Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life and Slavery of Widya

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Widya disembur air mani, cairan kental yg mengandung jutaaan bibit manusia.

M7zo8gI.jpg
 
Hehe, sabar gan, masih dlm tahap pemolesan...
 
Terakhir diubah:
Awesome update.... Pas banget lagi motongnya... bikin penasaran, hahahaha
 
Part 06

Widya sampai di rumah dalam keadaan hati yang hancur lebur. Ia telah menjadi seorang budak akibat kesalahan yang dilakukan oleh ayahnya. Widya tidak tahu kesalahan apa itu. Yang jelas, ayahnya telah bersalah kepada kerajaan dan hari itu juga ia dikirim ke Gulag, sebuah kamp konsentrasi untuk pengkhianat negara.

Tubuh Widya di tato di bagian punggung dan tangan untuk identifikasi sebagai budak. Terlebih lagi seluruh asset yang keluarganya miliki harus disita. Widya sekarang menjadi budak milik negara. Dimana ia dan keluarganya tidak boleh pergi keluar kota tanpa ijin tertentu dari kerajaan. Mereka juga harus mengenakan pakain khusus. Pakaian yang bahkan lebih buruk dari yang dipakai pelacur sekalipun. Mengapa para budak diwajibkan mengenakan pakaian itu?

ed53e41170296884.jpg

Pada dasarnya budak di negara ini adalah kasta terendah. Mereka dianggap sama dengan binatang, sehingga boleh diperlakukan seenaknya. Budak sendiri mempunyai beberapa tingkatan. Dan budak yang dimiliki oleh negara adalah salah satu tingkatan terendah. Mereka biasanya adalah tawanan perang, budak dari negara musuh, atau orang-orang yang melawan kerajaan. Mereka mendapatkan tato khusus untuk pengenal dan tidak boleh dimiliki oleh perorangan. Mereka adalah milik negara, dan juga milik semua warga negara. Setiap negara membutuhkan, mereka akan diperkerjakan, entah sebagai tenaga kasar bahkan sebagai hiburan pemuas nafsu.

Budak negara yang beruntung akan dipekerjakan di istana atau biro-biro pemerintahan. Namun budak lain dibiarkan merajalela di jalanan. Sebagian seperti keluarga Widya masih diperbolehkan tinggal di rumah milik mereka hingga waktu tertentu. Namun jika mereka melawan atau menentang negara, hukuman yang akan diterima bukan hanya kepada diri mereka sendiri. Namun kepada seluruh anggota keluarga mereka.

Budak-budak negara memang tidak setiap saat diawasi. Namun setiap pagi mereka harus melapor di pos-pos tertentu di sudut kota. Jika tidak, para gestapo akan mencari mereka dan memberikan hukuman berat. Hukuman itu juga akan diterima seluruh anggota keluarga. Terutama jika ada anggota keluarga yang bekerja di kamp konsentrasi seperti ayah Widya.

***

Widya mengira jika siksaan dan hinaan yang ia terima seharian ini sudah berakhir. Namun ternyata dugaannya salah. Di dalam rumah, ia melihat pemandangan yang membuat hatinya hancur. Di ruang makan, ia melihat serombongan orang tengah melakukan aktivitas yang sama sekali tak dapat Widya percaya.

Mama Widya terbaring telanjang diatas meja makan, sementara itu seorang budak kulit hitam sedang menyetubuhinya. Budak itu tadinya keluarga Widya pekerjakan sebagai penjaga rumah. Di sekeliling ruangan itu, ada beberapa budak keluarga Widya yang lain. Serta ada anggota gestapo yang merokok, tertawa, sambil minum alkohol. Seluruh laki-laki di ruangan itu nyaris telanjang. Hanya satu atau dua orang saja yang mengenakan celana pendek.

Tubuh Widya ambruk diatas lantai, ia tak kuat melihat pemandangan itu. Ibu yang selama ini merawat dirinya kini tengah disetubuhi paksa bahkan oleh para budak rendahan. Dua orang laki-laki yang yang juga tadinya merupakan budak yang bekerja di keluarga Widya meminta Mama Widya untuk mengocok kemaluan mereka sambil sesekali melakukan oral seks.

Mama Widya sempat melihat kedatangan putrinya. Matanya sayu, mengisyaratkan kelelahan yang teramat sangat. Entah sudah keberapa kalinya wanita itu diperkosa. Cairan putih kental nampak berceceran di sekitar meja makan dan juga beberapa tempat lainnya. Kemaluan Mama Widya-pun terlihat belepotan dengan sperma. Tanda memang ia telah diperkosa berkali-kali.

“Wah, sudah datang rupanya.” Kata salah seorang anggota gestapo begitu melihat Widya masuk ruang makan itu.

“Sini, duduk di sofa, kita liat pemandangan yang indah.” Kata anggota gestapo lain sambil memaksa Widya untuk duduk di sofa tepat di depan mamanya diperkosa.

Liana, nama dari Mama-nya Widya, adalah sosok seorang wanita yang tidak kalah cantiknya dengan Widya. Meskipun usianya sudah memasuki 39 tahun, namun pancaran kecantikannya belumlah pudar. Sepertinya, Widya memang mewarisi kecantikan dari ibunya. Banyak wanita-wanita yang merasa iri kepadanya, seolah kecantikan Ibu Liana tak ada habisnya. Namun, rupanya kecantikan Ibu Liana itu hari ini justru menjadi malapetaka baginya.

“Oh, oh, oh, enak sekali nyonya, memek-mu benar-benar legit.” Kata budak berkulit hitam itu sambil terus menyodokan kemaluannya di vagina Liana.

“Dulu kita tiap hari ngebayangin gimana bodi nyonya Liana, tapi sekarang kita bisa ngentotin bebas nyonya kita ini.”

“Toketnya masih kenceng, ndak ada yang nyangka kalau nyonya Liana tahun ini umurnya 39 tahun.” Kata yang lain sambil meremasi payudara Liana.

Widya menangis menyaksikan ibu-nya diperkosa habis-habisan oleh para mantan budaknya sendiri. “Tolong, hentikan semua ini.” pinta Widya berkali-kali. Namun tak ada yang menggubris perkataan dari Widya.

Salah seorang anggota gestapo yang sudah tidak mengenakan celana menghampiri Ibu Liana. Kemaluannya nampak menggantung dengan bulu-bulu yang lebat. Ia menarik kepala wanita itu agar sedikit tertengadah di pinggir meja. Anggota gestapo itu memukul-mukulkan kemaluannya di wajah Liana dan sesekali membelaikannya di kulit mulus wanita itu. Tak butuh waktu lama, kemaluan anggota gestapo itu sudah ereksi maksimal. Ia kemudian menjejalkan kemaluannya di mulut Liana.

Anggota gestapo itu memperkosa mulut Ibu Liana secara brutal. Ia tak peduli jika Liana mengerang-ngerang kesakitan. Ia bahkan sengaja beberapa kali mencekik Liana agar cengkraman tenggorokannya terasa kencang.

Jadilah sekarang Liana disetubuhi dari dua arah. Satu di kemaluannya dan satu lagi di mulutnya. Tubuh bugil Liana hanya dapat tersentak-sentak diatas meja. Mengikuti sodokan demi sodokan oleh dua pemerkosanya. Tubuh Liana benar-benar sudah lunglai, ia bahkan seperti onggokan daging yang sudah tidak lagi bertulang.

Penderitaan Liana tidak berhenti hanya dengan disetubuhi dua orang sekaligus. Kedua tangannya juga masih dipaksa untuk mengocok dua kemaluan bekas budaknya. Bahkan jika dirasa kocokannya berkurang atau terasa tidak enak, mereka akan menampar dan mencubiti payudara Liana.

“Mama, jangan, aku mohon jangan.” Pinta Widya kepada seluruh orang yang ada di ruang makan itu.

“Memang apa kedudukanmu melarang kami hah? Kamu itu cuman budak, dan kami ini polisi militer. Kami berhak memperlakukanmu semau kami.” Kata anggota Gestapo yang duduk di samping Widya.

Dengan seenaknya, anggota gestapo yang ada di samping Widya itu merangkul tubuh siswi itu. Ia juga tak segan meremasi buah dada Widya yang masih sedikit terbungkus oleh bra kulit itu. Anggota Gestapo itu mengarahkan kepala Widya ke kemaluannya yang sudah lumayan berdiri.

“Bikin dirimu berguna,” Kata pria itu seenaknya.

Baru beberapa waktu lalu Widya harus muntah karena menerima sodokan penis di mulutnya. Kini ia harus kembali alat kelamin laki-laki yang tidak ia kenal.

“Awas kalau kegigit, aku hajar kamu dan mama kamu itu.” Ancam si anggota gestapo.

Meskipun berat hati, Widya mencoba melakukan oral seks kepada laki-laki itu. Ia mencoba menjilati dan memasukan kepala penis yang berbentuk seperti jamur itu ke dalam mulutnya. Untunya, kemaluan anggota gestapo itu cukup terawat. Baunya tidak begitu menyengat dan bulu-bulunya juga dicukur secara rapi. Hal itu membuat rasa mual Widya sedikit berkurang.

Sambil dioral, anggota gestapo itu memain-mainkan jarinya di payudara Widya. Ia remasi dan pelintir-pelintir puting susu gadis itu. Widya-pun sesekali merintih kegelian.

“Oh, yah, aku keluar nyonya, oh memekmu enak banget!” Ceracau budak berkulit gelap yang menyodoki kemaluan Liana.

Semprotan cairan sperma budak laki-laki itu menyembur dengan deras di dalam rahim Liana. Cairan itu bahkan meluber keluar dari sela-sela kelamin Liana dalam jumlah yang cukup banyak. Apalagi ketika kemaluan budak itu dicabut dari vagina wanita itu. Karena ukuran kelamin si budak kulit hitam itu cukup besar, maka lubang vagina Liana-pun sempat membuka lebar sesaat ketika penis itu dicabut.

“Sekarang, giliranku.” Kata budak yang lainnya. Pemerkosaan Ibu Liana-pun berlanjut dari satu mantan budak ke mantan budak yang lainnya. Para budak itu akan setelah prosesi ini akan diangkut oleh gestapo ke tambang atau pabrik-pabrik milik kerajaan. Mereka akan dipekerjakan di sana. Jadi ini mungkin adalah kali pertama dan terakhir dimana mereka dapat menikmati mantan majikan mereka.

Sementara itu Widya mulai dapat beradaptasi dengan aroma kelamin laki-laki. Ia bahkan tidak merasa mual ketika anggota gestapo itu memaksakan alat kelaminnya men-deepthroat kerongkongan Widya. Widya merasa iba kepada ibunya yang terus-menerus diperkosa oleh para laki-laki itu. Sesekali, air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. Entah dosa apa yang membuat mereka harus menanggung derita sepedih ini?
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd