Saran sih part2 awal dipercepat aja updatenya suhu biar hype ceritanya ga turun
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Magnetize
- Thread starter BlackDestiny
- Start date
- Status
Saran sih part2 awal dipercepat aja updatenya suhu biar hype ceritanya ga turun
BlackDestiny
Semprot Addict
- Daftar
- 6 Aug 2018
- Post
- 468
- Like diterima
- 76
otak ane yang gk kuat mikirnya bro.. hehehehe..
- Daftar
- 24 Nov 2017
- Post
- 282
- Like diterima
- 5
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
BlackDestiny
Semprot Addict
- Daftar
- 6 Aug 2018
- Post
- 468
- Like diterima
- 76
Yang ini kayaknya bakal lebih menarik nih.... Pasang patok dulu ah
semoga sesuai harapan
BlackDestiny
Semprot Addict
- Daftar
- 6 Aug 2018
- Post
- 468
- Like diterima
- 76
gw suka nih.. salah satu pembaca yang cerdas.. memperhatikan judul
Pijok
Adik Semprot
- Daftar
- 1 Sep 2018
- Post
- 124
- Like diterima
- 1
Mohon maaf sebelumnya om Ts ..
Bukankah sudah sewajarnya dan itu sebagai apresiasi ke semua Ts kalo di komentari /di tagih ,atau up lekas abdet
Berarti cerita nya ada yg baca,ada yg suka ,ada yg mengikuti
Bagi kami para pembaca,itu adalah ungkapan bahwa kami suka akan suatu cerita..
Lain hal jika Ts merasa terbebani,atau merasa keberatan jika di harap segera abdet.
Ada juga Ts yang konsisten abdet terjadwal..
Ada juga yang sesempetnya..kalo ada waktu luang ya abdet
Ada juga Ts yang dari cerita ,alur bagus,tiba2 gak diteruskan
Ada juga Ts yang di komentari tersinggung dan ngambek gak mau nulis lagi
Apalah kami ini yang mencari hiburan dari bacaan ...di forum tercinta ini
Ya kalo ada abdetan pasti kami baca
Gak abdet ya kami gak ada bacaan itu saja terimakasih kepada para Ts yg telah memberikan kami hiburan dengan cerita 2 yang beraneka ragam ini ..
Bukankah sudah sewajarnya dan itu sebagai apresiasi ke semua Ts kalo di komentari /di tagih ,atau up lekas abdet
Berarti cerita nya ada yg baca,ada yg suka ,ada yg mengikuti
Bagi kami para pembaca,itu adalah ungkapan bahwa kami suka akan suatu cerita..
Lain hal jika Ts merasa terbebani,atau merasa keberatan jika di harap segera abdet.
Ada juga Ts yang konsisten abdet terjadwal..
Ada juga yang sesempetnya..kalo ada waktu luang ya abdet
Ada juga Ts yang dari cerita ,alur bagus,tiba2 gak diteruskan
Ada juga Ts yang di komentari tersinggung dan ngambek gak mau nulis lagi
Apalah kami ini yang mencari hiburan dari bacaan ...di forum tercinta ini
Ya kalo ada abdetan pasti kami baca
Gak abdet ya kami gak ada bacaan itu saja terimakasih kepada para Ts yg telah memberikan kami hiburan dengan cerita 2 yang beraneka ragam ini ..
BlackDestiny
Semprot Addict
- Daftar
- 6 Aug 2018
- Post
- 468
- Like diterima
- 76
iya bro, tapi ane emang sengaja gk mw keluarin cepet-cepet. alasan ane itu soalnya cuma satu. kalau misalkan cerita sebelah belum rampung, ane keluarin yang ini, begitu juga sebaliknya. jadi maksudnya biar gk terlalu menunggu keduanya. kalo 2-2nya ane keluarin bersamaan terus lagi mandek otak ane. ane merasa lebih terbebani karena takut pembaca gk puas karena update lama. tenang bro.. ane juga udah bertahun tahun jadi SR. jadi ane juga mencoba menempatkan diri kok bro. berusaha gk seenaknya
BlackDestiny
Semprot Addict
- Daftar
- 6 Aug 2018
- Post
- 468
- Like diterima
- 76
siyaaaapp baaaaanngg..
BlackDestiny
Semprot Addict
- Daftar
- 6 Aug 2018
- Post
- 468
- Like diterima
- 76
“Huuuuft.. sampai rumah juga.” Ujar Reno dalam hati. Meskipun Reno sudah bepergian ke Mall dan akhirnya pulang saat hari sudah gelap, tetapi itu tidak membuatnya berhasil mengakali waktu untuk tidak terkena macetnya jalanan ibukota. Ia terlihat sangat letih dengan perjalananan pulangnya. “Gila, kalau begini terus bisa tua dijalan gw.” Ucapnya dalam hati.
Saat Reno sudah keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju rumahnya, ia mendapati ibunya sedang menonton TV di ruang tamu.
“Baru pulang sayang? Kok tumben?” tanya ibunya
“Iya mah, tadi aku pergi dulu sama si Penjut beli kado buat temen yang ulang tahun minggu depan.” Ucap Reno yang langsung duduk di meja makan
“Eeeehh.. anak mama belum cium mama, belum mandi, belum cuci tangan, belum ganti baju, udah berani ya duduk di meja makan.” Ucap mama dengan nada dibuat sedikit menekan.
“Huuuf.. iya iya mama Lindaaaaa.” Ucap Reno yang langsung mencium mamanya dan langsung beranjak ke kamarnya.
Melihat hal tersebut, ibunya cukup bingung, tidak biasanya anaknya seperti ini. Linda yang mengetahui anaknya mempunyai masalah, langsung mengikuti anaknya keatas dan mengetuk kamar anaknya.
“gak dikunci mah” kata Reno, yang lalu mamanya masuk ke kamarnya.
“Reno mau mandi dulu, tunggu ya ma” ucap Reno
Sambil menunggu anaknya mandi, Linda iseng menelpon Glennys dengan maksud untuk mengajaknya makan malam bersama. Memang ini sudah menjadi kebiasaan Linda dengsn mengajak Glennys makan bersama dengan keluarganya. Terutama Linda dan Reno karena memang papannya suka bepergian untuk urusan bisnis. Biasanya saat kedua orang tua Glennys menitipkan Glennys kepada Linda karena kedua orang tuanya adalah pekerja yang memiliki jabatan yang tinggi jadi mengharuskan mereka untuk sering bepergian dinas, maka Linda mengajak Glennys untuk makan malam. Sama seperti yang dilakukannya saat ini.
“Halo tan?” jawab Glennys
“Kamu kesini dong, temenin aku sama Reno makan, kamu belum ma pasti.” Ucap Linda
“ya udah tan, bentar ya tan.” Ucap Glennys yang sudah tidak malu-malu lagi karena mereka memang sudah sangat dekat, dan Glennys juga sudah dianggap anak oleh Linda, mamanya Reno.
“Siiip, tante tunggu ya !! Tante udah masak, kesukaan kamu juga, udang goreng sama soup. Kamu pasti suka.” Ucap Linda
“Wiiiiih.. enak nih tan, iya tan, bentar kelarin beres-beres buku bentar.” Ujar Glennys dengan antusias
Setelah menelpon Glennys, Linda langsung menutup panggilannya dan menunggu Reno keluar kamar mandi. Sebetulnya Reno mau langsung bertanya kepada mamanya tentang siapa yang dihubungi oleh ibunya, tetapi ia mengurungkan niatnya dan memakai baju terlebih dahulu. Setelah itu ia baru bertanya
“Siapa ma? Papa?” tanya Reno
“Biasa Glennys sayang. Mama ajak dia makan malem sama kita, kan mama sama papa dia lagi keluar kota.” Sahut mama Linda
“Huuuuf.. ok ok.” Ucap Reno lemas
“Kenapa sayang? Biasanya kamu seneng mama ajak Glennys? Ada masalah? Cerita dong sama mama.” Ucap Linda menawarkan kepada anaknya, yang hanya diberikan senyum oleh Reno dan langsung meninggalkan ibunya kebawah
“Agak males aku rasanya ketemu Glennys. Huuuf.. kenapa seperti ini sih? Aku emangnya sejelek itu ya? Sampai bisa dikatain kayak begitu sama si Glennys?” tanya Reno kepada dirinya sendiri.
Tidak lama setelah Reno turun bersama ibunya ke meja makan, Glennys sudah datang ke rumah Reno dan langsung menyapa mama Linda dan anaknya tersebut. Mereka bertiga makan malam bersama dan mengobrol bersama. Setelah mereka menghabiskan makan malam bersama, Glennys diajak untuk duduk ngobrol sambil menonton bersama dengan ibunya. Tidak seperti biasanya, Reno cukup malas untuk mengobrol dengan Glennys hari ini, mengingat kata-kata Glennys tadi siang saat tidak sengaja didengar olehnya sendiri tentang bagaimana Glennys menganggap dirinya itu. Sebetulnya Reno tidak pernah keberatan apabila rasa suka dan sayangnya ditolak oleh Glennys, yang menjadi masalah hanyalah cara bicara Glennys. Saat itu juga, Reno pamit masuk ke kamarnya diatas dan memisahkan diri. Melihat tingkah anaknya yang aneh tersebut, mamanya langsung bertanya kepada Glennys.
“Reno kenapa sih?” tanya mama Linda
“Gak tau tuh tan, dari tadi siang tumben.” Ucap Glennys
“Loh? Udah dari siang? Emang tadi dia berantem? Terus tadi dia pulang kok sendiri? Kamu gak ikut sama dia ke mall?” tanya mama Linda lagi
“Iya tan, tadi tumben aku gak bareng, dia gak mau. Biasanya mah gak usah nawarin diri juga dia mau, hehehe..” ucap Glennys.
“Oh gitu, ya udah deh.. moga-moga aja Cuma masalah sepele dan gak berkelanjutan. Males juga kalo masalahnya runyam. Hahahahaha. Eh iya, ngomong-ngomong kamu weekend kemana? Mama sama papa kamu masih sampai minggu depan kan pulangnya, gimana kalau kamu main kesini, hehehe, ato mungkin si Reno main ke rumahmu kayak biasa gitu.” Ucap mama Linda
Sudah menjadi hal yang biasa apabila Glennys main ke rumah Reno ataupun mungkin Reno main ke rumah Glennys. Mereka sudah seperti saudara. Setelah ngobrol berbasa basi antara mama Linda dan Glennys, akhirnya Glennys pamit pulang karena dirasa sudah malam. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan besok mereka akan masuk sekolah, karena besok masih hari Jumat. Setelah Glennys pulang dari rumahnya Reno, segeralah mama Linda menghampiri anaknya yang berada di kamar.
“Kamu kenapa sih? Cerita dong sama mama sayang.” Ucap Linda
“Hmmm.. gmn ya.. hahahahaha.. bingung juga ma mau cerita.” Ucap Reno
“Kok bingung? Kamu berantem sama Glennys?” tanya mamanya
“Ma, emangnya aku jelek banget ya?” tanya Reno mengalihkan perhatian
“Hmm? Memang kenapa sayang? Kok nanya kayak begitu sih?” tanya mama Linda sambil mengelus kepala anaknya dan mencium kening anaknya.
“Udah jawab aja sih ma, kalo jelek ya bilang aja jelek, kalo ganteng ya bilang aja ganteng. Ya gak mungkin ganteng juga sih. Ya udah gini aja, jelek atau biasa mah? Biar mama gak bingung.” Ucap Reno lagi
“Biasa aja sih kalo menurut mama. Kamu ditolak sama cewek ya sayang?” tanya mama kembali
“enggak sih. Ya udahlah, intinya gitu mah. Nanti Reno juga bakal cerita sama mama kalo suasana hati Reno udah enakan.” Sahut Reno
“Ya udah terserah kamu, tapi mama Cuma minta satu aja sama kamu Ren, kamu jangan berantem sama Glennys, soalnya kalian kan temenan udah lama, udaj kaya saudara. Yaaa.. syukur-syukur kamu nikah sama dia, mama mau loh Ren.” Ucap mama yang setelah itu pergi kebawaj lagi meninggalkanku.
“mah.. mah.. coba mama tahu apa yang diomongin sama si Glennys, apa iya mama masih bisa ngomong kayak gitu. Aku sih sakit dengernya langsung.” Ucap Reno dalam hati
Setelah bergumam demikian, Reno melakukan aktivitasnya seperti biasa, yaitu bermain salah satu game online yang paling booming dan punya hadiah yang besar. Saat baru online, Penuut langsung memberikan message kepada Reno
“Ler, latihan gak? Tourney udah deket nih, kita masih kurang latihan. Mumpung lagi berlima.” Chat Penjut
“Ok, nyalain mic lu pada ye, jangan lupa. Males gw kalo lagi war mesti ngetik, kayak di zaman batu aja.” Balas Reno
“Hahahahahaha.. bangsat lu ya, kemarin mic gw error coy, yok ah. Anak-anak udah pada nunggu.”
Saat mereka sedang finding match, tiba-tiba salah satu temannya bertanya kepada Reno mengenai Glennys
“Oi cok, lu kenapa gak pernah jadian sih sama si Glennys? Padahal Glennys kan cakep loh. Cakep parah kalo kata gw mah.” Ucap salah satu temannya di ujung mic
“aduh Lucky, udah berapa kali gw bilang, gw sama dia Cuma temenan.” Ucap Reno
“Kalo gitu, gw coba deketin itu cewe ya, kan lumayan bro kalo berhasil. Gw kan bisa mamer sama elu orang.” Canda Lucky
“Serah.” Ucap Reno
Mendengar hal itu, sontak mereka berempat kaget bukan main. Biasanya apabila saat Reno sedang digoda seperti itu pasti reaksinya ada marah-marah dan tidak mengizinkan. Seperti ekspresi seorang kakak yang mau melindungi adiknya apabila mengetahui orang yang mendekati adiknya sudah mempunyai banyak belang. Tetapi berbeda dengan saat ini, Reno terlihat cuek dan sangat tidak peduli dengan sahabatnya tersebut.
“Tetoooooooot.. anak perjaka lagi galau. ****** deh ban sama picknya, terus latiannya keteteran, abis itu pas tourney pasti nolol. Hadeeeeh.. cerita lama lo bangsat.” Ucap salah satu temannya Jeffry dari ujung mic.
“Hahahahahaha.. tayiiiii jujur bgt lo jef, anak orang ntar bundir mau lo tanggung jawab?” jawab Ega
“Mbacot lu ye semua, jangan sampe gw gamparin satu-satu luh.. udah.. lu pada main aja yang bener, gak usah mikirin yang lain.” Jawab Reno sok tegar.
“Siyaaap bosque.” Jawab mereka serempak
Saat game sudah berlangsung selama lima belas menit, Reno dan teman-teman sedang fokus pada game
“LER, ULTI ITU LER” Teriak Lucky
“ASNET ASNET” Sahut Jeffry tidak kalah kencang
Tiba-tiba saja panggilan masuk dari sahabat Reno ke handphonenya yang membuat fokus Reno terpecah dan lebih mementingkan panggilan telephonenya dan melepas headsetnya.
“Halo?” sapa Reno
“Oi Ren, lagi apa kamu?” tanya Glennys
“ya biasalah Nys, kayak gak tahu anak laki aja.” Ucap Reno
“Hayooo.. lagi itu yaaa?” Ucap Glennys
“Ngaco, lagi main game sama anak-anak. Kenapa nys?” tanya Reno
“Iiiih pake nanya lagi, biasa juga hubungin kamu kan, ngobrol gitu. Sampe salah satu dari kita ngantuk. Aneh kamu ah, masih nanya lagi.” Ucap Glennys
“Oh.” Jawab Reno yang sebenarnya cukup malas untuk berkomunikasi dengan Glennys.
“Kok Cuma oh sih? Tumben banget kamu hari ini, kayak lagi gak niat aja.” Ucap Glennys kesal menanggapi jawaban Reno
“Ya udah, aku sambil main ya telponannya. Tanggung ini Nys, jadi mungkin agak gak konsen aku.” Ucap Reno.
Beberapa lama setelah Glennys mulai menelpon, akhirnya permainan Reno dan kawan-kawan sudah selesai.
“Great man, thx ya.” Ucap Reno
“yoi bro, besok latihab lagi ya, udah deket nih tournamentnya” ucap Penjut kepada yang lain
“Ok, see you guys.” Ucap Reno kepada yang lain
Setelah tidak sengaja mendengar percakapannya di mic, Glennys bertanya kepada Reno
“Kamu sama yang lain udah kelar? Asiiik, bisa ditemenin full dong.” Ucap Glennys
“Hmm..” jawaban jutek dari mulut Reno.
Sebetulnya Reno sudah ingin menutup telephone dan berpura-pura tidur, dan bahkan ia ingin mengurungkan niatnya untuk bolos besok. Mengingat kalimatnya yang dilontarkan oleh Glennys benar-benar membuatnya sakit hati. Ia tidak menyangka bahwa orang yang benar-benar ia sayangi menghinanya dengan sedemikian rupa didepan temannya.
“aku ngantuk, maaf ya. Besok kita lanjutin lagi di sekolah.” Ujar Reno
“Oh.. hmm.. baiklah.. anyway Ren, kalo aku ada salah maafin aku ya. Kamu keliatannya bete banget hari ini Ren.” Ujar Glennys.
“Iya, tenang aja, haha..” ujar Reno
Setelah akhirnya pembicaraan diputus, Reno akhirnya berbaring di tempat tidur dan mulai menerawang apa yang dikatannya berkali-kali. “Ah sial, aku ini kenapa sih? Kalau sakit hati pasti bisa kepikiran lama bener. Hadeeeeh.. Ren, Ren.. udah tahu dia ngatain kayak begitu. Udah gak ada harapan lagi Ren.” Gumam Reno pelan di kamarnya sendiri. Setelah itu iapun tertidur.
Keesokan paginya jam sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit dan sudah ada chat dari Glennys seperti biasa
“banguuuuuuuuuuunn, udah siang wey.” Begitulah bunyi chat dari Glennys untuk Reno. Sebetulnya Reno ingin membalas chat tersebut seperti biasa, namun hal itu diurungkan. Hingga akhirnya merekapun tiba di sekolah.
Hari-hari berjalan seperti biasa, tidak ada yang berubah. Selama beberapa hari ini semuanya berjalan datar, dan Reno mulai bisa melupakan kata-kata yang pernah terdengar di kepalanya tersebut. Ia mulai berbicara dengan seru lagi dengan Glennys dan seakan-akan lupa tentang kejadian yang pernah ada. Pada suatu hari ternyata Glennys didekati oleh kakak kelas gw dulu. Kenapa gw bilang kakak kelas gw dulu? Karena sekarang dia udah kuliah. Gw sebenernya kurang suka dia dideketin sama kakak kelas gw ini, secara dulu gw pernah ribut sama dia. Sebetulnya alasan gw gak suka itu bukan karena gw pernah ribut, tapi alesan gw ribut sama doi. Waktu itu kita ribut karena gw disangka cari perhatian sama pacarnya dia waktu itu, padahal pacarnya sendiri yang baik sama gw. Alhasil kita berantem di lapangan waktu itu. Kalau sekarang ngeliat kakak kelas gw ini, rasanya mau gw pukul, tapi gw inget, gw gak ada hak buat itu dan juga itu haknya Glennys kalau misalkan jadian sama dia.
Setelah beberapa lama pendekatan antara Glennys dan Alvin yang adalah nama kakak kelas gw ini, Glennys mulai menjauhi gw. Padahal biasanya walau dia punya pacar sekalipun dia gak pernah menjauhi gw, dan dia selalu bilang “aku tuh kenal kamu udah dari kecil, kenapa aku harus ngejauh sama kamu gara-gara aku pacaran?” begitulah kira-kira kata-kata yang sering Glennys ucapkan. Berbeda dengan halnya saat ini. Dia menjauhi gw, sampai-sampai seperti lost contact. Bahkan ketika gw ingin menelpon diapun untuk keperluan yang penting, seringkali ia reject dengan berbagai alasan. Waktu itu gw gak mau ambil pusing, secara gw bukan siapa-siapa buat Glennys, kita hanya sahabatan saja. Hingga suatu ketika Michele meminta tolong kepada gw,
“Ren, ikut aku yuk sebentar ke halaman belakang. Ada yang mau aku omongin.” Ajak Michele
“Kenapa Chele? Disini aja ngapa, sampe ke belakang. Takut diperkosa gw sama elo hahahahaha..” ujar Reno dengan membuat candaan
“Yeeee.. maunya kamu itu Ren, hahahaha.. mendingan aku kasih ke Raka cowokku. Udah ayo sini ikut.” Ujar Michele dengan sedikit memaksa
“Tentang apa sih? Kok kayaknya elu serius banget sampe harus kebelakang.” Ujar Reno
“Tentang Glennys.” Jawab Michele singkat
Setelah mendengar nama Glennys, Reno langsung merasa antusias dan mengikuti Michele ke halaman belakang. Setelah sesampainya mereka di halaman belakang, Reno mendengarkan kabar yang sangat tidak menyenangkan bahwa selama pendekatan saja Alvin sudah sering melakukan peting dan beberapa hal serupa kepada Glennys hingga akhirnya mereka bisa jadian. Hal ini sebenarnya membuat Reno sedikit panas. Reno ingin sekali melabrak Alvin, tetapi Reno ingat bahwa itu adalah hak mereka, terutama sekarang Glennys sudah tidak pernah berbicara lagi dengan dia. Maka semakin menjauhlah alasan untuknya menghantam Alvin.
“Terus apa hubungannya sama aku Chele? Itu kan hak mereka.” Ucap Reno
“Kamu rela gak kalau perawan Glennys diambil sama Alvin?” ucap Michele
JGEEEEERR !!! Bagai tersambar petir Rebo mendengar pernyataan Michele mengenai sahabatnya tersebut.
“Ah, emangnya kenapa? Suka-suka merekalah. Bukan urusanku juga. Toh Glennys juga udah gak mau lagi ngobrol sama aku.” Ucap Reno
“Beneran? Kamu jangan nyesel ya. Aku tahu Ren. Kamu itu sayang sama dia.” Ucap Michele tegas
“.......” Reno tidak bisa menjawab kata-kata Michele
“Ta.. tapi..” ucap Reno terbata-bata
“Renoooo, kamu harus tahu ya. Kamu kenapa gak pernah diceritain sama si Glennys tentang hubungan mereka? Dan juga kenapa Glennys menjauh dari kamu. Kamu tahu kenapa?” tanya Michele
“Itu karena Alvin gak mau kamu menjadi pengganggu hubungan mereka. Kamu tahu maksudku kan? Kamu tahu Alvin playboy. Iy dia ganteng, tajir banget lagi. Kamu tahu kan, minimal pasti udah pernah denger kalo dia udah sering nidurin cewe. Udah pernah denger kan pasti? Orang itu udah kayak legenda sekolah kok itu orang.” Ucap Michele
“Tapi Glennys aja udah gak pernah cerita ke aku kok Chele.” Ucap Reno membela diri
“Iyalah Ren, Alvin pasti mau nyicip temenmu itulah Renooooo. Aku gemes sama kamu.” Ucap Michele
“Terus aku harus gimana chele?” tanya Reno
“Buat mereka putuslah kalo bisa.” Ucap Michele
“Lagian kamu tahu darimana kalo Alvin ngajak si Glennys begituan?” ucap Reno polos
“Ren, itu temenmu udah diajakin berkali-kali tahu gak? Kamu tahu gak si Alvin itu bilang ngajak main si Glennys buat nunjukkin cintanya Alvin ke Glennys.” Ujar Michele
“Aku gak percaya sama cintanya dia ke temen kita Ren, kalo dia beneran cinta, gak bakalan dia disebur playboy yang suka nidurin anak orang.” Ucap Michele lagi
Mendengar hal tersebut, Reno hanya diam saja. Mengingat bahwa memang itu sudah pilihan sahabatnya, maka Reno tidak mungkin menghalangi. Ada sedikit rasa kecewa terhadap Glennys, kecewa terhadap pilihan Glennys, kecewa terhadap tingkah laku Glennys. Tetapi memang Reno tidak mau ambil pusing atas ucapan milik Michele tersebut, selama memang itu dasar mau sama mau, tidak akan menjadi masalah untuknya, toh.. mereka sama-sama menikmati apabila itu mau sama mau.
Beberapa hari kemudian tepatnya pada hari sabtu Reno memang ada kegiatan ekskul. Ada beberapa ekskul yang hanya ada pada hari Sabtu seperti taekwondo, futsal dan modern dance. Sama halnya dengan Reno, Glennys juga mengikuti ekskul. Reno mengikuti ekskul taekwondo, sedangkan Glennys mengikuti ekskul modern dance. Hanya waktunya saja yang sedikit berbeda. Apabila taekwondo mulai jam sembilan pagi, ekskul modern dance mulai pukul setengah sembilan. Karena saat ini Glennys sudah tidak berkomunikasi lagi dengan Reno, maka secara otomatis Glennys sudah tidak diantar jemput lagi oleh Reno melainkan oleh kekasihnya. Walaupun ekskul modern dance mulai lebih dulu, sidah jadi kebiasaan Reno untuk datang pagi, untuk melakukan pemanasan atau mungkin sekedar bercanda dengan teman-temannya.
Saat Reno sudah sampai di sekolah ia melihat Glennys dan Alvin sudah sampai terlebih dahulu. Ia melihat Glennys dan Alvin masih berada di dalam mobil sambil bercumbu. Hal itu sontak membuat dada Reno panas. Ia berpikir, kenapa mereka harus bercumbu di disini, walau mereka masih ada di dalam mobil. Ia tidak ambil pusing dan langsung memarkirkan motornya. Saat ia sudah memakirkan motornya dan ingin masuk kedalam, sejurus kemudian Glennys keluar dari mobil bersama dengan Alvin. Alvin yang melihat keberadaan Reno langsung memanggil Glennys dan memanggil Reno dengan senyum penuh kemenangan yang seakan mengejek “ini cewe gw, lu jangan ngimpi dapetin dia.” Saat Glennys sudah membelakangi Reno, Alvin mengecup lagi bibir Glennys dan sedikit memainkan lidah. Melihat hal itu, Reno sedikit melotot dan mengumpat dalam hati “apa gw gampar aja ya ini orang, gak tahu diri banget.” Setelah cumbuan singkat tersebut Glennys mendorong Alvin “iiih, kan tadi udah, nanti lagi ya sayang.” Ucap Glennys.
Setelah ekskul berakhir maka kami semua seperti halnya anak sekolah lain biasa mengobrol terlebih dahulu sebelum pulang, ada juga yang sudah janjian untuk jalan-jalan ke mall layaknya anal sekolah pada umumnya. Karena ini adalah tahun terakhir sekolah, maka gw gak mau menyia-nyiakan waktu dengan teman-teman. Saat itu Reno sedang ingin mengambil tasnya di kelas. Memang kebetulan untuk anak kelas satu memiliki kelas di bawah, sedangkan untuk anak kelas dua ada di lantai tiga, sedangkan untuk anak kelas tiga ada di lantai dua. Memang terlihat sedikit aneh acaknya kelas tersebut. Kebetulan ruang serbaguna ada di lantai dua dekat dengan kelas anak kelas tiga. Saat itu Reno sedang berjalan menuju kelasnya dan mendapati lorong yang sudah sepi. Maklum biasanya yang serbaguna hanya dipakai untuk modern dance dan hanya berisi para perempuan yang biasanya tidak suka nongkrong terlalu lama. Saat ia hendak memasuki kelas ia mendengar suara laki-laki dan perempuan sedang berbicara.
“Kamu kenapa sih gak pernah mau?” tanya sang laki-laki
“Aku belum siap sayang.” Balas perempuan tersebut dengan nada lemah
“Belum siap apa? Kamu takut? Aku kan mau buktiin ke kamu kalau aku itu cinta sama kamu.” Ucap si lelaki
“Jangan sayang, please. Aku kasih yang lain aja ya kayak biasa.” Ucap si perempuan.
Mendengar hal tersebur Reno mencoba mengintip dari celah pintu dan ternyata itu adalah Glennys dan Alvin. Awalnya Reno melihat bahwa Glennys sedang dimarahi oleh Alvin karena sesuatu dan akhirnya sesuatu yang dilihat berikutnya cukup membuatnya kaget, Glennys menurunkan celana jeans beserta celana dalam Alvin dan mulai mengulumnya. Alvin terlihat begitu tenang dan bersandar di ujung meja sambil membelai rambut kekasihnya tersebut. Melihat hal ini, Reno hanya bisa terdiam dan melihat kelakuan mereka, bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya disini.
Glennys terus mengulum penis Alvin dengan pelan. Kepalanya terus naik turun sambil rambutnya diusap-usap oleh Alvin. Sambil mengulum, Glennys juga mengocok pelan penis milik Alvin dan sesekali mengecup dan menjilat kepala penis milik Alvin. Reno yang melihat hal tersebut ingin pergi dari tempat tersebut, karena ia berpikir apabila mereka berdua melihatnya, maka Glennys akan sangat malu. Namun, hal tersebut diurungkan oleh Reno saat melihat Alvin mengangkat kepala Glennys dengan menaikkan dagunya dan menciumnya, lalu tangannya langsung turun kearah buah dada milik Glennys dan meremasnya pelan sehingga menimbulkan suara desahan dari mulut Glennys. Setelah itu Alvin mengangkat tubuh Glennys sehingga membuatnya berdiri dan membisikkan sesuatu. Tidak tahu apa yang dibisikkan oleh Alvin kepada Glennys lalu tangan Alvin mulai turun kearah celana hotpants Glennys. Mulai merabanya dengan pelan lalu dengan sekali tarik ia melepaskan celana sekaligus celana dalam milik Glennys. Setelah menariknya Alvin langsung mendorong Glennys ke ujung meja dan langsung menciumnya. Setelah pantat Glennys ada di ujung meja, Alvin langsung jongkok dan menjilati vagina milik Glennys hingga akhirnya Glennys melenguh.
Pada saat itu hati Reno sudah mulai gundah, ia tidak ikhlas bila melihat Glennys digarap oleh Alvin, maka dari itu ia memutuskan untuk meninggalkan mereka sejenak dan berharap saat ia kembali mereka sudah selesai melakukan aksinya dan ia bisa mengambil tasnya kembali. Dalam hati Reno berkata “maafin gw ya Chele, tapi mereka mau sama mau kayaknya. Gak mungkin gw cegah juga.” Ucapnya dalam hati. Saat ia akan beranjak keluar terdengar suara teriakan dari dalam
“KAMU INI KENAPA SIH? AKU KAN UDAH JANJI BAKAL CINTA SAMA KAMU, GAK AKAN NINGGALIN KAMU, TERUS APA LAGI YANG KURANG?” Teriak Alvin.
“Aku belum siap sayang. Aku masih takut. Please kasih aku waktu.” Ucap Glennys sambil menangis.
Setelah mendengar teriakan Alvin, Reno tidak jadi pergi dan kembali mengintip dan waspada, apabila Alvin melakukan kekerasan. Ternyata yang diduga oleh Reno terjadi. Alvin sudah mendekap keras kepada Glennys dan sudah melumat bibirnya. Reno sadar apa yang dilakukan oleh Alvin bukanlah keinginan Glennys. Bagaimana Reno bisa sadar? Karena Glennys menangis dan mencoba mendorong Alvin. Saat ini penis Alvin sudah berada didepan Vagina Glennys dan sudah siap masuk. Keinginan memberontak Glennys percuma karena Alvin memiliki kekuatan yang lebih kuat, dan ia hanya bisa mengeluarkan air mata. Saat ini Reno sedang berpikir apakah ia akan diam saja dan membiarkannya atau menolongnya. Ternyata hati nurani Reno berkata lain dan tidak meninggalkan Glennys. Hati nurani Reni berkata bahwa ia harus menyelamatkan temannya. Pada ketika itu juga, Glennys sedang tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa bergumam
“Renooo… tolong..” ucap Glennys sambil menangis pelan
“BRAAAAAKK” Suara pintu ditendang
“WOI BANGSAT !!!” Teriak Reno
“Renoooo” Teriak Glennys sambil menangis
“Wuiiiih, ada jagoan tengik.. berani juga lu nampakin batang idung lu depan gw. Lupa lu? Lu dulu abis gw gebukin?”
“Wiiiih.. lagalu kayak jagoan juga bang kalo punya bacot. Lu dulu menang sama gw juga gara2 ngegebukin gw rame-rame. Mau berasa kuat lu depan pacarlu. Mendingan lu sekarang pake tuh celana, sebelum kontol lu gw tendang.” Ujar Reno
Glennys yang menyadari perang mulut mereka langsung mengambil bajunya dan lari ke arah Reno. Glennys takut apabila terjadi apa-apa dengan mereka maka akan membuat Alvin murka dan Glennys terkena imbasnya. Baru beberapa langkah, Glennys langsung ditahan oleh Alvin.
“Kamu mau kemana? Kamu lebih pilih dia daripada aku?” ucap Alvin
“Lepasin Vin, aku gak mau. Ini bukan kamu yang aku kenal.” Ucap Glennys sambil menangis dan mencoba melepas tangannya dari cengkraman Alvin
“Aw, sakit Vin.” Ucap Glennys kesakitan karena tangannya digenggam keras
Seketika itu Reno langsung maju dan melepas genggaman Alvin dari Glennys. Saat genggamannya terlepas, Reno langsung memukul hidung Alvin hingga berdarah dan membelakangi Glennys. Saat pukulan itu kena telak ke arah hidung Alvin, Alvin hanya bisa menutup hidungnya dan meringis kesakitan karena darah terus mengucur dari hidungnya.
“BANGSAT !!” Teriak Alvin
Setelah itu Alvin langsung mencoba memukul kepala Reno dan memukul dadanya. Sayang, karena rasa sakitnya yang begitu nyeri membuat Alvin tidak konsen dan mudah dihindari oleh Reno. Setelah menghindari pukulan Alvin dengan mudah, Reno menghantam perut Alvin dengan lututnya
“BUGG” Bunyi hantaman lutut ke arah perut
“Aaaaaarrgh..” jerit Alvin yang lalu tersungkur
Alvin jatuh tersungkur dan mencoba untuk bangkit lagi, tetapi kepalanya langsung ditendang oleh Reno.
“BUGGG” suara tendangan ke kepala
“Ren, udah Ren.. kasian dia.” Ucap Glennys
Mendengar perkataan Glennys, Reno hanya melihatnya saja dan tidak melanjutkannya lagi. Saat Alvin sudah bangkit, ia mundur beberapa langkah karena takut dihajar lagi oleh Reno. Melihat hal ini, Reno hanya memberikan senyum sinis kepada Alvin dan melihat ke arah Glennys.
“Vin, sepertinya kita udah gak bisa lanjut lagi.” Ucap Glennys
Alvin hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa. Setelah mengatakan hal tersebut, Glennys hanya menangis sesunggukkan dan bersembunyi dibelakang Reno karena takut dengan Alvin. Alvin yang akhirnya berjalan keluar dengan menatap penuh dendam kepada Reno sambil berkata “bangsat.” Setelah Alvin keluar dari ruangan kelas, Glennys menangis sejadi-jadinya melihat perlakuan mantannya tersebut. Ia kira mantannya tersebut tidak akan mengambil apa yang selama ini dijaga, melainkan ingin mengambilnya dengan paksa. Setelah Alvin keluar, Glennys yang belum memakai pakaiannya itu langsung mendekap Reno dari belakang. Mengetahui Glennys mendekapnya dari belakang, Reno membelai lembut tangan Glennys dan melepasnya. Setelah berbalik badan ia melihat Glennys yang belum memakai apa-apa dan hatinya gundah.
Setelah hening beberapa detik, Reno akhirnya memberanikan diri dan mengambil pakaian Glennys yang terjatuh dilantai dan mengusap pipi Glennys.
“Pakai bajumu, tenang aja, dia udah gak akan ganggu kamu lagi.” Ucap Reno
“makasih Ren.” Ucap Glennys
“Iya sama-sama. Maaf ya, aku berbuat kayak gitu sama dia.” Ucap Reno
“Iya. Aku tadi sempet takut, dan memang berharap kamu datang.” Ucap Glennys jujur
Reno hanya tersenyum mendengar itu. Hatinya cukup sakit mengingat bahwa ketika Glennys sedang menjalin kasih dengan Alvin, ia betul-betul melupakannya dan bahkan untuk menegurpun ia tidak mau. Setelah keheningan beberapa saat, Reno tersadar dan menyuruh Glennys kembali untuk memakai bajunya.
“pakai bajumu.” Suruh Reno
Saat Glennys ingin memakai bajunya, ia melihat Reno sedang memperhatikan tubuhnya tetapi ia tidak berusaha untuk menutupnya. Saat Reno sadar ia masih memperhatikan tubuh Glennys ia membalikkan badannya.
“Maaf.” Kata yang terucap dari mulut Reno
“Gakpapa.” Ucap Glennys
Sesaat kemudian Glennys menceritakan bahwa Michele sepertinya merasa bahwa Reno menyukainya. Ia menceritakan hal tersebut kepada Reno, bahwa ketika Glennys sedang menjauh dari Reno, Michele memberitahunya bahwa dari gelagatnya Reno sepertinya menyukainya.
“Apa itu bener Ren?” tanya Glenny
Sambil melihat mata Glennys, hanya senyum yang diberikan oleh Reno.
“Kalau begitu, kenapa kamu gak pernah bilang ke aku Ren?” ucap Glennys
Seketika itu juga Glennys memegang tangan Reno dengan eratnya dan mendekatkan tubuhnya ke tubuh Reno, saat ia ingin mengecup bibir Reno, tangan kiri Reno melepas pegangan tangan Glennys dan menahan bibir Glennys dengan telunjuknya.
“Ssst.. jangan, nanti kamu menyesal Nys.” Ucap Reno
“Menyesal? Menyesal kenapa?” ucap Glennys
“Nanti kalau misalkan kamu mau sama aku, kamu pasti menyesal. Seperti katamu, aku item, dan jelek. Bisa-bisa pamor kamu nanti turun drastis gara-gara aku. Aku sadar diri juga kok Nys.” Ucap Reno dengan senyum. Senyum yang penuh arti. Ia mengucapman semua kata-kata yang disebutkan oleh Glennys kepada Michele tempo hari mengenai pendapatnya tentang Reno.
“DEEEEGGG” detak jantung Glennys berdetak kencang. Bagai tersambar petir, ia tidak menyangka kata-katanya tempo hari ternyata didengar bahkan diucapkan oleh Reno pada dirinya. Dirinya merasa menyesal akan hal itu, terlebih lagi Reno adalah sahabatnya. Diluar kejadian saat ini, ia merasa kena sial dari perkataannya.
“Ren.. kamu..” ucap Glennys terbata-bata
“Gakpapa kok Nys, aku tahu. Kalau aku tuh emang gak mungkin jadian juga sama kamu. Makanya aku gak mau berbuat lebih.” Ucap Reno pelan yang menbuat Glennys menitikkan air matanya kembali, sangat deras kali ini. Lalu tiba-tiba Reno mengecup kening dan mengusap ubun-ubun Glennys.
“Cari cowo yang bagus ya, yang baik, bisa perhatian sama kamu, bisa ngelindungin dan tentunya.. lebih baik dari aku.” Ucap Reno sambil tersenyum
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Reno mengambil tasnya yang masih ada di kelas dan meninggalkan Glennys yang masih menangis dengan kata-katanya tersebut. Setelah beberapa menit kepergian Reno, tangisan Glennys semakin menjadi-jadi dan membuatnya berpikir tentang yang dikatannya tadi.
“Ren.. maafin aku..” ucap Glennys
To be continue….
Saat Reno sudah keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju rumahnya, ia mendapati ibunya sedang menonton TV di ruang tamu.
“Baru pulang sayang? Kok tumben?” tanya ibunya
“Iya mah, tadi aku pergi dulu sama si Penjut beli kado buat temen yang ulang tahun minggu depan.” Ucap Reno yang langsung duduk di meja makan
“Eeeehh.. anak mama belum cium mama, belum mandi, belum cuci tangan, belum ganti baju, udah berani ya duduk di meja makan.” Ucap mama dengan nada dibuat sedikit menekan.
“Huuuf.. iya iya mama Lindaaaaa.” Ucap Reno yang langsung mencium mamanya dan langsung beranjak ke kamarnya.
Melihat hal tersebut, ibunya cukup bingung, tidak biasanya anaknya seperti ini. Linda yang mengetahui anaknya mempunyai masalah, langsung mengikuti anaknya keatas dan mengetuk kamar anaknya.
“gak dikunci mah” kata Reno, yang lalu mamanya masuk ke kamarnya.
“Reno mau mandi dulu, tunggu ya ma” ucap Reno
Sambil menunggu anaknya mandi, Linda iseng menelpon Glennys dengan maksud untuk mengajaknya makan malam bersama. Memang ini sudah menjadi kebiasaan Linda dengsn mengajak Glennys makan bersama dengan keluarganya. Terutama Linda dan Reno karena memang papannya suka bepergian untuk urusan bisnis. Biasanya saat kedua orang tua Glennys menitipkan Glennys kepada Linda karena kedua orang tuanya adalah pekerja yang memiliki jabatan yang tinggi jadi mengharuskan mereka untuk sering bepergian dinas, maka Linda mengajak Glennys untuk makan malam. Sama seperti yang dilakukannya saat ini.
“Halo tan?” jawab Glennys
“Kamu kesini dong, temenin aku sama Reno makan, kamu belum ma pasti.” Ucap Linda
“ya udah tan, bentar ya tan.” Ucap Glennys yang sudah tidak malu-malu lagi karena mereka memang sudah sangat dekat, dan Glennys juga sudah dianggap anak oleh Linda, mamanya Reno.
“Siiip, tante tunggu ya !! Tante udah masak, kesukaan kamu juga, udang goreng sama soup. Kamu pasti suka.” Ucap Linda
“Wiiiiih.. enak nih tan, iya tan, bentar kelarin beres-beres buku bentar.” Ujar Glennys dengan antusias
Setelah menelpon Glennys, Linda langsung menutup panggilannya dan menunggu Reno keluar kamar mandi. Sebetulnya Reno mau langsung bertanya kepada mamanya tentang siapa yang dihubungi oleh ibunya, tetapi ia mengurungkan niatnya dan memakai baju terlebih dahulu. Setelah itu ia baru bertanya
“Siapa ma? Papa?” tanya Reno
“Biasa Glennys sayang. Mama ajak dia makan malem sama kita, kan mama sama papa dia lagi keluar kota.” Sahut mama Linda
“Huuuuf.. ok ok.” Ucap Reno lemas
“Kenapa sayang? Biasanya kamu seneng mama ajak Glennys? Ada masalah? Cerita dong sama mama.” Ucap Linda menawarkan kepada anaknya, yang hanya diberikan senyum oleh Reno dan langsung meninggalkan ibunya kebawah
“Agak males aku rasanya ketemu Glennys. Huuuf.. kenapa seperti ini sih? Aku emangnya sejelek itu ya? Sampai bisa dikatain kayak begitu sama si Glennys?” tanya Reno kepada dirinya sendiri.
Tidak lama setelah Reno turun bersama ibunya ke meja makan, Glennys sudah datang ke rumah Reno dan langsung menyapa mama Linda dan anaknya tersebut. Mereka bertiga makan malam bersama dan mengobrol bersama. Setelah mereka menghabiskan makan malam bersama, Glennys diajak untuk duduk ngobrol sambil menonton bersama dengan ibunya. Tidak seperti biasanya, Reno cukup malas untuk mengobrol dengan Glennys hari ini, mengingat kata-kata Glennys tadi siang saat tidak sengaja didengar olehnya sendiri tentang bagaimana Glennys menganggap dirinya itu. Sebetulnya Reno tidak pernah keberatan apabila rasa suka dan sayangnya ditolak oleh Glennys, yang menjadi masalah hanyalah cara bicara Glennys. Saat itu juga, Reno pamit masuk ke kamarnya diatas dan memisahkan diri. Melihat tingkah anaknya yang aneh tersebut, mamanya langsung bertanya kepada Glennys.
“Reno kenapa sih?” tanya mama Linda
“Gak tau tuh tan, dari tadi siang tumben.” Ucap Glennys
“Loh? Udah dari siang? Emang tadi dia berantem? Terus tadi dia pulang kok sendiri? Kamu gak ikut sama dia ke mall?” tanya mama Linda lagi
“Iya tan, tadi tumben aku gak bareng, dia gak mau. Biasanya mah gak usah nawarin diri juga dia mau, hehehe..” ucap Glennys.
“Oh gitu, ya udah deh.. moga-moga aja Cuma masalah sepele dan gak berkelanjutan. Males juga kalo masalahnya runyam. Hahahahaha. Eh iya, ngomong-ngomong kamu weekend kemana? Mama sama papa kamu masih sampai minggu depan kan pulangnya, gimana kalau kamu main kesini, hehehe, ato mungkin si Reno main ke rumahmu kayak biasa gitu.” Ucap mama Linda
Sudah menjadi hal yang biasa apabila Glennys main ke rumah Reno ataupun mungkin Reno main ke rumah Glennys. Mereka sudah seperti saudara. Setelah ngobrol berbasa basi antara mama Linda dan Glennys, akhirnya Glennys pamit pulang karena dirasa sudah malam. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan besok mereka akan masuk sekolah, karena besok masih hari Jumat. Setelah Glennys pulang dari rumahnya Reno, segeralah mama Linda menghampiri anaknya yang berada di kamar.
“Kamu kenapa sih? Cerita dong sama mama sayang.” Ucap Linda
“Hmmm.. gmn ya.. hahahahaha.. bingung juga ma mau cerita.” Ucap Reno
“Kok bingung? Kamu berantem sama Glennys?” tanya mamanya
“Ma, emangnya aku jelek banget ya?” tanya Reno mengalihkan perhatian
“Hmm? Memang kenapa sayang? Kok nanya kayak begitu sih?” tanya mama Linda sambil mengelus kepala anaknya dan mencium kening anaknya.
“Udah jawab aja sih ma, kalo jelek ya bilang aja jelek, kalo ganteng ya bilang aja ganteng. Ya gak mungkin ganteng juga sih. Ya udah gini aja, jelek atau biasa mah? Biar mama gak bingung.” Ucap Reno lagi
“Biasa aja sih kalo menurut mama. Kamu ditolak sama cewek ya sayang?” tanya mama kembali
“enggak sih. Ya udahlah, intinya gitu mah. Nanti Reno juga bakal cerita sama mama kalo suasana hati Reno udah enakan.” Sahut Reno
“Ya udah terserah kamu, tapi mama Cuma minta satu aja sama kamu Ren, kamu jangan berantem sama Glennys, soalnya kalian kan temenan udah lama, udaj kaya saudara. Yaaa.. syukur-syukur kamu nikah sama dia, mama mau loh Ren.” Ucap mama yang setelah itu pergi kebawaj lagi meninggalkanku.
“mah.. mah.. coba mama tahu apa yang diomongin sama si Glennys, apa iya mama masih bisa ngomong kayak gitu. Aku sih sakit dengernya langsung.” Ucap Reno dalam hati
Setelah bergumam demikian, Reno melakukan aktivitasnya seperti biasa, yaitu bermain salah satu game online yang paling booming dan punya hadiah yang besar. Saat baru online, Penuut langsung memberikan message kepada Reno
“Ler, latihan gak? Tourney udah deket nih, kita masih kurang latihan. Mumpung lagi berlima.” Chat Penjut
“Ok, nyalain mic lu pada ye, jangan lupa. Males gw kalo lagi war mesti ngetik, kayak di zaman batu aja.” Balas Reno
“Hahahahahaha.. bangsat lu ya, kemarin mic gw error coy, yok ah. Anak-anak udah pada nunggu.”
Saat mereka sedang finding match, tiba-tiba salah satu temannya bertanya kepada Reno mengenai Glennys
“Oi cok, lu kenapa gak pernah jadian sih sama si Glennys? Padahal Glennys kan cakep loh. Cakep parah kalo kata gw mah.” Ucap salah satu temannya di ujung mic
“aduh Lucky, udah berapa kali gw bilang, gw sama dia Cuma temenan.” Ucap Reno
“Kalo gitu, gw coba deketin itu cewe ya, kan lumayan bro kalo berhasil. Gw kan bisa mamer sama elu orang.” Canda Lucky
“Serah.” Ucap Reno
Mendengar hal itu, sontak mereka berempat kaget bukan main. Biasanya apabila saat Reno sedang digoda seperti itu pasti reaksinya ada marah-marah dan tidak mengizinkan. Seperti ekspresi seorang kakak yang mau melindungi adiknya apabila mengetahui orang yang mendekati adiknya sudah mempunyai banyak belang. Tetapi berbeda dengan saat ini, Reno terlihat cuek dan sangat tidak peduli dengan sahabatnya tersebut.
“Tetoooooooot.. anak perjaka lagi galau. ****** deh ban sama picknya, terus latiannya keteteran, abis itu pas tourney pasti nolol. Hadeeeeh.. cerita lama lo bangsat.” Ucap salah satu temannya Jeffry dari ujung mic.
“Hahahahahaha.. tayiiiii jujur bgt lo jef, anak orang ntar bundir mau lo tanggung jawab?” jawab Ega
“Mbacot lu ye semua, jangan sampe gw gamparin satu-satu luh.. udah.. lu pada main aja yang bener, gak usah mikirin yang lain.” Jawab Reno sok tegar.
“Siyaaap bosque.” Jawab mereka serempak
Saat game sudah berlangsung selama lima belas menit, Reno dan teman-teman sedang fokus pada game
“LER, ULTI ITU LER” Teriak Lucky
“ASNET ASNET” Sahut Jeffry tidak kalah kencang
Tiba-tiba saja panggilan masuk dari sahabat Reno ke handphonenya yang membuat fokus Reno terpecah dan lebih mementingkan panggilan telephonenya dan melepas headsetnya.
“Halo?” sapa Reno
“Oi Ren, lagi apa kamu?” tanya Glennys
“ya biasalah Nys, kayak gak tahu anak laki aja.” Ucap Reno
“Hayooo.. lagi itu yaaa?” Ucap Glennys
“Ngaco, lagi main game sama anak-anak. Kenapa nys?” tanya Reno
“Iiiih pake nanya lagi, biasa juga hubungin kamu kan, ngobrol gitu. Sampe salah satu dari kita ngantuk. Aneh kamu ah, masih nanya lagi.” Ucap Glennys
“Oh.” Jawab Reno yang sebenarnya cukup malas untuk berkomunikasi dengan Glennys.
“Kok Cuma oh sih? Tumben banget kamu hari ini, kayak lagi gak niat aja.” Ucap Glennys kesal menanggapi jawaban Reno
“Ya udah, aku sambil main ya telponannya. Tanggung ini Nys, jadi mungkin agak gak konsen aku.” Ucap Reno.
Beberapa lama setelah Glennys mulai menelpon, akhirnya permainan Reno dan kawan-kawan sudah selesai.
“Great man, thx ya.” Ucap Reno
“yoi bro, besok latihab lagi ya, udah deket nih tournamentnya” ucap Penjut kepada yang lain
“Ok, see you guys.” Ucap Reno kepada yang lain
Setelah tidak sengaja mendengar percakapannya di mic, Glennys bertanya kepada Reno
“Kamu sama yang lain udah kelar? Asiiik, bisa ditemenin full dong.” Ucap Glennys
“Hmm..” jawaban jutek dari mulut Reno.
Sebetulnya Reno sudah ingin menutup telephone dan berpura-pura tidur, dan bahkan ia ingin mengurungkan niatnya untuk bolos besok. Mengingat kalimatnya yang dilontarkan oleh Glennys benar-benar membuatnya sakit hati. Ia tidak menyangka bahwa orang yang benar-benar ia sayangi menghinanya dengan sedemikian rupa didepan temannya.
“aku ngantuk, maaf ya. Besok kita lanjutin lagi di sekolah.” Ujar Reno
“Oh.. hmm.. baiklah.. anyway Ren, kalo aku ada salah maafin aku ya. Kamu keliatannya bete banget hari ini Ren.” Ujar Glennys.
“Iya, tenang aja, haha..” ujar Reno
Setelah akhirnya pembicaraan diputus, Reno akhirnya berbaring di tempat tidur dan mulai menerawang apa yang dikatannya berkali-kali. “Ah sial, aku ini kenapa sih? Kalau sakit hati pasti bisa kepikiran lama bener. Hadeeeeh.. Ren, Ren.. udah tahu dia ngatain kayak begitu. Udah gak ada harapan lagi Ren.” Gumam Reno pelan di kamarnya sendiri. Setelah itu iapun tertidur.
Keesokan paginya jam sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit dan sudah ada chat dari Glennys seperti biasa
“banguuuuuuuuuuunn, udah siang wey.” Begitulah bunyi chat dari Glennys untuk Reno. Sebetulnya Reno ingin membalas chat tersebut seperti biasa, namun hal itu diurungkan. Hingga akhirnya merekapun tiba di sekolah.
Hari-hari berjalan seperti biasa, tidak ada yang berubah. Selama beberapa hari ini semuanya berjalan datar, dan Reno mulai bisa melupakan kata-kata yang pernah terdengar di kepalanya tersebut. Ia mulai berbicara dengan seru lagi dengan Glennys dan seakan-akan lupa tentang kejadian yang pernah ada. Pada suatu hari ternyata Glennys didekati oleh kakak kelas gw dulu. Kenapa gw bilang kakak kelas gw dulu? Karena sekarang dia udah kuliah. Gw sebenernya kurang suka dia dideketin sama kakak kelas gw ini, secara dulu gw pernah ribut sama dia. Sebetulnya alasan gw gak suka itu bukan karena gw pernah ribut, tapi alesan gw ribut sama doi. Waktu itu kita ribut karena gw disangka cari perhatian sama pacarnya dia waktu itu, padahal pacarnya sendiri yang baik sama gw. Alhasil kita berantem di lapangan waktu itu. Kalau sekarang ngeliat kakak kelas gw ini, rasanya mau gw pukul, tapi gw inget, gw gak ada hak buat itu dan juga itu haknya Glennys kalau misalkan jadian sama dia.
Setelah beberapa lama pendekatan antara Glennys dan Alvin yang adalah nama kakak kelas gw ini, Glennys mulai menjauhi gw. Padahal biasanya walau dia punya pacar sekalipun dia gak pernah menjauhi gw, dan dia selalu bilang “aku tuh kenal kamu udah dari kecil, kenapa aku harus ngejauh sama kamu gara-gara aku pacaran?” begitulah kira-kira kata-kata yang sering Glennys ucapkan. Berbeda dengan halnya saat ini. Dia menjauhi gw, sampai-sampai seperti lost contact. Bahkan ketika gw ingin menelpon diapun untuk keperluan yang penting, seringkali ia reject dengan berbagai alasan. Waktu itu gw gak mau ambil pusing, secara gw bukan siapa-siapa buat Glennys, kita hanya sahabatan saja. Hingga suatu ketika Michele meminta tolong kepada gw,
“Ren, ikut aku yuk sebentar ke halaman belakang. Ada yang mau aku omongin.” Ajak Michele
“Kenapa Chele? Disini aja ngapa, sampe ke belakang. Takut diperkosa gw sama elo hahahahaha..” ujar Reno dengan membuat candaan
“Yeeee.. maunya kamu itu Ren, hahahaha.. mendingan aku kasih ke Raka cowokku. Udah ayo sini ikut.” Ujar Michele dengan sedikit memaksa
“Tentang apa sih? Kok kayaknya elu serius banget sampe harus kebelakang.” Ujar Reno
“Tentang Glennys.” Jawab Michele singkat
Setelah mendengar nama Glennys, Reno langsung merasa antusias dan mengikuti Michele ke halaman belakang. Setelah sesampainya mereka di halaman belakang, Reno mendengarkan kabar yang sangat tidak menyenangkan bahwa selama pendekatan saja Alvin sudah sering melakukan peting dan beberapa hal serupa kepada Glennys hingga akhirnya mereka bisa jadian. Hal ini sebenarnya membuat Reno sedikit panas. Reno ingin sekali melabrak Alvin, tetapi Reno ingat bahwa itu adalah hak mereka, terutama sekarang Glennys sudah tidak pernah berbicara lagi dengan dia. Maka semakin menjauhlah alasan untuknya menghantam Alvin.
“Terus apa hubungannya sama aku Chele? Itu kan hak mereka.” Ucap Reno
“Kamu rela gak kalau perawan Glennys diambil sama Alvin?” ucap Michele
JGEEEEERR !!! Bagai tersambar petir Rebo mendengar pernyataan Michele mengenai sahabatnya tersebut.
“Ah, emangnya kenapa? Suka-suka merekalah. Bukan urusanku juga. Toh Glennys juga udah gak mau lagi ngobrol sama aku.” Ucap Reno
“Beneran? Kamu jangan nyesel ya. Aku tahu Ren. Kamu itu sayang sama dia.” Ucap Michele tegas
“.......” Reno tidak bisa menjawab kata-kata Michele
“Ta.. tapi..” ucap Reno terbata-bata
“Renoooo, kamu harus tahu ya. Kamu kenapa gak pernah diceritain sama si Glennys tentang hubungan mereka? Dan juga kenapa Glennys menjauh dari kamu. Kamu tahu kenapa?” tanya Michele
“Itu karena Alvin gak mau kamu menjadi pengganggu hubungan mereka. Kamu tahu maksudku kan? Kamu tahu Alvin playboy. Iy dia ganteng, tajir banget lagi. Kamu tahu kan, minimal pasti udah pernah denger kalo dia udah sering nidurin cewe. Udah pernah denger kan pasti? Orang itu udah kayak legenda sekolah kok itu orang.” Ucap Michele
“Tapi Glennys aja udah gak pernah cerita ke aku kok Chele.” Ucap Reno membela diri
“Iyalah Ren, Alvin pasti mau nyicip temenmu itulah Renooooo. Aku gemes sama kamu.” Ucap Michele
“Terus aku harus gimana chele?” tanya Reno
“Buat mereka putuslah kalo bisa.” Ucap Michele
“Lagian kamu tahu darimana kalo Alvin ngajak si Glennys begituan?” ucap Reno polos
“Ren, itu temenmu udah diajakin berkali-kali tahu gak? Kamu tahu gak si Alvin itu bilang ngajak main si Glennys buat nunjukkin cintanya Alvin ke Glennys.” Ujar Michele
“Aku gak percaya sama cintanya dia ke temen kita Ren, kalo dia beneran cinta, gak bakalan dia disebur playboy yang suka nidurin anak orang.” Ucap Michele lagi
Mendengar hal tersebut, Reno hanya diam saja. Mengingat bahwa memang itu sudah pilihan sahabatnya, maka Reno tidak mungkin menghalangi. Ada sedikit rasa kecewa terhadap Glennys, kecewa terhadap pilihan Glennys, kecewa terhadap tingkah laku Glennys. Tetapi memang Reno tidak mau ambil pusing atas ucapan milik Michele tersebut, selama memang itu dasar mau sama mau, tidak akan menjadi masalah untuknya, toh.. mereka sama-sama menikmati apabila itu mau sama mau.
Beberapa hari kemudian tepatnya pada hari sabtu Reno memang ada kegiatan ekskul. Ada beberapa ekskul yang hanya ada pada hari Sabtu seperti taekwondo, futsal dan modern dance. Sama halnya dengan Reno, Glennys juga mengikuti ekskul. Reno mengikuti ekskul taekwondo, sedangkan Glennys mengikuti ekskul modern dance. Hanya waktunya saja yang sedikit berbeda. Apabila taekwondo mulai jam sembilan pagi, ekskul modern dance mulai pukul setengah sembilan. Karena saat ini Glennys sudah tidak berkomunikasi lagi dengan Reno, maka secara otomatis Glennys sudah tidak diantar jemput lagi oleh Reno melainkan oleh kekasihnya. Walaupun ekskul modern dance mulai lebih dulu, sidah jadi kebiasaan Reno untuk datang pagi, untuk melakukan pemanasan atau mungkin sekedar bercanda dengan teman-temannya.
Saat Reno sudah sampai di sekolah ia melihat Glennys dan Alvin sudah sampai terlebih dahulu. Ia melihat Glennys dan Alvin masih berada di dalam mobil sambil bercumbu. Hal itu sontak membuat dada Reno panas. Ia berpikir, kenapa mereka harus bercumbu di disini, walau mereka masih ada di dalam mobil. Ia tidak ambil pusing dan langsung memarkirkan motornya. Saat ia sudah memakirkan motornya dan ingin masuk kedalam, sejurus kemudian Glennys keluar dari mobil bersama dengan Alvin. Alvin yang melihat keberadaan Reno langsung memanggil Glennys dan memanggil Reno dengan senyum penuh kemenangan yang seakan mengejek “ini cewe gw, lu jangan ngimpi dapetin dia.” Saat Glennys sudah membelakangi Reno, Alvin mengecup lagi bibir Glennys dan sedikit memainkan lidah. Melihat hal itu, Reno sedikit melotot dan mengumpat dalam hati “apa gw gampar aja ya ini orang, gak tahu diri banget.” Setelah cumbuan singkat tersebut Glennys mendorong Alvin “iiih, kan tadi udah, nanti lagi ya sayang.” Ucap Glennys.
Setelah ekskul berakhir maka kami semua seperti halnya anak sekolah lain biasa mengobrol terlebih dahulu sebelum pulang, ada juga yang sudah janjian untuk jalan-jalan ke mall layaknya anal sekolah pada umumnya. Karena ini adalah tahun terakhir sekolah, maka gw gak mau menyia-nyiakan waktu dengan teman-teman. Saat itu Reno sedang ingin mengambil tasnya di kelas. Memang kebetulan untuk anak kelas satu memiliki kelas di bawah, sedangkan untuk anak kelas dua ada di lantai tiga, sedangkan untuk anak kelas tiga ada di lantai dua. Memang terlihat sedikit aneh acaknya kelas tersebut. Kebetulan ruang serbaguna ada di lantai dua dekat dengan kelas anak kelas tiga. Saat itu Reno sedang berjalan menuju kelasnya dan mendapati lorong yang sudah sepi. Maklum biasanya yang serbaguna hanya dipakai untuk modern dance dan hanya berisi para perempuan yang biasanya tidak suka nongkrong terlalu lama. Saat ia hendak memasuki kelas ia mendengar suara laki-laki dan perempuan sedang berbicara.
“Kamu kenapa sih gak pernah mau?” tanya sang laki-laki
“Aku belum siap sayang.” Balas perempuan tersebut dengan nada lemah
“Belum siap apa? Kamu takut? Aku kan mau buktiin ke kamu kalau aku itu cinta sama kamu.” Ucap si lelaki
“Jangan sayang, please. Aku kasih yang lain aja ya kayak biasa.” Ucap si perempuan.
Mendengar hal tersebur Reno mencoba mengintip dari celah pintu dan ternyata itu adalah Glennys dan Alvin. Awalnya Reno melihat bahwa Glennys sedang dimarahi oleh Alvin karena sesuatu dan akhirnya sesuatu yang dilihat berikutnya cukup membuatnya kaget, Glennys menurunkan celana jeans beserta celana dalam Alvin dan mulai mengulumnya. Alvin terlihat begitu tenang dan bersandar di ujung meja sambil membelai rambut kekasihnya tersebut. Melihat hal ini, Reno hanya bisa terdiam dan melihat kelakuan mereka, bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya disini.
Glennys terus mengulum penis Alvin dengan pelan. Kepalanya terus naik turun sambil rambutnya diusap-usap oleh Alvin. Sambil mengulum, Glennys juga mengocok pelan penis milik Alvin dan sesekali mengecup dan menjilat kepala penis milik Alvin. Reno yang melihat hal tersebut ingin pergi dari tempat tersebut, karena ia berpikir apabila mereka berdua melihatnya, maka Glennys akan sangat malu. Namun, hal tersebut diurungkan oleh Reno saat melihat Alvin mengangkat kepala Glennys dengan menaikkan dagunya dan menciumnya, lalu tangannya langsung turun kearah buah dada milik Glennys dan meremasnya pelan sehingga menimbulkan suara desahan dari mulut Glennys. Setelah itu Alvin mengangkat tubuh Glennys sehingga membuatnya berdiri dan membisikkan sesuatu. Tidak tahu apa yang dibisikkan oleh Alvin kepada Glennys lalu tangan Alvin mulai turun kearah celana hotpants Glennys. Mulai merabanya dengan pelan lalu dengan sekali tarik ia melepaskan celana sekaligus celana dalam milik Glennys. Setelah menariknya Alvin langsung mendorong Glennys ke ujung meja dan langsung menciumnya. Setelah pantat Glennys ada di ujung meja, Alvin langsung jongkok dan menjilati vagina milik Glennys hingga akhirnya Glennys melenguh.
Pada saat itu hati Reno sudah mulai gundah, ia tidak ikhlas bila melihat Glennys digarap oleh Alvin, maka dari itu ia memutuskan untuk meninggalkan mereka sejenak dan berharap saat ia kembali mereka sudah selesai melakukan aksinya dan ia bisa mengambil tasnya kembali. Dalam hati Reno berkata “maafin gw ya Chele, tapi mereka mau sama mau kayaknya. Gak mungkin gw cegah juga.” Ucapnya dalam hati. Saat ia akan beranjak keluar terdengar suara teriakan dari dalam
“KAMU INI KENAPA SIH? AKU KAN UDAH JANJI BAKAL CINTA SAMA KAMU, GAK AKAN NINGGALIN KAMU, TERUS APA LAGI YANG KURANG?” Teriak Alvin.
“Aku belum siap sayang. Aku masih takut. Please kasih aku waktu.” Ucap Glennys sambil menangis.
Setelah mendengar teriakan Alvin, Reno tidak jadi pergi dan kembali mengintip dan waspada, apabila Alvin melakukan kekerasan. Ternyata yang diduga oleh Reno terjadi. Alvin sudah mendekap keras kepada Glennys dan sudah melumat bibirnya. Reno sadar apa yang dilakukan oleh Alvin bukanlah keinginan Glennys. Bagaimana Reno bisa sadar? Karena Glennys menangis dan mencoba mendorong Alvin. Saat ini penis Alvin sudah berada didepan Vagina Glennys dan sudah siap masuk. Keinginan memberontak Glennys percuma karena Alvin memiliki kekuatan yang lebih kuat, dan ia hanya bisa mengeluarkan air mata. Saat ini Reno sedang berpikir apakah ia akan diam saja dan membiarkannya atau menolongnya. Ternyata hati nurani Reno berkata lain dan tidak meninggalkan Glennys. Hati nurani Reni berkata bahwa ia harus menyelamatkan temannya. Pada ketika itu juga, Glennys sedang tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa bergumam
“Renooo… tolong..” ucap Glennys sambil menangis pelan
“BRAAAAAKK” Suara pintu ditendang
“WOI BANGSAT !!!” Teriak Reno
“Renoooo” Teriak Glennys sambil menangis
“Wuiiiih, ada jagoan tengik.. berani juga lu nampakin batang idung lu depan gw. Lupa lu? Lu dulu abis gw gebukin?”
“Wiiiih.. lagalu kayak jagoan juga bang kalo punya bacot. Lu dulu menang sama gw juga gara2 ngegebukin gw rame-rame. Mau berasa kuat lu depan pacarlu. Mendingan lu sekarang pake tuh celana, sebelum kontol lu gw tendang.” Ujar Reno
Glennys yang menyadari perang mulut mereka langsung mengambil bajunya dan lari ke arah Reno. Glennys takut apabila terjadi apa-apa dengan mereka maka akan membuat Alvin murka dan Glennys terkena imbasnya. Baru beberapa langkah, Glennys langsung ditahan oleh Alvin.
“Kamu mau kemana? Kamu lebih pilih dia daripada aku?” ucap Alvin
“Lepasin Vin, aku gak mau. Ini bukan kamu yang aku kenal.” Ucap Glennys sambil menangis dan mencoba melepas tangannya dari cengkraman Alvin
“Aw, sakit Vin.” Ucap Glennys kesakitan karena tangannya digenggam keras
Seketika itu Reno langsung maju dan melepas genggaman Alvin dari Glennys. Saat genggamannya terlepas, Reno langsung memukul hidung Alvin hingga berdarah dan membelakangi Glennys. Saat pukulan itu kena telak ke arah hidung Alvin, Alvin hanya bisa menutup hidungnya dan meringis kesakitan karena darah terus mengucur dari hidungnya.
“BANGSAT !!” Teriak Alvin
Setelah itu Alvin langsung mencoba memukul kepala Reno dan memukul dadanya. Sayang, karena rasa sakitnya yang begitu nyeri membuat Alvin tidak konsen dan mudah dihindari oleh Reno. Setelah menghindari pukulan Alvin dengan mudah, Reno menghantam perut Alvin dengan lututnya
“BUGG” Bunyi hantaman lutut ke arah perut
“Aaaaaarrgh..” jerit Alvin yang lalu tersungkur
Alvin jatuh tersungkur dan mencoba untuk bangkit lagi, tetapi kepalanya langsung ditendang oleh Reno.
“BUGGG” suara tendangan ke kepala
“Ren, udah Ren.. kasian dia.” Ucap Glennys
Mendengar perkataan Glennys, Reno hanya melihatnya saja dan tidak melanjutkannya lagi. Saat Alvin sudah bangkit, ia mundur beberapa langkah karena takut dihajar lagi oleh Reno. Melihat hal ini, Reno hanya memberikan senyum sinis kepada Alvin dan melihat ke arah Glennys.
“Vin, sepertinya kita udah gak bisa lanjut lagi.” Ucap Glennys
Alvin hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa. Setelah mengatakan hal tersebut, Glennys hanya menangis sesunggukkan dan bersembunyi dibelakang Reno karena takut dengan Alvin. Alvin yang akhirnya berjalan keluar dengan menatap penuh dendam kepada Reno sambil berkata “bangsat.” Setelah Alvin keluar dari ruangan kelas, Glennys menangis sejadi-jadinya melihat perlakuan mantannya tersebut. Ia kira mantannya tersebut tidak akan mengambil apa yang selama ini dijaga, melainkan ingin mengambilnya dengan paksa. Setelah Alvin keluar, Glennys yang belum memakai pakaiannya itu langsung mendekap Reno dari belakang. Mengetahui Glennys mendekapnya dari belakang, Reno membelai lembut tangan Glennys dan melepasnya. Setelah berbalik badan ia melihat Glennys yang belum memakai apa-apa dan hatinya gundah.
Setelah hening beberapa detik, Reno akhirnya memberanikan diri dan mengambil pakaian Glennys yang terjatuh dilantai dan mengusap pipi Glennys.
“Pakai bajumu, tenang aja, dia udah gak akan ganggu kamu lagi.” Ucap Reno
“makasih Ren.” Ucap Glennys
“Iya sama-sama. Maaf ya, aku berbuat kayak gitu sama dia.” Ucap Reno
“Iya. Aku tadi sempet takut, dan memang berharap kamu datang.” Ucap Glennys jujur
Reno hanya tersenyum mendengar itu. Hatinya cukup sakit mengingat bahwa ketika Glennys sedang menjalin kasih dengan Alvin, ia betul-betul melupakannya dan bahkan untuk menegurpun ia tidak mau. Setelah keheningan beberapa saat, Reno tersadar dan menyuruh Glennys kembali untuk memakai bajunya.
“pakai bajumu.” Suruh Reno
Saat Glennys ingin memakai bajunya, ia melihat Reno sedang memperhatikan tubuhnya tetapi ia tidak berusaha untuk menutupnya. Saat Reno sadar ia masih memperhatikan tubuh Glennys ia membalikkan badannya.
“Maaf.” Kata yang terucap dari mulut Reno
“Gakpapa.” Ucap Glennys
Sesaat kemudian Glennys menceritakan bahwa Michele sepertinya merasa bahwa Reno menyukainya. Ia menceritakan hal tersebut kepada Reno, bahwa ketika Glennys sedang menjauh dari Reno, Michele memberitahunya bahwa dari gelagatnya Reno sepertinya menyukainya.
“Apa itu bener Ren?” tanya Glenny
Sambil melihat mata Glennys, hanya senyum yang diberikan oleh Reno.
“Kalau begitu, kenapa kamu gak pernah bilang ke aku Ren?” ucap Glennys
Seketika itu juga Glennys memegang tangan Reno dengan eratnya dan mendekatkan tubuhnya ke tubuh Reno, saat ia ingin mengecup bibir Reno, tangan kiri Reno melepas pegangan tangan Glennys dan menahan bibir Glennys dengan telunjuknya.
“Ssst.. jangan, nanti kamu menyesal Nys.” Ucap Reno
“Menyesal? Menyesal kenapa?” ucap Glennys
“Nanti kalau misalkan kamu mau sama aku, kamu pasti menyesal. Seperti katamu, aku item, dan jelek. Bisa-bisa pamor kamu nanti turun drastis gara-gara aku. Aku sadar diri juga kok Nys.” Ucap Reno dengan senyum. Senyum yang penuh arti. Ia mengucapman semua kata-kata yang disebutkan oleh Glennys kepada Michele tempo hari mengenai pendapatnya tentang Reno.
“DEEEEGGG” detak jantung Glennys berdetak kencang. Bagai tersambar petir, ia tidak menyangka kata-katanya tempo hari ternyata didengar bahkan diucapkan oleh Reno pada dirinya. Dirinya merasa menyesal akan hal itu, terlebih lagi Reno adalah sahabatnya. Diluar kejadian saat ini, ia merasa kena sial dari perkataannya.
“Ren.. kamu..” ucap Glennys terbata-bata
“Gakpapa kok Nys, aku tahu. Kalau aku tuh emang gak mungkin jadian juga sama kamu. Makanya aku gak mau berbuat lebih.” Ucap Reno pelan yang menbuat Glennys menitikkan air matanya kembali, sangat deras kali ini. Lalu tiba-tiba Reno mengecup kening dan mengusap ubun-ubun Glennys.
“Cari cowo yang bagus ya, yang baik, bisa perhatian sama kamu, bisa ngelindungin dan tentunya.. lebih baik dari aku.” Ucap Reno sambil tersenyum
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Reno mengambil tasnya yang masih ada di kelas dan meninggalkan Glennys yang masih menangis dengan kata-katanya tersebut. Setelah beberapa menit kepergian Reno, tangisan Glennys semakin menjadi-jadi dan membuatnya berpikir tentang yang dikatannya tadi.
“Ren.. maafin aku..” ucap Glennys
To be continue….
BlackDestiny
Semprot Addict
- Daftar
- 6 Aug 2018
- Post
- 468
- Like diterima
- 76
monggo bang..
- Status
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
