Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Anjrit, kepala gw pusing bacanya. Biasanya gw g suka baca ginian, tp karena ini karya @djcisse gw baca, ternyata asik juga hahaha..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
sabar suhu suhunya mau ngelarin tret yg satunya dulu.. .. semangatin aja suhunya biar cepet updet
 
Ngopi dl om, pemuda jalane ditutup :beer:
 
sampe dimana batas seremnya hu masih banyak tokoh lain lom keluar hu baru aja dokternya
lanjut hu
 


Ep. 0 INTRO



Seorang bocah terduduk sendirian di sebuah pojok ruangan, dia menyembunyikan kepalanya diantara kedua paha sembari memeluk lututnya yang kasar penuh bekas luka. Tubuh bocah itu bergetar hebat, tetapi bukan karena dia tengah menangis tersedu-sedu melainkan karena dia sedang tertawa terkikik. Dari sela-sela gigi atasnya yang ompong, air liurnya merembes keluar. Sementara matanya terbuka lebar memandangi kakinya yang penuh luka bopeng dan nanah.Beberapa lalat beterbangan hinggap di luka yang masih bernanah di dekat kuku jempol kanan. Tetapi bocah tersebut seakan tidak terganggu ataupun risih karena gatal. Andai para lalat-lalat tersebut melihat ke arah kedua bola mata si bocah, mereka akan melihat hal yang aneh. Warna pupil mata si bocah sudah berubah menjadi merah dan perlahan mulai merambat ke kornea mata seperti jalur akar pohon yang merangsek ke dalam tanah. Kornea mata si bocah yang aslinya berwarna kecoklatan kini sudah berubah sepenuhnya menjadi merah. Belum sampai disitu, akar warna merah mulai menyebar menyelubungi kedua bola matanya. Si bocah tiba-tiba mendongak ke atas dan terlihat kedua bola matanya telah berubah total menjadi warna merah, kikikan pelan anak tersebut sudah berubah menjadi seringai dan dengusan seperti makhluk liar…


Mati…

Mati….

Mereka harus mati….


XXXOXXX


6.25

Hal pertama yang aku lihat saat bangun pagi ini adalah jam dinding berwarna hitam putih murahan yang tergantung di tembok, salah satu benda yang ditinggalkan oleh pemilik kamar sebelumnya selain lemari 2 pintu yang penuh tempelan stiker berisi kata-kata sumpah serapah dalam bahasa Inggris, 1 meja kayu, 1 kursi plastik berwarna hijau yang terlihat reyot, kasur busa tanpa sprei yang meskipun sangat kusam akibat berbagai macam bekas noda di atasnya masih lumayan nyaman untuk aku tiduri dan 1 bantal kapuk yang berbau lepek. Dari posisi berbaring menyamping menghadap ke arah pintu, aku kemudian memposisikan badanku menghadap langit-langit kamar. Badanku terasa sangat pegal dan merasa letih, padahal kemarin aku tidak melakukan kegiatan berat apapun. Hanya sekedar keluar kamar sebentar untuk membeli stok makanan dan minuman di Indomaret yang terletak hanya beberapa puluh meter dari rusun yang aku tempati sekarang.


Sambil memandangi langit-langit kamar yang memiliki banyak noda kecoklatan mungkin karena bekas rembesan air dari lantai atas, pikiranku melayang 6 bulan yang lalu. Lebih tepatnya 1 hari setelah pemakaman Hastuti, perempuan jalang yang kebetulan menjadi ibu kandungku.


Setiap orang pasti memiliki memori masa kecil dengan kedua orang tuanya. Memori tentang indahnya kasih sayang dari orang tua yang di ekspresikan melalui pelukan, ciuman, kata-kata sanjungan betapa tampan, pintar, lucunya anak mereka. Hanya saja itulah hal tersebut tidak berlaku untukku. Dari sekian banyak memori kelamku di masa kanak-kanak, ada satu momen yang tidak akan pernah bisa aku lupakan sampai aku mati.



Kenangan buruk tersebut hadir saat aku berusia 6 tahun dan pada suatu hari aku dan ibu tengah makan malam di rumah. Saat aku hendak mengambil sendok di tengah meja, tanpa sengaja aku menyenggol teko yang berisi teh panas yang masih mengepulkan uap. Air teh panas dari dalam teko yang tumpah membasahi segepok uang kertas yang ibu letakkan di atas meja. Ibuku yang sebelumnya terlihat senang dan tengah menggigit sepotong paha ayam goreng sontak langsung berteriak histeris. Sambil mengeluarkan kata-kata kotor seperti bajingan, anjing, babi, bangsat, tolol yang diarahkan kepadaku, ibu berusaha secepat mungkin menyelamatkan uang. Akan tetapi air teh yang masih sangat panas tersebut dengan cepat membuat segepok uang kertas tersebut rusak. Apalagi ibu menarik dengan tergesa-gesa karena kepanasan malah membuat uang kertas tersebut robek. Sementara aku hanya terduduk mematung memandangi ibuku marah luar biasa. Hingga kemudian ibu menatapku tajam lalu mendatangiku. Aku yang sudah hapal dengan tabiat ibu langsung mengeraskan rahang dan menutup mata.


PLAK !! PLAKK !!


2 tamparan beruntun yang ibu layangkan dengan sangat keras menghajar pipi kiriku yang membuatku jatuh terguling dari kursi. Aku merasakan panas yang luar biasa di pipi kiri, kepala terasa pusing, kuping kiri berdesing. Bahkan aku merasakan pojok bibir sebelah kiriku seperti terasa sesuatu yang hangat. Rupanya saking kerasnya tamparan dari ibu, membuat bibirku bawahku sobek dan berdarah. Tetapi anehnya meskipun aku merasa sangat kesakitan, aku sama sekali tidak menangis. Melihatku terkapar diam di lantai sambil memegangi pipi kiriku yang bengkak tanpa menangis sedikitpun membuat ibu malah semakin kalap. Ibu menampari kedua pipiku bergantian, mencubit kedua lengan dan pahaku keras-keras lalu memuntirnya sampai meninggalkan lebam biru. Aku berteriak sekencang-kencangnya karena kesakitan.


“IBUUU !! AMPUNNN BU AMPUNN !! SAKITTT!!” Aku meraung-raung mencoba berontak, aku akhirnya menangis tetapi anehnya tidak ada setetespun airmataku yang keluar.


“DASAR ANAK BABI ANJING! BEGO ! MAMPUS !! ITU UANG HASIL IBU CAPEK-CAPEK NGANGKANG DARI PAGI DIGILIR 10 PELANGGAN BERGANTIAN! GARA-GARA LO SETAN CILIK SEKARANG UANG GUE RUSAK SEMUAA !!”


Dari semula tamparan dan cubitan kini sudah berubah menjadi pukulan. Ibu yang bertubuh lebih besar tanpa belas kasihan menghajarku tanpa ampun.


“KENAPA GUE SAMPE PUNYA ANAK JELEK KAYAK ELO ! LOE LEBIH JELEK DARIPADA ANAK MONYET! CUIH! ANAK TERKUTUK ! SEHARUSNYA BEGITU LOE LAHIR GUE LANGSUNG CEKIK SAMPAI MAMPUS TERUS GUE LEMPAR KE JALANAN BIAR JADI MAKANAN ANJING!!"



Tubuh cekingku kesakitan tetapi tidak seberapa jika dibandingkan dengan rasa sakit dihatiku yang tidak tertahankan mendengar beragam sumpah serapah dari perempuan yang melahirkanku. Ibuku tanpa sungkan mengaku bahwa dia menyesal melahirkan anak buruk rupa sepertiku dan merasa sangat menyesal karena tidak membunuhku sesaat setelah aku lahir.


Sebuah tendangan kaki kanan dari ibu yang masih mengenakan sepatu high heels menghantam daguku, mengakhiri siksaan kejam yang aku terima karena aku pingsan……


atau mungkin mati.


XXXOXXX


Aku siuman, entah berapa lama aku pingsan. Yang jelas aku hampir tidak bisa bergerak. Sekujur tubuhku biru lebam, rahangku seperti mati rasa, wajahku terasa aneh mungkin karena bengkak besar terutama di pipi kiriku. Membuat aku tidak bisa leluasa melebarkan pandangan. Kupandangi sekelilingku, sepertinya aku berada di dalam kamar ibu.

“Sadar juga lho ya?” Ibu pikir elo sudah mampus.”

Itu suara ibu, aku kemudian mengarahkan pandangan ke sebelah kanan. Perlahan aku melihat sesosok perempuan yang tengah duduk di sofa, memandangiku dengan pandangan biasa saja. Nampaknya pemandangan seorang anak berusia 6 tahun yang mungkin tengah sekarat sama sekali tidak membuatnya khawatir. Mata kananku yang tidak terlalu bengkak melihat ibu sedang duduk santai di sofa, dia tengah menatapku sambil menikmati sebatang rokok yang menyala di sela-sela jemarinya. Ibu duduk menyilangkan pahanya yang besar, rok mini yang ia kenakan semakin membuat paha ibu semakin terlihat. Bibirnya yang dipoles dengan gincu merah tebal sesekali dikatupkan saat menghisap rokok Mild kesukaannya dalam-dalam. Tidak ada ekspresi menyesal tergambar di wajahnya setelah apa yang dia perbuat dan ucapkan kepadaku dengan brutal kepada anak darah dagingnya sendiri.


Sebegitukan bencinya ibu terhadapku??

Kenapa ibu sedemikian hebat membenciku??

Kemanakah ayahku?

kenapa dia tidak pernah ada untuk menolong dan melindungiku saat ibu tengah menyiksaku?




.......BERSAMBUNG


H.A.T.E. indeks :
Halo om Serphant :asyik:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd