Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

Wow... Satu lagi cerita yg udah kelewatan jauh saya lewatkan.
Keren!
Sharing pengetahuan soal deep web dan pemrograman.
Romansa & persahabatan juga kental banget disini.
Luar biasa!
:beer: :beer: :beer:
 
Hu, adakah kelanjutan dari cerita ini??
Judulnya apa saja??
bisa minta urutan ceritanya gak,,,🙏🙏
 
Lanjutannya soal ci Diana dan Bu Fera . BOS soalnya spt nya ada yg ngegantung tuh.... Lancrot keun
 
Kapan om buat sekuel cerita ini? Semoga om berkenan kembali menulis
 
EPISODE 1 : OPENING

Senja Harmoni




Devina Rosalli



Martha Christina



Villy Janes Priscilla



Valensia Klara



"Dari sisi hard skill dan soft skill kamu tidak ada masalah. Saya akan senang mendapatkan supervisor seperti dirimu. Dari divisi HRD pun tidak ada masalah. Masalahnya hanya ada pada gaji yang kamu minta." Kata Direktur Teknologi yang sedang meng-interview aku.

"Oh, saya tidak masalah bu. Gaji yang saya tulis disitu masih negotiable. Kalau boleh tahu, berapa yang perusahaan ini tawarkan?" Tanyaku.

"Jika seandainya gaji yang kami tawarkan ini, tidak sesuai dengan harapanmu, apakah kamu akan menolak tawaran ini?" Tanya Wakil Direktur Teknologi yang juga meng-interview aku bersama dengan Direktur Teknologi.

"Kemungkinan besar iya, pak." Kataku dengan lempengnya.

Mendengar jawabanku, Direktur Teknologi dan Wakil Direktur Teknologi itu saling memandang satu sama lain, kemudian saling tersenyum.

"Bagus. Paling tidak, beberapa tes kecil terakhir kamu lulus. Kami membutuhkan seseorang yang paling tidak memiliki tujuan terhadap suatu tindakan yang akan diambilnya." Kata Direktur Teknologi.

Aku heran mendengar jawabannya. Apa maksudnya?

"Bagus, Jay. Ya, gaji yang kamu tawarkan ini sedikit bermasalah. Standar gaji supervisor di perusahaan ini minimal adalah tiga kali lipat yang kamu minta." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Aku mengajukan gaji lima belas juta rupiah, berarti tiga kali lipatnya itu adalah lima juta rupiah. Astaga, rendah sekali ya. Di perusahaanku sebelumnya saja aku paling tidak digaji sebelas juta rupiah. Eh tunggu! Tiga kali lipatnya? Apa aku tidak salah dengar?

"Ti... tiga kali lipat, pak? Mungkin maksud bapak tiga kali lebih rendah?" Tanyaku untuk memastikan.

"Tidak, Jay. Kamu tidak salah mendengar. Ya, tiga kali lipat, yaitu 45 juta rupiah. Tapi, menurut CV dan segala dokumen yang menunjukkan semua hasil pencapaian kamu, saya merasa bahwa kamu memiliki banyak aspek yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan ini. Jadi, setelah saya berunding dengan Bapak Jent disini, saya memutuskan untuk memberimu gaji 52 juta rupiah. Itu hanya gaji pokok saja. Seperti yang kamu tahu, disini kita ada tunjangan jabatan, yaitu sebesar satu juta rupiah untuk supervisor, tunjangan makan sebesar lima puluh ribu rupiah per hari, tunjangan transport sebesar 75 ribu rupiah per hari. Berhubung kamu belum berkeluarga, kamu tidak mendapatkan tunjangan istri dan anak. Untuk benefit lainnya, seperti yang sudah disinggung oleh Ibu Elena selaku Direktur dari divisi HRD, kamu akan mendapatkan tunjangan kesehatan rawat inap dan rawat jalan dengan plafon yang terpisah. Rawat inap kita bekerjasama dengan asuransi BeCeA Life, dengan plafon kamar per harinya satu setengah juta rupiah, dan juga dengan detail perawatan yang sudah diberitahukan sebelumnya. Untuk rawat jalan, sistem kita reimburse ke kantor, dengan plafon dua bulan gaji untuk satu tahun. Untuk masalah PPh Perorangan, kita yang mengurus semuanya, dan tidak dipotong dari gaji kamu. Untuk BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Untuk uang lembur, diberikan per jam sebesar Gaji pokok dibagi dengan 22 dikali 8, mengindikasikan gaji kamu per jamnya. Jika lembur diatas jam sembilan malam, maka uang lembur kamu naik menjadi 1.5 kali gaji per jam kamu. Jika lembur dilakukan pada hari Sabtu, Minggu, atau Tanggal Merah, uang lembur kamu naik menjadi dua kali gaji per jam kamu. Sedangkan dalam lingkup Idul Fitri, Natal, ataupun Tahun baru, uang lembur kamu naik menjadi empat kali gaji per jam kamu. Apakah sudah jelas, Jay?" Tanya Direktur Teknologi.

Hmmm, aku mengerti semuanya. Bayangkan para pembaca, jika kalian sudah berkecinampung dalam dunia kerja, kalian pasti mengerti bahwa segala gaji dan benefit yang diberikan itu sangat menggiurkan. Ini baru level supervisor. Diatas supervisor, masih ada setidaknya dua level lagi menuju direktur. Jika sudah menjadi direktur, berapa nanti gaji yang ditawarkan? Aku tidak bisa membayangkan.

"Menggiurkan?" Tanya Wakil Direktur Teknologi.

Bagaimana tidak? Jelas ini sangat menggiurkan. Akan tetapi, kenapa mereka memberikan benefit yang tinggi seperti itu. Ini sudah jelas minimal tiga kali lipat dibandingkan perusahaan besar pada umumnya.

"Dengan seluruh gaji dan benefit itu, apakah yang akan saya hadapi nanti?" Tanyaku.

"Wah, tes kecil kedua pun lulus. Aku semakin senang padamu, Jay." Kata Direktur Teknologi.

Ukh, senyumannya itu betul-betul membuatkan horny mendadak. Novi Serenita, seorang wanita paruh baya berumur empat puluh tahunan. Akan tetapi, wajah dan tubuhnya tidak seperti orang berumur empat puluh tahunan. Kulitnya putih bersih, wajahnya sangat cantik, rambutnya lurus panjang, buah dadanya yang bulat dan indah pun membentuk dari balik baju birunya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang ada dibalik pakaian itu.

"You should be careful. If I'm an assassin, I would have killed you easily, starting with your horny penis. (Kamu harus hati-hati. Jika aku seorang pembunuh, aku akan sangat mudah membunuhmu, dimulai dari penismu yang horny itu.)" Kata Bu Novi, selaku Direktur Teknologi.

Gila, darimana dia tahu apa yang sedang kupikirkan. Seolah-olah, ia bisa melihat hatiku, itulah yang aku rasakan. Bapak Wakil Direktur Teknologi itu hanya tersenyum-senyum saja.

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaksopanan saya." Kataku sambil menundukkan kepalaku.

"Sudah-sudah, tidak perlu kaku begitu. Menjawab pertanyaan kamu sebelumnya, aku tidak akan panjang lebar. Fakta bahwa kamu bisa menemukan lamaran pekerjaan ini dalam deep web yang cukup dalam sekalipun, menyatakan bahwa kamu sudah tahu apa yang kami kerjakan. Walaupun masih dalam level supervisor, kamu membawahi beberapa eksekutor teknologi, yang bertindak sebagai Software Developer." Kata Bu Novi.

Sekedar pengetahuan, deep web adalah website yang berada jauh di dalam tingkatan informasi teknologi. Web ini sangat rahasia, sehingga tidak bisa diakses dengan cara biasa. Contoh web yang ada di dalam deep web adalah web tentang penjualan narkoba, eksperimen manusia, perdagangan budak seks, jasa pembunuh bayaran, dan lain-lain. Software Developer adalah orang yang berspesialisasi dalam membuat sistem/program/perangkat lunak komputer, dengan membuat kode-kode yang akan dibaca oleh bahasa pemrograman.

"Eksekutor-eksekutor itulah yang sebetulnya merupakan ujung tombak perusahaan ini. Kamu harus melakukan koordinasi terhadap mereka, dan menjadi pemimpin dari mereka, yang menangani satu sistem dalam satu waktu." Kata Bu Novi.

"Yang menjadi permasalahan disini adalah klien kita. Seluruh klien kita merupakan orang yang berkecinampung dalam dunia bawah, baik itu mafia narkoba, pembunuh bayaran, mafia ekonomi, bahkan sampai pejabat pemerintahan yang terlibat dalam dunia bawah." Kata Bu Novi.

Hmmm, dari ucapannya itu, aku langsung mengerti. Nyawa taruhannya jika aku ceroboh sedikit saja. Tidak heran mereka memberikan gaji dan benefit yang menggiurkan seperti ini.

"Kedua, rahasia. Tidak seorang pun boleh tahu bahwa kamu bekerja di PT. Ancient Technology ini. Kamu juga terikat kontrak seumur hidup, bahwa kamu tidak boleh membocorkan hal sesedikit apapun mengenai perusahaan ini. Kontraknya bukan kontrak sembarangan, yaitu kontrak dengan notaris dunia bawah. Isi kontraknya cukup sederhana, melanggar berarti mati." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Hmmm, memang perusahaan yang cukup berbahaya. Aku baru pertama kali ini mendengar perusahaan macam ini. Yah, berhubung aku belum berkeluarga, berarti aku tinggal menjaga rahasia ini dari keluarga dan teman-temanku. Harusnya dengan sedikit kepintaran, aku bisa melaluinya.

"Belum berkeluarga adalah suatu keuntungan bagimu. Tapi, kami tetap memberikan bantuan kepadamu. Seperti yang kamu ketahui, PT. Ancient Technology ini adalah perusahaan yang berdiri dibelakang nama suatu perusahaan besar di Jakarta. Kamu akan dicatat sebagai salah satu karyawan dari perusahaan besar itu dalam sistem pendataan mereka. Sehingga, jika ada proses verifikasi terhadap dirimu pada perusahaan besar itu, entah itu oleh bank, lembaga pemerintahan, atau siapapun, perusahaan besar itu bisa memberikan verifikasi mengenai data dirimu." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Wah, itu lebih mudah lagi. Sepertinya memang jodohku untuk bekerja pada perusahaan ini.

"Itu mungkin jawaban dari pertanyaan kamu. Adakah yang mau kamu tanyakan kepada kami?" Tanya Bu Novi.

"Apa detail pekerjaanku nanti?" Tanyaku.

"Selama enam bulan pertama, kamu bekerja hanya empat jam. Satu jam istirahat. Empat jam lagi adalah pelatihan." Kata Bu Novi.

"Maaf, pelatihan apa bu?" Tanyaku.

"Yah, kita tidak ingin kehilangan supervisor kita karena ditembak atau ditebas lehernya oleh pembunuh bayaran yang kebetulan menjadi klien kita. Sehingga, kita perlu melatih supervisor kita untuk membela dirinya sendiri." Kata Bu Novi.

Ah, jawaban yang menyeramkan.

"Tapi, jujur bu. Saya tidak bisa bela diri sama sekali." Kataku.

"Dalam enam bulan, semuanya itu akan berubah, Jay. Jangan khawatir." Kata Bu Novi.

"Kebetulan lima orang eksekutor yang akan kamu pimpin itu juga adalah orang baru. Mereka baru saja masuk hari ini. Mereka juga akan menjalani beberapa sesi pelatihan bersama denganmu. Berita baiknya, mereka berlima adalah wanita." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Ambooyyyy... Lima orang wanita... Jarang-jarang ada personil wanita dalam dunia IT. Suatu keberuntungan. Eh, tunggu, jangan senang dulu. Jarang sekali ada wanita cantik yang masuk dalam dunia IT. Haah, jangan berharap dulu deh.

"Sepertinya kamu agak kecewa mendengarnya?" Tanya Bu Novi.

"Yaah, karena biasanya jarang sekali ada wanita cantik dalam dunia IT." Kataku.

"Manager kamu cantik kok. Pak Jent sendiri yang mengakuinya." Kata Bu Novi.

Bapak Wakil Direktur yang bernama Bapak Jent Zeinal Widoyo ini tampak tersenyum saja.

"Yah, kita tunggu saja nanti. Toh, wanita bukan topik permasalahan utama kenapa kita bertemu hari ini. Intinya, saya menerima pekerjaan ini." Kataku.

"Boleh saya bertanya satu hal?" Tanya Bu Novi.

"Ya bu, silakan." Kataku.

"Kamu tahu bahwa pekerjaan ini sangat berbahaya. Kenapa kamu tetap antusias mengambilnya?" Tanya Bu Novi.

"Aku hanya ingin melihat kemana roda takdir membawaku." Kataku dengan enteng.

Bu Novi tersenyum mendengar jawabanku. Bapak Jent terlihat berpikir serius.

"Baiklah, ini kontrak kerja kamu. Silakan dilihat-lihat terlebih dahulu, dibawa pulang juga boleh. Kapanpun kamu memutuskan untuk menandatangani kontrak ini, silakan dikirimkan kembali kepada kami. Batas waktunya sebelum bulan depan, yaitu pada tanggal dimana kamu menyanggupi awal permulaan kamu bisa bekerja di perusahaan ini." Kata Bu Novi sambil menyerahkan lembaran kontrak kerja kepadaku.

Aku langsung mengambil kontrak itu dari tangannya, menandatanganinya, dan mengembalikannya.

"Kamu yakin? Bagaimana jika isinya berkebalikan dengan apa yang kukatakan?" Tanya Bu Novi.

"I don't see why someone like you have to do it. (Aku tidak melihat alasan mengapa orang sepertimu harus melakukannya.)" Kataku sambil berdiri dan keluar dari ruangan ini.

Setelah keluar, aku berjalan menyusuri lorong. PT. Ancient Technology, perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan sistem bagi anggota dunia bawah. Letaknya saja sangat rahasia, yaitu dibawah suatu gedung besar di pusat bisnis kota Jakarta. Untuk memasuki tempat ini, kita harus memberikan serangkaian macam kode kepada banyak orang, barulah nanti akan ada orang yang mengantar kita menuju tempat ini. Ya, letak kantor ini dibawah tanah. Aku sudah sampai di meja resepsionis.

"Pesan dari Bu Novi. Sampai ketemu bulan depan." Kata wanita resepsionis itu.

Aku tersenyum sambil mengangguk, kemudian menuju elevator untuk naik kembali. Setelah sampai diatas, aku segera memanggil taksi, kemudian pulang ke rumah. Tidak lupa aku menyiapkan surat resign untuk perusahaan tempatku sekarang bekerja.

Namaku Jay Ganama Yaeslim, umur 28 tahun. Aku masih single, belum berkeluarga, tidak punya pacar. Aku adalah seseorang yang ceroboh, nekat, dan easygoing. Kriteria pacarku sama dengan kriteria istriku, yaitu satu kata saja, SEMPURNA. Ukuran penisku, standar saja, tujuh sentimeter saat tidur, empat belas sentimeter saat bangun. Tinggiku sekitar 178 sentimeter. Hobiku bengong dan membuat program.

Yak, akhirnya sebulan pun berlalu. Aku sudah resign baik-baik dari perusahaan sebelumnya. Dan ini adalah hari dimana aku mulai bekerja di perusahaan yang baru, yaitu PT. Ancient Technology. Saat dimana hidupku akan berubah sebagian besar. Singkat kata, aku telah sampai dibawah tanah tempat perusahaan ini beroperasi. Aku sampai di meja resepsionis, dan memberitahu resepsionis bahwa aku adalah pegawai baru. Resepsionis itu langsung mempersilakan aku masuk ke pintu dibelakangnya.

Setelah memasuki pintu itu, aku berada pada suatu ruangan besar yang terang. Seseorang langsung menghampiriku dan bertanya aku ada di divisi mana. Setelah mengetahui bahwa aku berada pada divisi teknologi, ia langsung mempersilakan aku untuk mengikutinya. Aku berjalan mengikutinya, menyusuri ruangan demi ruangan, dan sampai pada suatu ruangan.

"Makasih ya, pak." Kata Pak Jent yang berada jauh di depanku.

Kemudian, Pak Jent maju kehadapanku.

"Yuk, aku kenalin ke yang lain." Kata Pak Jent.

Aku segera berjalan mengikutinya, dan berhenti di tengah ruangan. Aku memandang sekitar. Semua orang di ruangan ini memakai baju sangat casual. Kaos dan celana panjang rata-rata. Aku memakai kostum kerja formal, yaitu kemeja lengan panjang dan celana bahan hitam. Wah, apakah aku salah kostum nih?

"Semuanya, kita kedatangan partner baru. Dia adalah supervisor yang membawahi proyek EXPMAN." Kata Pak Jent.

Semua orang tampak terkejut mendengarnya. Ada yang saling berpadangan satu sama lain. Waduh, aku merasakan firasat buruk.

"Nggak usah khawatir. Orang selevel kamu pasti bisa kok." Kata seorang wanita cantik yang mendatangiku.

Astaga, siapa wanita ini? Cantik sekali. Kulitnya putih bersih dan mulus, lebih putih dan mulus dibandingkan Bu Novi. Rambutnya panjang, wajahnya sangat lemah lembut, senyumannya pun murni tanpa ada unsur buatan. Kuperhatikan dari atas menuju bawah. Buah dadanya sepertinya cukup bulat, tapi tidak terlalu besar. Aku punya intuisi bahwa perutnya rata, rambut kemaluannya tertata rapi, dengan kemaluan yang menonjol indah. Kakinya pun ramping.

"Teruuss.. Perhatiin inci demi inci dari dia. Dia ini manager-mu lho, Jay." Kata Pak Jent.

Oh shiittt. Aku tertangkap basah, lagipula Pak Jent ini pakai acara membeberkannya segala ke publik. Seluruh ruangan ini langsung tertawa dalam sekejap. Aku hanya bisa diam saja, aku tidak berani menatap wanita didepanku yang notabene-nya adalah manager-ku.

"Diana Silvia." Kata wanita didepanku sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan kepadaku.

"J... Ja... Jay Gana..ma... Yaeslim." Kataku sambil berjabat tangan.

"Waah, Dianaa. Lo ditaksir berondong tuh! Sikat aja!" Kata wanita berambut pendek yang duduk sekitar arah jam sebelas dariku.

Perkataan wanita itu membuat seluruh ruangan kembali tertawa. Kemudian wanita itu berdiri dan menghampiriku. Wanita ini cukup cantik. Walaupun tidak secantik Bu Diana, tapi ada yang beda dalam kecantikannya itu. Mungkin sesuatu yang disebut unik. Tubuhnya cukup kecil, keseksian tubuhnya pun juga dibawah Bu Diana.

"Dia Fera. QA Manager di divisi teknologi." Kata Pak Jent.

"Ferawati." Katanya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Jay." Kataku sambil menjabat tangannya.

Senyumannya sangat manis. Seperti Bu Diana, senyumannya murni, tanpa ada unsur kepalsuan didalamnya. Senyuman yang murni ini membuat dirinya menjadi lebih cantik saat tersenyum.

"Selanjutnya kesini, Jay." Kata Pak Jent.

Dia membawaku masuk ke dalam suatu ruangan. Ruangan ini besar, tapi sangat banyak barang, sehingga jadinya sempit. Di ujung ruangan ini, ada orang yang sedang duduk di depan komputernya.

"Dia manager research, Abby." Kata Pak Jent.

Aku menghampirinya, dan mengajaknya berjabat tangan.

"Jay." Kataku.

Tapi, orang itu tetap asyik dengan komputernya. Bahkan, seolah-olah aku ini tidak ada. Buset, lagi ngapain dia ini?

"Byyy! Ada orang di sebelah lo!" Kata Pak Jent.

Kemudian, ia menoleh kearahku.

"Abby." Katanya sambil menjabat tanganku.

"Kelinci percobaan baru?" Tanya Abby kepada Pak Jent.

Anjriitt... Kelinci percobaan? Apa maksudnya nih?

Kemudian, Pak Jent mengajakku keluar.

"Masih ada seorang manager lagi, hanya saja hari ini dia lagi studi lapangan. Besok-besok kalau dia sudah masuk, akan saya kenalin. Sekarang kita masuk ke ruangan Software Developer. Akan saya kenalkan kamu kepada tim Software Developer yang akan menjadi tim yang kamu pimpin." Kata Pak Jent.

Kami memasuki suatu pintu menuju ke suatu ruangan. Ruangan ini berbentuk persegi dengan luas kira-kira seratus meter persegi. Di seluruh tempat di ruangan ini terdapat banyak meja bundar, dimana setiap meja bundar tersedia enam kursi. Hoo, bentuk tim dengan meja bundar ya. Hal ini memudahkan koordinasi tim, karena jarak antar tim sangat berdekatan, sehingga komunikasi cenderung lancar. Tapi, privasi jangan harap terjaga dengan posisi seperti ini.

Pak Jent menunjukkan meja kerja yang akan aku duduki. Letaknya di salah satu sudut ruangan. Dalam beberapa belas langkah, kami telah sampai di meja kerja aku dan timku.

"Ladies, perkenalkan, ini supervisor kalian." Kata Pak Jent.

Kelima wanita yang duduk di meja bundar ini langsung menengok kearahku.

"Koko Jaayy!" Kata kelima wanita itu dengan serempak.

Ya ampun. Mana mungkin aku tidak mengenali mereka. Mereka ini adalah adik kelasku. Aku pernah menjabat menjadi asisten lab pemrograman dan mengajar mereka. Aku cukup dekat dengan mereka, karena mereka memiliki ketertarikan terhadap pemrograman, dan kebetulan aku bisa memenuhi kebutuhan pengetahuan mereka. Waktu kuliah, beberapa kali aku jalan bareng dengan mereka. Orang-orang menyebut mereka The Five Angels, yang artinya lima malaikat. Kenapa begitu? Dulu, di jurusan mereka, hanya ada sembilan wanita diantara lima puluh orang. Menurut survey, mereka berlima menempati urutan lima teratas untuk masalah kecantikan. Yaah, jujur saja. Aku juga menganggap bahwa mereka berlima ini cantik sih, masing-masing memiliki keunikan sendiri.

"Martha." Kataku sambil melihat wanita persis disebelah kiriku.

Martha Christina. Wanita yang paling manis diantara The Five Angels. Rambutnya lurus sepunggung. Tingginya sekitar 158cm. Warna kulitnya coklat. Buah dadanya kutaksir sekitar 34B. Jika tersenyum, kecantikannya akan bertambah sekitar dua kali lipat, membuatku ingin memeluknya dengan kencang.

"Vil." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Martha.

Villy Janes Priscila. Wanita yang paling tegas dan berpendirian kuat diantara The Five Angels. Bisa dikatakan sebagai penggerak dan sumber ide dari kelompok ini. Jiwa kepemimpinannya sangat kuat. Wajahnya cukup cantik, walau tidak secantik Martha. Tingginya sekitar 163cm, dengan kulit yang putih. Tubuhnya cukup berisi, hanya saja buah dadanya cenderung kecil, hanya sekitar 36A. Tapi tidak tahu sih, kan aku hanya melihat bagian luarnya saja yang tertutup pakaian.

"Val." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Villy.

Valensia Klara. Wanita paling pintar diantara The Five Angels. Dia selalu update mengenai berita maupun teknologi terbaru. Pemikirannya tidak seperti wanita, melainkan seperti pria, yang sangat mengandalkan logika. Waktu menjadi tutor mereka, dia ini lah yang paling cepat menangkap penjelasanku. Logikanya yang kuat ini membantunya untuk menyandang gelar wanita paling pengertian diantara empat malaikat lainnya. Rambutnnya pendek dan bergelombang. Tingginya sekitar 167cm, dengan kulit coklat keputihan. Tubuhnya kurus, dengan buah dada yang kutaksir sekitar 34B. Ia suka tersenyum tanpa memperlihatkan giginya. Salah satu gaya senyuman yang kusukai. Peringkat kecantikan, dia ini nomor lima. Meskipun begitu, dia itu tetap cantik menurutku.

"Dev." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Valen.

Devina Rosalli. Nah ini niih. Primadona nya The Five Angels. Kulit putih bersih, wajah lebih cantik dari Martha, senyuman menggoda, tinggi 166cm, buah dada bulat berisi, sepertinya sekitar 34B/C, tubuh tidak terlalu kurus dan juga tidak terlalu gemuk. Aku pernah melihatnya mengenakan gaun pendek, pahanya sih sangat menggoda. Kakinya pun ramping dan panjang. Keindahan tubuh, dia ini nomor satu dalam The Five Angels. Dulu, beberapa kali aku masturbasi dengan membayangkan aku sedang ngentot dengan dirinya.

"Sen." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Devina, yang juga disebelah kananku karena meja kerja kami berbentuk bundar.

Senja Harmoni. Wanita paling imut dalam The Five Angels. Wajahnya imut-imut, juga cantik. Ia mengenakan kacamata, dan cenderung cool. Seluruh kombinasinya membuat kecantikannya itu tidak tertandingi oleh empat malaikat lainnya. Tubuhnya kurus, akan tetapi perutnya sedikit buncit. Tidak masalah sih, perut buncit terkadang memberikan sensasi menggoda yang unik. Buah dadanya berukuran sekitar 34B. Kelemahannya adalah, ia cenderung egois dan jarang mau mengalah.

"Ooohh, kenal ya? Oh iya, kalian kan satu almamater kalau tidak salah." Kata Pak Jent.

"Iyaa pak. Wah, asik deh kalo Ko Jay jadi supervisor kita. Koko ini adalah guru yang sabar dan pintar." Kata Villy.

"Bagus deh kalo gitu." Kata Pak Jent.

"Jay, silakan kenalan ama orang-orang diruangan ini. Aku tinggal ya karena aku ada meeting dengan Fera dan Diana." Kata Pak Jent.

"Baik, pak. Serahkan semuanya pada saya." Kataku.

Sebelum pergi meninggalkanku, Pak Jent mengajakku bersalaman tinju dengan menabrakan tangan yang mengepal satu sama lain. Aku kemudian bersalaman tinju dengannya, lalu Pak Jent pergi meninggalkan ruangan ini. Aku pun berkenalan dengan yang lainnya. Ya ampun, aku mengerti sekarang kenapa wanita dalam dunia IT jarang ada yang cantik. Penyebabnya adalah karena mereka semua ada disini, jadi tidak ada yang nongol di permukaan bumi! Wanita-wanita yang ada di ruangan ini semuanya cantik-cantik. Ah sial, tapi beruntung aku masuk ke perusahaan ini.

Aku pun kembali ke meja kerjaku. Saat aku duduk, lima malaikat itu saling tersenyum satu sama lain, kemudian tersenyum melihatku. Hmmm, dari senyuman mereka, ada yang aneh. Itu bukan senyuman persahabatan, tapi lebih kearah... senyuman jahat. Apa yang sebetulnya mereka pikirkan?

BERSAMBUNG KE EPISODE-2

Waaaj seru nihalur n ceritanya
Kudu nenda dimari
 
EPISODE 1 : OPENING

Senja Harmoni




Devina Rosalli



Martha Christina



Villy Janes Priscilla



Valensia Klara



"Dari sisi hard skill dan soft skill kamu tidak ada masalah. Saya akan senang mendapatkan supervisor seperti dirimu. Dari divisi HRD pun tidak ada masalah. Masalahnya hanya ada pada gaji yang kamu minta." Kata Direktur Teknologi yang sedang meng-interview aku.

"Oh, saya tidak masalah bu. Gaji yang saya tulis disitu masih negotiable. Kalau boleh tahu, berapa yang perusahaan ini tawarkan?" Tanyaku.

"Jika seandainya gaji yang kami tawarkan ini, tidak sesuai dengan harapanmu, apakah kamu akan menolak tawaran ini?" Tanya Wakil Direktur Teknologi yang juga meng-interview aku bersama dengan Direktur Teknologi.

"Kemungkinan besar iya, pak." Kataku dengan lempengnya.

Mendengar jawabanku, Direktur Teknologi dan Wakil Direktur Teknologi itu saling memandang satu sama lain, kemudian saling tersenyum.

"Bagus. Paling tidak, beberapa tes kecil terakhir kamu lulus. Kami membutuhkan seseorang yang paling tidak memiliki tujuan terhadap suatu tindakan yang akan diambilnya." Kata Direktur Teknologi.

Aku heran mendengar jawabannya. Apa maksudnya?

"Bagus, Jay. Ya, gaji yang kamu tawarkan ini sedikit bermasalah. Standar gaji supervisor di perusahaan ini minimal adalah tiga kali lipat yang kamu minta." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Aku mengajukan gaji lima belas juta rupiah, berarti tiga kali lipatnya itu adalah lima juta rupiah. Astaga, rendah sekali ya. Di perusahaanku sebelumnya saja aku paling tidak digaji sebelas juta rupiah. Eh tunggu! Tiga kali lipatnya? Apa aku tidak salah dengar?

"Ti... tiga kali lipat, pak? Mungkin maksud bapak tiga kali lebih rendah?" Tanyaku untuk memastikan.

"Tidak, Jay. Kamu tidak salah mendengar. Ya, tiga kali lipat, yaitu 45 juta rupiah. Tapi, menurut CV dan segala dokumen yang menunjukkan semua hasil pencapaian kamu, saya merasa bahwa kamu memiliki banyak aspek yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan ini. Jadi, setelah saya berunding dengan Bapak Jent disini, saya memutuskan untuk memberimu gaji 52 juta rupiah. Itu hanya gaji pokok saja. Seperti yang kamu tahu, disini kita ada tunjangan jabatan, yaitu sebesar satu juta rupiah untuk supervisor, tunjangan makan sebesar lima puluh ribu rupiah per hari, tunjangan transport sebesar 75 ribu rupiah per hari. Berhubung kamu belum berkeluarga, kamu tidak mendapatkan tunjangan istri dan anak. Untuk benefit lainnya, seperti yang sudah disinggung oleh Ibu Elena selaku Direktur dari divisi HRD, kamu akan mendapatkan tunjangan kesehatan rawat inap dan rawat jalan dengan plafon yang terpisah. Rawat inap kita bekerjasama dengan asuransi BeCeA Life, dengan plafon kamar per harinya satu setengah juta rupiah, dan juga dengan detail perawatan yang sudah diberitahukan sebelumnya. Untuk rawat jalan, sistem kita reimburse ke kantor, dengan plafon dua bulan gaji untuk satu tahun. Untuk masalah PPh Perorangan, kita yang mengurus semuanya, dan tidak dipotong dari gaji kamu. Untuk BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Untuk uang lembur, diberikan per jam sebesar Gaji pokok dibagi dengan 22 dikali 8, mengindikasikan gaji kamu per jamnya. Jika lembur diatas jam sembilan malam, maka uang lembur kamu naik menjadi 1.5 kali gaji per jam kamu. Jika lembur dilakukan pada hari Sabtu, Minggu, atau Tanggal Merah, uang lembur kamu naik menjadi dua kali gaji per jam kamu. Sedangkan dalam lingkup Idul Fitri, Natal, ataupun Tahun baru, uang lembur kamu naik menjadi empat kali gaji per jam kamu. Apakah sudah jelas, Jay?" Tanya Direktur Teknologi.

Hmmm, aku mengerti semuanya. Bayangkan para pembaca, jika kalian sudah berkecinampung dalam dunia kerja, kalian pasti mengerti bahwa segala gaji dan benefit yang diberikan itu sangat menggiurkan. Ini baru level supervisor. Diatas supervisor, masih ada setidaknya dua level lagi menuju direktur. Jika sudah menjadi direktur, berapa nanti gaji yang ditawarkan? Aku tidak bisa membayangkan.

"Menggiurkan?" Tanya Wakil Direktur Teknologi.

Bagaimana tidak? Jelas ini sangat menggiurkan. Akan tetapi, kenapa mereka memberikan benefit yang tinggi seperti itu. Ini sudah jelas minimal tiga kali lipat dibandingkan perusahaan besar pada umumnya.

"Dengan seluruh gaji dan benefit itu, apakah yang akan saya hadapi nanti?" Tanyaku.

"Wah, tes kecil kedua pun lulus. Aku semakin senang padamu, Jay." Kata Direktur Teknologi.

Ukh, senyumannya itu betul-betul membuatkan horny mendadak. Novi Serenita, seorang wanita paruh baya berumur empat puluh tahunan. Akan tetapi, wajah dan tubuhnya tidak seperti orang berumur empat puluh tahunan. Kulitnya putih bersih, wajahnya sangat cantik, rambutnya lurus panjang, buah dadanya yang bulat dan indah pun membentuk dari balik baju birunya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang ada dibalik pakaian itu.

"You should be careful. If I'm an assassin, I would have killed you easily, starting with your horny penis. (Kamu harus hati-hati. Jika aku seorang pembunuh, aku akan sangat mudah membunuhmu, dimulai dari penismu yang horny itu.)" Kata Bu Novi, selaku Direktur Teknologi.

Gila, darimana dia tahu apa yang sedang kupikirkan. Seolah-olah, ia bisa melihat hatiku, itulah yang aku rasakan. Bapak Wakil Direktur Teknologi itu hanya tersenyum-senyum saja.

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaksopanan saya." Kataku sambil menundukkan kepalaku.

"Sudah-sudah, tidak perlu kaku begitu. Menjawab pertanyaan kamu sebelumnya, aku tidak akan panjang lebar. Fakta bahwa kamu bisa menemukan lamaran pekerjaan ini dalam deep web yang cukup dalam sekalipun, menyatakan bahwa kamu sudah tahu apa yang kami kerjakan. Walaupun masih dalam level supervisor, kamu membawahi beberapa eksekutor teknologi, yang bertindak sebagai Software Developer." Kata Bu Novi.

Sekedar pengetahuan, deep web adalah website yang berada jauh di dalam tingkatan informasi teknologi. Web ini sangat rahasia, sehingga tidak bisa diakses dengan cara biasa. Contoh web yang ada di dalam deep web adalah web tentang penjualan narkoba, eksperimen manusia, perdagangan budak seks, jasa pembunuh bayaran, dan lain-lain. Software Developer adalah orang yang berspesialisasi dalam membuat sistem/program/perangkat lunak komputer, dengan membuat kode-kode yang akan dibaca oleh bahasa pemrograman.

"Eksekutor-eksekutor itulah yang sebetulnya merupakan ujung tombak perusahaan ini. Kamu harus melakukan koordinasi terhadap mereka, dan menjadi pemimpin dari mereka, yang menangani satu sistem dalam satu waktu." Kata Bu Novi.

"Yang menjadi permasalahan disini adalah klien kita. Seluruh klien kita merupakan orang yang berkecinampung dalam dunia bawah, baik itu mafia narkoba, pembunuh bayaran, mafia ekonomi, bahkan sampai pejabat pemerintahan yang terlibat dalam dunia bawah." Kata Bu Novi.

Hmmm, dari ucapannya itu, aku langsung mengerti. Nyawa taruhannya jika aku ceroboh sedikit saja. Tidak heran mereka memberikan gaji dan benefit yang menggiurkan seperti ini.

"Kedua, rahasia. Tidak seorang pun boleh tahu bahwa kamu bekerja di PT. Ancient Technology ini. Kamu juga terikat kontrak seumur hidup, bahwa kamu tidak boleh membocorkan hal sesedikit apapun mengenai perusahaan ini. Kontraknya bukan kontrak sembarangan, yaitu kontrak dengan notaris dunia bawah. Isi kontraknya cukup sederhana, melanggar berarti mati." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Hmmm, memang perusahaan yang cukup berbahaya. Aku baru pertama kali ini mendengar perusahaan macam ini. Yah, berhubung aku belum berkeluarga, berarti aku tinggal menjaga rahasia ini dari keluarga dan teman-temanku. Harusnya dengan sedikit kepintaran, aku bisa melaluinya.

"Belum berkeluarga adalah suatu keuntungan bagimu. Tapi, kami tetap memberikan bantuan kepadamu. Seperti yang kamu ketahui, PT. Ancient Technology ini adalah perusahaan yang berdiri dibelakang nama suatu perusahaan besar di Jakarta. Kamu akan dicatat sebagai salah satu karyawan dari perusahaan besar itu dalam sistem pendataan mereka. Sehingga, jika ada proses verifikasi terhadap dirimu pada perusahaan besar itu, entah itu oleh bank, lembaga pemerintahan, atau siapapun, perusahaan besar itu bisa memberikan verifikasi mengenai data dirimu." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Wah, itu lebih mudah lagi. Sepertinya memang jodohku untuk bekerja pada perusahaan ini.

"Itu mungkin jawaban dari pertanyaan kamu. Adakah yang mau kamu tanyakan kepada kami?" Tanya Bu Novi.

"Apa detail pekerjaanku nanti?" Tanyaku.

"Selama enam bulan pertama, kamu bekerja hanya empat jam. Satu jam istirahat. Empat jam lagi adalah pelatihan." Kata Bu Novi.

"Maaf, pelatihan apa bu?" Tanyaku.

"Yah, kita tidak ingin kehilangan supervisor kita karena ditembak atau ditebas lehernya oleh pembunuh bayaran yang kebetulan menjadi klien kita. Sehingga, kita perlu melatih supervisor kita untuk membela dirinya sendiri." Kata Bu Novi.

Ah, jawaban yang menyeramkan.

"Tapi, jujur bu. Saya tidak bisa bela diri sama sekali." Kataku.

"Dalam enam bulan, semuanya itu akan berubah, Jay. Jangan khawatir." Kata Bu Novi.

"Kebetulan lima orang eksekutor yang akan kamu pimpin itu juga adalah orang baru. Mereka baru saja masuk hari ini. Mereka juga akan menjalani beberapa sesi pelatihan bersama denganmu. Berita baiknya, mereka berlima adalah wanita." Kata Wakil Direktur Teknologi.

Ambooyyyy... Lima orang wanita... Jarang-jarang ada personil wanita dalam dunia IT. Suatu keberuntungan. Eh, tunggu, jangan senang dulu. Jarang sekali ada wanita cantik yang masuk dalam dunia IT. Haah, jangan berharap dulu deh.

"Sepertinya kamu agak kecewa mendengarnya?" Tanya Bu Novi.

"Yaah, karena biasanya jarang sekali ada wanita cantik dalam dunia IT." Kataku.

"Manager kamu cantik kok. Pak Jent sendiri yang mengakuinya." Kata Bu Novi.

Bapak Wakil Direktur yang bernama Bapak Jent Zeinal Widoyo ini tampak tersenyum saja.

"Yah, kita tunggu saja nanti. Toh, wanita bukan topik permasalahan utama kenapa kita bertemu hari ini. Intinya, saya menerima pekerjaan ini." Kataku.

"Boleh saya bertanya satu hal?" Tanya Bu Novi.

"Ya bu, silakan." Kataku.

"Kamu tahu bahwa pekerjaan ini sangat berbahaya. Kenapa kamu tetap antusias mengambilnya?" Tanya Bu Novi.

"Aku hanya ingin melihat kemana roda takdir membawaku." Kataku dengan enteng.

Bu Novi tersenyum mendengar jawabanku. Bapak Jent terlihat berpikir serius.

"Baiklah, ini kontrak kerja kamu. Silakan dilihat-lihat terlebih dahulu, dibawa pulang juga boleh. Kapanpun kamu memutuskan untuk menandatangani kontrak ini, silakan dikirimkan kembali kepada kami. Batas waktunya sebelum bulan depan, yaitu pada tanggal dimana kamu menyanggupi awal permulaan kamu bisa bekerja di perusahaan ini." Kata Bu Novi sambil menyerahkan lembaran kontrak kerja kepadaku.

Aku langsung mengambil kontrak itu dari tangannya, menandatanganinya, dan mengembalikannya.

"Kamu yakin? Bagaimana jika isinya berkebalikan dengan apa yang kukatakan?" Tanya Bu Novi.

"I don't see why someone like you have to do it. (Aku tidak melihat alasan mengapa orang sepertimu harus melakukannya.)" Kataku sambil berdiri dan keluar dari ruangan ini.

Setelah keluar, aku berjalan menyusuri lorong. PT. Ancient Technology, perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan sistem bagi anggota dunia bawah. Letaknya saja sangat rahasia, yaitu dibawah suatu gedung besar di pusat bisnis kota Jakarta. Untuk memasuki tempat ini, kita harus memberikan serangkaian macam kode kepada banyak orang, barulah nanti akan ada orang yang mengantar kita menuju tempat ini. Ya, letak kantor ini dibawah tanah. Aku sudah sampai di meja resepsionis.

"Pesan dari Bu Novi. Sampai ketemu bulan depan." Kata wanita resepsionis itu.

Aku tersenyum sambil mengangguk, kemudian menuju elevator untuk naik kembali. Setelah sampai diatas, aku segera memanggil taksi, kemudian pulang ke rumah. Tidak lupa aku menyiapkan surat resign untuk perusahaan tempatku sekarang bekerja.

Namaku Jay Ganama Yaeslim, umur 28 tahun. Aku masih single, belum berkeluarga, tidak punya pacar. Aku adalah seseorang yang ceroboh, nekat, dan easygoing. Kriteria pacarku sama dengan kriteria istriku, yaitu satu kata saja, SEMPURNA. Ukuran penisku, standar saja, tujuh sentimeter saat tidur, empat belas sentimeter saat bangun. Tinggiku sekitar 178 sentimeter. Hobiku bengong dan membuat program.

Yak, akhirnya sebulan pun berlalu. Aku sudah resign baik-baik dari perusahaan sebelumnya. Dan ini adalah hari dimana aku mulai bekerja di perusahaan yang baru, yaitu PT. Ancient Technology. Saat dimana hidupku akan berubah sebagian besar. Singkat kata, aku telah sampai dibawah tanah tempat perusahaan ini beroperasi. Aku sampai di meja resepsionis, dan memberitahu resepsionis bahwa aku adalah pegawai baru. Resepsionis itu langsung mempersilakan aku masuk ke pintu dibelakangnya.

Setelah memasuki pintu itu, aku berada pada suatu ruangan besar yang terang. Seseorang langsung menghampiriku dan bertanya aku ada di divisi mana. Setelah mengetahui bahwa aku berada pada divisi teknologi, ia langsung mempersilakan aku untuk mengikutinya. Aku berjalan mengikutinya, menyusuri ruangan demi ruangan, dan sampai pada suatu ruangan.

"Makasih ya, pak." Kata Pak Jent yang berada jauh di depanku.

Kemudian, Pak Jent maju kehadapanku.

"Yuk, aku kenalin ke yang lain." Kata Pak Jent.

Aku segera berjalan mengikutinya, dan berhenti di tengah ruangan. Aku memandang sekitar. Semua orang di ruangan ini memakai baju sangat casual. Kaos dan celana panjang rata-rata. Aku memakai kostum kerja formal, yaitu kemeja lengan panjang dan celana bahan hitam. Wah, apakah aku salah kostum nih?

"Semuanya, kita kedatangan partner baru. Dia adalah supervisor yang membawahi proyek EXPMAN." Kata Pak Jent.

Semua orang tampak terkejut mendengarnya. Ada yang saling berpadangan satu sama lain. Waduh, aku merasakan firasat buruk.

"Nggak usah khawatir. Orang selevel kamu pasti bisa kok." Kata seorang wanita cantik yang mendatangiku.

Astaga, siapa wanita ini? Cantik sekali. Kulitnya putih bersih dan mulus, lebih putih dan mulus dibandingkan Bu Novi. Rambutnya panjang, wajahnya sangat lemah lembut, senyumannya pun murni tanpa ada unsur buatan. Kuperhatikan dari atas menuju bawah. Buah dadanya sepertinya cukup bulat, tapi tidak terlalu besar. Aku punya intuisi bahwa perutnya rata, rambut kemaluannya tertata rapi, dengan kemaluan yang menonjol indah. Kakinya pun ramping.

"Teruuss.. Perhatiin inci demi inci dari dia. Dia ini manager-mu lho, Jay." Kata Pak Jent.

Oh shiittt. Aku tertangkap basah, lagipula Pak Jent ini pakai acara membeberkannya segala ke publik. Seluruh ruangan ini langsung tertawa dalam sekejap. Aku hanya bisa diam saja, aku tidak berani menatap wanita didepanku yang notabene-nya adalah manager-ku.

"Diana Silvia." Kata wanita didepanku sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan kepadaku.

"J... Ja... Jay Gana..ma... Yaeslim." Kataku sambil berjabat tangan.

"Waah, Dianaa. Lo ditaksir berondong tuh! Sikat aja!" Kata wanita berambut pendek yang duduk sekitar arah jam sebelas dariku.

Perkataan wanita itu membuat seluruh ruangan kembali tertawa. Kemudian wanita itu berdiri dan menghampiriku. Wanita ini cukup cantik. Walaupun tidak secantik Bu Diana, tapi ada yang beda dalam kecantikannya itu. Mungkin sesuatu yang disebut unik. Tubuhnya cukup kecil, keseksian tubuhnya pun juga dibawah Bu Diana.

"Dia Fera. QA Manager di divisi teknologi." Kata Pak Jent.

"Ferawati." Katanya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Jay." Kataku sambil menjabat tangannya.

Senyumannya sangat manis. Seperti Bu Diana, senyumannya murni, tanpa ada unsur kepalsuan didalamnya. Senyuman yang murni ini membuat dirinya menjadi lebih cantik saat tersenyum.

"Selanjutnya kesini, Jay." Kata Pak Jent.

Dia membawaku masuk ke dalam suatu ruangan. Ruangan ini besar, tapi sangat banyak barang, sehingga jadinya sempit. Di ujung ruangan ini, ada orang yang sedang duduk di depan komputernya.

"Dia manager research, Abby." Kata Pak Jent.

Aku menghampirinya, dan mengajaknya berjabat tangan.

"Jay." Kataku.

Tapi, orang itu tetap asyik dengan komputernya. Bahkan, seolah-olah aku ini tidak ada. Buset, lagi ngapain dia ini?

"Byyy! Ada orang di sebelah lo!" Kata Pak Jent.

Kemudian, ia menoleh kearahku.

"Abby." Katanya sambil menjabat tanganku.

"Kelinci percobaan baru?" Tanya Abby kepada Pak Jent.

Anjriitt... Kelinci percobaan? Apa maksudnya nih?

Kemudian, Pak Jent mengajakku keluar.

"Masih ada seorang manager lagi, hanya saja hari ini dia lagi studi lapangan. Besok-besok kalau dia sudah masuk, akan saya kenalin. Sekarang kita masuk ke ruangan Software Developer. Akan saya kenalkan kamu kepada tim Software Developer yang akan menjadi tim yang kamu pimpin." Kata Pak Jent.

Kami memasuki suatu pintu menuju ke suatu ruangan. Ruangan ini berbentuk persegi dengan luas kira-kira seratus meter persegi. Di seluruh tempat di ruangan ini terdapat banyak meja bundar, dimana setiap meja bundar tersedia enam kursi. Hoo, bentuk tim dengan meja bundar ya. Hal ini memudahkan koordinasi tim, karena jarak antar tim sangat berdekatan, sehingga komunikasi cenderung lancar. Tapi, privasi jangan harap terjaga dengan posisi seperti ini.

Pak Jent menunjukkan meja kerja yang akan aku duduki. Letaknya di salah satu sudut ruangan. Dalam beberapa belas langkah, kami telah sampai di meja kerja aku dan timku.

"Ladies, perkenalkan, ini supervisor kalian." Kata Pak Jent.

Kelima wanita yang duduk di meja bundar ini langsung menengok kearahku.

"Koko Jaayy!" Kata kelima wanita itu dengan serempak.

Ya ampun. Mana mungkin aku tidak mengenali mereka. Mereka ini adalah adik kelasku. Aku pernah menjabat menjadi asisten lab pemrograman dan mengajar mereka. Aku cukup dekat dengan mereka, karena mereka memiliki ketertarikan terhadap pemrograman, dan kebetulan aku bisa memenuhi kebutuhan pengetahuan mereka. Waktu kuliah, beberapa kali aku jalan bareng dengan mereka. Orang-orang menyebut mereka The Five Angels, yang artinya lima malaikat. Kenapa begitu? Dulu, di jurusan mereka, hanya ada sembilan wanita diantara lima puluh orang. Menurut survey, mereka berlima menempati urutan lima teratas untuk masalah kecantikan. Yaah, jujur saja. Aku juga menganggap bahwa mereka berlima ini cantik sih, masing-masing memiliki keunikan sendiri.

"Martha." Kataku sambil melihat wanita persis disebelah kiriku.

Martha Christina. Wanita yang paling manis diantara The Five Angels. Rambutnya lurus sepunggung. Tingginya sekitar 158cm. Warna kulitnya coklat. Buah dadanya kutaksir sekitar 34B. Jika tersenyum, kecantikannya akan bertambah sekitar dua kali lipat, membuatku ingin memeluknya dengan kencang.

"Vil." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Martha.

Villy Janes Priscila. Wanita yang paling tegas dan berpendirian kuat diantara The Five Angels. Bisa dikatakan sebagai penggerak dan sumber ide dari kelompok ini. Jiwa kepemimpinannya sangat kuat. Wajahnya cukup cantik, walau tidak secantik Martha. Tingginya sekitar 163cm, dengan kulit yang putih. Tubuhnya cukup berisi, hanya saja buah dadanya cenderung kecil, hanya sekitar 36A. Tapi tidak tahu sih, kan aku hanya melihat bagian luarnya saja yang tertutup pakaian.

"Val." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Villy.

Valensia Klara. Wanita paling pintar diantara The Five Angels. Dia selalu update mengenai berita maupun teknologi terbaru. Pemikirannya tidak seperti wanita, melainkan seperti pria, yang sangat mengandalkan logika. Waktu menjadi tutor mereka, dia ini lah yang paling cepat menangkap penjelasanku. Logikanya yang kuat ini membantunya untuk menyandang gelar wanita paling pengertian diantara empat malaikat lainnya. Rambutnnya pendek dan bergelombang. Tingginya sekitar 167cm, dengan kulit coklat keputihan. Tubuhnya kurus, dengan buah dada yang kutaksir sekitar 34B. Ia suka tersenyum tanpa memperlihatkan giginya. Salah satu gaya senyuman yang kusukai. Peringkat kecantikan, dia ini nomor lima. Meskipun begitu, dia itu tetap cantik menurutku.

"Dev." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Valen.

Devina Rosalli. Nah ini niih. Primadona nya The Five Angels. Kulit putih bersih, wajah lebih cantik dari Martha, senyuman menggoda, tinggi 166cm, buah dada bulat berisi, sepertinya sekitar 34B/C, tubuh tidak terlalu kurus dan juga tidak terlalu gemuk. Aku pernah melihatnya mengenakan gaun pendek, pahanya sih sangat menggoda. Kakinya pun ramping dan panjang. Keindahan tubuh, dia ini nomor satu dalam The Five Angels. Dulu, beberapa kali aku masturbasi dengan membayangkan aku sedang ngentot dengan dirinya.

"Sen." Kataku sambil menyapa wanita disebelah Devina, yang juga disebelah kananku karena meja kerja kami berbentuk bundar.

Senja Harmoni. Wanita paling imut dalam The Five Angels. Wajahnya imut-imut, juga cantik. Ia mengenakan kacamata, dan cenderung cool. Seluruh kombinasinya membuat kecantikannya itu tidak tertandingi oleh empat malaikat lainnya. Tubuhnya kurus, akan tetapi perutnya sedikit buncit. Tidak masalah sih, perut buncit terkadang memberikan sensasi menggoda yang unik. Buah dadanya berukuran sekitar 34B. Kelemahannya adalah, ia cenderung egois dan jarang mau mengalah.

"Ooohh, kenal ya? Oh iya, kalian kan satu almamater kalau tidak salah." Kata Pak Jent.

"Iyaa pak. Wah, asik deh kalo Ko Jay jadi supervisor kita. Koko ini adalah guru yang sabar dan pintar." Kata Villy.

"Bagus deh kalo gitu." Kata Pak Jent.

"Jay, silakan kenalan ama orang-orang diruangan ini. Aku tinggal ya karena aku ada meeting dengan Fera dan Diana." Kata Pak Jent.

"Baik, pak. Serahkan semuanya pada saya." Kataku.

Sebelum pergi meninggalkanku, Pak Jent mengajakku bersalaman tinju dengan menabrakan tangan yang mengepal satu sama lain. Aku kemudian bersalaman tinju dengannya, lalu Pak Jent pergi meninggalkan ruangan ini. Aku pun berkenalan dengan yang lainnya. Ya ampun, aku mengerti sekarang kenapa wanita dalam dunia IT jarang ada yang cantik. Penyebabnya adalah karena mereka semua ada disini, jadi tidak ada yang nongol di permukaan bumi! Wanita-wanita yang ada di ruangan ini semuanya cantik-cantik. Ah sial, tapi beruntung aku masuk ke perusahaan ini.

Aku pun kembali ke meja kerjaku. Saat aku duduk, lima malaikat itu saling tersenyum satu sama lain, kemudian tersenyum melihatku. Hmmm, dari senyuman mereka, ada yang aneh. Itu bukan senyuman persahabatan, tapi lebih kearah... senyuman jahat. Apa yang sebetulnya mereka pikirkan?

BERSAMBUNG KE EPISODE-2
Seru nie, lancrotkan
 
sorry setelah lama banget, baru mungkin bisa lanjut

first of all, ane mohon maaf

mungkin dikit spoiler,sebelum hiatus ane udah berencana akan nerbitin epilog dari cerita ini, ada sekitar 4-6 episodes, ane lupa
problem is,script yang udah ane tulis sekitar 80%, itu hilang karena harddisk corrupt, dan sepertinya ane lupa backup

ane sekarang lagi coba rewrite lagi. mungkin sebulan ke depan ya, akan ane post epilog nya. terima kasih all yang udah ngikutin
 
Wah suhu mau kemana? Hiatus.

Terima kasih untuk suhu atas mahakaryanya..tetap semangat hu, untuk terakhir kalinya..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd