mencoba mengulum penis itu.

“….. issss …. maaf mas …. isss …. aku ke belakang dulu ….. is ssss …. nanti tak ….. telpon …. issss balik ….. Ok ……issssss“ Eyang kakung mengakhiri telpon dengan temannya karena ngak kuat menahan kenakalan Tasya mengoral penis nya waktu sedang telpun……

“Waduh Tasya kamu kok nakal banget sih“ kata eyang kakung sambil melepas mulut Tasya yang ada di penisnya dan penis itu sudah bengkak besar panjang berotot lagi

“Ehhhh …..mas tu udah bengkak ….“ kata Tasya dengan senyum dan menutup mulutnya dengan tangan kanan dan tangan kiri masih berada di batang penis eyeng kakung.

“Masaallah Tasya, kamu sekarang kok nakal banget sih, mas baru telpon penting lagi untuk kita malah kamu gangguin sih …..“ kata eyang kakung sambil cemberut

“Ya sayang, cup… cup …. cup ….“ ucap Tasya sambil membelai wajah eyang kakung yang cemberut, lanjutnya “Sayang tersenyum dong …..“ kata Tasya sambil menciumi pipi kiri dan kanan eyang kakung, dan inilah yang membuat eyang kakung ngak bisa marah pada cucunya yang satu ini, dipegangnya wajah Tasya dan di ciumnya dengan lembut, dikulumnya bibir Tasya dengan melepas rasa jengkel dan di alihkan ciumanya ke arah ketingga kanam di kulumnya anting yang ada di telinga kanan dan mempermainkan dengan lidahnya, di gigit kecil kecil di bawah telinganya dan Tasya mulai mendesah desah ke enakan

“Geli ….mas Bram….. geeelliiiiii ….. ahh…. ahhh…..“ rancau dari mulut Tasya

“Ini hukumanmu atas kenakalanmu menggagu mas baru telpon“ ucap eyang kakung dan masih menciumi bawah telinga Tasya malah ditambah remasan lembut ke arah payudara yang masih terbungkus tangtop dan memainkan putting kecil yang menonjol dan itu berlangsung lama desahan Tasya terdengar semakin sering sambil tubuh nya menggeliat liat seperti cacing kepanasan menambah erotis dengan nafas saling kejar kejaran, tapi ciunan di leher Tasya ngak pernah berhenti, di angkatnya tangan Tasya ke atas di ciumnya ketiak Tasya yang bau harum aroma terapy tambah semangant eyang kakung menjilati setiap inci ketiak Tasya sampai lama di ulang ulang terus dan digeser bibirnya ke arah mulut Tasya yang masih terbuka dan dilumatnya bibir Tasya sehingga Tasya berhenti mendesah desah karena multnya tersumbat oleh mulut eyang kakung, tangan kanan yang dari tadi memainkan putting Tasya kini mulai meraba bagian perut Tasya yang sedikit terbuka karena gerakan tubuh Tasya yang selalu bergoyang ke kiri dan kekanan, Tangan eyang kakung terus turun kebawah meremas remas pantat Tasya yang menonjol di mainkan dan di remas lagi dan eyang kakung mendapatkan celana dalam Tasya hanya menutupi bagian depan vaginanya saja, di balik tubuh Tasya dan di pangkunya sehingga pangkal pahanya terbuka ini membuat eyang kakung sungguh bersemangat dan tangan kanannya menerobos ke dalam celana dalam melalui samping pangkal paha Tasya yang terbuka, semakin keras desahan yang keluar dari mulut Tasya

“Maaaaaasssss….. eeennnaaaakkkk ……“ tangan Tasya yang bebes kini memegang kepala dan rambut eyang kakung dan meremasnya dengan kencang karena ngak tahan eyang kakung menggesek gesek memeknya yang makin lama semakin cepat, membuat Tasya blingasan bergoyang tubuh nya ke kiri dan kekanan dan tangan Tasya mencari pegangan untuk meremasnya sekuat tenaga sambil pinggul Tasya terangkat keatas tapi eyang kakungnya malah menahan gerakan pinggul Tasya yang terangkat ke atas jeritan Tasya semakin kuat disertai remasan tangan Tasya pada rambut eyang kakung

“Maaaaasssss …..aakkkuuuuuhh…. keeeee luuuuaarrrr …..“ teriak Tasya dan bersamaan dengan itu dari vagina Tasya keluar cairan yang deras mengucur membasai tangan eyang kakung. Eyang kakung baru berhenti dan mendiamkan Tasya menikmati orgasme yang baru didapatnya, nafas tersenggal senggal tak menentu dan eyang kakung hanya tesenyum ke arah Tasya yang memasang muka cemberut.

“Itu hukuman atas kenakalan mu“ kata eyang kakung sambil menyingkirkan tubuh Tasya dari pangkuannya dan meletakan di sofa dan eyang kakung melangkah pergi sambil minum kopi yang mulai dingin.

Tasya di buat nelonggo atas perbuatan eyang kakung yang membuatnya orgasme hanya dengan tangan dan bibirnya saja. Tasya mesih mengatur nafasnya yang tersenggal senggal dengan badan lemas bersandar pada sofa setelah nafasnya mulai terarur Tasya mengabil minum coklatnya dan berlalu pergi ke dapur setelah melepas CD nya basah kucup karena terkencing kencing tadi

Tasya melihat jam sudah menunjukkan jam 7 makam, Tasya menghidup kan kompor dan memenasi sayur dan menatanya ulang semua makanan yang sudah di persiapkan dengan baik oleh mbak Surti tadi sebelum pamit pulang dan mengecek nasi di ricecoker, setelah semua ready Tasya mencari eyang kakung dan menemukan eyang kakung masih meroko di teras belakang rumah yang menyatu denga kolam renang

“Mas Bram …. maafin aku ya ….“ kata Tasya dengan mamja duduk di bawah kaki eyang kakung sambil meletakan kepalanya di pangkuan eyang kakung. Eyang kakung hanya bisa geleng geleng kepala dan membelai rambut Tasya di pangkuanya

“Iya …..Mas maafin, tapi lain kali jangan di ulang lagi“ kata eyang kakung

“Iya mas, aku ninta maaf dan ngak akan mengulang lagi” kata Tasya

“Mas malu Tasya, pada ke teman mas, mudah mudahan aja, dia ngak punya pikiran macam macam dan menganggap mas mau kebelakang sungguhan“ kata eyang kakung, lanjutnya “Sejujurnya Jeng, Mas ngak bisa marah ke jengTasya, kerena jeng Tasya benar benar mas sayangi melebihi apapun di dunia, di akhir hidup mas mau melindungi jeng Tasya dengan sepenuh hati, tapi mas minta kepadamu juga bisa menjaga mas mu dalam menjalani hidup ini”

“Tasya juga sayang ke Mas dengan setulus hati, dan mau menjaga mas sepanjang hidup Tasya, memang sudah menjadi ketetapan hati Tasya untuk menyayangi mas Bram dalam senang maupun susah dan akan menjadi istri yang bisa di banggakan seperti eyang putri selalu mas Bram banggakan“ kata Tasya

“Mulai saat ini kita harus saling menjaga hubungan ini, mas ngak mau hubungan kita tercium orang lain dulu akibatnya akan fatal dan mas baru mencari celah untuk melegalkan hubungan kita menjadi syah baik urusan agama ataupun pemeritah sehingga Tasya menjadi istri syah mas dan tadi mas menghubungi rekan mas Letjen Sriyono, dia yang tau persis suatu rahasia mengenai dirimu dia adalah rekan kerja mas yang sebenarnya masih saudara sepupu dari eyang putrimu, saat kelahiran kamu, saat itu mas baru bertugas di Kongo Afrika sebagai penjaga perdamaian di sana dan Sriyonolah yang mengurus segalanya sebab dia baru bertugas di Surakarta ini,jeng Tasya mungkin kita bisa mencari celah dari rahasia tersebut. Mas minta ketemuan dengan beliau dan kayaknya Sriyono juga punya acara reoni lulusan AMN di Jakarta dan mengundang Mas datang ke reoni tersebut tanggal persis dan biayanya belum ditentukan tapi dia membuat ancar ancar setelah Natal dan sebelum Tahun Baru dan kita akan menemuinya di sana, itulah jeng” kata eyang kakung.

“Suatu Rahasia mas katakan itu seperti apa ya“ tanya Tasya

“Mas juga belum begitu jelas rahasia kaya apa, eyang putri hanya pernah cerita kalau kamu sebenarnya bukan dari hasil perkawinan orang tuamu, karena kelakuan ibumu Rini Kusuma Wardhani hamil ketika dia masih kelas 3 SMA dengan temannya sendiri tapi laki laki itu pergi tak mau tanggung jawab dan Rini ingin menggugurkan kandungan nya tapi oleh eyang putri mu tidak menyetujuinya akhirnya dengan bantuan Sriyono ibumu melahirkan di desanya Sriyono, hanya itu yang mas tau dan setelah kamu lahir kamu diasuh oleh eyang putri hingga kamu lulus SD setelah ibumu menikah dengan ayahmu sekarang atas permintaan ayahmu tiri dan kamu di angkat menjadi anaknya itu pun atas keinginan papamu Jhon” kata eyang kakung, lanjutnya”Tapi mas minta kepadamu tetap lah diam dan seakan akan tidak tau menau dari urusan ini biar ini menjadi kartu mati untuk menjadikan hubungan ini legal, disamping mas juga mengantongi truf cart yang lain yang di berikan eyang putri semasa hidupnya untuk bisa membungkam ibumu dalam menyetujui hubungan ini“

Tasya menagis mendengar cerita eyang kakung tentang suatu kebenaran tentang dirinya, mungkin ini salah satu alasan eyang putri menginginkan dirinya sebagai pengganti eyang putri entahlah ….

“Ia ….mas, aku sangat menyesal atas kelakuanku tadi dan aku berjanji akan menjaga nama baik mas baik di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan kerja mas“ kata Tasya

Eyan kakung mengangkat Tasya yang duduk di lantai dan mendudukannya di pangkuannya

“Kamu menjadi jelek jeng kalau menangis, mas ngak suka kamu menangis ayo bergembira hidup ini hanya sekali, buat kesenagan dan mas akan membuat kamu selalu tersenyuman” kata eyang kakung sambil mengusap air mata Tasya dengan jempol nya dan memegang bibirnya dan menarik kesamping dan itu membuat Tasya tersenyum

“Nah begitu jeng Tasya, harus selalu tersenyum dalam keadaan apapun baik suka dan duka“ kata eyang kakung, lanjutnya ”Kalau jeng Tasya tersenyum senyum, tambah cantik dan itu mas suka” sambil mencium bibir Tasya penuh kelembuta, dan Tasya membalasnya dengan mesra, lama mereka saling bercuiman saling tukar saliva saling kecup dan saling raba, tangan eyang kakung mulai merabai pinggul Tasya dan tangan Tasya memegang penis eyang kakung yang semakin membesar di dalam genggeman tangan mungil Tasya

“Celana dalam mu mana“ kata eyang kakung setelah menyadari kalau Tasya ngak memkai cenana dalam lagi

“Aku lepas mas, basah sih risi“ kata Tasya, lanjutnya “Mas ngak lapar“

“Lapar dong, makan yok“ ajak eyang kakung

“Sebentar ya mas, tadi udah di panasi tapi sekarang sudah dingin, di panasi lagi ya, mas tunggu 15 menit“ kata Tasya sambil berdiri dan menuju ke dapur untuk memanasi sayur, dan 15 menit kemudian Tasya dan eyang kakung sudah duduk di meja makan, dengan sigap Tasya mengambil nasi dan menyodorkan ke eyang kakung ”Segini mas“ kata Tasya

Eyang kakung hanya mengangukan kepalanya dan Tasya menaruh piring tersebut di meja depan tempat duduk eyang kakung, dan mengambil piring lagi untuk dirinya sendiri dan mengisinya dengan nasi. Merekapun mulai makan tak banyak yang mereka bicarakan dalam acara makan malam kali ini.

Setelah selesai semua eyang kakun bermasih duduk di kursi di meja makan Tasya langsung mengemasi meja makan dan mencuci piring yang kotor, eyang kakung memperhatikan Tasya baru cuci piring dan pinggul Tasya sedikit sedikit terangkat dan memperlihatkan pantat Tasya yang polos ini membuat tegang penis eyang kakung yang memang dari tadi belum di tuntaskan, eyang kakung secara perlahan menghampiri Tasya dan dan tangan kanan langsung memegang pantat Tasya yang polos, Tasya terkejut dan langsung menghentikan kerjaannya dan mematikan kran air tempat cuci, dan tersenyum sambil ke dua tangan nya langsung merangkul leher eyang kakung dari depan, ke dua tangan eyang kakung menerima pelukan Tasya di pinggang dan mengangatnya dan di bawa ke kamar Tasya sambil berciuman.

Tasya senang atas perlakuan eyang kakung atas dirinya, dan sesampainya di kamar Tasya langsung di turun dari gendongan eyang kakung dan berjongkok di depan eyang kakung sambil melepas boxer eyang kakung di pakainya dan di buang begitu saja.

Di peganggnya penis eyang kakung yang sudah setengah tegang, di ciumya empat kecing, dibelainya peler eyang, kakung di genggamnya batang pensis eyang kakung dan mulai gerakan ke atas dan ke bawah, perlakuan tangan Tasya ini membuat eyang kakung merintih ke enakan. Di jilat jilat kepala penis eyang kakung yang berbentuk kepala jamur dan di lulumnya kepala penis itu sambil di sedot sedot dengan kuat, suara leguan eyang kakung semakin keras.

Tasya tambah semangat bekerja akhirnya eyang kakung menarik tubuh Tasya supaya berdiri di depannya, melihat eyang kakung sudah telanjang bulat, kaus yang dipakainya entah di lempar kemana, eyang kakung mencium bibir Tasya dan tangan kirinya langsung menyusup di balik tangtop yang di pakainya dan menaikan ke atas sebatas dada, dipijit pijitnya putting Tasya yang berwarba merah muda, bibir eyan kakung pindah ke telinga kanan dan menciuminya sekali kali menyedot anting yang di pakainya membuat Tasya meritih rintih ke enakan tangan kanannya masih di memegang penis eyang kakung yang tambah membesar dalam genggaman tangan Tasya.

Masih saling mengulum bibir, tangan kiri eyang kakung yang tadi ada di payudara Tasya kini berpindah ke belahan vagina Tasya yang dari tadi tidak menggunakan celana dalam, tangan kanan masih merangkul tubuh Tasya agar tidak menjauh dan jatuh, demikin juga tangan kiri Tasya berpegangan di pinggul eyang kakung dan mereka berdua mecoba membuat rangsangan ke tubuh masing masing.

“Ahhhh ….. mmaaaaaassss ….. enaaakkk …. teruuuusss …..“ rancau Tasya di tengah tengan meranggsang eyang kakung, suara baritone eyang pun mulai terdengar

“Iaaaa jeeeeeennnggg ….. teruuuusss peeeennnniissss….massssss…. kkeennnaaakkkkaaannnn ….. “ balas eyang kakung

Bibir eyang kakung langsung turun ke putting Tasya langsung di sedotnya ….

“Iyyya aaa…. mmmaaaaassss … Braaaammmm ….. ddiiiiicccuuuupppaaannnnggginnnn…… mmaaaassss….” pinta Tasya, tanpa diperintah dua kali eyang kakung menggihit payudara Tasya di sebelah bawah putting sebelah kiri …..

“Eeennnaaaakkkkk …..mmmaaaasssssss…..“ kata Tasya, tangan yang tadi di pinggang kini pindah di atas kepala eyang kakung sambil memainkan telingga sebelah kanan.

Eyang kakung merasakan vagina Tasya sudah semakin basah lalu menghentikan aksinya dan melepas celana yang di pakai Tasya dan melemparkan begitu saja, sambik tersenyum eyang kakung melepas tangtop yang di pakai Tasya dan membuangnya entah kemana lalu mengangkat kaki kiri ke atas dan mencoba menerobos vagina Tasya dan tangan Tasya mengaahkan ke lubang yang benar.

“Ahhhhhh ……“ suara Tasya setelah merasakan penis eyang kakung menerobos tubuhnya

“AAhhhhhh …..“ suara baritone eyang kakung dan kini ke dua tangan eyang kakung ada di pantat Tasya dan menekan pantat Tasya sehingga penis eyang kakung dapat masuk dengan sempurna, leguan keduanya terdengar lagi. Eyang kakung mulai menggerakan pinggulnya penis eyang kakung masuk kedalam vagina Tasya dengan sempurna dan Tasya pun agak menaikan badannya sehingga tubuhnya melelgkung ke belakang dan ke dua tangan Tasya berada dipundak eyang kakung, penis dan vagina mereka saling bertemu.

Dengan gaya seperti itu pinggul eyang kakung terus bekerja maju mundur makin lama gerakam pinhhulnya makin cepat dan akhirnya.
“Mmmaaaasssss…..Taaassssyyyyaaahhh….sssaaammmmpppaaaiiiii …..“ teriak Tasya

Eyang kakung membenamkan penisnya sedalam mungkin yang bisa dimasuki penis nya, otomatis gerakan berganti berputar dan menggesel sehingga penis eyang kakung di dalam vagina Tasya dan pangkal penis menggesek kelentit Tasya yang semakin terasa, sebentar kemudian di lepasnya penis eyang kakung dari tubuh Tasya dan lahar cairan dari tubuhTasya mengalir di selangkangannya. Tasya lemas dan di baringkan tubuhnya di atas tempat tidur, kini Tasya tergeletak lemas di tempat tidur dengan bibirnya tersungging senyuman.

“Mas Bram belum keluar ya….“ kata Tasya

Eyang kung hanya mengangukan kepalanya, di tengkurepkan tubuh Tasya dan di tariknya pantat Tasya setingggi pinggang eyang kakung, dirabanya vagina dan di ciumnya sambil menyedot sisa orgamus dan di telannya, sehingga Tasya merasakan vagina menjadi kering. Eyang kakung memposisikan pinggul nya ke pinggul Tasya dari belakang dan memesukkan penis nya kembali ke lubang vaginanya sehingga tubuh mereka bersatu kembali dan terdengar luguan panjang dari mulut Tasya

“Mmmaaaaassssss……” leguan Tasya

Eyang kakung menggoyang pinggul ke depan dan kebelakang dengan irama yang tetap, sambil berpeganggan pada pinggul Tasya yang mulai bergoyang ke kiri dan kanan, tubuh eyang kakung ikut bergoyang matanya di pejamkan dan merasakan setiap genjotannya di vagina Tasya. Hampir seperempat jam eyang kakung bergoyang pinggul, sementara Tasya juga menikmati goyangan pinggul eyang kakung sambil merebahkan badannya di atas bantal dengan pantat nungging, makin lama Tasya meraskan ada gerakan di dalam vagina Tasya dan merasakan genjotan eyang kakung makin enak dan semaki enak, leguan dan erangan dari mulut Tasya ngak bisa di tahannya mengiringi setiap goyangan pinggul eyang kakung dengan menggoyangkan pinggul nya ke kiri dan kekanan sampai di suatu titik Tasya menekan pinggulnya ke belakang sambil seluruh tubuhnya bereaksi mengejang dan eyang kakung pun tau kalau Tasya akan sampai punca kembali menekan penisnya lebih dalam dam merasakan semburan orgasme Tasya ke penisnya yang kini memenui seluruh lubang vagina Tasya dan merasakan kenikmatan saat semburan cairan orgasme Tasya, menyiran penisnya matanya tetap terpejan sampai semburan dari lubang penis Tasya melemah dan kontraksi dari otot vagina nya juga semakin melemah.

Eyang kakung melepas penisnya kembali kin berbaring di belakang Tubuh Tasya yang miring kekanan, ke dua tangannya meremasi payudara Tasya dari belakang memainkan putting Tasya dan mencium bibir Tasya yang menoleh kebelakang, ciuman panjang yang di lakukan mereka berdua, tangan Tasya yang berada di atas mencari penis eyang kakung di antara selakangan Tasya bagian belakang, Tasya terkejut juga penis eyang kakung masih posisi tegak berdiri keras dan berotot, di remas remas penis eyang kakung yang penuh dengan lendir.

Tasya mengangkat kaki yang di atas lebih ke atas dan memposisikan penis eyang kakung pada lubang vagina Tasya.

“Dorong Mas Bram…..” kata Tasya manja

Eyang kakung langsug mendorong pinggulnya ke depan otomatis penis eyang kakung masuk sempurna ke lubang senggamanya, leguan panjang terdengar dari mulut Tasya. Dan ini lah keuntungan Tasya mendapat tiga rangsangan sekaligus, vagina Tasya di masuki penis eyang kakung yang besar, payudara nya selalu di remas remas oleh eyang kakung dan putingnya di permainkan terus menerus dan bibir eyang kakung selalu memempel di telinga kadang kadang mereka saling berciuman di bibir mereka dan juga tunguk Tasya mendapat ciuman selaki kali, kadang tangan Tasya di atasin oleh eyang kakung dan menciumi ketiak Tasya yang terbuka. Tasya hanya bisa merasakan semua itu dan mengerang engrang tak henti henti dari mulut Tasya.

Lima belas menit berlalu dengan kecepatan konstan dan pinggul eyang kakung selalu bergerak dan pada suau saat genjotan pada pinggul eyang berubah menjadi semakin cepat eyang kakung merasakan air maninya mau keluar dan Tasya juga merasakan orgasme segera datang menjemputnya, gerakan eyang kakung yang semakin cepat di respom Tasya dengan goyangan pada pinggul juga makin menggila dan pada satu titik temu penis eyang kakung menjuprotkan air mani ke lubang vagina Tasya bersamaan dengan orgasme Tasya datang, kedua manusia berlaina jenis, seorang kakek dengan cucunya mengejang bersamaan dan mepaskan spermanya selama satu menit mereka menahan nafas dalam kenikmatan tertinggi yang di berikan oleh semesta untuk mereka nikmati dalam persetubuhan mereka.

Ronde pertama sudah mereka lewati bersama sama dan mereka menanti ronde ronde berikutnya, Eyang kakung keluar kamar dan untuk mematikan semua lampu penerangan di dalam rumah dan menghidupkan lampu untuk penerangan di luar rumah memerisa pintu dan jendela dan masuk kembali ke kamar Tasya sembil membawa air minum putih dingin.

“Tasya, mas ingin mengajak kamu ke Kalimantan umtuk bertemu dengan saudara angkat mas yang sekarang menjadi kepala suku di Kalimantan tengah besok hari Jumat siang dengan pesawat terbang dari solo langsung ke Palangkaraya di sana akan mas perkenalkan dengan kakak angkat mas dan minta restu juga melegalkan hubungan ini menjadi suami istri secara adat dayak” kata eyang kakung diselah istirahat setelah selesai pertempuran kami yang melelahkan.

“Mas Bram kok ngak pernah cerita kalau punya saudara angkat suku dayak” tanya Tasya

“Ya, baru terpikir kemarin ingin mememui saudara anggat untuk meminta nasehat tentang hubungan kita ini, kalau mungkin kita bisa nikah dengan cara adat dulu biar hati kita sama sama tenang melakukan hubungan suami istri, mungkin di sana sampai Natal setelah itu kita ke Jakarta menemui teman mas, Sriyono sambil ber reoni dengan teman teman mas di sana” jawab eyang kakung.

“Tasya mau kok, seperti janji Tasya ke eyang putri, akan mendampingi mas Bram kemanapun mas pergi“ kata Tasya

“Terima kasih Tasya, kita akan berbulan madu sekalian ke Kalimantan dan Jakarta ya“ kata eyang kakung sambil mencium kening Tasya dengan lembut.

Rode berikitnya pun segera dimulai kini Tasya ada di atas tubuh eyang kakung berjongkok menghadap ke arah eyang kakung yang sedang meremasi payudara dan putting Tasya sambil tiduran dan vagina Tasya di arahkan ke penis eyang kakung yang sudah menegang 100% setelah penis eyang kakung dan vagina Tasya bertemu yang diawali dengan leguan panjang dari Tasya dan eyang kakung, kemudian tanpa di peritah ke dua kali eyang kakung menikmati genjotan dari pinggul Tasya.

Seperempat jam berlalu dalam posisi WOT ini, di dalam vagina Tasya pun merasakan gelombang nikmat yang makin lama makin terasa dan ini membuat goyangan pinggul Tasya semakin kencang disertai tarian erotis dari tubuh Tasya yang meliuk liuk bagai penari ular, segera setelah itu eyang kakaung duduk di atas tempat tidur dan bibirnya memciumi payudara Tasya yang bergoyang mengikuti irama pinggul Tasya yang berlenggak lenggok, di kenyot konyot buah dada Tasya dengan semangat, sekali kali putting Tasya menjadi santapan mulut eyang kakung yang rakus disedot dengan kuat lalu di tarik hingga lepas “plook” suara keras itu pun berulang kali dari putting yang kiri pindah putting yang kanan, tapi bukan Tasya kesakitan malah tambah memberi semangat ke eyang kakung.
“Ahhhh…..mmaaasss….enak….terus di kecut kenyut…..biar keluar air cucunya….ahhh…. unnntttuuuukkkk……mmmmaaaasssssss…..Ahhhhh …..mmaaasss…..eennnaaakkkk ….. baanngggeeeeettt …..teeeeerrruuuuussss …..ahhhhh …..mmmmaaaasssssss……aahhhh “ suara itu membaur dengan suara derit ranjang kamar Tasya dan pertemuan ke dua kelamin yang semakin membahana di seantero kamar tidur Tasya.

Tasya pun menekan vaginnya sedalam dalamnya ke arah panis eyang kakung yang menerima tekanan dari pinggul Tasya dan keluarlah cairan cinta dari vagina Tasya sementara Tasya menahan nafas yang masih dalam konsentrasi penuh ke liang senggamanya dan eyang kakung dengan santainya menyedot putting payudara Tasya hingga meninmbulkan warna merah di sekitas putting sebelah kanan, Tasya jatuh ke dalam pelukan eyang kakung dan melumat bibir Tasya yang menganga dan Tasya merespon ciuman eyang kakung dengan ciuman yang tak kalah ganasnya.

Tubuh Tasya diangkat dan di rebahkan ke tempat tidur dengan penis masih didalam vagina Tasya. Pinggul eyang kakung langsung bergerak maju mundur tanpa peduli keadaan Tasya masih kelalahan tapi hanya sebentar sekitar lima menit kemudian Tasya mulai merespon dengan mengangkat pinggul Tasya ke atas dan menggoyangkan ke kiri dan kekanan dan lima menit kemudian leguan Tasya terdengah
“Ahhhhhhhh……mmmaaaaaassssssss …….ennnaaaaakkkkk …..bbaaannnggggeeeetttt …… ahhhhhh ……“ teriak Tasya, namun eyang kakung tidak berhenti dalam menggoyang pinggulnya malah menekannya lebih dalam lagi sabil menggoyang pinggulnya kekiri dan kenanan juga diputarnya pinggulnya sampai dan menekan sedikit pinggulnya ke dalam lubang vagina Tasya.

Eyang kakung mencopot penisnya dan menelentangkan tubuh Tasya. Tasya ngak bisa menolak karena masih dalam keadaan lemas hanya mengikuti gerakan tanggan eyang kakung. Diganjalnya dengan bantal piggul Tasya dan eyang kakung dan mengusap vagina Tasya sebentar hanya bebrapa usapan dan penis eyang kakung yang masih dalam keadaan tegang itu masuk sangkar lagi dengan jenjotan yang lebih mantab dan penuh variasi kadang dengan tusukan lembut dan pelan dan tiba tiba menyentak pingul Tasya dengan keras sehingga timbul goncangan pada ke dua payudara Tasya dengan hebat, tanpa henti dan terus di goyang lagi dengan tusukan pelan dan lambat dan di percepat lagi tekanan pada pantat Tasya yang hanya bisa menerima teknik persenggamaan eyang kakung dengan pasrah hanya leguah panjang dari mulut Tasya yang mengalami orgasme yang panjang tak henti hentinya aliran mahma lahar dari vagina Tasya terus mengalir membuat rasa enak terus menerus dalam waktu yang lama.

Eyang kakung berinisyatif merubah posisi kembali setelah hampir 20 menitan dalam gaya doggi dan sekali lagi mendapat orgasme dengan mata terpejam tubuh datar dengan kasur. Segera eyang kakung kini menelentangkan tubuh Tasya dengan kepala diatas bantal dan membuka selangkangannya kembali dan langsung menasukan penis eyang kakung dalam waktu yang sesingkat singkatnya langsung dihenjot dengan kecepatan maksimal, sekitar 15 menit kemudian tubuh Tasya yang berada di bawah mengalungkan ke dua kaki nya ke pinggul eyang kakung sehingg pinggul Tasya menggantung sempurna ke pinggul eyang kakung dengan kocokan bertenaga makin lama kaki Tasya turun kebawah menekan pinggulmya ke atas dengan sisa tenaganya yang Tasya punya, eyang kakung pun segera menekan penisnya sedalam dalamnya ke lubang senggama Tasya dengan leguan dasat eyang kakkung melepas cairan spermanya ke dalam vagina Tasya yang mengalami kontraksi yang hebat, dan akhirnya eyang kakung berhenti dengan nafas tersengga senggal demikian juga dengan Tasya langsung lemas yang tertindih tebuh eyang kakung tapi ciuman eyang kakung pun jatuh ke dalam mulut Tasya yang menganga kedua tangan Tasya masih di punggung eyang kakung dan memejamkan mata meresapi apa yang baru saja di dapat dari sebuah hubungan dengan eyang kakungnya sendiri yang sudah mendapat restu dari eyang putrinya.

Pergulatan mereka berakhir menjeng tengah malam sampai tiga ronde mereka lewati bersama dan pada rode ketiga ini mereka lakukan dengan lembut tanpa menguras tenaga mereka tertidur setelah menyelesaikan ronde ketiga tanpa membersihkan diri lagi, mereka saling peluk dan penis eyang kakung pun sudah lupa terlepas dari vagina Tasya, mereka tidur dalam keadaan persetubuhan miring saling berhadap hadapan.

Lanjut ya
Part 11.

Yang Nakal itu Eyang Kung atau Tasya ya......
 
Bimabet
Lanjut dikit …..

Part 11 : Pernyataan Cinta

Pov: 3rd

Eyang kakung berinisyatif merubah posisi kembali setelah hampir 20 menitan dalam gaya doggi dan sekali lagi mendapat orgasme dengan mata terpejam tubuh datar dengan kasur. Segera eyang kakung kini menelentangkan tubuh Tasya dengan kepala diatas bantal dan membuka selangkangannya kembali dan langsung menasukan penis eyang kakung dalam waktu yang sesingkat singkatnya langsung dihenjot dengan kecepatan maksimal, sekitar 15 menit kemudian tubuh Tasya yang berada di bawah mengalungkan ke dua kaki nya ke pinggul eyang kakung sehingg pinggul Tasya menggantung sempurna ke pinggul eyang kakung dengan kocokan bertenaga makin lama kaki Tasya turun kebawah menekan pinggulmya ke atas dengan sisa tenaganya yang Tasya punya, eyang kakung pun segera menekan penisnya sedalam dalamnya ke lubang senggama Tasya dengan leguan dasat eyang kakkung melepas cairan spermanya ke dalam vagina Tasya yang mengalami kontraksi yang hebat, dan akhirnya eyang kakung berhenti dengan nafas tersengga senggal demikian juga dengan Tasya langsung lemas yang tertindih tebuh eyang kakung tapi ciuman eyang kakung pun jatuh ke dalam mulut Tasya yang menganga kedua tangan Tasya masih di punggung eyang kakung dan memejamkan mata meresapi apa yang baru saja di dapat dari sebuah hubungan dengan eyang kakungnya sendiri yang sudah mendapat restu dari eyang putrinya.

Pergulatan mereka berakhir menjeng tengah malam sampai tiga ronde mereka lewati bersama dan pada rode ketiga ini mereka lakukan dengan lembut tanpa menguras tenaga mereka tertidur setelah menyelesaikan ronde ketiga tanpa membersihkan diri lagi, mereka saling peluk dan penis eyang kakung pun sudah lupa terlepas dari vagina Tasya, mereka tidur dalam keadaan persetubuhan miring saling berhadap hadapan.

Keesokan hari

Menjelang siang Tasya dan eyang kakung baru bangun jam 9 lebih karena kecapean mereka tertidur melepas leleh karena 3 ronde mereka lalui bersama entah berapa kali Tasya merasakan orgasme dan ini pengalaman baru bagi Tasya. Hari ke lima lepas keperawanan Tasya yang bertubi tubi Tasya dilanda kenikmatan yang terus menerus yang di berikan eyang kakung selalu nikmat dan lama dalam satu permainan bisa mencapai 1 – 2 jam sunggu melelahkan tapi sebanding denga enak yang di berikan, bangun pagi ini merasakan damai yang begitu besar dalam pelukan tangan kekar eyang kakung, walau usianya sudah mencapai ½ abat lebih tapi staminanya tidak lalah denga seorang remaja yang belasan tahun terbukti eyang kakung bisa mengimbangi Tasya yang umurnya baru 18 tahun ini yang membuat Tasya kagum tehadap stamina eyang kakung,

Jam 9 Tasya bangun dan melihat ketelanjangan eyang kakung dengan penis besar sudah berdiri dan Tasya mencoba membangunkan eyang kakung dengan mengecup keningnya tapi reaksi hanya mengeliat saja lalu Tasya mencium bibirnya Tasya mendapatkan reaksi yang sama usaha yang terakhir di nakikin tubuh eyang kakung yang tidur terlentang dan mulai memegang penis besar dan berurat di dalam genggamannya di pijit pijitnya ngak ada reaksi tanpa pikir panjang Tasya meremasi penis eyang kakung ke dalam mulutnya dan melekukan sedotam yang kuat melalui kepala penis, mau tidak mau kesadaran eyang kakung semakin banyak dan eyang kakung masih terkejut mendapatkan Tasya baru mengulum penisnya. Tasya sadar kalau eyang kakung sudah bangun dari tidurnya kemudian Tasya bediri dari tempat tidur dan melangkag ke kamar mandi dan membiarkan pintu terbuka lebar.

Eyan kakung sadar ini undangan Tasya untuk segera masuk kekamar mandi. Segera eyang kakung bangun dari tempat tidur melangkah ke kamar mandi membuka closet dan membuang air seni di dalam closet tesebut, Tasya memeluk pingga eyang kakung dan langsung memegang penis eyang kakung yang baru kencing sambil berdiri, di usapnya pemis eyang kakung dengan lembut sambil memainkan buah peler dua biji yang menggelantung di pangkal batang penis yang masih tegak berdiri. Mata mereka saling tatap dan menebarkan senyum penuh kasih sayang, eyang kakung menghidupkan sawer dan menyetelnya dengan air hangat dan di biarkan mancur terus mengabil sabun cair menuangkan di tangan dan menggosokannya di punggung Tasya dan meratakan sehingg punggung sampai pinggang tersabunin semua, Tasya juga ngak mau kalah diambilnya sabun cair dan di tuangkan ke dalam tangan dan meratakan ke dada eyang kakung sampai perut dan selangkangannya membembersihkan penis eyang kakung dan mengambil kembali sabun cair dan memutar tubuh eyang kakung untuk memberihkan bagian punggung dan berjongkok membersihkan bagian selangkangannya, dan menyuruh eyang kakung duduk di closet yang sudah ditutup mengambil sampo dan menuangkan ke tangannya dan membersihkam rambut eyang kakung dan meremas remas kepala eyang kakung dan membuat nya nyaman diperlaukan seperti itu eyang kakung sungguh trenyuh dan memendang dengan rasa kasih sayang belum pernah eyang kakung di perlaukan seperti itu dengan wanita manapun termasuk Niken istrinya dulu. Tasya menggandeng tangan eyang kakung menyuju sawer yang memencarkan air hangat, dan menggosok setiap bagian tubuh eyang kakung hingga bersih dan wangi setelah selesai Tasya mengambil handuk mengeringkan tubuh eyang kakung hingga kering setelah itu Tasya menuntunnya keluar dari kamar mandi. dan menyiapkam pakaian eyang kakung akan di gunakan untuk kerja pada pagi ini, Tasya kembali kekamar mandi membersuhkan diri dan kramas wajib setelah berhubungan badan semalam. Setenga jam kemudian Tasya selesai sudah menggunakan busana yang akan di gunakan ke kantor bersama eyang kakung.

Jam 11 siang eyang kakung dan Tasya sudah berada di dalam mobil baru Tasya dan eyang kakung duduk di bangku penumpang dan Tasya mengemudikan kendaraan dengan cepat. Sesampainya di kantor Tasya langsung masuk ke ruangannya ganti pakaian yang kemarin berhasil di kecilkan oleh mbak Heni.

Tasya keluar dari ruangan menuju ke ruangan eyang kakung setelah mengetuk pintu dan terdengar suara eyang kakung dengan peritah masuk, Tasya membuka hendel dan masuk ruangan dan eyang kakung tercengan

“Ini bener Tasya kan“ kata eyang kakung

“Lha dikira siapa mas Bram “ tanya Tasya, lanjutnya : “Tak kira ada pegawai baru ha ha ha …..”

“Pantas ngak, kaya pelajar SMA atau kaya karyawan Larasati Group“ kata Tasya

“Persis eyang putrimu kala muda“ kata eyang kakung

“Masah sih ….“ kata Tasya.

“Coba deh kamu keluaran temui Marsella“ kata eyang kakung

“Kalau gitu kita ke kantin yok, belum makan juga laper nih semalam udah di kuras tenaganya habis habisan oleh mas Bram“ ajak Tasya

“Salah siapa Tasya nantangin mas, ya tak bikin capek “ kata eyang kakung

“Ia deh, Tasya ngak mau mengulang lagi, ngeri tapi enak hukumannya“ kata Tasya

Mereka tertawa berdua dan keluar ruangan menuju kantin karena udah jam makan siang sampai di café kantor semua karyawan dan para menejer yang ada di situ di buat terkejut

“Ya ampun ini mbak Tasya tak kira Niken“ kata Marsella, memeng sahabat Niken sejak SMA dulu.

“Masak sih tante Sella“ kata Tasta,

“Kan benar ya pak Bram, persis Niken kala muda“ ucap Marsella sambil memandang eyang kakung

“Bener kan Tasya apa kata eyang tadi“ kata eyang kakung

Terus mereka di persilahkan mengambil makanan secara prasmanan, eyang kakung langsung duduk dan Tasya mengambil makanan untuk eyang kakung dan minuman sekalian dan meletakkan makanan itu di meja depam eyang kakung

“Terima kasih Tasya” kata eyang kakung

Tasya menjawabnya dengan tersenyum, dan Tasya kembali lagi ke meja prasmanan untuk mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

“Marsella udah cair kan“ kata eyang kakung

“Udah pak, malah sebagian bahan makanan udah saya belikan tadi, kekurangannya biar Chandra yang belanja nanti“ kata Marsella

“Oh ia mbak Tasya pakaian kebayaknya udah selesai nanti bisa di coba di lanta 2 ya mbak Tasya“ kata tante Luna begitu masuk ke kafe kantor.

“Terima kasih tante, malah saya merepotkan semuanya“ kata Tasya

“Mbak Tasya nanti akan saya ambil photonya, bersama pak Bram sekalian untu keperluan dukumentasi kantor“ kata Broto Suseno

“Baik om Broto, nanti setelah saya coba kebayak di lantai 2 langsung ke lanyai 3 ya om“ kata Tasya

“Om tunggu ya mbak Tasya, sama pak Bram juga“ kata Broto

“Ok Broto aku nanti ke lantai 3 bersama Tasya“ kata eyang kakung

Setelah selesai istirahat Tasya yang bersama eyang kakung dan di dampingi tante Luna menuju lantai 2 untuk mencoba kebayak yang sudah jadi sesuai pesanan Tasya dan sudah lengkap dengan kain batik untuk bawahannya yang di buat semacam rok hingga mudah untuk di pakai ngak pakai ribet, simple dan praktis.

Setelah ngepas kebayak dan bawaan nya Tasya dan sedikit olesan make up di salon bersama eyang kakung naik ke atas ke bagian percetakan untuk melakukan photo baik sendiri maupun dengan eyang kakung dan memlih photo yang bagus untuk di pasang di dinding ruang Tasya dan eyang kakung.

Dan mereka naik ke lanlai empat bagian traveling di ambut sendiri oleh Mahenda managernya dan eyang kakung menanyakan mengenai kauta Haji Taun ini

“Dra, gimana aplikasinya sudah dikirim balik ke Depak“ kata eyang kakung

“Udah pak dan kita tahun ini mendapat kenaikan kauta sebanyak 100 orang, kalau tahun lalu hanya 150 sekarang menjadi 250 calon haji plus yan kita kelola“ jawab Mahendra

“Coba kamu bersama Broto membuat program promosi untuk merekut sebanyak banyak peserta, nanti aku bantu kalau aku ketemu kawan kawanku pada saat reonian nanti, dan kamu hubungi sekali lagi orang orang yang mendaftar berangkat tapi kita kehabisan kauta taun lalu “

“Ya pak nanti saya coba koordinasi dengan mas Broto gimana baiknya” jawab Mahendra

Tasya juga menanyakan tentang kebeadaan bagian Treveling yang menyangkut kiriman barang, angkutan umum antar kota dan antar propinsi, mengenai operasional dan kesejahteraan para sopir dan keberadaan kendaraan yang siap beroperasi dan agen perjalanan baik udara laut dan darat. dan perkembangan sampai saat ini dan Tasya mendapat jawaban yang cukup memuaskan

Jam 4 eyang kakung dan Tasya pulang ke rumah, Tasya langsung memasukan mobil ke dalam garasi dan mereka turun berdua dengan bergandengan tangan.

“Mas Bram yuk renang sudah lama Tasya ngak renang” kata Tasya

“Sebentar jeng Tasya, mas mau pesan tiket pesawat ke Palangkaraya sekalian pinjam KTP mu untuk pesan tiket tersebut“ kaya eyang kakung.

Tasya membuka tas dan mengeluatkan KTP nya dan menyerahkan ke eyang kakung

“Nanti tak tunggu di kolam renang ya mas” kata Tasya

Eyang kakung menjawabnya dengan angguan kepala dan Tasya segera masuk kamar nya melepas pakaian yang di pakaian bersama CD dan BHnya. lalu mengambil pakaian renang yang model tong yang berupa Bra dan CD saling lepas dan CD pun berupa sting berbentuk segitiga yang menutupi vagina Tasya saja, keluar kamar nya dengan menggunakan komono anduk yang panjang sampai se lutut.

Tidak lama kemudiah eyang kakung sampai di kolam renang hanya menggunakan celana boxer saja. Didalam berenagpun mereka berdua cucu dan eyang kakungnya penuh canda bagai sepasang suami istri yang sadang berbulan madu.

Awalnya eyang kakung menyentuh wajah Tasya dengan lembut dan mencium bibir Tasya dengan penuh kasih sayang bukan sebagai kakek dan cucunya tapi sebagai wanita dewasa dari seorang pria dewasa. Aura kemestraan tersebar se antero kolam renang gesekan kulit dengan kulit dan akhirnya mareka sudah saling melepas pakaian renag masing masing dan kedua tangan mereka mulai merabai dari tempat sensitive dari lawan mainnya.

Tangan Tasya sudah memggenggan pusaka eyang kakung dan eyang kakung merasakan keenakan sambil menikmati sentuah tangan Tasya di penis yang sudah mulai menegang sempurna dan kangan kanan eyang kakung Bram sudah mulai meraba buah dada Tasya yang ranum dan kencang, leher jenjang Tasya dudah mendapatkan ciuman dari bibir eyang kakung mengigit kecil kecil disekitas telinan Tasya dan mengangkatknya kangan ke atas dan bibir dan lidah eyang kakung mulai menciumi dan menggigit ketiak Tasya dan Tasya mememukan sensasi yang lain dari yang lain desahan desahan erotic dari mulit Tasya pun melai terdengar dan itu membuat eyang kakung naik libidonya, penis mulai menegang dan tangan eyang kakung mulai merabai vagina Tasya yang sudah melepas CD kecilnya.

Tasya dan eyang kakung berhadap hadapan masih di dalam kolam renang yang tinggi air dalam kolam renang tersebut 1,50 meter atau se dada Tasya. Tatapan dan pandangan mata mereka bertemu dan bibir mereka pun tersenyum menyiratkan ketulusan kasih sayang dan eyang kakung mulai membelai kepala Tasya dengan lembut dan di balas dengan belaian ke wajah eyang kakung

“Cantik“ guman eyang kakung sambil membelai rambut Tasya yang basah

“Ganteng“ balas Tasya sambil tersenyum

Tangan tangan mereka saling tarik dan mendekatkan badan badan mereka, pandangan sorot mata mereka saling dan kepala mereka saling mendekat Tasya menyambut bibir eyang kakung dengan lembut, kecupan ringan dan menggesekan ke dua hidung mereka masing masing. Dengan lembut Tasya mengecup bibir eyang kakung dengan penuh perasaan dengan mata terpejam menikmati sentuhan pertama pada sore hari ini. Direguknya tubuh Tasya dan di ciumnya bibir Tasya itu dengan sedikit mesra dan makin lama ciuman mereka semakin membara dan tangan pun sudah tidak bisa diam Tangan eyang kakung sudah di atas belahan buah dada Tasya dan membelainya dengan lembut sedang tangan satunya meremasi pantat Tasya yang terbenam oleh air kolam, sedang tangan Tasya yang satu menggantung ke leher eyang kakung agar badannya tetap melekat pada tubuh kekar eyang kakung dan tangan satunya masih membelai penis eyang kakung yang ke dinginan terbenam oleh air di kolam senang

Semalin lama kegiatan kereka makin cepat seiring dengan nafsu syahwat mereka, desahan kecil mulai terdengar dari mulut Tasya dan salah satu kaki Tasya di angkatnya dengan otomatis vagina Tasya membuka dan tangan Tasya yang tadi berada di penis segera memasukkan penis eyang kakung ke dalam vaginanya sendiri, setelah kepala penis eyang kakung masuk tangan Tasya langsung di pepas dan meraba pantat eyang kakung dan mendorongnya dedalam liang senggama. Tangan eyang kakung lalu mengangkat pantat Tasya dan memegangnya ke dua kakinya sehingga Tasya di merasa di peluk dan ke dua kelamin mereka saling berhubungan penis eyang kakung berada di dalam vagina Tasya, dengan genjotan yang pelan sehingga mereka merasakan indahnya bercinta tanpa tergesa gesa dan cairan dari vagina Tasya juga mengalir perlahan lahan sampai 30 menit mereka dalam keadaan seperti itu. Tasya dibawa keliling kolam renang pindah dari pojok kiri ke pojok kanan eyang kakung pun tidak merasa berat karena ada dorongan ke atas dari air sehingga hanya perasaan nyaman yang mereka dapati dengan sekali kali Tasya memberi ciuman baik di sekitar leher eyang kakung atau pun di bibir nya. Senyuman dari raut wajah mereka yang sedang bercinta terpancar penuh kasih sayang, senyuman mereka selalu menghiasi bibir mereka tanpa beban cinta mereka bersatu, inikah keinginan eyang putri yang selama in belum terpenui cinta mereka menyatu dan keinginan eyang putri yang selalu sayang ke eyang kakung dan dapat membuat jatuh cinta ke eyang kakung karena cinta eyang putri ke eyang kakung yang membuat perasaan Tasya selalu berbunga bunga dan selalu nyaman atas perlindungan eyang kakung. Akhirnya eyang kakung membawa tubuh Tasya keluar dari kolam renang dan menurunkan Tasya di salah satu kursi santai di dekat kolam renang. Eyang kakung duduk di kursi dan Tasya di pangkuannya dengan penis besar masih di dalam vagina Tasya. gayangan Tasya makin lama makin cepat dan di imbangi genjotan eyang kakung dari bawah Tasya seakan mereka lomba lari 100 m yang akan masuk ke finnis dan akhirnya gerakan mereka berhenti dalam satu titik bersamaan pinggul Tasya menekan kebawah dan pinggul eyang kakung menekan ke atas dalam satu tarikan nafas yang menggairahkan.

Tubuh Tasya langsung besandar di tubuh eyang kakuang dan membelai kepala Tasya dengan mesra dan Tasya mengadahkan kepalanya sehinggan bibir mereka sangat dekat dan terjadilah ciuman panjang di sebuah bangku dekat kolam renang dalam keadaan telanjang bulat.

“Terima kasih mas Bram“ kata Tasya sambil tersenym

“Untuk apa Tasya“ tanya eyang kakung

“Karena mas Bram sekarang sudah menjadi suami Tasya yang sangat sangat Tasya cintai, dan mas Bram selalu ada untuk Tasya, untuk cinta mas Bram” jawab Tasya

“Mas lah yang seharusnya berterima kasih ke jeng Tasya yang mau menjadikan mas menjadi suami jeng Tasya, mas sudah tua sedang kamu masih sangat muda dan sekarang malah mas merasa muda kembali, satu yang mas minta kepada mu jeng Tasya jangan pernah meninggalkan mas sendiri lagi, jeng Tasya adalah cinta terakhir mas” pinta eyang kakung

“Mas, walaupun di luar sana banyak pemuda atau orang orang yang lebih muda dari mas tapi cinta Tasya sudah terpatri untukmas Bram seorang Tasya ngak bisa hidup tanpa mas Bram di sampingku. Tasya ingin segera lulus dari ujian nasional sehingga Tasya bisa selalu di samping mas Bram” kata Tasya, lanjutnya “Tasya ngak bisa bayangkan kalau Tasya sudah masuk sekolah lagi dan jauh dari mas Bram dan ngak bisa membanyangkan betapa rindunya hati ini, sedangkan sekarang tidak melihat mas Bram dalam 1 jam saja Tasya sudah ngak tahan“

Setelah nafas mereka teratur kembali

“ Jeng Tasya pakai kimonomu kita mandi bareng dan mas akan menandikan kamu setelah tadi pagi kamu memandikan mas “ kata eyang kakung

Tasya hanya tersenyum manis di bibirnya dan berdiri dari tempat duduknya dan memunguti baju renamgnya dan memakai kimono nya kembali, eyang kakung mengambil celana boxernya dan memakainya, mereka masuk ke dalam rumah dengan bergandengan tangan dan masuk ke kamar eyang kakung langsung ke kamar mandi di dalam kamar tesebut.

Tasya pun melepas kimononya kembali dan menggantungnya di hanger di dalam kamar mandi tersebut. eyang kakung melepas boxesnya kembali dan menghidupkan shower dan menyetelnya air hangat dan menarik Tasya di bawah shower yang memancar air hangat tersebut di tempatkannya Tasya di bawah shower dan mengambil sabun cair di telapak tangannya dan menyabuni tubuh Tasya dari dada depan membersihkan payu dara Tasya dengan lembut dan eyang berlama lama di sini sambil meremasi payudara Tasya dengan pelan sekali kali menijitnya ke putting Tasya yang mencuat dan mengeras dan Tasya menikmati remasan tangan di buah dadanya, tangan eyang kakung turun kebawah menyabuni perut dan selangkangan Tasya dan menelus vagina Tasya dengan lembut, sekali kali jari jarinya menyusup ke belahan vagina Tasya. Tasya hanya berdiri sambil pegangganan pada tibuh eyang kakung. Eyang kakung berjongkok dan mengambil sabun cair kembali dan mulai menyabuni kaki jenjang Tasya dengan lembut. sampai mata kakinya. Eyang kakung mengambil sabun cair kembali dan menyabuni pantat Tasya meremas remas bongkahan pantat dan Tasya merasakan kenyamanan yang amat sangat, setelah membersihkan tubuh Tasya dengan air shower dan eyang kakung mengambil sampho dan menuangkan ke tangannya dan mulai meremas remas rambut Tasya dengan rata sehingga semua bagian dari rambutnya terpenui bisa sabun dan membersihkan di bawah shower. Eyang kakung mengambil handuk kan mengeringkan badan dan rambut Tasya dengan handuk dan mengangkatnya tubuh Tasya di bawah keluar kamar eyang kakung dan membawanya ke kamar Tasya, setelah selesai Tasya di tinggal dan eyang kakung kembali ke kamar mandinya sendiri dan membersihkan dirinya sendiri secara cepat.

Malam itu mereka bersantai ria melihat tayangan TV dan Tasya pun tertidur di pangkuan eyang kakung, setelah mengetahui Tasya tertidur di pangkuannya di angkatnya tubuh Tasya di bawanya masuk kamar nya mengambil selimut dan menyelimutinya dan meredupkan lampu kamar Tasya, di kecupnya kening Tasya sebentar dan meninggakan Tasya tidur di kamar sendiri, eyang kakung keluar kamar Tasya mengunci semua pintu dan memadamkan lampu dalam dan melangkah ke tempat tidur sendiri dan tidak lama kemudian eyang kakug tertidur dengan senyum di bibirnya, senyum kepuasan.


Sedikit dulu
Semoga berkenana
Jangan lupa Kripik yang renyah bikin tambah semangat

thank's

Mama Rini emank gak nyariin Tasya ya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd