Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M A T A H A R I 2

Status
Please reply by conversation.
BAGIAN 46

SAKIT





Pop Angger




Gerhana Matahari Sandi



Angela Ardana


“ngger.. aku hamil..” ucap Kak Dana yang berdiri dihadapanku dan aku langsung terbengong mendengar ucapannya itu..

Ha..? serius nih..? gak bohong..? apa aku gak salah dengar..? gak lucu ah bercandanya, masa hal seperti ini dibuat candaan sih..? guendeng ancene og..

Aku lalu melihat kearah perut Kak Dana dan terlihat perutnya sudah sedikit membesar.. cukkk.. apa aku gak salah lihat..? kenapa perut Kak Dana agak besar seperti itu..? dan kenapa aku gak sadar selama ini..? bajingaannn..

Tiba – tiba lidahku kaku, tubuhku bergetar dan jantungku berdetak dengan cepat.. lalu perlahan butiran – butiran keringat mulai keluar dari keningku, dan dari seluruh kujur tubuhku.. aku diam terpaku menatap wajah Kak Dana yang menunduk, dan dia sedang mengelus perutnya yang terlihat sedikit membesar itu..

Cuukkk.. beneran ini cuukk.. aku gak salah dengar dan aku gak salah lihat cuukkk.. terus aku harus bagaimana..? apa aku menikahi Kak Dana sekarang juga..? tapi bagaimana dengan kuliahku..? bagaimana dengan cita – cita yang aku impikan selama ini..? terus bagaimana aku bicara dengan Ayah dan Bunda..? bagaimana juga aku bicara dengan keluarganya Kak Dana dan juga keluarga besarnya..? terus bagaimana juga dengan keluarga besarku..? aarggghhhh..

Assuu.. kok aku banyak mikir begini sih..? ada apa sama pikiranku ini..? masa aku sudah berani berbuat dan sekarang aku tidak langsung bertanggung jawab..? ****** banget sih, masa mau enaknya aja..? asuuu.. asuuu..

Tapi aku harus mulai dari mana untuk mempertanggung jawabkan semua ini..? apa aku akan cuti kuliah atau malah berhenti selamanya..? gak mungkin kan aku menikah, tapi aku terus kuliah.. siapa yang akan merawat Kak Dana nanti..? siapa juga yang akan merawat anakku kelak..? dan siapa yang akan menafkahi keluargaku kalau aku gak bekerja..?

Tapi akukan gak punya pengalaman tentang semua ini..? tapi aku kerja apa..? tapi bagaimana aku mengurus semuanya..? tapi bagaimana ini..? tapi bagaimana itu..? tapi.. tapi.. tapi..

BANGSATTT.. banyak banget sih tapinya..? kok aku seperti banyak sekali pertimbangannya..? ini urgent banget dan aku harus membuat keputusan secepatnya.. aku sudah berani tidur dengan Kak Dana dan kami berdua sudah melakukan hal itu, kok sekarang malah banyak mikir begini sih..? gak bertanggung jawab sekali aku jadi laki – laki..

Baiklah.. aku akan bertanggung jawab sekarang juga dan aku akan menikahinya, apapun resikonya.. pantang bagi keturunan Jati untuk lari dari segala masalah yang datang.. bajingannn..

“k.. k.. kok.. kok.. bisa Kak..?” tanyaku terbata..

Ha..? pertanyaan macam apa ini ngger..? gak salah nih pertanyaanku..? ini bukan seperti apa yang ada dipikiranku.. aku kan mau bertanggung jawab dengan semua ini, tapi kenapa aku harus bertanya dengan pertanyaan yang bodoh seperti ini..? kenapa yang ada dipikiranku, tidak bisa keluar dari mulutku..? kenapa..? bangsaatt..

“kok bisa..? gak salah nih pertanyaanmu..? kita sudah melakukannya dua kali dan kamu membuangnya didalam ngger.. kamu lupa atau pura – pura gila..?” ucap Kak Dana sambil mengangkat wajahnya dan menatap mataku..

Kata – kata Kak Dana mulai keras dan mulai terdengar emosi..

“sadar ngger.. sadar.. kamu kira aku hamil ini karena aku bisa membelah diri gitu..? kamu kira aku hewan atau tumbuh – tumbuhan..?” ucap Kak Dana lagi dengan tegasnya..

Cuukkk.. kok jadi seperti ini sih..? aku pasti bertanggung jawab, tapi kenapa mulut ini terlalu berat untuk mengucapkannya ya..? assuuu..

“bu.. bu.. bukan seperti itu maksudku kak..” ucapku terbata..

“jadi maksudmu bagaimana..? kamu gak mau bertanggung jawab gitu..?” ucap Kak Dana sambil melotot dan sekarang tangannya sudah turun dari perutnya..

“kamu jangan mau enaknya aja dong.. gimana sih kamu ini..?” ucap Kak Dana dan matanya mulai berkaca – kaca..

“te.. te.. tenang kak.. tenang..” ucapku mencoba menenangkan Kak Dana yang sangat emosi itu..

“tenang apanya..? enak kamu jadi laki – laki, karena bukan kamu yang hamil.. coba kalau kamu jadi aku, apa kamu bisa tenang..? perut ini makin lama akan semakin membesar ngger.. dan kamu taukan artinya seperti apa..? semua orang akan melihat dan akan mengetahuinya.. hikss.. hikss..” ucap Kak Dana lalu menunduk dan mulai menangis dengan sangat lirihnya..

“i.. iya kak..” ucapku yang terus terbata..

“IYA APANYA..?” bentak Kak Dana sambil mengangkat wajahnya lagi dan menatapku dengan deraian air mata.. dibalik deraian air matanya, tatapannya begitu tajam kearah mataku dan aku langsung terdiam.. bibirku terkunci dan aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun sekarang ini..

“KENAPA KAMU DIAM..? KENAPA..? KAMU BENARAN GAK MAU BERTANGGUNG JAWAB..?” ucap Kak Dana, dengan amarahnya yang sangat tampak terlihat diwajahnya..

“kalau kamu gak mau bertanggung jawab, kamu akan melihat mayatku sekarang juga..” ucap Kak Dana lalu mengambil sebilah pisau dari balik punggungnya dan diarahkan keleher mulusnya itu..

“ja.. jangan Kak..” ucapku..

Aku langsung mengangkat kedua tanganku, untuk menahan tangan Kak Dana supaya tidak berbuat nekat.. tapi aku tidak sanggup melakukannya.. kedua tanganku dan seluruh tubuhku sangat kaku, serta sulit untuk digerakkan..

Ada apa ini..? ada dengan seluruh tubuhku..? kenapa aku tidak mempunyai kekuatan sama sekali..? bangsaattt..

“kamu akan melihat mayatku sekarang juga dan aku akan mati bersama anakmu yang aku kandung ini ngger..” ucap Kak Dana sambil menempelkan mata pisau yang sangat tajam itu kekulit lehernya..

“jangan gila kak.. jangan gila..” ucapku dengan emosi yang mulai naik kekepala, sambil aku mencoba menggerakkan tubuhku yang sangat kaku ini..

Perlahan otakku mulai seperti diremas dengan kuat, lalu menguat lagi dan semakin menguat..

“kamu yang gila ngger.. kamu yang gila..” ucap Kak Dana dengan linangan air mata dan sesekali memejamkan mata..

“dari pada aku menanggung malu dengan semua ini, lebih baik aku mati.. lebih baik aku mati..” ucap Kak Dana sambil menggelengkan kepalanya pelan..

Emosiku pun langsung terbakar dan memuncak mendengar ucapan Kak Dana ini.. emosi ini pun disertai dengan sakit yang mulai menghantam kepalaku..

“KAK DANA….” Teriakku dan Kak Dana hanya menatapku..

Entah aku berteriak karena mendengar ucapan Kak Dana barusan, atau karena beratnya masalah yang ada dihadapanku saat ini.. tapi yang jelas, sakit kepalaku pun semakin terasa dan sangat menyiksaku sekarang ini..

Bangsaattt.. kenapa sakit kepalaku mulai datang lagi dan kenapa harus sekarang hadirnya.. jiancuukkk..

“AAARRGGGHHHHH..” aku berteriak sambil mencoba menggerakkan seluruh tubuhku..

“hei laki – laki pengecut.. kenapa teriak..?” ucap Lia yang tiba – tiba datang lalu berdiri disebelah Kak Dana..



Anggelia Putri Aldo


“Li.. Lia..” ucapku sambil melihat kearah wajah Lia yang menatapku dengan tatapan yang penuh kebencian..

Kak Dana pun tampak terkejut dan dia melihat kearah wajah adek sepupunya itu, dengan pisau masih menempel dilehernya..

Ada apa lagi ini..? kenapa Lia harus datang disaat seperti ini..?

“kamu memang laki – laki bajingan ngger.. aku gak nyangka kalau kamu sampai berbuat seperti ini terhadap kakakku” ucap Lia dengan dinginnya sambil menatapku dan tidak melihat kearah Kak Dana..

“A.. Angel..” ucap Kak Dana sambil melihat kearah wajah Lia dan butiran air matanya terus menetes..

“Kak.. jangan akhiri hidup kakak hanya karena laki – laki seperti dia kak.. jangan..” ucap Lia sambil melihat kearah Kak Dana dan kepalanya menggeleng pelan..

“ma.. ma.. mafin aku ngel.. maafin.. hikss.. hikss….” Ucap Kak Dana sambil menurunkan pisau yang ada dilehernya dan tangisnya terdengar kencang..

Kak Dana menangis lalu menunduk, dan Lia langsung memeluk tubuh Kak Dana dengan sangat erat..

“gak ada yang perlu dimaafkan Kak.. gak ada.. hikss.. hikss..” ucap Lia yang akhirnya ikut menangis juga..

Bajingaaannn.. dua orang yang aku sayangi, saling berpelukan dan saling menguatkan.. mereka berdua pasti berada pada posisi serba salah.. Lia pasti menginginkan Kak Dana untuk bersamaku dan mengubur cintanya kepadaku, sedangkan Kak Dana pasti merasa malu karena merebut cinta pertama adik sepupunya itu..

Bangsat.. kalau seperti ini, lebih baik aku aja yang mati sekarang juga.. karena aku tidak sanggup melihat salah satu diantara mereka sakit, apalagi kalau sampai aku harus memilih salah satu diantara mereka berdua.. bajingaann.. tapi kalau aku mati, bagaimana dengan bayiku yang ada diperut Kak Dana..? bagaimana..? jadi aku milih Kak Dana dan membiarkan Lia sakit dihadapanku..? atau sebaliknya..? memilih Lia dan membiarkan Kak Dana mati bunuh diri..? jiaancuukkk..

“mungkin terdengar bodoh sekali, kalau aku mengikhlaskan dia untukmu Kak.. tapi itulah yang harus terjadi dan pasti terjadi.. dan itu tidak akan terjadi, kalau aku masih ada disini..” ucap Lia sambil melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Kak Dana..

“ma.. mak.. maksudmu ngel..?” tanya Kak Dana sambil memiringkan kepalanya sedikit..

Lia langsung tersenyum tapi sangat dipaksakan sekali.. kedua tangannya yang ada dipundak Kak Dana, perlahan turun, lalu turun dan turun lagi.. dan ketika tangan Lia sampai dipergelangan tangan kanan Kak Dana, Lia langsung merebut pisau itu dengan sangat cepat..

“Angel..” ucap Kak Dana yang kaget..

Hiuuffttt.. baguslah.. semoga Lia cepat menyerahkan pisau itu kepadaku dan aku akan membuangnya jauh – jauh..

“ya’.. mana pisaunya..” ucapku dan emosiku pun perlahan mulai mereda, tapi tidak dengan sakitnya dikepalaku.. otakku masih terasa seperti dicengkram dengan kuatnya dan tubuhku masih terasa kaku sekali..

“untuk apa ngger..? biarlah pisau ini ada padaku dan pisau ini yang akan membukakan pintu kebahagiaan untukmu..” ucap Lia dengan suara yang bergetar dan tatapannya berubah menjadi sayu..

“maksudmu apa ya’..?” tanyaku dengan mata yang melotot.

“ngell.. kamu mau apa de..?” ucap Kak Dana..

“kebahagiaan itu bukan hanya tentang mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, tapi juga tentang mengikhlaskan apa yang kita inginkan.. apalagi demi kebahagiaan orang – orang yang kita sayangi..” ucap Lia dengan mata yang berkaca – kaca, lalu diakhiri dengan senyuman dan..

JREBBBB..

Lia menusukan pisau yang direbutnya dari tangan Kak Dana tadi, tepat didadanya sendiri sebelah kiri.. matanya langsung melotot dan cairan darah segar keluar dari dadanya serta dari mulutnya..

“LIAAAAAA..” teriakku..

“ANGGEEEELLL..” ucap Kak Dana yang histeris..

Tubuh Lia lalu roboh kebelakang dengan senyum yang tiba – tiba hadir dibibir manisnya itu dan dia seperti mengucapkan sebuah kata ‘selamat tinggal sayang..’

BANGSAATT..



“LIAAAAAA..” aku berteriak lalu aku duduk sambil menjambak rambutku, karena sakitnya kepalaku..

“MAS.. MAS.. MAS..” suara Dede terdengar ditelingaku dan seperti sedang merangkul pundakku..

“ARGGHHHHHHH..” aku berteriak sekencang – kencangnya, sambil mendorong tubuh Dede, lalu aku menjambak rambutku dengan sekuat tenagaku.. dan..

Jeduukkkk..

Buhhgggg…

Gelap…



Pop Gagah



Gagah Irawan Sandi


“Mas..” panggilku ke Mas Angger yang ditidur dikasurnya dan aku juga tidur dikasurku.. kami yang sekamar ini, tidur dengan kasur yang berbeda..

“kenapa De..?” ucap Mas Angger sambil melihat kearahku..

“beberapa bulan lagi, Banyu dan Bening lulus sekolah terus menyusul kita dikota ini..” ucapku sambil melihat kearah jam dinding..

Jam sebelas malam dan tumben malam ini, kami semua tidak berpesta seperti biasa.. semua penghuni kosan pondok merah ini, seperti dihipnotis dan masuk kedalam kamar masing – masing mulai jam sepuluh tadi..

“emang kenapa..?” tanya Mas Angger sambil melihat langit – langit kamar ini..

“kondisinya kan lagi panas seperti ini Mas, apa gak lebih baik adek – adek kuliah di pulau seberang aja..” ucapku dan terus terang aku mengkhawatirkan kondisi kedua Adekku, kalau sampai mereka kuliah dikota ini..

Bukan karena apasih sih, kondisi dikota ini lagi panas – panasnya.. aku dan Mas Angger sedang dalam incaran para musuh kami yang tidak kami ketahui gerakannya.. aku khawatir bila Bening sampai dikota ini dan dia dijadikan incaran juga, apa gak tambah gila lagi nantinya..?

“ya kalau kamu bisa meyakinkan Banyu dan Bening, silahkan aja..” jawab Mas Angger dengan santainya..

“itu dia masalahnya Mas.. mereka berdua itu keras kepala, pasti omonganku gak didengar..” ucapku..

“sama..” jawab Mas Angger singkat..

Astagaa.. kok enteng banget ya jawabannya Mas Angger ini.. emang Mas Angger ga memikirkan apa yang aku pikirkan juga..? resikonya berat banget loh.. gilaa..

“terus..?” tanyaku..

“ya udah biarkan saja mereka kuliah dikota ini, tapi kita harus mengawasi mereka berdua dengan sangat ketat..” ucap Mas Angger..

“itu dia masalahnya Mas.. gak mungkin kan kita mengawasi terus menerus.. musuh kita ini belum terpantau gerakannya loh..” ucapku..

“suruh aja Banyu dan Bening dikosan aja, kalau gak ada kegiatan dikampus..” jawab Mas Angger dan lagi – lagi dengan entengnya..

“itu dia masalahnya mas.. mana betah Banyu dan Bening kalau dikosan aja..” ucapku dan Mas Angger langsung melihat kearahku..

“gidupmu kok penuh masalah sih de..?” tanya Mas Angger dan wajahnya terlihat sedikit memucat..

Ha..? hidupku penuh masalah..? aarrgghhh.. kok enak banget sih ngomongnya.. bukan hidupku aja kali, tapi hidup seluruh keluarga kita Mas.. Maspun penuh masalah.. ngaca Mas.. ngaca.. Kok bisa sesantai ini Mas menghadapi semua masalah ini..? gilaaa..

Tapi entar dulu.. memang nada omongan Mas Angger terdengar santai dan cuek, tapi tidak dengan wajah Mas Angger..? wajah Mas Angger itu pucat dan seperti sedang memikirkan sesuatu.. ada apa ya..? kenapa Mas Angger gak mau berbagi denganku, tentang apa yang ada dipikirannya..? coba deh berbagi sedikit sama aku, mungkin aku bisa bantu.. tapi gak mungkinkanlah Mas Angger mau ngomong.. masalah Banyu dan Bening aja, Mas Angger sebenarnya mikir.. tapi Mas Angger gak mau jujur sama aku.. dan aku yakin, pasti yang ada dipikiran Mas itu banyak sekali..

Arrgghhh.. susah banget sih ngomong sama Mas Angger ini..

“bukan begitu sih Mas.. apa salahnya kalau kita memikirkan ini dan mempersiapkan segala sesuatu kemungkinan yang akan terjadi..” ucapku sambil melihat kearah Mas Angger..

“untuk sementara biarkan saja seperti ini de.. percayalah, semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Aku, kamu, kedua adek kita dan semua yang ada dilingkaran kita, pasti akan menemukan jalan masing – masing.. tidak usah banyak menerka, karena inilah kehidupan.. kita biarkan dulu ini mengalir dan musuh – musuh kita memainkan permainannya.. aku yakin dalam waktu dekat, kita dapat menemukan mereka dan menyelesaikan ini semua..” ucap Mas Angger yang membuatku mengerutkan kedua alisku..

Apa Mas Angger sudah putus asa dan akhirnya pasrah dengan keadaan ini..? atau Mas Angger terlalu banyak pikiran, jadi gak bisa berdiskusi denganku..? ahhh iya.. pasti Mas Angger banyak pikiran.. wajahnya kelihatan banget kalau sedang memendam sesuatu.. entah apa itu.. gilaa..

“tapi bukan berarti kita diam dan mengikuti permainan mereka terus kan Mas..? bagaimanapun juga, kita harus menyusun rencana..” ucapku sambil melihat langit – langit kamarku..

“hem..” jawab Mas Angger singkat..

“kalau bisa kita menemukan mereka, sebelum permainan mereka terlalu jauh Mas..” ucapku..

“hem..” jawab Mas Angger.

“jadi setelah Banyu dan Bening dikota ini, mereka bisa berkuliah dengan tenang..” ucapku..

“hem..” sahut Mas Angger..

“oh iya mas.. aku heran dengan Mas Panji dan semua penghuni kosan pondok merah ini.. katanya mereka kumpulan bajingan dikampus teknik kita dan mereka mempunyai jaringan ke dunia hitam dikota ini, masa mereka tidak ada satupun yang mendapatkan petunjuk tentang anggota BD..? terus katanya keluarga besar Jati, ditakuti dan disegani oleh seluruh bajingan dipropinsi ini.. masa juga tidak ada informasi sedikitpun tentang musuh – musuh kita..” ucapku dan tidak ada jawaban dari Mas Angger..

“belum lagi dengan Om Satria yang katanya intelejen handal dinegeri ini.. beneran mereka semua gak ada informasi sedikitpun..? atau mereka semua tau, tapi sengaja menutupi itu semua dari kita..? untuk apa mereka semua menutupi..? apa mereka takut kita bergerak sendiri..? aahhh gila..” ucapku dan lagi – lagi Mas Angger tidak menyahut..

“Mas..” panggilku ke Mas Angger, tapi aku tetap melihat langit – langit kamar..

“Mas..” panggilku sekali lagi..

“Mas..” panggilku sambil menoleh kearah Mas Angger dikasur sebelah..

Terlihat Mas Angger tertidur pulas, dengan dengkuran halus yang mulai terdengar..

Bajingaannn.. jadi aku ngomong sendiri dari tadi..? kurang ajar.. mulutku sampai berbusa berbicara panjang kali lebar, malah ditinggal tidur.. untung Mas Angger ini Mas kesayanganku.. kalau engga, sudah kuseret kekamar mandi terus kusiram air.. gila.. gilaa..

Kelihatannya aku harus bergerak sendiri untuk mencari informasi.. aku gak mau membebani pikiran Mas Angger dengan masalah ini.. lagian aku sudah bosan menunggu kabar dari Mas Panji, penghuni pondok merah dan keluarga besarku, yang tidak ada kejelasan.. tapi aku harus mulai dari mana ya..? aku kan gak terlalu mengenal seluk – beluk kota pendidikan ini..? sahabat – sahabatku dikampuspun, kebanyakan orang luar kota.. anjing.. anjing..

Hiuffttt.. huu..

Aku lalu mengambil Hpku dan membuka salah satu media sosialku, untuk menenangkan pikiranku yang kacau ini sejenak.. dan ketika aku membuka media sosialku itu, foto profil Mita langsung terpampang dengan jelas..




Mita Aurela Queensha

Bajingaannn.. kenapa harus wajahnya Mita yang tampil duluan sih..? dari ribuan temanku yang ada didunia maya ini, kenapa bukan yang lain tampil paling atas..? kenapa harus Mita..? memang sih kami berdua sudah mengakhiri hubungan kami., tapi kami sama – sama tidak memutuskan pertemanan dimedia social.. dan inilah hasilnya, setiap aku membuka media socialku, pasti selalu terlihat wajah Mita.. bajingaann..

Dan bodohnya aku, bukannya aku menscroll kebawah layar Hpku dan menghindari wajah Mita.. tapi aku justru mengklik profil Mita dan membaca status – statusnya.. kan bangsat kalau begitu.. kenapa juga aku mau tau tentang Mita..? aku kan sudah terlalu sakit dengannya, jadi buat apa aku tau tentang aktifitasnya..? apa karena aku masih mencintainya..? cinta yang seperti apa..? anjing.. anjing..

“hanya Sang Pencipta yang mengetahui sulitnya bersabar, tanpa harus berbicara lebar..” status Mita yang tertulis diberandanya..

Wooo.. wooo.. wooo.. mulai bawa – bawa Sang Pencipta dia.. kalau kamu punya masalah, jangan berbicara diberandamu.. tapi berdoalah dengan mendekatkan hatimu kepada Sang Pencipta, bukannya mendekatkan jari – jarimu dilayar HPmu atau keyboard komputermu.. asal kamu tau, kalau kamu melepaskan semua keluh kesahmu dimedia socialmu, maka akan datang para iblis dengan rayuan mautnya.. mereka mengomentari statusmu dengan kata – kata yang bijak dan mengambil kesempatan yang bisa membuat sempit resleting celananya.. bangsaatt..

“masa lalu tidak akan bisa dirubah.. ambil saja hikmahnya atas apa yang telah terjadi, lalu besok melangkah lagi dan semoga akan bisa membaik..? tapi apa bisa..? semuanya sudah terlalu dalam.. cintanya, sakitnya, rindunya, kecewanya dan segalanya tentang dia.. jadi..? entahlah.. aku mungkin hanya bisa menikmati semua ini, entah sampai kapan..” status Mita yang lain dan langsung membuat kedua alisku mengkerut..

Anjing.. kok jadi seperti Mita yang teraniaya ya..? bukannya dia yang membohongi aku dan berselingkuh dibelakangku..? kok jadi dia yang paling menderita sih..? harusnya kan aku..? tapi iya kalau status ini buat aku..? kalau ini buat Purnama gimana..? bajingannn.. kok ge er banget sih aku..?

“belajarlah dari kehilangan, karena yang berjanji sayang justru memberikan sakit yang terdalam..”

Wooo.. wooo.. wooo.. hey mahluk yang tidak pernah merasa bersalah dan tidak merasa berdosa, dalam banget statusmu.. yang memberikan sakit itu siapa..? aku atau kamu..? kok bisa – bisanya kamu menulis seperti ini..? arrgghhhh…

“menjadi orang yang kuat, itu membutuhkan waktu dan proses yang sangat berat.. perlu disakiti, perlu air mata dan perlu apa yang namanya kecewa..”

Kimaknyaa.. ngeri kali bahasanya.. iya sudah.. cuman kamu yang paling sakit, cuman kamu yang mengeluarkan air mata dan cuman kamu yang kecewa.. pokoknya kamu yang paling benar dan aku yang paling salah.. bajingannn..

“kamu takut sendiri Mit..? kenapa..? toh nantinya juga kamu akan sendiri, ketika waktu itu akan tiba.. jadi anggap saja ini ujian Mit, ujian kesendirian yang akan dan pasti terjadi disuatu saat nanti..”

Wooo.. wooo.. wooo.. gilaaaa.. sepertinya memang dia yang paling menderita didunia ini dan aku yang paling bahagia, atas kejadian tentang berakhirnya hubungan kami.. intinya aku yang salah dan aku yang menyebabkan semuanya berakhir.. anjingg..

“hei kamu.. iya kamu.. kamu yang lari dari hatiku.. tidak usah berlari kalau kau ingin pergi dari aku, cukup berjalan saja.. karena hidup ini adalah perjalanan, bukan pelarian..”

Kurang ajar.. apasih maksudnya ini..? Mita lagi sedih banget kelihatannya.. tapi inikan semua karena dia sendiri, dia yang tidak bisa menjaga hatinya untukku.. jadi buat apa dia bersedih dengan semua ini..

Emang dia aja yang sedih..? jujur aku juga sedih tau.. tapi apa aku harus membuat status lebay seperti yang dia tuliskan itu..? bangsaatt.. emang aku laki – laki apaan..? aku memang sedih, tapi biarlah sedih ini aku nikmati sendiri tanpa ada yang mengetahui.. untuk apa aku mengumbar kesedihan..? itu malah membuat iblis – iblis tertawa dengan riangnya, lalu menghantui pikiran kita dengan wujud orang yang kita sayangi.. jadi untuk apa diumbar..? untuk menyamakan orang yang pernah kita sayangi dengan iblis gitu..? bajingaannn..

Hiuufftttt.. huuuu..

Begitu banyak status Mita yang membuat hatiku seperti diiris.. tapi bukannya aku menutup berandanya, aku malah menscroll kebawah lagi.. dan bodohnya aku, kenapa juga aku justru mengumpat dalam hati dan tidak menjawab langsung disetiap statusnya..? bajingaannn..

Dan pandanganku akhirnya terhenti pada sebuah foto yang diupload Mita.. foto itu menampilkan Mita duduk berhadapan dengan seorang laki – laki yang pernah aku temui dikampus teknik kita, pada waktu malam penutupan orientasi angkatanku.. bukan karena aku cemburu dengan foto itu, tapi karena caption dibawahnya yang membuat mataku langsung melotot..

“belajar mengelola bisnis, dengan Mas Aldi pemilik Hegor Tatto..”

BANGSATTT.. pemilik Hegor tattoo..? bajingaannn.. dia ini kan yang sempet dibicarakan diruang tengah pondok merah waktu itu..? dia ini salah satu anggota BD yang sedang kami cari selama ini.. anjingg..

Kenapa bisa Mita kenal sama sibangsat ini..? gilaaa.. aku harus menghubungi Mita sekarang juga.. Mita gak boleh dekat sama sibangsat ini, kalau enggak Mita akan berada dalam bahaya.. gila aja kalau sampai terjadi apa – apa sama Mita dan aku mengetahuinya.. anjing.. walau bagaimanapun juga, Mita itu pernah menjadi kekasihku dan dia itu pernah menjadi orang yang paling aku sayangi.. kalau boleh jujur, sampai saat ini sih.. bajingaann..

Selain itu juga, aku ingin mengetahui dimana sibangsat Aldi itu berada.. kalau aku bisa menemukannya, secara tidak langsung pasti akan membukakan jalanku untuk menemukan sisa anggota BD yang lain..

Hiuuffttt.. huuuuu..

Aku lalu menutup media sosialku dan mencari kontak Mita.. aku menepikan semua pikiranku tentang Mita selama ini.. aku ingin Mita menghindari sibangsat itu dan aku ingin informasi tentang Aldi sejelas – jelasnya..

Dan ketika aku sudah menemukan nomor telpon Mita, aku pun langsung menelponnya..

TUT.. TUT.. TUT..

Bunyi nada sambung Hpku, dibarengi dengan detak jantungku yang begitu cepat.. entah perasaan apa yang ada dihatiku..? kangen, marah, cinta, benci, dan khawatir, menyatu dikepalaku dan dibungkus dengan rindu yang memenuhi kalbu.. assuuu..

TUT.. TUT.. TUT..

Dan telponnya belum diangkat Mita.. gilaaa.. apa Mita marah sama aku dan dia tidak mau mengangkat telponku..?

TUT.. TUT.. TUT..

“ha.. ha.. halo Gah..” terdengar suara Mita yang terbata..

Akhirnya.. diangkat juga telponku..

Hiuuffttt.. huuuuu..

Walaupun suaranya terbata, tapi suaranya masih terdengar lembut dan langsung merobohkan kekauan hatiku kepadanya selama ini.. bangsaattt..

Aku pun sampai diam beberapa saat, untuk menenangkan hatiku yang berkecamuk ini.. gilaaa.. kenapa aku seperti ini ya..? apa karena aku habis membaca status Mita tadi atau aku memang rindu dengan dia..? aargghhhhh..

“gah..” ucap Mita dengan suara yang bergetar..

“eh.. iya Mit..” ucapku pelan..

“KAK DANA….” Teriak Mas Angger dikasur sebelah..

Aku yang terkejut mendengar teriakan Mas Angger, langsung meletakkan Hpku dan melihat kearah Mas Angger..

Terlihat Mas Angger menggerakkan wajahnya kekanan dan kekiri, dengan mata yang masih terpejam.. wajahnya terlihat makin memucat dan Mas Angger seperti sedang bermimpi yang sangat buruk sekali..

“AAARRGGGHHHHH..” teriak Mas Angger dan tubuhnya terlihat mengejang..

Bangsattt.. ada apa ini..? mimpi apa Mas Angger, kok sampai dia berteriak seperti ini dan kenapa wajahnya memucat seperti itu..?

Aku pun langsung mendatangi Mas Angger dan bersimpuh disebelahnya.. selain memucat, wajah Mas Angger terlihat sangat ketakutan sekali.. keringat pun mengalir dengan deras dari kening dan seluruh tubuh Mas Angger..

“Li.. Lia..” gumam Mas Angger dan sekarang menyebut nama Kak Lia..

Ha..? tadi menyebut nama Kak Dana, sekarang menyebut nama Kak Lia..? mimpi apasih Mas Angger ini..?

“ya’.. mana pisaunya..” gumam Mas Angger dengan mata yang tetap terpejam..

“maksudmu apa ya’..?” gumam Mas Angger lagi dan wajahnya yang tadinya memucat, sekarang berubah menjadi merah dan sangat emosi sekali.. tubuhnya bergetar dan kedua tangannya terkepal dengan kuatnya..

“LIAAAAAA..” teriak Mas Angger dan belum juga bangun dari tidurnya..

Wooo.. wooo.. wooo.. ada apa ini..? kok aku jadi merinding seperti ini melihat Mas Angger berteriak..

“LIAAAAAA..” teriak Mas Angger dan langsung tertuduk, sambil menjambak rambutnya..

Kepala Mas Angger menunduk dan seperti menahan sakit yang sangat luar biasa.. ada dengan Mas Angger ini..? apa hanya bermimpi buruk atau penyakit Mas Angger kambuh lagi..?

Apa ini karena tadi aku mengajaknya berdiskusi dan dia sedang banyak pikiran..? bajingaannn..

Melihat Mas Angger yang kesakitan dan menjambak rambutnya sendiri, ketakutanpun langsung menghantuiku..

“MAS.. MAS.. MAS..” ucapku yang panic sambil merangkul pundak Mas Angger..

“ARGGHHHHHHH..” Mas Angger berteriak sekencang – kencangnya, sambil mendorong tubuhku, lalu menjambak rambutnya lagi.. dan..

Jeduukkkk..

Buhhgggg…

Mas Angger terlentang dan pingsan..

“MAS ANGGER..” teriakku sambil mendekati Mas Angger lalu menepuk pipinya..

Wajahnya terlihat memerah dan kulitnya terasa sangat panas sekali..

“MAS.. MAS.. MAS..” ucapku dan..

Plak.. plak.. plak..

Aku menampar pipi Mas Angger pelan, lalu tiba – tiba matanya terbuka dan terlihat bola matanya sebagian memutih.. bagian matanya yang hitam, tampak melirik keatas dan sedikit saja terlihat.. urat – uratnya tampak keluar diwajah Mas Angger yang memerah itu.. bajingaannn..

“ada apa de..?” ucap Bang Badai yang membuka pintu kamarku dan wajah Bang Badai terlihat sangat panic sekali..




Badai Ihsan Narendra


“penyakitnya Mas Angger kambuh Bang..” ucapku dengan paniknya dan Bang Badai langsung berlari masuk kedalam kamarku..

Tubuhku melemas dan aku seperti tidak bertenaga sama sekali..

“anjing.. kita bawa kerumah sakit sekarang..” ucap Bang Badai dan dia langsung jongkok disebelah kiri Mas Angger..

“kenapa Angger itu..” ucap Mas Panji yang berdiri didepan pintu dan wajahnya juga terlihat panic..

“de..” ucap Mas Karel dan aku cuman terbengong..

“HUPPP..” Bang Badai pun langsung berdiri, sambil membopong Mas Angger dengan kedua tangannya..

“gak tau mas.. kita harus kerumah sakit sekarang..” ucap Bang Badai..

“anjing.. mobilku lagi mogok..” ucap Mas Agam menyahut..

“naik maxi aja de..” ucap Bang Badai sambil melihat kearahku yang masih bersimpuh diatas tempat tidur..

Terus terang aku bingung dan takut melihat kondisi Mas Angger, sampai tubuhku melemas seperti ini.. aku juga terkejut melihat Bang Badai yang langsung cepat tanggap dengan kondisi Mas Angger yang tidak sadarkan diri itu..

“CEPAT DE..” bentak Bang Badai dan aku pun langsung tersadar..

“i.. iya Bang..” ucapku sambil berdiri dan aku mengambil kunci maxi..

Bang Badai langsung membopong Mas Angger keluar kosan dan aku langsung menuntun maxi keluar kosan, diikuti semua penghuni kosan yang mengeluarkan kendaraan mereka..

Bang Badai langsung mendudukan Mas Angger ditengah, lalu Bang Badai duduk dibelakang.. kami bergoncengan bertiga dan aku langsung menyalakan maxi, lalu keluar gang kosan..

BRUMMMM..

Aku menarik gas maxi dengan kencang.. dan ketika sampai diluar gang..

CIITTTTTT..

BRUAKKK..

Maxi menghantam mobil yang berjalan pelan dari arah kanan kami.. aku dan Bang Badaipun langsung menahan mexi dengan kaki kiri, sambil menyeimbangkan tubuh Mas Angger supaya tidak terjatuh.. untung aku sempat mengerem, kalau enggak bisa parah kami bertiga..

“ANJINGGGG..” makiku dan Bang Badai kepada pengemudi mobil itu..

“BANGSAATTTT..” maki teman – teman dibelakang kami yang menggunakan sepeda motor..

“HEYYY..” teriak pengemudi mobil itu yang langsung keluar dari mobilnya..

Pengemudi yang seorang wanita setengah baya itu, berdiri sambil menunjuk kearah kami semua..

Bajingaannn.. untung wanita yang berdiri didepan kami ini.. coba laki – laki, mungkin sudah babak belur wajahnya..

“MINGGIRKAN MOBILNYA.. KAMI HARUS KERUMAH SAKIT..” bentakku kepada wanita itu, dan dia langsung melihat kearah Mas Angger yang bersandar dipunggungku dan tidak sadarkan diri..

Wanita itu pun langsung berjalan kearah mobil bagian sebelah kiri, dan membuka pintu bagian tengahnya..

“masukkan temanmu itu kedalam mobilku..” ucap wanita itu kepada kami..

“CEPATTT..” bentak wanita itu, sebelum aku dan Bang Badai menjawab ucapannya tadi..

Bang Badaipun langsung turun dan dibantu Mas Karel, membopong Mas Angger masuk kedalam mobil wanita itu..

“tinggalin aja maxinya de..” ucap Mas Kenzie kepadaku..

“kamu naik didepan..” ucap wanita itu menunjuk kearahku..

Akupun langsung berjalan kearah mobil itu dan aku duduk didepan dibagian kiri, sedangkan Bang Badai dan Mas Karel mengapit Mas Angger dikursi tengah..

Wanita itu pun langsung masuk kedalam mobilnya dan menyalakan mesinnya, lalu melaju kearah rumah sakit..

Kami semua pun diam didalam mobil ini dan belum ada yang bersuara.. dan beberapa saat kemudian, wanita itu melirikku lalu melihat kearah depan lagi..

“kalau dalam kondisi seperti ini, kamu harusnya tenang kalau bawa sepeda motor, jangan terlalu panic seperti itu.. kalau tadi aku melaju, apa kalian bertiga gak parah..” ucap wanita itu, mulai bersuara..

“sudahlah Tante, gak usah dibahas dulu..” ucapku sambil melirik kearahnya..

Lalu aku melihat sebuah kartu nama dan foto wanita itu, tergantung dispion tengah mobil..

Samar – samar dari pantulan penerangan jalan yang kami lewati, terlihat nama dari wanita setengah baya itu..




Tari Widya Anggraini



“hiuuffttt.. hhuuuuu..” terdengar wanita itu menarik nafasnya dalam – dalam dan sepertinya dia masih terkejut dengan kejadian tadi..

Dan dibalik rasa kekhawatiranku ke Mas Angger, aku pun merasa tidak enak dengan wanita ini.. aku juga terlalu ceroboh dan tidak berhati – hati waktu mengendari maxi tadi.. ucapan wanita inipun ada benarnya, makanya aku tidak mau mendebatnya..

“maaf Tante..” ucapku pelan..

“sudahlah.. ga usah dibahas..” ucap wanita itu dan mobil kamipun, sudah masuk area rumah sakit dan menuju kearah UGD..






#cuukkk.. semoga penyakit Mas Angger tidak mengganas dan bisa secepatnya disembuhkan.. bajingaannn…
 
Selamat siang semua..

Mohon maaf kalau agak telat updetnya dan mungkin setelah ini juga akan telat..
Saya belum bisa janji kapan bisa update lagi, tapi kalau sudah agak baikan, pasti akan diupdate kok..

Cuman sekedar mengingatkan, tetap jaga jarak dan tetap memakai masker..
Kita tidak tau virus ini datangnya dari mana..
Bisa dari orang yang baru dikenal, tetangga, teman, saudara jauh, atau saudara serumah..

Diisolasi itu gak enak, walaupun dirumah sendiri..
Suasananya itu, benar - benar membangsatkan..

Mohon maaf atas segala kesalahan, semoga wabah ini cepat berlalu..

Salam Hormat dan Salam Persaudaraan..

#IsolasiItuGakEnak
#PatuhiPeraturan
#UntukKebaikanSendiri
#UntukKebaikanKeluarga
#UntukKebaikanBersama
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd