Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kau Kupecat .. (CoPasEdit dari Tetangga)

Pecah Utak

Pertapa Semprot
Daftar
18 Oct 2014
Post
5.260
Like diterima
14.598
Lokasi
Serenity
Bimabet
-------------------------------------

Just Share..!

-------------------------------------

Salam Semprot.
Mohon mangap kalo Nubi 'kembali mengotori' di sini.

Nubi cuma pingin menghibur.. berbagi cerita yang sempat Nubi save dan edit..
serta yang Nubi anggap 'asyik n layak' dishare di Forum Tercinta ini..
plus sekalian Nubi belajar posting..
Lagian memang ceritanya asyik, kog.
Cuma sayangnya.. hingga kini Nubi ga tau siapa 'Maestro' penulisnya.

Untuk Penulis Asli Cerita.. -Siapapun itu..- Nubi juga mohon mangap.. telah menyebarkan karyanya tanpa izin.
Bukan kenapa-napa.. cuman lantaran emang Nubi ga tau siapa yang nulis.
Juga karena ‘keterbatasan’ Nubi berselancar di dunia maya belaka, yang ‘menghambat‘.

Sebab.. menurut Nubi.. sayang rasanya kalo sebuah ‘Karya yang Bagus’ ga dishare atau dinikmati di ‘Tempat yang Bagus’ juga.
Mudah-mudahan.. dengan share ini.. siapa tau Nubi jadi bisa kenalan dengan penulis aslinya. Haha..

Lagian juga.. "Sebuah karya yang telah dipublikasikan.. adalah milik audiens..!
plus.. telah memiliki 'ruh-nya' sendiri”.

–Menyitir pernyataan Rendra– Hehe..
------------------

O ya.. sedikit PESAN NUBI buat Brada+Sista.. ALL SEMPROTERS..
baik SR –Silent Readers..– .. AR –Active Readers..– .. apalagi yang bergelar SUHU.
Jika berkenan ‘untuk berkomentar..’ Plis.. Jangan OOT..!
Apalagi yang berkesan menyerang TS tanpa alasan.

Belajarlah untuk lebih santun dan ga OOT dalam ‘menyampaikan suatu pendapat’ pada suatu Thread di FORUM ini..
alias TIDAK OUT OF TOPIC (Cukup Fokus Pada Cerita dan atau Teknik Penulisan serta yang berhubungan dengan hal tersebut saja).
Sebab.. sudah ada THREAD KHUSUS-nya masing-masing..!

Ga ada samasekali ‘kepentingan atau keuntungan pribadi’ yang Nubi dapat dari nge-posting CerPan yang menyertakan nama seorang almarhum Penyair Besar, Penyair Sedang atau Penyair Kecil..!
(Kok jadi Kayak Ukuran baju.. ya..? S, M, L.. LL, XL, XXLL.. hehe..) Apalagi yang berbentuk Materi.

Niat Nubi murni ‘sekedar sharing’ dan menghibur doang..!
Jadi.. Nubi TEKANKEN.. Nubi bukan plagiat..!

Kalo.. sekiranya.. jika.. andai.. umpama..
Ada yang Ga Suka dengan ATURAN memposting CerPan CoPas..
–meskipun sudah diedit dan dirapikan–
Silakan LAPORKAN ke Thread PELAPORAN. Udah tersedia dan ada Thread KHUSUS-nya, kok.

Plus.. sekalian bisa buat permohonan ke Om Momod dan Om Satpam supaya poin ke-4 dalam ATURAN atau RULES pemostingan..
(seperti di bawah ini..) diganti atau dihapuskan saja.

Untuk cerita yang copy paste dari website luar, jangan asal copy paste saja tapi liat dulu dan perbaiki bagian-bagian yang memang perlu diperbaiki, ditambah/dikurangi.
Dan tidak perlu menaruh link website cerita itu berasal !
Anda cukup bilang "cerita ini copy paste dari website/forum tetangga".


Dengan alasan: Ga suka.. atau apaan kek. Whatever.

O ya.. terakhir:
So.. kalo masih ngeyel dan OOT ga karu-karuan..
Nubi saranin agar ngebuat aja BLOG, WEB atau SITUS sendiri.

Supaya Anda bisa bebas sebebasnya menikmati sendiri.. nulis sendiri.. posting sendiri.. baca sendiri.. komen sendiri..
balas komen sendiri.. dan Coli sendiri.. apapun itu.

Akhirnya.. met nge-reread aja dah, buat yang udah pernah baca..!
Semoga terhibur. Adios.
------------------------
 
--------------------------

Bobby POV

Namaku Bobby.. berumur 34 tahun dengan tinggi 175cm.
Sekarang aku bekerja di perusahaan ayahku yang bergerak di bidang properti.

Sudah 6 tahun aku bekerja di perusahaan keluarga itu.. dan didukung oleh kondisi ekonomi Indonesia yang membaik.. usaha kami maju dengan pesat dan sekarang banyak merambah keluar Jakarta.

Ayahku sudah menduda dan aku adalah anak paling bontot dan laki satu-satunya.. kedua kakakku sudah berkeluarga.

Karena aku belum berkeluarga.. banyak yang memberikan aku gelar sebagai salahsatu dari the most eligible bachelor.

Ayahku dan 2 kakak perempuanku sudah berulangkali mencoba menjodohkanku ke banyak wanita-wanita cantik.. tapi sementara ini belum ada yang bisa menembus hatiku.

Saking cerewetnya aku.. dan banyaknya komplain dari pihak wanita yang menuduh bahwa aku hanya mengambil kenikmatan tanpa mau bertanggungjawab.. Ayah dan kakak-kakakku menyerah untuk menjadi comblangku.
Memang untuk saat ini aku lebih mau berkonsentrasi untuk karir.

Enam bulan yang lalu ayahku menerima anak perempuan dari teman baiknya.. untuk menjadi asisten pribadinya.

Namanya Eva.. berusia 28 tahun.. berwajah bulat.. imut.. dengan tinggi 160cm dan memiliki ukuran tubuh yang proposional.. tidak terlalu besar atau montok.

Menurut gosip yang beredar.. Eva putus hubungan dengan tunangannya.. dan sempat stres sampai mengurung dirinya di dalam kamar tidurnya.
Ayahku yang membujuk dia untuk bekerja untuk kami agar dapat melupakan kegalauannya.

Selama ini aku mencoba bersikap profesional dan menjaga jarak.. aku tidak mau ada gosip yang dapat merugikanku.. dan lagipula aku sudah diwanti-wanti sejak awal bekerja.. untuk tidak terlibat affair dengan karyawan di kantor.

Terlebih lagi.. ayahnya Eva adalah sahabat baik ayahku.. dan keluarga kami sudah saling mengenal sejak lama.

Tapi entah kenapa.. sejak 2 bulan yang lalu aku mulai tertarik dengan Eva.
Walaupun aku tidak berani bergerak apapun.

Namun sejak ayahku sering membawanya ke Bali bersama aku untuk merampungkan projek hotel dan apartment di sana.. kesempatan timbul untuk banyak ngobrol berdua setelah santap malam.

Pernah.. suatu sore aku berenang bersama dia di hotel tempat kami menginap.. dan merasa pandanganku rupanya salah.

Rupanya payudaranya tidak sekecil yang kubayangkan.. juga proporsi pinggang dan kebulatan pantatnya.. membuat otakku cenat-cenut di sore itu.

Saat selesai berenang.. kami berdua duduk santai sambil menikmati suasana sunset.. mengobrol panjang lebar.
Sampai-sampai kami lupa bahwa malam itu kami ada janji makan malam bersama kontraktor.
Buru-buru kami berdua mandi dan ke lobby untuk bertemu ayahku.

Pada saat ayahku melihat kami berdua berjalan berendeng ke lobby.. aku berasa ayahku memandang kami berdua dengan tatapan yang aneh.
Hhmmm.. Jangan-jangan dia mau mencoba menjodohkanku dengan Eva, nih..! sekilas aku terpikir.

Sejak dari Bali.. aku lebih sering memperhatikan Eva. Aku juga tidak mengerti apa yang membuatku tertarik padanya.

Tapi yang membuatku makin penasaran.. Eva selalu menghindariku.
Setiapkali aku mengajaknya ngobrol.. aku hanya dijawab oleh sepatah dua patah kata.
Senyumnya hilang dari wajahnya.. tidak seperti waktu di Bali.

Aku tak mengerti apa salahku terhadapnya sampai dicuekin.
Dan belum pernah ada cewek yang berhasil menghindar dari pendekatan dan rayuanku.

Semakin dia menghindar.. semakin penasaran aku dibuatnya.
Makin penasaran aku.. makin aku memikirkan dia terus.
Sampai-sampai pernah aku mimpi basah.. membayangkan bibir mungilnya mengulum penisku!

Busseeet.. entah sudah berapa tahun aku tidak pernah mimpi basah lagi.
Eva oh Eva.. aku harus menaklukanmu.
-----------------------------

Eva POV

Aku sudah hampir menikah..!
Baju pengantin.. kue dan tempat semua sudah dipesan.. malahan undangan sudah disebar..!
Ternyata diam-diam calon suami keparat itu memelihara beberapa gendak.

Dan konyolnya.. pacar keduanya yang mengadu kepadaku bahwa lelaki bejat itu memiliki simpanan baru..! Cihh..!

Sewaktu keperawananku diambilnya.. dia bilang bahwa dia siap untuk bertanggungjawab.
Setelah semua gaya Kama Sutra kuterapkan bersamanya.. ternyata dia mencari lahan yang lebih hijau.
Memang lelaki keparat..! Cuman mau enaknya.

Bisa dibayangkan betapa malunya aku.. harus membatalkan perkawinan.. 3 minggu sebelum pesta pelaminan..!
Sebulan setelah peristiwa menyakitkan itu.. aku terus mengurung diriku dalam kamar.

Aku merasa harga diriku dicampakkan begitu saja.
Orangtuaku terus mencoba membujukku agar berpikiran positif.. mungkin mereka takut aku akan bunuh diri.

Pelan-pelan aku menyadari bahwa bukan aku yang bermasalah.. melainkan lelaki itu yang bangsat.
Lalu teman baik ayahku menawarkanku agar membantu usahanya yang sedang berkembang dengan pesat.

Aku ditawari untuk menjadi asisten pribadinya.
Kucoba menyibukkan diriku.. agar dapat melupakan kejadian yang menyakitkan itu.

Tiap hari aku datang paling pagi dan pulang paling malam.
Bosku sangat puas dengan performa kerjaku dan sering memujiku ke anaknya.. Bobby.

Aku mengenal Bobby sejak kecil.
Waktu kecil.. anaknya nakal dan aku sering dibuat nangis olehnya.
Dan kenakalan itu rasanya berlanjut sampai sekarang.

Sudah banyak gosip di luaran.. bahwa Bobby itu 'playboy ulung..'
Banyak cewek yang sudah digarap dan dicampakkan olehnya.
Memang sih.. wajahnya ganteng.. tubuhnya juga atletis.. lagipula keluarganya sangat kaya.

Terus terang.. karena aku mengenal Bobby sudah lama.. maka ga terbesit di otakku untuk tertarik dengannya.
Lagipula sikap Bobby sehari-hari sangat dingin dan profesional terhadapku.

Tapi setelah aku melihat Bobby berenang di sore itu.. aku baru mulai merasakan.. apa yang banyak membuat cewek bertekuk lutut di hadapannya.

Tubuhnya yang atletis.. gaya bicaranya yang manis.. semua membuatku menjadi was-was dan serba salah. Salting deh.
Di satu pihak aku mencoba menjaga jarak.. di lain pihak.. mataku terus mencuri pandang melihat wajah dan tubuhnya.

Jangan sampai aku dimangsa oleh buaya darat ini.. dan lalu dibuang setelah dia bosan. Jangan sampai.. Eva..!
Sejak itu aku bertekad untuk menjaga jarak dengan Bobby.

Sudah sebulan sejak dari Bali.. Bobby terus mencari-cari kesempatan untuk mengobrol denganku.
Sementara ini imanku masih teguh.. untuk tidak menerima pendekatannya.

Aku mencoba bersikap profesional di kantor.. dan menghindari saat-saat aku hanya berdua dengannya.
Cukup hatiku luka sekali saja.

Sampai suatu ketika aku tidak bisa lagi menghindari Bobby.
Rabu malam itu aku sedang lembur mempersiapkan berkas-berkas untuk meeting besok.

Hari sudah malam dan aku adalah yang orang terakhir di kantor.
Waktu aku sedang sibuk menyusun berkas meeting.. tiba-tiba pundakku ditepuk seseorang.

Sambil menjerit aku meloncat kaget. "Dasar Bobby.. sialan..!"

"Kaget yah..?" dengan kalem si kunyuk bertanya.
"Ngapain sampai malem-malem di kantor..? Nggak ada yang ngapelin..?"

Sebel aku melihat cengirannya.. dengan ketus kujawab..
"ini.. lagi siapin berkas untuk meeting besok..! Yang mau ngapelin gua mah ngantre..!"

"Gua nyelak yah ini malam..? Ayo kita makan di Tony Romas.."

"Ogah ah makan Tony Romas. Ntar jadi gendut. Lagian mama masak kok hari ini.."

"Udah deh jangan bohong. Mama papa lu lagi ke Singapur. Kalo gak mau Tony Romas.. kita makan sushi aja.."

Shit..! Kok dia bisa tau Bonyokku ga di rumah..? Hancur sudah tembok kebohonganku.
Dan yang paling memalukan.. tiba-tiba saja perutku berkeroncong kelaparan.. karena sudah jam 8 malam.
Dasar perut pengkhianat..! Rutukku tak habis-habis.

Merah mukaku melihat Bobby ngakak sambil menunjuk perutku.
Kenapa juga.. setiap aku mencoba menghindari Bobby.. semua tubuhku berkhianat dan memaksaku untuk menerima pendekatannya.
-------------------------------------

Bobby POV

Singkat kata.. kuculik Eva untuk menemaniku makan sushi di Plaza Indonesia.
Di makan malam tersebut.. aku mulai berasa gunung es pertahanan Eva pelan-pelan mencair.
Kami mulai mengobrol dengan akrab.
Mungkin sake yang kupesan untuk menemani sushi berhasil membuatnya lebih rileks.

Dan lagi.. kelihatannya Eva sangat terkesan atas kemampuan bahasa Jepangku dan pengetahuanku atas makanan Jepang.
He.. he.. ga tau dia.. bahwa dulu pacarku selama kuliah di Australia adalah gadis negeri Sakura.

Setelah makan.. kita jalan-jalan sebentar untuk menurunkan isi perut dan alkohol.
Tiba-tiba.. deg..! Eva merangkul tanganku dengan mesra.
Tanganku tanpa sadar bersentuhan dengan payudaranya. Yes..! Aku berhasil..! Teriakku senang dalam hati.

Namun.. berselang 5 menit kemudian.. tiba-tiba Eva melepaskan rangkulannya.. dan memintaku untuk segera mengantarnya pulang.
Jelas aku kaget dan heran atas sikapnya demikian itu.

Saat kutanya letak permasalahannya.. Eva malah menitikkan air mata.
Aku paling pusing melihat cewek nangis. Apalagi cewek yang sebentar mesra.. sebentar sedih.

Bergidik aku.. sambil membayangkan jika Eva mempunyai kepribadian ganda.
Bayangkan jika Eva setelah menghisap penisku.. lalu tau-tau langsung menangis tersedu-sedu.. dengan sperma yang meleleh dari mulutnya bercampur ingus dari hidungnya..!? Wadoww..

Segera kita berjalan ke tempat parkir.. tiada kata diantara kami.
Aku yang bingung.. sedangkan Eva terus menangis.
Di mobil.. aku mencoba mengorek lebih dalam mengenai kejadian yang tadi.

"Va.. emang apa salah gua..? Kok mendadak lu nangis gitu sih..?"
Diam.. lama tak dijawab.. hanya isak tangisnya yang tak hilang.

Aku pun ga enak untuk mendesak lebih jauh.. tapi sengaja aku mengendarai kendaraanku dengan lambat.

"Sori yah.. Bob. Bukan maksud gua untuk memakai lu seperti itu.."
Uuggghh.. tambah bingung aku mendengar penjelasannya.

"Tadi.. tadi.. Gua liat.. Liat eks gua dengan pacar barunya.."
Nahh.. seketika meledaklah isak tangisnya.
Sekarang Eva benar-benar menangis dengan keras.. diiringi ingus yang mengalir dengan deras.

Segera kuambilkan tisu untuknya. Aku tak tahu harus berbicara apa..
Damn..! Aku yang biasanya mempermainkan cewek seahli Dewa Budjana bermain gitar..
baru kali ini dimanfaatkan oleh kaum hawa.

Jadi rupanya lenganku dipakai hanya sebagai tempat pameran..!? Anjriitt..!
Pameran.. seakan-akan dia punya pacar baru..!
Perasaanku berkecamuk.. antara marah.. kasihan dan jijik melihat ingusnya yang meler terus.

Setelah Eva agak tenang.. dia memintaku berputar-putar di jalan tol.. dan tidak langsung pulang.

"Maafin gua yah Bob. Gua blank waktu ngeliat dia jalan dengan cewek itu.
Gua ngga tau kenapa.. gua juga ngga mau kalah.. seakan-akan gua juga udah dapet pasangan baru.
Sori yah.. Bob.."

Permintaan maafnya yang tulus sedikit mencairkan emosiku.
"Yah.. lumayanlah.. lu pinjem tangan gua.. gua juga dapet nyentuh benda lembut.
Eh.. ngomong-ngomong berapa sih ukuran dada lu..? Kok dilihat kecil.. dipegang besar..?"

Habis lenganku dicubit oleh Eva.. tapi tangisnya jadi berhenti.. digantikan oleh gelak tawa dan senyuman manisnya.

Pelan-pelan.. Eva mulai bercerita.. bagaimana sifat eks tunangannya yang jauh lebih bejat dari diriku sendiri..
Setidaknya selama ini aku tidak pernah menduakan pacarku..

Karena.. walau pun aku bukan perokok.. tapi prinsipku sama seperti perokok..
Hisap hanya satu rokok.. ga baik menghisap dua rokok sekaligus. – Tapi setelah rokok itu habis.. anda boleh menyalakan rokok baru..–

Eva juga tidak malu-malu lagi bercerita.. bahwa keperawanannya telah diserahkan ke lelaki jahanam tersebut.

"Va.. jadi lu udah berapa lama gak nge-seks..? Waduh.. bahaya nih gua. Bisa-bisa waktu lu BT.. gua diperkosa lu.."

"Iihh.. maunya..!" Tiba-tiba dia diam beberapa saat.. sebelum menjawab dengan pelan..
"Kayaknya gua belum siap untuk jatuh cinta lagi.." Sambil matanya menerawang melihat jalan tol.

Dalam hati aku berbicara..
Eva.. ini janjiku. Akan kubuat engkau jatuh hati lagi. Jangan panggil aku Bobby bila gagal.
-------------------------------------

Eva POV

Aku juga tak mengerti kenapa aku menjadi begitu terbuka terhadap Bobby.
Apakah Bobby pendengar yang baik atau mungkin aku merasa bersalah telah memanfaatkan dirinya..?
Apa pun alasannya.. setelah curhat habis-habisan hatiku merasa jauh lebih lega.. seakan dendam kesumat di hatiku mendapat penyalurannya.

Makin lama makin kusadari bahwa Bobby bukanlah buaya darat.. melainkan srigala yang licik.
Dengan lihainya aku dipancing.. untuk bercerita mengenai pengalaman seksku bersama mantanku.

Dan entah kenapa aku tak bisa berbohong terhadap Bobby.
Lagipula kupikir.. toh kita berdua bukanlah anak kecil.. dan pastinya pengalaman srigala itu lebih banyak dibandingku.

Setelah berputar-putar di tol Jakarta.. aku tiba di rumahku pukul 11:30.
Lalu sebelum aku turun.. aku wanti-wanti memesan Bobby untuk merahasiakan Curhatku.

Duh.. nyesel aku memintanya untuk menutup mulutnya..!

Dengan senyum srigalanya yang licik tapi menawan itu.. dia berkata..
"Mulut gua sih bisa ditutup.. tapi ada biayanya. Sabtu ini lu bayarin gua nonton.. dan makan di Hard Rock.."

Aku cuman bisa bengong mendengar 'kebuasan' srigala itu memeras anak buahnya sendiri..
Apalagi.. setelah dia mendapat keuntungan dapat bersentuhan dengan payudaraku.

Tanpa menunggu jawabanku.. dia langsung memutuskan:
"Gua jemput lu di rumah jam 5 sore. Mandi yang wangi yah.." Sial memangnya badanku bau..!

Dua hari berikutnya aku tak bisa konsentrasi dengan pekerjaanku.
Hari serasa bergerak lambat menuju Sabtu.. seperti kura-kura merangkak di siang bolong.

Hatiku bimbang.. antara menganggap bahwa acara Sabtu itu adalah kencan.. atau hanya sekedar ongkos tutup mulut Bobby.
Sialnya lagi.. selama 2 hari ini Bobby bersikap acuh dan cool terhadapku di kantor.

Sabtu tiba. Jam 4:30 aku sudah berdandan rapi.. rok pendek ungu dengan kemeja putih.
Tidak lupa pula pakaian dalam seksi La Perla-ku: Matching push-up bra dan thong hitam berenda favoritku.

Sambil bergaya di depan cermin aku memperhatikan tubuhku. Hmm.. Not bad..
Payudaraku bertambah mancung dengan push-up bra.. dan bongkahan pantat putihku terlihat sangat seksi.. dibalut oleh segaris thong berwarna hitam.

Hi.. hi.. hi.. biar Bobby pusing kepalanya kalo dia liat..!
Hus..! Buru-buru kubuang pikiran itu dari otakku. Memangnya aku akan telanjang di depan Bobby..!?

Hhhmmm.. mungkin ngga yah..?
Imaginasiku bergerak liar.. memikirkan kemungkinan itu terjadi.. dan membayangkan Bobby juga telanjang bersamaku.
Tanpa kusadari vaginaku menjadi basah. Shit..!

Jam 5 aku sudah duduk manis menunggu di ruang tamu sambil bermain game di i-phone.
Kok si kunyuk telat yah..? Sial nih.. apa dia lupa..?

Baru aku mau texting dia.. ibuku lewat di depanku sambil menenteng kantong belanjaan C4.
"Mau ke mana kamu..?" tanyanya.

"Pergi makan sama Bobby.."
Langsung ibuku menatapku dengan tajam.

Oh no.. Itu pertanda bahwa ibuku akan segera berceramah atau mau menginterogasiku.
Buru-buru kutambahkan.. "Mau bahas proyek di Bali.."

Dengan perlahan ibuku berkata.. "Kamu tau kan reputasi Bobby..? Dia itu playboy.."

"Iihh.. mama ada-ada aja nih. Kita nggak ngapa-ngapain kok.. Cuman bahas masalah kantor.."

Ibuku menatapku dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.
Sambil berjalan ke dalam dia berkata.. "Hati-hati kamu.."

Uuppss.. pasti dia telah melihat payudaraku yang bertambah mancung 1 ukuran.
Mana mungkin membahas proyek dengan push-up bra.
Hadeww..

Aduh.. mana nih srigala itu..!?
Kalau Bobby tidak segera nongol.. pasti sebentar lagi ibuku keluar.. dan interogasi babak kedua akan segera dimulai.

Untung di detik itu.. whatsapp sang srigala masuk:
"Cepet keluar..! Orang ganteng di depan pintu..!"

Buru-buru aku berlari keluar.. sebelum ibuku berubah pikiran dan berpikir untuk memborgol tanganku ke pipa wc..
atau menyita BH kesayanganku.

Pada saat kubuka pintu mobil.. Bobby bengong melihatku.
Atau lebih tepatnya saat dia melihat bagian dadaku. Dan tanpa sadar dia menelan ludahnya berulangkali.

Sukurin..! Barang gua cuman bisa diliat.. ngak bakal gua kasih sentuh. Bayangin sono sepanjang malam..!
Ledekku.. berteriak dalam hati.

Walau mulutku membentak lain..
"Cepet jalan..! Ntar kalo mamaku keluar.. gua ngak bisa pergi nih..!"
-------------------------------------

Bobby POV

Terbelalak mataku saat melihat payudara Eva. Kok jadi bertambah besar begitu..?
Langsung 'adikku' berontak di bawah sana.

Sial nih cewe. Diem-diem naughty bitch juga nih..!

Maka.. di sepanjang jalan.. di setiap lampu merah.. pasti tanpa sadar aku melirik ke arah dadanya.
Dan sempat kulirik di sela-sela kancing kemejanya.. terlihat sepasang bukit kembar berwarna putih mulus.. berbalut BH hitam berenda.

Alamak..! Alamat Kentang besar malam ini.. Karena aku tau.. tidak mungkin aku dapat menjamah bukit ranum itu di malam ini.

Aku memang tidak mau gegabah dalam pendekatanku ke Eva.
Selain kedua keluarga kami akrab.. entah kenapa aku menaruh hormat yang tinggi terhadap dirinya.

Eva memang lain dibanding wanita-wanita lain yang pernah lewat di kehidupanku.
Dan lagipula status dia yang masih merupakan karyawan di perusahaan ayahku.. membuatku bertambah hati-hati.

Bruce Willis saja tidak sanggup menarik perhatianku.
Sepanjang film.. Eva terus menyender ke arahku untuk mengambil popcorn.
Saat kutawari untuk memegang sendiri popcorn tersebut.. dia menolak.

Dan setiapkali dia mengambil popcorn.. kemejanya memberikan celah untuk mengundangku mengintip dadanya yang montok.

Saat kucoba untuk menaruh tanganku di pahanya.. dengan lembut tanganku disingkarkan.
Apa maksudnya menyiksaku seperti ini..!? Can see but cannot touch..!
-------------------------------------

Eva POV

Kutahu permainanku malam ini sangat berbahaya.
Berbahaya.. karena mungkin pertahananku yang bisa jebol duluan..!

Terus terang.. permainan ini sangat merangsangku.
Dan sebenarnya thong-ku sudah ga nyaman lagi dipakai.. karena vaginaku sudah basah..!

Aku juga tahu bahwa Bobby terus-menerus mencuri pandang ke arah dadaku..
Dan tonjolan di celananya.. menunjukkan bahwa dia sangat tertarik denganku.

Tapi sejauh ini.. Bobby bersikap sangat gentle.. dan tidak mencoba menyentuhku lebih lanjut setelah kusingkirkan tangannya dari pahaku.

Tumben.. srigala ini bisa berubah menjadi anjing herder yang jinak.
Memang benar kata orang-orang.. bahwa lelaki yang belum mendapatkan seks.. adalah lelaki yang paling baik dan gentle..!

Yang aku belum paham sebenarnya adalah sikapku sendiri.
Aku melakukan permainan ini karena horny.. atau memang aku menyukai Bobby..?

Dan akupun tak tahu.. apa yang mendorong Bobby untuk terus melakukan pendekatan kepadaku..
Nafsu belaka.. atau memang dia menaruh perhatian terhadapku.

Oh god.. please show me the right path to move forward..!

Selesai dinner.. Bobby mengantarku pulang.
Saat aku mau turun.. tiba-tiba Bobby memegang tanganku sambil berkata dengan lembut..
"I really enjoy tonight. You're quite fun to be around. I hope I will have another chance to go out with you again.."

Kupasang senyumku yang paling manis sambil berkata.. "We'll see about that.."

Dan sebelum turun dari mobil.. tak lupa kuberikan dia kesempatan mengintip dadaku lagi.

maka jadilah.. malam itu aku melampiaskan nafsuku yang membara dengan bermasturbasi.
Kubayangkan Bobby mengulum putingku..
Meremas payudaraku.. menjilat klitoris basahku.. sambil menyodok vaginaku dengan 2 jarinya.

OMG..!
Malam itu adalah malam pertama sejak aku putus dari eks tunanganku.. aku kembali menaruh perhatian terhadap apa yang namanya seks.
And damn.. it was good..!

Malam itu aku bertekad untuk tidak mengingat masa laluku lagi.
Aku mau menikmati saat sekarang.. dan menatap masa depanku dengan penuh harapan.

Mengenai hubunganku dengan Bobby.. aku bertekad untuk melewati hari per hari.. Maju setapak demi setapak..
Biarlah kejadian demi kejadian yang memberikan tanda kepadaku untuk menentukan antara nafsu dan cinta.
Dan pastinya.. aku tidak akan pernah menolak ajakannya untuk makan atau nonton.. asalkan dia yang bayar.

Malam itu aku tertidur pulas dengan senyuman di bibirku.
Memang.. orgasme adalah salahsatu obat paling mujarab di dunia ini.
---------

Dua bulan berlalu. Dua bulan yang manis dan penuh kesan. Bobby sangat menaruh perhatian kepadaku.
Setiapkali aku lembur.. Bobby pasti akan menungguku dan mengantarku pulang.

Setiap malam Minggu selalu kita lalui dengan mencoba restoran baru.
Ortu-ku sudah tidak berkomentar apa-apa lagi.. dan herannya juga ayahnya Bobby diam saja melihat hubungan kami yang semakin akrab.

Aku juga semakin yakin dengan perasaanku terhadapnya. Rasa sayangku terhadapnya sudah mengalahkan nafsu butaku.
Meskipun pun aku belum terlalu yakin dengan perasaan Bobby terhadapku.

Selama ini Bobby belum menyatakan apa-apa kepadaku.. Dia hanya selalu bilang.. saat bersamaku dia merasa nyaman.

Tapi semuanya berubah total.. sejak aku dipecat Bobby di Bali..
-------------------------------------

Bobby POV

Proyek di Bali akan segera rampung dalam sebulan dua bulan kedepan.
Ayahku menyuruhku untuk banyak menetap di Bali.. untuk menyelesaikan banyak masalah finishing touch.

Pada awalnya ayahku sering juga ke Bali bersama Eva untuk mengontrol pekerjaanku.. sehingga Eva sangat paham tentang detail proyek Bali.

Karena aku tidak memiliki asisten pribadi.. aku memohon ke ayahku agar dapat 'meminjam' Eva untuk membantuku di Bali.
Apalagi di saat-saat kritis ini.. pengetahuan Eva akan detil sangat berguna untuk membantuku mengambil keputusan yang tepat.

Selama di Bali.. perusahaan menyewa villa dengan 3 kamar tidur untuk keluargaku tinggal.. dan juga sebagai kantor tidak resmi.

Villa tersebut sangat nyaman dan mewah.. kamar tidur utamanya yang luas –yang kutempati–.. menghadap taman asri pribadi yang dilengkapi sebuah jacuzzi kecil.

Kolam renang dan ruang fitness juga tersedia.
Eva menempati kamar persis di samping kamarku.. di antara kamarku dan kamarnya ada pintu penghubung langsung.

Sering bila malam tiba dan aku tidak bisa tidur.. pasti kuketuk pintu tersebut.. lalu memaksa Eva duduk bersama di taman.. mengobrol.. menatap bulan dan bintang sambil menikmati wine.

Setiap hari di Bali.. mulai dari bangun pagi sampai mau tidur aku terus bersama Eva.
Seperti kata pepatah: Cinta bisa muncul karena terbiasa.

Lama-lama aku merasa.. rasa nyaman saat bersama Eva bertambah menjadi rasa cinta yang tulus terhadapnya.

Tingkah lakunya yang centil dan lucu.. perhatiannya terhadapku.. dan dedikasinya terhadap pekerjaan.. membuatku menyayangi dan menghormatinya.

Pernah saat aku stress menghadapi setumpuk masalah.. dia membuat teh untukku.. menyuruhku menutup mata dan memijat kepalaku.

Setelah 10 menit memijit.. pelan-pelan kugenggam tangannya dan dia membalas genggamanku.
Langsung stress itu hilang.. berganti dengan rasa hangat di hati.

Aku mendongakkan kepalaku.. dan mendapatkan mataku sedang memandang sepasang mata yang menatapku dengan penuh perhatian.

Tapi herannya.. mulutku yang biasanya manis mendadak kelu.
Hanya sepotong kata.. "Thanks.." yang keluar dari mulutku.

Entah kenapa saat ombak cinta itu datang bergelombang..
Aku merasa ada bendungan besar menghalangiku untuk bermain dalam ombak tersebut.

Akal sehatku terus menerus mengingatkan.. faktor kedekatan keluarga kami dan hubungan profesional kami berdua.

Suatu saat.. Eva meminta izin pulang pulang ke Jakarta untuk menghadiri pesta ulang tahun mamanya.
Dengan berat kuberikan izin pulang selama 2 malam.

Tapi sialnya.. ayahku menerima asisten baru untuk menggantikan Eva.. dan meminta Eva tinggal lagi beberapa hari untuk mengajari asisten baru tersebut.

Tiap malam kutanya kapan dia balik ke Bali.. sambil mengingatkan pekerjaan –dan aku..!– yang ditinggalkannya.
Tiap malam tanpa Eva di samping.. aku merasa Bali adalah pulau neraka.. bukan lagi pulau dewata.

Setelah 5 malam.. akhirnya Eva balik ke Bali.
Hampir aku memeluknya di airport.. bila saja aku ga ingat ada pak sopir di sampingku.

Sepanjang perjalanan balik ke villa aku mencoba bersikap cool..
Kucoba hapus senyuman tolol di mulutku dan rasa girang di hatiku.. dengan membahas masalah-masalah pekerjaan.

Jangan sampai Eva sadar bahwa tanpa dia di sampingku.. hidupku sengsara.
Nanti malah dia meminta sesuatu yang sangat sulit untuk aku menerimanya.. seperti naik gaji besar atau naik jabatan..! Hehe..
Huh.. harus hati-hati.. harus hati-hati..
-------------------------------------

Eva POV

Lima malam tanpa Bobby adalah lima malam tersepi dalam hidupku. Bulan dan bintang di Jakarta terasa redup tanpa Bobby di sisiku.
Waktu berjalan dengan lambat seperti siput mencoba berlari.

Pada saat pesta ultah mamaku pun.. senyumku mengembang dengan terpaksa..
Sebentar-bentar mataku melirik ke iphone-ku.. mengecek apakah ada whatsapp yang masuk dari Bobby.

"Non.. handphone-nya ditempel di jidat aja.. biar gampang ngeceknya.." Seloroh Wendy.. kakak kedua Bobby.
"Tiap 5 detik ngecek HP.. udah ada pacar baru yah..?" lanjutnya ngeledek.

Mamaku yang sedang memotong kue.. dengan datar dan tanpa perasaan.. menyeletuk.. "Paling nungguin SMS Bobby.."

Gleg..! Sesaat kurasakan ruangan menjadi hening.
Semua mata.. kecuali ibuku.. yang dengan cuek terus memotong kue.. menatapku dengan tajam.

Mukaku memerah seperti pantat monyet.. dan ingin rasanya aku menyelinap ke kolong meja.
Oh.. ibu..! Walau pun engkau ibu kandungku.. ternyata engkau lebih kejam dari ibu kota..!

"Wah.. Boljug nih.. kalo Eva jadi adik ipar kita.." kata Debby.. kakak tertua Bobby.
"Bisa disuruh jagain anak gua nih.. hihi.."

Ampun.. kok belum nikah sudah diuji mentalku.

FYI.. anak Debby ada 3 dan semuanya terkenal nakal seperti pamannya.

Untung saat itu.. ayah Bobby membelaku.. dengan menjelaskan bahwa projek di Bali sedang masuk tahapan kritis..
dan pengetahuanku atas projek itu sangat membantu Bobby.

"Tapi papa tau kan resiko melempar cewek manis ke depan Bobby..? Sama aja kasih kambing ke mulut komodo..!"

Masya allah.. kini giliranku disamakan dengan kambing oleh Wendy.
Baru kusadari dari mana datangnya kenakalan Bobby.. rupanya memang ini masalah keturunan keluarga.

"Yah udah. Artinya papa dapat menantu yang cakep.." ujar ayah Bobby sambil menatapku dengan nakal.
"Tapi kamu harus keluar dulu yah.. sebelum pacaran.."

Yeah..! Hubunganku dengan Bobby tidak ditentang keluarganya..! sorakku dalam hati.

Tapi di mulut aku berkata lain.. "Hubungan kita cuman sebatas kerja kok. Tenang aja.. om.
Saya masih betah kerja buat om dan saya tau di perusahaan dilarang pacaran antara karyawan.."

Ujarku sambil melingkarkan jari tengah ke jari telunjuk..
Tapi ngak janji yah.. om..! Teriakku sambil tersenyum.. dalam hati.

Sebelum aku diinterogasi lebih lanjut.. ibuku menyuruh kami menyantap kue ultahnya..
Dan ketiga anak Debby.. berebut kue dengan liarnya.. seperti hyena mendapat daging mentah..
sampai-sampai gelas di meja terjatuh dan pecah.

Untuk sementara.. kenakalan mereka menyelamatkanku dari pembahasan topik berbahaya ini.
-------------
 
Terakhir diubah:
------------------------

Saat aku tiba di Bali.. kulihat Bobby cengar cengir dengan gembira menungguku.
Kelihatan sekali mukanya yang cerah dan lega melihat kedatanganku.

Ingin rasanya aku berlari dan jatuh ke pelukannya.. Tapi masih kuingat pesan dari ayah Bobby.. mengenai batasan hubungan di perusahaan.

Sepanjang perjalanan.. Bobby mencoba menyembunyikan kegembiraannya dengan membahas masalah pekerjaan.
Aku pun sama.. mencoba bersikap profesional.
Gengsi dong kalau kelihatan aku kangen dengan dia.
Walau rasa ingin memeluk dan mengobrol hal-hal lain menggelora di hatiku..

Setelah makan malam.. Bobby mengajakku untuk berendam di jacuzzi sambil minum wine.
Walau pun kami sering berenang bareng.. tapi belum pernah sekali pun berendam berdua di jacuzzi.

Kebetulan..! teriakku dalam hati..
Aku bisa mencoba bikini yang baru kubeli, nih..

Segera aku berganti pakaian.
Di depan cermin.. aku mematut diri.. mengecek apa saja yang belum beres.
Pubic hair..? Baru selesai bikini wax. Armpit hair..? Clean like a baby.

Kusemprotkan sedikit parfum dan kuambil bathrobe untuk menutupi tubuhku. Aku ingin persembahan ini sebagai surprise untuk Bobby.

Lewat pintu penghubung aku masuk ke kamar Bobby dan berjalan menuju taman.
Bobby sudah berendam di dalam jacuzzi.

Sambil membalikkan badan.. pelan-pelan kutanggalkan bathrobe itu di kursi..
dan menampilkan tubuh mulusku yang hanya dibungkus ala kadarnya.. oleh sepasang bikini kuning.

Kudengar Bobby terbatuk-batuk.. tersedak wine yang diminumnya.
Hi.. hi.. hi.. You don't know what you are missing.. boy..!

Dengan langkah kubuat seanggunnya.. aku berjalan masuk ke jacuzzi.
Tapi apa daya.. memang aku tidak berbakat menjadi gadis anggun..
Aku terpeleset.. saat masuk ke jacuzzi.. untungnya Bobby dengan sigap meraih tubuhku.

Tapi.. sialnya.. tangannya meraih tali BHku dan membuat BHku lepas.
Untung saja aku sempat berpegangan.. sehingga tidak terjatuh lebih parah.

Dengan bengong.. Bobby melihat antara BH di tangannya dan payudaraku.. yang menjuntai dengan bebas.
Segera kututupi dadaku dengan tangan kananku.. sedang tangan kiriku mencoba merebut BH itu dari tangan Bobby.

Dan sifat srigala Bobby segera muncul..!
Dia melempar-lempar BHku dari tangan kiri ke tangan kanannya.. memaksaku untuk mendekati dia agar dapat merebutnya.

Aku sudah tidak lagi mencoba untuk menutupi dadaku.. yang coba kuperbaiki adalah harga diriku..
Dan dengan dua tangan.. aku lantas berusaha merebut BHku.

Sampai akhirnya.. Bobby melempar BH itu ke kursi..!
Sekarang pilihanku hanyalah.. naik dan mengambil BH tersebut..
Atau terlihat culun dan berlagak cool.. duduk di dalam jacuzzi.. seakan tidak ada masalah..!

Kupilih option kedua.. Segera kusambar gelas wine.. lantas mencoba duduk dengan nyaman.
Aku sudah tidak mempedulikan tatapan Bobby yang buas ke arah dadaku. Napasnya yang memburu juga aku acuhkan.

Aku malah mendongak.. membusungkan dadaku sambil menatap bulan dan bintang.
Kulihat tangan Bobby bergerak gemetar.. seperti penderita Parkinson.. antara ingin meremas payudaraku dan membayangkan pesan ayahnya.

Rasain..! Sekarang lu yang sengsara, kan..!?
Ujarku di dalam hati sambil bertepuk tangan dengan gembira.

Tiba-tiba Bobby bangkit.. sementara itu aku sudah siap menerima segala serangannya.

Ternyata aku dibuat kecele..!

Bobby berjalan menuju kursi dan mengambil BH-ku.
Dengan lembut dipasangkan kembali BHku sambil berkata.. "Entar lu masuk angin lagi. Besok kerjaan numpuk.."

Tapi karena ikatan BHku di depan.. Bobby dengan leluasa menatap dadaku dan berkali-kali menyenggol putingku.
Jelas saja ketika mendapat rangsangan.. langsung putingku mengeras.
Duh malunya..! Dasar puting pengkhianat..!

Bobby hanya cengar cengir memandang mukaku yang merah seperti putingku.
Sejenak kulihat mukanya bergerak mendekati mukaku.. sepertinya untuk menciumku.. tapi dengan cepat Bobby menarik wajahnya kembali.

Diambilnya gelas wine kami berdua dan obrolan pun dimulai.
Seakan tidak ada kejadian memalukan apa pun.. dan taring srigala Bobby kembali tersimpan rapi di dalam mulutnya.

Terbesit sedikit rasa kecewa di hatiku.. tapi di balik itu aku menghargai sikap Bobby yang masih menghormatiku.

Tanpa terasa.. 2 botol wine habis dalam 45 menit.
Aku yang mulai merasa dingin dan mabuk.. meminta naik dan mengobrol di kamar saja.

Mungkin karena tipsy.. aku tanpa sadar berjalan ke kamar mandi Bobby untuk membilas tubuhku.
Kulepaskan bathrobe dan bikiniku lalu masuk ke shower room.

Aku sudah tak sadar akan 3 hal:
Bahwa ini bukan kamar mandiku..
Bahwa pintu tak kukunci..
Bahwa Bobby mengikutiku dari belakang..!
-------------------------------------

Bobby POV

Malam ini memang malam terberat dalam hidupku. Godaan demi godaan datang silih berganti.
Melihat payudara Eva yang bulat dan mancung.. dihias oleh puting pink yang merona itu.. membuat darahku mengalir lebih cepat dari ujung kepala atas ke ujung kepala bawah.

Adikku sudah berontak berkali-kali dan hampir mengkudeta akal sehatku.
Untuk menjinakkan pemberontakan di bawah sana.. kupasang tampang ayahku yang paling sangar.
Tak tahu sampai kapan.. image ayahku dapat mengendalikan penisku..

Cobaan yang paling berat.. saat aku melihat tubuh bugil indah Eva masuk ke shower roomku.
Aku tak tahu.. apakah aku harus ikut masuk dan menjaganya agar tak terpeleset.. atau menunggu di luar sambil berimajinasi dengan liar.

Segera aku putuskan.. bahwa keselamatan dan kenikmatan Eva jauh lebih penting.. daripada sekedar berimajinasi dan bermasturbasi.

Kulepaskan celana renangku.. kubuang image ayahku dari otak.. kutarik napas yang panjang lalu masuk ke shower room.
Saatnya adikku merdeka.. lepas dari logika.

Eva sudah tidak lagi mencoba menutupi tubuhnya saat melihatku masuk ke shower room..
Dia hanya memandang badanku yang telanjang dengan sayu dan pasrah.

"What do you want.. Bobby..?" tanyanya dengan lirih.

"I want You.." jawabku sambil mendekatinya.

"But.. aahhh.. but You .. You can't. I am your employee.."
Jawabnya sambil merintih saat dengan lembut kusabuni pundaknya.

"Why don't You quit and be my girlfriend..?" sambil terus kusabuni badannya.

"Tapi.. tapi.. aduh.. Bob. Enak.. oh.. Bobby.." Eva meracau saat kusabuni payudaranya.

"Bobby.. stop bentar..!" ujarnya sambil memegang tanganku..
"Tapi.. gua masih betah kerja untuk bokap lu. Gimana.. Gimana kalo.. kalo lu yang mecat gua aja.
Tapi dengan syarat.. besok pagi lu terima gua lagi.."
Katanya dengan pandangan mengharap.

"Tapi tanpa pesangon yah..?" kataku sambil mencium dan menjilat kupingnya.

"Dasar pelit..! Ini aja deh pesangonnya.." kata Eva.. sambil dengan lembut mengelus penisku.

"Oke.. You are fired for touching your boss' penis.."

Segera kulumat payudaranya.. sambil Eva terus mengocok penisku.
Tanganku juga segera mendarat di vaginanya. Kucari klitorisnya dan kugosok dengan buas.

"Aah..ah.. Bobby.. jangan cepet-cepet..! Geliii..! Aaauughhhh.."
Eva melenguh.. saat kuselipkan masuk jari tengahku ke dalam vaginanya yang sudah basah.. dan kukocok dengan cepat.

Kudorong badannya ke tembok.. kuangkat satu kakinya..
Eva memelukku sambil mencium bibirku dengan ganas.

Saat kumasukkan juga jari telunjukku ke dalam vaginanya.. kurasakan Eva menyedot lidahku seperti lintah.
Tidak lama kemudian.. Eva berteriak lirih.. "I'm coming..! I'm coming..!"

Badannya mengejang.. vaginanya menjepit jariku.. kakinya melemas.. cairan panas mengalir di pahanya.
Wajahnya yang cantik.. dengan rona merah di pipinya.. menatapku dengan liar dan buas.
Memang.. cewek yang sedang orgasme adalah cewek terseksi di dunia.

Lama kucium bibirnya dengan lembut.. untuk membantu meredakan gelombang orgasme Eva.
Lalu dengan perlahan Eva berlutut dan mulai mencium penisku.
----------------

Eva POV

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun juga.. baru kali ini aku memegang penis laki-laki.. selain milik eks tunanganku..
Itu pun ketika bercinta dulu.. hanya sekedar mengelus untuk mengarahkannya ke vaginaku.

Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar Bobby melenguh seraya menyebut namaku.
Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah Bobby meringis.. menahan remasan lembut tanganku pada batang penisnya.

Aku mulai bergerak turun-naik menyusuri batangnya yang sudah teramat keras.
Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang sudah licin oleh cairan.. yang meleleh dari belahan kecil helm penisnya.

Kudengar Bobby kembali melenguh.. merasakan ngilu akibat usapanku di batang penisnya.
Aku tahu Bobby sudah sangat bernafsu sekali.. dan mungkin dalam beberapakali kocokan ia akan menyemburkan air maninya.

Dua menit.. tiga sampai lima menit berikutnya Bobby masih bertahan.. meski kocokanku sudah semakin cepat.
Tangan Bobby kian instens menggerayang buah dadaku. Ia dengan lembut meremas-remas payudaraku.

Sebagai wanita normal.. aku merasakan kenikmatan atas remasan ini. Apalagi tanganku juga tengah menggenggam batangnya dengan erat.. naik-turun..

"Oh.. dear.. You're so beautiful.." pujinya sambil memilin-milin puting susuku.

Aku terperangah. Situasi sudah makin panas..
Tanpa pikir panjang.. langsung kumasukkan batang Bobby ke dalam mulutku.. dan mengulumnya sebisa mungkin..

Aku sudah tidak mempedulikan apa pun yang Bobby perbuat pada tubuhku.
Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku..

Ketika kurasakan bibirnya mulai menciumi buah dadaku pun aku tak berusaha mencegahnya.
Bahkan.. dengan setengah mengerang makin kubusungkan dadaku.. menyambut lidah dan mulutnya.

Sementara itu.. jilatan dan kulumanku pada batang penisnya semakin mengganas..
Sampai-sampai terdengar Bobby terengah-engah merasakan permainan mulutku yang baru belajar oral.

Aku tau.. Bobby pasti sadar kecanggunganku.
Meski demikian.. aku semakin bersemangat.. mengeluarkan kemampuanku sebisaku.
-----------------

Bobby POV

Dijilatnya penisku dari kepala sampai ke pangkalnya. Lalu lidahnya melanjutkan pikniknya ke kedua bolaku.
Digilirnya bolaku dari kiri ke kanan sambil tangannya terus mengocok penisku.

Tiba-tiba Eva membuka mulut mungilnya dengan lebar dan melahap seluruh penisku.
Rupanya memang Eva 'keturunan ular' .. yang rahangnya dapat dibuka untuk mengakomodir mangsa yang besar. Haha..

Dihisapnya kuat-kuat penisku sambil kepalanya maju-mundur.
Kuelus rambutnya dengan lembut.. menikmati rasa duniawi yang indah ini.. sampai rasanya aku tidak bisa lagi menahan lebih lama..

Buru-buru kutarik pantatku.. lahar putih menggebu-gebu.. muncrat dari penisku ke dada mulus Eva.

Segera kubersihkan dadanya dari spermaku.. kutarik Eva ke ranjangku.. kudorong dia jatuh telentang.
Kakinya segera melebar.. memamerkan klitoris ranum yang membesar.. dan vagina indah berwarna merah muda..
Mengundangku untuk menghampirinya.

Segera kuterapkan pengetahuan-pengetahuan oral seks yang baik..
Sapu vagina dengan lidah anda.. lanjutkan jilatan anda ke atas dan cari klitorisnya..
Kecup.. jilat.. dan sedot klitoris tersebut..
Ulangi berkali-kali.. sampai memberikan efek yang diinginkan.

Dan efek itu datang lebih cepat dari yang kubayangkan.. Cairan kewanitaannya mengalir dengan deras..
Pahanya menjepit kepalaku.. dan tangannya terus menekan kepalaku agar bekerja lebih giat.

Score sementara menjadi 2-1.

Setelah napasnya mereda.. segera kuposisikan diriku di atas dirinya.. dan mulai menggesekkan penisku ke vaginanya yang kini basah kuyup ..
--------------------

Eva POV

Tapi.. aku kecele lagi. Entah berapa lama kemudian.. masih belum kulihat tanda-tanda apapun dari Bobby.
Aku malah jadi penasaran.. sekaligus merasa tertantang 'mengalahkan Bobby'.

Situasi semakin tak terkendali. Sementara aku makin penasaran dengan batang penisnya..
Bobby dengan lihainya sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya.

Kini posisi kepalaku berada di bawahnya.. sementara kepalanya berada di bawahku.
Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan..!

Tak lama kemudian kembali kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku.
Tubuhku langsung bereaksi.. dan tanpa sadar aku menjerit lirih.

Aku suka sekali ketika Bobby mencumbu bagian tubuh sensitifku.. Kurasakan kenikmatan cumbuan Bobby di sekitar itu.
Akh luar biasa..! Aku menjerit dalam hati..
Tubuhku kembali berkhianat..! Mereka sudah ga mau mengikuti perintah pikiran sehatku.

Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah Bobby.
Kedua pahaku mengempit kepalanya.. seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku.

Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak.
Aku semakin terbawa arus. Aku jadi semakin ingin mengimbangi permainannya.

Mulutku bermain dengan lincah.
Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh dan kenyal.

Sementara penis itu bergerak di antara buah dadaku.. mulutku tak pernah lepas mengulumnya.
Entah berapa lama kami saling mencumbu bagian vital masing-masing..

Bobby sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar lagi.. sementara aku.. sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat kembali bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku.

Jilatan dan hisapan mulut Bobby benar-benar membuatku tak berdaya.
Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar.

Tubuhku mengejang.. seluruh aliran darah serasa terhenti..
dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat.. gelombang lahar panas yang mengalir begitu cepat.

"Auugghh..!"
Aku menjerit lirih.. begitu aliran itu mendobrak pertahananku untuk kali ketiga.

Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan.
Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat.. merasakan kenikmatan ini.

Aku terkulai lemas.. sementara batang penis Bobby yang berada dalam genggamanku.. masih mengacung dengan gagahnya..
bahkan terasa makin kencang saja.
----------------

Aku melenguh melepas nikmat.. tergolek lemas ga berdaya.. ketika Bobby mulai menindih tubuhku.
Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.

"Lu sungguh cantik Dear.. Makin dewasa. Tubuh lu indah.. lebih berisi sekarang.. mmpphh.."
Katanya sambil menciumi bibirku.. mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.

Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku.
Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati.

Hatiku semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.
Wajahku yang cantik.. tubuhku yang indah dan kini jauh lebih berisi.

Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada.
Permukaan perut yang rata.. pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang 'bahenol'.

Di wajah Bobby kuperhatikan dengan mata sayu.. memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga..
saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku.. yang dihiasi hamparan bulu-bulu hitam tipis namun lebat di pubisku.. kontras dengan warna kulitku yang putih mulus.

Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam.
Tak kuasa menahan nikmatnya.. aku mendesis.. dan tanpa sadar membuka kedua kakiku makin lebar.. memberi akses padanya.

Bobby segera menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar itu.
Degh.. Kurasakan penisnya ditempelkan pada bibir kemaluanku.

Digesek-gesek.. mulai dari atas sampai ke bawah. Naik-turun.
Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu.. membuat gesekannya semakin lancar karena licin.

Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu.
Apalagi saat moncong penisnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang.

Bobby menatap tajam melihat reaksiku.
Aku balas menatap.. seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.

Ia tahu persis apa yang kurasakan saat itu.
Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri.

Kuakui.. memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang penisnya dalam liang nikmatku.
Aku ingin segera membuatnya 'KO'.

Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya.. apa benar seperti kabar yang kudengar..?
Aku ingin membuktikan.. bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.

"Bob..?" panggilku menghiba.

"Apa sayang.." jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.

"Cepetan.."

"Sabar sayang. Lu pingin gua ngapain..?" tanyanya pura-pura tak mengerti.

Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka.. apa keinginanku saat itu.
Namun Bobby sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku.

Sepertinya Ia sengaja mengulur-ulur waktu.. dengan hanya menggesek-gesekkan penisnya di lepitan vaginaku.
Sementara aku.. benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.

"Gua pingin lu segera masukin .." kataku akhirnya.. dengan terpaksa.
Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini.
Dan aku yakin.. wajahku pasti sudah kayak tomat merahnya saat itu.

"Apanya yang dimasukin..?" tanyanya lagi seperti mengejek.

"Akh.. Bobby. Jangan siksa gua dong..!"

"Gua ga bermaksud menyiksa elu, sayang.."
Katanya lagi.. sambil tetap menggesek-gesekkan batang penisnya di bibir kewanitaanku yang makin membasah, kurasa.

"Oohh.. Bobby.. Gua pingin masukin penis lu ke dalam vagina guaa .. uuggh..!"

Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar.. saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu.

Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks.. yang kembali terbangkit birahi.
Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri.
Tapi apa mau dikata.. memang aku sangat menginginkannya segera.
---------------------

Bobby POV

"Ready..?" tanyaku.

"Since this morning.." jawabnya dengan tatapan sayu.

Slebhh.. clebbh..
Segera kutancap tiang bendera pusakaku ke liang kenikmatannya.. seiring lenguh nikmat bersama.

"Nghh.. hhh.." erangnya lembut.. semerta cucupan lembut belahan hangat bibir vaginanya menyambut benturan kepala penis.

"Erghhh.." Lenguhku seiring desir nikmat di ujung helm penisku.

Vaginanya yang kecil mencoba mengakomodasi penisku. Peret sekali rasanya.
Mungkin karena sudah lama Eva tidak pernah bercinta.

Jlebhh..!
Kuhentak lembut.. namun bertenaga batang penisku di liang hangat vaginanya.
Matanya membelalak.. menatapku.. saat seluruh batang penisku sudah terbenam di dalam vaginanya.
Pelan-pelan matanya menutup.. dan Eva memelukku dengan erat sambil menciumku.
-------------------

Eva POV

"Oke honey.. Tapi pelan-pelan ya..?"
Kata Bobby dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukkan diriku.

"Uugghh.." aku melenguh merasakan desakan batang penisnya itu.

Aku menunggu cukup lama gerakan penis Bobby memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai.
Selain besar.. penis Bobby ternyata cukup panjang juga.

Aku sampai menahan nafas.. saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati.
Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.

Bobby mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan.
Satu.. dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar.

Semakin membanjirnya cairan dalam liang vaginaku.. membuat penis Bobby keluar-masuk dengan lancarnya.
Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan.
Naik-turun mengikuti irama tusukan penisnya di sedalam lorong vaginaku.

Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat.. dan bertambah liar.
Gerakanku sudah tidak beraturan.. karena yang penting bagiku.. tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku.

Sepertinya Bobby tahu persis apa yang kuinginkan. Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran.
Aku bagaikan berada di surga.. merasakan kenikmatan yang luar biasa ini.

Batang Bobby menjejal penuh seluruh isi liangku..
Tak ada sedikitpun ruang yang tersisa.. hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku.

"Aduuhh.. auuffhh.. nngghh.."
Aku merintih.. melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.

Kini harus kuakui.. keperkasaan dan kelihaian srigala ini di atas ranjang. Ia begitu hebat.. jantan..
Ada benarnya juga sebutan 'playboy' yang disematkan padanya.

Yang pasti.. aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya..
Apalagi jika kubandingkan dengan eks tunanganku yang brengsek itu..!

Meski kusadari perbuatan ini terlarang.. dan mungkin akan bermasalah nantinya.
Tetapi saat itu aku sudah ga peduli.. dan ga akan menyesali kenikmatan yang kualami bersamanya saat saat ini.

Bobby bergerak semakin cepat. Penisnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitif di relung vaginaku.
Aku meregang.. tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku.

Sementara Bobby dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik-turun.. Ke kiri dan ke kanan.
Eranganku semakin keras terdengar.. seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya.

Melihat reaksiku.. Bobby mempercepat gerakannya.. mengayuh biduk birahi kami..
Batang penisnya keluar-masuk dengan cepatnya.. seakan tak mempedulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya.

Kulihat tubuh Bobby sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian.
Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar.

Aku mencoba meraih tubuh Bobby untuk mendekapnya.
Dan di saat-saat kritis.. aku berhasil memeluknya dengan erat.

Kurengkuh seluruh tubuhnya.. sehingga menindih tubuhku dengan erat.
Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku.

Kubenamkan wajahku di samping bahunya.
Pinggul kuangkat tinggi-tinggi.. sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya.. dan lalu menekannya kuat-kuat.

Serr.. serr.. serr..!
Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku.
Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong.

Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami.. untuk keduakalinya.

"Bobby.. oohh.. aahh.."
Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.. saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.

"Sayang nikmatilah semua ini. Gua pingin lu dapat merasakan kepuasan yang belum pernah lu alami.." bisik Bobby dengan mesranya.

"I love U honey. Gua sayang elu.. Gua cinta elu. Gua pingin melampiaskan rasa yang menyesak selama ini.."
Lanjutnya.. tak henti-henti membisikkan untaian kata-kata indah.. yang terdengar begitu romantis di telingaku.
-------------------

Bobby POV

Setelah Eva mulai agak rileks.. pelan-pelan kugerakkan pinggulku.
Mulai dari gigi 1.. pelan-pelan kunaikan kecepatanku ke gigi 2.

Kuangkat kedua kakinya.. melingkar memeluk pinggangku.. lantas kunaikan lagi kecepatan ke gigi 3.
Tangan Eva dengan liar mengaduk-ngaduk rambutku.. bibirnya menciumku dengan nafsu.

Lidahku langsung mencari lidahnya.. kedua lidah itu pun bergumul dan bergulat seperti ular sedang kawin..
Tanganku dengan lincah meremas.. memilin.. memelintir lembut payudara dan puting Eva.

Dinginnya AC tidak dapat meredakan bara nafsu di hati kami..
peluhku bercucuran membasahi tubuh Eva yang mulus.. serta seprei putih yang lembut.

Kunaikkan lagi kecepatan ke gigi 4.

Lima menit-an kemudian.. Eva membuka matanya dan menatapku dengan buas sambil berkata..
"Akkhh.. Bobby.. enakk bangetthh.. lu hebaaat sekaliiii.. Aahhh..!"

Jeritnya.. menandakan orgasme dahsyat yang kembali menghantam dirinya.
Tangannya menegang dan mencengkeram seprei dengan kuat..
Tubuh indahnya bergetar seperti bajaj.. dan otot-otot vaginanya berkontraksi 5 kali per detik.
----------------

Eva POV

Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku.
Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini Bobby baru sekali mencapai puncaknya.
Sedangkan aku malah sudah 2.. 3 atau empatkali, ya..? Aku sampai lupa menghitungnya. Hihi..

Aku merasa seperti mempunyai utang yang belum terbayar, nih.
Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan.. seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.

Aku ga tau.. kenapa diriku menjadi antusias untuk melakukannya dengan sepenuh hati.
Mungkin cintakah.. atau gairah.. nafsu sesaat saja..? Peduli setan. Aku hanya ingin menikmati saja.. dengan Bobby. Itu saja.

Timbulnya pikiran ini.. membuatku semakin bergairah.
Apalagi sejak tadi Bobby terus-terusan menggerakkan penisnya di dalam liang vaginaku.

Entah muncul tenaga dari mana.. tiba-tiba saja aku menginginkan lebih.. aku jadi beringas.
Kudorong tubuh Bobby hingga terlentang.
Aku langsung menindihnya dan mencumi wajah.. bibir dan sekujur tubuhnya.

Kembali kuselomoti batang penisnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu.
Lidahku menjilat-jilat.. mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

Kulirik Bobby kelihatannya menyukai perubahanku ini.
Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu.. aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh Bobby.

Selangkanganku kini berada persis di atas batang penisnya yang mengacung tegar.

"Akhh.. sayang..!" Geramnya tertahan.. ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku.

Slebbh.. clebbh.. Pinggul dan tubuhku turun perlahan-lahan.. menelan habis seluruh batangnya.
Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda.

Tubuhku melonjak-lonjak.. seperti kuda binal yang sedang birahi.
Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang.
Tetapi aku ga peduli lagi. Aku terus berpacu.

Pinggulku bergerak turun-naik.. sambil sekali-sekali meliuk seperti ular.
Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor.. ngecor.. patah-patah.. bergetar dan entah gaya apalagi.

Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kuketaui.. dan khusus kupersembahkan kepada Bobby..!

"Ouugghh.. Evaa.. luar biasa..!" lenguh Bobby merasakan hebatnya permainanku.

Pinggulku mengaduk-aduk lincah.. mengulek liar tanpa henti.
Tangan Bobby mencengkeram kedua buah dadaku.. diremas dan dipilin-pilin.

Ia lantas bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menciumi puting susuku.
Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas.

Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan.
Kami tidak lagi merasakan panasnya udara.. meski kamar itu menggunakan AC.
Tubuh kami bersimbah peluh.. membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain.

Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Bobby menggoyangkan pantatnya.
Kurasakan tusukan penisnya semakin cepat.. seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya.
Permainan kami semakin meningkat dahsyat.

Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya.. selimut dan bantal serta guling.. terlempar berserakan di lantai kamar..
akibat pergulatan kami yang bertambah liar.. dan tak terkendali.

Kurasakan Bobby mulai memperlihatkan tanda-tanda.
Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang.
Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Hihi..

Tak selang beberapa detik kemudian.. akupun merasakan desakan yang sama.
Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya.

Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris.
Aku sudah tak peduli suaraku akan terdengar ke mana-mana. Kali ini aku harus 'menang..!'

Upayaku ternyata ga percuma. Kini dapat kurasakan.. tubuh Bobby mulai mengejang-ngejang.
Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka.. sepertinya dia juga akan mencapai garis finish kenikmatannya.
Aku pun merintih.. persis kuda betina binal yang sedang birahi.

"Eerrgghh.. oouugghh..!" Bobby berteriak panjang.. tubuhnya menghentak-hentak liar.

Tubuhku terbawa goncangannya.
Refleks kupeluk tubuhnya erat-erat.. agar jangan sampai terpental oleh goncangannya.

Mendadak aku merasakan semburan dahsyat keluar dari lubuk liang nikmatku.. lalu menyebar ke seluruh relung vaginaku.
Rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku.

Sambil mendesakkan pinggulku kuat-kuat.. aku berteriak panjang.. saat mencapai puncak kenikmatan..
membarengi hentakan batang penisnya yang tertanam ketat di dasar liang vaginaku.

Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat.
Blughh..!
Saking dahsyatnya.. tubuh kami terjatuh dari ranjang.
Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi.. dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk.. sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.

"Oohh.. Bobby.. hhhh.. nikmaatthh..!" jeritku tak tertahankan melepas nikmat ekstaseku.

Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya.
Tubuhku lunglai.. lemas tak bertenaga.. terkuras habis dalam pergulatan penuh nikmat ini.
----------------

Bobby POV

Sebelum kontraksi otot-otot liang vaginanya memancing spermaku untuk berenang keluar..
segera kupacu kecepatanku ke gigi 5.. dengan rpm mendekati 6000.

Eva dengan erat merangkul tubuhku.. leherku pun tak luput dari ciuman ganas sang bidadari.
Kurasakan sebentar lagi spermaku akan berontak keluar.

Sambil meraung aku bertanya.. "Di mana..!?"

Eva yang tidak mengerti hanya bengong keenakan.. masih menikmati sisa orgasmenya barusan.

"Keluarin di mana..!?" Teriakku lagi.. sambil mencoba menahan semprotan spermaku.

Terkesiap sadar.. dengan panik Eva menjawab.. "Di luar..! Di luar..! Gua lagi subur.."

Kucabut penisku.. Cratt.. cratt.. cratt.. cratt.. Lahar putih muncrat ke perut dan payudara Eva.
Badanku rubuh ke samping Eva seperti boneka kayu.. napasku masih memburu.

Penisku sudah lepas dari lubang kenikmatan itu.. tapi jiwaku masih membutuhkan sentuhan dari Eva.
Tanganku mencari jemarinya.
Kugenggam dengan erat tangannya sambil berkata: "Seks will never be the same again after this.."

Gila..! Memang seks dengan wanita yang anda sayangi mempunyai sensasi yang berbeda.

Sambil membersihkan penisku.. Eva dengan lembut mencium penisku sambil bergumam..
"I love You.. Little Bobby.."

Penisku sedikit bergetar mendengar pernyataan cinta Eva seakan menjawab..
"I love You too.. Eva.."

Lalu Eva melihatku dengan mata berkaca-kaca dan berkata dengan penuh pengharapan:
"I hope you will fire me again some other times.. and this is not just a one night stand.."

Kuraih tubuhnya.. kucium bibirnya dengan lembut dan berkata:
"Unfortunately.. I might have to fire you again tomorrow.
And the day after that.. and the day after that.. and the day after that. Until you don't want me anymore.
You know what.. you keep something that belongs to me.."

"What's that..?" tanyanya.

"My heart.." jawabku.

Langsung air matanya mengalir dan senyuman bahagia mengembang di wajahnya.
Kuusap air matanya.. kupeluk dirinya erat-erat sambil berkata halus di kupingnya..
"Don't cry.. my girl. Don't cry. The best is yet to come.."
-------------

Sejak malam itu.. hampir setiap malam di Bali aku memecat Eva dan menerimanya kembali di pagi hari.
Setibanya di Jakarta.. aku mulai tidak konsisten dan memecat Eva di setiap kesempatan yang ada..
Saat makan siang.. Setelah meninjau proyek.. Saat lembur malam-malam.

Malah pernah aku memecat Eva 2 kali dalam sehari..
Di mobil dalam perjalanan pulang ke kantor.. karena Eva mengoralku saat aku sedang menyetir..
menerimanya kembali di tempat parkir dan memecatnya lagi saat lembur berdua di kantor.

Semua berjalan dengan indah.. sampai akhirnya aku tidak tahan untuk selalu memecat dan menerimanya kembali.

Di ulang tahunnya yang ke-30.. aku memberikan Eva sebuah cincin berlian..
Sebagai pesangon atas pemecatan permanen yang akan kulakukan.. dan memintanya menjadi pendamping abadiku.

Tapi.. old habits are hard to die..
Setelah mempunyai 2 anak pun.. kami masih terus memakai kode 'pecat' untuk seks.

Sering Eva mengirim text..
"Bos.. apakah saya akan dipecat malam ini..?"

-= END =-
----------------------------
 
Terakhir diubah:
Gokil broh, baru baca nih gue
 
ide ceritanya unik, pecat bawahan terus diekse............habis itu diterima lagi
jadi inget kisah temen gw yg manager hotel di batam
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd