Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MENGEJAR SHINKANSEN [by Arczre + Nona Violet] [TAMAT]

arczre

Pendekar Semprot
Daftar
18 Jan 2014
Post
1.870
Like diterima
2.013
Lokasi
Sekarang di Indonesia
Bimabet
Dear para readers,
Ini adalah cerita terbaru ane kolabs dengan Nona Vio. Karena ini ane kolabs full 1 cerita perdana, maka tentunya akan banyak kekurangan di sana sini karena menggabungkan antara 2 unsur otak yang berbeda, ide yang berbeda.


MENGEJAR SHINKANSEN
新幹線を追求 (Shinkansen o Tsuikyu)



Sinopsis

Cerita ini mengisahkan kisah 2 anak manusia, cewek dan cowok. Keduanya sama-sama OTAKU Nerd. Tokoh utamanya Fahmi dan Fujiwara Keiko. Fahmi selalu gagal dalam mendapatkan cewek, dan dia dijuluki Fahmi Reject. Ada banyak hal yang membuat dia kena reject salah satunya adalah karena dia OTAKU. Akhirnya dia pun berselancar di dunia maya hingga bertemu dengan cewek Jepang, Keiko yang ternyata punya nasib yang sama. Akhirnya keduanya pun menjalin hubungan jarak jauh. Dari hubungan LDR inilah akhirnya mereka dekat hingga akhirnya mereka pun berusaha untuk bertemu.

Ceritanya simple nggak ribet, moga aja tertarik :D

Pengenalan Tokoh

Fahmi Fathul Ulum

c61857152dfa60_full.jpg


Seorang mahasiswa semester 2 sebuah Universitas di Malang. Penyuka anime, tokusatsu, J-dorama dan segala sesuatu berbau Jepang. Mungkin karena dulunya sang ayah pernah kuliah di Jepang. Dia punya koleksi berbagai action-figure anime. Fahmi juga punya pengalaman pahit ditolak 99 cewek.

Fujiwara Keiko

c4e15c417836935.jpg

Seorang cewek Jepang. Seorang otaku. Bertemu dengan Fahmi di dunia maya. Punya kehidupan yang hampir mirip dengan Fahmi. Dia remaja yang periang, cantik dan cute sebenarnya. Gagal menjalin hubungan dengan cowok berkali-kali membuat dia pun akhirnya LDR-an dengan Fahmi yang punya hobi yang sama.


INDEX Cerita

Fahmi Reject (di halaman ini)

Otaku Girl

Otaku is Weird

Bad Days

GADIS NEGERI SAKURA

CHAT WITH YOU

SHARING

CURHAT

I WANT YOU TO BE MY GIRL

LDR

Surprise Pertukaran Pelajar

Rendervous with my boy

THIS IS GOOD BYE?

I MISS YOU

KABAR DARIMU

Karena Aku Mencintaimu

Mengejar Shinkansen

HASHIRE

Stasiun Terakhir

End Complete


SIAPAPUN YANG TELAH MENGUPLOAD CERITA INI KE WEBNYA SEGERA HAPUS KARENA SAYA NGGAK PERNAH MENGIJINKAN SIAPAPUN UNTUK MENGCOPY PASTE CERITA INI.

CERITA INI COPYRIGHT MILIK SAYA DAN SHIBUYA.
 
Terakhir diubah:
Fahmi Reject

#PoV Fahmi


Hidup ini cepat, lebih cepat dari pada kereta Shinkansen
Hidup ini indah, lebih indah dari bunga Sakura
Tapi bisa jadi keindahan hidupku adalah dengan mengejar Shinkansen
Bisa jadi juga keindahan hidupku seperti engkau yang secantik bunga Sakura

Ohayo, namaku Fahmi. Lengkapnya Fahmi Fathul Ulum. Aku baru saja masuk kuliah, dan ini adalah semester dua aku kuliah. Aku sekarang tinggal di kota Malang. Apakah aku orang Malang? Ya, aku Arema. Sebutan seorang yang tinggal di Malang. Bukan, kalau aku dikatakan orang yang juga suka bola, bukan seperti itu. Aku seorang otaku.

Kalau kalian melihat seseorang yang sangat menggilai anime, sangat keras dan sadis ketika ada yang menghina anime adalah tontonan anak-anak, memenuhi kamarnya dengan segala sesuatu berbau Jepang, seorang WOTA, seorang yang terkadang gila mempraktekkan gaya Lufy, Ultraman, atau yang parah memakai cosplay aneh-aneh dari tokoh video game Jepang atau dari anime, ketahuilah dia otaku. Lebih-lebih dia serba Jepang, dari mulai gaya bahasa, potongan rambut dan lain-lain, tapi untuk potongan rambut aku nggak niru Harajuku.

Baiklah, aku perkenalkan. Anggota keluargaku. Aku punya kakak, cewek. Namanya Nurul Fatika Sari. Dia sangaaaat beda denganku. Walaupun usia kami hanya terpaut 13 bulan, tapi kami berbeda dari banyak segi. Selain wajah kami dia yang cenderung bulat dan gendut (ralat, dia lebih suka dibilang chubby) dia nggak suka dengan kesukaan dan hobiku. Kalau aku tiap pagi bakal nyanyiin Heavy Rotation, maka dia tiap pagi bakal nyanyiin lagu-lagu lokal atau luar negeri. Sekalipun begitu, kami akur soal makanan. Ya, sekalipun aku otaku, kami masih lebih suka masakan Indonesia, nasi pecel adalah makanan kesukaan kami.

Kedua orang tuaku, bukan. Mereka bukan orang Jepang. Orang Jawa asli. Hanya saja dulu ayahku pernah kuliah di Jepang. Namanya Hasan. Ibuku namanya Aira. Keduanya boleh dibilang punya kisah cinta yang ajaib. Bertemu di bandara dan terjadi chemistry di sana, lantaran keduanya adalah mahasiswa yang sama-sama gila ilmu eksak. Ya, Ayahku kuliah robotika di Jepang, pulang ke Indonesia segera direkrut oleh salah satu BUMN. Ibuku, beliau lebih senang menjadi ibu rumah tangga. Ibuku orang yang sangat disiplin, dia sangat telaten mengurus semuanya. Dari ruang tamu sampai dapur ia tahu semua sudut rumah yang bersih dan kotor. Dan ibuku seperti orang yang bisa melihat apapun, bahkan aku sempat mengira beliau punya mata di punggungnya. Ketika aku sedang mengendap-endap masuk rumah, beliau bisa mengetahui itu aku tanpa menoleh ke belakang. Tapi sekali pun begitu Beliau orang yang pintar memasak. Masakannya melebihi kelezatan masakan chef-chef terkenal walaupun aku belum pernah merasakan masakan para chef terkenal itu.

Bicara mengenai diriku, aku ini mungkin orang yang aneh. Rambutku tersisir rapi, aku pakai kacamata minus. Ya memang mataku minus. Dan bisa jadi karena mataku minus inilah aku seperti orang culun. Hei, ini bukan berarti aku jelek yah. Aku punya banyak teman, mereka sehobi denganku. Sebut saja seperti Irwan, Deni dan Andika. Kami empat sekawan WOTA, setiap ada konser WOTA kami ikut. Kami juga pencinta manga, koleksi manga kami luar biasa banyak, dari yang berbahasa Jepang dengan huruf kanji, hiragana dan katakana, hingga berbahasa terjemahan terbitan Elex dan lain-lain. Orang-orang bilang kami ini 4 orang aneh. Namun setelah kelulusan kami dari SMU, kami pun terpisah. Beruntunglah internet bisa mempersatukan kita. Mendekatkan yang jauh.

Irwan sekarang kuliah di Jogja, Deni di Semarang, Andika di Surabaya. Mungkin cuma dengan Andika aja aku sering ngumpul soalnya dekat dengan Malang. Ah, bicara mengenai Andika, kami biasanya ngumpul di sebuah kafe yang disebut kafe KOMIK. Ya, dari namanya memang demikian. Sebuah kafe yang terletak di Jalan Coklat.

Sesuai namanya ketika masuk Kafe ini sudah disambut dengan berbagai macam gambar manga yang terpampang di luar. Di dalamnya kamu mungkin tak akan mengira ada banyak komik, mulai dari komik klasik sampai terkini, novel-novel juga ada. Di sini juga ada papan mahjong kalau ingin main mahjong. Di sini juga ada miniatur mainan gundam, tokoh-tokoh anime dan berbagai poster dari berbagai tokoh anime dan manga sekaligus quote mereka. Aku betah berada di sini, terlebih makanan dan minumnya enak-enak, plus wifi yang gratis tentu saja. Soal ibadah jangan khawatir di sini juga ada tempat untuk sholat. Di lantai paling atas ada tempat untuk meeting, sebut saja sebagai ruang meeting. Biasanya di atas ada pelatihan untuk mahasiswa multimedia atau desain product.

Kafe yang menjadi tongkronganku sejak SMA sampai sekarang. Bahkan penjaganya saja sampai hafal denganku. Aku ada acara khusus di kafe ini, janjian ketemuan dengan seseorang.

"Hei, mas Fahmi!" sapanya. Namanya Mas Didit, seorang yang banting stir enterprenur menjadi seorang pengusaha. Ya, dia pemilik kafe ini. Mungkin karena beliau ini hidup dari seorang mahasiswa, maka ia tahu selera mahasiswa. Tongkronganku ada di lantai dua, mojok dekat colokan sambil aku menikmati kencangnya wifi.

"Halo mas, seperti biasa. Lupus satu sama snack campur!" kataku.

"OK, sampeyan di atas?" tanyanya.

"Iya," kataku.

"Incoming!" katanya.

Dia langsung mencatat pesananku, sementara aku naik tangga menuju lantai dua. Di lantai satu aku melihat beberapa anak-anak mahasiswa sedang membaca komik. Kulihat setumpuk komik Kung Fu Boy dan Dragon Ball di meja mereka. Seorang cewek dengan parfum khas wanita yang menusuk hidup berpapasan denganku, nggak. Jangan dikatakan aku naksir ama cewek ini. Aku cukup trauma, terutama soal cewek. Aku di sekolah punya julukan "Fahmi Reject". What?

Ketahuilah, masa-masa puber sudah pasti terjadi pada banyak lelaki seperti aku. Kalian juga pasti pernah merasakan bagaimana suka sama cewek. Tapi aku sungguh lain. Total aku sudah nembak 99 cewek dan semuanya ditolak. Wuih, diitungin? Ya, aku punya list cewek-cewek yang aku suka, dan aku tembak semua. Tapi semuanya gagal. Nasib jelek? Mungkin. Soal wajah, aku memang standar, bukan wajah seorang bintang film. Untuk itulah teman-temanku menjulukiku Fahmi Reject. Bicara soal penolakan, cewek-cewek kebanyakan nolak cowok nerd seperti aku. Ya, aku akui aku nerd. Aku nerd karena memang aku suka ama anime, selain itu aku juga kutu buku, hampir semua buku di perpustakaan sekolah aku baca. Dan sekarang setelah menjadi mahasiswa, kebiasaanku baca buku tak pernah berhenti. Aku dikenal orang yang paling pintar, memang sih aku tidak sombong kalau memang aku mempunyai kemampuan ini.

Seperti di kafe ini. Aku sendirian. Melongo melihat pasangan muda-mudi yang mojok di meja-meja mereka. Sungguh beruntungnya mereka. Aku pacaran saja nggak pernah. Sejak SMP, di masa pubertas itu aku kenal banyak cewek. Mulai dari yang seksi bahenol sampai yang nerd seperti aku. Tapi aku direject oleh mereka semua. Aku kepengen orang yang lebih dewasa dikit eh dia udah punya suami.

Entahlah, rasanya dunia sama sekali tak mendukungku untuk mendapatkan seorang kekasih. Seperti contohnya salah satu cewek yang aku tembak namanya Sintia. Dia cakep, tentu saja, aku tak pernah ngejar cewek jelek. Maaf, bukan rasis tapi emang aku punya kriteria sendiri untuk seorang cewek. Rambutnya sebahu, bibirnya manis, kulitnya putih, ya, dia seperti bidadari. Aku yakin kalau misalnya kaca itu bisa merasakan, maka setiap dia senyum semua cermin yang dibuatnya senyum meleleh semua.

Sedikit cerita mengenai Sintia aku pun juga ngejar dia. Mulai pedekate, dengan alasan klasik pinjam bukulah, atau alasan klasik belajar bersama. Hingga suatu ketika aku nembak dia dengan secarik kertas warna pink wanginya minta ampun dan sekuntum bunga mawar merah yang sudah aku semprot dengan parfum. Aku cuma nulis sesuatu.

"SINTIA, I LOVE YOU. WOULD YOU TO BE MY GIRL?"

Di bawahnya ada namaku. Fahmi. Tahu apa reaksinya? Dia langsung histeris. Histeris bukan menerima aku, histeris karena ngakak. Menurut dia, cowok culun seperti aku naksir dia itu hal yang teraneh. Masak sih? Aku sendiri nggak ngerti kenapa dia merendahkanku saat itu. Ia pun bilang kalau dia sudah punya cowok. Aku yang saat itu nembak di depan teman-temannya pun diketawain habis. Ah, entahlah itu pengalaman terburukku.

Berikutnya seperti yang aku ceritakan bahwa aku juga suka ama cewek yang lebih dewasa, maka aku incar kakak kelasku. Sebut saja namanya Desi. Wuih, dia ini boleh dibilang kakak kelas yang cantiknya minta amplop. Koq minta amplop, ya soalnya dia cuma ngincer cowok tajir. Aku masuk hitungan dong kalau soal tajir. Secara ayahku ini termasuk orang kaya. Penghasilannya sebagai ilmuwan yang telah mematenkan sebuah penemuan membuat dia menjadi orang kaya, dan selama kurang lebih tiga tahun beliau ada di Jepang. Kemudian setelah masa kontrak selesai beliau kembali lagi ke Indonesia dan kemudian direkrut oleh salah satu perusahaan seluler. Masalah kekayaan sudah bukan rahasia lagi. Aku pun sering membawa gadget baru ke sekolah, seperti robot anjing, tamagochi portable, dan smartphone keluaran terbaru aku selalu mengikuti trend. Mungkin karena dasar itulah Desi pun sedikit tertarik kepadaku.

Akhirnya beneran, karena "aku kira" sudah ada lampu hijau dari Desi, aku pun nembak dia. Ya, dia menerima ajaib. Dia nerima. Hari itu untuk pertama kalinya dalam hidupku aku bahagia akhirnya punya pacar. Tapi apa yang terjadi? Besoknya dia mutusin aku. Alasannya?

"Maaf ya, Mi aku kemarin nerima kamu agar menang taruhan. Plis jangan marah ya? Aku do'ain deh, kamu nanti dapat cewek cakep dari Jepang," katanya.

BAH! Untungnya aku orang yang tabah. Kalau orang selain aku, sudah pasti ia akan bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke mobil ambulance yang sedang melaju kencang, atau menelan granat bulet-bulet atau mungkin yang lebih parah makan sepuluh mangkok Bakso EKI yang pentolnya sebesar kepala bayi. Ewh...

OK, itu adalah sebagian pengalaman pahitku. Nah, di masa-masa perkuliahan ini aku pun masih dong mencari cewek. Pengalaman burukku semasa SMA kuharap tak terjadi lagi. Aku pun mendekati cewek-cewek yang kuanggap cakep. Kadang sayang sekali mereka sudah diserobot oleh kakak kelas ketika Ospek. Tapi akhirnya aku kenal dengan seorang cewek cakep dan kebetulan dia adalah dosenku. Sebut saja namanya Ibu Reni.

Ibu Reni itu aku ibaratkan dia itu wajahnya seperti Kyoko Fukada. Suaranya semerdu Ayumi Hamazaki. Dan dia nggak bikin ngantuk ketika ngajar. Atau mungkin cuma aku ya yang nggak ngantuk ketika diajar di kelasnya. Sebagai dosen ia pakaiannya paling sopan, paling modis, dan boleh dibilang anggun. Dan satu lagi dia single. Aku sadar bahwa dia juga didekati dosen-dosen lain, tapi apakah aku salah kalau mendekati dia? Tentu saja tidak bukan?

Selama satu semester ini beliau sangat baik kepadaku. Aku juga sering ngirim-ngirim SMS nggak jelas gitu ke orangnya. Beliau mengajar Perancangan Sistem Informasi. Dari semua dosen, mungkin cuma beliau saja yang kuliahnya paling aku minati. Terkadang aku tak pernah mencatat di buku binderku, hanya menatap wajahnya saja. Dan ketika beliau ulang tahun aku sureprise memberikan dia kue ulang tahun sebagai hadiah. Dia cukup terkejut waktu itu.

Bu Reni juga easy going. Dia hangat berbicara kepada siapa saja. Apakah ini wanita impianku? Maybe yes maybe no. Tapi aku perlu mencobanya. Aku ingin sekali mendekati dia, aku ingin sekali menjadi kekasihnya. Ah tidak, aku ingin dia tergila-gila kepadaku. Entahlah, terkadang wanita itu memancarkan signal-signal yang salah, terkadang juga benar. Dalam hal ini aku harus berhati-hati. Aku tak mau kejadian direject oleh Desi terulang lagi. Apalagi aku sudah 99 kali direject cewek. Apa harus aku direject untuk yang ke-100 kali?

Aku untuk kali ini melakukan hal tergila dalam hidupku. Hari ini aku ingin menembak dosen cantik yang sudah aku sukai sejak lama itu. Awalnya setelah aku selesai kuliah, aku pun menunggu hingga semua mahasiswa di kelas sepi. Setelah itu aku hampiri beliau.

"Bu, ada waktu nggak?" tanyaku waktu itu.

"Ada apa ya?" tanyanya.

"Saya sebenarnya ingin menanyakan suatu hal tapi sepertinya tidak enak kalau ditanyakan di sini," jawabku.

"Lho, kenapa? Di sini saja nggak apa-apa," katanya.

"Nggak bisa deh bu," kataku.

Bu Reni mengerutkan dahi, dia semacam penasaran ingin tahu apa yang aku inginkan. Dia mulai menyelidik.

"Ya udah, kapan?"

"Nanti sore bisa? Sekitar jam empat atau jam lima. Di Kafe KOMIK lantai dua?"

"Di mana itu?"

"Di jalan Coklat."

"Oh, baiklah," sepertinya Bu Reni waktu itu tahu apa yang aku inginkan. Dan sepertinya mengerti. Apakah ini artinya lampu hijau?

Begitulah, sore ini aku pun ada di kafe ini. Untunglah sore ini tak banyak muda-mudi di sini. Kebanyakan para pengunjungnya sedang ada di lantai satu menikmati bacaan koleksi komik dan novel yang ada di sana. Aku duduk sendirian, manyun sambil sesekali memainkan gadgetku yang mana batteray-nya tinggal 50%. Matahari beringsut ke barat, cahayanya memasuki celah-celah kaca jendela di kafe ini.

Sore ini mungkin akan jadi titik puncak dalam hidupku. Aku sudah sangat berharap kalau aku bakalan diterima oleh dosen cantik ini. Ya, sebagaimana orang-orang sukses yang sering jatuh berkali-kali, kegagalan adalah suatu hal yang biasa dalam kehidupan. Aku tetap optimis hidupku tidak ngenes seperti ini, aku juga tetap optimis suatu saat nanti bakal ada cewek cakep yang bakal menjadi teman hidupku. Stop, aku terlalu ketinggian, rekor 99 ditolak ini sudah keterlaluan. Tapi biasanya angka 9 itu adalah angka baik. Angka 99 berarti itu kebaikan yang lebih banyak. Aku yakin tidak mungkin aku ditolak kali ini. Apa sebab?

Pertama aku sudah menyelidiki kehidupan Bu Reni ini. Dia jomblowati sukses. Dosen muda yang terkenal di kampus, menjadi primadona kampus di kalangan mahasiswa. Ya, aku sudah menyelidikinya, beliau tinggal sendiri di rumah kontrakannya tanpa pembantu. Beliau juga sudah aku stalking selama dua minggu tak ada satupun cowok yang datang ke rumahnya, bahkan malam minggu tak ada yang apel ke rumahnya.

Kedua, aku pernah mancing-macing pembicaraan soal lelaki kepada beliau. Misalnya saja, "Sudah punya pacar bu?", "Sudah punya tunangan?", "Sudah punya pria masa depan?" Jawabannya cuma satu "belum".

Ketiga, apa yang membuatku yakin bahwa tembakanku ini bakal diterima? Selama sebulan lebih aku stalking beliau apa yang paling disuka, maka aku pun tahu bahwa beliau ini paling suka ama segala sesuatu yang berbau Jepang, mungkin beliau adalah otaku seperti aku. Bagaimana tidak? Ketika aku beri beliau sebuah hadiah action figure One Piece Luffy beliau suka sekali. Kemudian aku tahu kalau beliau juga suka manga, maka aku pun beliin beliau buku komik Naruto, Bleach, One Piece dan macem-macem. Beliau suka aja tuh. Dan yang paling membuatku yakin bahwa beliau tidak bakal menolakku adalah perlakuannya sangat spesial kepadaku. Spesial karena beliau pasti manggil, "Fahmi, bisa jelaskan?", "Fahmi, tolong ibu", "Fahmi, tolong berikan penjelasan tentang soal ini dan itu" Dan aku yang selalu keluar terakhir dari ruangannya, menolongnya untuk membawa buku masa' tak ada rasa sedikit pun?

Keempat, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku ingin memberikan sureprise buatnya. Aku membawa sebuah action figure Mobile Suit Gundam yang aku beli seharga 2 juta Rupiah. Gundam Wing Zero Custom. Aku sampai benar-benar begadang dua hari dua malam untuk membentuknya. Aku bahkan berharap Bu Reni suka. Sebab aku yakin dia makhluk aneh sama seperti aku, seorang otaku. Terlebih kalau mendengar lagi ringtone ponselnya berisi lagu dari band terkenal Do As Infinity aku jadi yakin beliau ini seorang otaku.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.00. Aku jadi deg-deg-ser sendiri di tempat ini. Bisa nggak yah? Bisa nggak yah?? Diterima nggak yah?

Kalau misalnya aku tidak diterima? Entah kenapa pikiran itu bisa datang begitu saja. Arrgghh...iya, bagaimana kalau aku tidak diterima? Aku bakal jadi maskot MURI dengan rekor 100 kali ditolak cewek. Ahh...tidaaak.... aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Aku sudah wangi, sangat wangi bahkan sampai-sampai ibuku bertanya, "Kamu mau jualan parfum?"

Boleh dibilang aku menghabiskan separuh botol parfum cowok yang diiklannya selalu dikerubuti oleh cewek-cewek itu, walaupun iklannya hiperbola, tetapi aku percaya saja parfum ini bisa bikin cewek klepek-klepek. Walaupun secara ilmiah belum terbukti demikian. Toh ketika aku pernah melanggar lalu lintas tetap ditilang oleh seorang polwan cakep padahal parfumku juga pakai itu. Alhasil polwannya aku tembak sekalian "mau nggak mbak jadi pacar aku" tahu yang aku dapat? Tamparan keras. Nasib, aku disuruh push-up 20 kali di pinggir jalan.

Pesananku minuman Lupus datang lengkap dengan satu piring snack yang isinya pisang goreng coklat ditaburi keju, kentang goreng dan tiga potong roti bakar coklat dan keju. Lupus ini adalah minuman jus jeruk yang dicampur dengan cairan biru entah apa itu, ada sodanya, ada selasih dan di atasnya dikasih es batu dan buah ceri. Lucu juga namanya Lupus. Sambil menunggu Bu Reni datang, aku pun memainkan ponselku.

Aku sibuk berjalan-jalan di internet yang wifi-nya lumayan kencang ini. Kebetulan para mahasiswa tidak ada yang download, biasanya kalau sore begini ada saja yang iseng download. Dari facebook, twit**ter, skype, dan email aku cek semua. Tapi kemudian seseorang memanggilku.

"Fahmi?" sapanya.

Aku cukup kaget ketika aku mendapati Bu Reni ada di depanku. Dan....seorang anak kecil. Eh? Anak siapa?

Anak yang aku taksir berumur kira-kira 4 tahun itu melihatku dengan tatapan aneh. Jujur aku tak bersahabat dengan anak kecil. Mereka pasti mengerjaiku, bahkan bayi saja melihatku nangis. Seolah-olah aku ini orang aneh, monster atau apalah sebut saja yang kalian suka.

"Dari tadi ya?" tanya Bu Reni.

"I-iya bu," jawabku.

"Bawa siapa ini?" tanyanya.

"Kenalkan ini Cecilia, anakku!" jawabnya.

JDEERRRR!

"A-Anak?"

"Maaf, aku belum ngasih tahu. Aku sebenarnya sudah menikah tapi kemudian bercerai dari suamiku. Yah, aku menikah pas kuliah dulu," katanya.

"Oh, begitu," terus terang aku sedikit kaget. Kenapa aku bego? Dia sendiri bukan berarti dia masih single kan? Bisa jadi ia sudah bercerai.

"Aku duduk yah?" tanyanya.

"Si-silakan bu," kataku.

Bu Reni pun duduk di depanku. Alamaaak, cakep bener ini beliau. Tapi begitu melihat anak kecil cewek di dekatnya perasaanku pun khawatir. Jelas khawatirlah, siapa yang nggak khawatir? Tapi bukankah dia tadi bilang bercerai.

"Mama, siapa om aneh ini?" tanya anak perempuannya itu.

"Oh, dia mahasiswa mama," kata Bu Reni.

Sekarang aku bingung, bagaimana cara aku nembak Bu Reni. Aku pun gelisah. Mungkin Bu Reni faham akan sikapku. Beliau pun mengambil sebuah inisiatif.

"Cecilia, kamu main di situ dulu ya," kata Bu Reni sambil menunjuk ke sebuah meja yang kosong. Anak kecil ini pun menuju ke sana.

Sekalipun anak kecil itu sudah pergi. Perasaanku tetap nggak enak.

"Nah, ada perlu apa?" tanya Bu Reni.

"I...itu...itu...," aarggghh kenapa aku gugup sekarang?

Bu Reni tersenyum manis. "Maaf Fahmi, aku sebenarnya tahu. Kamu suka sama aku kan? Dari setiap tingkah polahmu semuanya, aku tahu. Sebenarnya hari ini, aku bertemu dengan mantan suamiku. Dia ingin aku kembali. Kami pun bersepakat demi kebahagiaan Cecilia, kami bersatu kembali."

"Oh...," mulutku sepertinya tak bisa bicara. Tapi aku pun berusaha untuk bicara, "Aku kira kita punya hobi yang...sama..."

"Soal itu, sebenarnya anak ibu yang suka. Maaf ya, tapi semua hadiahmu aku simpan koq. Terima kasih," katanya.

Yeah, perasaan tak enakku akhirnya terjawab sudah. 100, angka yang sempurna. Aku ditolak ke-100 kali. Sebenarnya bukan masalah ditolaknya yang membuatku kesal, tapi semua hadiah itu diberikan ke anak kecil usia 4 tahun? Itu action figure seharga ratusan ribu yang aku tabung dengan jerih payahku, komik-komik itu, untuk anak usia 4 tahun? Aku pun jadi bingung. Apa yang ada di pikiran Bu Reni?? Apakah semua hal itu dianggap seperti kesukaannya anak kecil?

"Kenapa koq dikasih ke anaknya bu?" tanyaku.

"Itu kan mainan anak-anak, ibu nggak suka yang begituan. Akhirnya ya semuanya aku kasih ke anak ibu," katanya.

OK, cukup sudah. Aku sebel. Aku tak pernah menyangka anak usia 4 tahun bakalan menjadikan action figure itu menjadi mainannya. Bisa dilihatkan apa yang akan dilakukan oleh anak usia 4 tahun kepada action figure mahal itu. Arrghhh...koq aku malah nggak respect ama Bu Reni sekarang. Padahal aku bisa saja untung kalau aku jual lagi ke orang-orang yang memang punya hobi seperti aku. Hikss...

Aku bagaikan bunga mawar yang tangkainya patah. Hatiku serasa dicabik-cabik. Aku sendiri bingung sekarang. Apa yang terjadi denganku. Pertemuan di kafe itu nanti bakalan membuatku canggung kalau bertemu Bu Reni keesokan hari. Entah mau ditaruh di mana wajahku. Andainya aku ini Son Go Ku mungkin sekarang aku bakalan menjadi Super Saiya 3.

Malam itu aku pulang ke rumah dalam keadaan lesu. Aku berjalan seperti zombie, bahkan mengetuk pintu rumah pun memakai kepalaku. Ibuku membuka pintu.

"Tadaima," kataku.

"Hokairi," kata ibu.

Melihatku lesu beliau pun bertanya. "Kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa koq, bund," kataku.

"Ahh...akhirnya, seratus juga ya?"

"Koq bunda tahu?"

"Hahahahaha.... kamu kan anak bunda, bunda pasti tahu dong. Itu hadiah buat dia yah?" ibuku menujuk ke sebuah bungkusan yang aku bawa.

"Iya, gagal hari ini," kataku lesu.

Ibuku memang orang yang paling baik sedunia. Yeah, julukan Fahmi Reject memang tak akan pergi dariku. Beliau pun memelukku dan memberikanku semangat, "Tenanglah, jodoh itu nggak bakal kemana. Siapa tahu jodohmu bukan di tempat ini? Siapa tahu jodohmu ada di tempat lain?"

"Maksudnya bunda?"

"Di planet Mars misalnya."

"Hah?"

"Hahahahaha, bunda cuma bercanda."

Aku menggerutu, kesal.

"Sudah, sudah, bunda masak cumi kesukaanmu tuh!" kata ibuku sambil menepuk pundakku.

Yah, setidaknya makan malam ini lebih enak dari sebelumnya. Aku menuju ke meja makan, ada banyak masakan serba cumi. Cumi bakar, cumi yang di tongseng, cumi yang disup. Ah, mama memang jagoan. Untuk sejenak aku melupakan kejadian tadi. Semoga yang terjadi hari ini adalah titik balik dalam hidupku. Tapi apakah ada orang yang akan suka dengan seorang otaku seperti aku?

:sendirian:
 
Terakhir diubah:
Pertamaxxxxxxxxx...




Girang amat :hammer:

Gelar tiker ums arci :)
 
Hmmm... apakah master dan masta akan mengambil kendali tiap tokoh? Misalkan Fahmi oleh Master Arczre dan Fujiwara oleh Masta Nona Violet atau sebaliknya?
Hanya mereka berdua yang tahu... :D

Pasti seru nih..., siap-siap nyimak ahhhh...

:sendirian:
 
Yes tanggal 1, wktunya mengejar ganArc + sistVio..:haha:

#ayo semangat brada n sistah :semangat: :banzai:

##nie yg atas ane ngilang mulu,. Ane jd bner2 kesepian d marih..:sendirian:
bgaimana kbar ganRang, sehatkah??##
 
Hmmm... apakah master dan masta akan mengambil kendali tiap tokoh? Misalkan Fahmi oleh Master Arczre dan Fujiwara oleh Masta Nona Violet atau sebaliknya?
Hanya mereka berdua yang tahu... :D

Pasti seru nih..., siap-siap nyimak ahhhh...

:sendirian:

True karakter Fahmi ane yg pegang. Karakter Keiko sist Vio yg pegang. Ceritanya bakal menggalau.
 
antara Jakarta dan Malang
kemanakah nanti akan pulang
:D
biar tak lebih dulu tegang:horey:
nungguin updatetan datang
ayo...ayoo.... :banzai:
yang butuh:banzai: bantal
ayo:banzai: ayo...ayo.....
:goyang:
 
Makin penasaran ...

Colabs yang ane yakini akan menjadi awal "keramaian" SF Cerita...
:hore:

Wajib dipantau terus...

:semangat:
 
Menantikan keseruan Kolab inihhh :banzai:

99 x ditolak cewe? Hhmmm ... Pasti banyk kisah dibalik itu ...

:beer:
 
Hayuuu dilanjut... Dtunggu kayaknya seruuu niy....
 
Press F5 for Refresh....
:banzai:
 
:banzai: tandain lapak dulu sblm ditempatin orang. Kangen pgen baca tulisab princess vio

Edited*
Ternyata archi yg nulis duluan..
Otaku....
:pandaketawa:

Mengingatkanku pada seseorang :bingung:
Kayaknya kenal..

Ehh??? :huh:

Brarti aku termasuk otaku:hua:
 
"halo..om aneh.":)... "jadi kawin nggak cama mama?":malu:
"cecil cuka dech cama, om.. dari pada cama, papa. om olangnya baik. cuka ngacih banyak mainan ma, cecil"
:pandaketawa:
,,,,,,,,,,,,,,,,
sayang anak...:banzai:
:banzai:...sayang anak..
,,,,,,,,,,,,,,,,

:((:((
saknoe, rek!
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Eh??? Udah rilis ternyata...:)

Hmmm... Fahmi...
Ternyata Bang Arci yang 'megang' Fahmi-nya...

Duh... Nasib Fahmi si Reject emang Malang... :Peace:

Moga Fuji kebalikannya...

Tinggal nungguin sist Vio memperkenalkan Fuji...

:hore:

:beer:
 
Bimabet
Di up lagi biar cepet apdet, udah ga sabar dari sisi sis violettt....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd