Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 2: Guru Melenial

Episode Cerita Andini

Lanjut suhu

Tiba tiba dari arah pintu masuk seorang wanita masuk langsung menatap Rangga sambil berteriak “Hai Jomblo ngapain lho kemari” kata wanita itu Rangga yang masih bersalaman dengan seorang guru menoleh ke wanita itu

Degh …..

“Loe Rangga kan“ tanya wanita itu

“Loe Astrit kan“ kata Rangga kemudian mereka saling bersalaman

“Gue nyusul loe, trit“ kata Rangga

“Masih jumblo loe ngak diterima deh ha ha ha….“ kata Astrit dengan tertawa

Astrit pun menoleh ke Andini sambil mengucap “Ya kan bu! ngapain melihara orang jomblo terus kayak lho ngak, ketulungan“

Andini hanya tersenyum saja melihat tingkah Astrit dan Rangga

“Loe udah merit kah, hai sesama jomblo dilarang saling mendahului“ kata Rangga

“Ih…enak aja, nih aku udah tunangan tau“ kata Astrit, lanjutnya sambil memperlihatkan cincin tunangannya ke Rangga “Tar deh gua kenalin“

“Wah, pajak jadiannya dong“ kata Rangga, lanjutnya “Iya deh nyerah kalah, siapa tau gue dapat jadoh disini“

Semua itu tak terlepas dari pengamatan Andini entah kena apa hati Andini berdesir desir melihat dua sahabat yang baru ketemu itu kemudian Andini melangkah meninggalkan mereka dan menghampiri pak Pujo selaku Wakil Kepala Sekolah tersebut

“Pak Pujo, tolong di cek jam nya Pak Anton hari ini ada ngak” tanya Andini

“Baik Bu“ jawab pak Pujo

Setelah pak Pujo meneliti daftar jadwal mengajar guru guru dan melihat deretan jam mengajar saat itu dan menjawab pertanyaan Andini “Ada bu jam 6 dan 7 ada di kelas III IPA 2 apa pak Rangga pengganti pak Anton Bu” tanya pak Pujo

“Betul pak, dia dari jurusan Matematika dan semua pelajaran Mtematika yang di ampu oleh pak Anton langsung di ambil alih pak Rangga” lanjut Andini

“Siap Bu“ jawab pak Pujo ambil tersenyum karena satu masalah dapat diatasi dengan kedatangan pak Rangga dan pak Pujo pun dapat bernafas lega

“Saya lega bu, dengan kedatangan pak Rangga tidak lagi membuat pusing setiap pagi harus mencari guru piket untuk jam pelajaran pak Anton“ lanjut pak Pujo

“Saya juga lega pak“ kata Andini, lanjutnya “Sudah lama saya menanti kiriman guru mata pelajaran Matematika yang selama ini kosong”

Andini dan pak Pujo masih berbicara layaknya berdiskusi tentang kemajuan sekolah dan masih banyak lagi yang mereka bicarakan akhirnya bel akhir istirahat terdengar guru guru pun mulai beranjak keluar dari ruangan kantor menuju ke kelas masing masing tinggal segelintir guru yang masih di dalam kantor guru kemudian Andini melangkah mendekati Rangga dan mengatakan kalau jam ini ada kelas di XII IPA 2 dan Ranggapun mengiyakan dan Rangga minta ijin untuk mengambil laptop nya yang masih di dalam tas yang tertinggal di ruang kepala sekolah Andini pun mempersilahkan untuk mengambilnya setelah Rangga mengambil laptop nya segera menghampiri Andini kembali.

“Sudah bu“ kata Rangga kemudian

“Ayo saya antar ke kelas XII IPA 2“ kata Andini

“Baik bu“ kata Rangga kemudian

Beberapa guru yang masih di dalam ruangan guru sampai melongo di buatnya baru kali ini ada guru baru masuk kelas di antar oleh Kepala Sekolah sendiri biasanya di antar wali kelas atau guru piket yang ada di ruang guru

Dalam perjalanan ke kelas XII IPA 2, Andini lalu berkata “Nanti pulangnya bersama saya ya sekalian mau nunjukin gubuk aku yang akan pak Rangga tempati“

“Baik bu, wah ngepotin bu Andini nih malah saya ngak enak“ kata Rangga

“Ngak papa kok, kan Pak Rangga belum tau arah ke rumahku sekalian beli perlengkapan untuk besok mengajar ya “ kata Andini penuh perhatian

Sementara itu di dalam kelas XII IPA 2 begitu gaduh karena mereka tau bahwa pak Antom guru matematika mereka ngak ada sedang guru piket pun belum hadir, tak lama kemudian Andini dan Rangga masuk ke dalam kelas tersebut dan dengan sigap ketua kelas langsung menyiapkan teman temannya dan memberi salam semuanya Andini tersenyum manis di depan siswa kelas XII IPA 2 ini

“Selamat siang Bu, Pak“ kata anak anak kelas XII IPA 2 serempak

“Selamat siang, Bagai mana kabar kalian“ kata Andini

“Baik bu“ jawab anak anak

“Masih semangat“ kata Andini

“Masih bu“ jawab anak anak kompak

“Anak anak ini kita kedatangan guru Matematika yang masih gres untuk menggantikan pak Anton yang sedah purna tugas“ lanjut Andini

“Silahkan pak Rangga memperkenalkan diri“ kata Amdini

Rangga melangkah ke depan kelas dan memperkekenalkan diri.

“Selamat siang teman teman“ kata Rangga

“Selamat siang pak“ jawab anak anak

“Perkenalkan Saya Rangga Dipati“ kata Rangga, lanjutnya “Saya mendapat tugas dari Bu Andini Kepala Sekolah kita yang tercinta untuk bersama sama mempelajari dan memperdalam Matematika yang sangat menyenangkan dan kalau ada di antara kalian yang ngak suka matematika berarti kalian salah jurusan“ semua murid diam tak ada suara sedikit pun Rangga pun mengambil inisyatif untuk membuat semangat pada kelas ini mengingat jam sudah jam 12 lebih lalu bertanya

“Siapa yang ngantuk dan lapar “lanjut Rangga

“Saya pak“ hampir semua menjawab serentak dibelakang Rangga melihat sebuah gitar yang disandarkan ke dinding

“Oke, sama kalau begitu, kalian tidak sendirian“ kata Rangga, lanjutnya “Kita nyanyi bersama ya biar ngilangi rasa jemu“

“Coba itu gitar siapa“ tanya Rangga

Seorang siswa mengacunkan jari

“Ambil gitarmu, bisa ngiringin lagu Hallo Hallo Bandung biar semangat Bandung terus ada di dada kita“ kata Rangga

Sementara anak tadi mengambil gitarnya Rangga mempersilahkan Andini untuk duduk di meja guru dan Rangga kembali di tengah ruangan dan memberi aba aba mulai mereka bernyanyi dengan penuh semangat sambil bertepuk tepuk tangan dua kali lagu Halllo Hallo Bandung di nyanyikan dan anak anak kelas XII IPA 2 ini mulai suasana mencair dan relex tidak kaku seperti tadi lalau Rangga mengambil buku absen yang ada di meja guru. Semua itu tidak lepas dari pengamatan Andini yang menemani Rangga mengajar untuk pertama kalinya Andini pun tersenyum dan di dalam hati berguman “Ini model guru Mellenia“ sambil tersenyum sendiri

Setelah Rangga selesai mengabsen ia memerintahkan untuk menyiapkan buku pelajaran dan membentuk menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok menunjuk seorang anggota kelompok untuk menjadi Ketua kelompok dan harus dipilih yang terpandai dari kelompok itu sebab akan mempengarui kegiatan belajar mengajar kali ini.

Sementara anak anak menyiapkan diri Rangga mengambil laptop nya dan membuka mencari materi ujian Matematika dan menulis di papan tulis 6 soal sudah terbentang di papan tulis, Andini memperhatikan gerak gerik Rangga selama mengajar dan tersenyum sendiri Andini puas atas sema yang terjadi di dalam kelas tersebut

Rangga mengamati ke dalam kelas kembali melihat seorang anak perempuan berdiri di pojok kelas rupanya dia tidak punya kelompok lalu Rangga bertanya “Mbak kok ngak duduk“ Rangga agak heran tadi di absen ada 36 siswa kalau dibagi 6 kelompok tentunya harus pas semua mendapat kelompok masing masing tapi Rangga tidak memaksa anak tersebut duduk di kelompok yang berjumlah 5 tapi tetap saja anak itu ngak mau duduk di kelompok yang berjumlah 5 dan Rangga pun mengambil inisyatif dan menoleh ke ibu Andin yang duduk di meja guru

“Ya sudah kamu selelompok dengan ibu Andini saja“ kata Rangga kemudian

Andini sebagai kepala sekolah dari BK menyadari kalau anak tersebut punya masalah di kelas ini entah masalah apa Andini mengangguk dan berdiri terus memeritahkan untuk mengambil korsi dan duduk di meja guru satu meja dengannya

Ranggapun melanjutkan mengajarnya dan semua itu tak lepas dari pengamatan Andini

Andini menjadi terheran heran Rangga yang baru mengajar sekali sudah menemukan masalah di dalam kelas ini guru guru yang lain yang mengajar di kelas XII IPA 2 tidak menemukan masalah ini, padahal kurang 3 bulan mendatang udah ujian Nasional mengapa guru guru tidak ada yang mendeteksi keadaan siswa tersebut, dengan kepanaiannya Andini mengorek semua keteranggan dari siswa tersebut dan Andini menemukan bahwa Anak itu bermasalah dengan temannya yang memjadi ketua geng di kelas itu dan mengancam kepada semua teman teman nya untuk ikut membencinya, ini terjadi selama duduk di bangku kelas XII IPA 2 ini berarti sudah hampir 7 – 8 bulan ini masalah ini ngak terdeteksi.

Rangga memerintahkan untuk mengerjakan soal secara berkelompok dan menurut no soal kelompok 1 mengerjakan soal no satu, kelompok dua mengerjakan soal nomer dua dan seterusnya, kemudian berjalan mendekati ketua kelas dan menanyakan speker di kelas ini dapat di gunakan atau tidah dan minta bantuan untuk menghidupkan speker tersebut Rangga kembali ke laptop nya dan menyiapkan sebuah lagu instrumental yang lembut untuk di dengar sambil anak anak mengerjakan tugas secara kelompok Ranggapun berkeliling di dalam kelas dan memberi bantuam apabila di butuhkan Andini pun paham maksud Rangga memutar lagu tersebut untuk mengatifkan otak kiri dan kanan biar seimbang tidak beberapa lama kemudian Andini keluar dari kelas dan ijin dari Rangga supaya melanjutkan mengajarnya

Andini keluar ruangan dengan membawa masalah dari kelas XII IPA 2 ini sesampainya di ruang guru Andini memanggil guru BK dari kelas XII dan wali kelas XII IPA 2 untuk ke ruang kepala sekolah untuk memcari solosi dari anak yang bermasalah tersebut nama anak itu Fitria kebetulan juga wali kelas XII IPA 2 adalah bu Astrit

Sambil menunggu guru yang lain bu Astrit yang datang duluan sempat menanyakan segala hal mengenai Rangga, sebelum Astrit datang Andini sempat WA ke Rangga setelah mengajar langsung ke ruang Kep Sek dan dijawab dengan ya oleh Rangga

“Bu Astrit teman pak Rangga ya” tanya Andini

“Ia bu, satu Fakultas tapi beda jurusan Rangga di Matematika saya di Fisikanya” jawab bu Astrit

“Kok akrap sekali ya, kayaknya“ lanjut Andini

“Waktu saya semester 5 Rangga semester 3 dia terpilih sebagai Ketua BEM sedang saya sebagai sekretaris nya, sehingga kami sering ketemu dan saling membullinya Rangga terkenal jomblo sampai saya di wisuda Rangga tetap jomblo, padahal ganteng juga ya bu, banyak teman teman cewek pada naksir ke Rangga tapi ngak ada yang di tanggapi semua nya di anggap teman, selain sebagai ketua BEM Rangga juga di sibukan dengan mengajar di salah satu bimbingan belajar yang cukup bonafit lah sehingga waktunya tersita habis itu salah satu alasan Ragga masih bertahan statusnya sebagai jomblo abadi“ lanjut Astrit

“Itulah bu Astrit, mungkin yang membedakan cara mengajar pak Rangga denga guru guru yang lain, katanya sih belum siap untuk mengajar di kelas tapi tadi sedikit saya paksa untuk perkenalan saja mangkanya saya tungguin pak Rangga mengajar dan tanpa di sadarinya pak Rangga menemukan seorang siswa bernana Fitria yang mempunyai masalah yang saya nilai sangat emergensi soalnya 2 – 3 bulan ke depan akan menempuh Ujian Nasional bu, tentunya ibu Astrit lebih mengenal siapa Fitria itu“ kata Andini lebih lanjut

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan Andini dan Astrit menoleh secara serempak kerah pintu dan masuk 3 orang guru pak Pujo sebagai Waka, pak Andang sebagai guru BK dan ibu Lestari sebagai guru Bahasa Indonssia di kelas XII IPA 2 dan Andini mempersilahkan duduk kepada mereka bertiga dan setelah mereka duduk Andini mulai berbicara

“Bapak bapak dan ibu ibu maaf mengganggu istirahat bapak dan ibu semua“ kata Andini

“Saya tadi masuk kelas XII IPA 2 menemani pak Rangga mengajar di kelas tersebut dan saya menemukan seorang anak bernama Fitria yang punya masalah yang sifatnya sangat emergensi soalnya 2 – 3 bulan lagi Ujian Nasional. “ lanjut Andini

“Saya mau tanya ke pak Andang sebagai guru BK dan ibu Astrit sebagai wali kelas XII IPA 2, bagaimana keseharian anak tersebut dan juga prestasi ini selama belajar di sekolah ini, untuk bu Astrit dulu pengamatan ibu selaku wali kelas “ kata Andini

“Baik bu, secara umum saya merasa di kelas XII IPA 2 ngak ada masalah yang cukup berarti memang di kelas ini begitu ribut siapa pun yang mengajar tapi saya nilai mereka wajar wajar saja, kenakalan remaja pada umumnya dan mengenai Fitria anaknya sih pendiem dan kayaknya ngak punya teman di kelas itu justru temannya di kelas lain saya sering melihat Fitria begitu akrapnya dengan Murni dan Susi dari kelas XII IPA 3“ jawab Astrit kemudian

“Inilah yang menjadi masalah setelah saya mencoba sedikit introgasi ke Fitria rupanya dia sangat tertekan sekali semula dia hanya diam dan menangis setelah saya desak dia sedikit membuka diri bahwa dia tidak nyaman dengan teman temannya menurut Fitria dia di kucilkan dengan teman temannya sebab ada temannya yang mempengangrui semua teman di kelas dan kayaknya teman teman sekelasnya pada takut sama dia katanya orang itu cewek dan dia ngak mau menyebutkan namanya takut di ancam dan bisa jadi dia akan dikeluarkan dari sekolah ini” lanjut Andini “Siapa dia yang berani mengancam di keluarkan dari sekolah ini ? Emangnya Sekolah ini milik kakek nya!“ kata Andini sedikit emosi

“Ada bu, namanya Diah Anggraeni dia putri Bp Santosa ketua Komite Sekolah ini, memang dulu sebelum ibu menjadi Kepala Sekolah di sini ada seorang anak di keluarkan dari sekolah ini gara-gara bentrok sama Diah ngak tau juga permasalahanna “ kata pak Pujo Waka sekolah ini

Andini terdiam sesaat tidak bisa berkata kata, lalu “Jadi ini to yang jadi akar permasalahan semua teman teman Fitria takut semua pada Diah, Ok thank infonya“ kata Andini tiba tiba pintu di ketuk oleh sesorang dan Rangga masuk, dan berkata “ Selamat siang, maaf menggagu saya di luar saja “ kata Rangga akan mengundurkan diri dari ruangan kepala sekolah yang di lihatnya ada rapat kecil disana

“Eh …. Pak Rangga, duduk sini “Andini sambil menepuk tempat duduk di sebekahnya yang masih kosong

“Ngak nganggu nih saya, bu Andini “kata Rangga

“Ngak ….justru dengan adanya pak Rangga semua ini jadi terbuka “kata Andini

Rangga pun berjalan mendekati bangku yang masih kosong di sebelah Andini

“Bagai mana prestasi Fitria selama ini, pak Andang ?“ kata Andini ke pak Andang

“Ya bu, nenurut catatan kami selaku guru BK Fitria dalam semester 1 sampai 4 selalu menduduki ranking 3 keatas tapi pada semester lima rankingnya merosot sampai ranking 10 bu, saya juga baru mencari sebab sebabnya, saya pernah berkunjung ke rumah Fitria ayahnya cuma bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya kalau malam jualan bakso di perempatan lampu merah dekat kantor Telkom bu dan Fitria sebagai anak tertua sering membantu ibunya jualan sehingga prestasinya menurun saya ngak tau ada masalah lainnya seperi ini, kalau ngak ibu sendiri yang menemukaan, sebagai guru BK sudah sesuai prosedur mengunjugi siswa yang bermasalah seperti Fitria ini dan sekarang ibunya menyuruh Fitria belajar saja ngak perlu menbatu jualan karena mau Ujian Nasional “ jawab pak Andang

“Wow menakjupkan juga kasus Fitria ini “kata Andini

“Nah sekarang cari data sebanyak banyaknya dari Diah, kesehariannya tanyakan pada teman temannya ketua kelas, sahabat sahabatnya dan kasus ini jangan sampai keluar dulu pada brifing besok pagi saya ngak akan membuka kasus ini dulu, untuk bapak bapak dan ibu ibu yang ada disini aja yang tau masalah ini demi lancarnya investigasi masalah ini saya kira 2 hari cukup untuk mencari data sebanyak banyaknya tentang kehidupan Diah, dua hari lagi kita bertemu lagi dan membahas temuan temuan dari bapak bapak dan ibu ibu semua, baru nanti kita flour kan ke dewan guru dan langkah langkah apa yang harus kita ambil nantinya “ kata Amdini

“Saya kira cukup pertemuan kali in sampai ketemu 2 hari mendatang “kata Andin kemudian

Guru guru berajak dari tempat duduknya dan mengucapkan selamat siang kepada Andini termasuk Rangga.

“Pak Rangga mau kemana, saya masih memerlukan pak Rangga“ kata Andini

“Maaf bu, saya kira termasuk saya“ kata Rangga sambil tersenyum Ranggapun duduk kembali tapi tidak di samping Andini melainkan di depan Andini

Melihat Rangga telah duduk kembali didepannya sambil memandang wajah Rangga yan ganteng jantung Andini bergetar getar dan semakin meleleh hatinya

“Saya puas melihat aksi pak Rangga di depan kelas tadi walau ngak sampai selesai“ kata Andini Rangga pun hanya tersenyum mendengar pujian dari Andini sang Kepala Sekolah

“Tadi menggunakan metode Tutor sebaya ya” kata Andini

“Ia bu, saya praktekan cara mengajar dari bimbel sehingga anak anak jadi aktif sendiri sendiri walau kelihatan ribut tapi masih dalam koridor pembelajaran “kata Rangga

“Udah makan belum “kata Andini kemudian

“Belum bu, kan saya belum tau arah kantinnya di mana dan lagi saya trima pesan dari bu Andini supaya menghadap ibu, ngak taunya ada masalah ini, maaf bu saya ngak sengaja menemukan anak yang bermasalah saya pikir anak ini biasa saja karena ngak ada kelompok untuk anak ini maka saya suruh bergabung dengan bu Andini “kata Rangga kemudian

“Dengan peristiwa ini saya jadi tau, sebab selama ini ngak ada laporan dari guru guru atau dari wali kelas atau guru BK, kasian juga Fitria hampir 8 bulan jiwanya tertekan apa lagi akan menghadapi ujian Nasional “ kata Andini

“Yok kita makan di luar aja, saya juga belum makan kok “kata Andini

“Sebentar lagi kan dah pulang bu, paling 30 menit lagi sudah usai pelajaran “kata Rangga

“Oh ya nanti sambil membeli perlengkapan yang pak Rangga butuh kan, bisa mengemudikan mobil to?” tanya Andini

“Bisa ada SIM juga “kata Rangga

Banyak yang dibicara kan antara Rangga dan Andini mereka lebih akrap saja 30 menit kemudian bel tanda usai sekolah terdengar

“Tas kamu di mana?“ tanya Andini

“Masih di kantor guru bu, saya permisi dulu mengambil tas saya ya” kata Rangga kemudian

“Ya, jangan lama lama perut saya udah minta di isi he he he….“ kata Andini

“Ya bu “jawab Rangga

Seperempat jam lebih Rangga baru kembali, setelah masuk langsung di tegur Andini

“Ya bu tu Astrit malah ngajak ngobrol panjang lebar jadi bikin bu Andini menunggu“ kata Rangga, lanjutnya “Maaf bu di luar ada Fitria katanya takut pulang ke rumah akan di hadang oleh Diah cs katanya“

Andini pun beranjak dari tempat duduk dan berkata pada Fitria “Rumahmu dimana“

“Di belakang sekolah ngak jau sebenarnya tapi saya takut pulang, tadi semua teman juga ikut ngancam saya jadi saya takut “kata Fitria dengan nada takut

“Ya deh, kamu ikut ibu nanti di antar sampai di rumah, pak Rangga nih kunciya “kata Andini dan mereka bertiga langsung menuju mobil yang terparkit di depan sekolah, dengan sigap Rangga membuka pintu belakang nenyilahkan Andini untuk masuk terlebih dahulu tapi Andini malah menuju pintu samping depan langsung membuka pintu dan duduk di samping pengemudi Rangga berdiri dalam keadaan melonggo kemudian Rangga menoleh ke Fitria memberi isyarat dan Fitria mendekat dan masuk mobil lewat pintu belakang sambil garuk garuk kepala yang tidak gatal Rangga pun segera menuju pintu pegemudi dan mambukanya langsung dengan sigap Rangga menjalankan mobil itu dan meninggalkan halaman sekolah Fitria memberi petunjuk ke arah mana mobil harus di jalankan dan Rangga mengikuti arahan Fitria, tidak ada 5 menit kemudian mereka sudah ampai di rumah Fitria

Setelah mengucapkan terima kasih Fitria masuk kedalam rumah, Rangga dan Andini tidak ikut masuk karena mereka berdua dari pagi belum makan.

Bersambung ….
Part 3 .....
https://www.semprot.com/threads/kyai-walang-sungsang.1358820/page-6
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd