Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karma.Masa Lalu

Chapter 30

Tidak perlu datang ke rumah Wulan untuk memperlihatkan bukti bukti perselingkuhan Satria, cukup klil maka semua rekaman itu sudah terkirim ke Wulan. Dina tersenyum membayangkan kehancuran hubungan Satria dan Dina yang baru seumur jagung.

Wulan telah merebut Satria dari tangannya, dia harus merasakan betapa sakit orang yang kiya cintai berpaling ke wanita laiin. Ini pembalasan yang setimpal. Mereka akan merasakan kehancuran yang sama seperti dirinya.

Dina mengusap air mata yang membasahi pipinya yang halus. Semua dendam dan kebencian sudah dibalas, tinggal menunggu hasilny. Dina menghidupkan mesin motornya dan meninggalkan tempat mengintainya selama satu jam lebih.

*******

Ping, sebuah chat masuk ke hpnya. Wulan ssgera mengangkatnya, berharap itu balasan dari Satria. Ke mana suaminya itu, padahal zudah berkali kali Wulan mengirim pesan tapi tidak ada balasan sama sekali. Dia benar benar hawatir terjadi apa apa dengan Satria.

Ternyata chat dari Dina. Wulan tidak membukanya. Chat dari Dina tidak pernah ada yang penting. Paling juga ngajakin ngegosip dan hal hal gak penting lainnya. Lagi pula Wulan swdang sibuk di meja kasir melayani pembeli yang cukup ramai.

Masih juga tidak ada balasan dari Satria, Wulan melihat Hpnya, ada beberapa pesan diyerima dari Dina. Wulan ahirnya membuka pesan itu. Isinya benerapa video. Video apa lagi.

Video pertama, Satria bertemu dengan seorang gadis cantik berjilbab dan berboncengan entah ke mana. Wulan menahan marah melihat adegan yang begitu mesra. Wajah gadis itu pernah dilihatnya di hp Satria. Ternyata suaminya masih berhubungan dengan wanita cantik itu.

Video ke dua Satria dan gadia cantik itu duduk berduan di taman kota bahkan ditutup dengan adegan ciuman. Kemarahannya semakin memuncak. Wulan menggigit bibirnya agar kemarahannya tidak meledak dan membanting semua barang yang berada di dekatnya. Ini benar benar audah keterlaluan. Sementata Wulan sangat menghawatirkan keadaan suaminya, orang yang dihawatirkannya justru sedang pacaran.

Video ke tiga Satria dan gadis itu keluar dari sebuah penginapan, Satria merangkul pundak gadis itu keluar penginapan.

"Teh Sri, tutup Toko...!" teriak Wulan mengagetkan semua pegawainya dan seorang pembeli yang sedang memilih milih barang. Merasa tersinggung, pembeli itu segera keluar dengan tergesa gesa sambil mengomel.

"Teh Sri dengar gak apa yang aku suruh?" Wulan berteriak lagi menyuruh agar toko segera ditutup.

Wulan mengunci tempat penyimpanan uang dan meninggal kan meja kasir naek ke atas disertai tatapan heran para pegawainya. Hatinya benar benar dibakar rasa cemburu dan kemarahan yang sudah mencapai puncaknya.

Tidak pernah sedikitpun terpikir olehnya, Satria akan menghianatinya secepat ini, padahal usia pernikahan mereka baru dua bulan. Usia yang masih terlalu muda. Dasar pria bajingan, kurang apa dirinya? Cantik, sexy dan kaya.

Wulan berdiri di depan cermin meja riasnya. Tangisnya tidak mampu lagi ditahannya, bendongannya jebol. Wulan membuka seluruh pakaiannya tanpa ada yang tersisa. Kini dia polos seperti bayi yang baru lahir. Wulan memeutar tubuhnya meyakinkan dirinya dengan kesempurnaan bentuk tubuhnya yang sudah membuat banyak pria bertekuk lutut dan tergila gila padanya.

"Aku, aku sexy, payudaraku besar dan pinggulku bulat sempurna, kulitku putih tanpa cacat. Apa lagi yang kurang dariku Satria?" kata Wulan pada kaca yang ada di hadapannya.

"Aku mencintaimu, kenapa kamu menghianatiku...!" kata Wulan dengan sura yang lemah.

*†*****

"Berenti...!" Syifa berkata keras tepat di telinga Satria yang berniat mengantar Syifa sampai rumahnya.

"Kenapa? Aku antar kamu sampai rumahmu..!" kata Satria menghentikan motornya di gang yang menuju rumah Syifa.

Syifa tidak menjawab, dia turun dari boncengan motor dan memberikan helm yang dipakai ke Satria yang menerimanya dengan heran. Padahal dia sangat ingin menunjukkan rasa tanggung jawabnya atas semua perbuatannya menodai kesucian Syifa. Satria yahu, itu adalah sesuatu yang sangat berharga dan seharusny terjaga hingga malam pernikahan.

"Syifa..!" panggil Satria saat Syifa pergi tanpa mengucapkan salam seperti biasanya. Syifa menoleh dengan mata berkaca kaca dan kemudian pergi meninggalkannya tanpa bersuara sepatah katapun.

Satria menarik nafas sepanjang yang dia bisa lalu menghembuskannya dengan kencang. Biarlah dia memberi waktu untuk Syifa menangisi keperawanannya yang sudah terwnggut olehnya. Masih ada hari esok untuknya mendekati gadis itu lagi.

Satria berbalik arah menuju pulang ke rumah Wulan. Perjalanan yang tidak sampai 15 menit, Satria sampai yepat saat Teh Sri mau menutup rolling door toko.

"Kok udah tutup, Yeh?" tanya Satria heran. Toko ini biasanya tutup jam 21;30.

"Gak tau, tadi Teh Wulan marah marah nyuruh toko di tutup." kata Teh Sri menatap curiga ke arah Satria.

"Kenapa Teh ngeliatin aku kaya gitu? Naksir?" canda Satria berusaha mencairkan suasana dan ketegangannya.

"Naksir apanya? Kalau sama orangnya sich enggak, tapi kalau sama otongnya sih ya pikir pikir dulu. Hihihi...!" kata Teh Sri dengan candaannya yang selalu menjurus ke arah hal hal yang berbau mesum. Mungkin karena dia janda berusia 30 tahun, libidonya sedang tinggi tingginya.

Satria hanya tersenyum sambil memasukkan motornya ke dalam ruko. Setelah menutup Ruko, Satria berjalan menuju tangga yang akan membawanha ke rumah tinggal Wulan. Ya, di sini dirinya hanya menumpang. Hanya menumpang, itu sebabnya ibunya tidak mau diajak tinggal di sini.

Satri terkejut melihat Wulan tengkurap dalam keadaan bugil sambil menangis sementara pintu dibiarkan terbuka. Kecurigaannya langsung muncul, jangan jangan ada yang merampok lalu memperkosa Wulan.

Satria bergerak cepat memeriksa semua tempat. Tapi tidak ada yang mencurigakan, semua tempat tertata dengan rapi. Bahkan sprei sring bed masih tertata rapi. Kalau Wulan diperkosa tentunya sprei akan berantakan. Ada apa dengan Wulan?

"Wulan, ada apa Say?" tanya Satria duduk di tepi ranjang. Tangannya mengusap Wulan yang berkulit halus.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Wulan sambil memalingkan wajahnya ke sisi kamar yang lain. Isak tangisnya masih terdengar pelan.

"Kok nanya begitu? Kamu gak apa apa kan?" tanya Satria heran dengan jawaban Wulan.

"Pergi kamu, buat apa pulang.!" kata Wulan dengan suara sinis.

"Maksud kamu apa?" tanya Satria mulai tersinggung. Masa lalu membuatnya menjadi sangat sensitif. Hinaan dan cacian yang sering didengarnya dari orang orang yang berada di sekeliling. Pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya karena diusir oleh pemilik kontrakan yang tidak mau rumahnya diisi oleh seorang anak haram. Bisa bawa sial kata mereka. Hingga ahirnya mereka pindah ke Bogor dan ibunya membeli sebuah rumah. Entah uang dari mana sehingga ibunya bisa beli rumah.

Usiran dari Wulan menusuk hatinya dan terasa sangat menyakitkan. Di saat Satria sudah menganggap Wulan sebagai malaikat penolongnya yang memperlakukannya sebagai manusia. Sekarang Wulan malah mengusirnya, sama seperti yang orang orang yang pernah menghinanya dan ibunya.

"Salahku apa?" tanya Satria dengan suara lirih. Kata kata Wulan begitu nenyakitkan hatinya.

"Kamu bilang salah kamu apa?" Wulan bangun dan duduk menghadap ke arah Satria dengan mata yang basah. " Jangan belaga bego. Liat ini!" kata Wulan membuka video yang baru diterima dari Dina dan memberikannya kepada Satria.

Satria melihat video, karena aktor dan aktris yang bermain dalam video itu adalah dirinya dan Syifa. Tangannya menjadi lemas dan hp yang dipegangnya terjatuh. Bencana berada di depan matanya. Wanita yang selama ini yelah menganggapnya sebagai manusia utuh telah mengetahui penghianatannya. Semua adalah salahnya.

"Maafkan aku..!" kata Satria lemah dan tidak berani menatap mata Wulan, mata yang sedang terluka akibat penghianatannya.

"Akkku mencintaimu, Sat. Aku beri kamu ijin berhubungan sex dengan Mbak Ratih, aku beri kamu ijin kamu melakukan ritual sex di Gunung Kemukus. Tapi kenapa kamu menghianatiku dengan bermain api di belakangku? Jawab? Jawab? Kenapa? Apa karena aku bukan perawan?" Wulan kembali menangis. Jiwanya hancur, ketakutannya terbayang jelas di wajahnya.

"Ini salah paham..!" kata Satria lemah, lidahnya kelu. Karena dia bukanlah seorang pesilat lidah yang piawai berkata kata untuk menaklukan hati orang lain. Dia adalah petarung bebas, petarung jalanan. Seekor anak singa yang diusir dari gerombolannya.

"Kalau kamu memang lengen memek perawan, aku akan carikan kamu gadis yang mau jual perawannya untuk kamu. Biar kamu puas. Berapa yang kamu mau, penghianat...!" kata Wulan kalap dan bertubi tubi memukuli Satria dengan bantal hingga sarung bantalnya terlepas.

Entah keberanian dari mana, Satria memeluk Wulan yang berhenti memukulinya. Satria memeluknya denga erat, tidak mai melepaskan tubuh bugil Wulan yang meronta berusaha melepaskan dirinya.

"Aku tidak akan melepaskanmu, apapun yang terjadi. Aku gak mau kehilangan kamu. kamu adalah hal yang paling berharga dalam hidupku." kata Satria. Satria menciumi wajah Wulan, tidak perduli Wulan menggelengkan wajahnya berusaha menghindari ciumannya.

Ahirnya Satria berhasil menvium bibir Wulan dan mengulumnya. Tidak ada respon dari Wulan yang mengatupkan mulutnya. Tapi Satria tidak mau menyerah, apa lagi Wulan tidak meronta seperti tadi, itu artinya Wulan tidak msnolaknya walaupun belum bisa menerimanya.

"Kamu jahat, Sat..!" rintih Wulan saat Satria menciumi lehernya yang jenjang dan menjilati sisa sisa keringat yang membasahinya.

"Maafin aku...!"kata Satria, tangannya meremas payudara jumbo Wulan dengan lembut, sudah tidak ada lagi penolakan walau Wulan belum mau menyerah dengan berpura pura tidak menikmati rangsangan yang diberikan Satria.

Satria mendorong tubuh Wulan terlentang, wajahnya membenam di payudar Wulan yang masih basah oleh keringat akibat kemarahannya yang meluap luap. Satria sangat menyukai aroma keringat Wulan yang lembut, aroma yang mampu membangkitkan gairahnya pada level tertinggi. Satria menciumi sekujur permulaan payudara jumbo Wulan hingga ahirnya hinggap pada putingnya yang berwarna coklat kehitaman.

Tidak ada penolakan dari wy, walau Wulan pun tidak menunjukan minatnya pada rangsangan yang dilakukan Satria. Bibirnya tetap terkatup rapat, tidak mengerang maupun merintih seperti yang buasa dia lakukan setiap kali mendapatkan rangsangan di payudaranya. Tapi Satria tidak perduli, dia terus menghisap puting payudara Wulan diselingi dengan gigitan kecil yang sangat disukai Wulan.

Tidak puas dengan payudar Wulan, satri menciumi perut Wulan yang agak berlemak dan semakin turun ke selangkangannya. Tidak ada penolakan saat Satria melebarkan paha Wulan sehingga memeknya yang tembem terlihat menggida tanpa bulu yang rajin dicukurnya. Satria menghirup arima memek Wulan dan mulai menjilatinya dengan sepenuh hati. Tiba tiba berkelebat memek Syifa yang tidak kalah indahnya, bersih tanpa bulu bukan hasil cukuran, tapi benar benar tidak ditumbuhi bulu.

Satria menarik nafas berusaha menghilangkan bayang bayang Syifa. Di hadapannya ada wanita yang sangat mencintainya dan rela melakukan apapun untuknya. Satria terus menjilati memek Wulan agar bayang bayang Syifa hilang dari pikirannya.

Puas bermain dengan memek Wulan, Satria merangkak di atas tubuh Wulan yang langsung membuang muka saat wajahnya berhadapan. Satria mengecup sudut bibir Wulan dengan mesra. Perlahan pimggulnya menekan kontolnya masuk ke dalam lobang memek Wulan yang basah.

"Kamu jahat....!" rintih Wulan saat kontol Satria masuk seluruhnya ke dalam lobang memeknya.

"Maafkan aku..!" bisik Satria di kuping Wulan. Pinggulnya bergerak memompa dengan lembut. Menggesek dinding memek Wulan yang licin oleh cairan pelumas.

"Achhhh, kenapa kamu... Ochhh..!" Wulan merintih tidak jelas. Menyerah kalah oleh kenikmatan yang didapatkannya.

"Ennnak, Say...!" kata Satria merasa senang bisa menaklukan Wulan. Kontolnya semakin gencar memompa memek Wulan.

Ada kesenangan tersendiri saat melihat ekspresi nikmat yang membuat Wulan semakin cantik dan menggairahkan. Kembali Satria mengulum bibir Wulan dan kali ini dia mendapatkan sambutan yang hangat.

Satria semakin bersemangat memompa memek Wulan, berusaha memberikan kenikmtan maksemal yang akan membawa istrinya pada puncak kenikmatan.

"Ahhhh, kamuuu jahat... Kontol kamu abis ngentot cewek lain sekarang dipake ngentot memek istri... Akkkku kelllluar....!" Wulan memeluk Satria dengan erat. Tubuhnya mengejang menyambut badai orgasme yang tiada duanya.

"Enak, Say?" goda Say sambil menjilati belakang kuping Wulan.

"Gak ennnak... Awas, aku mau bangun..!_ jawab Wulan sambil mendorong Satria agar bangkit dari atas tubuhnya. Satria bangkit dari atas tubuhnya dan langsung merebahkan tubuhnya.

Satria tersenguysaat Wulan berjongkok diatas kontolnya yang mengacung perkasa dan tanpa halangan kontolnya kembali terbenam dalam memek Wulan. Satria meringis menahan sakit saat wulan meremas dadanya dengan keras.

"Sakit? Belum seberapa sakitnua dibandingkan kamu selingkuh..!" kata A mempercepat kocokannya pada kontol Satria. Wajahnha jelas jelas menunjukkan rasa nikmat yang dahsyat.

"Ennnnak banget, Say...!" kata Satria menikmati kocokan memek Wulan yang berdenyut ringan. Tangannya meremas sepasang payudara Wulan yang berguncang indah. Payudara yang sudah menjadi miliknya.

"Akkkku kelllluarrrr...!" Wulan mengerang orgasnenya yang kesekian kalinya.

"Akku juga kelllluar....!" Satria pun mendapatkan orgasme keduanya malam ini.

Mereka saling berpelukan menikmati sisa sisa orgasme dahsyat yang tiada duanya. Hingga ahirnya wulan bangkit dari ataa tubuh Satria dan merebahkan tubuhnya miring membelakangi Satria.

"Tidurlah, besok shubuh kamu dijemput Pakdhe, mau diajak ke Gunung Kemukus, naek pesawat. Kamu belum pernah naek pesawat, kan?. Aku gak mau kamu meninggalkanku dan anak yang sedang aku kandung..!" kata Wulan membuatku terkejut.

Bersambung
 
Thx updatenya om
Penasaran kapan Satria diturunin ilmu silat oleh Jalu? Kan lumayan kalau Satria sudah kuat bisa dijadikan sekutu atau senjata andalan juga melawan musuh-musuhnya Jalu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd