Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

#27
Ciuman untuk Ratna (+ Vid Ilustrasi)



Agus terus memompa vagina anak tirinya. Penisnya keenakan dijepit vagina sempit Ratna yang sudah ia perawani sebelumnya.


“Ahhhh, enak nduk. Jangan bilang ibumu ya. Jangan bilang siapa,” katanya.


Ratna menangis pilu. Ia tak menyangka, kejadian buruk ini menimpanya. Orang yang dipilih ibunya untuk menjadi pemimpin rumah tangga, malah berbuat seperti ini.


Ratna hanya bisa menangis. Ia berharap apa yang dilakukan ayahnya segera berakhir. Ratna benar-benar dibuat hancur hatinya oleh lelaki bernama Agus itu.


Agua mempercepat gerakan pinggulnya. Ia tak mau gaya lainnya. Ia tak mau lama-lama, takut kelakuannya diketahui oleh istrinya atau anak-anak Hamidah.


Crottt… crottt… crottt… Agus menarik penisnya sebelum ejakulasi. Ia semburkan spermanya ke atas perut Ratna.


“Terimakasih ya nduk. Besok lagi. Jangan nolak. Ingat! Jangan bilang siapa-siapa,” kata Agus kemudian meninggalkan kamar Ratna.


Ratna benar-benar terpukul atas kejadian itu. Sudah dua kali ayahnya melakukan hal itu. Ia tak berani cerita ke ibunya atau siapapun.


Setelah kejadian itu, Ratna jarang berada di rumah. Ia menghindari momen berduaan dengan ayahnya. Ia tak mau kejadian itu terulang lagi.


Ratna tiap hari berangkat pagi-pagi bersamaan dengan adiknya. Kemudian pulang agak malam, agar sudah ada ibu dan adiknya di rumah. Begitu terus ia lakukan.


Kemudian saat malam hari, ketika semua tidur, ia tak akan keluar kamar. Ia kunci rapat-rapat kamarnya. Pernah suatu malam, ada yang mengetuknya. Ia yakin, itu ayahnya. Ia abaikan.


Berminggu-minggu ia terus menghindari ayah tirinya. Agus yang ingin mengulangi perbuatannya, tak punya kesempatan. Ia juga mulai ketakutan, dengan apa yang telah diperbuatnya ke Ratna. Agus takut Ratna cerita ke ibunya atau siapapun.


Sampai akhirnya Agus dan Hamidah terlibat pertengkaran hebat, karena Agus sudah jarang menafkahinya. Keduanya pun memilih bercerai.


Ratna senang dengan perceraian itu. Ia sangat bersyukur. Ia tak ketakutan lagi ketika berada di rumah. Namun Ratna masih trauma pada laki-laki. Ia tak pernah mau didekati laki-laki.


***


Hamidah memeluk Ratna erat-erat. Air mata Hamidah menetes. Ia sangat merasa bersalah pada Ratna. Laki-laki yang dipilihnya, malah menghancurkan anaknya.


“Maaf ya nak, ini gara-gara ibu salah dalam memilih laki-laki,” kata Hamidah. Matanya terus mengeluarkan air mata.


“Udah bu, itu udah lewat. Yang penting ibu sekarang bahagia dengan aku dan adik-adik,” ucap Ratna.


“Sekarang bagaimana cara ibu biar bikin Ratna bahagia?” tanya Hamidah.


“Kalau ibu bahagia, pasti aku bahagia kok bu,” jawab Ratna.


Hamidah kini menatap wajah Ratna. Keduanya saling menatap mata. “Udah bu, jangan nangis,” kata Ratna.


Hamidah pelan-pelan merapatkan wajahnya ke Ratna. Ia kemudian mengecup bibir Ratna.


“Apakah ini bikin kamu bahagia nak?” tanya Hamidah.


“Ibu,” Ratna kaget dengan apa yang dilakukan ibunya.


Hamidah kemudian mencium bibir Ratna dengan bergairah. Ia mainkan lidahnya. Ratna yang awalnya kaget, merespon ciuman ibunya. Nafsu Ratna mulai muncul akibat ciuman ibunya.


Ibu dan anak perempuan ini saling berciuman dengan penuh nafsu sekitar 5 menit. “Ibu yakin?” tanya Ratna pada Hamidah.


“Kenapa nak? Kamu suka kan? Ibu hanya ingin kamu bahagia. Ibu ingin kamu lupakan kejadian itu. Mungkin ini yang bisa ibu lakukan,” kata Hamidah.


“Terimakasih bu. Ibu sudah sangat mengerti perasaanku,” ucap Ratna.


Keduanya pun kembali berciuman. Tangan Hamidah kini merabah payudara Ratna dari luar bajunya. Ratna ikut melakukan hal yang sama pada ibunya. Ia rasakan payudara ibunya lebih besar dari miliknya.


(Bersambung)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd