Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
potensi cerbung bagus nih. harus tamat😀

jangan liat komennya dikit hu, awal2 emang gitu.
 
(Part 2: The Day Our Story Starts)

Saat ini aku dan Hani sedang makan siang di warteg di dekat kampus kami, dan setelah ini kami masih ada kelas lagi, jadi karena tidak sempat kalau pulang ke dulu jadinya kami makan di tempat yang dekat-dekat saja.
'UHUK UHUK BAY KOK PEDES BANGET' ucap Hani yang sedang kepedesan usai makan sambel. 'Hahahaha kan aku udah bilangg sambelnya pedes banget, kamu nya belagu sih'. Balasku yang tertawa melihat reaksi Hani yang memerah mukanya bukan karena kepedesan, namun karena malu ditertawakan oleh seisi warteg yang berjualan di dekat kampusku. 'ih bayu kamu mahh ah sebel aku' ucap hani sambil memanyunkan bibirnya. 'iyaa han maaf nanti aku beliin teh nanti deh ya, yaudah makannya buruan abisin jam istirahat bentar lagi selesai, kita kan masih harus jalan ke kampus lagi' Balasku. Kita pun selesai makan dan kemudian berjalan kembali ke kampus.

--

Sudah dua bulan semenjak kami berkenalan dan selama kurang lebih sebulan ini bisa dibilang hubungan kami menjadi sangat dekat. Kadang kami pulang bareng, makan bareng, main bareng, entah aku yang mengajaknya untuk makan diluar atau main ke Mall atau dia yang mengajak. Hani pun sering curhat kepadaku betapa bedanya cuaca di kota kita sekarang dengan kota lama kita. Bahkan kami sering telponan atau video call ketika kita sedang belajar pada malam hari.

Hani juga sudah tidak tinggal di kos lama dia karena terjadi masalah antara security dan salah satu penghuni dimana security memasuki dan menggeledah salah satu kamar penghuni yang dicurigakan menyembunyikan narkoba dan alkohol. Hani pun memutuskan pindah karena takut hal yang sama terjadi kepada dia dan kamarnya yang harusnya menjadi privasi diacak-acak begitu saja, dan karena memang dari dasarnya dia OKM (orang kaya mampus) dia memutuskan untuk pindah ke sebuah apartemen. Dengan tinggal di apartemen, Kehidupan Hani juga menjadi lebih bebas dan mandiri. Dengan Hani tinggal di apartemen juga aku juga bisa main ke apartemennya tanpa harus dikhawatirkan oleh ibu kos atau security, meski pada saat ini aku tidak pernah berniatan untuk melakukan hal yang aneh-aneh, paling aku kesini jika ingin mengerjakan laporan praktikum yang bikin ribet. Aku juga tidak selalu sendirian, aku sering ditemani oleh Rama, Adi, dan teman-teman perempuan dari kelas kami sehingga kesempatan untuk melakukan hal yang tidak-tidak masih susah. Apartemen Hani terdiri dari beberapa bagian ruangan, diantaranya adalah dua kamar dimana yang satunya dia gunakan untuk menaruh barang-barang untuk sementara waktu, ruang TV, dapur dan kamar mandi.

--

Setelah membayar makanan yang kita makan tadi, aku dan Hani keluar dari warteg tersebut dan beranjak ke motor kami. Namun karena bawaan Hani yang tidak bisa digemblok karena model tasnya merupakan tas tenteng, tasnya menyenggol salah satu gelas pelanggan lain dan menumpahkan isi gelasnya ke seluruh celana orang tersebut.

"AHHHH PANAS, WOI LU GAADA OTAK YA? BISA LIAT-LIAT GA? LU LIAT INI CELANA GUA JADI RUSAK BEGINI! " teriak amarah orang tersebut meluapkan kesalnya kepada Hani. Hani yang kebingungan pun hanya bisa minta maaf dan berharap orang ini mau memaafkan keteledoran dia.
"Yaampun mas, mohon maaf mas saya nggak sengaja, tadi ruangnya sempit jadi saya galiat kalo tas saya nyenggol gelas masnya. Saya ganti rugi deh, gimana? Saya yang bayar uang makan mas sama buat ganti rugi celananya." ucap Hani yang panik karena amarah orang tersebut. Orang itupun seperti tidak terima dengan ucapan Hani dan kembali berteriak "APA-APAAN LU TIBA-TIBA PENGEN KABUR PAKE SIASAT BAYAR GANTI RUGI? LU KIRA GUA MISKIN? BISA GUA BELI CELANA BARU, BELI BADAN LU JUGA BISA GUA, JANGAN NGEREMEHIN GUA LU BANGSAT!!" ucapnya lagi.

Aku yang merasa tidak terima Hani diteriaki seperti itupun berusaha membela Hani dengan se-tidak ofensif mungkin
"loh mas dia juga ngga sengaja loh, kan masnya juga liat tadi kita kesusahan mau jalan. Niat dia juga baik mau tanggungjawab tapi masnya malah kayak gitu balesannya. Jangan mentang-mentang masnya cowo dia cewe mas bisa kayak gitu seenak bicara sesuka hati mas dong" ucapku membela Hani. Amarah pria tengil pun sudah meluap dan dia melampiaskannya dengan mengambil teko berisi air putih dan menyiram Hani dengan air itu.

"GIMANA SEKARANG RASANYA KESIRAM GITU HAH? ENAK GA? SEKARANG LU MINTA MAAF YANG BENER MELUTUT DI DEPAN GUA ATAU LU BISA GUA MALU-MALUIN DI DEPAN ORANG-ORANG YANG ADA DISINI, DAN LU JUGA JANGAN IKUT CAMPUR YE, INI URUSAN GUA SAMA DIA!" teriak orang tersebut sambil menunjuk-nunjuk ke arahku. Tanpa berpikir panjang pun aku menghujamkan pukulan keras di samping telinga orang itu dan membuat dia terjatuh dari kursi dan nyaris pingsan.
"Sekarang liat siapa yang dibikin malu didepan orang-orang" ucapku setelah hampir membuat orang ini pingsan. Selain itu aku juga mengambil beberapa lembar uang 50.000 dari dompetku dan melemparkannya ke wajah orang tersebut dan berkata
"tuh buat uang ganti semuanya" ucapku yang berusaha tetap terlihat cool didepan orang-orang terutama Hani.

Aku kembali melihat Hani yang sudah basah kuyup karena disiram air tadi dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Akupun merangkul pundaknya dan membawanya keluar dan menenangi dirinya.
"Udah gausah dipikirin orang-orang kaya gitu, dia juga udah seenaknya bertindak begitu ke kamu, jadi dia pantes dapet apa yang dia dapetin" ucapku. Hani yang mulai tenang pun akhirnya menatapku dengan senyuman manisnya dan mengangguk-angguk mengiyakan perkataanku.
"Iya bay, gapapa kok. Aku tadi kaget banget aja, cuma udah tenang kok sekarang. Eh kamu mau nganter aku balik dulu ngga? Aku gaenak ke kelas bajunya basah begini" ucap Hani. Akupun mengiyakan dan kita berjalan ke parkiran untuk mengambil motor.

Selama perjalanan kami ke motorku aku selalu salah fokus ke bagian dada Hani yang tsrsiram oleh orang tadi. Siraman itu membuat baju Hani menjadi lepek dan membuat payudaranya menjadi sangat menonjol. Namun, aku yang takut jika dia dilihat oleh orang sekitar pun membuka sweaterku dan memakaikannya kepada Hani. Hani yang kaget pun bertanya kepadaku
"Loh bay ini buat apaan? Kok tiba-tiba kamu makein aku sweater?" tanya Hani heran. Aku hanya membalas "Biar kamu ga kedinginan nanti dijalan, sama aku juga ngga suka kalo orang-orang di jalan ngeliatin dada kamu, siraman air tadi bikin baju kamu jadi ngetat" ucapku. Hani yang tidak terlalu menyadarinya pun kaget dan kembali melihat kedepan, namun aku bisa memperhatikan bahwa dia sedang senyum-senyum salting melihatku. To make it even better, Hani tiba-tiba menggandeng tanganku dan membuatku menjadi salting juga. Singkat cerita kita sampai di motor V*rio kesayanganku dan kita berangkat ke apartemennya Hani.

Tidak ada hal spesial yang terjadi di jalan, hanya saja Hani menyenderkan kepalanya di bahuku dan payudaranya seperti menekan punggungku membuatku menjadi geli-geli enak. Kitapun sampai di apartemen Hani dan Hani langsung beranjak ke kamarnya untuk mengambil handuk dan beranjak ke kamar mandi. "Bay, aku sekalian mandi dulu ya sebentar. Awas kalo kamu ngintip, kalo mau liat, ikut mandi sekarang juga, hehehehe bercanda. Tunggu sebentar yaa!" ucap Hani. Aku yang merasa di-PHP-kan karena ajakannya hanya bercanda pun akhirnya membalas tertawa ucapan Hani tersebut dan aku membuka hp untuk melihat pesan-pesan yang ada di HP ku. Saat sedang meng-scroll timeline di sosial mediaku, muncul pesan dari group chat kelas yang bertuliskan "Hari Ini dosennya berhalangan, guys. Jadi kita ngga ada kelas buat hari ini." mendengar ini akupun sempat tertawa kegirangan dan aku memberitahu Hani yang masih di kamar mandi.
"HANNN! DOSENNYA GADATENG HARI INII!!! GAADA KELAS JADINYAA!!!" teriakku dari sofa ruang TV. Hani yang masih di dalam kamar mandi pun membalas
"LOH FREE CLASS DONG? YESS!" teriak Hani yang ikut kegirangan karena memang mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang paling boring dan kita sialnya kedapatan dosen yang cukup deadly, sekali menguap saja bisa membawa masalah bagi kita bila dia melihat. Tak lama setelah itu, Hani keluar dengan outfit yang sudah berbeda dari sebelumnya, menggunakan celana training, kaos lengan panjang dan kerudung bergo. Outfit ini juga memancarkan aura-aura manis Hani ke titik yang jauh lebih tinggi dari biasanya.
"Terus kamu mau gimana Bay? Kamu diajakin nongkrong ama Rama Adi ngga? Kalo ngga disini dulu aja dongg, aku mau nonton film horor tapi gamau sendirian" ucap Hani sambil beranjak duduk disampingku di sofa.
"Ngga sih, aku juga biasanya kan kalo main sama Rama Adi jalannya kalo kita lagi bertigaan, kalo berduaan terus yang satu nyusul malah gabakal jadi main" balasku.
"Yaudahh kamu disini dulu aja yaa, temenin aku nonton film, mau ngga??" ucap Hani.
"Yaudahh tapi aku mau pulang dulu naro barang sekalian ganti baju, ambil peralatan buat futsal, sama beli cemilan." balasku. Hani pun membalas "tapi kan kita baru makan..." dengan tatapan tajamnya ke mukaku. Akupun hanya tertawa dan membalas "ngga, beda kalo nonton ama makan berat takarannya eheheh, yaudah aku jalan dulu yah" ucapku sambil beranjak keluar. "Iyaa deh, awas hati-hati di jalan, jangan lama-lama yaa!" balas Hani. Akupun Hanya mengangguk dan menutup pintu.

Setelah berganti baju di kosan dan mengambil sepatu, akupun langsung jalan lagi ke supermarket terdekat dari kosanku untuk membeli beberapa cemilan. Di saat aku sedang memilih cemilan, tiba-tiba aku dikageti dengan Rama yang sedang ada disitu juga.

"Lagi ngapain lu, Bay? Lu mau nyetok cemilan?" tanya Rama. Aku hanya membalas "kagakk, ini Hani minta temenin nonton film horor, jadi gua beli cemilan buat nyemil sambil nonton". Rama pun meledek-ledekku yang sudah semakin dekat untuk mengambil hati Hani dan memacarinya "Wadaww bentar lagi gua dapet pajak jadian nih wehehehe, mau makan-makan dimana nih" canda Rama. Akupun tertawa kecil dan hanya membalas "Ahahahah, doain aja Ram secepetnya". Rama yang tadinya senyam-senyum tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi agak serius. "Kalo gitu lu juga harus cepet, Bay. Ada kabar burung kalo Hani juga sekarang lagi dideketin ama anak teknik. Lu harus buru-buru Bay kalo ngga keambil jatah lu" ucap Rama meyakinkanku untuk bergerak cepat dalam mengambil keputusan. Aku sempat terdiam sebentar dan bertanya ke Rama. "yah gimana ya, Ram? Apa gua tembak sekarang aja kali ya? Kayaknya momennya juga pas" tanyaku kepada Rama. Rama hanya membalas pertanyaanku dengan "lu yakin?". Pertanyaannya tidak menggoyahkan pilihanku. "Well, kalo kondisinya kayak sekarang, mending gua ambil resiko ketimbang gerak lama terus ketikung, kan?" balasku terhadap pertanyaan Rama. Rama akhirnya mengiyakan pertanyaanku dan menyemangatiku agar tidak goyah sebelum dia kembali mencari barang yang dia cari.

Setelah aku keluar dari supermarket tersebut, aku tidak langsung berangkat ke Apartemen Hani dan memikirkan tindakan yang akan kulakukan sekarang. Jujur, aku takut aku belum siap jika Hani menolak ajakan pacaranku dan Hani jadi menjauh dariku karena takut jika malah menjadi menyakiti perasaanku. Namun, jika aku tidak bergerak cepat, aku bisa kehilangan kesempatanku untuk memacari salah satu perempuan tercantik yang ada di fakultasku. Pemikiran ini pun berlangsung cukup lama sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mengambil resiko. Let's just hope whatever happens inside her apartment today stays in her apartment today.

Tapi untuk menembak Hani, aku rasa tidak cukup jika hanya dengan sebuah kata-kata romantis picisan yang sering kita lihat di novel, film, dll. After all, I'm not really into that. Bagiku, hal-hal yang seperti itu agak menggelikan. Jadi aku sedang memikirkan barang apa yang cocok untuk diberikan kepada Hani sebagai kenang-kenangan hari pertama jadian kita. Aku sempat berpikir cukup lama sebelum menentukan bahwa boneka yang akan menjadi pilihanku. Toh dia juga suka koleksi boneka, jadi kupikir dia akan suka. Akhirnya aku menyempatkan diri ke toko boneka yang searah dengan apartemen Hani.

Aku sempat memutari toko ini cukup lama karena mencari boneka yang pas untuk diberikan karena aku tidak mau kalau yang kubelikan ternyata dia sudah punya. Disaat itulah aku ingat Hani pernah berkata padaku bahwa dia ingin boneka panda untuk melengkapi koleksi boneka hewannya (tau lah ya kartun tiga beruang). Aku menemukan banyak boneka panda dan hanya ada satu yang menarik perhatianku, panda dengan toga yang biasanya diberikan untuk orang-orang wisuda. Harganya juga tidak mahal dan tanpa memikir panjang aku akhirnya membeli boneka itu.

Singkat cerita, aku sudah sampai di depan pintu apartemen Hani dan Hani membukakan pintu dengan tatapan kesal. "Kemana aja siii lama bangett, untung ngga ketiduran aku" ucap Hani.
"Iya Han tadi aku sekalian ngambil duit di ATM dulu terus macet, yaudah aku lama jadinya" balasku.
"Oalah yaudah deh, yaudah masukk itu udah aku siapin semuanya tinggal nonton kita." Ucap Hani. Setelah Hani kembali masuk aku cepat-cepat menyembunyikan boneka ini dan langsung masuk ke dalam apartemen Hani.

Aku dan Hani pun menonton film horor yang ingin Hani tonton ini. Bagiku tidak terlalu seram sih, hanya banyak jumpscare nya saja. Namun bagi Hani film ini merupakan top tier dari film horor yang pernah dia tonton. Dan selama menonton pun, Hani juga sering membuang muka untuk tidak melihat jumpscare nya dan memeluk tanganku. Aku yang paham dengan kondisi ini pun langsung memposisikan tanganku dan membuatku menjadi merangkul Hani dan Hani menjadi bersandar di pundakku sepanjang perjalanan film ini.

Di sela-sela sesi tonton film ini, Hani mengajak aku bicara. "Bay, tau ngga si? Masa aku dideketin sama anak teknik." ucap Hani. Aku yang pura-pura kaget pun hanya menjawab "loh, iyakah? Ganteng ngga orangnya? Tajir ngga nih?". Hani hanya tersenyum dan menjawab "ganteng, Bay. Tajir banget juga, tapi bukan tipe aku kalo orang-orang kaya dia tuh." ucap Hani.
"Emang tipe kamu yang kaya gimana?" balasku. "Kepo bangett ihh" balas Hani sambil mencubit-cubit pipiku. Kemudian kami kembali memerhatikan film yang diputar di TV ini. Namun entah karena terlalu nyaman atau filmnya memang boring, aku mulai merasa mengantuk dan kulihat juga ternyata Hani juga sudah terlelap di rangkulanku dan aku akhirnya ikut tertidur sambil tetap merangkul Hani dan dibawah alam sadarnya dia pun memeluk tubuhku dengan erat, membuat tidurku menjadi lebih nyaman.

Aku terbangun jam 5 sore, berarti kutaksir sudah kurang lebih 2 jam aku tertidur dipelukan Hani. Tak lama setelah aku bangun, Hani pun bangun dengan tatapan muka bantalnya dan menanyakanku sudah berapa lama dia tertidur. "Jam berapa ini, Bay? Aku tidurnya lama yah?" ucap Hani dengan tatapan muka bantalnya.
"Jam 5, Han. Sama aku juga tidurnya pules banget tadi." balasku. Kami tetap di posisi ini sampai selama 5 menit sampai akhirnya aku berdiri beres-beres untuk pulang ke kosan karena nanti malam aku masih harus latihan futsal. Hani pun langsung bergegas untuk merapikan sofa yang kita gunakan untuk tidur tadi.

Aku yang masih belum connect dengan dunia sepenuhnya (efek bangun tidur), hampir lupa kalau aku berniat untuk menembak Hani. Jadi aku menunggu Hani selesai beres-beres dan menyiapkan boneka yang sudah kubeli tadi. Tak lama setelah itu Hani pun menghampiriku dengan wajah keheranannya karena aku membawa boneka. "Bay, kamu beli boneka buat apa?" tanya Hani. Tanpa berpikir panjang aku langsung memberikan boneka itu kepada Hani dan diapun makin kebingungan. "Buat kamu, Han." Hani yang kaget hanya bisa terdiam sambil tersipu malu, kulihat mukanya sudah memerah. Di momen inilah, ku genggam tangannya dan berkata "Han, kamu mau nggak, kalo kita jadian?". Yes, aku tahu kalau perkataanku ini sangat tidak romantis, tapi aku saja bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak karena tekanan ini membuat kakiku gemeteran. Namun, Hani tidak berkata sepatahpun tapi langsung memeluk badanku erat. Kami sempat berpelukan selama ±1 menit sebelum akhirnya Hani melepas pelukannya dan tersenyum melihatku.

"Ini berarti jawabannya iya atau ngga, nih?" ucapku untuk memecahkan kesunyian. Hani tidak berkata apa-apa, hanya tersenyum melihatku. Tapi entah siapa yang memulai, kepala kita mulai berdekatan, dan bibir kami bersentuhan dan mulai berciuman. Sebelumnya Hani sempat pasif dan mendiamkan bibirnya sebelum akhirnya Hani berubah menjadi lebih aktif dan membalas ciumanku. Akupun berinisiatif menggendong Hani dan membawanya ke Sofa dan menurunkan Hani di sofa tersebut sebelum kami lanjut berciuman. "mmmhh.... Mmmhhhh... Ahhh bayy..." desah Hani di sela-sela ciuman kami. Akupun berinisiatif meremas pantatnya dan membuat Hani menjerit kecil sebelum dia juga mulai memegang kepalaku.

Ciuman ini berlangsung selama ±5 menit dan aku yang merasa bosan berinisiatif untuk menaikkan kaus Hani namun Hani yang menyadari langsung melepaskan ciumannya dan menahan tanganku untuk menarik kausnya. "Jangan sejauh itu dulu ya, sayang.... Hhh... Hhhh... Aku belum siap buat lebih jauh dari ini." ucap Hani setengah mendesah, Akupun yang sebenarnya sudah kentang mengiyakannya dan kami lanjut berciuman. Entah berapa lama dan kami berhenti berciuman saat kulihat langit diluar sudah gelap. Aku melepas ciumannya dan saat ini, posisi kepalaku berada diatas payudara Hani dan Hani mengelus-elus rambutku. Sesaat kemudian aku mengangkat kepalaku mendekati kepala Hani. Hani hanya memegang kepalaku sambil kembali mengelus-elus kepalaku. "Hani sayang bayu. Ccupp... " ucap Hani sebelum dia mengecup manis keningku. Akupun membalas mencium kening dan bibirnya. "Bayu juga sayang Hani ccuppp... Ccupp... ." balasku. Setelah itu aku dan Hani berdiri dan kami membereskan keberantakan yang sudah kita buat setelah berciuman tadi dan aku, ditemani Hani, bergegas ke parkiran motor. Akupun menyalakan motorku dan sebelum keluar parkiran, aku menghampiri Hani sebentar untuk pamit. "Aku pamit dulu yah." ucapku. Hani hanya mengangguk dan membalas perkataanku. "Hati-hati di jalan ya, sayang." ucapnya. Setelah itu aku mengendarai motorku keluar parkiran dan menuju ke tempat latihan futsal. Nothing special happened here, setelah latihan selesai pun aku tidak langsung pulang namun aku mencari makan dengan teman-temanku dulu, tak lupa kukabari dulu Hani just in case dia menungguku pulang ke kosan.

Aku baru sampai di kosan sekitar pukul 10 malam dan ketika aku masuk ke dalam kosan ini aku tidak membuka handphone ku dulu namun langsung beberes dan bebersih badan, dan setelah itu baru aku membuka handphone dan kulihat ada notifikasi chat dari Hani yang bertuliskan "Kalo udah sampe di kosan langsung istirahat yaaa, awas kalo begadang, inget besok kelas pagii, sama makasihh ya bonekanya, lucu bangett aku suka. Aku tidur duluan yaa, dadahh. Hani sayang Bayu". Aku sempat salting ketika membaca isi chat tersebut dan kemudian aku membalas chat Hani dulu sebelum tidur. Sebelum tidur juga, aku sempat melihat Hani mengganti foto profilnya dengan foto selfie dia dengan boneka yang kuberi, mengganti cover photo di akunnya menggunakan foto disaat aku masih membela tim Lokal di kotaku (entah dari mana dia mendapatkan itu) dan Bio di akunnya pun juga diganti dengan tulisan "Dirgantara."

-To be Continued-

P. S: Untuk para agan-agan yang terhormat, mohon maaf jika build up ke adegan seks nya agak lamban, karena ane ingin bikin ceritanya tidak terlalu buru-buru, dan mohon maaf juga kalau ane kurang pandai mendeskripsikan bagian ciumannya atau bagian seksnya kedepannya, maklum masih nubi eheheh
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd