Part 7 : Memanjakan Mata, Memuaskan Batang & Dapat Keperawanan Lagi Bag.1
Lalu lintas di jalanan Ibukota kini tengah padat-padatnya, semua kendaraan bermotor terpaksa harus melambatkan lajunya demi menjaga keselamatan masing-masing. Seperti nasib Andrea dan Frieska sekarang ini, mobil yang mereka kendarai terjebak diantara puluhan kendaraan lainnya.
Sudah 20 menit lebih kira-kira laju mobil Andrea melambat membuat mereka di landa kebosanan. Frieska sejak tadi melamun sembari melihat ke arah jalanan, sedangkan Andrea terus fokus dengan kemudi. Namun secara diam-diam sesekali ia mengamati bongkahan payudara milik Frieska yang montok.
Ukurannya jelas jauh lebih besar dan padat daripada milik Shania atau Gaby. Batang kemaluan Andrea tak bisa diam dibalik celana jeans yang dikenakannya, seolah meronta-ronta karena ingin bebas.
Frieska yang menyadari tatapan Andrea pun menoleh sambil memiringkan kepalanya.
"Kenapa, sayang? Kok gitu lihatin akunya? Ada sesuatu yang mau kamu omongin kah?" tanya Frieska yang merasa heran.
"Eh, eng-enggak, Fries." Andrea langsung gelagapan ketika kepergok memperhatikan gadis di sampingnya itu.
"Ih bohong, udah kamu bilang aja ada apa?" Desak Frieska yang tersenyum geli melihat tingkah Andrea.
"Enggak kok, serius. Aku lihatin kamu ka-karena..."
"Karena apa?" Frieska mendekatkan dirinya ke Andrea, seatbeltnya tertarik membuat dadanya tertekan. Di situ Andrea bisa melihat lebih jelas, betapa besarnya payudara milik Frieska. Celananya makin sempit sekarang.
"Kamu cantik malam ini," celetuk Andrea yang sudah tak tahan lagi.
"Hah? Gombal deh." Frieska terkekeh, ia kembali duduk seperti semula.
Kemacetan perlahan mulai terurai, Andrea pun kembali melajukan mobilnya menuju ke Mall. Frieska masih menatap Andrea dengan seksama, ia merasa lelaki ini sebenarnya biasa saja. Namun yang terasa menarik adalah karisma-nya.
"Kamu lihatin dada aku ya?"
"Hah?"
Ya, momen ena ini kembali terjadi. Andrea terkejut setelah Frieska melontarkan kata-kata itu. Ia sendiri bingung harus menjawab apa.
"Em, itu.. aku tadi... itu."
"Apaan sih? Yang jelas dong, biar aku tau apa maunya kamu." ujar Frieska tersenyum menggoda.
Tangan kanannya lalu diletakkan tepat di bagian batang Andrea. Ia dapat membayangkan bagaimana di hujam habis-habisan oleh batang milik Andrea. Perlahan tangannya bergerak dengan santainya, hal itu membuat Andrea mau tak mau harus melambatkan laju mobilnya.
"Ah Fries, iya. Ak-aku tadi lihat ke arah dadamu. Rasanya aku mau kenyot putingmu, terus selipin batang aku di sela tetek montokmu itu...." jawab Andrea mengakui. Ia sedikit merintih keenakan karena batangnya diremas dari luar oleh Frieska.
"Aku mau aja kok, tapi syaratnya kita harus lakukan itu di tempat umum." Frieska lalu mengedipkan mata kirinya sambil menggigit bibir bawahnya agar terkesan seksi.
"Ini sama seperti apa yang gue bayangin. Ah udah gak sabar rasanya." batin Andrea. Entah mengapa ia merasa Frieska adalah gadis yang bisa diajak serius.
»»» ○ «««
Singkat cerita Andrea dan Frieska kini sudah sampai di sebuah Mall ternama. Mereka masih berada di area parkir paling atas, dan lebih tepatnya lagi ada didepan mobil.
"Fries, kamu yakin kita mau main disini?" tanya Andrea sedikit ragu.
"Iya, aku yakin aja. Yang penting jangan sampai kepergok orang aja." jawab Frieska enteng.
Andrea tiba-tiba di dorong hingga tubuhnya terlentang diatas kap mobil, Frieska dengan senyuman menggoda mulai membuka kancing celana Andrea dan segera membuka resletingnya.
"Ini baru mau mulai ronde pertama loh. Tapi tetap buat aku terkesan ya, sayang." Andrea mengangguk mantap, ia begitu sumringah saat melihat tingkah Frieska.
"Puasin aku ya, tapi sedotnya pelan. Aku takut kalah telak di ronde pertama," pinta Andrea, Frieska hanya mengangguk saja.
Frieska pun mulai menurunkan celana jeans Andrea. Ia kemudian meraba-raba batang perkasa yang masih bersarang dibalik underwear itu. Kepalanya bergerak mendekat, lidahnya keluar lalu mulai menjilati batang Andrea yang masih tertutup.
"Ahh, Fries!" Lenguh Andrea cukup keras, ia sedikit tersentak karena jilatan itu. Bagaimana bisa seenak ini, padahal masih dalam kondisi tertutup.
"Ahk!" Dengan sedikit tergesa-gesa Frieska menurunkan underwear yang masih dipakai oleh Andrea. Dan setelah terbuka, ia kaget ketika batang perkasa itu seolah melompat dari sarangnya, hingga beberapa kali menabrak ke pipinya.
"Astaga, ini lucu banget sih bentuknya, sayang!" Ujar Frieska sembari tertawa.
"Ssttt, jangan keras-keras, Fries!" Pekik Andrea.
"Bodo amatlah, kalau mau ada yang lihat ya biarin aja. Barangkali aja banyak yang berminat buat gangbang aku." Frieska kemudian melucuti kaosnya
"Jangan.." Andrea menatap Frieska dengan memelas. Seperti ada rasa tidak rela di dalam hatinya, apakah ini cinta? Entahlah...
"Kok gitu, emang kenapa sih kok nadanya gitu banget." Frieska tersenyum ke Andrea, namun tak ada jawaban apapun yang terdengar.
"Udahlah, mulai sekarang aja ya.." Frieska lalu menggenggam batang milik Andrea, perlahan ia mulai mengocoknya dengan tempo lambat.
"Oh.."
"Ohhh Fries, enak banget kocokanmu. Ohh!"
Lenguhan demi lenguhan lolos dari mulut Andrea, ia menghayati kocokan tangan lembut Frieska. Batangnya pun semakin mengeras, tapi sedikit sakit karena Frieska mengocoknya dalam kondisi kering tanpa pelumas.
"Ah, Frieska.... mantap banget rasanya, kasih ludahmu sedikit, biar gak lecet."
"Iya, sayang." Frieska melakukan apa yang Andrea minta, kemudian ia kembali mengocok batang itu dengan tempo lebih cepat dari sebelumnya.
"Fries, bu-buka kaosmu, aku m-mau.. akhh, aku mau di layani titjob dari kamu..." pekik Andrea.
Frieska mengangguk, ia berniat untuk membuat Andrea puas hingga meminta ampun. Titjob, bukan masalah buatnya. Meski belum pernah melakukannya, tapi ia yakin bisa hajar Andrea habis-habisan.
Ketika hendak mengangkat kaos yang dikenakannya, tiba-tiba...
Astaga Frieska!!!" Andrea dan Frieska spontan menoleh ke arah suara itu berasal.
Andrea dan Frieska mendapati seorang gadis berambut pendek dan bersuara bass menatap mereka berdua dengan mulut terbuka. Andrea seketika tersenyum dengan bangga, kenapa? Karena gadis yang ia inginkan sudah ada didepan matanya. Benar saja, gadis berambut pendek itu tak lain adalah Lidya Maulida Djuhandar, benar-benar tak menyangka melihat kejadian seperti ini, orang yang sebenarnya diam-diam dikaguminya itu, ia pergoki tengah beradegan panas bersama dengan salah seorang temannya dari timK3.
"Fries, kenapa lo tega begitu sama gue? Jawab!" tanya Lidya dengan nada bergetar.
Air matanya sudah hampir keluar dari pelupuknya, hatinya seakan hancur melihat teman yang ia percaya mengkhianatinya dengan cara seperti ini. Padahal beberapa hari sebelumnya Lidya sempat curhat kepada Frieska saat nongkrong disebuah Cafe, Lidya mengatakan kalau dirinya sedang naksir dengan seseorang. Awalnya ia tidak mengaku ke Frieska soal siapa orang yang ia sukai karena lelaki itu adalah pacar temannya, disitulah Frieska memahami situasi Lidya. Hari itu kebetulan Shania juga mengunjungi Cafe yang sama, ia mendapati dua rekan seprofesinya sedang mengobrol, kemudian dia pun memutuskan untuk ikut bergabung bersama Lidya dan Frieska. Mereka bertiga pun larut dalam perbincangan tersebut, dengan bantuan Shania, Frieska saat itu terus mengintrogasi tentang orang yang ditaksir Lidya. Setelah di serang bertubi-tubi akhirnya Lidya mengakui jika dirinya suka dengan pacar Shania yaitu Andrea.
Shania yang saat itu sedang minum langsung menyemburkan latte-nya ketika mendengar pengakuan Lidya. Bukannya marah atau apa, Shania malah tertawa keras hingga membuat seluruh isi Cafe menatap kearahnya, tak terkecuali Lidya dan Frieska. Setelah tawanya usai, dia bilang pada Lidya, "Kalau kamu rela berbagi pacar sama aku, aku sendiri nggak masalah. Toh aku tau kalau Andrea bisa bersikap adil nantinya." Kedua teman di depannya hanya terdiam saja ketika pernyataan itu terlontar dari mulutnya.
Dan pada pertemuan itu sebenarnya Lidya lah yang dipercaya oleh Shania untuk selalu memanjakan Andrea saat dirinya akan pergi ke Jepang, bukan Frieska. Tetapi yang terjadi saat ini adalah kebalikannya. Ini berarti bahwa semua yang telah dikatakan Frieska kepada Andrea itu adalah bohong!
"Fries, bukannya gue yang dipercaya sama Shania untuk saling berbagi Andrea, tapi kenapa elo tega melakukan ini ke gue?!" Pertanyaan Lidya tersebut sukses membuat Frieska terdiam seribu bahasa, tak jauh berbeda dengan Andrea. Lelaki itu hanya terdiam mendengar ucapan gadis yang ia kagumi itu.
"Fries, apa yang Lidya bilang itu benar?" kini giliran Andrea yang melontarkan pertanyaan pada Frieska, sekarang mereka berdua seakan lupa dengan aktivitas yang mereka lakukan sebelumnya.
"Aku udah bohong sama kamu, aku bohong tentang semua yang udah aku ceritakan ke kamu. Sebenarnya Lidya suka sama kamu, panjang kalau diceritakan, tapi intinya Shania rela berbagi satu cinta sama dia. Sedangkan aku? Aku cuma butuh belaian dan kasih sayang, maka dari itu aku berinisiatif untuk ML sama kamu, sebelum Lidya yang duluin aku." Jawaban tersebut membuat Andrea merasa bangga, di dalam hati ia senang jika banyak perempuan yang ingin berhubungan seks dengannya.
"Lidya, kemari, aku mau bicara serius sama kamu," ucap Andrea tersenyum kearah gadis berambut pendek itu.
Lidya dengan perlahan mulai melangkah, ia berjalan menghampiri Andrea dan Frieska yang masih dalam posisi siap tempur. Sampailah ia dihadapan dua orang itu, batang kejantanan Andrea terlihat kembali menegang dengan gagahnya, lalu diraihnya tangan Lidya dan Frieska secara bersamaan kemudian diletakkan pada kemaluannya.
"Threesome menarik, aku belum pernah coba, tapi aku mau banget ngerasain itu sama kalian berdua. Jadi bawa batangku ini untuk menikmati indahnya surga dunia yang kalian miliki."
***** Daily Sex *****
Halo para semproters, ini udah diperbarui sama bagian lanjutannya. So, nikmati aja cerita yang sederhana ini. Cuma sedikit tambahannya, tapi gue janji untuk lanjutin bagian keduanya. Lagi sibuk buat cerita spesial kelulusan Veranda & ultah Shania yang di gabung dalam satu part.