Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

My True Walk In Interview

Di pelototin lebih dari 100 pasang mata..
tetapi jejak yg diharapkan tak kunjung tiba
:'(
 
keren. Cerita na bikin hanyut gan. Romantis. Lebih mirip novel roman drpd cerita panas. I do really like this.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Maaf

Closed

Note to mimin and momod
Mohon digembok aja thread ini

Thanks
 
Terakhir diubah:
Terdengar lagi lenguhan Tia saat saya mulai
mengulum buah dadanya. Kali ini terdengar lebih
keras dari sebelumnya. Mungkin hasrat itu
telah memenuhi kepalanya. Jilatan-jilatan
diselingi gigitan-gigitan kecil mendarat di sekitar
putingnya, berkali-kali membuatnya berjingkat
terkejut. Saya meneruskan cumbuan saya ke arah
perutnya, hingga pada akhirnya berhasil
membebaskan celana panjangnya ke karpet.
Sekarang terpampang pemandangan yang tidak
mungkin saya lupakan, seorang Tia yang baru
saya kenal hari ini, rebah dengan hanya
berbalutkan celana dalam. Untuk pertama kalinya
saya memandang seorang wanita dalam kondisi
seperti ini tidak dengan nafsu yang menguasai.
Begitu terasa bagaimana saya memang
menyayangi dan menginginkannya. Matanya yang
memandang lembut ke arahku, menghadirkan
begitu banyak kedamaian, sesuatu yang terus
saya cari selama ini dari diri seorang wanita.
Kini saya mengulum pusarnya, seiring lenguhan-
lenguhan kecil yang terdengar dari bibirnya.
Perlahan saya mulai menurunkan kain terakhir
yang menempel pada tubuh Tia. Terdengar sedikit
nada terkejut Tia saat saya mulai menurunkan
centi demi centi celana dalamnya menyusuri
kedua kakinya hingga terlepas entah kemana.
Seiring itupun, saya mulai menurunkan jilatan ke
arah selangkangannya. "Ryo...mau ngapain...,
uugghh...", pertanyaan yang coba diajukan Tia
tidak dapat diselesaikannya begitu dirasakannya
sebuah jilatan mendarat di organ kewanitaannya.
Permainan lidahku pada liang kewanitaannya
memang saya usahakan selembut mungkin,
hingga terkadang hanya sedikit saja ujung lidahku
menyentuhnya. Namun hal ini malah justru
memicu reaksi Tia semakin terbakar.
"Ohhh....Ryooo. ..", lenguhnya panjang diiringi
nafasnya yang semakin tidak beraturan.
Hisapan dan jilatan silih berganti saya lakukan
dengan penuh kelembutan padanya, hingga pada
akhirnya terdengar Tia seperti mendekati
puncaknya. "Aaahhh..... .", jeritnya panjang
sambil menghentakkan tubuhnya ke atas saat
puncak itu datang melandanya, menggulungnya
dalam suatu sensasi keindahan yang sangat
melenakan dan menghempaskannya ke dalam
jurang kenikmatan yang begitu dalam.
Kini saya memandang wajahnya. Matanya yang
terpejam sambil menggigiti bibirnya sendiri dan
tangannya yang mencengkram seprai di tepian
ranjang dengan kencang serta nafasnya yang tidak
beraturan cukup untuk mengekspresikan betapa
tingginya Tia terbuai dalam gelombang orgasme
yang baru saja dilaluinya. Saya biarkan Tia
meregang dirinya dalam detik demi detik puncak
kenikmatan yang baru saja didapatnya untuk
menyibukkan diri mencari sebuah benda yang
"lubricated with nonoxynol 9, for greater
protection" (If you were a great CCS fan, you
should know this thing) yang selalu disisipkan di
dompetku (my friend said that only bastards
always bring this thing around. Yeah...maybe I'm
the one of them).
Tia baru membuka matanya ketika dirasakannya
sebuah benda menempel lembut pada bibir
organ kewanitaannya. Dibukanya matanya
memandang lembut ke arah wajahku yang tepat
berada di depan wajahnya. "Tia, may I....?",
bisikku sambil mengecup keningnya.
Tia hanya mengedipkan kedua matanya sekali
sambil tetap memandangku. That's enough for me
to know the answer of this question.
Perlahan-lahan saya tekan kejantananku
menerobos liang kewanitaannya. So gentle and
smooth. Terdengar nafas Tia tertahan di
tenggorokannya, menikmati sensasi mili demi
mili penetrasi yang dilakukanku terhadapnya,
hingga akhirnya keseluruhannya terbenam utuh.
Kami terdiam dan saling berpandangan sejenak,
menikmati bersatunya raga (dan hati) kami
berdua. Saya kecup bibirnya lembut sebelum
mulai melenakannya dalam sebuah persetubuhan
yang sangat indah. Saya masih ingat persis,
bagaimana kedua tangan kami saling
bergenggaman erat di sisi tepi ranjang saat kami
terus bergumul menyatukan hasrat dan raga
kami. Betapa lembut buah dadanya menekan
dadaku, dan betapa hangat melingkupi
kejantananku yang terus memompanya,
membawa kami semakin tinggi terbuai
kenikmatan duniawi.
Entah berapa lama keadaan ini berlangsung,
ketika pada saatnya terdengar Tia mulai
mendekati orgasme keduanya. Tangannya
merangkul pundakku, mendekap tubuhku erat
seakan ingin mengajakku ikut dalam gelombang
orgasmenya. Nafasnya makin memburu,
terdengar jelas di telinga kananku. Saya pun
meningkatkan kecepatan penetrasi untuk
membantunya mendapatkan puncak kedua
kalinya.
"Eeegghhh... .Ryooo... ...aahhh. .", jerit Tia
tertahan mencoba menyebut namaku saat
gelombang orgasme keduanya benar-benar
datang menggulungnya, menelannya kembali ke
dalam jurang kenikmatan yang sangat dalam.
Saya menghentikan pergumulan kami sejenak,
memberinya kesempatan untuk kembali mengatur
nafasnya seusai melewati puncaknya yang kedua.
Saya hanya memberikan senyuman dan kecupan
lembut di keningnya saat pada akhirnya Tia mulai
membuka matanya.
"You're so lovely tonight", bisikku padanya.
"Ryoo...eh.. !!", teriaknya sedikit terkejut saat tiba-
tiba saya menarik kedua tangannya untuk
kemudian mendudukkannya dalam pangkuanku.
Punggungku bersandar di kepala ranjang, dan
wajah kami saling memandang. Kami kembali
berciuman. Perlahan kuangkat tubuhnya, untuk
kembali menekankan kejantananku pada liang
kewanitaannya. Walaupun kami tengah
berciuman, masih sempat kudengar erangan
lirihnya saat Tia merasakan bagaimana
kejantananku perlahan menikam tubuhnya.
Kali ini kubiarkan Tia memegang kendali.
Kubiarkan bagaimana dengan bebasnya Tia
memompa diriku. Pundakku dijadikan tumpuan
olehnya untuk terus menaik-turunkan tubuhnya
di atasku. Saya hanya membantunya dengan
meremas buah pinggulnya dan sedikit menaikkan
posisi selangkanganku, hingga batangku terasa
makin dalam menghujamnya.
Ahh....sungguh suatu pemandangan yang tidak
akan terlupakan bagaimana melihat dirinya terus
menyatukan raga kami ke dalam suatu
persetubuhan yang sangat intim. Matanya yang
terpejam, rambut sebahunya yang sudah mulai
dibasahi keringat terurai bebas, bibirnya yang
digigitnya sendiri dan tubuhnya yang berguncang-
guncang. ....Ughh. .., It's really a loveable thing to
see.

Semprot gan
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd