Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M A T A H A R I 2

Status
Please reply by conversation.
BAGIAN 44
AIR MATA CINTA




Pov Orang ketiga..

Di sebuah kantor pusat jasa keamanan dan parkir yang ada di Ibukota provinsi ini..

“bagaimana perkembangannya Sat..?” tanya salah satu orang tua yang ada disitu dan dia adalah Gito..

“panas Lek..” jawab orang yang bernama Satria dan wajahnya terlihat sedikit tegang..

“panas ya dikipas Sat.. gitu aja kok repot.. hehehehe..” sahut orang yang duduk disebelah Satria dan dia adalah Ilham.. Ilham adalah salah satu direktur yang ada diperusahaan itu..

“assuu kamu itu Ham..” maki Satria ke Ilham..

“Ham..” tegur orang tua lainnya yang bernama Ji’i dan dia adalah Ayahnya Ilham..

“bercanda Yah.. bercanda..” ucap Ilham dengan gaya slengeannya itu..

“kebiasaanmu itu loh ham.. kondisi seperti ini masih aja bercanda..” ucap orang yang duduk dikursi direktur utama.. dia adalah Gani sepupu Ilham, anak dari Gito..

“iya Mas.. iya..” ucap Ilham lalu membakar rokoknya dengan cueknya..

“lanjut Sat..” ucap Gito kepada Satria..

Satria meraih bungkusan rokoknya lalu mengambilnya sebatang dan membakarnya..

“hiuffttt.. huuuu.. setelah kejadian pembantaian yang dilakukan Angger.. kejahatan meningkat sangat drastis dikota pendidikan.. pembunuhan, pembegalan, perampokan, dan pencurian dengan kekerasan, terjadi dimana – mana..” ucap Satria dengan mimik wajah yang sangat serius..

“apa mereka orang – orang dari Kota Pendidikan..?” tanya Gani..

“bukan Mas.. mereka dari kabupaten sebelah..” sahut Ilham..

“maksudmu orang – orang dari tenggara..?” tanya Gani ke Ilham dan Ilham langsung menganggukan kepala..

“cuukkk.. aku sudah curiga dari dulu, kalau mereka semua akan berbuat kekacauan.. dan menurut kabar terbaru dari orang kita, orang - orang tenggara ini dikendalikan kelompok BD.. ” Ucap Gani dengan geregetan..

“iya Mas.. tapi kita masih belum bisa menemukan bukti yang kuat, kalau BD yang mengendalikan mereka semua..” ucap Ilham..

“terlalu cantik permainan kelompok BD ini.. orang – orang dari kelompok kita dan aparat yang aku kerahkan, sangat sulit menemukan keberadaan satupun anggota BD atau bukti yang mengarah kepada mereka..” sahut Satria..

“katanya kemarin kamu sudah mendapatkan titik terang, tentang salah satu anggota BD Sat..?” tanya Ji’i ke Satria..

“sudah Lek.. aku sudah mengantongi nama salah satu anggota BD.. tapi waktu aku mau culik targetku itu, dia sudah pergi kegedung putih.. dan Lek Ji’i tau sendirikan.. semuanya buyar karena Angger sudah menghabisi dan membakar anggota BD yang ada digedung putih.. bukan hanya targetku yang dibakar, tapi keempat anggota BD lainnya juga dibakar sama anaknya Sinyo itu..” ucap Satria sambil menggelengkan kepalanya..

“emang targetmu si Zidan yang satu kos dengan Angger..?” tanya Gani..

“bukan si Zidan.. tapi Emon gan..” jawab Satria pelan..

“cuukkk.. Emon..? namanya kok mengandung hal – hal yang..?” ucap Ilham terpotong sambil melirik ke Satria..

“iya cuukk.. Emon itu salah satu anggota B4 yang ada dikota pendidikan..” jawab Satria agak jengkel dan Ilham langsung menahan tawanya..

“B4..?” tanya Gani..

“Batangmu Batangku Beradu Bersama..” gumam Satria..

“HAHAHAHAHA..” Ilham pun langsung tertawa dengan kerasnya..

Gito dan Ji’i hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Gani langsung mengurut jidatnya sambil tertawa pelan..

“HAHAHAHAHA..” Ilham terus tertawa dengan suara tawa yang khas dan jelek sekali..

“itulah kenapa aku malas buka informasi kalau ada sigila ini..” ucap Satria lalu menghisap rokoknya sambil melirik Ilham yang terus tertawa..

“HAHAHAHAHA.. iya.. iya.. oke.. aku gak ketawa lagi.. hep.. hep.. hep..” ucap Ilham lalu menahan tawanya dengan mata yang berkaca – kaca..

“cuukkk..” gumam Satria lagi..

“kamu dapat info dari mana kalau Emon itu anggota BD..?” tanya Gani..

Satria menghisap rokoknya lagi lalu melirik Ilham.. dan Ilham pun langsung memasang wajah yang serius..

“cuukkk.. ngapain kamu ngelirik aku..? aku gak ketawa lagi cuukkk..” ucap Ilham lalu dia menghisap rokoknya juga..

“Sat..” panggil Gani lagi..

Hiuufftttttt.. huuuuu..

Kembali Satria menghisap rokoknya dalam – dalam lalu mengeluarkannya pelan..

“aku dapat info itu dari Karina Gan..” ucap Satria dengan nada bicara yang sangat berat sekali..

“ha..?” Ilham langsung terkejut sesaat dan..

“HAHAHAHAHAHA..” tawanya kembali pecah diruangan ini..

“assuu.. assuuu.. ini sudah yang kupikirin dari tadi.. sigila ini pasti ketawa terus..” ucap Satria dengan jengkelnya..

“HAHAHAHAHA.. kamu masih main sama Karina Sat..? Hahahahahaha..” ucap Ilham sambil terus tertawa..

Satria pun terdiam dengan pasrahnya, sambil terus menikmati kepulan asap rokoknya.. Gani, Ji’i dan Gito meraih kopi mereka masing – masing lalu meminumnya..

“Karina itukan sudah tua Sat.. Sat.. HAHAHAHAHA..” ucap Ilham lalu tertawa lagi..

“kamu gak kepengen batang muda kah..? HAHAHAHAHA..” ucap Ilham lagi dan tawanya makin keras terdengar..

Satria pun tidak bisa membalas ucapan Ilham itu.. dia tetap diam sambil menggelengkan kepalanya..

“kamu cemburu Karina main sama Satria Ham..?” tanya Gani..

“assuu’ig..” gumam Ilham lalu dia terdiam sambil menikmati rokoknya....

“sudah.. sudah.. aku kesini bersama Ji’i itu, bukan untuk mendengarkan candaan kalian..” ucap Gito dan suasana pun langsung hening kembali..

“masalah ini sangat serius sekali.. kelompok BD itu lebih kuat dari kelompok Utama Cakra.. kalau tujuan kelompok Cakra dulu hanya untuk merebut bisnis keluarga Mbah Jati dan membalas sakit hatinya kepada Mas Irawan, kelompok BD lebih gila lagi.. mereka ingin menghancurkan perusahaan kita dan membunuh semua keluarga Jati, terutama keturunan dari Mas Irawan..” ucap Gito lagi.. Gani dan Ilhampun langsung tertunduk mendengar ucapan Gito itu.. mereka memang sadar dengan masalah yang sangat berat ini..

“kenapa keluarga kita mau mereka habisi dan kenapa keluarga Pakde Irawan yang paling diincarnya Yah..? apa karena Mas Sandi telah membunuh Cakra..? BD ini kan bukan bagian dari kelompok Utama Cakra..” ucap Gani..

“BD memang bukan pecahan langsung dari kelompok utama Cakra.. tapi mereka ini terbentuk dari sisa – sisa serpihan aliansi selatan, yang pimpinannya dibantai oleh Mas Irawan.. dan dia adalah Herman..” jawab Ji’i…

“jadi sampean sudah tau lek..?” tanya Satria..

“iya.. kami berdua sudah tau.. makanya kami kesini manggil kamu, untuk menggali informasi ini lebih dalam lagi..” ucap Gito ke Satria..

“kamu pasti ada informasi lagi kan Sat..?” tanya Ji’i..

“sedikit aja infonya lek.. aku masih menggali informasi lebih dalam lagi tentang Zidan..” jawab Satria..

“Zidan..?” tanya Ilham dengan herannya..

Satria pun langsung menganggukan kepalanya pelan, lalu mengambil kopi yang ada dihadapannya dan menyeruputnya..

“kenapa kamu tertarik menyelidiki Zidan..?” tanya Gito..

“kenapa..? sampean mancing saya ya Lek..? padahal sampean pasti sudah tau kenapa aku harus mendalami informasi tentang Zidan dan pasti sampean tau, siapa Zidan ini..” jawab Satria.. Satria memanggil gito dan ji’i dengan panggilan lek, seperti Sandi memanggil kedua pamannya itu..

“bukannya memancing Sat.. iya aku memang tau siapa Zidan itu, tapi hanya sebatas dia itu anak pimpinan black death.. dan orang – orangku masih terus menyelidiki, siapa Ayah Zidan ini..” jawab Gito..

“itu dia lek.. aku juga lagi mencari informasi tentang siapa Ayahnya Zidan ini.. dan semalam sinyo telpon aku lek.. (sinyo = sandi)” ucap Satria lalu dia menghisap rokoknya.. Gito, Gani, Ji’i dan Ilham tampak serius mendengarkan ucapan Satria..

“aneh.. tiba – tiba dia bercerita tentang Zaki anak black hosue yang juga anggota seven devils, dan Zaki itu pernah dibantai sinyo dikosan black house dulu..” ucap Satria lagi dan itu langsung membuat Ilham sangat terkejut..

“maksudmu Zaki yang dibantai Mas Sandi itu, Zaki yang ada diblack house ketika kita menyelematkan Mira pada saat mau diperkosa disana waktu itu..?” tanya Ilham..

“iya..” jawab Satria singkat..

“apa hubungannya Zaki dengan semua ini..?” tanya Ilham lagi..

Tiba – tiba Hp Satria dan Gito berbunyi.. mereka berdua lalu mengecek Hp itu dengan wajah yang sangat serius..

“assuuu..” maki Gito dan semua orang yang ada diruangan itupun langsung terkejut.. hanya Satria yang terlihat santai sambil menganggukan kepalanya..

“kenapa Yah..?” tanya Gani..

“BD..” jawab Gito sambil melihat kearah Gani lalu melirik kearah Satria..

“sampean dapat infonya juga lek..?” tanya Satria dengan santainya dan Gito langsung menganggukkan kepalanya..

“info apasih..?” tanya Ilham..

“biar Satria dulu yang ngomong..” ucap Gito..

“oke lek.. aku baru dapat kabar dari anggotaku di mabes.. jadi setelah semalam Sinyo telpon, aku langsung memerintahkan beberapa anggotaku untuk menelusuri data tentang Zidan dan Zaki..” ucap Satria sambil meletakkan Hpnya diatas meja lagi..

“dan ternyata.. Zaki adalah Ayah dari Zidan..” ucap Satria dan itu membuat Ji’i, Gani dan Ilham terkejut.. hanya Gito saja yang terlihat santai..

“bukannya Zidan ini anak dari panti asuhan..?” ucap Ilham yang mengetahui sedikit informasi tentang Zidan..

“iya.. memang benar.. Zidan ini dititip kan dipanti asuhan, untuk menghilangkan jejak Zaki.. begitu juga Zaki.. dia dulu tinggal dipanti asuhan juga untuk menghilangkan jejak Ayahnya.. sekarang anggotaku sedang menelusuri dimana keberadaan Zaki dan mencari informasi tentang siapa Ayahnya..” jawab Satria..

“Zaki itu anak dari Herman yang telah dihabisi oleh Mas Irawan..” jawab Gito dan Satria langsung menatap wajah Gito..

“serius lek..?” tanya Satria..

“iya.. aku baru dapat kabar dari orangku.. Herman sengaja menitipkan anaknya dipanti asuhan, karena dia tau kerasnya kehidupan didunia hitam.. dan Zaki pun mengikuti jejak Ayahnya itu, dengan menitipkan Zidan dipanti asuhan..” ucap Gito..

“bajingaann.. jadi Herman yang telah dibantai dan dihabisi Pakde Irawan, Zaki dibantai oleh Mas Sandi tapi masih hidup, dan sekarang Zidan sudah dihabisi oleh Angger.. mereka bertiga itu…? arrgghhhh.. gilaaa..” ucap Gani geregetan sambil menggelengkan kepalanya pelan..

“cuukkk.. kalau seandainya dulu Mas Sandi langsung menghabisi Zaki, mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi..” ucap Ilham..

“ya karena dulu Sinyo gak tau kalau Zaki itu terlibat dengan seven devil, yang dikemudian hari menyakiti Ayu dan menghajar kamu Ham.. kalau Sinyo tau akhirnya seperti itu, mungkin Nasib Zaki akan seperti Ayahnya..” ucap Satria..

“assuu..” maki Ilham sambil menggelengkan kepalanya..

“memang luar biasa Sandi itu.. dia dipulau seberang, tapi masih bisa memberi informasi tentang Zaki..” ucap Ji’i..

“Sandi itu sama seperti Mas Irawan.. memantau anak – anaknya dan keluarga besar Jati yang ada dipulau ini..” ucap Gito..

“dan gilanya, dia juga punya informan yang bergerak tanpa sepengetahuan kita..” ucap Satria..

“tapi kenapa bisa Mas Sandi kecolongan tentang kematian Dinda pacarnya Angger..?” tanya Ilham..

“Ham.. sekuat – kuatnya informan dari keluarga besar kita, pasti suatu waktu akan kecolongan.. dulu Bapak (Mbah Jati) pernah kecolongan, waktu Mas Irawan Diculik dikota pendidikan.. Mas Irawan juga pernah kecolongan, ketika Sandi dibantai orang – orang dari desa utara.. Ayu disakiti, kamu dibantai dan masih banyak lagi yang lain.. dan itu justru membuat Mas Irawan dan Sandi semakin dewasa dalam berpikir.. dan kita semua jadi lebih berhati – hati serta waspada, dengan pergerakan semua musuh – musuh kita.. kamu pahamkan..?” ucap Gito kepada Ilham dan Ilham hanya menganggukkan kepala..

“Angger satu kosan dengan anak dari pemimpin black death, itupun merupakan kecolongan yang sangat besar buat kita..” ucap Satria menyahut..

“intinya sekarang itu kita harus lebih waspada.. Zaki dan anggota BD pasti akan lebih bringas lagi, untuk membalas kematian Zidan.. Angger, Dede dan seluruh penghuni kosan pondok merah, pasti akan mereka incar.. dan gak menutup kemungkinan, wanita – wanita disekitar Angger dan Dede juga akan mereka incar..” ucap Ji’i..

“termasuk juga anak – anak gedung putih..” ucap Gito sambil melirik Satria..

“kalau masalah anak – anak gedung putih, semua sudah aku kondisikan lek.. Aksa dan Uzi telah kembali kedaerah mereka masing – masing karena sudah lulus.. Eros, Alvaro dan Julian, mereka bertiga pindah kuliah kedaerah masing – masing karena trauma dengan kejadian di gedung putih.. dan mereka berlima itu, dalam pantauan anggotaku yang berdinas didaerah mereka masing – masing.. sedangkan untuk Dylan, dia masih kuliah di kampus negeri dan dia sekarang kos dipondok merah bersama Angger..” ucap Satria..

“loh Dylan tinggal dikamar yang mana..?” tanya Ilham..

“kamar Eric.. dia sudah lulus dan tinggal menunggu wisuda.. anak itu lagi pulang kedaerahnya, untuk mengurus pekerjaan di perusahaan yang membiayainya kuliah.. nanti kalau wisuda, baru Eric balik lagi.. sedangkan kamar Simon, sekarang diisi Karel..” ucap Satria..

“terus Angger dikamar siapa..?” tanya Gani..

“Angger satu kamar sama Dede..” jawab Satria..

“apa gak tersiksa Dede..? hehehe..” ucap Ilham..

“sudahlah.. kita bahas rencana kita selanjutnya aja..” ucap Gito dan Ilham kembali focus dengan obrolan ini..

“rencanamu gimana Gan..?” tanya Gito kepada Gani..

“kalau di ibukota propinsi ini, sementara belum terendus pergerakan dari orang – orang tenggara Yah.. tapi semua anggota kita sudah siap..” jawab Gani..

“bagus.. kalian ga boleh lengah loh ya..” ucap Gito dan Gani langsung menganggukan kepalanya..

“gimana dengan kota pendidikan Ham..?” tanya Gito ke Ilham..

“seperti kata Satria tadi Pakde.. kejahatan meningkat drastis dan mereka memanfaatkan sebagian preman yang gak sejalan dengan kita, untuk mengacaukan keadaan dikota pendidikan..” jawab Ilham..

“kamu gak bisa ngatasi..?” tanya Gani..

“ini aku mau gerak bersama anggotaku Mas.. semua tinggal menunggu kode dari kita aja..” jawab Ilham..

“baiklah.. masalah pergerakan orang tenggara yang pasti akan ke ibukota provinsi, itu menjadi tanggung jawab Gani.. untuk dikota pendidikan tanggung jawab Ilham.. untuk tanggung jawab keamanan Angger, Dede dan anak – anak pondok merah, wanita – wanita disekeliling Angger dan Dede, serta informasi tentang BD lainnya, tanggung jawabku, Ji’i dan Satria..” ucap Gito dan semua yang ada diruangan ini pun langsung menganggukkan kepala..

“kalau black house dan Purnama Yah..?” tanya Gani..

“itu urusan Satria..” ucap Gito sambil melihat kearah Satria dan Satria hanya menghisap rokoknya dalam – dalam..

“Lek.. kita harus lebih mengawasi Angger..” ucap Satria dan dia tidak membahas masalah Purnama dan black house..

“iya aku paham itu.. dia sekarang menggila setelah kematian Dinda.. Angger menjadi orang yang dingin dan sadis kalau berkelahi..” ucap Gito dengan tatapan yang menerawang..

“kalau menurutku sih dia sekarang sudah jadi psikopat.. cara berkelahinya dan menyelesaikan musuhnya, lebih gila dari Sandi..” sahut Ji’i..

“terus lebih nekat lagi dari sinyo..” gumam Satria..

“itulah Angger sekarang..” ucap Ji’i..

“tapi bagaimana kondisi kesehatan Angger ya..? apa kanker dikepalanya sudah mereda atau malah menggerogotinya..? aku takut sewaktu – waktu kankernya akan kumat dan terjadi sesuatu dengan Angger, diluar dari masalah kita ini..” ucap Ilham dengan sangat seriusnya

“berat kalau masalah itu ham.. tugas kita hanya mengawasinya aja.. walaupun Sandi pasti mengirimkan orang untuk mengawasi anak kesayangannya itu..” ucap Gito dengan wajah yang terlihat sedih..

“sekarang kita bubar.. kita harus berhati – hati dan bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi, termasuk perang besar antara keluarga besar kita dengan black death..” ucap Gito lagi dan terlihat diraut wajahnya yang sudah menua itu, beban berat yang dipikirkannya..

“siappp..” ucap semua orang yang ada didalam ruangan..



Sementara itu ditempat yang lain..

Enam orang dengan berwajah bengis dan menakutkan, sedang berkumpul dan berpesta minuman.. mereka adalah Cefer, Edon, Modus, Athan, Hegor dan Emoth..

“anjinggg.. kenapa mereka bisa ceroboh sekali sih..?” gerutu Emoth sambil menahan emosinya.. (mereka = Mormo/Zidan, Astar, Bael, Azael dan Emon)

“iya.. apa lagi bos Mormo.. aku sudah sering kali bilang, untuk berhati – hati dan jangan sampai ketahuan jati dirinya.. tapi kenapa bisa dia seceroboh itu..? pake acara ikut – ikutan tattoo kelompok kita lagi..” sahut Athan dengan kesalnya..

“itu tattoo bos Mormo, baru seminggu dan aku yang buat dipunggungnya.. assuu..” ucap Hegor lalu menghisap rokoknya..

“kita harus balas dendam secepatnya Bang..” ucap Modus ke Cefer, yang dari tadi diam dan mendengarkan teman – temannya berbicara.. Cefer adalah orang yang terkuat diantara sebelas kesatria kegelapan, yang sekarang tersisa enam orang itu..

“jangan sekarang.. kita menunggu ritual Bos Zaki sempurna dulu.. lagian sekarang keluarga besar mereka, pasti lagi menjaga ketat pangeran – pangeran keluarga Jati itu..” ucap Cefer lalu diam sejenak..

“tapi setelah ritual bos Zaki nanti sempurna, kita habisi mereka semua.. tidak ada satupun keluarga Jati yang akan selamat, termasuk Sandi simata merah hitam itu..” ucap Cefer dengan dingin dan sangat tenang sekali..

“terus sekarang apa kita harus diam aja bang..?” tanya Edon kepada Cefer lalu menuangkan minuman dan membaginya kepada keteman – temannya..

“ya.. untuk sekarang kita diam aja dulu, sambil memantau pergerakan mereka.. biarkan anak – anak buah kita yang bergerak dan membuat kekacauan dikota pendidikan.. aku yakin konsentrasi mereka akan terbelah, karena kekacauan yang dibuat anak buah kita itu..” ucap Cefer lalu meminum jatah minumannya, lalu menyerahkan gelas kosongnya ke Edon lagi.. kelima teman – temannya pun menyimak dengan seksama segala ucapan Cefer..

“khusus untuk Angger dan Gagah, kita siksa mereka berdua pelan – pelan.. mulai dari hatinya, pikirannya, lalu setelah itu fisiknya..” ucap Cefer lagi lalu dia menghisap rokoknya..

“caranya bang..?” tanya Emoth..

“untuk Angger, aku sudah memprovokasi Bulan dan Purnama.. mereka berdua aku buat marah besar karena kematian bos Mormo.. dan hasilnya, mereka sangat marah dan ingin membalas kematian sahabatnya itu.. khusus untuk Bulan.. selain dia ingin membalas karena kakaknya Purnama telah dibantai dan juga karena kematian bos Mormo, Bulan sangat cemburu karena Angger sekarang dekat dengan Dana.. aku mainkan hati dan emosinya untuk pemanasan balas dendam kita..” ucap Cefer sambil melihat satu persatu teman – temannya..

“untuk Gagah, aku sudah mengantongi siapa aja wanita yang ada didekatnya.. dan salah satu wanita itu, berhubungan dengan Purnama..” lanjut Cefer dan terlihat dendam yang sangat luar biasa dimatanya..

“jadi kita akan lihat permainan emosi hati sesama saudara dan sedikit pertumpahan darah diantara mereka..” gumam Cefer.. (anggota BD mengira Purnama dan Bulan itu anak – anak Sandi.. dan versi dari anggota BD, anak – anak Sandi itu berjumlah tujuh orang.. Badai, Purnama, Bulan, Angger, Gagah, Banyu dan Bulan..)

“aku paham maksud Bang Cefer sekarang.. kita biarkan mereka hancur luar dalam, lalu setelah pengawasan mereka agak lengah dan Bos Zaki telah sempurna kekuatannya, kita habisi mereka satu persatu..” ucap Modus sambil menatap kearah Cefer.. dan Cefer langsung menganggukkan kepalanya..

“Bang Cefer.. boleh aku menambahkan sedikit permainan untuk Angger dan Bulan..” ucap Hegor lalu tersenyum licik..

“permainan apa itu gor..?” tanya Cefer..

“yang jelas tetap permainan hati bang.. mereka berdua akan aku buat semakin dilema dengan cinta mereka.. mereka akan saling berperang bukan hanya fisik saja, tapi dengan perasaannya juga..” ucap Hegor..

“anjinggg.. itu pasti sakit loh..” ucap Athan menyahut..

“pasti..” ucap Hegor sambil menganggukan kepala pelan..

“terserah kamu aja gor.. yang penting kamu harus hati – hati dan jangan ceroboh.. cukup sudah aku kehilangan saudara – saudaraku.. aku gak mau kehilangan kamu atau salah satu diantara kalian yang ada disini..” ucap Cefer sambil menatap satu persatu teman – temannya..

“iya bang.. kami akan selalu berhati – hati.. kami akan terus waspada sambil menunggu waktu itu datang, untuk membantai Angger.. dan ijinkan aku untuk mencabut nyawanya nanti..” dan Edon yang menjawabnya dengan emosi..

“jangan.. dia bagianku.. aku yang akan buat dia mati dengan caraku.. dia akan merasakan siksaan yang sangat luar biasa sekali, sampai dia lupa yang namanya rasa sakit..” ucap Cefer dengan dinginnya..

“kalau begitu biar aku adeknya aja.. si Gagah..” ucap Edon..

“aku si Badai aja ya bang..” sahut Modus..

“kalau aku si Purnama aja..” ucap Athan..

“aku nunggu adeknya yang satu aja.. Banyu..” ucap Hegor..

“terus aku..? masa aku lawan Bulan dan Bening ..? tapi gak apa – apa deh.. biar aku nikmatin aja dulu tubuh mereka berdua..” ucap Emoth dengan wajah yang penuh nafsu..

“kalau kedua wanita cantik itu, kita gangbang ramai – ramai.. lalu kita siksa kedua wanita cantik itu, dihadapan saudara – saudara mereka..” sahut Athan..

“iya.. kita buat balas dendam kita ini, dengan sangat nikmat dan berdarah – darah..” ucap Modus..

“kematian saudara – saudara kita, harus mereka bayar tuntas.. kelima saudara kita yang ada dialam sana, harus tersenyum dengan balas dendam kita..” sahut Cefer..

“setuju..” ucap kelima teman – temannya..

“terus bagaimana kondisi bos Zaki sekarang bang..?” tanya Edon..

“bos Zaki lagi menenangkan diri..” ucap Cefer..

“apa bos Zaki terpukul bang..?” tanya Modus..

“pasti.. bos Zaki sampai meneteskan air matanya loh.. air mata cinta yang sangat luar biasa kepada anak kesayangannya itu.. sudah lama aku gak melihat kesedihan yang mendalam diwajah bos Zaki.. tapi sudahlah.. biarkan bos Zaki menenangkan diri dulu.. bos Zaki sudah terbiasa dengan kesedihan, jadi kalian gak perlu khawatir.. kematian bos Mormo pasti akan membuat bos Zaki lebih gila dan brutal lagi..” jawab Cefer..

Kelima temannya pun terdiam.. setelah itu mereka berlima melanjutkan pesta minuman mereka..



Pov Angger..


Sudah seminggu ini aku tinggal dipondok merah dan aku sekamar bersama Dede.. dan sudah seminggu ini juga, Mas Panji bersikap sangat dingin kepadaku.. kelihatannya Mas Panji marah kepadaku, karena kejadian di gedung putih waktu itu.. Mas Panji hanya menggobrol denganku ketika aku tanya, dan itupun jawabannya hanya sangat singkat sekali.. assuuu..

Semua penghuni pondok merah pun, sebenarnya marah denganku dan juga Dede.. tapi marahnya hanya sebentar, karena Dede bisa mencairkan suasana.. dan dengan Mas Panjipun, Dede sudah bisa mengambil hatinya.. guendeng ancene og..

Dipondok merah ini, sekarang ada tiga penghuni baru.. aku, Mas Karel dan Dylan sahabatku.. semua teman – temanku yang kos digedung putih, pulang kedaerah masing – masing kecuali Dylan.. Mas Aksa dan Mas Uzi kembali kedaerah masing – masing, karena mereka berdua sudah lulus kuliah.. sedangkan Mas Eros, Mas Alvaro dan Mas Julian, pulang dan pindah kuliah kedaerah masing – masing karena mereka trauma dengan kejadian di gedung putih..

Tidak ada pesta perpisahan dan ucapan selamat tinggal, untuk kelulusan Mas Uzi dan Mas Aksa di gedung putih.. rencana kami untuk pesta perpisahan seperti yang kami rencanakan waktu itu, gagal total.. dan semua karena Zidan sibangsat itu.. bajingaannn..

Aku dan Dylanpun, sekarang memulai hidup baru dengan suasana baru.. kehidupan damai dikosan gedung putih yang hanya diisi dengan permainan game bersama, sekarang berubah total.. kami berdua harus terbiasa dengan kehidupan bajingan – bajingan kampus teknik kita dipondok merah.. pesta minuman, candaan dengan kata – kata yang super kasar, dan nyanyian - nyanyian sumbang pada malam hari ketika mereka semua mabuk.. assuuu..

Tapi walaupun keadaannya seperti itu, teman – teman pondok merah sangat welcome kepada kami berdua.. dan sedikit demi sedikit, Dylan pun mulai terbiasa dengan aroma minuman.. dia sekarang malah menjadi penghuni tetap diruang tengah, sambil menikmati bergelas – gelas minuman.. guendeng ancene og..

Dan sekarang.. aku, Mas Karel, Badai, Dede dan Mas Panji, sedang duduk diruang tengah.. mereka berempat sedang memutarkan minuman dan aku menikmati permen lollipop ku.. Dede sudah terbiasa minum ketika ada aku, dan aku hanya memaklumi aja.. percuma juga dilarang.. yang penting dia bisa menjaga dirinya dan tau batasan kemampuan dirinya, dalam menenggak minuman keras itu..

Oke.. mungkin sekarang waktunya aku mencairkan suasana dengan Mas Panji.. terus terang aku ga nyaman dengan situasi seperti ini.. apa lagi Mas Panji itu dituakan di kosan ini dan Mas Panji itu pamanku sendiri..

Hiuffttttt.. huuuu..

“De.. kamu yang bandarin..” ucap Mas Panji ke Dede, sambil menyerahkan gelas minuman yang dari tadi diputarnya..

“loh kok aku Om..?” ucap Dede sambil melirikku sejenak.. terlihat Dede agak malu karena ada aku.. meminum minuman keras saja, baru beberapa hari ini Dede berani dihadapanku.. sekarang sudah mau naik jabatan sebagai bandar..

“mau engak..?” ucap Mas Panji lagi..

“Bang Badai aja lah..” tolak Dede dengan berat hati..

“males.. aku mau minum aja..” jawab Badai..

“Mas Karel..” ucap Dede sambil melihat kearah Mas Karel..

“kalau aku yang bandarin, ga usah pakai gelas.. langsung dari botol aja.. gimana..?” ucap Mas Karel sambil memainkan kedua alisnya..

“assuuu..” maki Dede dan Badai..

“hehehehe..” Mas Karel tertawa lalu menghisap rokoknya..

“sini aku aja yang bandarin..” ucapku bercanda..

“HA..” Dede, Badai dan Mas Karel terkejut sambil menatapku dengan kompaknya..

“nih..” ucap Mas Panji sambil menyerahkan gelasnya kepadaku, dengan wajah yang datar..

Cuukkk.. kok serius dikasih keaku..? kan aku cuman bercanda aja..

“bercanda Mas.. hehehe..” ucapku lalu tertawa..

Mas Panji hanya melirikku sebentar lalu menghisap rokoknya lagi.. dan gelas minumannya tetap dihadapanku, tidak diambilnya lagi..

Assuuu.. terus aku harus gimana ini..? masa beneran aku yang bandarin sih..? berarti aku harus minum dong..? kalau bandarin tapi ga minum, boleh gak ya..? bajingaannn..

“sini aku aja yang bandarin..” ucap Dede sambil mengambil gelas yang ada dihadapanku.. Mas Panji hanya melirik Dede tanpa melarangnya, lalu melihat kearah lurus lagi..

“manusia itu terlahir, kepala dulu yang keluar dan kaki yang terakhir..” ucap Mas Panji tapi tidak melihat kearahku..

Cuukkk.. dalam banget sih omongan Mas Panji ini.. tujuan kata – kata itu pasti buat aku.. dan Mas Panji mengatakan itu, agar aku berpikir dulu sebelum aku mengucapkan sesuatu atau ketika aku akan melakukan sebuah tindakan.. kira – kira seperti itulah yang aku tangkap dari ucapan Mas Panji ini..

Badai, Mas Karel dan Dedepun, langsung terdiam beberapa saat.. perlahan situasinya mulai sedikit tegang.. mereka tau kalau Mas Panji agak marah denganku beberapa hari ini.. sedangkan aku, aku hanya menikmati permenku dan aku tidak ingin membantah ucapan Mas Panji ini..

Dede lalu meraih botol minuman dan menuangkan kegelasnya..

“banyu langit..” ucap Dede sambil mengangkat gelasnya agak tinggi..

“seerrr.. seerrr..” sahut Badai dan Mas Karel.. sedangkan Mas Panji hanya diam sambil menghisap rokoknya..

Lalu Dede meminum minuman itu.. setelah itu menuangkan lagi dan memutarnya ke Badai, Mas Karel dan Mas Panji.. kembali suasana sedikit tegang, setelah Mas Panji meminum jatahnya..

“situasi kota ini, sekarang itu sangat tegang sekali..” ucap Mas Panji lalu menghisap rokoknya lagi..

“kejahatan terjadi dimana – mana dan meningkat drastis dikota ini.. aku yakin semua ini ada hubungannya dengan pembantaian Zidan seminggu yang lalu.. dan aku yakin, ini semua dilakukan untuk menggertak kita semua.. mereka ingin menunjukkan bahwa mereka itu ada dan siap untuk balas dendam..” ucap Mas Panji lagi..

“kalau seperti itu, kenapa mereka gak langsung ketujuannya aja.. aku dan Mas Angger.. karena kami berdua yang membantai anggota BD itu..” ucap Dede lalu membakar rokoknya..

“belum saatnya De..” sahutku lalu aku mengemut permenku..

“maksudnya Mas..?” tanya Dede kepadaku.

“mereka pasti berpikir ulang untuk menyerang kita.. karena selain Om Satria dan anggotanya mengawasi kita, keluarga besar Mbah Jati pasti mengirimkan orang – orang untuk menjaga kita dengan sangat ketat..” ucapku..

“keluarga kita..? oke kalau Om Satria dan anggotanya yang mengawasi kita, aku percaya itu.. karena mereka memang aparat.. tapi kalau keluarga kita mas..?” tanya Dede..

“keluarga kita itu kan mempunyai perusahaan jasa keamanan de.. jadi kalau mengirimkan orang untuk mengawasi kita, itu bukan hal yang sulit..” jawabku..

“walaupun ada pengawasan dari keluarga kalian, kalian harus tetap waspada kalau keluar..” ucap Badai sambil melihat kearahku lalu melihat kearah Dede..

“bukan hanya Angger dan Dede dai.. tapi kita semua..” sahut Mas Panji.. Badaipun langsung mengerutkan kedua alisnya..

“semua penghuni pondok merah ini menjadi incaran mereka, sebelum pembantaian yang dilakukan Angger terhadap anggota mereka.. dan setelah kejadian pembantaian itu, niat mereka akan semakin menjadi..” ucap Mas Panji lagi..

“kenapa bisa begitu Mas..?” tanya Badai..

“tujuan BD itu menghancurkan seluruh keluarga Jati dan jaringan – jaringannya.. dan pondok merah ini, salah satu jaringan terkuat dari keluarga Jati..” jawab Mas Panji..

“tujuannya..?” tanya Badai..

“selain dendam pribadi, mereka pasti ingin menguasai bisnis hitam di pulau ini..” jawab Mas Panji..

Cuukkk.. beneran nih yang diucapkan Mas Panji..? BD itu musuh keluarga besarku, sebelum aku melakukan pembantai terhadap Zidan dan teman – temannya..? gilaaa.. ini gila banget.. tapi ada dendam apa ya..?

“aku sih senang aja kalau ada keributan Mas.. tapi jangan seperti ini caranya..” ucap Badai mengomel, sambil melihat kearah Mas panji lalu melihat lagi kearahku dan Dede..

“maksudnya Bang..?” tanya Dede..

“kalian itu kalau berkelahi, jangan diam – diam.. giliran sudah berdarah - darah baru pulang kekosan.. anjing..” omel Badai..

“siapa yang diam – diam Bang..? disana loh ramai banget.. seru abis..” ucap Dede dengan cueknya..

“anjing..” gerutu Badai..

“kurang ajar kamu de.. dikirinya kita punya tuyul yang ngikutin kalian setiap hari..? jadi kalau ada apapun dengan kalian, tuyulnya laporan sama kita – kita disini..? geblek..” ucap Mas Karel..

“berarti Mas Karel sudah gak sehati sama aku lagi dong..? Mas Karel sudah gak bisa merasakan kesakitan yang aku alami.. Mas Karel jahat.. hikss.. hikss.. hikss..” ucap Dede dengan suara yang manja, seperti yang disinetron – sinetron itu..

“anjirrrrrrr.. jijik banget sih kamu itu De.. kamu kira aku ini pasukan hom – hom apa..? pakai acara sehati segala.. bajingaannn..” omel Mas Karel..

“pokoknya Mas Karel jahat.. jahat.. jahat..” ucap Dede sambil memukul – mukul pundak Mas Karel, yang duduk disebelahnya dengan pelan dan manja..

“anjiirrrr..” maki Mas Karel sambil menjauhkan pundaknya dari Dede..

“iiiiiiiii..” Badai pun menggidikkan tubuhnya..

“hehehehe..” Dede pun tertawa lalu menuangkan minuman itu lagi kegelasnya dan menyerahkan ke Mas Karel..

“terus gimana rencana Mas Panji..?” tanyaku ke Mas Panji.. sengaja aku menanyakan itu, selain karena aku ingin meminta masukannya, aku juga ingin mencairkan suasana hati Mas Panji kepadaku..

“menurutmu..?” tanya Mas Panji balik dengan ketusnya..

Cuukkk.. masih marah rupanya Mas Panji ini.. assuuu.. assuu.. susah bener sih cairkan suasana hatinya.. kayak perempuan yang ngambek aja.. bajingaannn..

“kalau aku sih mau cari mereka secepatnya, terus aku selesaikan semuanya.. biar clear masalahnya, sekalian mereka juga clear dari peredaran..” jawabku sekenanya..

Ya memang beberapa hari ini aku mencari info tentang mereka, tapi masih belum ada hasil.. anggota BD ini seperti kentut, ada tapi tak berwujud.. berbau, tapi tak nampak.. bajingaaannn..



“seperti titit pasukan colli disini ya Masbro.. ada tapi tak nampak.. kecil sangat.. bulu jembutnya aja, lebih besar dari batang tititnya.. itu titit apa sel darah merah..? lihatnya harus pakai mikroskop.. hahahahaha..” sahut stepen dengah senangnya..



“anjinggg.. terus kamu mau pesta sendiri gitu..?” ucap Badai..

“kamu bergerak kok gak pakai rencana sih De..?” tanya Mas Karel kepadaku.. Mas Karel itu memanggilku dengan sebutan Dek Angger.. walaupun umurnya lebih muda dari aku, tapi dia menang tua disilsilah keluarga besar dari Bundaku.. sebenarnya bisa aja dia manggil nama, tapi dia malu kalau sebut namaku aja..

“adalah rencanaku Mas..” jawabku..

“apa..?” tanya Mas Karel

“cari, ketemu, bantai, selesai..” jawabku dengan entengnya..

“anjirrrr..” ucap Mas Karel sambil menggelengkan kepalanya..

“rencana apa itu Ngger..?” tanya Badai dengan herannya..

“ninja.. sunyi, senyap, tepat, dapat..” jawabku sambil membetulkan posisi kacamataku..

“anjing..” maki Badai sambil mengambil jatah minumannya lalu meminumnya..

“saya suka itu Mas.. hehehehe..” ucap Dede dengan senangnya..

“anjirr.. rencana gak mutu gitu kok disenangi..” ucap Mas Karel..

“hem..” gumam Mas Panji sambil melirikku..

“ya terus bagaimana Mas..?” ucapku sambil melihat kearah Mas Karel lalu melirik ke Mas Panji yang masih diam..

“serangan kepondok merah kali ini, pasti bukan hanya dari anggota BD.. tapi juga dari Purnama, Bulan dan anggota black house..” ucap Mas Panji..

“bangsaatt.. kenapa Purnama sama black house ikut – ikutan sih..? gak kapok apa mereka kita bantai..? terus ngapain itu Bulan ikut campur juga..?” ucap Badai dengan geregetannya..

“karena Purnama dan black house telah kita bantai.. dan Zidan sahabat Purnama, juga telah dihabisi..” jawab Mas Panji..

“kalau Bulan..?” tanya Badai lagi..

“masalah hati..” jawab Mas Panji sambil melirikku..

“hati..? sama siapa..?” tanya Badai dengan herannya..

“sama akulah.. masa sama Bang Badai..” celetuk Dede sambil melirikku.. Dede seperti mengalihkan kecurigaan semua orang kepadaku..

“serius..?” tanya Badai lagi..

“ya iyalah.. masa ya iya dong..?” ucap Dede sambil memainkan kedua alisnya dan Badai percaya saja..

“gilaaa.. bisa beruntun begini ya..?” ucap Badai lalu menggelengkan kepalanya..

“sebenarnya kalau kita bermain cantik, masalah ga akan beruntun seperti ini dan pasti cepat terselesaikan..” ucap Mas Panji..

Aku dan Dede saling berpandangan lalu menunduk..

“dan aku harap, kamu gak akan gegabah lagi..” ucap Mas Panji sambil melihat kearahku..

“iya Mas..” jawabku sambil mengangangkat wajahku dan membuang batang permenku di asbak..

‘terus bagaimana rencananya Mas..?” tanya Badai ke Mas Panji..

“mungkin aku bisa kasih informasi sedikit..” ucap Rogi yang tiba – tiba datang dari arah pintu kosan bersama Dylan..

“eh gi.. duduk sini..” ucapku dan Rogi berjalan kearahku.. Rogi lalu menyalami kami satu persatu lalu duduk disebelahku.. sementara Dylan duduk didekat Mas Karel..

“minum dulu Mas..” ucap Dede sambil menyodorkan gelas ke Dylan..

“wihhh.. hebat kamu Gah.. jadi bandar sekarang..” ucap Dylan sambil mengambil gelas lalu mengangkatnya..

“hehehehe..” Dede pun hanya tertawa saja..

“aku angkat ya..” ucap Dylan sambil melihat kami satu persatu..

“seerrr.. seerrr..” sahut Dede, Badai dan Mas Karel..

Cuukkk.. kenapa harus pakai suara seerrr segala sih..? apa pengaruhnya coba..? apa setelah mengucapkan kata – kata seerrr itu, alcohol yang mereka minum langsung berubah menjadi es cendol dawet gitu..? assuuu..

Setelah Dylan menghabiskan minumannya, gelasnya pun diserahkan kembali kepada Dede dan Dede mengisinya lagi.. lalu gelas itu diserahkan kepada Rogi..

“minum Mas..” ucap Dede lalu tersenyum..

“a.. aku juga minum nih..?” ucap Rogi dengan agak ragu, karena semua mata melihat kearahnya..

“ya iyalah mas.. monggo diminum sebelum jadi agar – agar.. hehehehe..” ucap Dede lalu tertawa.. (monggo = silahkan..)

Rogi pun mengambil gelas itu sambil melihat kearahku..

“aku minum ya..” ucap Rogi sambil melihat kearah Mas Panji dan Mas Panji hanya menganggukan kepala.. lalu Rogi melihat kearah yang lainnya..

“seerrr.. seerrr..” sahut Dede, Dylan, Badai dan Mas Karel..

Cuukkk.. cukup sudah kata – kata seerrr itu.. bikin gatal telingaku aja.. bajingaannn..

“ada info apa gi..?” tanyaku setelah Rogi menghabiskan minumannya dan menyerahkan gelasnya kepada Dede..

“aku tau informasi tentang salah satu anggota BD..” ucap Rogi sambil mengambil rokoknya lalu membakarnya.. semua orang diruangan inipun, langsung menatap Rogi dengan tatapan yang penuh selidik..

“bagaimana kamu tau tentang BD dan bagaimana kamu yakin, kalau orang yang kamu ketahui itu anggota BD..?” tanyaku sambil melihat kearah Rogi, lalu aku melirik kearah Mas Panji..

“Mereka punya tattoo burung bangkai terus ada tulisan black deathnya kan..? Dylan cerita ke aku tentang kejadian di gedung putih dan orang – orang yang kamu bantai..” ucap Rogi lalu menghisap rokoknya..

“hem..” jawabku singkat dan sudah gak sabar mendengar info dari Rogi ini..

“aku pernah mengantarkan temanku untuk mentatto tubuhnya.. dan pada saat diruangan itu, aku melihat orang yang akan mentatto mengganti kaosnya.. dipunggung orang itu ada tattonya, dan ciri – cirinya sama persis seperti apa yang Dylan ceritakan..” ucap Rogi sambil menatapku..

“cuukkk.. dimana tempat tukang tattoo itu..?” ucapku yang terkejut sambil berdiri..

“duduk ngger..” ucap Mas Panji dengan suara yang sangat tegas sekali..

Akupun kembali duduk sambil terus melihat kearah Rogi..

“tempat tattoo itu ada di pusat kota dan diseberang bioskop tua.. tempat tattoo itu tepat disebelah sebuah café..” ucap Rogi..

“Hegor Tattoo..” ucap Mas Panji..

“iya mas..” jawab Rogi..

“kita kesana Om..” ucap Dede ke Mas Panji..

“percuma.. sudah seminggu ini tukang tattoo itu tutup..” ucap Rogi..

“anjing..” gumam Badai..

“mereka pasti lagi menghindari hal – hal yang bisa membuka jati diri anggota mereka.. dan mereka pasti sedang merencanakan sesuatu..” ucap Mas Panji..

“aku berharap kalian tidak gegabah dalam mengambil tindakan.. kita harus menyusun rencana dan bersiap dengan segala kemungkinan..” ucap Mas Panji lagi..

“aku mau bergabung kalau diijinkan Mas..” ucap Rogi ke Mas Panji lalu melihat kearahku..

“resikonya terlalu besar kalau kamu ikut bergabung dengan kami gi..” jawab Mas Panji..

Rogi pun diam beberapa saat sambil meraih bungkusan rokok Dylan lalu mengambil sebatang dan membakarnya..

“seseorang telah membantuku dengan mempertaruhkan segala resiko yang ada dihadapannya.. jadi kenapa aku tidak bisa melakukan hal itu juga..?” ucap Rogi sambil melirikku..

“bukannya aku mau membalas budi, tapi dia sudah kuanggap sebagai saudaraku.. pernah atau tidak dia membantuku, aku pasti akan membantunya walaupun tanpa diminta..” ucap Rogi lagi..

“baiklah.. kalau itu memang kemauanmu sendiri..” ucap Mas Panji..

“sekarang kita atur rencana kita..” ucap Mas Panji..

Mas Panji lalu membagi tugas kepada kami yang ada diruangan ini.. teman – teman pondok merah yang lagi kuliahpun, mendapatkan jatah tugas masing – masing.. dan sambil mendengar kan semua rencana Mas Panji, minuman terus diputar oleh Dede..

“aku ingatkan sekali lagi, jangan gegabah.. karena sekali saja kita salah melangkah dan kehilangan informasi dari satu orang yang kita ketahui, musuh akan memanfaatkan kelemahan kita dan akan menghabisi kita dengan mudah.. saling memberi kabar dan informasi yang didapat, sekecil apapun itu.. koordinasi yang baik, akan mempermudah langkah kita untuk mendapatkan mereka dan menyelesaikan masalah ini secepatnya..” ucap Mas Panji setelah membagi tugas kepada kami semua..

“aku tau musuh kita ini bukan level mahasiswa – mahasiswa seperti kita.. mereka itu bajingan jalanan yang pasti terlatih, tapi kita tidak punya pilihan selain melawan.. lagian kita semua pasti di back up oleh keluarga besar mbah Jati.. dan untuk menghadapi musuh yang masih tidak terlihat seperti ini, hanya kekompakan saja yang dapat melawannya.. dan ingat.. dendam ini bukan milik satu orang saja..” ucap Mas Panji sambil melirikku..

“tapi milik kita semua.. untuk adik yang tersakiti, saudara yang terluka, pasangan yang kehilangan pujaan hatinya, darah yang menetes dan air mata yang mengalir.. kita pasti mampu menghabisi mereka..” ucap Mas panji sambil mengangkat gelasnya..

Tidak ada jawaban seerrr lagi yang terdengar.. semua orang yang ada diruangan ini hanya menganggukan kepala saja..

Gilaaa.. sampai seperti ini ya efek perkelahianku dengan Zidan.. bajingaannn.. dan yang membuat aku makin terkejut, ternyata musuhku ini juga musuh keluarga besarku.. apa Ayahku juga pernah terlibat pertempuran dengan pemimpin BD itu ya..? tapi pertempuran yang seperti apa..? apa Ayahku pernah membantai pemimpin BD, sampai akhirnya pemimpin BD itu kalah dan sekarang menggunakan ritual – ritual jahat untuk membalas kekalahannya..? gilaaaa..

Aku harus menemukan mereka secepatnya, sebelum ada korban terakhir dari ritual mereka.. Zidan aja bisa sekuat itu dan mampu menaklukan mata merahku, apalagi Ayahnya..? terus nanti kalau sampai Ayahnya Zidan bisa menyempurnakan kekuatannya itu, apa gak tambah mengerikan..? bangsaattt..

Sore hari setelah pesta minuman itu selesai, aku pamit dan pergi keluar kosan.. aku penasaran dengan tempat tattoo yang dibicarakan Rogi tadi.. walaupun tempat tattoo itu kosong dalam seminggu ini, tapi mungkin aku bisa mendapatkan beberapa petunjuk dari orang sekitar..

Aku keluar dari kosan menggunakan Maxi dan aku menuju ketempat pembuatan tattoo itu, sesuai dengan petunjuk Rogi tadi.. sengaja aku ga ngomong dengan Mas Panji, kalau aku mau ke tempat tattoo itu.. aku hanya pamit ke toko buku untuk membeli buku kuliahku..

Dan sekarang aku memacu kecepatan maxi, membelah jalan kota yang ramai ini.. suasana sore hari dan dinginnya hawa kota ini, menemani perjalananku yang singkat.. sekarang aku telah sampai didepan bioskop tua dan diseberang jalan tempat tattoo yang tertutup itu.. aku lalu berputar arah dan menuju café yang ada disebelahnya..

Setelah aku sampai didepan café, aku lalu memarkirkan maxi dan duduk dibagian luar café.. seorang pelayan pun datang dan aku langsung memesan segelas minuman.. lalu setelah pelayan itu pergi, aku mengambil permenku lalu membukanya dan mengemutnya..

Aku menyandarkan punggungku dikursi.. pandanganku pun langsung tertuju pada bangunan disebelah café ini dan dikaca bangunan itu tertulis.. Hegor Tattoo..

Apa Hegor itu nama pemilik tempat tattoo ini ya..? atau Hegor itu nama julukan dari pemilik tempat ini..? seperti Zidan yang memiliki julukan Mormo.. hiuuffttt.. huuuu..

“silahkan mas..” ucap seorang pelayan kepadaku sambil meletakkan segelas minuman diatas meja, tepat dihadapanku..

“terimakasih mas..” ucapku sambil memegang batang permenku..

“oh iya mas.. tempat tattoo itu kok tutup ya..?” tanyaku kepada pelayan yang masih berdiri didekatku..

“iya mas.. sudah hampir seminggu ini tutup..” ucap pelayan itu sambil melihat kearah tempat tattoo itu..

“kenapa ya..?” tanyaku..

“gak tau juga.. emang mas mau buat tattoo..?” ucap pelayan itu sambil melihatku dari ujung kaki sampai ujung rambutku.. kelihatannya dia gak percaya dengan penampilanku yang seperti ini, aku mau mentatto diriku..

“iya mas.. hehehehe..” jawabku berbohong lalu tersenyum..

“tadi barusan ada kok Mas Aldinya.. tapi kenapa ditutup lagi ya pintunya..?” ucap pelayan itu..

“Aldi..?” tanyaku dengan heran..

“iya.. Mas Aldi itu pemilik tempat tattoo ini..” ucap pelayan itu..

“oooo..” ucapku singkat..

“ya udah mas.. dilanjut aja.. saya masuk dulu..” ucap pelayan itu..

“oh iya mas.. berapa harga minuman ini..?” tanyaku..

“loh kok buru – buru..?” tanya pelayan itu..

“aku mau ketemu Mas Aldi.. mau tanya – tanya dulu masalah tattoo..” jawabku..

“ohh gitu.. ya udah sebentar mas, saya ambilkan bill nya dulu..” ucap pelayan itu lalu masuk kedalam kafe..

Aldi.. apa Aldi itu Hegor..? ahhh.. kelihatannya aku kesana aja dulu.. aku ingin berkenalan dengan manusia yang bernama Aldi itu.. akupun menunggu bill yang diambil pelayan itu, sambil meminum pesananku.. dan bertepatan dengan pelayan itu datang sambil menyerahkan billnya, sebuah sepeda motor berhenti tepat didepan tempat tattoo itu.. lalu tidak lama kemudian, seseorang keluar dari tempat tattoo dan orang itu melihat kearahku.. tatapannya tajam dan dia tersenyum dengan bengisnya kepadaku..

Cuukkk.. kok dia tersenyum seperti itu sama aku..? tatapan matanya pun terlihat kebencian yang sangat luar biasa kepadaku.. bajingaannn.. apa dia Aldi atau Hegor..? tapi entar dulu.. kok aku pernah lihat orang ini ya..? tapi dimana..? assuuu..

Kami berdua saling memandang dan aku berusaha mengingat orang itu.. bangsaatt.. oh iyaaa.. dia kan laki – laki yang datang bersama Mita, pada saat Mita tampil di acara malam keakraban kampus teknik kita.. bajingaannn.. ada hubungan apa laki – laki itu dengan Mita..? dan kenapa dia menatapku seperti ini..? apa dia benar Hegor dan dia mengenal aku..?

“itu Mas Aldinya..” ucap pelayan toko itu dan mengejutkan aku dari lamunanku..

“oh iya Mas..” ucapku sambil mengeluarkan selembar uang berwarna biru dan kuserahkan kepada pelayan itu..

“kembaliannya ambil aja Mas..” ucapku sambil berdiri dan terus menatap kearah orang yang bernama Aldi itu..

Aldi terus tersenyum dengan bengisnya lalu melangkah kearah orang yang menunggunya..

“bro..” panggilku ke Aldi sambil melangkahkan kakiku dengan cepat kearahnya dan aku mebuang batang permenku..

Aldi lalu naik kesepeda motor itu dan menepuk pundak temannya yang menunggu.. temannya lalu menarik gas sepeda motornya dengan pelan.. Aldi pun langsung melambaikan tangannya kearahku.. bangsaattt.. aku harus mengejarnya, karena dia itu pasti Hegor yang aku cari.. dan ketika aku akan mengambil maxi untuk mengejar mereka, seorang wanita cantik dikejauhan sana sedang menyebrang jalan..




28050603a81851d6eaaffc974a45d5023fa09c36.jpg

Bulan Mahardini Darmawan



“Loh.. itu kan Bulan.. mau kemana dia..?” gumamku sambil membetulkan posisi kaca mataku dan terus melihat kearah Bulan..

Sepeda motor yang dikendarai Aldi dan temannya itu pun, langsung melaju dengan cepat kearah Bulan.. bajingannn.. apa mereka mau menabrak Bulan..? dan belum sempat aku melakukan apapun.. tiba – tiba..

Buhhgggg..

Sepeda motor itu menyerempet Bulan sampai Bulan terduduk ditengah jalan.. lalu sepeda motor itu melaju meninggalkan Bulan yang merintih kesakitan.. bangsaattt..

“BULAAANNNN..” teriakku sambil berlari kearah Bulan..

Mobil – mobil pun langsung berhenti tepat didekat Bulan.. beberapa orang pun langsung mendekat dan mengerumun disekitar Bulan..

“BULAN.. BULAN.. KAMU GAK APA – APA..?” ucapku ketika sudah didekat Bulan dan dengan suara yang sangat khawatir melihat kondisinya.. posisiku setengah jongkok dihadapannya.. akupun langsung memegang punggungnya dan wajahnya meringis kesakitan..

“APASIH KAMU ITU.. IIHHHHHHH..” ucap Bulan sambil menepis peganganku dipunggungnya dengan wajah yang meringis kesakitan.. marah, benci dan kesakitan menjadi satu ditatapan mata Bulan..

“mas.. jangan ngambil kesempatan dong..” ucap seseorang menegurku..

“iya.. sok kenal..” ucap yang lain lagi..

Aku pun tidak menghiraukan ucapan orang – orang itu.. aku langsung mengarahkan tangan kananku melingkar dipunggung Bulan dan tangan kiriku dibelakang lututnya.. lalu aku berdiri sambil menggendong Bulan.. dada kirinya merapat didadaku, dan pinggul kirinya juga menempel di perutku..

Bulan tampak terkejut dan berusaha melepaskan gendonganku ini.. cuuukkk.. kenapa sibangsat Hegor itu menabrak Bulan ya..? apa dia sengaja melakukan ini..? tapi apa tujuannya..? assuuu.. assuuu.. emosiku pun perlahan mulai merambat kekepalaku..

“iihhhhh..” ucap Bulan sambil menggeliatkan tubuhnya.. tapi aku langsung mengeratkan gendonganku dan Bulan langsung menatapku dengan wajah yang sangat heran.. aku sempat melihatnya sebentar, lalu aku melihat kearah orang – orang disekelilingku..

“aku kenal sama wanita yang aku gendong ini dan aku sayang sama dia..” ucapku sambil melihat kearah dua laki – laki yang menegurku tadi.. Bulan kembali terkejut mendengar ucapanku ini.. dia tidak menggeliatkan tubuhnya lagi dan tidak mencoba melepaskan gendonganku ini..

“oooo.. ojobe jeh..” (ojebe jeh = bojonya jeh = pacarnya bro..) ucap orang itu kepada temannya.

Lalu dengan santainya.. aku melangkah kearah maxi yang terparkir didepan café, sambil tetap menggendong Bulan.. aku menatap lurus kedepan dan tidak melihat wajah Bulan yang perlahan menempel didadaku.. akupun makin mengeretkan gendonganku ini..

Gilaaa.. kok aku bisa ngomong seperti tadi sih..? terus kenapa aku bisa nekat menggendong Bulan seperti ini..? iya aku memang menyayangi wanita digendonganku ini dan aku tau dia juga menyayangi aku.. tapi dia kan lagi marah dan ingin membalas dendam karena Dede telah membantai kakaknya.. Bulanpun juga lagi marah karena aku dekat dengan Lia waktu itu.. bajingaaannn..

Sudahlah.. ga usah dipikirkan itu, sekarang yang penting membawanya kerumah sakit.. aku tadi sempat melihat kaki kanannya terkilir dan agak membiru.. aku harus segera memeriksakannya kedokter.. aku takut tulang kakinya retak..

“kamu bisa duduk dan aku gonceng..? kalau enggak bisa kita naik taksi aja..” ucapku sambil melihat kearah wajahnya.. wajahnya yang marah dan benci tadi, sekarang berubah terlihat sangat sedih sekali.. matanya berkaca - kaca sambil menatap mataku..

“lan..” ucapku dengan lembutnya..

“eh.. i.. iya..” ucapnya terkejut sambil membersihkan air matanya.. kata – katanya pun terdengar sangat lembut sekali..

“kita kerumah sakit.. kamu bisa naik motor..? kalau enggak kita naik taksi aja..” ucapku sambil terus menatap matanya..

“aku gak apa – apa.. turunin aja aku..” ucapnya dan sekarang nadanya perlahan mulai jutek lagi..

“kita kerumah sakit.. dan pilihanmu hanya ada tiga.. naik motor, naik taksi, atau aku gendong kamu terus sambil jalan kaki kesana..” ucapku pelan tapi sangat tegas.. dan tatapan mataku sangat dalam sekali ke arah matanya..

“te.. ter.. terserah..” ucapnya terbata dan dia sekarang terlihat takut, mendengar ucapanku yang tegas dan takut dengan tatapan mataku yang dalam ini..

“gak ada kata terserah..” ucapku lalu aku mengangkat wajahku dan memandang kearah Cafe..

“mas.. titip sepeda motorku ya.. nanti aku ambil..” ucapku kepada pelayan tadi, yang berdiri didekat pintu café..

“oke mas..” ucap pelayan itu, sambil mengangkat jempolnya kearahku..

Setelah itu aku melangkahkan kakiku meninggalkan maxi diparkiran café ini.. aku menggendong Bulan berjalan kearah rumah sakit.. jaraknya sih lumayan jauh.. tapi demi wanita yang kusayangi ini, aku rela melakukan apapun..

Sayang..? beneran aku sayang sama Bulan..? kok gampang banget sih perasaan sayang menyelimuti hatiku..? Kak Dana, Rani, Kayla, almarhum Dinda, Lia dan wanita yang aku peluk ini.. semua aku sayangi.. kan bangsat banget kalau gitu.. jiancuukk..

“ngger.. kamu mau jalan kaki kerumah sakit, sambil gendong aku seperti ini..?” tanya Bulan dan aku tidak menjawabnya.. aku terus berjalan dengan tatapan lurus kedepan.. orang – orang yang aku lewati pun melihat kearahku..

“ngger..” panggil Bulan tapi aku tetap diam smbil terus melangkah..

“Angger..” panggil Bulan lagi..

“jangan bersuara ya.. semakin kamu bersuara, beratmu nambah..” ucapku dan keringat mulai bercucuran dikeningku..

Hiuuffttt.. huuuuu..

“jangan gila ngger.. kita naik maxi aja..” ucap Bulan dan aku sudah berjalan agak jauh dari maxi..

“malas balik..” jawabku singkat dan aku tetap melihat kearah kedepan..

“kalau gitu kita naik taksi aja..” ucap Bulan lagi..

“nanggung dah setengah jalan..” jawabku..

“setengah jalan gimana ngger..? masih jauh rumah sakitnya..” ucap Bulan dan nada bicaranya terdengar seperti kasihan kepadaku..

Aku lalu menghentikan langkahku dan menundukkan wajahku, melihat kearah wajah Bulan.. wajahnya yang tadi jutekpun, sekarang terlihat sangat khawatir sekali denganku.. tatapannya berubah menjadi sayang dan penuh dengan cinta..

“berisik..” ucapku sambil menatapnya dengan tajam.. Bulan pun kembali terdiam dan tidak bersuara lagi.. aku lalu melihat kearah depan lagi dan aku melanjutkan langkahku..

Setengah perjalanan sudah aku lalui.. Seluruh tubuhkupun mulai dipenuhi keringat.. dan perlahan tangan kanan Bulan menyentuh keningku, lalu mengusap keringatnya dengan telapak tangannya yang lembut.. aku tau dia pasti menatapku dan dia takut untuk bersuara lagi.. lalu perlahan tangan kanannya merangkul leherku dan tangan kirinya dibawah ketiakku, lalu dia memelukku.. dia memelukku dengan posisi miring dan buah dadanya yang sebelah kiri, menempel erat didadaku..

Cuukkk.. wanita ini sayang banget sama aku cuukkk.. walaupun semarah apapun dia sama aku, dia gak bisa menutupi rasa sayangnya itu cuukkk.. dan aku juga sayang sama dia cuukkkk.. detak jantungnya yang terasa didadaku, mengatakan semuanya cuukkk.. jiancuukkk..

Tapi ngomong – ngomong, tubuh Bulan ini berat juga cuukkk.. kalau tadi sih gak terasa digendonganku, tapi lama – kelamaan terasa juga cuukkk.. bajingaannn.. coba gendongnya dibelakang, mungkin gak terlalu berat seperti ini.. kedua tanganku yang menahan punggung dan belakang lututnya, mulai keram juga.. kedua lututkupun, sampai bergetar menahan beratnya tubuh Bulan.. bangsattt..



“nanti habis dari rumah sakit, minta pijitin sama dara ini aja masbro..” ucap stepen bersuara.. cuukkk ..sempat – sempatnya mahluk ini bersuara.. bajingaannn..

“assuuu.. ngapain kamu ikut bersuara sih pen..? bajingaannn ini..” omelku..

“loh.. emang salah ucapanku..? ini kan namanya simbiosis mutualisme masbro.. hubungan antar dua mahluk yang berlawanan jenis dan saling menguntungkan.. masbro capek gendong, dara ini mijitin.. kan sama – sama untung dan gak ada yang rugi.. gimana sih..?” omel stepen..

“taik kamu itu pen..” ucapku dengan emosinya..

“ayolah masbro.. siapa tau habis mijitin, kita bisa menikmati dara ini.. hehehehe..” rayu stepen..

“kurang ajar.. sempat – sempatnya kamu mikir begitu pen..? bangsaattt..” ucapku..

“santai masbro.. santai.. masbro gak lihat wajah dara ini kah..? wajah – wajah seperti dara ini, biasanya ganas kalau diranjang..”

“asuuu.. bisa diam gak..?”

“nenennya aja empuk gini.. enak tau kalau habis nggendong, terus mentil.. hehehehe..” ucap stepen yang terus merayuku.. (mentil = ngisap putting)

“otakmu itu ngeres aja terus..” omelku..

“mangan getuk, nde ngarep esde.. susune ginuk - ginuk, bokonge gede.. hahai..” (makan getuk didepan sekolah SD.. susunya gemesin, bokongnya besar.. hahai..) ucap stepen yang mulai berpantun..

“jiancuukkk..” makiku..

“ah.. ga asyik kamu masbro.. jadi beneran ini kamu gak mau ngerasain ‘daranya’ dara ini..?”

“engga..” jawabku singkat..

“kalau gitu mentil aja sudah.. kamu kan haus Masbro..” rayu stepen lagi dan memang tenggorokanku terasa sangat kering sekali..

“emohhh..” ucapku.. (emoh = gak mau..)

“hehehe.. kepasar kembang nggowo bedil.. iso nyawang, ra wani mentil..” (hehehe.. kepasar bunga bawa senapan.. bisa lihat, gak berani ngisap putting..) ucap stepen dengan pantunnya yang membangsatkan itu..

“bangsaatt..” makiku..

“Jangan bayem, ra nggawe bumbu.. disawang ayem, ra iso dijak ngentu.. assuuu..” (sayur bayam, gak pake bumbu.. dilihat adem, tapi gak bisa diajak ngentott.. anjiing..) ucap stepen yang terus berpantun..

“diaaaam.. bajingaaann ini..” makiku dengan emosinya..

“hahahahahaha..” stepenpun tertawa dengan kerasnya..




Dan rumah sakitpun sudah tidak jauh dihadapanku.. gilaaa.. akhirnya sampai juga dirumah sakit.. bajingaannn.. keringat membasahi seluruh tubuhku sampai di kedua bijiku cuukkk.. assuuu..

Dan ketika masuk kedalam area rumah sakit, aku langsung menuju ke ruang UGD.. dan seorang perawat yang cantik dan berhijab, menyambutku dengan wajah yang seperti menyelidiki sesuatu.. cuukkk.. kenapa lagi sih perawat ini..? kenapa gak langsung membantuku..? dia gak tau apa kalau aku mau pingsan karena kecapean..? bajingaannn.. kedua lututku ini sudah bergetar cuukkk.. assuuu..

“mas ini kan yang dulu..” ucapnya kepadaku terpotong, lalu melihat kearah wajah Bulan.. Bulan pun tampak kebingungan dengan ucapan perawat ini, sambil melepaskan pelukannya ditubuhku..

Cuukkk.. ini kan perawat yang menyambutku, ketika aku menabrak Dinda dulu.. bajingaannn..

“mba.. bisa tolong langsung ditangani gak.?” Ucapku dengan keringat yang bercucuran..

“kamu nabrak lagi mas..?” ucap perawat itu dan aku hanya menatapnya saja.. assuuu.. pakai nanya lagi.. bajingaannn..

“gilaa.. mas ini luar biasa ya.. nabraknya milih yang cantik – cantik.. hihihii..” ucap perawat itu lalu membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan aku..

Jiancuukkk.. gak lama kuperkosa juga ini perawat.. enak banget dia ngomongnya.. bajingaannn..

“loh.. kok berdiri disitu aja..? katanya mau ditangani..” ucap perawat itu sambil membalikkan tubuhnya dan melihat kearahku..

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan berjalan kearah perawat itu, lalu kami masuk keruang penindakan.. aku lalu meletakkan Bulan dikasur dan setelah itu aku keluar ruang penindakan, menuju keruang administrasi untuk mengurus semua administrasinya..

Setelah semuanya aku urus, aku duduk didepan ruang penindakan.. aku menyandarkan punggung dan kepalaku dikursi ini, dengan kedua kakiku lurus dilantai.. hiufffttt.. huuuuu.. bajingaannn.. akhirnya aku bisa beristirahat cuuukkk.. gilaaa.. capek banget rasanya seluruh tubuhku cuukkk.. assuuu..

Beberapa saat kemudian, seorang dokter masuk keruang penindakan.. aku tetap menunggu didepan ruang penindakan, sambil beristirahat sejenak.. sekitar satu jam kemudian.. dokter itu keluar dari ruang penindakan, dan disusul perawat bersama Bulan yang duduk di kursi roda.. pergelangan kaki kanan Bulan pun, tampak di pasang gips..

“loh kakinya patah mba..?” tanyaku kepada perawat yang mendorong kursi roda itu..

“pergelang kakinya agak bergeser mas, makanya dipasang gips..” ucap perawat itu.. aku lalu menunduk dan melihat kearah wajah Bulan, yang sekarang kembali jutek lagi.. assuu.. assuuu..

“oh gitu ya.. tapi bisa pulang kan..?” ucapku sambil melihat kearah wajah cantik perawat itu..

“bisa.. tapi mas bayar dulu administrasinya, sama sekalian beli dua tongkat kruk..” ucap perawat itu.. (tongkat kruk = tongkat yang menempel diketiak, untuk membantu jalan orang yang cidera..)

“oke..” jawabku.. lalu aku berjalan kearah meja administrasi lagi.. setelah itu aku ke apotik untuk menebus obat dan membeli tongkat kruk..

Dan setelah menyelesaikan semuanya.. aku keluar ruang UGD sambil membawa tongkat kruk, sedangkan kursi roda Bulan didorong perawat itu.. kami lalu menunggu taksi untuk menuju kekosan Bulan, tepat didepan ruang UGD.. lalu setelah taksi itu datang, aku menggendong Bulan dan mendudukannya dikursi belakang.. aku lalu berjalan kearah bagasi belakang taksi, untuk menyimpan tongkat kruk.. lalu tiba – tiba, perawat cantik itu langsung berdiri disampingku dan tersenyum dengan manisnya.. pandanganku kearah Bulan yang duduk dikursi belakang taksi, terhalang pintu bagasi yang terbuka..

“kenapa mba..?” tanyaku..

“enggak.. hihihihi..” ucapnya lalu tertawa pelan sambil membalikkan tubuhnya dan mendorong kursi roda yang diduduki Bulan tadi..

Cuukkk.. aneh banget sih perwat satu ini.. bajingaannn..

“makasih ya..” ucapku dan dia langsung melihat kearahku lagi..

“iya mas..” ucapnya lalu tersenyum lagi..

“oh iya.. kalau dulu mba yang berhijab itu jinak – jinak merpati mas.. (maksud perawat ini Dinda) kalau mba yang ini, seperti macan betina.. tatapannya tajam dan menakutkan sekali..” ucapnya setengah berbisik dan aku langsung mengerutkan kedua alisku..

“tapi dia itu type cewe yang setia dan romanstis loh.. hihihi..” ucap perawat itu lalu tersenyum dan berjalan meninggalkan aku..

Asssuuu.. kenapa sih perawat itu..? gak lama kupacarin juga dia.. bajingaannn.. belum pernah merasakan bisa dari mulut stepen dia itu.. bajingann..



“auuu.. auuuu..” ucap stepen menyahut, dengan suara seperti srigala yang melolong..

“diammm..” ucapku..

“assuuuuu..” maki stepen dan nadanya tetap seperti srigala yang melolong..




Akupun menutup bagasi belakang taksi.. setelah itu aku membuka pintu belakang taksi dan duduk disebelah Bulan..

“jalan pak..” ucapku.. dan pak sopir langsung mengganti persnelingnya ke satu untuk menjalankan mobilnya....

“ntar dulu pak..” ucap Bulan dan pak sopir langsung kelihat kearah spion tengah mobil, sambil menetralkan persnelingnya..

“kenapa ada yang ketinggalan..?” tanyaku sambil menoleh kearah Bulan yang ada disampingku..

“kamu mau kemana..?” tanya bulan dengan nada yang kembali jutek.. dan dia mengatakan itu dengan wajah menatap lurus kedepan, tanpa melihat kearahku..

Assuuu.. assuuu.. kenapa lagi sih wanita satu ini..? kenapa moodnya gampang berubah seperti ini..? bajingaannn.. terus pakai nanya aku mau kemana lagi.. jiancuukkk ga..? pengen rasanya kujawab, aku mau antar dia kehotel, terus ngajak enak – enak.. bangsaaattt…



“auuu.. auuu.. beneran kan bang..?” ucap stepen dengan senangnya..

“bangsatt.. bangsat.. kamu bisa diam gak pen..?” ucapku dengan kesalnya..

“ahh.. tai kucing kamu itu bang..” omel stepen..




“aku mau antar kamu kekosanmu lah..” ucapku dengan santainya, sambil mengalihkan pandanganku kearah depan..

“gak usah.. aku bisa sendiri..” ucap Bulan dengan nada yang semakin jutek..

Cuukkk banget deh jawabannya.. assuuu..

“jalan pak..” ucapku kepada pak sopir.. dan pak sopir pun langsung mengganti persnelingnya kesatu lagi..

“jangan pak..” ucap Bulan dan kembali pak sopir menetralkan persnelingnya..

“jalan pak..” ucapku lagi..

“jangan pak..” ucap Bulan dengan jengkelnya..

“stop sebentar.. kalian ribut aja dulu.. aku mau makan, terus rokokan, terus mandi, terus tidur, terus mendaki gunung mahameru, terus nanti aku balik lagi, kalau kalian sudah menyelesaikan masalah kalian..” ucap pak sopir menggerutu.. dan ketika pak sopir akan membuka pintu mobilnya..

ONYEN.. ONYEN.. ONYEN.. ONYEN.. ONYEN.. ONYEN.. ONYEN.. ONYEN..

Deru ambulan memasuki pelataran rumah sakit, yang putih berkilau.. Didalam ambulan tersebut tergolek tubuh gemuk, bergelimang perhiasan.. nyonya kaya pingsan mendengar kabar, putranya kecelakaan.. (suara music tiba – tiba terdengar dari mobil taksi ini..)

“Mobilnya mau tetap disini, terus ditabrak ambulan belakang pak..?” tanyaku sambil melihat kearah mobil ambulan, yang ada dibelakang kami dan sedang membawa seorang pasien..

Pak sopir pun langsung mengganti persnelingnya kesatu dan menjalankan mobilnya.. wajah Bulan pun terlihat sangat jengkel sekali..

“kemana ini mas..?” tanya pak sopir kepadaku sambil melihat kearah spion tengah..

“kos alexis pak..” ucapku..

“jangan.. kekampus teknik kita aja..” sahut Bulan..

Pak sopir terlihat bingung sambil melihat kearah spion mobil..

“mau ngapain kekampus teknik kita lan..?” tanyaku sambil menoleh kearah Bulan..

“antar kamu ke pondok merah lah..” ucap Bulan dan dia rupanya sudah tau, kalau aku tinggal dipondok merah..

“buat apa..? kan aku antar kamu dulu..” ucapku..

“ga usah.. antar kamu aja dulu..” ucap Bulan dengan suara juteknya..

“antar kamu dulu..” ucapku dengan suara yang sangat lembut sekali.. aku sudah capek berdebat pakai emosi, dengan wanita yang kusayangi ini..

“gak mau.. antar kamu aja dulu..” ucap Bulan dengan emosinya dan tidak melihat kearahku..

“jangan.. kekosanmu aja..” ucapku lagi..

“pondok merah aja..” ucap Bulan lalu menoleh kearahku dengan tatapan tajamnya..

Tiba – tiba mobil taksi ini berhenti..

“mas.. gimana kalau sampean aja yang bawa mobilku.. aku duduk disebelahmu aja.. pusing aku ini..” ucap Pak sopir sambil menoleh kearah belakang dan melihat kearahku..

“sudah pak.. jalankan aja mobilnya kekosan alexis.. dari pada saya yang bawa mobil, terus saya masukkan kejurang.. biar kita bertiga sampai kealam sana..” ucapku dengan dinginnya, sambil membalas tatapan pak sopir..

“assuuu’ig..” gerutu pak sopir lalu melihat kearah depan dan menjalankan mobilnya lagi..

Bulan pun terdiam dan tidak bersuara lagi.. bajingaannn.. kenapa harus nunggu aku marah dulu sih, baru mahluk yang berwujud perempuan disebelahku ini mendengarkan perkataanku.. kurang ajar..

Haripun sudah mulai gelap, ketika mobil taksi ini sampai dikosan alexsis.. kosan pun tampak sepi karena tidak ada tamu yang datang sama sekali..

Aku lalu keluar dari mobil dan membuka pintu mobil taksi disebelah Bulan.. dan ketika aku mau menggendongnya lagi, Bulan langsung menepis kedua tanganku..

“ambilkan aku tongkat kruknya..” ucap Bulan dengan tegasnya tanpa melihat kearah wajahku..

Cuukkk.. akupun langsung menggelengkan kepalaku lalu aku berjalan kearah bagasi belakang taksi.. aku mengeluarkan dua tongkat kruknya, lalu membawakan ke Bulan.. aku berdiri disebelah pintu taksi sambil mencoba membantu Bulan.. dan kembali dia menepis tanganku.. lalu dengan bersusah payah, dia keluar sendiri dari taksi, sambil memegang bagian tengah tongkat kruk yang aku pegang..

Bajingaannn.. kenapa aku disiksa dengan perasaanku ini sih..? apa Bulan sengaja melakukannya kepadaku..? assuuu..

Bulan berdiri dengan kaki kanannya yang menjijit dan wajahnya terlihat menahan sakit, lalu dia memakai tongkat kruk diketiak kanan dan kirinya.. dan ketika dia akan melangkah, aku langsung memegang tangan kanannya..

“segitunya kah, marahmu sama aku lan..?” tanyaku sambil memandang wajah cantiknya dari arah samping..

Bulan lalu menoleh kearahku dan menggerakkan tubuhnya sampai menghadapku.. dia menatap mataku sambil mendekatkan wajahnya kearah wajahku.. lalu dengan tongkat kruk masih diketiaknya, dia merapatkan tubuhnya kearahku dan kedua tangannya langsung memegang kedua pipiku.. lalu..

CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHHH..

Bulan langsung melumat bibirku dengan bibirnya yang seksi itu, dengan sangat lembutnya.. akupun terkejut dengan sikap Bulan ini.. bajingaannn.. tadi marah, terus lembut, terus jutek, terus marah lagi, terus sekarang kenapa lagi dia pakai acara melumat bibirku..? assuuu.. bukannya aku gak suka.. bukan begitu cuukkk.. siapa coba yang gak suka dilumat bibirnya, sama orang yang disayanginya..? tapi ini bukan waktu yang tepat cuukkk.. ini ciuman kemarahan dan kecemburuan, walaupun dia melakukannya dengan sangat lembut.. guendeng ancene og.. akupun hanya diam dan tidak membalas ciuman Bulan ini, dengan kedua tanganku masih menjuntai kebawah..

CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHHH..

Lumatan Bulan semakin dalam, dan dia memasukkan lidahnya didalam mulutku.. lidahnya bermain di gigi atas dan gigi bawahku bergantian.. assuuu.. assuuu..

CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHHH..

Bulan lalu mengeluarkan lidahnya dari dalam mulutku, lalu melumat bibir atasku dan bibir bawahku bergantian.. dan beberapa saat kemudian.. dia menggigit bibir bawahku dengan sangat kuatnya.. bibirku yang baru sembuh dari luka ini pun, langsung berdarah lagi dengan gigitan Bulan itu..

“IHHHHHH..” ucap Bulan dengan geregetannya sambil terus menggigit bibir bawahku..

“UHHHHHHH..” aku menahan sakit yang sangat luar biasa ini.. tapi aku membiarkannya tanpa mendorong tubuh Bulan.. aku membiarkannya, melampiaskan kemarahannya lewat gigitan ini..

MUACHHHHH..

Bulan langsung melepaskan kuluman bibirnya dan darahku menempel dibibir manisnya itu.. Bulan menatapku dengan tatapan kemarahan yang sangat luar biasa..

“aku benci kamu ngger.. AKU BENCI KAMU..!!!” ucapnya dengan emosi yang menggila, suara yang bergetar, dan mata yang berkaca – kaca.. jiancuukkk..

Aku tetap diam sambil membalas tatapan matanya.. lalu dia berjalan kearah kosannya dengan tertatih – tatih.. cuukkkk.. kamu bohong lan.. kamu bohong.. dibalik tatapan kemarahanmu itu, kamu menyimpan rasa sayang yang sangat luar biasa.. kamu mengingkarinya lan.. kamu mengingkarinya.. bangsaattt..

Aku melihat Bulan yang mulai memasuki pagar kosannya dengan mataku yang mulai berkaca – kaca.. bajingaaann.. sakit ini bukan karena luka dibibirku.. sakit ini juga bukan karena darah yang terasa asin dilidahku.. tapi sakit ini, karena rasa sayang diantara kami yang tidak bisa bersatu.. entah karena apa.. karena kebencian..? dendam..? kemarahan..? atau apalah itu namanya.. aku tidak tau.. yang jelas kami tidak bisa bersatu cuukkk.. jiancuukk..

Dan ketika Bulan sudah memasuki pintu kosannya.. dilantai dua kosan ini, tampak dijendela dua kamar yang berhadapan.. dan dimasing – masih jendela kamar itu, berdiri satu orang wanita yang melihat kearahku.. cuukkk.. dikamar yang kanan kosan ini, tampak samar – samar wajah Kak Dana.. dan dikamar yang disebelah kiri, tampak wajah Kaila yang menatap kearahku.. bangsaattt..

Akupun hanya melihat kearah dua kamar itu bergantian.. kedua wanita itu pun langsung menghilang dari jendala kamar dan lampu kamarpun langsung dimatikan.. jiancuukkk..

Aku lalu masuk kedalam taksi lagi dan sekarang aku duduk didepan, disebelah pak sopir..

“mas.. itu tisu..” ucap pak sopir sambil menunjuk kotak tisu tepat ditengah dasbor mobil ini..

“buat apa pak..? aku loh gak nangis..” ucapku sambil melihat kearahnya..

“kamu ga nangis air mata mas.. tapi kamu nangis darah dan itu lewat bibirmu..” ucap pak sopir sambil menunjuk kearah bibirku..

Cuukkkk.. iya ya.. bibirku terluka dan berdarah.. bajingaannn..

Aku lalu mengambil tisu itu dan membersihkan darah yang ada dibibirku.. pak sopirpun langsung menjalankan mobilnya, meninggalkan kosan alexis ini..

Cuukkk.. luka dalam aku cuukkk.. asli luka dalam.. hatiku seperti diiris lalu ditabur jeruk nipis cuukkk.. assuuu.. sakit dan perih sekali rasanya cuukkk.. jiancuukkk..

Dan perihnya luka dalam ini, membuat air mataku memenuhi kedua kelopak mataku dan siap membanjiri kedua pipiku.. tapi aku menahannya sekuat tenagaku.. aku gak boleh nangis.. aku gak boleh nangis cuukkk.. aku harus membangun bendungan dikelopak mataku, sehingga bisa menampung besarnya volume semua air mataku.. assuuu..

Aku laki – laki cuukkk.. air mata itu sangat hina jika harus aku keluarkan, apalagi karena cinta.. cukup aku pendam dan aku tumpahkan didalam luasnya hatiku ini saja.. biarkan didalam hati ini berlimpah air mata, dan biarkan aku pendam kesedihan ini sendiri.. tanpa ada yang mengetahui..

“apalah arti cinta bila tak ada air mata.. cinta tanpa ada air mata, itu hanya kebohongan belaka.. menangislah jika harus menangis.. karena air mata cinta, bisa menyuburkan cinta yang ada didada..” ucap pak sopir, dan tiba – tiba.. tetesan air mataku langsung mengalir dikedua pipiku.. bangsaattt..








#cuukkk.. air mata cinta ini sangat menyiksa cuukk.. sangat menyiksa sekali.. lebih baik darahku yang mengalir, dari pada air mataku yang menetes cuukkk.. luka ditubuh, mudah disembuhkan cuukkk.. tapi luka dihati..? jiancuukkkk…
 
Selamat siang menjelang sore..

Update yang belum tentu memuaskan semua yang baca ya om dan tante..
:Peace:

Selamat menikmati coretan sederhana ini ya..
Terimakasih atas saran dan masukannya..
Dan semoga tidak bosan tetap memberikan saran dan masukannya..
:ampun::ampun::ampun:

Untuk updetan selanjutnya, saya gak bisa janji kapan..
Kehidupan nyata ini, lagi pada jadwalnya..

Semoga semua diberi kesehatan dan semoga bencana ini cepat berlalu..
Salam hormat dan salam persaudaraan
:beer:

#MenujuNewNormal
#TetapJagaJarak
#JanganLupaCuciTangan
#JanganLupaSenamTangan
#JanganLupaTersenyum
 
Bimabet
Semoga kesibukan RL segera tuntas dan punya waktu buat UPDATE... sekali-kali UPDATE langsung 10 PART gitu....aku sanggup kok membacanya.... hehehe.....

Oh iya kisanak, saya menemukan beberapa webaite maupun video di YT menCOPY PASTE cerita ini.. tapi saya harap itu jangan dijadikan sebagai titik jadi malas berkarya.. saya harap kisanak tetap semangat dan jadikan itu semua sebagai penggemar (meskipun bisa dianggap merugikan sih) Tapi saya yakin semakin mereka membagikan cerita ini maka nama kisanak akan semakin naik juga.... dan saya pun tetap support sepenuhnya kepada kisanak... jangan bosan-bosan ya.... banyak orang yang menantikan kiasanak saat ini...
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd