Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------------------------

Cerita 034 – Sekretarisku Tercinta [Part 3]

Sudah satu bulan berlalu.. sejak pertemuanku terakhir dengan Rita di Jakarta.
Aku terkadang sangat rindu dengannya.. tapi kutahan perasaanku..
dengan menyibukkan diriku pada pekerjaan yang semakin menumpuk sejak aku mempimpin cabang Slipi.

Maklum.. para pengusaha nasabah bank di mana aku bekerja semakin banyak saja.
Hal ini karena keberhasilan marketing-ku.

Aku sengaja bekerja all-out siang malam.. dengan menjamu langgananku sambil makan malam dan karaoke.
Aku ingin melupakan Ritaku yang sekarang sudah jadi isteri orang.

Tapi bayang-bayang kemesraan selama beberapa tahun dengannya seperti suami isteri..
tak mudah rupanya untuk dilupakan begitu saja.

Sekretarisku yang baru memang cantik.. lebih muda dan menarik.
Tapi anehnya aku sama sekali tak tertarik dengannya.
Barangkali memang aku bukan tipe lelaki ‘playboy’ yang gampang gonta-ganti pasangan.

Cintaku sudah direbut oleh Rita tanpa peduli bahwa dia sudah menjadi isteri orang.
Tapi aku tak menyesali pertemuan dengan Rita.. aku tetap mencintainya dengan sepenuh hati.

Oh.. rupanya aku melamun terlalu lama..
sehingga aku merasa malu ketika sekretarisku Rani masuk membawa setumpuk dokumen.

"Pak, kok melamun..?” Sapanya ramah.. sambil tersenyum manja.
"Ah.. oohh.. eng.. nggak.. kok..” kataku tergagap.

"Pak.. dokumen-dokumen ini perlu segera ditandatangani Bapak.. sebab nanti siang Pak Yusuf Pramono akan mengambilnya..” kata Rani lagi.
"Okay.. tinggalkan saja dulu.. nanti saya panggil lagi kamu setelah kutandatangani..” kataku datar.

Rani menaruh beberapa map ‘feasability study’ untuk beberapa proyek pabrik konveksi yang mengambil kredit dari bank di mana aku bekerja.
Dia keluar ruanganku dengan lirikan matanya yang semakin manja.

Ehmm.. boleh juga tuh cewek.. pikirku. Bodinya cukup montok.
Hitam manis dengan buah dada yang terlihat menonjol besar keluar dari blousenya.

Tapi setiap aku kepingin iseng-iseng menggoda Rani.. bayangan wajah Rita selalu berkelebat di depan mataku..
seakan mengingatkan janji dan kesetiaanku.
Ah.. kamu mau menang sendiri Rit..! Gumamku dalam hati. Sedangkan kamu nikmat-enakan dengan suamimu.

Aku selalu membayangkan Rita telanjang bulat setiap malam dengan suaminya dan bermain cinta di ranjang berdua..
tanpa takut ketahuan orang.. tanpa takut diganggu orang.. karena memang suami-isteri sah.. dan lupa pada diriku.
Kemudian pada akhir klimaks-nya Rita melenguh dan meregang sambil memuji sayang suaminya.. sama seperti dilakukannya padaku.

Uuh..! Kamu memang nggak setia Rita..! Kamu tega meninggalkan aku sendirian di Jakarta..
sementara kamu nikmat-enakan tiap malam ngentot dengan suamimu.

Kamu bilang nggak cinta.. tapi lama lama kamu suka juga dimasukin penisnya..!
Brengsek kamu Rita..!! Dan bodohnya aku.. tetap saja setia menunggu barang bekasan lelaki lain..!!


Sekretarisku masuk lagi ke ruang kerjaku. Ada apa..? Pikirku.. belum dipanggil kok masuk lagi..?
Jangan-jangan dia memang sudah kegatelan mau kucumbu.

Aku sudah mempunyai pikiran buruk untuk menggodanya untuk mengobati kekesalanku pada Rita.
Dan aku hampir yakin bahwa dia pun pasti menginginkan aku berbuat sesuatu yang mengasyikan padanya.

"Ada apa lagi..?” Kataku pura-pura tetap berwibawa seperti biasanya.
"Anu, Pak.. ada telepon dari Ibu Rita, Bandung..” katanya mengandung curiga.

Hah.. Rita..!? Ada apa lagi dia..? Mau cerita asyik-masyuk pengantin barunya dengan si Yudi itu..? Pikirku dalam hati.
"Cepat, sambungin ke sini..!” Jawabku cepat dan spontan.

Heran.. setiap kudengar nama dia.. apalagi akan mendengar suaranya setelah hampir sebulan tidak ketemu..
kebencian dan cemburuku pada suaminya seperti mendadak hilang tak berbekas.

Sekretarisku bergegas keluar kembali untuk menyambungkan saluran telepon dari Rita.
Terlihat raut mukanya agak ditekuk. Aku yakin dia nggak begitu suka jika Rita telepon.. mungkin juga cemburu..
karena dia tau aku punya hubungan khusus dengan bekas sekretarisku itu.

"Hallo, Papah.. ini Mamah. Apa khabar, sayang..?” Suara Rita di seberang sana terdengan merdu di kupingku.
"Baik saja kok. Kamu gimana..?” Kataku datar.
"Pah.. Mamah sangat rindu deh.. kapan Papah mau ke Bandung..?” Jawabnya lagi.

Tiba-tiba timbul pikiranku untuk menggodanya.. sekaligus menumpahkan kekesalan dan kecemburuanku.
"Ah.. masa’ sih kamu kangen saya..? Kan tiap malam ada teman sekasur.. nikmat lagi. Nggak takut ketahuan orang..
tiap jam.. tiap saat mau main.. kan tinggal buka celananya. Penisnya gede lagi.. pasti kamu melenguh keenakan..!”
Jawabku nyerocos seenaknya dan rasanya plong hatiku setelah mengatakannya.

"Papah, kok gitu sih..? Papah jahat deh. Mamah nggak nyangka Papah bicara begitu.
Padahal setiap detik.. setiap hari Mamah rindu padamu..!” Ungkapnya dengan nada agak tinggi.
Aku terdiam.. nggak tau mau ngomong apa lagi.

"Pah, kamu masih mau denger Mamah nggak..?” Rita berkata lagi.
"Pah, Mamah interlokal nih.. jadi mesti menghemat. Mamah kan isteri pegawai kecil.. mesti ngirit.. masih mau dengar nggak..?”

"Iya, iya, aku masih dengar kok.. terus saja ngomong.. aku dengerin..” kataku sekenanya.
"Papah kok gitu sih..? Papah kelihatannya nggak rindu sama Mamah..?
Ya sudah.. Mamah tutup teleponnya ya..!?” Serunya mulai emosi.

Aku masih saja mau menggodanya.. rasanya kesal dan cemburuku belum hilang betul.
"Silakan.. memangnya siapa yang telepon duluan..?” Lanjutku lagi.

"Oh, gitu ya..? Kamu memang egois. Kamu nggak mau ngerti.. mau menang sendiri.
Kamu selalu mengungkit perkawinanku.. padahal semuanya terjadi bukan karena mauku.
Kenapa dulu Papah nggak berani mengawini Mamah..?” Katanya lagi.. ada sedikit isakan suaranya.

“Jawabnya.. karena Papah sudah punya anak.. isteri dan kedudukan tinggi. Apakah itu bukan egois namanya..?
Tapi Mamah tetap menyintaimu dengan sepenuh hati. Apa Papah pikir Mamah juga nggak cemburu..
bertahun-tahun mencintai laki-laki yang sudah jadi suami orang..?” Cetus Rita.. dengan nada mulai lebih rendah.

“Apa Mamah harus jadi perawan tua dan hanya selingan kamu..?”
Kini terdengar suaranya mulai keras dan terbata-bata.. mungkin menahan tangis.

"Ya sudah.. Mamah nggak bakalan telepon Papah lagi. Biarlah Mamah menanggung rindu dan mencintai Papah sampai mati.
Mamah nggak akan ganggu Papah lagi kalau memang sudah tidak dibutuhkan..!
Tapi kamu mesti ingat Pah.. bahwa bayi di kandungan Mamah adalah anakmu..” tegas Rita.

“Bayi ini adalah darah dagingmu. Kamulah yang membentuk dan menjadikan janin anakmu ini.
Si Yudi bukan bapaknya yang sesungguhnya.. dia nggak tau bahwa aku sudah mengandung benih anakmu ketika kawin..”
Rita terdengar menutupi kesedihannya dengan omelan panjang yang memerahkan kupingku.

Ah.. dasar perempuan..! Kalau sudah merajuk dan mengamuk.. hatiku selalu luluh dengan perasaan cintaku kepadanya.
Cintaku yang memang sangat mendalam dan tidak bisa terlupakan..
apapun yang terjadi dan bagaimanapun status Rita sekarang yang sudah menjadi Nyonya Yudi Prayogo.

Aku takut Rita segera menutup teleponnya.. makanya segera kularang dia.
"Mah, tunggu..! Jangan tutup dulu teleponnya.. oke..oke.. maafkan Papah. Papah juga rindu.
Papah sayang.. Papah selalu mencintaimu. Kamu dengar itu sayang..?”
Aku menyerocos tak terkendali.. menumpahkan perasaanku yang sesungguhnya.

"Ya sudah, tak apa.. Mamah selalu memaafkan kamu, sekarang catat nomor telepon Mamah..
dan Mamah tunggu kamu di Bandung segera.. kalau Papah masih sayang Mamah.
Mumpung si Yudi lagi tugas seminggu ke Malang..!” Perintah Rita.

Kucatat nomor teleponnya dan aku berjanji untuk segera datang ke Bandung menemuinya.
Kasihan Ritaku kesepian dan sangat merindukanku.

Aku janji untuk datang hari Jumat sore dengan kereta Parahyangan dan menginap di Hotel Kumala Panghegar.
Aku sengaja tidak bawa mobil dan sopirku.. sebab bisa berabe nanti kalau sopirku tau aku masih berhubungan dengan Rita.
oOo

Pada Jum'at sore aku sudah tiba di stasiun kereta api Bandung..
dan temanku kepala cabang di Bandung telah siap menjemputku di stasiun.

"Gila lu Zen.. kau rupanya masih juga berhubungan sama Ritamu itu..!?”
Katanya sambil menepuk bahuku.. setelah kami bertemu di stasiun.

Aku hanya tersenyum saja. Togar Sihombing temanku itu memang satu-satunya sejawatku..
yang mengetahui hubungan intimku dengan Rita.. sejak Rita masih menjadi sekretarisku.

"Hati-hati kamu Zen.. di sini kamu lagi bertamu. Nanti ditangkep Satpam suaminya tau rasa kau..!”
Katanya meledek.

Karena rahasiaku dan Rita memang sudah di tangannya..
aku tak sungkan-sungkan meminta supaya Togar bisa jemput Ritaku dari rumahnya di daerah Pasir Kaliki..
lalu dibawa ke kamar hotelku.

Aku suruh dia mengatur segalanya.. termasuk keamanan hotel Kumala Penghegar..
agar aku bisa tenang dan santai dengan Ritaku semalam suntuk.. bahkan kalau bisa sampai Minggu pagi.

Kira-kira satu setengah jam aku menunggu di kamar hotel. pintu diketuk dari luar.
Dan ketika kubuka pintu kamarku.. ternyata Ritaku sudah berdiri sendirian.

Dia tersenyum manis dengan lipstik merah tua tipis.. kontras dengan mukanya yang putih mulus.
Badannya semakin bersih dan montok.. mungkin pengaruh kandungannya yang jalan dua bulan..
sehingga buah dadanya terlihat semakin membesar dan pinggulnya semakin bulat berisi.

Terlihat perutnya sedikit membesar dan itu semakin membangkitkan gairahku.
Kata orang.. wanita yang sedang hamil dua atau tiga bulan itu sedang cantik-cantiknya..
dan akan sangat menggemaskan laki-laki yang melihatnya.. apalagi dalam keadaan polos.

Segera kuraih tangannya dan kutarik dia ke kamarku.
Setelah mengunci kamar dengan double-locked.. kupeluk dan kucium dia dengan penuh kerinduan.

Rita membalas hangat. Kuminta air liurnya seperti biasa ketika kami berciuman..
lalu kutelan dalam-dalam ludahnya yang tetap wangi itu.

Baru aku sadar untuk menanyakan kawanku Togar.. setelah Rita melepaskan ciumanku yang menggebu-gebu..
sehingga terengah-engah kehabisan napas.

"Ke mana si batak itu..?” Tanyaku.
"Dia pulang dulu katanya.. setelah mengantar Mamah sampai ke pintu kamarmu..” jawab Rita.
Tau betul tuh batak satu.

"Kok, Papah kelihatan kurusan..?” Katanya lagi sambil memandangiku dari ujung kaki ke ujung rambut.
"Masa’..? Barangkali kurus mikirin kamu. Apa khabar sayang..? Senang ya hidup di Bandung..?”

Dia merebahkan badannya di pelukanku..
sehingga aku terdorong rebah ke ranjang karena Rita semakin berat badannya.

"Apa kabarnya suamimu..? Kok punya isteri cantik ditinggal-tinggal terus..?” Godaku muncul lagi.
"Ah.. sudahlah. Nggak usah nanya dia. Namanya juga pegawai rendahan.. harus mau ditugaskan ke mana saja..” jawab Rita.

"Pah, Mamah kangen dan rindu banget deh..” katanya lagi sambil berbalik menindih tubuhku.
Oh.. Ritaku semakin bahenol saja badannya.. dan buah dadanya yang semakin montok menekan dadaku.

"Hati-hati dengan perutmu sayang.. nanti anak kita kejepit..” Rita tak peduli..
dia terus merangsek dan menciumi seluruh mukaku dan kupingku.. sehingga seluruh tubuhku merinding dibuatnya.

"Ooohh.. Papah.. Mamah gemes dan rindu deh..!” Ujarnya sambil menjulurkan lidahnya yang harum ke bibirku.
Tentu saja kusambut hangat dan segera mengisap lidahnya dalam-dalam sambil kugigit sayang.

Rita melotot manja.. "Aaachh.. sakiitt dong Paahh..!”
Kukulum lagi lidahnya dan kusedot sambil memejamkan mataku.

Rita mulai melenguh bahagia sambil sekali lagi menumpahkan liurnya untuk kuisap dan kutelan dalam.
Kubalikkan badannya pelan-pelan.. karena Rita sedang berisi dan segera saja kubuka pakaiannya.

Rita diam saja dengan mata terpejam.
Kulempar satu per satu roknya.. blusnya.. blazernya dan terakhir celana dalamnya.

Oh.. Ritaku semakin montok dan menggairahkan. Pahanya.. betisnya yang putih bersih.. ditumbuhi bulu-bulu halus..
pinggulnya semakin montok berisi dan vaginanya dengan bulu-bulu hitam tipis kemerahan semakin menggairahkan.

Kujilati badannya mulai dari ujung kaki.. naik ke betis.. paha dan bermuara di selangkangan dan vaginanya.
Rita mulai menggeliat-geliat kegelian.

"Paahh, oogghh Mamah rindu jilatanmu seperti ini, oogghh..”
Lenguhan Ritaku baru lagi kudengar setelah dua bulan tidak ketemu.

"Papah buka pakaiannya dong..!” Kata Rita mulai nggak sabar.
Aku segera menanggalkan seluruh pakaian yang melekat dan ketika CD-ku kulepas.

Penisku langsung mencuat keluar dengan tegang.
Rita tersenyum manja dan langsung menyergap penisku dengan kuluman mautnya.

"Paahh.. Mamah rindu penis inii.. eemmgghh enaakk Paahh.. kok sudah assiinn..?”
Mulutnya menyedot-nyedot penisku sambil mundur maju.. aku merasakan kenikmatan luar biasa.

Rita mengigit-gigit batang penisku yang mulai menegang seperti kayu.
"Maahh, oogghh teruuss oogghh, tapi jangaann ooghh, keras-keras gigitnya..!”

Aku mulai merem-melek keasyikan. Rita semakin kencang mengisap-isap penisku sambil memejamkan matanya..
sementara buah-dadanya berayun-ayun ketika dia menaik-turunkan mulutnya sampai batang penisku masuk semua di mulutnya.

"Paah.. sudah keluar lendirnya, asiin..!”
Sambil menelan cairan penisku dan isapannya semakin menjadi-jadi di kepala penisku sambil mengisap-isap lendir penisku.

"Eeemmhh.. enaak Paahh..!” Aku semakin merem melek sambil menggapai buah dadanya..
dan ketika tanganku berhasil meraihnya.. kuremas-remas buah dadanya yang semakin kenyal..
kupilin putingnya yang kemarahan seperti buah delima matang.

"Maahh.. oogghh.. udaahh duluu yaang.. Papah nggak tahaann.. ooghh..”
Aku menggelinjang kuat ketika isapannya semakin asyik di kepala penisku.

"Sekarang giliran Mamah yang tiduran..” Rita telentang pasrah..
kedua kakinya kurenggangkan.. kuusap-usap perutnya yang mulai kelihatan sedikit buncit mengandung anakku.

Kubenamkan mukaku di selangkangannya sambil kujilat kedua selangkangannya dan dengan cepat kujilat pula lubang duburnya.
Rita selalu nggak tahan kalau kujilat lubang pantatnya. Dia menggelinjang kegelian sambil merintih. "Aduuhh, Papah jahaat..!”

Kumainkan klitorisnya dan lubang vaginanya dengan lidahku dan kukeluarkan ludahku membasahinya..
sehingga terasa semakin nikmat ketika kuisap cairan vaginanya yang sudah mulai keluar bercampur ludahku.

Asin.. manis dan gurih. Clrupp.. Kutelan dalam-dalam. Rita mulai menaik-turunkan pinggulnya kegelian.
"Paahh, eemmgghh.. oogghh, teruuss.. Paahh, lidahnya kayak kontool..”

Dia terus melenguh seperti biasanya dan lenguhannya ini yang tak bisa kulupakan.
Lidahku yang tegang semakin kujulurkan ke dalam lubang vaginanya..

Kumainkan klitorisnya dengan lidah digetarkan.. Rita menggelinjang hebat.
Rongga-rongka vaginanya kulumat dan kujelajahi dengan lidahku, sementara bibirku melumat kelentitnya yang memerah.

"Oooghh.. Papaahh.. nikmaat.. teruuss Paahh..!” Rita menaik-turunkan pantatnya semakin tinggi..
sehingga lidahku seperti penis menancap dalam di vaginanya.

"Aduuhh.. Paahh.. oogghh.. Paahh, Mamaahh.. oogghh.. enaakk..!” Mulai deh Rita melenguh panjang.
"Paah, hayo naik deh, Mamah sudah nggak tahan, masukin cepet penisnya sayaang..!”

Rita semakin melebarkan selangkangannya dan menggapai badanku.
Aku bangun dan menidurinya dengan hati-hati karena sekarang Rita sedang berbadan dua.

Penisku sudah keras seperti batu dan mengangguk-ngangguk gagah mencari mangsa.
Penis pun tau bahwa kesukaannya ada di depannya.. vagina Rita memang sudah tak asing lagi buat penisku..
sehingga begitu bersentuhan saja langsung mengeras bukan main. Seperti batu..!

Dan Rita memang nggak bakal lupa dengan keperkasaan penisku yang mulai dikenalnya sejak dia perawan..
untuk pertamakali menikmati penis lelaki. Slepp.. slepp.. Kugesekkan penisku di pahanya,

Rita kegelian dan memberikan kode supaya langsung ditancapkan ke vaginanya yang sudah menganga..
basah.. hangat dan mulai menyedot-nyedot mencari ‘mangsa’.

Slebb.. Kubenamkan kepala penisku sedikit demi sedikit. Oh.. hangatnya vagina Rita.
Nyutt.. nyutt.. vaginanya mulai bereaksi menyedot-nyedot.. empot-ayamnya mulai main.

Kutarik lagi penisku.. sehingga pinggul Rita ikut naik karena sudah tidak sabar ingin melumat penisku.
Jlebb..!! Kubenamkan lagi batang penisku perlahan.. Rita menaikkan pinggulnya ke atas..
sehingga batang penisku setengah ditelan vaginanya.

Pinggulnya diputar-putarkan sambil mengeluarkan jurus ‘empot-ayamnya’.
"Ooogghh, Mamaahh.. uughhgghh.. nikmaatt aduhh..!!”

Desahanku membuat Rita semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya..
hingga batang penisku semakin amblas ditelan vaginanya yang tetap saja sempit.

"Paahh tekaann Paahh.. Mamaahh.. oogghh.. nikmaatt sekalii..!!”
Pinggul Rita dan badannya semakin bahenol dan seksi, perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi.

Kuganjal pantatnya dengan bantal dan aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul..
menggenjot penisku keluar-masuk vagina Rita yang semakin naik ditopang bantal..
sehingga seluruh rongga vaginanya terlihat jelas.

Bleess.. creekk.. blees.. creekk.. clekk.. clebb. clebb.. crebb.. crebb.. !
Gesekan dahsyat penis dan vaginanya yang empot ayam semakin ramai saja.

Daging vaginanya terlihat seperti terbawa ketika kucabut batang penisku saking sempitnya.
Dan ‘empot-ayam’-nya dikeluarkan kalau senggama dengan aku saja katanya..
sedangkan dengan suaminya tetap seperti layaknya ‘gedebong pisang’.

"Paah.. aduuhh, Paahh.. kontoolnya ooghh.. Mamaahh.. nggaak tahaan.. Paahh..!”

Rita seperti nggak ingat sedang hamil.. badannya bergetar.. pinggulnya naik turun dengan cepatnya.
Miring ke kiri dan ke kanan.. merasakan kenikmatan penisku yang perkasa.

"Paahh.. ooghh.. eemmghh.. oozzhh.. aauugghh.. eemmhh.. teruuzshh.. tusuukk.. Paahhghh..”
Lenguhan itu yang sangat kudambakan.

Aku seperti lelaki yang sangat dibutuhkan Ritaku.. tidak ada lelaki lain yang bisa memuaskannya lahir batin.

Crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clekk-clekk-clekk..
Aku semakin gila menyodokkan penisku keluar-masuk vagina Rita.

Kuangkat kaki kirinya ke atas.. Jleghh..!!
Kutenggelamkan seluruh batang penisku sampai terasa mentok di ujung lubang vaginanya.

"Ooogghh.. paahh.. uughhzz.. Papaahh.. nikmaatt.. ooghh.. teruss.. aduuhh.. teruuss, Mamaahh.. maoo.. keluaarr..!”
Rita berteriak-teriak keras sekali.. sambil seluruh badannya bergetar dan bergoyang.

Keringat kami bercucuran seperti habis mandi membasahi sprei.

"Paahh, kenapa dicabut..!?” Rita mendelik waktu penisku mendadak kucabut dari lubang vaginanya.
Rita tersenyum lagi ketika kuminta dia menungging.. supaya kami bisa bermain dengan ‘doggy style’.

Wow.. pinggulnya yang putih mulus semakin berisi dan bahenol saja..
menambah nafsuku semakin menjadi.. ketika Rita menungging.

Kuisap dan kujilat lendir vaginanya dari belakang.. sekalian lubang pantatnya, Rita melenguh panjang.
Dia memang paling geli kalau dijilat lubang pantatnya.

"Papaahh.. aduhh.. Mamaahh nggak tahaan doongg.. Cepat masukin penisnyaa..!”
Teriak Rita sambil menunggingkan pantatnya.. sehingga terlihat vaginanya yang merah jambu dan sedikit basah itu.

Penisku yang lagi tegang-tegangnya kuarahkan ke lubang vaginanya..
seperti mengarahkan meriam ‘Si Jagur’ siap menembak tank-tank belanda.

Dan.. Bleesszzhh.. penisku menyeruak ke dalam ‘gua kenikmatan dunia’ Ritaku.
Rita kembali melenguh panjang. "Paahh.. oogghh.. teruuss kocookk sayaang..!”

Aku mulai menarik dan membenamkan batang penisku keluar-masuk lubang vaginanya..
yang terasa semakin sempit dan menyedot-nyedot kalau bersenggama dengan ‘doggy style’ kesukaan kami berdua.

"Ooogghh.. Maahh.. Papah enaakk.. oogghh.. hhzz.. aahzzoogghh.. duuh.. Maahh..
Aaa.. duuhh gilaa.. yaangg, teruuss goyaang.. cakeep..!”

Rita memundur-majukan pantat dan pinggulnya semakin cepat..
sehingga bed kamar hotelku berderit-derit bunyinya.

Keringat kami jatuh bercucuran.
Nikmat sekali rasanya bersenggama dengan kekasihku tersayang ini. Jiwa raga kami rasanya bersatu-padu.

"Aduuhh.. Papaahh.. oogghh.. enaakk.. Paahh, teruuss Paahh genjot.. teruuss..
Aaahh.. lebih kenceng, oogghh.. aahhzzhh.. duhh..” rintihnya keenakan.. berulangkali.

Badan Rita berguncang-guncang keras.. goyangan pinggul dan pantatnya tambah menggila..
Sementara lubang vaginanya seakan mau melumat habis dan mematahkan batang penisku.

Air maniku rasanya sudah mengumpul di kepala penisku.. siap disemprotkan kapan saja kalau mau.
Tapi aku mau agar Ritaku dulu yang klimaks supaya dia puas.

Belum tentu kami bisa ketemu seminggu sekali..
Padahal dia pernah bilang bahwa kalau kami bisa kawin mungkin bisa berhubungan badan setiap malam..

Karena penisku terasa nikmat sekali rasanya.. katanya suatu hari..
sambil melumat lendirku yang keluar di mulutnya dan Rita nggak geli menelan semua air maniku.

"Paahh.. Mamaahh.. oogghh.. Paahh.. aaduuhh.. oggzz.. giillaa.. aahh.. oogghh.. Mamaahh.. ooghh.. Maauu keluaarr..!”
"Tungguu sayaangg.. Mamaah berbalik dulu telentang lagi..” perintahku, kami sudah hampir mencapai orgasme.

Plepp..!! Kucabut penisku, Rita kemudian telentang dengan kedua kaki dibuka lebar.
Vagina dan lubang pantatnya kubersihkan dulu dengan jilatan lidahku penuh nafsu.

Glugg.. glugg..!! Kutelan habis cairan vaginanya yang asin, wangi dan gurih itu.
Dia menggelinjang sambil bergumam.. "Aduuhh, oogghh, Papah jahaat..!”

Sambil tersenyum manja dan matanya merem-melek.
"Cepetan masukin lagi penisnya Paahh, Mamah sudah nggak tahan nih..!”

Aku segera menaiki tubuhnya dengan hati-hati takut kandungannya tertekan dan anakku kesakitan.
Kuarahkan lagi batang penisku yang sudah merah legam seperti batu dibakar..
untuk siap bertempur sampai titik darah putihku terakhir, demi untuk Ritaku tersayang.

Dan.. Bleezzhh.. Seketika Rita kembali melenguh panjang sekali.. "Ooogghh Paahh.. kocookkhh yangghhzz..”

Kutarik cepat penisku sampai kepalanya nongol ke permukaan vaginanya..
Lalu Jlebbh..!! Seketika itu juga kubenamkan habis batang penisku ke lubang vaginanya.. sampai terasa mentok.

Rita kembali melenguh panjang.. "Ooogghh Paahh aduuhh gilaa nikmaat..”

Kucabut lagi batang penisku tiba-tiba dan.. Jlebb..! Kubenamkan lagi kuat-kuat ke dalam vaginanya..
dengan style agak miring.. terkadang dari lubang sebelah kanan.. terkadang masuk dari lubang sebelah kirinya..
membuat Rita terbuai kenikmatan luar biasa.

"Oooww oogghh aahh Papahh enaakkhh duhh ampuunn duuhh ooghhz.. Paahhzz..!”
Teriakannya melengking-lengking.. seperti nggak peduli kalau ada yang dengar.

Aku semakin bernafsu.. keringatku bercucuran..
penisku terasa semakin tegang dan mau meledak dan terasa panas sekali seperti gunung mau memuntahkan laharnya.

“Maahh.. ooghhzz Maahh memeknya gilaa.. empot ayaamm..!
Goyaangg teruuss.. oogghh yuukk bareeng keluariin Maahhggzz..!”

Kami semakin menggila saja, aku menusukkan batang penisku dan mencabutnya setiap ‘setengah detik’ sekali..
sementara goyangan pantat dan pinggul Rita semakin menjadi-jadi.

Tempat tidur semakin ramai berderit-derit.. keringat kami bercucuran seperti mandi sambil bersenggama..
atau bersenggama sambil mandi.. bercampur menjadi satu menambah kenikmatan dan rasa menyatu yang bukan main indahnya.

Rita semakin menggila.. mengelepar-gelepar keasyikan.. matanya merem-melek.
Kucium dan kulumat seluruh wajahnya.. bibirnya.. jidatnya.. ludahnya kusedot dalam-dalam.

Rita menggigit lidahku keras sekali sampai aku menjerit kesakitan. Itu tandanya Ritaku mau ejakulasi dan klimaks.
Kukuatkan agar cairan air sorgaku nggak muncrat dulu sampai Ritaku mencapai klimaksnya.

Tiba-tiba.. "Paahh oogghh aduuhh.. Maamah keluuaarr.. ooghh aduuhh.. gilaa.. Oowwhzz aahh Papaahh.. uughh uughh uugghh..”

Dia sekali lagi menggigit lidahku sampai berdarah barangkali.. sambil mencubit keras pahaku..
itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa.

Aku tak peduli apapun yang dilakukan Ritaku demi kepuasan kekasihku ini.
Clobb-clobb-clobb-clobb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb.. Aku terus menggenjotkan penisku semakin gila..

Ahhh.. rasanya sudah nggak tahan lagi menahan spermaku muncrat di vaginanya yang kusayangi.
Rita sudah kepayahan rupanya. Katanya vaginanya terasa ngilu kalau dia keluar duluan..
Sementara itu aku masih semangat menggenjotkan penisku keluar-masuk vaginanya.

"Cepeet doong yaang aach Mamaah capee..” katanya dan akhirnya..
"Ooogghh.. Maahh.. Papah jugaa keluaarr.. ooghh.. ooghh.. ooghh.. Mamaahh.. aduuhh eemmhhzz..!

Kami sama-sama meregang.. mengejang.. mendelik.. menggelepar.. seakan jiwa raga kami terbang ke angkasa luas nan indah..
ke alam surgawi dunia fana entah sampai kapan kami akan memagut cinta. Tapi rasanya memang sulit berpisah.

Kupeluk dan kucium Ritaku yang terkulai puas dengan senyuman tersungging di bibirnya yang merah muda tanpa gincu.
Kulumat lagi bibirnya habis-habisan, dia melenguh manja dengan mata tertutup letih tanda puas yang luar biasa.

"Paahh, Mamah cinta.. jangan tinggalin Mamah ya sayaang..!”
Aku mengangguk saja karena aku pun sangat mencintainya.

Kemudian Rita dan aku rupanya tertidur pulas dalam keadaan berpelukan mesra.. bugil..
Dengan penisku masih sedikit menancap di vaginanya.
oOo

Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan jam dua pagi. Hawa dingin kota Bandung terasa menusuk ke tulang.
Dan ketika aku tersadar bahwa kekasihku masih tergolek mesra di pelukanku dengan telanjang bulat..
nafsuku mulai bangkit kembali dan penisku sedikit demi sedikit mulai menegang dan keras kembali.

Kubangunkan Ritaku.. dia terbangun kami sama-sama berciuman kembali.. walaupun belum gosok gigi.
Tapi cinta mengalahkan segalanya.. semuanya terasa indah dan harum wangi.

Rita juga kemudian terangsang kembali.. dan kami bersenggama lagi habis-habisan hingga jam empat pagi..
sampai seluruh badan terasa lemas dan lunglai.
Nggak apa.. kami makan apa saja yang membuat tubuh segar kembali dengan memesan ke Room Service.

Hari Sabtu pagi sampai siang hari kami terus tidur berpelukan mesra..
Pintu kamar terus berstatus ‘DO NOT DISTURB’ sebab ada dua sejoli yang sedang memagut kasih.
Sampai Minggu pagi kami terus bercinta dan bersetubuh tak bosan-bosannya sampai tujuhkali.

Minggu siang sekitar jam 12.00 Togar datang sesuai janji untuk mengantarkan Rita pulang.. sambil mendropku di stasiun kereta api.
Oh.. setianya Batak satu ini.. benar-benar kawan sejati dia.
Dia cuma cengar-cengir penuh arti ketika bersalaman di stasiun dan berpisah denganku.

Dari mobil.. Rita melambaikan tangan dan menempelkannya di bibirnya.
"Hati-hati kau bawa dia kawan.. dia sedang mengandung anakku. Cari jalan yang mulus..!” Perintahku pada Togar.
"Siap boss.. akan kulaksanakan perintahmu..!” Katanya tegas.

Batak ini memang tegas dan kasar.. tapi hatinya sangat lembut dan baik.
Sekali lagi aku berpelukan dengan Togar.. sebelum Kijangnya yang membawa Rita hilang dari pandanganku.

Aku berjanji pada Rita untuk sesering mungkin datang ke Bandung.. tak peduli apakah si Yudi keluar kota atau tidak.
Sebab.. cinta kami begitu indah. TAMAT
-------------------------------------oOo---------------------------------

END OF CERITA 34..
Sekretarisku Tercinta

Sampai Jumpa di lain Cerita.. Adios..!! :bye:
 
------------------------------------------------------------------------

Cerita 35 –
Service Spesial

Episode Service Plus Mandi Kucing

Kika

Aku memenuhi panggilan
untuk service komputer di kantor pelangganku di daerah perumahan mewah.
Karena hari sudah menjelang sore dan hari itu adalah Sabtu.. maka di kantor itu tidak ada lagi orang..
Kecuali seorang sekretaris yang memang ditugaskan untuk menungguku.

Dia mengenalkan diri dengan nama Mariska.. dan minta dipanggil dengan Kika saja.
Namanya lucu.. selucu orangnya yang memang berwajah cantik imut-imut.. polos tapi terkesan sensual.

Dandanannya sangat sederhana, yaitu dengan blouse hitam pendek dan rok mini abu-abu serta sepatu tinggi terbuka.
Namun sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus.

Apalagi dengan postur tubuhnya yang tinggi dan ramping..
Hmm.. itu makin menampakkan keindahan kakinya yang jenjang.

Kika menemaniku sambil mengobrol selama aku bekerja.. sehingga kami cepat akrab.
Keakraban ini yang membuat sikapnya santai dan cuek dengan duduk seenaknya di pinggir meja komputer..

Sehingga posisinya itu terkadang memancing mataku untuk memandang kemulusan pahanya..
Uhmmm.. terlihat 'mengkilap' mulus di balik rok mininya yang super pendek itu.

Sontak saja penisku pun mulai berontak di balik celana. Dan cukup membuat konsentrasiku agak buyar.
Namun aku berusaha menutupinya dengan mempercepat pekerjaanku.

Setelah selesai.. kupersilakan Kika duduk di kursi untuk mencoba komputernya..
sementara aku mengambil kursi dan duduk di sampingnya.. sambil memberi instruksi cara mengeceknya.

Cukup sabar dan serius Kika mengecek satu per satu software yang ada..
sambil meng-copy kembali file-file dari disket backup ke hard disk yang membuatnya cukup berkeringat.
Apalagi AC di ruangan tersebut sudah mati sejak semua karyawan pulang.

Aku kemudian memberanikan diri untuk menawarkan memijat bahunya.
"Kika mau nggak dipijat..?” Kataku menawarkan.. sambil menggeser kursiku ke belakangnya.
"Dari tadi kek nawarinya..! Ayo cepet mulai..” jawab Kika sambil menegakkan badannya.

Mendengar 'perintahnya' segera kedua tanganku kunaikkan dan mulai memijat pelan bahunya.
"Enak banget deh pijetan Mas.. komputernya khan udah diservice.. nah sekarang orangnya dong diservice..” canda Kika.

"Iya deh.. mau service plus juga boleh..” kataku lagi sembari SSI.. siapa tau dapet rezeki.. hehe..
"Apa tuh service plus..? Kasih contohnya dong..” pintanya.

Nah.. berhasil juga pancingan.. hehe.. kesempatan nih..! Pikirku sambil kini lebih mendekatkan tubuhku ke kursinya.
Tanganku mulai kuturunkan ke samping lengannya.. lalu terus menelusuri tangannya..

Bukan dengan pijatan.. tapi dengan menggeser halus jari-jari tanganku.
"Sssh.. geli deh Mas..” rintih Kika yang membuatku makin bernafsu.
Apalagi dari jarak yang makin dekat tercium harum tubuhnya yang alami itu.

Segera kugeser kursiku ke sampingnya, kuangkat tangannya dari mouse..
Lalu mulai kudaratkan bibirku di jari-jarinya yang ramping terus bergeser ke atas.

Kika nampak pasrah menyerahkan tangannya kuciumi sambil menggeliat pelan.
Penisku kembali menegang.. merasakan kehalusan kulitnya yang putih bersih dan berbulu tipis itu.

Kika menggelinjang hebat ketika ciumanku sampai di siku bagian dalamnya.
Belum lagi Kika berhenti mendesah.. langsung kupindahkan bibirku ke pipinya dan terus bergeser ke belakang telinganya.

Sementara itu.. posisiku yang kembali berada di belakangnya.. memudahkan tanganku bergerilya kembali.
Melalui samping badannya.. kedua tanganku bergerak perlahan ke depan hingga menyentuh kedua bukit dadanya.

"Mmh.. mmh..” rintih Kika ketika jari-jari tanganku kuputar-putar di sekitar buah dadanya yang masih terbungkus lengkap.
Hmmm.. Dari situ saja bisa kubayangkan bentuk buah dadanya yang indah.
Tidak begitu besar tapi terasa kencang, bulat padat dan masih tegak.

Sambil lalu kuremas-remas lembut kedua bukitnya, bibirku kuturunkan lagi ke samping lehernya yang jenjang.
Kulitnya yang berkeringat melicinkan jalannya bibir dan hidungku menelusuri hingga ke tengkuknya..
yang bebas karena rambutnya yang diikat ke belakang.

Harum parfum bercampur keringatnya di kulit tengkuknya yang halus dan berambut tipis itu kuhirup habis-habisan..
sehingga membuat Kika makin sering menggeliat kegelian.

"Mas.. udah Mas.. gelii..” kata Kika kegelian..
Ia kemudian maju melepaskan diri dariku dan memutar kursinya menghadapku.

"Liat nih, sampai merinding semua..” katanya sambil menjulurkan tangannya ke depan.
"Itu belum mulai Cik.. sekarang coba deh kamu duduk di meja..” kataku mengarahkan ke arah yang lebih ‘greng’.

Unikinya.. Kika langsung menuruti perintahku.. ia malah duduk di pinggiran meja lalu menyilangkan kakinya.
Rok mininya yang pendek itu tersingkap sedikit dan membuatku yang duduk di depannya terpana melihat kemulusan pahanya.

Aku mendekatkan diri lalu kutarik satu kakinya dan kutaruh ujung kakinya di atas pahaku.
"Hmm.. Kaki Kika bagus sekali ya..” pujiku sambil kuusap lembut lututnya..

Lantas terus ke bawah hingga punggung kakinya yang masih bersepatu.
Pelan-pelan kulepas sepatunya dan kupegang kakinya dengan tangan kiriku..
sementara jari-jari tangan kananku kumainkan di seluruh permukaan kulit kakinya.

Ughh.. Tak pernah kulihat kaki seindah ini. Kulitnya halus.. putih.. dan mulus.
Kukunya polos tak dikutek.. menampakkan kebersihan jari-jari kakinya.

"Geli iihh.. mau diapain sih Mas..?” Tanya Kika yang nampak masih bengong.
"Khan kalau mau diservice.. Ya.. musti dari ujung kaki dulu..” jawabku sambil mendaratkan bibirku ke punggung kakinya..
lalu kugeser pelan ke arah mata kakinya.

"Sssh.. nikmat sekali Mas..” rintih Kika yang kayanya baru pertamakali diperlakukan seperti ini.
Dari rintihan menjadi gelinjangan ketika lidahku ikut berputar-putar sepanjang samping kakinya.

Aroma khas kakinya itu membuatku makin bernafsu menjelajahi setiap inci kulitnya yang putih bersih dan mulus itu.
Kuangkat kakinya lebih tinggi dan kujilat panjang berulang-ulang telapak kakinya yang langsung disambut erangan kenikmatan.

Digerak-gerakkannya kakinya menghindari kegelian..
tapi pegangan tanganku yang cukup kencang membuatnya tak berkutik.

Malah jari-jari kakinya yang kemudian kaku menjulur lurus itu..
memudahkan mulutku mengulum satu per satu jari kakinya yang ramping.

Kuisap pelan sambil kuputar lidahku di sekeliling jarinya.
Kika makin kelojotan dan merebahkan punggungnya ke meja tanda pasrah menikmati semua itu.
Kubuka sekalian sepatu kirinya, dan langsung kuarahkan ke mukaku.

Kini kedua kakinya tak ada yang bebas. Jari-jari kaki kirinya bertengger di hidungku..
sedang jari-jari kaki kanannya terus kukemot.. dengan sekaligus memainkan lidahku di sela-sela jari kakinya yang mungil itu.

Tubuh Kika terus menggeliat menahan kenikmatan. Kulepaskan ciuman dan jilatan di ujung kakinya..
Lalu pelan-pelan kunaikkan menelusuri betisnya yang indah.. sambil kuangkat tinggi-tinggi kedua kakinya bergantian.

Kini Kika tidak peduli lagi posisi rok mininya yang sudah tersingkap jauh ke atas.
Yang ada hanyalah pemandangan indah kemulusan paha bagian dalamnya..
Juga gundukan vaginanya yang masih tertutup segitiga CD hitam mini.

Kedua tanganku mandahului bibirku yang masih menjalar sepanjang batang kakinya yang jenjang begantian..
dengan mengelus naik-turun di sepanjang pahanya.

"Ahh.. sshh..” desah Kika kegelian.. waktu tanganku mulai menyentuh halus CD-nya pas di depan vaginanya.
Ternyata CD-nya sudah basah akibat merasakan ‘seranganku’ sejauh ini.

Tanpa menunggu lama.. kucari ujung atas CD-nya dan perlahan kutarik ke bawah melalui kedua kakinya.
Kika yang sudah terangsang tak menolak.. bahkan ikut meluruskan kaki agar CD-nya lepas dengan mudah.

Begitu juga waktu kedua kakinya kurenggangkan.. Kika pasrah saja.
Pada saat itulah aku melihat pemandangan indah vaginanya yang berbulu tipis..
juga labianya yang berwarna merah muda sangat menantang.

Walau pun rok mininya masih terpasang.. namun sama sekali tak mengganggu kepalaku yang kubenamkan di selangkangannya..
setelah sebelumnya menyusuri bagian dalam pahanya yang lembut dan mulus itu dengan ciuman dan jilatan lidahku.

"Aaah.. auwww..” erang Kika ketika kukecup lembut vaginanya.
Sringg..!! Aromanya yang khas dan kebersihan vaginanya itu membuatku makin bernafsu menyerang.

Erangan Kika semakin kencang.. dan sering ketika lidahku mulai menyusuri seputar bibir vaginanya.
Pinggulnya bergoyang kian ke mari.. merasakan kenikmatan.. sesekali punggungnya melengkung ketika jilatanku mencapai clitorisnya.

Tanganku pun tak tinggal diam.. segera pula bergerak dengan membuka kancing blouse hitamnya.
Sehingga bukit dadanya yang masih berbalut BH tipis itu menyembul ke atas.

Langsung saja kutangkupkan tanganku di atasnya sambil meremas-remas lembut kedua bukitnya.
Kika meronta-ronta merasakan kedua bagian sensitifnya ‘diservice’.

"Aku mau keluar Maas.. aahh..!!” Teriak Kika yang sudah tidak tahan.
Kedua tangannya diturunkan ke kepalaku.. lantas menekankannya ke arah selangkangannya.

Sementara kedua kakinya makin dibuka lebar.. dengan ujung kakinya mencengkeram kuat ujung-ujung meja.
Aku pun mengerti kemauannya. Clrupp.. slrupp.. slrupp.. slrupp..

Kupercepat jilatan dan isapan pada clitorisnya..
dengan sesekali mengeraskan lidahku yang menusuk-nusuk lubang vaginanya.

Tiba-tiba Kika berteriak.. "Aaahghh..!! Aahh.. hhhh..” berbarengan dengan membusurnya punggung Kika ke atas..
Dan crrr.. srrrr.. srrr.. juga membanjirnya cairan vaginanya hingga membasahi wajahku.

Kika tergolek lemas.. membiarkan tubuhnya menelentang di atas meja..
Sementara aku yang sudah memuncak nafsuku.. segera membuka seluruh pakaianku..
lalu duduk kembali di kursi.. kini dalam keadaan bugil total..!

"Awww..!! Besar sekali Mas..!?” Seru Kika yang sudah turun dari meja saat melihat penisku menegang.
"Buka bajumu deh Cik..” pintaku pelan.

Kika yang sepertinya memang penasaran ingin tau semua servisku..
menurut saja dengan pelan-pelan membuka blousenya.. rok mininya.. dan terakhir BH-nya.

Kini kembali terpampang pemandangan indah di hadapanku.
Dalam posisi diam berdiri.. jelas sekali keindahan tubuh Kika yang ramping.. dengan kulitnya yang halus mulus.

Kedua bukit dadanya tidak terlalu besar.. namun bentuknya sangat proporsional. Sempurna.
Ranum.. bulat.. padat.. dan masih tegak menantang.

Putingnya kecil berwarna merah muda.. sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.
Glekk.!! Mau tak mau aku menelan ludah memandangnya.. betapa ingin segera kulumat seluruh tubuhnya.

Tanpa menunggu lama.. kutarik tangannya ke arahku.. kemudian kusuruh Kika duduk di atas pegangan kursiku..
dengan menjepitkan kedua kakinya yang jenjang itu ke badanku.

Kembali Kika hanya menurut.. sambil menunggu apa yang akan kulakukan.
Jreng..!! Posisi buah dadanya persis di depan wajahku.. tapi aku belum mau ke sana.

Kutundukkan kepalanya dulu dengan tanganku.. mesra kucium lembut bibirnya.
Kumainkan lidahku di sepanjang bibirnya yang mungil sensual itu.. lalu masuk ke dalam memilin-milin lidahnya..
kemudian keluar lagi memagut mulutnya dengan ganas.

"Mmmph.. mmhh..” erang Kika yang agak kaget namun menikmatinya..
bahkan ia membalas melumat bibirku dengan penuh nafsu.

Kesempatan ini kupergunakan dengan menurunkan tanganku ke arah dua bukit dadanya..
dan langsung meremas serta memilin-milin putingnya yang mungil hingga terasa mengeras di jari-jariku.

Kika menggeliat tak beraturan.. merasakan nikmat hingga tubuhnya ditegakkan ke belakang sambil melepas ciumanku.
Kini kedua bukit dadanya yang ranum berada kembali tepat di wajahku.

Muncul ideku untuk bermain-main dulu dengan menciumi lehernya yang jenjang..
lantas terus ke samping telinganya.

Kika menggelinjang kegelian.. membuat hidung dan bibirku terus menjalar ke bahu..
lalu menerobos ke ketiaknya yang bersih dan tak berbulu itu.

Di situ kuhirup sepuas-puasnya aroma ketiaknya yang khas dan alami karena keringatnya yang mengucur deras.
Saking gelinya.. Kika mengatupkan lengannya.. hingga kepalaku terbenam di ketiaknya sampai aku sulit bernapas.

Setelah berhasil melepaskan diri.. segera kugeser bibirku ke pinggangnya yang ramping..
dan pelan-pelan beranjak ke arah bukit dadanya yang telah menunggu.

Sambil kutahan kedua tangannya rapat ke samping tubuhnya..
mulai kujelajahi dengan ciuman dan jilatan-jilatan dari bawah buah dadanya..
terus ke samping lalu ke tengah di antara kedua bukitnya yang hangat dan licin oleh keringat itu.

Kika rupanya sudah tak sabar menunggu bagian paling sensitif di bukitnya diservis.
"Ayo dong Mas.. isep.. please..” pintanya sambil memindahkan posisi buah dada kanannya tepat di depan mulutku.

Aku memang sengaja menggodanya dengan mendiamkannya sebentar..
sambil memandang keindahan puting dadanya yang mencuat mengeras itu.

Pelan-pelan kupindahkan kedua tangannya menjulur ke depan berpegangan pada bagian atas senderan kursiku..
sehingga badannya lebih condong ke depan.

Clrupp..!! Kusambut sodoran puting dadanya yang kanan dengan jilatan lidahku yang berputar mengitarinya..
baru kemudian kujilat-kujilat panjang persis orang makan ice cream.

Kika menggelinjang hebat merasakan kenikmatannya.. apalagi tanganku ikut bermain di puting dadanya yang kiri.
Jilatanku kemudian berganti dengan isapan-isapan halus di kedua putingnya bergantian.

Goyangan badan Kika yang hebat itu.. tak pelak membuat vaginanya beberapakali menyentuh ujung penisku..
yang telah berdiri tegak mengacung keras.. tepat di bawahnya.

Beberapa saat kemudian Kika melonggarkan jepitan kakinya ke tubuhku..
sehingga pinggulnya bisa naik-turun dengan bebas.. lantas.. blesskk..!!

Tak tertahan lagi.. tanpa terhalangi.. masuklah penisku menerobos liang vaginanya yang telah basah..
Slrebbb.. "Nghhh.. aahhh.." makin lama makin dalam.. bersamaan dengan rintihan Kika yang agak keras.

"Emmh.. ahh..” rintihnya sambil menggerakkan badannya yang ramping itu naik-turun.
Menghenyak-henyakkan vaginanya pada tonggak kejal penisku di bawahnya.

Tanganku pun tak tinggal diam.. clebb.. clebb..clebb.. crebb.. crebb.. crebb..crebb.. crebb..
Dengan memegang bongkahan pantatnya yang bulat kenyal.. aku membantu mengikuti gerakannya.

Kadang kutahan pantatnya agar aku bisa bergantian menusukkan penisku menohok dari bawah sementara Kika pasif.
Ini membuat Kika makin kuat mengerang menahan nikmat..

Hingga kembali dia mengambil inisatif menggerakkan badannya yang makin lama makin cepat dan liar.
Clobb-clobb-crobb-crobb-crobb-clebb-clebb-clebb..

Bebunyian khas dari pertemuan kelamin.. pergesekan batang penisku dengan liang vagina Kika..
terdengar ramai di ruang itu.. menambah panas tensi persetubuhan kami.

Sementara itu.. buah dadanya yang terlepas dari mulutku nampak bergoyang-goyang dengan indahnya.
Kudekatkan wajahku.. sehingga putingnya selalu bersentuhan dengan hidung atau bibirku setiapkali melewatinya.

Kadang kujilat.. kadang kutangkap putingnya lalu kusedot sebentar dan kulepas lagi.
Kika keenakan merasakannya.. bahkan sengaja dicondongkannya buah dadanya ke depan.. tanda minta selalu dikulum.

Tangannya dijulurkan ke belakang pasrah.. kaki jenjangnya makin mengangkang dan goyangan naik-turunnya makin menjadi.
Tiba-tiba.. "Aaagghh.. aagh..” erang Kika keras.. bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang..
dengan posisi kepalaku yang didekap erat di antara bukit dadanya.

Belum lagi sempat Kika beristirahat menikmati orgasmenya..
segera kusuruh dia berdiri dan membalikkan tubuhnya ke arah meja dengan tangan bertumpu pada pinggiran meja.

Aku kemudian berdiri di belakangnya dan langsung meremas buah dadanya dari belakang..
sementara mulutku mulai menjalar ke belakang telinganya dan tengkuknya yang masih berkeringat.

Ehmmm..!! Kuhirup seluruh aroma belakang tubuhnya dengan hidungku.. bergantian dengan jilatan-jilatan liar.
Sementara tangan kiriku terus meremas dan memilin-milin pentilnya.. tangan kananku menyusup ke vaginanya..

Sehingga membuat Kika meronta-ronta kenikmatan merasakan tiga permainan sekaligus.
Yaitu: remasan tanganku di buah dadanya.. jariku di vaginanya.. dan ciuman-ciumanku yang sudah sampai ke sisi pinggangnya.

Pantat Kika yang bergoyang-goyang ke sana ke mari membangkitkan minatku untuk menjelajah juga.
Segera kupindahkan kepalaku dari pinggangnya menuju ke bongkahan pantatnya yang mulus itu..
kemudian memulai mencium serta menjilatinya bergantian.

Saking nikmatnya.. Kika lebih mencondongkan badannya ke depan hingga pantatnya makin mencuat ke atas..
dan melapangkan jilatan-jilatan panjang lidahku di belahan pantatnya.

Setiap sentuhan lidahku pada anusnya.. badan Kika bergetar hebat.
Apalagi dibarengi dengan sentuhan jariku tangan kananku di kelentitnya..
sedangkan tangan kiriku yang masih meremas gemas buah dadanya.

Sekali-sekali tubuhnya bergetar hebat ketika lidahku menjilat panjang berulang-ulang dari vagina sampai ke anusnya.
Tanpa menunggu lama lagi.. kulepaskan semua pekerjaanku..

Jlebb..!! Lalu segera kugantikan dengan sodokan penisku yang masih menegang ke vaginanya.
“Aihhh..!!” Kika menjerit kecil.. namun pasrah menikmati datangnya nikmat baru.

Bahkan tanganku juga ditariknya menyusup ke buah dadanya di depan.
Sambil memompa penisku makin lama makin cepat, tanganku meremas dua bukitnya yang kenyal itu.

Kika rupanya hampir mencapai klimaks lagi.
"Mas.. aku mau lagi nih.. aku pengen dari depan aja yah..” kata Kika sambil merintih.

Kontan kucabut penisku.. membalikkan tubuhnya hingga menelentang di atas meja..
Clebb..! Langsung kumasukkan penisku lagi ke lubang vaginanya yang makin licin.

Kakinya yang mengangkang bebas memudahkan pinggulku memompa maju-mundur..
Jlebb.. jlebb.. hingga penisku terbenam seluruhnya yang membuat Kika menggelinjang hebat.

Ketika gerakanku makin cepat.. Kika makin tak tahan dan memindahkan kakinya menjepit pinggangku.
Vagina Kika menjadi semakin sempit.. namun tak mengurangi genjotanku..

Sampai tiba-tiba.. "Uaaghh.. agghh..!!” Teriak Kika..
berbarengan dengan jepitan kakinya yang mengencang dan tubuhnya yang melengkung ke atas.

Kubiarkan penisku yang masih kencang terbenam di vaginanya sampai pelan-pelan tubuhnya mengendur.
"Mas koq belum juga sih..?” Lirih Kika sambil setengah duduk di meja.

"Aku mau keluarin di sini aja.. boleh nggak Ka..?” Tanyaku sambil menyentuh bibirnya yang mungil itu.
Mata Kika terbelalak mendengarnya.. tapi kemudian menyetujuinya dengan turun dari meja dan langsung berlutut di hadapanku.

Kika rupanya ingin membalas servisku dengan mengocok penisku sambil memainkan ujung lidahnya di Palkonku.
Perlakuannya ini membuatku makin terangsang dan merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari penisku.

Segera kuambil alih kocokannya dengan tanganku.. sementara Kika membuka mulutnya lebar tepat di depan penisku.
Kupercepat kocokanku.. dan.. Cratt.. cratt.. cratt.. cratt.. "Aku keluar Ka.. aghh.. aghh..”

Rontaku bersamaan dengan semburan kencang maniku ke sekitar dan dalam mulutnya.
Begitu penisku berhenti menyembur, aku dikagetkan dengan kegelian dan nikmat yang sangat di penisku.

Ternyata Kika mengemot penisku dan menyedot dalam-dalam batang penisku..
seakan mau menyapu semua cairan yang ada di situ.

Aku kemudian mengangkat tubuhnya dan mengajaknya ke teras belakang untuk cari angin.
"Mau ngapain di teras Mas..?” Tanya Kika terheran-heran.

"Aku pengen menutup service plusku dengan mandi'in kamu..” kataku lagi.
"Gimana mandi'innya..?” Tanya Kika tambah heran.. tapi ia nurut saja..
ketika kurebahkan tubuhnya di atas kursi panjang tanpa senderan di teras belakang yang sepi itu.

Tanpa menunggu lama.. segera kuakhiri serviceku hari itu dengan mandi kucing.
Yaitu dengan menjilat-jilat lembut seluruh permukaan tubuhnya yang bermandi peluh dan berkilat terkena sinar matahari sore..
yang membuatnya makin indah dengan posisinya yang menelentang pasrah itu.

Kika senang sekali dengan perlakuanku itu.
Lalu.. sambil mendesah kenikmatan.. dia berjanji akan sering-sering memanggilku.

Tentunya untuk minta dilayani dengan servis plusku. Hehehe.. (. ) ( .)
-----------------------------------oOo----------------------------------
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd