Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Follow Your Dreams

GGST

Semprot Kecil
Daftar
21 Jan 2020
Post
91
Like diterima
3.521
Lokasi
GoblokGoblokSetres
Bimabet
Salam kenal untuk semuanya....

Saya masih belajar nulis, jadi mohon maaf jika ceritanya masih kurang menarik. Cerita ini hanya ide yang muncul di otak saya.

100% ini cerita fiksi, baik tokoh dan semua isi cerita hanya karangan penulis.

Meski ceritanya kurang menarik, semoga tetap ada yang baca.





Index :

Prolog : Page......... 1
Part 1 : Page.......... 5
Part 2 : Page.......... 16
Part 3 : Page.......... 19

Part 4 : Page.......... 24
Part 5 : Page.......... 30
Part 6 : Page.......... 35
Part 7 : Page.......... 40







-Prolog-



"Yakin di sini kosannya Bang?...."

"Iya ini kosannya. Tapi, kalo lo gak suka nanti deh gue cariin kosan di tempaat lain...."

"Bukannya aku gak suka Bang, tapi aku takut nantinya gak kuat bayar uang bulanannya...."

"Soal bayar bulanannya, lo tenang saja Van. Nih kosan punya teman gue, lo cukup bayar setengah harga...."

"Serius kamu bang?...."

"Serius gue tuh Van, lagian apa juga yang gak gue seriusin kalau soal lo!.... Gue tuh punya banyak hutang budi ke keluarga lo, jadi ya gini ini cara gue balas budi tuh...."

"Balas budi apaan bang?.... Kamu tuh dah terlalu baik ke aku bang, bahkan sejak kedua orangtuaku meninggal, kamu dah banyak banget bantuin hidupku. Bahkan aku bisa lulus SMA juga karena bang Fahri yang udah biayain sekolahku...."

"Lo sama ayah lo tuh memang sama, suka merendah. Kalo orangtua lo gak mungut gue dari jalanan sejak gue masih bocah, mungkin gue masih hidup di jalanan. Gak tau jadi preman, gak tau jadi gelandangan...."

"Dah lah bang, gak perlu bahas masa lalu. Kini bahas hari esok, nanti katanya bang Fahri mau ngajak aku cek ke tempat kerja!...."

"Ya dah, tar siang lo gue jemput, kita barengan ke tempat kerja!.... Sekarang lo beres-beres mandi dan nih makan dulu, tadi dah gue beliin nih mie ayam kesukaan lo, waktu nunggu di terminal...."

"Makasih bang, ya dah aku cek kosan dulu!.... Oh iya bang, salam buat mbak Ratna sama dedek Aziz!...."

"Beres, tar gue sampein...."





Akhirnya-akhirnya, aku baru datang ke ibu kota. Maaf tadi lagi asik ngobrol dengan bang Fahri, jadi lupa kenalin siapa aku.

Aku Novano Febrian, biasa di panggil Novan atau Vano. Sekitar dua bulan yang lalu, aku baru lulus SMA, dan sekarang aku baru sampai di ibu kota. Kedua orangtuaku dah gak ada, karena itu sekarang aku harus kerja.

Pengen sih sebenarnya kuliah, tapi untuk makan saja susah, apa lagi untuk bayar biaya kuliah. Bisa-bisa aku nanti mati karena kekurangan gizi.

Kembali ke kosan baruku yang di depan pintu masuknya, ada tulisan per bulan 1 juta. Tapi karena dapat potongan 50%, jadi aku cukup membayar 500ribu per bulan. Tetep aja mahal, apa lagi dengan gajiku nanti dan banyaknya kebutuhan hidupku. Moga ja uang aku masih cukup untuk kebutuhanku, dan moga ada sisa buat aku tabung.

Ngomongin soal kosan, aku cukup terkejut begitu masuk ke dalam kamar kosan. Dalam kosanku isinya udah lengkap. Ada kasur, lemari, tv 21inc, dan ada dapur beserta kamar mandi. Harga 500ribu, sepertinya ini awal keberuntunganku di ibu kota.

Dua tas yang aku bawa dari kota asalku, udah aku buka. Baju-baju dan semua yang di tas, udah gue tata rapi di tempatnya.

Kini setelah semua beres, aku tinggal makan, mandi dan setelahnya bersiap menunggu bang Fahri yang mau menjemputku.

Setelah seminggu yang lalu bang Fahri daftarin aku kerja, di tempatnya kerja, kemarin lusa aku secara resmi di terima kerja. Lulusan SMA kerja kantoran, jabatan OB, sama persis dengan kerjaan bang Fahri.

Sebenarnya baru besok aku mulai kerja, tapi hari ini bang Fahri mau ngajak aku ke tempat kerja. Istilahnya, kenalan dulu sebelum mulai kerja.





Tepat jam 11 siang, bang Fahri datang ke kosanku dengan mengendarai motornya. Karena bukan hari kerja, aku dan bang Fahri menggunakan baju bebas.

Motor bebek keluaran 8 tahun yang lalu, kini aku naiki dengan bang Fahri, yang sedang memegang kendali stang motor. Dengan kecepatan sedang, motor mulai melaju menyusuri jalanan ibu kota.

"Bang, ini hari libur kan, terus gimana kita masuk ke tempat kerja?...." tanyaku, dengan berteriak.

"Kita gak masuk Van, kita nanti cuma lewat saja di depannya. Kan gue cuma mau nunjukin tempat kerja kita besok, bukan ngajak lo masuk ke tempat kerja...." jawab bang Fahri.

"Terus ini nanti kita terus balik gitu ja bang?...." tanyaku lagi.

"Gak Van, tar kita lanjut ke tempat Bu Jesi, salah satu bos kita. Nih gue mau nganterin baju yang dia pesan di butik tempat Ratna kerja...." jawab bang Fahri.

"Terserah kamu aja deh bang!...." kataku, dan kini aku cuma diam sambil menikmati perjalanan.





"Nih Van tempat kerja kita besok!...." ungkap bang Fahri sambil dia menunjuk bangunan 10 lantai, yang ada di samping kiri motor yang kami naiki.

"Pasti berat ya bang kerja jadi OB di gedung seperti ini, 10 lantai bang, bisa meledak nih betis naik turun tanggan seharian...." kataku.

"Ngapain naik turun tangga!.... Kita tinggal naik lift kalau mau naik atau turun. Selain itu, banyak kok OB yang kerja bersama kita. Jadi tiap lantai tuh ada OB nya sendiri-sendiri, dan lo sama gue tugasnya ngurus lantai 10, lantai tempat kerja para bos...." tutur bang Fahri.

"Pasti repot ngurus keperluan para bos tuh bang...." kataku.

"Repot sih enggak, tapi kita harus labih rapi, ramah dan tentu harus berpenampilan lebih menarik. Karena, gak jarang si bos bakal ngajak kita kalo kerja di luar kantor, tentu tugas kita bawain barang mereka...." kata bang Fahri.

"Cocok tuh buat kamu bang, biar kulit kamu coklat gitu, wajah kamu kan menarik. La aku, apa coba yang menarik dariku bang?...."

"Lo tuh merendah atau menghina?.... Di lihat dari manapun, lo tuh menarik, nih bagi gue. Apa lagi bagi cewek, 100% mereka bakal tertarik sama lo...."

"Hahaha, tapi isi dompetku gak menarik bang...."

"Makanya rajin kerja, dan hidup hemat. Biar tuh dompet isinya ada yang menarik...."

"Beres bang!...."

"Ya dah, kita lanjut jalan ke tempat Bu Jesi. Bisa di marahin gue nanti kalau telat!...."

"Makanya buruan bang di jalanin motornya, jangan berhenti di sini!...."





Sekitar 15 menit menyusuri jalan, akhirnya kami sampai di tujuan. Tidak ada hal menarik sepanjang jalan, kecuali sebuah kecelakaan karena motor yang menerobos lampu merah. Tapi kata bang Fahri, kecelakaan seperti itu wajar terjadi, dan hampir setiap saat terjadi.

Di depan bangunan gerbang rumah mewah, bang Fahri memarkirkan motornya, dan dia mengajakku ke arah pos satpam rumah, yang bagiku rumah ini sangatlah mewah.

"Pagi pak, Bu Jesi nya ada?.... Ini saya mau nganterin baju pesanannya...." tanya bang Fahri ke satpam yang ada di posnya.

"Ibu ada mas, tapi tunggu sebentar!...." jawab pak satpam, dan dia kini sedang menghubungi seseorang.

Tak begitu lama, gerbang yang tadinya tertutup, kini perlahan terbuka secara otomatis.

"Canggih!...." gumamku lirih.

"Silahkan mas masuk, Bu Jesi sudah menunggu di dalam...." kata pak satpam.

"Nih Van, lo saja yang masuk, gue mau duduk sama bapaknya ini dulu sekalian istirahat. Capek juga dari tadi boncengin lo!...." tutur bang Fahri.

"Tapi bang, aku kan gak tau mana yang bu Jesi, tar aku salah lagi!...." kataku.

"Bu Jesi tuh panjang rambutnya sebahu, kalo yang panjang banget rambutnya, tuh Bu Gladis, mereka adik kakak dan bos kita di tempat kerja...." terang bang Fahri.

"Ya dah bang, sini aku anterin!...." kataku, dan bang Fahri memberikan sebuah tas yang berisi baju pesanan bu Jesi.

"Wadahnya ja sebagus ini, bajunya pasti mahal!...." kataku dalam hati.

Kini aku berjalan menuju pintu masuk rumah yang begitu mewah, dan begitu sampai, aku segera mengetuk pintu dengan sedikit keras.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu, seseorang membukakan pintu. Seorang wanita berambut panjang terlihat begitu pintu terbuka.


Aku hanya diam melihatnya yang sedang mengamatiku. Mata wanita itu bergerak melihat tubuhku dari atas ke bawah, bahkan dia tidak berkedip sekalipun.

"Maaf bu, eh mbak, ini saya mau nganterin baju pesanannya bu Jesi!...." ungkapku yang akhirnya membuat wanita itu kini melihat lurus ke wajahku, dan mata kami saling melihat satu sama lain.

"Panggil gue Gladis, karena gue bukan mbak-mbak dan gue juga bukan Ibu-Ibu!...." kata wanita itu dengan mata melotot.

"Baju pesanan gue ya Dis!...." satu lagi wanita datang, kali ini ciri-cirinya sama seperti kata bang Fahri. Rambut sebahu, artinya dia bu Jesi.


"Iya nih kak, tapi kok cuma punya lo doang, punya gue gak ada!...." kata Gladis.

"Kan punya lo jadinya besok lusa, Dis...." bu Jesi terlihat mengecek baju pesanannya, setelah mengambilnya dari tangan Gladis.

"Mana tuh si Fahri, kok bukan dia yang nganterin?...." tanya bu Jesi padaku.

"Bang Fahri ada di depan Bu, ini tadi dia nyuruh saya ke sini untuk nganterin baju pesanan Ibu...." jawabku.

"Ehm, lo keponakannya Fahri ya, yang besok kerja di kantor gantiin Pak Teguh jadi OB?...." tanya Gladis tiba-tiba.

"Iya mbak, eh Bu!...." jawabku.

"Cukup Gladis, no.. Bu, no.. mbak!...." seru Gladis.

"Lo kok bisa tau Dis kalo dia keponakan Fahri?...." tanya bu Jesi.

"Kan seminggu yang lalu gue yang nerima surat lamaran kerjanya ni si, ehmmm, lo Novan kan?...." tanya Gladis, yang aku jawab dengan anggukan kepala. "Nah, kan di surat lamaran kerjanya itu ada fotonya. Karena itu gue tau kak, kalo dia tuh Novan, keponakannya tuh si Fahri...." imbuh Gladis.

"Oh, lo besok mulai kerja, dan jangan telat!...." kata bu Jesi, yang setelahnya dia pergi masuk ke dalam rumah, tanpa menunggu jawabanku.

"He Van, lo mau masuk atau langsung pergi?...." tanya Gladis yang masih berdiri di depanku.

"Anu mbak, eh Bu...." Gladis melotot ke arahku. "Anu, maksutku Dis, aku mau langsung balik, gak enang bang Fahri udah nungguin...." jawabku.

"Kalo gitu, sampai jumpa besok, dan jangan telat!...." seperti bu Jesi, selesai berkata, begitu saja Gladis pergi tanpa menunggu jawabanku, dan dia juga tidak menutup pintu rumahnya.

Akhirnya aku kembali ke pos satpam, di mana di sana aku melihat bang Fahri yang sedang asik ngobrol dengan pak satpam.

"Lama bener lo tuh nganterin gituan ja!...." kata bang Fahri begitu aku ada di sampingnya.

"Maaf bang, tuh barusan aku di ajak ngobrol sama dua bos kita...." jawabku.

"Jadi, lo dah kenal sama bu Jesi dan bu Gladis?...."

"Udah bang, dan mereka berdua sama-sama bilang padaku, besok jangan telat!...."

"Ya kalau mereka bilang gitu, artinya lo besok gak boleh telat!...." tutur bang Fahri.

"Siapa juga yang mau telat bang?.... Pagi-pagi juga dah siap bang, besok kamu jemput kan bang?...." tanyaku.

"Iya gue jemput. Dah yuk balik, gue lihat mata lo dah sepet. Pasti lo semalam gak bisa tidur di bus, makanya nih sekarang lo pasti ngantuk!...."

"Tau aja kamu tuh bang, nih memang ngantuk, ngantuk banget malahan...."

"Buruan naik, gue kebut nih sampai kosan lo, biar lo cepat tuh tidur!...." seru bang Fahri, dan setelah pamit ke pak satpam, bang Fahri segera tancap gas.

Biar motor agak tua, tapi tetap kencang buat ngebut. Buktinya, gak sampei 20 menit, aku sudah sampai kosan.

Karena benar-benar ngantuk, sesampainya di kosan, aku segera masuk ke kamar kosanku, tentunya setelah bang Fahri pulang.

Setelah melepas jaket dan mengganti celana panjangku dengan celana kolor. Aku segera membaringkan tubuhku di atas tempat tidur. Rasa kantuk yang memang sedari tadi aku rasakan, segera membawaku ke alam tidur yang berhiaskan mimpi.
 
Terakhir diubah:
Pasang tenda dulu
Silhkn om, masih lpang tempatnya.

Gassslah ,,,titip kenangan disini he
Kenangan apa tuh gan?....

Wajib di ikuti ini
Sepertinya ehem2
Ya jelas harus ehem2 om, biar enyak....

Sepertinya menarik nih. Buka lapak dimari ah, siapa tau ada yg butuh....
Butuh apa tuh om?....

Nitip sendal dulu hu...
Nitip janda jg boleh om, saya siap nerima

😁😁😁😁😁😁

Pantau juga aaah....

Menunggu yang seru² nantinya...
Di tunggu saja gan....

Pasang patok dlu....
Patokny yg dalam om....

Ijin.membaca bosz....
Silahkan gan....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd