Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MDT - REVIVAL - SEASON 2 (racebannon)

Semakin seru suhuu🥰🥰🥰 mudah2an dibikinin cerita sendiri untuk anaknya arya (beda sama yg okasan no hatsu koi)
 
Please kembalikan kecerian arya dan adiknya....hehhehehe...maaf hanya usul
 
Well,,,
Pendek tapi padat,
Tengkyu Om,
Ditunggu episode selanjutnya
:beer:
 
Baca semua cerita suhu rb emang keren apa lagi the lucky bastard,semoga haruko dibikinin cerita sendiri ya
 
Usul untuk next story om RB,ceritanya si Bagas tapi dari pov istrinya,sepertinya menarik..hehe..
 
btw, indeksnya masih belom bener, master. yg part 50 kebawah. :baca: sapa tau ada yg mau baca ulang macem aye. :ampun:

kalo cerita baru, soal haruko dkk, boleh juga after MDT2 tamat, kayaknya master RB blm pernah nulis dunia perkampusan disini, ditambah setting masa depan yg absurd. imajinasi diperas abis tuhh. maaf ya, masters. cuma saran, menarik juga kalo side story frank chamber. masih tema musik, setting di bandung dan penuh komedi. belasan part aja. atau side story Stefan dari awal mulai join Hantaman sampe proses bikin album Setengah jam di udara. jd minim atau ga ada dialog dr MDT. aye sbg warga 46 butuh bacaan yg menghibur dari para master di masa sperti ini, sehat selalu ya, masters. have a good time 4 yaall.

:mabuk:
 
SEASON 2 – PART 69

--------------------------------------------

9 Dec : Departed to Japan - Arrived at Night
10 Dec : -
11 Dec : Hantaman - F.A.D. Yokohama
12 Dec : -
13 Dec : Arya A Quartet - Body & Soul Yokohama
14 Dec : Hantaman - Yokohama BB Street
15 Dec : -
16 Dec : Hantaman - Unit Daikanyama Tokyo
17 Dec : Arya A Quartet - Cotton Club Marunouchi Tokyo
18 Dec : -
19 Dec : Hantaman - Shimokitazawa Garden Tokyo
20 Dec : Arya A Quartet - STB 139 Tokyo
21 Dec : -
22 Dec : Arya A Quartet - Tribeca Shinagawa Tokyo
23 Dec : Hantaman - Gravity Rock Bar Shinjuku Tokyo
24 Dec : -
25 Dec : -
26 Dec : -
27 Dec : Hantaman - WWW Shibuya Tokyo
28 Dec : Arya A Quartet - Jazz Spot Candy Chiba
29 Dec : Hantaman - ZX West Chiba
30 Dec : -
31 Dec : Departed to Jakarta – Arrived 1 Jan


--------------------------------------------

dpp_9810.jpg

“Arya”
“Oit”

Telingaku rasanya pengang. Pandanganku agak goyang. Gitar yang kutenteng berasa lebih berat daripada biasanya.

“Tadi kayak aneh solo gitar lo, off tempo” bisik Anin, sementara Stefan sedang berkata-kata dengan tidak manisnya di mimbar konser malam ini. Yokohama BB Street, lokasi konser kedua. Badan ini rasanya tak nyaman. Gak sehat kayaknya. Baru mulai udah kecapekan lagi. Tampaknya jadwal yang kami susun di Jakarta mulai terdengar terlalu percaya diri.

“Kenapa lo?”

“Ga tau nih, rasa badannya ga enak” aku memilih untuk tidak terlalu lincah di atas panggung. Kombinasi jadwal padat plus cuaca dingin membuat badanku terasa sedikit tak nyaman. Aku membawa vitamin dari Jakarta sebenarnya. Sudah kuminum juga, tapi rasanya mungkin kurang. Mungkin nanti setelah showcase selesai, aku minta izin langsung pulang ke penginapan. Capek rasanya.

Padahal jadwal baru dimulai. Kenapa mendadak badanku selemah ini ya. Sejenak aku menarik nafas dan mencoba memakluminya. Umurku sudah 30an. Tidak semuda dulu lagi memang. Jadi tenagaku mungkin bisa lebih cepat habis dan staminaku sekarang sudah menurun.

“Ya, masuk tuh” Anin memberi aba-aba.
“Eh…”

Sial. Stefan sudah selesai bicara rupanya. Aku menarik nafas lagi, dan mencoba sedikit melupakan rasa gak nyaman badan ini supaya bisa main musik lagi, ngiringin yang didepan nyanyi teriak-teriak. Sekarang aja lupa udah lagu keberapa.

Oke, kita mulai lagi.

Suara feedback dari speaker udah kedengeran karena aku sengaja open string dengan menggunakan efek distorsi. Walau agak-agak lupa karena ini sudah lagu entahlah keberapa, tapi ada catatan yang tertempel di lantai, di sebelah rangkaian efek gitarku. Isinya contekan daftar lagu, urutannya.

Tinggal ngintip.

Let’s rock again. Kita beresin dulu showcase malam ini. Lalu teler. Tidur seharian mungkin. Karena tanggal 15 besok libur, jadwalnya kosong.

Yuk, gas lagi. Dan jari-jariku sekarang mulai bermain memainkan riff-riff yang membakar penonton. Beresin ya, habis itu istirahat. Tidur. Turu. Sare. Sleep.

--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------

airbnb10.jpg

“Are you okay?” Zee bertanya dengan muka tajam ke arahku. Aku duduk bersila di kamar yang menjadi tempat tinggal sementara untukku di Jepang ini. Selimut ada di bahuku, kupakai bagaikan jubah. Aku mengangguk. Teh hangat ada di tanganku, dan sarapan yang baru kumakan setengahnya ada di hadapanku.

“Lo tau gak men, obat gak enak badan yang paling manjur apa?” Stefan yang masih dalam busana tidurnya, yakni celana pendek dan kaos belel, bersuara ke arahku yang sedang berusaha istirahat hari ini.

“Apa?” tanya ku balik. Anin ada di hadapan ku. Zee juga ada. Toni, entah kenapa dia ada disini. Tapi ya sudahlah. Dia bebas mau kemana aja.

“Woi lo bisa gak sih, di depan orang lagi sakit ga ngerokok” tegur Anin ke Stefan yang memang sedang merokok.
“Memek, orang nya aja ga protes, kenapa lo protes…” balas Stefan.
“Gapapa Nin, gue ga sakit, cuman kecapekan aja…”

“Makan lo abisin mending Ya, ini gue gemes banget liat si taik ini masih enak-enak aja ngerokok di depan elo…” kesal Anin.

“Iya, ini mau gue abisin, mending jangan pada bawel…. Abis ini gue tidur lagi, asli…” aku mencoba masa bodo akan ribut-ribut kecil ga penting antara Stefan dan Anin yang selalu terjadi setiap saat. Udah kayak macet Jakarta aja, sering dan lama-lama terbiasa. Namun hari ini, pagi ini, rasanya ngeselin banget.

“Mau saya beliin apa gitu Mas, biar enakan badannya?” Toni mendadak bertanya kepadaku.
“Aduh, ga usah deh…” jawabku sekenanya. Aku Cuma ingin makan pagi dengan tenang, lalu tidur sampai siang.

“Ga ada yang jawab pertanyaan gue ya” tawa Stefan kecil sambil berusaha mematikan rokoknya dengan gerakan enggan.
“Apaan emang”
“Ngewe”

“Ga bener banget sih lo” aku menyuapkan makanan ke dalam mulutku. Anin Cuma geleng-geleng saja mendengar jawaban asal Stefan.

“BTW kalo lo mau beliin Arya obat atau vitamin, mending nanya ke Shigeo deh, atau… Sayang, tau kan dimana dan apa kalo di Jepang mau beli…..” Anin mencoba membantu dan mendukung ide Toni.

“Ngomong apa sih lo Nin” potong Stefan.
“Biarin gue beresin kalimat gue dulu napa”
“Kalimat elo aneh” ledek Stefan ke Anin.

“Iya, iya, lo mau minta tolong Zee kan, karena dia tinggal di Jepang dan tau kalo mau beli vitamin atau obat dimana? Tapi serius deh, ga usah… gue biar istirahat aja dulu”

“Gapapa mas saya coba cariin, kan gampang tinggal google” jawab Toni, tidak seperti yang kuharapkan. Aku mengharapkan agar dia lebih mengandalkan Shigeo yang memang bertugas untuk mengurus kami, atau malah ke Zee yang sudah lebih paham Jepang luar dalam. Karna memang istrinya Anin ini sekolah dan tinggal di Jepang.

“Ya terserah sih…..” aku sudah malas untuk berargumen lagi. Aku dan Anin lihat-lihatan. Aku melirik ke arah Stefan. Ternyata kami bertiga saling lihat-lihatan.

Ada keraguan dalam kepalaku. Apakah Toni benar-benar care? Ataukah dia hanya cari muka saja? Bukankah lebih gampang kalau dia meminta bantuan orang yang benar-benar paham cara membeli vitamin dan obat di Jepang? Plus, aku tidak merasa sakit apapun. Aku mungkin hanya kelelahan saja.

Dan sepertinya, Anin dan Stefan berpikir tentang hal yang sama.

Entahlah. Kita lihat saja. Siapa yang benar dan siapa yang beli apapun duluan. Aku Cuma ingin tidur sehabis sarapan.

--------------------------------------------

“Bangun”

“Hmmm….”

“Bangun”

“Apa sih….”

Aku membuka mataku perlahan, dan aku kaget sejadi-jadinya. Mahluk yang sama sekali tidak terlintas di kepalaku dari tadi pagi, muncul di hadapanku. Dia berdiri tegak, dengan sebuah bungkusan plastik di tangan kanannya. Sepertinya dia habis dari luar. Cuaca di luar pasti dingin, tapi dia hanya mengenakan celana jeans dan t-shirt lengan panjang.

Bagas.

“Eh… Elo” aku sudah benar-benar tersadar dari tidurku. Alasannya jelas. Karena Bagas berdiri tegak di hadapanku.

“Vitamin. Dan bubur ketan, bagus untuk gak enak badan” dia menyimpan bungkusan itu tepat di hadapanku.

“Lo dapet dari mana?”
“Beli”

Ya iya sih beli, masa maling.

“Beli di?”
“Minimarket”
“Lo yang beli?” tanyaku bingung.

“Iya” jawabnya.
“Nanya Shigeo atau siapa?” tanyaku. Dengan masih linglung tentunya.

“Gak”
“Terus gimana caranya?”
“Denger aja dari anak-anak. Terus nyari kayak gini kan gampang. Tinggal ke minimarket tanya orang. Googling. Simple” jawabnya, lebih panjang dari biasanya. Aku masih bingung. “Gue jalan dulu”

“Ke?”
“Makan”
“Oh, udah siang ya?”
“Udah malem"

“Eh, gue tidur selama itu?”
“Entahlah” jawab Bagas pelan. Dia sedang memakai sepatunya dan langsung membuka pintu. Tanpa aba-aba. Tanpa basa basi. Tanpa ba bi bu.

“Thanks Gas…”
“Hmm”

Pintu ditutup. Aku melongo. Aku membongkar bungkusan itu. Ada sekotak vitamin C atau apa entahlah. Tulisan jepang semua dengan huruf C besar dan warna oranye. Yang satu lagi adalah bubur sachetan yang terlihat cocok untuk orang yang menderita gak enak badan. Atau apapun itu.

Aku dengan gerakan lambat, mencoba untuk membuka handphoneku.

Beberapa misscall. Tentunya dari Kyoko. Aku langsung mengirimkan pesan singkat pada istriku. Mengabari keadaanku dan menanyakan keadaannya. Satu demi satu notifikasi chat yang masuk kuhapus dengan cara membaca chat-chat dari orang-orang tersebut.

Toni. Aku jadi penasaran, apa yang dia kirimkan ke aku.

“Mas, saya bingung nyarinya. Ntar aja ya, coba nanya ke siapa gitu” jam 1 siang. Dan tidak ada kabar lagi sampai sekarang. Inisiatif yang aneh dan tak solutif. Perlahan, aku mulai mencoba memahami kenapa Bagas begitu awas pada Toni. Mungkin anak ini memang banyak omdo-nya. Mungkin.

Tapi, seharusnya Bagas tak seganas itu bukan?

Aku menggelengkan kepalaku tanda bingung. Iya, aku masih bingung. Aku menarik nafas panjang, meraih air mineral botol di sampingku. Lantas kuminum banyak banyak. Di tengah semua perasaan aneh dan pemikiran aneh mengenai Bagas dan Toni, aku melihat isi grup Hantaman.

Ada sebuah gambar yang dikirim oleh Stefan. Aku membukanya karena gambarnya tidak di download secara otomatis.

Fuck.

Foto penis orang kulit hitam yang besarnya tidak manusiawi. Dan captionnya lebih tidak manusiawi.

“Ya, ini Vitamin. Telen pejunya biar cepet sembuh”

Aku lantas membalas pesannya.

“Bangke lu” dan menutup handphoneku. Aku kembali rebahan sambil memegang kepalaku.

Tur yang aneh. Tur yang out of the box. Mudah-mudahan tumbangnya diriku karena kelelahan adalah hal aneh terakhir yang terjadi kali ini.

Amin.

--------------------------------------------

BERSAMBUNG
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd