Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menggapai Impian - All about Me




Part 33 – In room massage (2)


Mereka berdua berhenti dengan kegiatan yang dilakukan, dan aku mengeluarkan desahan tertahan “hhhhhhhh”, sambil menjatuhkan pinggulku yang sedari tadi mulai mengikuti kenikmatan yang dirasakan vaginaku.
Mas Roni berjalan ke arah pintu dan kudengar “oh pesanannya sudah datang ya mba, tolong taruh di meja mba, saya mau ke kamar mandi dulu” katanya sambil masuk ke kamar mandi.

Aku malu dan takut pelayan itu masuk ke kamar ini, ddimana dia akan menyaksikan keadaan kami saat ini. Namun yang mengherankanku adalah kedua orang terapist ini tidak beranjak dari posisi mereka.
Saat pelayan itu masuk dia terkejut melihat keadaan kami, bertepatan dengan mas Roni yang selesai dari kamar mandi.
“cepet banget, pasti mas Roni bohong bilang mau kencing” pikirku.

“Sorry mba, pacar saya lagi dipijit, mba kalau mau bantuin mijitin, boleh juga kok” kata mas Roni sambil tersenyum dan kembali menyalakan sebatang rokok.
Pelayan wanita yang baru datang itu mengenakan blazer di balik kemeja putih dan rok mininya, dia masih tertegun menyaksikan keadaan kami dan sepertinya salah tingkah berada di kamar ini.

Melihat pelayan yang bingung, si terapist wanita langsung beranjak dari kasur, begitu juga dengan cowo itu.
Kemudian cowo itu berdiri di samping ranjang dan melepaskan celananya, terapis itu berjalan menghampiri si pelayan, untuk kemudian dituntunnya uduk di kursi sebelah mas Roni.
Setelah mendudukkan pelayan itu, dia menghampiri si cowo dan berdiri di depannya.
Kulihat cowo itu sekarang membuka semua kancing baju si terapist lalu secara cekatan tangannya bergerak ke belakang untuk membuka kaitan BH nya dan memberikannya itu ke pelayan tadi. Terapist itu sekarang kembali mengelus kontol dari balik celana boxer secara perlahan.
Dari samping aku dapat melihat kontol itu sudah sangat keras. Aku gelisah dan sangat penasaran dengan kontol di balik boxer itu. Seperti mengetahui rasa penasaranku si wanita menurunkan perlahan boxernya, sampai kulihat kepala kontol yang sangat bulat dan penuh, dan kemudian perlahan kulihat batangnya yang coklat.
“Wow, besar sekali kontol itu” pikirku, terlihat sangat keras dengan urat2 yang menonjol di sisinya.
Cowo itu membuka polo shirtnya sehingga terlihatlah badannya yang berotot.
Oleh wanita itu diambilnya polo shirt dari tangan si cowo dan diberikannya kepada pelayan tadi. Kemudian kembali dia mengelus kontol cowo itu dan secara perlahan tubuhnya berlutut, dan lidahnya mulai menjilati kontol yang keras itu.
Aku melihat ke arah mas Roni dan anehnya dia terus memandangku, seolah mas Roni ingin tahu reaksiku atas tontonan ini.
Aku memalingkan muka dan memandang pelayan itu yang masih juga tertegun menyaksikan apa yang terjadi, wajah pelayan itu mulai merona merah antara malu dan terangsang. Kulihat terapist itu terus menjilati kontol di hadapannya sambil tanganya yang kecil mengocok dari bawah.

Aku merasakan vaginaku sudah sangat basah, namun aku tidak berani beranjak ataupun bergerak, aku takut orang mengalihkan perhatiannya padaku. Dan aku tidak bisa menahan rasa terangsang yang melanda tubuh dan pikiranku. Terapist itu sekarang berdiri dan berjalan ke arah pelayan tadi, diambilnya tangan pelayan itu dan dituntunnya mendekati si cowo.
Sesampai di depan cowo itu, terapis tadi berdiri di belakang pelayan, lalu dia mulai memijati pundaknya.
Merasakan pijatan yang enak dari seorang terapist, pelayan tadi mulai kendur dari rasa tegangnya.
Dan kulihat cowo itu memajukan tangannya dari bawah dan langsung masuk ke dalam rok pelayan di depannya, sehingga rok mini itu naik sampai ke pangkal paha dan kulihat jarinya yang besar mulai mengelus vagina pelayan tadi.
"Ahhhhh", kurasakan semakin basah vaginaku dan terlihat pelayan itu mulutnya langsung mendesah karena kejutan yang dirasakan vaginanya. Terapist di belakangnya sekarang menempelkan dadanya ke punggung si pelayan lalu tangannya bergerak ke depan untuk meremas payudaranya dari belakang.

Aku sudah sangat jengah dan terangsang melihat kejadian di sampingku, namun tak kuasa untuk memalingkan wajahku. Aku merasa sangat horni sekarang melihat kontol itu begitu tegang. Tangan cowo itu sekarang menuntun tangan pelayan di depannya dan disuruhnya mengenggam kontolnya, pelayan itu tidak menolaknya bahkan sekarang terlihat mengenggam erat kontol besar itu.
Terapist di belakangnya sudah berjongkok lalu menarik celana dalam pelayan itu dan melepaskannya, sehingga aku dapat melihat samar bulu2 di vaginanya.
Jemari cowo itu mulai mengelus itilnya dengan sangat ahli sehingga si pelayan mulai goyah dengan rangsangan di payudara dan vaginanya, sampai lututnya sudah sulit menahannya untuk terus berdiri.

Terus mereka mengelus payudara dan itil si pelayan sampai terdengar semakin sering desahannya. Melihat pelayan itu sudah sangat terangsang, cowo itu membawanya ke meja kerja di kamar, lalu didudukkanya.
Terapis tadi berdiri dihadapan pelayan itu dan secara perlahan membuka satu demi satu kancing kemejanya dan melepaskan BH nya. Dijilatinya payudara pelayan itu sampai membuatnya kembali mendesah nikmat. Jilatan terapis itu terus turun ke pusar dan pelayan tadi menggeliat geli kenikmatan, terus disapukannya lidahnya sampai ke pangkal paha pelayan tadi. Terapist itu sudah dalam posisi membungkuk, karena dia mulai mejilati itil pelayan itu, kulihat cowo tadi berdiri di belakang terapist dan mengarahkan kontolnya yang besar ke arah vagina terapist.
Kulihat sesaknya kontol itu untuk masuk karena ukurannya yang besar, digoyangnya perlahan dan tidak perlu waktu lama untuk kulihat seluruh kontol itu sekarang sudah menancap penuh ke dalam vagina.
Kedua wanita itu mendesah keras, karena yang satunya diismek sementara yang lainnya dimasukkin kontol.

Cowo itu terus memompa kontolnya dan kulihat terapis tadi semakin tidak konsen mengismek vagina di depannya, tangan terapis itu terus meremasi payudara pelayan tadi, sementara sekarang pinggulnya bergoyang mengikuti pompaan kontol di vaginanya. Sesekali lidahnya masih menjilati vagina pelayan itu yang membuat pelayan itupun mendesah kenikmatan. Kuat sekali kontol cowo itu memompa vagina di depannya, terus dimaju mundurkan pantatnya yang seksi dan melihat terapist itu mulai mendesah lebih keras, kecepatan goyangannya terus ditambah, sampai kudengar terapist itu mendesah keras “Aku keluarrrrrrrrrrrrr” dan kulihat kaki terapist itu menggigil beberapa saat sampai kemudian berhenti.

Cowo itu pun berhenti memompa dan mengeluarkan kontolnya yang masih keras. Kelelahan jarenaborgasme terapist itu langsung berjalan dan berbaring di belakangku.
Sekarang cowo itu maju dan kontolnya langsung diarahkan ke vagina pelayan itu yang juga tidak butuh waktu cukup lama untuk memasukkan seluruh kontolnya ke dalam vagina. Sekarang dia mulai memompa kontolnya keluar masuk. Pelayan tadi sudah mengangkang sangat lebar, dan diabm terlihat sangat seksi dengan baju kerjanya yang berantakan menunjukkan kedua payudaranya sementara memeknya disodok kontol yang keras. Kepalanya bergoyang sambil mendesah kenikmatan. Kontol keras itu terus memompa sangat cepat melihat lawannya sudah mendekati orgasme ,sampai akhirnya kudengar desahan keras dari mulut pelayan itu. “Aaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkhhhhhhh”, dan diapun mendapatkan orgasmenya.

Melihat kontol yang masih keras dikeluarkan dari vagina, vaginaku terasa berdenyut mengeluarkan lendir yang sangat banyak. Tiba-tiba saja kurasakan sapuan lidah di leherku dan terapist itu berbisik “kontol itu besar dan keras sekali, enak banget waktu masuk ke vaginaku” kemudian dia kembali menjilat leherku yang membuatku semakin terangsang. Tangan wanita itu sekarang memegang bahuku dan mendorongnya sehingga posisiku sekarang menyamping. Posisi ini membuatku tidak dapat lagi memalingkan wajah untuk melihat cowo dengan tubuh yang atletis sedang duduk di pinggiran jendela sementara kontolnya masih terlihat sangat keras.

Cowo itu menatapku seperti menggodaku untuk menghampirinya. Terapist di belakangku beranjak dari kasur dan menghampiri cowo itu. Dilepaskan baju dan rok yang masih menempel di tubuhnya, sehingga sekarang tidak ada sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Payudaranya yang tidak terlalu besar tapi kencang dan bulu vaginanya yang tercukur rapi membuatnya terlihat sangat menggoda.
Kemudian dia berlutut di hadapan cowo itu dan mulai menjilati buah zakarnya untuk kemudian naik ke batang kontolnya yang keras.
Kulihat cowo itu terus menatap mataku. Aku sungguh tak tahan melihat matanya dan menyaksikan terapist itu menjilati kontol yang masih sangat keras itu.

Terapist itu sekarang memalingkan wajahnya dan menatapku, lalu menganggukkan kepalanya mengajakku menghampirinya. Tanpa sadar mataku refleks melihat ke arah mas Roni, dan dia hanya tersenyum sedikit sambil menggerakkan lehernya seolah menyuruhku mengikuti permintaan terapist itu.
Terapist itu kemudian itu berdiri dan menghampiriku, dipegangnya tanganku lalu ditariknya tubuhku untuk mengikutinya. Aku seperti terhipnotis dan mengikuti kemauannya.
Sambil terus dipegangnya lenganku kami berjalan menuju cowo itu. Sesampai di depan cowo itu lenganku diarahkannya untuk memegang kontol yang besar dan sangat keras.
 
Terakhir diubah:


Part 34 – In room massage (3)

Dengan ragu kupegang kontol cowo itu, mataku kembali melirik ke arah mas Roni dan dia hanya tersenyum sambil kembali menganggukkan kepalanya.
Perlahan kugenggam kontol itu, kurasakan kontol itu masih sangat keras dan ukurannya yang besar, lebih besar dari punya mas Roni, membuatku sangat terangsang. Aku berpikir bagaimana rasanya dimasukkan kontol keras sebesar itu, mungkin vaginaku tidak akan bisa dimasukinya. Tapi pikiran itu malah membuat wajahku merona merah.

Sambil malu kulirik cowo di depanku, dan dia tersenyum melihatku ragu tapi terangsang, kurasakan dia mengedutkan kontolnya sehingga urat2 nya terasa dalam genggaman tanganku, dan entah kenapa secara refleks membuatku semakin erat menggenggam kontol itu.

Kudengar tawa kecil dari cowo itu, dan wajahku semakin memerah menahan malu.
Dipegangnya tanganku dan dituntunnya untuk bergerak naik turun, aku semakin larut dan nafasku semakin memburu,
kutundukkan kepalaku melihat kontol yang sedang kukocok, nafsuku semakin tak tertahan.

Aku masih berdiri telanjang bulat dengan posisi payudara dan vaginaku menghadap cowo itu, kulihat terapis menarik pelayan tadi untuk berdiri di sampingku, lalu dia mengambil kursi kerja dan mendudukkanku di kursi itu tanpa melepaskan kontol yang kupegang.

Sekarang kedua wanita itu berdiri di samping dan mereka mulai menjilati leher dan payudaraku, saat kurasakan sapuan lidah di putingku, akupun mendesah tertahan “sssshhhhh” dan kocokanku semakin erat memegang kontol itu.

Terus dijilati putingku, terapis ini sungguh ahli merangsangku, sekarang tangannya merenggangkan pahaku dan dia mulai mengelus bagian dalam pahaku, terus dielusnya sehingga aku mulai merasakan basah di vaginaku.

Jarinya perlahan naik ke pangkal pahaku, sehingga pinggulku bergoyang merasakan rangsangan jari itu. Dia mulai mengelus vaginaku dan memainkan itilku, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, jari itu terus mengelus itilku sampai dia merasakan basahnya vaginaku, digarisnya bibir vaginaku secara lembut sampai lendirku menempel di jarinya. Sesekali jarinya dimasukkan ke lubang vaginaku, semakin basah kurasakan.

Tahu keadaanku yang sangat terangsang, dimasukkannya dua jari ke vaginaku dan dikocoknya secara perlahan.

Aku mendesah keras saat merasakan kocokan di vaginaku, dan vaginaku terasa semakin penuh saat dia memasukkan tiga jarinya sekaligus sementara lidah kedua wanita itu masih terus menjilati putingku.

“aaaaahhhh, sssssshhh, ahhhhh, ssssssshhhhh” aku mendesah hebat menikmati perlakuan kedua wanita ini, tanganku semakin tak teratur mengocok kontol itu, kulirik cowo itu dan dia hanya tersenyum melihat aku yang sangat terangsang.

Kocokan jari di vaginaku semakin tak tertahan, aku menggoyangkan pinggulku mengikuti kocokan itu, oleh terapis sekarang jempolnya digesekkan ke itilku, sementara ketiga jarinya masih dikocokkan ke dalam liang vaginaku. Aku merasakan sebentar lagi akan orgasme, kugoyang terus pinggulku meminta jari itu semakin cepat mengocokku, dan terasa semakin nikmat.

Aku semakin tak tahan ingin merasakan orgasme, tiba-tiba terapis itu mencabut jarinya dan juga jilatannya.
 
monggo suhu dan agan dinikmati kelanjutan cerita Nikki,
ditunggu fantasi suhu dan agan, untuk keliaran cerita2 Nikki selanjutnya:semangat:
 
:mantap: Udah update, woww cuman dg jari aja nih orgasme. Ayo hu bikin Nikki double penetrations sampe squirt :coli::nenen:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd