Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------------------------------

Cerita 148 – Pesona Mei Ling

Urusanku
baru selesai sekitar pukul 5an sore. Aku segera kontak Mei Ling ke HP-nya.
Kami kemudian janjian bertemu di sebuah cafe di mall tempat pertamakali kami berkenalan.

Ketika aku masuk ke cafe itu.. aku lihat Mei Ling sudah duduk menunggu di sebuah meja.
Kebetulan suasana cafe agak lengang. Aku segera berjalan ke arah Mei Ling.

“Sudah lama nunggu Ling..?” Tanyaku sambil duduk di kursi di samping Mei Ling.
“Belum kok Mas.. aku juga barusan datang. Minumanku juga belum diantar tuh..”
Mei Ling menjawab sambil tersenyum manis.

Seorang waitress datang mendekat.. aku memesan minuman dingin.
Sekarang aku punya kesempatan buat memperhatikan Mei Ling dengan lebih seksama.

Ahh.. Petang itu dia sungguh cantik dan seksi sekali. Kausnya ketat berwarna coklat.. modelnya pendek..
sehingga sebagian kulit perutnya yang sangat putih mulus itu nampak dengan jelas.

Kaus itu berkerah agak lebar dan rendah.. sehingga sebagian bahu dan dadanya bagian atas terbuka..
semakin mempertegas keseksiannya.

Paduan dari kaus itu adalah rok mini berbahan tebal berwarna krem.. sangat serasi dengan atasannya.
Pokoknya petang itu Mei Ling tampak begitu seksi.

Minuman pesanan kami diantar oleh waitress.. kemudian kami mulai ngobrol sambil menikmatinya.
Hampir setengah jam kami berbincang.. ketika minuman kami telah terminum habis.. Mei Ling berkata..

“Mas Benny belum makan kan..? Kita cari makan yuk.. Mas suka chinese food kan..?”
“Oke deh Ling..”

Kami lantas berjalan bersama ke tempat parkir.
Dan Mei Ling segera memacu mobilnya ke sebuah restaurant di deretan Ruko yang cukup ramai.

Sesampainya di tujuan kami menuju ke lantai 2 dan duduk di meja di sudut ruangan.
Sambil menikmati hidangan yang lezat kami berbincang santai.

Sekitar sejam kami di rumah makan itu dan kami kembali ke hotel.
Sesampai di hotel.. begitu pintu kamar tertutup.. aku segera memeluk Mei Ling sambil mengecup bibirnya.

Dia juga membalas kecupanku dengan lumatan lembut di bibirku.
Akupun balik melumat bibirnya yang molek itu.

Jujur saja.. aku sempat tergetar saat mencium Mei Ling seperti ini.
Ciuman ini sungguh jauh dari ciuman penuh nafsu..

Betul-betul ciuman yang sangat mesra.. seperti dengan orang yang kita cintai.. dan kenal lama.
Jarang aku merasakan getaran seperti ini.. kecuali dengan istriku.

Entah berapa lama kami berpagutan mesra..
sampai akhirnya Mei Ling melepaskan bibirnya dari bibirku dan berkata.. “Mandi dulu yuk Mas..”

Aku hanya mengangguk dan menggandeng tangannya ke kamar mandi.
Sesampai di kamar mandi.. kami segera saling melucuti pakaian masing-masing.

Tak bosan-bosannya aku memandang tubuh molek yang bugil di hadapanku.
Aku agak terperanjat melihat bahwa seluruh bulu pubisnya telah tercukur habis sampai gundul.

Sungguh indah.. seluruh tubuhnya begitu mulus tanpa sehelai bulupun.
Mei Ling agak risih juga aku pandangi seperti itu..

Dia segera menarik tanganku dan mengajak aku masuk bathtub.
Aku segera menghidupkan shower dan mengatur kehangatan air.

Aku menyiram tubuh indah Mei Ling dengan shower.. kemudian mulai menyabuni setiap jengkal kulit mulusnya.
Mei Ling pasrah saja dan tampak menikmati apa yang aku lakukan.

Agak berlama-lama aku kedua usap buah dadanya yang ranum itu.
Putingnya yang indah mulai mengeras.

Kemudian aku belai perut rampingnya.. terus turun ke bawah sampai ke kemaluannya yang polos itu.
“Bodimu mulus banget Ling..” uhh.. tak tahan aku untuk tak mengatakan itu.

“Ah.. Mas Ben ngeledek. Bodi udah tua gini lho ya..” Mei Ling agak salah tingkah.
“Tua gimana sih..? Kalau tua aja masih mulus gini.. gimana mudanya dong..?” Aku coba menggoda.

Mei Ling hanya tersenyum. Aku terus menyabuni daerah pribadinya.
Aku sengaja berlama-lama menggosok-gosok bagian ini.

Rupanya Mei Ling mulai bereaksi terhadap belaianku di daerah sensitif ini.
Tubuhnya agak bergetar dan bergoyang mengikuti irama belaianku.

Aku segera menyiramkan air ke sekujur tubuhnya sampai semua busa sabun larut dlm air.
Tubuh basah Mei Ling terlihat semakin menggiurkan.

Shower segera aku letakkan dan aku gamit tubuh Mei Ling mendekat ke arahku..
sambil aku duduk di pinggir kepala bathtub.

Aku pegang kedua pantat Mei Ling dan aku tarik mendekat..
sampai selangkangannya tak sampai sejengkal di depan mukaku.

Rupanya posisi kepalaku agak terlalu tinggi..
aku agak membungkuk sedikit sambil menciumi selangkangan Mei Ling yang sangat indah itu.

Mei Ling sangat mengerti apa mauku.. dia segera mengangkat kaki kanannya..
kemudian meletakkannya di sisi bathtub.. sehingga pangkal pahanya membuka lebar..
memperlihatkan keindahan yang selama ini tersembunyi di balik lipatan pahanya yang polos itu.

Dalam terangnya lampu neon kamar mandi dan tanpa sehelai bulupun yang menghalangi..
aku bisa menyaksikan dari dekat liang kenikmatan Mei Ling yang begitu merangsang.

Klitrosnya sudah menyembul dan kaku berdiri tetap di atas lubang senggamanya yang terlihat begitu sempit.
Tak tahan aku segera mengulum klitoris yang mungil itu.

Begitu bibirku menyentuhnya.. Mei Ling segera bereaksi dengan mengerang lirih..
sembari mengelus lembut kepalaku dan sedikit menekannya lebih rapat ke selangkangannya.

Aku segera memutar lidahku menjilati benda yang sangat sensitif itu.
“Ooohhhh.. ohhhhh.. shhh shhhh..” desahan lirih kian intens keluar dari bibir mungilnya.

Aku sedikit lebih agresif lagi memainkan lidahku.
Kedua tanganku tak henti-hentinya meremas dan membelai kedua bukit pantat Mei Ling yang halus dan kenyal itu.

Goyangan tubuh Mei Ling semakin terasa.
Aku mulai menciumi bibir bawah Mei Ling. “Ohhh.. Mas.. Ohhhh.. iya.. iya.. terus Mas..”

Aku memang tak bermaksud sedikitpun untuk menghentikan aksiku.
Lidahku mulai aku jilatkan ke pinggir lubang kenikmatan Mei Ling.

Entah hanya perasaanku atau memang demikian..
tapi aku rasakan bahwa vagina Mei Ling sudah mulai basah oleh lendir yang licin.

Semakin licin semakin mudah buat lidahku unt menari-nari.. semakin leluasa untuk menjilat-jilat liang senggama Mei Ling.
“Sssshhhh.. ssshhhh.. Mas.. Oooohhh.. aku nggak tahaaan.. iya.. iya..”

Aku sempatkan melirik ke arah cermin besar yang ada di dinding kamar mandi.
Terpampang jelas adegan yang begitu memukau. Mei Ling berdiri dengan kaki kanan tertumpu ke sisi bathtub.

Mukaku separuh terbenam dalam selangkangannya.
Tangan kanan Mei Ling mengusap rambutku dan tangan kirinya meremas kedua payudaranya bergantian.

Kepalanya agak terdongkak ke belakang.. matanya terpejam rapat.
Dari balik bibirnya yang mungil yang sedikit terbuka itu terlihat lidahnya menjilat bibirnya sendiri.
Ahhh.. Sungguh pamandangan yang sangat indah dan merangsang.

Aku sempatkan untuk berkata.. “Lihat cermin Ling..”
Mata Mei Ling yang tadi terpejam segera terbuka..

Wajahnya yang cantik segera menoleh dan menikmati pemandangan di cermin.
Aku kembali membelai vaginanya dengan lidahku yang lincah.

"Mas.. ohhhh.. ooohhh.. Mas.. iya.. iya..” ada sedikit nada bergetar di suara serak Mei Ling.
Aku tau Mei Ling akan segera mencapai klimaksnya.

Aku semakin giat menjulurkan lidahku mengorek lubang kenikmatannya sejauh yang aku mampu.
Jari tangan kiriku mulai memelintir klitorisnya yang semakin keras. Tubuh Mei Ling bergetar hebat.

Aku semakin mempergencar seranganku.
Mei Ling mulai berkelojotan tak terkontrol.. aku berusaha keras agar bibirku tak lepas dari selangkangannya.

Akhirnya.. “OOOOOOOHHHHHHH.. Maaaaaaaaasssssss.. OOOOOOOHHHHHHH..”
Mei Ling melenguh keras dan badannya kejang menggigil. Srrr.. srrrr.. srrr.. srrr.. srrr..

Hmm.. dapat kurasakan lelehan lendir hangat keluar deras dari liang kenikmatannya.
Segera kusambut cairan kental hangat itu dengan lidahku. Mei Ling telah mencapai puncak orgasmenya.

Untuk beberapa saat aku masih menciumi selangkangnnya dengan lebih lembut.
Tubuh Mei Ling sudah mematung tak bergerak.
Hanya deburan nafasnya yang memburu yang menandakan masih ada kehidupan di tubuhnya.

Beberapa saat masih seperti ini. Lalu berangsur tubuh Mei Ling mulai melemas.
Aku pun berdiri dan memeluknya. Mei Ling segera mencium bibirku dengan sangat lembut dan mesra.

Kami terus berciuman sampai tubuhnya benar-benar tenang dan nafasnya tak lagi menderu.
“Mas Ben.. aku belum pernah merasakan puas seperti tadi.. Mas. Makasih Mas.. aku sayang banget ama Mas Ben..”
Suaranya terdengar benar-benar tulus.

Mei Ling kembali menciumku.. kali ini aku rasakan ada getaran lain di ciuman lembutnya.
Terus terang aku agak kaget mendengar pernyataan sayang Mei Ling.

Dari sekian banyak wanita yang memadu cinta denganku..
belum pernah ada yang menyatakan perasaannya kepadaku.. kecuali istriku tentu saja.

Dan memang kami melakukannya hanya demi kenikmatan.. tanpa melibatkan perasaan.
Aku tak tau harus mengatakan apa..
----oOo----

Akhirnya setelah Mei Ling melepaskan bibirnya dari bibirku aku berkata lirih..
“Ling.. semua aku lakukan demi kepuasanmu.. aku juga menikmatinya Ling..”

Aku mencoba merangkai kata tanpa harus mengeluarkan rayuan gombal.
Me Ling mulai tenang.. dia segera mengambil shower yang sedari tadi terus mengucur tergeletak di dasar bathtub.

Dia menyiram seluruh tubuhku dan menyabuninya.
Tongkat kejantananku sedari tadi sudah berdiri tegak.. seolah siap dan siaga tempur.

Mei Ling dengan lembut mengusap dan menyabuni pedang pusakaku.
Dia segera menyiram tubuhku lagi dengan shower sampai benar-benar bersih.

“Sekarang gantian Mas.. aku pengin memuaskan Mas Ben..”
Mei Ling berkata sambil mengambil posisi duduk di pinggir bathtub seperti aku tadi.

Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Mei Ling. Akupun segera berdiri di hadapannya.
Kedua tangan mungil Mei Ling merengkuh pantatku dan menarikna mendekat ke wajahnya yang jelita itu.

Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu.
Perlahan lidahnya yang lembut itu mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku.

Kadang diselingi dengan kecupan dan isapan lembut di kantong bijiku.
Aku mulai terbuai oleh permainannya.

Mei Ling sudah mulai mengulum kepala penisku dengan sangat lembut.
Kemudian dengan sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil itu.

Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya menggelitik leher penisku.
Bagian yang paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.

Aku belai lembut kepala Mei Ling.. dia bereaksi dengan menyedot ringan kepala penisku.
Aku menoleh ke arah cermin. Aku lihat Mei Ling juga memiringkan wajahnya memandang cermin yang sama.

Aku tersenyum penuh arti ke arah Mei Ling lewat bayangan di cermin itu.
Mei Ling hanya mengejapkan sebelah matanya sambil terus mengulum penisku.

Sungguh pemandangan yang sampai saat ini masih suka terbayang di benakku.
Sebelumnya aku tak pernah mimpi bahwa penisku bisa menikmati mulut dari wajah seayu ini.

Entah berapa banyak wanita yang pernah melayani aku dengan mulutnya.. dan masing-masing punya cara tersendiri yang unik.
Apa yang dilakukan Mei Ling sebetulnya juga tak ada yang istimewa sekali.. tapi aku rasakan getaran lain.

Aku tau Mei Ling melakukannya dengan penuh rasa sayang.. tak sekedar birahi semata.
Hanya ada satu wanita lain yang bisa melakukannya seperti ini.. Winda.. istriku tentu saja.

Lidah dan bibir Mei Ling masih terus menggerayangi kemaluanku.
Nafasku semakin memburu sambil mataku lekat memandang adegan di cermin.

Mei Ling juga menikmati apa yang dia lakukan.. lirikannya juga tak lepas dari cermin itu.
“Ahhh.. ahhhh.. Ling.. nikmat.. ah.. Ling.. kamu pinter Ling.. ahhh terus.. iya.. iya..”

Tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yang aku rasakan.
Mei Ling membalas desahanku dengan gelitikan lidahnya di batang penisku.

Ini membuat aku semakin terbang ke awang-awang.
“Ahhhhh.. ahhh.. enak Ling.. mulutmu enak sekali Ling.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan Ling.. ahhh..”

Mei Ling bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sudah di depan mataku.
Dia agak mengubah gayanya.. kini bibirnya mengecup kepala penisku.

Tangan kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku.
Clopp.. clopp.. clopp.. clokk.. clokk.. clokk.. clokk..

Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.
Badanku tak bisa kutahan unt tidak gemetar penuh kenikmatan.

Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk lebih menikmati perasaan ini.
Tapi kali ini mataku terbuka lebar menatap adegan hot di cermin kamar mandi.

Mei Ling juga melakukan hal yang sama.. matanya menikmati bayangan yang ada di cermin itu.
Tanggulku sudah hampir tak bisa menampung luberan lumpur yang akan segera menyemburkan benih kelelakianku.
Terasa tubuhku sudah bergetar hebat seperti truk tua yang tak kuat mendaki tanjakan terjal.

Mei Ling sudah melepaskan bibirnya dari penisku.. mulutnya menganga lebar dan lidahnya terjulur..
siap menampung air bah yang dia tau sebentar lagi akan datang.

Kocokannya semakin kuat di batang penisku. Hingga beberapa saat kemudian..
“OOOHHHHH.. Ling..!!” Crotts crotts crotts crotts..!

Entah ‘berapa liter’ cairan kenikmatanku yang menyembur menerjang masuk ke mulut Mei Ling yang masih terbuka.
Sebagian bahkan menyemprot sampai ke hidung dan pipinya.

Mei Ling masih mengocok tongkat kejantanku..
sampai akhirnya dari penisku hanya tertetes beberapa lendir kepuasan yang masih tertinggal di dalam salurannya.

Mei Ling kembali memasukkan seluruh penisku ke dalam mulutnya.
Dia mulai menggerakkan kepalanya maju-mundur tanpa tanda untuk berhenti.

Setelah beberapa saat.. tongkat nagaku mulai layu.
Aku hendak beranjak menjauh tapi dekapan tangan Mei Ling di pantatku menghalangi gerakku.

Biarpun penisku sudah lemas.. tapi Mei Ling masih mengulum dan mempermainkan di dalam mulutnya.
Sungguh aku tak mengerti apa yang dimaui oleh Mei Ling. Aku mencoba menurut saja.

Sambil berdiri lunglai.. penisku terus diisap dan dijilatinya.
Tangan kanannya mengelus dan meremas lembut kantong bijiku.

Barangkali ada lima menit Mei Ling dengan telaten melakukan ini.
Lama-kelamaan tanpa aku sadari tongkat komandoku kembali terangkat.

Oh.. wow..! Tak pernah ada wanita yang melakukan ini terhadap aku.. bahkan Winda..!
Sungguh luar biasa.. aku kembali ereksi karena kuluman Mei Ling.
Sekarang penisku sudah kembali berdiri tegap siap menerima tugas selanjutnya.

Sambil tak pernah melepaskan genggaman tangannya di batang penisku.. perlahan Mei Ling bangkit berdiri.
Kami kemudian berciuman dengan mesra.

Lalu kupeluk Mei Ling dari belakang sambil menghadap cermin besar itu.
Tangan kiriku mulai meraba dan meremas payudaranya yang kenyal itu.

Aku pelintir-pelintir lembut putingnya. Mei Ling tampak menyukainya.
Dia menoleh ke belakang dan kami berciuman dari samping.

Tanganku mulai bergerilya mengusap dan menggosok kemaluan Mei Ling.
Dia memperlancar aksiku dengan mengangkat kaki kirinya ke bibir bathtub.

Segera saja jari tanganku mendarat di klitorisnya yang terpampang jelas dari cermin.
Tangan kanan Mei Ling menggerayang ke belakang tubuhnya..
lalu menemukan penisku yang memang sedari tadi sudah tegak berdiri.

Aku agak menggesar tubuh ke kanan.. sehingga sebelah tubuhku nampak di cermin.
Sekarang Mei Ling leluasa mengusap lembut batang kejantananku.

Sambil terus saling meraba dan merangsang.. mata kami tak lepas dari bayangan indah di cermin besar itu.
Kami berdiri agak bersisian dengan sebagain tubuhku di belakang tubuh Mei Ling yang polos.

Kaki kiri Mei Ling bertumpu di bibir bathtub.
Tangan kiriku menggerayangi kemaluan Mei Ling yang menganga lebar.

Tangan kanan Mei Ling mengocok penisku yang berdiri kokoh.
Kami masih terus saling menikmati permainan ini untuk beberapa saat.

“Ling.. kamu sungguh cantik.. bodimu seksi banget..”
Mei Ling hanya tersenyum tersipu. Kami terus melanjutkan aksi kami.

Beberapa saat kemudian tubuh kami mulai bereaksi dan nafas kami semakin memburu.
Aku kemudian membimbing Mei Ling untuk keluar dari bathtub.

Kuminta Mei Ling membungkuk sambil tangannya bertumpu pada kepala kloset.
Kakinya agak aku renggangkan sedikit. Lalu perlahan kutekuk sedikit lututku..
Sehingga selangkanganku pas di belakang pantat Mei Ling yang padat kenyal itu.

Senjataku yang sudah terkokang aku arahkan ke pangkal paha Mei Ling yang sedikit terbuka.
Dari sudut yang sangat sempit aku bisa lihat liang senggamanya..
seolah ‘melambaikan tangan’ merindukan tusukan penisku.

Tangan kiriku agak menggeser pantat kiri Mei Ling agar lebih leluasa.
Mei Ling membantu dengan tangan kanannya menekan pantat kanannya..
Sehingga jalan masuk penisku semakin lapang.. laksana jalan tol Jagorawi.

Perlahan dengan tangan kananku kubimbing ‘adikku’ memasuki gua gelap penuh kenikmatan itu.
Vagina Mei Ling pun sudah licin oleh lendir pelumas akibat rangsangan jariku tadi.

Slebbb.. Blesskk..! Batang penisku segera meluncur masuk tanpa halangan.
Kedua tanganku memegang pinggang Mei Ling yang sangat ramping itu..
Mengarahkan gerak sodokan pinggulku semakin mantap.

Slebb.. clebb.. srebb.. crebb.. srebb.. clebb.. slebb.. crebb.. srebb.. Pantatku mulai bergerar lembut maju-mundur..
Membuat batang penisku menusuk-nusuk pelan liang senggama Mei Ling secara berirama.

Mata kami berdua tak lepas dari cermin itu.. menikmati adegan asyik yang terpampang di sana.
Punggung Mei Ling agak melengkung.. Buah dadanya yang sangat ranum itu menggantung merangsang.

Tanganku segera meluncur ke bukit indah itu..
dan mulai meremasnya sambil pantatku terus menyodok maju-mundur pelan.

“Oooohhhh.. ooohhhh.. shhhh shhhhh.. Mas.. nikmat..”
Kata-kata Mei Ling membuat aku sedikit mempercepat pompaan pantatku.

Mei Ling mengimbangi dengan goyangan pantatnya memutar searah jarum jam.
Clobb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-crebb-crebb-clobb-clobb..

Bebunyian indah terdengar begitu syahdu berpadu dengan bunyi seperti tepukan plokk.. plokk..
setiapkali pangkal pahaku dan buah pantat Mei Ling beradu..

“Aaahhh.. Ling.. ahhhh.. Ling.. enak sekali.. Ling.. aku suka itumu..” pujiku tulus.. sambil mendengus.
“Oooh.. Mas.. terus.. ooohhh.. enak Mas.. iya.. iyaaa..” pekik lirih Mei Ling ramai menyahuti.

Kami saling bertukar desahan dan erangan penuh kenikmatan.
Tanpa terasa sodokan pantatku semakin kencang.

Mei Ling semakin merendahkan tubuhnya dan punggungnya semakin melengkung.
Aku semakin leluasa. Dekapan kedua tanganku di pinggangnya semakin kencang.

Aku tarik pinggulnya maju-mundur sementara aku berdiri dengan kaki sedikit membuka..
sehingga kuda-kudaku semakin kokoh.

Pantatku sudah tidak bergerak.. sebagai gantinya panggul Mei Ling yang aku gerakkan.
“OOOhhhh Mas.. Mas.. aku.. nggak.. tahan.. terus Mas.. terus..”

“Ahhhh.. ssssshhhh.. sssshhhh.. Ling.. ayo.. aku juga.. nggak tahan.. ayo Ling.. sekarang..”
Pantatku kembali menyodok-nyodok.. kali ini dengan keras..
sehingga seluruh batang penisku menghujam ke kedalaman liang vagina Mei Ling.

Jari tangan kiriku sudah menggosok-gosok klitorisnya. Semuanya sudah berlendir licin.
Tubuh Mei Ling kini terasa telah kaku tak bergerak.. kakinya berjingkat dan mengangkang lebar.

Gunung merapiku pun terasa sudah hampir meletus. Clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-crebb..
Aku semakin gahar menghujamkan seluruh batang kejantananku ke liang kenikmatan Mei Ling sedalam yang aku mampu.

Tubuh Mei Ling kurasakan mulai gemetar.
“Ayo.. Mas.. se..ka..rang.. OOOOOOOOHHHHHHHHHH OOOOOOHHHHHH..!!”

Lolongan panjang Mei Ling aku timpali dengan hujaman penisku setandasnya di selorong vagina Mei LIng..
“Ahhhhhh.. Ling..!” Sreet.. crootz crootz crootz..!!

Cairan hangat spermaku muncrat deras di lubuk liang nikmat Mei Ling..
Yang pada waktu hampir bersamaan berkedut-kedut..

Seolah meremas dan memerah isi batang penisku yang tengah terbenam di sana.
Ouwhhh..! Kami mencapai puncak nikmat persetubuhan hampir berbarengan.

Sungguh kenikmatan luar biasa..!!
Dan semuanya tadi aku nikmati secara visual di cermin yang jadi saksi kepuasan kami berdua.
----oOo----

Hingga detik ini aku masih bisa mengingat persis peristiwa hebat itu sampai sedetailnya.
Dan itu merupakan salahsatu pengalaman seksku yang paling dahsyat.

Makasih Mei Ling.. wanita keturunan Tionghoa di kota M. Aku akan selalu mengenangmu.
Dan tak mampu kupungkiri.. betapa malam itu kami betul-betul menikmati kepuasan yang tiada tara.

Akhirnya.. setiapkali aku tugas ke kota M.. aku selalu memadu kasih dengan Mei Ling dan atau Lina.
Baik secara bergantian.. atau bersamaan bertiga.. dengan penuh mesra dan nafsu membara.. (. ) ( .)
--------------------------------------oOo------------------------------------

End of Cerita 148..


Sampai Jumpa di Lain Cerita .. C U .. :bye:
 
Menguak takdir... Menguak memek kali Hu heheheheheee... Btw, mangstab apdetannya Suhu. Jempol papat!
 
---------------------------------------------------------------------

Cerita 149 – Tukang Kebun Menggarap ‘Kebunku’ [Part 1]


Perkenalkan.. namaku Rini Wulandari. Biasa dipanggil Rini. Umurku 41 tahun.
Aku adalah seorang guru di sebuah SMA negeri di kota kecil di pinggiran Jawa Timur.


Aku mempunyai suami bernama Budiawan, umurnya 42 tahun.
Suamiku seorang pejabat teras di linkungan Pemkot tempat kami tinggal.

Kami memiliki 2 orang anak, seorang anak laki-laki dan seorang lagi perempuan. Anakku yang pertama bernama Yunita.
Umurnya baru 19 tahun.. dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di luar kota.

Sedangkan anakku yang kedua bernama Agus baru berumur 17 tahun..
Saat ini kelas 12 dan sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.

Sedikit deskripsi tentang diriku. Aku mempunyai tinggi badan 160 cm dan berat badan 50 kg.
Tubuhku tidak terlalu kecil tapi juga tidak gemuk.. lebih tepat dsebut berisi.

Kulitku kuning langsat khas wanita dari kotaku. Ukuran payudaraku lumayan besar yaitu 36c..
Meski pun sudah agak kendur setelah hamil dan menyusui kedua anakku.

Sehari-hari aku memakai baju muslim dengan jilbab lebar yang menutupi dadaku..
untuk mengajar dan beraktifitas di luar rumah.
Sedangkan di dalam rumah aku biasa memakai daster untuk pakaian sehari-hari.

Rumahku berukuran cukup besar dan terletak di pinggiran kota.
Karena tuntutan pekerjaan.. suamiku yang bekerja di dinas keuangan sering pergi keluar kota.
Entah itu untuk kunjungan kerja mau pun rapat koordinasi.

Sedangkan anakku yang pertama, Yunita.. hanya pulang tiap akhir pekan..
itu pun jika tidak ada kegiatan di kampus atau tugas yang harus diselesaikan.

Sedangkan Agus.. untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi perguruan tinggi..
lebih sering pulang malam karena harus mengikuti kegiatan tutorial serta bimbingan belajar yang dia ikuti.
Praktis setiap hari aku lebih sering sendirian di rumah.

Di rumahku.. selain keluargaku.. ada seorang asisten rumah tangga dan tukang kebun..
yang merangkap penjaga rumah yang merupakan sepasang suami istri.

Asisten rumah tanggaku bernama mbok Minah.. sedangkan tukang kebunku bernama pak Kardi.
Setiap hari mbok Minah bekerja dari jam 5 pagi sampai 6 petang. Mbok Minah tidak tinggal di rumahku.

Dia setiap hari pulang pergi dari rumahnya yang tidak jauh.
Hanya berjarak kurang-lebih 200 meteran saja. Begitupula dengan pak Kardi.

Meski pun begitu.. ada sebuah kamar kosong untuk pak Kardi..
karena sering harus menginap jika harus menjaga rumah kami.

Di lingkungan tempat kami tinggal keluarga kami cukup dihormati.
Selain karena background profesiku dan suamiku sebagai guru dan pejabat di lingkungan Pemkot.

Tapi juga karena keluargaku yang selalu menjunjung nilai-nilai hidup orang jawa dan agama yang kami anut.
Meski pun tidak terlalu fanatik.. aku selalu mengajarkan anak-anakku untuk berbuat baik sesuai aturan agama.

Oleh karena itu tidak jarang suamiku diminta untuk memimpin kegiatan di ingkungan kami.
Begitu juga aku yang menjadi penggerak kegiatan PKK dan pengajian di tempat kami.

Sebagai seorang istri dan ibu aku berusaha untuk setia kepada keluargaku.
Sebisa mungkin aku membawa diri dalam pergaulan di lingkungan tempat tinggalku mau pun tempat kerjaku.

Aku selalu berusaha sesopan mungkin dalam bertutur, bertindak serta berpakaian.
Semua itu kulakukan demi menjaga keharmonisan dan keutuhan keluargaku.

Meski pun begitu tidak jarang aku mendapati tatapan laki-laki di sekitarku yang penuh nafsu pada tubuhku.
Ya.. meski pun memakai baju muslim saat di luar rumah..
Nyatanya tidak mampu menutupi seluruh keindahan lekuk tubuhku. Terutama payudaraku.

Tubuhku seakan-akan menjadi magnet bagi bapak bapak dan anak laki laki tetanggaku..
serta rekan rekan guru laki-laki di sekolah tempatku mengajar. Tidak terkecuali pak Kardi.

Lelaki berusia 65 tahun tersebut tidak jarang kupergoki sedang menatap lekat pada tubuhku.
Terutama saat di rumah.. karena aku lebih sering memakai pakaian biasa.
Jadi seakan memberi kesempatan lebih besar untuk menikmati tubuhku.

Aku merasa tidak nyaman akan hal itu.. dan sudah berusaha bicara pada suamiku.
Tapi suamiku berkata untuk tidak berburuk sangka.. karena pak Kardi sudah ikut keluarga suamiku sejak masih muda..
dan mengenalku hampir 20 tahun sejak aku menikah dengan suamiku.

Akhirnya aku pun berusaha menghilangkan pikiran buruk tentang pak Kardi.
Semua hal yang kulakukan tidak bisa membuat hatiku tenang..
setiap saat beraktifitas di rumah aku merasa seperti selalu diawasi gerak-gerikku oleh pak Kardi.

Seperti saat sedang merawat tanaman di halaman.. aku merasa pak Kardi memperhatikanku..
dari balik kaca gelap jendela dalam kamarnya.. yang terletak tepat di samping halaman belakang rumahku.
Atau saat aku ke kamar mandi.. yang terletak lurus dari kamarnya.

Semua hal ini justru terus menambah kecurigaanku pada perilaku pak Kardi terhadapku.
Tapi semua itu mungkin juga hanya kupendam dalam perasaanku..

Karena aku belum menemukan bukti nyata kekurang-ajaran pak Kardi padaku.
Sampai suatu saat..

Sore itu.. setelah pulang mengajar aku segera tidur karena lelah mengampu 6 jam pelajaran untuk 3 kelas seharian tadi.
Aku tidur sangat lelap dan cukup lama. Aku terbangun ketika mendengar gemuruh tanda akan hujan.

Aku teringat jemuran di belakang belum diangkat..
karena siang tadi mbok Minah izin pulang ebih awal karena kurang enak badan.

Segera aku bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju halaman belakang rumah..
untuk mengangkat jemuran yang seharusnya sudah kering.

Ketika berjalan melewati dapur.. aku melihat pak Kardi berdiri di samping tempat jemuran.
Aku berhenti untuk memperhatikan dari balik jendela dapur apa yang sedang dilakukan pak Kardi.

Pertamakali aku tidak sadar.. karena pikiranku masih belum terkumpul seluruhnya..
dan pandanganku masih kabur setelah bangun tidur tadi.

Tapi setelah kuperhatikan secara seksama..
Betapa aku terkejut setengah mati apa yang kulihat dengan kedua mataku.

Saat itu pak Kardi tengah melakukan masturbasi..
Dan yang lebih mengejutkanku adalah pak Kardi menggunakan celana dalamku yang sedang dijemur untuk masturbasi.

Pak Kardi membungkuskan celana dalamku pada penisnya.. sambil dikocok-kocok dengan satu tangan.
Tidak hanya itu.. di tangan yang lain kulihat ada beha hitam milikku yang sedang dia ciumi sambil masturbasi.

Aku hanya bisa diam mematung menyaksikan hal itu. Aku tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam pikiran pak Kardi..
ketika sedang masturbasi menggunakan celana dalam dan beha milikku saat itu.

Aku hanya bisa menyaksikan detik demi detik.. kocokan demi kocokan pada penisnya.. serta tiap hirupan nafas pada beha-ku.
Aku menyaksikan semuanya yang terjadi hingga pak Kardi sampai pada orgasmenya.

Dia menggunakan cup beha milikku yang diciuminya sedari tadi untuk menampung sperma dari penisnya.
Lalu setelah selesai orgasme.. dia menggunakan celana dalamku itu..
untuk membersihkan sisa sperma di penisnya dan mengelap keringatnya.

Tidak jadi mengangkat jemuran.. aku segera berlari kembali ke kamarku di lantai 2.
Di dalam kamar aku terus memikirkan hal yang baru saja kulihat.

Aku tidak bisa memikirkan apa-apa..
hanya gambaran pak Kardi yang sedang masturbasi yang melayang layang dalam pikiranku.

Aku hanya terdiam.. sampai ketukan di pintu kamarku mengejutkanku.
Aku segera membuka pintu dan terlihat di balik pintu pak Kardi berdiri tepat di depan pintu kamarku.

Keringat dingin meluncur dari kepalaku.. tidak tau apa yang dilakukan pak Kardi di sini.
Dengan tersenyum dia mengatakan mau pamit pulang karena sudah sore.

Segera setelah itu dia berbalik dan berjalan menuruni tangga untuk pulang.
Aku tidak mempedulikan yang dia katakan.. dari tadi aku hanya tertunduk memandangi tonjolan celananya.

Setelah memastikan pak Kardi pergi.. aku berjalan menuruni tangga dan menuju halaman belakang tempat jemuranku tadi.
Aku menghampiri pakaian dalamku yang digunakan untuk masturbasi tadi.

Terlihat di kedua cup behaku masih ada lelehan sperma pak Kardi..
sedangkan celana dalamku basah kuyup juga oleh sperma serta keringat pak Kardi.

Tanpa kusadari.. aku mengambil beha tersebut dan mendekatkannya ke hidungku.
Ehmmm..!
Aku mencoba menghirup aroma sperma segar milik pak Kardi yang baru saja dia tumpahkan ke beha-ku.

Uffhh..! Aroma sperma yang khas itu seakan menghipnotisku dan menggelapkan pikiranku.
Tangan kiriku mulai masuk ke dalam dasterku, merayap di balik celana dalamku.

Jari-jariku mulai menggosok-gosok bibir vaginaku yang ternyata sudah mulai basah.
Aku semakin kuat menghirup aroma sperma itu sambil memainkan vaginaku.

Sampai aku terduduk di atas rumput halaman rumahku.
Kuraih celana dalamku yang berlumuran sperma dan keringat tadi..
lalu meletakkannya di wajahku kemudian merebahkan tubuhku.

Aku mulai menjilati sedikit demi sedikit lelehan sperma pada behaku.
Sementara kocokan pada vaginaku semakin cepat.. nafasku mulai tersengal-sengal.

Aku merasakan sesuatu akan meledak dalam tubuhku.
Semakin besar rasa itu.. semakin kupercepat hingga akhirnya aku orgasme.

Srrr.. srrr.. srrr.. srrr.. Cairan kewanitaanku membasahi tangan dan celana dalam yang kupakai.
Aku tidak menduga.. hanya dengan masturbasi dengan menghirup dan menjilati sperma..
bisa membawaku orgasme sehebat itu.

Tanpa kusadari.. semenjak saat itu aku mulai ketagihan sperma pak Kardi.
Setiap saat aku mengawasi jemuran di halaman belakang untuk menunggu pak Kardi melakukan masturbasinya.

Hampir setiap hari aku masturbasi. Seminggu sejak kejadian itu aku selalu masturbasi dengan sperma pak Kardi.
Sensasi sperma milik pria yang bukan suamiku membawa sensasi tersendiri bagiku saat masturbasi.

Bahkan pakaian dalam bekas masturbasi itu tidak aku cuci.. tapi justru aku pakai setiap hari.
Sperma pada beha dan celana dalam yang kupakai membawa sensasi binal saat menyentuh kulit payudara dan vaginaku.
----oOo----

Sejak hari itu pula kau tau pak Kardi sudah lama melakukan hal ini.
Gelagat pak Kardi yang santai saat masturbasi..
menandakan bahwa dia sudah terbiasa melakukan masturbasi dengan pakaian dalamku.

Hampir kupastikan.. setiap pakaian dalam yang kumiliki pernah dipakai untuk masturbasi.
Yang menjadi pikiranku.. bagaimana mungkin mbok Minah yang hampir tiap hari berada di rumah..
dan bertanggungjawab atas jemuran.. tidak menyadri akan hal ini..?

Mungkin pak Kardi sudah mengatur strategi dan waktu yang tepat....
sehingga perbuatannya tersebut tidak diketahui istrinya tersebut. Entahlah.

Setelah hampir sebulan melakukan kebiasaan masturbasi dengan sperma pak Kardi..
Sedikit demi sedikit rasa bersalah muncul dalam diriku. Aku mulai sadar apa yang kulakukan itu salah.

Semua yang kulakukan telah merusak kehormatan serta kepercayaan dari keluargaku.
Aku berniat untuk menghentikan semua ini.

Tapi sejauh aku mencoba.. setiap aku melihat sperma pada pakaian dalamku..
nafsuku berhasil mengalahkan akal sehatku.

Kembali aku terjebak pada lingkaran setan yang membawaku semakin dalam pada dosa.
Jujur.. aku menikmati semua ini.

Aku tidak bisa berhenti jika pak Kardi masih menggunakan pakaian dalamku untuk masturbasi.
Aku sadar.. jika aku ingin menghentikan hal ini aku harus mengatasi sumber masalah ini.

Semuanya berasal dari pak Kardi.. jika pak Kardi berhenti melakukannya..
maka aku yakin secara otomatis membuatku berhenti menikmati spermanya.

Tapi aku tidak tega melaporkannya pada suamiku.. aku tidak ingin masalah ini menjadi besar.
Aku harus mencoba menyelesaikannya sendiri.

Dan jalan satu-satunya aku harus bicara dengan pak Kardi. Ya.. harus bicara langsung dengan pak Kardi.
----oOo----

Siang itu aku pulang lebih awal. segera aku mengangkat jemuran yang sudah kering terutama pakaian dalamku.
Aku sudah berniat untuk bicara dengan pak Kardi.

Tapi pertamakali aku harus menghilangkan kesempatannya untuk bermasturbasi dengan pakaian dalamku.
Aku membawa semua pakaian dalamku ke kamar.. sehingga pak Kardi tidak bisa masturbasi dengan pakaianku.
itu adalah langkah awal yang kulakukan untuk menghentikan semua perbuatan dosa ini.

Aku menyiapkan diriku karena setelah ini aku akan segera menemui pak Kardi..
untuk membahas hal yang sebenarnya memalukan untuk kami berdua.

Dengan langkah mantap aku menuju kamar pak Kardi.
Kulihat pintu kamarnya terbuka.. menandakan bahwa dia berada di kamarnya.

Aku membulatkan tekad seiring langkahku ke kamar pak Kardi.
Tapi ketika sampai di depan pintu kamar pak Kardi.. aku kembali melihat hal yang tidak kuduga.

Dengan posisi berbaring dan celana melorot sampai lututnya..
Astaga..!!! Kulihat pak Kardi sedang mengocok penis hitam miliknya.

Penis itu jauh lebih besar dari milik suamiku. Aku hanya bisa terdiam menatap pak Kardi tersenyum ke arahku.
Gila..!! Dia sadar aku ada di sini..
tapi sama sekali tidak berusaha menghentikan mau pun berusaha menutupi penis hitamnya itu.

Bahkan dia semakin mempercepat kocokannya sampai dia orgasme..
memuntahkan sperma putih kental di atas tempat tidurnya.

Sadar pak Kardi melihat ke arahku.. aku segera berlari dari kamarnya.
Aku tidak percaya pak Kardi berani melakukan masturbasi di hadapanku sendiri.

Bahkan seakan dengan sengaja memamerkan penisnya padaku.
Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minum untuk mencoba menenangkan diri.

Saat sedang menuang air dari dispenser ke dalam gelas..
tiba-tiba aku merasa sepasang tangan meraba payudaraku dari belakang.

“Ahhhh..!!” Hampir saja gelas berisi air yang akan kuminum jatuh ke lantai.
Ketika menoleh aku terkejut melihat ternyata pak Kardi sudah ada di belakangku.

Aku berusaha meronta untuk melepaskan diri dari pelukan pak Kardi.
Tapi semakin kuat aku meronta,semakin kuat pula dekapan pak Kardi padaku.

Remasan tangan pak Kardi pada payudaraku membuat pikiranku untuk memberontak semakin tidak fokus.
Tangan kekar pak Kardi dengan kasar meremas-remas kedua buah dadaku.

Sesekali pak Kardi menarik-narik dan memilin pentilku dari luar beha.
Aku semakin mengendurkan perlawananku..
Apalagi karena payudaraku adalah salahsatu bagian tubuhku yang paling sensitif.

Embusan nafas pak Kardi yang mengenai bagian belakang leherku..
semakin menambah rangsangan pada tubuhku.

Aku mulai larut dalam alunan nafsu pak Kardi..
yang sedikit demi sedikit mulai mengambil alih kesadaranku atas tubuhku.

Selesai dengan payudaraku salahsatu tangan pak Kardi mulai merayap ke bawah perutku.
Tangan hitam nan kasar itu mulai mengelus-elus selangkanganku dari luar.

Aku yang saat itu memakai daster terusan lengan pendek..
tidak kuasa menahan serangan-serangan dari pak Kardi.

Pak Kardi lalu mulai mengangkat bagian bawah dasterku..
Srettt..! Ditariknya hingga sampai sebatas pinggulku.

Tangannya yang dari tadi bermain main di luar kini mulai menyelinap masuk ke dalam celana dalamku.
Jari-jarinya memainkan bibir vaginaku serta klitorisku.

“Ahhhh..” Aku hanya bisa menikmati perlakuan pak Kardi padaku.

Mataku terlalu menikmati setiap gosokan pada vaginaku..
sampai-sampai aku tidak sadar kancing dasterku sudah terlepas semua..
Bahkan kini hanya menyisakan beha yang masih menutupi payudara besar milikku.

Jari-jari pak Kardi mulai menusuk nusuk vaginaku.
Vaginaku yang sudah sangat basah akibat rangsangan tadi semakin memudahkan pak Kardi melancarkan aksinya.


Saat tangan kirinya berada di vaginaku.. tangan kanannya mengeluarkan buah dadaku dari dalam beha..
tanpa membukanya terlebih dahulu.

Jari kasar pak Kardi menarik-narik dan menjepit pentilku.
Ughhh.. aku semakin terbuai oleh kenikmatan yang diberikannya padaku.

Apalagi kini jari jari tangannya sudah mengocok vaginaku secara kasar.
Nafasku memburu dan badanku bergetar hebat.. aku hampir mencapai orgasmeku.

Sampai akhirnya tiba-tiba pak Kardi menghentikan semua perbuatannya.
Dia hanya tersenyum.. lalu pergi meninggalkanku.

Terus terang aku semakin bingung dengan apa yang terjadi..
Segera berusaha membenahi pakaianku dan segera kembali ke kamarku.

Sejak saat itu aku semakin bingung dengan keadaanku.
Di satu sisi.. aku telah mengalami pelecehan oleh pak Kardi..

Tapi di lain sisi aku sangat menikmati apa yang dilakukan pak Kardi padaku.
Bahkan aku kecewa saat itu pak Kardi menghentikan aksinya di tengah-tengah aku menuju orgasme.

Saat itu aku terpaksa menahan nafsuku.. tanpa pelampiasan.. karena suamiku tidak sedang di rumah.
Kadang hatiku kecilku berharap bahwa pak Kardi akan datang kembali untuk menuntaskan nafsuku.
Sebenarnya aku ingin melaporkan hal ini pada suamiku.. tapi entah kenapa aku tidak pernah melakukannya.

Setiap hari aku bertemu pak Kardi membuatku merasa canggung.
Kejadian hari itu telah mengubah cara pandangku padanya.

Di balik senyum pak Kardi di depanku dan keluarga.. tersembunyi kilatan nafsu yang besar..
Terlihat dari tatapan matanya yang kini sudah terang-terangan memandangiku.

Hal ini diperparah dengan fakta..
Bahwa gambaran penis hitam berurat pak Kardi selalu melayang dalam pikiranku.

Nafsuku semakin menjadi-jadi. Tapi suamiku tidak ada untuk memuaskan nafsuku.
Aku pernah mencoba bermasturbasi sendiri..

Tapi apa yang kudapatkan jauh berbeda dari apa yang diberikan pak Kardi.
Aku terus mencoba menahan nafsuku.. tapi semakin kutahan kurasakan nafsu semakin meledak-ledak.

Hingga akhirnya.. pada malam hari itu.. saat itu sedang hujan deras.
Aku di rumah sendirian karena Agus dan suamiku belum pulang.

Dari dalam kamarku terlihat lampu kamar pak Kardi menyala.
Aku melangkah ragu menuruni tangga menuju lantai satu.

Tanpa kuperintah.. kakiku melangkah membawaku menuju kamar pak Kardi.
Sesampainya di kamar pak Kardi.. kulihat pak Kardi sedang tidur.

Aku mendekatinya pelan.. lalu berjongkok di samping tempat tidurnya.
Aku mulai mengelus tonjolan di selangkangan pak Kardi dari luar celananya.

Kudekatkan kepalaku.. lalu mulai menciumi tonjolan itu. Ehmmm..!
Kuhirup bau yang tidak asing.. bau sperma yang selama ini ditumpahkan pada pakaian dalamku.

Aku mengelus-elus tonjolan itu dengan lembut.. sehingga tidak membangunkan pak Kardi.
Setelah kuelus.. tonjolan di celananya semakin besar.. dan terlihat ingin keluar dari celana.

Dengan gemetar kupelorotkan celananya.. sampai penis hitam milik pak Kardi mengacung tegak di hadapanku.
Kudekatkan mulutku pada ujung kepala penis itu.. dan mulai menjilatinya.

Sedikit demi sedikit aku mulai mengulum penis itu.
Aku memaju-mundurkan kepalaku dan mengisap penis itu pelan-pelan.

Sambil mengulum penis pak Kardi.. tanganku menggosok vaginaku dari dalam celana.
Aku sangat menikmati hal itu..

Sampai sampai aku tidak sadar saat tangan pak Kardi memegangi kepalaku. CONTIECROTT..!!
-----------------------------------oOo-------------------------------
 
------------------------------------------------------------------

Cerita 149 – Tukang Kebun Menggarap ‘Kebunku’ [Part 2]

Ternyata
pak Kardi sudah bangun. Dia hanya menatapku tanpa ekspresi.

Aku berusaha menjauh.. tapi tangannya lebih sigap menarikku.

Aku lantas ditarik ke atas tempat tidur dan dibaringkan di atasnya.
Sekarang posisiku berada di bawah tindihan tubuh pak Kardi.

Pak Kardi lalu memelorotkan rok bawahan daster yang kupakai dan membuka celana dalamku.
Setelah itu dia membuka kancing baju dan behaku.. dikeluarkannya buah dadaku dari bukaan di bagian depan bajuku.

Tanpa aba-aba.. Clopp..! Dia lalu mencaplok pentil payudaraku.
Ahhhh.. dikulumnya pelan sambil diisap-isap serta digigit lembut.

Semua itu dilakukan berulang-ulang pada kedua payudaraku.
Ughhhh.. aku sangat menikmati perlakuan itu.. hingga tanpa kusadari celana dalamku sudah tidak pada tempatnya.

Tanpa kusadari lagi.. Pak Kardi selanjutnya mengarahkan penisnya ke vaginaku.
Vaginaku yang sudah sangat terangsang.. sampai-sampai cairan kewanitaanku membasahi celana dalamku.

Slebbb.. Pelan-pelan pak Kardi memasukkan penisnya ke belahan vaginaku.
Meski pun sudah sempit lagi.. tapi karena ukuran penis yang besar.. Oghhh.. vaginaku terasa sangat sesak.

Panasnya penis pak Kardi semakin membuat cairan kewanitaanku keluar..
Hingga memudahkan jalan masuknya penis itu.

Setelah masuk seluruhnya pak Kardi mendiamkannya dulu.
Ughhh.. aku merasa vaginaku terasa penuh dimasuki penis pak Kardi.

Penis itu sangat besar. Jauh lebih besar dari milik suamiku.
----oOo----

Clebb.. crebb.. crebb.. clekk.. clekk.. clebb.. clebb..
Pak Kardi mulai mengocok penisnya dalam vaginaku.

Semakin lama kocokannya makin cepat dan liar.
Sambil menggenjotiku.. pak Kardi kembali memainkan buah dadaku.

Salahsatu buah dadaku dikulum dalam mulutnya..
dan yang lain dia mainkan pentilnya dengan jari-jari tangannya.

Pentilku yang dalam keadaan biasa sudah besar..
semakin bertambah besar saat terangsang sampai seukuran ibu jari orang dewasa.
Hal ini semakin memudahkan pak Kardi memainkan payudaraku.

Setelah hampir 5 menit digenjot.. aku sampai pada orgasme pertamaku.
Ahhhh.. Tubuhku menegang seperti dialiri listrik.
Tapi pak Kardi belum menandakan orgasme.. bahkan genjotanya semakin liar dan kasar.

Selama hampir 30 menit aku terus menerus digenjot pak Kardi.. selama itu aku mendapatkan 4 orgasme beruntun..
yang sebelumnya belum pernah aku dapatkan dari suamiku.

Genjotan pak Kardi semakin tidak beraturan.. dan tangannya meremas-remas buah dadku dengan kasar.
Nafasnya memburu seperti kuda.. keringatnya menetes membasahi tubuh hitamnya.

Hampir sekira 5 menit kemudian.. genjotan pak Kardi semakin cepat..
Hingga akhirnya tubuhnya menegang bersama orgasmeku yang kelima.

Crett.. crettt.. crett.. crett.. dia menyemprotkan sperma putih panas nan kental dalam rahimku.

Aku berusaha memintanya mengeluarkannya di luar..
Tapi karena terlalu lelah setelah mendapat 5 orgasme beruntun.. membuatku tidak berdaya melakukan apa-apa.
----oOo----

Semenjak saat itu kehidupanku berubah. Aku yang dulunya wanita terhormat yang setia..
kini telah jatuh dalam dekapan tukang kebunku.. layaknya wanita murahan.

Hampir setiap ada kesempatan.. aku meminta pak Kardi untuk menyetubuhiku.
Aku sudah kecanduan penis hitam berurat milik pak Kardi.
Aku tidak bisa melewati sehari pun tanpa ditemani sodokan-sodokan nikmat penis hitam pak Kardi pada vaginaku.

Nafsuku semakin besar.. seiring perselingkuhanku dengan tukang kebunku di rumahku sendiri.
Aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan serapat-rapat mungkin hubunganku dengan pak Kardi dari keluargaku.

Suamiku yang jarang pulang dan memuaskanku.. sekarang tidak masalah bagiku.
Karena selalu ada pak Kardi yang selalu bersedia memuaskanku.

Di depan keluargaku sikapku dan pak Kardi biasa saja.
Tapi setelah mereka tidak di rumah.. pak Kardi menjadi pemilik baru dari tubuhku.

Pak Kardi meski pun sudah tua.. tapi pengetahuan seksnya sangat luas.
Tidak seperti suamiku yang asal sodok dan minim variasi.

Selama berhubungan dengan pak Kardi.. aku mendpatkan kenikmatan yang lebih besar..
dari yang kudapat selama 20 tahun perkawinanku.

Pak Kardi semakin sering bermalam di rumahku.. terutama saat aku sendirian.
Dengan pekerjaannya sebagai tukang kebun sekaligus penjaga.. membuat hubungan kami aman dari tetangga sekitar.

Jika sedang berdua saja dengan pak Kardi.. kegiatan kami hanya berhubungan seks.
Pernah.. suatu pagi saat sedang bersiap mengajar.. di ruang makan tiba-tiba pak Kardi memelukku dari belakang.

Disibakkan rok dan celana dalamku..
Jlebb.. lalu langsung aku disodok dari belakang.. dengan pakaianku masih lengkap dengan jilbabku.

Pak Kardi menyetubuhiku dari belakang.. sedangkan aku bersandar pada meja makan.
Seperti biasa.. pak Kardi menyemprotkan maninya di dalam liang vaginaku.

Dan karena sudah mepet.. aku berangkat mengajar dengan sperma pak Kardi masih meleleh dari vaginaku.
Selama berhubungan dengan pak Kardi.. kami selalu melakukannya di kamarku.

Setiap berhubungan intim.. bahkan jika malam hari saat suamiku tidak ada..
pak Kardi selalu tidur bersamaku.. layaknya suamiku sendiri.

Jika sedang bosan di kamar.. makan pak Kardi selalu mengajakku berhubungan intim di spot-spot rumah kami.
Ruang tamu.. ruang keluarga.. dapur kamar mandi.

Tidak terlewat kamar tidur anak-anakku pernah kami jadikan arena pemuasan nafsu kami.
Bahkan pernah pak Kardi menyetubuhiku di halaman belakang.. saat malam hari.

Karena tembok belakang rumahku cukup tinggi..
aku tidak khawatir tetanggaku memergokiku sedang disetubuhi pak Kardi.
----oOo----

Sejauh ini hubungan perselingkuhanku tersimpan rapat dari keluargaku dan mbok Minah.. istri pak Kardi.
Pak Kardi pandai mengatur strategi dan memilih waktu yang tepat.. untuk bebas menyetubuhiku.

Seperti pagi itu.. aku sedang disetubuhi di dapur. Karena sedang berbelanja.. mbok Minah tidak di rumah.
Pak Kardi yang semalam sudah menyetubuhiku.. seakan tidak puas dan masih ingin mnyetubuhiku pagi ini.

Karena kupikir tidak ada orang lain di rumah.. aku melepaskan pakaianku..
Lalu membiarkan pak Kardi menyetubuhiku dengan posisi berdiri dari belakang.

Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. clobb.. clobb., clobb.. clobb..
“Ohhh.. oghhh.. ohh..” aku mengerang-ngerang.. menikmati setiap sodokan penis pak Kardi di vaginaku.

Tiba-tiba.. di tengah persetubuhan kami.. pintu belakang dapur terbuka.
Astaga..! Alangkah terkejutnya aku melihat.. ternyata mbok Minah sudah pulang berbelanja.

Aku yang masih dalam posisi digenjot dari belakang.. tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku berusaha menutupi tubuhku dari pandangan mbok Minah dengan tanganku.

Bajuku tergeletak jauh dari jangkauanku. Pikiranku berkecamuk..
Aku ketauan mbok Minah sedang digenjot oleh suaminya sendiri dari belakang.

Aku takut mbok Minah melaporkan pada suamiku dan semua perselingkuhanku terbongkar saat itu.
Anehnya.. meski pun ketauan istrinya.. pak Kardi tidak menghentikan genjotannya pada vagiinaku.

Entah tidak sadar atau apa.. dia seperti tidak menghiraukan kehadiran mbok Minah di depan kami.
Bahkan dia semakin mempercepat genjotannya padaku.

Begitupula dengan mbok Minah..
raut wajah terkejut yang aku pikir akan tergambar di wajah mbok Minah.. tidak terlihat sama sekali.

Dia hanya tersenyum melihat aku sedang disodok oleh suaminya sendiri.
Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat itu.
Dengan tenang mbok Minah meletakkan belanjaan di meja dapur.. lalu mengeluarkan belanjaan satu per satu.

Belum hilang rasa bingungku.. mbok Minah berjalan ke arahku dengan menggenggam sebatang pare.
Pak Kardi melepas penisnya pada vaginaku kemudian mengarahkan ke lubang anusku.

Tanpa aba-aba dia segera melesakkan penisnya ke dalam anusku.
Ahhh.. meski pun sudah basah oleh cairan vaginaku..
rasa sakit sangat terasa saat anusku dimasuki penis pak Kardi.

Belum hilang rasa sakitku.. aku merasa vaginaku kembali di masuki sesuatu.
Kali ini terasa dingin dan kasar.

Saat kulihat.. ternyata mbok Minah sedang mengocok vaginaku dengan pare yang dia pegang tadi.
Terjawab sudah kebingunganku tentang reaksi mbok Minah yang biasa saja saat melihat suaminya menyetubuhiku.

Ternyata dia sudah tau hubunganku dengan suaminya....
sehingga tidak terkejut saat mendapati kami dalam keadaan seperti itu.
----oOo----

Hampir 3 bulan hubungan perselingkuhanku dengan pak Kardi berjalan.
Meskipun sudah berumur lanjut.. pak Kardi selalu memuntahkan spermanya di dalam rahimku.

Aku sadar semua itu berisiko kehamilan padaku.
Tapi karena sudah kepalang tanggung menikmati.. aku tidak terlalu memikirkan hal itu.. atau merisaukan hal itu.

Hingga suatu saat.. aku tersadar aku sudah telat mens selama 2 bulan.
Aku takut kekhawatiranku selama ini menjadi kenyataan..

Yaitu aku mengandung anak yang bukan benih suamiku.. melainkan pak Kardi.
Aku berusaha tenang dan menyembunyikan kabar ini sebelum semuanya menjadi jelas.

Aku ke apotik dan membeli 3 testpack. Setelah sampai di rumah aku mengecek urinku dan hasilnya dua garis.. postif.
Aku melakukan test kembali menggunakan 2 testpack lain yang kubeli tadi dan hasilnya sama, positif.

Aku berusaha tenang.. dan belum mempercayai hasil testpack itu.
Lantas aku pergi ke dokter kandungan.. setelah sebelumnya membuat janji terlebih dahulu.
Aku berharap hasil testpack itu salah dan aku tidak hamil.

Setelah dilakukan awal dan USG.. hasilnya.. menunjukkan bahwa aku benar-benar hamil.
Dokter memberiku selamat, aku tidak tau harus bereaksi bagaimana. Apakah gembira atau sedih.

Lebih mengejutkan lagi ternyata calon janin berusia 8 minggu yang bersemayam dalam rahimku adalah janin kembar.
Sampai di rumah.. aku bingung apa yang harus kulakukan dengan janin ini.

Sampai di rumah.. suamiku menyambutku dengan menggenggam testpackku di tangannya.
Dia tau aku hamil. Dia terlihat bahagia mengetahui akan punya anak lagi. Terlebih bayi kembar.

Aku berpikir harus menggugurkan kandunganku..
Selain ini adalah anak haram hasil perselingkuhanku dengan pak Kardi..

Usiaku yang juga hampir 42 tahun.. sangat berisiko untuk hamil.
Tapi suamiku menolak. Dia ingin membesarkan bayi itu.

Aku sedih melihat suamiku yang sangat ingin mempertahankan kehamilanku.
Seandainya dia tau anak dalam perutku ini adalah benih pak Kardi..
tukang kebun di rumahnya.. pasti reaksinya akan berbeda.

Keesokan harinya.. suamiku kembali berangkat keluar kota untuk menghadiri rapat koordinasi kantornya.
Baru saja suamiku pergi.. pak Kardi memelukku dari belakang.

Dia lantas mengelus-elus perutku.. menandakan dia tau tentang kehamilanku.
Sepeti biasa dia langsung menyetubuhiku di atas sofa di ruang tamu.

Kali pak Kardi lebih lembut saat menyetubuhiku..
karena tau aku sedang mengandung janin calon bayi bayinya.

Selama menggenjotiku dia terus menerus mengusap dan menciumi perutku.
Dia spertinya senang menjadi bapak anak yang ada dalam perutku ini.

Seperti biasa.. dia orgasme di dalam vaginaku.. dia menyirami buah cinta kami dengan lahar putih panasnya.
Seiring dengan usia kehamilanku.. maka bertambah pula nafsu seksku.

Jika wanita lain ngidam hal aneh-aneh..
aku hanya menginginkan penis yang berhasil menghamiliku itu untuk menyodokiku.

Anehnya.. aku hanya mendapat kepuasan dari penis pak Kardi.
Seakan-akan anak dalam rahimku tau siapa ayahnya yang sebenarnya.

Usia kehamilanku yang memasuki 4 bulan sudah cukup aman untuk kembali melakukan hubungan seks..
meski pun bulan-bulan sebelumnya aku juga tidak pernah berhenti bersetubuh dengan pak Kardi.

Pak Kardi semakin nafsu kepadaku. Perutku membuncit dengan kedua anaknya selalu dia ciumi setiap saat.
Mbok Minah yang juga mengetahui bahwa aku hamil anak suaminya.. juga berusaha menjaga kandunganku degan baik.
----oOo----

Seiring degan kehamilanku ukuran payudaraku ikut bertambah besar.
Jika sebelumnya payudaraku masih muat di behaku yang berukuran 36 C..
maka kali ini semua behaku sudah tidak muat dan sesak jika terpaksa memakai.

Aku membeli beha baru di toko perlengkapan ibu hamil..
ternyata setelah fitting ukuran yang pas ukuran payudara ku naik menjadi 40d.

Selain bertambah besar ukurannya.. puting susu serta aerolaku juga menghitam dan menjadi lebih sensitif.
Setiap berhubungan intim aku bisa orgasme hanya dengan dirangsang pada putingku saja.

Pak Kardi juga semakin senang dengan perubahan tubuhku dan semakin liar tiap kali menyetubuhiku.
Selain ukuran payudara dan perut yang bertambah bokongku juga semakin montok.

Pakaian muslim dan jilbab lebar yang kupakai sehari-hari seakan tidak bisa menyembunyikan kesintalanku.
Meski pun memakai baju muslim.. tapi karena payudara.. perut dan bokongku membesar..

Akibatnya pakaianku terlihat ketat saat kupakai.
Hal ini membuat tubuhku semakin menjadi objek nafsu laki-laki di sekitarku.

Kalau di rumah tidak ada siapa-siapa selain aku.. mbok Minah dan pak Kardi.. maka aku tidak memakai apa-apa lagi.
Selain kurang nyaman karena sesak dan gerah..
ini kulakukan agar pak Kardi leluasa mengunjungi calon anak-anaknya dengan mudah setiap saat.

Sering aku dientot saat mbok Minah di dalam rumah..
Bahkan pernah mbok Minah ikut meremas-remas susu saat aku digenjot pak Kardi dari belakang.

Yang agak aneh dari kehamilanku saat ini.. adalah aku suka minum pejuh pak Kardi.
Jika sebelum tau aku hamil.. pejuh pak Kardi selalu dia siramkan dalam rahimku..
akhir-akhir ini aku lebih suka meminum pejuhnya daripada disiramkan pada vaginaku.

Bahkan aku kini mengumpulkan tiap tetes pejuh pak Kardi saat kami bercinta..
lalu menyimpannya untuk aku nikmati di lain waktu.

Sering aku menggunakan pejuh pak Kardi sebagai selai olesan roti.. campuran susu kehamilan dan teh.
Atau sebagai tambahan bumbu penyedap dalam makananku.. aku memang sudah kencanduan pejuh pak Kardi.

Yang lebih gila.. sering aku mengonsumsi pejuh pak Kardi di depan suami dan anak anakku.
Bahkan pernah sayur terong yang sudah dibumbui pejuh pak Kardi kami nikmati bersama saat makan keluarga.
----oOo----

Memasuki usia kehamilan 6 bulan.. aku sudah tampak seperti wanita hamil 9 bulan yang siap melahirkan.
Itu karena anak yang kukandung kembar.

Sejauh ini kehamilanku pun tumbuh sehat dan perkembangannya baik.
Ini semua berkat genjotan dan gizi dari pejuh pak Kardi hingga kehamilanku selalu fit.

Selain itu payudaraku yang dalam ukuran terakhir mencapai 40d kini sudah mulai memproduksi susu.
Payudaraku tiap hari semakin bengkak.. karena produksi susunya yang melimpah.

Bahkan jika tersenggol sedikit saja payudaraku maka air susu akan memancar keluar tanpa henti.
Aku bersyukur ASI-ku melimpah.. sehingga kelak anak-anakku nantinya tidak akan kekurangan gizi dari ASI-ku.

Pak Kardi juga semakin senang.. karena produksi ASI-ku melimpah.
Selain terjamin kebutuhan ASI anak-anaknya nanti..
sebelum lahir dia bisa menikmati susu langsung dari payudaraku setiap saat.

Dia suka sekali netek padaku. Entah itu saat sedang berhubungan intim.. atau saat sedang santai bersama.
Dia hampir setiap hari menghabiskan susu langsung dari payudaraku. Dia tidak ingin ASI yang berharga itu terbuang sia-sia.

Aku pun juga menikmati hal ini.. selain rasa nyeri di payaudaraku berkurang.. karena susunya selalu diminum..
aku juga mengalami oragasme saat pak Kardi netek padaku.

Jika ada suami atau anakku di rumah.. maka kegiatan netek tidak bisa kulakukan.
Praktis aku hanya bisa memerah susu dan menyimpannya.. untuk selanjutnya kuberikan pada pak Kardi untuk diminum.

Selain untuk diminum sendiri.. pak Kardi sering membawanya pulang untuk diberikan pada cucunya yang masih berumur 9 bulan.
Dengan alasan karena produksi susuku yang melimpah.. aku juga membagikan ASI-ku untuk anak-anak yang membutuhkan.

Meski pun selalu diperas dan ditetek pak Kardi.. namun produksi ASI-ku tidak pernah berkurang. Justru semakin bertambah.
Semakin banyak susu yang diperas semakin banyak pula susu yang kuhasilkan.

Bahkan pernah.. saat anak pak Kardi yang merupakan ibu dari cucunya tadi..
tidak menghasilkan cukup ASI untuk sang bayi.. pak Kardi dan mbok Minah membawa bayi itu untuk aku susui.

Aku dengan senang hati melakukannya.. karena bisa membantu mencukupi gizi cucu mereka.
Dengan pelan aku menyusui cucu pak Kardi yang masih bayi itu di kursi sofa.

Di tengah-tengah aku sedang menyusui, pak Kardi memelorotkan celananya.. penisnya mengacung tegang.
Sepertinya dia terangsang melihat aku menyusui cucunya sendiri.

Dia mengarahkan penisnya ke vaginaku dan memasukkannya dengan mudah..
karena vaginaku sudah basah karena orgasme saat menyusui tadi.

Jika ada yang melihat persetubuhan kami saat itu pasti akan terangsang berat.
Bagaimana tidak.. aku yang sedang hamil besar dan tengah menyusui bayi..
dientot oleh laki-laki yang lebih pantas kupanggil sebagai ayah.
----oOo----

Beberapa bulan kemudian aku melahirkan sepasang anak laki laki yang sehat.
Aku melakukan persalinan secara caesar.. karena terlalu berisiko.. mengingat usiaku yang sudah berumur.

Anak itu kuberinama Deni dan Dani.. mengambil dari nama orangtua kandung mereka.. Kardi dan Rini.
Mereka tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Itu semua karena aku selalu memberi mereka ASI eksklusif.

Mereka pun dengan lahap meminum susu mereka..
baik secara langsung dari tetekku atau dari botol ASI yang sudah kuperas sebelumnya.

Sedangkan hubunganku dan pak Kardi berhenti sementara.
Selain karena orangtua dan mertuaku sering menginap di rumahku untuk membantu merawat bayi-bayiku..
juga karena aku masih dalam masa nifas.
Setidaknya dalam 3 bulan.... sehingga sama sekali tidak mungkin untuk menyetubuhiku saat itu.

Aku merasa kasihan dengan pak Kardi tidak bisa menimang anaknya sendiri.. karena kami harus menutup rahasia ini rapat-rapat.
Meski pun kadang-kadang pak Kardi mencuri-curi waktu untuk bisa menggendong buah hatinya itu.
Lebih kasihan lagi karena tidak bisa menikmati tubuhku untuk sementara waktu.

Karena aku melakukan caesar.. maka vaginaku masih sempit.
Ukuran tubuhku pun kembali seperti semula.. kecuali kedua payudaraku..
yang sepertinya tidak akan mengecil selama masih memproduksi ASI.

Suamiku adalah orang pertama yang menikmati tubuhku pertamakali sejak aku melahirkan.
Sedangkan pak Kardi baru bisa beberapa bulan kemudian menikmati kembali tubuhku..
saat orangtua dan mertuaku pulang ke rumah mereka masing-masing.

Meski pun masih rutin mengunjungiku.
Aku pun juga sudah rindu dengan sodokan-sodokan kasar penis pak Kardi yang siap membuahi kembali Rahimku ini.
----oOo---

3 tahun kemudian.. sejak saat kelahiran anak kembarku.. aku sudah memiliki 3 anak dari hubunganku dengan pak Kardi.
Dani dan Deni berusia 3 tahun.. dan akan masuk play group..
Sedang anakku yang ketiga dengan pak Kardi perempuan bernama Dina.. saat ini berusia 1,5 tahun.

Pak Kardi suka sekali melihat aku hamil dari perbuatannya.. dan membuat suamiku yang membesarkan anak-anaknya.
Saat aku sedang menulis cerita ini aku sedang hamil 9 bulan.. dan lagi-lagi hasil benih yang ditanam pak Kardi.

Janin dalam perutku juga anak kembar.
Secara keseluruhan aku sudah melahirkan 5 orang anak.. ditambah 2 dalam kandunganku saat ini.

Dan aku masih ingin terus hamil lagi oleh pak Kardi. (. ) ( .)
-------------------------------------oOo------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd