Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mengenang Kenang by Mongol420

mongol420

Suka Semprot
Daftar
21 Mar 2012
Post
8
Like diterima
0
Bimabet
Setelah sekian lama menjadi member semprot semenjak 2012, akhirnya ane memberanikan diri untuk menyumbangkan posting ane. Sebelumnya maap yak suhu dan guru besar semprot kalo umpama bahasa ane agak berantakan. Maklum posting pertama... hehe


Terik matahari senja menembus dari sela jendela kamar saat aku hendak berbenah, membereskan bekas kekacauan semalam. Bisa dibayangkan 4 lelaki bujang berpesta ria membuang penat selepas ujian tengah semester, bersenda gurau menghabiskan malam menjelang terang. Baru aku sadari sampah bertaburan diseluruh sudut kamar dari pintu sampai ke kasurku, beragam snack ringan, puntung rokok hingga botol minuman berserakan dimana - mana.

"Ini kamar apa tempat sampah? Parah dah", dalam batinku kesal.

Perkenalkan, namaku Fariz. Umurku saat ini menjelang 23 tahun. Tinggi ku 180cm dengan berat badan 65kg, yaa masih terbilang kurus walaupun tidak begitu ceking. Namun soal tampang, ya bisa dibilang agak lumayan, tidak begitu tampan namun tidak jelek juga. Campuran darah dayak dari ibuku dan jawa dari bapak ku membuatku cukup merasa percaya diri ketika berhadapan dengan lawan jenis. Aku berasal dari kalimantan barat namun saat ini aku tengah menempuh pendidikan tinggi di salah satu kampus bergengsi di kota J**j***rta. Ya bisa diperkirakan mahasiswa dengan kantong pas2an yg jauh dari kampung halaman akan lebih memilih untuk tinggal di kos2an ketimbang mengontrak rumah. Sebuah kamar seukuran 4x4 sudah lebih dari cukup untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran di tiap keseharian mahasiswa tingkat akhir sepertiku.

Kamarku ku yg tadinya terlihat seperti kapal pecah pun perlahan mulai rapi. Sampah - sampah yg berserakan telah beres. Tinggal merapikan buku - buku yg bertaburan karena dijadikan bahan bercandaan oleh pasukan mabuk semalam.

Saat membenahi buku - buku, merapikannya kembali di rak buku yg aku gantung di dinding, persis disamping lemari pakaian, kulihat ada selembar kertas jatuh dari selipan sebuah buku tua yg barusan aku rapikan.

Baru kusadari bahwa kertas itu adalah sebuah foto yg membuat ku berdebar ketika melihat nya. Beragam perasaan menghinggapi ku saat itu.

"Kenang!", batinku. Sebuah nama yg mengingatkanku kembali momen - momen kejayaan dalam hidupku, sekitar 6 tahun yg lalu tentang masa - masa indahnya putih abu - abu.


. . .


* teng teng teng

Bell istirahat berbunyi, menandakan jam pelajaran ke2 berakhir. Siswa siswi dari berbagai kelas pun seketika bertaburan kesana kemari. Berkumpul dengan gerombolan masing - masing, dari geng cewek tukang pamer, geng homo, preman sekolah, tukang mabok di pojokan belakang mushola, sampe alay - alay norak yh heboh dgn hal apa pun tiap saat.

Aku msh didalam kelas duduk dibangku meja ku, barisan kedua dari belakang, paling pojok kiri dekat jendela. "Huft", kataku sedikit lega menghadapi kepenatan dari rutinitas membosankan ini setiap hari. Bisa aku lihat halaman sekolah mulai dipenuhi anak - anak basket yg hendak memulai permainan nya.

Mendadak mataku tertegun, terfokus pada seorang gadis cantik yg tidak pernah aku kenal sama sekali. Duduk sendiri di bangku panjang pinggiran lapangan. Sibuk dengan gadgetnya.

"Hmmm, anak pindahan baru kayaknya", kata Dika teman sebangku ku.
"Bangke, kaget aku, dik", sahutku. "Kirain kau udah pergi ke kantin duluan, asli bikin buyar", lanjutku kesal.
"Hahaha, ngelamun jorok pasti kau nih", candanya sambil menoyor kepala ku.
"Sialan, nggak lah. Otakmu noh bokep doang isinya. Hahahhaa", kataku menimpali bercandaan si Dika.

Yaah, mata lelaki normal manapun pasti akan terfokus jika dihadapkan dengan seorang gadis dengan hidung yang mancung, pipi yg agak sedikit tembem, rambut hitam panjang sepunggung diikat rapi keatas, dilengkapi dengan mata yang tajam seperti orang cina namun tidak terlalu sipit. Tinggi badan sekitar 165an cm, berkulit putih agak kuning langsat, sedikit berisi namun tidak gemuk dan tidak terlalu semok dengan bongkahan buah dadak yg terlihat cukup besar dibalik seragam sekolah nya. Begitu kencang jika kuterawang dari luar seragam sekolahnya. Kutebak mungkin sekitar 34c.

"Cantik sekali", dalam batinku.

"Yuk, ke kantin, riz. Drpda dikelas sendiri, ntar malah coli kau", canda si Dika mengagetkanku lagi.
"Sialan, yaudah yuk! Dah jangan komen lagi, bangke", sahutku kesal sambil mengiyakan ajakan Dika ke kantin sekolah.

*kantin

"Bangke, rame sekali ini dik, antrian panjang. ampun dah", ujarku kaget.
"Yaudah, sabar aja sih riz, nnti pun kesampaian", sahut si Dika tenang.
"Aku ngga lapar juga ini. Aku balik ke kelas aja dah. mana panas pula dsni", ujarku dengan terburu - buru dan langsung meninggalkan Dika.
"Riz tungguin riz. Sialan aku ditinggal", kata Dika.

Sepanjang langkah kakiku menuju kelas, aku masih terbayang dengan pesona gadis muda di halaman tadi, siswi pindahan yang tak pernah aku kenal. Aku tak bisa menghabiskan waktu sedetikpun tanpa memikirkannya.

"Aku harus kenalan sekarang, sblum kduluan yg lain", batinku.

Aku pun mempercepat langkah kakiku menuju halaman sekolah dengan penuh harap. Berharap si cantik masih sendiri, duduk di bangku tepi halaman. Namun sesampaiku disana, pupus sudah harapanku. Hanya ada pemandangan mengecewakan disana, si cantik sudah pergi.

"Hilang sudah kesempatan emas", batinku kecewa.

Dengan langkah gontai aku kembali ke kelas. Beberapa teman menyapaku dengan ramah namun tak satupun yg aku gubris. Pikiran ku sudah dipenuhi oleh si cantik yg namanya belum aku ketahui. Sepanjang langkah lesu ku menuju kelas, tak lama kemudian, terdengar bunyi bell tanda istirahat telah berakhir. Waktunya untuk jam pelajaran selanjutnya. Mendadak seluruh murid berlarian panik kembali ke kelas.

Aku sudah standby sedari tadi dibangku meja ku namun belum kulihat si Dika di kelas.
"Barangkali masih dikantik", pikirku. Dan aku pun kembali berpangku tangan, membuat posisi nyaman dan melanjutkan khayalan ku dengan tatapan kosong ke luar jendela.

"..."
"Yak hari ini kita ada murid pindahan baru dari luar kota, tolong adek - adek jgn ribut", ujar pak Slamet, guru bahasa inggris disekolahku.
"Perkenalkan namaku Kenang", terdengar suara merdu yg menggelitik dan memaksa aku untuk menoleh pada sumber suara tersebut.

*DEGDEGDEG*
Jantung ku berdebar setelah menoleh dan ternyata belakangan aku ketahui bahwa si cantik tadi bernama Kenang dan dia ada di kelas yg sama denganku!

Aku menoleh ke bangku Dika, kulihat ia masih belum kembali kekelas. Dengan sigap aku segera aku lempar tas dan seluruh barang2 Dika ke 1 bangku kosong dibarisan samping kanan ku.

"Woi apaan nih?", protes si Syaiful karena aku memindahkan tas Dika ke bangku kosong di mejanya.
"Please, pul. Tolongin sekali ini aja", bisikku padanya.
"Sialan, gantinya traktir aku makan selama seminggu, riz. Deal ngga nih?", sahutnya dengan wajah licik.
"Okeokeee apa aja dah", kataku senang.

"Ya Kenang bisa duduk di samping Fariz ya. Itu masih ada satu kursi kosong", ucap pak Slamet.
"Baik pak", sahut Kenang datar tanpa protes.
dan "Yes!", hatiku meluap dengan perasaan senang. Ingin rasanya aku berjingkrak pada saat itu juga. Tak apalah Dika biar sama Syaiful aja. Daripada aku nyesel gara2 si doi malah di deket Syaiful.

Namun selama pelajaran bahkan hingga sekolah usai, tak banyak yg bisa aku bicarakan dengan Kenang. Matanya yg sipit menatap tajam ketika ia tersenyum. Aku tak bisa berkata apa - apa. Jantungku berdegup kencang.

*teng teng teng

Bell tanda pulang sekolah berbunyi dan seluruh murid mulai berkemas dan bersiap untuk pulang. Waktu berlalu begitu cepat tanpa aku sadari dan aku bahkan belum berbincang - bincang dengan Kenang?! Hanya satu kalimat yg sanggup aku ucapkan, ketika menyodorkan tanganku untuk berkenalan, "Namaku Fariz, salam kenal ya". Lelaki macam apa kau ini Fariz?!

Suara langkah kaki mulai terdengar gemuruh di selasar depan kelas yg terbuat dari lantai kayu. Teman - temanku bergegas pulang.

"Ayuk pulang riz", ucap Kenang mengagetkanku.
"Eh i.. iya, ken", sahutku gugup.
"Kmu djemput ato bawa motor?", tanya Kenang.
"M.. motor,ken. Kamu ba.. bawa motor?", ujarku tertunduk malu saat iya menatap mataku.
"Iya, yaudah ke parkiran bareng ya", sahut Kenang.

Disepanjang selasar menuju parkiran.
"Kamu sakit riz? atau memang pendiam?", ujarnya penasaran
"Hah? e..engga kok, ken. A.. anu. Ng..ngga papa", aku semakin panik.
"Kamu gagap ya?", tanya Kenang sambil cekikikan menahan tawa.
"E..engga, ken. A..aku grogi di dkat kamu", ujarku malu.

Kenang pun terdiam dari tawa nya, menatap ku tajam untuk beberapa saat. Aku hanya bisa tertunduk malu tak sanggup melihat mata yg indah itu.

"Nanti sore tmenin aku ke bioskop yuk, riz. Bosen aku dirumah baru, blm pny tmen", ujar Kenang mengagetkanku.
"A..ayuk, ken! Jam berapa? Kapan?", jawabku antusias penuh semangat.
"Jam 4 ketemuan di perempatan jalan 'H**yo**' ya? rumahku dideket situ. Nanti sms aja riz. Nih nomerku", ucap Kenang.
"S..sriusan nih,ken? Jam 3 a..aku telpon ya kalo udh mau meluncur", sahutku.
"Yaudah, aku pulang duluan ya, Fariiz. Nanti sore harus jadi loh", "Daaah", dengan motor maticnya Kenang pun meninggal kan aku di areal parkiran sekolah.

Rejeki nomplok hari ini, untung aja tas Dika aku pindahin. Penuh tawa kemenangan dalam hati ku tiap kali mengingat Dika yg menggerutu dikelas sepanjang hari sampai pulang sekolah.

. . .

"Ken, aku udah di tkp nih. Kmu dimana?", ucapku via telpon mencoba untuk tetap staycool.
"Sriusan? tunggu bentar,riz. Aku kesitu sekaraang. Sebentaar", sahut Kenang dengan suara merdunya.

Tak lama kemudian aku melihat sesosok gadis cantik yang baru aku kenal di sekolah pagi ini namun dengan kemasan yang berbeda berjalan keluar dari gang di samping lampu merah. Dengan rambut yg sengaja dibiarkan tergerai, menutupi bahunya yg terbuka. Kulihat ia mengenakan tanktop kuning dengan warna cerah yg dipasangkan dengan hotpants blue jeans super pendek. Aku bisa menerawang buah dada yg kencang dan besar dibalik tanktop itu, bergoyang kesana kemari disetiap langkahnya. Serta bongkahan paha putih mulus yg menggoda tiap mata lelaki untuk menelusuri lekuk tubuh sempurna Kenang.

"Oh Kenang", dalam batinku.
"Heh,riz! Ngeliat aku sampe gitu banget? Pasti bengong jorok ya?", tanya Kenang dengan mata yg menggoda sambil cekikikan menahan tawa.
"Eh, A..anu ken. Ng..ngga lah. Gila kamu. Ada - ada aja", sahutku mencoba untuk tetap tenang.
Kenang pun masih cekikikan melihat sikap grogi ku karena kedatangannya saat mendekatiku.

"Kamu belum s..siap - siap?", ujarku mencoba tenang kembali.
"Belum nih, riz. Aku sepulang sekolah tadi ketiduran. Ini baru bangun tidur. hehehe", jawabnya manja. "Kamu tunggu dirumahku dulu aja sambil aku siap - siap ya,riz".
"Yaampun pantaslah muka kamu masih kayak bantal", candaku.
"Enak ajaa yeeee. Yaudah, boncengin aku kerumah yuk ah, cepetan. nnti kita malah telat nih", ujar Kenang sembari duduk dibelakangku.

Diperjalanan menuju rumah Kenang, bisa kurasakan buah dada yg begitu kenyal menggelitik dari belakang punggung ku. Aku yakin ini disengaja olehnya, duduk lebih dekat padaku agar payudara besar nya bisa menggodaku lebih jauh.
"Besar sekali", batinku.

Kami pun berhenti didepan rumah yg cukup besar bertingkat dua, bergaya mewah namun minimalis, dengan kolam ikan yg ditempatkan diteras rumah, dihiasi dengan beragam tanaman hias di halamannya. Kupikir ibunya pasti senang berkebun. Namun kulihat begitu sepi. Seolah tidak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam.

"Ken,ini rumah mu? kok sepi?", ujarku.
"Iya nih,riz. Mama lg arisan, papah masih kerja. Pulangnya biasanya malam sih. Jd aku dtinggal sendiri".
"Loh? saudara - saudara mu mana, ken?",tanyaku heran.
"Ngga adaa, riiiz. Aku kan anak tunggal. Udaaah, masuk dulu yuk. Duduk dulu kek, baru nanya - nanya lagi. Hihhi", jawab Kenang dengan nada manja.
"eh, i..iya, ken", jawabku.

Ia pun mendahuluiku, membukakan pintu dan mempersilahkan aku masuk. Aku hanya bisa terpana melihat lekuk tubuh nya dari belakang, dibalut dengan pakaian yg serba minim, karena hotpants yg begitu ketat,tampak pahanya begitu putih dan mulus, ditambah lagi dengan bongkahan pantat yang indah itu bergoyang kesana kemari menggoda ku agar meremasnya tanpa ampun. Begitu kaget lagi dari sisi bawah pantatnya itu aku dapat melihat belahan vagina nya yg begitu tembem. Sungguh menggoda iman.

"Apakah ia memang sengaja menggoda ku?", batinku.

"Rizz? Fariizzz...!", suara Kenang membuyarkan lamunanku.
"Eh, i..iya, ken", sahutku gugup karena tertangkap basah memperhatikan tubuhnya dari belakang.
"Kok bengong sih,riz? Disuruh duduk juga daritadi. Pasti kamu bengong jorok yaa? hihihi", tanya Kenang dengan nada manja.
"Eh, eng.. ngga kok, ken. Ini.. anu.. tadi ada laba - laba dipunggung kamu. Jadi aku liatin. Gitu", sahutku. "Jawaban bodoh macam apa ini?!", batinku. "Ah terlanjur keliatan bego nya aku", batinku sembari duduk di sofa tamu.

Tiba - tiba...

"Kyaaaaa", ia berteriak. Kemudian dalam sekejap Kenang pun melompat dan duduk kepangkuanku, memelukku dengan erat.

Tubuh yang sintal itu pun bersentuhan langsung dengan tubuh ku. Bisa kurasakan dibalik kaos tanktop kuningnya, buah dadanya yg kenyal dan besar itu menyentuh dadaku. Begitu hangat dan empuk. Pipi tembem nya menempel di pipiku, nyaman sekali. Namun yg membuatku begitu kacau adalah deru nafas nya yg menghembus disekitar leherku, membuat ku hampir meracau keenakan.

"Aku takut laba - laba, riiz. Tolong buangiiin dari punggung aku. Pleaaasee...", ucap Kenang dengan nada memohon.

Astaga, wanita idamanku sekarang berada diatas pangkuanku. Berbagi kehangatan untuk mengusir dinginnya kesendirian ku selama ini. Tubuhnya yang begitu hangat mengikatku dalam pelukannya, nyaman sekali. Pikiran ku begitu kacau oleh buah dada yg montok itu diantara pelukan kami, naik turun menggoda seiring hembusan nafas Kenang. Ingin rasanya aku mengelus, meraba, dan meremas buah dada yg indah itu. Anganku semakin kacau ketika baru aku sadari belakangan ternyata junior ku berada tepat diantara belah bongkahan pantat nya yang semok itu.

"Fariiizzz, cepetaaan. Aku takuut laba - laba, riizz... Toloongg", ujar Kenang memecah lamunan liarku.

Masih dalam pelukan Kenang, aku pun perlahan mulai mencoba mencari - cari binatang tersebut dengan mengelus - eluskan kedua tangan ku di punggung Kenang, mencoba mengusir laba - laba bohongan ku. Namun, tampak sentuhan ku pada punggungnya mendapat respon lain oleh Kenang. Dileherku bisa kurasakan hembus nafas Kenang mulai menderu tidak karuan. Mendapat rangsangan seperti itu dileher, hal itu pun membuat pikiranku semakin tidak karuan.

"Oh Kenang", dalam hatiku. Oleh gairah yg semakin menderu pada rangsangsangan dileherku, aku pun semakin terobsesi dengan sentuhan - sentuhan liar di punggung Kenang. Membuatnya mulai mengeluarkan desahan - desahan kecil "ahh... hah... ahhh...". Mendengar hal itu, aku pun mencoba mulai menciumi lehernya. dengan ciuman kecil dan deru nafas panas ku pada lehernya, membuat nya menggelinjang. Menggoyang - goyangkan bongkahan pantat yang semok itu maju mundur, menggoda junior ku yg telah bangun dengan tegaknya dibalik celana jeans ku semenjak rangsangan di leherku tadi.

"Ahhh... riizzz... ha'aahhh...", desah Kenang mulai kehilangan kendali.

Mendengar suara itu, dari lehernya aku pun langsung berpindah ke bibir nya. Tidak ada penolakan darinya sama sekali, membuat ciuman kami begitu cepat memburu gairah masing - masing. Ciuman yang paling basah yg pernah aku rasakan seumur hidup. Bibir bawahnya aku cium mesra, dengan sedotan2 kecil yg membuat gerakan tubuhnya semakin panas.

"Mmmpfh... mhhh...", desah nya di tengah ciuman kami yg begitu panas. Bisa kurasakan kedua tangan Kenang memegang erat pinggangku. Menarik ku begitu kuat agar tubuh kami kembali menyatu dalam satu pelukan hangat. Merasakan hal itu, tangan ku mulai aktif menggerayangi setiap inci dari tubuh sintal Kenang. Tangan kiriku mencoba menurunkan tali tanktop pada bahu nya, sembari mengelus mesra punggung yg mulus itu.

"Mmmpfhh... mmmmhhhhf", desahan Kenang semakin memburu ditengah ciuman kami ketika tangan kanan ku mulai menyusup ke dalam tanktopnya. Menggerayangi pinggang nya dengan sentuhan - sentuhan lembut, terus naik menuju buah dada nya. Aku pun meremas - remas buah dada kirinya dengan lembut, perlahan diselingi dengan sentuhan kecil gerakan mengelus dan memijat. Walaupun masih terbungkus dengan bra hitam nya, bisa kurasakan buah dada Kenang begitu besar, kenyal dan penuh ditanganku. Tidak tinggal diam, tangan kiriku pun langsung mencoba membuka pengait bra nya dari belakang. Sedikit memakan waktu karena buah dada Kenang begitu besar.

"Aahhh... ha'aahh... riizzz.. hhh", desahan Kenang semakin menggila dan mendadak melepas ciuman kami ketika aku mendaratkan sentuhan - sentuhan kecil pada putingnya. Meremas dan memilin puting kecilnya yang sudah mulai mengeras. Kepalanya mendongak ke atas, seolah meminta agar aku kembali merangsang leher nya kembali. Gerakan tubuh nya semakin meliar ditiap sentuhanku. Bisa kurasakan semakin cepat gesekan - gesekan yg kuterima pada juniorku oleh gerakan pinggulnya. Kemudian aku pun melepaskan tangtopny, dengan sedikit bantuan oleh Kenang dan terpampanglah kedua buah dada yg selalu menjadi idamanku. Begitu besar, kencang dan terasa penuh dihiasi dengan puting berwarna merah muda terang.

"Ohh, Kenang", ucapku sembari kembali menggerayangi buah dadanya. Ciuman ku mendarat di buah dada sebelah kirinya, memainkan lidah ku pada putingnya diselingi dengan kecupan - kecupan kecil yg meninggalkan bekas merah cupang di buah dada kirinya. Kemudian tangan kiriku mengelus mesra di buah dada sebelah kanan nya, meremas lembut dan terkadang keras diselingi dengan cubitan sembari memilin puting kanan nya, terkadang mengelus terkadang memutar gemas. Rangsangan di kedua buah dadanya membuat Kenang semakin meliar.

"Aahhhh... fa..riizzz... hh.. Ahhhhh", desahnya semakin memburu. tangan kanan ku mencoba untuk membuka retsleting hotpantsnya. Agak sulit karena ia masih bergerak liar menggelinjang karena rangsangan hebat pada kedua buah dadanya yang aku pelajari dari film - film bokep selama ini.

Dengan sedikit usaha tangan kananku pun mulai menyusup kedalam hotpantz kecil nya. Mencari - cari belahan vagina nya yg sulit aku raba karena hotpantz nya begitu ketat. Mengetahui hal itu, aku pun segera kembali menciumi bibir Kenang bertubi - tubi, sembari mendorongnya perlahan, dengan lembut, membaringkan nya di sofa.

Setelah membaringkannya, masih dalam posisi bibir kami saling berpagutan meliar semakin panas, kedua tanganku pun dengan sigap melepaskan hotpants nya dibantu dengan kaki kananku untuk mendorongnya lepas dari kedua kaki nya.

"Indah sekali", batinku terkesima ketika melihat tubuh indah Kenang yang sintal dan mulus itu terpampang jelas didepan mataku tanpa sehelai benang pun.

Aku pun semakin bernafsu, melepaskan ciuman kami, tangan kiriku menahan berat tubuhku dan aku segera kembali pada kedua buah dadanya. Ciuman ku mendarat di puting kanan nya, mengecup mesra diselingi permainan lidah yg semakin liar pada putingnya. Bergantian kemudian pada buah dada kiri nya begitu berulang - ulang sambil tangan kananku mulai menggerayangi, meraba dan mengelus vagina nya yg sudah sangat basah. Mempermudah tiap elusan jari ku menggoda ditiap - tiap senti vagina nya. Sentuhan pertama jariku pada klitoris nya membuatnya semakin menggelinjang. Pinggulnya mendadak didorong keatas dan membuat sentuhan - sentuhan jariku pada vagina nya menggesek semakin kasar.

"Aakkkhhhh... riizzz... akkhhh.. khh.. akhh", kicaunya meliar. Gerakan pinggulnya pun mulai menyesuaikan tempo jariku yang masih asik menggoda dengan gerakan menggesekan ujung jari telunjuk ku pada klitorisnya.

"Akkkhhh... Akkkkhh.. Akkkkhhh... Farrrrriiiizzsshh... Akk..ku uuud...dah nngg...ngggaakk taa..haannn riizzsshh. Masukkiiin..nnn pleaasssshh", racau nya semakin tidak karuan. Mendengar itu, aku pun dengan sigap melepaskan celana jeans dan boxer ku, dengan segera mengeluarkan junior kebanggaanku. Dengan panjang standar 16cm, ukuran orang indonesia dan diameter yg cukup besar kurasa, hampir 4cm. Dengan sedikit gerakan menggoda, aku menggesekan kepala junior ku pada klitorisnya. Membuat nya semakin menggelinjang.

"Ssssshhhhh... oooohhh", desahnya menaik turunkan pinggulnya. Kemudian setelah kurasakan posisi yang pas, aku mencoba mendorong masuk juniorku pada lubang vaginanya.

"Aakkkhhh... bessarr bangg...nget riisshh ookkhh", ia mulai meracau merasakan kepala juniorku masuk ke dalam vagina nya. Bisa kurasakan begitu hangat. Aku mencoba menerobos masuk lebih jauh, walaupun sudah sangat basah namun vagina nya begitu sempit. Aku memaksa masuk, terus menekan perlahan, membuat junior ku terasa perih setiap mencoba lebih jauh.

"Ooookkhhh... riizzsshhh... aakkhhh... terrrusshhh riishhh... gedde bang...nggettthhh... aakkkhh... hhh", mendengar desahan nya membuatku terus memaksa masuk dan kemudian.....

"Akkkkkhhhhhhhhh....", desahnya setengah berteriak. Junior ku pun sepenuhnya masuk dalam vagina nya. Aku diamkan sejenak agal vagina nya terbiasa dengan juniorku. Terasa begitu sempit, hangat, nyaman sekali. Vagina nya terasa berkedut - kedut seperti memijit junior ku.

"Oookkkhh Kenanggg, aku sayang pada mu,ken", bisiku padanya. Melihat wajah semi oriental dengan mata yang sudah begitu sayu membuat ku semakin bernafsu. Aku mulai menggenjot vagina nya dengan tempo yang pelan.

slebb.slebb.sleebb

"Oookkkhh riizsshhh.. Oookkkh... Terr.***usshh riizsshh... Akkkhh...", ketika suara pahaku dan pantatnya mulai beradu perlahan. Ia pun mulai terbiasa dengan ukuran juniorku. Aku mulai menaikan irama persetubuhan kami. 1 - 5 gerakan aku masukan setengah junior ku, dan gerakan ke 6 dengan hentakkan penuh, begitu berulang - ulang dengan tempo yang semakin cepat, membuatnya semakin menggila...

"Aaaakkhhh.. aakkkkhh, riiizzsshhh... khh... akkhh.. akhhhh... teruuzzshhhh riizzhhhsssgh... aakhhh... akhhh", desahnya semakin menggila ditiap hentakan junior ku dalam vagina nya. Namun tak lama kemudian bisa aku rasakan vagina nya berkedut - kedut semakin kuat memijit juniorku. Membuat pertahananku semakin lemah. Tubuhnya nya pun menggelinjang semakin tidak karuan.

"Ooohhkkhhh riizhhjsshh. aakk..kuuu mmmmauuu kkelluaarrr hh.. riizzzzssshh... aaakkkhhh.. akkhhh... akkhhh", desah nya dengan mata terpejam, menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Semakin menggila..

"Akkkhh kkkeluuarriiin barreeng bbbarreeenngg, kkkeennn. Aakkhh... hhh akkhhh ahhh", jawabku semakin memburu. Aku pun mempercepat genjotan juniorku pada vagina nya semakin cepat, semakin memburu mengejar klimaks. Gerakanku pun semakin menggila.

"Akkkkhhhh kkkhh aakhhhh... hhh.. akkhhh... rrrrriizsshhh aaakkkkuuu... Akkkkkkkkkkhhhhhhh", desah nya.
"Kkkkeenn, akkkuuu jugggaa sassssaammppaiiii aaakkkhhakkhhh"

"Aaaaaaaakkkkkkkkkhhhhhh rriiiiiiiizzzzzzshhhh", desahnya setengah memekik.
"Ooookhhhhh Kennnnaaanggg aakkhhh".

Tubuhnya menggelinjang hebat tidak karuan. Bisa kurasakan cairan hangat membasahi juniorku disaat aku menyemprotkan sperma ku dalam vaginanya. Kami keluar bersamaan dan aku pun lemas dengan junior ku yg masih berada didalam genggaman vaginanya, aku jatuh kedalam pelukannya.

Kami terdiam beberapa saat menikmati klimaks dan peluh yang bercampur menjadi satu dalam hangat nya senja sore ini. Tubuhku terasa tak bertenaga, begitu tak berdaya terbaring disamping Kenang, wanita pujaan yang baru aku jumpai pagi ini.

"Aku sayang padamu,ken", bisikku pada nya sambil mendaratkan lecupan pada keningnya. Ia tersipu malu, tersenyum begitu manis disaat tatapan mata kami berjumpa dalam satu pandangan.

"Sebentar ya,riiz. Aku mandi dulu. Bauk keringat nih. Tunggu sebentar ya sayangku", kecup bibirnya mendarat di bibir k, begitu tiba tiba. Aku hanya terdiam, terbata mengetahui bahwa cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Melihat senyum indahnya begitu menawan, kemudian ia berdiri, membereskan pakaiannya yang bertabur disana sini, bertelanjang bulat meninggalkan ku diruang tamu menuju kamar mandi. Bersiap untuk kami pergi menonton bioskop di XXI.

"Indahnya sore ini, terimakasih untuk Dika dan Syaiful. Besok kalian aku traktir habis2an", batinku sambil cekikikan.

* bersambung...
 
Terakhir diubah:
siap, gaan. masih proses nih. maklum tulisan pertama, jd msh lambat. ternyata menulis cerita ga gampang ya... huahhaaaha
 
Mantep ini panjang, ayo gan dilanjut stanby ni ane mantengin :D
 
maap yak agak lambat,suhu... maklum ngerjain di hp... agak susah ngetiknyaa... :'(
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
episode 1 komplit,suhu... monggo dinikmati. ngga nolak ijo2, gan... hehe
 
Lanjuyyyy gannnnnnnn

Agak kecepatan sih tau2 ekse aja gara2 laba2
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd