Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA I BLAME SATAN FOR MY SINS

NovelisMesum

Semprot Baru
Daftar
22 Aug 2020
Post
27
Like diterima
644
Bimabet
Keluarga Besar H. Pramono

H.Pramono - Hj. Dyah Suwarsih, mempunyai 4 orang anak:
1. Miskan
2. Rodiyah
3. Marni
4. Bambang

Ayahku, Miskan. Ia menikah dengan Ibu tiriku, orang Sulawesi Utara, saat ia merantau kesana, sampai sekarang ia meninggalkan aku dan kedua adikku disini, sedangkan Ibu Kandungku meninggal setelah melahirkan anak terakhir.

Bude Rodiyah, seorang PNS yang mengajar disalah satu sekolah SD didekat desa tempat tinggalku, ia mempunyai anak tunggal bernama Safitri, sepupuku, umurnya hanya terpaut 2 tahun lebih muda dariku, Suaminya, Pakde Suyono bekerja di Tambang Freeport sebagai Supir Alat Berat, setahun sekali pulang atau beberapa bulan sekali.

Bulik Marni, bisa dikatakan beliau sangat dekat denganku semenjak Paklik Dwi kecelakaan dan lumpuh, Paklik Dwi jadi tuli dan tidak bisa berjalan, Herlambang anak pertamanya dan Shinta anak kedua, Herlambang sekolah diluar kota, sedangkan Shinta hanya tamatan SMP.

Paklik Bambang, orang ini sangat keras dan tegas, beliau termasuk salah satu fanatik agama menurutku, ia selalu mengekang kedua putrinya, Zahra dan Ismi, beliau guru ngaji juga Imam Masjid di kampungku, istrinya Bulik Rosi buka toko sembako yang lumayan besar, sama seperti Bulik Marni, hanya saja lebih ramai punya Bulik Rosi karena memang ada di perempatan jalan besar menuju kampungku.

Aku dan adik-adikku kini diasuh oleh Eyang Pram dan Uti Sih, mereka sangat sayang kepada kami.

Namaku sendiri adalah Ardiansyah, Uti Sih dari kecil biasa memanggil hanya nama belakangku saja yaitu Syah.
Aku sekarang duduk di bangku SMA, tidak ada yang spesial dariku, wajahku biasa saja, seperti halnya orang-orang jawa pada umumnya, tubuhku tidak terlalu tinggi, perawakanku juga sawo matang/kuning, aku juga tidak memiliki p*nis sebesar yang biasa diceritakan di cerita dewasa lainnya, ini semua hanya kebetulan menurutku, kebetulan yang diulang-ulang.

Terserah pembaca menilai ini suatu cerita fantasi atau cerita asli, semua tergantung sudut pandang masing-masing, disini aku akan bercerita kronologi bagaimana bisa seorang pemuda yang biasa saja ini meniduri hampir seluruh anggota keluarga besar H. Pramono, atau bisa dikatakan Incest Addict yang tiba-tiba.

Ingin tahu kelanjutannya?
Simak terus setiap chapter yang akan saya ceritakan secara bertahap.

Terimakasih, hormat saya.

Update Page
1
2
3
5
7
8
12
14
.....
 
Terakhir diubah:
Safitri I

Safitiri, sepupuku, ia satu sekolah denganku, hanya berbeda kelas, ia baru saja masuk ke sekolah, sedangkan aku baru naik ke kelas 12 tahun ini, Safitri anaknya pendiam, tak banyak bicara, ia lumayan cantik, banyak remaja pria yang ingin dekat dengan sepupuku ini,sampai-sampai aku harus mengaku kalau dia pacarku agar tidak terus menerus diganggu, setiap hari ia pulang dan berangkat sekolah berbarengan denganku yang membawa motor Honda CB Classic yang saat itu nge-TREND di kalangan pelajar.

Perawakan Safitri bertubuh kecil, putih, mempunyai tahi lalat yang imut di ujung hidungnya, matanya sedikit sipit persis Bude Rodiyah, aku tak menebak seberapa besar payudaranya, yang jelas itu sangat tampak sekali meskipun tertutup jilbab lebarnya yang selalu rapi, ia sangat suka membaca dan punya hobby yang tidak biasa dari anak-anak perempuan lainnya, hobbynya adalah beladiri dan boxing, ia sangat gemar boxing, seminggu hampir 3-4x ia latihan boxing meski jarak sasana dan rumahnya lumayan jauh ditempuh dengan sepedah motor sekitar 1 jam, aku sangat hafal karena memang aku yang jadi ojek langganannya.

Kejadian unik menimpaku, suatu hari, waktu aku sedang menjemput Fitri pulang dari sasana tinju, mata kirinya lebam dan bibirnya sobek tipis ditengah, ia sepertinya terlalu keras latihan, ia tak berani pulang kerumah Bude Rodiyah, pasti Bude akan sangat marah, karena selama ini memang Fitri menyembunyikan hobbynya dari Bude, ia mengaku kalau ikut les yoga.

A(Aku) B(Safitri)

B: Mas, aku gak berani pulang
A: Waduh, terus gimana dong?
B: Aku ikut kerumah Uti aja.
A: Uti malah tambah marah, nanti nelpon Bude malah tambah kacau masalahnya
B:Terus gimana mas?
A: Bentar, aku juga binggung dek

Aku dan Safitri kebingungan bagaimana cara agar dia tak kena omelan dan selamat, pastinya jika ia ketahuan pasti akan dikirim ke pondok yang ia takuti selama ini, pondok pesantren.

B: Aku nginep rumah temen aja mas.
A: Ya jangan, aku yang nanti ditanyai Uti, gimana jawabnya
B: Bilang ae aku ada tugas, harus nginep dirumah temenku, bentar aku telpon dulu.
A: Eh, sebentar dek, jangan terburu-buru.
B: Terus gimana loh mas?
A: Gini aja, kamu beli masker terus pas dateng gausah salim, langsung naik ke atas aja lewat pintu kandang, nanti aku bilang ke Uti kamu kebelet pipis atau apa, terus langsung naik aja ke kamar atas, kunci, bilang kamu lagi M atau gimana, biar gak diganggu siapa-siapa.
B: Yakin mas?
A: Udah gitu aja daripada ribet, nanti Uti tak suruh telepon Bude Yah.

Sesampainya dirumah Uti, aku harus merasakan introgasi dari Uti perihal prilaku aneh Safitri, aku jawab dengan mudah kalau dia lagi patah hati, hahaha.

Uti malah menyuruhku untuk naik ke atas menenangkan Fitri, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tok-tok-tok

Dek, buka, ini aku.

Pintu kamar terbuka, terlihat Fitri hanya mengenakan celana pendek dengan tangtop hitam sedang mengkompres matanya yang lebam.

B:Gimana mas?
A:Aman, aku bilang ke Uti kalau kamu lagi patah hati gara² cowok, malah aku suruh kesini buat nenangin kamu.
B:Dasar kamu mas, nakal.
A:Tapi kan kamu selamat.
B:Kira-kira besok selesai gak ya lebamnya
A:Kalau besok udah gak kelihatan bekas ditinju, bilang aja pas olahraga anak-anak cowok ganggu sarang lebah, terus dikejar-kejar, eh malah kamu yang kena sengat terus kamu lari panik, jatuh terus bibirmu sobek, gitu aja kan beres
B: Cerdas kamu mas, wah baru kepikiran loh aku, serius.

Safitri mencubitku gemas, pikiran tak kemana-mana waktu itu, sampai ia tengkurap sembari memainkan HP Blackberrynya, gundukan putih itu menonjol, memamerkan diri menantang, jantungku berdetak kencang, rasa apa ini, darah seperti berdesir diseluruh tubuhku, tak pernah aku merasa seperti ini sebelumnya, memang aku orang yang pendiam dan masa bodoh tentang Sex Education yang selama ini diajarkan atau sering kudengar, aku hanya addict terhadap Game PC yang menghanyutkan.

B: Matanya

Perkataan Safitri sontak membuyarkan padanganku ke bongkahan indah itu, ia lalu cekikikan senang melihatku ke-GEP dengan pipi merah.

TO BE CONTINUED
 
Keluarga Besar H. Pramono

H.Pramono - Hj. Dyah Suwarsih, mempunyai 4 orang anak:
1. Miskan
2. Rodiyah
3. Marni
4. Bambang

Ayahku, Miskan. Ia menikah dengan Ibu tiriku, orang Sulawesi Utara, saat ia merantau kesana, sampai sekarang ia meninggalkan aku dan kedua adikku disini, sedangkan Ibu Kandungku meninggal setelah melahirkan anak terakhir.

Bude Rodiyah, seorang PNS yang mengajar disalah satu sekolah SD didekat desa tempat tinggalku, ia mempunyai anak tunggal bernama Safitri, sepupuku, umurnya hanya terpaut 2 tahun lebih muda dariku, Suaminya, Pakde Suyono bekerja di Tambang Freeport sebagai Supir Alat Berat, setahun sekali pulang atau beberapa bulan sekali.

Bulik Marni, bisa dikatakan beliau sangat dekat denganku semenjak Paklik Dwi kecelakaan dan lumpuh, Paklik Dwi jadi tuli dan tidak bisa berjalan, Herlambang anak pertamanya dan Shinta anak kedua, Herlambang sekolah diluar kota, sedangkan Shinta hanya tamatan SMP.

Paklik Bambang, orang ini sangat keras dan tegas, beliau termasuk salah satu fanatik agama menurutku, ia selalu mengekang kedua putrinya, Zahra dan Ismi, beliau guru ngaji juga Imam Masjid di kampungku, istrinya Bulik Rosi buka toko sembako yang lumayan besar, sama seperti Bulik Marni, hanya saja lebih ramai punya Bulik Rosi karena memang ada di perempatan jalan besar menuju kampungku.

Aku dan adik-adikku kini diasuh oleh Eyang Pram dan Uti Sih, mereka sangat sayang kepada kami.

Namaku sendiri adalah Ardiansyah, Uti Sih dari kecil biasa memanggil hanya nama belakangku saja yaitu Syah.
Aku sekarang duduk di bangku SMA, tidak ada yang spesial dariku, wajahku biasa saja, seperti halnya orang-orang jawa pada umumnya, tubuhku tidak terlalu tinggi, perawakanku juga sawo matang/kuning, aku juga tidak memiliki p*nis sebesar yang biasa diceritakan di cerita dewasa lainnya, ini semua hanya kebetulan menurutku, kebetulan yang diulang-ulang.

Terserah pembaca menilai ini suatu cerita fantasi atau cerita asli, semua tergantung sudut pandang masing-masing, disini aku akan bercerita kronologi bagaimana bisa seorang pemuda yang biasa saja ini meniduri hampir seluruh anggota keluarga besar H. Pramono, atau bisa dikatakan Incest Addict yang tiba-tiba.

Ingin tahu kelanjutannya?
Simak terus setiap chapter yang akan saya ceritakan secara bertahap.

Terimakasih, hormat saya.
Menarik untuk disimak
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd