Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah di desa tepi hutan

tahun 97, jaman masih tv hitam putih, ada listrik tapi sering mati😘😘😘
 
Update ketiga



Malam ini kenapa aku merasa kangen banget sama ani, 3 hari tidak muncul belanja di toko rasanya ada yang hilang. Kucoba membaringkan tubuhku di kasur depan TV di ruang tengah sambil membayangkan bisa bercengkrama dengan ani. Besok aku harus bisa ketemu Ani.



Pagi hari, tukang pos berhenti di depan rumah, mengantar sebuah surat yang ditujukan padaku, Kubuka amplop coklat dengan logo sebuah perusahaan, ternyata surat panggilan kerja dari sebuah perusahaan di Ibu Kota.



Ada rasa senang karena aku akan segera bekerja, tapi disisi lain aku merasa sedih karena harus pergi dari rumah, dan meninggalkan ani.



Lamunanku tiba tiba buyar ketika seseorang mengejutkanku.

“Hendy,hayo lupa ya”… seorang pembeli perempuan tiba tiba menyapaku.

“Iya, hmm sapa ya, bentar aku ingat ingat” jawabku sambil tersenyum.

“Rini kan? Temen SD dulu?” jawabku kembali.

“Ternyata masih ingat ya kamu hehe”. kata rini.

“Ya iyalah. Kan dulu pernah belajar kelompok bareng, masak lupa hehe. Gimana kabarmu Rin?, sudah nikah belum? ” jawabku.

“Sudah hen, anakku 1, aku nikah muda sih hehe”

“Walah, tega ya kamu, gak mau nunggu aku haha” candaku.

“Yeee, kamu lulus SD langsung ilang, apanya yang ditungguin”jawabnya.

“Rumahmu masih tetap disana ya rin?,bapak masih sehat?”

“Masih tetap kok, bapakku sudah meninggal hen,3 tahun lalu”.

“Innalillahi, oalah, sakit apa rin?” tanyaku

“Jantung hen, oya main main dong ke rumah.”

“Iya rin, besok sore kalau lagi gak repot ya tak main kesana”.

“Ok aku tunggu dech” jawabnya sambil berlalu setelah membeli keperluan rumah di toko mamaku.



Setelah toko sepi mamaku tiba tiba bertanya.

“Kamu masih ingat temenmu rini ya hen?”

“Masih lah ma, dia kan sering belajar kelompok waktu SD. Dia nikah sama orang mana ma?”. tanyaku ke mama

“Nikah sama orang Sumatra, tp suaminya gak pernah pulang, denger denger udah cerai”.

“Oalah kasihan ya”kataku.

“Oya ma, Ibu nya rini masih mijat gak? Badanku pegel semua nich” tanyaku.

“Masih hen, coba aja nanti malem kamu ke rumahnya sehabis isya”.

“Ok ma” jawabku sambil berlalu.





Siang itu aku bergegas untuk berangkat ke rumah ani, setelah kulihat toko agak sepi, aku pamit mamaku mau pergi ke rumah teman. Hari ini aku sengaja membawa sepeda motor ke rumah ani siapa tahu bisa mengajak ani jalan jalan. Sesampai rumah ani, terlihat rumah ani sepi. Kuparkir sepada motor di depan rumah dan menyucap salam.



“Kulanuwun”.

Kuulangi sampai tiga kali baru terdengar langkah kaki keluar dari dalam.

“Oh mas hendy, masuk mas” jawab ani.

“Iya an, kok sepi, pada kemana?”.

“Ibu ada kok mas, di belakang lagi masak, aku juga lagi bantuin ibu”.

“Oalah,kirain sendiri hehe”

“Oya mas, kok tumben siang siang kemari?” tanya ani

“Iya nich an, kangen kamu nich hehe”jawabku sambil bercanda

“Gombal ah…., duduk mas”.



“oh iya An, aku mau ngomong sesuatu, tp bisa gak kita ngomong di luar?”.

“di luar gimana mas, maksudnya?”.

“Ya sambil kita jalan jalan, kalau gak keberatan sih. Please…”

“Aku gak pernah keluar sama cowok mas, takut gak diijinin sama ibu”

“Masa sih… lha kalau jalan sama cowokmu gimana?” tanyaku.

“Ya di rumah saja ngobrol ngobrol. Lagian ibuku gak begitu suka sama mantanku”jawab ani.



“Loh kok mantan, emang sudah putus?” tanyaku menyelidiki.

“Sudah.”jawabnya singkat

“Yesssssss. Sambil kuangkat tanganku”

“Jahat kamu ya mas”ani cemberut sambil mencubit lenganku.

“Ya kan berarti aku gak ada saingan lagi haha”





“Oya gimana nich an, bisa nggak?” tanyaku kembali.

“Mas aja dech coba ijin ke ibu, kalau boleh aku mau ikut” katanya.

“Ok dech aku coba minta ijin”.



Tangan ani segera menarikku dan meengajak ke dapur untuk bertemu ibunya. Segera aku meminta ijin untuk mengajak ani keluar siang itu.



“Bu, kalau boleh saya minta ijin mau ajak Ani keluar jalan jalan, gimana bu?” tanyaku

“Jalan jalan kemana nak hendy?”tanya ibu ani.

“Ke wisata hutan X bu, paling jam 4 sudah pulang kok.

“Boleh, tapi hati2 ya nak. Soalnya rawan di hutan takut ada begal.

“Baik bu, matur nuwun”jawabku sambil berjalan kembali ke ruang tengah.



“Tuh kan boleh An, hehe” kataku sambil nyengir.

“ok mas, aku siap siap dulu ya” jawab ani kemudian masuk kamar.



Sementara aku menunggu, aku berfikir rencana nanti malam pergi ke rumah rini untuk memijat badanku yang pegal pegal, semoga ibunya rini bener ahli memijat urat. Sepuluh menit berlalu ani keluar dari kamar dan sudah berdandan cantik, segera kami berpamitan pada ibu ani dan berboncengan dengan sepeda motorku.



Ini kali pertama aku membonceng ani, dia tampak kikuk dan berusaha duduk menjauh dari punggungku. Menelusuri jalanan desa yang banyak rusak membutuhkan skill berkendara agar tidak jatuh, aku memacu sepeda motorku tidak terlalu kencang karena jalanan yang tidak rata. Setelah melewati beberapa tanjakan dan turunan tibalah kami sampai di lokasi wisata tujuanku.Yaitu Wisata hutan dengan beberapa goa di dalamnya. Karena ini bukan hari libur maka sepi pengunjung. Sesampai di loket aku mencari penjaga loket yang tidak terlihat di ruangannya, Setelah menunggu lima menit barulah seorang bapak tua berjalan ke arah kami.



“Mau masuk dik?” tanya bapak tersebut.

“Iya pak, sepeda motor bisa dibawa masuk ya pak?”tanyaku

“Bisa dik, tiketnya 10 ribu berdua dik”

“baik pak”kataku sambil menyodorkan uang pas padanya.

“Jangan lebih jam 4 ya dik,saya saatnya pulang, biasanya saya gembok gerbang jam segitu”

“Baik pak, sebelum jam 4 saya sudah keluar kok”kataku.



Bapak tersebut segera membuka gerbang dan aku segera menghiupkan sepeda motorku dan membonceng ani masuk ke dalam lokasi wisata tersebut. Pada awalnya jalan di dalam wisata tersebut masih bagus dan rata, tapi setelah melewati beberapa ratus meter terlihat jalan mulai rusak. Terlihat hutan yang rindang meskipun cuaca terik tapi tidak terasa panas karena pohon di tempat itu besar besar.



Aku menelusuri jalan jalan hutan di lokasi wisata tersebut hingga jalan menjadi semakin sempit,

“Mas emang mau kemana sih?”tanya ani.

“Tenang aja An, aku tahu lokasi bagus kok”. jawabku



Setelah beberapa ratus meter terlihat bukit kecil di kejauhan, bukit itu terdapat goa yang masih asli. Aku ingin mengajak ani kesana. Jalan sedikit menanjak dan pegangan ani semakin erat, sepertinya dia takut motorku terpeleset. Akhirnya kami sampai juga di tujuan, segera kumatikan mesin motorku dan kuparkir di pinggir jalan setapak.



“Ayuk an kesana naik bukit”ajakku padanya.

“Emang ada apa mas disana?”

“Ayuk ikut aja, sambil kutarik tangan ani.



Sepanjang mendaki bukit kecil kugandeng tangan ani agar tidak terpeleset, walaupun tidak terlalu tinggi ternyata lumayan menguras tenaga. Sekitar sepuluh menit akhirnya kami sampai juga di puncak. Terlihat pemandangan yang indah dari puncak bukit itu dengan hamparan hutan jati yang membentang dan sebagian kebun kebun petani terlihat di bagian lain.



“Bagus ya mas pemandangannya dari sini, emang pernah kesini?” tanya ani.

“Belum sih, hehe baru kali ini. Tapi pernah lihat waktu lewat di jalan sana”.

“yee, berati ngajak aku buat coba coba dong”

“hehe gak juga sih, kebetulan aja kepikiran kesini pas bisa ajak kamu jalan jalan” Jawabku.

Segera aku duduk di sebuah batu yang cukup besar dan lebar, kutarik ani duduk di sebelahku. Kurangkul pinggannya dan dia hanya diam saja tanpa penolakan.



“An, aku sayang kamu….”kataku memecah kesunyian.

“Mas gak gombal kan?. mas kan suka merantau, pasti banyak cewek di sana” jawabnya.

“Bener an, aku tidak punya cewek kok, aku sudah lama putus”

“kalau aku menerima, apa mas mau janji?” kata ani

“Janji apa An?” tanyaku

“Mas gak akan ke lain hati kalau sedang tidak disini.”kata ani sambil menunduk.

“Pasti lah sayang”kataku meyakinkan.



Di tengah keheningan hutan, aku jongkok di depan ani yang sedang duduk di batu besar. Kami saling berhadapan dan kupeluk pinggang ani. Dia nampak malu malu, tapi tidak menolak ketika kukecup keningnya, kuajak dia berdiri berpelukan erat. Dapat kurasakan dada nya yang padat membusung menempel di dadaku.



Gadis itu masih sangat lugu, haruskah aku berbuat lebih jauh di tengah kesunyian hutan yang hanya ada kami berdua.


SEGERA BERSAMBUNG

Dan nantikan cerita di rumah rini di next udate
Mohon maaf Yang merasa kentang, karena jalan ceritanya selow saja mengalir. harap sabar untuk eksekusexnya
 
Update ketiga



Malam ini kenapa aku merasa kangen banget sama ani, 3 hari tidak muncul belanja di toko rasanya ada yang hilang. Kucoba membaringkan tubuhku di kasur depan TV di ruang tengah sambil membayangkan bisa bercengkrama dengan ani. Besok aku harus bisa ketemu Ani.



Pagi hari, tukang pos berhenti di depan rumah, mengantar sebuah surat yang ditujukan padaku, Kubuka amplop coklat dengan logo sebuah perusahaan, ternyata surat panggilan kerja dari sebuah perusahaan di Ibu Kota.



Ada rasa senang karena aku akan segera bekerja, tapi disisi lain aku merasa sedih karena harus pergi dari rumah, dan meninggalkan ani.



Lamunanku tiba tiba buyar ketika seseorang mengejutkanku.

“Hendy,hayo lupa ya”… seorang pembeli perempuan tiba tiba menyapaku.

“Iya, hmm sapa ya, bentar aku ingat ingat” jawabku sambil tersenyum.

“Rini kan? Temen SD dulu?” jawabku kembali.

“Ternyata masih ingat ya kamu hehe”. kata rini.

“Ya iyalah. Kan dulu pernah belajar kelompok bareng, masak lupa hehe. Gimana kabarmu Rin?, sudah nikah belum? ” jawabku.

“Sudah hen, anakku 1, aku nikah muda sih hehe”

“Walah, tega ya kamu, gak mau nunggu aku haha” candaku.

“Yeee, kamu lulus SD langsung ilang, apanya yang ditungguin”jawabnya.

“Rumahmu masih tetap disana ya rin?,bapak masih sehat?”

“Masih tetap kok, bapakku sudah meninggal hen,3 tahun lalu”.

“Innalillahi, oalah, sakit apa rin?” tanyaku

“Jantung hen, oya main main dong ke rumah.”

“Iya rin, besok sore kalau lagi gak repot ya tak main kesana”.

“Ok aku tunggu dech” jawabnya sambil berlalu setelah membeli keperluan rumah di toko mamaku.



Setelah toko sepi mamaku tiba tiba bertanya.

“Kamu masih ingat temenmu rini ya hen?”

“Masih lah ma, dia kan sering belajar kelompok waktu SD. Dia nikah sama orang mana ma?”. tanyaku ke mama

“Nikah sama orang Sumatra, tp suaminya gak pernah pulang, denger denger udah cerai”.

“Oalah kasihan ya”kataku.

“Oya ma, Ibu nya rini masih mijat gak? Badanku pegel semua nich” tanyaku.

“Masih hen, coba aja nanti malem kamu ke rumahnya sehabis isya”.

“Ok ma” jawabku sambil berlalu.





Siang itu aku bergegas untuk berangkat ke rumah ani, setelah kulihat toko agak sepi, aku pamit mamaku mau pergi ke rumah teman. Hari ini aku sengaja membawa sepeda motor ke rumah ani siapa tahu bisa mengajak ani jalan jalan. Sesampai rumah ani, terlihat rumah ani sepi. Kuparkir sepada motor di depan rumah dan menyucap salam.



“Kulanuwun”.

Kuulangi sampai tiga kali baru terdengar langkah kaki keluar dari dalam.

“Oh mas hendy, masuk mas” jawab ani.

“Iya an, kok sepi, pada kemana?”.

“Ibu ada kok mas, di belakang lagi masak, aku juga lagi bantuin ibu”.

“Oalah,kirain sendiri hehe”

“Oya mas, kok tumben siang siang kemari?” tanya ani

“Iya nich an, kangen kamu nich hehe”jawabku sambil bercanda

“Gombal ah…., duduk mas”.



“oh iya An, aku mau ngomong sesuatu, tp bisa gak kita ngomong di luar?”.

“di luar gimana mas, maksudnya?”.

“Ya sambil kita jalan jalan, kalau gak keberatan sih. Please…”

“Aku gak pernah keluar sama cowok mas, takut gak diijinin sama ibu”

“Masa sih… lha kalau jalan sama cowokmu gimana?” tanyaku.

“Ya di rumah saja ngobrol ngobrol. Lagian ibuku gak begitu suka sama mantanku”jawab ani.



“Loh kok mantan, emang sudah putus?” tanyaku menyelidiki.

“Sudah.”jawabnya singkat

“Yesssssss. Sambil kuangkat tanganku”

“Jahat kamu ya mas”ani cemberut sambil mencubit lenganku.

“Ya kan berarti aku gak ada saingan lagi haha”





“Oya gimana nich an, bisa nggak?” tanyaku kembali.

“Mas aja dech coba ijin ke ibu, kalau boleh aku mau ikut” katanya.

“Ok dech aku coba minta ijin”.



Tangan ani segera menarikku dan meengajak ke dapur untuk bertemu ibunya. Segera aku meminta ijin untuk mengajak ani keluar siang itu.



“Bu, kalau boleh saya minta ijin mau ajak Ani keluar jalan jalan, gimana bu?” tanyaku

“Jalan jalan kemana nak hendy?”tanya ibu ani.

“Ke wisata hutan X bu, paling jam 4 sudah pulang kok.

“Boleh, tapi hati2 ya nak. Soalnya rawan di hutan takut ada begal.

“Baik bu, matur nuwun”jawabku sambil berjalan kembali ke ruang tengah.



“Tuh kan boleh An, hehe” kataku sambil nyengir.

“ok mas, aku siap siap dulu ya” jawab ani kemudian masuk kamar.



Sementara aku menunggu, aku berfikir rencana nanti malam pergi ke rumah rini untuk memijat badanku yang pegal pegal, semoga ibunya rini bener ahli memijat urat. Sepuluh menit berlalu ani keluar dari kamar dan sudah berdandan cantik, segera kami berpamitan pada ibu ani dan berboncengan dengan sepeda motorku.



Ini kali pertama aku membonceng ani, dia tampak kikuk dan berusaha duduk menjauh dari punggungku. Menelusuri jalanan desa yang banyak rusak membutuhkan skill berkendara agar tidak jatuh, aku memacu sepeda motorku tidak terlalu kencang karena jalanan yang tidak rata. Setelah melewati beberapa tanjakan dan turunan tibalah kami sampai di lokasi wisata tujuanku.Yaitu Wisata hutan dengan beberapa goa di dalamnya. Karena ini bukan hari libur maka sepi pengunjung. Sesampai di loket aku mencari penjaga loket yang tidak terlihat di ruangannya, Setelah menunggu lima menit barulah seorang bapak tua berjalan ke arah kami.



“Mau masuk dik?” tanya bapak tersebut.

“Iya pak, sepeda motor bisa dibawa masuk ya pak?”tanyaku

“Bisa dik, tiketnya 10 ribu berdua dik”

“baik pak”kataku sambil menyodorkan uang pas padanya.

“Jangan lebih jam 4 ya dik,saya saatnya pulang, biasanya saya gembok gerbang jam segitu”

“Baik pak, sebelum jam 4 saya sudah keluar kok”kataku.



Bapak tersebut segera membuka gerbang dan aku segera menghiupkan sepeda motorku dan membonceng ani masuk ke dalam lokasi wisata tersebut. Pada awalnya jalan di dalam wisata tersebut masih bagus dan rata, tapi setelah melewati beberapa ratus meter terlihat jalan mulai rusak. Terlihat hutan yang rindang meskipun cuaca terik tapi tidak terasa panas karena pohon di tempat itu besar besar.



Aku menelusuri jalan jalan hutan di lokasi wisata tersebut hingga jalan menjadi semakin sempit,

“Mas emang mau kemana sih?”tanya ani.

“Tenang aja An, aku tahu lokasi bagus kok”. jawabku



Setelah beberapa ratus meter terlihat bukit kecil di kejauhan, bukit itu terdapat goa yang masih asli. Aku ingin mengajak ani kesana. Jalan sedikit menanjak dan pegangan ani semakin erat, sepertinya dia takut motorku terpeleset. Akhirnya kami sampai juga di tujuan, segera kumatikan mesin motorku dan kuparkir di pinggir jalan setapak.



“Ayuk an kesana naik bukit”ajakku padanya.

“Emang ada apa mas disana?”

“Ayuk ikut aja, sambil kutarik tangan ani.



Sepanjang mendaki bukit kecil kugandeng tangan ani agar tidak terpeleset, walaupun tidak terlalu tinggi ternyata lumayan menguras tenaga. Sekitar sepuluh menit akhirnya kami sampai juga di puncak. Terlihat pemandangan yang indah dari puncak bukit itu dengan hamparan hutan jati yang membentang dan sebagian kebun kebun petani terlihat di bagian lain.



“Bagus ya mas pemandangannya dari sini, emang pernah kesini?” tanya ani.

“Belum sih, hehe baru kali ini. Tapi pernah lihat waktu lewat di jalan sana”.

“yee, berati ngajak aku buat coba coba dong”

“hehe gak juga sih, kebetulan aja kepikiran kesini pas bisa ajak kamu jalan jalan” Jawabku.

Segera aku duduk di sebuah batu yang cukup besar dan lebar, kutarik ani duduk di sebelahku. Kurangkul pinggannya dan dia hanya diam saja tanpa penolakan.



“An, aku sayang kamu….”kataku memecah kesunyian.

“Mas gak gombal kan?. mas kan suka merantau, pasti banyak cewek di sana” jawabnya.

“Bener an, aku tidak punya cewek kok, aku sudah lama putus”

“kalau aku menerima, apa mas mau janji?” kata ani

“Janji apa An?” tanyaku

“Mas gak akan ke lain hati kalau sedang tidak disini.”kata ani sambil menunduk.

“Pasti lah sayang”kataku meyakinkan.



Di tengah keheningan hutan, aku jongkok di depan ani yang sedang duduk di batu besar. Kami saling berhadapan dan kupeluk pinggang ani. Dia nampak malu malu, tapi tidak menolak ketika kukecup keningnya, kuajak dia berdiri berpelukan erat. Dapat kurasakan dada nya yang padat membusung menempel di dadaku.



Gadis itu masih sangat lugu, haruskah aku berbuat lebih jauh di tengah kesunyian hutan yang hanya ada kami berdua.


SEGERA BERSAMBUNG

Dan nantikan cerita di rumah rini di next udate
Mohon maaf Yang merasa kentang, karena jalan ceritanya selow saja mengalir. harap sabar untuk eksekusexnya
Thx updatenya suhu. Mengalir santai aja hu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd