Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Maaf, Aku tak sealim penampilanku (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Masang tendabhu, btw chapter 4 udah update belum sih? Kok gk keliatan tp dah ada di index
Kalau bisa diklik berarti udah update hehe
seminggu berapa kali ga apa asal panjang updatenya hu
Panjang kok, klo pendek malah serasa ada yang kurang karena gak sesuai dengan genre ini yakni 'erotic drama'
kalau sampai tamat..berarti Anda mematahkan kutukan cerita akhwat
Waduh kutukan apa ini? Serem amat
Mampir kuy seru nih cerita
Lah ini nyuruh siapa? Kalau ngepost disini mah udah pada mampir semua:ha:
 
Pengumuman

Dikarenakan pekan ini manga One Piece libur jadi gak masalah dong kalau malam ini kami juga libur untuk beristirahat sejenak ?
Firda juga kelelahan karena syuting 3 chapter berturut - turut, belum lagi dengan acting nya di chapter 4, lemas dia jadi kami meminta izin untuk libur update malam ini, kami juga sedang syuting untuk chapter 5 jadi mohon doanya agar lancar selalu dan bisa diberi banyak inspirasi untuk menyelesaikan thread ini :ampun:

Terima kasih karena sudah mendukung thread ini dengan sepenuh hati & kami memohon maaf bagi yang sudah lama menunggu dan menantikan malam ini untuk adanya chapter baru :ampun:
bagi yang ingin membaca ulang bisa lihat daftar isi di page 1 yah, kalau page 1 nya gak ketemu berarti lagi sama ulti-chan :kpenuh:
Semoga kesabaran kalian dalam menunggu terbalas dengan coretan kami yang memuaskan:sayang:



Adek lelah bang


Ditulis sesantainya saja, Hu. Kalau memang capek ya istirahat.
Jangan lupa utamakan RL.
Tidak ada tuntutan dan desakan apapun yang lebih penting dari RL.
Ga perlu terburu-buru juga karena euforia yang penting semangatnya stabil
dan kalau bisa sudah punya gambaran setidaknya 2-3 episode ke depan.
Jadi tahu arah mana yang akan dituju.
Sekedar chitchat dari temennya Firda. Lancrotkan.
 
Ditulis sesantainya saja, Hu. Kalau memang capek ya istirahat.
Jangan lupa utamakan RL.
Tidak ada tuntutan dan desakan apapun yang lebih penting dari RL.
Ga perlu terburu-buru juga karena euforia yang penting semangatnya stabil
dan kalau bisa sudah punya gambaran setidaknya 2-3 episode ke depan.
Jadi tahu arah mana yang akan dituju.
Sekedar chitchat dari temennya Firda. Lancrotkan.
Terima kasih untuk wejangan nya suhu, bermanfaat sekali, sampaikan salamku pada lidya yang sedang bersama pak nyoto disana :beer:
Klo boleh jelasin.. maksudnya setiap cerita ttg akhwat, baik bercadar ato engga.. psti GA TAMAT.. klo cerita ini bs tamat, berarti kutukan itu terpatahkan oleh ente huuu... Semoga suhu bs mematahkan kutukan itu... :semangat:
Kalau sampe tamat ane bisa dapet hadiah apa nih? 😏
Ngilu ini punya tetangga binor kayak gini.. bisa smua imajinasi liar kita trsalurkan.. hahahhahahaha mantap suhu
Hehhh jangan dipraktekan di RL yah🤫
 
Chapter 4

Senyum di Wajahku

Entah kenapa cuaca di hari ini tampak begitu berbeda daripada sebelumnya, matahari bersinar begitu terang, saking terangnya aku merasakan hawa panas yang begitu dahsyat, bahkan gamis lembut yang kukenakan tak mampu tuk menahannya, beruntung hari ini aku mengenakan dalaman sehingga aku tak perlu khawatir dengan cerahnya cahaya yang mampu menembus pakaianku ini,

Aku begitu terkejut dengan apa yang baru kulihat sebelumnya, berkali – kali aku mencubit kulitku sendiri dan ternyata ini bukan mimpi, aku merasakan sakit, tapi bagaimana bisa mbak liya yang ku kenal selama ini ternyata bermain serong dengan seorang penjual sayur keliling yang sudah menjadi langganan kami sehari - hari, sebenarnya sudah berapa lama mereka seperti itu ? apakah mereka melakukannya secara diam – diam tanpa sepengetahuan suaminya ? lantas bagaimana dengan nasib putrinya ?

Beribu pertanyaan muncul dalam benakku, sekali lagi aku masih tak menyangka dengan apa yang terjadi di hari ini, aku langsung pergi menuju rumah untuk mengistirahatkan fikiranku, aku tampak lelah, baik itu tubuhku, fikiranku dan bahkan hatiku.

Dalam perjalanan pulang aku merasa bingung, sebenarnya kondisi yang aku alami ini termasuk wajar atau tidak? mengingat mbak liya aja seperti itu lantas bagaimana dengan diriku ? apakah aku harus tunduk pada hawa nafsuku? ahh tidak, itu tidak mungkin, aku gak boleh menjadi wanita murahan, tapi melihat betapa nikmat yang mbak liya rasakan membuatku penasaran bagaimana rasanya dimasuki oleh penis sebesar itu,

‘astaga firda, istirahatkan fikiranmu, engkau sedang lelah, mungkin dengan sedikit istirahat bisa memulihkan tubuhmu” batinku menasehati,

Tak sadar aku melihat pak manto sedang berjalan dari arah yang berlawanan, ia hanya mengenakan kaos singlet serta pakaian lusuhnya, sepertinya ia akan bekerja untuk mengangkut pasir, aku begitu terkejut dan merasa gugup, ada apa dengan diriku ini ? apakah aku memiliki kesalahan padanya ? tidak justru sebaliknya, dia yang memiliki kesalahan kepadaku karena telah melecehkanku, aku ingin pergi berputar arah tapi aku tak bisa, aku tak mampu menghindarinya, entah kenapa lisanku reflek untuk berbicara padanya,

"maaf pak, ada yang ingin aku bicarakan" ucapku,

“ada apa mbak ?” jawab pak manto dengan dingin,

“anuuu, ituu …….” Entah kenapa lisanku seperti membeku, sulit bagiku untuk mengatakannya, terlihat pak manto begitu sabar dalam menanti jawabanku ini,

“maaf waktu itu aku telah menampar bapak dengan keras” ucapku meminta maaf,

‘waiittt, kenapa aku yang meminta maaf dahulu ?’ batinku bingung,

“tak apa mbak, lagipula saya yang salah karena kelewatan waktu itu” ucapnya,

“Ta-taappii, aku merasa gak enak aja” ucapku sambil menatap ke bawah,

“tak apa , lagipula saya menikmati semuanya kok, mbak firda juga kan ?” tanyanya yang membuatku terkejut,

“ehhhh, apa maksud bapak ?” ujarku hampir salah tingkah,

“gak usah bohong, terlihat dari wajahmu kok mbak” ucapnya yang semakin membuatku salah tingkah,

“enggak, semua itu gak benar !!!” ucapku tegas,

“apa mbak firda yakin ?” tanyanya dengan senyum penuh arti,

“Ehhh anuu …..” balasku

Seketika hatiku seperti ragu, entah kenapa pertanyaan yang begitu mudah seperti ini tampak sulit bagiku, cukup menjawab ‘YA’ maka aku akan bebas darinya, tapi ……….

Tanpa sadar tatapanku mengarah kearah celananya, aku mulai melihat gundukan yang semakin besar didalamnya, seketika aku tersadar ketika melihat tangannya sedang mengusap ngusap penisnya dari balik celananya,

“tuh kan saya tau kok kalau mbak firda masih penasaran kan ? mau saya tunjukan lagi ?” tanyanya tanpa tahu malu,

“EENNGGGAAAKKKKKK!!!” ucapku kesal,

“hahahha yasudah, kapan – kapan saja yah, kabari kalau mbak firda sudah siap, dadaahhhh” ucapnya tersenyum sambil menepuk bahuku,

Entah kenapa aku merasa sangat malu sekali, wajahku telah memerah, aku ketahuan karena melirik sesuatu yang tersembunyi di balik celananya,

“ahhh tauu ahhhh” ucapku kesal,

Aku segera mempercepat langkahku untuk pulang ke rumah, aku tak tahu lagi harus bagaimana dengan diriku ini, bagaimana bisa diriku bimbang dalam memilih sebuah pilihan yang sebenarnya mudah bagiku ? tunduk pada hawa nafsuku dan bisa merasakan kekekaran tubuh serta penis hitamnya atau menolaknya dan bisa fokus untuk mengabdi pada suamiku yang tak pulang – pulang ? Mas Hendra ayolah pulang , tolong aku !

***

Tak terasa sore hari telah tiba, aku masih membayangkan kejadian di pagi hari, baik itu tentang kejadian mbak liya dan juga perkataan dari pak manto, setelah kejadian itu aku hanya duduk di rumah sambil menonton tv dan memakan cemilan, entah kenapa tidak ada tayangan yang mampu menghiburku, tatapanku kosong dan perasaanku gelisah, Seketika aku terkejut ketika mendengar dering hpku berbunyi,

“astaga bikin kaget aja” ujarku sambil melihat layar hp,

“lohhh mbak liya ?” tanyaku terkejut,

“halooo mbakkk, assalamualaikum ada apa ? tanyaku,

“walaikumsalam dek, gimana hari ini jadi gak katanya mau main ?” tanyanya,

‘seketika aku bimbang harus menjawab apa? Haruskah aku jujur dan menceritakan apa yang baru kulihat? Ahhh itu tidak mungkin aku harus mencari alasan lain’ batinku,

“ehhh tadi, ada kesibukan hehe,” jawabku seadanya,

“ohhh begitu yasudah gpp, tadi mbak juga ada kesibukan kok” jawabnya yang membuatku tenang,

‘ada kesibukan atau abis mantab – mantab nih?’ terdengar suara lirih dari sana,

‘diemmm masss, aku lagi telepon sebentar’ ucap mbak liya lirih,

“iya gpp mbak mungkin lain ……” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, aku terkejut dengan suara yang ku dengar dari sambungan telepon,

“ahhhhhhhhhhhhh, ‘masssss tunggu sebentar ihhh’ , iya dek nanti ….. ‘eehmmmmmmm’” ucapnya,

‘aku bingung, bagaimana cara aku merespon hal ini ?’ ucapku,

“yasudah nanti lagi yahhh dadaaahhhh” ucap mbak liya mengakhiri teleponnya,

Apa ini ? apa mang dedi masih berada di rumahnya ? kulihat sekarang sudah jam 4 sore, berapa lama mang dedi berada di rumahnya ? aku terkejut ketika aku mendengar suara desahan dari hpku,

“Ahhhhhhh masssssss, ahhhh ahhhhhhhhh” desah mbak liya,

‘apa ini ? apakah mbak liya lupa mematikan sambungan teleponnya ? atau tidak sempat ?’ batinku bertanya – tanya,

“maasssssss ahhhhh, jangan lagiii, jangan disitu, gakk muattttt” ucapnya,

‘jangan disitu ? gak muat ? apa maksud dari perkatannya ?’ batinku,

“ahhhh sakiittttt, keluarkan massss, lewat biasa aja jangan lewat situ , ahhhh ahhhhh” desahnya yang membuatku semakin penasaran,

Tak tahan dengan situasi tersebut, aku mulai meremasi payudaraku sendiri, fikiranku telah ternodai oleh aksi binal liya, apa yang sebenarnya terjadi disana ? kenapa mbak liya bilang gak muat ? apakah penis mang dedi begitu besar ? atau ada hal lain yang tak ku mengerti ? ouhhhhhhhhh,

“aaaahhhhhhhhh, ahhhhhh masssss, mohonnn pelann pelannn duluuu, masihh sakitttt” desahnya,

Perlahan jemariku turun masuk ke dalam rok yang ku kenakan, entah kenapa vaginaku sudah basah hanya karena mendengar rintihan dari mbak liya, fikiranku mulai keruh dan aku tak mampu tuk mengontrolnya lagi,

“aaahhhhhhhh enakkk bangett mass, terus lagiii, remasss lagiiiiiii” desahnya,

Sepertinya mbak liya sudah mulai menikmati permainan dari mang dedi, ahhh menyebalkan aku jadi iri padanya, aku semakin melebarkan kakiku, kumasukan kedua jariku secara bersamaan ke dalamnya,

“ahhhhh dekkk , ahhhhhhh, emang paling enak bisa main belakang sama akhwat binal sepertimu dek, oh yah tadi sudah dimatikan kan telponnya ?” terdengar suara mang dedi,

Aku terkejut dengan apa yang ku dengar, aku segera mematikan sambungannya dan berharap mbak liya tak tahu bahwa sambungannya masih berjalan, astaga sekarang apa yang harus ku lakukan ? nafasku masih memburu dan aku butuh sesuatu untuk mengatasi hal ini,

Entah kenapa aku tak merasa puas hanya dengan jemariku saja, aku ingin sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih, sesuatu yang besar dan keras,

“plakkk plakkk” aku menampar kedua pipiku lagi,

‘sadar firda, sadar’ batinku,

Aku keluar rumah aja deh untuk membersihkan otakku yang semakin keruh oleh fikiran semacam ini, aku segera keluar dari rumah untuk berjalan – jalan,


Aku keluar dengan mengenakan hijab favoritku yang berwarna pink yang ku padukan dengan kaus berlengan panjang serta rok hitam yang menjulur ke bawah hingga mata kakiku, tak ada niat khusus untuk keluar, hanya sekedar berjalan – jalan untuk menghirup udara segar di sore hari.

Entah kenapa pandanganku tak dapat ku alihkan dari rumah pak manto, aku seperti penasaran, apakah ia sudah berada di rumah ? atau masih bekerja ? entah seperti ada yang menarikku, tak sadar kakiku melangkah dengan sendirinya menuju ke depan rumah pak manto, aku seperti mematung disana, tak mampu bergerak tak mampu berjalan,

“ehhh mbakk firda cari pak manto yahh” terdengar suara orang menyapaku,

“ehhh anuuu, iyaa bu susan” jawabku,

‘kenapa aku mengiyakan pertanyaannya ?’ batinku terkejut, bu susan merupakan tetangga yang berada di sebelah rumah kontrakan pak manto, bisa dibilang rumah pak manto ini diapit oleh rumahku dan rumah bu susan,

“jam segini mah pak manto masih bekerja mbak, mungkin sekitar jam 5-an baru pulang” ucapnya memberikan informasi padaku,

“ohh begitu memang pak manto bekerja dimana yah?” tanyanya,

Ingin sekali ku tutup mulutku ini, entah kenapa aku sering mengatakan sesuatu yang tak perlu padanya,

“kalau gak salah ada pembangunan sekolah sih di sebelah utara, ada apa memang nyariin?” tanyanya yang membuatku panik,

“ehhh anuu itu, ada pesan dari mas Hendra untuknya hehe” ucapku berbohong,

“ohh begitu, iya pokoknya jam sekarang masih bekerja deh mbak” ucapnya,

Akupun memberikan terima kasih kepadanya dan segera pergi menuju tempat dimana pak manto bekerja,

‘aduhh kenapa aku begini sih ? udah tenangkan dirimu fir, anggap aja sekarang lagi jalan – jalan sore, nanti kalau udah sampai ke tempat pak manto bekerja, langsung balik ke rumah aja’ batinku,

Entah kenapa sore ini tampak begitu ramai dipenuhi oleh remaja yang berlalu lalang, apa sekarang sabtu sore ? ehh bukan deh, apa mungkin biasanya memang ramai yah cuma aku aja yang jarang keluar,

Namun anehnya kenapa remaja itu seperti mencuri – curi pandang ke arahku, apa ada yang salah denganku ? namun aku lebih memilih cuek saja, semakin aku berjalan semakin banyak orang yang mulai menatapku, bahkan ada yang terang – terangan,

Aku semakin gugup, namun aku juga merasa senang, karena berarti di usiaku yang ke 26 aku masih tampak menarik bagi mereka, tapi aku masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi saat ini,

Akupun berpura – pura mengambil hpku dan tak memerdulilah mereka yang semakin liar dalam menatapku, entah kenapa nafsuku semakin naik, aku menggigit bibir bawahku sambil berpura – pura menatap layar hpku, tidak ada aplikasi yang kubuka hanya beginilah caraku untuk tak memperdulikan mereka,

Aku berhenti sejenak dibawah lampu jalanan yang mulai dinyalakan, aku menemukan pesan dari maya yang mengingatkanku untuk menghadiri acara reunian yang akan dilaksanakan sebentar lagi, aku pun tersenyum,

‘siapp gak usah khawatir semua persiapan udah beres kok’ balasku,

Ketika aku menatap ke depan, aku terkejut karena beberapa orang bahkan berhenti hanya untuk menatapku, apa yang sebenarnya terjadi ? buru – buru aku segera pergi meninggalkan tempat ini karena ketakutan,

Ketika aku sudah jauh dari keramaian, aku mulai bertanya – tanya apa yang sebenarnya terjadi ? apakah ada yang salah dari penampilanku ? sepertinya tidak , ehhh astagaaaa …..

Aku baru menyadari sesuatu, gara – gara suara mbak liya tadi aku sempat membuka bra dan celana dalamku,

‘jadi dari aku keluar rumah sampai sini seperti membiarkan orang – orang untuk menatap payudaraku yang tercetak di balik kaus putihku ini ?

Tidak cuma tercetak, hijabku yang tipis serta kausku yang agak tembus pandang membuat orang – orang bisa sedikit melihat tubuh telanjangku ! aku melihat ke arah belakang,

“astaga lampu sudah dinyalakan” ucapku terkejut,

Apakah tubuhku semakin terlihat oleh mereka karena bantuan pencahayaan itu ? Kenapa aku tak menyadarinya dari tadi sih ? untuk pertama kalinya aku berani untuk melakukan aksi ini terang – terangan !

“astaga jadi sedari tadi aku sama saja bertelanjang dada dari rumah hingga ke tempat ini ???” tanyaku, Aku panik tetapi entah keapa aku menikmati semuanya,

Tak terasa aku sudah sampai di tempat dimana pak manto bekerja sesuai dengan arahan bu susan, didalamnya aku melihat sesuatu yang luar biasa,

“astagaaaa” ucapku terkejut,

Banyak sekali pria yang bertelanjang dada menampakan tubuhnya yang kekar, baik tua dan muda, semaunya nampak mempesona dengan bidangnya dada yang mereka miliki, entah kenapa aku seperti cuci mata ditempat ini,

Padahal kalau dari segi wajah tidak ada yang memuaskan, semuanya sama saja, sama – sama jelek, sama – sama low quality, akan tetapi dari segi fisik ? aku merinding membayangkan mereka semua berebut untuk menikmatiku,

‘astaga firda, jangan mulai lagi !!!!’ batinku,

Entah kenapa aku seperti tertantang untuk menemui pak manto di tempat ini, dengan pakaian seperti ini ? mengapa tidak ? toh cuma mencari pak manto doang kok, tapi kalau tiba – tiba mereka memergokiku bagaimana ? entahlah itu urusan nanti,

Aku segera menemui salah satu dari mereka, sepertinya ia yang termuda dan paling tampan di tempat ini walau ketampanannya tidak bisa disamakan dengan lelaki tampan pada umumnya,

“permisi mas, liat pak manto gak ?” tanyaku ramah,

“Ehhh, di-dddiiaa disana mbak” ucapnya terkejut,

Aku pun berterima kasih dan segera pergi darinya, sepertinya dia terkejut karena sudah bertemu dengan wanita secantik diriku atau mungkin dia terkejut karena melihat sesuatu dibalik pakaianku ?

Aku melihat pak manto dari kejauahan, ia seperti sedang mengaduk semen sendiri dengan paculnya, aku mendekat ke arahnya,

“permisi pak” ucapku,

Seketika aku melihat wajahnya tersenyum dengan cerah, aku jadi merasa malu, terlebih ia sedang bertelanjang dada, tubuhnya sungguh kekar, dadanya sungguh bidang, inginku sentuh tubuhnya itu,

“ehh mbak firda, apa mbak sudah siap?” ujarnya terang – terangan,

“Ehhhh jangan salah paham yah, aku cuma mengunjungi” ucapku jual mahal,

Ku lihat pak manto hanya tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaannya,

“tunggu sebentar yah mbak” ujarnya menyuruhku menunggu,

Aku pun menunggu melihatnya mengaduk – ngaduk semen dengan cangkulnya, ketika pekerjaannya selesai, ia segera mendatangiku sambil mengelap tangannya yang kotor dengan handuk miliknya, terlihat tubuhnya begitu hot dengan keringat yang menyelimuti seluruh tubuhnya,

“mari berbicara di dalam” ajak pak manto memintaku memasuki salah satu bangunan yang belum jadi di dekatnya,

Anehnya aku mau saja mengikuti perintahnya, aku masuk ke dalam walau sudah tau resiko yang bisa terjadi kalau kami kembali berduaan dibawah satu atap yang sama,

“cantiknya tetanggaku ini” pujinya ketika ia menatap mataku,

“ehhh ……” akupun tersipu malu, bagaimana bisa dengan kata – kata seperti itu sudah mampu menaklukan hatiku,

“Apa kabarnya mbak firdaku ? tanyanya,

“baik pakk” jawabku malu – malu,

“hahaha” tawanya sambil memegangi tanganku, ia tiba – tiba mengecup tanganku dan tersenyum padaku,

“malu – malu gitu sih sayang” godanya,

Aku semakin tersipu malu dibuatnya, akupun berusaha untuk menahan senyumku ini,

“jadi apa yang diinginkan oleh seorang princess di tempat seperti ini?” tanyanya sambil terus memegangi tanganku,

“ituu , ituuuuu” entah kenapa aku sangat malu sekali untuk menatapnya, sedari tadi aku hanya mampu menatap kearah bawah,

Tiba – tiba tubuhnya mendekatiku, jantungku berdegup dengan kencang, tak sadar aku merasakan hembusan nafas di telingaku, aku semakin gugup dibuatnya, tak ada keinginan untuk menolak justru rasa penasaran atas apa yang akan terjadi setelah ini,

“Tak usah takut, apa yang kau lakukan ini benar kok” bisiknya,

Belum sempat aku menanyakan maksud perkatannya ia sudah mencumbui bibirku, aku memejamkan mata , aku dapat merasakan cinta yang ia berikan melalui sentuhan bibirnya, entah kenapa aku seperti menikmati semua ini, bagaimana bisa aku sampai jatuh ke dasar lembah birahi ini ? apakah ini perasaan yang sudah lama aku pendam sebelumnya ? perasaan untuk bisa menikmati kejantanannya lagi, aku seperti melayang dibuatnya,

“apa yang kau lakukan ini wajar kok, semua wanita pasti akan melakukan hal seperti ini apabila berada diposisimu” ucapnya sambil kembali mencumbuiku,

‘wajar? Benarkah?’ batinku bertanya – tanya,

Aku seperti lega mendengar pernyatannya, aku semakin menikmati percumbuan ini, aku seperti bodo amat dengan statusku, birahiku sudah tak mampu aku bendung, aku sudah jatuh ke jurang yang sangat dalam, tak ada yang mampu menyelamatkanku kecuali seseorang bisa membawaku menuju puncak kenikmatan,

Tangannya mulai menyentuh payudaraku, ia tak terkejut seperti sudah tau bahwa aku tak mengenakan dalaman lagi, kurasakan remasannya begitu nikmat, darahku mulai menjalar ke seluruh tubuhku, sensorku mulai bereaksi bahwa aku telah merasakan kenikmatan darinya,

Tangannya mulai masuk ke dalam kausku dari bawah, ku rasakan rabaannya menyentuh kulitku, aku merinding hingga menenggakan kepalaku ke atas, kurasakan kulitnya yang kasar mulai merangsangku dengan sentuhannya di perut rataku,

Pak manto mulai mencumbui pipiku, aku telah kalah olehnya, pak manto sangat hebat, ia luar biasa, terlebih ketika tangannya kembali menyentuh kulit payudaraku,

‘iya ini yang kurasakan waktu itu, sentuhan di payudaraku’ batinku bergembira

Jemarinya mulai memilin milin putingku, aku sungguh menikmati pergumulan ini, tak sadar tangannya sudah bergerak untuk menurunkan rok yang kukenakan,

Rok ku melorot, jemarinya kini mulai merangsang bongkahan pantatku yang tampak mulus dan empuk,

“tubuhmu begitu indah sayang” pujinya,

Aku tersenyum dibuatnya, aku sungguh senang dengan pujian yang ia berikan pada hasil olahragaku, aku memang sering melatih otot pinggulku yang tak sengaja membuat bokongku semakin montok,

“ahhhhhhhh pakkkkk” desahku tak mampu kutahan lagi,

Aku sungguh menikmati semua ini, aku tak mampu membohongi diriku sendiri bahwa aku tak menikmatinya, aku ingin lebih, aku ingin tetanggaku ini untuk terus mengeksplrorasi tubuhku,

“aahhhhhhhhhhh” aku mendesah hebat ketika jemarinya mulai menyentuh bibir vaginaku,

Ia membelahnya dan merangsangnya dengan jari tengahnya, saking nikmatnya aku tak mampu untuk menutupi mulutku, pak manto kembali mencumbuiku dan merangsangku dengan jemari nakalnya,

“Enak kan sayang, aku tau kalau dirimu ini sebenarnya binal” ucapnya merendahkanku,

Anehnya aku tidak tersinggung dengan perkatannya, aku jadi semakin bernafsu setelah mendengar kata – kata itu,

Sambil mencumbuiku, ia berusaha untuk meloloskan kausku yang tersisa, tak sadar kausku sudah terangkat hingga ke leher, kamipun berhenti sejenak dan meneruskannya kembali setelah kausku lolos dari tubuhku ini,

Jadilah diriku telanjang bulat didalam ruangan kelas yang belum jadi ini, kini hanya tersisa hijab tipisku saja, aku terus dirangsangnya dengan percumbuan yang tak akan pernah berakhir ini,

Ia membuatku memunggungi dirinya, aku diputar balik olehnya, dengan bibirnya ia terus mencumbui bibirku, turun ke bahuku dan kini ia mencumbui punggungku,

Seketika aku terkejut ketika aku merasakan sesuatu yang menempel di bibir vaginaku, akupun panik dan hendak menolak, namun kata – kata darinya membuatku luluh,

“Tenang sayang, bukan berarti engkau menghianati suamimu, aku tau dirimu begitu kesepian di rumah, aku tau dirimu butuh sentuhan dari seseorang bukan ? aku tau milikmu telah mengering dan butuh sedikit gesekan untuk bisa menyuburkannya, benar begitu bukan ?” tanyanya,

Entah kenapa semuanya tepat sasaran, aku menyetujui semua pernyataannya, aku mengangguk pelan dan berusaha pasrah menerima semua ini,

“Tak usah khawatir , anggap saja aku yang menggantikan posisi suamimu sejenak untuk menafkahi batinmu yang sedang dilanda rasa sepi” ucapnya,

“aarrrggghhh, ahhhhhhhhhhhhhh” aku merintih ketika penis hitamnya yang besar mulai menembus vaginaku secara perlahan,

Aku memejamkan mata, sambil bertumpu pada tembok, mata ku terpejam menikmati detik detik jebolnya benteng yang sudah kujaga selama ini,

“Aahhhhhhhhhhhhh pakkkkk” kurasakan ketika sebagian penisnya mulai menembus vaginaku yang begitu sempit,

Pak manto tersenyum melihat ekspresiku yang begitu kenikmatan, ia semakin berusaha untuk memasukan seluruhnya hingga menjebol rahimku,

“ahhhhhhhhhhhhhhhh” aku begitu kesakitan, penisnya begitu besar, tak sadar air mataku menetes karena rasa sakit ini,

“sabar sayang, tunggu sebentar, ini gak akan lama kok” bisiknya menyemangatiku,

Aku menggigit bibir bawahku, penis itu begitu besar hingga tak menyisakan ruang sedikitpun di dalam vaginaku,

Aku menangis merasakannya, aku jadi teringat ketika pertama kali perawanku pecah, kali ini kenapa aku kembali menangis, bukan tangisan penyesalan tapi tangisan atas sakitnya yang kurasakan didalam vaginaku ini,

“Aahhhhhhh akhirnyaaaa” ucapnya begitu puas,

Penisnya telah mentok menyentuh rahimku, walau tak bisa memasuki semuanya, pak manto tampak bangga telah berhasil menyetubuhi wanita alim sepertiku, ia beristirahat sejenak, ia kembali mencumbui tubuhku untuk kembali merangsang birahiku,

Cara tersebut begitu efektif dan ketika pak manto menggerakan pinggulnya, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah ku rasakan sebelumnya,

Aku mendesah begitu nikmat, mataku terpejam dan liur perlahan jatuh hingga ke tanah, aku tak mampu menjelaskan semua kenikmatan ini, aku hanya mampu mendesah membiarkan orang lain mengobrak – ngabrik vaginaku dengan penis pekatnya,

Keteganganku semakin naik ketika tangannya mulai bermain di payudaraku, rangsangannya yang begitu hebat membuat payudaraku semakin keras,

“Ahhhh ahhhh ahhh” desahku menikmati semua ini,

Tiba – tiba terdengar suara percakapan dari luar yang perlahan semakin kencang, aku pun menatap pak manto panik, tapi dirinya terlihat begitu santai dan terus menghujamiku dengan penisnya,

“pakk ituuuuu” ucapku lirih,

Ia hanya menaruh jari telunjuk ke mulutnya menandakanku untuk diam saja, jantungku berdegup kencang bagaimana apabila ia memasuki ruangan ini dan memergoki kami berdua ?

“ehhmmmm ehnnnnnmmm” aku berusaha menutup mulutku rapat – rapat,

Sebaliknya pak manto justru semakin kuat dalam menghujamiku, aku pun tak mampu untuk menahannya lagi, di lain sisi terlihat ada tangan yang sedang menunjuk ke arah dalam dari pintu masuk, ku lihat tangan tersebut menunjuk ke arah semen yang berada di pojok ruangan, apakah ia akan masuk untuk mengambilnya ?

“ehhmmmmm ehhmmmmmm” masalahnya pak manto jadi semakin kencang dalam menghujamiku, aku nyaris berteriak karena kenikmatan yang aku rasakan, ku lihat ada langkah kaki yang siap untuk memasuki tempat ini,

‘astaga, aku pun pasrah dibuatnya’ batinku,

Beruntung tiba – tiba ada suara panggilan dari luar yang meminta orang – orang untuk berkumpul, aku pun jadi merasa lega, namun sensasi yang ku rasakan sungguh luar biasa, aku menengok ke belakang melihat keadaan pak manto, kulihat wajahnya masih tenang – tenang saja dan menikmati setiap tusukan yang diarahkan ke vaginaku,

“ouhhhhhhh ouuhhhhhhhh uhhmmmm” aku mulai tak kuasa menahannya lagi,

Nikmatnya gesekan yang ku terima di dinding vaginaku, liarnya sensasi yang kudapatkan di tempat umum ini, serta remasan yang terus ia berikan di tubuhku membuatku ingin mendapatkan orgasme,

“pakkkkkkkkkk ahhhhh ahhhhh” pak manto tampak paham dengan kondisi yang akan ku terima,

Ia semakin kencang dalam menusukku, nafasku semakin memburu dan tubuhku semakin mengejang,

“ehhmmm ehhmmm aaaaarhhmmmmmm” akupun mendapatkan orgasmeku dengan penis yang masih tersumpal di dalamnya,

Aku hampir berteriak karena saking nikmatnya, beruntung pak manto langsung melumat bibirku sehingga suaraku tak terlampau keras dibuatnya,

Aku begitu lemas sekarang, tak kusangka aku bisa mendapatkan orgasme yang luar biasa seperti ini, aku begitu puas, kakiku melemas, ingin diriku berisrtirahat sejenak,

Namun tidak bagi pak manto, ia memintaku untuk kembali berbalik arah, kini wajah kami saling berhadapan satu sama lain, aku malu sekali sehingga aku tak mampu untuk menatap wajahnya, saat penis itu terlepas, cairan cintaku mulai menetes menyuburkan tanah yang berada dibawahnya, ia mengangkat salah satu kakiku dan kembali memasukan penisnya yang begitu berkilauan karena sisa orgasmeku,

Ia langsung menghujamiku kembali, vaginaku jadi semakin licin membuatnya mudah untuk menggesek kembali dinding vaginaku, mulutku kembali disumpal oleh bibirnya dan jemarinya memegangiku agar tak terhempas ke belakang,

“ahhhh ahhh ahhhhhhh” desahnya,

Kulihat wajah pak manto begitu puas menikmati tubuhku, kulihat wajahnya semakin jelek ketika bereaksi seperti itu, namun dadanya terlihat begitu bidang, aku pun gemas untuk merabanya,

Aku begitu puas ketika tanganku ini menyentuh dada bidangnya, kurasakan ototnya begitu keras dan putingnya yang kecil membuatku gemas untuk mencubitnya.

Sadar bahwa tanganku berada di dadanya membuat pak manto tersenyum, ia semakin bersemangat untuk terus mencumbuiku, hampir 5 menit ia menghujami vaginaku non - stop,

“aahhhhhh mbakk firrr, ahhhhhhhh” desahnya tak kuasa menahan lagi,

“ahhhh iyahhh pakkkk” desahku,

“keluarkan dimana ?” ujarnya dengan nafas yang memburu,

“terserah bapak aja” ucapku yang masih belum mampu mengontrol akal sehatku,

Tiba – tiba ia mulai mencabut penisnya dan memintaku untuk berjongkok didepan penisnya, ia pun mengalihkan hijabku yang menutupi dadaku dan ……

“ahhhhhhh ahhhhhhh ahhhhhhhhh” pak manto mendesah begitu hebat dengan menumpahkan spermanya di payudaraku begitu banyak,

Aku terkejut dengan penuhnya sperma di payudaraku ini, ketika penis tersebut berhenti menetes ia mengusap ngusap penisnya kembali diwajahku, sisa – sisa sperma pun belepotan di wajahku ini,

Pak manto sangat puas, ia seperti berhasil mememangkan acara ‘who wants to be a millionaire’ saja, sementara diriku masih tergeletak lemah dengan sperma yang memenuhi payudaraku, aku sempat berfikir sejenak, benarkah apa yang sudah kulakukan ini ?

Semakin berfikir aku semakin tak mendapatkan jawabannya, terlalu banyak pro dan kontra dalam benakku,

“Teirma kasih mbak fir, aku menikmatinya” ucapnya puas,

Senyum kembali terpampang di wajahku untuk meresponnya walau tubuhku lemas dan terlalu berat untuk aku gerakan, ku lihat pak manto sudah kembali memakai pakaiannya satu persatu, apakah ia tak lelah setelah mengeluarkan sperma sebanyak ini ? apa jangan – jangan ia masih sanggup untuk melakukannya lagi ?

“nah ini orangnya, ayo manto cepat kumpul dipanggil bos !!!” ucap seseorang dari luar,

Sontak aku terkejut dan segera menutupi tubuhku ketika aku melihatnya masuk ke ruangan ini,

~To Be Continued,
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd