Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mama Sisca

:mantap: ..
Klo pic nya Real, hati² huu..banyak PK.. spt-nya msh kurang samar pic-nya.. msh bs kliatan banget face/wajahnya..
Sayang aja klo cerita ini harus berhenti krn ada PK..
Lanjuuut huu.. di nantikan lanjutan update nya.. klo boleh request, tiap 1 ato 2 page ada update, hehehe.. cuma request suhu @mundaro.. :semangat::beer:
 
#COBAAN MULAI DATANG LAGI

" Kucing , kucing "
"Iya bunyinya meee..." "Onggg" Didit menimpali kata-kataku.
"Bunyinyaaaa? Meee..." "Ong..." Didit kembali menimpali kata-kataku.

Aku cium gemas anak digendonganku saat ini. Sudah hampir setengah jam aku dan keponakanku bermain di depan teras rumah.

"Masss..." Aku melihat Raras berdiri di depan pintu tersenyum menatapku manis sekali.



"Meonggg..." Suara Didit masih memperhatikan kucing loreng putih oranye yang sedang menjilat-jilat kemaluannya sendiri.

"Anaknya buat aku aja ya Ras sambil aku cium2 gemas Didit"

Didit cekikikan mendapat perlakuan dari Omnya demikian. Raras semakin lebar tersenyum melihatku.

"Didit tinggal sini aja yahhh?" sambil aku monyongkan bibir ke arah perut Didit.
"ahahaha ampppyuuunn Om,ampyun" ujar Didi kegelian.

"Udah tinggal sini aja yah sama Om sama Uti (Eyang Uti)". Aku agak menenangkan Didit...

Senyum manis Raras sedikit menghilangkan kesedihan yang beberapa waktu lalu terpatri di wajahnya.
Meskipun begitu , sembab dimatanya masih terasa turut melukai batin siapapun yang menatapnya.

"Didit mau disini ? tuh ditanya Om?"

"Mau sama Mama" ujar Didit.

"Yeee...udah Mama pulang aja, Didit sama Om aja yahhh?" ujarku.

"Gak mau, maunya sama Mama".

"Kalau Mama maunya sama Om?" pandanganku beradu dengan Raras tiba-tiba.

Raras menatap tajam masuk ke dalam mataku. Perasaan yang sulit didefinisikan.

Terpaku sejenak,

Sepengetahuan aku Raras bukan tipe penggoda. Raras memang tipe yang bisa membuat nafsu mata lelaki. Dengan wajah cantik, payudara 34D, tinggi sekitar 168 dan berat 63 Raras terbilang perempuan yang sedikit chubby, dan menggairahkan.

Bibir Raras adalah salah satu aset yang sudah ku khayalkan sejak lama.
Bibir yang agak tebal. Tipe seperti ini mirip dengan bibir Mamah Sisca.

Raras tipikal perempuan baik-baik, ramah murah senyum namun menantang untuk di nakalin. Setidaknya di dalam pikiranku.


Karena kesibukan dan jarang bertemu, aku hanya sebatas membayangkan.

Tetapi sepengetahuan aku dia adalah perempuan baik-baik.
Mungkin dia salah ucap barangkali batinku berkata naif (curi curi pandang).


"Kalau sama Uti mau ya??" Mamah Sisca tiba-tiba muncul di depan pintu.

Kuperhatikan, Raras lalu jadi menunduk agak canggung.

"Sini, sini sama Uti yahhh" Didit diambil dari gendonganku.

"Minum kopi dulu sana" Mama Sisca menawarkanku.

"Iya sebentar lagi aku kedalam Mah" ujarku.

Mama Sisca tersenyum penuh arti.

"Didit sudah makan belum?" ujar Mama ke Raras.

"Belum Tante".

"Ya udah Didit makan dulu yaaa...biar Tante urus dulu."
"Biar Aku saja Tante" Raras seperti agak sungkan
"Sudah gak papa" ujar Mamah.

"Mas Ale, Mamah minta tolong bisa bantuin rapiin kamar atas yang satu lagi gak? Raras mau tidur disini sementara."

Aku mengangguk "Iya Mah".

"Gak usah biar Raras saja" "udah gak papa Ras, sebentar ya." Aku beranjak masuk ke dalam rumah sambil lewat depan Mamah dan mencubit pipi Dito.


Rumah ini mempunyai 5 kamar cukup besar. Namun 1 kamar memang agak berantakan dan terletak dekat dapur. Sementara dijadikan gudang.

Terdapat 2 kamar di atas. Satu adalah kamar ku dan Smita, dan satu lagi adalah kamar tamu. Kamar itu untuk sementara akan dijadikan kamar untuk Raras dan si lucu Didit.
Entah kenapa dia bisa berada disini. Aku tidak mau mempertanyakan.

Setelah beberapa saat, "Terimakasih ya Mas" tiba tiba Raras masuk ke kamar di sela-sela aku menggeser posisi ranjang dan spring bed.

Biasanya posisinya dibedirikan untuk menghindari debu.

"Gak usah sungkan Ras, Mas sendiri". Aku sengaja mendekatinya namun tidak ingin bertanya apa-apa takut merubah senyumannya.
aroma tubuh wangi Raras samar samar bisa kurasakan.

Raras agak menghindariku menatap ke sudut lain.

Harga diri terpukul aku mengalihkan pembicaraan "Cukup kotor kamar ini karena tidak ada pembantu rumah tangga di sini. Mama Sisca ingin mengurus rumah ini sendiri. Padahal Aku sempat menawarkan asisten rumah tangga. Kalau sore hari biasanya dibantu oleh Risca setelah pulang sekolah."

"Mas Ale gak masuk kerja" Tanya Raras

"Ijin agak demam aku Ras" pura pura menggigil agak berbohong. Padahal...

"ohhh..." Wajah Raras agak khawatir.

"Mas Ale, bisa tolong beliin buat makan siang ? sudah hampir jam 12 siang" Mama Sisca kembali muncul di depan kamar sambil membawa seprei baru.
Aku mengangguk paham bahwa Mama Mertua habis bercerita panjang lebar di meja makan tadi. Pasti Mamah tidak sempat memasak makan siang.

"Aku jalan dulu ya sebentar."

"Online aja Mas" ujar Raras

"Gak papa deket sini kok."Aku meyakinkan
Aku mengambil alat-alat bersih untuk kukembalikan ke tempatnya semula.

Tiba-tiba

"Jamnya bagus sekali" Raras menyentuh jam berbentuk burung pengintai di depan kaca.

"Dari Mas Ale, ada di setiap kamar" ujar Mamah Sisca.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd