Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (TAMAT) Diary Disya

Part 2

Pagi ini sangat cerah, aku mulai beraktifitas kembali bersekolah dengan kakak-kakakku.

Setiap pergi dan sepulang sekolah Kakak ketigaku Farid yang duduk di bangku SMP selalu menemaniku. Ia menjaga dan melindungiku dari anak nakal yang menggangguku. Hal tersebut membuatku teringat kembali tentang kak Derry. “Bagaimana kabarmu Kak? Semoga Kakak bahagia disana. Disa sayang Kak Derry.”

Aku dimanja dan disayangi semua keluarga besar ibuku. Kakak tertuaku, Kak Fino yang duduk dibangku SMA selalu menuruti kemauanku. Kamarku dipenuhi dengan pernak-pernik lucu pemberian Kak Fino.

Setiap dini hari Ibu beserta para pekerja memulai beraktifitas. Aku masih tertidur di kamar dengan nyaman.

Aku sama sekali tak boleh mengerjakan pekerjaan rumah walau sekedar membantu Ibu.

Perbedaan usiaku dengan Kakak pertamaku terpaut 9 Tahun. Di usiaku 8 tahun usia Kak Fino 17 tahun, Kak Fajar 16 tahun, dan Kak Farid 13 tahun.

Kak Fino mengalah tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan memulai usaha di kota A dengan bantuan dari Pamanku (Adik dari Ayahku) yang masih sering datang memantau keadaanku. Dan menikah di usia 23 tahun.

Kakak keduaku Kak Fajar mengikuti jejak Kak Fino memulai usaha di kota B dekat dengan rumah. Dan menikah dengan wanita pilihan Nenek (Adik dari kakekku). Dan menikah di usia 22 Tahun.

Kak Farid karena kecerdasannya mendapatkan beasiswa dari pemerintah dan melanjutkan study-nya di kota F.

Hanya aku, Ibu dan para pekerja wanita (yang membantu usaha Ibuku) yang tinggal di rumah sekarang. Suasana rumah menjadi sangat sepi.

Saat usiaku 15 tahun, rinduku kepada Kak Derry sudah tak terbendung lagi. Dengan berbekal sedikit tabungan dan alamat yang diselipkan di dalam kotak kenang-kenangan yang diberikan Kak Derry.

Aku nekad menemuinya ke kota D, menaiki Bus menempuh perjalanan selama 4 jam lamanya. Suasana jalan sekarang sangat padat berbeda dengan waktu kecilku dulu, begitu pun dengan kompleks rumah Kak Derry yang sekarang sudah sangat berbeda.

Taman itu masih tetap terawat dan semakin indah. Aku duduk disalah satu kursi lama tempat kita dulu bermain bersama. Senyumku tak pernah lepas dari wajahku. Namun...

Senyumku menghilang seketika melihat Kak Derry berjalan ke arah taman bersama seorang wanita dan duduk di kursi baru yang letaknya tak jauh dari tempatku duduk. “Apakah kakak sudah melupakanku?” ucapku lirih dalam hati penuh dengan kesedihan.

Secara diam-diam aku mengambil gambar mereka beserta diriku dengan kamera ponselku.

Kulihat Kak Derry melihat ke arahku dengan mengerutkan dahi membuatku cepat berbalik dan meninggalkan tempat tersebut menuju ke luar kompleks.

Hatiku terasa seperti tercabik-cabik, sakit, kecewa, benci dan merasa di khianati. Semua bercampur menjadi satu. Aku menangis dan berjalan tak tentu arah.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat tanpa kusadari aku baru sampai di rumah tengah malam. Kulihat Ibuku menangis menungguku di depan pintu rumah. Kakak-kakakku pergi dan masih belum pulang karena mencariku.

Aku memeluk Ibuku dan meminta maaf penuh penyesalan. Aku menangis dan berlutut di depan kaki Ibuku, tetapi Ibuku sama sekali tidak memarahiku. Ibu memaafkanku dan memapahku ke kamar untuk beristirahat.

Pagi harinya kulihat Kakak pertamaku di ruang tamu, ia mendiamkanku dan tak mau menoleh ke arahku sedikitpun. Aku tahu ia pasti marah besar karena aku pergi tanpa pamit.

Hatiku semakin terpukul, aku memeluknya dan meminta maaf serta menceritakan semua yang sebenarnya terjadi ketika aku berada di kota D.

Wajah Kakakku memerah karena menahan amarah dan memendam kebencian kepada Ayah dan Ibu tiriku.

Aku juga melihat air mata menetes di pipinya. Ia memelukku dengan erat dan meminta ijin untuk membawaku ke kota A, tinggal bersama kakak dan istrinya.

Pemindahan sekolahku dari SMA negeri ke SMA baru swasta berjalan lancar. Aku mempunyai banyak teman baru di kota A.

Aku berteman dengan seseorang yang sangat mirip dengan kak Derry. Sikapnya membuatku tersentuh, ia selalu menjaga dan melindungiku.

Suatu hari ia menyatakan cintanya kepadaku, sedangkan aku masih amat menyayangi kak Derry. Tapi aku menerimanya dengan syarat bersabar terhadapku dan ia harus bisa membuatku jatuh cinta.

Tak terasa dua tahun aku berpacaran dengannya. Jemmi adalah pacar pertamaku, entah ini cinta, sayang atau hanya menjadikannya sebagai pelarian karena kemiripian wajahnya dengan kak Derry.

Kak Derry, aku masih belum melupakanmu. “Disa masih sayang Kak Derry.”

Aku selalu menolak dan menghindar jika Jemmi ingin menyentuhku. Ku tolak dengan berbagai alasan agar ia tidak lagi berbuat mesum kepadaku.

Jemmi berubah dan berselingkuh dengan sahabat terdekatku sendiri, Tania. Hatiku hancur untuk kedua kalinya. Persahabatanku dengan Tania pun retak.

Libur kelulusan sekolah aku kembali ke kota B tinggal bersama Ibuku. Aku terus mengurung diri dikamar dan tak mau pergi ke luar rumah.

Ibuku merasa cemas dan bertanya kepada Kak Fino, tentang masalah yang terjadi. Kak Fino yang tak tau menahu datang dan menasehatiku.

“Disa mau refreshing aja Kak, capek sekolah.” ucapku berbohong.

Aku meminta ijin untuk tinggal bersama kak Fajar yang berjarak hanya 1 KM saja dari rumahku.

Kak Fajar baru saja menikah dan tinggal bersama Ayah mertuanya dan istrinya. Aku menceritakan masalah yang terjadi padaku kepada kak Fajar.

Saat itu aku masih penasaran dengan gadis yang dekat dengan kak Derry. Dengan ijinnya aku diberikan sejumlah uang untuk pergi ke kota D.

Empat jam perjalanan kulalui dengan perasaan tak menentu. Sesampainya di kota D, aku memasuki kompleks perumahan kak Derry.

Namun kak Derry tidak ada dirumah, aku bertemu dengan Bu Dema (Ibunya kak Derry). Ia tak mengenaliku lagi karena postur tubuhku yang semakin tinggi.

Aku mengambil gambarku dan Bu Dema. Beliau mengatakan bahwa kak Derry sedang berada di kafe XX bersama teman-temannya.

Aku memohon kepada bu Dema agar tidak menceritakan perihal kedatanganku kepada kak Derry. Beliau pun berjanji kepadaku bahwa ia tidak akan menceritakan kedatanganku ke kota D.

Siang harinya aku pergi ke kafe XX untuk menemui kak Derry, dengan menaiki taxi. Sesampainya di kafe, aku berlari kecil karena tak tahan ingin segera ke toilet.

Tak sengaja aku menabrak seorang wanita di depan toilet. Berkaki-kali aku mengucap kata maaf, karena kecerobohanku itu. Namun wanita itu malah memarahiku, ditambah lagi keterkejutanku ketika kak Derry datang ke arahku.

“Kamu gakpapa sayang?” ucap kak Derry kepada wanita itu.

“Ini nih cewek, maen tabrak aja. Gak punya mata kali.” hardik wanita itu kepadaku.

“Lain kali kalau jalan hati-hati yah Mbak?” tegurnya kepadaku.

Terasa sesak sekali hatiku mendengarnya berkata seperti itu. Kak Derry melirik kesal kepadaku. Ia tak mengenaliku lagi. “Aku Disa kak.” batinku berkata.

“Maaf kak, aku gak sengaja tadi. Maaf.” ucapku menahan tangisku. Dengan cepat aku memasuki toilet dan menumpahkan tangisku disana.

Kembali aku pulang kerumah dengan kekecewaan. “Kak, jika memang ia dapat membahagiakanmu. Aku akan melepasmu, aku ikhlas hiks...hiks...”

Sejak menginjak usia ke 18 keluargaku selalu menawarkan perjodohan yang datang kepada kami. Aku terus menerus menolak dengan alasan ingin konsentrasi kuliah.

Hari demi hari berganti kini aku memulai aktivitas keseharianku kembali sebagai mahasiswi. Tanpa terasa telah 3 tahun lamanya kulalui dan selama waktu 3 tahun tersebut aku berusaha untuk melupakannya.

Kini usiaku 20 Tahun. Ibuku jatuh sakit dan memohon kepadaku untuk menerima perjodohan salah seorang temannya. Karena tidak tega melihat ibuku sakit, akhirnya aku menerima perjodohan tersebut dengan syarat pemuda itu harus menunggu hingga kelulusanku tiba.

Acara perkenalan kedua keluarga diselenggarakan secara sederhana dirumah. Aku tidak mencintaiku calon tunanganku itu.

Disela kesibukan kuliahku, aku juga membantu kak Fino berjualan pakaian pria online, grosir dan satuan. Kakakku Fino ialah distributor pakaian pria dari mulai yang branded hingga murmer.

Kak Fino memberiku smartphone yang difungsikan untuk para pelanggan tetap yang sering memesan pakaian berkualitas.

Semua pesanan kualihkan kepada para pekerja di toko, untuk di bungkus dan dikirim melalui ekspedisi.

Karena seringnya memesan dan berkomunikasi via bbm. Aku menjadi sangat akrab dan familiar kepada salah satu pelangganku yang berasal dari kota E. Ia sangat mirip dengan seseorang yang ada dalam hatiku.

Kian hari semakin nyaman bbman dengannya walaupun belum mengetahui wajah kami masing-masing. Hobby kami berdua pun sama yaitu mengumpulkan pernak-pernik lucu dan gambar sewaktu kecil.

Tak jarang ia telepon dan bertanya mengenai kegiatan kampus, serta keseharianku ditempat kost-ku yang baru.

Hanya Destan lah yang bisa membuatku melupakan kak Derry dengan berbagai pembicaraan positif dibidang usaha.

Karena seringnya bercanda dan bergurau dengannya lama-kelamaan membuat hubungan kami semakin dekat. Destan menyatakan perasaannya padaku, ia bilang bahwa ia nyaman berbicara denganku dan ingin menjadikanku kekasihnya.

Aku menerimanya dengan membalas candaanya. Namun tak kusangka ternyata ia dengan serius menanggapi pernyataanku dan menegaskan padaku bahwa aku adalah kekasihnya saat ini.

Pada jam makan siang dikantin, saat matkul telah selesai Destan mengirim foto wajahnya via bbm. Aku sangat terkejut dan tak mengira sedikitpun jika orang yang selama ini mengalihkan duniaku adalah kak Derry. Ia juga memintaku mengirim foto wajahku.

Air mataku menetes begitu saja. Selama ini orang yang selalu menghibur dan membuatku melupakan cinta masa kecilku adalah kak Derry.

Nama rekening bank ‘Paul Stanly’ yang sering ia pakai menstransfer sejumlah dana untuk pembelian pakaian adalah milik ayahnya.

Kak Derry pun memberikan IG-nya kepadaku. Dengan gemetar kubuka instagramku, mencari profil IG-nya ternyata benar dugaanku. Kekasih masa kecilku itu Destan, nama Destan diambil dari singkatan namanya Derry Stanly.

Kak Derry telah memutuskan kekasihnya setahun yang lalu dan pindah ke kota E untuk bekerja dan memulai bisnis kecil-kecilan membuka beberapa cabang distro.

Berulang kali kak Derry menghubungiku untuk meminta kepastian hubungan kami. Namun karena sikap pengecutku, aku tak berani membalasnya.

Aku dilema. Di satu sisi aku telah mempunyai calon tunangan dan disisi lain kekasih masa kecilku. Aku tak ingin menyakiti hati salah satu di antara mereka.

Bagaimana caraku menjelaskan kepadanya bahwa aku terikat perjodohan. Aku mulai mencari akal menggagalkan perjodohanku. Segala ide gila kulakukan, dari mulai berbohong sakit, mogok makan, hingga ingin berhenti kuliah.

Namun sama sekali tak digubris oleh keluargaku. Keluargaku sangat percaya kepada calon tunanganku ini bahwa ia akan menjaga dan membahagiakanku.

Aku benar-benar depresi, hingga jatuh sakit membuat Ibuku selalu bersedih dikamarnya karena tak tega melihat keadaanku yang seperti ini.

Aku bersujud menghiba di depan kaki ibu dan kakak-kakakku untuk tidak melanjutkan perjodohan dengan orang yang aku tidak cintai. Aku berbicara jujur kepada ibuku bahwa aku telah mempunyai seseorang yang aku cintai.

Kakakku Fajar menentang keras pembatalan perjodohan ini. Karena hanya ia yang tau bahwa kak Derry pernah menyakiti hatiku.

Dengan berat hati akhirnya Ibuku mengalah dan membatalkan perjodohanku. Beliau meminta maaf kepada keluarga besar calon tunanganku.

Aku sangat bahagia, dan menelpon kak Derry untuk menjelaskan segalanya. Namun kebahagiannku hanyalah sesaat, kak Derry marah besar karena ketidakpastianku dan menuduhku mempermainkan perasaannya. Ia memblock nomorku hingga menghapus id bbm-ku.

Berulang kali aku hubungi nomornya dan sms untuk memberi penjelasan tapi tak ada satupun jawaban darinya.

Selang beberapa hari kuterima pesan singkat yang mengatakan bahwa ia sudah mempunyai kekasih dan ingin melamarnya. Kuhubungi nomor tersebut tetapi sudah tidak aktif lagi.

Kuhubungi setiap hari Distro-nya, karyawannya yang mengangkat telepon dan mengatakan kak Derry tidak bisa diganggu. “Semarah itukah kau padaku kak?”

Pupus sudah harapanku selama ini, untuk bersanding dengannya. “Secepat itukah kau melupakanku kak? Maafkan sikap pengecutku yang tidak berani menjelaskan semuanya dari awal. Maafkan aku, Disa sayang kak Derry.”

Pekerjaanku menjadi berantakan, kak Fino mengambil smartphone-ku dan melanjutkan pekerjaanku.

Sabtu pagi kak Fino datang ke tempat kost-ku dan memperlihatkan isi pesan bbm dari Destan. Aku kembali menangis dipelukan kakakku.

Aku menjelaskan kepada kak Fino bila Destan ialah Derry, kekasih masa kecilku yang dahulu pernah tinggal di kota D. Kak Fino sudah mengetahui semuanya dari kak Fajar.

Isi pesan singkat itu adalah undangan pernikahan kak Derry, yang akan di adakan malam ini juga.

Disela tangisku kak Fino memberikan tiket pesawat dan hotel yang membuatku terkejut. Entah harus bersedih atau bahagia aku menerima tiket tersebut dan lekas mengemas barang yang kuperlukan untuk menemui kak Derry hari ini juga.

Siang ini Kak Fino mengantarku ke bandara, tanganku masih gemetar tak tahu apa yang harus kulakukan disana.

Satu setengah jam penerbangan, akhirnya aku sampai di kota E. Hari sudah menunjukkan pukul 16.05 aku menaiki taxi dan langsung meminta sopir untuk secepatnya mengantar ke hotel YY.

Setelah membayar taxi, aku turun dan berlari memasuki lobby hotel.

Gedung serba guna berada di lantai lima.

Semua lift penuh, aku yang tak sabar menunggu lift akhirnya memilih berlari dan menaiki tangga darurat di sebelah kiri lift bagian belakang hingga ke lantai lima.

Peluhku bercucuran, kakiku terasa lemas. Acaranya sudah berlangsung, dengan langkah gontai aku masuk ke dalam.

Kulihat ia telah bersanding dengan wanita lain disana. Membuatku seketika jatuh terduduk di lantai. Aku dibantu bangun dan dipapah oleh salah satu waiters yang berada di dekatku.

Aku diberikan satu kursi disudut ruangan gedung.

“Semoga kau bahagia kak.” Ucapku lirih dalam hati.

Kubuka tas mengambil satu kotak kenang-kenangan berisi 'Diary Disya' dan menitipkan ke waiters, untuk diberikan kepada mempelai pria.

Aku berjalan lemah keluar dari hotel, dan salah satu taxi yang sudah menunggu di depan hotel.

“DISAA... DISAA...” teriak seseorang memanggil namaku.

Membuatku menoleh ke arah pintu masuk hotel,kulihat kak Derry sedang mencariku.

“Jalan pak ke hotel SS.” ucapku pada sopir taxi.

Bersambung...

Diary Disya Part 3




Penulis ucapkan, Terima kasih banyak kepada kakakku @BL4CKDEV1L yang sudah membantu penulis menyelesaikan Diary Disya dan juga membantu editing. Tanpa beliau penulis tidak akan mungkin bisa menulis sebagus ini.

Juga terima kasih untuk kakakku atas support-nya @RSP27 dan kakak tersayangku @merah_delima
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wakaakkakakkak. Mengalah demi adik By dan dedek era.
Huum Mang ngalah sama adeknya hihihi...

Baru nyadar kalau Ava kita warna item semua..

Sek ini aku lagi siap-siap kabur Mang mumpung belum di bata sama Ratu Bata Merah @merah_delima





:ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir:
 
Wajah Kakakku memerah karena menahan amarah dan memendam kebencian kepada Ayah dan Ibu tiruku.
Sedikit koreksi, kata yg era bold.
Di up mendatang, plis ksi gambaran dikit tentang karakter Disya yang telah beranjak dewasa, karena ini ada percepatan timeline mulai dari masa kecil, masa SMA, hingga masa kuliah..

=====
Jadi... mutusin tunangan, tapi trus si destan ini palah nikah... kok yo pait banget tho mbak :fiuh:

Tapi... ini si destan sebenernya serius apa main2 sih..? Karena uda bbrapa kali sikapnya kek menjengkelkan gitu..
 
Bimabet
Sedikit koreksi, kata yg era bold.
Di up mendatang, plis ksi gambaran dikit tentang karakter Disya yang telah beranjak dewasa, karena ini ada percepatan timeline mulai dari masa kecil, masa SMA, hingga masa kuliah..

=====
Jadi... mutusin tunangan, tapi trus si destan ini palah nikah... kok yo pait banget tho mbak :fiuh:

Tapi... ini si destan sebenernya serius apa main2 sih..? Karena uda bbrapa kali sikapnya kek menjengkelkan gitu..
Bakar Destan nya mbakyu...
BAKAR BAKAR BAKAR....

 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd