Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Mutia Aku Ketagihan Selingkuh

Part selanjutnya kepergok atau jangan dulu?

  • Ketahuan

    Votes: 2 100,0%
  • Jangan dulu

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    2
  • Poll closed .
Updatean tapi di spoiler lagi karena ga
terlalu penting, sambil menunggu kondisi
fit

Selesai makan hati gw tetep ga tenang, gw pergi ke teras untuk merokok dan ngopi sambil terus berusaha menelpon mutia tapi tetap aja ga aktif gw terus berusaha menghubungi nya sampai jam 12 malam tapi ga ada hasil , akhirnya gw ke kamar untuk tidur dan besok gw coba hubungi lagi, Besok pagi sampai siang gw terus hubungi mutia berharap nomornya aktif tapi tetap aja nihil, sore hari ketika gw maututup toko wulan menelepon gw mengajak ke rumah mutia kata ibunya mutia mengurung diri di kamar
"Oke ma, papa otw pulang sama ani,mama siap2 ya"
Sampai di rumah gw suruh ani menemani si abang dan gw langsung tancap gas sama wulan, karena khwatir gw pun ngebut sampai2 wulan ketakutan
"Pa, jangan ngebut mama takut, pelan2 aja pa"
"Iya ma maaf papa cuma khwatir sama mutia"
Ga brp lama gw sampai di rumah mutia dan menanyakan keadaan mutia
"Mutia masih mengurung diri di kamar nak"
"Wulan boleh menemui mutia bu?"
"Iya nak silahkan tolong bujuk mutia supaya mau keluar ya"
"Iya bu,wulan akan coba"
Wulan menuju ke kamar mutia

Wulan
"Mut, ini teh wulan, Boleh teh wulan masuk? teh wulan sendirian kq"
terdengar suara kunci di buka, alhamdulilah akhirnya mutia mau membuka pintu
Setelah aku masuk, dan mengunci pintu kembali, mutia langsung memelukku
"Kamu knp ngurung diri di kamar? kamu marah sama ibu kamu karena ga direstui?"
"Bukan teh, mutia cuma marah sama diri sendiri tentang kejadian ini, mutia udah kecewain banyak orang khususnya ibu"
"Kamu boleh marah sama diri sendiri, tapi ga gini caranya, teteh sama a riko khwatir sama kamu lebih lagi ibu kamu"
"Di satu sisi mutia sangat ingin menikah sama a riko, di sisi lain mutia ga mau menikah tanpa restu ibu"
"Iya teteh ngerti, yang penting kita udah jelasin semuanya ke ibu kamu, kita cuma bisa berharap ibu kamu mau restui,
Yaudah sekarang kamu keluar, minta maaf sama ibu kamu karena udah bikin khwatir"
"Iya teh"
Akhirnya mutia mau keluar juga, dan meminta maaf ke ibu nya
"Alhamdulilah mutia akhirnya kamu mau keluar kamar, kamu gpp kan?"
"Maafin mutia buk karena udah bikin ibu khwatir"
"Iya ibu maafin, ibu juga minta maaf karena kemaren udah terlalu keras sama kamu"
Mereka pun berpelukan
"Yaudah sekarang seka air mata kamu dan bikinin minum buat nak wulan dan nak riko"
"Iya bu"
"Nak wulan, makasih ya udh bujuk mutia"
"Sama2 bu"
"Ayo kita ke ruang tengah"
Aku dan ibu anah ke ruang tengah, ga berapa lama mutia keluar membawa minum
=end=

Ketika gw liat mutia, gw merasa kasian karena mata nya sembab, entah sudah brp banyak air mata yang menetes, mutia hanya menunduk ga brani menatap kami
Tatapan gw beralih saat ibu menawarkan minum
"Nak riko, nak wulan ayo di minum"
"Iya bu makasih"
Ketika kami sedang minum ibu anah bertanya ke gw
"Jadi kapan nak riko akan menikahi mutia?"
Mendengar itu, gw pun tersedak
"Jadi ibu merestui saya dan mutia?"
Ibu anah hanya tersenyum dan mutia yang tertunduk kaget mendengar ucapan ibu nya lalu mutia bersimpuh di paha ibu nya
"Makasih banyak bu" sambil menangis
"Kalo menikah dengan nak riko bisa bikin kamu bahagia insyaallah ibu ikhlas dan ibu restui kamu"
"Alhamdulilah" sahut wulan,
Spontan gw pun bersimpuh berterima kasih pada ibu anah
"Insyaallah setelah saya mengenalkan mutia ke orang tua saya, saya akan lamar mutia bu"
"Alhamdulilah, ibu tenang dengernya, yaudah kalian kq jadi drama gini hehehehe" celetuk ibu anah memecah ketegangan
"Nak riko dan nak wulan pasti belum makan kan?"
Gw dan wulan saling bertatap mencoba mencocokan jawaban
"Mmmmm belum bu" hehehe jawab gw dan wulan"
"Yaudah, mut kamu masak gih, di kulkas ada ayam, sama sayur terserah kamu mau masak apa"
"Iya bu mutia ke dapur dlu"
"Teteh bantu ya mut"
"Iya teh"

Gw dan ibu anah
"Bu, sekali lagi saya berterima kasih karena ibu sudah merestui saya"
"Iya nak, kamu harus berterima kasih juga sama istri kamu, kalo bukan karena wulan, mungkin ibu ga akan restui kamu, kamu beruntung memiliki istri seperti wulan"
"Dan ibu cuma berpesan
jangan kecewain mutia apalagi wulan, kamu harus jadi suami yang baik untuk kedua nya"
"Baik bu, saya janji"
=end=

Wulan dan mutia
"Ciee yang udah dapet restu senyum2 terus"
"Ihh teteh kq ngeledekin mutia sih"
"Hehehehe tapi kamu seneng kan?"
"Seneng teh, karena Kebahagiaan mutia berkat ke ikhlasan teteh"
"Hmmmm mau ngambil hati teteh nih?"
"Ihh engga teh, mutia serius"
"Udah jangan senyum2 terus nanti masak nya ga jadi2"
Aku dan wulan memasak ayam goreng cikur dan sayur lodeh, setelah matang kami bawa ke meja makan dan menghampiri ibu anah dan a riko
"Bu , a riko makananya udah mateng ayo makan dulu"
"Ayo nak riko"
"Iya bu"
=end=

Saat makan gw kembali melihat mutia yang kemaren gw kenal, terlihat raut wajahnya sangat bahagia, kami pun makan sambil ngobrol ringan
"Oiya bu, mutia ini jago masak nurun dari ibu ya?"
Mutia langsung menimpali
"Iya teh bener, ibu jago masak, malah dulu sempet buka kedai makanan di depan jalan, semenjak mendiang bapak mulai sakit2an kedainya terpaksa tutup karena ibu fokus ngurus bapa"
"Ahh kamu mah apa tuh yg anak2 skrng sering sebut"
"Lebay bu" jawab wulan
"Nah itu kamu mah lebey mut, masakan ibu mah biasa aja"
Kami semua tertawa, selesai makan kami pun pamit ke bu anah dan sekaligus meminta ijin mengajak mutia untuk di kenalkan ke ortu gw lalu kami pun pulang
Sampai di rumah kami menghampiri abang yang sedang main bersama ani,
"Abang rewel ga ni?"
"Sempet rewel bu, tapi sebentar di alihkan jadi ga rewel lagi"
"Ohh gtu, yaudah kalo mau pulang
silahkan, kasian kamu seharian nemenin si abang, ini ongkos sama jajan kamu
karena udah nemenin abang"
"Makasih bu, pak, teh mutia saya pamit pulang dulu"
"Iya"
Gw pun ke kamar untuk mandi begitu juga mutia yang pamit untuk mandi
"Iya, sok papa mandi mama mau nemenin si abang dulu"
Selesai mandi gw rebahan di kasur sambil menunggu wulan selesai mandi,
"loh kq papa disini? Ga nemenin mutia di depan?"
"Ada yang mau papa omongin sama mama"
"Soal apa?"
"Besok papa ngomong ke bapak sama ibu gmana ya?"
"Ya jelasin aja seperti papa jelasin ke bu anah"
"Papa takut bapak sama ibu marah juga"
"Trs? Mama lagi yang harus maju?"
Gw hanya mengedipkan mata sambil senyum
"Sebenernya yang mau kawin lagi mama atau papa sih?"
"Bantuin ya ma, mama kan baik cantik dan ga sombong"
"Kalo ada mau nya pasti muji2"
"Plis plis plis"
"Iya2" jawabnya sambil cemberut
Gw peluk dia dan kecup keningnya
" asiiikkkk Makasih ya ma, mama emang luar biasa"
Ssssttt jangan teriak2 nanti abang bangun
"Udah ga usah gombal, ayo kedepan kasian mutia sendirian"
Gw dan wulan keluar kamar menghampiri mutia yang sedang duduk di ruang tengah
"Loh kenapa murung lagi mut?"
"Mikirin besok teh kalo Besok mutia di tanya sama bapak ibu a riko harus gmana teh"
"Ya kamu jelasin aja semuanya mulai dari kenapa suka sama a riko dll, tapi kamu jangan jawab suka karena burungnya loh"
"Ihhh teteh mutia lagi panik malah di becandain terus"
Gw dan wulan tertawa melihat sikap
mutia
"Udah tenang aja, bapak sama ibu a riko orangnya rasional kq dan pembawaan nya humoris"
"Selama disana teh wulan temenin mutia ya"
"Hmmm Iya iya, yg ini minta ditemenin, kamu juga minta ditemenin hadehhhh, mending wulan ini jadi ortu kalian aja x ya?hahahaha"
Seketika suasana pun menjadi cair
Saking asik ngobrol dan menonton tv ga kerasa udah jam 11 malam, wulan pun pamit untuk tidur
"Iya ma, papa bentar lagi nyusul"
"Mau tempur lagi pa? Hahahahaha"
"Engga ma, mau udud dlu bentar, ahh alesan ujung2nya juga di udud-in iya kan mut?"
"Hehehe ga bakal mutia kasih teh Mutia juga udah ngantuk"
"Hihihi ada yang nganggur deh" ledek wulan
"Astaga papa beneran udud, selesai udud papa langsung tidur suerrrr"
"Ya ya ya mama PERCAYA KQ" dengan nada seperti meledek
Karena gw udah di 'stel' abis2an sama wulan setelah udud gw langsung tidur keesokan hari nya kami berempat meluncur ke rumah bapak dan ibu di arah timur kabupaten bandung gw perhatikan dari spion, mutia sangat gelisah, sama seperti yang gw rasakan, bokap gw emang suka bodor (humor), tapi kalo udah marah gw cuma bisa tertunduk sekalipun gw benar,
30 menit perjalanan akhirnya kita sampai di kandang macan berbulu domba
"Asalamualaikum bapak, ibu"
 
Ahh seandainya istri hamba bisa kayak Wulan Hu..! Pasti temen deketnya yang janda anak 1 itu bisa hamba jadikan istri kedua deh Hu..!😓😓😓
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd