Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Fakultas Ilmu Seks Season 2

marcioz

Semprot Lover
Daftar
6 Jun 2012
Post
216
Like diterima
651
Bimabet
Halo !
Setelah sekian lama ane akhirnya bikin cerita lagi.
Kali ini tokoh utamanya bukan Ken tetapi Alya dan kawan-kawan (Alya, Sofi, Dian dan Yasmin)
Selamat menikmati mohon maaf kalo masih kurang asik ceritanya.


Sudah tiga bulan berlalu sejak Ken lulus dari kampus Univex. Kehidupan organisasi yang di masa kepemimpinan Ken sangat maju tiba-tiba mengalami kemunduran. Sejumlah partner kerjasama mengundurkan diri sehingga sejumlah program gagal dilaksanakan. Selain itu, kepanitiaan yang dibawahi organisasi ini juga tidak berjalan dengan baik karena kesulitan mencari sponsor. Hal itu membuat reputasi organisasi ini mulai terancam. Alya sebagai ketua yang baru mulai mendapat kecaman karena gagal menjalankan sejumlah program kerja. Dia dan timnya diberi satu kesempatan terakhir oleh dekan untuk menjalankan program dan jika gagal, Alya dan timnya harus mengundurkan diri. Di saat genting seperti itu, Alya mengajak Dian, Sofi dan Yasmin untuk mengadakan rapat.


“Gimana nih ? kalau seminar yang ini gagal juga kita bakal dikeluarkan dan image kita jadi jelek dimata universitas.” ujar Alya gelisah. “Sejak kakak-kakak itu lulus, banyak partner kita yang mengundurkan diri karena masa kerjasamanya habis.” ujar Dian sambil mengunyah kue. “Apapun yang terjadi, kita harus berhasil. Gw akan coba kirim proposal kita ke semua perusahaan kalau perlu.” ujar Alya. “Tapi sepertinya kegagalan kita nyari dana karena tema acaranya gitu-gitu aja. Ga ada inovasi gitu.” Sofi yang daritadi diam langsung membuka pembicaraan. “Memang temanya mau apa ? Gw bingung nih fakultas kita kan ga jauh-jauh dari situ temanya !” emosi Alya mulai naik. “Sabar sayang, jangan teriak-teriak.” Dian menghampiri Alya lalu mengelus punggungnya. “Maaf guys, gw pusing banget.” Alya kembali duduk sambil menundukkan kepalanya yang terbungkus jilbab kuning cerah. “Gw ada ide nih.” Yasmin merangkul mereka bertiga lalu membisikkan sesuatu. “Eh lo gila ya ? mana ada yang mau sponsorin kalo temanya kayak gitu ?” kejut Sofi. “Udah, itu bisa diatur.” Ujar Yasmin sambil mengedipkan matanya. “Yaudah, lo yang urus ya. Nanti kalo ada interview kasih tau. Rapat kita hari ini selesai.” Alya menutup rapat dan mereka pulang ke kosan masing-masing.


Beberapa hari kemudian, keempat hijabers itu berkumpul di kantin untuk membahas progress. “Gimana min ? udah ada yang mau ?” tanya Alya. “Ada nih perusahaan suplemen dan vitamin gitu. Tapi gw belom pernah liat produknya di apotek. Pas gw telpon untuk minta kerjasama, tiba-tiba dia langsung oke. Besok kita kesana untuk membahas lebih lanjut.” ujar Yasmin. “Wah akhirnya ada yang mau kerjasama ya.” ujar Alya lega. “Eh, guys bayarin mie ayam gw dong dompet gw ketinggalan di kosan.” celetuk Dian. “Yaelah dasar nenek. Yaudah gw bayarin tapi sore langsung lo ganti ya.” gerutu Sofi sambil membuka dompetnya. “Mau kuganti pake uang atau… mmm…” Dian tiba-tiba mengelus wajah Sofi. “Jangan disini say, gaenak diliat orang.” balas Sofi. Sejak Ken sudah memutus hubungan budak seks, keempat gadis ini merindukan sodokan penis lelaki. Terutama Dian yang sering mengajak Yasmin dan Sofi untuk melampiaskan nafsu bersama setiap pulang kuliah.


Keesokan harinya, Alya dan kawan-kawan berangkat menuju ke sebuah gedung yang cukup besar. Gedung itu memiliki 20 lantai dan sejumlah fasilitas mewah. Keempat gadis itu takjub dengan arsitektur gedung yang megah dan besar. Saat mereka asyik memerhatikan gedung, seorang wanita menghampiri mereka. “Ini adik-adik yang mau bertemu dengan Pak Tomo ?” sapa wanita itu ramah. “Eh, iya mbak. Kok bisa tau ?” balas Alya. “Bapak bilang ke saya kalau mau ada tamu dari Univex. Adik-adik ini dari Univex kan ?” wanita yang memiliki tubuh yang agak tinggi dan memiiki bokong yang padat membuat keempat gadis itu mengaguminya. “I…iya mbak kami dari Univex mau ketemu sama Pak Tomo.” ujar Dian. “Silahkan masuk, ruangan beliau ada di lantai 17.” Wanita itu mengantar mereka ke ruang yang dimaksud. Goyangan pantatnya membuat siapapun lelaki yang melihatnya akan on fire. Di gedung ini hampir seluruh karyawannya adalah wanita kecuali satpam yang berjaga di luar gedung. Ada juga gym, restoran, spa, salon kecantikan dan bar untuk memanjakan para karyawannya. “Kita sudah sampai. Adik-adik silahkan duduk disini dulu. Beliau masih rapat jadi tunggu disini aja ya. Sambil nunggu di kulkas ada cemilan sama minuman tuh. Paling 10 menit lagi rapatnya selesai.” Wanita itu mempersilahkan keempat gadis itu masuk dan duduk di ruang tamu. “Terimakasih mbak.” ujar Alya diikuti ketiga temannya.


Selama menunggu, Alya dan kawan-kawan melihat sekeliling ruangan yang memiliki fasilitas mewah dan interior mahal. “Semoga ngasih sponsornya gede.” batin Alya. Dian kemudian membuka kulkas dan mengambil sekotak minuman. Lalu minuman itu diteguk sampai habis. “Kalian ga haus apa ?” tanya Dian. “Eh, ga sopan tau main ambil aja minuman orang.” ujar Sofi. “Kata mbaknya kan gapapa. Udah minum aja.” Dian mengambil sejumlah minuman dan cemilan di kulkas itu lalu mereka makan ramai-ramai sambil menunggu Pak Tomo. Tanpa mereka sadari, di ruangan lain ada sebuah kamera yang sedang mengintai mereka.


“Bagaimana tuan ? Mereka sudah meminum obat itu.” sosok wanita yang megantar mereka memeluk seorang pria yang tak lain adalah Tomo, CEO Perusahaan Farmutz. “Mereka menarik juga. Kita tunggu reaksinya dan kita akan kesana saat waktunya pas.” ujar Tomo. Selain menjabat sebagai CEO, Tomo juga merupakan lelaki yang gemar seks. Semua karyawan wanita di perusahaannya sudah merasakan keperkasaan penis Tomo. Wanita yang disebelahnya adalah Irene, sekretaris pribadi sekaligus permaisuri seksnya. Mereka berdua sedang merencanakan sesuatu terhadap keempat gadis itu.


Sudah setengah jam lebih Alya, Dian, Sofi dan Yasmin menunggu tetapi Tomo belum juga datang. “Kok lama ya rapatnya ? bosen nih.” keluh Sofi. “Sabar, ini demi acara kita yang sukses.” ujar Alya. “AC disini rusak ya ? kok tiba-tiba gerah banget.” ujar Yasmin sambil mengibas hijabnya. Mereka memang tidak sadar bahwa minuman dan cemilan yang mereka makan tadi adalah produk obat perangsang dosis tinggi. Dian tiba-tiba merasa aneh dan mengubah-ubah posisi dudukya. “Lo kenapa yan ?” tanya Alya yang melihat Dian terus-menerus gelisah. Mereka tiba-tiba merasakan gairah yang tiba-tiba muncul akibat obat tadi. “Hm… Al… aku pengen nih.” Yasmin menyenderkan bahunya ke Alya. “Gw juga kok udah gatel nih.” Alya langsung memeluk Yasmin dan saling berciuman. Sementara Sofi dan Dian saling meraba payudara yang terbungkus gamis panjang dan jilbab panjang mereka. Di ruang lainnya, Tomo dan Irene tersenyum melihat aksi keempat gadis itu. “Sudah dimulai rupanya. Kita kesana sekarang.” Tomo dan Irene kemudian menuju ke ruangannya. Irene membawa sebuah koper yang berisi sejumlah alat suntik dan sex toys.


“ooohh… terus say… uuughhh..” desah Alya dan Yasmin yang saling mengocok vagina masing-masing. Sementara itu Dian dan Sofi sudah hanya menyisakan jilbab dan kaus kaki mereka sedang berciuman di sofa. Saat mereka asyik bermain, tiba-tiba pintu dibuka lalu Tomo dan Irene langsung masuk ke ruangan. Keempat gadis itu langsung terkejut dan mengambil gamis dan bantal untuk menutupi tubuh mereka satu sama lain sambil menundukkan kepala. “Apa-apaan ini ??” Irene pura-pura memarahi mereka. “Ma… maaf… kami khilaf mbak.” ujar Alya terbata-bata. “Malu-maluin kalian ! ini kantor orang. Mau jadi apa kalian nanti !” Irene masih memarahi mereka. “Jadi mbak-mbak ini ngapain bikin kotor ruangan saya ? maksud kalian apa melakukan hal itu di ruangan saya ? kalo kalian dilihat orang lain atau cctv gimana ? JAWAB !!!” gertak Tomo sambil memukul meja. “Mahasiswa macam kalian mau minta dana ke sini ? memalukan !” Irene kembali memarahi mereka. Keempat gadis itu semakin menundukkan kepala lalu Dian dan Sofi yang memang sudah telanjang mulai menangis. “Mbak, tolong.. jangan lapor siapa-siapa.” Yasmin memohon kepada Tomo dan Irene. “Hm.. gimana ya ? menurut bapak kita lapor polisi atau gimana nih pak ? ini perbuatan asusila !” ujar Irene. “Sederhana saja.” Tomo mengambil ponsel lalu pura-pura menekan tombol dan menelpon. “Pak… kami mohon jangan telpon polisi pak…” Alya kembali memohon. “Kami mau lakukan apa aja tapi mohon jangan lapor polisi pak.” ujar Yasmin. “Kami ngepel satu gedung ini bersedia pak. Jangan telpon pak..” ujar Dian sambil sesegukan. Oke, kalau kalian tidak mau kami laporkan. Tapi karena kalian baru saja melakukan tindakan memalukan, kalian dapat hukuman dari saya. Sekarang kalian berempat menungging di depan saya.” perintah Tomo. Mendengar perintah itu, keempat gadis tersebut bingung dan saling bertatapan. “Kalian mau saya sebar nih perbuatan kalian ?!!!” Irene kembali teriak. Alya, Yasmin, Dian dan Sofi langsung bangkit dan menunggingkan tubuh mereka sambil menundukkan kepala. Irene memelorotkan celana Yasmin dan Alya lalu melemparnya ke sudut ruangan, sementara Tomo mengambil handycam dari tasnya dan merekam mereka. “Pak, jangan direkam…. Aaakhhh..” pekik Alya setalah Irene menampar pantatnya. “Gausah protes. Ini hukuman yang pantas untuk kalian.” Bentak Irene sambil menampari pantat Yasmin, Dian dan Sofi.


Langit di luar gedung sudah sore. Alya, Yasmin, Dian dan Sofi masih berada di lantai 17 yang hanya berisi ruangan pengawas dan ruangan Tomo. Kini mereka berempat terjebak dalam permainan Tomo dan Irene. “Sekarang, kamu. Nama kamu Alya kan ? kesini sekarang.” perintah Irene. Alya yang dipanggil melangkah pelan kearah Irene yang berdiri di salah satu sudut ruang kerja Tomo. “Cepet !” bentakan Irene membuat Alya terkejut dan berlari kearahnya. “Mbak, saya mau diapain ? ampun mbak.” Alya memohon saat kedua tangan dan kakinya diikat di sudut tembok dekat meja kerja. “Ini hukuman dari saya. Abis ini kalian juga dapet giliran.” ujar Irene sambil mengikat tubuh Alya. Kini tubuh Alya berdiri dalam keadaan kedua tangan dan kakinya terikat.


Setelah mengikat tubuh Alya, Irene mengambil vibrator dan dipasang di vagina Alya. “Mbak… ouugghh.. mmmhhh… aaahh…” Alya yang sudah terangsang menggoyang pinggulnya sambil menahan geli dari getaran vibrator itu. “Kamu berisik. Ganggu ketenangan tau.” Irene mengeluarkan ball gag dan saputangan lalu menyumpel kedua benda itu di mulut Alya. “Sekarang, kalian bertiga duduk dan lebarkan kaki kalian !” bentak Irene. Dian, Sofi dan Yasmin kemudian duduk di sebuah kursi lalu melebarkan kedua kaki mereka sehingga vagina yang sudah basah dan merekah terlihat dengan jelas. Saat mereka duduk, kursi itu langsung mengeluarkan alat dan mengikat kedua tangan dan leher mereka. “mbak.. jangan…” Sofi memohon pada Irene namun hanya dibalas dengan tawa dari Tomo dan Irene. “Sekarang kalian saya yang urus.” Tomo yang sudah telanjang langsung menghampiri Sofi dan mengarahkan penisnya ke vagina Sofi. “Karena kamu berisik, kamu dapet giliran pertama.” Tomo langsung menghujam penisnya dan memacu penisnya dengan kasar. “Pak…. Ampun… aahhh…” Sofi mengerang dan gerakannya terbatas karena kedua tangan dan lehernya dikunci di kursi tersebut. Sementara Irene menyodokkan dildo besar ke vagina Dian dan Yasmin lalu mengaktifkan fungsi getar hingga maksimum yang membuat kedua gadis itu mengerang keenakan. “Sambil nunggu pak Tomo, kalian rasain dulu mainan itu. Aku mau main sama ketua kalian.” Irene meninggalkan Dian dan Yasmin lalu menghampiri Alya yang mulutnya masih disumpal dan sudah basah oleh air liurnya. “Gimana ? Enak kan ?” goda Irene sambil menarik-narik puting Alya yang mengeras. “mmmhhh… mmm… mmhhh…” gumam Alya sambil menangis. Irene lalu mengambil dua jepitan di kopernya lalu dipasang di kedua puting Alya. Hal itu membuat Alya berteriak dengan keras namun tertahan oleh sumpalan kain di mulutnya.


Sementara itu, Tomo masih asik menggenjot tubuh Sofi yang sudah lemas. “Pak…. Oohhh…. Enak pak… terus…” desah Sofi sambil menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan Tomo. “Sofi … bapak mau keluar… oohhh…” Tomo meremas kedua payudara Sofi sambil memendam penisnya dalam-dalam. “Paakk… aaakkkhh…” Sofi mendongakkan wajahnya lalu mereka berdua orgasme bersamaan. Tomo mencabut penisnya lalu sisa sperma bercampur cairan vagina meleleh keluar dari vagina Sofi. Tomo kemudian mengambil sejenis tindik lalu ditusuk ke kedua puting Sofi hingga sedikit mengeluarkan darah. Sofi langsung berteriak kesakitan lalu menangis menahan sakit dari tusukan tindik itu. “Teriakanmu bikin aku makin bergairah.” Tomo kemudian mengambil sebuah pin bowling lalu disodokkan ke vagina Sofi. “Sambil nunggu temen kamu, nikmati dulu benda ini.” ujar Tomo sambil menyeringai lalu mencium bibir Sofi yang sudah pingsan karena tidak kuat menahan sakit dari alat tindik dan pin bowling itu.


Setelah puas dengan Sofi, Tomo menghampiri Dian. Dian yang melihat Sofi sudah tidak berdaya dengan sebuah pin bowling di vaginanya membuat Dian gemetar. “Kamu ga perlu takut sayang. Bapak akan kasih yang lebih enak.” Tomo mencabut dildo di vagina Dian lalu mulutnya menjilati setiap sudut di bibir vagina Dian sambil mengelus kedua paha mulusnya. “nngghhh…” erang Dian sambil menahan geli di bagian selangkangannya. Sementara itu, kondisi Alya sudah tidak karuan dengan vibrator yang menempel di vagina, dua jepitan di payudara serta sejumlah bekas sabetan gesper di tubuhnya. “Kamu anak yang cantik. Aku gamau tuanku nanti ketagihan main sama kamu.” bisik Irene manja sambil mengusap air mata Alya yang mengalir deras menahan semua rasa sakit di tubuhnya. Irene lalu meninggalkan tubuh Alya kemudian menghampiri Tomo yang sedang asyik mengemut vagina Dian.


Sepuluh menit sudah Tomo menyerang vagina Dian dengan mulutnya. Vagina Dian semakin basah lalu Dian mengerang dengan suara merdunya. “Paakk…. Ooohhh… aku keluar… aaakkhhh.. paaakkk…” Dian menikmati orgasmenya yang pertama. Wajah Tomo basah oleh cairan vagina Dian yang mengucur deras. Tanpa berlama-lama, Tomo langsung menyodokkan penisnya ke vagina Dian yang sudah becek dan licin. Dengan bernafsu Tomo menggenjot penisnya maju-mundur. Dian yang akhirnya merasakan kenikmatan penis lelaki melingkarkan kedua kakinya di pinggul Tomo. “Ooohhh… paakkk… terus… yeeesss…. Uuuhhh…” desah Dian mengikuti irama genjotan penis Tomo. Irene yang iri melihat kenikmatan Dian kemudian mengambil celana dalam Dian di lantai lalu disumpal ke mulutnya. “Suara kamu bikin aku pusing.” Ujar Irene dingin sambil menyuntik kedua payudara Dian. Dian bergumam menahan sakit dari suntikan Irene dan menikmati permainan Tomo. “Tuan belum minum kan ? Silahkan langsung dari wadahnya.” Ujar Irene sambil meremas payudara Dian yang tiba-tiba membesar dan mengeluarkan cairan seperti susu. Obat suntik yang diberikan Irene adalah obat untuk merangsang perkembangan kelenjar susu untuk ibu menyusui dan Dian dijadikan percobaan obat itu. “slurp… slurp… mmm… gurih.” Tomo dengan nafsu mengemut kedua payudara Dian yang terus mengeluarkan susu. Irene melepas sumpalan di mulut Dian sambil merekam aksinya. “paakkk… geli.. oohhh… ampuunnn…” erang Dian yang keenakan sambil menjulurkan lidahnya. Tomo kemudian meremas remas payudara Dian hingga air susunya muncrat-muncrat membasahi payudara dan perut Dian. “Udah pak… ampuunn… ooohhh… uuuhhh… paakkk… aku keluar lagi…. nnngghhhh…” tubuh Dian mengejang dan bersamaan dengan itu Tomo juga menyodok penisnya dalam-dalam sambil berdehem. Kedua cairan cinta saling bertemu dan bercampur. Dian kemudian terkulai lemas sambil mengatur nafasnya. Tomo mencabut penisnya lalu dilap menggunakan celana dalam Dian hingga bersih. Irene yang melihat dan merekam permainan mereka kemudian memasang alat tindik yang sama dengan Sofi di payudara Dian hingga menembus putingnya. “Aaaahhh… sakiittt… ampun….” teriak Dian. Irene juga mengambil sebuah pipa plastic lalu disodokkan ke vagina dan anus Dian. “ampuunnn… jangan…. Aaaakkhhh… aaaaaaa…” Dian teriak sekeras-kerasnya kemudian ia pingsan karena tidak mampu menahan rasa sakit yang dideritanya. Irene yang melihat Dian sudah terkapar kemudian tersenyum lalu bersiap-siap untuk merekam adegan Tomo dan Yasmin.


Yasmin yang melihat keadaan tiga temannya merinding saat Tomo datang menghampirinya. Tangan Tomo dengan lembut mengelus payudara Yasmin yang bulat dan kenyal. “Nngggghhh… pak…” desah Yasmin sambil menahan sensasi geli dari Tomo. Tangan Tomo kemudian turun ke perut dan tiba di vagina Yasmin. Tomo mencabut alat yang menempel di vagina Yasmin lalu dibuang jauh-jauh. Dengan rakus mulut Tomo menjilati sambil menggigit-gigit vagina Yasmin. “Paakk… uuuhh… oooohhh…” desah Yasmin sambil menggeliat. Serangan Tomo cukup membuat Yasmin keenakan hingga ia akan orgasme. “paakkk… hhyyaahhhhh….” Kedua kaki Yasmin merapat dan menghimpit kepala Tomo. Sedikit demi sedikit, vaginanya berdenyut sambil menyemburkan cairan bening yang membasahi wajah Tomo. Setelah beberapa detik, tubuh Yasmin mengendur lemas dan Tomo dengan sigap menyodok penisnya kedalam vagina Yasmin. Dengan kasar, Tomo memaju mundurkan penisnya hingga menimbulkan suara becekan. “Ooohhh… yyyaaahhh… enak pak… aaahhhh..” desah Yasmin sambil menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama sodokan penis Tomo.


Setelah 30 menit, tubuh Yasmin kembali mengejang. “ooohhh… aku keluar lagi…. uuuhhhh….” Yasmin meraih orgasme keduanya dan membuat vaginanya semakin licin dan Tomo semakin liar menyodok-nyodok penisnya. Irene yang merekam adegan Tomo dan Yasmin diam-diam terbawa suasana. Irene merapatkan kedua kakinya sambil menggesek pahanya sendiri. Sementara itu, Tomo semakin tidak terkendali lalu menarik paksa tubuh Yasmin yang masih terikat. Dengan kekuatannya, alat pengikat di tubuh Yasmin hancur lalu Tomo memeluk tubuh Yasmin dan ditabrakkan ke tembok. “Pak….. ampuunnn… sakiitt pak… aaahhh… yeeessss… uuhh…” desah Yasmin sambil menahans sakit akibat ditarik paksa dari kursi dan benturan dengan tembok. Beberapa menit kemudian, Tomo menyodokkan penisnya dalam-dalam sambil memeluk erat dan memepet tubuh Yasmin yang menempel di tembok. “aaakhhh…. Paaakkk…nnhggghh…” Yasmin yang terhimpit oleh tubuh Tomo kemudian pingsan sambil menerima semburan sperma yang mengisi rahimnya. Tomo kemudian mencabut penisnya lalu menyemprotkan sisa sperma ke sekujur tubuh Yasmin yang tergeletak di lantai. Setelah puas dengan Yasmin, Tomo kemudian tersungkur ke lantai dan tidur nyenyak. Irene mematikan perekamnya lalu berlari kearah Yasmin untuk memastikan dia hanya pingsan.

Irene cukup panik ketika denyut jantung Yasmin melemah. Beruntung, Yasmin masih bisa selamat dan jika Tomo sedikit lebih lama mencapai orgasmenya gadis itu bisa terancam karena himpitan keras yang menekan pernapasannya. Irene kemudian memanggil beberapa pelayan wanita untuk melepas ikatan serta alat yang terpasang atau menancap di tubuh mereka. Empat gadis itu kemudian dimandikan dan diberi pakaian baru karena pakaian mereka sudah sobek-sobek dan jilbab mereka sudah kusut. Dengan sigap, Irene beserta pelayan wanita kemudian membopong empat gadis tersebut lalu diantar ke kampus dan dibawa sekretariat BEM tanpa sepengetahuan satpam kampus. Setelah sampai disana, Irene membariskan Alya, Dian, Sofi dan Yasmin lalu mereka berempat diselimuti. Tak lupa Irene menaruh amplop besar berisi uang tunai kemudian rombongan Irene menghilang dari lokasi itu.

(bersambung)
 
Kelanjutan dari harem2 nya ken nih...
Alya.... buat ane aja hu....kalau ngga dipake....xixixixi
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Semangat ya om...

back to college again....

Luar biasaaa.....lancrootkan :semangat:

lancrotkan hu, jos

cakep bgt nih cerita lanjut suhu..

Ditunggu cerita lainnya suhu..

terima kasih atas dukungannya
Anjiirrr sadis. Ngeri banget. Gajadi ngaceng ane:sendiri:

wah selera ane suka yang ada bumbu sadis nya hu hehe...

Season 2 pesta sex :adek:

Kita lihat nanti hu hehe

Kelanjutan dari harem2 nya ken nih...
Alya.... buat ane aja hu....kalau ngga dipake....xixixixi

Alya nya udah taken hu hehehe
 
Alya nya udah taken hu hehehe
Demen aja dengan sosok alya di session 1.... sayang saja ia terjebak dan sengaja di jebak tepat nya oleh ken dan para selir nya waktu itu...

Saran aja suhu... karakter masing2 tokoh di cerita ini semesti nya di ungkap kembali soal nya belum tentu semua pembaca masih ingat dengan session 1 nya atau barangkali ada yang belum baca sama sekali session 1 nya.

Mohon maaf jika kurang berkenan dengan saran ane... thank's udah update.... Dinantikan update selanjutnya...
 
Wah baru episode 1 aja udah seru nih, ditunggu cerita selanjutnya :semangat:

Btw "bumbu" nya mau dilanjutkan bahkan ditambahin ane malah demen kok :D, jangan kasih kendor suhu
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd