Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah Kasih Keluarga Kami 1 (Real Story)

jilholic

Suka Semprot
Banned
Daftar
9 Dec 2013
Post
11
Like diterima
2
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ini kan cerita yg pernah di copas agan di atas Gw :D
 
Bimabet
Agan semproter. Ane mau cerita pengalaman ane ma keluarga ane. Meski ane tambahin bumbu biar agak dramatis ceritanya real ane alamin. Mungki sebagian jg udah pernah ane kirim ke 17t***n.com. Jangan bata ane ya kalo gak berkenan.

Yeni ohh adik iparku
"Masak apa Yen?" kataku sedikit mengejutkan adik iparku, yang saat itu sedang berdiri sambil memotong-motong tempe kesukaanku di meja dapur. "Ngagetin aja sih, hampir aja kena tangan nih," katanya sambil menunjuk ibu jarinya dengan pisau yang dipegangnya. "Tapi nggak sampe keiris kan?" tanyaku menggoda. "Teh Euis mana A?, kok nggak sama-sama pulangnya?" tanyanya tanpa menolehku. "Dia lembur, nanti aku jemput lepas magrib," jawabku. "Kamu nggak ke kampus?" aku balik bertanya. "Tadi sebentar, tapi nggak jadi kuliah. Jadinya pulang cepat." "Aauww," teriak yeni tiba-tiba sambil memegangi salah satu jarinya. Aku langsung menghampirinya, dan kulihat memang ada darah menetes dari jari telunjuk kirinya. "Sini aku bersihin," kataku sambil membungkusnya dengan serbet yang aku raih begitu saja dari atas meja makan.

yeni nampak meringis saat aku menetesinya dengan Betadine, walau lukanya hanya luka irisan kecil saja sebenarnya. Beberapa saat aku menetesi jarinya itu sambil kubersihkan sisa-sisa darahnya. yeni nampak terlihat canggung saat tanganku terus membelai-belai jarinya.

"Udah ah Mas," katanya berusaha menarik jarinya dari genggamanku. Aku pura-pura tak mendengar, dam masih terus mengusapi jarinya dengan tanganku.

Aku kemudian membimbing dia untuk duduk di kursi meja makan, sambil tanganku tak melepaskan tangannya. Sedangkan aku berdiri persis di sampingnya.

"Udah nggak apa-apa kok Mas, Makasih ya," katanya sambil menarik tangannya dari genggamanku.

Kali ini ia berhasil melepaskannya.

"Makanya jangan ngelamun dong. Kamu lagi inget Ma si Theo ya?" godaku sambil menepuk-nepuk lembut pundaknya. "Yee, nggak ada hubungannya, tau," jawabnya cepat sambil mencubit punggung lenganku yang masih berada dipundaknya.

Kami memang akrab, karena umurku dengan dia hanya terpaut 4 tahun saja. Aku saat ini 27 tahun, istriku yang juga kakak dia 25 tahun, sedangkan adik iparku ini 23 tahun.

"Mas boleh tanya nggak. Kalo cowok udah deket Ma temen cewek barunya, lupa nggak sih Ma pacarnya sendiri?" tanyanya tiba-tiba sambil menengadahkan mukanya ke arahku yang masih berdiri sejak tadi.

Sambil tanganku tetap meminjat-mijat pelan pundaknya, aku hanya menjawab, "Tergantung." "Tergantung apa Mas?" desaknya seperti penasaran. "Tergantung, kalo si cowok ngerasa temen barunya itu lebih cantik dari pacarnya, ya bisa aja dia lupa Ma pacarnya," jawabku sekenanya sambil terkekeh. "Kalo Mas sendiri gimana? Umpamanya gini, Mas punya temen cewek baru, trus tu cewek ternyata lebih cantik dari pacar Mas. Mas bisa lupa nggak Ma cewek Mas?" tanya dia. "Hehe," aku hanya ketawa kecil aja mendengar pertanyaan itu. "Yee, malah ketawa sih," katanya sedikit cemberut. "Ya bisa aja dong. Buktinya sekarang aku deket Ma kamu, aku lupa deh kalo aku udah punya istri," jawabku lagi sambil tertawa. "Hah, awas lho ya. Ntar yeni bilangan lho Ma Mbak Euis," katanya sambil menahan tawa. "Gih bilangin aja, emang kamu lebih cantik dari Mbak kamu kok," kataku terbahak, sambil tanganku mengelus-ngelus kepalanya. "Huu, Mas nih ditanya serius malah becanda." "Lho, aku emang serius kok Yen," kataku sedikit berpura-pura serius. Kini belaian tanganku di rambutnya, sudah berubah sedikit menjadi semacam remasan-remasan gemas.

Dia tiba-tiba berdiri.

"yeni mo lanjutin masak lagi nih Mas. Makasih ya dah diobatin," katanya.

Aku hanya membiarkan saja dia pergi ke arah dapur kembali. Lama aku pandangi dia dari belakang, sungguh cantik dan sintal banget body dia. Begitu pikirku saat itu. Aku mendekati dia, kali ini berpura-pura ingin membantu dia.

"Sini biar aku bantu," kataku sambil meraih beberapa lembar tempe dari tangannya.

yeni seolah tak mau dibantu, ia berusaha tak melepaskan tempe dari tangannya.

"Udah ah, nggak usah Mas," katanya sambil menarik tempe yang sudah aku pegang sebagian.

Saat itu, tanpa kami sadari ternyata cukup lama tangan kami saling menggenggam. yeni nampak ragu untuk menarik tangannya dari genggamanku. Aku melihat mata dia, dan tanpa sengaja pandangan kami saling bertabrakan. Lama kami saling berpandangan.

Perlahan mukaku kudekatkan ke muka dia. Dia seperti kaget dengan tingkahku kali ini, tetapi tak berusaha sedikit pun menghindar. Kuraih kepala dia, dan kutarik sedikit agar lebih mendekat ke mukaku. Hanya hitungan detik saja, kini bibiku sudah menyentuh bibirnya.

"Maafin aku Yen," bisiku sambil terus berusaha mengulum bibir adik iparku ini.

yeni tak menjawab, tak juga memberi respon atas ciumanku itu. Kucoba terus melumati bibir tipisnya, tetapi ia belum memberikan respon juga. Tanganku masih tetap memegang bagian belakang kepala dia, sambil kutekankan agar mukanya semakin rapat saja dengan mukaku. Sementara tangaku yang satu, kini mulai kulingkarkan ke pinggulnya dan kupeluk dia.

"Sshh," yeni seperti mulai terbuai dengan jilatan demi jilatan lidahku yang terus menyentuh dan menciumi bibirnya.

Seperti tanpa ia sadari, kini tangan yeni pun sudah melingkar di pinggulku. Dan lumatanku pun sudah mulai direspon olehnya, walau masih ragu-ragu.

"Sshh," dia mendesah lagi.

Mendengar itu, bibirku semakin ganas saja menjilati bibir yeni. Perlahan tapi pasti, kini dia pun mulai mengimbangi ciumanku itu. Sementara tangaku dengan liar meremas-remas rambutnya, dan yang satunya mulai meremas-remas pantat sintal adik iparku itu.

"Aahh, mass," kembali dia mendesah.

Mendengar desahan yeni, aku seperti semakin gila saja melumati dan sesekali menarik dan sesekali mengisap-isap lidahnya. yeni semakin terlihat mulai terangsang oleh ciumanku. Ia sesekali terlihat menggelinjang sambil sesekali juga terdengar mendesah.

"Mas, udah ya Mas," katanya sambil berusaha menarik wajahnya sedikit menjauh dari wajahku.

Aku menghentikan ciumanku. Kuraih kedua tangannya dan kubimbing untuk melingkarkannya di leherku. yeni tak menolak, dengan sangat ragu-ragu sekali ia melingkarkannya di leherku.

"yeni takut Mas," bisiknya tak jauh dari ditelingaku. "Takut kenapa, Yen?" kataku setengah berbisik. "yeni nggak mau nyakitin hati Mbak Euis Mas," katanya lebih pelan.

Aku pandangi mata dia, ada keseriusan ketika ia mengatakan kalimat terakhir itu. Tapi, sepertinya aku tak lagi memperdulikan apa yang dia takutkan itu. Kuraih dagunya, dan kudekatkan lagi bibirku ke bibirnya. yeni dengan masih menatapku tajam, tak berusaha berontak ketika bibir kami mulai bersentuhan kembali. Kucium kembali dia, dan dia pun perlahan-lahan mulai membalas ciumanku itu. Tanganku mulai meremas-remas kembali rambutnya.

Bahkan, kini semakin turun dan terus turun hingga berhenti persis di bagian pantatnya. Pantanya hanya terbalut celana pendek tipis saja saat aku mulai meremas-remasnya dengan nakal.

"Aahh, Mas," desahnya.

Mendengar desahannya, tanganku semakin liar saja memainkan pantat adik iparku itu. Sementara tangaku yang satunya, masih berusaha mencari-cari payudaranya dari balik kaos oblongnya. Ah, akhirnya kudapati juga buah dadanya yang mulai mengeras itu.

Dengan posisi kami berdiri seperti itu, batang penisku yang sudah menegang dari tadi ini, dengan mudah kugesek-gesekan persis di mulut vaginanya. Kendati masih sama-sama terhalangi oleh celana kami masing-masing, tetapi yeni sepertinya dapat merasakan sekali tegangnya batang kemaluanku itu.

"Aaooww Mas," ia hanya berujar seperti itu ketika semakin kuliarkan gerakan penisku persis di bagian vaginanya. Tanganku kini sudah memegang bagian belakang celana pendeknya, dan perlahan-lahan mulai kuberanikan diri untuk mencoba merosotkannya. yeni sepertinya tak protes ketika celana yang ia kenakan semakin kulorotkan.

Otakku semakin ngeres saja ketika seluruh celananya sudah merosot semuanya di lantai. Ia berusaha menaikan salah satu kakinya untuk melepaskan lingkar celananya yang masih menempel di pergelangan kakinya. Sementara itu, kami masih terus berpagutan seperti tak mau melepaskan bibir kami masing-masing.

Dengan posisi yeni sudah tak bercelana lagi, gerakan-gerakan tanganku di bagian pantatnya semakin kuliarkan saja. Ia sesekali menggelinjang saat tanganku meremas-remasnya.

Untuk mempercepat rangsangannya, aku raih salah satu tanganya untuk memegang batang zakarku kendati masih terhalang oleh celana jeansku. Perlahan tangannya terus kubimbing untuk membukakan kancing dan kemudian menurunkan resleting celanaku. Aku sedikit membantu untuk mempermudah gerakan tangannya. Beberapa saat kemudian, tangannya mulai merosotkan celanaku. Dan oleh tanganku sendiri, kupercepat melepaskan celana yang kupakai, sekaligus celana dalamnya.

Kini, masih dalam posisi berdiri, kami sudah tak lagi memakai celana. Hanya kemejaku yang menutupi bagian atas badanku, dan bagian atas tubuh yeni pun masih tertutupi oleh kaosnya. Kami memang tak membuka itu. Tanganku kembali membimbing tangan yeni agar memegangi batang zakarku yang sudah menegang itu.

Kini, dengan leluasa yeni mulai memainkan batang zakarku dan mulai mengocok-ngocoknya perlahan. Ada semacam tegangan tingi yang kurasakan saat ia mengocok dan sesekali meremas-remas biji pelerku itu.

"Oohh," tanpa sadar aku mengerang karena nikmatnya diremas-remas seperti itu. "Mas, udah Mas. yeni takut Mas," katanya sambil sedikit merenggangkan genggamannya di batang kemaluanku yang sudah sangat menegang itu. "Aahh," tapi tiba-tiba dia mengerang sejadinya saat salah satu jariku menyentuh klitorisnya. Lubang vagina yeni sudah sangat basah saat itu.

Aku seperti sudah kerasukan setan, dengan liar kukeluar-masukan salah satu jariku di lubang vaginanya.

"Aaooww, mass, een, naakk.." katanya mulai meracau. Mendengar itu, birahiku semakin tak terkendali saja.

Perlahan kuraih batang kemaluanku dari genggamannya, dan kuarahkan sedikit demi sedikit ke lubang kemaluan yeni yang sudah sangat basah.

"Aaoww, aaouuww," erangnya panjang saat kepala penisku kusentuh-sentukan persis di klitorisnya. "Please, jangan dimasukin Mas," pinta yeni, saat aku mencoba mendorong batang zakarku ke vaginanya. "Nggak Papa Yen, sebentaar aja," pintaku sedikit berbisik ditelinganya. "yeni takut Mas," katanya berbisik sambil tak sedikit pun ia berusaha menjauhkan vaginanya dari kepala kontolku yang sudah berada persis di mulut guanya.

Tangan kiri yeni mulai meremas-remas pantatku, Sementara tangan kanannya seperti tak mau lepas dari batang kemaluanku itu. Untuk sekedar membuatnya sedikit tenang, aku sengaja tak langsung memasukan batang kemaluanku. Aku hanya meminta ia memegangi saja.

"Pegang aja Yen," kataku pelan.

yeni yang saat itu sebenarnya sudah terlihat bernafsu sekali, hanya mengangguk pelan sambil menatapku tajam. Remasan demi remasan jemari yeni di batang zakarku, dan sesekali di buah zakarnya, membuatku kelojotan.

"Aku udah gak tahan banget Yen," bisikku pelan. "yeni takut banget Mas," katanya sambil mengocok-ngocok lembut kemaluanku itu. "Aahh," aku hanya menjawabnya dengan erangan karena nikmatnya dikocok-kocok oleh tangan lembut adik iparku itu.

Kembali kami saling berciuman, sementara tangan kami sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Saat bersamaan dengan ciuman kami yang semakin memanas, aku mencoba kembali untuk mengarahkan kepala kontolku ke lubang vaginanya. Saat ini, yeni tak berontak lagi. Kutekan pantat dia agar semakin maju, dan saat bersamaan juga, tangan yeni yang sedang meremas-remas pantatku perlahan-lahan mulai mendorongnya maju pantatku.

"Kita sambil duduk, sayang," ajaku sambil membimbing dia ke kursi meja makan tadi. Aku mengambil posisi duduk sambil merapatkan kedua pahaku. Sementara yeni kududukan di atas kedua pahaku dengan posisi pahanya mengangkang.

Sambil kutarik agar dia benar-benar duduk di pahaku, tanganku kembali mengarahkan batang kemaluanku yang posisinya tegak berdiri itu agar pas dengan lubang vagina yeni. Ia sepertinya mengerti dengan maksudku, dengan lembut ia memegang batang kemaluanku sambil berupaya mengepaskan posisi lubang vaginanya dengan batang kemaluanku.

Dan bless, perlahan-lahan batang kemaluanku menusuk lubang vagina yeni.

"Aahh, aaooww, mass," yeni mengerang sambil kelojotan badannya.

Kutekan pinggulnya agar dia benar-benar menekan pantatnya. Dengan demikian, batang kontolku pun akan melesak semuanya masuk ke lubang vaginanya.

"Yeenn," kataku. "Aooww, ter, russ mass.., aahh.." pantatnya terus memutar seperti inul sedang ngebor. "Ohh, nik, nikmat banget mass.." katanya lagi sambil bibirnya melumati mukaku.

Hampir seluruh bagian mukanku saat itu ia jilati. Untuk mengimbangi dia, aku pun menjilati dan mengisap-isap puting susunya. Darahku semakin mendidih rasanya saat pantatnya terus memutar-mutar mengimbangi gerakan naik-turun pantatku.

"Mass, Yee, Yeeyeen mau," katanya terputus.

Aku semakin kencang menaik-turunkan gerakan pantatku.

"Aaooww mass, please mass" erangnya semakin tak karuan. "Yee, Yeyeen mauu, kee, kkeeluaarr mass," ia semakin meracau.

Namun tiba-tiba, "Krriingg.."

"Aaooww, Mas ada yang datang Mas.." bisik yeni sambil tanpa hentinya mengoyang-goyangkan pantatnya. "Yenn," suara seseorang memanggil dari luar. "Cepetan buka Yenn, aku kebelet nih," suara itu lagi, yang tak lain adalah suara Euis kakaknya sekaligus istriku. "Hah, Mbak Euis Mas," katanya terperanjat.

yeni seperti tersambar petir, ia langsung pucat dan berdiri melompat meraih celana dalam dan celana pendeknya yang tercecer di lantai dapur.

Sementara aku tak lagi bisa berkata apa-apa, selain secepatnya meraih celana dan memakainya. Sementara itu suara bel dan teriakan istriku terus memanggil.

"Yeenn, tolong dong cepet buka pintunya. Mbak pengen ke air nih," teriak istriku dari luar sana. yeni yang terlihat panik sekali, buru-buru memakai kembali celananya, sambil berteriak, "Sebentarr, sebentar Mbak.." "Mas buruan dipake celananya," yeni masih sempet menolehku dan mengingatkanku untuk secepatnya memakai celana.

Ia terus berlari ke arah pintu depan, setelah dipastikan semuanya beres, ia membuka pintu. Aku buru-buru berlari ke arah ruang televisi dan langsung merebahkan badan di karpet agar terlihat seolah-olah sedang ketiduran.

"Gila," pikirku. "Huu, lama banget sih buka pintunya? Orang dah kebelet kayak gini," gerutu istriku kepada yeni sambil terus menyelong ke kamar mandi. "Iya sori, aku ketiduran Mbak," kata yeni begitu istriku sudah keluar dari kamar mandi. "Haa, leganyaa," katanya sambil meraih gelas dan meminum air yang disodorkan oleh adiknya. "Mas Surya mana Yen?" "Tuh ketiduran dari tadi pulang ngantor di situ," kata yeni sambil menunjuk aku yang sedang berpura-pura tidur di karpet depan televisi. "Ya ampun, Mas kok belum ganti baju sih?" kata istriku sambil mengoyang-goyangkan tubuhku dengan maksud membangunkan. "Pindah ke kamar gih Mas," katanya lagi.

Aku berpura-pura ngucek-ngucek mata, agar kelihatan baru bangun beneran. Aku tak langsung masuk kamar, tapi menyolong ke dapur mengambil air minum.

"Lho katanya pulang ntar abis magrib, kok baru jam setengah lima udah pulang? Kamu pulang pake apa?" tanyaku berbasa-basi pada istriku. "Nggak jadi rapatnya Mas. Pake taksi barusan," jawab dia. "Lho, kamu lagi masak toh Yen? Kok belum kelar gini dah ditinggal tidur sih?" kata istriku kepada yeni setelah melihat irisan-irisan tempe berserakan di meja dapur. "Mana berantakan, lagi," katanya lagi. "Iya tadi emang lagi mo masak. Tapi nggak tahan ngantuk. Jadi kutinggal tidur aja deh," yeni berusaha menjawab sewajarnya sambil senyum-senyum.

Sore itu, tanpa mengganti pakaiannya dulu, akhirnya istrikulah yang melanjutkan masak. yeni membantu seperlunya. Sementara itu, aku hanya cengar-cengir sendiri saja sambil duduk di kursi yang baru saja kupakai berdua dengan yeni bersetubuh, walau belum sempat mencapai puncaknya.

"Waduh, kasihan yeni. Dia hampir aja sampai klimaksnya padahal barusan, eh keburu datang nih mbaknya," kataku sambil nyengir melihat mereka berdua yang lagi masak.
Para pembaca yang budiman. seperti biasa aku Surya akan menceritakan pengalaman pribadi kehidupan keluarga kecil kami. Dan in adalah pengalaman pribadi aku sendiri dan keluarga kami.
Amel namanya. Keponakan istriku ini memang sungguh mempesona.
Sudah sejak lama ia tinggal bersama ku dan istriku di rumahku di Bandung. Selain Amel kami juga tinggal bersama Yeni adik istriku. Amel dia masih duduk di kelas 2 smu. Memiliki tubuh semampai dengan kulit hitam manis membuat ia semakin mempesona. Walaupun baru berumur 16 tahun tapi tubuhnya seperti wanita yang telah dewasa. Keseharianya yang selalu berjilbab tapi jika di rumah ia selalu membuka jilbabnya.
Malam itu seperti biasa kami menonton TV di ruang keluarga dan saat pukul 10 malam lalu kami beranjak ke kamar tidur masing masing aku dan istriku, anaku, Yeni, dan Amel beranjak ke kamar masing masing. Aku dan istriku melanjutkan malam dengan berhubungan seks.
"aaahhhhh yesss papa aahhhhh"
desahan kenikmatan istriku terdengar liar malam itu. Keringat campur aroma tubuh kami beradu di malam itu.
"aaaaahhhh papa ahhhhhhhhhhh"
istriku melenguh seiring orgasmenya yang kesekian kalinya dan semprotan spermaku di mulutnya menambah semakin indah malam itu.
Istriku pun terkulai lemas telanjang di ranjang. Sementara aku beranjak ke dapur untuk mengambil segelas air.minum.
Hanya bertelanjang dada aku turun ke dapurdan ternyata masih melihat keponakan istriku Amel masih terjaga di ruang tamu.
"Idihhh om surya malem malem gini gak pake baju" candanya.
" aduhh kamu ini masih belum tidur"
"belum om, amel belum ngantuk"
sambil memindahkan chanel tv.
"udahhh tidur sana Mel, besok sekolah" perintahku
"om sendiri ngapain malem gini belum tidur. Mana gak pake baju lagi" jawabnya sambil cengengesan.
"mana keringetan lagi emang gerah ya?"
cerocosnya. "lagian tadi amel dengar suara bi Euis sperti suara yang gimana gitu" amel terus nyerocos.
"Husshhh. kamu ini.masih muda belum tau yang gituan" alasanku.
"Suaranya kok mendesah gitu kayak yang gimana gitu"
"Emang tadi kamu ngintip ya" kataku.
"Enggak orang suaranya juga kedengeran ampe sini kaleee" katanya.
"Kenapa emangnya kamu mau? Sini om ajarain" candaku.
"Idihhh om apaan sih geje bangat" sambil melengos.
"hahahaha...." aku cuman bisa tertawa. dan ia pun sama tertawa.
Setelah puas minum dan merokok lalu aku pun langsung kembali ke tempat tidur.
Keesokan harinya seperti biasa kami kembali ke rutinitas masing masing. Aku istriku dan yeni pergi bekerja dan amel sekolah di Aliyah. Sementara anakku diasuh oleh mertuaku.
Siang itu tidak sepeeti biasanya aku pulang agak siang. Karena harus memepersiapkan pakaian untuk aku bawa tugas ke kota surabaya.
Setibanya di rumah pukul 2 siang. Anakku jam segini masih berada di rumah neneknya. biasanya ke rumah pukul 5 sore waktu isteiku pulang kantor.
Hanya ada Amel yang masih berseragam yang berada di ruangan kerjaku sambil membuka fb.
"Mel. tolong bikinin om nasi goreng dong. Om belum makan siang" pintaku.
"Iya om"
Amel.pun beranjak ke dapur. Sementara aku berada di kamar dengan masih memakai kemeja kerjaku aku merapikan pakaianku ke dalam travel bag. Lalu tiba tiba.....
"praaaakkkkkkklk!!!!!!!!!!"
Suara piring dan perabotan yang terjatuh ke lantai.
Akupun reflek langsung berlari menuju dapur melihat apa yang terjadi.
"aduuuhhhjj sakittttt" amel merintih.
"kenapa sih mel gak hati hati banget" kataku
"maaf om gak sengaja" rengeknya sambil memperlihatkan jarinya yang terluka oleh pecahan piring.
"ya sudah ke sana dulu om mau beresin dapurnya"
akupun langsung membereskan piring piring yang pecah di lantai.
"gimana masih bedarah?"
"masih om surya" amel hampir menangis.
Sunguh imut sekali melihatnya merengek manja. Wajahnya yang lonjong dengan kulit hitam manis menangis manja si hadapanku.
Dengan reflek aku mengambil jari amel dan langsung mengemutnya dengan maksud menghentikan pendarahan.
"Aduhh om surya kok di emut jari amel"
"Ini kan biar gak bedarah lagi amel" alasanku.
Amel diam saja dan sudah berhenti merengek. Untuk sesaat aku menikmati moment itu sambil aku mengemut jarinya aku memandangnya. Sunguh cantik sama seperti istriku. Namun bedanya Istriku putih mulus.
Darah amelpun sudah berhenti keluar tapi entah kenapa aku malah terus mengemut jarinya dan memandang wajahnya yang lugu itu.
Amel pun menatap wajahku. Sesaat kami tersenyum karena momen itu tapi aku tetap tidak melepaskan jarinya di dalam mulutku.
Sampai satu saat ketika aku memegang tangan kirinya dan mengelus tangannya amel tak bereaksi hanya tetap tersenyum.padaku. tangan kamupun malah asik bereaksi saling memegang.
Hingga ia berjakata padaku. "Om, sebenarnya amel sayang ma om Surya". "Om sosok dewasa yanh amel idamkan".
aku hanya terdiam dan justru malah birahiku membayangkan menidurinya siang ini. Bercinta dengannya keponakan istriku yang masih muda belia. Akal sehatku sudah tertutup birahiku.
Aku hanya tersenyum lalu.....
" Mel.... kamu tau om juga sayang kamu"
Sambil aku kecup keningnya.
Ia hanya tersenyum dan menatapku dengan tatapan lugu. Aku kecup lagi pipinya dan aku pegang kesua tangannya.
Entah seperti mengerti atau apa Amel lalu mencium bibirku. mmmmmwaaahhh.
Akupun membalas ciuman amel dengan kecupanku di bibirnya. Sambil berdiri kami ber pelukan dan saling berciuman. Aku pegang tubuhnya dan ia memegang kepalaku. Lidah kami .
"Om surya. Amel cinta om Surya" katanya sambil terus menciumiku.
Aku hanya tersenyum sembil memeluk tubuhnya dan merabaraba kepalanya yang berbalut jilbab putih.
"Sebenarnya Aku sering mendengar desahan Bi Euis dan om surya ketika bercinta.,lalu aku sering bermasturbasi membayangkan bercinta ma om surya." katanya.
Sambil aku remas pantatnya aku jawab "kenapa amel gak bilang ma om. om juga sama kok sering membayangkan bercinta ma amel ketika bercinta sama bibimu".
"abis maluuuu" katanya manja.
"ngapain malu sayang" rayuku. "om ada kok buat amel".
Kami pum melanjutkan adegan ciuman kami. semakin hot dan membuat kontolku tegang.
Lalu aku meraba dadanya dan meremas payudaranya yang masih mengkel.
"aahhhh ommm.mmmmmmmm" desahnya
aku terus meremas payudaranya yang masih makia seragam sma.
Ia membuka kancing seragamnya satu persatu sambil.kusibakkan rok seragamnya yang panjang aku raba pahanya.
"mmmmm ommmm suryammmm"
aku pun semakin liar. Aku masukan jari aku ke dalam cd nya yanh sudah basah oleh cairan memeknya.
Dengan mudah aku memasukan jari aku ke dalam.memeknya. Mungkin karena ia sering masturbasi maka ia sudah tidak perawan dan dengan mudah aku memainkan jari aku di memeknya.
" aahhhhh om surya ahhhh geli omm" amel.mengelinjang
sementara mulutku mengulum dan memainkan payudara dan pentilnya tanganku memainkan jarijariku di dalam memeknya.
"aahhhh ommm geliii ahjhhjhhhhhhh"
memeknya semakin basah.
aku pun.lalu membuka roknya. Lalu aku mengajaknya ke dalam wc yang letaknya berdekatan dengan dapur.
Lalu aku suruh dia duduk di closet.
Setelah kami bertelanjang ia membuka pahanya. Tanpa aba aba aku aku langsung menjilati memeknya yang masih segar.
Memeknya yang ada bulunya sedikit aku jilat.
"ahhhhh om ahhhhhhh"
desahanya semakin membuatku terpacu.
sungguh nikmat menjilat memek gadis berumur 16 tahun ini. Amel memegang kepalaku erat di memeknya.
lidah dan jariku bergantian memainkan permainan indah itu.
Amel semakin menggelinjang tak terkendali. Rupanya ia benar benar merasakan nikmatnya bercinta dibandingkan masturbasi.
Setelah aku mengocok ngocok kontolku lalu...
"mel. sekarang gantian amel jilatin kontol om" kataku.
"iya om amel pengan nyobain ngemutin kontol kayak di film film" katanya. ""Teorinya sih tau tinggal prakteknya" candanya.
sambil tertawa ia berjongkok dan mulai mengocok kontol ku.
"mmmmmmm iya mel nikmat" desahku
"mmm om rasain ya bedanya amel ma bi euis" candanya kembali.
"slurrrpppp sluurrpppp"
seperri sudah lihai ia mengulum batang kontolku dan memainkan biji ku.
"aaahhhhhhhhh"
sunguh kulumanya tak kalah sama istriku sama sama nikmat.
amel semakin dalam mengulum kontolku. aku pegang kepalanya dan mulai memainkan pinggulku. Aku ewe mulutnya amel......
"hemmmppp hemppppp"
seperti tertancap di mulutnya amel mengwluarkan kontolku lalu meludahinya dan menjilatinya kembali.
"ahhhhhhhh amel.nikmat banget sayang" desahku.
amel lalu menempelkan kontolku di payudaranya.
dengan menamparkannya ke payudaranya ia berkata.
"om..... amel pengen banget diewe ma om surya." "sebagai tanda cinta amel sama om surya"
Sementara aku dengan posisi dusuk di kloset lalu membimbing amel untuk duduk di pangkuanku.
"Buka agak lebar memeknya sayang" kataku
Amel.melebarkan paha dan melwbarkan liang memeknya.
Aku pun memegang kontolku yang sudah tegang....
lalu mencoba memasukanya.
"aaaaahhhh sakit ommm.. pelan pelan."
memeknya masih sempit. hanya kepala kontolku yang masuk.
"tahan amel bentar lagi masuk" kataku.
blessssssssssa......
"aaaa2wwwwwhhhh" erangan amel sambil memeluk tubuhku.
lalu aku memompa kontolku di liang memeknya naik turun.
"aahhhhhhh amel.memek kamu nikmat banget"
"ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" amel hany mengerang kesakitan.
Semakin aku melihat amel meringis aku semakin mempercwpat pompaanku.
"aaahhhhhhhh om ahhhhhhhhhh mmmmm" desahnya.
lalu dengan reflek ia melakukan gerakan naik turun sambil merwmas payudaranya.
aku pun melumat habis mulutnya yang indah.
"mmmmmmmmhhhh.mmmmmmmmmmmm"
suara desahan kami bersahutan di wc itu.
setelah puas dwngan posisi itu lalu aku minta amel untuk berdiri.
dengan membelakangiku aku peluk amel dari belakang dan menciumi lehernya sambil memainkan payudaranya.
"mmmmmmmmmhhhh om surya. Masukin.lagi kontol om ke memek amel" pintanya.
blesssssssssssss
"aaahhhhhhhh"
"mmmmmhhhhh amel amel memek kamu nikmat banget sayang"
"amel suka kontol om.di dalem memek amel" desah amwl.
semakin lama ia semakin menggelinjang tak terkendali hingga ia mencapai orgasmenya.
"aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh ommm.... nikmaaaattt ahhhhhhhh"
aku pun.menancapkan dalam dalam kontolku di memeknya.
sambil aku pegang tubuhnya yang mulai terjatuh di lantai wc aku semakin menancapkan kontolku.
"ohhhjh om enak banget" katanya.
"sekarang giliran om.yg pengen keluarin sperma" kataku
tapi om pengen keluarin di.mulut kamu"
"demi cinta amel sama om surya. amel rela apa aja" jawabnya.
dengan posisi terkulai lemas di lantai ia membuka mulutnya dan aku mengocok kontolku di depan mukanya dan......
"aaaaaarrggggjhh ahhhhhhhjh"
crottt crooottt.crotttt
spermaku tumpah di muka dan mulutnya.
lalu ia.mengulum kontolku sampai bersih.
"Hmmmmm amel.... kamu bercinta sama ahlinya kayak bibi kamu" kataku.
"ahhhhh om surya bisa aja" katanya.
lalu kami pun langsung mandi di wc sambil saling membersihkan badan kami memegang alat kelamin dan kadang kami saling mengocok dan berciuman.
Hingga kini kami masih sering bercinta bahkan malahan ada cerita yang lebih seru lagi di kehidupan keluarga kecil kami.
buat yg belum baca
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd