Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ml dengan tunangan orang

tomcats911

Suka Semprot
UG-FR
Daftar
20 Apr 2012
Post
17
Like diterima
4
Bimabet
Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di
suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang
pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu.
Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan
temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di
Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota
untuk keperluan bisnisnya. Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki
yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga.
Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan
pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba
telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau
pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta
api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena
di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak,
lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti
bagaimana rupanya. Tidak lama kemudian Deni datang, karena
rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung
menuju ke kamarku. "Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana
kuncinya..?" kata Deni. "Tuh.., di atas meja belajar." kataku,
padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku. "Oh
ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya,
soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak
dulu kesini. Bentar kok Rick..," kata Deni sambil tertawa kecil.
"Erick..," kataku sambil menyodorkan tanganku. "Indi..," katanya
sambil tersenyum. "Busyeett..! Senyumannya..!" kataku dalam
hati. Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan
tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih,
payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya,
wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar. "Heh..! Kok malah
bengong Rick..!" kata Deni sambil menepuk pundakku. "Eh.. oh..
kenapa Den..?" kaget juga aku. "Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya
Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!" ucap Deni
sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. "Sialan lu
Den..!" gerutuku dalam hati. Seperginya Deni, aku jadi seperti
orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang
harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak
pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya. "Mo minum apa Ndi..?"
kataku melepas rasa maluku. "Apa aja deh Rick. Asal jangan
ngasih racun." katanya sambil tersenyum. "Bisa juga bercanda
nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!" kataku
dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman
kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami mengobrol tidak menentu,
sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi
tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau
Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung,
nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi
bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana. "Udah deh Ndi..,
mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti
dong..!" kataku sok bijaksana. "Kalo sekali sih nggak apa Rick,
tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga,
jangan-jangan Dia punya cewek lain..!" ucap Indi dengan nada
kesal. "Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu
salah," kataku. "Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh,
nggak usah ngomongin Dia lagi..!" potong Indi. "Terus mau
ngomong apa nih..?" kataku polos. Indi tersenyum mendengar
ucapanku. "Kamu udah punya pacar Rick..?" tanya Indi. "Eh,
belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?"
jawabku sedikit berbohong. "Ah bohong Kamu Rick..!" ucap Indi
sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku
seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri
perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi
melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-
pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku
sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku. "Ada apa
Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?" katak u pura-pura
bodoh. "Rick, Kamu mau nolongin Aku..?" ucap Indi seperti
memelas. "Iyaa.., ada apa Ndi..?" jawabku. "Aku.., Aku.. pengen
bercinta Rick..?" pinta Indi. "Hah..!" kaget juga aku
mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru
juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah
mengucapkan hal seperti itu kepadaku. "Ka.., Kamu..?" ujarku
terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata-
kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian
dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium
bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti
itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku,
namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya
merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia
mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, "Aku pengen
bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!" Lalu dia mulai
mencium telinganku, kemudian leherku, "Aahh..!" aku mendesah.
Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit
juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian
dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga
mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang
nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami
berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat
telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia
mendesah kenikmatan, "Aahh Rick..!" Mendengar desahannya,
aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke
dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait
BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas.
Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah
mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah
mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit,
tetapi sakitnya sakit nikmat. "Rick.., buka dong bajunya..!"
katanya manja. "Bukain dong Ndi..," kataku. Sambil menciumiku,
Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos
dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia
langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku
hanya bisa mendesah karena nikmatnya, "Akhh.., Ndi."
Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya
juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika
melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke
atas.Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala
kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia
turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya.
Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang
keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas
menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam
mulutnya. "Okhh.. nikmat sekali," kataku dalam hati, sepertinya
kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya,
sekali- sekali dia gigit kemaluanku. "Auwww.., sakit dong Ndi..!"
kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar
ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan
kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat
juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,"Ndi, Aku mau
keluar.. akhh..!" Indi cuek saja, dia malah menyedot batang
kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, "Croott.. croott..!"
Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi. Dia
menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi
nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian
berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri,
sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia
menghampiriku, menciumi bibirku. "Puasin Aku Rick..!" katanya
sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur.
Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya,
kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati
belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, "Aahh..!"
Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian
lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang
sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas
payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir
putingnya. "Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!"
desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya,
badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin
turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai
melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit
kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin
kata orang itu adalah klitoris. Indi semakin melenguh hebat, dia
menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai
menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir
kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris,
dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.
"Aakkhh.. Rick..," Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah
orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot
hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku
menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak
pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya.
"Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!" pinta dia dengan wajah
memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah
menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke
mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir
kemaluannya. "Udah dong Rick..! Cepet masukin..!" katanya
manja. "Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget."
kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah,
sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya
yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian
kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah
merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. "Bless..!"
akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.
"Aaakkhh Rick..!" desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan
kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai
mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang-
kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya.
Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.
"Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!" erang Indi sambil
tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot
tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, "Aaakkhh.. Eriicckk..!"
Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan. "Aku udah
keluar duluan Sayang..!" kata Indi. "Aku masih lama Ndi..," kataku
sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh
Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi
melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti
goyangan pantat Indi. "Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali."
kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran,
kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah
basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju
puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan
kenikmatan ini. "Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..," kataku agak
terbata-bata. "Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya
Sayang..!" kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang
bahenol itu. Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak
kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin
kupercepat, sampai pada akhirnya, "Aaakkhh.., Ericckk..!" jerit
Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku. "Aakhh, Indii..,
Aku sayang Kamuu..!" erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami
terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal
seperti pelari marathon. "Kamu hebat sekali Rick..!" puji Indi.
"Kamu juga Ndi..!" pujiku juga setelah agak lama kami
berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami
kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang.
 
Rejeki Nomplok, Mas Bro .....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd