Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY MESIN PENGHAPUS MEMORI [END]

Memori EMPAT Bagian II
Tante Ririn, yang sudah selesai membersihkan badan, datang membawa makanan dan minuman. Kami beristirahat sejenak. Bi Lina berulang-ulang mengungkapkan rasa nikmat luar biasa yang baru saja dia rasakan. Tante Ririn mendukung ceritanya dengan membagi pengalamannya. Antusiasme Mbak Zackia kembali muncul meski masih terlihat ada rasa takut dibenaknya. Tante Ratna masih diam menyimak obrolan kami.

“Iko tadi pakai apa itu? Kenapa waktu sama Bu Ririn gak pakai?” tanya Mbak Zackia penasaran melihatku mengenakan kondom ketika bermain dengan Bi Lina.

“Oh ... itu pelindung. Biar titit Iko gak sakit. Kan Iko harus bertanding dengan banyak orang.” Aku membuat alasan. Ketika bercinta dengan Tante Ririn aku tidak pernah memakai kondom karena aku tahu Tante Ririn telah melakukan tubektomi, tetapi dengan lainnya aku tidak mau mengambil risiko menghamili mereka secara tidak sengaja.

Mbak Zackia menanyakan banyak hal lain, mengantisipasi, memastikan bahwa dirinya siap. Dia terlihat sangat gugup tetapi ada rasa penasaran ingin mencoba. Aku mencoba meyakinkan tetapi berusaha tidak terlihat memaksa, meski aku sudah sangat ingin mencicipi tubuhnya. Untungnya, Tante Ririn dan Bi Lina juga membantuku meyakinkan Mbak Zackia untuk mencobanya. Aku lirik Tante Ratna, tetap diam saja. Misterius, semakin membuatku penasaran.

“Iko ... tapi jangan serius-serius ya.” Mbak Zackia akhirnya memberanikan diri.

Aku mengangguk tersenyum. “Gini saja deh, Bi Lina bantuin Mbak Zackia ya?” Persepsiku tentang Bi Lina sudah berubah setelah aksi liarnya tadi.

“Bantu gimana, Mas?” tanya Bi Lina bingung. Mbak Zackia sama bingungnya.

“Ntar Iko kasih tahu,” jawabku pendek. Aku mengkode Mbak Zackia untuk melepas bajunya. Dia langsung menanggalkannya. Seperti dugaanku Mbak Zackia tidak mengenakan BH.

Melihat tubuh indah Mbak Zackia, batang kemaluanku yang tadi sudah melemah sekarang mulai berkedut bangkit. Gairahku juga mulai membara lagi. Dada Mbak Zackia hampir rata hanya puting susunya yang sedikit menonjol berwarna cerah. Pandanganku bergeser ke bawah. Vagina Mbak Zackia terlihat rapat tanpa bulu, bersih. Sekilas terlihat lekuk tulang selangkangnya.

Mbak Zackia sudah berbaring. Aku mendekat dan mencium bibirnya lembut. Tanganku menyisir rambutnya, ku bawa ke samping telinganya. Kupagut bibir Mbak Zackia mesra selama beberapa saat. Sama ketika aku pertama kali bermain dengan Tante Ririn, Mbak Zackia terlihat grogi. Tanganku mengusap pipi, leher, hingga pundak Mbak Zackia berusaha menenangkannya. Bi Lina dan Tante Ririn yang duduk di samping kami sama-sama menyemangati Mbak Zackia.

Mbak Zackia mulai merasa nyaman dan bisa menikmati rangsanganku. Ku lepaskan mulut Mbak Zackia. Tanganku meraba payudaranya, sedikit susah untuk ku remas saking kecilnya. Ku mainkan putingnya dengan jempolku, tubuh Mbak Zackia bergidik.

“Sini, Bi.” Ku arahkan Bi Lina untuk memainkan payudara Mbak Zackia yang satunya.

“Ahhhkkk.” Mbak Zackia menjerit kecil merasakan tangan kasar Bi Lina mendarat di dadanya.

Bi Lina awalnya agak kaku, tapi lama-lama makin lihai meniruku memainkan tetek Mbak Zackia. Kepalaku meluncur turun dan kucucupi puting imut Mbak Zackia. Bi Lina meniruku segera mendaratkan mulutnya ke puting Mbak Zackia juga.

“Ahhh … aaaahh … aaaakkhh.” Mbak Zackia mendesah nikmat.

Aku dan Bi Lina sibuk mencumbui dada mbak Zackia. Kadang satu putingnya kami jilati berdua hingga lidahku bertemu dengan lidah Bi Lina, saling membelai, asyik menari di atas putting Mbak Zackia.

Tanganku meluncur ke kemaluan segaris Mbak Zackia. Terasa lembab. Aku elus permukaannya yang tak berbulu, terasa lembut. Jari-jariku mencoba membuka liang vaginanya. Itil Mbak Zackia mengintip dari dalam. Bi Lina menatapku menunggu instruksi.

“Bibi mainin teteknya aja,” kataku menyerahkan seluruh payudara Mbak Zackia ke Bi Lina. Bi Lina melahapnya dengan rakus. Tangannya meremas-remas kasar dada Mbak Zackia, meremas apa yang bisa dia remas. Bi Lina menggunakan titik-titik sensitif payudaranya sebagai referensi. Walhasil, Mbak Zackia mengeliat-liat keenakkan.

Kukangkangkan kedua kaki Mbak Zackia, maka terkuaklah belahan kemaluan dengan lubang yang masih sempit. Aku sempat gundah, apakah batang kejantananku bisa masuk tanpa kesulitan? Aku harus membuat Mbak Zackia bernafsu setinggi mungkin agar vaginanya mengalirkan banyak pelumas. Aku langsung mulai menjilati vaginanya. Dengan lidahku, pelan-pelan aku menguak lubang kemaluannya. Lidahku kuselusupkan ke dalam. Menyapa ititlnya sebentar kemudian berusaha menyeruak ke dalam yang disambut dengan aliran cairan cinta Mbak Zackia. Setelah beberapa saat, aku memberanikan diri memasukkan ujung telunjukku ke liang senggama Mbak Zackia. Mbak Zackia melenguh nikmat.

“Ohhh .... ohhhh .... oookh.” Mbak Zackia belingsatan ketika aku mulai mengeluar masukkan jariku.

“Bi, sini.” Aku menggeser posisiku agar terjangkau oleh Bi Lina. “Emut kontol Iko dong,” pintaku.

Tanpa banyak tanya Bi Lina langsung melahap burungku. “Egghhhhhh.” Aku mengerang nikmat. Bi Lina lihai juga menggunakan mulutnya. Aku semakin yakin kehidupan SEX-nya pastilah sangat panas.

Selama beberapa menit aku mencumbui memek Mbak Zackia dan kontolku dicumbui oleh Bi Lina. Setelah puas memainkan vagina Mbak Zackia, kuminta Mbak Zackia bersiap, sedangkan Bi Lina kusuruh berhenti memainkan buah zakar dan batang kemaluanku. Muka Mbak Zackia kembali tegang.

Setelah memasang kondom, ku ludahi batang kemaluanku agar lebih licin, meski memek Mbak Zackia sebenarnya juga sudah sangat basah tetapi aku jaga-jaga agar batang perkasaku bisa lebih mudah memasuki gerbang surgawi Mbak Zackia. Ku arahkan perlahan kepala kemaluanku, ke lubang kenikmatan Mbak Zackia. Ku tekan sedikit, meleset, ku posisikan lagi, tekan lagi, tetap saja meleset, tidak bisa masuk. Aku menjadi ikut gugup. Untunglah Bi Lina dan Tante Ririn mendekat, mereka berdua tanggap dengan kesulitan yang kuhadapi. Tante Ririn dengan sigap menepiskan kedua sisi vagina Mbak Zackia dengan kedua sisi telapak tangannya. Lubang senggama Mbak Zackia bisa terkuak, kucoba masukkan lagi, ternyata masih meleset juga. Bi Lina mengulurkan jari tanggannya, memijat bagian atas dan bawah lubang senggama Mbak Zackia, sehingga secara elastis lubang kemaluan Mbak Zackia bisa lebih terkuak lagi. Klitorisnya menyembul, langsung aku gesek-gesek dengan jariku. Mbak Zackia belingsatan liar, cairan cintanya meleleh semakin banyak lagi.

Aku kembali berkonsentrasi memasukkan kepala kejantananku ke lubang senggama Mbak Zackia. Kepala kemaluanku dengan sedikit kupaksakan, bisa masuk ke lubang surganya, ku tahu Mbak Zackia sedikit merasa perih. Ku diamkan sebentar burungku dan kembali aku elus itilnya untuk mengurangi rasa perihnya.

“Coba mbak sambil netek,” kataku berusaha agar perhatian Mbak Zackia tidak terlalu fokus pada lubang memeknya. Karena Bi Lina yang sudah dalam kondisi bugil maka ku arahkan dia untuk mendekat ke kepala Mbak Zackia.

Bi Lina meyodorkan susunya yang seadanya untuk diisap Mbak Zackia. Mbak Zackia mengikuti instruksiku langsung, mengenyot puting Bi Lina. Bi Lina meringis. Mbak Zackia mengulum puting susu Bi Lina dengan kuat. Bi Lina mengernyit ngilu.

Aku meminta Tante Ririn bergeser untuk memberiku sedikit ruang. Pelan-pelan aku kembali menekan kontolku masuk ke memek Mbak Zackia. Separuh batang kejantananku masuk ke dalam lubang senggamanya. Terasa sempit, liang vaginanya memeluk burungku erat. Kepala kemaluanku bagaikan disetrum dan dihisap oleh suatu tenaga yang luar biasa mengenakan. Ku tarik mundur sedikit kemudian ku majukan lagi. Ku lakukan gerakan itu berulang hingga ku rasa vagina Mbak Zackia sudah menyesuaikan dengan kontolku.

Ketika memek Mbak Zackia sudah bisa menerima kontolku, ku tekan sekuat tenaga dan batang kejantananku melesat ke dalam lubang kemaluan Mbak Zackia diiringi dengan dua jeritan. Yang pertama adalah jeritan Mbak Zackia sendiri karena merasa kaget dan satunya lagi adalah jeritan Bi Lina, sebab tanpa Mbak Zackia sadari, dia telah menggigit keras puting susu Bi Lina yang masih dikulumnya itu. Tante Ririn terkekeh melihat kejadian itu. Sesaat ku biarkan batang kejantananku membenam di dalam lubang senggama Mbak Zackia. Terasa ada kedut-kedut remasan di dinding vagina Mbak Zackia. Akhirnya aku membobol keperawanan Mbak Zackia.

Setelah tubuh Mbak Zackia melemas, ku mundurkan pantatku, ternyata bibir kemaluan Mbak Zackia ikut tertarik. Bibir kemaluan Mbak Zackia mengikuti gerakan pantatku, begitu aku mundurkan maka bibir kemaluannya akan mencuat ke atas karena ikut tertarik. Sebaliknya, jika kumajukan lagi pinggulku, maka bibir kemaluan Mbak Zackia pun ikut melesak ke bawah dan terbenam. Sungguh fantastis. Ku percepat gerakan maju mundurku, semakin lama aku merasakan cengkraman lubang senggama Mbak Zackia melemah. Lorong lubang vagina Mbak Zackia pun semakin licin, meski tetap saja kesat.

“Aaaahhh ... eeghhhh ... eeghhhhh.” Mbak Zackia sudah bisa menikmatinya sodokan kontolku. Dia terus mendesah dan melenguh disela-sela kesibukkannya mengulum puting Bi Lina.

Bi Lina sendiri juga larut terbuai kenikmatan akibat perlakuan Mbak Zackia di teteknya. Tanpa ada yang mengarahkan dia memainkan sendiri memeknya dengan jari-jarinya. Samar-samar aku mendengar desahan orang lain. Aku menengok ke sumber suara. Betapa kagetnya aku mendapati Tante Ririn berdiri di belakang Tante Ratna yang duduk di sofa, dia sedang meremas-remas payudara super Tante Ratna. Tante Ratna terlihat keberatan atas perlakuan Tante Ririn. Tangannya memegangi tangan Tante Ririn yang ada di dadanya tetapi tidak berusaha menahannya. Muka Tante Ratna sayu, bibirnya membuka sedikit, dari situlah desahan itu keluar. Aku sangat girang. Akhirnya peluang untuk menikmati sensai tubuh kelas satu terbuka.

Semangatku semakin membara kupercepat goyanganku. Aku meyetubuhi Mbak Zackia dengan liar, lupa bahwa itu mungkin benar-benar pengalaman pertama Mbak Zackia. Mbak Zackia mengelepar tidak karuan. Kulumannya di puting Bi Lina terlepas. Mbak Zackia megap-megap merasakan kenikmatan yang luar biasa.

“Iko ... I ... ko ... ko.” Mbak Zackia memanggilku tetapi aku yang sudah dibutakan oleh nafsu tidak mendengarnya.

“Ogghh ... ooghhh ... oohhh.” Aku melenguh nikmat merasakan memek vagina Mbak Zackia yang sempit. Ku hentak-hentakan pinggulku. Kontolku menghujam-hujam dalam.

Tidak ada variasi gaya. Kami hanya melakukan dalam satu posisi, misionaris, sampai akhirnya tenaga Mbak Zackia terkuras, terkonversi menjadi gelombang kenikmatan yang siap meledak. Tanpa peringatan tubuh Mbak Zackia membusung tinggi, menegang kaku. Kepalanya mendongak, matanya terpejam, mulutnya menganga lebar mengerang tanpa suara. Ledakan gelombang kenikmatan meluluh lantahkan tubuh Mbak Zackia. Dia mengerang mendapatkan orgasme pertamanya.

Burungku seperti mendapat dorongan dari dalam. Cairan nikmat Mbak Zackia menyemprot melalu celah antara kontolku dan memeknya. Aku pun sadar bahwa Mbak Zackia telah mencapai klimaksnya. Sebenarnya aku masih ingin mengejar kenikmatanku bersama Mbak Zackia, tetapi melihat Mbak Zackia yang sudah terkapar lemah, aku tidak tega. Maka kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Mbak Zackia. Plopp.

Aku menarik Bi Lina. Ku posisikan dia menungging bertumpu di sofa, tepat di sebelah Tante Ratna. Tante Ratna sendiri sepertinya sudah terbuai nafsu, nafasnya terengah-engah, memandang kami sayu, tatapan berwibawanya sudah sedikit pudar. Tante Ririn telah berhasil melolosi kancing kemeja yang dipakainya dan menarik keluar payudara jumbo Tante Ratna. Aku bergerak merapat mencium mulut Tante Ririn sehingga burungku menyenggol tetek Tante Ratna, terasa empuk. Aku sengaja sedikit menggoyangkan pinggulku sehingga kontolku menampar pelan pipi Tante Ratna. Tante Ratna melengos risih. Aku tersenyum usil memandangnya.

Aku memposisikan diri di belakang Bi Lina. Batang keperkasaanku sudah bersiap menembus memek Bi Lina. Satu hentakkan keras batangku sudah memenuhi liang senggamanya. Bi Lina melenguh nikmat. Sandaran tangannya sedikit goyah, dia memperbaikinya. Aku memompa kontolku di memek Bi Lina mencoba membangun kembali kenikmatanku. Ku setubuhi Bi Lina dari belakang sambil tanganku meremasi tetek Bi Lina yang keriput menggantung ke sana ke mari. Bi Lina juga berusaha menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakkanku.

“Akkkhhh .... ahhkk ... ohhh ... ahhhh.” Bi Lina kembali melenguh, mendesah, dan mengerang berisik.

Gerakkan kami yang liar membuat tubuh Bi Lina lama-lama menghimpit badan Tante Ratna. Kepala Bi Lina kini tepat di samping payudara Tante Ratna. Tentu saja ada rasa sungkan di hati Bi Lina karena tubuhnya menabrak-nabrak badan teman majikkannya ini tetapi dia tidak bisa menghindar. Posisi kami yang sudah saling berdekatan ku manfaatkan sebaik-baiknya. Tanpa meminta izin, tanganku langsung menjamah tetek Tante Ratna. Aku remas gemas, kemudian aku pelintir putingnya.

“Eeeeegghhhhh!” Tante Ratna merintih kaget. Dia memegang tanganku tetapi sama sekali tidak ada tenaga yang menahannya.

Beberapa menit berikutnya ku habiskan untuk menggonjot Bi Lina sambil meremasi tetek Tante Ratna. Tante Ririn sudah mundur menemani Mbak Zackia yang masih lemah.

“Bi, sedot susu Tante Ratna!” perintahku ke pada Bi Lina.

Bi Lina menengok, menatapku bingung, kemudian beralih menatap Tante Ratna berharap mendapatkan persetujuan tetapi Tante Ratna membuang muka.

Aku mencabut kontolku dari liang vagina Bi Lina dan langsung beralih melumat tetek Tante Ratna tanpa menunggu persetujuannya.

“Ohhhhhhhh.” Tante Ratna mendesah pelan.

Bi Lina sedikit kecewa mendapati kontolku meninggalkan liang nikmatnya. Aku kode dia untuk mengikuti. Dengan ragu-ragu dia mencucup puting Tante Ratna yang satunya. Tante Ratna mendesah-desah pasrah. Tanpa disadari Tante Ratna tanganku sudah mengelus-elus kemaluannya yang terasa tembam dan tentu saja sudah mulai basah.

Puas menyusu pada tetek ekstra Tante Ratna, aku serahkan semuanya ke Bi Lina. Melihat Bi Lina yang patuh maka aku apresiasi dengan memberikan jilatan di memeknya. Posisi Bi Lina yang menungging membuat lubang pantatnya terekspos, meyebarkan aroma yang khas. Nafsuku memerintahkanku untuk menjilati seluruh wilayah belakang Bi Lina. Bi Lina mengerang-erang nikmat. Jilatan dan emutan di payudara Tante Ratna semakin menjadi. Berlawanan dengan Bi Lina, Tante Ratna hanya bereaksi dengan mendesah-desah pelan tapi aku rasakan memeknya sudah berdenyut-denyut basah. Maka aku langsung melucuti celana dalamnya dan menari ke atas rok yang dikenakannya. Jariku langsung sibuk mengeksplorasi seluruh bagian memek Tante Ratna. Tangan Tante Ratna meraih tanganku untuk menahannya, tetapi sekali lagi tidak ada tenaganya sama sekali bahkan pahanya secara tidak disadarinya mulai bergerak membuka lebar, lubang vaginanya juga mulai menguak.

Aku yang sudah tidak sabar langsung menghentikan segala aktivitasku dan fokus mengarahkan batang keperjakaanku menuju kemaluan Tante Ratna. Satu sodokan mantab menghantarkan batang nikmatku menembus lubang surga Tante Ratna dengan mudah. Tante Ratna tersadar, panik, dan berusaha menahanku dengan tenaga lemah.

“Jangan ... jangan ...” katanya lirih.

Larangannya justru ku balas dengan goyanga pinggul super cepat. Kontolku menggagahi memek Tante Ratna dengan perkasa. Suara berikutnya yang keluar dari mulut Tante Ratna hanya engahan dan erangan nikmat. Mungkin persepsiku tentang Tante Ratna telah memberikan pengaruh pada sensasi kenikmatan yang ku rasakan. Kenikmatan yang ku terima terasa megah. Empotan memek Tante Ratna terasa mewah bagaikan hindangan restoran kelas satu.

Tubuh gempal Tante Ratna bergoyang-goyang. Aku merapat memeluknya dengan gemas. Bi Lina menyingkir memberiku ruang untuk menikmati Tante Ratna seutuhnya. Aku menatapnya dengan ucapan terima kasih. Sabar ya bi, tunggu giliran bibi lagi kataku dalam hati.

Burungku tidak berhenti bekerja memuasi memek Tante Ratna. Aku masih memeluknya, dada kami berhempitan terasa empuk. Sesekali kucucupi puting Tante Ranta yang mebuatnya merintih. Ku pandang wajah anggun Tante Ranta, dia memejamkan mata tak kuasa menahan nikmat. Ku dekatkan bibirku dan ku lumat bibirnya. Sekilas ku lihat ada sedikit air mata meleleh dari pinggir matanya.

Selama percintaaan ini Tante Ratna hanya pasif saja tapi entah kenapa aku merasakan kenikmatan yang berbeda, kenikmatan yang lebih, dari yang pernah kurasakan ketika bersetubuh dengan Mbak Zackia, Bi Lina atau Tante Ririn. Ketika aku sedang khusuk mencumbui Tante Ratna, tiba-tiba kurasakan balutan hangat, basah di buah zakarku, merambat ke lubang pantatku. Aku menengok ke belakang. Entah ide dari mana Bi Lina sudah berada di antara selangkanganku, asyik melumati zakar dan wilayah belakangku. Aku tersenyum mengapresiasi. Aku menjadi kasihan dengan Bi Lina yang sepertinya sudah tidak sabar menunggu giliran.

Aku fokus untuk segera mengantar Tante Ratna mencapai puncak kenikmatan. Namun, aku merasakan dibalik sifat pendiamnya, dia menyimpan nafsu yang besar yang tidak mudah untuk dipuaskan. Hampir setengah jam aku menggagahinya, Tante Ratna masih belum juga menunjukkan tanda-tanda akan orgasme. Sedangkan aku sendiri sudah mulai merasakan air maniku mendobrak-dobrak untuk disemprotkan. Apalagi ditambah dengan sensasi yang diberikan oleh Bi Lina. Aku akhirnya menyerah.

Ku tarik keluar batang pusakaku. Tante Ratna melenguh panjang kemudian diam, nafasnya terengah-engah. Dia membuka matanya menatapku tajam. Aku jadi salah tingkah. Aku bergerak menyingkir. Ku Tarik Bi Lina. Aku memposisikan diriku berbaring di lantai. Ku arahkan Bi Lina untuk menduduki kontolku. Detik berikutnya kontolku telah amblas dalam vaginanya.

Bi Lina tanpa ku suruh langsung menaik-turunkan pantatnya, maju mundur, perlahan dan cepat, kadang berposisi seperti menunggang kuda, bergerak binal dan liar. Ku gapai teteknya yang menggantung langsung ku serang putingnya yang sangat sensitif. Bi Lina meraung-raung keenakkan. Permainan kami ternyata menarik perhatian Tante Ririn, dan Mbak Zackia yang kini telah pulih tenaganya. Mereka memang sudah memperhatikan sedari tadi.

"Iko, masa sih kalah dengan Tante Ratna," sindir Tante Ririn.

Sial, kenapa dia bisa tahu sih batinku dalam hati. Aku hanya nyengir saja tidak membalas.

Mereka kemudian bergabung dengan Tante Ratna di sofa. Menontonku diperkosa Bi Lina, kadang mereka mengeluarkan komentar lucu.

Bi Lina sudah berkeringat banyak sekali, aku merasakan ada cairan hangat yang merembes dibatang kejantananku. Aku sendiri sudah menahan desakkan kenikmatan yang memuncak sejak tadi.

“Bi, mau sampai in-.”

“ARGGGHHHHHHHHHHHH!” Bi Lina membalas dengan erangan kuat. Pinggulnya dihujam-hujamkan ke bawah.

Orgasmeku langsung berakselerasi kencang. Air maniku melesat ke luar bagai peluru.

“AAAAAKKKKKKKHHH!” Aku menyusul mencapai klimaks.

Tubuh kami menegang, kami berpelukan erat lebur dalam kenikmatan yang tak terelakan.

§​

Hari sudah siang, kami makan siang bersama. Kami asyik menyantap masakan buatan Tante Ririn dan Bi Lina sembari mengevaluasi dan bercakap-cakap mengenai pertandingan kami. Tante Ratna masih saja tidak banyak bicara. Mbak Zackia menunjukkan antusiasme untuk mencoba lagi setelah pengalaman pertamanya yang fantastis. Bi Lina meski tidak berani bersuara vokal, karena sungkan, sangat jelas dia lah yang memiliki ketertarikan paling tinggi soal SEX. Tante Ririn tentu saja tidak akan pernah menolak jika ku ajak bertanding. Tapi, tentu saja Tante Ratna lah yang belum menjawab rasa penasaranku. Sayangnya setelah makan siang dia segera pamit pulang karena ada keperluan. Kami pun menyudahi kegiatan hari itu demi menjaga stamina masing-masing.

Keesokkan harinya kami kembali melakukan olahraga bersama. Tante Ratna tidak hadir karena harus menemani suaminya, aku sangat kecewa tetapi tiga wanita lainnya berhasil mengobati rasa kecewaku.

§​

Ada awal, ada akhir. Mungkin ini akan menjadi suatu akhir tetapi juga merupakan awal bagi yang lainnya. Mesin penghapus memoriku telah siap bekerja kembali. Semua persiapan telah dilakukan. Jariku sudah siap untuk menekan tombol untuk memulai. Semua kenangan selama satu bulan terakhir kembali melintas di kepalaku. Aku tersenyum, ini akan mejadi akhir kisah petualangan kita. Tombol ku tekan. Mesin mulai bekerja. Tanpa gangguan. Sekali lagi memori penduduk desa tentang SEX aku hapus.

TAMAT
 
program untuk mengembalikan memory belum diciptakan bos
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd