Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menggapai Impian - All about Me

Porschedesign

Adik Semprot
Daftar
8 Jan 2017
Post
142
Like diterima
106
Bimabet
Setelah sekian lama menjadi silent member di forum ini, ijinkan saya seorang nubie menceritakan kisah nyata seorang gadis yang dimulai sejak belia menjalani hidup dalam gemerlapnya kehidupan malam.
Sebagian besar cerita dalam thread ini adalah true story, yang tentu saja dibumbui dengan fantasi-fantasi penulis, supaya suhu dan agan sekalian ikut larut dalam cerita masa lalu pelaku dalam cerita ini.
Walau sebagian besar part dalam thread ini banyak menceritakan sex story, tapi ada pesan mendalam bahwa setiap wanita malam punya impian untuk dapat memiliki kehidupan yang normal seperti wanita lainnya.
Seperti peribahasa mengatakan tak ada asap kalau tak ada api, menjadi tak kalah pentingnya, bahwa selalu ada sejarah yang membuat seorang gadis menjalani kehidupan sebagai wanita malam.
Selamat larut dalam fantasi seks setiap pria dan juga wanita dalam thread nubie ini, semoga berkenan bagi suhu dan agan semua.

Catatan:
Karena foto yang di-upload merupakan foto asli narasumber, mohon untuk tidak meminta untuk diperlihatkan wajahnya.

Menggapai Impian – All about Me

Session 1 - Sebuah Awal

Part 1 - Profesiku
Part 2 - Aktifitas di sebuah room (1)
Part 3 - Aktifitas di sebuah room (2)
Part 4 - Aktifitas di sebuah room (3)
Part 5 - Aktifitas di sebuah room (4)
Part 6 - Aktifitas di sebuah room (5)
Part 7 - Aktifitas di sebuah room (6)

Part 8 - Sebuah Permainan (1)
Part 9 - Sebuah Permainan (2)
Part 10 - Sebuah Permainan (3)
Part 11 - Sebuah Permainan (4)
Part 12 - Just another day

Part 13 - Titik Nol

Part 14 - Cerita hidupku
Part 15 - Petir di telingaku

Part 16 - Titik akhir masa kecilku]
Part 17 - Kota pelarian]

Part 18 - Teman baru]
Part 19 - Customer pertama]
Part 20 - Pengalaman pertamaku]
Part 21 - Kenikmatan pertamaku]

Part 22 - Kenakalan pertamaku(1)]
Part 23 – Kenakalan pertamaku (2)]

Part 24 – Kenakalan pertamanya (1) - NEW UPDATE 3 Mar 2017]
Part 25 - Kenakalan pertamanya (2) - NEW UPDATE 8 Mar 2017]
Part 26 – Kenakalan pertamanya (3) - NEW UPDATE 27 Mar 2017]
Part 27 – Kenakalan pertamaku (cont. 3) - NEW UPDATE 30 Mar 2017]

Part 28 - Kenakalan pertamaku (cont.4) - NEW UPDATE 3 Apr 2017]
Part 29 - Kenakalan pertamaku (cont.5) - NEW UPDATE 6 Apr 2017]
Part 30 - Kenakalan pertamaku (cont.6) - NEW UPDATE 9 Apr 2017]

Part 31 - Kenakalan pertamaku (cont.7) - NEW UPDATE 14 Apr 2017]
Part 32 – In room massage (1) - NEW UPDATE 16 Apr 2017]
Part 33 - In room massage (2) - NEW UPDATE 18 Apr 2017]
Part 34 - In room massage (3) - NEW UPDATE 24 Apr 2017]
Part 35 - In room massage (4) - NEW UPDATE 3 Mei 2017]
Part 36 - In room massage (5-AKU SANGAT MENGINGINKAN "NYA") Session 1 - End - NEW UPDATE 6 Mei 2017



Part 1 – Profesiku

Malam itu aku kembali berdiri bersama teman-teman LC ku yang lain, jam 1 pagi, ada 5 orang tamu di dalam room VIP itu, aku berdiri menggunakan heel ku setinggi 17cm, aku berusaha untuk dapat berdiri dengan baik setelah sebelum ini aku minum cukup banyak menemani tamu lain. Dengan gaun hitam yang cantik dan sexy aku menatap seorang tamu yang sedang memilih, tamu itu cukup tampan di usianya yang sekitar 40 an tahun, dia mengenakan kemeja putih longgar, aku tidak dapat menebak warna celananya karena sebetulnya pandanganku sudah agak blur. Setelah melihat lihat semua LC yang berdiri, akhirnya pilihannya jatuh kepada Putri, LC dengan gaun hitam bertali di bahu, yang sedikit menunjukkan belahan dadanya untuk membuat seorang pria penasaran.

Yes it’s me, ternyata tamuku datang terlambat, sehingga hanya aku yang dipilih dari kontes ini.
Aku berjalan ke arahnya dan menyalaminya “Putri” kataku, “Deni” jawabnya.
Akupun duduk di sebelahnya, satu gelas berisi campuran Gold Label dan Green Tea langsung disodorkannya padaku, “Cheers, habis” katanya, "waduh bisa tumbang gw" pikirku,

karena sebelumnya aku sudah cukup banyak minum, namun kuhabiskan juga minuman itu sebagai bentuk kesopanan.

Tiba-tiba keempat temannya beserta LCnya berdiri dan pindah duduk di meja bundar, lalu mereka mengeluarkan kartu remi dan mulai bermain Chapsah, terdapat delapan kursi di sekitar meja itu, yang berarti setiap pasang duduk berdekatan. Tamuku pun mengajakku mendekati meja bundar, kami pun menonton dari sofa yang cukup dekat.
Saat satu kali permainan selesai, maka orang yang kalah harus memberikan uang 100 dollar kepada LC yang menemani pemenang.
Lalu LC yang menemani orang yang kalah harus membuka satu potong pakaian yang menempel di badannya, dan mereka minum sampai habis satu sloki whisky. Maka kulihat LC yang kalah tb. Sekarang sudah membuka atasan yang dikenakannya, sehingga sekarang terlihatlah bra nya.
Game demi game mereka mainkan, mereka tertawa begitu senangnya setiap kali ada yang kalah, sampai akhirnya aku lihat seorang LC sudah tidak mengenakan apapun di badannya.

Melihat begitu eksotisnya suasana di meja bundar, tamuku yang sudah sedikit tipsy menaruh tangannya di pahaku yang halus karena perawatan yang kulakukan. Sambil mengelus pahaku, dia berbisik “Putri, kamu cantik sekali”, aku hanya tersenyum menjawab bisikannya.
Dengan posisinya yang duduk di sebelah kiriku, lengan kanannya dilingkarkan melewati leherku dan tangannya berhenti di dekat dada kananku, lalu tangan kirinya meraih gelas untuk diberikan padaku dan juga untuknya, sambil tersenyum dia mengajakku kembali minum.
 
Terakhir diubah:
Part 2 – Aktifitas di sebuah Room (1)

Saat selesai minum, pikiranku melayang pada waktu aku menservis tamu sebelumnya.
Suasana di room itu cukup meriah, pria yang aku temani saat itu adalah seorang bapak berusia 50 an, saat itu semua orang sudah larut dalam alunan music dangdut, beberapa tamu beserta LC nya terlihat berjoget di depan sambil saling berpelukan, tapi aku dan tamuku masih duduk.
Tangan tamuku sudah sedari tadi mengelus pahaku dan tangannya semakin lama semakin naik mendekati pangkal pahaku, tangan yang satunya sudah mengelus dadaku dari depan.
Dia agak terkejut saat jarinya menyusup ke payudaraku, karena disadarinya aku tidak menggunakan bra, bukan karena aku ngga punya bra, tapi memang ukuran payudaraku yang besar, jadi terlihat jelek jika mengenakan bra, saat aku mengenakan gaun yang memiliki belahan dada cukup rendah.
Aku yang sudah setengah mabuk terkadang menepis tangannya saat masuk terlalu jauh di paha maupun dadaku.
Di sini tamu tidak bisa seenaknya memegang payudara apalagi vagina, kecuali LC nya mengijinkan. Aku sendiri sangat memilih tamu yang boleh memegang payudara dan vaginaku, dan bapak ini jelas bukan pilihanku.
Saat ini tamuku sudah minum cukup banyak dan dia juga beberapa kali sudah memberikan uang ratusan ribu kepadaku setiap kali aku menghabiskan minum, dia menyelipkan uangnya ke dalam belahan dadaku, akupun mulai membiarkan tanggannya sedikit menyentuh bongkahan payudaraku, tapi tidak sampai ke puting.

Di ruangan yang sangat remang itu, sesekali mataku melihat ke tamu-tamu lainnya yang mulai memasukkan tangannya ke balik gaun LCnya, sedangkan yang berjoget, melakukan gerakan erotis dengan menggoyangkan pantat si LC ke celana tamunya, sementara tangan lelakinya sesekali mengelus paha LCnya.
Akupun mulai merasakan tamuku memasukkan tangannya lebih jauh ke dalam dadaku, kurasakan jempol dan empat jari lainnya mulai meremas secara halus payudaraku, dengan belahan antara jempol dan telunjuknya mendekati areola payudara kiriku, kurasakan juga tangan kirinya semakin berani masuk menyentuh pangkal pahaku sambil jarinya berusaha menguak sisi luar celana dalamku.
Langsung kurapatkan kedua pahaku supaya jarinya tidak dapat menyentuh bibir vaginaku dan kedua tanganku menepis secara halus kedua bagian lengannya, dengan dalih mengajaknya minum.
Kubetulkan gaun atas dan bawahku kemudian mengambil kedua gelas dan mengajaknya minum.
Tamuku membuang nafas kentang dan kecewa, tapi dia tetap mengambil gelas yang kusodorkan kepadanya dan meminumnya.
Kemudian akupun berpamitan ke toilet “pipis dulu” kataku kepada bapak itu.

Part 3 – Aktifitas di sebuah Room (2)

Sekembali dari toilet, aku ambil sebatang rokok dan menawarkan kepada tamuku, dia menolak rokok yang kutawarkan, sambil merogoh sesuatu dari saku bajunya dan membakarnya. "hmmmmm bau yang khas" pikirku, sambil melihat lintingan yang ada di sela bibirnya. Dihisapnya lintingan itu dalam2 dan sangat sedikit asap yang tersisa ketika dia menghembuskan nafasnya, lalu disodorkannya lintingan itu padaku. Kuambil dan kusedot dalam2 lintingan itu, tiga kali kusedot dan terasa sedikit melayang.
"Aku bagi ke temenku boleh?" tanyaku,
"boleh cantik" jawabnya sambil tersenyum mesum,
“apaan sih senyum mupeng bgt” pikirku, tapi kalau aku tidak membaginya, pasti lintingan itu akan dihabiskan kami berdua.
Kuberikan pada teman yang duduk di sebelahku, saat menawarkan kulihat gaun bawahnya sudah naik dan memperlihatkan sedikit celana dalam merahnya, sedangkan tali branya sudah ada di lengannya dan kulirik cupnya sudah tidak lagi menyangga teteknya, sehingga terlihatlah daging putih payudaranya. Kulihat tamu temanku tersenyum padaku melihat kondisi temanku, akupun kembali menatap ke layar LCD yang menunjukkan baris2 lirik tanpa membalas senyuman itu.

Otak dan tubuhku sudah setengah melayang, saat kulihat bapak di sebelahku mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang seratusan ribu, mungkin sekitar 1 juta dikeluarkannya, kemudian diambilnya sebuah gelas, lalu dijejalinya dengan tissue sampai sekitar 3/4 nya terisi, dan ditaruhnya uang tadi di atasnya, karena sebagian gelas sudah terisi tissue, uang di atasnya hampir berjatuhan.
Ditaruhnya gelas itu di atas meja, lalu dia beranjak untuk mematikan lampu di dalam ruangan karaoke itu.

Part 4 – Aktifitas di sebuah Room (3)

Sekarang tinggal nyala LCD yang menerangi ruangan ini, bapak itu sudah duduk kembali di sebelahku dan kembali mengeluarkan satu lintingan lalu membakarnya
Kali ini dia tidak langsung menyedotnya, tapi diambilnya sebuah bungkus rokok dan melubangi bagian plastiknya dengan bara lintingannya, dia lalu menarik hampir 3/4 plastik itu, sehingga tampaklah sebuah ruang kosong dengan lubang tadi.
Setelah itu dihisapnya lintingan itu dan dihembuskannya ke dalam lubang tadi, lalu dia menyuruhku untuk menghisapnya melalui hidung.
“Sialan, ini bandot malah mau bikin aku makin melayang” pikirku,
kudekatkan hidungku dan menghisapnya, lalu kami bergantian melakukan itu sampai melayang.
Akupun akhirnya memberikan lintingan itu ke sebelahku, ketika aku memutar badan, kulihat pasangan di sebelahku sudah asik dengan aktifitasnya, muka si pria sudah menempel di payudara menjilati puting temanku sementara tangan kirinya mengelus bagian luar celana dalam temanku dan tangan satunya asik meremas payudaranya.
Yang aku heran sekarang dia berada di sebelahku, entah kapan mereka berganti posisi, akupun ngga sadar, mungkin saat aku asyik menghisap lintingan itu.
"Ah sudahlah" pikirku, kucolek muka temanku dan diapun mengambil lintingan itu dengan tangan kanannya, gerakan itu membuat tamu temanku berpaling dan kembali senyum padaku, lalu matanya menuntun mataku melihat ke bawah, sedikit terkejut kulihat tangan temanku sekarang sedang mengenggam kontol coklat yang keras. Akupun langsung memutar kembali posisi tubuhku dan berusaha tidak menghiraukan apa yang baru saja kulihat.

Perasaan melayang ditambah semua tontonan tadi sedikit demi sedikit membuat tubuhku terasa sangat rileks dan horny, otakku melayang, tapi pikiranku terus terbayang apa yang kulihat barusan, dan tanpa kuketahui bapak di sebelahku memberikan senyuman misterius pada lelaki di sebelahku.

Bapak itu mengambil gelas berisi tissue dan uang tadi kemudian berbisik di telingaku,
"uang ini untuk kamu Putri tapi ada syaratnya", dan sebelum mengatakan syaratnya dia mengambil gelas berisi whisky dan menyuruhku meminumnya sampai habis, lalu dia mengambil sebatang rokok dan membakarnya.

Part 5 – Aktifitas si sebuah Room (4)

Kulihat tamuku bapak-bapak dengan badan besar memakai kemeja tangan pendek dan celana bahan, kelihatannya dia orang kaya, tapi dari pekerjaan yang bukan kantoran.
Kulitnya yang coklat, dengan kumis dan jambang yang tidak tercukur rapi membuatnya terlihat seperti itu.
Lalu dia membakar rokok itu, rokok yang cukup panjang sepertinya dan berwarna coklat, seperti cerutu tapi tidak sebesar dan sepanjang cerutu.
Lalu bapak itu berbisik ke telingaku, “uang ini buat Putri, kalau tangan kiri Putri bisa megang gelas ini dan ngga ada satupun yang terjatuh sampai rokok yang kamu pegang di tangan kanan terbakar habis sampe batas ini, sambil menunjuk garis putih yang ada di rokok itu.
Diambilnya gelas tadi lalu diberikannya ke tangan kiriku dan rokok ke tangan kananku.

Aku ngga munafik, biarpun bapak ini jauh dari seleraku, tapi aku kerja di sini untuk uang, dan uang yang ada di gelas itu sangat banyak, maka akupun menyanggupi persyaratan yang diberikannya sambil memegang gelas dan rokok itu, tubuhku yang sudah melayang karena lintingan dan minuman sedari tadi, berusaha memegang gelas dan rokok itu dengan baik di paha kanan kiriku, dengan posisi duduk yang tegak.

Perlahan tamuku merangkul bahuku dan menempelkan tangannya di luar payudaraku dan dia mulai mengelusnya, sementara tangan kirinya mulai mengelus betisku.
Dia mendekatkan bibirnya ke bagian bawah leherku dengan sangat hati2, karena dia takut aku menolaknya ataupun uang itu terjatuh sehingga permainan selesai.
Kemudian tangan kanannya mulai bergerak dan jempolnya menyentuh daging payudaraku, lalu masuk ke balik gaun mendekati aerolaku.

Aku berusaha tidak merasakan apapun, aku harus konsentrasi memegang gelas dan rokok ini.
Tangan kirinya sekarang mulai mengelus betisku dan secara perlahan naik ke lututku,
setelah dia melakukannya beberapa saat, tiba2 dia melepas semua tangannya, kemudian dari depan tangan kanan dan kirinya memegang kedua bahuku, lalu didorongnya perlahan supaya posisiku jadi bersandar, maka sekarang tubuhku setengah terlentang.
Diambilnya kedua tanganku lalu diletakkannya di sofa, tidak lagi di pahaku dan matanya terlihat senang melihat pahaku yang mulus.
Sekarang dia duduk menyamping menghadap tubuhku, tangan kirinya mulai meraba pahaku dan terus naik ke balik gaun, sementara tangan kanannya menekuk untuk meraba payudara kiriku, tangannya langsung dimasukkan ke balik gaunku, meremas payudaraku dan akhirnya menyentuh putingku.
"ssshhhhh" aku mendesah tertahan.
Dia tersenyum mesum melihatku, dirabanya dengan lembut payudaraku sementara jari telunjuknya mulai menggaris pangkal pahaku, tak lama kemudian digantinya dengan kelingking dan akhirnya semua jarinya yang lain meraba vaginaku dari luar celana dalam.

Aku kembali mendesah dan pinggulku sedikit bergoyang, kurasakan tangannya terus meremas payudaraku, ketika tiba2 kurasakan ada tangan lain menarik perlahan tali di bahuku dan menurunkan gaunku melewati payudaraku.
Secara reflex kepalaku menoleh dan kulihat tangan tamu temanku yang melakukannya, matanya menatapku sekilas sambil tersenyum.
Sekarang dia mulai ikut meremasi payudaraku dan tamuku mulai menjilati putingku, aku mulai terus mendesah menikmati yang mereka lakukan.
Sekali waktu kulihat temanku, ternyata dia sudah mabuk dan tertidur.

Part 6 – Aktifitas di sebuah room (5)

Aku melihat gelas dan rokok di tanganku yang sudah setengahnya habis, “sial, ini rokok lama banget sih abisnya” kataku di tengah desahanku, mendengar itu mereka tersenyum penuh kemenangan.
Tangan tamuku berusaha masuk ke balik celana dalam, tapi karena kurang leluasa akhirnya ditarik tangannya, lalu melihat tamu di sebelahku dan mengangguk, secara bersama-sama mereka menarik gaunku ke atas sehingga terlihatlah celana dalamku yang berwarna biru. Tatapan mereka begitu bernafsu melihat pemandangan itu, tidak sabar tamuku langsung memasukkan tangannya ke balik celana dalam biruku, aku merasakan jari itu meraba itilku sementara jari lainnya menggesek bibir vaginaku.
Pertahananku sudah tidak sinkron lagi, sementara pikiranku berusaha tidak merasakan apapun, namun memekku bereaksi sebaliknya, sentuhan itu mulai membuat basah memekku, akupun terus mendesah tertahan “sssshhhh”.

Tamu temanku tidak sabar melihat gaunku yang tersingkap mempertontonkan payudara ukuran 34C ku (ya…, lingkar dadaku yang kecil dengan payudara yang besar, membuatku memiliki ukuran 34C) dan celana dalam biruku, dia ikut menempelkan lidahnya di bagian kanan payudaraku, sehingga sekarang kedua pria itu sudah menjilati payudaraku.

Tiba2 kulihat temanku sudah terbangun dan perlahan dia melihat aktifitas di sebelahnya, tamu temanku melihat pasangannya terbangun langsung menurunkan celananya dan mengambil tangan temanku untuk mulai mengocoki kontolnya.
Melihat kontol yang coklat dan keras kurasakan vaginaku yang sedang diraba tamuku semakin basah dan “aaaaahhhhh” desahku semakin tak tertahan, pinggulku mulai terangkat ingin merasakan tekanan lebih dari jari yang menyentuhnya. Melihatku sudah sangat terangsang, tamuku kembali melihat temannya dan mengangguk, lalu tangan mereka menurunkan celana dalamku dengan hati2, mereka takut gelas yang kupegang terjatuh.
Sehingga ssekarang terpampanglah bagian terlarang tubuhku, dengan bibir vagina yang berwarna kecoklatan.
Tidak hanya sampai di situ, sekarang kedua tangan mereka melebarkan pahaku, sehingga terlihat mengintip bagian dalam vaginaku, mereka terlihat sangat mesum menyaksikan tubuhku yang sexy dengan gaun yang bertengger di perutku dan celana dalam di mata kaki kiriku.
Aku hanya bisa menahan nafas sambil mendesah, kulihat rokok di tanganku semakin mendekati garisnya.
Tangan tamuku mulai menyentuh kembali itilku, lalu sebagian jarinya mengelus bibir vaginaku, tidak berapa lama dia menaruh satu jarinya di bagian tengah, terasa basah.
Dia tersenyum penuh kemenangan lalu dengan matanya dia memintaku melihat ke vaginaku sendiri dan kulihat dengan malu itilku sudah ngaceng, lalu perlahan ditariknya jarinya secara samar dan dapat kulihat cairan lengket itu.
Sambil tersenyum menatapku, dimasukkannya jari itu ke dalam memekku, dan mulai dikocoknya perlahan, sementara itu tamu temanku masih terus menjilati payudaraku, dan aku didera rasa nikmat yang luar biasa.

Part 7 – Aktifitas di sebuah room (6)

Tiba2 lampu room berkedip-kedip tanda ada waitress masuk, lalu waitress itu menyalakan lampu room, tanda waktu sudah habis.
Terlihat kekecewaan di mata tamuku dan tamu temanku, mereka belum puas dengan permainannya, mereka juga tidak berusaha membetulkan pakaianku sehingga saat lampu menyala waitress yang masuk dapat melihat toket dan memekku. Dia terlihat menelan ludahnya. Tamuku lalu berkata, “sebentar mas, tunggu sampai rokok yang dipegang Putri habis”, dan semua orang yang tersadar karena lampu dinyalakan melihatku.
Semua laki2 di room itu menatap nafsu melihat kondisiku yang setengah telentang dengan payudara yang semakin menonjol karena disangga gaunku kemudian mereka melihat ke arah itil dan memekku yang merekah. Aku malu, tapi aku tidak mau perjuanganku sia2. Seorang tamu menyuruh waitress untuk keluar dan memberi waktu 15 menit.

Sekarang semua orang di ruangan itu melihat kondisiku dan semua melihat dengan mesum, beberapa teman LC yang ada di situ melihat kagum ukuran dan bentuk payudaraku yang bulat padat. Tamuku merasa waktu 15 menit yang diberikan sangat berharga, dia mengeluarkan kembali uang 2 juta dan memberikan kepada dua orang LC lalu menyuruhnya menjilat memek dan toketku.
Mereka langsung menerimanya dan menghampiriku.
Melihatku menggeleng gelengkan kepala, tamuku mengambil semua uang di dompetnya dan memasukkannya ke dalam gelas yang kupegang, lalu berkata “All or nothing”.

Semua orang dalam ruangan itu merasakan sensasi nafsu yang luar biasa setelah lampu dinyalakan, kulihat kedua temanku mulai mendekatiku dari kiri dan kanan, tanpa babibu yang satu langsung meremas kedua toketku dan yang satu jongkok di selangkanganku, mereka mulai menjilati toket dan memekku, aku yang semula bertahan, langsung mendesah tertahan, hilang semua pertahananku.
Dua orang lelaki mendekati kami, dan mereka langsung menurunkan gaun yang dipakai kedua LC yang sedang menjilatiku, tidak sampai dilepas tapi mempertontonkan toket keduanya. Aku yang ditonton semua orang dan dijilati kedua temanku merasakan sensasi yang luar biasa dan tidak bisa lagi menahan desahanku “ahhhhh, ahhhhh, ssshhhhh” pinggulku bergerak liar mengikuti lidah yang menjilati memekku, sekarang kulihat semua lelaki mengeluarkan kontolnya dan mulai mengocoknya secara cepat.

Hingga akhirnya, waitress kembali masuk dan mengatakan waktu 15 menit sudah habis, sambil matanya langsung tertuju pada tubuhku, dan dia kembali menelan ludah.
 
Terakhir diubah:
wuih... blom exe dah habis berapa juta tuh... lanjut gan
 
Ikutan nongkrong ah kali kali :semangat::semangat:
 
Part 8 – Permainan (1)

Kurasakan kembali sebuah jari telunjuk sedang menggaris pangkal pahaku, menyentuh samping vaginaku, pinggangku menggeliat merasakan nikmat yang tadi sempat tertunda.
Aku pun tersadar kalau aku sedang menemani tamu lain dengan sebuah permainan meja bundar di depanku, dan setiap pasang mata yang melihatnya pasti akan merasakan sensasi nafsu yang memburu.
“Wah, lintingan tadi ditambah whisky yang kuminum sempat membuat pikiranku meninggalkan tubuhku” otakku berkata.
Sekarang di depanku terlihat tinggal satu temanku yang masih menggunakan celana dalam, “hmmm, mungkin tamunya cukup hebat dalam permainan kartu itu”, tapi kelihatannya temanku kurang senang dengan kondisi itu, dikarenakan tumpukan dollar di teman2 nya yang sudah beberapa lembar.

Saat itu kulihat tamu temanku yang masih menggunakan CD kembali berteriak kesenangan dan tiba2 saja seolah aku mendapatkan kesadaranku kembali, dengan pertanyaan apa yang akan dilakukan setelah LC dari tamu yang kalah sudah telanjang?
Kulihat tamu yang kalah beserta LC nya minum kembali sloki whiskynya masing2, lalu kudengar semua orang di meja itu berteriak “buka, buka, buka”, sambil bertepuk tangan ke arah lelaki yang kalah tadi, sejurus kemudian si LC melepas kancing celana tamunya kemudian menurunkan retsletingnya. Aku menantikan dengan penasaran seperti apa barang yang ada di balik retsleting tsb. LC tadi mulai menurunkan celanananya sampai sebatas lutut dan “wowww” dari jarakku dapat kulihat tonjolan yang sangat keras di balik celana dalamnya.
Dengan gerakan menggoda LC tsb. membetulkan posisi tonjolan itu supaya semakin terlihat mengeras sempurna. “Permainan semakin menarik” pikirku dan tanpa kusadari aku tersenyum mesum.

Sambil melihat pemandangan kontol yang mengeras itu, tiba2 kurasakan jari yang sedari tadi menggaris pangkal pahaku berusaha menyelinap dari samping celana dalamku, dan jarinya mulai menyentuh bibir vaginaku, digerakkannya secara perlahan jari itu dari bawah ke atas, kemudian bergerak halus sampai menyentuh itilku. Tak kuasa aku mendesah perlahan “sssshhh” merasakan rasa nikmat yang kembali mendera, kugoyangkan pinggulku perlahan agar jari itu dapat lebih masuk ke tengah dan menekan lobang vaginaku. Melihat gerakan erotis tubuhku, tamuku pun semakin berani, sekarang tangan kanannya yang sedari tadi hanya meraba payudaraku dari luar, keempat jarinya sudah dimasukkan dari atas gaunku yang hanya terhalang seutas tali. Diremasnya payudaraku dengan gemasnya karena merasakan kekenyalan toket 34C ku, dipilinnyanya putingku secara lembut, sementara lidahnya sudah menyapu leherku secara perlahan, “ohhhhhh” aku kehilangan pertahananku yang biasanya sangat kujaga, terlebih dengan tamu yang baru.

Di saat keasikan yang kami lakujan, tiba-tiba dari meja bundar seorang tamu berteriak “Den, asik banget lo, sini join gantiin si Rendy, udah mabok tuh dia, duitnya juga udah abis kayanya”.
Tamuku pun dengan nafsu yang menggantung mengeluarkan tangannya secara perlahan dari payudaraku juga jarinya dari vaginaku, kemudian dia membetulkan gaun atasku yang sedikit memperlihatkan bongkahan payudaraku dan gaun bawahku yang tadi sudah mempertontonkan celana dalam biruku. Kami pun melihat ke meja bundar, kulihat orang yang bernama Rendy memang sudah cukup mabuk sehingga tidak dapat lagi konsentrasi ke permainan tsb. Tamuku berdiri dan dia mengajakku duduk menggantikan tempat Rendy dan LC nya.
“Gile lo Den, oke banget kayanya cewe lo sampe lo ngga peduli sama kita-kita”, Deni sambil tersenyum menjawab “gede dan kenyal banget broooo”. Temannya langsung melihat ke arah payudaraku “anjritttt, jadi pengen liat gw, segede apa sih toketnya”. Lalu dia berdiri dan menyalamiku dengan tersenyum, sambil matanya memperhatikan toketku
“Andri” katanya dan akupun menjawab “Putri”.
“sorry ya ngomongnya tadi kebablasan, udah rada mabok soalnya, tapi emang sih gw penassaran bgt sama toket lo" lanjut dia lagi, akupun hanya tersenyum.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd