nero angelo
Guru Semprot
Sebelumnya perkenalkan, aku adalah seorang pria yang sebut
saja Reno dengan umur 28 tahun. Aku merupakan pria yang
memiliki wajah lumayan ganteng dan tubuh yang kekar dengan
tinggi 185 cm dan berat 81 kg. Tetapi pengalaman ini telah
terjadi 3 tahun yang lalu saat aku masih berusia 25 tahun.
Pengalaman yang aku alami sangat menyakitkan karena aku
diperbudak oleh tiga orang nyonya yang haus sex sekaligus.
Bukan hanya satu hari, dua hari atau tiga hari saja, tetapi
dalam wakti satu minggu atau tujuh hari.
Cerita bermula ketika aku baru datang dari daerahku di daerah
Sulawesi. Waktu aku datang, aku tidak memiliki pekerjaan
yang pasti dan uang yang aku bawa hanya pas-pasan. Paling-
paling uang tersebut hanya bisa untuk makan tiga hari saja.
Aku memberanikan diri datang ke Jakarta karena kata
temanku mendapat pekerjaan di Jakarta mudah asal mau
melakukan apa saja semua bisa diatur.
Ketika hari sudah malam dan sepi, mungkin sekitar pukul 9
malam. Aku sudah tidak tahu mau kemana lagi. Tiba-tiba saja
ada seorang wanita naik mobil Mercy menghampiri aku.
Menanyakan keadaan aku, siapa namaku, dan asal aku. Dari
penampilannya dia terlihat baik, anggun, cantik, sopan, dan
sekitar berumur 36 tahun. Dia adalah Nyonya Lenny. Setelah
sedikit kenal aku tahu bahwa dia seorang janda tanpa anak.
Dia tinggal di daerah Pondok Indah. Dia adalah seorang
Direktris dari sebuah Perusahaan Swasta terkenal di Jakarta.
Aku diperbolehkan tinggal di rumahnya. Dan aku bekerja
sebagai supir pribadinya. Tanpa test apapun aku diterimanya
bekerja. Untunglah kataku, karena aku sudah tidak memiliki
apa-apa lagi termasuk uang. Di rumah Nyonya Lenny aku diberi
makan dan pakaian yang layak. Sedangkan barang-barang yang
aku bawa sudah dibuang seluruhnya atas perintah Nyonya
Lenny. Karena ia suka pada kebersihan rumah dan seseorang.
Ya aku tidak memikirkannya, karena semua sudah diberikan
oleh Nyonya Lenny. Barang-barangku tidak penting, hanya
sebuah baju, celana, dan celana dalam yang kupakai.
Sedangkan yang kubawa tertinggal di Stasiun Kereta waktu
aku datang. Aku merasa beruntung karena bertemu dengan
Nyonya Lenny.
Aku sudah bekerja dengan Nyonya Hanna selama 2 bulan
berjalan. Hari ini aku disuruhnya menjemput dua orang
temannya di Bandara. Mereka datang dari daerah Bandung
dan akan menginap kurang lebih selama satu mingguan di
rumah Nyonya Lenny. Setelah aku mengantar Nyonya Lenny ke
kantor, aku langsung menuju ke Bandara untuk menjemput
kedua temannya. Aku tidak kesulitan menemukan mereka,
karena aku sudah memiliki foto-foto mereka. Dari foto terlihat
mereka seorang Nyonya-nyonya yang cantik dan muda. Yang
satu bernama Lola dan yang satu bernama Lina.
Lalu mereka aku antar langsung ke tempat Nyonya Lenny di
kantornya. Mereka banyak mengobrol dan melepas kangen
mereka. Setelah diberitahu oleh Nyonya Lenny ternyata yang
bernama Lina berumur 34 tahun dan bekerja sebagai Kapten
pada sebuah kantor kepolisian. Lola adalah seorang waria yang
bekerja pada sebuah salon kecantikan dan berumur 30 tahun
tanpa operasi, jadi masih memiliki penis tetapi Nyonya Lola
memiliki payudara, makanya dia disebut waria. Nyonya Lenny
juga berpesan agar aku juga menuruti perintah kedua nyonya
temannya itu, seperti aku mematuhi perintah Nyonya Lenny.
Aku hanya bisa patuh dan tentunya mengiyakan.
Hari ini aku diberitahukan bahwa Nyonya Lenny harus dijemput
pukul lima tepat. Sedangkan para karyawan lain pada hari ini
dipulangkan lebih cepat pada pukul 3 sore. Mungkin sekitar
pukul 4 sore sudah tidak ada karyawan lagi selain Nyonya
Lenny dan kedua temannya, yaitu Nyonya Lina dan Nyonya
Lola. Selama dua jam mereka berbincang-bincang serius dan
sepertinya akan merencanakan sesuatu dalam jangka panjang.
Tapi apa rencana mereka aku sendiri tidak tahu. Karena aku
pikir itu bukanlah urusan aku. Itukan urusan para Bos-bos
besar. Sedangkan aku hanya seorang supir.
Setelah pukul lima tepat aku sudah sampai di kantor Nyonya
Lenny. Dari luar terlihat sepi, karena tidak ada satu mobil pun
di luar. Hanya lampu di ruang kerja Nyonya Lenny saja yang
masih menyala, sedangkan yang lainnya sudah dipadamkan.
Lalu aku menuju ruang kerja Nyonya Lenny dan mengetuk
pintu.
Lalu terdengar suara "Silakan Masuk!!" kata Nyonya Lenny.
"Selamat Sore, Bu," kataku menyapa Nyonya Lenny.
"Apa yang harus saya lakukan, Bu?" tanya aku kepadanya.
"Hari ini kamu harus patuh kepada kami" dengan nada suara
yang sedikit membentak.
"Baik, Bu saya akan patuh kepada ibu"
Mendengar kataku mereka bertiga malah tertawa terbahak-
bahak. Lalu Nyonya Hanna menyuruhku untuk menandatangani
sebuah kertas yang aku sendiri tidak tahu apa isinya. Karena
aku sedikit takut, aku langsung saja menandatangani surat
tersebut secara langsung.
"Bagus sekali!!" katanya sambil mereka tertawa senang Ha..
Ha.. Ha..!!
Setelah aku menadatangani surat yang sah karena diatas
materai, mereka menyuruhku untuk membaca surat yang baru
saja aku tanda tangani tadi. Betapa terkejut dan kagetnya aku.
Didalam surat tersebut menuliskan aku harus sanggup dan
tanpa paksaan harus melayani keinginan dan kepuasan sex
mereka berdua tanpa batas. Surat ini dibuat tanpa paksaan
karena aku masih memiliki setumpuk hutang-hutang yang
harus aku lunasi. Dalam surat itu juga menuliskan kalau aku
seorang budak mereka yang harus patuh. Hatiku jadi menjerit
tapi pasrah atas tindakan dan sikap mereka. Memang aku
dalam bekerja dua bulan ini sudah meminjam beberapa kali
kepada Nyonya Lenny untuk memeberikan uang kepada
orangtuaku yang sakit dan untuk membiayai sekolah dua
orang adikku.
"Nah, Sekarang kamu buka siapa-siapa lagi. Kamu adalah
budak sex kami. Karena kamu punya banyak hutang," kata
Nyonya Lenny kepadaku.
"Iya, Bu" kataku pelan dan pasrah.
"Kau memang penurut. Lagi pula kalaupun kau tidak mau, apa
yang bisa kau perbuat. Semua yang kau miliki sekarang adalah
milikku. Kau tidak punya apa-apa lagi, termasuk baju dan
celana kamu, bahkan celana dalam kamu pun milikku. Ha..
Ha.. Ha..!!" Mereka tertawa penuh kemenangan.
"Ya, Bu saya akan patuh pada perintah ibu."
"BUKAN IBU!!" bentak Nyonya Lenny, "Sekarang kamu harus
memanggil kami dengan sebutan NYONYA"
"Kamu mengerti!!" bentak Nyonya Lenny Lagi.
"Baik, nyonya," kataku pelan.
Permainan akan segera dimulai. Aku hanya pasrah. Walaupun
aku memiliki tubuh yang kekar dan atletis aku tidak bisa
berbuat apa-apa terhadap mereka. Karena aku takut dan harus
patuh kepada mereka. Walaupun aku mau lapor ke polisi juga
susah karena Nyonya Lina adalah Seorang Kapten Polisi yang
terkenal Killer.
Permainan segera dimulai. Baik sekarang, "Buka baju
kemejamu!!" bentak Nyonya Lenny.
Aku segera membuka kancing kemeja yang aku kenakan.
Mereka sangat menyukai tubuhku. Karena tubuhku atletis dan
kekar. Dada dan perutku terawat dengan baik, apalagi aku juga
dibiayai untuk fitness oleh Nyonya Lenny agar aku sehat dan
bugar dalam menyetir. Setelah aku telanjang dada, lalu Nyonya
Lenny menyuruhku untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang
aku kenakan dan jam tanganku juga aku lepaskan. Lalu
Nyonya Lola yang waria menyuruhku untuk membuka celanaku.
Tapi aku hanya diam saja dan tidak menghiraukannya. Tapi aku
malah mendapat marah dari Nyonya Lenny dan dia melempar
aku dengan sebuah spidol yang ada diatas mejanya.
"Kamu harus patuh pada temanku, Nyonya Lola," bentak
Nyonya Lenny.
"Sekarang lepas celana panjangmu!!"
"CEPAT!!" bentak Nyonya Lenny.
Melihat aku melepas celana panjangku, Nyonya Lola tertawa
bahagia penuh kemenangan. Sekarang aku hanya mengenakan
celana dalam saja yang berwarna putih. Mata mereka tertuju
kearah tubuh dan penisku yang masih terbungkus dengan
celana dalam yang masih kukenakan.
Lalu Nyonya Lina menghampiriku dan memelintir tanganku ke
belakang. Lalu Nyonya Lina mengeluarkan borgolnya dan
memborgol kedua tanganku ke belakang. Sedangkan Nyonya
Lola mengambil gunting dan mengunting celana dalam yang
aku kenakan. Sekarang aku sudah dalam keadaan polos tidak
ada sehelai pun yang ada di tubuhku. Mereka puas dan
tertawa melihat aku dalam keadaan bugil. Semua pakaianku
disita oleh Nyonya Lenny dan dimasukkan dalam lemari besi
pada ruangannya.
Lalu aku di dudukkan di kursi dalam keadaan tangan di borgol
dan mata ditutup dengan sehelai kain. Aku tidak tahu apa yang
akan mereka lakukan kepadaku. Tiba-tiba ada yang
memegang penisku. Rupanya salah satu dari mereka sedang
mencukur bulu kemaluanku. Kini bulu kemaluanku pun sudah
bersih, kini aku tidak memiliki bulu lagi disekitar penis. Lalu
penisku juga dicengkram dan dikocok-kocok dengan kuat.
Hampir saja aku keluar, tapi semua itu dapat kutahan
sementara. Penisku kini sudah tegak, tegang, dan memerah.
Lalu mereka mengikat penisku dimulai dari bola pelir. Mereka
ikat secara terpisah dan diikat keduanya secara bersama
dengan disatukan. Begitu juga dengan kepala penisku, mereka
ikat dengan pengunakan bahan dari karet sehingga kepala
penisku benar-benar terikat dengan kuat. Sehingga penisku
tidak mau melemas. Selain itu mereka juga memberikan aku
obat kuat berupa tiga butir yang harus aku minum. Mungkin hal
itu yang membuat penis aku dapat tegang lama. Dan mereka
mengatakan bahwa aku harus minum obat ini sehari dua kali
sebanyak tiga butir.
Lalu mereka menjepit kedua puting susuku dan dihubungkan
pada tali di kepala penisku. Aku benar-benar tidak berdaya dan
pasrah karena tanganku masih diborgol dan mataku masih
tertutup kain. Seketika mereka membuka tutup mataku dan
juga borgolku. Lalu mereka menyuruhku bergaya dengan
beberapa gaya. Aku pun menurut. Lalu kilatan lampu blitz
memancar kearah aku. Mereka memotret aku dalam keadaan
seperti itu. Mereka memotretku dengan kamere digital dan
juga merekam dengan handycam.
Akupun diancam tidak boleh macam-macam, karena foto-foto
bugil aku akan disebar jika aku bertindak macam-macam.
Termasuk mereka juga akan menyerahkan fotoku kepada
keluaragaku di kampung. Mendengar itu, aku semakin menuruti
semua keinginan mereka. Kini aku duduk sambil berlutut,
karena hanya seperti itu hak dan tempatku sekarang.
Sekarang aku dipakaikan kalung anjing lengkap dengan rantai
pengiringnya. Selain itu mereka juga membungkam dan
menutup mulutku alat penutup yang menyerupai bola, sehingga
mulutku terbuka. Lalu aku disuruh merangkak layaknya seekor
anjing. Setiap gerak-gerikku sudah terekam baik dalam foto
maupun kamera.
Sekarang mereka membawa aku keluar kantor dengan menarik
rantai pada leher aku. Aku berjalan di depan mereka, sesekali
mereka menendang dan mencambuk pantatku dan pnggungku
sewaktu aku berjalan lambat ataupun terlalu cepat. Kami
berjalan menuju mobil yang sudah kuparkir. Keadaan kantor
sudah sepi dan aman termasuk ruang parkir hanya ada mobil
Nyonya Lenny saja. Karena satpam juga sudah diperbolehkan
pulang sejak jam tiga tadi.
Bersambung...
saja Reno dengan umur 28 tahun. Aku merupakan pria yang
memiliki wajah lumayan ganteng dan tubuh yang kekar dengan
tinggi 185 cm dan berat 81 kg. Tetapi pengalaman ini telah
terjadi 3 tahun yang lalu saat aku masih berusia 25 tahun.
Pengalaman yang aku alami sangat menyakitkan karena aku
diperbudak oleh tiga orang nyonya yang haus sex sekaligus.
Bukan hanya satu hari, dua hari atau tiga hari saja, tetapi
dalam wakti satu minggu atau tujuh hari.
Cerita bermula ketika aku baru datang dari daerahku di daerah
Sulawesi. Waktu aku datang, aku tidak memiliki pekerjaan
yang pasti dan uang yang aku bawa hanya pas-pasan. Paling-
paling uang tersebut hanya bisa untuk makan tiga hari saja.
Aku memberanikan diri datang ke Jakarta karena kata
temanku mendapat pekerjaan di Jakarta mudah asal mau
melakukan apa saja semua bisa diatur.
Ketika hari sudah malam dan sepi, mungkin sekitar pukul 9
malam. Aku sudah tidak tahu mau kemana lagi. Tiba-tiba saja
ada seorang wanita naik mobil Mercy menghampiri aku.
Menanyakan keadaan aku, siapa namaku, dan asal aku. Dari
penampilannya dia terlihat baik, anggun, cantik, sopan, dan
sekitar berumur 36 tahun. Dia adalah Nyonya Lenny. Setelah
sedikit kenal aku tahu bahwa dia seorang janda tanpa anak.
Dia tinggal di daerah Pondok Indah. Dia adalah seorang
Direktris dari sebuah Perusahaan Swasta terkenal di Jakarta.
Aku diperbolehkan tinggal di rumahnya. Dan aku bekerja
sebagai supir pribadinya. Tanpa test apapun aku diterimanya
bekerja. Untunglah kataku, karena aku sudah tidak memiliki
apa-apa lagi termasuk uang. Di rumah Nyonya Lenny aku diberi
makan dan pakaian yang layak. Sedangkan barang-barang yang
aku bawa sudah dibuang seluruhnya atas perintah Nyonya
Lenny. Karena ia suka pada kebersihan rumah dan seseorang.
Ya aku tidak memikirkannya, karena semua sudah diberikan
oleh Nyonya Lenny. Barang-barangku tidak penting, hanya
sebuah baju, celana, dan celana dalam yang kupakai.
Sedangkan yang kubawa tertinggal di Stasiun Kereta waktu
aku datang. Aku merasa beruntung karena bertemu dengan
Nyonya Lenny.
Aku sudah bekerja dengan Nyonya Hanna selama 2 bulan
berjalan. Hari ini aku disuruhnya menjemput dua orang
temannya di Bandara. Mereka datang dari daerah Bandung
dan akan menginap kurang lebih selama satu mingguan di
rumah Nyonya Lenny. Setelah aku mengantar Nyonya Lenny ke
kantor, aku langsung menuju ke Bandara untuk menjemput
kedua temannya. Aku tidak kesulitan menemukan mereka,
karena aku sudah memiliki foto-foto mereka. Dari foto terlihat
mereka seorang Nyonya-nyonya yang cantik dan muda. Yang
satu bernama Lola dan yang satu bernama Lina.
Lalu mereka aku antar langsung ke tempat Nyonya Lenny di
kantornya. Mereka banyak mengobrol dan melepas kangen
mereka. Setelah diberitahu oleh Nyonya Lenny ternyata yang
bernama Lina berumur 34 tahun dan bekerja sebagai Kapten
pada sebuah kantor kepolisian. Lola adalah seorang waria yang
bekerja pada sebuah salon kecantikan dan berumur 30 tahun
tanpa operasi, jadi masih memiliki penis tetapi Nyonya Lola
memiliki payudara, makanya dia disebut waria. Nyonya Lenny
juga berpesan agar aku juga menuruti perintah kedua nyonya
temannya itu, seperti aku mematuhi perintah Nyonya Lenny.
Aku hanya bisa patuh dan tentunya mengiyakan.
Hari ini aku diberitahukan bahwa Nyonya Lenny harus dijemput
pukul lima tepat. Sedangkan para karyawan lain pada hari ini
dipulangkan lebih cepat pada pukul 3 sore. Mungkin sekitar
pukul 4 sore sudah tidak ada karyawan lagi selain Nyonya
Lenny dan kedua temannya, yaitu Nyonya Lina dan Nyonya
Lola. Selama dua jam mereka berbincang-bincang serius dan
sepertinya akan merencanakan sesuatu dalam jangka panjang.
Tapi apa rencana mereka aku sendiri tidak tahu. Karena aku
pikir itu bukanlah urusan aku. Itukan urusan para Bos-bos
besar. Sedangkan aku hanya seorang supir.
Setelah pukul lima tepat aku sudah sampai di kantor Nyonya
Lenny. Dari luar terlihat sepi, karena tidak ada satu mobil pun
di luar. Hanya lampu di ruang kerja Nyonya Lenny saja yang
masih menyala, sedangkan yang lainnya sudah dipadamkan.
Lalu aku menuju ruang kerja Nyonya Lenny dan mengetuk
pintu.
Lalu terdengar suara "Silakan Masuk!!" kata Nyonya Lenny.
"Selamat Sore, Bu," kataku menyapa Nyonya Lenny.
"Apa yang harus saya lakukan, Bu?" tanya aku kepadanya.
"Hari ini kamu harus patuh kepada kami" dengan nada suara
yang sedikit membentak.
"Baik, Bu saya akan patuh kepada ibu"
Mendengar kataku mereka bertiga malah tertawa terbahak-
bahak. Lalu Nyonya Hanna menyuruhku untuk menandatangani
sebuah kertas yang aku sendiri tidak tahu apa isinya. Karena
aku sedikit takut, aku langsung saja menandatangani surat
tersebut secara langsung.
"Bagus sekali!!" katanya sambil mereka tertawa senang Ha..
Ha.. Ha..!!
Setelah aku menadatangani surat yang sah karena diatas
materai, mereka menyuruhku untuk membaca surat yang baru
saja aku tanda tangani tadi. Betapa terkejut dan kagetnya aku.
Didalam surat tersebut menuliskan aku harus sanggup dan
tanpa paksaan harus melayani keinginan dan kepuasan sex
mereka berdua tanpa batas. Surat ini dibuat tanpa paksaan
karena aku masih memiliki setumpuk hutang-hutang yang
harus aku lunasi. Dalam surat itu juga menuliskan kalau aku
seorang budak mereka yang harus patuh. Hatiku jadi menjerit
tapi pasrah atas tindakan dan sikap mereka. Memang aku
dalam bekerja dua bulan ini sudah meminjam beberapa kali
kepada Nyonya Lenny untuk memeberikan uang kepada
orangtuaku yang sakit dan untuk membiayai sekolah dua
orang adikku.
"Nah, Sekarang kamu buka siapa-siapa lagi. Kamu adalah
budak sex kami. Karena kamu punya banyak hutang," kata
Nyonya Lenny kepadaku.
"Iya, Bu" kataku pelan dan pasrah.
"Kau memang penurut. Lagi pula kalaupun kau tidak mau, apa
yang bisa kau perbuat. Semua yang kau miliki sekarang adalah
milikku. Kau tidak punya apa-apa lagi, termasuk baju dan
celana kamu, bahkan celana dalam kamu pun milikku. Ha..
Ha.. Ha..!!" Mereka tertawa penuh kemenangan.
"Ya, Bu saya akan patuh pada perintah ibu."
"BUKAN IBU!!" bentak Nyonya Lenny, "Sekarang kamu harus
memanggil kami dengan sebutan NYONYA"
"Kamu mengerti!!" bentak Nyonya Lenny Lagi.
"Baik, nyonya," kataku pelan.
Permainan akan segera dimulai. Aku hanya pasrah. Walaupun
aku memiliki tubuh yang kekar dan atletis aku tidak bisa
berbuat apa-apa terhadap mereka. Karena aku takut dan harus
patuh kepada mereka. Walaupun aku mau lapor ke polisi juga
susah karena Nyonya Lina adalah Seorang Kapten Polisi yang
terkenal Killer.
Permainan segera dimulai. Baik sekarang, "Buka baju
kemejamu!!" bentak Nyonya Lenny.
Aku segera membuka kancing kemeja yang aku kenakan.
Mereka sangat menyukai tubuhku. Karena tubuhku atletis dan
kekar. Dada dan perutku terawat dengan baik, apalagi aku juga
dibiayai untuk fitness oleh Nyonya Lenny agar aku sehat dan
bugar dalam menyetir. Setelah aku telanjang dada, lalu Nyonya
Lenny menyuruhku untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang
aku kenakan dan jam tanganku juga aku lepaskan. Lalu
Nyonya Lola yang waria menyuruhku untuk membuka celanaku.
Tapi aku hanya diam saja dan tidak menghiraukannya. Tapi aku
malah mendapat marah dari Nyonya Lenny dan dia melempar
aku dengan sebuah spidol yang ada diatas mejanya.
"Kamu harus patuh pada temanku, Nyonya Lola," bentak
Nyonya Lenny.
"Sekarang lepas celana panjangmu!!"
"CEPAT!!" bentak Nyonya Lenny.
Melihat aku melepas celana panjangku, Nyonya Lola tertawa
bahagia penuh kemenangan. Sekarang aku hanya mengenakan
celana dalam saja yang berwarna putih. Mata mereka tertuju
kearah tubuh dan penisku yang masih terbungkus dengan
celana dalam yang masih kukenakan.
Lalu Nyonya Lina menghampiriku dan memelintir tanganku ke
belakang. Lalu Nyonya Lina mengeluarkan borgolnya dan
memborgol kedua tanganku ke belakang. Sedangkan Nyonya
Lola mengambil gunting dan mengunting celana dalam yang
aku kenakan. Sekarang aku sudah dalam keadaan polos tidak
ada sehelai pun yang ada di tubuhku. Mereka puas dan
tertawa melihat aku dalam keadaan bugil. Semua pakaianku
disita oleh Nyonya Lenny dan dimasukkan dalam lemari besi
pada ruangannya.
Lalu aku di dudukkan di kursi dalam keadaan tangan di borgol
dan mata ditutup dengan sehelai kain. Aku tidak tahu apa yang
akan mereka lakukan kepadaku. Tiba-tiba ada yang
memegang penisku. Rupanya salah satu dari mereka sedang
mencukur bulu kemaluanku. Kini bulu kemaluanku pun sudah
bersih, kini aku tidak memiliki bulu lagi disekitar penis. Lalu
penisku juga dicengkram dan dikocok-kocok dengan kuat.
Hampir saja aku keluar, tapi semua itu dapat kutahan
sementara. Penisku kini sudah tegak, tegang, dan memerah.
Lalu mereka mengikat penisku dimulai dari bola pelir. Mereka
ikat secara terpisah dan diikat keduanya secara bersama
dengan disatukan. Begitu juga dengan kepala penisku, mereka
ikat dengan pengunakan bahan dari karet sehingga kepala
penisku benar-benar terikat dengan kuat. Sehingga penisku
tidak mau melemas. Selain itu mereka juga memberikan aku
obat kuat berupa tiga butir yang harus aku minum. Mungkin hal
itu yang membuat penis aku dapat tegang lama. Dan mereka
mengatakan bahwa aku harus minum obat ini sehari dua kali
sebanyak tiga butir.
Lalu mereka menjepit kedua puting susuku dan dihubungkan
pada tali di kepala penisku. Aku benar-benar tidak berdaya dan
pasrah karena tanganku masih diborgol dan mataku masih
tertutup kain. Seketika mereka membuka tutup mataku dan
juga borgolku. Lalu mereka menyuruhku bergaya dengan
beberapa gaya. Aku pun menurut. Lalu kilatan lampu blitz
memancar kearah aku. Mereka memotret aku dalam keadaan
seperti itu. Mereka memotretku dengan kamere digital dan
juga merekam dengan handycam.
Akupun diancam tidak boleh macam-macam, karena foto-foto
bugil aku akan disebar jika aku bertindak macam-macam.
Termasuk mereka juga akan menyerahkan fotoku kepada
keluaragaku di kampung. Mendengar itu, aku semakin menuruti
semua keinginan mereka. Kini aku duduk sambil berlutut,
karena hanya seperti itu hak dan tempatku sekarang.
Sekarang aku dipakaikan kalung anjing lengkap dengan rantai
pengiringnya. Selain itu mereka juga membungkam dan
menutup mulutku alat penutup yang menyerupai bola, sehingga
mulutku terbuka. Lalu aku disuruh merangkak layaknya seekor
anjing. Setiap gerak-gerikku sudah terekam baik dalam foto
maupun kamera.
Sekarang mereka membawa aku keluar kantor dengan menarik
rantai pada leher aku. Aku berjalan di depan mereka, sesekali
mereka menendang dan mencambuk pantatku dan pnggungku
sewaktu aku berjalan lambat ataupun terlalu cepat. Kami
berjalan menuju mobil yang sudah kuparkir. Keadaan kantor
sudah sepi dan aman termasuk ruang parkir hanya ada mobil
Nyonya Lenny saja. Karena satpam juga sudah diperbolehkan
pulang sejak jam tiga tadi.
Bersambung...