Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lembaran Baru

Karakter Tokoh Wanita Favorit Di Season 1?

  • Dias

  • Meta

  • Linda

  • Resty

  • ..... (Ms. X)

  • Rein

  • Ressa

  • Alexa

  • Amelia

  • Neta


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Setelah tertunda sekian lama akhirnya selesai juga.
Sebelum membaca chapter terakhir ini, ane sarankan ada baiknya membaca kembali update 59, 60 Part 1 & 2 terlebih dahulu, karena masih saling berhubungan. Kalau tidak mau yasudah, langsung aja dinikmati persembahan terakhir dari cerita lembaran Baru. :malu:

Btw, pelan pelan aja bacanya, siapkan macroni pedes sekalian kopinya dulu :lol: karena update kali ini sangat panjang, hampir sampai 30 ribu kata terbagi dalam 3 post.





UPDATE 60. HOME PART 3

“Tears of Joy”

(Air Mata Kebahagiaan)




------POV META------


Mobil ambulan yang kutumpangi berjalan kencang menuju rumah sakit. Duduk disebelahku, Rein masih terus terusan menangis sambil mengusap kepala Rega yang kini terbaring di mobil ambulan ini,, lebih tepatnya Rega direbahkan secara tengkurap diatas ranjang di dalam mobil ambulan karena dia tertembak di punggungnya. Kata perawat yang datang bersama ambulan ini, Rega sengaja diposisikan seperti itu agar darah yang keluar tidak semakin banyak, karena itu akan sangat mengancam nyawanya. Alat bantu pernapasan juga sudah terpasang diwajahnya,, Dia masih tidak sadarkan diri.

Bee,,, Bertahanlah,, ucapku dalam hati.

Aku juga tak henti hentinya menenangkan Rein,,,dia begitu terpukul, apalagi dia tadi bilang kalau Rega tertembak karena berusaha melindunginya. Dias tidak ikut bersama kami, karena dia masih di gedung itu menunggu mobil ambulan lain yang akan membawa tubuh Galih. Harusnya tubuh Galih yang sudah meninggal dibawa memakai ambulan yang saat ini kutumpangi,, tapi karena Kondisi Rega sedang darurat, terpaksa ambulan ini dipakai untuk segera membawa Rega ke Rumah sakit,,, Rega harus segera mendapatkan perawatan, jangan sampai terlambat, atau dia akan menyusul Galih,,

Kumohon bertahanlah Bee,,,,

Sesampainya di Rumah Sakit, aku membantu Rein berjalan karena kakinya terluka,, kami mendampingi beberapa perawat yang mendorong ranjang dorong menuju ruang operasi untuk segera melakukan operasi pengangkatan proyektil peluru yang masih bersarang ditubuhnya Rega. Kemudian datang dengan berlari seorang pria berkacamata dan berpakaian putih khas seorang Dokter ikut mendampingi dan melakukan pemeriksaan awal kepada Rega.

Dokter : “Bagaimana kondisi pasien..?” tanya dokter itu kepada salah seorang perawat,,,

Perawat itu melihatku dan Rein terlebih dahulu seakan ragu menjawab pertanyaan dokter tersebut didepan kami berdua..

Nurse : “Denyut Nadinya melemah,,” kata perawat itu,,,

Apa artinya? Apakah ini artinya kondisi Rega sedang mengkhawatirkan…? Aku tidak begitu mengerti tentang dunia medis, tapi orang awam pun pasti tahu kalau luka karena tembakan bisa sangat mematikan.

Dokter : “Siapkan inkubasi…” perintah dokter itu,,, kemudian perawat tadi berlari mendahului kami… Ketika tiba di ruang operasi. Rega langsung dibawa masuk kedalam, aku dan Rein disarankan menunggu di ruang tunggu.

Meta : “Rega akan baik baik saja Rein,,,” ucapku kepada Rein,,,

Dia langsung menangis memelukku,,, kuusap punggungnya,,

Kamu akan baik baik saja kan Bee..? kumohon tetaplah bersama kami,, jangan pergi ,,,, jangan tinggalkan kami..

.

.

.

.

.

Dua Jam berlalu sejak Rega masuk ke dalam ruang operasi dan malam sudah semakin larut. Rein tampak masih terpukul dengan tertembaknya Rega,, Dia hanya duduk terdiam di sebuah kursi panjang merangkul kedua kakinya,melamun dan pandangannya tampak kosong. Sesekali kudengar isak tangisnya sambil melihat bercak darah ditangannya yang merupakan darahnya Rega…. Aku begitu khawatir dengannya,,, bahkan Dia menolak untuk dirawat kakinya yang terluka dan memilih untuk tetap disini menanti kondisi Rega.

Saat masih menunggu, Aku melihat ke layar televisi yang terpasang di salah satu sisi dinding ruang tunggu rumah sakit,, Dalam suatu acara berita TV nasional sedang diberitakan mengenai operasi penangkapan Pengusaha terkenal yang bernama Danu Wicaksono yang tidak lain adalah otak segala kejadian yang terjadi sejak kemarin. Tidak hanya itu, polisi juga menangkap beberapa petinggi kepolisian yang diduga terlibat dan menjadi bagian dari jaringan Danu Wicaksono. Dan menurut berita itu juga tidak menutup kemungkinan akan ada nama nama lain di pemerintahan yang ikut terlibat dan akan segera ditangkap dalam dugaan kasus suap proyek pemerintahan yang dimenangkan perusahaan Danu Wicaksono. Dikatakan, polisi telah mengantongi bukti bukti kuat mengenai berbagai kejahatan yang selama ini dilakukan Danu Wicaksono.

Publik langsung heboh dengan berita penangkapan itu, karena salama ini Danu Wicaksono dikenal sebagai pengusaha Dermawan yang sering turut serta dalam acara acara Charity di dalam negeri. Dalam sekejap saja media sosial langsung ramai bertebaran tagar atau hastagh mengenai operasi penangkapan besar besaran yang dilakukan oleh kepolisian serta hastagh mengenai kejadian yang terjadi di pelabuhan seperti #DanuWicaksono #PelabuhanMencekam #TerorisMenyerangPelabuhan #KillBIllDitangkap dan masih banyak yang lainnya termasuk #DroneRace serta #TeamReinGarisKeras atau #SaveDias..hmm gak ada yang peduli sama aku nih..? Fine. Aku memang tidak ada artinya sama sekali di cerita ini. Kalian sama seperti Rega yang sudah menganggapku tidak artinya lagi dan lebih memlih Dias. Kejadian diatap gedung tadi sudah menjelaskan semuanya kalau Rega lebih memilih Dias, dan lebih menyelamatkan Dias daripada aku. sakit tau gak sih mengetahui dia yang begitu berarti segalanya bagiku, tapi aku tidak berarti apa apa baginya.. hufff.. terjadi lagi,, bukan saatnya berpikran seperti itu,, karena sekarang ini kondisi Rega lebih mengkhawatirkan daripada sakit hatiku,,, Beberapa petugas kepolisian juga sempat mendatangiku dan Rein untuk meminta keterangan, tapi kuminta mereka untuk memberikan kami waktu dan mereka mau mengerti keadaan kami.

Kurasakan tubuhku begitu letih dan lemas karena seharian tidak tidur, tak butuh waktu lama hingga akhirnya aku tertidur di kursi ruang tunggu rumah sakit.

.

Rega : “Bee….”

.

Aku merasa mendengar suara Rega sedang memanggilku, aku langsung kaget hingga terbangun dari tidurku. Hari sudah siang saat aku terbangun,, sinar matahari yang cerah masuk menyinari bagian dalam rumah sakit melalui kaca jendela yang terpasang di sebelah deretan kursi kursi panjang ruang tunggu Rumah Sakit. Sebuah selimut panjang menutupi tubuhku, siapa yang menyelimutiku,,? Hingga akhirnya aku tersadar jika di kursi panjang ini, aku sedang rebahan dipangkuan seseorang.

Resty : “Heii Cantikk,,,” dia tersenyum menyapaku,,,

Hahh? Ternyata Resty,,,aku langsung membangunkan tubuhku ketika melihat Resty,,,, Resty langsung memeluk tubuhku…

Aku : “Resty..? kapan kamu datang…?” ucapku sambil mengusap punggungnya, dikursi panjang yang lain aku juga melihat adiknya Resty sedang duduk bersebelahan dengan seorang pria seumuran Rega., mereka berdua juga sedang menatapku.

Resty : “Semalam aku langsung datang kesini,,,,Syukurlah kamu baik baik saja…”

Aku : “Tapi tidak dengan Rega Ress,,,,tunggu dulu, Operasinya..?” tanyaku panik, sambil melihat ke arah ruang operasi.

Resty : “Operasinya sudah selesai Meta, proyektil peluru sudah diangkat dari tubuhnya Rega,,,, tapi…..”

Tapi..?

Resty : “kondisinya masih kritis dan masih belum sadar, dia sekarang dipindahkan ke ruang ICU. kata dokter, kondisi seperti itu akan berlangsung selama 2-4 hari,,sampai sekarang dia masih dalam pengawasan ketat tim dokter…” jelasnya padaku

Fase kritis..? Ya Tuhan,,kumohon selamatkan Rega,, bantu dia melalui masa masa kritisnya,,, doaku dalam hati,,

Beberapa saat kemudian dua orang wanita cantik datang menghampiri Adiknya Resty,, mereka juga menanyakan keadaan Rega kepada adiknya Resty… Siapa wanita wanita itu? Temannya Rega juga?

Ressa : “Amel, Mira,,? Kalian datang…?”

Mereka tampak berbincang bincang serius bersama seorang pria yang daritadi duduk bersama adiknya Resty, tak lama dua orang wanita datang lagi,, mereka datang dengan berpenampilan serba hitam.. kedua wanita itu berlari ke arahku dengan nafas tersengal… dan kedua wanita itu adalah Dias dan Linda… mungkinkah mereka kesini setelah mendatangi pemakaman Galih? Sepertinya begitu karena melihat penampilan mereka yang berpakaian serba hitam.. aku berdiri dari tempat duduk dan Linda langsung memelukku…

Linda : “aku sudah mendengar semua yang terjadi,,,” ucap Linda bersimpati,,,

Dias : “Meta,, bagaimana keadaan Rega…?” tanya Dias kepadaku,,,

Aku : “Rega masih belum bangun Dee..” aku menatapnya sedih sambil menggelangkan kepalaku,, Dia langsung bergantian memelukku…

Dias : “Kamu gpp??” tanya dia mengkhawatirkanku,, Dias begitu perhatian,,,

Aku : “Aku gpp kok…”

Dias tersenyum mendengar jawabanku, tapi tiba tiba saja tubuhnya lunglai seperti tidak seimbang dan hampir jatuh kalau Linda tidak menahan tubuhnya dari belakang… Aku sampai kaget tiba tiba dia lemas seperti itu…

Linda : “Dee.. jangan dipaksakan,, semalaman kamu tidak tidur dan terus beraktifitas sampai pemakaman tadi,,, kamu harusnya istirahat dirumah,,” Linda khawatir melihat kondisi Dias.. Kami semua menangkap kilau air mata yang menetes di pipinya kemudian dia mengusapnya…

Dias : “Aku gpp kok Lin,,,” ucapnya Lemas,,

Dias pasti merasakan lelah dan stress berat setelah seharian dikurung didalam ruangan sempit, lalu belum lagi trauma saat dia hampir saja diperkosa oleh orang brengsek itu, selain itu saat ini batinnya juga pasti tertekan merasakan kesedihan yang mendalam atas meninggalnya Galih seseorang yang selama ini mungkin dekat dengannya dan sekarang dia masih harus mengkhawatirkan Rega, pria yang dicintainya masih dalam keadaan kritis. Tapi Dias berusaha mengendalikan emosinya, perasaanya yang sesungguhnya, agar dia tetap kelihatan tegar dan kuat, meskipun raganya tidak bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan.

Setelah itu kami semua bersama sama menuju ke ruang ICU tempat Rega sedang dirawat secara intensif. Diluar ruangan itu, Rein sedang berdiri menatap penuh kesedihan kedalam ruangan itu melalui kaca. Lingkaran hitam disekitar matanya terlihat begitu jelas. Resty mengatakan kepadaku kalau semalaman Rein tidak tidur menunggu kondisi adiknya yang masih belum sadar, dan dia tidak berhenti menangis semalaman,bahkan dia juga tidak mau makan. Ada seorang wanita cantik yang mendampingi Rein.



Wanita itu dan Rein terlihat begitu mirip, sama sama memiliki wajah yang cantik dan bentuk tubuh yang indah. Siapa wanita itu? atau mungkin saudaranya Rein? Dua orang wanita temannya adiknya Resty yang bernama Amel dan Mira itu mendekati Rein dan mereka berpelukan sedih… lalu wanita yang bernama Amel tadi mengajak wanita yang mirip dengan Rein bicara agak menjauh dari sini.

aku melihatnya, Rega sedang terbaring tidak sadarkan diri diatas tempat tidur..

Bee,,, Bangun,,!! Lihatlah!! mereka semua yang ada disini sedang sedih menghkawatirkanmu,, apa kamu tega melihat kami seperti ini,,? Bangun Bee!!

Dengan berbagai pertimbangan, Dokter yang merawat Rega mengizinkan tiga orang masuk kedalam ruangan ICU. Rein dan Dias mengambil kesempatan itu,, sebenarnya aku tidak mau masuk kedalam, karena aku takut tidak kuat menahan rasa sedih melihat kondisi Rega.. tapi Resty memaksaku untuk ikut Rein dan Dias masuk kedalam ruangan.

Setelah memakai baju steril, aku masuk kedalam ruangan menyusul Rein dan Dias. Suara mesin monitor jantung, alat bantu pernafasan dan bunyi alat alat lainnya mendominasi suasana didalam ruangan. Dan sudah pasti bau obat tercium sangat menyengat dari segala arah. Aku berjalan mendekati tempat dimana Rega berbaring dan kemudian berdiri disamping Dias.. aku tidak bisa menahan rasa perih yang kurasakan didakaku melihat kondisi Rega seperti ini, melihat wajahnya yang terluka dan memar dibeberapa bagian tubuhnya yang kekar.

Tidak hanya aku yang merasakan kesedihan, Dias dan Rein pun merasakan hal yang sama denganku. Rein tak kuasa menahan air matanya menetes melihat kondisi adik yang begitu dia sayangi terlihat payah dan tidak berdaya. Rein meraih tangannya Rega dan menggenggam erat telapak tangannya dan mengusapnya dengan tangannya yang lain berharap Rega bangun,, tapi Rega seperti tidak merasakannya sama sekali, dia masih tidur dengan wajah yang begitu tenang seperti tidak merasakan apa apa.

Bee.. aku tau kamu pasti sedang berjuang untuk sembuh… dan sebentar lagi kamu akan tersadar lalu menyapa kami kembali dengan kepolosanmu itu. Ucapku dalam hati melihat Rega yang katanya dokter sedang dalam fase kritis, atau bisa dikatakan Rega sedang berjuang melawan maut sendirian.

Tak berselang lama kami bertiga dikagetkan dengan suara alat alat medis yang sebelumnya stabil kini menjadi sangat berisik. Kami bertiga langsung panik, karena firasat kami mengatakan berisiknya alat alat itu menandakan sedang terjadi sesuatu pada Rega atau bisa dikatakan kondisi Rega sedang memburuk. Beberapa perawat dan Dokter langsung masuk kedalam ruangan memeriksa Rega dan menyuruh kami keluar ruangan.

Rein : “Dokter!! Adikku kenapa Dok,,?” Tanya Rein pada Dokter itu,, tapi Dokter itu tidak menjawabnya,,,,

Rein : “DOKTER!! KATAKAN SESUATU…!! ADIKKU BAIK BAIK SAJA KAN DOKKK,,?” Di dalam ruangan itu Rein teriak panik.. Aku dan Dias mencoba menenangkannya dan menuntunnya ke luar ruangan..

Rein : “semua salahku,, aku tidak bisa menjaganya,,, aku gagal melindunginya..” Isak tangis Rein kembali pecah diluar ruangan.. tangisannya terdengar sangat pilu bagi siapapun yang mendengarnya.

Kemudian Dias mendekati Rein, dia merangkul lengannya Rein..

Dias : “Kakk,, kamu gak boleh ngomong gitu,,, Rega seperti itu juga karena menolongku dan Meta.. tapi Rega pasti sembuh, dia pria yang kuat dan pantang menyerah,, sebentar lagi Rega pasti bangun dan tersenyum kepada kita semua..” Dias dengan keramahan hatinya tak henti hentinya menyalurkan ketegaran kepada semua orang yang khawatir dengan Rega, walaupun aku tau hatinya sendiri juga hancur melihat kondisi Rega.

Rein memeluk Dias,, beberapa menit kemudian Dokter yang merawat Rega keluar ruangan,, semua orang langsung mendatangi dokter itu dan menanyakan Keadaan Rega setelah serangan yang tiba tiba tadi. Dokter itu melepas kaca matanya dan menghela nafas panjang.

Dokter : “Kondisi pasien semakin memburuk,, kami sudah melakukan yang terbaik untuk membantunya melewati masa masa kritis,, kita serahkan semuanya kepada Tuhan, saat ini saudara Rega sendiri yang harus berjuang untuk bisa melaluinya..”

Astaga,, kamu tidak akan menyerah kan Bee..? Jangan Pergi Bee,,, kumohon tetaplah bersama kami,,

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

------POV REGA------


Begitu mataku terbuka, aku sudah berada disebuah ruangan yang begitu terang, ruangan yang dominan dengan warna putih. Dinding ruangan, langit langit, lantai, segala perabotan, meja rias, tirai dan sebuah pintu di salah satu sisi dinding yang semuanya berwarna putih,, aku sedang terlentang di atas tempat tidur dengan sprei dan selimut yang juga berwarna putih. Aku juga hanya mengenakan kaos pendek dan celana panjang berwarna putih juga.

Dimana aku..?

Diatas tempat tidur yang sama tepat disebelahku terdapat seorang wanita yang tidur membelakangiku hanya mengenakan kemeja tipis tanpa bawahan yang juga berwarna putih, tak kalah putih dengan putih kulit tubuhnya.

Siapa wanita ini? Dan bagaimana aku bisa berada di tempat ini bersamanya? Mengapa Aku tidak bisa mengingat apapun?

Disaat aku masih kebingungan dengan apa yang terjadi, tiba tiba wajahnya Rein terlintas dipikiranku, Rein terlihat sangat panik, kenapa dengannya? Perlahan ingatanku berangsur pulih dan yang kuingat selanjutnya adalah..

BANGGG!!

Aku mengingat suara tembakan itu dan rasa sakit yang luar biasa menjalar diseluruh tubuhku, aku panik dan reflek terbangun dari tempat tidur ini,, Adrenalinku langsung meninggi.

Aku ingat terkena tembakan,, apakah ini artinya aku sudah mati?

Aku : “Aku sudah…. mati?”

Bagaimana dengan Rein? Meta dan Dias?

Aku begitu cemas dan ketakutan mengetahui kenyataan kalau aku sudah mati, pikiranku rasanya campur aduk menjadi satu dalam sebuah kebingungan. Tubuhku dengan cepat merespon ketakutanku yang ditandai dengan kedua tanganku yang bergetar hebat,,,,

Ditengah tengah ketakutanku aku merasakan seseorang memegang lenganku dari belakang,,,

…… : “Hei,, hei,,, jangan takut,, ada aku disini…”

Hah? Suara ini ? Aku langsung menoleh ke belakang,,,,



Tubuhku semakin gemetar hebat mengetahui siapa wanita yang ada dibelakangku, dia sedang memandangiku dengan wajahnya yang cantik masih sama seperti dulu,,

Aku : “Alexa ?”

AL : “IYa,, ini aku sayang… kamu sudah pulang? Kenapa kamu tidak membangunkanku?”

Pulang?

Langsung kupeluk tubuhnya begitu erat,, air mataku menetes dan aku menangis dipelukannya, air mataku sampai menetes di pundaknya,,, aku masih tidak percaya bisa bertemu dengannya dan bisa memeluknya lagi,, bahkan tubuhku masih bergetar saat memeluk tubuhnya. Alexa menyambut pelukanku, dia mengusap punggungku dengan lembut.

Aku : “Aku,, aku sangat ingin bertemu denganmu AL,,,,” ucapku sambil terisak dipelukannya yang begitu hangat,,

AL : “aku tau.. aku tau…” ucapnya lirih

Kemudian pelukan kami terlepas, tangannya yang lembut menyentuh wajahku, mengusap air mataku yang masih menetes.

AL : “kamu masih sama seperti dulu,, cengeng,!!” ucapnya lalu tersenyum.

AL : “Padahal sudah kuminta untuk tidak bersedih menangisiku… kamu terlalu berlebihan”

Aku : “Aku berlebihan? Ya aku memang berlebihan tapi Mau bagaimana lagi,,,? Kamu pergi !!”

AL : “Aku tidak bermaksud begitu,,,” ucapnya menyelahku

Aku : “Kamu tidak akan tau betapa sulitnya bagiku menerima itu... kamu memintaku untuk tidak pernah meninggalkanmu,, tapi malah kamu yang pergi meninggalkanku.. dan tidak pernah kembali lagi.”

AL : “Maaf..” dia menyelahku lagi..

Aku : “Mungkin Dunia tanpa kehadiranmu akan terasa biasa biasa saja,, tapi tidak dengan Duniaku AL.. Duniaku tanpa kehadiranmu itu sepi dan sangat menyakitkan,, setiap hari meratapi kepergianmu, setiap hari hanya berteman dengan bayanganmu yang tidak pernah sedikitpun bisa kusentuh, setiap aku duduk termenung diatas tempat tidurku bayanganmu tiba tiba muncul lalu bersandar dibahuku, kemudian bayanganmu hilang begitu saja, ribuan bahkan jutaan kali namamu kusebut disetiap malam hanya untuk mengharapkan bisa bertemu denganmu di dalam mimpi,, apa kamu tau rasanya jika menjadi aku?”

Aku luapkan semua apa yang ingin kukatakan kepada Alexa, tentang penderitaanku ditinggal olehnya, tentang rinduku, aku mengadukan semua yang kurasakan saat dia tidak bersamaku lagi,,, kemudian Alexa memelukku lagi..

AL : “tidak ada yang bisa kukatakan selain kata maaf karena telah meninggalkanmu disaat kamu masih mencintaiku,,,” ucapnya sambil memelukku,

AL : “Maaf telah memberikan penderitaan yang sangat berat dihidupmu, maaf aku tak bersamamu saat kamu bersedih dan menangis karena aku, maaf aku tidak berada disampingmu disaat kamu merindukan pelukanku,, asal kamu tau, disini aku juga terluka melihatmu seperti itu, seharusnya aku ada disana, aku sangat ingin menghentikan air mata itu tapi aku tidak bisa,, maafkan aku,, aku benar benar minta maaf…” Alexa semakin memelukku erat,,

.

.

Aku : “Kamu tidak perlu meminta maaf,, kamu tidak salah,, memang aku kecewa karena kamu kamu pergi,,, tapi kamu mengorbankan nyawamu demi Rein,, aku belum pernah mengatakan ini, terimakasih telah menyelamatkan kakakku, meskipun harga yang harus kamu bayar sangat mahal…”

Alexa mepelaskan pelukannya.

AL : “Aku tidak pernah menyesali itu, Amanda salah satu orang yang sangat kusayangi setelah kamu,,, dia juga sangat berarti bagimu..”

Aku : “Kalian berdua begitu berarti bagiku,,,,”

Dia tersenyum manis… Kemudian Alexa mengusap dadaku,,

AL : “Lihatlah, Kamu tumbuh menjadi pria yang tampan dan gagah,,” ucapnya sambil menatapku.

AL : “sedangkan aku tidak berubah sedikitpun, masih seperti cewek SMA,,,”lanjutnya, kali ini dia sedikit cemberut,,

Aku : “Kamu masih terlihat cantik seperti dulu,,pernah mencintai wanita secantik kamu adalah salah satu kado terindah untukku” balasku memuji wajah cantiknya… dia tersipu malu sambil mengusap ujung rambutnya yang panjang.

AL : “pernah? Jadi sekarang gak cinta lagi?” tanya dia sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku,,,

Aku : “eh,, maksudku bukan seperti itu,..”

AL : “Hahahaha,,, kamu sudah pintar merayu,,tapi tetap aja polos seperti dulu,,, Apa kamu selalu berkata seperti itu kepada semua wanita yang dekat denganmu..?”

Eh..?

Aku : “AL…”

AL : “hmm..?”

Aku : “Boleh aku menciummu,,?” Alexa tertawa geli mendengar pertanyaanku,, dia menganggukk,,

AL : “ya,,, Sebaiknya kamu menciumku,, aku merindukan ciuman pertama kita,,!!”

Kudekatkan wajahku ke wajahnya, sempat kulirik matanya yang indah terpejam menyambut ciumanku. Sampai akhirnya bibirku menyentuh bibirnya yang lembut, rasanya manis. Kubelai rambut panjangnya dan satu tanganku yang lain memegang erat tangannya,, kami berciuman, berpagutan bibir selama beberapa saat,, kami berdua seperti haus akan gairah yang telah sekian lama kami lewatkan.

Aku : “Aku kangen kamu,,,” ucapku padanya saat kami selesai berciuman,,,

AL : “Me Too…”

Aku : “Boleh aku menciummu lagi…?” tanyaku padanya,,

Dia menjawab pertanyaanku dengan mencium bibirku,,.

AL : “Lakukan apapun yang tak bisa kamu lakukan saat kamu sedang merindukanku, kamu boleh memelukku, menciumku, ataupun yang lain,,,,,”

AL : “Selagi waktunya belum habis..” lanjutnya

Hah?

Aku : “Waktu,,,? Maksudnya?” tanyaku heran,,,

AL : “Kamu harus segera kembali, sebelum pintu itu benar benar tertutup dan kamu tidak akan pernah bisa kembali ke duniamu…” ucapnya menunjuk sebuah pintu didalam ruangan ini yang sedikit terbuka, aku bisa melihat cahaya yang begitu terang melalui celah pintu yang terbuka itu.

Kembali keduniaku?

Aku : “Jadi aku belum benar benar mati,,?” tanyaku,,

AL : “Semua itu tergantung kamu, aku tidak akan memaksamu….”

Kupegang tangannya, aku menatap wajahnya,,,

Aku : “Aku tidak akan kemana mana, aku akan tetap disini bersamamu,,”

AL : “hmmm? Kamu tidak mendengarnya..?” serunya,,

Aku : “Dengar apa,,?” tanyaku,

AL : “Fokuskan pendengaranmu,, dengarkan baik baik,,,” perintahnya,,

Sebenarnya Apa yang ingin dia tunjukkan? Aku masih tidak mendengar apa apa, kulakukan sesuai apa yang dia perintahkan untuk memfokuskan pendengaranku,, suasanan masih sepi dan sunyi, aku dan Alexa hanya saling berpandangan diatas tempat tidur ini. hinga akhirnya aku mendengarnya,,,, dan aku terkejut dengan suara suara yang kudengar,,,, sampai sampai aku melihat beberap kali ke langit langit mencari asal suara itu..

Meta : “kamu tidak akan menyerah kan Bee..? Jangan Pergi Bee,,, kumohon tetaplah bersama kami,,”

Meta : “Bee.. Kumohon jangan pergi,,,,, Jangan pergi,,,”

Meta : “Bangun Bee!!”

Itu suara Meta ?

Dias : “Ya Tuhan kumohon selamatkan Ega…”

Dias : “Ega..jangan tinggalkan aku,,!!”

Dan suara Dias ? Mereka berdua sedang bersedih menangisiku ? jadi mereka baik baik saja,,,?

AL : “Kamu sudah mendengarnya ? mereka memintamu untuk segera kembali,, siapa mereka?” Alexa tiba tiba bertanya..

Aku menggelengkan kepalaku,,

AL : “Kamu menyembunyikan sesuatu lagi..”

Aku : “Lagi,,?”

AL : “Aku sangat mengenalmu Rega, selalu ada hal hal yang tak kamu katakan,,, bahkan saat dulu kita masih bersama..”

Sial,, aku yakin maksudnya adalah saat aku tega berhubungan dengan wanita lain saat masih berpacaran dengannya,,,

AL : “Dias dan Meta,,, kembaliah kepada mereka..!!”

Hahh? Alexa tau siapa mereka berdua,,,?

Aku : “Bagaimana kamu bisa tau..?”

AL : “Aku selau dekat denganmu sayang, disini,, aku tau semuanya tentangmu, cintamu, tentang perasaanmu kepada mereka,,” ucapnya, sambil tangannya menyentuh dadaku.

Aku : “Aku tetap disini, aku tak akan kemana mana,, aku akan menemanimu disini siang dan malam,, dan kita akan bersama sama selamanya…” ucapku sambil memegang kedua tangannya,,,

Alexa menatapku,,

AL : “Apa itu hanya alasanmu untuk lari dari masalahmu,,?”

Pertanyaanya sukses membuatku terdiam selama beberapa saat,, Alexa benar benar tau segalanya tentangku.

Aku : “Mereka berdua akan baik baik saja tanpaku..” ucapku lirih sambil tertunduk, .

Aku : “tidak hanya mereka berdua,, Rasanya seperti apapun yang telah aku lakukan, baik atau buruk... aku terus terusan mengecewakan orang yang peduli dan menyayangiku.. seakan selama ini aku menggenggam kebahagiaan hanya untuk menghancurkannya,,, aku pikir orang orang akan baik baik saja tanpa kehadiranku,, “

Aku : “Rein bilang kalau aku terlalu mudah jatuh cinta kepada wanita,,”

AL : “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, justru itu tandanya kamu bisa melihat keindahan dari orang lain dan menghargai mereka apa adanya,, itu yang kurasakan pertama kali saat mengenalmu.. ”

AL : “Semua orang yang peduli denganmu ada dibalik pintu itu,, kembalilah kepada mereka..”

Aku : “tapi Satu satunya orang yang yang bisa membuatku bahagia ada disini, Kebahagiaanku ada disini, kamu adalah kebahagiaanku AL, diluar sana aku tidak menemukan kebahagiaanku…”

Alexa tersenyum manis mendengar ucapanku, lalu dia mengecup bibirku sekali..

AL : “Aku akan sangat senang sekali jika kamu menemaniku disini, coba pejamkan matamu…..”

Aku : “hmm…?”

AL : “Pejamkan matamu sayang,,,,,”

Kulakukan perintahnya untuk memejamkan mataku,,,

AL : “kamu bisa melihatnya?”

Melihat apa..? aku tidak melihat apa apa,, hanya kegelapan.. namun kegelapan itu perlahan menghilang dan aku melihat



Aku : “Rein..?”

AL : “ya ,, itu Amanda,,, lihatlah !! dia begitu rapuh, hanya tertunduk diam tanpa suara.. bayangkan apa yang akan terjadi padanya jika kamu tidak kembali,,,”

Rein terlihat sangat sedih…. Kubuka kembali mataku

AL : “Kamu sudah pernah merasakan beratnya penderitaan setelah kepergianku, kamu ingin Amanda juga merasakan hal yang sama,,,? Setelah ditinggal mamanya, kemudian aku,, kini kamu satu satunya orang yang sangat dia sayangi juga berniat meninggalkannya,,,?”

AL : “Jika kamu tidak kembali, itu akan menghancurkan hatinya.. menghancurkan dunianya,, tangisannya akan cukup mengisi lautan di seluruh dunia.. Seumur hidupnya dia akan percaya jika dia yang paling bertanggung jawab atas kepergianmu… kamu ingin Amanda seperti itu?”

Aku : “Tidak,, aku tidak mau Rein merasakan itu,, tapi AL,, aku tidak mau berpisah denganmu lagi,,,”

AL : “Sayang,, aku tau betapa sulitnya ini bagimu, tapi kamu masih punya orang orang yang benar benar peduli denganmu,, yang sangat menyayangimu,”

Kini Alexa memegang wajahku… dia menatapku,,

AL : “Masih ada kebahagiaan untukmu diluar sana, kamu akan menemukannya,, Masih ada cinta yang harus kamu selamatkan,, kamu akan bertemu dengan seseorang yang mencintaimu melebihi dirimu sendiri,, atau mungkin kamu sudah menemukannya,,?“

AL : “Kembalilah kepada mereka, tinggalkan semua keraguanmu,, aku akan selalu berada disini,,” dia memegang dadaku lagi,,,,

AL : “karena Hatiku ini milikmu sejak pertama kali kamu menerima cintaku, maka selamanya aku akan mencintaimu,, ingat yang penah kukatakan padamu tentang pembuktian cintaku,,,?”




UPDATE 32. 3 DETIK, 3 HARI, 3 TAHUN & SEUMUR HIDUP

AL : “ ……….. apalah arti tiga detik jika tidak membuktikan apa apa, akan kuberikan waktu seumur hidupku untuk membuktikan cintaku padamu..”






AL : “Aku sudah membuktikan cintaku kepadamu sampai dengan akhir hidupku, kupikir cintaku akan terhenti saat aku meninggalkanmu,, ternyata tidak,, yang ada cintaku menjadi abadi dan tidak bisa mati, seberapa jauhnya kita terpisah dan meskipun dunia telah memisahkan kita,, cintaku kepadamu akan selalu ada malah akan semakin betambah kuat,, karena satu satunya alasanku mencintaimu adalah kamu,, mungkin karena itu juga kita bisa dipertemukan disini,,”

Semua ucapannya berhasil membuat air mataku jatuh,, haruskan aku berpisah dengannya lagi..?

AL : “Tuh kan nangis lagi,,,,,!!”

Langsung kupeluk tubuhnya,,

AL : “Sayang,, Meskipun kita tidak bersama lagi, kamu masih akan merasakan cintaku saat kamu memejamkan matamu,, karena… sesuatu yang indah biasanya tidak bisa dilihat, rasakan kehadiranku dihatimu ketika kamu sedang terpejam. Kamu akan menemukanku…” ucapnya.

Tangisanku semakin menjadi di pelukan Wanita yang sangat kucintai ini, aku masih ingin bersamanya.

Aku : “Bisakah aku bersamamu lebih lama lagi,,?” semakin kupeluk erat tubuhnya,,,,

AL : “Sekarang atau tidak sama sekali. Waktunya hampir tiba,,”

AL : “Rega,, terima kasih telah memberikan momen terindah dalam hidupku, bagiku kenangan yang paling berharga selama aku hidup bukan hanya sekedar bersamamu, tapi karena kamu..denganmu aku merasakan cinta yang sebenarnya untuk pertama kali, merasakan kebahagiaan untuk pertama kali,,, terima kasih sayang,,,” ucapnya dipelukanku,,,

AL : “berjanjilah kepadaku , setelah ini kamu akan mengingatku dengan senyuman, jika kamu masih mengingatku dengan kesedihan dan air mata,, lebih baik jangan pernah mengingatku lagi….”

Aku : “Kenapa kamu selalu saja mengalah demi Rein,,,” ucapku sedikit kesal saat pelukan kami terlepas,, Alexa mendekatkan wajahnya kemudian mencium bibirku,, kami berciuman lagi untuk terakhir kalinya,,,

Setelah itu sambil bergandengan tangan Alexa menuntunku berjalan menuju pintu, pintu itu terbuka sendirinya saat kami mendekatinya,,,di balik pintu itu terlihat cahaya yang begitu terang dan menyilaukan,, saat aku akan melangkah menuju cahaya itu, aku menoleh Alexa,,, tangan kami masih bergandengan,, aku masih memegang tangannya begitu erat, seakan masih berat untuk berpisah dengannya lagi,,

AL : “gapapa sayang,, kamu bisa pergi sekarang,,, cahaya itu akan menuntunmu pulang..”

Aku : “Alexa.. terima kasih sudah mencintaiku, cintamu adalah salah satu yang terbaik yang pernah kumiliki.. akan selalu ada tempat untukmu dihatiku,, aku akan selalu mencintaimu,,,”

Dia tersenyum manis mendengar ucapanku,

AL : “Love You Too..” pegangan tangan kami berdua terpelas,,, dan akhirnya aku telah melewati pintu itu menuju cahaya yang akan membawaku pulang..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

------ POV META------

Aku : “Iya beneran aku baik baik saja kok,,, aku belum bisa pulang kak, aku masih menunggu keadaan Rega,,”

.

Aku : “Iya2,, kapan kakak bisa kesini? Doakan Rega ya kak,,” aku sedang bicara dengan Kak Neta melalui sambungan telepon. Dia sangat khawatir denganku setelah mengetahui aku berada di pelabuhan semalam. Dia juga syok mendengar kondisi Rega, dan Kak Neta akan segera menyusul kesini Menunggu Mas Dirga pulang mengajar.

Ketika aku masih berbicara dengan Kak Neta, dari tempatku berdiri aku melihat keributan di luar ruangan ICU tempat Rega dirawat,,,Rein dan semua teman temannya Rega termasuk Dias dan Resty terlihat panik dan memaksa untuk masuk ke dalam ruangan ICU.

Astaga apa yang terjadi dengan Rega..?

Aku : “Nanti kuhubungi lagi….”

Kuputuskan sambungan telepon dengan Kak Neta, lalu aku bergegas menuju ke ruangan ICU dengan sedikit berlari,, jantungku berdegup kencang, kepalaku dipenuhi pikiran pikiran buruk tentang Rega setelah melihat keributan orang orang tadi. Saat sudah memasuki ruang ICU dibalik kaca pemisah ruangan pasien, aku melihat semua orang sedang mengerebungi ranjang Rega,, dan di atas ranjang itu kulihat Rega...

Rega Sudah,,, Bangun ?

Betapa senang dan leganya melihat Rega sudah sadar dan sudah bisa duduk diatas ranjang,,,bahkan saat ini kulihat dia bisa tersenyum setelah Rein memeluknya, ini sungguh suatu keajaiban, padahal dokter tadi bilang kondisi Rega semakin memburuk. Aku bergegas ingin segera bertemu dengan Rega.

Tapi.. Kuhentikan langkahku sebelum melewati pintu pemisah ruangan pasien, aku terdiam cukup lama,,, karena saat ini aku melihat sebuah kenyataan pahit didepan mataku, rasanya seperti dejavu, aku melihat Dias menangis haru sedang memeluk Rega diatas ranjang. Sebuah pelukan hangat dari wanita yang begitu mencintai Rega. Aku melihat wajah Rega berseri menyambut pelukan Dias.

Dan aku… hanya bisa tersenyum melihat mereka dari kejauhan.. walaupun ada kesedihan dibalik senyumanku. Mespikun terasa sakit tapi aku tetap tersenyum untuk mereka berdua.

Sepertinya ini sudah saatnya bagiku untuk pergi sebelum mereka terutama Rega menyadari jika senyumanku hanyalah sebuah topeng untuk menutupi lukaku.

Baiklah, Setiap orang memang selalu berharap Happy ending dalam setiap hubungannya dengan pasangan yang begitu dicintainya. Namun kenyataanya setiap akhir tidak selamanya akan bahagia, tidak seperti yang kuharapkan akan hubunganku dengan Rega,, dan tidak seperti yang pernah dia ucapkan didepanku…




UPDATE 57. THE SPECTRE PART 3

Aku : “Bee..? apa yang sedang kamu pikirkan,,?”

Rega : “aku memikirkan Happy Ending bersamamu Bee…”





Bagiku itu salah satu kata kata manis yang pernah dia ucapkan padaku, tapi ternyata aku bukanlah akhir bahagianya,, aku bukanlah tempatnya untuk berhenti mencari cinta sejati, aku hanya diminta Tuhan untuk menemaninya sebentar saja. hff, entahlah. Meskipun ini adalah ending yang tidak kuinginkan, tetapi tetap aku harus bisa merelakan walaupun perih.

Kupandangi wajah Rega dari balik kaca…

Aku akan pergi Bee,, biar kamu tidak perlu merasa bersalah kepadaku karena telah memilihnya. Aku akan menjauh darimu Bee,, agar aku tidak terus terusan menantimu,, tidak, Aku tidak lari Bee.. Aku hanya butuh waktu untuk bisa menghapus kenangan bersamamu, menghapus semua memori tentang kita,, agar suatu saat nanti ketika kita tidak sengaja dipertemukan lagi, aku sudah siap menatap matamu lagi,, tapi aku tidak akan terlalu memaksa diriku sendiri untuk melupakanmu secepat itu, karena aku sadar, melupakanmu tidak semudah saat jatuh cinta kepadamu,,Kuharap dengan pergiku ini adalah awal baru kebahagaiaanmu dengannya, semoga memang dia adalah cinta sejati yang selama ini kamu cari,sebuah happy ending yang kamu harapkan, bahagialah dengan Dias, aku tetap mendoakanmu, mendoakan kalian,,. semoga kisahmu dengan Dias tidak seperti kisahmu denganku,,

Cepat sembuh dan pulih ya Bee., Maaf jika aku harus pergi seperti ini,, kamu adalah kisah terindah yang pernah kujalani, sekalipun tidak bisa kumiliki. Terlepas kamu memang mencintaiku atau tidak, percayalah didalam hatimu,

you always be My Bee.

Tetesan air mata membasahi bumi mengiringi langkahku keluar dari ruang ICU. Sambil berjalan keluar Rumah Sakit, kuhubungi Kak Neta.

Aku : “Kak…”

.

.

.

.

.

.

.

DUA MINGGU KEMUDIAN

------POV REGA------

Hari ini adalah hari yang paling kunantikan selama dua minggu kebelakang, karena hari ini aku diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Kedua orang tuaku, Rein, Resty serta Ressa mendampingiku keluar dari Rumah Sakit ini. Tidak hanya mereka, ada seseorang yang selama dua minggu ini selalu menungguku disini turut serta mendampingiku, dan dia adalah Dias. Saat ini Dias sedang mendorong kursi roda yang sedang kududuki melewati lorong lorong Rumah Sakit menuju mobil yang akan membawaku ke Bandara untuk kembali ke kota sebelah.

Selama dua minggu berturut turut Dias selalu setia menemaniku disini bersama keluargaku, seringkali dia juga ikutan menginap di Rumah sakit ini. Dia begitu perhatian denganku, selalu memberi semangat kepadaku untuk cepat pulih, disaat Rein dan bunda gemas dan kesal denganku karena susah meminum obat, Dias selalu berhasil membujukku untuk meminum obat obat yang jumlahnya tidak sedikit itu.

Setiap sore Dias sering mengajakku berkeliling ke taman yang letaknya ada di dalam Rumah sakit biar aku tidak bosan, disana kami hanya berdua berbincang bincang, dia pernah bercerita tentang trauma yang masih dia alami setelah peristiwa mengerikan yang terjadi di pelabuhan dimana dia hampir diperkosa orang orang brengsek itu, katanya, dia masih sering bermimpi tentang hal yang paling mengerikan yang pernah terjadi di hidupnya itu. Lalu saat petang hampir tiba, Dias mengajakku kembali kedalam kamar.

Tak butuh waktu lama bagi Dias untuk langsung akrab dengan Rein dan juga dia berhasil merebut hati Bunda, mereka berdua sudah bagaikan ibu dan anak kandung jika sedang bersama. Aku sering melihat mereka bertiga tertawa bersama sama sambil melihatku,, aku yakin saat itu mereka sedang membicarakanku. Bunda pernah berkata kepadaku, kalau Bunda menyukai Dias karena dia wanita yang, baik, sopan, religius, penyayang dan sangat peduli terlebih padaku. Entah apa maksudnya Bunda mengatakan itu kepadaku, atau itu artinya Bunda merestui Dias?

Kemudian Tiga hari yang lalu Amel menjengukku, gantian dia yang mengajakku berkeliling di taman karena dia ingin membicarakan sesuatu kepadaku. Dia berbicara tentang perkembangan kasus Danu Wicaksono serta memintaku untuk tidak membocorkan identitasnya yang lain sebagai….. entahlah, sampai dengan saat ini tidak jelas dia itu polisi atau apa karena dia tidak memberitahuku. Berikut ini sebagian obrolanku dengan Amel tiga hari yang lalu

Amel : “Ada satu hal yang tidak digali lebih dalam oleh Angel tentang kejahatan Danu Wicaksono, yaitu kejahatan lintas negara yang telah bertahun tahun dia lakukan. Selama ini Danu Wicaksono melakukan aktivitas human trafficking dengan mengirim ratusan wanita wanita muda usia 14 sampai dengan 16 tahun ke berbagai negara khususnya tiongkok untuk dijadikan psk. Tidak hanya itu, dia juga memfasilitasi masuknya wanita wanita dibawah umur dari negara negara timur tengah dan asia ke negara ini untuk dipekerjakan sebagai wanita penghibur. Selama ini dia melakukannya Begitu rapi, Dengan berkedok agen perjalanan wisata dan agen penyalur TKI, sehingga kami tidak bisa melacak apa yang telah dia lakukan.”

Amel : “Dan aksinya menyuruh KillBIll menculik dan mengancam teman temanmu adalah untuk memastikan hal itu,, Danu ingin memastikan apakah kamu mempunyai bukti dan petunjuk tentang kejahatannya yang itu.. Danu tidak peduli dengan kejahatan yang dia lakukan didalam negeri karena dia mempunyai power yang begitu kuat di kepolisian, tapi tidak untuk kejahatan lintas negara yang dia lakukan. Karena dia tidak akan bisa lolos jika berurusan dengan interpol, Itu sebabnya dia sangat ketakutan saat kamu melalui Angel berhasil menggali bukti bukti kejahatan yang selama ini dia lakukan..”

Biadab, sungguh sungguh biadab orang itu… aku jadi teringat dengan pengakuan Galih tentang Danu Wicaksono yang akan membeli perawannya Ressa,, aku berpikir seandainya saat itu Ressa datang ke tampat orang itu, pasti Ressa akan ikut dipaksa dikirim ke Luar Negeri.. aku harap orang seperti Danu Wicaksono mendapat hukuman seberat beratnya.

Aku : “Jadi kamu sudah tau kalau Angel yang mendapatkan bukti bukti kejahatan itu,, pasti kamu juga tau apa yang selama ini telah dilakukan Angel,,?” tanyaku kepada Amel yang sedang berdiri di belakang kursi roda.

Amel : “ya,, The Spectre, dia sendiri yang mengatakannya kepadaku, dia juga yang menghubungiku untuk membantumu malam itu,, awalnya aku tidak percaya dengan apa yang dia katakan,, seandainya saat itu aku langsung percaya dengan apa yang dia katakan, aku pasti datang lebih cepat dan mungkin Galih akan selamat..”

Amel : “Angel sangat mengkhawatirkanmu, bahkan dia sampai menawarkan untuk menyerahkan dirinya asal aku mau membantumu… sebenarnya seperti apa hubungan kalian di masa lalu?”

Eh? Hubunganku dengan Angel di masa lalu…? Pertanyaan Amel membuatku teringat akan masa kuliah bersama Angel, Winry, Mira, dan,,,,, dia. Ahh aku jadi teringat dengan wanita itu.

Aku : “Hmm,, lalu apakah Angel,,?”

Amel : “tidak,, Tenang saja,, aku tidak akan menangkap Angel,,, sebenarnya kami ingin merekrutnya untuk bergabung bersama kami… tapi keputusan ada ditangannya. Aku tidak akan terlalu memaksa..”

Aku yakin Angel akan menolak tawaran Amel, aku sangat tau akan hal itu, karena wanita seperti Angel yang suka berontak sangat tidak suka dikekang dan benci peraturan..

Aku : “Mel,, sebenarnya apa pekerjaanmu,,,?” tanyaku padanya… mendengar pertanyaanku, Amel berpindah posisi ke depanku,, semerbak aroma parfumnya menggoda indera penciumanku… lalu dia menundukkan wajahnya ke wajahku,, dia membisikkan sesuatu,,

Amel : “Sebelum aku menjawab rahasiaku,, kamu harus menjawab pertanyaanku,, apa yang sering kamu lakukan dengan Kak Amanda selain berciuman mesra seperti yang kalian lakukan malam itu didepanku,,,?”

Ohh siaallll,,,,,

Seperti itulah sepenggalan obrolanku dengan Amel tiga hari yang lalu saat dia menjengukku.

Di lain kesempatan disaat Rein membantuku mandi, aku bercerita kepadanya tentang pengalamanku bertemu Alexa sebelum akhirnya aku sadar. Aku bertanya padanya tentang apa yang kualami, tentang keberadaanku di dunia lain, dimensi lain atau apapun itu sebutannya sehingga akhirnya aku bisa bertemu dengan Alexa. Apakah hal seperti itu bisa terjadi? Ataukah itu semua hanya terjadi dipikiranku sebagai refleksi kerinduanku akan sosok Alexa? Ataukah cuman mimpi? Jika memang hanya terjadi dikepalaku, kenapa terasa begitu nyata? Pelukan hangat Alexa, lembut bibirnya,, semua kurasakan begitu nyata. Mendengar ceritaku, Rein juga tidak bisa memastikan apa yang sebenarnya kualami. Dia mengatakan, teori kalau kita tidak sendirian di alam semesta ini sudah ada dari dulu dan di jaman now seperti ini semakin berkembang tentang kemungkinan bahwa dunia ini memiliki alam semesta lain yang sering disebut dunia pararel. Rein percaya adanya hantu, hal hal gaib dan sebagainya itu sebabnya dia sangat takut dengan setan.

Karena pengalaman mistis yang kualami sudah sering terjadi, Rein memintaku untuk mempercayai jika aku berada di dimensi lain disaat aku sedang tidak sadarkan diri, dan memintaku bersyukur karena sudah dipertemukan dengan Alexa. Ya memang kuakui aku sangat senang dan bahagia bisa diberi kesempatan bertemu dengan Alexa sekali lagi. Walaupun hanya sebentar, tapi sudah cukup mengobati rinduku kepadanya. Aku tersenyum memikirkan itu, seperti permintaan Alexa kepadaku untuk tersenyum jika aku sedang mengingatnya..

Dias : “Egaa.. Kamu kok senyum senyum sendiri..?” tanya Dias memergoki senyumanku,,,

Aku : “Eh.. ini Dee,, aku cuman merasa senang akhirnya bisa keluar dari rumah sakit ini..”

Setelah itu aku sudah berada didalam Mobil yang sudah siap membawaku, Rein, bunda dan papa menuju bandara untuk pulang kembali ke kota sebelah.. semua sedang sibuk membantu memasukkan barang termasuk Dias. Lalu tiba tiba Resty mendatangiku,, dia masuk begitu saja ke dalam mobil dan mengatakan sesuatu kepadaku.

Resty : “aku akan tetap berusaha mencarinya, akan kukabari jika sudah menemukannya..” ucapnya lirih,,,, aku hanya mengangguk mendengar ucapannya. Kemudian dia keluar dari mobil.

Mobil kami sudah berangkat menuju bandara,,tadi sebelum berangkat Bunda meminta kepada Dias untuk mengunjungiku ke kota sebelah dan Dias mengiyakan permintaan Bunda.

Sepanjang perjalanan menuju Bandara aku hanya duduk terdiam di kursi belakang sambil memandangi padatnya lalu lintas jalanan kota siang hari ini. Pikiranku sedang menerawang jauh, aku sedang memikirkan seseorang,, seseorang yang selama dua minggu ini tidak kulihat raganya,, berbagai macam pertanyaan muncul dikepalaku tentangnya, Kenapa sampai dengan hari ini dia tidak datang menjengukku? Kenapa dia tiba tiba saja menghilang? Dia pergi begitu saja dengan mudahnya tanpa ada satupun penjelasan, tanpa ucapan selamat tinggal. Sampai saat ini yang kutahu dia pergi karena kesalahanku atas sikapku kepada Dias dan merahasiakan kepadanya tentang hubunganku dengan Dias. Tak kusangka dia akan bereaksi seperti ini, atau memang aku yang terlalu bodoh sama sekali tidak tau perasaannya saat melihatku dengan Dias, dia menderita dan sangat terluka karenaku.

Tidak hanya Resty yang sedang mencarinya,, polisi juga sedang mencarinya karena dia adalah salah satu saksi korban kejadian malam itu.

Dimana Kamu ?

Aku sangat berharap agar bisa segera bertemu dengannya, ada yang ingin kukatakan kepadanya. Rein yang duduk disampingku tiba tiba mengusap tanganku,, aku menoleh wajahnynya yang sedang memandangiku… raut wajahnya mengisyaratkan kalau dia mengetahui apa yang ada didalam pikiranku, siapa yang sedang kupikirkan. Kemudian Rein menaruh sesuatu ditelapak tanganku. Ini kan?

Rein : “Aku menemukannya di kantong celanamu saat kamu tidak sadarkan diri,,,”

Dia memberiku sebuah kotak kecil, kukira kotak ini hilang saat aku menyelam di lautan ketika aku berusaha menyelamatkan Dias. kubuka penutup kotak itu…



Seharusnya cincin ini melingkar di jari tangannya dimalam saat dia memintaku untuk menemuinya di taman. Malam itu aku ingin mengenakan cincin ini di salah satu jari tangannya sebagai tanda kalau aku memilihnya, aku mencintainya. Tapi tidak terwujud karena saat itu dia mengatakan ingin mengakhiri hubungannya denganku, kemudian Dias datang dan semuanya berantakan ketika penjahat penjahat itu muncul. Rein tau cincin ini harusnya untuk siapa, karena dia yang membantuku memilih saat aku membelinya.

Aku hanya berharap agar dia segera kembali.

.

.

.

.

.

.

.

SATU BULAN KEMUDIAN

Hari hariku masih sama seperti sebelumnya, semuanya masih sama bahkan Rein masih saja tetap jomblo seperti sebelumnya hehe. Intinya semua masih berjalan seperti biasa tidak ada yang berubah kecuali satu hal, yaitu ada yang sesuatu yang mempengaruhi pikiranku. Sesuatu yang tidak bisa dilihat ataupun diraba hanya bisa kurasakan melalui perasaanku.






Bee,, Dimana Kamu?

.

Kapan kamu pulang?

.

Hai,, bagaimana kabarmu..?

.

Kamu baik baik saja kan?

.

Miss You

.

Bee,, semalam aku mimpi kamu

.

Hai,, bagaimana harimu?





Kubaca kembali sebagian pesan pesan yang kukirim untuknya, hanya pertanyaan pertanyaan sederhana. Tapi meskipun hanya pertanyaan sederhana, semua pertanyaan itu tidak pernah dijawab olehnya. Kenyataanya pesan pesan itu tidak pernah sampai kepadanya karena nomor handphonenya sudah tidak aktif lagi. Walaupun aku tau nomornya sudah tidak aktif lagi,tapi setiap malam sebelum tidur selalu aku sempatkan mengirim pesan untuknya dan berharap tiba tiba saja pesan itu terkirim dan dia menjawab satu saja dari semua pertanyaanku, aku akan sangat senang sekali jika dia tiba tiba membalas pesanku.

Kuletakkan handphoneku di meja lampu yang ada disebelah tempat tidurku,,, kuhempaskan tubuhku kebelakang diatas kasur yang empuk. Dimalam menjelang larut ini aku masih terjaga,, Hari akan berganti lagi, pikirku. Dan sampai hari ini aku belum mendapatkan kabar tentangnya, tentangmu Bee. Sudah hampir 50 hari aku tidak melihat mata sipit yang terkadang sengaja dia lebarkan ketika memandangku yang selalu bisa membuatku terpesona, sudah lama aku tidak melihat wajah cantik yang dulu sering membuatku bertanya tanya bagaimana bisa wanita secantik dia memintaku menjadi kekasihnya, sudah lama aku tidak mendengar ucapan ucapannya yang kadang rewel hanya untuk sekedar memintaku menemaninya makan, jalan-jalan kalau sedang dia bosan, atau saat dia rewel memintaku memuaskan hasratnya. Sudah lama aku tidak merasakan tamparan tangannya yang selalu terasa panas dipipiku. Aku rela dia menamparku berkali kali asal aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku juga merindukan perbincangan kecil kami saat setelah selesai ‘melakukannya’, tentang kemarin, tentang hari ini ataupun tentang kami dimasa depan.

Kuraih lagi handphoneku. dan seperti kemarin, kukirimkan lagi pesan untuknya..





aku akan mencarimu. aku akan menemukanmu





Tapi Malam ini pun tetap sama seperti malam malam sebelumnya,, Tak lama setelah pesan kukirim, aku mendapat notifikasi kalau pesan itu gagal terkirim.

Hufft,,

Sudah sebulan berlalu sejak aku meninggalkan rumah sakit, Meskipun begitu, aku masih harus tetap mendapatkan perawatan dan pengobatan di salah satu Rumah Sakit di kota ini dua kali dalam seminggu meski tanpa perlu menginap. Selama satu bulan itu aku tidak diperbolehkan Rein terutama bunda untuk pergi terlalu jauh dari rumah,, padahal aku sangat ingin kembali ke kota sebelah untuk segera mencari Meta. Dan kini, setelah satu bulan menjalani masa pemulihan, aku sudah merasa cukup sehat untuk segera berangkat ke kota sebelah. Aku juga sudah mendapat ijin Bunda dan aku akan berangkat ke kota sebelah besok pagi. Ehmm.. sebenarnya Bunda taunya aku berangkat ke kota sebelah untuk mengunjungi Dias. Kenapa bisa seperti itu?

Dias Syandriani.. dia menepati janjinya kepada Bunda untuk mengunjungiku di rumah,, tiap akhir pekan selama sebulan ini Dias selau datang menjengukku dan selalu menginap disini, dia juga pernah mengajak Linda bersamanya. Bunda selalu terlihat senang dan antusias jika Dias datang,, Tak jarang Bunda mengajak kami sekeluarga makan diluar bersama sama dengan Dias. Bunda juga pernah memaksa Dias untuk menginap disini selama beberapa hari,, hadeeh,, sepertinya Bunda sudah begitu menyukai Dias, mereka berdua jadi deket banget….

Saat Dias berkunjung, beberapa kali aku pergi jalan berdua dengannya karena Bunda menyuruhku mengajak Dias keluar jalan bersama di kota ini. Bagaimanapun juga Dias adalah wanita pertama yang kupuja puja saat aku masih bocah SMP. Kami juga pernah dekat setelah bertemu di acara reuni, meskipun belum dekat sebagai sepasang kekasih,, aku pernah mencintainya dan pernah mencoba mengupayakan cintaku padanya,, dan sekarang aku tau yang sebenarnya jika dia begitu mencintaiku.

Aku senang jalan berdua dengannya, aku nyaman didekatnya, kami tertawa bersama lagi seperti dulu. Dan aku harus mengakui, kehadiran Dias di hari hariku lagi sedikit membuatku lupa tentang kesedihanku atas kepergian Meta. Untuk saat ini Aku dan Dias masih menikmati kebersamaan kami walaupun tanpa terlalu vulgar mengumbar perasaan kami. Dias tidak pernah mengucap kata cinta lagi kepadaku sejak kejadian aku berkelahi dengan Galih, dimana Dia mengungkapkan keinginannya agar aku menikahinya. Dias tidak pernah menyinggung soal itu lagi denganku, padahal aku belum memberikan tanggapan. Seharusnya aku tidak perlu meragukan kebahagiaan yang akan kudapat jika bersama dengan Dias. Karena dekat dan menjalin cinta dengan Dias adalah hal yang paling kuinginkan sejak lama, bahkan sejak sekolah dulu saat aku belum mengenal apa itu Cinta.

Tapi meskipun aku dekat lagi dengan Dias dan membuat hari hariku terasa menyenangkan,, aku masih merasa ada sesuatu yang hilang dari diriku,, perasaan seperti ini sudah menghantuiku sejak Meta tiba tiba pergi,, Karena sampai dengan malam ini cintaku kepada Meta masih sama, tidak pernah padam walaupun dia telah lama pergi.

Mulai besok, aku akan berusaha mencari kepingan yang hilang itu, aku akan mencari cintaku, dan aku akan menemukannya.

.

.

.

.

.

.

.

DUA MINGGU KEMUDIAN


Sore hari menjelang petang ini aku sedang duduk termenung diatas tempat tidur di salah satu kamar hotel yang telah dua minggu kutinggali di kota ini. Diluar, hujan masih tidak lelah membasahi ibu kota sejak siang hari tadi.

Mencari keberadaan Meta ternyata tidaklah mudah. Karena sampai saat ini aku belum bisa mengetahui keberadaan Meta, tidak sedikitpun aku mendapatkan kabar tentangnya. Selama dua minggu aku sudah berusaha mencarinya, tapi masih belum membuahkan hasil. Sampai sekarang nomor telepon genggamnya masih tidak aktif. Meskipun Resty sudah memberitahuku kalau Apartemennya Meta sudah dua bulan ditinggalkan, tapi hampir setiap hari aku mengunjungi apartemennya berharap dia tiba tiba kembali kesana.

Beberapa kali aku mencari Meta dibantu oleh Resty, Ressa dan kadang Adit juga ikut membantu. Kami menghubungi teman temannya, mulai dari teman teman kuliahnya dulu sampai dengan teman temannya di tempat magang di salah satu kantor advokat. Tapi lagi lagi kami menemui jalan buntu, tidak ada seorangpun yang mengetahui dimana Meta berada. Aku juga meminta bantuan Angel, tapi sampai sekarang Angel belum bisa menemukannya. Aku harus mengakui kemampuan Meta untuk melarikan diri dan bersembunyi sangatlah hebat, Aku sempat berpikir saat ini Meta sedang berada di Luar Negeri, seperti yang pernah dia katakan kepadaku tentang mimpinya untuk mengunjungi kota kota di penjuru belahan Dunia.

Kamu dimana Bee? Kemana lagi aku harus pergi mencarimu?

Aku juga sudah berusaha mendatangi rumah orang tuanya dan bertanya langsung kepada mamanya, tapi kedua orang tuanya bilang jika sudah dua bulan Meta tidak pulang. Selama ini mereka hanya mengetahui kabar Meta melalui kak Neta. Kedua orang tua Meta juga sangat berharap Meta segera kembali. Kemudian aku mendatangi Kak Neta dan bertanya langsung kepadanya, Namun Kak Neta menolak memberitahuku dimana Meta sekarang ini. Malah Kak Neta memintaku untuk tidak mencari Meta lagi dan memintaku untuk melupakan Meta. Sedihnya, Kak Neta bilang itu adalah permintaan Meta…

Segitu bencinya dia kepadaku? Permintaannya itu Seakan akan dia memang ingin menjauh dariku, ingin menghilang dari hidupku , melupakan kisah indah yang pernah kami lalui dan memulai lembaran baru di tempat lain tanpaku. Atau mungkin dia sengaja pergi dariku agar aku bisa bersama dengan Dias? Seperti yang dia ucapkan di taman malam itu.

Huuftt..

Mataku masih memandang tetesan rintik rintik hujan yang berubah menjadi aliran air yang menuruni bagian luar jendela balkon kamar ini. Aku hanya duduk terdiam sambil memegang box kecil berisi cincin berlian yang begitu indah. Pikiranku kosong, Hujan selalu berhasil menghipnotis orang orang yang sedang merindu. Kalau kata kak Fanny, 90 persen air hujan itu terdiri dari kenangan. Bagiku sekarang ini memandang rintik rintik hujan bagaikan sedang melihat layar proyektor besar yang sedari tadi memproyeksikan wajah Meta di layar itu. Aku tidak bisa menghentikan rekaman memori kenangan kenangan indah saat aku bersamanya.

Sampai kapan kamu akan lari dariku? Sampai kapan aku harus mengejar bayanganmu?



There goes my heart beating

'Cause you are the reason

I'm losing my sleep

Please come back now



Suasana hujan seperti ini semakin membuat perasaanku menjadi hampa memikirkan kegagalanku menemukan Meta. Aku hampir putus asa, sampai aku tidak menyadari jika sudah dua hari aku tidak berusaha mencarinya lagi, aku lelah dan capek mengejar bayangannya yang terus berlari menjauhiku tanpa sedikitpun menoleh kebelakang.

Aku mulai menyerah dan telah kehabisan tenaga mengejarmu.. Aku mencintaimu Bee,, Sungguh aku mencintaimu.. tidak bisakah kamu berhenti berlari sebentar dan merasakan ketulusan cintaku.



There goes my mind racing

And you are the reason

That I'm still breathing

I'm hopeless now



Atau memang dia tidak akan pernah berhenti berlari dariku. Sampai kapanpun aku tidak akan bisa mengejarnya karena dia sudah terlalu membenciku dan dia akan terus berlari sampai menemukan kebahagiaan yang tidak didapatkannya dariku. Di dalam keputusasaanku aku berpikir Mungkin memang ini lebih baik untuknya, hidup tanpaku yang hanya membuat hatinya terluka berkali kali. Dan mungkin ini saatnya bagiku untuk membuka hati untuk seseorang yang telah menungguku untuk menyambut cintanya.

Jam ditanganku menunjukkan waktu tepat pukul 18:00. Malam ini aku ada janji dengan Dias, tadi siang dia mengajakku dinner diluar bersama. Kutatap kembali box kecil berisi cincin berlian yang daritadi kupegang, kututup dengan mantap penutupnya lalu kumasukkan box kecil itu ke kantong celanaku. Kemudian aku bergegas keluar dari Hotel menjemput Dias di rumahnya.

.

.

.

.

.

.

Sesampainya di rumah Dias, kulihat dia sedang berdiri di beranda rumahnya. Aku keluar dari mobil menuju ke arahnya dengan sedikit berlari karena hujan masih terus berjatuhan dari langit.

Dias : “baru saja aku akan meneleponmu, kirain kamu tidak datang karena hujan..” serunya saat aku sudah berada di hadapannya.

Aku : “Cuma hujan kok Dee,, tidak akan menghambatku untuk menepati janji kencan berdua denganmu,,” ucapku bicara sok manis didepannya,, dia tersenyum mendengar ucapanku.



Seperti biasa, kecantikan wajahnya tidak bisa digambarkan dengan kata kata karena terlalu indah. Apalagi saat ini dia sedang tersenyum kearahku, kalian pasti masih ingat kalau Senyum Dias selalu berhasil membuatku meleleh,, di cuaca yang sedang hujan seperti ini, senyumnya seperti memancarkan pelangi yang begitu indah. Meskipun bukan pelangi yang kuharapkan, tapi sudah cukup menyinari perasaanku yang sejak dari dua hari yang lalu mendung gelap.

Aku : “Jadi,, malam ini kamu ingin dinner dimana..?” tanyaku padanya, ini bukan pertama kalinya aku jalan berdua dengannya selama aku di kota ini. Disela sela usahaku mencari Meta aku masih sering jalan berdua dengan Dias walaupun hanya sekedar untuk makan bersama. Aku dan Dias juga pernah mengunjungi makam Galih.

Dias : “Sebenarnya aku sudah makan..” ucapnya lalu mengacungkan dua jarinya sambil tersenyum, pipinya merona malah kelihatan semakin menggemaskan.

Dias : “Tadi siang keluargaku mengadakan pesta kecil kecilan, Linda tadi juga kesini.., jadi aku belum begitu lapar,,” lanjutnya..

pesta? Aneh, padahal tadi siang dia yang mengajakku makan malam bersama.

Dias : “Tapi pasti kamu belum makan,, yukk aku temenin, aku tau tempat yang pas,, ehm, ada yang mau aku omongin sama kamu,,!!” ajaknya.. Dias terlihat begitu ceria, senyumnya terlihat begitu lepas.. dan Apa yang akan dia bicarakan? Apakah dia akan melanjutkan ucapannya untuk menjadikannya sebagai alasan kebahagiaanku? Seperti yang dia ucapkan waktu itu… Setelah itu kami berdua berangkat ke tempat yang direkomendasikan Dias.

Dias tidak henti hentinya membuatku terheran heran malam hari ini. Mobilku baru saja berhenti ditempat yang ditunjukkan Dias, dan ternyata tempat itu adalah ‘Royal 1989 PB’. Shit,, Begitu banyak yang terjadi di tempat ini. Jika kalian lupa, pertama kali aku menginjakkan kaki di tempat ini itu bersama Meta,, dia yang mengajakku kesini. Saat itu dia mengajakku berdansa dan memaksaku menyanyikan sebuah lagu untuknya, sungguh sebuah kencan yang romantis awalnya,hingga akhirnya Resty datang dan malam harinya Meta memutuskan hubungannya denganku. Meta juga kecelakaan setelah dari tempat ini. Kedua kalinya datang ke tempat ini aku yang mengajak Meta datang kesini berharap bisa mengulangi kencan romantis namun berantakan saat aku bertemu dengan Galih dan aku berkelahi dengannya sampai aku sempat diamankan di ruang security selama beberapa jam.

Kenapa Dias mengajakku ke tempat ini?

Aku : “Kamu sering kesini..?” tanyaku padanya,, aku dan Dias berjalan menuju pintu masuk, kami berdua berjalan berdekatan dibawah payung yang sedang kupegang agar tubuh kami tidak basah terkena air hujan.

Dias : “Kamu sudah lama mengenalku, kamu pasti tau aku tidak begitu suka datang ke tempat seperti ini,, aku tuh sukanya pergi ke taman lihat bunga bunga dan melihat anak anak kecil lucu yang bermain ditaman,,,, Ini kedua kalinya aku kesini,,” jawabnya,,,

Sambil memandang wajahnya dari samping yang sedang melihat lurus kedepan, Aku bertanya tanya dalam diriku,, Jadi saat aku bertemu dengannya disini bersama dengan Galih dan Linda itu adalah pertama kalinya dia ke tempat ini? Jika memang dia tidak suka datang ke tempat seperti ini, lalu kenapa dia malah mengajakku kesini?

Didepan pintu masuk, berdiri seseorang security berpakaian formal yang masih kuingat wajahnya ketika menahanku didalam. Tapi sepertinya orang itu tidak mengenalku. Kemudian aku dan Dias menuruni beberapa anak tangga menuju sederetan meja dan kursi yang sebagian besar sudah diduduki. Kami memilih tempat duduk dekat dengan panggung mini yang tak jauh dari bar. Diatas panggung itu terdapat seorang wanita yang berdiri memegang stand michrophone sedang membawakan sebuah lagu berjudul You Are The Reason yang dipopulerkan oleh Calum Scott. Lagu itu seperti sedang menggambarkan perasaanku sekarang ini…


There goes my hand shaking

And you are the reason

My heart keeps bleeding

I need you now



If I could turn back the clock

I'd make sure the light defeated the dark

I'd spend every hour, of every day

Keeping you safe




Suara merdu wanita itu terdengar dari setiap sudut sudut tempat ini. Dias yang duduk didepanku sedang memilah milah menu yang akan dia pesan, disebelahnya berdiri seorang pelayan dengan pakaian rapi sedang mempromosikan menu menu andalan tempat ini kepada Dias. Aku melihat sekeliling tempat ini, meskipun bukan akhir pekan tapi banyak orang yang mendatangi tempat ini. Mereka semua memakai pakaian yang elegan yang bisa kutebak dari brand brand ternama. Beberapa pasangan berdansa di lantai dansa tak jauh dari tempat kami, mereka berdansa menggerakkan badan dan kaki mereka diiringi lagu syadu yang dinyanyikan wanita tadi. Disana aku melihat sepasang pasangan yang berdansa, raut wajah sang wanita terlihat begitu bahagia menatap pria yang sedang memegang pinggang wanita itu, mungkin pria itu adalah kekasihnya. Ah,, sudah pasti mereka sepasang kekasih.


Melihat pasangan yang sedang bahagia itu membawa ingatanku kembali ke malam itu, aku dan Meta pernah merasakan kebahagaiaan yang sama. Malam itu aku dan dia menciptakan suasana romantis bersama, Berdansa dengan penuh cinta yang menggelora diantara kami berdua, orang orang yang melihat kami saat itu pasti sangat iri melihat kami, bahkan sejak kami baru tiba di tempat ini semua pria sudah iri melihatku datang dan bergandengan bersama seorang wanita yang malam itu tampil sangat cantik bagaikan seorang putri kerajaan. Lalu saat aku selesai menyanyikan sebuah lagu untuknya, dia mendatangiku ke panggung dan Meta menciumku dihadapan banyak orang. Hff,,, betapa bahagianya aku dan dia saat itu, bahkan orang orang yang melihat kami pun ikut merasakan kebahagiaan kami.


Jika tidak karena kebodohanku mungkin sekarang ini aku dan Meta masih akan berdansa di lantai dansa itu. Memang salahku, hingga akhirnya dia pergi meninggalkanku, menghilang selamanya dari hidupku meninggalkanku sendirian disini yang setiap saat dihantui oleh bayangannya, membuatku selalu merasakan rindu yang terasa begitu menyakitkan. Hanya memikirkan seperti apa rambutnya sekarang atau baju apa yang sedang dia pakai saja membuatku sakit. Kepergiannya menciptakan sebuah rutinitas baru di malam malamku, yaitu.. memikirkanmu. karena disetiap malam malamku pikiranku selalu dipenuhi dengan pertanyaan pertanyaan sedang apa dia disana? apakah dia baik baik saja? Apakah tidurnya nyenyak? Apa dia sedang sakit? Dan pertanyaan yang sangat begitu ingin kuketahui jawabannya adalah Apakah dia masih merindukanku?

…… : “Bee…”

Tiba tiba suara Meta yang sedang memanggilku membangungankan lamunanku. Aku begitu terkejut mendengar suara wanita yang dari tadi ada di khayalanku, suaranya sangat dekat. Mendengar suaranya, aku sedikit panik dan reflek berdiri dari tempat duduk dan menoleh ke sebelah kanan.. tapi tidak kutemukan Meta.

…… : “Bee..”

Meta memanggilku lagi,, aku menoleh ke sebelah kiri, namun masih tidak bisa kulihat dirinya.

Dias : “Bee..”

Ternyata suara itu berasal dari depanku, dan daritadi yang memanggilku bukanlah suara Meta, melainkan suara Dias? Dias menangkap syok dari raut wajahku, dia hanya tersenyum tipis sambil memandangku. Kemudian Aku duduk kembali ke tempat dudukku sambil bertanya tanya dalam hati, kenapa Dias memanggilku seperti itu?

Dias : “Kamu sedang memikirkan dia..? tanya dia pelan..

Dias : “Meta..? dia selalu memanggilmu seperti itu,, dan tempat ini,,,” dia melihat sekeliling,,, lalu menatapku lagi

Dias : “Pasti Tempat ini menjadi salah satu saksi dari banyaknya kenangan kebersamaanmu dengannya.. ”

aku masih tidak sanggup berkata kata setelah Dias memanggilku seperti Meta memanggilku dan dia mengetahui tentang tempat ini. Bagaimana dia bisa tau? Atau dia hanya sekedar menebak?

Dias : “Ega,,, kamu masih mencintaiku?”

.

.
LANJUT DIBAWAH
 
.

.

Astagaa,, Pertanyaan Dias sukses membuatku terkejut, membuatku mati kutu dan terdiam selama beberapa saat sambil melihat wajah Dias yang sedang memandang mataku. Itukah yang ingin dia katakan? Dan itu alasan dia mengajakku ke tempat ini?

Kumasukkan tanganku kedalam kantong celanaku, kupegang box kecil berisi cincin yang selalu kubawa kemanapun setiap hari.

Bee..? Inikah saatnya bagiku untuk melepaskanmu,,,?

Bee..? Apa yang harus kulakukan..?

Aku : “A…Aku tidak tau…..” jawabku lirih sambil menunduk tidak berani melihat wajahnya.

Apa aku telah menyakiti perasaanya dengan berkata seperti itu? shitt,, pasti aku telah menyakiti perasaannya. Seketika aku langsung merasa bersalah kepada wanita yang saat ini ada didepanku.Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, Aku tidak perlu meragukan kebahagaiaan yang akan kuraih jika bersama dengan Dias, dia begitu mencintaiku terlihat dari segala perhatian yang dia tunjukkan padaku akhir akhir ini. Dia adalah cinta pertamaku, Bunda juga sudah menyukai Dias, lalu Rein selalu mendukung apapun keputusanku. Tapi,,, tapi aku masih belum bisa melupakan Meta, meskipun dia telah lama pergi dan mungkin tidak akan pernah kembali.

Jika aku bersama Dias, bukankah aku hanya akan semakin menyakiti hatinya karena aku masih belum bisa melupakan Meta.? Bagaimana aku bisa tenang memeluk Dias ketika aku masih terbayang bayang Meta? Jika kupaksakan untuk bersama sama dengan Dias, aku takut selamanya tidak bisa mencintainya sepenuh hati yang hanya akan membuatku semakin berdosa kepadanya.

Dias : “terima kasih sudah mau jujur,, setidaknya kamu lebih bisa berkata jujur daripada Meta..” ucap Dia lirih,, membuatku terpaksa memandang wajahnya.

Kulihat butir air mata disalah satu sudut matanya. Saat dia mengedipkan matanya, butir air mata itu turun menjadi aliran air yang membasahi pipinya namun dengan cepat dia menahan air mata itu agar tidak jatuh terlalu jauh. Air mata itu menunjukkan emosinya, yang pasti begitu pedih dan menyakitkan. Lagi,, sekali lagi aku menyakiti perasaan seseorang yang begitu mencintaiku. Tapi terpaksa kali ini aku harus melakukannya,, Aku siap jika Dias marah, kecewa, atau membenciku... karena untuk sekarang ini, aku tidak bisa mencintai wanita lain seperti aku mencintai Meta. Aku tidak bisa bersama dengan wanita lain selain dengan Meta. Mungkin orang lain akan memilih mengubur cinta yang tidak bisa diperjuangkan dan memilih cinta yang baru. Tapi tidak denganku, aku masih akan menunggu Meta walaupun dia tidak akan pernah kembali.

Dias : “Seharusnya aku sudah mengetahuinya sejak lama,tapi aku mencoba mengabaikannya.. tatapan matamu kepadaku yang selalu kuingat begitu indah sejak kita sekolah dulu, akhir akhir ini aku tidak lagi merasakannya,,kamu melihatku tapi ada orang lain di tatapan matamu…”

Dias : “Malam itu aku bertanya kepadanya, tapi dia tidak mengatakan yang sebenarnya, kupikir memang tidak ada hubungan apa apa diantara kalian,,, tapi melihatmu akhir akhir ini yang sering melamun dan senyum palsumu didepanku semakin membuatku tidak tenang dan khawatir… semalam kuberanikan diri menghubungi kak Amanda dan bertanya kepadanya tentang hubunganmu dengan Meta, tapi Kak Amanda tidak memberikan jawaban yang pasti dan menyuruhku bertanya langsung kepadamu…sekarang semua sudah jelas,, bahkan kedatanganmu ke kota ini lagi itu untuk mencari Meta kan Ga..? aku baru tadi siang saat Linda memberitahuku kalau Meta sudah dua bulan ini tidak pulang ke rumah ketika Linda akan mengantarkan undangan pernikahannhya kepada Meta., kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal kepadaku,,?”

Itulah salah satu kebodohanku Dee, dari dulu aku memang selalu ragu dan selalu tersesat dengan pikiranku sendiri jika dihadapan dengan urusan hati, sampai aku tidak menyadari kalau sudah memberikan harapan harapan kepada semua wanita yang dekat denganku. Aku semakin tidak bisa berkata apa apa mendengar penjelasan dari Dias… Aku tidak menyangka Dias akan seperti itu memperhatikanku.. bodohnya aku sama sekali tidak menyadari itu, bagaimana aku bisa melupakan fakta bahwa Dias itu adalah wanita yang sangat peka seperti Alexa ataupun Winry.

Aku : “Maaf…” ucapku lirih tidak berani menatap wajahnya lagi.

Dias : “Jangan meminta maaf kepadaku,, aku yang salah telah hadir di kehidupan kalian hingga memisahkan kalian berdua..” ucapnya sambil sibuk mengusap air matanya.

Aku : “Dee,,?”

Aku benar benar tidak tega melihatnya,

Dias : “Aku gpp kok Ga,, jangan mengkhawatirkanku,, mungkin ini yang dikatakan bahwa seseorang diciptakan hanya untuk tinggal dihati kita, bukan di hidup kita,,, Aku sudah terbiasa memahami bahwa tidak semua yang kuinginkan harus terjadi,, aku tidak akan seperti Meta yang tiba-tiba pergi dari hidupmu karena tidak kuat menerima kenyataan karena tidak bisa bersamamu,, kita masih bisa berteman seperti dulu, aku baik baik saja dengan itu” ucapnya lalu mencoba tersenyum,, tapi senyumnya kali ini tidak begitu lepas seperti tadi.. benarkah dia bisa begitu saja menerima ini,,? Tidak,, tidak secepat ini.

Kemudian yang terjadi berikutnya adalah kesunyian diantara kami berdua, aku tidak tau harus berkata apa apa lagi. Bahkan makanan yang sudah diantar pelayan sama sekali tidak kami hiraukan.

Dias : “Bagaimana upayamu mencarinya selama ini,,,?” tanya Dias setelah keheningan yang terjadi diantara kami selama beberapa saat.

Aku menggelengkan kepalaku pelan,,

Aku : “Sampai sekarang tidak sedikitpun aku mendapat kabar tentangnya,, aku juga tidak tau apakah dia masih memikirkanku atau tidak.. ironisnya aku sama sekali tidak bisa berpaling darinya, aku tidak bisa berhenti mencintainya,, Bahkan aku menyadari cintaku kepadanya begitu besar disaat dia telah menghilang,,, tapi aku sudah mulai kehabisan tenaga untuk mencarinya Dee,,”

Dias : “dan kamu menyerah begitu saja?”

Aku : “Setiap orang punya hak untuk bahagia kan Dee,,? mungkin dia memang akan lebih bahagia tanpaku, karena bukan kali ini saja aku membuatnya terluka,, sudah terlalu sering aku menyakiti perasaanya dengan tingkahku., dan aku berpikir mungkin perpisahan ini adalah yang terbaik untuknya,,tapi bukan untukku, karena aku masih akan mencintainya walaupun Pada akhirnya memang cinta tidak harus memiliki…”

Sedalam dalam cinta adalah cinta yang tidak bisa dimiliki. Ahh,, Rasanya sakit sekali mencintai seseorang yang tidak bisa kumiliki.. aku yakin seperti itu juga yang saat ini dirasakan Dias., kenapa takdir (penulis) mempertemukan Aku, Dias dan Meta dalam kerumitan seperti ini?

Dias : “Apa yang dikatakan Meta tentang kamu ternyata benar,,, Bodoh dan tidak bisa berbuat apa-apa…”

Hahhh? Ucapan Dias seperti sebuah pisau tajam yang menusuk tubuhku..

Wajar jika Meta berkata seperti itu tentangku,, tapi kenapa Dias menyetujui itu..? Dias yang selama ini kukenal tidak akan bicara seperti itu kepada siapapun..

Dias : “Hanya orang bodoh yang mengatakan cinta tidak harus memiliki, bagaimana bisa kamu mencintai sesuatu yang tidak bisa kamu miliki..? Jika kamu bicara hal bodoh seperti itu, itu artinya dari awal memang kamu tidak benar benar memperjuangkan cintamu kepada Meta.. ”

Pisau yang dia tancapkan melalui kata katanya kini semakin dalam menusuk tubuhku,,, Ucapan Dias membuatku terperanga,,, dia mengucapkannya dengan tegas sambil menatap mataku seolah yang dia katakan adalah cerminan apa yang dia alami..

Dias : “Dan bagaimana kamu bisa tau tentang kebahagiaan Meta dimanapun saat ini dia berada? Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Dia sama sekali tidak bahagia setelah berpisah denganmu, menangis setiap malam, setiap saat terbayang kamu bergandengan tangan berdua denganku,, seperti penderitaan yang kamu rasakan akhir akhir ini karena kepergiannya..”

Dias : “Apakah Meta begitu berarti bagimu..?”

Aku mengangguk tanpa keraguan…

Dias : “Lalu kenapa kamu melepaskan hal yang paling berharga dalam hidupmu semudah ini?”

Pisau itu kini benar benar telah menembus hatiku..

Dias : “Egaa… Dimanapun saat ini Meta berada, percayalah kalau dia masih mencintaimu, masih merindukanmu, dan sedang menunggu kedatanganmu untuk menjemputnya,, kembalilah kepada dia yang tidak henti hentinya memikirkanmu, karena itu adalah rumah tempatmu untuk kembali.,”

Rumah untuk kembali?

Dias : “Jika memang kamu serius mencintai Meta,,jangan asal menyerah dan melepaskan begitu saja, perjuangkan dia.. yang kamu butuhkan hanya berjuang lebih lagi untuk mencarinya,,, Jika Tuhan memang mentakdirkan kalian untuk bersama,pasti Tuhan akan menunjukkan jalan kepadamu agar kamu bisa menemukannya…”

Dias : “Aku akan membantumu..”

Butuh waktu beberapa saat sebelum aku bisa mencerna semua yang Dias katakan. Segala yang Dias ucapkan membuatku tersadar betapa mudahnya aku menyerah untuk seseorang yang kucintai.

Aku : “Terima kasih Dee,, aku memang bodoh karena tidak serius memperjuangkan hal yang paling berharga dalam hidupku,, aku akan kembali berusaha mencarinya, aku tidak akan berhenti mencarinya sampai aku bertemu dengan Meta,, aku berjanji kepadamu. ”

Setelah mengatakan itu dia tampak lega, Kulihat senyum tipis bibirnya,,

Dias : “Tapi kamu tidak akan mencari Meta malam ini juga kan Ga..?.. ehmm,,”

Hah? Dias seperti ingin mengatakan sesuatu tapi dia ragu untuk mengatakannya,, Dia kelihatan tidak tenang..

Aku : “Dee,,?”

Dias : “uhm,, Aku punya permintaan terakhir kepadamu sebelum akhirnya kamu pergi mencari cintamu,,,”

Permintaan?

Dias : “Jika kamu tidak keberatan,, untuk malam ini saja,, maukah kamu berpura pura mencintaiku, Hari ini aku ulang tahun ,, aku ingin menghabiskan malam ini bersama seseorang yang kucintai…”

Hahhh? Sontak ucapannya membuatku begitu terkejut,,, jadi pesta kecil kecilan yang diadakan keluarganya tadi siang dan kedatangan Linda di rumahnya itu untuk merayakan ulang tahunnya Dias? dan aku baru saja memberikan kado terburuk dalam hidupnya… astaga,, 18 Nopember, bagaimana aku bisa melupakan tanggal ulang tahunnya Dias.. padahal dulu saat sekolah aku selalu menunggu nunggu tanggal ini untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. .. ahh,, bodoh,, bodoh,, Sial,,

Dias : “eh,, maaf!! Lupakan..,, kamu tidak perlu melakukan apapun,, kamu bisa mengantarku pulang sekarang,,,” ucapnya merasa bersalah karena permintannya.. dia sampai salah tingkah sendiri.

Aku berdiri dari tempat dudukku, kuhampiri Dias di tempat duduknya yang sedang sibuk menyiapkan tas kecilnya, tidak berani memandangku.

Aku : “berdansalah denganku,,!!” ajakku padanya..

Dias terkejut dengan ajakanku, matanya sedikit melebar dan rona wajahnya berubah lagi,,,, mungkin dia tidak akan menyangka jika tiba tiba aku mengajaknya berdansa, dia terlihat begitu gelisah di tempat duduknya..

Dias : “A,,aku tidak bisa melakukannya,, aku belum pernah,,.,”

Melihat ekpresi wajah Dias mengingatkanku saat pertama kalinya Meta mengajakku berdansa di tempat ini,, lalu aku melakukan seperti yang Meta lakukan padaku malam itu..

Aku : “Malam ini kamu pasti bisa…” ucapku padanya untuk memotivasinya agar mau berdansa denganku…

Aku : “Ayolah!!”

Butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya Dias meraih tanganku yang daritadi kujulurkan didepannya. Kemudian Aku dan Dias berjalan berdampingan menuju lantai Dansa, dengan tanganku memegang belakang punggungnya.. sambil berjalan Aku tidak henti hentinya memandang wajah Dias yang sedang tertunduk malu. Dia hanya sekilas melihatku..

Dias : “Kamu tidak perlu melihatku seperti itu,,,” ucapnya lirih sambil melihat kedepan..

Aku : “Upss,, sorry..” ucapku padanya… tapi aku tidak benar benar mematuhi larangannya, aku masih memandangnya…

Dias : “Egaaa,,, “ Dias sedikit kesal karena aku masih melihat wajahnya.

Aku : “hahahaa…”

Wajahnya Dias semakin memerah karena tingkahku,, sesampainya di Lantai Dansa, Aku berdiri berhadap hadapan dengan Dias.. kuraih kedua tangannya,, dia tidak menolak. Lalu kuarahkan kedua tangannya melingkar di punggungku. Dias berusaha menjaga jarak agar tidak terlalu dekat denganku,, dia terlihat masih kaku. Lalu kedua tanganku memegang belakang pinggangnya, kupaksa tubuhnya agar lebih dekat dengan tubuhku… dia semakin salah tingkah.

Aku : “Rileks,,” bisikku,,

Aku dan Dias sudah berdiri berhadapan begitu dekat. Lalu mulai kutuntun dia untuk menggerakkan badannya mengikuti alunan musik. Beberapa saat kemudian saat dia sudah mulai rileks dan bisa mengikuti gerakanku, semakin kudekatkan tubuhku ke tubuhnya.. hampir seperti sedang memeluknya.

Dias : “Kamu benar benar nekat mengajak seorang wanita berjilbab berdansa,, aku malu, mereka semua sedang melihatku..” bisiknya pelan…

Hmmm..? aku melihat sekeliling, sepertinya benar apa yang dikatakan Dias. Apakah memang wanita berjilbab dilarang berdansa..? memang tidak ada aturan wanita berjilbab dilarang berdansa, mungkin lebih ke masalah budaya dan pandangan orang lain… ah,, masa bodo dengan itu.

Aku : “Sudah terlambat untuk kembali ke tempat duduk, kamu akan semakin malu jika kita sebentar saja disini… sudahlah jangan melihat mereka,, lihat wajahku saja,,” ucapku menenangkannya,, dia menatapku kemudian tersenyum..

Dias : “kenapa kamu mau melakukan permintaanku,,,?” dia menatapku..

Aku : “kenapa aku melakukan apa..?” jawabku,, kemudian aku tersenyum dan dibalas oleh senyumya. Lalu kami melanjutkan kembali gerakan gerakan kami..

Untuk sejenak malam ini aku dan Dias melupakan topik serius yang tadi kami bicarakan. Kami berdua menikmati waktu dan suasana tanpa membahas tentang perasaan kami masing masing. Malam ini aku hanya ingin fokus kepada Dias. Aku ingin membuatnya senang di sisa malam hari kelahirannya ini, sebagai tanda terima kasihku karena dia telah mencintaiku dan telah berbesar hati mau mengerti tentang perasaanku kepada Meta,, Walaupun Cuma ini yang bisa kulakukan untuknya.

Sampai dengan tiga kali lagu berganti aku dan dia masih berdansa, tubuh kami semakin dekat. Sesekali Aku merasakan hangat nafas Dias di wajahku ketika dia mendongakkan kepalanya untuk menatapku. Dan sekarang wajahnya seperti sedang bersandar di pundakku..

Dias : “Ega… bawa aku ke tempatmu menginap..” ucapnya lirih,,

Hahhh..? aku tidak salah dengar kan..? untuk apa dia meminta itu?

Aku : “Ma,,maksudnya..?”

Dias : “Kamu tidak sepolos itu,, kamu tau apa yang kubicarakan,,,,” ucapnya, dia tidak berani melihatku..

Apa sebenarnya maksud dia berkata seperti itu? apakah dia memintaku untuk…? Aku bisa merasakan jantungnya Dias berdegup kencang didadaku,,

Aku : “Dee.. Kamu serius..?”

Dias : “Kamu keberatan,,?” kali ini dia menatapku,

Aku : “Tapi Dee,,,”

Dias : “Aku tidak akan memintanya lagi jika kamu merasa hanya akan menghianati Meta..”

Kali ini Dias menghentikan gerakannya kedua tangannya juga sudah diturunkan dari punggungku, dan sedikit menjauhkan diri dari tubuhku,, dia tertunduk dengan mukanya yang memerah.

Aku : “Dee…?”

Dias : “Iya atau tidak,,? Jangan banyak tanya,, atau aku akan semakin merasa seperti wanita murahan… jika tidak, lebih baik kamu mengantarku pulang..” ucapnya tegas sambil menatapku. Tidak kusangka Dias bisa menjadi berani seperti ini, dia kelihatan berbeda dari biasanya.

Malam ini Dia benar benar penuh dengan kejutan. Seorang Dias mempunyai keinginan seperti itu denganku,, tanpa berbicara, kupegang tangannya lalu kutuntun dia kembali ke meja untuk mengambil barang barang kami, lalu kami berdua keluar dari tempat ini menuju mobilku.

Sepanjang perjalanan, kami hanya terdiam dan larut dengan pikiran kami masing-masing. Hanya terdengar bunyi hujan dan suara wiper yang bergerak ke kanan kiri menggesek kaca mobil.

Dias : “Kamu akan mengantarku pulang..? tanya dia memecah keheningan,, mobilku memang sedang menuju ke arah rumahnya.

Aku : “Dee,, kamu yakin dengan permintaanmu,,,?”

Dias : “Aku ulangi lagi pertanyaanku,apakah kamu keberatan,,?” ucapnya lirih,,

Dias : “Bukannya kamu sudah terbiasa melakukannya tanpa perasaan? Aku pernah melihat apa yang pernah kamu lakukan dengan Linda di kost, dan Linda bilang kalau kalian melakukannya sama sekali tidak berlandaskan atas perasaan,, jika kamu bisa melakukannya dengan Linda kenapa tidak denganku?” ucapnya dengan nada agak tinggi,,,

Astaga, Aku tidak menyangka Dias akan bicara seperti itu kepadaku.

Dias : “Maafkan ucapanku,, Kamu tidak harus menuruti kemauanku,, aku tau apa yang ada dipikiranmu .padahal kamu sudah jelas menebalkan tulisan cintamu itu hanya untuk Meta,, , aku memang tidak tahu malu.. kamu bisa menyebutku munafik, wanita jalang, wanita murahan,,,terserah, tapi satu hal, aku bukanlah wanita sempurna seperti yang orang lain sering pikirkan..”

Kali ini nadanya merendah, dan dia memalingkan wajahnya ke jendela pintu mobil. Sesekali aku melihat tangannya diarahkan ke wajahnya. Mungkinkah dia sedang menangis?

Aku : “Dee,, jangan berkata seperti itu,,, aku sama sekali tidak berpikiran seperti yang kamu ucapkan,,tapi,, maaf, Bukankah kamu belum pernah melakukannya? Aku hanya tidak ingin kamu menyesal nantinya.,,, ”

Meskipun ini bukan pertama kalinya ada wanita yang memintaku untuk bercinta pertama kali dengannya,, tapi tetap saja aku masih sangat berat jika ada wanita yang memintaku seperti itu,, Seperti yang pernah dikatakan Rein,




Update 25. Card Game

Rein : “dengerin ya dek,, pikirin mateng2 sebelum kamu melakukannya untuk pertama kali, jangan sampai kamu menyesal,, atau jangan sampai kamu membuat pasanganmu menyesal,, belum tentu dia yang akan menjad istrimu,,, apalagi jika partnermu nanti juga pertama kali melakukannya,, kamu gak kasihan sama dia kalo misalnya kesuciannya kamu renggut tapi kamu tidak jadi menikah dengannya? Karena virgin hanya satu kali,, sekali lepas maka akan pergi selamanya…….”





Aku punya keyakinan kuat jika Dias belum pernah melakukannya dengan siapapun. Karena sejak kecil dia dilarang dekat dengan pria manapun karena dia sudah dijodohkan dan ternyata yang dijodohkan dengannya adalah Galih. Ini bukan lagi tentang seks, tapi ini tentang hilangnya sesuatu yang sangat berharga bagi seorang wanita,yaitu kesuciannya Dias. Bukankah di negeri ini perawan masih merupakan ukuran kehormatan seorang wanita?, dan masih banyak wanita yang ingin menjaga kehormatannya, permatanya hanya untuk pria yang akan menikahinya. Aku yakin Dias juga ingin seperti itu..

Lalu Kenapa Dias rela melepaskan kesuciannya untukku? Seorang pria yang baru saja menolak cintanya dan kemungkinan besar tidak akan bisa menjadi pendamping hidupnya. Apakah ini caranya untuk menjebakku agar menerima cintanya? Tidak, Dias bukan tipe wanita licik dan nakal seperti Meta atau Kak Neta, atau Rein,,, atau,, Dia,, ahh sial kenapa wanita itu muncul lagi di otakku. Intinya, apa alasannya sebenarnya? Aku mencoret alasan kebutuhan biologis adalah pemicu Dias meminta itu kepadaku.

Dias : “ya, Aku belum pernah melakukannya,, aku pernah berjanji untuk menjaganya sampai menikah nanti. Meskipun kedua orang tuaku tidak pernah mengatakannya secara langsung, tapi mereka juga selalu mengingatkanku tentang hal itu,, kamu pikir ini hanya keinginan spontan yang tiba-tiba terlintas kepalaku? Aku sudah memikirkannya sejak kejadian malam itu di pelabuhan, setelah aku hampir diperkosa orang jahat itu, dan semakin sering tersirat di kepalaku sejak mimpi buruk yang selalu datang di tidur malamku tentang kejadian malam itu…..”

Dias : “aku tidak kuat lagi melawan apa yang kurasakan… Meskipun kamu bukanlah yang terakhir, tapi aku ingin kamu jadi yang pertama, aku tidak akan menyesalinya, aku janjii.. Egaa,, Aku mencintaimu, dan aku ingin menunjukkannya kepadamu, aku ingin mengakhiri hubungan ini sebaik mungkin,. aku akan lebih menyesal jika melakukannya untuk pertama kali dengan pria yang tidak kucintai, atau secara paksa seperti yang hampir menimpaku malam itu,,, jika kemarin aku bisa selamat, belum tentu besok aku bisa lolos,, untuk apa aku menjaga sesuatu yang sangat berharga jika diambil begitu saja oleh orang yang tidak kucintai atau orang yang tidak kukenal sama sekali,,”

Jadi seperti itu alasannya, kupandang wajahnya dari samping, dia melihat kedepan.

Dias : “Tapi jika memang kamu tidak mau melakukannya denganku, sebaiknya kamu mengantarku pulang sekarang juga… gapapa kok, jangan merasa bersalah,, kamu tidak harus melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hatimu,,, ”

Aku tidak menjawabnya, aku hanya diam saja melajukan mobilku sambil memikirkan apa yang harus kulakukan setelah mendengar penjelasannya, mendengar alasan kenapa dia berani memintaku melakukan itu. Sampai akhirnya mobilku berhenti di suatu tempat, Dias sangat terkejut.

Dias : “Ega,,, kamu mau..?” tanya dia kepadaku, setelah mobilku sudah terparkir di halaman depan hotel tempatku menginap selama dua minggu ini.

Aku mengangguk,,

Aku : “Untukmu yang mencintaiku,,” ucapku padanya, aku akan menuruti permintaanya, tapi aku akan melihat kondisinya terlebih dulu,, aku gak mau dia menyesal nantinya.

Setelah itu aku keluar dari mobil membukakan pintu untuknya, Hujan sudah berhenti sejak sekitar sepuluh menit yang lalu. kemudian bersama sama kami berdua menuju kamar hotel tempatku menghabiskan malam di kota ini. tapi malam ini, aku tidak sendirian menghabiskan malam. Karena ada Dias yang akan menemaniku,,

Begitu masuk kedalam kamar, Dias masih banyak diam duduk di sofa tunggal didalam kamar besar bertipe presidential suite ini. Bahkan dia tidak berani lama lama memandangku, dia sedang menatap langit malam melaui kaca jendela balkon yang tadi lupa kututup tirainya. aku yakin perasaanya saat ini campur aduk memikirkan apa yang akan kami lakukan. Kuambil dua botol minuman kaleng soda di kulkas dan kuberikan satu untuknya. Kemudian kuajak dia keluar balkon kamar, dari lantai 17 kuajak dia melihat pemandangan lampu bangunan bangunan di sekitar hotel dan lampu lampu mobil di jalanan ibu kota yang masih macet meskipun sudah malam. Semuanya terlihat berkilau seperti kilau bintang.

Kami berdiri saling berhadapan bersandar pada pagar besi balkon yang sedikit basah karena air hujan, bahkan Dias harus merelakan bagian bawah rok lebarnya basah karena lantai balkon yang juga basah. Dias menatapku,,

Dias : “Kita benar benar akan melakukannya..?” tanya dia padaku,,

Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaanya..

Dias : “Apa yang sebenarnya akan kita lakukan..?” tanya dia lagi,, aku tersenyum mendengar pertanyaannya…

Aku : “apa yang akan aku lakukan,? aku akan menciummu, menghisapmu, membelaimu, menggodamu dan memuja muja keindahan tubuhmu sepanjang malam..” jawabku.. Mukanya langsung memerah setelah mendengar penjelasanku..

Dias : “Kamu terdengar sangat profesional,,,” ucapnya sambil tersenyum,,

Aku : “kuanggap itu sebagai pujian,,,”

Dias : “lalu apa yang akan aku lakukan?”

Aku : “Kamu akan berteriak memanggil manggil namaku sampai suaramu habis,,,” wajahnya semakin memerah.. tak kalah merah dengan awan mendung di atas langit malam ini.

Dias : “Aku tidak akan seperti itu,,”

Aku : “Kamu akan seperti itu, percaya padaku,,, coba kamu lihat bintang itu..!!” perintahku sambil tanganku menunjuk ke langit,,

Pandangan Dias mengikuti kemana arah tanganku menunjuk, mencoba mencari bintang yang kutunjukkan kepadanya,, sampai akhirnya dia menyadari jika tidak satupun terlihat bintang dilangit karena langit masih terlihat merah setelah hujan yang mengguyur dari kota dari siang hari. Ketika tidak menemukan apa yang kukatakan kepadanya, Dias pun menoleh kearahku lagi,, saat itulah wajahku sudah ada tepat didepan wajahnya dan kucium bibirnya. Itu tadi hanyalah trik yang kulakukan agar aku bisa lebih dekat ke tubuhnya, dan bisa menciumnya tanpa perlu meminta ijin kepadanya yang hanya akan membuatnya salah tingkah,,, Dia sangat kaget dengan gerakanku yang tiba tiba, tapi dia tidak menolak ciuman bibirku yang lembut di bibirnya,, Bagiku ini sangatlah luar biasa, bisa merasakan bibir wanita yang sejak kecil selalu membuatku terpesona ketika dia tersenyum.. ini adalah pertama kalinya aku dan Dias terhubung secara intim.

Namun Dias hanya pasrah dan diam saja, aku tau ini pasti ciuman pertamanya dan dia tidak tau cara membalas ciumanku,, setelah beberapa kali kecupan di bibirnya kulepaskan ciumanku,,, Dias masih terperanjat, matanya melebar setelah merasakan rasanya ciuman bibir untuk pertama kali, dia sampai mundur beberapa langkah menjauhiku.

Aku : “Akhirnya aku bisa merasakan senyum indahmu,,,” ucapku terdengar seperti sebuah kemenangan,, tapi Dias masih diam mematung,, tunggu dulu,,,

Aku : “Dee,, bernafaslah,,!!” perintahku kepadanya, dan benar saja, dia langsung mengambil nafas sebanyak banyaknya,,, astaga, ternyata dia sama sekali tidak bernafas saat aku menciumnya. Aku jadi teringat saat pertama kali seseorang mencium bibirku,, Denganmu AL… Bagiku ciuman pertama tidak akan pernah terlupakan, karena sangat indah, waktu seakan berhenti berputar, rasanya seperti dibius dan jiwa terasa melayang, ,, Mungkin sekarang Dias merasakan hal yang sama,,

Aku : “Kamu gapapa..?” tanyaku, Dia hanya menggelengkan kepalanya sambil mengatur nafasnya,,

Kemudian aku mendekatinya lagi,

Dias : “Kamu akan menciumku lagi,,?” tanya dia sedikit panik.

Aku : “Ya,, ciuman pertamamu tadi tidak akan pernah terlupakan, tapi yang kedua ini akan terasa lebih dahsyat.. masih ingat posisi saat dansa tadi..?” ucapku padanya saat aku sudah mendekatinya, dan kedua tanganku memegang belakang pinggulnya,, Dias dengan malu malu meletakkan kedua tangannya di pundakku,, wajah kami semakin dekat..

Aku : “Pejamkan matamu, buka sedikit bibirmu dan pastikan kali ini kamu membalas ciumanku,,,,” Mendengar penjelasanku, Dias terlihat pasrah dan merelakan bibirku dan bibirnya menyatu lagi, Dias melakukan apa yang kuperintahkan untuk memejamkan matanya.

Semakin kutekan bibirku, dia mulai membalas ciumanku dengan bibirnya yang mencoba memagut bibir bawahku. Kuberanikan diri memegang sisi wajahnya yang sebagian masih tertutup jilbab, kubelai lembut kulit wajahnya. Samar samar aku mendengar erangan dari mulutnya Dias,, aku mulai memainkan lidahku di bibir bawahnya, lalu Ketika bibirnya sedikit terbuka, kuselipkan lidahku masuk ke dalam mulutnya dan lidahku berputar putar didalam mulutnya Dias bertautan dengan lidahnya. Dias pasti terkejut dengan gerakan ini,, ohhh,, aku sangat menikmati ciuman dengannya,, aku harap dia juga merasakan hal yang sama.

Sampai dua menit kemudian kami bibir kami belum terlepas.. aku semakin terbawa suasana,, sambil tetap saling menggigit bibir dan bermain lidah, tanganku yang berada di wajahnya mulai turun membelai lehernya yang tertutup jilbab, kemudian jari jemariku turun dan sudah menyentuh bagian atas payudara Dias yang masih tertutup gaunnya dan bra kemudian menekan payudara itu,, Dias kaget, dan melepaskan ciumannya lalu dia menamparku….

Plakkkk…

Kemudian dia menjaga jarak denganku … nafasnya terengah engah.

Aku : “Maaf,,,,” ucapku merasa bersalah

Sial,,bodohnya aku Aku tidak sadar sedang bersama dengan siapa, dia bukan Meta ataupun Rein. Dias tidak pernah melakukan ini, bahkan ini pertama kali baginya,, pantas saja dia bereaksi seperti itu,,, harusnya aku lebih bisa mengendalikan hasratku.

Dias : “Aku yang harus minta maaf sudah menamparmu,, kamu membuatku teringat dengan kejadian malam itu,,,”

Ternyata Dia masih trauma ketika malam itu dia hampir diperkosa.

Aku : “Aku mengerti,, aku akan berusaha lebih lembut lagi, dan mengubah kenangan burukmu menjadi kenangan yang indah,,,” ucapku padanya,,,

Kemudian kuajak Dias kembali ke dalam kamar dan kutuntun dia untuk duduk di tepi tempat tidur lebar ukuran King Size ini.

Aku : “Ijinkan aku ‘melihatmu’…”

Aku tau Dias pasti menangkap maksudku,

Dias : “Disini,,?” tanya dia,,

Aku : “Jika kamu tidak keberatan, atau kamu bisa ke kamar mandi,, tidak ada bedanya, pada akhirnya aku juga akan bisa melihat tubuhmu…”

Dia menatapku tajam, Dias pasti sedang berpikir keras,, kemudian dia mulai melepas jilbabnya didepanku..

Aku : “kamu masih merawat rambut panjangmu Dee,, begitu cantik” komentarku, setelah melihat rambut panjangnya yang bergelombang di bagian bawahnya, dia tersipu,,, aku masih ingat dulu saat disekolah setiap hari tidak pernah lepas melihat rambut panjangnya karena tempat duduknya berada didepanku.

Kemudian Dias berdiri dari duduknya, mencoba membuka resleting gaun panjangnya di punggungnya..

Aku : “Bolehkah aku,,,?”

Dias tidak menjawabku, dia berbalik badan membelakangiku kemudian menyikap rambutnya keatas, itu artinya aku diijinkan membuka gaunnya. Aku mendekatinya, bisa kucium aroma kulitnya Dias yang berparfum ketika Dias menyikap rambutnya,, Bagian belakang gaun berwarna merah maroon ini seperti terbelah ketika aku menurunkan resletingnya. Menampilkan tanktop berwarna merah muda di balik gaun itu.

Wajahku semakin mendekat ke wajahnya dari belakang, Dias bisa melihat wajahku melalui cermin besar di mejar Rias. Kukecup sekali lehernya Dias. Kemudian dia menurunkan lagi rambutnya. kami saling berpandangan melalui cermin itu.

Aku : “Berteriaklah jika kamu tidak nyaman dengan apa yang akan aku lakukan,,,” Ucapku padanya.

Kemudian dengan perlahan kuturunkan gaunnya melalui pundaknya sambil tanganku menyentuh lembut tulang pundaknya, aku melakukannya dengan sangat perlahan bergantian dengan sisi pundaknya yang lain sampai gaun itu sudah turun di perutnya, satu satunya alasan gaun itu belum jatuh ke lantai adalah karena Dias menahan gaun itu dengan tangannya agar tidak jatuh. Dias masih menatapku melalui Cermin. Dari cermin itu juga aku bisa melihat bagian depan tubuhnya yang masih tertutup tanktop yang sedikit bagian atasnya transparan, dadanya membusung dibalik tanktop itu.

Kupegang lengan tangan kanannya, kuusap putih kulitnya dengan jari jemari tanganku sambil wajahku terbenam di antara lekukan pundak dan lehernya, kecupan kecupan kecil mulutku mendarat di lehernya,, aku sedikit melirik ke cermin, Dias terpejam merasakan belaian lembut jari jariku di lengannya dan kecupan kecupan sensual di lehernya. Lalu kuraih tangannya yang sedang menahan gaunnya agar tidak terjatuh,

Dias memahami maksudku, hingga akhirnya dia membiarkan gaunnya terlepas melewati jenjang kakinya Dias yang putih mulus hingga akhirnya gaun itu mendarat di ujung kakinya. Dias juga tidak menolak saat kuangkat tanktopnya ke atas sampai tanktop itu terlepas dari tubuhnya. Dias sudah setengah telanjang didepanku, hanya menyisahkan bra putih dan panties berwarna senada menutupi setiap organ intimnya.

Kemudian aku berpindah posisi di depannya, Dias tertunduk ketika aku sudah di hadapannya…

Aku : “Dee,,? Kamu bisa membukanyaa sendiri jika kamu tidak merasa nyaman,,”

Dia menggelengkan kepalanya,,

Dias : “Gapapa lanjutkan Ga,, Aku cuman gugup,,, aku tidak pernah seperti ini dihadapan pria manapun”

Aku : “Lihat aku,,,” Pintaku padanya,,

Kepalanya sedikit mendongak ketika menuruti perintahku, Aku menatap matanya, kami saling berpandangan saat aku berusaha membuka kait bra di belakang punggungnya sampai bra itu terlepas dan kubiarkan jatuh ke lantai. Sesudah itu kupegang kedua lengannya, kemudian pandangan mataku turun pada bibirnya, lehernya, bagian atas dadanya kemudian pandanganku terhenti pada kedua payudaranya Dias.

Indah, pikirku dalam hati,, bentuknya tidak besar namun terlihat begitu kencang,,sangat sempurna untuk tubuh langsing seperti Dias. Tepat ditengah tengah payudara itu, puting berwarna coklat muda terlihat sangat menggemaskan dan sangat menggoda tangan dan mulutku.

Dias : “haruskah kamu melihatnya seperti itu,,?” Dias merasakan pandanganku pada payudaranya, aku tersenyum,,,

Dias : “kamu boleh menyentuhnya jika menginginkannya,,,!!” kali ini dia yang menantangku..

Aku : “Apa kamu juga menginginkannya,,? Tanganku menyentuhmu,,,” tanyaku balik, kami seperti sedang saling tawar menawar satu sama lain.

Dias : “ya,,” ucap Dias singkat,,

Tak lama setelah mendapatkan lampu hijau darinya, tanganku sudah menyentuh salah satu payudara Dias, menangkup bulatnya payudaranya, lalu meremasnya.

Aku : “Begitu lembut” ucapku lirih,

Dias hanya terdiam menatap jari jemariku yang masih berputar putar diatas salah satu payudaranya. Kurasakan Dias semakin tidak tenang saat kini kedua tanganku menyentuh kedua payudaranya. aku melanjutkan rangsanganku pada tubunya dengan menempelkan wajahku diatas lekukan payudara Dias, menghirup aroma kulit payudaranya. Aku bisa mendengar detak jantunngya yang sangat kencang,, kukecup bagian payudaranya itu,, kemudian mulutku mengitari puncak payudara Dias, putingnya yang menggemaskan kumainkan dengan ujung lidahku.

Dias : “shh,,,” Dias mendesis lirih,,

Dias : “ahhh..”

Kali ini terdengar erangan dari mulutnya, agak keras. Saat itu aku menghisap dengan kuat putting payudara Dias yang berwarna coklat muda ini,,

Dia tidak mengatakan apapun, tapi rintihannya sudah menjelaskan kalau dia menikmati permainan mulutku di payudaranya,, detak jantungnya terdengar semakin keras. Hanya sebentar saja aku bisa melihat perbedaan ukuran payudaranya yang kini sedikit bertambah besar dan putingnya semakin memanjang,, apakah ini artinya dia sudah terangsang,,,?

Dias : “Ahhh,,, Egaaa,,”

Dias semakin tidak bisa mengendalikan suara suara yang muncul dari mulutnya,, Erangan Dias semakin terdengar jelas saat kuremas agak kuat salah satu payudara ketika payudaranya yang lain dirangsang oleh mulutku. Damn,, Aku tidak pernah melihat perubahan ukuran payudara wanita secepat ini ketika dia sedang terangsang, tiba tiba saja payudara Dias terasa sangat penuh di tanganku,,

Dias : “ACCCHHHHHHHH,,,”

Dias berteriak keras, saat kuberanikan diri menyentuh apa yang ada diantara kedua pahanya, tepat di belahan memeknya Dias, dan asal kalian tahu, disana sudah sangat basah…. Aku menghentikan aksiku di payudaranya, tapi tanganku masih memegang penuh panties nya yang basah. Kemudian terlepas..

Aku masih tidak melakukan apapun. Dias terengah engah nafasnya,,, kemudian aku berjongkok didepannya, memegang tiap ujung pantiesnya dengan kedua tanganku bermaksud untuk melepasnya. Namun Dias menahanku dengan tangannya memegang pantiesnya.

Aku mendongakkan wajahku untuk melihat wajahnya,,

Dias : “aku malu,,,,” ucapnya pelan, wajahnya sedikit cemberut..

Aku : “aku akan menutup mataku,,,” ucapku..

Lalu dia tidak lagi memegang pantiesnya, mulai kuturunkan pantiesnya dengan perlahan sambil aku memejamkan mataku,, aku hanya mencium aroma khas memek wanita di hidungku, bercampur dengan aroma parfurmnya Dias. sampai panties itu terlepas dari kakinya,, aku belum membuka mata sampai aku berdiri lagi..

Dias sudah telanjang, aku mengamati tubuhnya yang polos,, segala tentang Dias begitu sempurna, tidak hanya wajahnya yang cantik dan manis, senyumnya, rambut panjangnya, segala lekukan tubuhnya, kedua payudaranya, dan apa yang ada diantara pahanya juga terlihat indah, meskipun aku hanya melihatnya sekilas. Aku tidak pernah menyangka akan ada berada posisi seperti ini dengannya, seorang wanita teman masa kecilku yang dulu kusegani kini berdiri telanjang dihadapanku.

Aku : “kamu cantik sekali Dee,,,” pujiku padanya,,

Dias : “terdengar aneh ketika kamu mengatakannya setelah kamu menelanjangiku,,,”

Aku tersenyum malu,,,

Dias : “Aku tidak pernah merasa dilihat dan diinginkan seperti ini oleh siapapun… Tapi Pernakah kamu membayangkan ini denganku Ga..? membayangkan tanganmu di tubuhku, bibirmu pada bibirku, Ketika kamu memandangku, apakah kamu pernah menginkan seperti ini denganku?..” tanya dia kepadaku..

Aku : “Aku tidak pernah membayangkan apapun seperti ini dengamu Dee. Percaya atau tidak, aku malu untuk membayangkannya, karena kamu terlalu indah,, satu satunya alasanku betah memandang wajahmu sejak dulu adalah karena aku mengagumi keindahan wajah dan senyummu sejak pertama kali kamu menyapaku di lapangan sekolah sampai dengan sekarang,, dan satu satunya yang pernah kuinginkan darimu adalah cintamu…”

Dias menatap mataku,, kemudian tertunduk, kulihat senyum tipis di bibirnya.. lalu dia menatapku lagi.

Dias : “Kamu tidak melepas pakaianmu,,?” tanya dia kepadaku,, seakan sedang mempertanyakan keadilan untuknya, dia sudah telanjang bulat, tapi aku masih berpakaian lengkap.

Aku : “aku menunggumu melakukannya,,” ucapku.

Dias : “aku harus melakukannya..?”

Aku : “tidak, tapi aku menginginkanmu untuk melakukannya untukku,,,” ucapku menggodanya,,,

Dias tersenyum lalu dia mendekatkan dirinya denganku, kemudian dia membuka satu persatu kancing kemeja yang kupakai, lalu melepaskannya dari tubuhku, menunjukkan kepadanya kulit di sekitar dadaku yang hangat dan kencang. Dan Dias memberanikan diri membelai dadaku yang keras dengan penuh kelembutan, menyusuri bagian tengah dadaku hingga otot otot perutku.

Dias : “Dimana kamu menyembunyikan perut buncitmu yang dulu..? sekarang badanmu sangat bagus Ga..” pujinya

Dias : “semua wanita akan menganggap tubuhmu adalah suatu karya seni yang menggoda,,”

Aku : “Kamu tergoda,,,?” tanyaku padanya.. dia tersipu malu, terjebak dengan ucapannya sendiri..

Dias : “Kita hanya akan mengobrol saja nih sampai malam,,?” protesnya…

Haha,

Aku : “Kamu tidak ingin melepaskan celanaku,,,?”

Dias menggeleng dengan cepat,,

Dias : “Lakukan sendiri,,, takut…”

Apa yang dia takutkan? Terpaksa aku menurunkan sendiri celanaku sampai celana dalamku sudah kulepaskan semua,, aku dan Dias kini sudah sama sama telanjang,,

Dias : “astaga…” Dias terkejut melihat penisku yang sudah menegang, bagaimana tidak tegang melihat keindahan tubuh wanita yang ada didepanku.. tapi apakah dia belum pernah melihat penis seorang pria sebelumnya?

Aku : “kenapa Dee,,?”

Dias : “Apakah akan muat..?” ucapnya sedikit terbata,,, aku hanya tertawa geli mendengar komentarnya..

kupegang pinggangnya,, lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya untuk menciumnya lagi,, dia tidak melawan, dia sudah mulai terbiasa berdekat dekatan denganku.. tapi dia sedikit menjaga jarak denganku, mungkin menghindari penisku menyentuh tubuhnya.. Dias terpejam sebelum aku mendaratkan ciumanku.. lalu aku menjilat bibirnya, menggigit bibir bawahnya dengan lembut,, semakin kutarik tubuhnya untuk mendekat, menikmati sensasi ketika pertama kalinya kulit kami yang telanjang sedang bersentuhan,, aku bisa merasakan kedua puting payudaranya yang terlebih dahulu menyentuh dadaku, kemudian diikuti daging empuk kedua payudaranya menempel dadaku,,, di bawah, penisku menekan nekan perutnya, namun Dias tidak mempedulikannya lagi,, sepertinya berciuman adalah kegiatan yang saat ini dia sukai,, tangannya melingkar di punggungku.. sedangkan tanganku bergerilya di punggungnya lalu turun ke pantatnya yang lumayan besar untuk tubuh selangsing Dias,satu tanganku yang lain meremas remas lagi payudara Dias dengan kuat,,

Dias : “emphhh,,,”

Dias mengerang saat lidahnya kuhisap dengan kuat,, tangannya mencengkram kuat kedua lenganku…

Dias : “Achhh… shhhh….:

Kemudian kulepaskan ciumanku, kudekap tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya lalu menggendongnya ke tempat tidur. Dias sempat kaget dan berpegangan sangat kuat di pundakku ketika aku menggendongnya.

Kutempatkan tubuh Dias ditengah tengah ranjang, Kuamati tubuhnya yang indah, kulit tubuhnya yang putih mulus bagaikan sebuah permata yang indah terlentang pasrah diatas tempat tidur., seolah menggoda hasratku untuk segera menjamah setiap keindahan tubuhnya, bibirnya, payudaranya, dan belahan memeknya,, akal sehatku sebagai seorang pria pun pasti sudah tidak sabar untuk segera menjepitkan penisku didalam memeknya Dias.

Kemudian aku menempatkan diriku diatas tubuhnya. Dias menatapku tajam,

Dias : “Inikah saatnya..?” tanya Dias,,

Aku menggelengkan kepalaku,

Aku : “Belumm..”jawabku singkat

Dias : “Ga,, beneran sakit seperti kata orang-orang? Linda pernah cerita kalau dia sangat kesakitan saat pertama kali melakukannya,,,”

Semua wanita yang belum pernah melakukannya pasti mempunyai pertanyaan yang sama seperti Dias, mereka sangat mencemaskan hal itu dan merupakan ketakutan semua gadis.

Aku : “Iya, mereka yang pertama kali melakukannya denganku berkata sangat menyakitkan,,”

Itulah sebabnya aku tidak buru buru untuk melakukan penetrasi, karena aku tau, hal itu hanya akan membuat Dias semakin terasa kesakitan dan akan membuat keinginannya untuk mengakhiri hubungannya denganku sebaik mungkin dengan mengukir kenangan indah terakhir kalinya bersamaku menjadi berantakan dan gagal total. Untuk itulah aku harus bisa membuatnya cukup basah terlebih dahulu sebelum merobek selaput darahnya.

Dias : “Mereka? Segitu banyaknya wanita yang telah kamu renggut kehormatannya,,?”

Eh? Sial,,, kali ini aku yang terjebak dengan ucapanku sendiri,,,

Dias : “upsss,, maaf,, aku yakin mereka semua memberikannya secara sukerela kepadamu,,” ucapnya lalu tersenyumm,,

Dias : “Berapa banyak memangnya,,?” dia menggodaku,,

Aku : “Aku tidak mau menjawabnya,,,”

Dias : “hahaha, baiklah,, uhmm Meta,,?”

Aku : “Deee,,,,”

Dias semakin tertawa geli setelah merasa sukses menggodaku… tapi dia tidak bisa tertawa terlalu lama karena mulutnya kubungkam dengan mulutku,, kami berciuman lagi, kali ini sangat panas karena tubuhku menindih tubuhnya,, Dias mulai berani mengusap usap pungungku ditenga tengah ciuman kami.. setelah beberapa menit berciuman bibir,, mulutku mulai turun ke lehernya, kemudian turun lagi ke dadanya hingga ciumanku berhenti cukup lama di payudaranya Dias, tepatnya di putting susunya yang sedang kugigit dengan gigiku,, Dias pasti merasa kegelian,, lalu tanganku satunya meremas payudara yang lain dengan ganas..

Tubuhnya yang dingin bergerak gerak tak menentu dibawah tubuhku tak kuasa menahan rangsangan di salah satu titik sensitif seorang wanita.

Dias : “Egaaa,, ahhh…”

Kemudian tubuhku bergeser sedikit ke samping tubuhnya, aku memfokuskan merangsang salah satu payudaranya, menghisap dan mengulum putting payudara Dias yang semakin menegang dan kencang, aku langsung tau kalau Dias adalah tipe wanita yang mudah terangsang, atau mungkin karena tubuhnya tidak terbiasa mendapat rangsangan seperti ini?

Dias : “haahh,, achhh,,”

Kepala Dias mendongak keatas saat jari tanganku mimilin putting payudara yang lain, kuberanikan diri untuk menjamah belahan kewanitaan Dias, dan benar saja, memeknya sudah basah lagi… sesekali kumasukkan ujung jariku menyentuh klirotisnya..

Dias : “Ahhhh,, Egg..ggaaa,,,,”

Penisku semakin menegang mendengar rintihan mulutnya Dias memanggil namaku,, terdengar sangat seksi di telingaku,, tanganku masih asik menjamah belahan memeknya Dias,, penisku sampai cemburu dan sangat ingin segera bermain main disana juga. Tapi belum saatnya, meskipun Dias sudah basah,, tapi ini belum cukup basah..

Kemudian aku berpindah ke kakinya Dias,, kubuka lebar lebar kedua kakinya, sedkit kutekuk.. Dias menegakkan kepalanya melihatku dengan pandangan yang heran, lidahku mulai membasahi bagian dalam pahanya dekat dengan kewanitaan Dias yang bersih tanpa bulu,, dan sangat terawat seperti yang dimiliki Rein atau Resty..

Dias : “Egaa..?” Dias mempertanyakan apa yang akan aku lakukan diantara kedua pahanya,,,

tercium lagi aroma strong khas aroma kelamin wanita,,, aroma itu semakin membuatku lapar,, Lalu kucengkram dengan kuat kedua pahanya kemudian kubenamkan wajahku diantara kedua pahanya dan lidahku baru saja menyapu belahan memeknya Dias yang basah.

Dias : “Egaaa,, kamu ngapain,,? Achhh,,, jangaaannn disitu,,, achhhh…”

Aku tidak mempedulikan larangan Dias, aku tetap mencium dan menjilati memeknya dengan rakuss,,

Dias : “aachhhh Egaaaa,, stoppp,,,,,achhhh…”

Dias sedikit menegakkan tubuhnya lalu menjambak rambutku,, tapi tak menghentikanku, malah sekarang kuberanikan diri membuka belahan memeknya agak lebar lagi tapi agak susah karena sangat rapat,,hmm memek perawan memang beda.

Tubuh dias semakin terangkat, payudaranya semakin membusung keatas ketika lidahku dengan ganas menyentuh biji klirotisnya,, Dias semakin tidak kuat menahannya, jeritan lenguhan dan rintihannya memenuhi seluruh ruangan kamar hotel.

Dias : “Achhh,,, emphhhhh,,, Gaaaa,,,”

Dan kini memeknya Dias sangat basah karena cairan yang keluar dari dalam tubuhnya bercampur dengan air liurku,,

Dias : “EGGAAAA,,,”

Kulirik, Tubuh Dias terangkat sangat tinggii merasakan dahsatnya rangsangan di bagian tubuhnya yang paling sensitif, kedua payudaranya yang membusung pun terlihat sangat kencang. Kemudian aku menghentikan jilatanku di memeknya,,, tubuhnya langsung terhempas kembali diatas tempat tidur,,

Lalu aku menaiki tubuhnya,, wajahku sudah tepat daiatas wajahnya,,, dia menatapku tajam sambil mengatur nafasnya,,

Dias : “Kenapa disitu,,? Jorok,,,” protesnya kesal,,,

Seandainya aku bisa menjelaskan kepadanya bahwa aku melakukannya agar dia cukup basah dibawah sana. Tapi tidak ada waktu untuk menjelaskan kepadanya,, sebelum memeknya kering lagi..

Aku : “Sekarang…” ucapku singkat,,

Dias terkejut mendengar seruanku, matanya melebar.

Aku : “Masih ada kesempatan untuk membatalkannya sebelum semuanya terlambat, yang akan membuatmu menyesal pada akhirnya,,,” ucapku kepadanya,

Dias : “Aku tidak akan menyesal Ga,, dan kamu,, kamu tidak perlu merasa bersalah,,, kamu tidak harus melakukannya dengan perasaan,,, biarkan aku saja,, karena aku mencintaimu, aku pereambahkan ini untuk kamu yang sangat aku cintai, untuk kamu yang pernah mencintaiku,,,,”

Aku : “malam ini aku mencintamu Dee,,,”

Dias tersenyum mendengar ucapanku, mungkin dia menganggapku mengatakan itu hanya untuk membuatnya senang,,

Dias : “lakukan,,”

Aku : “Kamu memberiku tawaran yang sulit,,,”

Dias : “sulit untuk ditolak,,?” ucapnya menggodaku ,kemudian tersenyum manis,

Senyumnya Dias terlihat kalau dia sangat bahagia, matanya bersinar cerah. Senyumnya terlihat lebih lepas daripada tadi yang kulihat di café ketika dia mengetahui kalau perasaanku, cintaku bukan lagi untuknya. Aku tau Dias adalah wanita yang kuat, kendali perasaannya begitu besar sampai memberanikan diri meminta ini kepadaku, malam ini kamu berhasil membuatku takjub Dee,, kutatap matanya sekali lagi, sebentar lagi aku akan menyatu denganmu Dee,,

Kemudian kuposisikan penisku menyentuh belahan memeknya Dias, tubuhku sedikit merendah agar lebih dekat ke tubuhnya Dias. Aku dan dia saling berhadapan, Dias pasti bisa meraskaan ujung penisku menempel di belahan memeknya.

Dias : “Gaa, aku takut,,,” ucapnya lirih,,

Heeh,,? Sekarang dia bilang takut,, apa dia masih ragu..?

Aku : “Takut,,?”

Dias : “aku takut dengan rasa sakitnya,,,,”

Aku : “Memang akan terasa sakit, kamu boleh berteriak, menangis,, aku akan menenangkanmu,,aku janji akan pelan pelan,, “ ucapku padanya,,, Dias terlihat sangat gugup.. kukecup sekali bibirnya,, agar dia sedkit tenang,,

Aku : “Peluk aku,, kalau perlu, kamu bisa menggigit pundakku kalau kamu tidak kuat menahan rasa sakitnya,,,,”

Dias mengangguk,, kemudian dia melingkurkan tangannya ke pundakku,, mulutnya sudah menempel di pundakku… baiklah, ini saatnya.

Dengan perlahan, pelan pelan mulai kumasukkan penisku ke dalam memeknya,, aku sedkit kesulitan memasukkannya karena memang memeknya Dias masih sangat rapat, untungnya didalam sana sudah cukup basah,, ujung penisku semakin masuk kedalam.,hingga akhirnya aku bisa merasakan penghalang itu, selaput darahnya Dias,, sebuah batas yang menandakan Dias masih suci sampai sekarang,, aku menghentikan penisku untuk masuk lebih dalam lagi,, kulihat Dias, matanya terpejam…

Kemudian Sekali sentakkan penisku menembus penghalang itu, merobek selaput darah didalam memeknya Dias.

Dan kini Dias sudah tidak suci lagi, karena aku.

Sekuat tenaga Dias mencakar punggungku, dan dia benar benar menggigit pundakku dengan kuat,, aku bisa melihat tetes air matanya meluncur menuruni pipinya dan jatuh diatas dadanya,, penisku sudah masuk kedalam memeknya Dias cukup dalam, penisku berdenyut didalam memeknya Dias yang sangat sempit dan rapat.. penisku sedikit tersiksa karena jepitan yang sangat rapat berbarengan dengan siksaan nikmat yang saat ini kurasakan.

Aku juga merasakan sakit di punggungku karena gigitan Dias, namun aku tau rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang saat ini Dias rasakan. Aku masih tidak bergerak, hanya mengamati kondisi Dias,, sampai akhirnya dia melepaskan gigitannya di pundakku. Kukecup keningnya untuk menenangkannya, matanya masih terpejam dengan sisa sisa air matanya yang masih menetes merasakan sakit luar biasa yang barusan menyerang tubuhnya.

Aku : “Dee…?”

Dias : “ssshhhh,,, Aku sudah tidak perawan lagi ya Ga,,,?” tanya dia padaku setelah membuka matanya.

Ak menggangguk,, dia tersenyum memandangku meskipun masih terlihat di wajahnya kalau dia masih merasaka kesakitan..

Dias : “Aku bahagia kamu yang telah mengambilnya,,, terima kasih,”

Kulirik jam dinding,,jam 12 malam kurang 15 menit,, masih ada waktu pikirku.

Aku : “Selamat ulang tahun Dee,,” Dias tersenyum lagi,,,

Dias : “terima kasih juga kadonya,,,”

Langsung kucium bibirnya, dia memegang wajahku saat kami berciuman panas lagi, kali ini kami berciuman dalam keadaan tubuh kami yang masih menyatu,,

Aku : “Boleh aku melanjutkannya,,?” tanyaku padanya,,

Dias sudah merasakan sakit yang luar biasa karena selaput darahnya yang telah robek, tapi Tidak mungkin berhenti sampai disini saja, dia juga harus merasakan nikmatnya orgasme.

Dias : “lakukan sesukamu,, malam ini aku milikmu,,,”

Masih dengan pelan pelan, aku mulai menggerakkan penisku di dalam memek Dias yang hangat,, Dias sedikit menegakkan kepalanya, dia penasaran ingin melihat bersatunya kelamin kami,,,

Dias : “ahhhh,, Gaa,,,,, ssshhh pelaann…”

Beberapa menit kemudian rasa sakit yang dirasakan Dias mulai berganti menjadi sesuatu yang nikmat karena sensasi dinding memeknya tergesek sesuatu yang besar.

Dias : “Gaaa,,, empkhhhh.”

Aku : “Kamu sudah bisa merasakannya..?”

Dias mengangguk dan tersenyum malu,,,

Dias : “ehhmmm,,,,sshhhh,, ah”

Raungan kenikmatan yang keluar dari mulut kami berdua memenuhi seluruh ruangan, masih dengan posisi yang sama, aku masih menindih tubuh Dias sambil menggerakkan pinggulku, menikmati setiap gesekan penisku didalam memeknya Dias..

Aku : “ahhh,, Dee,, hhaa,, ,,” siall, aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi dengan memek sesempit ini,,

Aku : “Deee,, punyamu sempit banget,, ahhh,,,,”

Dias : “Achh,,ahhh,,, Gaaaa,,, uhh”

Suara yang ditimbulkan pertemuan pertemuan tubuh kami terdengar sangat keras ketika pinggulku bergerak dengan cepat, kami sedang mengejar orgasme pertama kami,, kupegang kedua tangannya lalu kuarahkan keatas kepalanya dan kutahan disana,, lalu kutekan penisku di memeknya Dias sangat dalam, dengan sentakan sentakan yang pelan tapi menghujam memeknya Dias sampai mentok.

Dias sampai menjerit keras setiap kali penisku menghujam memeknya sangat dalam, dengan mulutnya yang terbuka lebar dan kepalanya sedikit terangkat,,

Dias : “AHHHHH,,, ahhhhh,, ssshh,m,,, Egaaa aku,,, ssshh,,,,,,”

Dias : “Gaaaa,, aku kebelet,,,, AHHHHHHHHHHHH,,,,,”

Kucabut penisku dengan cepat,, spermaku langsung berhamburan diatas tubuhnya Dias dan diatas tempat tidur,,, aku mengerang hebat,,

Aku : “achhhhhhhhhh…”

tubuhku sampai merinding setelah mencapai orgasme pertamaku,,, kemudian tubuhku ambruk tengkurap disebelah tubuhnya Dias yang masih lemas,,

.

.

Kami berdua masih mengatur nafas kami masing masing,, tak lama, Dias menegakkan badannya melihat kondisi memeknya yang mengalir sedikit darah bercampur cairan orgasmenya. Darah itu menetes begitu saja menimbulkan nada merah di sprei tempat tidur yang putih, aku yang menyadari itu langsung berdiri mengambil beberapa lembar tisu di meja kemudian membersihkan sisa sisa darah didalam memeknya,,

Dias : “ahhh,, ssshh,, perih Gaa…” dia memegang lenganku yang sedang membersihkan bagian dalam memeknya…

Kemudian aku mengangkat tubuhnya dan menggendongnya ke kamar mandi,

Dias : “aku bisa sendiri,,,” ucapnya ketika tubuhnya kududukkan di jaccuzi yang ada didalam kamar mandi,,

Aku : “Untuk sementara, kamu tidak akan kuat berjalan ,, percaya padaku,,,”

Kemudain kutekan tombol disisi jaccuzi itu, seketika air hangat keluar dari bawah memenuhi jaccuzi dan meneggelamkan tubuh Dias yang sedang bersandar sambil memejamkan mata. Kubiarkan dia disana, aku menuju shower untuk membersihkan penisku yang juga masih terdapat bercak darah perawannya Dias.

.

.

Dias : “Sudah cukup..?” tanya Dias sambil melilitkan handuk menutupi tubuhnya menghadap cermin didalam kamar mandi,, dia melihatku melalui pantulan cermin itu, aku daritadi berdiri di samping pintu kamar mandi menunggu Dia selesai mandi.

Aku : “maksudnya,,?” aku tidak begitu paham maksudnya..

Dias : “Kamu masih ingin melanjutkan yang tadi,,?’

Aku : “hah,,? Kamu masih mau,,,?”

Dias : “uhmm, terserah kamu…” aku menangkap senyumnya melalui pantulan di cerman

.

.

.

Tidak kusangka Dias masih ingin melanjutkannya, sepertinya dia mulai menyukainya, menyukai kenikmatan tiada duanya yang tadi dia rasakan saat orgasme,, hihi. Kami memulai pencarian kenikmatan kedua kalinya ini diatas sofa panjang di dalam kamar hotel. Dias yang masih memakai handuk sedang duduk di pangkuanku, dia sedang menempelkan bibirnya yang lembut di bibirku, aku merasakan dinginnya paha Dias di pahaku sedang bergerak tidak tenang saat aku mulai menjamah lagi kedua payudaranya yang masih tertutupi handuk.

Tanganku mencoba mendapatkan tangannya,, setelah berhasi kutemukan, kuarahkan tangannya untuk memegang penisku yang sudah agak tegang,, Dias kaget dengan apa yang dipegangnya sampai dia melepaskan ciumannya,, menatapku tajam.. mungkin ini pertama kalinya Dias memegang alat kelamin pria,, tangannya kurasakan sangat dingin menyentuh penisku,,meskipun dia merasa aneh, tapi dia tidak melepaskan penisku.

Dias : “apa yang harus aku lakukan,,? Aku tidak mau memasukkannya kedalam mulutku,,,” ucap dia tegas,,,

Aku kaget sekaligus tertawa geli mendengar ucapannya..ternyata dia tau dan paham tentang oral seks,, tapi aku tidak memaksanya untuk mengulum penisku dengan mulutnya, tidak semua wanita suka, apalagi Dias baru pertama kali bersetubuh dengan seorang pria,,

Aku : “Hahaha, aku tidak menyuruhmu untuk melakukan itu Dee,, btw, bagaimana kamu bisa tau tentang itu,,?” tanyaku.. mukanya memerah..

Dias : “Aku tidak sepolos yang kamu pikirkan,, Linda sering menceritakan pengalamannya kepadaku.. dia juga sering memaksaku untuk menonton film dewasa bersama..”

Ohhh,, Pantesan,, kemudian aku menuntun tangannya untuk mengocok penisku, dia menunduk untuk melihat tangannya sendiri sedang mengocok penisku. Sempat kutangkap raut wajahnya yang takjub melihat perlahan lahan penisku membesar saat dia mengocoknya. Dia juga sempat memutar penisku untuk melihat lebih jelas setiap detail bentuk alat kelamin eorang pria.

Kudekatkan wajahku ke wajahnya, lalu kutemukan lagi mulutnya,, kujilati bibirnya, kugigit bibir bawahnya dengan lembut,, Dias mengerang,,, terdengar sangat memanjakan telingaku,,

Dias : “Emnngghhhhh”

Sambil tetap berciuman, tanganku meraba raba memek Dias, kumasukkan jari tengahku secara perlahan ke dalam memeknya, mencari klirotisnya,,, kulakukan dengan sangat lembut takut jika dia masih merasakan perih setelah pertempuran pertama tadi.

Dias : “Emgghh,,, emphhh”


Dias semakin mengerang di mulutku, dia juga sudah tidak fokus mengocok penisku,, dia hanya memegangnya bahkan sempat mencengkramnya erat ketika lidahnya kuhisap dan permainan jariku di biji klirotisnya. Memeknya sudah mulai basah lagi..

Aku : “aku akan memasukkannya lagi,, “ seruku setelah melepaskan ciumanku,,

Dias hanya mengangguk, kemudian kulepaskan handuknya dan membiarkannya jatuh ke lantai dibawah sofa. Kami berdua sudah sama sama telanjang saling berpangku diatas sofa. Aku mencium aroma sabun yang masih menempel ditubuhnya,,, kemudian Kucengkaram pantatnya dan kuangkat tubuhnya sebentar agar penisku bisa masuk ke dalam memeknya,, Dan penisku langsung bisa masuk kedalam memek Dias tanpa hambatan.. Kami menyatu lagi,,, diatas sofa ini kami saling berpelukan,, kedua payudara Dias tepat dibawah wajahku,, dan aku mulai menggerakkan badannya naik turun melalui pantatnya.

Dias : “Uhhhh,,,ssshhh,,,”

Aku : “ahhh,,,,Dee,,”

Kembali kuraih bibirnya, Dias harus sedikit menunduk untuk melakukannya,,, sambil tangannya mengusap rambutku…

Dias : “empphhh,,, emph…”

Beberapa menit kemudian Dia sudah bisa menggerakkan badannya sendiri tanpa harus aku menuntunnya,, dia menaik turunkan tubuhnya diatas pangkuanku dan semakin lama gerakan pinggulnya semakin cepat, seolah dia ingin segera menemukan kenikmatan yang tadi dia raih..

Aku : “pelan pelan Dee,,,” tahanku,,

Dias : “Hah,..hahhh,,,achhh,,,”

Dias tidak menghiraukanku,, pinggulnya masih bergerak indah di atas pangkuanku… dengan cepat kutahan tubuhnya, agar dia berhenti,,, dia langsung terengah engah,,, kuminta dia untuk turun sebentar dari sofa,, lalu aku membaringkan tubuhku di sofa panjang itu…,

Aku : “Masukkan lagi,,,!” ucapku,,,

Dias mengerti maksudku,,, Dia menaiki sofa dan menaiki tubuhku lagi,, tapi sebelum dia memasukkan penisku ke dalam memeknya lagi,, dia mengecup dadaku sekali,, aku tersenyum karena aksinya itu,, lalu dia mengarahkan penisku ke dalam memeknya, dia agak kesulitan memasukkannya, membuatnya semakin menunduk untuk memastikan penisku masuk kedalam memeknya, dan penisku sudah tenggelam lagi didalam memeknya…

Dias : “Accccccchhhhhhh,,,”

Dia melenguh panjang ketika penisku berada didalam memeknya lagi,,, mulutnya terbuka lebar sambil matanya terpejam,, kemudian dia menggigit bibir bawahnya,, begitu matanya terbuka, dia langsung melihatku yang sedang tersenyum setelah melihat ekpressi wajahnya yang sangat sensual tadi,, Dias langsung tersipu malu…

Pinggulnya kembali bergoyang indah diatas tubuhku, bergerak maju mundur sambil tangannya berpegang pada sandaran sofa. Dia tak berhenti mendesah.. apalagi saat tanganku meraih kedua payudaranya.. cukup lama aku membiarkannya mencari kenikmatan sendirian,,

Dias : “Ahhh.. aaaahhhh…. Achhhh…”

Kemudian kami berganti posisi lagi, kali ini dia kupangku membelakangiku. Dengan posisi seperti ini aku bisa mencekram kuat payudara Dias yang sudah membesar dari belakang sambil tanganku yang lain menyentuh klirotisnya,, Dias semakin tidak bisa mengendalikan kenimakatan yang timbul, terlihat dari tubuhnya yang menggeliat dia pangkuanku, dan desahannya semakin cepat dan terdengar keras. Kuciumi punggungnya yang berkeringat,,

Dias : “Ahhh,, ahh,, ahhh,,,ahhhhhhhhhh,,,”

Tidak berhenti sampai disitu, aku dan Dias memncoba berbagai gaya,, dia tidak keberatan saat kusuruh dia menungging diatas tempat tidur, lalu aku menyodok tubuhnya dari belakang dengan aku masih berdiri diatas lantai di tepi ranjang.. Dias bilang menyukai posisi ini, karena dia sangat merasakan penisku masuk sangat dalam di dalam memeknya,, aku juga mengatakan kepadanya kalau Doggy Style itu salah satu posisi favoritku..

Aku juga mengajaknya melakukan doggy style didepan cermin meja rias, tatapan matanya tidak pernah lepas dari cermin, melihat bagaimana tubuh kami bersatu dalam sebuah pencarian kenikmatan bersama. Dan kami mengakhiri pertempuran kedua ini ditempat kami memulai, diatas sofa panjang,, Diasana Dias bergantian kurebahkan,, dan aku menindihnya,,Tubuhnya sudah penuh dengan keringat, begitu juga dengan tubuhku.. hingga akhirnya kami mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.

Selesai? Tidak, tak cukup sampai disitu,, setelah istirahat sekitar satu jam,, aku dan Dias melakukannya lagi mencoba posisi yang lain lagi. Sekejap saja Dias sudah mulai kecanduan dengan sebuah rasa yang baru saja dia rasakan pertama kalinya malam ini, kenikmatan orgasme. Lalu bagaimana denganku? Aku sangat menikmati malam ini bersama seorang wanita yang sangat mencintaiku, Meskipun malam ini adalah pertama kali dan terakhir kalinya kami bisa seperti ini.

Terima kasih Dee,, ucapku dalam hati kemudian kukecup keningnya,, Dias baru saja terlelap setelah pertempuran kami yang terakhir kalinya,,tak terasa waktu sudah menunjukkan hampir jam 4 pagi. Pengalaman bersamanya malam ini begitu indah, dan tidak akan pernah terlupa. Kupeluk tubuhnya, yang sedang terbaring telanjang disebelahku,, hingga akhirnya aku juga terlelap.

.

.

.

Ketika aku bangun, sinar matahari adalah hal pertama kali yang kulihat menyinari tubuh telanjangku melalui kaca kamar hotel yang tirainya terbuka. Sudah siang? Ketika aku menoleh kesamping untuk melihat Dias, ternyata diatas tempat tidur ini aku tidur sendirian. Aku reflek menegakkan tubuhku, aku tidak menemukan Dias didalam kamar.

Dias sudah pergi..?

Aku tidak menyangka dia akan pergi tanpa menungguku bangun. Saat aku masih meratapi kepergian Dias, tiba tiba sosoknya muncul dari dalam kamar mandi dan berjalan pelan menju tempat tidur,,

Dias : “Kamu sudah bangun,,,”

Aku sedikit lega melihat Dias,, dia sudah memakai tanktop dan pantiesnya untuk menutupi tubuhnya,, kemudian dia duduk diatas tempat tidur.

Aku : “kukira kamu sudah pergi,,,”

Dias : “Apakah semua wanita yang selesai melakukannya denganmu selalu tiba tiba pergi meninggalkanmu,,?”

Aku : “Hehe, ya enggak gitu juga sih,,,”

Dias : “jangankan pergi jauh, untuk berjalan ke kamar mandi saja aku harus bersusah payah,, saat bangun tadi, aku seperti tidak merasakan tulang tulangku.. kakiku terasa sangat nyeri dan,, uhmm,, masih perih dibawah sana saat aku pipis,,,” ucapnya malu malu,,

Aku tersenyum, kamu bukan orang perytama yang komplain kepadaku tentang itu Dee,, Rein sering merasakan hal yang sama.

Aku : “bagaimana dengan perasaanmu Dee.. kamu gapapa..?”

Dee : “Selain semua rasa nyeri dan perih itu,, bagiku semuanya masih terasa sama.. berhentilah berpikir aku akan menyesali apa yang kita lakukan semalam,, sebaliknya, aku merasa sangat senang…. Jadi kamu jangan pernah merasa bersalah,” ucapnya kemudian dia mempersembahkan senyumnya kepadaku..



hmmmm senyumnya merupakan sesuatu yang indah untuk dilihat dipagi hari. Syukurlah,, kurasa Dias memang baik baik saja.

Dias : “akhirnya aku tau alasan kenapa Linda sangat menyukai melakukan itu,,, hahaha” Dia tertawa geli setelah mengucapkannya,,,

Aku : “kamu menyukainya..?”

Dia mengangguk, itu artinya dia sudah bisa mengganti kenangan buruk saat dia hampir diperkosa.

Dias : “Aku tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi semalam, tapi, bagaimana menurutmu? Apa aku melakukannya dengan baik,,?” tanya dia malu malu

Aku : “Kamu melakukannya dengan sangat baik,,” ucapku, dia langsung tersipu, wajahnya merona.

Dee : “Baguslah,, Sudah siang,, bangunlah!! kamu harus segera mencari cintamu,,,”

Dee : “uhm, Ega,, berjanjilah untuk tidak mengatakan apa yang kita lakukan semalam kepada siapapun, terutama kepada Meta., biarlah ini menjadi rahasia indah kita berdua,, jika suatu saat nanti ada seorang pria yang akan menjadi pendampingku bertanya kepadaku tentang itu, aku akan mengatakan kalau kesucianku telah kuberikan kepada pria yang sangat kucintai, dan aku tidak pernah menyesal telah memberikan kesucianku untuknya…”

Astaga,,, aku sangat terharu mendengar ucapannya,,,

Dee : “Dan jika pria yang akan menjadi pendampingku itu benar benar tulus mencintaiku, dia pasti akan menerimaku apa adanya,,,,”

Dee : “Malah diem,, Egaa,, Berjanjilah!!” ucapnya sambil cemberut.

Aku : “eh,, iya, aku berjanji tidak akan mengatakannya kepada siapapun,,,”

Dias terseyum lega,,,

Aku : “Setelah ini apa yang akan kamu lakukan..?”

Dias : “uhmm, mulai minggu depan, aku resmi menjadi ketua yayasan rumah asuh yang didirikan Galih,, mamanya Galih mempercayakan posisi itu kepadaku,, tak hanya itu, disana aku juga menjadi seorang guru untuk anak anak yatim piatu,, akhirnya cita citaku menjadi seorang guru anak anak kecil kesampaian,, jadi, setelah ini, aku akan fokus disana..”

Hmm? Menjadi Guru anak anak kecil? Alexa juga punya cita cita yang sama…

Dias : “Uhm, kalau bisa, setelah ini antarkan aku kesana,, karena semalam aku bilang ke orang rumah kalau akan menginap di tempat yayasan,, atau kalau kamu buru buru, aku bisa kesana sendiri…”

Aku : “Aku akan mengantarmu kesana,,”

Dias : “Baiklah, tapi sebelum itu,, aku mau mandi dulu,,, “ ucapnya lalu berdiri dari tempat tidur.

Aku : “Uhmm, boleh aku menemanimu,,?”

Dias : “Tidak boleh,, takkan kubiarkan kamu melihat tubuh telanjangku lagi…” ucapnya sambil berjalan menuju kamar mandi..

Hihihi,, aku menghempaskan lagi tubuhku diatas tempat tidur.

.

.

.
LANJUT DIBAWAH
 
.

.

.

Dias : “Aku siap kapan saja jika kamu membutuhkan bantuanku untuk mencari Meta,,” ucap Dias setelah kuantar dia masuk ke dalam tempat yayasan yang begitu besar ini.

Aku mengangguk, Dias pun masuk kedalam,, disana dia langsung disambut beberapa anak kecil yang terlihat senang dengan melihat kedatangan Dias.

.

. .

.

Inilah saatnya aku untuk berjuang mencari keberadaan Meta,, Aku harus menemukannya, karena sudah kukatakan sebelumnya kalau dia adalah tujuanku, dia adalah Duniaku dan hidupku, dan dia itu milikku… aku harus berjuang sekuat tenaga untuk membuatnya tetap menjadi milikku, karena aku sangat mencintainya. `Satu satunya orang di dunia ini yang tau keberadaan Meta adalah kakaknya. Ya, aku harus bisa meyakinkan Kak Neta untuk memberitahuku dimana Meta berada. Dan sekarang, mobilku berjalan menuju rumah Kak Neta di kota tetangga.

Tidak sampai dua jam perjalanan, mobilku sudah sampai didepan sebuah rumah besar yang merupakan rumah kak Neta dan Mas Dirga. Beruntungnya aku, ketika keluar dari mobil kulihat sebuah mobil yang baru saja masuk kedalam halaman rumah dan itu adalah mobilnya Kak Neta. Aku berjalan menuju pagar dan langsung masuk begitu saja ke dalam halaman, seorang yang kutebak adalah asisten rumah tangga yang membukakakn pagar untuk kak Neta kaget melihat orang asing yang tiba tiba saja menyelonong masuk kedalam rumah besar ini.

Kak Neta baru saja keluar dari mobil bersama seorang asisten rumah tangga yang lain yang membawa anaknya kak Neta yang masih kecil di gendongannya. Kak Neta melihat kedatanganku melalui kaca mata hitam yang dia pakai, lalu dia menghampiriku.

Kak Neta : “Apa lagi,,?” tanya dia sambil melepaskan kaca mata hitamnya lalu menggantungkannya di tengah tengah kaos oblong yang dia pakai.

Aku : “Kak,, Kumohon beritahu aku dimana Meta sekarang ini.. please.. aku ingin bertemu dengannya..”

Kak Neta : “Regaa,, sudahlah, urungkan niatmu itu,, lupakan Meta, dia sudah bahagia.. jangan mencari cari dia lagi,,” lanjutnya…

Aku : “Tidak,, itu tidak benar,, kamu bohong,, Meta sedang tidak baik baik saja.. dia sedang menderita kan Kak..?”

Kak Neta terkejut mendengar ucapanku,,

Aku : “Aku tau Meta masih mencintaiku Kak,, dia tidak akan baik baik saja karena itu.. kumohon, berikan aku kesempatan untuk bertemu dengannya… Jika memang dia sudah tidak mencintaiku, aku ingin mendengar langsung dari mulutnya..”

Kak Neta terdiam beberapa saat, dia tampak gelisah..

Kak Neta : “Jika memang itu benar,, jika Meta masih mencintaimu,, apa kamu yakin bisa membahagiakannya? menjaganya,,? Kamu tidak ingat sudah membahayakan nyawanya…? Huh? Dua kali Rega..”

Kak Neta : “Aku mulai berpikir, kalau semua wanita yang dekat denganmu akan menderita dan tersiksa karena kamu tidak pernah bisa menjaga mereka dengan baik,,, seperti kamu tidak bisa menjaga Alexa….”

Jleb, menusuk banget ucapan kak Neta.. dia langsung terlihat merasa bersalah telah berkata seperti itu kepadaku…

Kak Neta : “Maaf,, aku tidak bermaksud..”

Aku : “,, Jika kamu memberiku kesempatan,, aku berjanji akan menjaga Meta sekuat tenaga,, takkan kubiarkan seorangpun menyakitinya, aku akan selalu bersamanya setiap saat,,” ucapku lirih,,

Kak Neta : “Tapi kamu tidak akan bisa menjaganya dari sakit karena ulahmu”

Aku : “Please Kak,, kumohon berikan aku kesempatan,, izinkan aku bertemu dengannya,,”

Aku masih berusaha memohon kepada Kak Neta, walaupun daritadi dia mengungkit ungkit kesalahanku yang membuatku merasa kalau aku memang tidak pantas untuk Meta,, tapi aku tidak akan menyerah, aku akan terus memohon kepadanya agar dia memberitahu dimana Meta berada.

Kak Neta mendakatiku,, kemudian memegang lenganku,,

Kak Neta : “Maaf aku tidak bisa mengatakannya,, aku sudah berjanji kepada Meta untuk tidak memberitahu kemana Meta pergi kepada siapapun,, terutama kamu.. relakan Meta,,, Rega… aku tau dibalik segala kekuranganmu, kamu adalah pria yang baik,, masih banyak wanita di dunia ini yang bisa kamu cintai… bahagialah dengan wanita lain.. oke?”

Ucapnya lalu berjalan perlahan meninggalkanku menuju pintu rumah…

Aku : “Baiklah kalau kamu tidak mau memberitahuku,,, tapi aku tidak akan berhenti mencari meta dengan atau tanpa bantuanmu, aku akan terus mencarinya meskipun aku harus mencarinya sampai ke ujung dunia,, jika aku tersesat, aku akan memulai lagi mencarinya dari nol dan aku akan mencarinya ke ujung dunia yang lain, aku tidak akan pernah menyerah mencarinya walaupun aku harus melakukannya seumur hidupku,,,”

Aku : “Dan suatu saat , aku pasti akan menemukan jalanku kembali kepadanya,, Karena Meta adalah Pantaiku,,tujuan ahir perjalanan cintaku.. sampai kapanpun ombak akan tau dimana jalan pulang menuju pantainya....”




UPDATE 36. INSANE TRIP : THE SLAVE AND LESSONS FROM THE SEA

Kak Neta : “coba lihat ombak itu!!.. tahukah kamu kalau tidak ada yang meragukan kesetiaan ombak pada pantai..”

Kak Neta : “Sebelum menuju pantai, ombak berkelana menempuh jarak yang saaangggaatt jauh, ditabrak angin dari segala arah, selatan, barat, timur, tapi dia tetap akan kembali membasahi pantai,, hanya pantailah yang menjadi tujuan akhir ombak itu… itulah mengapa kadang kesetiaan diibaratkan seperti ombak,,,”

Kak Neta : “suatu saat aku ingin menjadi seperti pantai, mempunyai ombak yang selalu datang kepadaku dan setia hanya kepadaku….”






Kak Neta menghentikan langkahnya menuju pintu rumah setelah mendengar ucapanku, kemudian dia membalikan badannya lagi menatapku..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

DUA HARI KEMUDIAN







------POV META------


Kak Neta : “nih diminum… aku kesana dulu ya… “ ucapnya sambil memberikan minuman kelapa itu kepadaku… aku hanya mengangguk dan dia pergi menuju Mas Dirga suaminya kak Neta yang sedang berjalan dekat bibir pantai menggendong anak mereka yang masih kecil, kevin.

Tapi sebelum kak Neta pergi jauh,, dia memanggilku, dan aku menoleh kepadanya..,

Kak Neta : “Deeek,, setelah ini kamu akan baik baik saja,,,” ucapnya sambil tersenyum kepadaku..

Kubalas senyumnya dan kuminum air kelapa yang dia bawakan untukku tadi,,



Kuakui aku merasa sedikit tenang setelah berbicara dengan kak Neta, aku senang bertemu dengannya disini… atau sebenarnya itu yang harus kulakukan? Bersosialisasi dengan keluarga dan teman teman, starting over,, sepertinya memang sudah saatnya aku untuk pulang kerumah,, daripada terlalu lama terpuruk disini duduk dalam keheningan,, trust me, keheningan ternyata sangat menyeramkan. Dan selama hampir dua bulan disini aku tersadar, bukan soal lamanya waktu yang akan menghilangkan duka atau kesedihan, karena tidak ada batasan waktu untuk orang bersedih. Tapi Kita akan selamanya bersedih jika kita belum bisa menerima kenyataan..

Itu yang seharusnya aku lakukan, menerima kenyataan kalau kamu tidak akan pernah kembali lagi,,, iya kan Bee,,,? Aku akan mencobanya… mencoba untuk benar benar merelakanmu,, tapi jangan marah kepadaku kalau dalam usahaku merelakanmu aku masih berkeinginan untuk bertemu denganmu lagi, ingin berdansa denganmu lagi, ingin menciummu lagi,,, karena seperti yang kukatakan sebelumnya, melupakanmu itu bukan hal yang mudah.

Bee,, aku hanya ingin kamu tau,, kalau aku akan tetap setia mencintaimu sampai kapanpun,,,

Terima kasih karena telah mencintaiku dengan sebesar besarnya ketulusanmu kepadaku

Disana Jangan khawatir denganku ya Bee, aku disini akan baik baik saja, setelah semua yang telah terjadi, setidaknya aku akan mencoba untuk bangkit,

Aku akan selalu mendoakan Semoga kamu bahagia disana.


.

.

Bersamanya.

.

.


Sesudah meminum air kelapa yang dibawakan Kak Neta, Kuturuti sarannya untuk berjalan jalan di tepi pantai. Melangkahkan kaki diatas pasir putih yang sangat indah, Menikmati deru suara ombak yang serasa sedang memangil manggilku. Beberapa turis lokal maupun asing sudah mulai ramai berdatangan, beberapa dari mereka sedang asyik berfoto foto mengabadikan keberadaan mereka di pantai ini.

Setelah semua kesedihan dan air mata itu, setelah semua kata kata yang diucapkan Kak Neta kepadaku. Entah kenapa hari ini terasa begitu hangat daripada kemarin atau hari hari sebelumnya. Langit di sudut horison itu juga terlihat lebih cerah daripada sebelumnya, menampilkan pemandangan yang begitu mempesona dimataku. Ataukah hanya perasaanku saja? Sebenarnya suasana seperti ini sama seperti hari hari sebelumnya cuman aku tidak menyadarinya karena terlalu larut dalam kesedihan. Entahlah,,,

Aku terus berjalan menuju tepi pantai, langkahku terhenti saat sisa sisa ombak menabrak kedua kakiku, kemudian ombak itu pergi,,, tak lama ombak itu datang lagi,, kemudian pergi lagi,,, dan datang lagi,,,, seperti itu terus.

Aku berjalan lagi. Angin berhembus menyentuh tubuhku membawa rasa rindu akan belaian tangannya, seolah sekarang ini dia sedang ada disebelahku. Kenyatannya Dia memang selalu ada disini, selalu menggelayuti pikiran dan hatiku selama dua bulan ini.

Ombak yang lebih besar datang menghampiriku, menghentikan langkahku untuk berjalan lebih jauh lagi. Bersamaan dengan datangnya ombak itu, kupejamkan mataku. Kupanggil dia didalam hatiku..

Bee…

Lalu Kubuka kembali mataku saat ombak itu pergi,, aku tersenyum melihat ombak itu menjauhiku,,




Aku tau jika aku tetap berdiri disini ombak itu akan mendatangiku lagi,, tapi Sudah cukup pikirku, biarlah ombak itu pergi membawa rasa sepi dan rinduku, meskipun rasa itu tidak akan pernah sampai kepadanya karena keterbatasan jarak dan waktu, biarlah,, biar kupendam dan kutahan sendiri rasa ini.. dia tidak perlu tau tentang apa yang kurasakan, karena dia sudah bahagia disana.. aku jadi bertanya tanya, jika ombak mampu menyampaikan rasa sepi dan rinduku padanya, apa yang akan dibawa ombak itu saat mendatangiku lagi?

Kemudian Aku berjalan kembali menuju deteran kursi pantai. Saat aku sudah ada diatas pasir pantai yang kering, aku melihat kerumunan orang sedang berkumpul menjadi satu disuatu titik ditepi pantai. Aku juga melihat Kak Neta dan Mas Dirga diantara kerumanan orang orang itu,, Sedang apa mereka..? beberapa orang yang melihat kerumunan itu ikut mendekat, aku semakin penasaran sedang apa mereka disana.. saat aku mendekati mereka,, beberapa orang berteriak, telingaku dengan jelas menangkap teriakan teriakan mereka.

Ada yang tenggelam

Ada orang terdampar

Ada mayat


Mayat? ih kok serem sih..? beneran ada yang tenggelam di pantai ini? Saat sudah mendekati kerumunan itu, Aku belum bisa melihatnya dengan jelas. Aku hanya bisa melihat di sela sela banyaknya orang yang berkerumun ada seorang pria dengan tubuh yang basah kuyup tergeletak di atas pasir pantai yang basah, beberapa kali ombak kecil menabrak tubuhnya yang kaku. Kenapa orang orang ini malah diam saja? Kenapa tidak ada seorangpun yang menolong pria malang itu? Apakah benar dia sudah mati..? Tiba-tiba kak Neta berteriak memanggilku,,,

Kak Neta : “Deeek, itu Rega…..”

Hahh? aku langsung berusaha menembus kerumunan orang orang itu, dan setelah aku bisa mendekatinya dan melihatnya dengan jelas, ternyata orang yang tergeletak itu memanglah Rega.

Aku : “Regaa,,?”

Dengan cepat aku duduk disebelah tubuhnya yang basah membelakangi laut , mencoba memeriksa keadaanya disaat semua orang hanya berdiri tidak melakukan apapun,,, bagaimana dia bisa tiba tiba ada disini dengan keadaan seperti ini? kupandangi bentangan laut dibelakangku.. apakah dia datang bersama,,,,,, ombak.? Astaga,, apa yang kupikirkan,, tidak mungkin hal seperti itu bisa terjadi.

Kudekatkan telingaku di sekitar hidung dan mulutnya, aku tidak begitu yakin, nafasnya sangat kecil..

Aku : “Bee? Bee?” kupukul pukul wajahnya pelan mencoba menyadarkannya, tapi tidak ada respon darinya,, kugerak gerakkan tubuhnya tetap saja dia tidak bangun,, aku bisa mendengar orang orang berbisik bisik melihat keadaan Rega.

Kak Neta : “Dekk,, beri dia CPR..!!” ucap Kak Neta saat dia mendatangiku, Mas Dirga berdiri disebelahnya,

Pertolongan pertama,,? Oke,, oke,, aku harus tenang,, berbekal ilmu CPR yang kudapat saat latihan renang dulu disekolah aku mulai melakukan pertolonagn pertama kepada Rega, kuawali dengan menekan dadanya beberapa kali agar darah tetap bersikulasi di otaknya, seharusnya dia akan sadar jika aku melakukan ini. Tapi belum ada tanda tanda dia sadar,, Kutekan dadanya lebih kuat, kupikir tidak masalah menekan dadanya lebih kuat lagi karena Rega memiliki dada yang kekar dan bidang. Namun Tetap tidak ada respon darinya,, kutempelkan lagi telingaku di antara mulut dan hidungnya, nafasnya masih sangat kecil. Kemudian kuangkat sedikit dagunya, aku bersiap memberikan nafas buatan untuknya. Sedikit kubuka mulutnya lalu kujepit hidungnya dengan jariku. Kemudian kuletakkan bibirku di mulutnya dan kuhembuskan nafas dari mulutku dua kali.. Sambil menghembuskan nafas kulihat Dia masih terpejam,,

tapi.. hmm?

Aku merasakan Rega memagut bibir bawahku dua kali saat aku menghembuskan nafas untuknya, dan sesudah itu matanya terbuka lebar.. aku terkejut dan spontan melepaskan bibirku dari ciumannya. Rega malah tersenyum melihatku…

Hahh..?

Rega : “Setelah sekian lama tersesat ditabrak angin dari segala arah, , akhirnya aku sampai di pantaiku…” ucapnya sambil meneggakkan badannya., kemudian tangannya merogoh saku celananya yang basah,, dia menunjukkan padaku sebuah kotak kecil yang setelah dibuka penutupnya berisi sebuah cincin yang sekilas kulihat begitu cantik.

Rega : “Bee.. Kuberikan kamu pilihan,,, Kamu jadi istriku atau aku yang jadi suamimu? Mana yang Kamu pilih?”

Hahhh? Sekejap saja Rega berhasil membuatku terdiam syok… Apa maksud semua ini? Aku melihat kak Neta,, dia tersenyum melihatku,, orang orang yang berkerumun mengelilingi kami juga tak kalah menunjukkan raut senang dan antusias melihatku dan Rega,,,,

Tapi tidak denganku, aku malah tidak suka dengan semua ini, bahkan aku merasa tidak senang dengan kehadadirannya yang tiba tiba.. aku berdiri menatap Rega dengan raut marah diwajahku, lalu aku berjalan memaksa menerobos kerumunan orang orang itu dan terus berjalan meninggalkan mereka semua…

Rega : “Bee..? Bee…?” Rega berteriak memanggilku , begitu juga dengan kak Neta

Kak Neta : “Deeekk..?”

Aku tidak mempedulikan mereka, aku terus berjalan sedkit berlari di tepi pantai diatas pasir yang sedikit basah.

Apa coba maksudnya tiba tiba dia datang dan berkata seperti itu kepadaku? Dia pasti datang bersama kak Neta semalam, aahhhh,, Nenek Lampir itu memang tidak bisa dipercaya, padahal dia sudah berjanji kepadaku tidak akan mengatakan apapun tentang kepergianku kepada siapapun terutama kepada Rega. Tak terasa air mataku menetes, kenapa aku menangis? Kenapa aku malah menghindar dari orang yang selama ini ada di khayalanku.. tidak,,tidak… dia bukan untukku,, aku tidak bisa bersamanya. Kenapa dia semakin menyikasku dengan meuncul dihadapanku,,,

Saat aku masih terus berjalan, seseorang dari belakang menarik tanganku dari belakang dengan paksa, membuatku menghentikan langkahku dan membalikkan tubuhku. Dan yang memegang tanganku adalah Rega,, dia mengejarku.

Aku : “Lepaskan!!” bentakku padanya..

Rega : “Sampai kapan kamu akan terus terusan lari dariku? Bee, aku mencintaimu.. Hentikan permainan petak umpet ini..”

Aku : “Oh Ya? Kamu Mencintaiku..? Aku pernah mendengar itu sebelumnya dan kata kata manis lainnya seperti kamu bilang kalau aku adalah Duniamu, hal paling berharga di hidupmu dan akan menjadikanku akhir bahagiamu,, tapi apa? Kamu tidak jujur kepadaku dan merahasiakan sesuatu, lalu saat Dias datang,, didepan mataku kamu memeluknya dengan mesra, dan kamu tidak maaf karena itu.. Kamu tau rasanya diperlakukan seperti itu? Huh? kurasa kamu tak akan mengerti , kamu tidak akan mengerti betapa sakitnya menerima kenyataan bahwa orang yang sangat berarti bagiku sudah tidak menganggapku lagi..”

Nada bicaraku meninggi, kuluapkan semua emosiku.

Rega : “Aku minta maaf telah membuat luka dihatimu, maaf telah membuatmu bersedih, maaf atas segala tangis air matamu,, aku memang pria bodoh yang tidak mengerti apa apa tentang perasaanmu, yang tega membuatmu menderita dan menangis.. aku benar benar minta maaf atas segala kesalahanku kepadamu.. aku berjanji tidak akan mengulanginya,,”

Mata Rega sayu menatapku, kami masih sailing berpandangan setelah dia mengucapkan segala permintan maafnya kepadaku..

Aku : “Aku memaafkanmu, sekarang pergilah dari sini.. kembalilah kepadanya!!”

Kali ini kulihat keterkejutan di wajahnya,

Rega : “Bee.. aku tidak mencintainya,, hanya kamu yang kucintai…”

Aku menggelengkan kepalaku,,

Aku : “KEJADIAN MALAM ITU SUDAH MENJELASKAN SEMUA, SIAPA YANG KAMU PILIH, SIAPA YANG KAMU CINTAI,,, KAMU LEBIH MEMILIH MENYELAMATKANYA DAN TEGA MEMBIARKANKU BERJUANG HIDUP MATI SENDIRIAN DILAUT YANG DINGIN ITU… “

Aku sedikit terbawa emosi mengingat kejadian malam itu,, hingga membuat nada suaraku semakin meninggi

Aku : “Tapi wajar kok kalau kamu lebih memilih menyelamatkannya,, karena dia memang wanita sempurna,, tidak sepertiku,. sudahlah, kembalilah bersama wanita yang kamu pilih,, tinggalkan aku disini,,”

Rega : “Itu sama sekali tidak benar Bee,, Dengarkan dulu penjelasanku,,, aku terpaksa menyelamatkan Dias karena dia tidak bisa berenang, Dia sangat membenci berenang karena trauma masa kecilnya, aku sangat tau akan hal itu karena dulu disekolah dia selalu memintaku menemaninya bolos saat pelajaran renang. Tidak sepertimu, aku masih ingat tiga tahun berturut turut kamu menjuarai kejuaraan renang tingkat provinsi. Aku percaya,, berenang dilaut seperti itu bukanlah hal yang sulit bagimu…”

Hahhh? Dia mengingat itu…? aku sangat terkejut mengetahui alasannya malam itu lebih memilih menyelamatkan Dias.

Rega : “Jika malam itu aku memilih menyelamatkanmu, aku yakin Dias tidak akan bisa selamat….”

Aku terdiam Mengingat kembali kejadian malam itu, Rega pasti dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit baginya dan dia harus cepat mengambil keputusan sebelum terlambat,, tidak kusangka dia sempat memikirkan hal itu., dia masih ingat kalau dulu waktu sekolah aku menjuarai kejuaraan renang tiga tahun berturut turut.

------POV REGA------

Meta masih terdiam setelah mendengarkan alasanku malam itu lebih memilih menyelamatkan Dias..

Aku : “Dan berhentilah mengatakan dia lebih sempurna darimu,,, Bee dengarkan aku,, aku tidak tau seperti apa tolak ukur seorang wanita sempurna,,, Biarpun semua pria di dunia ini mengatakan kalau wanita sempurna itu seperti Dias. aku sama sekali tidak peduli dengan itu.. aku lebih memilihmu daripada Dias,, akan akan terus memilihmu saat semua wanita tiba tiba mendatangiku,, tanpa ragu, tanpa henti, dalam setiap hembusan nafasku,,sampai kapanpun aku akan terus memilihmu, Karena aku mencintaimu”

Aku : “Dan aku lelah mencintai sesuatu yang tidak nyata, aku tau kamu masih mencintaiku,,Apa kamu juga tidak lelah menjadi seorang pecinta tanpa memiliki cintamu yang sesungguhnya,,? Aku ingin kita menjadi nyata,,,”

Aku : “Egoislah untuk cintamu, egoislah untuk kebahagiaanmu sendiri tanpa perlu memikirkan Dias atau siapapun,jadilah dirimu sendiri..”

Kupegang kedua tangannya…

Aku : “Bee. Kumohon Berikan aku kesempatan sekali lagi, berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahanku,, aku tau cintaku masih banyak kekurangan, aku ingin kamu sempurnakan cintaku dengan cintamu,,,”

Meta masih hanya terdiam, kami saling beratatap mata,, meskipun dia sedang memakai kaca mata gelap,, aku tau dia sedang melihat mataku,, semoga dengan menatap mataku, dia bisa tau kalau aku benar benar menyesal telah membuat hatinya terluka, dan semoga dia bisa melihat ketulusan cintaku kepadanya agar dia memberiku kesempatan sekali lagi. Setelah itu akhirnya dia membuka suara..

Meta : “satu hal, tidak ada rahasia lagi…” ucapnya lirih..

Aku mengangguk..

Aku : “No More Secrets, I promise.. akan kubacakan semua rahasia dan semua……” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, tiba tiba Meta memelukku..

Meta : “Aku kangen kamu Bee,,” ucapnya dipelukanku sambil terisak,, kusambut pelukannya.. akhirnya, akhirnya aku bisa memeluknya lagi,,kali ini bukan bayangannya.

Aku : “Aku juga sangat merindukanmu,,,” ucapku lirih sambil memeluknya dengan erat

Aku : “lain kali jika pergi lagi, tinggalkan pesan kemana kamu akan pergi,, agar aku bisa lebih cepat menemukanmu,,, dan satu hal lagi,, jangan pernah memutuskan hubungan kita lagi,, atau hal buruk akan terjadi lagi denganmu atau denganku,,, sudah dua kali kamu memutuskan hubungan ini dan kita selalu mengalami kejadian yang mengerikan setelahnya… “

Mendegar ucapanku Meta mencubit pinggangku…. Memang kenyataanya seperti itu, Meta kecelakaan saat memutuskan hubungannya denganku pertama kali,, kedua kalinya dia ingin mengakhiri hubungan ini,, dia diculik dan aku harus merasakan rasanya tertembak peluru., memang aneh bagaiamana hal seperti itu bisa terjadi..

Aku : “Bee,, seberat apapun masalah yang akan kita hadapi nantinya, berjanjilah kamu tidak akan pernah menyerah denganku,, kamu takkan menyerah dengan hubungan kita,,, dan apabila suatu saat takdir perpisahan mendatangi kita, bersama sama kita akan melawannya!! Kalau perlu kita akan lari sejauh mungkin darinya, sampai takdir perpisahan menyerah dan tidak akan bisa memisahkan kita,, karena kamu adalah seluruh masa depanku,, aku ingin selalu bernafas disampingmu, akan kuberikan semua cintaku hanya kepadamu, aku akan menjagamu, dan selalu peduli denganmu,,,”

Aku : “Dan aku berjanji,, Setelah ini aku akan membuatmu menangis dengan air mata kebahagiaan…”

Meta semakin memelukku erat,,

Aku : “So… Maredta Filia Queen..”

Aku : “Will you marry me?”

Meta melepasakan Pelukannya, dia tersenyum memandangku.. aku menantikan jawabannya…

Meta : “Berjuanglah sekali lagi,,, Kalau kamu bisa menangkapku, kamu boleh menikahiku,,,!!” ucapnya..

Hahhh?



Kemudian dia berbalik badan,, dan sedetik kemudian dia berlari menjauhiku… Oh Sial,, Meta berlari riang diatas pasir pantai yang basah.. Takkan Kubiarkan dia pergi lagi dariku,,,,, tak butuh waktu lama aku langsung berlari mengikutinya dan bisa dengan cepat menyusulnya,, kemampuan berlarinya tidaklah sehebat melarikan dirinya berbulan bulan, hingga aku bisa menangkapnya, dan dari belakang aku bisa melingkarkan lagi lenganku di kulit tubuhnya yang mulus, sesudah itu, aku melingkarkan cincin berlian di jari manisnya dan kami berciuman setelahnya.

.

.

.

.

.

.

.

Masih dihari yang sama, ditempat yang sama diwaktu senja. Aku dan Meta sedang duduk di sebuah kursi pantai yang banyak tersedia di pinggiran pantai, kami berpangkuan sambil menikmati suguhan sunset yang begitu eksotis,, kudekap tubuhnya dari belakang dan kuusap lembut perutnya yang langsing. Meta sedang menyandarkan tubuhnya didadaku.. Sesuai janjiku kepadanya,aku akan mengatakan semuanya tentangku dan semua rahasia yang kusimpan darinya.

Aku : “uhm, sebenarnya aku tidak suka kopi buatanmu,,, terlalu manis” ucapku padanya,,,

Meta tidak bisa menahan tawanya ketika aku mengatakan itu,, aku bisa merasakan getaran tubuhnya ketika dia sedang tertawa.

Meta : “Hahaha,,maaf maaf.. aku memang payah didapur,, tapi aku janji akan mulai belajar memasak,, dan suatu saat nanti aku akan memasakkan masakan yang sangat enak buat kamu,,,“

Aku : “kamu bisa belajar dengan Rein…”

Meta : “hmm oke, , Rein bagaimana kabarnya? kakinya sudah sembuh?”

Aku : “Kamu tanya lukanya kakinya Rein, tapi sama sekali tidak tanya keadaanku…. Padahal lukaku paling parah.. kenapa kamu juga tidak pernah menjengukku,,?”

Meta : “ehm, meskipun saat itu kamu sedang terluka, tapi kenyatannya aku yang paling merasakan sakitnya., aku merasa, berada di dekatmu hanya akan membuat luka yang kuderita semakin parah… ”

Kukecup kepalanya, kudekap lebih erat tubuhnya..

Meta : “kamu sudah sembuh? Apa kamu masih sakit?” tanya Meta sambil memegangi tanganku yang ada diatas perutnya.

Aku : “rasa sakit karena Luka tembak yang kuderita tidak ada apa apanya dibandingkan dengan penderitaan tanpamu Bee…”

Meta : “Hmmmmmm,,” dia memandangku,, lalu mengecup bibirku sekali. Lalu dia menyandarkan kepalanya didadaku lagi.

Bicara tentang Rein, Kurasa ini saatnya aku mengatakan yang sebenarnya tentang hubunganku dengan kakakku itu kepada Meta.

Aku : “Beee,, selama hidupku, sudah banyak wanita yang tidur denganku,,,,” ucapku padanya,,, Yap, aku sudah banyak meniduri wanita yang berbeda,, paling banyak ketika masa masa kuliah.

Meta : “itu bukan Rahasia lagi,, Kamu pikir aku tidak bisa menebaknya sejak pertama kali bercinta denganmu..?”

Aku : “Salah satunya dengan Rein..”

Meta begitu terkejut dengan pengakuanku. Dia sampai menegakkan badannya, lalu menatapku tajam..

Meta : “BEEEE ??” dia terlihat sangat syok…

Aku : “Bee tenang dulu,, aku tau apa yang ada dipikiranmu,,, tapi kamu sudah tau kan kalau dia bukan kakak kandungku,, jadi,,,,”

Meta : “Kapan terakhir kali kamu melakukan dengannya…?” Meta memotong ucapanku.

Aku : “uhm,, sekitar dua minggu yang lalu….” Ucapku lirih,,

Meta : “bahkan saat kita,,,? Oh shittt…”

Aku : “Bee,, hubunganku dengan dia cuman sebatas pemuas kebutuhan biologis kami,, tidak lebih,,, oke aku tau itu sangat berlebihan,,,, Aku berjanji tidak akan melakukan dengannya lagi,,,”

Meta terlihat lemas,, apakah dia akan marah lagi?

Meta : “Aku sudah curiga dengan kedekatan kalian,,, pria mana yang bisa menahan godaan tubuhnya Rein yang seksinya gak ketulungan,, apalagi kamu yang tiap hari bersama dengannya sejak kecil,,,”

Meta memalingkan wajahnya, dia melihat ke lautan yang mulai menguning di bawah sorot matahari senja .

Aku : “Bee? Aku tau itu salah,,, aku tidak akan melakukannya dengannya lagi..“ Meta masih tidak bergeming,,,

Meta : “Aku juga punya rahasia yang perlu kamu tau,,,” ucapnya,, lalu dia memandangku lagi.

Meta : “Bee,, aku Gay….”

Aku : “Whaattt? Maksudmu kamu suka cewek..? sejak kapan?”

Gantian Meta yang membuatku terkejut dengan pengakuannya,, apakah dia seperti itu sejak berada disini? Secepat itu orientasi seksualnya berubah?

Meta : “Aku masih seorang wanita normal yang suka dengan pria kok Bee,,uhm, bagaimana aku menjelaskannya ya,, aku punya seorang sahabat wanita yang sudah kukenal sejak lama saat kuliah, dulu kami selalu bersama, karena kedekatan itulah aku dan dia jadi terikat secara emosional sampai akhirnya terikat secara seksual,, diatas tempat tidur, kami tidak hanya sekedar tidur bersama, kami melakukan hal yang lain…. tapi kami tetap suka dengan cowok, kami punya pasangan masing,, bahkan saat itu dia sudah punya suami,,,”

Aku : “Hahh? Suami? Jangan-jangan,,,,”

Meta : “ya,, Resty,,,,,”

Aku : “Astaga,, jadi kalian…?”

Tidak kusangka Meta dan Resty punya hubungan seperti itu,, ohshitt,, aku jadi terbayang apa yang dilakukan Meta dan Resty diatas tempat tidur seperti yang pernah dilakukan,,tunggu dulu,, Apakah Meta tau kakaknya juga seorang Gay? Atau biseks, atau apalah itu namanya… karena Kak Neta juga punya hubungan spesial dengan Kak Fanny,, ckckck Ternyata kakak beradik mempunyai orientasi seksual yang sama,,, apa mungkin keturunan ya?

Meta : “Cuma Resty satu satunya wanita yang bisa membuatku bergairah,, tapi belum lama ini aku melakukannya dengan wanita lain,, dan wanita itu adalah…”

Meta masih terdiam,, belum meneruskan kalimatnya. Dia memandangku,,, aku semakin penasaran dibuatnya. Siapa? Seseorang yang ditemuinya di Pulau Dewata ini? atau malah dengan Kak Neta?

Meta : “Rein….”

Aku langsung merasa disambar petir ratusan juta watt, lalu tergulung gulung oleh ombak ditengah lautan dan dihempaskan badai ganas setelah mendengar pengakuan Meta.

Aku : “Ka,,kamu tidak sedang sedang bercanda kan Bee..?” dia menggelengkan kepalanya pelan.

Meta : “Aku juga kaget sepertimu waktu dia bilang kepadaku kalau dia pernah berhubungan dengan seorang wanita sebelumnya.. kami melakukannya saat pertama kalinya kamu mengajakku datang kerumahmu, setelah ribut ribut tentang Galih.. terserah kamu mau percaya atau tidak, Rein yang menciumku pertama kali..”

Astaga,,

Aku : “Rein pernah berhubungan dengan wanita lain sebelumnya? Siapa? Sejak kapan?”

Dan kenapa aku sama sekali tidak tau akan hal itu. Aku tidak pernah tau Rein dekat dengan seorang teman wanita sebelumnya. Atau mungkin saat dia kuliah? Saat dia tinggal di asrama mahasiswa… aku taunya dia berpacaran dengan beberapa pria saat dia masih kuliah.

Meta : “Dia hanya menceritakan sedikit pengalamannya, kalau kamu ingin tau lebih banyak, kamu tanya aja langsung kepadanya.. aku berharap dia tidak marah denganku karena menceritakan rahasianya kepadamu..”

Aku : “Ya,, aku harus bertanya langsung kepadanya. Selama ini dia memang enggan bercerita urusan pribadinya kepadaku,..”

.

.

.

.

.

.

Sesudah itu Perbincangan kami masih berlanjut sampai malam, kami berbincang sambil berjalan diatas pasir pantai. aku dan Meta saling berbagi rahasia kami masing masing, kami saling terbuka satu sama lain tentang keburukan kami, apa yang kami suka, apa yang tidak kami suka. Aku menceritakan semua kepadanya tentangku tentang semua wanita yang cukup lama mengisi hidupku atau wanita yang hanya sebentar saja mewarnai hidupku. Aku ceritakan kepadanya tentang Rein, Dias, Linda, Resty, Alexa, Ressa, Amel, Mira, Winry, Kak Fanny, Angel, dan wanita wanita lain saat aku masih kuliah. Walaupun ada rahasia yang masih kusimpan dan masih belum bisa kukatakan kepadanya atau akan kusimpan selamanya hanya untuk diriku sendiri yaitu tentang aku telah bercinta dengan Dias. Seperti permintaan Dias kepadaku untuk tidak mengatakannya kepada siapapun. Dan juga beberapa rahasia lain tentang Kak Neta dan Kak Fanny, aku masih ragu mengatakan hal itu kepadanya. Lalu tentang idenitasnya Amel.

Aku : “Kamu sudah tau semua tentangku,, bahkan semua keburukanku sudah kubacakan dengan jelas. banyak hal terjadi didalam hidupku.. aku harap kamu tidak masalah dengan itu semua,, karena untukmu, aku akan berusaha melakukan yang terbaik, memperbaiki semua kesalahanku, dan aku berjanji akan selalu mencintaimu,, akan kuberikan waktu seumur hidpku untuk membuktikan cintaku kepadamu,,,” ucapku padanya, sedikit menirukan kalimat yang pernah diucapkan Alexa kepadaku..

Meta berpindah dari awalnya sebelahku kini berhadapan denganku. Dia memandangku…

Meta : “Aku sudah tidak peduli dengan masa lalumu… aku hanya perlu menerimanya. Sekarang bagiku, kamu adalah seluruh masa depanku.. mulai saat ini, bersama sama kita rangkai kenangan masa kini yang indah untuk cerita di masa depan..”

Kupandang wajahnya dengan senyuman,

AL… aku menemukannya,, aku telah menemukan kebahagiaanku.

Meta mendekatkan wajahnya yang cantik ke wajahku, sedikit menjinjit.. lalu dia berhasil mendaratkan bibirnya ke bibirku.. disaksikan kemilau jutaan cahaya bintang diangkasa dan suara deru ombak serta angin pantai yang berhembus lembut diantara kami berdua, kami berciuman mesra selama beberapa saat.

Seperti yang kuharapkan, dia masih mau menerimaku setelah kukatakan semua rahasiaku, dan bersedia berdamai dengan segala kekuranganku. Aku berjanji kepada diriku sendiri, bahwa aku akan berusaha untuk tidak menyakiti perasaan wanita yang sedang kurasakan bibirnya yang lembut ini. Karena dia begitu tulus mencintaiku, rela menderita karena mencintaiku, ikhlas menyakiti hatinya hanya untuk kebahagiaanku. Aku bisa merasakan, kalau Meta adalah cinta sejatiku.

Aku : “Setelah ini,, apa yang ingin kamu lakukan? Masih ingin keliling Dunia? Paris? Aku akan menemanimu…” ucapku padanya setelah selesai berciuman,, dia menggelengkan kepalanya..

Meta : “Let’s go HOME..” Ucapnya lalu tersenyum.

.

.

.

.

.

.

.

SATU BULAN KEMUDIAN

Apakah ini adalah akhir? Bukan, ini bukanlah akhir. Bagiku dan Meta ini adalah adalah suatu awal baru kisah kami berdua. Karena ending dalam sebuah kisah merupakan awal baru dari cerita yang lainnya. Jika bisa kukatakan, semua rangkaian peristiwa yang telah terjadi diantara aku dan Meta hanyalah sebuah prolog dari cerita kami yang sebenarnya. Ini adalah lembaran baru kami berdua. Seperti yang pernah kukatakan, apapun masa lalu kita, akan selalu ada kesempatan untuk membuka lembaran baru. Seburuk, sekotor, sejelek, sekucel apapun lembaran lembaran sebelumnya, akan selalu ada lembaran selanjutnya yang masih baru, putih dan bersih. Untuk itu, pada lembaran baru kali ini akan kupastikan untuk mengisinya dengan tulisan tulisan yang baik dan akan kuhias seindah mungkin dengan cinta dan kebahagiaan. Dan senangnya, kali ini wanita cantik yang sedang duduk di sebelahku yang sedari tadi memandangku ini yang akan menemaniku mengisi dan menghiasi lembaran lembaran itu.



Sambil tetap fokus menyetir, aku melihat Meta yang masih saja menatapku dari tadi.

Meta : “Ada apa dengan tatapanmu itu…?” tanya dia..

Aku : “Kamu cantik sekali pagi ini,,” pujiku.

Meta tersenyum lalu tangannya memegang wajahku, mengusap rambut dan pipiku, kemudian….

Aku : “Aduhh,, aduuuhh,, Bee,, sakit tau’…” tiba tiba saja dia menjewer telingaku.

Meta : “kita sudah bersama di mobil ini selama satu jam,, kamu baru mengatakannya sekarang? Mikirin siapa kamu daritadi,,? Huh?”

HAdeeeh, sadisnya kumat, padahal aku sudah memuji kecantikannya.

Aku : “Ga mikirin sapa sapa Bee,,sueer” jawabku..

Aku : “Sadis banget sih jadi cewek,,” ucapku lirih, sambil melihat kedepan..

Meta : “kamu barusan bilang apa..?”

Gawat,, dia denger yah? Bisa kenak gampar nih..

Aku : “Aku tadi bilang kalau aku mencintaimu sayang…”

Meta : “Ohh,, love you to Bee…”

Cup, dia mengecup pipiku sekali.. hihi

Ya begitulah, meskipun terkadang sadisnya ga ada obatnya, tetapi aku sangat sangat mencintainya. aku begitu bahagia bisa bersamanya lagi. Sepulang dari Pulau Dewata, aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan Meta, menginap di apartemennya. Beberapa kali aku pulang ke kota sebelah, Meta juga pernah ikut bersamaku untuk bertemu bunda dan Papa. Dan kali ini setelah Dua minggu tidak pulang, aku dan Meta sedang dalam perjalanan menuju kota sebelah, ke rumahku. Karena malam ini dirumah akan diadakan pesta ulang tahunnya Rein, beberapa teman telah diundang termasuk Dias dan yang lainnya.

Sesampainya di kota sebelah kami tidak langsung menuju rumah, Meta mengajakku mengunjungi makamnya Alexa. Aku sempat kaget dengan ajakannya itu, tapi aku sama sekali tidak keberatan karena aku juga sudah lama tidak mengunjungi makamnya Alexa. Begitu sampai di makamnya Alexa, Meta langsung duduk jongkok disebelahnya, memegang batu nisannya dan mengusap tulisan nama ‘Alexa Kyla Valerie’ diatasnya.

Meta : “Hai AL…”

Meta : “Bagaimana kabarmu disana? Pasti disana Tuhan menjagamu dengan baik,, uhmm sorry jika kamu merasa kalau aku ini sok akrab, sok kenal.. Tapi meskipun kita belum pernah saling kenal, Percayalah, aku sangat ingin mengenalmu… kamu tau kenapa? karena Aku sudah banyak mendengar cerita tentangmu, dari Rega, Rein, Kak Neta dan dari orang orang yang dulu mengenalmu,,, semuanya kompak mengatakan kalau kamu adalah sosok wanita yang sangaaaaat cantik, dewasa, wanita tangguh berhati malaikat, meskipun bukan superhero tapi kamu adalah seorang pahlawan yang begitu berani, pengorbananmu yang begitu besar di kehidupan Rega dan Rein sangatlah luar biasa,, Rega juga pernah mengatakan kalau kamu adalah wanita terhebat yang pernah mencintainya,,, hanya dari mendengar cerita tentangmu, aku bisa memastikan kalau kamu adalah wanita yang sempurna terutama bagi Rega.”

Meta : “AL.. bisakah aku menjadi sepertimu? Menjadi wanita yang selalu tulus mencintai Rega sampai akhir hidupku. Bisakah aku sekuat kamu? Yang selalu tersenyum dengan tulus didepan Rega saat dia berbuat jahat kepadaku atau saat aku lelah dengan hari hariku. Bisakah aku setenang kamu? Yang bisa menahan amarah saat aku kesal dan kecewa karena perbuatan Rega dan langsung bisa memaafkannya..”

Meta : “AL.. Mungkin aku tidak akan pernah bisa menjadi wanita sepertimu. Tapi aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk menjadi wanita sepertimu, Demi Rega… aku mencintainya AL.. Rega juga bilang kalau dia mencintaiku,,, Lihattt!!, dia sudah melamarku, dan memintaku untuk menjadi pendamping hidupnya,, meksipun dengan caranya yang agak berlebihan…” ucap meta sambil memegang cincin di tangannya.

Aku : “tapi kamu menyukainya kan,,,!” aku menyelah dari belakang,,

Meta : “Issshhh.. ya mungkin aku menyukai cara dia melamarku AL… tapi Cuma sedikit… Kamu diem dulu bisa gak sih Bee?” Ucap Meta kesal sambil menoleh kebelakang.

Meta : “AL., jika kamu tidak keberatan,, izinkan aku mendampingi Rega, aku membutuhkan pria seperti Rega untuk masa depanku dan dia akan menjadi pria yang tepat untuk anak anakku nanti.., Aku sangat yakin Rega adalah pria terbaik dalam hidupku. Dan aku tidak akan menemukan pria lain sepertinya di luar sana. Dia selalu menunjukan perhatian yang tidak pernah aku dapatkan dari pria lain. Dia juga menjadikan aku sangat istimewa di hadapan banyak orang.. Dia lebih dari sempurna di mataku, bersama sama kami akan saling menyempurnakan..”

Hmmm Meta, ada apa dengannya hari ini? secara tidak langsung dia seperti sedang memujiku.

Meta : “Sepertinya sudah cukup untuk kali ini,, aku janji akan sering sering mengunjungimu..”

Sesudah itu Meta berdiri, berbalik badan dan langsung memelukku,, kusambut pelukannya..

Aku : “Kenapa harus memujiku melalui Alexa? Kenapa tidak mengatakannya langsung kepadaku..?” tanyaku kepadanya.. Dia malah mencubit pinggangku.. hihi mungkin dia malu.. semakin kupelak erat tubuhnya..

Meta : “Bee.. apakah Alexa akan menyukaiku..?” Tanya Meta masih memelukku..

Saat itu dari kejauhan, aku melihat seseorang diantara pepohonan di area makam yang sedang melihat ke arah kami. Dan orang itu adalah Alexa..



Sosoknya muncul begitu saja di sini, mungkinkah memang Alexa? atau itu hanya imajinasiku saja,, entahlah, tapi dari kejauhan kulihat Alexa sedang tersenyum melihatku memeluk Meta.

Aku : “Alexa menyukaimu Bee..”

.

.

.

.

.

.

MALAM HARINYA

Acara pesta kecil kecilan untuk merayakan ulang tahunnya Rein sudah siap. Bagian belakang rumah dekat dengan kolam renang sudah dihias sedemikan rupa dengan kemilau lampu berwarna warni yang sangat memanjakan mata. Disana juga sudah tersedia sebuah meja panjang yang dipenuhi dengan ayam, daging, sayuran, dan berbagai macam kue. Tak jauh dari meja itu, ada meja yang lebih kecil yang diatasnya terdapat kue ulang tahun yang lumayan gede. Para petugas catering dibantu Mbak Tina masih sibuk menyiapkan makanan makanan itu dipandu Bunda dan papa.

Beberapa teman yang diundang juga sudah berdatangan, Adit dan Resty sedang asyik berbincang bincang sambil berpegangan tangan di dekat kolam renang. Mereka sekarang sudah tidak malu malu lagi mengumbar kemesraan mereka. Oiya, Resty sekarang sudah kembali kerja di tempat kerjanya yang dulu,, setelah kasus Danu terungkap, dia diperbolehkan kembali kerja disana dan masih sebagai leader team 7. Resty beberapa kali menyuruhku mengisi kekosongan di team 7, tapi untuk sementara ini aku masih ingin santai dulu, menikmati hari hariku bersama Meta. Mungkin suatu saat nanti aku akan kembali kerja disana, aku ingin bertemu dengan Rendy dan Shinta, bagaimana ya kabarnya mereka sekarang?.

Saat ini Aku sedang ikut membantu bunda menata gelas gelas untuk tamu.. tak jauh dari tempatku berdiri, Ressa sedang ngobrol dengan Amel yang daritadi melirikku,, aku berhasil merayunya untuk datang dengan sedikit mengancam akan membocorkan rahasianya kalau dia tidak datang.,, hihi. Kalau Ressa, dia akan mulai kuliah tahun depan di kota ini, biar lebih dekat dengan keluarganya. Beberapa temannya Rein saat kuliah juga banyak yang datang, ada juga rekan bisnis dan teman kerjanya. Sayangnya Angel tidak bisa datang karena ada kepentingan lain, palingan tidak jauh jauh dari kepentingan hacker.

Tiba-tiba Mira menghampiriku, dia membawa sebuah gelas minuman di tangannya.

Mira : “Dulu Winry sering kesini ya kak..?”

Eh? Kenapa dia tiba-tiba tanya seperti itu,,,

Aku : “Iya benar,, saat liburan semester dia sering main kesini… kamu pasti merindukannya..?” tanyaku balik…

Dia mengangguk.. tak terasa sudah lama Winry meninggalkanku, meninggalkan sahabat baiknya, dan meninggalkan semua teman temannya disini.

Mira : “oiya Kak,,, ditanyain Mama tuh, katanya kapan maen lagi kerumah,,”

Hahh? Mamanya Mira,,,?

Mira : “Kenapa Kak..? kok kaget gitu,,?”

Aku : “Ah,, Enggak gappaa kok,, hehe,, salam balikk buat mamamu ya Mir,, next time kalau ada waktu aku akan maen maen lagi kesana,” balasku sedikit terbata,, Sial, Mira berhasil membuatku berkeringat,,,

Tak selang berapa lama,, dari bagian dalam rumah ada yang datang dan masuk ke belakang rumah… dan itu adalah Dias dan Linda. Aku langsung menghampiri mereka berdua.

Aku : “hai senang melihat kalian bisa datang..bagaiamana tadi perjalanan kalian?”

Linda : “Ga,, toilet dimana? Kebelet nih,,,,” Tanya Linda tiba-tiba memotong kalimatku,,,,,

Aku : “eh,,Didalam masuk aja, sebelah kiri ada kamar mandi.,,,”

Linda : “Oke,, bentar ya Dee…”

Linda pun berlalu, tinggal aku dan Dias… dia sedang tersenyum melihatku,,,,

Dias : “Hai bro…”

Sapa Dias, lalu meninju dadaku pelan dengan kepalan tangannya…

Aku : “Terimakasih sudah mau datang…”

Dias : “aku pasti datang, Kak Amanda yang memintaku untuk datang, Bunda juga,,,, Bahkan Bunda sampai meneleponku tiap dua hari sekali untuk mengingatkanku tentang hari ini….”

Hadeeeeh.. Bunda,,,

Dias : “Meta mana Ga…?”

Eh iya,, daritadi aku tidak melihatnya,,,

Bunda : “Diass….?” Tiba tiba Bunda menghampiri kami, memaksaku untuk menghindar dan langsung memeluk Dias,,,, aku sampai terdorong jauh karena Bunda ingin segera menemui Dias..

Hoi,, hoi…

Bunda : “Anak Bunda yang paling cantik akhirnya datang,,”

Bunda seneng banget bertemu Dias lagi,,, kemudian Bunda mengajak Dias menemui Papa. Dan aku sama sekali tidak dianggap… hadeeh,,, btw, Meta kemana sih? apakah dia masih dikamar..?

.

.

.

------POV META-----

Saat ini Aku sedang berada di lantai dua rumahnya Rega,, sedang melihat suasana tempat diadakannya pesta dari jendela lantai dua yang menghadap ke bagian belakang rumah. Aku bisa melihat kedatangan Dias dan Linda, lalu sekarang Rega sedang ngobrol dengan Dias setelah Linda meninggalkan mereka.

Beberapa saat kemudian, Aku mendengar suara pintu terbuka dan itu adalah pintu kamarnya Rein. Sang pemilik kamar pun keluar dari dalam kamar dengan penampilan yang sangat cantik dan anggun. Melihat keberadaanku disini, Rein dengan tubuh sempurnya itu berjalan menghampiriku. Dress longgar selutut yang dia kenakan bergerak lembut mengikuti langkahnya. Rambut lurus dicat coklat keemasan serta Make Up tipis di wajahnya menyempurnakan penampilannya malam ini.

Aku : “Kamu cantik sekali malam ini,,,” pujiku padanya saat dia sudah ada disebelahku,,

Rein : “Ah,, kamu juga cantik,,, Meta kenapa kamu masih disini..?” tanya dia lalu memandang jendela disebelahnya dan melihat keadaan pesta yang khusus diadakan untuknya malam ini,,

Rein : “apa karena ada Dias..?” lanjutnya.. dia pasti juga bisa melihat Rega dan Dias sedang berbincang.

Aku : “Bukan Rein,, aku dan Dias baik baik saja,, tidak ada masalah diantara kami berdua… sebaliknya aku sedang memikirkanmu…” ucapku padanya,,,

Rein : “hmm,, apa yang sedang kamu pikirkan,,,?”

Aku : “kamu tidak harus pergi Rein,,, tetaplah disini,!!”

Sedih rasanya, Dua minggu dari sekarang Rein akan berangkat ke Korea Selatan untuk melanjutkan studinya disana.

Aku : “Apa kamu pergi karena rencana pernikahanku dan Rega..? atau hanya karena aku…?” tanyaku padanya.

Hal itu sangat mengganggu pikirianku akhir akhir ini,, apalagi rencana Rein ini sangatlah mendadak.

Rein : “hahahaha, kamu ngomong apa sih?... Meta.. aku sudah memikirkan ini sejak lama,,, sudah lama aku dan papa membicarakan ini tapi memang belum ada kesempatan… kamu pasti sudah diberitahu Rega kalau mamaku itu orang seoul, jadi keluarga mamaku masih banyak disana.. aku ingin bertemu keluargaku disana.. jadi alasanku melanjutkan studi disana itu sama sekali bukan karena rencana pernikahan kalian atau bukan karena kamu,,, jangan pernah berpikiran seperti itu”

Rein : “Dua tahun tidak lama kok, atau mungkin bisa lebih cepat jika aku serius menyelesaikannya.. dan aku akan kembali lagi kesini… jangan khawatir!! Aku pasti akan datang ke acara pernikahan kalian.. kamu tinggal kabarin aku tanggalnya,,, bahkan kalian belum menentukan tanggal kan..?”

Aku masih belum puas dengan jawabannya,, aku masih tidak rela jika Rein pergi meninggalkan kami..

Rein : “Selama aku pergi,, tolong jagain Rega ya,,”

Aku : “Bagaimana jika aku tidak bisa menjaganya..? aku membutuhkanmu Rein untuk menjaganya,,, kami berdua membutuhkanmu,,, ”

Rein : “Aku tau kamu pasti bisa menjaganya,, kamu wanita yang tepat untuk Rega, aku sangat bahagia melihat kalian bersama, Rega juga terlihat sangat bahagia… aku tidak pernah melihatnya sebahagia ini. ”

Aku : “Lalu Bagaimana dengan kebahagiaanmu…?”

Rein : “Kebahagiaanku ? Kebahagiaanku sederhana, hanya melihat adikku tersenyum saja sudah membuatku bahagia.. jadi kuminta kamu untuk selalu membuat dia bahagia,,,”

Aku : “Rein,,, Rega sudah menceritakan semuanya, tentang kamu dan dia saat sekolah dulu,,,,”

Rein terdiam beberapa saat setelah mendengar ucapanku, lalu dia memalingkan pandangannya ke jendela lagi.

Rein : “Bagian tersulit menjadi kakaknya Rega adalah disaat aku ingin dia selalu ada untukku setiap saat, dan ingin dia hanya menjadi milikku seorang… Sampai akhirnya aku sadar, jika aku terlalu egois, aku sama sekali tidak memikirkan perasaannya, keegoisanku telah membuat dia berpisah dengan wanita yang dulu sangat dia cintai,,, Meta, jangan khawatirkan hal itu,, itu hanyalah cerita masa lalu, bagian kecil dari kehidupanku dan Rega.. saat ini yang harus kamu pikirkan adalah masa depan yang indah bersama dengan Rega, Berbahagialah dengan itu,, aku tidak akan kemana mana,, aku akan tetap disekitar kalian,, asal kamu tidak keberatan,,,”

Aku : “aku sama sekali tidak keberatan,,,” ucapku padanya,, Rein tersenyum mendengar ucapanku…

Tak berselang lama Rega mendatangi kami berdua…

Rega : “Astaga, kalian malah asyik ngobrol disini,,, semua orang sedang mencari kalian…” serunya saat mendekati kami.

Aku : “Iya iya bawel,, kami akan turun sebentar lagi… malam ini Dias terlihat cantik ya Bee?” tanyaku bermaksud menggodanya,,

Rega : “Eh,, Apa’an sih,, cantikan My Queen Bee laahh,,”

Rein hanya senyum senyum melihat Rega yang salah tingkah..

Rega : “Btw, apa yang sedang kalian bicarakan..?”

Rein : “Urusan cewek, cowok tidak perlu tau….”

Aku : “Hmm,, urusan cewek? Hah? Jangan jangan kalian sedang membicarakan…….”

Aku dan Rein : “APAAA…?” Bentakku dan Rein bersamaan sambil mendekatkam wajah kami berdua kewajahnya,.,,

Rega : “Eh,, enggak enggak jadi,,, oiyah, mumpung kalian disini,, aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian berdua,,, kalian pasti sudah tau kalau beberapa bulan ini sangat berat dan begitu sulit bagiku.. tapi aku mendapatkan dua hal yang sangat luar biasa dari itu, yaitu kalian berdua,, aku sangat bersyukur punya kakak sepertimu Rein, yang selalu melindungi dan menjagaku,, dan aku sangat senang punya pasangan sepertimu Bee,,, dan aku tidak bisa melalui apa yang terjadi akhir akhir ini tanpa kalian berdua,, aku sangat berterima kasih kepada kalian berdua…”

Aku tersenyum mendengar ucapan Rega,, bahkan ucapan Rega sukses membuat mata Rein berkaca kaca.

Rein : “Deek,, please jangan bikin aku menangis,, jangan merusak riasanku, aku tidak memakai maskara tahan air….”

Tiba tiba Rega mendekati kami berdua dan memelukku dan Rein secara bersamaan.

Rega : “Aku sangat menyayangi kalian berdua….” Ucapnya saat memelukku dan Rein..

Rein : “kami berdua akan selalu menyayangimu Dek,,, udah yah,, jangan membuat suasana menjadi semakin haru,,, ayuk turun,, semua orang sudah menungguku,,,”

Sesudah itu Rein dan Rega berjalan bersamaan menuju tangga, sedangkan aku masih tetap berdiri dekat dengan jendela.. sambil menyilangkan kedua tanganku didakaku. tak lama kemudian Rega menyadari kalau aku tidak bergerak sama sekali dan menoleh kearahku, aku hanya tersenyum memandangnya. Lalu dia kembali berjalan kearahku,, … kemudian saat dia sudah ada didepanku lagi,, dia menggandeng tanganku dan mengajakku berjalan bersamanya.,.. hihihi

Meskipun dia kurang romantis dan sedikit tidak peka tapi aku sangat menyayanginya, Meskipun Rega bukanlah seorang pangeran, ataupun bukan seorang superhero, Tapi Rega adalah seorang pria yang sangat kucintai,, seorang pria yang yang tidak bisa berhenti kupikirkan sejak pertama kali bertemu dengannya dia acara reuni itu,, jika kembali mengingat acara reuni itu,, aku sangat bersyukur telah dipertemukan dengannya.

Terima kasih telah hadir hidupku Bee.. Ucapku dalam hati lalu kurangkul lengannya saat kami berdua tiba di tempat acara pesta. Malam ini selain pesta merayakan ulang tahunnya Rein, malam ini Rega juga mengumumkan kepada semua orang orang kalau kami sudah bertunangan.

Aku tidak pernah merasa sebahagia ini seumur hidupku..

.

.

------POV REGA------

Acara pesta merayakan ulang tahunnya Rein berlangsung meriah dan penuh kehangatan saat Rein memotong kue ulang tahun dan memberikan potongan kue pertamanya untuk papa dan Bunda. Rein terlihat begitu bahagia, semua orang turut merasakan kebahagiaannya.Kulihat sekeliling dan tersenyum, semua orang yang ada disini tampak bahagia, Rein, Papa, Bunda, Adit, Resty, Ressa, Dias, Linda, Mira, Amel dan tentunya Meta, apalagi saat tadi kuumumkan kepada semuanya jika aku sudah bertunangan dengannya, daritadi Meta tidak berhenti tersenyum. Suasana hangat penuh kebahagiaan seperti ini pernah ada dalam impianku. Sesuatu yang pernah kuperjuangkan sebelumnya, bisa berdiri didampingi wanita yang kucintai dan dia yang begitu tulus mencintaiku, seorang wanita yang sudah bersedia mendampingi hidupku selamanya. Sebuah masa indah dimana aku dikelilingi keluarga dan semua teman teman dan sahabatku.

Kurasa ini merupakan awal yang indah untuk memulai lembaran baru.

Tiba-tiba Meta merangkul lenganku, membuyarkan lamunanku,, Meta memandangku. Kudekatkan wajahku dan kukecup samping keningnya,,

.

.

.

.

.

.

SATU MINGGU KEMUDIAN

Di sore hari menjelang senja ini, Aku baru saja tiba di rumah setelah kembali dari bandara untuk menjemput Meta. Untuk waktu yang akan lama, Meta akan tinggal disini menemaniku. Rumah ini menjadi sepi lagi setelah Papa dan Bunda dua hari yang lalu berangkat lagi ke Korea Selatan, Papa sedang mengerjakan proyek disana, minggu depan Rein juga akan menyusul mereka. Rein akan melanjutkan studinya disana, ah, jadi semakin sepi deh rumah ini tanpa mereka., untung ada Meta.

Aku baru saja turun tangga dari lantai dua lalu bergabung dengan Rein dan Meta yang daritadi ngobrol di ruang tamu. Dan Seperti biasa, didalam rumah Rein selalu hanya memakai bikini. Mereka berdua berhenti bicara saat aku mendatangi mereka.. mereka kompak memandangiku.

Aku : “Rein,,, Minggu depan kamu kan sudah berangkat, kamu gak pengen pergi pergi kemana gitu sebelum berangkat?” tanyaku sambil duduk disofa yang ada diseberangnya Rein.. Sedangkan Meta duduk di kursi sofa yang lain.

Rein : “Sebenarnya aku dan Meta punya rencana yang lebih bagus,, kamu pasti suka…”

Aku : “Hmm,, apa,,?”

Rein belum menjawabku, dia hanya tersenyum lalu memandang Meta…



Lalu aku melihat Meta,,

Aku : “Bee…?” Meta juga hanya tersenyum memandang Rein..



Apa yang sebenarnya mereka rencanakan dan apa yanga akan mereka lakukan, tiba tiba mereka berdua berdiri secara bersamaan, lalu berjalan ke arahku,,

Aku : “Uhm, hoi,, apa yang akan kalian lakukan..?”

Mereka berdua semakin mendekat, dan,,

Aku : “HHHHUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA………….”

.

.

.

.

.

.

.




Apa yang terjadi berikutnya kukembalikan kepada imajinasi kalian masing-masing, hahaha .:D

Sebelum menuju Epilog, kugunanakan kesempatan ini untuk mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada semua para pembaca dan penikmat cerita Lembaran Baru yang telah setia menemani penulis dari awal cerita ini dirilis sekitar setahun yang lalu hingga akhirnya bisa selesai. Mulai dari pembaca yang mengikuti dari awal, maupun pembaca yang baru bergabung di pertengahan cerita atau yang bergabung baru baru ini, penulis ucapkan terima kasih banget kepada semuanya. Terima kasih sudah meluangkan waktunya membaca cerita sederhana ini, terimakasih sudah berkomentar maupun nge-like, terimakasih atas segala doa doa yang selalu ditunjukkan kepada penulis,, maaf tidak bisa menyebutkan satu satu, karena banyak benget pembacanya, penulis cuman hafal beberapa yang sering berkomentar, tapi penulis tidak akan sebutkan biar yang lain tidak iri,, hihi

Terima kasih juga kepada salah seorang pembaca cerita ini, karena dia, cerita ini bisa berubah 180 derajat,,, walaupun mungkin dia tidak menyadari jika telah ikut andil mengubah jalan cerita ini. penulis juga tidak akan menyebut namanya, ntar dia baper,, Hahaha. :)

Bagi yang masih malu malu menunjukkan dirinya (SR), masih ada kesempatan untuk bertaubat,, wkwk. Setidaknya sekedar say hello sama penulis, itu sudah cukup kok.

Oiya, tak lupa Terima kasih juga kepada jajaran admin dan moderator serta pendiri forum ini, karena telah mewujudkan rasa ingin mencoba untuk menulis sesuatu. :ampun:

Cerita ini secara khusus kupersembahkan untuk dia yang tidak pernah bisa menjadi milikku, karena sebagian cerita ini adalah curahan hati penulis untuk kamu.





EPILOG

KEESOKAN HARINYA,

Aku terbangun saat merasakan sesuatu yang lembut sedang meraba raba wajahku. Begitu mataku terbuka, yang kulihat pertama kali adalah ciptaan Tuhan paling indah yaitu wajahnya Meta,,wajahnya sangat dekat sekali. Sesuatu yang lembut kurasakan di wajahku tadi adalah belaian lembut jemari tangannya. Meta tersenyum ketika melihatku terbangun.

Meta : “Morning Bee,,,,” Sapanya,,

Aku : “Morning sayang,,” lalu mataku terpejam lagi, masih mengantuk banget.

Hampir setiap saat aku menghabiskan malam bersama dengan Meta, dia selalu bangun terlebih dahulu. Ketika kutanya, dia bilang tidak ingin aku mendahuluinya bangun di pagi hari, dia takut jika aku tiba2 pergi saat dia masih tertidur.

Tiba tiba aku merasakan Meta mengecup bibirku sekali,,

Meta : “bangun Bee,, sudah siang,,,”

Aku : “Hmmm,, satu ciuman lagi,, aku akan bangun,,,” ucapku menggodanya,,,

Meta menuruti mauku, dia menciumku lagi beberapa kali, sampai aku terbangun. Aku melihat sekeliling kamar yang begitu berantakan setelah pertempuran gairah semalam,

Aku : “Rein mana Bee..?” tanyaku padanya

Kenapa aku tanya Rein kepada Meta? Karena memang semalam kami tidur bertiga, terakhir kuingat semalam aku tidur diapit tubuh mereka berdua. bahkan saat ini aku dan Meta berada di kamarnya Rein.. Aku masih terbayang kejadian kemarin,, Melihat Meta dan Rein berciuman bibir didepan kedua mataku, lalu saat jari jemari kecil Meta meremas kedua payudara Rein yang besar, sungguh pemandangan yang begitu indah dan nakal. Aku jadi tidak sabar melihat pemandangan seperti itu lagi secepatnya,, mumpung Rein belum berangkat ke Korea, hihihi.. Ya, tepat sekali,, aku tau apa yang ada dipikiran kalian,, kemarin sore sampai malam tadi kami melakukannya bertiga.. Diruang tamu, ditempat tidur, di kamar mandi.. kemarin mereka berdua menggila, liar,,, dan aku sangat menyukainya, hahaha, meskpiun bukan pertama kalinya melakukan threesome, tapi kali ini rasanya sungguh berbeda karena aku melakukannya dengan dua wanita yang sangat menyayangiku.

Meta : “Katanya tadi dia mau masak sesuatu untuk sarapan,,,”

Aku : “Ohh,,,”

Aku bergerak, membalikkan tubuh Meta yang masih telanjang agar tidur miring membelakangiku.. lalu kupeluk tubuhnya dari belakang,kemudian kuciumi lehernya.. kadua tanganku melingkar di atas perutnya yang langsing. Tangannya Meta memegang punggung telapak tanganku dan mengusapnya…

Meta : “Bee.. aku ingin bikin Tato namamu disini,,,” serunya,, memindahkan satu telapak tanganku di bagian bawah perutnya..

Meta : “nanti aku akan selalu memakai kaos mini agar orang orang bisa melihatnya,, apakah kamu akan menyukainya…?” tanya dia meminta pendapatku,

Aku : “Terserah kamu sayang,, tapi kenapa harus namaku,,? Bukan kupu kupu atau bunga, atau simbol simbol aneh,,,”

Meta : “Biar semua orang tau kalau aku milikmu,,, “

Aku : “Hmmm kamu nih, yauda bikin aja,,, pasti sakit banget. apalagi diperut..”

Meta : “Gapapa,, rasa sakitnya gak seberapa kok dibandingkan dengan rasa sakit yang kuderita untuk mendapatkanmu,,,”

Hadeeehh,, semakin kudekap tubuh Meta dari belakang,, lalu kuciumi bagaian belakang lehernya dan punggungnya.. tanganku semakin nakal meraba raba payudaranya Meta. Meta mendesis pelan saat jari jariku menggosok putingnya,

Meta : “Shhh,, “

Tak terasa penisku jadi tegang karena dari tadi menempel di pantatnya Meta, dan saat ini penisku berada di belahan kedua pahanya.. Meta malah semakin merapatkan kedua kakinya membuat penisku semakin menegang dijepit kedua pahanya..

Lalu saat kaki Meta sedikit terbuka,, Blessss,,,

Meta : “ahhhhh,, BEEEE.. Sakittt,,,,, ahh,,kebiasaan kamu ini main masuk masukin aja,,, masih kering tau,,,”

Meta ngomel ngomel saat penisku masuk ke dalam memeknya dari belakang tanpa aba aba..

Aku : “Salah sendiri pagi pagi bikin tegang,,,”

Meta : “Diemin dulu,, sakit,, hah,, hah,, kamu nih, semalem masih kurang puas juga denganku dan Rein? ”

Aku : “Aku tidak akan pernah puas denganmu Bee,, atau aku panggilkan rein juga ya? Melanjutkan semalem,,? hahaha”

Meta : “Dasar,,, ssshhhmm achh,,, enak Bee,,,, teruss,,,”

Sepertinya memeknya Meta sudah mulai bisa menerima penisku,, aku menggenjot tubuh Meta dari belakang dengan posisi kami berdua tidur miring diatas tempat tidur.. tanganku tak henti hentinya meraba raba kedua payudaranya yang imut tapi menggemaskan..

Setelah itu tanpa mencabut penisku, kami sedikit berpindah posisi,, tubuh Meta tengkurap diatas tempat tidur lalu aku menggenjot memeknya dari belakang,, Meta hanya bisa pasrah dengan posisi seperti ini, tidak ada yang bisa dia lakukan selain melenguh dan memintaku untuk tidak berhenti…

Meta : “beee,,, acchh don’t stop…..”

Ku rendahkan tubuhku sampai menempel dibelakang tubuhnya, lalu kuciumi punggungnya.. sedangkan pingggulku dibawah sana masih bergerak naik turun menindih bokongnya Meta, menggenjot memeknya Meta yang kurasakan sudah sangat basah…

Meta : “achh,, Bee,, kenapa kamu tidak,, achh ,,ach,, tidak mau melakukannya di lobang satunya,,,sshhh achh”

Aku : “hahh,? Anal,,? Ahh,, jangan..”

Meta : “Kenapa..? achhh,,,ahhh,,, aku pengen nyoba Bee,, kata kak Neta kamu menyukainya…”

Meta : “Achhhhhhhhh Beeeee,,,” Meta melenguh panjang saat kutekan kuat pinggangku. Membuat penisku masuk sangat dalam didalam memeknya…sampi dia orgasme,,, lalu aku berhenti, mendiamkan penisku yang masih tegang didalam Memeknya Meta,,, membiarkan Meta menikmati orgasmenya,,, tubuhnya kembali begetar hebat seperti samalam..

Aku : “jangan sekarang sayang,,akhh,, simpan untuk malam pertama kita…” ucapku padanya sambil menciumi punggungnya yang berkeringat..

Meta : “hmmm, kamu manis banget sih Bee.. yaudah ayo besok nikah..”

Aku : “Ya gabisa besok dong,,,”

Meta : “Kapan..? Bulan depan aja Resty dan temenmu itu mau nikah,, kita kapan?”

Aku : “Selesein dulu magangmu, baru kita nikah,, kurang setahun lagi kan..? aku maunya menikahi seorang pengacara,, bukan calon pengacara,.,, lagipula itu juga keinginan papamu kan,, ”

Meta : “huh,, kamu sama papa memang gak asikk,,,”

Setelah beberapa saat terhenti,, aku melanjutkan gerakan pinggangku masih dengan posisi yang sama,, penisku sudah mulai keluar masuk lagi di memeknya Meta dari belakang,, tubuh langsing Meta kugenjot lagi dari belakang sambil kedua tanganku menyelinap dibawah tubuhnya dan kuremas payudaranya..

Meta : “Shhh,, oiya Bee..kurasa tubuhnya Rein jadi sedikit lebih berisi.. apa kamu juga menyadarinya..?”

Aku : “Masa’ sih..?”

Meta : “Iya beneran,, kelihatan banget, mengingatkanku saat awal awal kak Neta hamil,,,,”

Hahhh? Penjelasan Meta tentang perubahan bentuk tubuhnya Rein membuatku terkejut sampai aku berhenti menggenjot Meta…

Apakah mungkin Rein,,,,?

Meta : “Bee… kok berhenti,,?”

Tiba-tiba pintu kamarnya Rein terbuka,, dan yang membukanya adalah Rein,,

Rein : “astaga kalian ini,, masih kurang aja semalem,,,?”

Rein berdiri didepan pintu kamarnya sedikit terkejut dengan apa yang kulakukan dengan Meta diatas tempat tidurnya,

Meta : “Rega tuh Rein yang mulai….”

Aku masih terdiam memandangi Rein, memperhatikan dengan seksama tubuh kakakku yang katanya Meta jadi lebih berisi,,

Rein : “Dekk, pakai bajumu,, ada yang ingin bertemu denganmu,,,”

Hmm?

Aku : “Siapa pagi pagi begini,,?”

Rein : “Ini sudah siang Deeek,,, Lebih baik kamu bertemu langsung dengannya,, dia menunggumu dibawah..”

Siapa sih..? aku langsung turun dari tempat tidur,, memakai kembali celana dan kaosku kemudian keluar dari kamar,,

Meta : “Siapa sih Rein yang datang..?” Kudengar Meta bertanya kepada Rein saat aku keluar dari kamar,, tapi Rein juga tidak menjawab Meta,, Meta dan Rein berjalan mengikutiku dari belakang,,

Dari lantai dua, aku bisa melihat seseorang berdiri membelakangi tangga, aku belum tau siapa orang itu, aku hanya melihat rambut panjangnya.. lalu aku mulai menuruni anak tangga kemudian,,,

…… : “Senior..”

Deg,

Astaga aku mengenali Panggilan dan suara itu. apakah mungkin dia…? Saat aku sudah mendekatinya, aku bisa melihatnya, Didepan mataku, berdiri memandangku sosok wanita yang sudah tidak asing bagiku atau bagi rumah ini karena dia dulu sering datang ke rumah ini,, aku begitu terkejut dengan kedatangannya, jantungku berdegup dengan cepat, tubuhku menegang, aku sampai tidak melanjutkan langkahku menuruni anak tangga,,, mataku masih menatap wanita itu, wanita yang dulu pernah dekat denganku dan dia yang dulu pernah kucintai.

Aku : “Winry…?”



.

Dia memang Winry, bagaimana dia tiba tiba dia berada disini,,? Bukankah dia sudah,,,, dia sudah,,,

Winry : “Senior, Aku kembali,.. untukmu…”

.

.

.

.

.

.

.

Meta : “Oh Shitt,,, please jangan lagi,,,,”


~Fin~




Ane mengharapkan review lengkap cerita ini secara keseluruhan, mau review bagus atau mengkritik pedas, bebas,, udah terakhir ini :lol:

Kalau misalnya thread ini dikunci dan ga bisa di reply lagi, bisa memberikan reviewnya lewat dm/pm.. :malu:

Pengen tau apa yang sebenarnya terjadi kepada Winry sampai membuat Rega kaget bertemu lagi dengannya? Tunggu saja kisah Rega dan Winry dan beberapa tokoh lain seperti, Angel, Mira dan lain lain termasuk beberapa tokoh baru lainnya, serta segala masalah yang dihadapi Rega saat dia Kuliah dalam judul LEMBARAN YANG HILANG. (seperti biasa, coming soon/2019)

Edit : kelanjutan cerita sudah rilis, klik https://www.semprot.com/threads/lembaran-yang-hilang.1306497/
 
Terakhir diubah:
-edited-

wow, uda tamat ya? selamat ya suhu TS. akhirnya salah satu cerita yg ane sangat mengaharapkan agar cepet di update akhirnya tamat juga.. terima kasih banyak karena sudah melahirkan karya yg se epic ini :ampun:

cerita yg menurut ane bener2 cerita panas yg bikin si junior tegang maksimal. meskipun di awal2 ane sempet jengkel grgr bnyak mulustrasi betebaran, karena bagi ane yg kebanyakn waktu onlennya masih pakai sinyal 2g, (maklum d tengah hutan euy) smakin bnyak mulustrasi, loadingnya jadi tambah lama hu :D tapi itu bkan masalah besar buat ane, nunggu loadingnya ga seberapa lama drpd nunggu update nya :pandaketawa:
:Peace:

pokoknya nih cerita mbois deh..
sampai jumpa di karya suhu yg akan datang. titp salam untuk Rein dan Amel. dan salam rindu ane untuk Al :tepuktangan: :beer:
 
Terakhir diubah:
Karya ke 2 dari cerbung 46 yang mampu menghadirkan atmosfer tersendiri buat era. Rapi, penokohan yang sangat kuat dan kental. Tokoh utama maupun tokoh pendukung sama2 memiliki peran utama tersendiri, jadi sangat adil dan membuat para tokoh yang sedemikian banyak ini tetap memiliki chemistry tersendiri dengan reader.

Timeline.. lompatan alur yang terkadang maju, lalu flashback pun gak memperngaruhi jalannya cerita. Plotnya udah mateng banget dan sepertinya udah terkonsep sedemikian rupa sehingga banyak twist yang benar2 pecah.. sungguh sempurna..!!

From me TWO THUMBS UP :ampun:
 
Salam buat suhu emox
Ane baru aja gabung disini pas tinggal nunggu update terakhir
Eh hari ini udah update terakhir ya
Ceritanya keren banget bener bener bikin baper ane ngakak ketika baca yg meta bilang oh fuck jangan lagi wkwkwkwkw banyak banget saingannya si meta ya hu

Ane nantikan kisah selanjutnya rega meta rein
Keren banget lanjutkan terus hu
 
Bimabet
fuh....panjang..akhirnya abis dibaca :adek:

akhirnya tamat :ampun:

makasih TS..udah pelbagai tragedi, akhirnya bahagia? :pandaketawa:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd