Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.

Roo238

Pertapa Semprot
Daftar
20 Jul 2017
Post
4.452
Like diterima
34.165
Lokasi
Semarang
Bimabet
Ini cerita ane yang ke dua setelah DoH
Sebagai hasil kayalan belaka, bila ada kesamaan peristiwa hanya lah kebetulan saja, nama pempat dan nama kota hanya sebagai pemanis saja

Semoga berkenan

Buat momod, mimin thank sebesar besarnya atas perkenankannya tayang cerita ini.
 
Terakhir diubah:
Kiai Walang Sungsang


Prolog
.



Malam yang begitu tenang bulanpun tidak menampakan diri, hanya bintang bertaburan di angkasa beribu jumlahnya menghiasi angkasa raya, deburan ombak di pantai di tambah dengan semilirnya angin membuat tentram di hati.



Seorang bocah laki laki berusia 13 tahun duduk di tepian pangai menikmati keindahan alam yang membuat hati merasa tentram, damai dan nyaman setidaknya itu yang di rasakan bocah laki laki tersebut fenomena alam yang membuat bocah tersebut merasa dirinya menyatu dengan alam.



Tiba tiba dari atas si bocah itu duduk terlihat keajaiban tiga berkas cahaya muncul secara mersamaan cahaya merah terang muncul persis didepan bocah itu duduk di sebelah kanan terliat cahaya biru cemerlang dan di sebelah kiri cahyaya kuning menyilaukan perlahan ketiga cahaya itu menuju ke satu titik di angkasa dan menyatu dan menimbulkan suara benturan yang sangtat keras membuat pekak di telinga belum sempat si bocah berpikir jernih ketiga cahaya yang menyatu berubah menjadi cahaya putih cemerlang menyilaukan dan langsung jatuh seakan mengejar ke tempat si boca duduk.



Membuat si bocah secara reflek menghindar tapi sayang belum sempat si bocah menghindar sudah tertimpa cahaya putih cemerlangt tadi dan si bocah berteriak keras dan terguling di sisi kanan si bocah itu duduk teriakan sangat keras dan membangunkan sang ibu yang baru tidur di kamar sebelah



“Rangga …. nga …. “ teriak ibu sambil ketok ketok pintu kamar Rangga



Rangga terjatuh dari tempag tidur dan terbangun menahan sakit karena kepalanya terbengtur langtai di kamarnhya



“Ngak papa bu terjatu dari tempat tidur “ Jawab Rangga


Daftar isi .....
Prolog
Prolog
part 1: Guru Yang Di Nanti
Part 2: Guru melenia page 3
Part 3: Rumah untuk Rangga page 6
Part 4: Mimpi mimpi Rangga Page 10
Part 5: Misteru sebuah mimpi Page 14
Part 6: Rapat Dinas Page 16
Part 7: Sang Putra Page 18
Part 8: Untuk yang tercinta Page 20
Part 9: Takdir Rangga Page 21
Part 10: Takdir Andini Page 26
Part 11: Suami suami Andini Page 29
Part 12: Kegaduhan di ruang guru Page 31
Part 13: Kemesraan Rangga – Andini Page 33
Part 14: Keluarga Rangga I Page 35
Part 15: Sehari terasa seabad Page 37
Part 16: Rangga, Andini dan Bagas page 40
Patr 17: Awas ya kalau Bohong Page 43
Part 18: Pemancingan Alam Sutra Page 43
Part 19: Persiapan terakhir Page 46
Part 20: Persiapan Page 48
Part 21: Jodah sejati Page 50
Part 22 : Hari Pertama Ritual Page 51
Part 23 : Tiga kesatria Page 54
Part 24 : Kyai Zaenal dari puncaj lawu Page 56
Part 25 : Syah Page 62
Part 26 : Syukuran Page 65
Part 27 : Mimpi Andini Page 69
Part 28: Malam Pertama Page 72
Part Spesial Edison Pov : Astrit Maharani Page 74
Part Spesial Edison Pov : Kartika Arumsari Page 76
Part 29: Tiga Bidadari 1 Page 79
Part 30: Warisan Page 83
Part 31: Resiko dari sebuah pilihan Page 87
Part 32: Lamaran Page 92
Part 33: Kebimbangan Astrit Page 96
Part 34: Tembakan jitu Rangga Page 100
Part 35: Dor dor Astrit ahh Page 104
Part 36: Berempat, kompak Page 109
Part 37: Terima kasih semuanya Page 115
Part 38: Bukan 4 tapi 1 Page 121
Part 39: Asstafirullah, hanya sebuah mimpi Page 124
Part 40: Selingkuh! Ngak deh Page 129
Part 41: Tiga Bidadari 2 Page 133
Part 42: Mau Cantik ! Mahal Harganya Page 136
Part 43: Pulang Page 142
Part 44: Keluarga Rangga II Page 145
Part 45: Dendam dan Cinta Page 149
Part 46: Misi Penyelamatan Page 150
Part 47: Selamat jalan Romo Page 155
Part 48: Perkawinan Astrit Page158
Part 49: Rencana Rangga Page 164
Part 50: Malam Pengaten Astrit Page 167
Part 51: Teman teman Arum Page 173
Part 52: Janji Rangga Page 177
Part 53: He’s the gank Page 182
Part 54: Trisome! enak sih Page 187
Part 55: LDK Hari pertama Page 190
Part 56: LDK Hari ke dua Page 198
Part 57: Gank Montor Page 201
Part 58: Peresmian (An) Dini Page 206
Part 59: Peresmian Astrit page 211
Part 60: Resepsi page 214
Part 61: Akhir Semester page 218
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Kiai Walang Sungsang

Part 1: Guru Yang Di Nanti


Disebuah rumah cukup mewah berlantai dua dengan pekarangan cukup luas dengan taman yang asri menandakan yang punya rumah punya selera seni yang cukup tinggi, di samping kiri dari halaman terdapat kolam ikan yang terawat dan berisi ikan ikan hias hidup dan di tengah tengah kolam tersebut berdiri sebuah patung Raden Bimo Seno yang sedang di lilit serkor naga raksasa bermahkota di kepala naga tersebut, sedang kepala naga berada di atas paha Raden Bima Sena dan dengan ke dua kuku yang tajam dari Raden Bima Sena ingin memutus kelapa naga tersebut. Sunggu suatu karya seni yang sanagt bagus terbuat dari batu setingin manusia dewasa di dekat kolam jua terdapat gasebo terbuat dari bambu menamba asrinya taman tersebut

Disampin kanan gasebo terdapat garasi yang cukup besar mehadap ke taman disampin kanan garasi terdapat rumah induk berlantai 2 dan didepan rumah terdapat bangunan berbentuk joglo yang cukup luas 10 x 10 meter dan di samping kanan rumah induk terdapat pavilum dan sedikit teras dan ada korsi taman, didalam rumah induk lantai satu terdapat ruang tamu yang cukup mewah, ruang keluarga, tiga kamar tidur, ruang makan dan dapur yang menyatu, dihalaman belakan masih ada ruang fitnees dan sebuah ruang di pojok sebelah kiri gangunan utama yang disebut ruang semedi atau meditasi, dilantai dua hanya terdapat 2 kamar tidur, satu ruan doa, ruang keluarga dan ruan belajar atau ruang kerja.

Sebuah city car warna merah metalic masuk ke halaman rumah tersebut dan berhenti di depan gasebo keluarlah seorang wanita ayu dan ditaksir usianya 32 tahun tapi tampak masih berumur 26 – 27 tahun bila melihat dari penampilan dan wajah wanita tersebut dengan wajah ayu dan ceria, mengambil berkas dari dalam mobil dan menutup pintu mobil melangkah menuju rumah joglo kemudian masuk ke rumah utama.

Seorang pria sudah lanjut usia melihat penampilan wanita tersebut sungguh sangat mengherankan tidak seperti biasaya, wanita yang baru turun dari mobil biasanya berwajah murung lesu seperti banyak pikiran tapi kali ini kelihatan ceria dan tersenyum senyum sendiri menandakan suasana hati yang menggembirakan.

“Nduk, datang-datang kok ceria banget sih, ada apa?“ tanya pria lanjut usia tersebut.

“Ah, romo tahu aja“ jawab wanita tersebut

Wanita tersebut melangkah mendekati pria tersebut mengulurkan tangan nya dan di sambut uluran tangan wanita tersebut dengan mengulurkan tangannya kemudian wanita itu mencium biku biku tangan pria tersebut

“Cerita ngak ya“ kata wanita tersebut

“Sekarang kok pakai rahasia rahasiaan segala sih“ jawab pria itu.

Siapa kah wanita muda tersebut

Dan siapa pula pria itu


Wanita itu adalah Dra Andini Murtiningsih, M.Pd beliau adalah Kepala Sekolah SMA Negri X di kota Kabupaten ini, ia istri dari pria itu yang menegurnya tadi, pria tersebut bernama Ki Sudibyo Karto Susanto seorang seniman terkenal pada waktunya, seorang dalang kondang seantero negeri, maestro seni pedalangan yang sempat mengharumkan nama kabupaten tersebut

Memang jarak usia mereka sangat jauh berbeda 48 tahun, Andini Murtiningsi sekarang usianya 32 tahun sedang Ki Sudibyo Karto Susanto sekarang berusia 80 tahun, ketika mereka menikah usia Andini masih 17 tahun baru lulus dari bangku SMA dan Ki Sudibyo ketika itu berusia 63 tahun seorang duda yang di tinggal mati oleh istrinya dan setahun kemudian setelzh mereka menikah di beri momongan seorang anak laki laki yang di beri nama Bagas Aditya Saputro sekarang baru berusia 14 tahun masih duduk di bangku SMP kelas VIII, Ki Sudibyo sangat memanjakannya anak semata wayang dan istri tercintanya

“Ngak ada rahasia rahasianan kok romo“ kata Andini dengan manja duduk disamping suaminya

“Ceritakan apa yang menyebabkan kamu sore hari ini begitu ceria“ kata Ki Sudibyo

Andini menggeser duduknya merapat ke sisi suaminya dan mengecup pipi kirinya

“Ya….ini juda akan diceritakan kok“ jawab Andini manja

Sebelum Andini mulai cerita dari lantai 2 turun seorang anak laki laki langsung menegur Andini

“Mama udah pulang to, kok sore banget sih“ tanya Bagas anak semata wayangnya lalu Bagas mengulurkan tangannya dan diterima oleh sang mama dan mencium biku biku tangan mamanya Andini pun langsung menarik kepala Bagas dan mencium kening putra kesayangannya

“Bau asem…He he he …“ kata Andini pada putranya

“Tu ma, romo bohong“ kata Bagas sambil matanya melirik kearah ki Sudibyo

“Lho Kenapa emang“ tanya Andini

“Katanya Bagas di suruh tidur siang sebentar di nyusul romo juga mau tidur siang“ kata Bagas melaporkan pada mamanya, lanjutnya “Tapi romo ngak tidur siang tu ma, malah lihat sepak bola di TV“

Romo hanya tertawa saja mendengar omongan Bagas dengan ibunya

“Ya, benar kan romomu, menyuruhmu tidur siang biar ngak capai dan nanti malam bisa belajar dengan tenag kan, sayang“ kata Andini

“Itu kan….mama selalu membela romo“ kata Bagas sambil meleletkan lidahnya

“Sayang ….mandi sana biar segar dan tidak bau asem, dan sebentar lagi mahrib kan“ kata Andini

“Ya….ma, ini Bagas juga akan mandi“ kata Bagas sambil bergegas meninggalkan ayah dan ibu nya menuju kamar mandi

Setelah Bagas pergi

“Ayo dong Crita“ pinta Ki Sudibyo

“Ah…romo ni, anak sama bapaknya kok sama saja kalau punya keinginan harus segera di turutin“ kata Andini sambil tersenyum manja

Skip ….

Cerita Andini

Siang itu begitu panas nya dan seperti biasa setelah istirahat pertama Andini keliling memeriksa keadaan Sekolah sekolah berkeliling dari kelas ke kelas tapi hanya di lantai satu saja, dan terakhir berhenti di depan gedung kelas yang rusak parah termakan oleh waktu yang sudah tidak layak untuk di tempati dan rencana Andini akan mengajukan rehap kelas dan nantinya akan di gunakan untuk ruang laboratorium bahasa yang memang belum di miliki oleh sekolah tersebut

Jam sudah menunjukan pukul 10.15 wah sudah satu jam saya keliling capek pikir Andini akan melanjutkan pekerjaan nya sebagai kepala Sekolah di SMA ini

Sambil meninggalkan lokasi tersebut Andini melangkah meninggalkan lokasi tersebut dan kembali ke ruangannya, baru melangkah sampai di depan kantor TU Andini di tunggu oleh kepala TU

“Siang Bu, Ibu ditunggu tamu“ kata pak Bono Ka TU SMA

“Siapa“ tanya Andini

“Ngak tau bu menurut buku tamu sih akan menyerahkan surat tugas ke SMA ini“ lanjut pak Bono

“Terima kasih, pak Bono“ lanjut Andini sambil tersenyum

Segera Andini menuju ruangannya dan masuk melihat seorang pemuda duduk di bangku tamu di ruangannya, bergegas Pemuda itu berdiri memberi hormat sambil membungkukkan badannya dan mengulurkan tangannya sambil menyebutkan namanya

“Rangga, Rangga Dipati” ucap pemuda itu

Andini menerima salam tersebut tapi tidak langsung menerima jabatan tangannya malah memandang pemuda tersebut dengan lebih teliti lagi, seorang pemuda berusia sekitar 22 tahun memakai buju lengan panjang berwarna biru langit di gulung sampai di bawah siku, celana panjang gelap berdiri di depannya “Ganteng….“ batin Andini.

Ketika bertatapan muka dan mata mereka saling bertemu sorot mata pemuda itu langsung menusuk ke jantung hati Andini dan bergetar getar getar jantung hati Andini ”Perasaan apa ini” batin Andini tapi Andini segera sadar dan menyebut namanya ”Andini“ jawab Andini sambil menerima jabatan tangan pemuda itu dan Andini tersipu malu langsung menundukkan wajahnya yang semu merah di kedua pipinya

“Silahkan duduk“ ucap Andini sambil tersenyum manis sekali kepada pemuda itu

“Bu, Saya Rangga Dipati, menyampaikan surat penempatan saya ke sekolah ini dari BKD Kabupaten“ kata Rangga sambil menyerahkan selembar amplop berwana coklat yang ada logo nama Kabutaten, Andini menerima amplop surat tersebut dan membuka dan membacanya

“Alhamdullilah, ucap Andin“ setelah membaca surat tersebut, lanjutnya “Ya, Tuhan, Terima kasih, ini sudah saya nanti nanti sejak 6 bulan yang lalu“

“Pak Rangga apa sudah siap mengabdi sekolah ini“ lanjut Andini

“Saya sudah siap untuk menjadi guru yang memang sudah menjadi pilihan hidup saya untuk mengabdi di dunia pendidikan sesuai dengan kemampuan saya“ kata Rangga, kemudian “Mulai kapan bu?

“Mulai saat ini juga ya“ kata Andini

“Saya siap bu, tapi….“ Rangga sengaja memutus kalimat tadi

“Lho kok pakai tapi“ jawab Andini

“Saya malu untuk mengatakannya….“ jawab Rangga begitu polos sambil tersipu malu

“Coba utarakan kesulitanmu kepada saya, mungkin saya bisa membantu mencarikan jalan keluarnya“ kata Andini

“Sebenarnya secara pyskologis saya siap membantu kapan saja ibu kehendaki tapi secara finansiel saya belum siap bu” kata Rangga, janjutnya “Tadi pagi saya berangkat pamit ke orang tua saya hanya untuk unjuk muka sorenya saya pulang sambil menyiapkan apa-apa yang di butuhkan di sini, pakaian saja hanya membawa 2 potong untuk jaga jaga kalau kemalaman dari sini dan banyak yang harus saya persiapkan terutama tempat tinggal saya harus mencari kos yang dekat sekolah biar berangkat kesekolah tidak memakai biaya” Rangga diam sejenak dan melanjutkan ”Saya juga harus resent dulu ke lembaga bimbingan belajar dan masih banyak yang harus saya urus untuk meninggalkan kota lama saya“

“Begini pak Rangga, saya betul betul membutuhkan tenaga pak Rangga secepatnya mengingat pengampu matematika kelas XII IPA, yang semula di pegang oleh pak Anton mulai tanggal 1 kemarin sudah non aktif, pak Anton sudah ibu minta untuk menundanya tapi pak Anton tidak sanggup karena keluarganya ada jauh di luar pulau seberang dan itu memang hak nya pak Anton juga sih“ kata Andini, selanjutnya ”Sudah hampir dua minggu ini anak anak yang di asuh pak Anton tidak menerima pelajaran sebagai mana mestinya hanya guru piket yang menunggui dalam belajar mengajar padahal mereka kekas XII IPA yang sebentar lagi menempuh ujian nasional “ Andini diam untuk melihat reaksi Rangga

Terlihat Rangga juga kebingungan untuk menjawab pertanyaan Andini

“Sekarang kita bikin skala preoritas mana yang lebih penting dan orgen, pak Rangga pulang ke kota propinsi untuk menyelesai kan segala urusan biar lebih klir atau pak Rangga tetap di sini, sedang di kota propinsi begitu banyak tenaga pengajar yang masih menanti untuk bekerja sedang di sini sangat kurang untuk mencari tenaga mengajar kesulitan bukan main. sedang untuk keperluan pak Rangga di sini sudah ada solosinya, pak Rangga dapat meminjam ke Sekolah sejumlah uang nanti kalau gaji dari pemkap keluar dapat mengembalikannya, dan untuk tempat tinggal saya mempunyai gubuk kecil tapi agak jauh sekitar 2 atau 3 km dari sini gubuk ini belum pernah saya tempati tapi semuanya sudah lengkap tinggal pakai hanya sampai saat ini belum pernah saya tempati kalau liburan saja bersama anak saya saja, sedankan untuk ijin ke orang tua dan resent ke biro bimbinan belajar bisa melalui telpun saya kira jaman sekarang bukan merupakan sesuatu yang sulit kok“ kata Andini dengan penuh semangat

Rangga hanya diam tak bisa berkutik desakan Andini membuat Rangga tak punya pilihan lain selain menerima usulan Andini tersebut Andini tersenyum penuh kemenagan

Kemudian Andini berdiri sambil mengtucap ”Sebentar pak Rangga“ Kemudian menuju ke tempat meja kerjanya lalu menekan sebuah tombol dan tidak lama kemudian datang ke ruang kepala sekola tersebut seorang wanita setelah mengetuk pintu terlebih dahulu

“Ibu memanggil saya“ kata wanita itu

“Iya bu Ningsih” kata Andini, lanjutnya “Tolong ambilkan minum untuk pak Rangga kasihan dari tadi belum minum dan tolong panggilkan bu Siti kemari“ perintah Andini dan Andini kembali ke tempat duduk semula

“Baik bu, permisi“ kata bu Ningsih sambil berjalan ke arah pintu dan Andini kembali duduk ditempat semula tak lama kemudian pintu di ketuk kembali

“Selamat siang bu“ kata bu Siti

“Silahkan duduk bu“ kata Andini, kemudian bu Siti duduk di korsi tamu di selah kiri

“Begini bu, ini pak Rangga guru yang sangat saya harapkan untuk menggangti pak Anton yang pensiun bulan ini, nanti tolong pinjamkan sejumlah uang yang di ambilkan dari kas BP3 sekolah, berapun yang pak Rangga minta nanti akan di kembaikan setelah gaji pak Rangga keluarnya dari pemkap” kata Andini

“Ya bu“ kata bu Siti, lanjutnya “Kalau ngak ada lagi saya permisi dulu“

“Terima kasih bu Siti“ kata Andini

Kemudian bu Siti keluar dari ruang kepala sekolah, tak lama kemudian bu Ningsih masuk ruangan kepala sekolah dengan membawa 2 gelas es teh manis.

Suasana yang tadinya sangat tegang dan sangat formil kini berubah menjadi suasana santai penuh tawa dan sangat mencair dengan candaan yang di lontarkan baik dari Andini ataupun Rangga dengan sangat santai Rangga bercerita tentang keluarganya demikian juga Andini juga cerita tentang keluarganya, walaupun hanya sebatas basa basi.

“Mari pak Rangga saya perkenalkan dengan teman teman guru biar lebih mengtenal profil sekolah ini“ kata Andini langsung berdiri dan Ranggapun ikut berdiri mengikuti langkah Andini dari belakang

”Kita ke TU dulu ya“ kata Andini dan mereka berjalan kearah kantor TU yang berada di samping dari Ruang Kelapa Sekolah dan di ruang TU

Begitu Andini masuk ke ruang TU semua karyawan yang berada di ruang TU berdiri dan mengtucapkan salam dan di balas dengan angguan dan senyum dari Andini ada sekitar 6 – 7 orang di ruangan itu

“Bapak bapak dan ibu ibu, ini pak Rangga yang akan menggangtikan pak Anton yang pensiun bulan ini“ kata Andini di hadapan para bapak dan ibu TU, lanjutnya ”Silahkan pak Ranggag”

“Selamat siang, Bapak dan ibu semua, saya Rangga Adipati, salam kenal“ kata Rangga kemudian Rangga berkeliling satu satu sambil menyebut nama masing, dari ruang TU kemudian ke ruang Guru yang pada saat itu istirahat ke dua sedang berlangsung, ada sekitar 30 – 40 guru sedang bersatai di ruangan itu

Andini masuk ruang guru dan minta perhatian pada semua guru yang masih pada santai kemudian semua guru guru yang ada di kantor guru diam ada yang bergegas kembali ketempat duduk masing masing

“Selamat siang semuanya“ kata Andini

“Selamat siang bu“ kompak jawab semua guru tersebut

“Kita kedatangan teman baru yang sungguh baru keluar dari pabrik masih orisinil, guru yang selama ini kita nantikan sebagai pengganti pak Anton yang mulai tanggal 1 bulan ini pensiun, mari pak Rangga“ kata Andini

“Selamat siang Ibu-ibu dan Bapak bapak semuanya, perkenalkan saya Rangga Dipati baru kemarin di wisuda dan hari ini mendapat anugrah dari Allah mendapat SK pengangkatan sebagai guru menemani bapak bapak dan Ibu ibu guru semuanya, saya mohon bimbingannya“ kata Rangga singkat tegas dan lugas

“Pak, udah merit belum” tanya seorang guru dari belakang

“Belum pak, masih jomblo pak ngak laku“ jawab Rangga sambil tersenyum

“Siapa nih yang mau daftar jadi pacar pak Rangga atau mau di jadikan mantu juga boleh“ komentar salah satu ibu ibu berjilbab di samping kiri Rangga berdri

Semua yang hadir disitu tertawa dan Rangga hanya tersenyum tanpa di sengaja Rangga menoleh ke arah ibu Andin dan ke dua mata mereka saling bertemu sambil saling melempas senyum Jantung Andini terasa bergetar lagi dan mendapat senyuman dari Rangga sungguh manis dan gateng batin Andini dan Rangga segera melangkah menyalami satu persatu guru guru sambil mengucap salam kenal semua itu tidak terlepas dari pantauan Andini yang masih berdiri di depan Ruang guru semua guru menatap Andini sambil tersenyum dan mereka saling pandang satu sama lain.

Tiba tiba dari arah pintu masuk seorang wanita masuk langsung menatap Rangga sambil berteriak “Hai Jomblo ngapain loe kemari” kata wanita itu Rangga yang masih bersalaman dengan seorang guru menoleh ke wanita itu

Degh …..

“Loe Rangga kan“ tanya wanita itu


Bersambung ....
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd