Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

Bimabet
#26

Jilatan Bapak (+Video Ilustrasi)


Keesokan
harinya, Ratna merasa kesakitan di selangkangannya. Vagina perih. Ia menyimpan rasa ini sendiri. Takut cerita ke siapa-siapa. Apalagi ke ibunya. Ia takut dengan ancaman dari bapak tirinya itu.


Sudah beberapa hari berlalu, Agus mendapat kesempatan berduaan dengan Ratna kembali di rumah.


Ratna mengunci kamarnya. Ia takut bapaknya akan berbuat aneh-aneh lagi. Namun yang ditakutkannya terjadi, bapaknya mengetik pintunya. Awalnya ia mengabaikan. Takut membukanya. Namun bapaknya terus mengetuknya.


“Nduk, buka bentar, bapak mau ngomong bentar,” ucap Agus sambil terus mengetuk pintu.


Semakin lama ketukan itu semakin kencang.


“Kalau tidak dibuka, nanti kudobrak loh nduk,” ucap Agus mengancam.


Ratna tambah ketakutan. Akhirnya ia membuka pintu itu. Agus menanyakan kondisi anak tirinya itu.


“Bagaimana apakah masih sakit itumu?” tanya Agus sambil menunjuk selangkangan Ratna.


Ratna hanya menggelengkan kepalanya. Namun, sebenarnya ia masih merasakan sisa sakit. Meskipun tak sesakit kemarin-kemarin.


“Kalau sudah tidak sakit, boleh bapak mencobanya lagi?” tanya Agus.


Ratna langsung syok dengan ucapan bapaknya. Ia mencoba mendorong pintu, menutupnya. Namun Agus menahannya.


“Jangan pak, masih sakit,” Ratna merengek. Ia akhirnya jujur jika masih sakit. Ia mash berusaha menutup pintu kamarnya.


Tangan Agus lebih kuat. Ia mendorong pintu itu hingga terbuka lebar. Kemudian masuk ke kamar itu. Ratna berjalan mundur ketakutan.


“Jangan lagi pak, sakit,” Ratna menangis. Ia ke pojok kamarnya.


“Kalau masih sakit, boleh bapak lihat aja, bapak cek, biar gak sakit,” ucap Agus.


“Nggak, gak usah dilihat,” kata Ratna.


“Ayo, kamu harus nurut, jangan bikin bapak marah,” bentak Agus.


Ratna tambah menangis, ia duduk dipojokan kamarnya. Ia menutup wajahnya.


“Jangann pak,” rengek Ratna.


Agus tak mempedulikan itu, ia mendekati Ratna. Kemudian mengangkat tubuh anaknya dan memintanya naik ke kasur.


“Ayo nurut!” bentak Agus lagi. Ratna tambah ketakutan. Sambil terus merengek, ia akhirnya ikuti kemauan ayahnya.


Agus meminta Ratna terlentang di atas kasurnya. Lalu ia melucuti celana dan CD Ratna. Ia tarik hingga terlepas dari kakinya.


“Bapak cek, kamu diam aja. Mana yang sakit,” ucap Agus sambil membuka kaki Ratna. Vagina Ratna terpampang jelas di hadapannya.


Agus menyentuh vagina berwarna kemerahan itu. Di sekitarnya ditumbuhi bulu tipis-tipis. Agus bergairah, nafsunya meningkat. Ia kusuk-kusuk vagina itu. Lalu pelan-pelan dibuka bibir vagina Ratna.


“Kamu diam aja pokoknya, bapak bikin gak sakit lagi,” kata Agus. Ratna sudah pasrah. Ia tutupi wajahnya dengan tangan.


Agus mengarahkan mulutnya ke vagina Ratna lalu menjulurkan lidahnya. Ia jilati vagina Ratna dengan pelan-pelan.


Slurppp… Slurppp… Slurpp….


“Bagiaman enak kan? Sudah gak sakit kan?” tanya Agus beberapa menit kemudian. Ratna hanya diam saja.


Agus kini memasukkan jarinya ke vagina Ratna. “Bapak cek, dalamnya,” katanya.


Ratna berusaha menguncupkan kakinya, ia seakan menolaknya. Namun tangan Agus yang kuat, menahannya.


Agus terus memasukkan jarinya, ia obok-obok dengan pelan vagina Ratna. Ia merasa, vagina Ratna sudah mulai longgar dibanding sebelumnya.


Ia kemudian kembali menjilati vagina Ratna, ia basahi vagina itu. Sementara Ratna terus menggerakkan kakinya, tubuhnya mengisyaratkan penolakan atas apa yang dilakukan bapaknya.


“Kamu diam ya, jangan bergerak lagi,” ucap Agus. Ratna kembali menurut.



Agus melucuti sendiri pakaian bawahnya. Penisnya sudah tegang menantang. Ia arahkan ke vagina Ratna yang sudah basah oleh air liurnya. Ia tempelkan kepala penisnya di bibir vagina itu. Ia gesek-gesek.


“Jangan lagi pak,” ujar Ratna saat merasa penis bapaknya menyentuhnya.


“Kamu diam, mau ayah main keras atau kamu nurut aja,” ancam Agus lagi. Ratna terdiam.


Agus kemudian mendorong penisnya pelan-pelan ke dalam vagina Ratna. Kali ini lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Tidak sesempit sebelumnya. Pelan-pelan ia dorong ia sepenuhnya penis itu masuk.


“Ah,” Ratna menjerit kecil. Ia merasa kesakitan. Meskipun tak sesakit sebelumnya. Ia tak bisa menolak lagi.


Agus mulai menggenjotnya vagina Ratna pelan-pelan. Kali ini sudah tak seseret saat memerawani anak tirinya itu. Agus sangat bernafsu.


“Uhhhhhhh!!! Enak kan nduk, udah gak sakit kan?” tanya Agus sambil mendesah.



(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd