piramid
Semprot Holic
- Daftar
- 24 May 2015
- Post
- 323
- Like diterima
- 4.575
Permisi Supmod, Suhu-suhu terhormat. Izinkan nubie di sini menyuguhkan cerita fantasy ane dengan salah satu artis kenamaan di Ibukota. Langsung aja cekidot!!!
Namaku Andre, kerja di agensi iklan membuatku suntuk dan sibuk mencari Hobby. Setelah browsing sana sini akhirnya aku menekuni Hobby lama yaitupencak silat juga ngegym. Badanku six-pack, tinggi 185, dengan muka ga gitu ganteng, tapi kata semua mantanku, mereka leleh karena tatapanku yang menenangkan. Karena dulu pernah khatam penak silat, dalam kurun waktu 1 tahun, aku diminta tolong jadi pengajar di salah satu "dojo" di Jakarta.
Cerita ini berawal dari adanya slentingan proyek film tentang superhero asli Indonesia. Ya pastinya bakalan banyak bela dirinya dong ya, sebagai ilmu bela diri asli melayu-Indonesia, pencak silat jadi menu utama yang diberikan kepada castingnya. Beruntungnya aku, karena dojo kami kebagian melatih Pevita yang akan berperan sebagai dewi Sri.
Pevita sejak lama sudah menjadi Fantasy ku, bisa jadi pacarnya saja sudah membuatku senang. Akupun ditugaskan private mengajarinya selama 6 bulan ke depan. Ketika kami sedang sesi latihan, kami hanya berdua di ruangan itu. Setelah perkenalan 1-2 kelas pertama, kami perlahan menjadi lebih akrab. Ternyata dia memang orangnya humble dan mudah banget diajarin. Awalnya aku murji hanya mengagumi kemanisan ya, tapi karena sering membetulkan gerakannya, kok Andre Jr ikut semangat latihan. Mana Pevita kalau latihan pasti pake legging tipis dan tanktop. Badannya sekal, pantatnya kencang, karena emang dalam proyek ini dia juga lebih fokus ngegym. Siapa sih yang ga birahi melihat dan menyentuh badannya begitu. Apalagi badannya begitu selesai latihan selalu basah kuyup oleh keringat.
Cerita berubah ketika pandemi menyerang, latihan harus tetap dilakukan tapi hanya bisa di rumah. Alhasil aku ngajarin private pevita di rumahnya. Di sana terdapat beberapa fasilitas gym, kolam renang, dan taman. Kala itu, Pevita hanya mengenakan legging pendek dan sport bra. Aduh mak, fantasy ku semakin kemana-mana.
Kelas dimulai seperti biasa, pemanasan, lari di treadmill, lalu teknik dasar meninju dan menendang. Selang sejam kemudian, latihan berlanjut ke simulasi bantingan, ilmu mengunci dan membanting karena Pev sudah menguasai teknik dasar. Beberapa kali aku tunjukan caranya perlahan. Di sesi ini aku sering banget menyentuh entah pantatnya atau payudaranya. Beberapa kali ketika Pevita kujatuhkan ke matras, beberapa kali pula wajah kami saling bertemu. Ku tatap nya dalam-dalam seperti melihat pacarku sendiri. Sempat kami sama-sama tak bergerak dalam posisi aku menindihnya hampir selama 5 menit. Aku terhenyak ketika Pevita tiba-tiba nyeletuk.
"Mas, itu apa di bawah? Kok kayak ada yang menonjol hhahaha," canda nya sambil melihatkan gigi kelincinya. Aku tak sadar ternyata posisi bantingan ku membuat tangannya menyentuh kontolku. Aku berusaha tenang menjawab.
"Ah itu si adek, ikut latihan sama Pevita jadi tegang. Hhahaha"
"hhahahaha ada-ada aja. Aku haus nih"
"Oke kita break dulu 15 menit"
Kami pun istirahat di sebelah kolam renang, duduk di kursi pantai dengan minum minuman soda yang diambilnya dari kulkas. Kami pun ngobrol ngalor ngidul, mulai ngomongin soal film hingga kehidupan pribadi.
"Mas, tau ga sih? Bagian tubuh mana yang aku paling suka?"
Mikir sejenak, sambil mengingat apa saja terkait kehidupan pribadi Pevita ini. "Mata ya!!!"
"Ah mas mah ga seru, kok tau sih?"
"Iya lah, kan aku follow kamu kemana-mana hhahaha"
"Eh Pev, kata mantan-mantan aku, tatapan mataku menghanyutkan loh" sambungku lagi
"Ah masak sih? Cob sini buktikan" sambil dia berpindah ke matras. Kami pun duduk sila berhadapan.
"Sekalian ya, aku ajarin kamu teknik pernapasan." setelah beberapa menit kuajarkan teknik pernaafasan, saatnya aku mengeluarkan jurus tatap mautku. Ku tatap matanya tajam tapi lembut. Berusaha membuatnya nyaman. 5 menit tak berkedip, Pevita berdiri mendekatiku. Dia memegang bahuku, mencium bibirku, lalu duduk di atas pahaku.
Bau khas keringat Pev yang khas selama 1 bulan terakhir ini selalu kuhirup, membuatku sangat terangsang. Kubalas ciumannya, perlahan kukulum bibirnya dan kumainkan lidahnya. Sungguh, tidak ada ciuman mantanku yang bisa ngalahin nikmatnya bercumbu dengan Pevita. "Mas, tau ga sih, sejak pertama ketemu mas, aku sudah suka sama mas mmmmhhh aku merasa aman diajarin mas Andre"
"mmhhj, Pev, kamu tu fantasy terliarku. Ketika aku bercinta dengan mantanku dulu saja, kamu yang aku bayangkan."
"kalau begitu, mmmmhhh sore ini puasin aku mashhhh"
Dia melepas ciumannya lalu mendorongku, aku pun terbaring di matras. Pevita membungkuk, mencium leherku. Dilepas nya kaos latihan yang kupakai. Kini aku telanjang dada memperlihatkan dada bidang dan perut six pack ku. Pevita perlahan turun, menciumi dada, lalu perut, cukup lama ia menciumi perutku sebelum berhenti di tepi celanaku.
"Mas, Pevita lepasin ya" aku hanya membalasnya dengan anggukan dan kuangkat pantatku untuk memudahkannya.
Satu kejapan mata dan terpampanglah Andre Jr dengan panjang 23cm dengan lingkar kontrol yang kekar. Pevita sempat terpana melihatnya. "Kan bener, yang nonjol tadi gede hhahaha"
"hhahaha emang Pev, jangan diliatin doang dong. Isepin gih, udah lama sebenernya aku pengen ngentotin kamu"
"Udah mas diam aja. Aku puasin mas dulu"
Dikecupnya kepala Andre Jr, lalu perlahan diisiap. Lembut sekali isepan bibir manisnya. Sedotan bibirnya begitu terasa seperti vakum. Mantanku jauh di bawah kenikmatan yang bisa Pevita berikan ini. Kepalanya naik turun dengan tempo perlahan, sesekali kurasakan permainan lidah di kontolku.
"AHHH, enak sekali Pevvv" sambil kupegang kepalanya membantunya naik turun. CLOOOP CLOOOP CLOOOP suara hasil perpaduan kontolku yang basah oleh bibir pevita. Semakin lama, kulumannya semakin kuat memberikan kenikmatan tak terhitung, gerakan kepalanya semakin cepat. Hingga di menit 15 aku hampir saja KO. Aku segera menghentikan kepalanya dan mencabutnya dari kontolku.
Aku bangkit, lalu ku cium bibir basahnya. Kami berpagutan kurang lebih 5 menit lamanya. Sembari berciuman, aku raba tetek nya dari luar. Uhhhhh sekal sekali. Perlahan lalu aku lepas sport branya, kini terpampanglah tetek orang yang paling aku idolakan. Meski dikata orang dia hyper, tapi tubuhnya masih sangat terjaga, ditambah gym dan latihan rutin denganku.
Puas dengan bibirnya, kuciumi telinganya, turun ke leher, lalu berhenti di kedua payudaranya. Kuciumi sisi kanan, sementara tangan kananku meremas payudara kirinya. Kulirik, Pevita hanya bisa memejamkan mata dan mendongak ke atas. "Ahhhhhh maaaas, puasin aku maaashhh"
Ga mau kalah, badannya lalu ku balikan. Kini dia di bawah, ku lepas celananya, sedang Pev melepas tanktop nya. Alamakjang, tubuhnya begitu Indah. Kucium lembut bibirnya, turun ke dua payudara sekal nya, berhenti sejenak menikmati gundukan menantang tersebut, gantian kuhisap kanan dan kiri. Perlahan ciumanku turun ke bawah, hingga ke memeknya. Bulu halus dan wangi memeknya, menambah nafsuku. Kujilat habis, sampai dia bergelinjang ga karuan. "Ahhhh mas Andre, enak aaaahhhh" suara serak basahnya semakin membuat ku birahi.
Kumainkan klistoris nya dengan lidahku, kuobok" sampai ke dalam. Pevita tak mau kalah, kakinya menjepit kepalaku, sedang pinggul nya bergerak naik turun seirama dengan kobokan lidahku. Payudaranya yang menjulang pun ga kuanggurin, kuremas keduanya dengan tanganku.
"Ahhhhhhh maaas Andreee bener di situ" aku teruskan permainan lidahku di memeknya. Dia pun mulai mengejang, menandakan mau orgasme. Sesaat itu pula, aku tarik kepalaku, kuhentikan rangsanganku.
"aaaahhh maaas,, kok berhenti sihhh.. Aku dah mau keluaaaar maaas"
"bentar, tunggu dulu" jawabku sambil memposisikan kontolku di depan memeknya. Kugesekan pelan, dia menggelinjang. 5 menit aku hanya menggesekannya di permukaan memeknya.
"aaahhh maaas, jangan permainkan aku. Masukan kontolmu maaaas" teriak pevita sambil memegang pantatku menginginkan kenikmatan yang belum jadi direngguknya. Aku pun menuruti permintaannya, dengan lembut kudorong masuk kepala kontolku, lalu perlahan kumasukan semuanya. Kudiamkan sejenak sebelum kupompa pelan.
"peeev, enak banget memekmu Peeevvv, peret banget gini"
"aaaahh iya maaas, kontolmu juga gede banget maaas"
Ku pompa dengan tempo pelan, lalu ku percepat. PEVITA pun meracau ga karuan. "aaaaaahhh Maaaas, enaaaj mass AAHHHHH"
"Pev, aku pengen ngentotin kamu terus aaahhh pev"
"Iya Mas, aahhhh aku juga pengen kontolmu ahhhh"
Keringat kami berpadu dalam pacuan seks ini. Selang 10 menit aku berada di atas, dia minta gantian. Gilaaaa ulekannya profesional banget. Goyang kanan kiri, depan belakang, segala arah, kontolku dibuat nikmat. Goyang payudaranya pun menantang sekali. Tak membiarkannya menganggur, kuremas kanan kiri. Kuciumi keduanya. Kami pun juga berciyman dengan ganas ya.
Clop clop cloopp smmmhhhh suara ciuman kami beradu dengan suara gesekan kontolku dengan memeknya. Pev yang menguasai permainan di atas dengan keringat sekujur tjbuh terlihat sangat sensual.
"Ahhhhhh Masss, aku mau keluar maaaas" dia pun mengejang, lalu lemas terbaring di matras setelah 15 menit bermain di atas u. Karena aku belum mendapatkan kenikmatan, dia yang terkulai lemas kubalikan badannya, kini kutindih dia dari belakang.
Kupompa dengan rpm tinggi, kuangkat badannya hingga tubuhnya menempel denganku. Cermin besar di depan ku membuatku semakin beranfsu, melihat muka Pev yang berkeringat dan pasrah dengan genjotanku. ku remas kedua payudaranya Kuciumi leher dan telinganya. "aaahhhhh maaaas, nikmat banget mas"
"mmmmhhhhh mass mmmmhhhh"
Selang 15 menit kupompa dia dari belakang.
"Peeeeev, aku mau keluar peeevvv"
"iya SAYANGKU Andreee aahh, keluarin di dalam aja"
CROOOT CROOT CROOOT CROOOT
Spermaku menembus rahimnya, hingga meleleh keluar. Kami pun sama-sama lemas dan terbaring di atas matras. Kepeluk pevita, dan kubisikan, "terima kasih Pev sayang, fantasy ku selama ini akhirnya terwujud"
"iya Mas Andre, sebenernya selama ini aku juga bayangin ini"
Setelah itu, kami tertidur barang 2 jam dalam keadaan telanjang. Ketika bangun, ternyata udah pukul 21.00. Karena birahi yang masih tinggi, akhirnya kita masih bermain 2 ronde lagi malam itu dan aku pun menginap di rumahnya.
Besok paginya kami masih bermain sekali sebelum aku pulang. Selama pandemi ini pun, aku selalu menutup sesi latihan dengan ngentotin Pevita dan kami pun meksplor berbagai gaya "Bela Diri"
Namaku Andre, kerja di agensi iklan membuatku suntuk dan sibuk mencari Hobby. Setelah browsing sana sini akhirnya aku menekuni Hobby lama yaitupencak silat juga ngegym. Badanku six-pack, tinggi 185, dengan muka ga gitu ganteng, tapi kata semua mantanku, mereka leleh karena tatapanku yang menenangkan. Karena dulu pernah khatam penak silat, dalam kurun waktu 1 tahun, aku diminta tolong jadi pengajar di salah satu "dojo" di Jakarta.
Cerita ini berawal dari adanya slentingan proyek film tentang superhero asli Indonesia. Ya pastinya bakalan banyak bela dirinya dong ya, sebagai ilmu bela diri asli melayu-Indonesia, pencak silat jadi menu utama yang diberikan kepada castingnya. Beruntungnya aku, karena dojo kami kebagian melatih Pevita yang akan berperan sebagai dewi Sri.
Pevita sejak lama sudah menjadi Fantasy ku, bisa jadi pacarnya saja sudah membuatku senang. Akupun ditugaskan private mengajarinya selama 6 bulan ke depan. Ketika kami sedang sesi latihan, kami hanya berdua di ruangan itu. Setelah perkenalan 1-2 kelas pertama, kami perlahan menjadi lebih akrab. Ternyata dia memang orangnya humble dan mudah banget diajarin. Awalnya aku murji hanya mengagumi kemanisan ya, tapi karena sering membetulkan gerakannya, kok Andre Jr ikut semangat latihan. Mana Pevita kalau latihan pasti pake legging tipis dan tanktop. Badannya sekal, pantatnya kencang, karena emang dalam proyek ini dia juga lebih fokus ngegym. Siapa sih yang ga birahi melihat dan menyentuh badannya begitu. Apalagi badannya begitu selesai latihan selalu basah kuyup oleh keringat.
Cerita berubah ketika pandemi menyerang, latihan harus tetap dilakukan tapi hanya bisa di rumah. Alhasil aku ngajarin private pevita di rumahnya. Di sana terdapat beberapa fasilitas gym, kolam renang, dan taman. Kala itu, Pevita hanya mengenakan legging pendek dan sport bra. Aduh mak, fantasy ku semakin kemana-mana.
Kelas dimulai seperti biasa, pemanasan, lari di treadmill, lalu teknik dasar meninju dan menendang. Selang sejam kemudian, latihan berlanjut ke simulasi bantingan, ilmu mengunci dan membanting karena Pev sudah menguasai teknik dasar. Beberapa kali aku tunjukan caranya perlahan. Di sesi ini aku sering banget menyentuh entah pantatnya atau payudaranya. Beberapa kali ketika Pevita kujatuhkan ke matras, beberapa kali pula wajah kami saling bertemu. Ku tatap nya dalam-dalam seperti melihat pacarku sendiri. Sempat kami sama-sama tak bergerak dalam posisi aku menindihnya hampir selama 5 menit. Aku terhenyak ketika Pevita tiba-tiba nyeletuk.
"Mas, itu apa di bawah? Kok kayak ada yang menonjol hhahaha," canda nya sambil melihatkan gigi kelincinya. Aku tak sadar ternyata posisi bantingan ku membuat tangannya menyentuh kontolku. Aku berusaha tenang menjawab.
"Ah itu si adek, ikut latihan sama Pevita jadi tegang. Hhahaha"
"hhahahaha ada-ada aja. Aku haus nih"
"Oke kita break dulu 15 menit"
Kami pun istirahat di sebelah kolam renang, duduk di kursi pantai dengan minum minuman soda yang diambilnya dari kulkas. Kami pun ngobrol ngalor ngidul, mulai ngomongin soal film hingga kehidupan pribadi.
"Mas, tau ga sih? Bagian tubuh mana yang aku paling suka?"
Mikir sejenak, sambil mengingat apa saja terkait kehidupan pribadi Pevita ini. "Mata ya!!!"
"Ah mas mah ga seru, kok tau sih?"
"Iya lah, kan aku follow kamu kemana-mana hhahaha"
"Eh Pev, kata mantan-mantan aku, tatapan mataku menghanyutkan loh" sambungku lagi
"Ah masak sih? Cob sini buktikan" sambil dia berpindah ke matras. Kami pun duduk sila berhadapan.
"Sekalian ya, aku ajarin kamu teknik pernapasan." setelah beberapa menit kuajarkan teknik pernaafasan, saatnya aku mengeluarkan jurus tatap mautku. Ku tatap matanya tajam tapi lembut. Berusaha membuatnya nyaman. 5 menit tak berkedip, Pevita berdiri mendekatiku. Dia memegang bahuku, mencium bibirku, lalu duduk di atas pahaku.
Bau khas keringat Pev yang khas selama 1 bulan terakhir ini selalu kuhirup, membuatku sangat terangsang. Kubalas ciumannya, perlahan kukulum bibirnya dan kumainkan lidahnya. Sungguh, tidak ada ciuman mantanku yang bisa ngalahin nikmatnya bercumbu dengan Pevita. "Mas, tau ga sih, sejak pertama ketemu mas, aku sudah suka sama mas mmmmhhh aku merasa aman diajarin mas Andre"
"mmhhj, Pev, kamu tu fantasy terliarku. Ketika aku bercinta dengan mantanku dulu saja, kamu yang aku bayangkan."
"kalau begitu, mmmmhhh sore ini puasin aku mashhhh"
Dia melepas ciumannya lalu mendorongku, aku pun terbaring di matras. Pevita membungkuk, mencium leherku. Dilepas nya kaos latihan yang kupakai. Kini aku telanjang dada memperlihatkan dada bidang dan perut six pack ku. Pevita perlahan turun, menciumi dada, lalu perut, cukup lama ia menciumi perutku sebelum berhenti di tepi celanaku.
"Mas, Pevita lepasin ya" aku hanya membalasnya dengan anggukan dan kuangkat pantatku untuk memudahkannya.
Satu kejapan mata dan terpampanglah Andre Jr dengan panjang 23cm dengan lingkar kontrol yang kekar. Pevita sempat terpana melihatnya. "Kan bener, yang nonjol tadi gede hhahaha"
"hhahaha emang Pev, jangan diliatin doang dong. Isepin gih, udah lama sebenernya aku pengen ngentotin kamu"
"Udah mas diam aja. Aku puasin mas dulu"
Dikecupnya kepala Andre Jr, lalu perlahan diisiap. Lembut sekali isepan bibir manisnya. Sedotan bibirnya begitu terasa seperti vakum. Mantanku jauh di bawah kenikmatan yang bisa Pevita berikan ini. Kepalanya naik turun dengan tempo perlahan, sesekali kurasakan permainan lidah di kontolku.
"AHHH, enak sekali Pevvv" sambil kupegang kepalanya membantunya naik turun. CLOOOP CLOOOP CLOOOP suara hasil perpaduan kontolku yang basah oleh bibir pevita. Semakin lama, kulumannya semakin kuat memberikan kenikmatan tak terhitung, gerakan kepalanya semakin cepat. Hingga di menit 15 aku hampir saja KO. Aku segera menghentikan kepalanya dan mencabutnya dari kontolku.
Aku bangkit, lalu ku cium bibir basahnya. Kami berpagutan kurang lebih 5 menit lamanya. Sembari berciuman, aku raba tetek nya dari luar. Uhhhhh sekal sekali. Perlahan lalu aku lepas sport branya, kini terpampanglah tetek orang yang paling aku idolakan. Meski dikata orang dia hyper, tapi tubuhnya masih sangat terjaga, ditambah gym dan latihan rutin denganku.
Puas dengan bibirnya, kuciumi telinganya, turun ke leher, lalu berhenti di kedua payudaranya. Kuciumi sisi kanan, sementara tangan kananku meremas payudara kirinya. Kulirik, Pevita hanya bisa memejamkan mata dan mendongak ke atas. "Ahhhhhh maaaas, puasin aku maaashhh"
Ga mau kalah, badannya lalu ku balikan. Kini dia di bawah, ku lepas celananya, sedang Pev melepas tanktop nya. Alamakjang, tubuhnya begitu Indah. Kucium lembut bibirnya, turun ke dua payudara sekal nya, berhenti sejenak menikmati gundukan menantang tersebut, gantian kuhisap kanan dan kiri. Perlahan ciumanku turun ke bawah, hingga ke memeknya. Bulu halus dan wangi memeknya, menambah nafsuku. Kujilat habis, sampai dia bergelinjang ga karuan. "Ahhhh mas Andre, enak aaaahhhh" suara serak basahnya semakin membuat ku birahi.
Kumainkan klistoris nya dengan lidahku, kuobok" sampai ke dalam. Pevita tak mau kalah, kakinya menjepit kepalaku, sedang pinggul nya bergerak naik turun seirama dengan kobokan lidahku. Payudaranya yang menjulang pun ga kuanggurin, kuremas keduanya dengan tanganku.
"Ahhhhhhh maaas Andreee bener di situ" aku teruskan permainan lidahku di memeknya. Dia pun mulai mengejang, menandakan mau orgasme. Sesaat itu pula, aku tarik kepalaku, kuhentikan rangsanganku.
"aaaahhh maaas,, kok berhenti sihhh.. Aku dah mau keluaaaar maaas"
"bentar, tunggu dulu" jawabku sambil memposisikan kontolku di depan memeknya. Kugesekan pelan, dia menggelinjang. 5 menit aku hanya menggesekannya di permukaan memeknya.
"aaahhh maaas, jangan permainkan aku. Masukan kontolmu maaaas" teriak pevita sambil memegang pantatku menginginkan kenikmatan yang belum jadi direngguknya. Aku pun menuruti permintaannya, dengan lembut kudorong masuk kepala kontolku, lalu perlahan kumasukan semuanya. Kudiamkan sejenak sebelum kupompa pelan.
"peeev, enak banget memekmu Peeevvv, peret banget gini"
"aaaahh iya maaas, kontolmu juga gede banget maaas"
Ku pompa dengan tempo pelan, lalu ku percepat. PEVITA pun meracau ga karuan. "aaaaaahhh Maaaas, enaaaj mass AAHHHHH"
"Pev, aku pengen ngentotin kamu terus aaahhh pev"
"Iya Mas, aahhhh aku juga pengen kontolmu ahhhh"
Keringat kami berpadu dalam pacuan seks ini. Selang 10 menit aku berada di atas, dia minta gantian. Gilaaaa ulekannya profesional banget. Goyang kanan kiri, depan belakang, segala arah, kontolku dibuat nikmat. Goyang payudaranya pun menantang sekali. Tak membiarkannya menganggur, kuremas kanan kiri. Kuciumi keduanya. Kami pun juga berciyman dengan ganas ya.
Clop clop cloopp smmmhhhh suara ciuman kami beradu dengan suara gesekan kontolku dengan memeknya. Pev yang menguasai permainan di atas dengan keringat sekujur tjbuh terlihat sangat sensual.
"Ahhhhhh Masss, aku mau keluar maaaas" dia pun mengejang, lalu lemas terbaring di matras setelah 15 menit bermain di atas u. Karena aku belum mendapatkan kenikmatan, dia yang terkulai lemas kubalikan badannya, kini kutindih dia dari belakang.
Kupompa dengan rpm tinggi, kuangkat badannya hingga tubuhnya menempel denganku. Cermin besar di depan ku membuatku semakin beranfsu, melihat muka Pev yang berkeringat dan pasrah dengan genjotanku. ku remas kedua payudaranya Kuciumi leher dan telinganya. "aaahhhhh maaaas, nikmat banget mas"
"mmmmhhhhh mass mmmmhhhh"
Selang 15 menit kupompa dia dari belakang.
"Peeeeev, aku mau keluar peeevvv"
"iya SAYANGKU Andreee aahh, keluarin di dalam aja"
CROOOT CROOT CROOOT CROOOT
Spermaku menembus rahimnya, hingga meleleh keluar. Kami pun sama-sama lemas dan terbaring di atas matras. Kepeluk pevita, dan kubisikan, "terima kasih Pev sayang, fantasy ku selama ini akhirnya terwujud"
"iya Mas Andre, sebenernya selama ini aku juga bayangin ini"
Setelah itu, kami tertidur barang 2 jam dalam keadaan telanjang. Ketika bangun, ternyata udah pukul 21.00. Karena birahi yang masih tinggi, akhirnya kita masih bermain 2 ronde lagi malam itu dan aku pun menginap di rumahnya.
Besok paginya kami masih bermain sekali sebelum aku pulang. Selama pandemi ini pun, aku selalu menutup sesi latihan dengan ngentotin Pevita dan kami pun meksplor berbagai gaya "Bela Diri"