Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Game on....

pimp lord

Pendekar Semprot
Daftar
17 Oct 2012
Post
1.928
Like diterima
2.424
Bimabet
A casual night at the club, just as I prefer it….

Banyak pemandangan yang membangkitkan gairah. Para wanita dengan pakaian yang mengundang…. Bahkan lebih tepat digambarkan sebagai lapisan kain yang tak banyak menutup lekuk tubuh indah yang mereka pamerkan, baik untuk pasangan mereka atau hanya sekedar show untuk mata kelaparan para lelaki. Like me….

But that night, someone caught my attention….


That woman…. The same woman who caught my attention earlier that evening, with her exotic skin, rambut pendeknya, tatapan matanya yang tajam…. Dan guratan tattoo hindi yang menghiasai rusuk kanannya. She’s what I would call as hot…

And as expected, banyak lelaki lain yang tertarik padanya seperti ngengat yang tertarik pada cahaya lilin. Semua berkerumun, berusaha menjadi yang terpilih oleh sang wanita, yang pada akhirnya akan mereka harapkan menjadi salah satu dari trophy penaklukan mereka.

Wanita itu tak bergeming, ia dan teman-teman wanita yang datang bersamaan dengannya, sama sekali tak menganggap gerombolan lelaki itu.

Mereka bersenang-senang sendiri, menghabiskan shots demi shots dari berbotol-botol liquor yang diantarkan ke meja mereka. Bahakan sang wanita menenggak minumannya langsung dari botolnya sambil ia bergerak liar, meliuk dengan binalnya dia atas meja. Liukan sexy tubuhnya makin membuat banyak mata, baik perempuan maupun laki-laki termasuk aku untuk memandangnya dengan penuh nafsu.

Saat itu wanita itu bisa mengalihkan ku dari rutinitasku di club itu, which is being a hunter or being hunted.

Pikiranku teralih dari wanita exotic itu dan mengingat beberapa wanita yang membantuku melepaskan kepenatan dan keteganganku. Both paid and if I were lucky enough, which is often, were for free….

****

Aku cukup terkejut ketika wanita itu berdiri dengan limbung, bersandar di bar table di sebelahku.

“Entah kamu itu chicken, atau homo…..” Katanya sambil memesan vodka on rocks pada sang bartender yang mengangguk ringan dan tak lama sudah tergenggam di lengan sang wanita.

“Yang jelas, kau sudah kehilangan kesempatanmu….” Katanya lagi sambil menghabiskan vodka itu dalam satu tenggakan. Lalu meminta botol vodka yang masih utuh ke sang bartender, lalu sambil menari-nari, meliuk liar, beranjak kembali ke meja nya, dan di kejauhan sana kembali naik ke meja yang untungnya kuat menahan bobot tiga wanita cantik yang bergerak liar di sana. Sambil kini matanya yang tajam benar benar terarah ke padaku.

****

Aku mendesak maju, membelah kerumunan yang berjejal di sekitar meja sang wanita yang kini terduduk kelelahan masih tertawa tawa dengan teman temannya. Mereka sama sekali tak mengacuhkan lelaki yang silih berganti mencoba menggoda mereka, hingga ketika aku akhirnya berada di depan meja mereka.

Kumpulan wanita itu terdiam, dan memandangiku dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, menilaiku…

Aku sama sekali mengabaikan wanita exotic itu, aku merengkuh kepala seorang sahabat sang wanita yang jelas tertarik denganku, dan aku pagut bibirnya…. And she responded…. Hungrily.

Lidah kami bertautan, tangan kami bergerak liar, kami tak pedulikan sorakan-sorakan yang menambah semangat di sekeliling kami.

*****

“What the fuck!” sergahku ketika merasakan ada cairan yang membasahi kepala kami berdua

Get a room, you two…. Kalian bukan binatang….” Kata wanita itu sambil pergi meninggalkan kami yang berusaha membersihkan cairan alcohol 40% yang membasahi kepala kami, membuat perih mata dan panas di tubuh kami….

“Rese lo! Bangke!” Maki teman sang wanita dengan kesal, melangkah ke arah toilet wanita ditemani sisa kelompok yang kini serempak memusuhi sang wanita yang menghilang dikerumunan pengunjung club yang tak terlalu terpengaruh dengan keributan itu.

****

Shit it burns…. Batinku sambil membasuh wajahku dari sisa alcohol lalu menuju basement.

Samar aku mendengar suara seorang wanita yang sedang menguras isi perutnya yang kini mengotori kaki indahnya.

Wanita itu…..

Aku melihat bagaimana dia dengan clumsy berkali-kali menekan tombol open remote kunci mobilnya, dan bersusah payah membuka pintu mobilnya tanpa hasil.

Perlahan aku mendekati wanita itu, lalu mengalungkan lenganku ke lehernya. Aku nikmati bagaimana tangan sang wanita dengan lemah tanpa daya menggapai-gapai, mencakari, mencoba melepaskan grip-lock di lehernya, suaranya yang tercekik terdengar merdu di telingaku. Aku nikmati rontaan tubuhnya yang perlahan melemah dan akhirnya ia menyerah dan terkulai lemah.

Aku memandang sekelilingku, sebelum menutup bagasi mobil sang wanita lalu mengendarai mobilnya pergi menjauhi club.

****

Tubuhku seakan punya pikirannya sendiri, tanpa aku sadari aku sudah menekan tombol panggil ke motel yang biasa aku pakai untuk melepaskan syahwatku….

Juga ketika aku tanpa sadar sudah berada di sebuah mini market, membeli lakban hitam dan beberapa tambang….

What the fuck….

****

Losmen itu memang ideal untukku.

Kenapa? Karena aku bisa memarkirkan kedaraaanku ke dalam garasi dengan rolling door.

****

Suara gedoran pelan mulai terdengar di dalam bagasi mobil.

Perlahan aku buka tutup bagasi dan bersiap…

Dugaanku tepat… Wanita itu berusaha menyeruak ke luar dari dalam bagasi, namun tenaganya yang belum pulih memudahkanku untuk mengalungkan sabukku ke lehernya, dan menariknya hingga lehernya kembali tercekik dan memaksanya mengikuti langkahku yang menyeretnya ke dalam kamar.

Aku lempar tubuhnya yang menggeliat lemah ke atas ranjang yang sudah menjadi saksi banyaknya tubuh yang bergumul melepas birahi, baik sekedar beberapa jam, atau semalam suntuk.

Aku menyelipkan ujung sabuk mengelilingi kepala tempat tidur yang bermodel pagar itu.

Lalu aku menekan punggung sang wanita hingga ia makin tercekik dan gelagapan. Kesempatan itu aku manfaatkan untuk segera membekap mulut wanita yang terbuka mencari udara itu dengan lakban, beberapa kali melingkari kepalanya.

Ketika aku membalik tubuhnya dan menduduki dada sekalnya, aku kagum dengan semangatnya… walaupun ia masih jelas mabuk, tapi ia tak berhenti melawanku. Tangannya yang menggapai, mencakari dan menyerangku sambil sesekali ia mencoba melonggarkan cekikan di lehernya.

Kakinya melejang lejang, pinggulnya menggeliat di bawahku, mencoba menyingkarkan tubuhku.

Rontaan tangannya akhirnya bisa ku atasi dengan bekapan lakban yang kini mengikat erat kedua belah tangannya. Namun perjuanganku belum lagi usai karena wanita itu terus menerus meronta, seakan tak mau kalau aku kemudian mengikat dua tangannya yang sudah terlebih dahulu berhias lakban itu dengan tambang plastic dan aku ikat dengan kuat ke jeruji di kepala tempat tidur.

Aku kemudian membalikkan tubuhku dan menduduki pinggulnya mengarah ke kaki jenjang exotic milik sang wanita..

Rontaannya membuatku terangsang dan penisku mengeras…. Bagaimana tidak… aku bisa merasakan vaginanya yang masih terbungkus itu mengesek pantat dan buah zakarku yang juga masih terbungkus celana.

Damn…. Kakinya mulus sekali…..

Ia masih meronta ketika aku megelus pahanya, turun ke betis dan tulang keringnya, s ebelum aku melapaskan tali pengikat sepatunya dan mencampakkan ke sepasang pelindung kaki itu sembarangan ke lantai kamar.

Aku kembali membalikkan tubuhku, masih duduk di atas pinggulnya.

Dengan bergegas aku mencampakkan kemejaku lalu melemparnya secara sembarangan, diikuti t-shirtku.

Aku salut dengan wanita ini…. Aku tau ia belum sepenuhnya pulih dari mabuknya, tapi rontaannya tak putus.

Dan tatapan matanya…. Tatapan itu tajam, terarah ke padaku, tak ada rasa takut, malah ancaman nampak di sana.

Rontaannya semakin kuat ketika tanganku mencengkram dan merobek belahan kain yang menutupi ke dua belah payudaranya…. Hey, I told you kalau pakaiannya tak lebih dari helaian kain yang tidak menutupi apa-apa.

Damn…. Payudaranya sekal sekali…. Kulit exoticnya menambah keindahan payudaranya yang kini berguncang, karena rontaannya yang tak menerima ketika tanganku meremas dengan kuat kedua buah asset kembar indahnya itu. Dan I berteriak-teriak tertahan ketika aku dengan gemasnya mengigit ke dua bukit kembarnya itu.

****

So, Kalau aku mengacu ke cerita seru dengan sub tema pemaksaan, tentunya saat ini aku seharusnya mengancam untuk menyiksanya, untuk membunuhnya. Mengintimidasinya agar ia mau memenuhi nafsu bejadku dalam kepasrahan.

Unfortunately guys…. This is not a fantasy…. Even memang di real life ada juga kasus penculikan seperti yang aku lakukan, di mana sang korban di bawa ke tempat terpencil dan diperkosa beberapa pemuda bergantian selama berhari-hari, sementara sang korban pasrah demi bertahan hidup

But with her…. It’s a different story

She keeps struggling…. Fighting. Resisting


Bahkan kekasaranku padanya tak membuat wanita itu menyerah. So imagine kalau aku membuka lakban di mulutnya dan memaksanya mengulum penisku. She will definitely bites my dick off.

*****

Mengatasi rontaannya, aku hanya bisa menarik bagian bawah dressnya hingga bergulung di pinggang rampingnya….

Her ass is so fine to be honest….

Dan rontaannya makin kuat ketika aku akhirnya terpaksa dengan kasar merobek g-string yang dikenakannya, hingga kini vaginanya terbuka.

*****

Kembali aku katakan jika real life tidak sama dengan fantasy di mana sang korban dengan cepatnya menyerah, dan membiarkan pahanya terbuka dan mengangkang.

Aku bahkan harus membekap hidungnya dengan tanganku dan membuatnya frantic untuk beberapa saat sebelum aku yakin tubuhnya mulai melemah, dan aku akhirnya berhasil membuka paha nya, masih dengan menggunakan tenaga, untuk akhirnya melebar dengan paksaan kakiku.

And not as the fantasy where you can get naked easily, dan mengintimidasi korbanmu dengan memaerkan penismu….

Aku sudah cukup beruntung ketika aku tadi membuka kemeja dan t-shirt ku.

Aku kini hanya bisa menurunkan celanaku seadanya, dan sambil tetap menahan tubuhnya agar tak banyak meronta, aku meludahi tanganku dan mengoleskannya ke ujung penisku, sebelum akhirnya dengan sentakan sentakan kasar, aku hujam penisku ke dalam vaginanya yang memang masih agak kering itu.

Aku sampai harus membekap mulutnya karena ia terus menerus berteriak dari balik lakbannya dan menekan tubuhnu untuk meredam rontaannya di bawah tindihanku..

Dengan bernafsu dan kasar aku hujam vaginanya, mencari kepuasanku sendiri….

Hey…. It’s rape… not a date…. Kepuasanku yang aku utamakan… who cares about her feelings…. My cock is the thing needs to be satisfied.

Aku rasakan ia makin memberontakkan pinggulnya, ia tentu bisa merasakan desakkan pinggulku yang makin frantic, juga penisku yang semakin membesar dan mengeras.

Raped meaning being forced to accept something one doesn’t want to.

And she obviously didn’t want my sperm swimming inside her womb….


Aku merasa seperti sorang cowboy berusaha bertahan di punggung seekor banteng di arena Rodeo.

Aku kembali harus membekap mulutnya dan menekan diriku kuat kuat ketika wanita itu berteriak dari dasar paru-parunya dan meronta dengan sangat kuat. Lenganku mencengram, meremas erat ke dua payudara sekalnya itu sambil aku menghujam dan kemudian menahan pinggulku selama aku bisa , menghabiskan spermaku ke dalam vaginanya.

****

Damn…. Sama sekali tak ada tetesan air mata yang mengalir dari pipinya….

Matanya tetap menunjukkan kemarahan,

Aku bisa melihat amarah yang menjelma dalam bentuk bungkahan payudara sekalnya yang beregark naik-turun dengan cepat seiring nafasnya yang berat. Seandainya mulutnya tak terbekap, aku yakin saat ini juga ia akan berteriak sekuat tenaga dan memakiku tanpa henti.

****

Aku menarik lepas penisku yang mulai mengecil, aku bangkit san melihat vaginanya yang basah oleh spermaku….

Now…

Kebanyakan pria akan jijik melihat lelehan sperma yang mengalir dari vagina yang baru saja member mereka kenikmatan.

Tapi buat aku…. Mungkin ini fetishku, atau aku memang freak by nature, I don’t know… I don’t care…. Yang aku tahu kini aku menaikkan paha wanita yang kembali melejang-lejang karena merasa kalau aku akan kembali memperkosanya, dan dengan cepat membenamkan wajahku ke vaginanya lalu menghisap vaginanya dengan cepat dan kuat bagai vacuum.

Bahkan wanita itu pun menegang, menggelinjang dan merinding….

She doesn’t expect sudden act like this…. Di mana seorang lelaki yang baru saja menyemprotkan sperma di vaginanya dengan penuh gairah melumat daerah paling pribadi miliknya tanpa rasa jijik, bahkan nampak sangat menikmatinya.

Wanita itu kembali menggeliat ketika lidahku bergerak dengan telaten menjilati setiap millimeter kulit labia mayora dan minoranya, bahkan sampai ke dalam vaginanya.

Aku bisa merasakan pahanya yang menjepit kepalaku, tapi aku merasa jepitan ini bukan jepitan yang ditujukan untuk mencekikku. Namun lebih untuk menahan geli yang jelas dirasakan vaginanya.

Jeritan tertahan terlontar dari mulut sang wanita, lebih karena kaget ketika kini dengan telaten lidahku menjilati lubang anusnya, bermain di sana, bahkan sesekali ujung lidahku menyeruak masuk ke dalam lubang anusnya yang segera menguncup, karena ada benda asing yang mencoba masuk ke dalam lubang pembuangannya yang masih perawan itu…. Well ternyata ngga semua wanita into anal…. Not like in the fantasy, haha….

Aku bisa merasakan tubuhnya menegang. Lidahku terus bermain di lubang anusnya, sambil aku memijat-mijat vaginanya yang tentu merasa kebas setelah aku perkosa tadi….

Well, ini sebenarnya masih termasuk perkosaan…. Aku memainkan tubuhnya tanpa ia dengan sukarela berkontribusi dalam persetubuhan ini.

Some woman who into bondage and role-play mungkin akan bilang kalau being tied up, gagged, and being hopeless adalah part of the play. Tapi ini beda... ini bukan consensual…

Aku culik dia, aku kasarin dia…. Aku perkosa dia

Aku buang spermaku di dalam vaginanya, dan kini sesuka hatiku aku menjilati vagina dan anusnya, sementara wanita itu tetap menggeliat berusaha menjauhkan mulut dan lidahku, serta tanganku dari area private nya.

Dan geliat serta rontaannya kembali menguat ketika kini ke dua lututnya terkait di di bahuku membentuk sudut 90 derajat, dan penisku yang menegang kembali siap untuk menghujam vaginanya.

Oh nikmat sekali merasakan rontaan wanita yang kini kembali terguncang sementara aku kembali memperkosanya sesuka hatiku….. Serta kembali menumpahkan spermaku ke dalam vaginanya….

****

Aku memandang wanita yang tak sadarkan diri itu akibat kombinasi rontaan, perlawanan, teriakan teredam, dan juga bekapan bantal yang aku tekankan ke wajahnya di saat aku sudah puas menikmati vaginanya yang sebenarnya cukup longgar, yang menandakan kalau wanita itu cukup aktif secara seksual.

Perlahan aku melepaskan tambang plastic di tangannya, dengan tetap membiarkan lakban yang bentuknya tak karuan itu membelenggu tangannya.

Sambil membenahi celanaku, aku kemudian duduk di samping ranjang sambil memakai sepatu.

Aku kemudian bangkit dan memakai t-shirt ku sambil kemudian aku melolosi pakaiannya yang rusak akibat kekasaranku dan juga buah perlawanannya. Dan untuk pertama kalinya aku benar-benar bisa melihat tubuh telanjang wanita itu, perlahan aku mendekatkan wajahku ke rusuk kanannya dan mencium kulit exoticnya yang dihiasi rajah tulisan sansekerta itu.

Aku lalu berdiri dan melangkah pergi dari dalam kamar yang menjadi saksi kebrutalanku, berjalan ke arah jalan raya dan berjalan perlahan sambil menghembuskan asap rokokku, sebelum akhirnya aku menghentikan sebuah taksi dan membelah sisa malam….

****

Jujur aku berharap kalau ada pihak yang berwenang yang kini menjemputku di bar club ini.

Aku bahkan tidak berusaha untuk melarikan diri, atau setidaknya tiarap sejenak dari hobbyku menyambangi club kesayanganku ini.

Aku sudah memperkosa, dan aku terima semua konsekuensi yang akan datang….

*****

Aku sedang menenggak minumanku yang kesekian sambil memandang kea rah kumpulan wanita sexy yang sedang meliuk liar di dance floor.

Aku merasakan ada sesosok tubuh yang sengaja berdiri di sampingku.

I know how this situation usually started and how it’s going to end… Aku tunggu penawaran darinya sambil tetap memandang ke arah dance floor.

Don’t gag me this time…. I want to eat your cock” ujar suara yang membuatku memalingkan wajahku dan melihat sosok yang mengenakan kemeja yang sangat familiar dan tak mengenakan bawahan apapun, hanya sebuah sabuk kecil melingkar di pinggangnya. Wanita itu kemudian mendekatkan bibirnya dan berbisik ke telingaku. “Jangan berani main halus sama aku, boy….. I want it rough.” Katanya sambil berjalan menjauhi ku, memegang gelas vodka straight kesukaannya, sambil sesekali memandang ke arahku dengan tatapannya yang tajam.

Aku menggak minumanku sambil berjalan menyusulnya….

Game on, Tara….. Game on….

End
 
Wadu mantap om pimp , udah lama ga baca terakhir spin off nya fenny yang dapet happy end
 
Ada beberapa minor grammatical errors...

Those aside, level cerita ini memang levelnya maestro ya. Alur cerita, build up, penyusunan kata per kata, dan permainan jedanya pas.

Saya kasih kredit lebih untuk penutupnya. Coldy executed, well done.

More of the same, please :beer:
 
Ada beberapa minor grammatical errors...

Those aside, level cerita ini memang levelnya maestro ya. Alur cerita, build up, penyusunan kata per kata, dan permainan jedanya pas.

Saya kasih kredit lebih untuk penutupnya. Coldy executed, well done.

More of the same, please :beer:
Really much appreciated it ...
Senang bisa menghibur.... :)
 
Beda emang kalo maestro. Bikin cerita pemaksaan aja jadi indah gini..

Btw, nyumbang disub fiksi donk suhu.. jkt48 mulu noh disono.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah... ada karya baru nih, tumben cepat update :semangat::semangat:

Semoga cepet update yang baru lagi ya boz... :beer::beer:
 
kalo dah suhu yang turun gak kecewa deh
karyanya mang beda dari yang lain
lanjut lah hu di cerbungnya...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd