Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, kisahnya, dan kisah kita (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bagian 9

(pov andi)


Aku sudah hampir sampai ke rumah suci, dan dari kejauhan aku melihat sudah banyak orang di tenda depan rumahnya. Setelah sampai lalu aku memarkirkan motorku di rumah tetangganya. Karena tidak mungkin aku parkir di depan rumah yang sudah ada tenda. Aku lalu berjalan kaki menuju rumahnya, ayah suci yang melihatku langsung menghampiriku.

Ayah suci: “eh ndi, ayo duduk sini. Si suci juga dari tadi masih di dalam belum keluar2” (sambil menunjukan kursi kosong di sebelahnya)

Aku: “iya pak” (kata ku sambil salim dan duduk di sebelahnya)

Ayah suci: “nanti abis acara selesai kamu jangan pulang dulu ya, kita makan bareng dulu”

Aku: “siap pak, dengan senang hati hehe”

Mulai banyak orang2 yang datang ke rumah suci, dan aku bersalaman dengan tamu2. Sesaat lagi acara akan di mulai, terlihat sesepuh di kampung suci sudah memberi kata sambutan. “suci kemana ya?” (aku sambil clingak clinguk mencarinya). Pandanganku akhirnya tertuju kepada seorang wanita yang sedang berjalan keluar, ya wanita itu adalah suci. Suci terlihat cantik sekali dengan balutan gamis ditambah menggunakan jilbab yang menambah kecantikannya. Suci yang melihatku langsung tersenyum, dan aku membalas senyumannya. Suci duduk di sebelah ibunya dan para ibu2 lainnya. Acarapun berjalan dengan lancer hingga selesai. Tamu2 mulai berpamitan pulang sambil membawa bungkusan. Setelah tamu2 sudah pulang semua, aku membantu ayah suci membereskan bangku2 dan di kembalikan ke balai desa. Setelah itu aku diajak maghriban dulu di masjid bersama ayah suci. Selesai sholat kami langsung kembali ke rumah suci. Aku di suruh masuk dan dipersilahkan duduk di ruang tamunya. Ayah suci menyuruh ibu suci untuk membuatkan minuman untukku. Diruang tamu ayah suci mulai mengajakku mengobrol sambil bermain catur. Sambil bermain catur aku menanyakan suci ke ayahnya.

Aku: “suci kemana pak?” (kataku sambil memajukan kudaku)

Ayah suci: “wah iya ya kemana itu anak”

(ibu suci datang sambil membawakan minuman)

Ayah suci: “suci kemana bu?”

Ibu suci: “oh suci lagi di kamar mijitin bapak sehabis acara tadi, biasa pinggangnya kumat”

Ayah suci: “oh begitu” (kata ayah suci sambil menghisap rokoknya)

Aku yang sedari tadi duduk mulai merasakan ingin pipis, dan ijin untuk ke kamar mandi kepada ayah suci.

Aku: “pak, saya ijin ke kamar mandi. Kamar mandinya sebelah mana ya?”

Ayah suci: “oh langsung kebelakang aja ndi. Di dapur juga ada ibu sama neneknya suci.”

Aku hanya mengangguk dan langsung berjalan ke belakang. Saat aku melewati sebuah kamar, samar2 aku mendengar seperti seorang sedang mendesah. Tunggu, kok kaya suara suci ya. Aku yang mendengar suara itu mulai memberhentikan langkahku di depan kamar itu. “kan yang dipijit kakek suci, kenapa suci yang mendesah?” (batinku sambil berfikir). Disaat aku sedang berfikir aku dikagetkan dengan suara ibu suci.

Ibu suci: “kamu ngapain disitu ndi?”

Aku: “eehh ini bu mau ke toilet. Toiletnya dimana ya?”

Ibu suci: “oh itu lurus aja ndi nanti di sebelah kanan. Oiya ndi ini kenalin neneknya suci, ibunya ayahnya suci”

Aku: “saya andi nek” (kataku sambil salim ke neneknya suci)

Nenek: “kamu pacarnya ya? Jagain suci yo cah bagus. Jangan macem2, nanti kamu di dor kakeknya” (kata nenek sambil tersenyum kepadaku)

Aku: “iya siap nek hehe aku ijin ke toilet dulu ya bu nek” (kataku kepada keduanya)

Aku langsung melanjutkan niatku untuk ke toilet, masuk dan menutup pintu toilet. “ahh lega” kataku setelah selesai kencing. Setelah membetulkan celana, aku langsung keluar dan kembali ke ruang tamu. Saat aku berjalan aku bertemu suci yang baru keluar dari kamar yang tadi aku mendengar suara desahannya. suci keluar sambil mengelap mata dan pipinya, aku melihat dia membawa handuk yang di sampirkan di pundaknya dan tangannya membawa pakaian. Dia tidak menyadari kehadiranku di dekatnya, saat membalikan badan suci kaget melihatku.

Suci: “ehhh ka..mu” (kata suci menundukan wajahnya sambil terlihat agak gugup)

Aku: “kamu kenapa yang?”

“eheemmm” sebuah suara mengagetkan kami berdua. Suci langsung berjalan menuju toilet sambil agak berlari. Aku yang memperhatikan suci yang berlari ke toilet dikagetkan lagi oleh suara pria. “kamu siapa?” aku langsung menatap pria itu dan pria itu menatapkanku dengan sinis, pria itu memliki badan besar terlihat tegap dan hanya menggunakan kaos singlet dan sarung. Terlihat otot2 di lengannya dengan kulit yang mulai keriput. “Oh jadi ini kakek suci” (batinku). Aku langsung memperkenalkan diri, “saya andi kek” (sambil menjulurkan tanganku ingin salim)

Kakek suci: “oh jadi kamu yang namanya andi” (sambil meremas dengan keras tanganku)

Aku: “egghhh iya kek” (aku merasakan tangan sakit pada tanganku)

Kakek suci: “yasudah sana kamu ke depan” (sambil mengusirku dari depan kamar itu)

Aku: “iya kek, per..permisi” (kataku sambil meninggalkan kakek)

Aku langsung kembali ke ruang tamu, setibanya di ruang tamu sudah ada ibu dan nenek suci disana dan papan catur pun sudah di bereskan.

Ayah suci: “sudah ndi?”

Aku: “sudah pak”

Tak lama berselang kakek suci menyusul ke ruang tamu dan duduk di sebelah neneknya. Saat itu kakek nya sudah menggunakan kaos berkerah. Kakek sesekali menatap wajahku dengan tajam. Ayah suci pun menyadari hal itu.

Ayah suci: “ini andi pacarnya suci pak” (sambil memperkenalkanku)

Kakek: “ohh” (kata kakek dengan sinis)

Ayah suci: “andi ini anak yang baik pak”

Kakek: “ya kalo aku sih belum tau pasti, suci itu masih sekolah. Ngapain kamu ijinin buat pacaran. Bukannya dulu kamu melarang suci buat pacaran?”

Ayah suci: “iya pak, tapi aku melihat andi ini baik. Dan suci walaupun berpacaran tidak membuat nilai2 nya turun”

Kakek: “emang kamu yakin kalo mereka gak macem2?”

Ayah suci: “aku percaya sama mereka pak” (suara suci agak keras)

(Mendengar perdebatan itu, ibu suci lalu mengajak kami untuk makan malam bersama)

Ibu suci: “sudah kok malah jadi debat gini, ayo kita makan malam bareng dulu. Ayo ndi kamu ikut sekalian” (ajak ibu suci)

Aku: “makasih bu, tapi lebih baik aku pulang saja” (aku menyadari kakek suci tidak suka dengan kehadiranku)

Ayah andi: “loh kok gitu? Udah makan dulu disini ndi”

Aku: “makasih pak, aku makan di rumah aja hehe kasian nanti ibu di rumah gak ada yang nemenin makan malam”

Ayah andi: “oh yaudah deh kalo gitu, bu ambilin bingkisan untuk andi dan ibunya dirumah”

Ibu suci: “iya pak”

Ibu suci mengambil 2 bingkisan dan memeberikan kepadaku “nih buat kamu sama ibumu di rumah ndi” (sambil memeberikan ke padaku)

Ayah suci: “panggilkan suci bu”

Ibu suci langsung ke belakang memanggil suci, setelah itu ibu suci kembali ke ruang tamu tapi ia hanya sendiri dan tidak bersama suci. “sucinya udah tidur ndi tadi pas ibu lihat ke kamar mungkin kecapekan karena bantu2 tadi” (kata ibu suci kepada ku)

Aku: “yaudah bu gpp, aku pamit pulang dulu” (sambil salim ke ayah, ibu, kakek dan nenek suci)

Aku keluar rumah diantar oleh ayah suci, saat aku sudah menaiki motor “ucapan kakeknya suci jangan diambil hati ya ndi. Maklum pensiunan angkatan, jadi agak keras” (kata ayah suci kepadaku). “iya gpp kok pak, aku pamit dulu. Assalamuallaikum” (kataku), “wallaikumsalam” (jawab ayah suci).



(pov suci)

Acara syukuran adikku sudah mau di mulai, aku langsung menuju tenda di depan rumah. Saat aku keluar rumah aku melihat andi sedang duduk di sebelah ayahku. Aku sangat senang karena ayah dan ibu dapat menerima andi sekaligus menyetujui hubunganku dengannya. Kami saling memandang sebentar, dan aku pun tersenyum kepada andi. Setelah itu aku langsung duduk di sebelah ibu. Aku sangat risih saat itu, payudaraku terasa basah akibat sperma kakek. Aku tidak nyaman dengan itu, tapi aku hanya bisa nurut kepada kakek. Ingin sekali aku menceritakan semua yang sudah lakukan kepadaku. Tapi aku bingung harus bercerita ke siapa hingga saat ini aku masih menyimpan rahasia antara aku dan kakek. Acara di rumahku berjalan lancar hingga selesai. Setelah para tamu sudah pulang, aku melihat andi sedang membantu ayahku memeberesi kursi. Aku juga hendak membnatu ibu membawa gelas dan piring kebelakang. Tak lupa aku menyapu halaman yang sedikit kotor, setelah menyapu. Aku langsung menyusul ibu ke dapur dan berniat membantu ibu menyuci piring dan gelas. Saat aku sudah sampai di dapur, aku melihat nenek dan ibu sudah mulai mencuci piring satu persatu. Aku yang melihat tumpukan piring dan gelas kotor sangat banyak mulai mendekati dan membantunya.

Ibu: “kakekmu minta dipijit tuh di kamar” (kata ibu sambil membilas piring)

Aku: “kan ada nenek”

Nenek: “yaampun ci, nenek udah gak kuat mijit kakekmu itu. kulitnya tebel haha”

Aku: “aku kan mau bantu ibu nyuci piring nek”

Nenek: “udah biar nenek yang bantu ibumu”

Ibu: “iya ci, kan udah ada nenek yang bantu ibu. Kamu pijitin kakek aja kasian itu pinggangnya kumat gara2 kelamaan duduk tadi”

Mau tidak mau aku harus menuruti kata ibu dan aku langsung menuju kamar tamu karena memang kakek tidur disitu. Saat aku mulai melangkahkan kakiku, tiba2 ibu berkata “oiya ci, kakek udah dikamarmu” (kata ibu kepadaku). Aku tak menghiraukan perkataan ibu dan tetap berjalan. Saat aku sudah sampai di depan kamarku aku membuka pintu secara perlahan dan masuk ke kamarku. saat sudah di dalam kamar, aku melihat kakek menggunakan kaos singlet dan sarung. “akhirnya kamu dateng juga nduk” (katanya kepadaku). Aku hanya diam dan duduk di depan kaca tempat biasa aku merias wajah. Dari kaca aku melihat mulai menghampiriku, kakek berjalan kea rah pintu dan “ceklekk” menandakan bahwa pintu kamarku terkunci. Setelah itu kakek langsung berdiri di belakangku dan memegang kedua pundakku. Kakek mengelus pundakku sambil berkata “coba kakek cek ya nduk”. Aku hanya diam dengan tatapan kosong. Lalu ku rasakan kakek menyingkapkan jilbabku kepundak dan membuka tiga kancing di bagian depan gamisku, setelah semua kancing terbuka kakek menurunkan sreting di pungguku. Setelah terbuka kakek mulai meloloskan gamis bagian atas ku dan menurunkan hingga perutku. Kakek sedikit tersenyum lalu tangan kakek memegang kedua payudaraku yang masih terlindungi bh krem yang kugunakan. “susumu kok makin kesini makin mantep aja to nduk, kakek harap sih pacarmu belom pernah melihat dan menyentuhnya.” (kata kakek sambil meremas payudaraku) aku hanya diam dan mulai merasakan geli akibat remasan kakek. “mmmhhh mmmhhhh” aku berusaha menahan desahanku. Cukup lama aku berusaha melawan rangsangan kakek hingga aku tersadar kakek sudah berhasil melepas kaitan bh ku. dia kini menarik bh ku melalui kedua tanganku. Kini kedua payudaraku sudah tanpa pelindung lagi. Kakek langsung menyentuh putingku, “hehe pejuhku belom kering nduk” (katanya sambil memainkan kedua putingku) aku sudah tidak bisa menahan desahan ku lagi “mmmhhh kek mmhhh”. Tiba2 aku mendengar suara andi sedang mengobrol dengan ayahku. Suara itu terdengar dari arah ruang tamu, kamarku berada di samping ruang tamu jadi aku mendengar suara andi sangat jelas. Aku yang tau bila andi sedang berada di ruang tau mulai berbicara dalam hati, “andi tolong aku huhu”. Aku mulai menangis dan lagi2 aku merasakan sangat geli, ditambah kakek mulai menjilati telingaku dari luar jilbabku. Aku berusaha melawan tubuhku agar tidak terangsang, tetapi tubuhku mengkhianatiku. Aku merasakan cd ku sudah lembab akibat memeku yang sudah mulai basah. Aku menggerakan badanku akibat perbuatan kakek dan aku tetap berusaha menahan desahanku. kakek yang menyadari hal itu mulai mengatakan sesuatu kepadaku “jangan ditahan nduk dinikmatin aja”. Tapi aku masih berusaha melawan tubuhku sendiri hingga tiba2 aku merasakan akan orgasme “oouuccchhhh” desahku panjang saat orgasmeku tiba dan aku sedikit menaikan tubuhku. Setelah aku orgasme badanku sangat lemas sekali ditambah memang aku sangat capek sekli hari itu. aku yang sudah sangat lemas menyandarkan tubuhku ke kakek karena aku sudah tidak kuat untuk duduk lagi. Kakek langsung membopong tubuhku untuk direbahkan ke Kasur. Setelah kakek merebahkan tubuhku, kakek langsung mencium bibirku. Aku yang sudah sangat lemas hanya pasrah menerima ciuman kakek. Setelah puas menciumiku kakek melepas ciumannya dan rebahan di sebelahku. Kini aku tergeletak lemas di samping tubuh kakek. Aku berusaha mengumpulkan tenagaku, air mata mulai menetes melewati pipiku. “udah nduk gausah nangis, nikmatin aja hehe” (kata kakek sambil mengelap air mataku di pipi). Setelah kurasa tenaga ku sudah mulai pulih, aku berusaha bangkit dan memakai gamisku kembali tanpa memakai bh lagi. Lalu aku berusaha berdiri dan merapikan pakaianku, aku mulai jalan keluar kamarku untuk menuju kamar mandi. Setelah aku menutup pintu kamarku aku sempat mengelap air mataku di pipi, saat aku membalikan tubuhku aku sangat kaget karena andi saat itu berada di dekat kamarku. “sejak kapan andi disini, apakah andi mendengar desahanku?” (batinku)

Aku: “ehhh ka..mu” (kata ku sambil menundukan wajahku)

Andi: “kamu kenapa yang?”

“eheemmm” tiba2 suara kakek mengagetkan kami berdua. Aku tak menjawab pertanyaan andi dan langsung sedikit berlari menuju kaamr mandi. Di dalam kamar mandi aku langsung melepas semua pakaian yang aku gunakan, aku menyalakan keran air dan tangisku mulai pecah. Aku menangis sambil membersihkan tubuhku khususnya payudaraku yang terkena sperma kakek. setelah selesai lalu aku langsung menghanduki tubuhku dan menggunakan pakaian yang kubawa. Aku langsung kembali ke kamarku, aku langsung menutup dan mematikan lampu. Kurebahkan tubuhku sambil memeluk guling, aku tiduran membelakangi pintu kamarku. di dalam kamar aku mulai meneteskan air mataku lagi karena aku mendengar ayah dan kakek sedang debat masalah aku yang berpacaran dengan andi. “maafin aku andi, maafin aku huhuhu” aku mulai menangis dan menahan agar suaraku tidak terdengar. Dan tiba2 aku mendengar pintu kamarku terbuka dan menyalakan lampu kamarku namun itu tak berlangsung lama karena lampu kamarku kembali padam dan pintu kamarku kembali di tutup. Lalu samar2 aku mendengar suara motor andi “hati2 dijalan sayang” (batinku saat mendengar suara motor andi mulai menjauh). Aku mulai berfikir apakah aku masih pantas untuk andi? “ya Tuhan, kapan cobaan ini akan berakhir?” kataku sambil menangis dan lama kelamaan aku mulai tertidur.

(pov andi)

Sehari setelah itu..


Hari ini aku tidak semangat sekali di sekolah karena suci tidak masuk sekolah karena sakit. Mungkin suci kecapekan gara2 kemarin ada acara di rumahnya. Suci tadi pagi mengabariku bahwa dia tidak masuk sekolah hari ini karena sakit. Dia bilang aku tak perlu khawatir karena dia hanya kecapekan. Namun tetap saja aku sangat khawatir dengan keadaan suci, ditambah melihat suci kemarin yang menangis saat keluar dari kamar. Aku yakin terjadi sesuatu pada suci, namun suci menutupinya dariku. Aku ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin nanti sepulang sekolah aku akan menjenguk suci ke rumah dan menanyakan hal itu ke suci.

Bel pulang sekolah berbunyi, aku langsung berlari ke parkiran untuk mengambil motorku. Aku langsung menuju ke rumah suci, sebelum sampai ke rumahnya aku mampir dulu membeli buah. Aku membeli manga dan jeruk karena suci sangat menyukai buah itu. setelah membeli buah aku melanjutkan perjalananku. Sesampainya di rumah suci, aku langsung mengetuk pintu rumahnya “assalamuallaikum” (kata ku sambil mengetuk pintu). Rumah suci saat itu terlihat sepi sekali, aku mengetuk pintu berkali-kali dan akhirnya ibu nya membukakan pintu.

Ibu suci: “eh kamu ndi, ayo masuk”

Aku: “iya bu, oh iya ini ada buah kesukaannya suci” (sambil aku memberikan 2 plastik yang berisi jeruk dan manga)

Ibu suci: “ya ampun pake segala bawa buah segala ndi”

Aku: “iya gpp bu, biar suci cepet sembuh hehe”

Ibu suci: “yaudah ayo masuk, suci dari tadi hanya tiduran di kamar. Katanya lemes banget badannya.”

Aku: “iya mungkin kecapekan bu”

Lalu aku diantarkan ibunya untuk melihat suci ke kamar, saat aku sudah sampai aku teringat kembali kejadian kemarin. “oh berarti kemarin suci keluar dari kamarnya dia sendiri” (batinku) ibu suci lalu mengajak masuk ke kamar suci. Saat masuk ke kamar, aku melihat suci terbaring lemah di kasurnya. “ibu tinggal kebelakang dulu ya ndi, ngupasin buah buat suci” (kata ibu suci sambil meninggalkanku berdua dengan suci di kamar). Suci yang melihat kehadiranku di kamar lalu berusaha untuk bangun dan aku mencegahnya “udah kamu berbaring aja ci, aku boleh duduk disini” (kataku sambil meinta ijin untuk duduk di kasurnya). Mendengar hal itu, suci langsung merebahkan kembali tubuhnya sambil berkata “iya duduk sini ndi”. Lalu aku duduk di samping tubuhnya yang berbaring di Kasur. Kondisi suci saat itu terlihat sangat pucat dan lemas sekali, aku menjadi tidak tega dengan keadaan kekasihku ini

Aku: “kamu sakit apa sih ci? Kok sampe keliatan lemes banget”

Suci: “aku Cuma kecapekan aja kok sayang” (jawabnya sambil tersenyum)

Aku: “bener hanya itu?”

Suci: “iya bener kok”

(Lalu aku memegang dahinya suci dan panas menandakan suhu tubuh suci tinggi)

Aku: “badan kamu panas banget sih yang?” (tanyaku khawatir)

Suci: “aku gpp kok besok juga sembuh”

Aku: “kamu udah berobat?”

(suci hanya menggelengkan kepalanya)

Aku: “yaampun, yaudah nanti aku anterin berobat”

Suci: “Gak usah yang, besok juga sembuh kok”

Aku: “pokoknya nanti kamu harus berobat, aku yang anter. Aku gak mau kamu kenapa2”(kataku sambil memaksa karena aku sangat khawatir dengan keadaan suci)

Setelah mendengar ucapanku suci menatap wajahku, terlihat mata suci mulai berkaca-kaca dan air matanya mulai menetes lalu aku mengeluarkan sapu tanganku untuk mengelap air matanya. Suci tidak berkata apa2 dan masih saja meneteskan air matanya. Aku yang melihat itu mulai terbawa suasana, aku hanya diam sambil sesekali masih mengelap air matanya. Setelah itu ibu suci masuk ke kamar dan membawa sebuah piring yang berisi potongan mangga dan jeruk yang sudah di kupas.

Ibu suci: “ini ndi buahnya udah ibu kupas” (sambil memberikan piring itu kepadaku)

(aku lalu menerima piring itu)

Ibu suci: “si suci dari tadi makan Cuma 2 sendok ndi”

Aku: “begitu bu?”

Ibu suci: “iya tadi pagi sama siang udah ibu suapin pake bubur, tapi Cuma di makan 2 sendok aja”

Aku: “kamu kok sedikit sih makannya?” (aku bertanya pda suci)

Suci: “abisnya setiap makan, rasanya pait”

Aku: “yaudah nanti aku beliin bubur, trus buburnya aku taburin gula biar gak pait”

Suci: “ah kamu” (kata suci sambil tersenyum)

Ibu suci: “haha ada2 aja kamu ndi”

Aku: “bu, nanti aku mau bawa suci buat berobat. Disini kalo berobat biasanya dimana bu?”

Ibu suci: “di klinik samping pertigaan depan itu lho ndi.”

Aku: “oh disitu, iya2 aku tau bu. Ini ci aku suapin buah”

(suci hanya mengangguk dan menerima suapanku)

Aku: “rumah kok keliatan sepi bu? Kakek sama nenek kemana?”

Ibu suci: “oh kakek sama nenek udah pulang tadi pagi ndi, naik bis dari terminal. Mereka buru2 pulang karena buat persiapan pernikahan sepupunya suci 3 bulan lagi.”

(aku hanya mengangguk dan masih menyuapi buah ke suci)

Ibu suci: “2 bulan lagi kalian ujian ya?”

Aku: “iya bu”

Ibu suci: “yaudah kamu belajar yang rajin ndi biar lulus nilainya bagus, kamu juga usci”

(kami berdua hanya mengangguk)

Ibu suci: “kamu besok rencana mau ngapain setelah lulus?”

Aku: “aku rencananya mau kuliah di kota M bu”

Ibu suci: “yaudah ibu doain biar di terima di kampus yang kamu pengen”

Aku: “aamiin bu, kalo kamu mau nglanjutin di mana ci setelah lulus?”

(Suci diam dan ibunya yang menjawab)

Ibu suci: “kalo suci nanti rencananya mau nglanjutin kuliah di kot T ndi, kan deket sama rumah kakeknya jadinya kan gak perlu keluar biaya buat ngkos”

Aku: “oh begitu bu, yahh jadi jauhan dong aku sama suci hehe”

Ibu suci: “ya gpp kan ndi, toh kalian kan bisa ketemu kalo pas lagi sama2 pulang ke rumah pas libur semester”

Aku: “hehe iya sih bu, oiya klinik buka jam berapa bu”

Ibu suci: “jam 5 ndi, disitu biasanya pake nomer antrian. Yaudah ibu ambil nomer antrian dulu ya udah jam segini seoalnya. Titip suci sebentar ya ndi.” (katanya sambil meninggalkan kamar suci)

Aku lalu melihat jam dan memang sudah menunjukan pukul setengah 4. Aku masih menyuapi buah ke suci hingga habis. “kamu mau minum?” (kataku) suci hanya menganggukan kepalanya. Aku langsung mengambil segelas air yanga da di meja kamarnya dan langsung membimbing tubuh suci untuk duduk sebentar. Lalu aku dekatkan gelas itu ke bibir suci dan suci mulai meminum. Setelah itu aku mengembalikan gelas itu. aku lalu kembali duduk di sebelah suci, aku membelai rambut suci. Lama kelamaan aku melihat suci sudah terlelap tidur akibat usapanku. Meihat suci sudah terlelap aku langsung menghentikan usapanku. hingga akhirnya aku juga ikut tertidur di samping suci.

Lalu aku disadarkan oleh sebuah usapan di tanganku, aku yang masih belum sadar. Menghiraukan usapan itu, namun lama kelamaan usapan itu terasa nyata dan aku langsung membuka mataku. Ternyata ibu suci yang membangunkanku. Dan aku lihat di sampingku suci sudah terbangun dan tersenyum melihatku yang ketiduran.

Ibu suci: “kamu ke ruang tamu dulu ya ndi, ibu mau mengelap suci dan mengganti pakaiannya” (sambil menunjukan sebuah baskom berisi air dan handuk kecil)

Aku: “ehh iya bu, maaf aku ketiduran”

Ibu suci: “iya gpp kok ndi, kan kamu pasti capek abis seharian sekolah trus langsung kesini. Yaudah kamu cuci muka dulu ndi trus abis itu anter suci ke klinik. Ibu udah ambil nomer antrian dan dapet nomer 3”

Aku: “iya bu” (aku sambil keluar dan menutup pintu kamar suci”

Aku lalu mencuci mukaku di kamar mandi dan setelah itu langsung menuju ruang tamu, saat aku melewati kamar suci pintunya masih tertutup “Berarti suci belum selesai” (batinku). Aku menunggu di ruang tamu sambil bermain game di hpku. setelah 20 menit aku bermain game aku mendenger pintu kamar suci terbuka dan tak lama suci menemuiku di ruang tamu. Suci berjalan sambil memegang tembok, aku yang melihat itu langsung memasukan hpku ke kantong celanaku dan mengahmpiri suci untuk membantunya berjalan “kita berangkat sekarang?” (tanyaku) dan suci menjawab “iya ayuk ndi”. Aku lalu membantu suci berjalan hingga naik ke motorku dan aku mengantar suci ke klinik.

Setelah sampai ke klinik ternyata nomer antrian 1 dan 2 belum datang jadi aku dan suci langsung di suruh masuk ke ruangan. Setelah masuk, dokter menyuruh suci untuk rebahan di Kasur dan aku membantu suci merebahkan tubuhnya. Setelah itu aku langsung duduk dan melihat dokter langsung memeriksa suci. Dokter telah selesai memeriksa suci dan langsung kembali ke mejanya sambil menulis resep obat. Aku membantu suci untuk beridiri dan memapah suci berjalan menuju meja dokter.

Dokter: “mbak nya gak alergi obat kan?”

Suci: “enggak dok”

Aku: “jadi gimana dok? Suci kenapa?”

Dokter: “mbak suci ini kena gejala tipes, mbak suci jangan kebanyakan pikiran dulu ya trus jangan beraktifitas yang berat2 dulu. Mau dibikinin durat dokter sekalian gak?”

Aku: “trus perlu dirawat dok? Iya bikininsurat dokter sekalian dok, 3 hari”

Suci: “ih lama banget”

Aku: “gpp biar kamu benar2 sehat, baru sekolah lagi”

Dokter: “engga perlu dirawat kok, mbak suci Cuma butuh istirahat total. ini mas resep sama surat dokternya, bayarnya sekalian nanti sekalian nebus obat”

Aku: “iya dok makasih”

Suci: “makasih ya dok”

Dokter: “iya sama2, cepet sembuh ya. Banyakin istirahat”

kami lalu keluar dari ruangan dan menyuruh suci duduk untuk menungguku menebus obat dan membayar biaya berobat. Setelah itu aku langsung mengantar suci pulang, aku mampir dulu membeli bubur untuk suci dan membungkusnya supaya nanti bisa dimakan di rumah. Sesampainya di rumah aku dibukakan pintu oleh ibunya. Suci yang masih merasa lemas langsung aku bawa ke kamarnya. Setelah memasuki kamarnya, aku merebahkan suci kekasurnya dan ibunya suci masuk ke kamar.

Ibu suci: “apa kata dokter ndi?”

Aku: “suci kena gejala tipes bu, dokter nyuruh suci istirahat total. Tadi aku juga minta dibuatkan surat dokter biar besok aku bawa ke sekolah supaya suci absennya tidak alfa”

Ibu suci: “yaampun suci” (ibunya sambil membelai rambut suci)

Aku: “ini bu tadi aku mampir beli bubur untuk suci dan ini obat yang harus diminum” (kataku sambil memeberikan ke ibu suci)

Ibu suci: “iya ndi, makasih ya”

Aku: “sama2 bu, yaudah aku pamit pulang ya bu. Udah sore soalnya, suci aku pulang ya. Inget kata dokter tadi, kamu banyakin istirahat. Buburnya nanti di abisin trus minum obat biar cepet sembuh”

Suci: “iya ndi, makasih banyak ya”

Ibu suci: “ayo ndi, ibu anter ke depan”

Update selanjutnya akan bercerita pada hari kelulusan

Sekian dulu ya gan, sampai jumpa di page 19 hehe
 
Terakhir diubah:
Bagian 8 nya mana hu...???
Kok ngilang....???
Dari 7 lompat ke 9.....
 
up up up biar cepet ke 19, wkkkk
kasian Suci
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd