Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ImmaNoobz

Semprot Baru
Daftar
16 Feb 2017
Post
41
Like diterima
16
Lokasi
Sapporo-shi, Japan
Bimabet
Salam,
Ini kali pertama ane thread dimari. Mulai dari ketertarikan ane ke cerita2 para suhu dimari membuat ane makin pingin bikin cerita dan di-thread. Karena ane masih newbie dan masih belajar tentang kepenulisan, jadi yah mohon bantuannya.

Saran dan kritik sangat membangun untuk kedepannya.
Happy Reading

Part 1

Kulihat dari layar Kak Ve berjalan dengan mengenakan blouse selutut berwarna ungu dengan choker yang sewarna sambil melenggak-lenggokkan badannya di atas panggung catwalk, menebar senyum sambil sesekali berhenti dan berpose bak model profesional. Jujur saja, aku juga terbawa pesona Kakak badai ini hingga membuatku sedikit grogi untuk berjalan catwalk di atas panggung. Nggak, bukan sedikit grogi, tapi sangat grogi. Padahal sebelumnya aku sudah pernah mengikuti kontes seperti ini, walaupun cuma sebatas gadis sampul, tapi itu sudah lama sekali. Dan kali ini, melihat Kak Ve malah bikin aku tambah grogi saja. Uuh! Ternyata, tampil di Tokyo Girls Collection tidak semudah seperti tampil di theater.

“Shani, habis ini giliranmu” suara itu memecah lamunanku di balik panggung. Aku segera menoleh ke arah suara itu. “Good luck, ya!”
Huft, aku harus bisa tenang. Tenang setenang mungkin supaya tidak akan ada hal bodoh terjadi di atas catwalk. C’mon Shani! You can do it!

Kak Ve sudah menuju ke backstage. Dia melihatku yang sangat-sangat-grogi ini.
“Shani! Semangat, yaah!” Kak Ve menyemangatiku sambil mengepalkan tangan dan tersenyum padaku.
“He’em” cuma kata itu saja yang bisa kuucapkan sambil menganggukkan kepalaku ragu. Tapi aku harus yakin! ‘Bisa! Bisa! Bisa!’

Kini giliranku menunjukkan skill melenggak-lenggok di atas catwalk. Wow! Aku tak menyangka bakal segini banyak antusiasnya. Berusaha nggak gugup dari tadi, eh, malah makin gugup sekarang. Tapi aku ingat tadi Kak Ve sempat menyemangatiku, semangatku jadi semakin terlecut karena Kak Ve. Yah, karena dia, kegugupanku di atas panggung semakin hilang.

Aku jadi semakin santai menghadapi penonton di panggung ini, at least. Berjalanlah dari belakang menuju sisi-sisi panggung. Sempat aku melambaikan tangan ketika banyak fotografer dan pengunjung yang berusaha memotret. ‘Hmm... maybe this will be gonna end well’ batinku.

Ketika selesai giliranku, aku langsung mencari Kak Ve di backstage. Ternyata dia sedang duduk di kursi sambil bermain smartphone-nya.

“Kak Veee!!” sapaku dan segera aku berjalan cepat menuju Kak Ve.

Kak Ve menoleh dan kembali tersenyum. Pipi Kak Ve yang seperti bakpao isi strawberry itu buat aku gemes saja. Semua orang juga pasti gemes kalau dapat pipi sekenyal itu. “Gimana? Berhasilkah?” tanyanya.

Aku menganggukkan kepala, sesuai dengan apa yang ditanyakan Kak Ve. “Oh ya, Kak Ve. Makasih ya tadi udah semangatin aku” kataku. “Tadi itu aku udah gugup banget, kak”

Tiba-tiba dia berdiri lalu memelukku. Pelukan seorang bidadari ini hangat, baru kali ini aku dipeluk sehangat ini selain pelukan mamaku sendiri. Aku membalas pelukannya dengan mengalungkan tanganku di pinggangnya. Setelah memelukku cukup lama, Kak Ve menatapku.

“Aku tau kamu pasti bisa kok. The most important thing is confidence” katanya. “Hmm.... selfie yuk!” ajaknya.

...

Ceritanya sekarang aku sedang menunggu ojek online yang akan mengantarkanku ke rumah. Kutunggu di depan hotel sekitar... yah, lima menit yang lalu. Sambil update status lewat layar smartphone-ku, tiba-tiba aku dapat notification dari Kak Ve lewat direct message.

‘Shani, kamu dimana sekarang?’
‘Aku ada di depan hotel, kak. Ada apa, ya?’
‘Tunggu ya, aku mau kesana’

Aku mulai menggumam, “Mau apa ya Kak Ve ke sini? Ya tapi... ah, sudahlah” aku kembali bermain dengan ponselku untuk mengusir rasa penasaranku itu.

Yap, tak lama berselang Kak Ve yang cantik ini pun muncul.

“Shaniii....”
“Kak Veee...”
“Kamu malem ini mau aku antar, nggak? Aku bawa mobil loh” kata Kak Ve sambil menunjukkan kunci mobilnya.
“Emm... gimana yah, kak. Soalnya aku sudah pesen ojek online niih...”
“Tinggal di-cancel aja, kan?”
Ya bener juga sih, apa susahnya tinggal pencet ‘cancel’.
“Lagian memang semalem ini ada ojek yah? Kalau ada yang culik, gimana?”
Aku pasang muka cemberut, “Ih... Kakak malah nakut-nakutin”
Dia terkikik karena melihatku. Memangnya aku ini badut kak?
“Ya udah, gimana? Kamu boleh nginep di rumahku kok!”
“Eh!? Beneran?”
Shani bodooooh, kenapa malah ngomong kayak gitu siih!?
“Iya, kamu mau nggak?”

Aku masih berpikir-pikir kalau nanti gimana kalau mama telepon? Atau mas-mas ojek datang? Tapi, apa masalahnya kalau menginap sehari di rumah Kak Veranda, ya ‘kan?

“Aku tinggal nih!” gertaknya.
“Eeeh! Iya-iya, Kak!”
Yah, diriku akhirnya cancel mas-mas ojek yang kupesan sebelumnya. Maaf mas-mas ojek, aku sekarang harus ikut dengan Kakak bidadari yang satu ini.

...

Kini di perjalanan dengan Kak Ve menuju ke rumahnya. Disini aku sedang menghubungi mama untuk izin menginap di rumah Kak Ve.

“Iya, ma. Aku sekarang mau nginep di rumah temen dulu”
“Oh, kalau kamu mau nginep di rumah temen gapapa, kok” jawab mama.
“Beneran, ma?”
“Iya, sayang. Tapi jangan bikin repot di rumah temen, ya”
“Siap, ma. Makasih mama!” kemudian aku menutup teleponku

Kak Ve menatapku, “Jadi?”
Aku melempar senyum ke Kak Ve, “Iya, kak... Makasih ya sudah bolehin nginep di rumah Kak Ve”
“Relax, girl. You can come to my house anytime you want” kata Kak Ve dengan matanya masih fokus ke jalanan metropolitan.

Aku diam membiarkan Kak Ve fokus ke jalanan, sambil melihat notification dari groupchat anak-anak tim KIII.

’Gimana tadi fashion shownya, ci Shani? Oke, kan?’ dari Okta.
‘Cieeee... ledom baru tim KIII *emoticon love* *emoticon kiss*’ lanjut cici Desy meneruskan.
‘Waaa selamat ci Shaniii!!! Muach muach! *emoticon kiss 3x*’ si Anin menimpali.
‘Kapan ya bisa jadi model?*emoticon thinking*’ timpal Kak Beby.
‘Kapan ya? *emotikon thinking*’ sambung Kak Rona.

Aku membalas chat dari mereka, ‘Hehehe... makasiih semuanyaa *emotikon kiss*’ hingga aku tertawa sendiri melihat semua isi chat itu, sampai-sampai Kak Ve saja menoleh dan ikut senyum-senyum melihatku.
“Ada apa sih, Shani? Kok sampai ketawa-ketawa gitu, sih?”
“Nggak, kak. Ini, chat anak-anak KIII, hahaha...” ketawaku agak canggung di depan Kak Ve.
“Oh, ya?” tampaknya Kak Ve penasaran. “Gimana?”
“Gimana ya, kak? Ngg.. mereka bilangnya aku ini model barunya tim KIII” aku tutup layar smartphoneku.

Mobil ini berhenti karena lampu merah menyala di depan kami. Agak lama kami berdua saling terdiam.

“Mmm...” agaknya aku ingin mengawali pembicaraan dulu. “Kak Ve sebenarnya sudah temenan deket sama Kak Kinal, yah?”
Dia menoleh padaku sambil menaruh tangannya sebentar di jok mobil, “Yaaah... begitulah, bahkan sampai pacaran. Hihi...”
“Eee... Kak, pacaran?” aku bertanya lagi dengan nada yang sedikit aneh. “Kakak pacaran sama Kak Kinal?”
“Iyah” jawabnya singkat.
“Ngg...” aku cuma mengangguk saja sambil menarik bibirku ke atas.
“Hehe... memangnya kenapa kok kamu tiba-tiba bicarain Kinal?” tanya Kak Ve kemudian menancapkan gas setelah lampu hijau seketika menyala.
“Eee... enggak, kak. Haha... gapapa, kok” aku hentikan saja obrolan ini sebelum terlampau jauh.

...

Mobil ini sampai di depan rumah yang mewah sekali, mungkin dua atau tiga kali lebih luas dari rumahku. Mobil ini kemudian diparkir di depan pintu rumah Kak Ve. Aku turun dari mobil sambil menenteng tas jinjingku ini. Mataku masih menerawang sekeliling teras rumahnya. Sambil berjalan pelan, aku mengikuti langkah Kak Ve menuju dalam rumah. Tangan lembut Kak Ve mengambil tangan kananku yang menggantung kemudian menuntunku supaya segera masuk ke rumahnya.

“HA!!”

Tiba-tiba seseorang mengagetkan kami berdua saat membuka pintu rumah. Spontan akupun bersembunyi di balik punggung Kak Ve sambil memegang kedua lengan halusnya sambil memasang wajah ketakutan.

Sementara orang yang tadi mengagetkan itu malah tertawa.

“Kinal!” Kak Ve kesal karenanya sambil mencubit pipi Kak Kinal. “Lihat! Shani jadi takut gini!”
“Aw! Aw.... sakiiit....” Kak Kinal mengaduh. “Lagian aku nggak tau kalau Shani kesini juga. Maaf, Shan” lanjutnya.
“Ahaha.... nggak apa-apa kok, Kak Kinal” aku sadar ketawaku tadi agak canggung.
“Ya udah, mangga atuh masuk dulu”

Kami berdua masuk dan Kak Kinal mengajak kami ke ruang makan. “Aku tau kalian belum makan, kok. Untung akubuatin banyak tadi, hehe...”
Aku mencoba lagi melanjutkan percakapan, “A... anu... Kak Ve... kenapa rumahnya sepi, yah? Keluarga Kak Ve sekarang kemana?”
Kak Ve menjawab, “Oh, keluarga lagi di Manado sejak tiga hari yang lalu, ada acara keluarga. Tapi aku nggak ikut soalnya harus sidang skripsi tadi pagi”

Hidangan di ruang makan sangat banyak. Beruntung banget, benar kata Kak Kinal kalau dia membuat banyak sekali makanan. Aku mengambil duduk berseberangan dengan Kak Ve. Kami bertiga mengambil hidangan yang ada dan Kak Kinal yang mengambil paling banyak ternyata.

“Aku sama Shani doang yang capek, kenapa kamu ngambil paling banyak, Nal?” cicit Kak Ve sambil memicingkan matanya ke arah Kak Kinal.
Kak Kinal menggeser bangkunya mendekati Kak Ve, “Sayang... aku juga capek masakin segini banyaknya buat kamu sama Shani” lalu dia melanjutkan makannya.
Aku cuma melahap makananku dan sesekali melihat kemesraan mereka berdua. Duh, romantis banget mereka. Sampai suap-suapan lagi. Ini makin membuatku... engg... cemburu saja sama mereka saja.

Setelah makan, makan, dan makan, akhirnya kenyang juga. Mmm... masakan buatan Kak Kinal harus kuakui memang enak, nggak sadar sampai tadi aku minta tambah lagi. “Enak, kan?” tanya Kak Kinal padaku.
“Hehe... iya kak. Ternyata enak juga, yah” jawabku.
“Haha, siapa dulu. Kinal”
“Iya-iya, Kinal...” Kak Ve menopang dagunya kemudian melihat ke arah lain.
Kak Kinal mencubit pipi Kak Ve yang kayak bakpao hangat itu. “Ih, gemes, sayaaang!!!” dan tentunya Kak Ve mengaduh kesakitan karena cubitan Kak Kinal.

...

Aku, Kak Ve, dan Kak Kinal sudah membereskan apa-apa yang harus dibereskan tadi di ruang makan dan sekarang waktunya istirahat. Aiih, leganya. ‘It’s a loooongg day for us, time to sleep! Yeay!’ aku bersorak dalam hati.

“Karena udara di luar dingin banget, aku set ac-nya jadi hangat” kata Kak Ve sambil mengontrol suhu air conditioner lewat remote. “It’s okay, Shani?” tanya Kak Ve.
Aku menggelengkan kepala, “Nggak apa-apa kok, kak”

Astaga, aku baru ingat kalau bakal tidur di rumah orang. Kulihat-lihat isi tasku, tidak ada baju lagi. Masa’ iya aku harus tidur pakai jeans ketat? ‘kan gerah...
“Kenapa, Shani?” tanya Kak Kinal.
“A... anu... Kak, aku nggak ada baju buat tidur...” jawabku.
Kak Ve segera menuju lemarinya dan mencarikan baju tidur buatku.
“Nah, ada nih sleep shirt”
Dia menunjukkan white sleep shirt-nya yang berkerah di bagian lehernya. Hmm... memang kalau dilihat dari bahannya tipis sekali dan menerawang. Tapi, tidak apa lah... toh juga aku nggak bawa baju tidur dan sepertinya ukuran baju Kak Ve juga pas denganku.
“Coba aja” seru Kak Ve.

Aku kemudian bergegas ke kamar mandi mencoba pakaian Kak Ve. Kutanggalkan celana jeans-ku juga kaosku. Kini aku cuma memakai underwear serba putih. Lalu kucoba memakaikan kemeja yang dikasih Kak Ve tadi. Di kaca kamar mandi Kak Ve yang besar.
“Umm...”
Tubuhku berubah dari yang tadinya gadis biasa saja sekarang kelihatan sangat seksi. Aku sendiri agak minder melihatnya. Apa harus aku se-seksi ini? Tapi toh juga sama Kak Ve sama Kak Kinal, jadi gapapa lah. Aku seakan mengobrol dengan bayanganku sendiri di cermin. Ah, cuek aja! Kemudian aku membawa kaos dan celana jeansku yang tergantung dan keluar dari kamar mandi.

Begitu keluar dari kamar mandi, Kak Kinal dan Kak Ve sudah mengganti baju mereka. Kak Kinal mengganti baju dengan piyama warna biru. Sedangkan Kak Ve, dia menggunakan sleep shirt sama sepertiku, hanya saja warnanya hitam. Kulihat Kak Ve dari balik baju tidurnya yang timbul itu sedang memakai underwear warna hitam.

“Shan... you look so gorgeous” puji Kak Ve. Pipiku langsung memerah seketika.
“Ya, Shan. Kamu kelihatan seksi banget pake baju itu” tambah Kak Kinal yang makin membuatku malu setengah mati. “Bahkan, Ve sendiri iri sama kamu”
Aku malu sejadi-jadinya di hadapan mereka.
“Okay, Oyasuminasai!”
Kak Ve kemudian mencium tipis bibir Kak Kinal. “Good night, my lovely”

Kak Ve berjalan menuju saklar lampu, kemudian mematikannya.
“Tek”

Keadaan kamar seketika gelap. Hanya sinar dari luar kamar yang menyinari kamar.
“C’mon, Shani. You can sleep with us” dia berbaring di sebelah Kak Kinal yang sudah tertidur. Alhasil, kita bertiga tidur di satu ranjang. But, nevermind. Ranjangnya luas kok.
“Good night, kak” aku menarik selimut dan tidur menyamping di sebelah kanan Kak Ve.

Suasana sepi sekali tapi aku belum bisa tidur sepenuhnya.
Kak Ve sepertinya juga menyadari kalau aku masih tidak bisa tidur dari tadi.
“Shani, kamu masih belum tidur?” tanya Kak Ve dengan suara pelan supaya tidak mengganggu Kak Kinal dalam tidurnya.
“Belum, kak” jawabku singkat.
Wajah Kak Ve terasa dekat di pipi kiriku.
“Shani...”
Suaranya lirih. Nafasnya terasa memburu di dekat leherku. Karena aku khawatir dengan Kak Ve, aku balikkan badanku telentang.
“Ada apa, kak?” tanyaku.

Kak Ve mengarahkan tangannya ke pipiku, “Kamu yang akan nemenin aku malam ini”

Tiba-tiba bibir Kak Ve menyentuh bibirku. Jelas saja aku kaget seketika.
“Mmffhh, kak....” aku menutup mataku erat-erat, merasakan sepertinya lidah Kak Ve sudah menerobos ke dalam mulutku dan bergerak mencari lidahku yang masih kaku ini.

Aku merasakan lidahnya benar-benar mempermainkan lidahku di dalam rongga mulut. Bahkan, lidahku dibelit dan dibuatnya seperti ikut menari di dalamnya.
“Kak, tapi... aku takut kalau Kak Kinal marah” cicitku setelah dia melepaskan ciumannya.
Kak Ve menyibak selimut yang ada di tubuhku.
“Shh...” dia menempelkan telunjuknya tepat di bibirku. “Don’t be so noisy”

Kedua tangan Kak Ve mencoba membuka satu persatu kancing sleep shirt-ku, eh punya Kak Ve yang dipinjamkan untukku. Aku masih nggak percaya apa yang Kak Ve lakukan, tapi anehnya aku nggak menolak dia membuka kancing bajuku.
Sekarang, kancing baju tidur yang kupakai lepas karena ulah Kak Ve. Bra dan celana dalamku yang berwarna putih ini jadi terekspos tanpa penghalang.

“Kak...” hanya kata itu yang keluar lemah dari mulutku.
Dengan lembut, Kak Ve langsung melumat bibirku seperti tadi. Tidak, bahkan lebih intens.
‘Kak Ve lihai banget’
Aku hanya berkata dalam hati sambil “belajar” membalas ciumannya. Nafsu sudah mulai menjalar, akal sehatku mulai kabur. Tanganku bergerak mengait lehernya agar aku bisa menciumnya lebih dalam lagi. Mmmhh... ternyata enak juga berciuman sama Kak Ve. Aku jadi hanyut dengan permainan lidah Kak Ve. “Mmmmhhhh....” hanya itu desahan yang kukeluarkan dari tadi.

Kak Ve melepaskan ciumannya dari bibirku. Dia turun sedikit menuju leherku. Nafasnya yang mengenai kulit leherku membuat aku menggelinjang kegelian. Kemudian, aku rasakan bibirnya mengecup leherku.
“Aahhnn...” aku berusaha menahan desahanku ini. Kalau tidak, Kak Kinal pasti marah.

Aku makin nggak karuan ketika tangan Kak Ve menelusup dari balik bra-ku dan meremas buah dadaku dan menyentuh putingku dengan ujung jarinya.
“Uhhhh.... kak.....” aku refleks menutup mulutku supaya suaraku tertahan. “Ngggghhh... jangan, kak... aku.... ahhh”
Kayaknya Kak Ve sudah nggak peduli permintaanku sedari tadi untuk menghentikan aktivitasnya. ‘Kak Ve sudah kesurupan rupanya’ pikirku.

Tanpa sempat memperhatikan sampai mana Kak Ve mengutak-atik tubuhku karena aku sendiri malah memejamkan mata merasakan permainan tangan dan lidah Kak Ve selama setengah jam ini. Kurasakan lidah Kak Ve sudah mencicipi putingku. Aku cuma mendongak sambil membusungkan dadaku.
“Ahh.... sudah, kaaaak... oohhh...” aku mendesah semakin tak terkontrol lalu aku menggigit bibir bawahku.
“Sabar, ini masih belum maincourse, sayang” balas Kak Ve.

Ya, karena perkataanku tadi sekarang Kak Ve langsung menurunkan kepalanya menuju depan celana dalamku.
“You are wet! So wet!” bisik Kak Ve sambil meraba-raba celana dalamku. “Aku buka ya?”
Aku hanya mengangguk pelan, sambil melihat Kak Ve sedikit demi sedikit. Sepertinya Kak Ve terkesan dengan area intimku.
“Kak, aku mal-...”
Belum sempat berkata lengkap, lidahnya bergerak menyentuh daerah pentingku.
“Ahn!” lagi-lagi aku merasa tersengat listrik karena perlakuan Kak Ve. Bahkan yang ini jauh lebih terasa.
Sementara dengan pandangan sayu, kulihat Kak Kinal masih terlelap dalam tidurnya. ‘Syukurlah kalau dia nggak bangun’ batinku.

Kak Ve masih merangsangku dengan sapuan lidahnya di kewanitaanku yang hanya ditumbuhi sedikit rambut itu. Jarinya sekarang ikut memencet bagian sensitif dari tubuhku. Aku menggelepar-gelepar seperti ikan yang baru saja dipancing. Rambutku sudah acak-acakan karena beberapa kali aku meremas rambutku dan menimbulkan sensasi yang luar biasa.

Lima menit bermain dan rasanya aku sudah sampai batasnya, “Kak, aku... ng... gak kuat lagi...” ucapku terbata-bata. “Ak... aahhh....”
Mendengar itu, jari Kak Ve menerobos masuk ke dalam organ pentingku saat mendekati orgasme pertama dalam hidupku. Akhirnya, sesaat setelah punggungku melengkung dan seluruh tubuhku menjadi kaku, aku melepaskan semuanya. Sudah tidak terpikirkan lagi berapa banyak cairan yang aku muntahkan dari sana. Kemudian, terasa aliran listrik memusat ke bagian bawah badanku dan aku jadi kejang dibuatnya.

“You are squirting!” Kak Ve mencopot jarinya yang sekarang berair karena ulahku, kemudian ia menjilati sisa-sisa orgasme dan mengorek sedikit hasil ‘jerih payah’ ku. “Look, Shani!”
Mataku yang sudah tinggal lima watt ini melihat jari telunjuk Kak Ve. Cairan berwana putih hasil orgasmeku terlihat kental sekali. Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi, pandanganku menggelap karena terlalu lelah.

...tak kusangka, ini benar-benar hari yang melelahkan.

Sekali lagi kritik dan saran sangat membantu dalam proses kedepannya.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nyai Pe ganas juga, tapi maincoursenya baru cuma sekedar jilmek karena masih ada Kinal ya. Bisa nih dilanjut sampe ke Hokkaido bareng.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kepanjangan yah...
Ya deh ane usahain agak pendekan yang selanjutnya... Thx sarannya
No bukan kepanjangan, tetep kayak gini, mlh lbh detail lagi lebih bagus. Maksud ane ga usah lama2 bersambungnya alias segeralah update haha
 
No bukan kepanjangan, tetep kayak gini, mlh lbh detail lagi lebih bagus. Maksud ane ga usah lama2 bersambungnya alias segeralah update haha

Oalah, yhayha ane usahakan secepatnya

Anyway, Shani center single ke-17 heheh

Oh ya,
Sama mau ngucapin "Congratulations" buat Dewi baru kita, Miss Shani Indira Natio.

Feel ama Aura dewinya bisa dibilang hampir mirip sama Dewi Veranda, dan lagi mereka sama2 bikin adem hati, sama2 cantik.

Kita berharap di era baru ini bisa bawa jeketi fortieit lebih baik.

Satu lagi, selamat juga buat eneng Frieska yang akhirnyaaaaa...... Bisa senbatsu, sama Shafa yang akhirnya jugaaa..... Bisa top 32.
 
Ga ada kripik kentang huuu...

Cm lendir ijo disempak ajah yg anr punya...

Mohon cek dikulkas...:beer:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd