Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™: Revolution

Mantaappp !
Tara kebawa esmosi nih, jadi kusyuutt dah! Dulu, Sheila susah sembuh waktu kejebak di tiryag, semoga Joni cs sekarang kagak separah itu.

Makasih, bro :beer:!
 
wakaka susah kalau sama Liliana.... kagak masuk di skenarionua. nanti lah gw pikirin cara....

sama Wagimin boleh
Wanjeer mo bilang kagak tapi malah lasung dibikin ss nya😢

Pertarungan sheilla sama tara terinspirasi sasuke vs itachi yee bang
 
Bintang 5 apdetnye master, ane penasaran sapa yg bakal duel sama raja teletabis, masa iya joni lagi, tp kalo joni ga teraniaya ga seru jg sih, wkwkwkwkwkabooor
 
Anjirrrrrr
Ku skip skip aja lah

Meakipun bagus, gak tega 🤣
 
Sialan si Wagimin dapet ngehajar Jeannie baru si Sheila mau bersekutu dengan Jafar :bingung:
Semakin menarik, apakah ini merupakan permainan Sheila ???
 
.
.
.
.
.

.
.


Nggak seberapa lama, Sheila balik. Setelah nego dengan Sanca dan utusan Jafar, akhirnya gw dkk dibebaskan dengan syarat bersumpah untuk tidak melakukan revolusi atau balas dendam.

Tubuh kami akan diinjeksi dengan nanomachine yang menghilangkan kekuatan Animus untuk selamanya. Tara menolak pada awalnya, tapi setelah gw bujuk, akhirnya dia mau melupakan dendam pribadinya.

Gw dan Tara hidup bahagia sebagai petani di desa Wu Lu Han. Tapi nggak seberapa lama gw mulai telat datang bulan...

"Wagiminh... aku hamilh... ini benihmuuh...," kata gw meminta pertanggungjawaban.

Nggak mau jadi omongan tetangga, Gw terus dinikahin sama Wagimin. Gw sekarang jadi ibu tirinya Astuti. Tiap hari gw dianiaya sama Wagimin dalam sebuah novel bergenre age gap tentang istri teraniaya yang sudah dibaca lebih dari 10 juta kali dan akan diangkat ke menjadi sinetron Indosiar "Mertuaku adalah Suamiku".

Sementara itu Jafar yang menguasai tubuh Mandala 12 Rasi Bintang berhasil menjadikan dunia berada dalam kedamaian abadi yang bebas dari rasa benci.

Kecuali gw. Semua orang hidup bahagia. Selama-lamanya....


Joni Kroco Revolution
T A M A T.
2019



Ada noda dalam hidupku
Melukai relung hatiku
Telah aku ingkari buah hati sendiri
Ku tak tahu lagi
Semuanya telanjur terjadi
Semuanya tak bisa kuhindari lagi

Dulu cinta kupersembahkan
Untukmu sampai akhir zaman
Tapi kau telah ingkar
Semua jadi pudar
Cinta kita hancur
Tinggal puing terpendam terkubur
Dalam hati yang kini telah hancur
Karena...

Noktah merah perkawinan
Telah menghancurkan mahligai cinta
Dan juga buah hati kita

Kini hanya bisa menangis sendiri
Hanya bisa bercanda dalam sepi
Berat hati kita terdiam di sini
Hanya bisa bercanda dalam mimpi



















________________________________​

"Seperti inikah akhir yang kamu inginkan?"

Gw terjaga dan terbangun di sebuah ruangan serba putih. Sebuah gerbang Hijau Jade tertutup di depannya. Gerbang Animus.

Dimensi keempat? Atau masih dalam Ilusi? batin gw karena di depan gw sekarang ada sesosok cewek telanjang bulat.

─bukan. Ini bukan Kronos.

Seumuran Sheila, mungkin lebih muda lagi. Tubuhnya yang telanjang cuma dibalut oleh seutas selendang sutera yang hanya menutupi bagian-bagian penting tubuhnya layaknya seorang Dewi Kahyangan.

Mukanya mirip Sheila, tapi lebih oriental macam Tara, secara Sheila kan blasteran sama kek gw. Rambutnya hitam panjang digelung dengan tiara. Cewek itu kersenyum lucu ngelihat gw yang juga tanpa busana. Weits karakter baru neh. Ngewe lagi neh, wakakakag. Tapi perasaan gw pernah kenal tapi gw lupa di mana.

"Cewek. Hantu penasaran dari mana neh? Ngewe yok?"

Kepala gw dijitaknya.

"Riko (kamu) jangan kurang ajar kepada ingsun (saya), Cu!"

Bhaaaa. Ternyata arwahnya Eyang Bi Hun.

"Eh. Eyang Bi Hun. Salam, Eyang." gw sungkem. "Maapin kagak bisa ngenalin, soalnya Eyang kelihatan mudaan. Masih gentayangan aja, Eyang? PH-nya Rapi Ahmat lagi cari pemeran buat film Arwah Tumbal Nyai loh."

"Ini bukan arwah, Cu. Ingsun terlahir kembali sebagai Dewi Kahyangan." Si Eyang mesem-mesem sambil mamerin tetewnya yang emang semontok Sheila.

Ternyata atas budi baiknya semasa hidup si Eyang naik ke Kahyangan menjadi jadi Bidadari Surga.

"Gimana kabar Cucu?"

"Suram, Eyang. Tubuh saya diambil Jafar."

"Jafar," Eyang Bi Hun tersenyum. "Dari mana Cucu yakin yang mengambil tubuhmu itu Jafar?"

"Lah? Terus siapa yang nyolong badan saya? Pak Utut Wijanarko?"

—hayo siapakah pak Utut?

Eyang tersenyum penuh misteri

"Sini, Cu. Lihatlah sendiri."

Eyang Bi Hun mengatupkan tangannya. Lalu di sekeliling gw terlihat masa depan yang Gemah Ripah Loh Jinawi. Masa depan yang dulu gw lihat waktu bertarung melawan Joni Imba di Season 2. Gw, Sang Mandala 12 Rasi Bintang mempimpin dunia dan mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan disasari keinginan luhur..

"Mandat Langit membuat kepemimpinan Mandala 12 Rasi Bintang didukung oleh Surga. Selama memegang Mandat Langit, tak ada yang bisa menjatuhkan kepemimpinannya. Di Bawah pimpinan Sang Ratu Adil, dunia akan berakhir bahagia dalam sebuah Utopia di mana manusia hidup dalam dunia tanpa kebencian."

─jadi ternyata ini adalah masa depan yang waktu itu gw lihat di Season 2.....

"Cucu bisa saja menyerah di sini. Dan cerita akan berakhir bahagia seperti yang cucu lihat tadi...." Eyang Bi Hun mengangguk dalam.

"Tapi apalah arti masa depan selain milyaran probabilitas? Sebaliknya, cucu masih bisa melawan kehendak The Maker dan menjatuhkan kepemimpinan Mandala 12 Rasi Bintang...."

Tangannya bergerak mengibas, dan gw ditunjukkan Masa Depan yang terletak pada probabilitas di ujung satunya.

"Tapi lihat apa yang akan terjadi jika Cucu melakukan itu..."

Multiverse.

Pada semesta versi alternatif ini gw memang bisa menjatuhkan kediktatoran Mandala 12 Rasi Bintang....

Tapi sama seperti ramalan Sang Oracle di Season 2. ─tak ada hasil yang datang tanpa imbalan.

"Sebelum merasakan keagungan,
kau harus merasakan penderitaan....

sebelum bisa menemukan,
kau harus pernah merasakan kehilangan....

sama seperti Karna yang dibuang Kunti
dalam sebuah nasib tragis....
kau harus mendaki kembali
jalan mu dari dasar neraka...."

musuh terkuat akan segera datang
dan kau akan kehilangan
semua orang
yang kau cintai
tanpa terkecuali..... "


|XII|

Gw memang bisa menurunkan Mandala 12 Rasi Bintang. Tapi akibatnya Perang Dunia ketiga pecah. Perang nuklir. Ending katastrofik. Gw yang kehilangan keluarga gw jatuh ke dalam sisi gelap dan menjadi Joni Imba. Kembali ke masa lalu dan berniat menghapuskan eksistensi dunia seperti yang ente baca di Season 2....

"Sekarang tergantung pilihan Cucu."

Gw bimbang!

"Eyang. Saya minta pilihan bantuan. Phone a friend!"

Eyang Bi Hun tertawa kecil. "Setiap kebaikan. Setiap kejahatan, mereinkarnasi masa depan kita. Bahkan Joni Imba berhasil menghadapi kegelapannya. Apapun pilihan Cucu, doa Eyang akan selalu menyertai...."

Eyang Bi Hun mengatupkan tangan untuk terakhir kali, sebelum realitas di sekeliling gw meluruh....

|XII|

17. Joni Kroco™ dan Agen Kekacauan

Gw membuka mata dan mendapati gw dan Tara dirantai di balairung tamu yang menghadap gerbang depan. Gw udah keluar dari jurus Ilusi. Masih telanjang bulat gw diikat layaknya hewan, sementara tawanan lain: Tikus, Macan, Elin, dan Anal yang kagak terlalu penting dipisah agak jauh dari kami.

Sheila berdiri dalam balutan zirah perang warna Jade dalam kawalan Pendeta Hitam Mi To yang badannya segede Kingkong dan membawa golok raksasa. Wajah Sheila tampak tegang seperti juga wajah pendekar-pendekar Sekte Jade Lotus yang lain.

Mereka sedang mengantisipasi kedatangan sesuatu. Gw nggak tahu apa. Terlihat dari semua pasukan Sekte Jade Lotus yang dimobilisasi membentuk formasi tempur.

Dari arah cakrawala terlihat tiga helikopter melayang rendah di antara pegunungan. Cahaya matahari pagi memaksa gw harus sedikit memicing. Udara yang tipis membuat mesin tempur itu bergoyang sedikit sebelum mendarat di atas padang salju. Angin baling-balingnya menerbangkan partikel-partikel salju ke udara.

Dari dalam helikopter muncul seorang cewek cantik setengah telanjang yang tubuhnya hanya ditutupi jubah, boots, dan bodypaint emas, yang gw kenali sebagai Codename: Hades, Homunculus Level-S yang gw lawan tempo hari.

Di sampingnya menyusul seorang cewek manis berambut cepak bondol yang mengenakan zirah warna hitam. Beatrix calon bini nomor empat gw yang otaknya dicuci pakai Wings Biru.

Sosok ketiga yang muncul membuat Tara membeliak geram. Sanca, yang berjalan dalam balutan jas mahal dan jubah dari bulu beruang kutub warna putih. Berjalan jijik di atas salju yang masuk-masuk ke dalam sepatunya. Cowok metroseksual itu tersenyum licik diikuti oleh belasan Super Soldier kloningan gw yang mengenakan topeng tengkorak dan menyandang senapan serbu.

Sheila menurunkan perisai pelindung dan membiarkan orang-orang itu memasuki Benteng Shangri-La.

"Shel. Elu salah kalau mengira bisa mempercayai Sanca!" Tara mencoba memperingatkan.

"Diam! Jangan ikut campur!" hardik Sheila.

"Dulu dia adalah Penasihat Tante Liliana, sebelum berkhianat dan memihak gua. Sekarang dia mengkhianati gua dan memihak Jafar. Demi apa?"

"Uh!"

"Elu biarin dia masuk, seluruh penghuni benteng ini bakal dibantai!"

Terlambat. Sanca memasuki balairung benteng Shangri-La dikawal Beatrix dan Hades.

"Salam. Nona Sheila... ah, atau haruskah saya memanggil anda... Yang Mulia, Jade Empress...." Sanca tersenyum licik. "Saya ikut berduka atas kematian Xiang Bi Hun, Jade Empress terdahulu...."

Sheila mengantisipasi waspada. Tanpa ilmu membaca pikiranpun, gw tahu orang itu menyembunyikan rencana jahat.

|XII|

Sheila mengabaikan rasa geram dan menyambut utusan dari pihak lawan sesuai tata krama. "Selamat datang di Benteng kami yang sederhana... silahkan kisanak dan rombongan beristirahat dan menghangatkan diri...."

"Ah. Tidak perlu repot-repot Yang Mulia," Sanca memberi hormat tabik. "Kedatangan kami di tempat ini hanyalah membawa pesan dari Yang Mulia Mandala 12 Rasi Bintang..."

Sanca duduk di bangku kayu dan melepas coat-nya. Menaikkan kaki dan mengambil camilan tanpa dipersilahkan.

"Seperti yang anda ketahui, peperangan di antara kita terlalu berlarut-larut dan memakan banyak korban. Adalah kerugian besar bagi kita berdua jikalau anda tetap bersikeras melakukan perlawanan terhadap kekuasaan mutlak Mandala 12 Rasi Bintang."

"Gencatan senjata...," Sheila mengangguk paham.

"Ah. Lebih dari itu. Aliansi permanen. Nyaris tanpa syarat. Hanya dua orang itu...," Sanca melirik ke arah gw dan Tara.

"Dan kenapa anda berpikir saya bersedia menyerahkan kakak saya untuk dibunuh?"

"Dibunuh? Fufufufu... Yang Mulia Mandala 12 Rasi Bintang tidak sejahat itu. Mereka cukup disuntik dengan Nanomachine untuk memblokir kekuatan Animus secara permanen. Lalu berjanji untuk tidak melakukan revolusi dan balas dendam... untuk selamanya."

Badan gw langsung lemes melihat adegan yang bener-bener déjà vu...

Ramalannya Eyang Bi Hun beneran kejadian....

|XII|

"DIEM LU, ANJING!!! APA HAK LU NGOMONG GITU!!!" jerit Tara emosi. "DENGER INI!!! SEBELUM ORANG YANG NGEBUNUH EYANG BI HUN KEPALANYA GUA TARUH DI ALTAR SESAJI, GUA NGGAK AKAL BERHENTI BERJUANG!!!"

"Kak... sudah..." gw membujuk pelan.

"PENGECUT LU, JON!!! ELU MAU NGEBIARIN ORANG YANG NGEBUNUH OOM SAHAL LEPAS BEGITU AJA!!!!"

"Kita sudah kalah, kak..." kata gw pelan. "Kita telah melawan. Sebaik-baiknya. Sehormat-hormatnya...."

"DIEM LU!!! JANGAN PLAGIAT DIALOG NOVEL ORANG!!!!"

"Jadi... Red Queen? Apa jawaban anda?" Sanca tersenyum merendahkan.

Hening. Pandangan semua orang tertuju pada gw.

Akhirnya....

Gw berlutut. Membuang semua harga diri gw.

Bukan demi gw.

Tapi demi masa depan.

Demi umat manusia.

"Ah. Wise choice," Sanca tergelak meremehkan. "Come... sini merangkak ke gua!" perintahnya, otoritatif.

Wajah gw berubah merah padam. Telanjang bulat, dengan rantai di leher gw merangkak layaknya seekor anjing.

Sanca tersenyum penuh kemenangan, ketika gw bersujud di bawah kakinya.

"Now say it!"

"Saya.... bersumpah tidak akan melakukan revolusi dan balas dendam...."

"PENGECUT LU, JON!!!! PENGETJOET!!!! POTONG AJA TITIT LU!!!"

"Ah...." Sanca tertawa lebar. Memainkan kepala gw dengan ujung sepatunya.

"Jadi... elu memilih masa depan yang satunya... eh, Jon?"

"Eh?"

|XII|

Sanca ternyata tahu tentang dua buah masa depan!!!

|XII|

Dimensi tak berjelang dan tak berbilang. Setiap pilihan yang kita buat mempreposisikan kemungkinan masa depan baru. Milyaran probabilitias, menghasilkan pula milyaran masa depan dalam multiverse. Dan Sanca mengetahui itu!!!

Sanca dan Sheila meratifikasi perjanjian. Gw dan Tara diseret dalam kondisi terantai di leher dan tangan.

"Well. Berarti, urusan gua di sini selesai." Sanca tertawa lebar. Bangkit dan memainkan tongkatnya. Seringai licik di bibirnya menunjukkan bahwa orang itu sedang merencanakan sesuatu.

Sheila memanggil Animus Kelinci-nya. Waspada.

"Apa lagi yang kamu rencanakan?"

"My... my... jangan galak seperti itu, yang mulia.... fufufu...." Sanca mengekeh angkuh. "Sebelum gua ciao.... Apa kalian tidak penasaran... siapa yang membunuh Sahal. Siapa yang membunuh Xiang Bi Hun...?"

"PEMBUNUH!!!!" pekik Tara

"Orang bilang itu racun gua.... yah... gua bisa bilang apa lagi, dituduh seperti itu, cinta?"

"Pardon my rudeness. Tapi apa tujuan anda membahas ini?!!" Sheila membeliak geram .

"My point is.... kalian seharusnya tahu, gua tidak bisa beraksi sendiri.... gua perlu... fufufufu.... kolaborator...."

Sanca tersenyum. Mengedarkan pandangannya ke semua orang yang ada di ruangan itu. Sepasang matanya yang menyala hijau terlihat dingin dan mengintimdasi, seolah mencari siapa gerangan mata-matanya.

"Siapa yang menyusupkan Assasin ke dalam kediaman Red Queen untuk membunuh Joni dan Macan? Siapa yang membocorkan jalur perjalanan kalian sehingga gua bisa melakukan ambush di Labirin Sawo Jajar?"

Suara langkah kakinya terdengar berkelotak. Macan menggeram mengancam. Elin menggenggam erat tangan Tikus. Anal takut dikriminalisasi.

"Kenapa kekuatan Macan dan Joni tidak berfungsi sehingga mereka bisa dihabisi dengan mudah?"

"BANGSAT!!! ELU APAIN GUA WAKTU ITU, HAH?!!!" Macan menjerit geram.

"Kalem. Gua kasih twist-nya sekarang. Fufufufufu....," lama-lama gw kira Sanca ini A-J tapi salah lapak....

"Pengkhianatnya adalah seorang yang memiliki kekuatan untuk menegasikan kekuatan Animus lawan. Seseorang yang memiliki... sesuatu yang cukup kecil... sesuatu yang benar-benar kecil... untuk menyelinap... seperti...," Sanca melirik ke arah makhluk nista berponi bar-bar. "....tikus?"

"DEMI APAH ELU MENGKHIANATI GUA, KUS?"

"Sumpah mbek, bukan aing!" Tikus udah mewek-mewek gw tuduh.

"Maafkan saya, Oppa Tikus," Elin menatap Tikus dengan mata berkaca. Bibirnya yang mungil berbisik....


|XII|

Negacion.

|XII|

Badan gw mendadak kaku. Gw bahkan nggak bisa menggerakkan otot-otot tubuh gw. Sama seperti semua orang yang ada di ruangan itu yang berjatuhan satu persatu. Sheila bahkan tidak bisa menggunakan kekuatan Animus-nya!

Sanca dan rombongannya melepas sumbat telinga dan melenggang di antara pendekar-pendekar Sekte Jade Lotus yang terkapar di lantai.

"Fufufufufu... Sang Peniup Seruling Hamelin. Pemilik kekuatan Animus paling berbahaya di Zodiarc. Red Queen terdahulu begitu takut dengan kekuatannya sehingga menyegel monster ini. Menjadikannya pecundang yang selalu terlihat lemah... and you know... insanity are like gravity.. all you need is a little push...."

"Kenapa...?" Tikus berkaca-kaca ketika Sanca menarik Elin paksa ke dalam barisan pasukannya.

Elin bahkan tak mampu berkata-kata. Ia menangis tanpa isak. Hanya air mata yang terpompa tanpa henti dari pelupuknya....

"Maafkan saya, Yang Mulia.... tapi kami tidak bisa membiarkan Sekte Jade Lotus menjadi duri dalam daging."

Suara letupan demi letupan. Pasukan Homunculus mengeksekusi pendekar-pendekar Sekte Jade Lotus yang tak berdaya, Pendekar Tongkat Emas Jia Ling, Pendeta Hitam Mito. Satu persatu meregang nyawa tanpa bisa melakukan perlawanan dengan terhormat.

"PENGECUUUUUUUT!!!!!" tangisan Sheila memecah pilu bersama genangan darah yang memenuhi benteng Shangri-La.

"Fufufufufu.... tenang darling... Jafar selalu ada kalau kamu ingin membalas dendam..." Sanca mengusap kepala Sheila.

Mereka sengaja menyisakan enam orang kelompok inti Zodiarc. Entah untuk tujuan apa.

"Dan buat elu, my darling Tara. Gua kasih kenang-kenangan demi memori manis waktu kita masih ingin menguasai dunia...."

Beatrix muncul sambil menyeret Mama Liliana, dan menghempaskan Bikkuni itu di kaki Sanca.

Dipegangi beramai-ramai, Bikkuni berkepala plontos itu dilucuti dari kehormatanya. Jubah tak berjahit, satu-satunya penutup tubuhnya. Mama Liliana memekik pelan, berusaha menutupi bagian-bagian intim tubuhnya dengan telapak tangan. Tapi dengan sigap, Prajurit Homunculus itu menarik kasar dan memagangi tangan dan kaki wanita itu beramai-ramai.

Tangis Sheila pecah melihat ibunya dipermalukan seperti itu.

“Sanca! Sudah! Ini udah kelewatan!” jerit Tara memperingatkan.

“Kenapa? Bukankah elu yang dari dulu ingin orang ini menderita?”

Seekor ular Phyton merayap keluar dari balik jas Sanca. Membelit dan mengunci pergelangan Mama Liliana, sehingga wanita bagian-bagian intimnya terekspos sepenuhnya.

Mama Liliana memiliki tubuh indah di usianya yang empat puluhan. Sepasang buah dada mengkal dan perut rata dan bokong kencang karena rajin yoga, dan kulit putih langsat layaknya keturunan Tionghoa. Rambutnya yang dulu hitam lebat, kini digundul layaknya seorang biksu. Tubuh langsing Mama Liliana menggeliat tak berdaya berusaha melepaskan diri dari belitan otot-otot ular Phyton yang membelitnya

Tiga orang Homunculus, klon gw membuka pakaian hingga telanjang bulat, seorang menyumpal mulutnya dengan batang kontol, seorang memangkunya dan melesakkan kontolnya ke dalam vagina sementara yang terakhir mempenetrasindari lubang anal.

Gw dan Sheila cuma bisa menangis melihat ibu kandung kami dinistai seperti itu. Tara, yang gw kira benci banget sama Mama Liliana juga menjeritkan tangisan yang sama....

"Sanca.... udah... please.... " pinta Tara menghiba.

Sanca tersenyum dingin, menghunus pedang beracun yang tersembunyi di dalam tongkatnya, dan mencengkerram leher Mama Liliana yang sudah tergolek lemas entah oleh orgasmenya yang ke berapa.

"Ayolah, Bang.... Elu udah menang....," tangis gw "Buat apa lagi lu melakukan ini?"

Sanca terkekeh kecil. "Seharusnya anda tahu jawabannya, Yang Mulia Kronos. Dan yang anda butuhkan saat ini... hanyalah 'satu dorongan kecil...', ahahahaha....."

Sang Bikkuni tersenyum ke arah gw dengan mata berkaca.

"Maafkan Mama, nak... mama nggak bisa,─"

Kata-katanya nggak pernah selesai.

Tubuhnya roboh bersama kepalanya yang menggelinding jatuh.

Genangan darah.


|XII|

"An eye with an eye...

A tooth with a tooth...

A debt of blood

Must be paid in full."


|XII|

Kepala gw terasa ringan. Ada kemarahan yang mendadak hadir. Kemarahan yang bahkan membuat gw nggak bisa merasakan apapun selain satu keinginan tunggal untuk membunuh.

Sepasang Celurit Kematian mewujud di tangan gw. Menggeram lapar menanti tumbal nyawa yang sama....

Darah dibayar darah....

Nyawa dibayar nyawa....

Ada sesuatu yang berbisik dengan sendirinya...

"Mangsa mereka...."





 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd