Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Fakultas Ilmu Seks

Waaahhh.. Dapat korban baru lagi..
Sekretariat BEM mesum..
 
UPDATE !!!


Chapter 6

Matahari pagi bersinar cerah. Aku terbangun dan tubuhku kesulitan bergerak karena dihimpit empat orang gadis yaitu Icha, Wulan, Eka dan Fitri. Aku jadi teringat pesta dengan mereka berempat tadi malam. “oohh…. Tuaann… terus sayang… uuuhhh” desah Wulan menikmati genjotanku. “tuaann… yeesshhh… obok yang kenceng… aahhh…” desah Icha menerima kobokan jariku di vaginanya. Sementara Eka dan Fitri saling mengobok vagina satu sama lain sambil berciuman. “aaahhh… tuaaann… Icha mau keluar…. uuuuhhhhh” Icha berteriak menikmati orgasmenya setelah kumainkan vaginanya selama setengah jam. Aku lepaskan jariku dari vaginanya dan fokus menggenjot Wulan sambil kuoleskan jariku yang basah dengan cairan vagina Icha ke punggung Wulan. Aku lihat Eka dan Fitri menghampiriku lalu Eka mencium bibirku sementara Fitri menungging didepan Wulan lalu menciumi bibirnya. “mmmhhh… mmmmhhh…” gumam Wulan yang tertahan ciuman Fitri. selama 5 menit, Eka asyik memainkan mulutku dan kubalas dengan cubitan kecil di payudaranya. Sementara Wulan dan Fitri masih asyik berciuman hingga bibir mereka dipenuhi campuran air liur mereka berdua. 15 menit kemudian, aku akan orgasme dan kudorong Eka kesamping supaya aku bisa leluasa. “Wulaannn… gw mau keluarr… yeeahhhh..” racauku sambil mempercepat genjotan penisku didalam vaginanya. “mmmhh… yeesshh… keluarin yang banyak tuan… mmhhh…” racau Wulan yang masih berciuman dengan Fitri. “Wulaann…. Oohhh…” kusemprotkan spermaku didalam vagina Wulan. Lalu aku ambruk menidih Wulan dari belakang sambil menikmati sisa orgasmeku. “tuaannn… Wulan masih mau main lagi…” desah Wulan manja sambil mengatur nafasnya. Aku yang awalny agak lelah kembali semangat lalu aku bangkit dan kubalikkan tubuh Wulan. Ketindih tubuhnya sambil menggenjot penisku dengan cepat. “ooohhh…. Iyaahhh… terus tuaann… ooohhh…” desah Wulan menikmati sodokan demi sodokan penisku. Icha yang sudah segar kembali langsung menyergap tubuhku dari atas dan memelukku dengan erat. “tuan… mmhhh…” desah Icha sambil menjilati telingaku. Eka dan Fitri tidak mau kalah memainkan payudara Icha dari kanan dan kiri. “ooohhh… geli sayangku…” desah Icha sambil memejamkan matanya. Selama 15 menit, kami ada di posisi ini lalu aku akan kembali orgasme. “Wulaaann… gw keluaarrr…” kusemprotkan lagi spermaku didalam vagina Wulan sambil kupeluk tubuhnya dengan erat. Sementara Icha masih memelukku disusul Eka dan Fitri di kiri dan kanan. Kami berlima akhirnya tertidur pulas sambil saling tindih.

Setelah bangun, aku geser tubuh Icha dan Eka yang menidihku ke samping lalu aku melangkah ke kamar mandi. Setelah dari kamar mandi, aku bangunkan empat gadis itu untuk mandi dan sarapan di dapur. Setelah kami sarapan pagi, kami berlima berangkat ke kampus untuk membuka stand rekrutmen staff BEM fakultasku. Saat kami berlima tiba di sekre untuk mengambil peralatan, Novi, Nana dan Puspa sudah menunggu di depan pintu. “Lama banget sih kalian ? kesiangan gara-gara abis main ya ?” ceplos Nana dan disambut cubitan Puspa di pipinya. “Ih, apasih Pus… bener kan kataku ?” tambahnya sambil tersenyum nakal. Aku hampiri Nana lalu kudorong ke tembok dan kucium bibirnya dengan ganas. Karena kampus masih sepi, aku mainkan terus bibir nakalnya hingga basah karena air liur. Kulepas ciumanku dan kulihat Nana diam mematung karena terkejut akan tindakan yang kulakukan. “Nana mulutnya sembarangan ya.” Ujarku sambil tersenyum. Kami berdelapan kemudian mengambil peralatan dan membuka stand pendaftaran bersama organisasi lainnya di lobby kampus. Sesampainya disana, Alya dkk sudah mengambilkan meja. “Wih strong banget cewek-cewekku ini.” ujar Wulan sambil menepuk pundak Alya. “Kalian kelamaan datengnya sih, jadi kita ambilin mejanya. Kita berempat gabisa jaga stand kak ada kelas siang. Maaf ya.” Dian dan Yasmin pamit izin ke kelas. “Kita juga duluan kelas dulu ya kakak-kakak. Semangat jaga standnya !” Alya dan Sofi menyusul dua gadis itu ke kelas. Kami sengaja membuka stand di sebelah organisasi kerohanian untuk menarik banyak pendaftar karena di kampusku organisasi kerohanian adalah organisasi idaman yang pasti dibanjiri pendaftar. “Eh ada Ken. semangat ya oprec nya !” sapa Zahra padaku. Aku lihat di stand itu hanya Zahra dan Tia yang menjaga. “Kok lo berdua doang ? yang lain mana ?” tanya Icha sambil scrolling laptop Tia di meja stand. “Nanti siang mereka baru pada dateng cha.” balas Zahra sambil menyiapkan brosur. Saat kelas berakhir, para maba berhamburan di lobby kampus dan menyebar ke sejumlah stand. Aksi Icha dan Nana yang unik untuk mempromosikan organisasi membuat stand kami dikerubungi maba yang mendaftar. Kulihat Puspa dan Eka kewalahan mengatur antrian para maba yang beberapa diantaranya akan mendapatkan jatah kenikmatan dariku sementara Novi dan Wulan menata berkas yang dibawa oleh para maba itu. Dalam sehari, sudah ada 90 pendaftar yang memilih BEM. Namun kami hanya mengambil 15 untuk posisi staff. Karena sudah sore dan kampus sudah sepi, kami menutup stand dan membereskan properti untuk dibawa ke sekre. Tak lupa setelah membereskan properti, kupeluk Zahra dan Tia dengan erat dan kuberikan kecupan di pipi mereka. Icha dan Wulan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya merlihat adegan pelukanku dengan Zahra dan Tia. Dari sekian banyak maba, aku tertarik dengan dua gadis kembar yang mendaftar yaitu Siska dan Saski. Mereka berdua adalah maba kampusku yang dikenal sebagai bidadari kampus oleh para cewek karena paras mereka berdua yang sangat cantik dan menyegarkan untuk dipandang. Ditambah lagi tubuh yang proporsional dan indah yang selalu terawatt dengan baik. “Hayo... kayaknya Ken mau nyari mangsa lagi nih. Kayak macan aja raawwrr !” canda Nana sambil memegang pundakku. “Apaansih Na. Alay banget deh.” ujar Puspa yang masih membereskan berkas pendaftaran. “Eh, tapi beruntung banget sih kita si kembar itu daftar kesini. Bisa makin tenar kita.” ujar Icha sambil mengunyah roti gratisan dari seminar kampus. “Tapi masih lebih hot kita-kita lah, ya kan Ken sayang ?” goda Eka sambil mengelus pipiku. “Eka, mulai dah genit-genit.” Wulan menatap Eka dengan serius. “Apasih lan, lo juga mau ngelus abang kita ini kan ?” ujar Eka yang membuat Wulan tersenyum sambil menunduk. “Gausah jaim di kampus lah Lan. Di rumah juga lo paling ganas kalo main.” seloroh Fitri yang dibalas dengan tawa kami berdelapan. “hufftt… yaudah kita balik yuk.” ajak Wulan. “Kalian duluan aja. Gw sama Icha mau ada urusan disini.” balasku. Kemudian Wulan, Eka, Fitri, Puspa, Nana dan Novi pamit duluan sehingga di sekre tinggal aku dan Icha. “Anak-anak itu pada kemana sih ? daritadi ga ikut jaga.” keluhku karena seharian tadi Alya, Sofi, Dian dan Yasmin tidak datang untuk membantu jaga stand. “Sabar sayang, mereka sibuk mungkin.” jawab Icha sambil memijit pundakku.

Saat aku dan Icha asyik mengobrol, pintu sekre terbuka lalu Alya, Sofi, Dian dan Yasmin masuk kedalam. “Maaf kak kita tadi kelas seharian jadi ga ikutan jaga stand.” ujar Alya yang disusul anggukan Sofi, Dian dan Yasmin. “Kalian kok ga bilang ke gw kalo ampe sore ?” tanyaku yang membuat mereka berempat terdiam. “Jangan galak-galak abangku..” Icha memegang pundakku sambil menyandarkan kepalanya. “Baiklah, kalian berempat tau kan harus ngapain ?” ujarku kepada empat gadis itu. Alya dan Sofi saling bertatapan sedangkan Dian dan Yasmin bersiap untuk mengangkat rok panjangnya. Aku tertawa melihat tingkah mereka yang masih canggung. “Kalian sepongin penis gw sekarang !” perintahku. Alya dan Sofi menurunkan celanaku lalu Dian dan Yasmin mengelus-elus penisku hingga menegang. Icha mengambil handphonenya dan merekam adegan itu. “Nice, ayo isep !” perintahku pada Alya dan Sofi. Lalu Alya dan Sofi bergantian menjilati dan mengemut penisku sementara Yasmin dan Dian mengemut biji bawahku. Selama 20 menit, keempat gadis itu asyik memainkan penisku dan aku akhirnya akan orgasme. “Ooohhh… gw keluaarrr…” penisku langsung menyemprotkan sperma ke wajah Alya dan Sofi hingga belepotan. Lalu Dian dan Yasmin membersihkan penisku yang masih mengalirkan sisa sperma. Sementara, Alya dan Sofi saling menjilati wajah satu sama lain hingga bersih. Aku kembali berpakaian lalu bersama Icha aku pulang kerumah, sementara empat gadis itu pulang belakangan setelah mencuci muka di toilet.

Masa rekrutmen telah berakhir, aku dan timku sudah membentuk kepengurusan. Ada 12 staff yang kami rekrut dan semuanya perempuan. Diantara 12 nama yang kami rekrut, ada si kembar Siska dan Saski. Selain itu, ada juga gadis hits di kampus bernama Hana. selain itu, ada juga dua gadis yang menarik perhatianku yaitu Nisa dan Indah. Kemudian aku membuat rencana menarik untuk menikmati tubuh mereka berlima. Tiga hari setelah penyambutan di kelas, kami mengadakan teambuilding. Wulan dan Eka mengusulkan untuk mengadakan acara di daerah gunung sementara Icha ingin acara diadakan di pantai. Setelah diskusi yang agak lama, akhirnya kami memutuskan untuk mengadakan acara di sebuah pulau tak berpenghuni di utara Jawa. Jumat malam, kami berkumpul untuk berangkat menggunakan kereta api. Namun, beberapa anak tidak bisa ikut. Hanya aku, Icha, Wulan, Nana, Eka, Puspa, Alya, Sofi, Yasmin, si kembar, Hana, Nisa dan Indah yang berangkat ke pulau tersebut. Setelah naik kereta, kami menumpang angkot ke pelabuhan lalu naik kapal menuju pulau yang hanya ada beberapa villa yang khusus dipesan. Sesampainya di pulau, kami menuju villa kami yang terletak agak di pinggir pantai dan sepi dari gangguan apapun. Setelah di villa, kami memasukkan barang-barang kami dan bersiap untuk berenang di pantai. Pengurus villa di pulau ini hanya datang saat kami tiba untuk memberikan penyuluhan dan memberikan sejumlah peralatan snorkeling untuk dipakai sendiri lalu akan datang lagi ketika akan check-out sehingga suasana di villa benar-benar hanya ada kami berempat belas. Aku lihat para gadis itu bisa berenang jadi aku tidak perlu khawatir mereka tenggelam. Setelah berganti pakaian, kami langsung berangkat ke pantai dan naik perahu untuk snorkeling. Icha dan Wulan mengenakan jilbab disertai kas lengan panjang ketat dan legging warna hitam. Nana mengenakan baju selam full body yang ketat sehingga menampakan tonjolan dada dan bongkahan pantat di tubuhnya. Eka, Puspa, Alya, Sofi, Yasmin, Nisa dan Indah hanya mengenakan kaos biasa dengan celana training namun setelah terkena semburan ombak, kaos mereka menjadi mengetat dan menampakkan tonjolan dadanya. Siska dan Saski diluar dugaanku mereka mengenakan bikini warna merah yang sangat sexy sementara Hana mengenakan one piece swimsuit biru tua yang memamerkan paha putih mulusnya. Pemandangan menggairahkan itu membuat nasuku mulai naik, namun aku berusaha menahannya untuk waktu yang tepat. “Sis, sexy banget sih lo. Ga malu apa ada cowok diantara kita?” goda Nana kepada Siska dan Saski. “Yaelah kak, kan cowoknya dia doangan. Kita rame-rame ini nyantai lah.” jawab Saski. “Lagian disini juga ada kita doang.” tambah Nisa. Mereka tidak tahu kalau tidak semua wanita itu akan melindunginya dari sergapanku nanti.

Setelah kami puas berenang dan menyelam, kami berkumpul di depan villa sambil menyalakan api unggun. Kami saling bercerita satu sama lain dari hal kuliah hingga obrolan mesum. Aku masuk kedalam villa untuk menyiapkan rencana besarku. Aku sudah menyiapkan lima tiruanku yang kusuruh bersembunyi dibalik semak-semak. Mereka berlima ku setting mengenakan topeng ski dan bertubuh besar sehingga menambah kesan menakutkan. Selain itu, mereka kuberi kode A, B, C, D dan E. Setelah kuberi aba-aba dari dalam villa, kelima tiruanku langsung melancarkan aksinya. “Kalian semua jangan ada yang bergerak ! kalo sampe ada yang bergerak gw gorok leher lo semua !” bentak A yang mengejutkan para gadis yang sedang duduk di depan villa. Siska dan Saski saling berpelukan sementara Hana masih diam mematung. Raut wajah Nisa dan Indah juga sudah mulai pucat. “Ini pasti ulah Ken, dasar…” batin Icha. Kemudian kelima tiruanku langsung meringkus Siska, Saski, Hana, Nisa dan Indah. Mereka berlima berusaha meronta namun tiruanku sudah kusiapkan senjata untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. “Kaakk…. Toloonngg…” teriak Nisa pada para seniornya. Tapi diluar dugaan, para senior yang dianggap panutan mereka tiba-tiba melepaskan seluruh pakaiannya. “body lo boleh juga.” ujar Wulan sambil meremas payudara Nisa. “Kaakkk… jangan…” pinta Nisa sambil menahan tangis. “Kaakkk… kita mau diapain ?” ujar Indah sambil terisak. “Kita mau senang-senang malam ini… yeeeyyy…” Nana dan Eka langsung menghampiri Siska, Puspa dan Alya menghampiri Saski, Yasmin menghampiri Indah dan Icha menghampiri Hana. mereka kemudian melepaskan satu persatu pakaian gadis-gadis itu hingga tersisa satu benangpun kecuali Nisa dan Indah yang masih disisakan jilbabnya. “Kaakkk…. Jangan… lepasin… aaaaakkkhhh” Hana berusaha meronta lagi namun Icha langsung menampar Hana dan menarik puting susunya. “Kalo lo berisik lagi, gw tarik sampe putus.” Bentak Icha yang membuat Hana terdiam dan menangis.

Setelah menelanjangi para maba, Icha dan kawan-kawan mulai beraksi. Jari mereka mulai masuk sambil mengobok-obok vagina maba-maba itu hingga mereka berteriak. “Kaaakkk… stooppp… ooohhh” Nisa memohon pada Wulan yang asyik mengobokkan jarinya di vagina Nisa. “Uuuhhh… kaaakkk… geliii… ooohhh…. Kaaakkk…” desah Siska sambil menahan geli dari jari Nana yang mengobok vagina Siska dan jari Eka yang memencet-mencet klirotisnya. “ooohhh… kaakkk…. Geli…. Uuuhhh..” Indah mulai menikmati rangsangan Yasmin di vaginanya. Sementara Saski hanya mengeluarkan gumaman karena bibirnya dicium dengan ganas oleh Puspa dan vaginanya dimainkan oleh Alya. Aku yang menonton aksi para gadis itu dari jendela villa sangat puas dengan kinerja budak-budak seks ku yang semakin lihai dalam merangsang. Aku buka semua pakaianku lalu keluar villa untuk menghampiri mereka.

Setiba aku di halaman depan, maba-maba itu terkejut ketika melihatku yang sudah telanjang bulat. “Uuhhh… makin gede aja… jadi pengen…” ujar Nana sambil menjilati bibirnya. “Sabar Na, kasih jatah anak-anak kita yang lucu ini dulu.” jawab Eka. “Kaaakkk… mau pipisss… aaaahhhh…” kocokan Eka dan Nana membuat Siska mencapai orgasme dan menyemprotkan cairan vaginanya ke pergelangan tangan Eka dan Nana. Setelah itu, Siska langsung lemas dengan tubuhnya masih dipegangi oleh tiruanku. Eka dan Nana kemudian mengoleskan cairan vagina Siska ke penisku hingga mengkilat. “Eka… meki gw gatel nih… usapin dong sambil nunggu jatah aku hihi…” Nana menggoda Eka sambil mengusap punggungnya. “Ih Nana, kalo udah nafsu cewek digodain juga.” Eka kemudian memeluk dan mencium Nana sampai mereka berdua berguling diatas pasir. Aku sudah didepan tubuh Siska dan siap memasukkan penisku kedalam vaginanya. “Kak… jangan…” Siska memohon padaku dengan nada yang lemah. Tanpa aku hiraukan, langsung kusodokkan penisku kedalam vaginanya yang licin. “Oouuhhh…” desah Siska sambil tubuhnya sedikit menggeliat. Kudiamkan penisku sesaat dan aku merasakan vagina Siska sudah tidak perawan sebelumnya. “Lo udah ga perawan y ? jangan-jangan kembaran lo juga.” tanyaku ke Siska. “Mmhh… iyaahh kak... uuhh…” desah Siska yang menahan remasan tiruanku di payudaranya. Saat Siska menahan rasa geli, tiba-tiba ada sesuatu yang berusaha masuk ke lubang anusnya. “Aaahh… jangan disitu… jangaaannn… aaaakkhhhh..” Siska berteriak ketika penis tiruanku menembus kedalam lubang anusnya. Kulihat Siska memejamkan matanya sambil meringis kesakitan. Aku dan tiruanku langsung menggenjot penis kami didalam vagina dan lubang anus Siska dengan kasar. “Kaaakkk…. Aaahhh… uuuhhh… pelan-pelan….” desah Siska sambil tubuhnya terguncang-guncang ke sembarang arah karena genjotan penisku dan tiruanku. Setelah 20 menit, aku dan tiruanku akan orgasme. “Sis… gw keluar….” Aku percepat genjotan penisku begitupun dengan tiruanku. “Kaaakkk…. Iiyaahhh… jangan didalem kak… oh….” Siska masih berusaha bertahan dari seranganku. “Siiissss…..” aku peluk tubuh Siska dan tiruanku juga membenamkan penisnya lebih dalam di anus Siska sambil mengencangkan remasan tangannya di payudara Siska. Kami semprotkan sperma kami didalam kedua lubangnya hingga penuh. Siska yang tidak kuat menahan permainan kami kemudian pingsan dan dipegangi oleh tiruanku. Kucabut penisku dan sisa sperma di lubang vagina Siska meleleh keluar. Kulihat Nana dan Eka sudah terbaring diatas pasir sambil berpelukan dan pakaian mereka berserakan dimana-mana. Kumasukan penisku kedalam mulut Siska yang masih tak sadarkan diri dan kugunakan mulutnya untuk membersihkan penisku. Setelah penisku dibersihkan dengan mulutnya, kucabut penisku dan tiruanku yang memeluk Siska berubah menjadi sperma dan menyelimuti tubuh Siska bercampur pasir pantai.

Setelah puas dengan Siska, aku hampiri Saski yang masih dieksploitasi oleh Puspa dan Alya. Melihatku yang berjalan kearah Saski, Puspa melepaskan ciumannya dan Alya juga melepaskan jarinya dari vagina Saski. “uuggghhh… aku mau ini dong…” goda Puspa sambil mengelus penisku. “Nanti ya sayangku.” jawabku halus sambil mengelus pipinya. “Kaaakkk…. Jangan…” Saski yang mengetahui apa yang akan terjadi memohon padaku. *plaakkk* kutampar pipi Saski bergantian hingga dia meminta untuk berhenti. “Lo udah ga perawan gausah sok-sok gamau.” Aku langsung hujam penisku kedalam vaginanya yang sudah basah akibat rangsangan Alya lalu kugenjot dengan cepat. “Aaahhh…. Kaakkk…. Ooohhh…” Saski menikmati sodokan penisku. Tiruanku beraksi meremas dan memilin kedua payudara Saski hingga membuatnya keenakan. “Kaaakkk…. Yeeesshhh… teruss kaakkk…” Saski meracau keenakan sambil mendongakan kepalanya. 15 menit kemudian, aku akan orgasme lagi dan kutambah kecepatan penisku di vagina Saski. “Kaaakkk…. Mmmmhhh…” kucium mulut Saski sambil kusemprot spermaku didalam vaginanya. Tubuh Saski menggeliat kemudian ia menangis karena tidak menyangka rahimnya kini terisi sperma yang memiliki kemungkinan untuk hamil. Kucabut penisku dari vagina Saski lalu kusuruh untuk membuka mulutnya. Kubersihkan penisku menggunakan mulut Saski hingga bersih. Setelah bersih, kutinggalkan Saski yang kini digarap oleh tiruanku. Saski kembali berteriak setelah penis tiruanku membobol lubang anusnya dan digenjot dengan kasar. Kemudian, tiruanku mencapai orgasme dan memenuhi lubang anus Saski dengan spermanya. Kemudian, tiruanku berubah menjadi sperma lalu Puspa dan Alya dengan sigap menjilati setiap sperma yang melekat di tubuh Saski yang sudah pingsan.

Setelah menikmati Saski, aku hampiri Hana yang menatapku dengan sayu. “Ja…jangan keras-keras kak…” ucapnya. Kusodok penisku hingga terbenam didalam vaginanya yang ternyata sudah tidak perawan dan Hana mendesah pelan. Kugenjot penisku dengan cepat hingga tubuh Hana terguncang-guncang. “Oooohhh… terus kak…. Uuhhh…” desah Hana membuatku makin bersemangat untuk mengeksploitasi tubuhnya. Puspa dan Alya ikut membantu memainkan payudara Hana yang kenyal dan memainkan putingnya yang mengeras. “Geli…. Ooohhh…. Kakaaakkk…. Uuuhhh… yeesshhh…” desahan Hana menghiasi malam hari yang sunyi dan diterangi oleh cahaya bulan dan api unggun di pinggir pantai. Setelah 15 menit kugenjot penisku, tubuh Hana mulai mengejang, “Kaaakkk… Hana mau keluar…. Aaahhh..” Hana melolong melepaskan orgasmenya. Aku diamkan sejenak tubuh Hana yang melenting keatas lalu kucabut penisku dari vaginanya. Icha dengan sigap menjilati penisku yang bersimbah cairan vagina Hana hingga bersih. Aku sengaja tidak melepaskan spermaku didalam vaginanya dan tiruanku langsung menggantikan tugasku menggarap tubuh Hana. Penis tiruanku yang memegangi Hana kusetting menjadi sangat besar sebesar botol minum 1,5 liter dan Hana terbelalak melihat ukuran penis tiruanku yang sangat besar. “Gede banget… mmhhh…” Icha menggigit bibir bawahnya karena takjub dengan penis tiruanku. Lalu penis tiruanku langsung merangsek masuk kedalam vagina Hana hingga liang vaginanya agak mengembung berusaha menyesuaikan ukuran penis tiruanku. “Aaaaakkk…. Sakittt…” Hana merasakan sakit karena otot vaginanya dipaksa untuk menyelimuti tiap inci dari penis tiruanku. Kemudian tubuh Hana langsung dipegangi dan dinaik turunkan oleh tiruanku namun penisnya yang terlalu besar membuat pompaannya sedikit dan terlihat seperti gadis yang vaginanya tersangkut penis. “Sakiittt… aaahhh… pelan-pelan… ooohhh…” Hana mengerang kesakitan. Icha menutup mata mereka karena tidak tahan melihat siksaan nikmat yang dirasakan Hana. Aku sengaja membuat kecepatan genjot tiruanku rendah, karena jika kusetting kasar, tubuh Hana bisa hancur. Setelah 10 menit tiruanku menekan sedikit penisnya hingga hampir membobol rahim Hana lalu menyemburkan sperma yang sangat banyak. “AAaaahhhhh…. Aaakkkhh…” Hana berteriak semakin keras karena merasakan sakit di dalam vaginanya akibat penis tiruanku yang sangat besar. Kemudian penis itu dicabut dan tumpahlah sperma yang tidak tertampung di vaginanya dan membuat lubang vagina Hana menjadi menganga.”Stoopp… aku udah gakuat lagi…” Hana terbaring sambil menahan sakit di vaginanya. kemudian tiruanku memeluk Hana dengan erat. “Ohh… jangan lagi… tolong jangan… sakiitt..” Hana memohon pada tiruan itu tetapi tiruan itu kemudian berubah menjadi sperma yang menyelimuti seluruh tubuh Hana. Icha kemudian menghampiri Hana dan menjilati sperma yang melekat di tubuh Hana hingga bersih. Icha juga sedikit menyuapi sperma itu kedalam mulut Hana dengan ciumannya.

Setelah puas dengan Hana, aku hampiri Indah dan Nisa yang mematung melihat adegan yang kulakukan terhadap Siska, Saski dan Hana. Kini, mereka berdua akan mendapatkan perlakuan yang sama dariku ditambah lagi mereka berdua masih perawan sehingga mereka takut akan apa yang akan terjadi. Kulihat Yasmin dan Wulan sudah tertidur sambil berpelukan di atas pasir sehingga Indah dan Nisa kini hanya dipegangi oleh tiruanku. “Kak… apakah gaada cara lain selain itu ?” Nisa memohon padaku sambil menangis. “Jangan kak… aku gamau…” Indah juga ikut menangis membayangkan kejadian yang akan mereka alami. Aku langsung arahkan penisku ke vagina Indah dan kusodok dengan kuat. “Aaaaakkkhhh…” Indah berteriak menahan sakit dari sodokan penisku. “Ugh… sempit banget…” gumamku sambil terus menyodok-nyodok penisku dengan kasar hingga akhirnya penisku berhasil menembus pertahanan vagina Indah. “Sakiitttt… aaaagghhh kaakkk…” teriak Indah. Kucabut penisku dari vagina Indah dan darah perawan menetes sedikit dari vaginanya. Setelah aku cabut penisku dari vagina Indah, aku langsung arahkan penisku ke vagina Nisa dan kusodok-sodok dengan keras. “Kaakkk… sakiiittt… udaahhh….aaakkhhhh…” Nisa berteriak menahan seranganku. Setelah beberapa kali sodokan, penisku akhirnya membobol vagina Nisa hingga Nisa berteriak kesakitan lalu pingsan. Kugenjot penisku dengan cepat hingga tubuh Nisa yang tak sadarkan diri terbawa arus genjotanku. Setiap 5 menit, aku secara bergantian menggenjot penisku di vagina Indah dan Nisa. Indah terus berteriak kesakitan sementara Nisa yang tubuhnya pingsan benar-benar pasrah tubuhnya dieksploitasi olehku. Setelah satu jam, aku merasakan penisku mulai berkedut akan menyemburkan sperma dalam jumlah besar. Aku semakin percepat genjotanku di vagina Nisa lalu aku peluk tubuhnya dengan erat sambil menikmati semprotan spermaku yang kutumpahkan di dalam vagina Nisa. Setelah itu, aku tahan sedikit lalu kucobloskan penisku ke dalam vagina Indah dan menyemprotkan sisa spermaku didalam vaginanya. Setelah puas menanam sperma, aku cabut penisku dan sisa spermaku meleleh keluar dari vagina Indah. “Kak… aku takut hamil...” Indah sambil menatap kosong padaku. Aku hanya membalasnya dengan tersenyum lalu kulihat sekitarku kini hanya ada aku, dua tiruanku beserta Nisa dan Indah. “Kayaknya mereka udah pada masuk kedalem.” batinku. Kemudian, sambil aku memakan ikan bakar yang tersisa kulihat Indah dan Nisa mulai digarap oleh sisa dua tiruanku. “Wah, masih betah banget diluar. Dingin loh.” Puspa muncul dari dalam villa dan menghampiriku. “Ken, masih kuat main kan? Mau aku kasih yang anget ?” Nana tiba-tiba datang dan menggodaku. Puspa kemudian mengambil sisa ikan yang aku pegang di piring dan memindahkan ke tempat lain. Nana langsung menyambar mulutku yang masih ada ikan didalamnya. Nana menjilati mulut dalamku sambil mengambil sedikit sisa ikan di mulutku. Setelah itu, Nana melepaskan ciumanku, “Ikan nya masih enak.hmmm…slurppp..” Nana mengunyah dan menelan ikan yang berasal dari mulutku. Puspa dengan sigap memegangi penisku lalu dimasukkan ke mulutnya. Nana yang tidak mau kalah mengemut biji bawahku dengan lembut. Selama 15 menit, Puspa dan Nana bergantian mengeksplor penis dan biji bawahku hingga aku makin keenakan. “Ooohhh… gw mau keluar…” aku merasakan panisku akan meledakkan sperma lagi. Puspa makin nafsu mengemut dan menjilati penisku dan Nana mengemut sambil meremas pelan bijiku. “Ooohhh… gila. Yeesshhh…” aku ledakkan spermaku yang sangat banyak didalam mulut Puspa hingga sebagian meluber keluar. Nana langsung menjilati bagian bawah mulut Puspa untuk menampung spermaku yang meluber keluar dari mulut Puspa. “Hosh… kalian berdua bener-bener lonte favorit gw…” aku memuji Puspa dan Nana karena selain Icha dan Eka, mereka berdualah yang mampu mengimbangi permainanku walau belum sekuat Icha maupun Eka. kucabut penisku dari mulut Puspa lalu kuseka dengan jilbabnya hingga bersih. “Pus… bagi lagi dong spermanya…” Nana menjilati bibir Puspa yang masih ada sisa sperma. “Kalian berdua bersihin badan Nisa sama Indah. Gw mau kedalem.” perintahku pada Puspa dan Nana. Kemudian mereka membopong tubuh Nisa dan Indah yang sudah bersimbah sperma dan sedikit bercak darah di lubang anusnya. Sesampainya di dalam villa, aku langsung membuka kamar mandi yang ternyata ada Wulan yang telanjang bulat tanpa sehelai pakaianpun sedang memandikan Hana. rambutnya basah dan masih ada sisa shampoo di pinggirnya. “Eh, maaf lupa dikunci pintunya.” Wulan meminta maaf padaku. “Kebetulan gw mau mandi. Gw langsung mandi disini ya.” aku langsung membersihkan tubuhku dengan pancuran shower yang letaknya sebelahan dengan bathtub yang diisi oleh Wulan dan Hana. “Kayaknya anak kita shock sama kejadian barusan. Gapapa Hana sayang, kak Ken baik kok sama kita-kita. Pasti kamu juga bakal suka gabung sama kita.” Wulan menghibur Hana yang masih takut menatapku. “Biar kamu ga takut lagi, aku kasih lihat caranya nih.” ujar Wulan yang membuatku bingung. “Ken masih ada jatah buat aku kan ? hm…” Wulan memegang penisku kemudian mengelusnya dengan lembut. Tanpa kujawab langsung kusambar bibir Wulan dan kucium dengan ganas. Kemudian Wulan melepaskan ciumanku dan langsung menuntun penisku ke vaginanya. “Ayo sayang.. udah gatel nih…” pinta Wulan sambil mendesah padaku. Langsung kumasukkan penisku ke vagina Wulan lalu kugenjot dengan cepat. “Yess…. Terus sayang…. Ooohhh… yeeeaaa… yang dalem sayang… uuuhhh…” desah Wulan sambil menggoyangkan pantatnya mengikuti irama genjotanku. Hana perlahan-lahan mulai memberanikan diri menatapku dan melihat persetubuhan panasku dengan Wulan. Tanpa sadar, tangan Hana bergerak mengelus kedua payudaranya sendiri. Aku semakin percepat genjotanku di vagina Wulan hingga aku dan Wulan orgasme bersama. “Keennn… aku keluar….” , “Wulan, rasain peju gw… oohhh…” kami berpelukan dengan erat dan kutumpahkan semua spermaku kedalam vagina Wulan. Setelah beberapa saat, kucabut penisku dan Wulan dengan sigap membersihkan sisa sperma dan cairan vagina di penisku dengan mulutnya hingga bersih. Kami melihat Hana terpaku setelah menonton adegan panas dan dia tersenyum malu. “Kamu main sendiri ya ? Maaf ya bikin engas kamu lagi. besok banyak kegiatan sekalian pulang jadi malam ini langsung tidur ya.” Wulan menasihati Hana seperti ibu pada anaknya. Aku percepat mandiku lalu meninggalkan Wulan dan Hana di kamar mandi. Kubantingkan tubuhku ke sebuah ranjang yang sudah ada Icha dan Eka yang tidur saling menindih. Aku yang sudah mencapai kepuasan malam itu kemudian tidur dengan lelap. Keesokan harinya, kami menjalankan kegiatan seperti biasa dan pulang ke kampus pada sore hari. Beberapa hari kemudian, aku beserta anak-anak BEM ku menjalankan pekerjaan seperti biasa melayani kebutuhan mahasiswa fakultasku. Tim kami semakin solid dan setiap selesai kuliah, secara bergantian Siska, Saski, Hana, Nisa dan Indah melayani nafsuku di sekre hingga larut malam ditemani oleh Alya, Sofi, Dian dan Yasmin. Aku juga mengeluarkan tiruanku di dalam sekre untuk menambah sensasi permainan. Ketika aku sampai di rumah, giliran Icha, Novi, Eka, Puspa, Nana dan Wulan yang melayaniku. Begitu terus hingga masa baktiku beserta gadis seangkatanku di BEM berakhir. Aku memang tidak menjadikan Alya serta gadis-gadis maba di BEM itu menjadi budakku namun mereka tetap menuruti perintahku untuk menikmati tubuh mereka karena takut video seks mereka disebar oleh Icha dan Wulan. Setelah kehidupanku di BEM berakhir, aku beserta Icha, Nana, Puspa, Eka, Fitri, Rizka, Zahra, Novi dan Wulan memutuskan untuk menjadikan rumahku memiliki fungsi lain menjadi basecamp untuk mengerjakan skripsi bersama-sama mengingat kami sudah memasuki semester akhir. Sementara Alya yang terpilih menjadi ketua BEM selanjutnya bersama timnya yaitu Dian, Sofi, Siska, Nisa dan Hana sering mampir ke rumahku untuk konsultasi sekaligus pesta seks hingga puas.

(bersambung...)

Chapter 7 : Next Week.
Stay Tune !!!
 
Ada kata-kata yang selalu muncul : Kak, jangan di dalam, aku takut hamil....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd