Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Matahari Satu Jengkal

MATAHARI
SATU JENGKAL






BAB. 20
BANDUNG DARI ATAS


Akhirnya kami sepakat untuk sedikit bersenang2 malam ini di puncak gedung milik kami…

Tepatnya di kamar 08, roof top / penthouse gedung oktagon kami...

Gedung segi 8 kamar no 8, adalah kamar kebanggan kami semua…
Disain gedung atau interiornya jelas Renata punya ide lah..
Clara soal lukisan dan benda2 seninya…
Wanda mengatur susana hommynya
Tiara soal dekorasinya…
Santi dan Sinta ?
Merekalah pengatur aliran chi nya…

Ha ha ha
Kok kaya cenayang atau para normal ya ?

Ha ha ha
Bukan itu…
Sama sekali bukan soal makhluk ghaib…
Ini soal chi.. Soalan energi…
Pagi siang sore pasti memiliki energi yang berbeda ..
Timur dan barat juga sama…
Bujur dan lintang punya pengaruh juga lho…
Macam2 harus dihitung oleh Santi dan Sinta…

Mereka berdua punya ilmu itu…
Salah satu ilmu bapa guru yang jarang dipelajari…
Ini soal harmony dengan lingkungan dan bagaimana memanfaatkan kondisi lingkungan …

Tanah yang panas lebih berpotensi jadi penyakit, angin yang melaluinya juga demikian…
Tanah basah dan lembab juga sama…
Harus dihindari ada bukaan dari arah tersebut..
Banyak yang harus dihitung dan diperhatikan…

Disitulah Santi dan Sinta mempunyai keahlian…
Bahkan bentukan segi 8 adalah bentukan yang sempurna mendekati lingkaran…
Dan mempunyai eksposur tinggi…
Itulah sebabnya gedung kami segi 8…


***

Kamar 08 mempunyai 2 lantai dan satu roof yang berupa kolam renang
Totalnya sih 3 lantai…
Lantai 1
Isinya dapur, ruang makan, ruang santai
Dan fitness centre…
Lantai 2 isinya 6 kamar tidur dan 1 hall besar sejenis Ruang keluarga..
Lantai 3 ya tadi itu kolam renang dan taman (roof garden) ada jogging track di sana juga…

Bicara kamar 08 adalah bicara penthouse atau sejenis rumah diatas puncak gedung…
Di lantai teratas, kami bisa melihat kota Bandung seutuhnya 360°, dan ternyata benar Wanda, bahwa dengan pengaturannya ini luar biasa sekali kesan yang ada kala kami diatas.

Kami bisa seolah memetakan kota Bandung dari sini, bagian mana saja yang belum terjamah pembangunan dan bagian yang padat penuh pun seolah terpetakan dengan jelas.

Jauh lebih fantastis dibanding dengan melihat Google Map lah.


***

Memahami bahwa kami punya musuh tentunya perlu persiapan menghadapinya. Masalah besarnya adalah kami tak tahu musuh kami siapa dan dimana. Masalah yang lain adalah istriku atau calon istriku ada 6 orang, bagaimana mendampingi mereka itu juga masalah lainnya.

Rasanya aku tak akan betah disuruh menunggu ada yang muncul datang menganggu, aku harus berjuang keras melacak dan mencari posisi musuhku dan aiapa yang berada dibalik itu semua.

Kemaren aku bisa memecah diri sampai menjadi 2 dan pergi ke bulan lagi. Entah bener entah salah atau hanya sekedar halusinasi belaka, tapi pencapaian kemarin malam melalui Santi dan Sinta merupakan lompatan yang aku tak mengerti. Dan masih banyak celah yang perlu dipahami. Mungkin ini saatnya.

Segera aku konsentrasi membelah diri. Hufft
Jadi 7, lha kok masih jadi 3 ya…?
Plash…
Eh hilang lagi yang 2.
Coba lagi.
Huuffttt dengan memperkuat tenaga dalamku aku mecoba memecah diri lagi.

Jadi 4, haaah haaah haaah
Eeh ilang lagi…
Duuh gimana ya kemaren kok rasanya gampang ya?

“Mas siiniii ?”
“Hi hi hi”
“Ayoo sini masss”

Semua wanitaku memanggil2 eh, kenapa rupanya ?
Eh, kok pada telanjang di kolam renang?

Beuh rasanya kaya jakatarub melihat 7 bidadar dan dia hanya dapat 1 sajai, aku melihat 6 bidadari dan itu punyaku semua…
Jelas adek kecilku semangat lah.

Aku coba menghampiri mereka, blup blup eh aku jadi 7 bisa ? Ha ha ha
Ini ilmu masa buat ngentot doang sih ?
Ha ha ha waduh kayaknya ga sih cuma didepan ada musuh mas didiemin ?
Ha ha ha..
Serbu …..

Aku yang disini menciumi puting Renata…
Tak lupa tanganku main dibawah sana ngobel2 memeknya pula.

Aku lagi yang lain mencium bibir wanda dengan penuh perasaan tanganku dengan lembut mengelus2 susunya.

Aku lagi yang satu lagi langsung main keras, langsung ngentotin si Clara yang menjerit2 nikmat dengan tenaga sepenuh hatiku.

Aku lagi yang satu lagi mencoba menyedot2 memek Tiara sementara tanganku dua2nya meremas2 susunya.

Aku lagi yang satu lagi memainkan puting susu Santi dan sinta barengan dengan aku yang satu lagi.

Semuanya 6 orang aku bermain cinta dengan 6 wanitaku.
Suara rengekan dan helaan nafas bersahut2an.

Masing2 aku nyata bisa membuat 6 orang gadisku kelojotan dan menjerit2 apalagi setelah kami semua bergabung 6 sekaligus bermain dengan 6 orang sekaligus bergantian. Halus keras, lembut dan kasar semuanya menjadi satu.

Aku yang satunya justru tenggelam dalam pemikiran2 yang aneh dan absurd. Menoba mencari celah2 yang bisa aku masuki lewat pintu yang bernama logika.

Tenggelam semakin dalam dan dalam….
Lupa segalanya…
Lupa akan sekelilingku….

Mencari dan mencari, mengenali dan mencoba memahami dan mengerti apa yang sesungguhnya terjadi.

Timbul tenggelam rasa dan logikaku, dalam keheningan yang ada, kadang aku masih terseret arus nafsu bercinta dengan Clara dan memang sedang bercinta dengan Clara, kadang terseret arus bercinta dengan Renata, atau Wanda kemudian Clara lagi terus Sinta lanjut ke Santi dan Sinta serta Tiara.

Kadang kurasakan getaran yang berbarengan, kadang getaran itu kurasakan berbeda beda. Kadang menyatu dalam satu irama, kadang membentuk musik sendiri2.

Lama2 aku merasakan perbedaan2 siapa aku yang bersama Tiara dan yang lainnya lebih jelas, kadang kabur dan semakin hilang, lamat2 aku melihat semua wanitaku memperoleh Orgasmenya.
Lagi Orgasme lagi.
Sekali lagi Orgasme dan aku akhirnya bisa membedakan satu dengan yang lainnya.

Tiba2 aku merasakan ada serangkum hawa yang hangat di bawah sana, aku orgasme, semua aku orgasme berbarengan.

Semakin lama semakin bingung dan kadang semakin mengerti. Itulah aku saat itu.
Antara sadar dan tidak
Antara ada dan tiada
Antara yakin dan bimbang.
Antara tahu dan tak mengerti sama sekali.

Yang pasti kami semua akhirnya diam tak bergerak oleh karena rasa lelah yang sungguh amat luar biasa, karena didalamnya kami seolah bisa belajar saling memahami meski juga ternyata saling tak memahami.

Saling mengenal sekaligus sama sekali belum mengenal.
Saling mengisi sekaligus menolak.

Pusaran rasa besar antara dua hal yang bertentangan menyatu seolah pusaran inti atom yang mengelilingi proton dan neutron.
Yang bisa sangat dekat tapi tak akan pernah menyatu.

Yin dan Yang
Logika dan Rasa
Jasad dan jiwa.

Blaaarrrr….
Seolah mendapatkan pencerahan.
Aku terbangun.

Aku terbangun, aku yang paling “aku” entah yang mana, yang memeluk Tiara juga aku soalnya, yang memeluk Renata sama, juga aku, yang memeluk Wanda juga aku, yang sedang bermesraan dengan Sinta juga Aku, yang masih main dengan Clara juga aku, yang sedang mengelus2 Santi juga aku.

Semuanya aku.

-

Aku (yang memeluk Tiara) kemudian bangkit dan berdiri mengendong tiara menuju kamar Tiara di lantai 2 kamar 08, menurunkan dan mengatur Tiara agar bisa tidur dengan tenang dan nyaman.

Setelah itu memeluknya dalam damai. Mengecupnya dan membisikkan kata2 mesra. Mengelus susunya.

Tiara terbuka matanya dan melihatku dengan pandangan bahagia.

“Tidur dulu ya mas, Tiara capek, tadi dapat 3 kali hi hi hi, sejam dua jam kita lanjut lagi mas”

-

Aku (yang masih saling membelai dengan Santi) mencoba bangkit dan mengajak Santi masuk kamarnya.

“Yuk sayang, kita masuk kamar istirahat”
“Iih masih kangen ini disuruh bobo”
“Ha ha ha ya sudah kangen2an nya di kamar saja yuk”

“Hi hi hi hi. Ayuk mas”
Kamipun turun dan masuk kamar Santi.

-

Aku (yang memeluk Wanda)

“Mas tidur dikamar yuk”
“Ayuk lah sayang, cuma tidur khan ?”
“Iiih mas ini ga paham2 juga”
“Ha ha ha iya iya deh, nurut aku”

“Hi hi hi harus nurut lah”
“Iya sayang yuk”

“Aaauh kok digendong mas?”
“Ga mau ?”
“Maulah sayangku pangeranku”
“Ha ha ha pake malu2 gitu”

“Hi hi hi biar romantis mas hi hi”

-

Aku (yang berpelukan dengan Clara yang sudah tertidur)

Sama dengan aku yang bersama Tiara, namun kali ini Clara benar2 ga bisa bangun lagi.

-

Semua Aku yang 6 orang tadi. lainnya akhirnya turun kebawah dan masuk kamar bersama bidadariku.

Sementara Aku yang diatas sendiri ternyata bisa merasakan keberadaan Aku yang 6 tadi sekalipun sudah terhalang tembok dan berbeda lantai.

Tiba2 dari atas langit seolah muncul meteor yang menuju ke arah ku yang sedang sendiri.

Benda yang apa itu ga jelas semakin mendekat semakin cepat datangnya.
Berkilau panas serta penuh dengan daya bathin yang dahsyat.

Aku terperangah...
Tak tahu harus bagaimana….
Benda itu semakin dekat….
Semakin panas….
Membara….


***

Glodak.
Ojo bingung2 sing nulis masio bingung yo terus we nulis.
Mulane sing moco melu edan..

Ha ha ha
Jaman dulu ada ilmu kakang kawah adi ari2.
Terus dulur papat limo pancer.

Yang satu memecah diri jadi 2, hanya 1 yang asli
Yang satu lagi memecah diri jadi 5, hanya satu yang asli

Ini 7 opo ra hebat olehe ngawur…?
Ha ha ha
Selama ga bayar
Selama sing nulis edan
Sah sah saja khan…?

Ha ha ha


Salam Edan E
Bebas suhu kan sesuai imajinasi panjenengan kawulo kalian batur2 poro reader pasrah bongkokan pun
Wkwkwkwkek
 
MATAHARI
SATU JENGKAL






BAB. 20
BANDUNG DARI ATAS


Akhirnya kami sepakat untuk sedikit bersenang2 malam ini di puncak gedung milik kami…

Tepatnya di kamar 08, roof top / penthouse gedung oktagon kami...

Gedung segi 8 kamar no 8, adalah kamar kebanggan kami semua…
Disain gedung atau interiornya jelas Renata punya ide lah..
Clara soal lukisan dan benda2 seninya…
Wanda mengatur susana hommynya
Tiara soal dekorasinya…
Santi dan Sinta ?
Merekalah pengatur aliran chi nya…

Ha ha ha
Kok kaya cenayang atau para normal ya ?

Ha ha ha
Bukan itu…
Sama sekali bukan soal makhluk ghaib…
Ini soal chi.. Soalan energi…
Pagi siang sore pasti memiliki energi yang berbeda ..
Timur dan barat juga sama…
Bujur dan lintang punya pengaruh juga lho…
Macam2 harus dihitung oleh Santi dan Sinta…

Mereka berdua punya ilmu itu…
Salah satu ilmu bapa guru yang jarang dipelajari…
Ini soal harmony dengan lingkungan dan bagaimana memanfaatkan kondisi lingkungan …

Tanah yang panas lebih berpotensi jadi penyakit, angin yang melaluinya juga demikian…
Tanah basah dan lembab juga sama…
Harus dihindari ada bukaan dari arah tersebut..
Banyak yang harus dihitung dan diperhatikan…

Disitulah Santi dan Sinta mempunyai keahlian…
Bahkan bentukan segi 8 adalah bentukan yang sempurna mendekati lingkaran…
Dan mempunyai eksposur tinggi…
Itulah sebabnya gedung kami segi 8…


***

Kamar 08 mempunyai 2 lantai dan satu roof yang berupa kolam renang
Totalnya sih 3 lantai…
Lantai 1
Isinya dapur, ruang makan, ruang santai
Dan fitness centre…
Lantai 2 isinya 6 kamar tidur dan 1 hall besar sejenis Ruang keluarga..
Lantai 3 ya tadi itu kolam renang dan taman (roof garden) ada jogging track di sana juga…

Bicara kamar 08 adalah bicara penthouse atau sejenis rumah diatas puncak gedung…
Di lantai teratas, kami bisa melihat kota Bandung seutuhnya 360°, dan ternyata benar Wanda, bahwa dengan pengaturannya ini luar biasa sekali kesan yang ada kala kami diatas.

Kami bisa seolah memetakan kota Bandung dari sini, bagian mana saja yang belum terjamah pembangunan dan bagian yang padat penuh pun seolah terpetakan dengan jelas.

Jauh lebih fantastis dibanding dengan melihat Google Map lah.


***

Memahami bahwa kami punya musuh tentunya perlu persiapan menghadapinya. Masalah besarnya adalah kami tak tahu musuh kami siapa dan dimana. Masalah yang lain adalah istriku atau calon istriku ada 6 orang, bagaimana mendampingi mereka itu juga masalah lainnya.

Rasanya aku tak akan betah disuruh menunggu ada yang muncul datang menganggu, aku harus berjuang keras melacak dan mencari posisi musuhku dan aiapa yang berada dibalik itu semua.

Kemaren aku bisa memecah diri sampai menjadi 2 dan pergi ke bulan lagi. Entah bener entah salah atau hanya sekedar halusinasi belaka, tapi pencapaian kemarin malam melalui Santi dan Sinta merupakan lompatan yang aku tak mengerti. Dan masih banyak celah yang perlu dipahami. Mungkin ini saatnya.

Segera aku konsentrasi membelah diri. Hufft
Jadi 7, lha kok masih jadi 3 ya…?
Plash…
Eh hilang lagi yang 2.
Coba lagi.
Huuffttt dengan memperkuat tenaga dalamku aku mecoba memecah diri lagi.

Jadi 4, haaah haaah haaah
Eeh ilang lagi…
Duuh gimana ya kemaren kok rasanya gampang ya?

“Mas siiniii ?”
“Hi hi hi”
“Ayoo sini masss”

Semua wanitaku memanggil2 eh, kenapa rupanya ?
Eh, kok pada telanjang di kolam renang?

Beuh rasanya kaya jakatarub melihat 7 bidadar dan dia hanya dapat 1 sajai, aku melihat 6 bidadari dan itu punyaku semua…
Jelas adek kecilku semangat lah.

Aku coba menghampiri mereka, blup blup eh aku jadi 7 bisa ? Ha ha ha
Ini ilmu masa buat ngentot doang sih ?
Ha ha ha waduh kayaknya ga sih cuma didepan ada musuh mas didiemin ?
Ha ha ha..
Serbu …..

Aku yang disini menciumi puting Renata…
Tak lupa tanganku main dibawah sana ngobel2 memeknya pula.

Aku lagi yang lain mencium bibir wanda dengan penuh perasaan tanganku dengan lembut mengelus2 susunya.

Aku lagi yang satu lagi langsung main keras, langsung ngentotin si Clara yang menjerit2 nikmat dengan tenaga sepenuh hatiku.

Aku lagi yang satu lagi mencoba menyedot2 memek Tiara sementara tanganku dua2nya meremas2 susunya.

Aku lagi yang satu lagi memainkan puting susu Santi dan sinta barengan dengan aku yang satu lagi.

Semuanya 6 orang aku bermain cinta dengan 6 wanitaku.
Suara rengekan dan helaan nafas bersahut2an.

Masing2 aku nyata bisa membuat 6 orang gadisku kelojotan dan menjerit2 apalagi setelah kami semua bergabung 6 sekaligus bermain dengan 6 orang sekaligus bergantian. Halus keras, lembut dan kasar semuanya menjadi satu.

Aku yang satunya justru tenggelam dalam pemikiran2 yang aneh dan absurd. Menoba mencari celah2 yang bisa aku masuki lewat pintu yang bernama logika.

Tenggelam semakin dalam dan dalam….
Lupa segalanya…
Lupa akan sekelilingku….

Mencari dan mencari, mengenali dan mencoba memahami dan mengerti apa yang sesungguhnya terjadi.

Timbul tenggelam rasa dan logikaku, dalam keheningan yang ada, kadang aku masih terseret arus nafsu bercinta dengan Clara dan memang sedang bercinta dengan Clara, kadang terseret arus bercinta dengan Renata, atau Wanda kemudian Clara lagi terus Sinta lanjut ke Santi dan Sinta serta Tiara.

Kadang kurasakan getaran yang berbarengan, kadang getaran itu kurasakan berbeda beda. Kadang menyatu dalam satu irama, kadang membentuk musik sendiri2.

Lama2 aku merasakan perbedaan2 siapa aku yang bersama Tiara dan yang lainnya lebih jelas, kadang kabur dan semakin hilang, lamat2 aku melihat semua wanitaku memperoleh Orgasmenya.
Lagi Orgasme lagi.
Sekali lagi Orgasme dan aku akhirnya bisa membedakan satu dengan yang lainnya.

Tiba2 aku merasakan ada serangkum hawa yang hangat di bawah sana, aku orgasme, semua aku orgasme berbarengan.

Semakin lama semakin bingung dan kadang semakin mengerti. Itulah aku saat itu.
Antara sadar dan tidak
Antara ada dan tiada
Antara yakin dan bimbang.
Antara tahu dan tak mengerti sama sekali.

Yang pasti kami semua akhirnya diam tak bergerak oleh karena rasa lelah yang sungguh amat luar biasa, karena didalamnya kami seolah bisa belajar saling memahami meski juga ternyata saling tak memahami.

Saling mengenal sekaligus sama sekali belum mengenal.
Saling mengisi sekaligus menolak.

Pusaran rasa besar antara dua hal yang bertentangan menyatu seolah pusaran inti atom yang mengelilingi proton dan neutron.
Yang bisa sangat dekat tapi tak akan pernah menyatu.

Yin dan Yang
Logika dan Rasa
Jasad dan jiwa.

Blaaarrrr….
Seolah mendapatkan pencerahan.
Aku terbangun.

Aku terbangun, aku yang paling “aku” entah yang mana, yang memeluk Tiara juga aku soalnya, yang memeluk Renata sama, juga aku, yang memeluk Wanda juga aku, yang sedang bermesraan dengan Sinta juga Aku, yang masih main dengan Clara juga aku, yang sedang mengelus2 Santi juga aku.

Semuanya aku.

-

Aku (yang memeluk Tiara) kemudian bangkit dan berdiri mengendong tiara menuju kamar Tiara di lantai 2 kamar 08, menurunkan dan mengatur Tiara agar bisa tidur dengan tenang dan nyaman.

Setelah itu memeluknya dalam damai. Mengecupnya dan membisikkan kata2 mesra. Mengelus susunya.

Tiara terbuka matanya dan melihatku dengan pandangan bahagia.

“Tidur dulu ya mas, Tiara capek, tadi dapat 3 kali hi hi hi, sejam dua jam kita lanjut lagi mas”

-

Aku (yang masih saling membelai dengan Santi) mencoba bangkit dan mengajak Santi masuk kamarnya.

“Yuk sayang, kita masuk kamar istirahat”
“Iih masih kangen ini disuruh bobo”
“Ha ha ha ya sudah kangen2an nya di kamar saja yuk”

“Hi hi hi hi. Ayuk mas”
Kamipun turun dan masuk kamar Santi.

-

Aku (yang memeluk Wanda)

“Mas tidur dikamar yuk”
“Ayuk lah sayang, cuma tidur khan ?”
“Iiih mas ini ga paham2 juga”
“Ha ha ha iya iya deh, nurut aku”

“Hi hi hi harus nurut lah”
“Iya sayang yuk”

“Aaauh kok digendong mas?”
“Ga mau ?”
“Maulah sayangku pangeranku”
“Ha ha ha pake malu2 gitu”

“Hi hi hi biar romantis mas hi hi”

-

Aku (yang berpelukan dengan Clara yang sudah tertidur)

Sama dengan aku yang bersama Tiara, namun kali ini Clara benar2 ga bisa bangun lagi.

-

Semua Aku yang 6 orang tadi. lainnya akhirnya turun kebawah dan masuk kamar bersama bidadariku.

Sementara Aku yang diatas sendiri ternyata bisa merasakan keberadaan Aku yang 6 tadi sekalipun sudah terhalang tembok dan berbeda lantai.

Tiba2 dari atas langit seolah muncul meteor yang menuju ke arah ku yang sedang sendiri.

Benda yang apa itu ga jelas semakin mendekat semakin cepat datangnya.
Berkilau panas serta penuh dengan daya bathin yang dahsyat.

Aku terperangah...
Tak tahu harus bagaimana….
Benda itu semakin dekat….
Semakin panas….
Membara….


***

Glodak.
Ojo bingung2 sing nulis masio bingung yo terus we nulis.
Mulane sing moco melu edan..

Ha ha ha
Jaman dulu ada ilmu kakang kawah adi ari2.
Terus dulur papat limo pancer.

Yang satu memecah diri jadi 2, hanya 1 yang asli
Yang satu lagi memecah diri jadi 5, hanya satu yang asli

Ini 7 opo ra hebat olehe ngawur…?
Ha ha ha
Selama ga bayar
Selama sing nulis edan
Sah sah saja khan…?

Ha ha ha


Salam Edan E
Bebas suhu kan sesuai imajinasi panjenengan kawulo kalian batur2 poro reader pasrah bongkokan pun
Wkwkwkwkek
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd