Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Nafsu Birahi Citra (TAMAT)

Bimabet
Sambungan dari part 2:
https://www.semprot.com/threads/1095520?-Nafsu-Birahi-Citra/page4

Nafsu Birahi Citra part 3 | Perselingkuhan Yang sesungguhnya.

Terima kasih atas semua komentar, masukan dan kritikan yang telah diberikan. Nafsu Birahi Citra (NBC) ini adalah merupakan sebuah cerita fiksi berlatar belakang rumah tangga.

Para tokoh :
1. Citra Agustina (26), Seorang wanita cantik berambut hitam panjang sepunggung, berkulit putih, tubuh kurus namun memiliki payudara ekstra besar berukuran 36 D
2. Marwan Sudiro (32), Suami Citra yang egois, gengsi namun penyayang
3. Anissa Rumina (22), Ibu rumah tangga biasa yang berkepribadian ganda.
4. Seto Maryadi (24), Suami playboy Anissa yang suka main perempuan dibelakang istrinya.
5. Pak Utet (52), Lelaki tua mesum yang sangat jatuh cinta kepada Citra.
6. Bu Ratmi (38), Istri Pak Utet, wanita rumahan pemilik toko kelontong di halaman rumah.


***


JGREK JGREEK JGREK....
Dengan kekuatan penuh, Pak Utet berusaha menyalakan mesin motor tuanya. Kaki rentanya berulangkali menendang pedal starter motornya kuat-kuat, berharap mesin motor bututnya dapat segera menyala.

JGREK JGREEK JGREK....
BRUUUUMMMM BRUUUUMMMM...

"Semangat amat pak..?" Tanya Bu Ratmi, istri Pak Utet, "Nendangnya jangan kenceng-kenceng, eling encoknya, ntar malah kambuh lagi... hihihihi..."
"Hak hak hak...Bu'ne-bu'ne... Wong wes jelas keliatan sehat gini kok encok'an..."
"Hari ini berangkat kerja bareng Neng Citra lagi pak?" Tanya Bu Ratmi lagi sambil menunggingkan pantatnya, mencantelkan bekal Pak Utet, gorengan pisang di gantungan motornya.
"Ho'oh Bu'ne..."
"Kok pagi-pagi kamu udah ngaceng aja pak'e?"
"Hah...? Ngaceng...? Mana...?" Tanya Pak Utet pura-pura tak tahu.
"Niiiihhhh..." Jawab Bu Ratmi ketus sambil meremas penis besar suaminya dari luar celana, "Kamu ngaceng mbayangin Neng Citra ya...?"
"Hak hak hak ...Mbayangin Neng Citra piye toh? Aku itu ngaceng karena liat bokongmu kuwi loh Bu'ne... Nyangkutin makanan aja sampe nungging-nungging gitu... Semok montoknya pengen dicoblos... "
"Beneran pengen nyoblos...?" Tanya Bu Ratmi Manja, "Nih kalo mau nyoblos... " Goda Bu Ratmi sambil mengangkat belakang dasternya tinggi-tinggi sampai kebatas pinggul. Memamerkan kemulusan pantat bulatnya yang berwarna coklat menggoda.
"Heeeh.... Kok nggak pake kancut kowe bu.."
"Hihihi... Ben gampang kalo mau nyoblosnya pak... Yuk buruan..."
"Kowe iki loh.. Masih diteras kok malah buka-buka daster.. Ntar ada yang liat loh...."
"Haadeeehhh... Nggak bakalan ada kok.... Khan ini masih subuh... Wes ayo buruan dicoblos... Aku wes siap..." Kata Bu Ratmi yang semakin menaikkan dasternya sambil merentangkan pahanya lebar-lebar. Sengaja memamerkan lubang pantat dan vaginanya yang ditumbuhi rambut lebat.

Karena posisi garasi motor Pak Utet ada di halaman samping rumah, Bu Ratmi sama sekali tak merasa risih untuk membuka baju. Terlebih dihalaman itu juga terdapat toko kelontong yang berpagar spanduk, membuat mereka berdua merasa aman untuk melakukan persetubuhan diluar ruang.

"Hak hak hak.... Gatel banget kowe Bu'ne...?"
"Laaaah... Khan ama suami sendiri gatelnya....Weeeekkk" Ejek Bu Ratmi, "Wes pak... Ayooo.." Ajak Bu Ratmi menggandeng pergelangan tangan Pak Utet ke arah kursi bambu di samping pintu toko.

Tanpa basa-basi, Pak Utet langsung meladeni permintaan istrinya. Ia lalu mematikan mesin motornya dan menurunkan resleting celananya. Dengan nafas menggebu karena nafsu, Pak Utet segera mengeluarkan penisnya yang sudah mengacung keras dan meminta Bu Ratmi yang sudah duduk di kursi bambu untuk menghisapnya.

Mengerti permintaan suaminya, Bu Ratmi segera membuka mulutnya dan mulai menghisapi penis Pak Utet. "Sluuurpp.. Kontolmu memang besar banget pak..." Puji Bu Ratmi. Walau sudah menikah lebih dari 10 tahun, Bu Ratmi tetap saja kagum akan kebesaran penis suaminya. Ia bahkan sering memamerkan kehebatan suaminya diranjang kepada rekan gosipnya.
"Kontol kaya gini nih yang selalu bikin wanita tergila-gila... Sluuurrpp..." Kata Bu Ratmi tante sambil terus menjilati dan mengocok penis Pak Utet
"Wuenak banget Bu'ne.."

Bu Ratmi lalu menurunkan tali dasternya dan mengeluarkan payudara besarnya yang berwarna sawo matang. Dengan ganas, Bu Ratmi lalu menggosok-gosokkan penis suaminya di payudaranya. Melumat lembut batang kebanggaan suaminya itu dengan daging bulatnya.
"Ouuuugh.. Bu'neeeee.. Nikmat bangettt...." Desah Pak Utet sambil bersandar memegangi dinding toko.

Tiba-tiba Bu Ratmi menghentikan kegiatannya, ia lalu merebahkan diri di atas kursi mambu lalu mengarahkan penis Pak Utet ke vaginanya.
"Wes... Ayo Pak....Cepet... Entotin aku pak..." Kata Bu Ratmi tak sabaran.

Tanpa diperintah lagi, Pak Utet langsung menancapkan kepala penisnya dibibir vagina Bu Ratmi.
"Oooughh..", teriak Bu Ratmi.
"Kenapa Bu'ne..?".
"Enak pak.... Penuh banget.... Wes... Ayo terusin.."

Melihat istriny merem melek keenakan, Pak Utet kembali menusukkan kepala penisnya. Perlahan, kepala penis itu mulai menyeruak masuk ke dalam vagina Bu Ratmi.
"Sakit nggak Bu'ne...? Sempit tenan tempikmu..."
"Nggak pak.. Terusin saja.... Oough..Terus pak..Ooughh...".

Tak lama, batang penis Pak Utet akhirnya dapat terbenam seluruhnya, hanya menyisakan kumpulan rambut keriting kelamin mereka.
"Goyangin kontolmu pak... Ayo disodok-sodok..."

Perlahan tapi pasti, pak Utet mulai menggerakkan pinggulnya. Menarik dan mendorong penisnya ke dalam vagina Bu Ratmi yang berjembut lebat. Semakin lama, sodokan pinggul Pak Utet semakin cepat, menusuk dan mencabut vagina legit istrinya.

"Oughh paak... Teruuusss..."
"Hoooohhh.... Wenak Bu'ne...?"
"Wuenak banget paaakkk... " Kata Bu Ratmi sambil merem-melek.
"Hak hak hak.... "
"Ojo keluar duluan ya pak..." Tambah Bu Ratmi sembari meremasi payudaranya.

Melihat Bu Ratmi meremasi payudaranya, membuat pak Utet tiba-tiba teringat kepada Citra Agustina, istri Marwan. Walau payudara 36B milik istrinya yang tak semulus dan sebesar payudara Citra yang 36D, tetap saja mampu membuat Pak Utet kesetanan. Setiap kali daging bulat itu bergoyang seiring sodokan batang penisnya, Pak Utet meremasnya keras-keras.

"Uuuuhhh.... Paaakk... Sakiittt... " Jerit Bu Ratmi.

Mendengar istrinya kesakitan, Pak Utet seperti semakin kesetanan. Ia semakin mempercepat gerakan badannya. Maju mundur maju mundur. Dengan buas, lelaki tua juga menciumi puting payudara istrinya yang berwarna coklat kehitaman itu.

"Ough... pak... " Tiba-tiba Bu Ratmi menarik tubuh Pak Utet supaya mendekat ke badannya, "Paaakk...aku mau muncrat pak....

Melihat istrinya kelojotan, Pak Utet semakin mempercepat gerakannya.

CLOK CLOK CLOK CLOK
Suara persetubuhan kelamin mereka terdengar begitu basah dan nyaring.
CLOK CLOK CLOK CLOK

"OOOOooooohhhhhhggg paaaaakkkk.... Aku muncrat paaakk... Kontolmu bikin tempikku enaaaak banggetttt... Terus paaakk... Goyang teruuuss..."

CREETT CRETTT CREEETT...

Tak perlu waktu lama, Bu Ratmi tenggelam di dalam orgasmenya. Meninggalkan Pak Utet jauh dibelakang.

"Hak hak hak.... Wes muncrat Bu'ne...? Wes puas...?"
"Hihihihi....Ho'oh pak... Nih coba kowe rasain pijetan tempikku...."
"Hak hak hak... Hiya... Meres banget ngurutnya..."
"Hihihihi... Makasih yo pak... Kowe mesti iso bikin aku puas pak..."
"Yowes kalo gitu... aku berangkat kerja dulu yaaa.." tanya Pak Utet yang buru-buru mencabut penisnya yang masih keras dari vagina istrinya.

PLOOP

"Sssshh....... Looohhh.... Kowe nggak mau muncratin pejuhnya sekalian pak...?"
"Nggak ah Bu'ne... Ntar kalo aku muncrat, siangnya pasti ngantuk..." Kata Pak Utet beralasan.
"Ntar kentang looohhh....?"
"Hak hak hak... Khan bisa nanti sore lagi..."
"Yowes kalo gitu... Sini aku jilatin dulu deh... Biar bersih..." Kata Bu Ratmi yang tanpa membetukan dasternya yang terbuka dibagian dada, buru-buru duduk dan menjilati penis suaminya.
"Pak...."
"Hmmmm...."
"Bener tadi kowe ngaceng bukan gara-gara mbayangin Neng Citra...?
"Haaaah...? Kok kowe mikirnya gitu..?"
"Ya kali ajah kowe kepincut ama Neng Citra... Dia khan cantik, putih, seksi, mulus, semok... Pokoknya aku ngerti lah pak wanita kesukaanmu.."
"Owalah... Hak hak hak... Cuman lelaki HOMO Bu'ne, yang nggak ngaceng kalo mbayangin Neng Citra..."
"Paaak'eee..." Potong Bu Ratmi manja sambil menggigit batang penis Pak Utet.
"Iiii... iyaaa iyaaa ampuuunnnn.... Hak hak hak ..."
"Awas yaaaa... Jangan main-main ama dia..."
"hak hak hak... Kowe ngomong opo toh Bu'ne....Kowe khan ngerti, tak ada wanita lain yang lebih cantik daripada dirimu...."
"Gombal.... Awas aja loh ya kalo macem-macem ama wanita lain. Aku bakal potong kontolmu ini loh, biar ga bisa ngaceng lagi... " Kata Bu Ratmi sambil meremas kantong pelir Pak Utet yang mengantung lemas itu keras-keras.
"Uuuugghh ngilu.. Yakin mau motong kontol aku...? Ntar memek gatelmu nggak ada yang nggarukin lagi loh...?"
"Hihihihi... Iya juga ya..."
"Hak hak hak... Kowe tuh ada-ada aja, wanita secantik Neng Citra, mana mau ama kakek-peyot renta kaya aku bu... Ngimpi... Hak hak hak...
"Ya intinya aku nggak mau pak'e jadi berpindah kelain hati.... " Kata Bu Ratmi manja.
"Hak hak hak... uwes-uwes, ojo guyon wae... Ntar malah aku jadi makin telat iki...".
"Ojo ngebut" Pesan Bu Ratmi.
"iyooo..."
"Ojo balapan"
"Ho'ooohh..."
"Ojo ngajak boncengannya mampir mampir..."
"Hehehe..."
"Laaah... Malah nyegir-nyengir... Beneran ini pak'e... Kamu jangan macam-macam ama istri Mas Marwan kuwi loh yaa..."
"Iyeeee... Bu'ne-ku saaaayaaaannggg...."
"Pokok'e.... Sing ati-ati dijalan ya Pak'e..."

Dengan wajah ceria, Pak Utet memberikan kecupan sayang ke dahi istrinya. "Doain aku biar hari ini selamat sampe kantor ya Bu'ne... Aku jalan dulu..."

Secepat kilat, Pak Utet buru-buru memutar tuas gasnya dan memacu motor tuanya secepat mungkin ke rumah Citra. Bak pembalap profesional, semua tikungan jalan ia libas degan mudah. Sehingga tak lama kemudian, lelaki tua itu sudah berasa di rumah kontrakan Citra.

Tanpa Bu Ratmi ketahui, sudah hampir seminggu ini Pak Utet bermain api dengan istri Marwan. Dan sudah selama itu pula penis besar suaminya sering bersarang dan memuntahkan benih cintanya kerahim Citra. Berangkat ke kantor bareng hanyalah sebuah kedok abal-abal yang digunakan pak Utet dan Citra untuk mengelabui orang-orang sekitar mengenai kedekatan hubungan kelamin mereka.

Begitu pula dengan Marwan, selama ini ia tak mengetahui jika istri tercintanya telah bermain serong dengan seorang office boy kantor. Yang ia tahu hanyalah, demi menghemat pengeluaran bulanan, Citra merelakan dirinya berpanas-panas naik motor tua untuk bisa berangkat pulang bersama seorang lelaki tua. Marwan tak tahu jika selain itu, Citra juga merelakan tubuh dan aurat tubuhnya untuk dinikmati lelaki berpenis besar itu.

"Selamat pagi Mas Marwan... Neng Citranya ada?" Ucap Pak Utet sopan sambil memarkir motor tuanya dihalaman rumah Marwan..
"Ehh... Pak Utet... Pagi Pak... " Jawab Marwan, "Bentar ya pak... Sepertinya Citra baru mau mandi... Sayaaaanggg... Buruan mandinyaa... Pak Utet udah datang niihh..." Teriak Marwan lagi.
"Udah-udah nggak apa-apa mas... Santai saja..."
"Citra mah kalo mandi memang lama banget...."
"Hak hak hak... Biasa itu mas... Semua wanita memang seperti itu..." Kata Pak Utet,"Eh iya mas... Ini ada gorengan dari istri saya, lumayan buat sarapan..."
"Wuuuaaaah kebetulan pak ... Makasih banyak pak, udah mau repot-repot terus tiap pagi.... Hehehe..."
"Hakha hak... Ah, hanya pisang goreng aja kok mas.... Nggak usah terlalu dibesar-besarkan..
"Hehehe... Makasih banyak ya pak..... Yaudah... Masuk aja pak... Tunggu di dalam..." Kata Marwan mempersilakan tamunya masuk, "Saya mau beli rokok dulu diwarung depan..."

Melihat Marwan berjalan menjauh dari rumah dan meninggalkan istrinya mandi sendirian, tiba-tiba muncul pikiran iseng di otak Pak Utet. Alih-alih menunggu Citra selesai mandi, Pak Utet malah ingin ikut mandi bareng. Dan segera saja ia menuju kamar mandi, lalu mengetuk pintunya pelan.

TOK TOK TOK

"Yaaa masss... Masuk ajaa... Nggak dikunci kok..." Kata Citra lantang dari dalam kamar mandi. Tak lama, pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan sesosok wanita yang sedang telanjang bulat dengan rambut penuh busa.

Rupanya pagi itu Citra sedang keramas. Dan karena rambutnya penuh busa, Citra tak mampu melihat ke arah Pak Utet berdiri.

Celingukan, Pak Utet memperhatikan kondisi sekitar. "Aman..." Buru-buru ia masuk ke dalam kamar mandi, melepas semua bajunya, dan menggantungkannya di pintu kamar mandi.

"Kamu mau ikutan mandi mas...?" Tanya Citra. Rupanya ia masih belum sadar jika lelaki yang masuk kedalam kamar mandinya itu bukanlah suaminya " Pak Utet ditinggal diluar ya..?"

Tanpa menjawab apapun, Pak Utet langsung mendekat ke tubuh basah Citra, lalu meraih payudara Citra yang menggantung basah dari belakang. Dan dengan penis yang sudah mulai berdiri, Pak Utet menempelkannya ke belahan pantat Citra sambil menciumi tengkuk wanita cantik itu.

"Uuuhh... Mas.... Nafsu amat.... " Kata Citra yang merasa penis lelaki yang ada dibelakangnya mulai menyelip ke dekat bibir vaginanya.
"SLUURRPP... SLUUURRRPPPP" Jilat Pak Utet pada tengkuk leher Citra sambil sesekali menggigitnya pelan.
"Ssshh... Tumben tititmu pagi-pagi udah keras dan gini mas... Uuuhh..." Desah Citra sambil mulai memaju mundurkan pinggulnya, "Jadi bikin adek sange mas..."

BYUUUURRR....
Dengan santai, Citra mengguyur rambut panjangnya, membuat busa-busa shampo terbilas habis. Lalu dengan sekali seka, ia singkirkan rambut-rambut yang menutup wajahnya, dan menengok kebelakang.

"Pak Utet...?" Ucap Citra kaget
"Pagi Neeeng Citra Agustinaku sayaaang..." panggil Pak Utet dengan nada manja.
"Looohhh... Kok...?... Bapak ngapain masuk kesini? Mas Marwan,...?
"Hak hak hak... Santai saja Cah ayu.. Suamimu sedang ke warung depan buat beli rokok.."
"Tapi tapi... Bukan berarti bapak bisa masuk kekamar mandi seenaknya begini Paak..."
"Habisan ada yang kangen nih... Hak hak hak" Kata Pak Utet sambil kembali menggesek-gesekkan batang penisnya di belahan pantat Citra.
"Idihhh.... Pantesan kok aku ngerasa titit mas Marwan agak gedhean.... Eh ternyata itu tititnya Pak Utet..."
"Titit...? Titit mah punya laki kamu Neng... Kalo segede gini mah namanya KONTOL... Hak hak hak..."
"Eh iya bener... Si KONTOL MESUM... hihihihi..." Ucap Citra sambil tertawa, segera saja, iapun langsung berjongkok dihadapan selangkangan Pak Utet dan mulai menciumi serta mengocok penis lelaki tua itu, "Khan kangen yang itu bisa dilakukan dikantor pak... . Tapi nggak apa-apa deh, mumpung pagi ini aku belum dapet enak dari suamiku...hihihi..."
"Dasar bini gatel... hak hak hak..."
"Gatel minta digaruk kontol lelaki lain ya pak... Hihihihi... Ya sudah... Sini masukin..."

Segera saja, Citra langsung berdiri dan membalikkan badan. Sambil berpegangan pada bibir bak mandi, ia menunggingkan pantatnya, menyajikan vaginanya untuk disetubuhi lelaki tua ini.

Tanpa basa-basi lagi, Pak Utet mendekat maju dan menyibakkan kedua belahan pantat Citra sambil mendekatkan kepala penisnya yang sudah menegang ke vagina Citra. Karena tubuh Citra sudah basah karena guyuran air, tak sulit bagi Pak Utet untuk dapat menyarangkan kepala penisnya masuk kedalam vagina Citra.

CLEEEEPP

"Uuuuhhh.. Enak banget pak..." Desah Citra keenakan, "Ayo masukin terus pak ... Sodok yang dalam..."
"Hak hak hak... Sabar Neng... Udah gatel banget yak memeknya..?"
"Hhhhssss.... Iya pak... Ayo buruan sodok memek aku..."
Hak hak hak...Yaudah... Bapak masukin semua yaaa.." Tanya Pak Utet basa-basi, "Niiihhh...."

SJLEBBB

Benar saja, tanpa menunggu lama, Pak Utet langsung melesakkan batang penisnya dalam-dalam. Membuat citra terhempas keras menabrak bibir bak mandi..

"Ooouugg... Pak... Sssshhhhh..... Besar banget... " Desah Citra.

Walau sudah hampir seminggu penuh, vagina Citra ini Pak Utet bongkar setiap hari, selalu saja ia mengalami kesulitan untuk dapat langsung memasukinya dalam-dalam. " AAaaaAhh pelan-pelan pak... Biarin memekku melar dikit...... Sakit..pak...
"Hak hak hak... Tadi katanya buruan masukin, sekarang minta pelan-pelan... "Goda Pak Utet, " Uuuuhhh... Uuuuhhh... Uuuuhhh..." Tambahnya sambil mendorong-dorongkan kepala penisnya dengan paksa.
"Sssshhh... Pelan pak... Sakiitt...."
"Memek kamu memang hebat Neng.. Padahal udah tiap hari bapak sodok sodok... Eh masih saja peret gini.... Sempitnya memekmu kaya memek perawan ajah..." Heran Pak Utet, "Peret banget... Uuuuhhh... Uuuuhhh... Uuuuhhh..." Sodok Pak Utet keras.
"Ooohhh... Pak... Pelan pel.... laaannn....Ngiluuuu..."
"Hak hak hak... Baru masuk setengah nih Neng... Uuuuhhh... Uuuuhhh... Uuuuhhh..." Tak peduli omelan Citra, Pak Utet terus saja menyodokkan batang penisnya keras-keras. Bahkan saking kerasnya, terkadang batang penis itu terlepas keluar dan menjelepat kesana kemari.
"Peret banget neng... " Raung Pak Utet, "Bentar bapak punya ide... " Kata lelaki tua itu yang tiba-tiba menarik setengah penisnya yang baru saja masuk secara tiba-tiba.

PLOP
"Uhhh... Paaaakkk... Kok malah dicabut..." Desah Citra.

Buru-buru, Pak Utet berjongkok dibelakang pantat Citra, dan tanpa merasa jijik, ia segera menjilati vagina citra dari belakang.

"Ooohhh.... Paaak... Geliiii...."
"Juuuh... Sluuurpp... Juuuuh.... " Suara Pak Utet setiap kali ia menjilati vagina Citra, "Juuuhhh... Biar licin Neng..." Kata Pak Utet.

Berulangkali, lidah Pak Utet menggelitik bibir vagina Citra, membuat istri Marwan ini menggelijang keenakan.
"Ooohh.. Pak... Udah udah, ayo masukin pak..." pinta Citra sambil menarik-narik rambut Pak Utet supaya segera menyetubuhinya
"Slluuurrpp... Clep clep clep... Sluurp..." Tak menggubris, Pak Utet terus menjilat dan mencolok-colokkan lidahnya ke vagina Citra dalam-dalam. Membuat Citra semakin mengejan-ngejan tak karuan.
"Ohhh... Oohhh... Pak... Aku mau keluar, pak pak... Aku mau keluar..."

Dan tak lama kemudian tubuh Citra mulai bergetar, ia mulai dilanda gelombang orgasme.
"Paaaakk.... Aku keluaarrr... Paaakkk...."

CREEET CREEET CREEET

Begitu melihat vagina Citra berkedut hebat dan mengeluarkan cairan kenikmatannya, buru-buru Pak Utet berdiri lalu langsung menyorongkan batang penisnya dalam-dalam. Citra yang tak siap akan sodokan batang penis Pak Utet ketika ia sedang orgasme langsung gelagapan.

"Oooouuuuggghhh... Paaaaakkk... Ampuuuunnnn..." Teriaknya
"Hak hak hak... Naaahhh... Ini baru enak rasanya neng... Uuuhh... Uuuhh... Uuuhh..." Erang Pak Utet sambil terus melesakkan penisnya, ia sama sekali tak membiarkan Citra berlarut-larut terlena dalam gelombang orgasmenya.
"Sempit bangeeeet Neeeng..." raung lelaki tua itu sambil terus menerus menusukkan penisnya dalam-dalam.

Karena Pak Utet begitu keras memaksa penisnya untuk dapat terbenam seluruhnya kedalam liang vagina Citra, kepala wanita cantik itu sampai terlonjak-lonjak. Supaya tak jatuh, Citra berpegangan ke bibir bak mandi. Hingga akhirnya,

SLEEEBB
Vagina mungil citra berhasil menelan batang penis Pak Utet. Dengan mata terpejam, dan menggigit bibir, citra berusaha menyuruh otot-otot vaginanya segera beradaptasi terhadap penis besar yang bersarang diliangnya. Karena ia tahu, sebentar lagi penis itu bakal mengaduk-aduk rongga vaginanya.

"Ooohhhsss.... Huenaknyaaaa Neeeeennggg..... Hangat banget"
"..." Citra tak mampu berkata apa-apa lagi. Ia hanya terdiam sambil berusaha menikmati sisa-sisa orgasmenya, sambil bersiap-siap menghadapi goyangan Pak Utet lebih lanjut.

Dan benar seperti apa yang ia kira, dengan kecepatan super cepat, Pak Utet mulai membombardir vagina montok citra.

CLOK CLOK CLOK

"Aah...Ahhh... Aaahhh.... Paaak... Ampuuunnn..." Jerit Citra tiba-tiba, "Sakiiittt..."
"Hak hak hak... "Tawa Pak Utet bangga, "Nikmatin aja Neeeng... Nggak usah dilawan..".
"Aaah... Aah.. Aah... Ampuuun paaakkk..."
"Huenaaak gini kok minta ampun Neng...?" Goda Pak Utet sambil mulai meraih payudara citra yang berguncang hebat "Bapak bakal sodok memek legitmu sampe abis Neng..."
"Aah.. Aah... AaaaAAAAaaah..." Jerit citra setiap kali pinggul lelaki tua itu berhasil menghantam pantat semoknya.

Walau sakit, citra merasa sebuah kenikmatan yang agak berbeda pada persetubuhan terlarangnya pagi ini. Di tengah-tengah sisa kenikmatan orgasme yang baru saja ia rasakan, ia juga merasakan gelombang orgasmenya akan datang lagi. Dan ternyata, tanpa disadarinya, Citra ternyata mulai menyukai percintaan dengan cara kasar seperti ini.

"Ssshh... Paaakk...."
"Ya Neenng...?"
"Terus pak... Sodok yang kenceng..."
"Bener....? Tadi katanya sakit...?"
"Hihihi... Habisan henaaaakk....." Pintanya manja. Sadar jika dirinya mulai menikmati perlakuan kasar Pak Utet, citra pun bertingkah semakin binal.
"Masukin terus pak... sodok terus sampe mentok abis... Sodok memekku yang kenceeeng pak.... Memek aku sudah gatel banget pengen dientot kontol besarmu pak."
"Hak hak hak.. dasar bini gatel..."goda Pak Utet, "NIHHH RASAAIINN..." Sentak Pak Utet.

CLOK CLOK CLOK

Sentakan demi sentakan pinggul tua Pak Utet begitu keras menghajar vagina citra, menghantarkan gelombang kenikmatan citra semakin mendekat. Namun, gelombang ini tak seperti yang citra rasakan sebelumnya, gelombang orgasme ini agak aneh, terasa lebih panas, lebih kuat dan lebih dahsyat.

CLOK CLOK CLOK

"Nih.. Rasaain.... Mampus memekmu Neng... Mampus..." Kata Pak Utet menghajar vagina mungil citra keras-keras dengan penis besarnya.
"Oooohhh... Pak ... Entotin memek aku paaakk.... Teruuusss.... "
"Nih...Nih.... Rasain...."
"Sssshhh paaaakkk... Teruuuusss paaaakkk... Aku mau keluuuuaaaarrrr...."
Menyambut orgasme barunya, otot-otot vagina citra terasa seperti ngilu, dan panasnya terasa hingga ke rahim. Gelinya menggelitik sampai ke sekujur badan, hingga membuat bulu-bulu tubuhnya merinding. Panas, panas dan semakin panas. Hingga akhirnya, vagina citra merasa ingin buang air kecil.

"Oooohhh.... Paaaakkk stttoopppppp.... Aku mau piiipiiiiisssss....." Jerit Citra yang tiba-tiba kelojotan hebat. Tubuhnya mengejang dahsyat, hingga terlonjak-lonjak kedepan, menabrak dinding bak mandi.
Vaginanya berkedut dengan hebat, jauh lebih hebat dari sebelumnya. Sampai-sampai menyemburkan cairan bening ke segala arah.

CREEET CREEET CREEET CREEET CREEET CREEET

"Hak hak hak... Ternyata kamu bisa muncrat juga Neng.... Hak hak hak... " Kata Pak Utet sambil terus menerus menggenjot vagina citra keras-keras.
"Ampuuun paaaakkk... Stooooppp... aku nggak kuat lagi paaak... " pinta citra sambil mencoba menikmati orgasme barunya.

Namun, Pak Utet sepertinya ingin menyiksa citra lebih jauh lagi. Melihat wanita yang ada didepannya udah menyerah tanpa syarat, Pak Utet menjadi semakin beringas. Ia semakin mempercepat sodokan penisnya ke vagina gundul itu.

CLOK CLOK CLOK

Kocokan penis Pak Utet terlihat begitu cepat. Sangat cepat. Terlebih karena vagina citra baru saja orgasme, membuat penis Pak Utet semakin semena-mena, mengocok vagina mungil citra hingga berbusa. Tangan lelaki tua itupun semakin ganas, menarik-narik payudara citra kebelakang bak tali pelana, membuat citra seperti kuda balap yang sedang dipacu jokinya dalam kecepatan tinggi.

"Ampun paaak.... Ampuuuunnn... Aku keluaaarrr laaaaggiiii..." Jerit citra dalam kenikmatan.

CRET CREEET CRET CREEET CRET CREEET

Lagi-lagi, vagina citra menyemburkan cairan kenikmatannya.

"Lelaki tua ini sungguh perkasa... " Kata Citra dalam hati, "Baru seminggu, Pak Utet mampu memberikan apa yang Mas Marwan tak mampu berikan selama 5 tahun....Dalam waktu tak kurang dari 5 menit, Pak Utet bisa menghadiahkan memekku orgasme berkali-kali..."

Lemas, tak berdaya, puas. Mendadak kaki citra tak mampu menahan berat tubuhnya. Dan seketika itu pula ia ambruk kedepan.
"Shhhh... Enak banget pak... Sampai lemes..."

Merasa kasihan akan apa yang citra rasakan, Pak Utet lalu mendiamkan sebentar penis besarnya. Ia membiarkan citra untuk beristirahat sejenak sambil merasakan kedutan kecil pada penisnya. "Memekmu jago mijit ya neng... Huenak......" Kata Pak Utet yang terus mengecupi tengkuk dan punggung citra.
"Bentar ya pak.... kontolnya jangan diCabut dulu.... Memek aku masih liinnnuu.."

"Yaudah....Sekarang dari depan aja yuk Neng..." Pinta Pak Utet.
Citra lalu membalik tubuhnya, wajahnya terlihat lemas tapi puas.
"Rebahan di lantai aja Neng..."

Segera saja, Citra langsung meletakkan punggungnya dilantai kamar mandi. Karena birahinya begitu tinggi, ia sama sekali tak merasakannya. Alih-alih, citra langsung membuka pahanya lebar-lebar, menyuguhkan vagina merahnya yang sudah merekah kepada lelaki tua yang bukan suaminya itu.

"Citra Agustina... Memekmu memang mempesona neng..." Kata Pak Utet sambil mendekatkan mulutnya ke vagina citra. Lagi-lagi, ia menjilati vagina wanita cantik itu sebelum menusukkan penis besarnya.
"Yuk Pak... Buruan.... Sebelum Mas Marwan pulang..."

Melihat Citra sudah siap, Pak Utet buru-buru mendekatkan kepala penisnya ke bibir vagina citra. Sambil meremasi tetek besar Citra, lelaki tua itu lalu mendorongkan pinggulnya maju, dan melesakkan batang perkasanya.

"Ahh.. Ooohh..." Erang Citra, "Kocok yang cepat pak... Khawatir Mas Marwan balik..." Pinta Citra semakin melebarkan pahanya.
"Begini Neng...?" Kata Pak Utet sambil mengocokkan penisnya dengan cepat.

CLOK CLOK CLOK...
Suara persetubuhan mereka terdengar begitu keras.

"Oooouuugghh... Paaakk... Gila... Kuaatt sekalii kontolmuuu"

"Deekk... kamu ngomong sama siapa?" Tanya Marwan dari luar kamar mandi.


***

By : Tolrat
Gak pernah bosen sama story nya Citra....
:cim: :Peace: :mantap:
 
Nafsu Birahi Citra part 19 | Kenikmatan Dua Lubang



"Aku kebelakang dulu ya mbak... Perutku laper...." Kata Seto yang ketika melihat Citra sedang menggoda adik iparnya, beranjak bangkit dan melangkah kearah dapur. "Kamu punya makanan khan...?"
"Ada roti tuh dikulkas... Makan aja kalo mau...." Jawab Citra singkat.

Sejenak, suasana kembali hening.

"Hihihi... Dasar tetangga mesum.... Kamu jangan berbuat seperti Seto ya Klis...
"Berbuat gimana mbak...?"
"Ya berbuat seperti tadi... Masa istri tetangga diajak bermain mesum... Hihihi...."

"Hmmm... Klis..." Bisik Citra lirih.
"I...Iya mbak....?"
"Kamu mau mbantuin mbak khan..?" Tanya Citra santai sambil terus-terusan mengocok penis adik iparnya.
"Ngggg... Ssshh....Mbantuin ngapain mbak...?" Balas Muklis bingung sambil berusaha menahan nikmat pada penisnya.
"Mbantuin.... Hmmm... Gimana ngomongnya ya....? Hihihi..." Ucap Citra malu-malu,"Kamu bisa khan mbantuin mbak buat melampiaskan nafsu mbak...?"
"Waduh.....???" Bingung Muklis, "Maksud mbak.... Beginian...?" Tanya Muklis lagi sambil menunjukkan jempolnya yang diselipkan diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Hihihihi.... Hiya Klis.... Mungkin ini kepengenan si dede bayi...." Jawab Citra sambil mengusapi perutnya yang mulai membesar, "Mbak pengen kamu.... Entotin memek mbak... Hihihihi....."

Mendengar permintaan kakak iparnya, muka Muklis mendadak memerah. Ia sama sekali tak pernah menyangka akan keberuntungannya malam ini. Bagaimana tidak. Menyetubuhi kakak ipar yang sering kali ia bayangkan.

"Ayo sini Klis... Jangan malu-malu... " Kata istri Marwan itu yang tiba-tiba mengamit kedua tangan mukis dan meletakkannya dikedua payudaranya.
"Mmm... Mbak... ?" Kata Muklis ragu sambil celingukan kesekelilingnya.

"Hihihi... Remes aja Klis... Nggak apa-apa kok..." Kata Citra yang berupaya membuat santai Muklis, "Nikmati aja kedua tetek mbak ini Klis... Remas yang kenceng... "ucap Citra bak guru yang sedang mengajari muridnya, "Pelintir puting mbak juga ya Klis... Iya gitu... Shhh... Ayo jangan malu-malu..."

Dengan kikuk, Muklis berupaya menuruti semua permintaan aneh kakak iparnya. Dalam keheningan malam ini, satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara detak jantung Muklis dan tegupan air liur nafsu pada tenggorokannya.

"Kok diem aja Klis...? Kamu ga suka ya ama tetek mbak...?" Bingung Citra.
"Ngggg... Anu mbak... Su... Suka banget... Cuman... Aku nggak ngira kalo akhirnya aku bisa megang tetek mbak... Besar banget mbak.... Empuk..."
"Hihihi... Syukur deh kalo kamu suka... Kalo kamu mau ngisep... Nggak apa apa juga kok Kliss... Cuman puting mbak belom bisa ngeluarin asi loh yaaa.... Hihihi...."
"Be... Bener boleh mbak...?" Tanya Muklis seolah tak percaya, "Bener aku boleh ngisep tetekmu...?"

Citra mengangguk sambil tersenyum, tangannya pun menuntun kepala Muklis supaya mendekat kepayudaranya. Alih-alih segera menyosorkan mulut, Muklis malah berubah menjadi patung. Adik Marwan itu hanya mengusapi payudara istri kakaknya itu pelan sambil sesekali mencium payudara besar Citra.

"Mmmmhhh,,,,Kok kamu malah diem aja Klis...? Ayo iseeep Kliss...."
"Nggg... Ini bukan mimpi khan mbak?...? Semua ini nyata khan mbak...?"
"Mimpi...? Hihihi... Bukanlah Klis... Ini beneran..."

"Tetek putih nan besar ini mbak... Yang selalu ada di mimpiku... Tetek dengan urat-urat kehijauan milikmu ini juga selalu terbayang-bayang di pikiranku... Putingmu... Yang berwanra pink kecoklatan... Bikin aku selalu nggak bisa menahan hasrat untuk beronani..."
"Aaaahhhh.... Muklissss.... Sekarang kamu jago ngegombal deeeh..."
"Enggak mbak... Aku serius... Ini tetek impianku mbak... Tetek yang selalu membuat aku iri dengan mas Marwan.... " Puji Muklis, "Dan akhirnya... Aku bisa merasakannya..."
"Hihihi... Dan tahu nggak Klis...? Sekarang..... Tetek besar mbak ini... Boleh kok kamu apa-apain... Sepuasmu... Hihihi...." Canda Citra, "Tetek yang dulunya hanya milik masmu... Sekarang bisa juga kamu nikmati.... Hihihi..."

Muklis yang begitu girang mendengar ucapan wanita hamil yang ada dihadapannya, langsung saja menyedot puting Citra keras-keras, mengenyot seperti bayi yang kehausan.

"Uuuhhss.. Pelan-pelan Klisss... Tetek mbak masih terasa ngilu karena tadi mbak baru dapet orgasme..."
"Hehehe.... Maap mbak.... Aku terlalu nafsu..."
"Hihihi... Iyaaa... Jadi....? Kamu mau khan Klis... Mbantuin kepengenan mbak....?"
"Nggg....Buat aku entotin ya mbak....?"

"Iya Klis....Hihihi.... Kamu mau khan ngasih memek mbak kenikmatan dengan kontolmu yang besar itu..."
"Ngggg..... Gimana ya....?"
"Ayolah Klis ini kepengenan dede bayi Klis.... " Jelas Citra mencoba meyakinkan Muklis, "Kamu nggak mau khan.... Ngelihat keponakanmu ini nantinya ngileran karena kepengenan mbak nggak kamu turutin.....?"

Semesum-mesumnya Muklis, ia sama sekali tak pernah membayangkan kejadian langka ini sedikitpun.
"Nggg,,, Nggak mau sih mbak... Tapi...." Jawab adik ipar Citra itu galau.

"Emangnya kamu nggak sayang mbak ya Klis...?"
"Bukan gitu mbak... Kita khan saudara...."
"Emangnya saudara nggak boleh saling memberi kasih sayang....?"
"Nggg.... Boleh sih.... Tapi....Nggg....Anu mbak...."
"Gini aja.... Anggep aja kamu sekarang sedang mbantuin saudara Klis..." Jelas Citra, "Kamu nggak pengen khan ngelihat mbak sampe mengiba-iba ke orang lain buat minta dientotin....?"
"Nggg... Jangan ah mbak..."
"Kamu nggak pengen khan ngelihat mbak sampe terkena penyakit menular gara-gara mbak dientotin orang yang nggak mbak kenal...?"
"Ngggg.... Amit-amit mbak...."

"Naaah... Yaudah.... Buruan kamu maju sini.... Mbak pengen ngerasain kehebatan kontol besarmu ini loh... Lihat deh kepala kontolmu yang mirip helm tentara ini... Pasti bisa ngaduk-aduk liang memek mbak... . Urat-urat yang melingkar-lingkar di batang kontolmu itu, pasti bisa menggelitik dinding memek mbak... "
"Gitu ya mbak....?"
"Hiya Klis....Dan lihat... Kantung peler ini... Pasti bisa menyemburkan banyak pejuh ke rahim mbak... " Kata Citra sambil meremas perlahan buah zakar Muklis pelan.

"Uuuhhh,... Mbak....Jangan remes kenceng-kenceng....Ngilu mbak..."
"Hihihi... Ayo Klis.... Kamu mau khan...?" Tanya Citra yang lalu mengajak Muklis mendekat kearah sofa ruang tamu. Dan dengan posisi rerebahan diatas sofa, Istri Marwan itu kemudian membuka kedua pahanya lebar-lebar, memamerkan celah surgawinya yang sudah menganga lebar akibat tusukan penis jumbo milik Seto beberapa saat lalu.

"Yaudah... Ayo sini... Majuan dikit...Sini..." Kata Citra lagi sambil meraih kepala penis adik iparnya yang sudah mengeras kaku dan mendekatkannya ke mulut vaginanya.
"Shhh... Pelan-pelan ya mbak... " Pinta Muklis begitu tangan Citra menarik penisnya mendekat.
"Hihihi... Harusnya aku yang bilang gitu kali Klis... Secara memek sempitku ini mau disodok kontol super besarmu.... Hihihi.... Ayo sini majuan lagi....."

Dengan santai, jemari lentik Citra lalu mengajak kepala penis Muklis ke liang vaginanya. Dan begitu kepala penis itu menyentuh mulut vaginanya, Citra segera mengapit pantat Muklis dengan kedua kakinya.

"Hehehe.... Nggak usah malu kali Klis... Nikmati saja memek mbak iparmu ini.... " Kata Seto yang tiba-tiba keluar dari arah dapur sambil memakan roti untuk mengganjal perutnya yang kelaparan. Lalu dengan santai Seto duduk disofa. Disamping Muklis yang akan menyetubuhi kakak iparnya.

"Santai aja Klis... Malam ini kamu nikmati aja suguhan dari mbakmu yang seksi ini... Aku nggak bakalan laporin ke masmu kok..... Hehehe... " Kata Seto lagi sambil menghabiskan potongan roti yang ada ditangannya, "Sumpah mbak... Roti bikinanmu ini enak banget....."
"Hihihi... Citra gitu loh... " Sombong Citra sambil menepuk dadanya. "Eh bagi dong Set... Aku juga lapar..."
"Bentar.... " Kata Seto yang kemudian memotek potongan rotinya lalu mendekatkan ke mulut penisnya. Sambil megocok pelan, Seto memeras sisa sperma dari penisnya dan membubuhkan ke roti yang ada ditangannya."Nih mbak... Aaaaaaaa...." Suap Seto setelah melumuri roti itu.

"Iiiihh Seto mah... Itukhan jorok bangeeet...." Protes Citra yang walaupun agak geli melihat kelakuan tetangganya itu tetap saja membuka mulutnya lebar-lebar dan memakan roti yang belepotan sperma itu dengan lahap.
"Katanya jorok mbak...? Tapi kok dihabisin....?"
"Hihihi Habisan gurih Set..."
"Hahaha....Enak khaaan....? Yaudah Kliiss... Sok dilanjut..... Santai aja yaaak... Kalo kamu malu anggep aja kamu sekarang sedang ngentot ama pacarmu... Atau kalo nggak anggep aja sekarang kamu mau ngentot ama lonte..."

"Ihhh..... Seto... Tega deh ah... Masa nyamain aku seperti aku lonte? " Sungut Citra sewot.
"Laaah... Emangnya kalo bukan lonte, lalu kamu apaan mbak.... Hehehehe....." Goda Seto, "Suaminya kerja banting tulang peras keringat, bininya kerja keras peras pejuh dari kontol lekaki lain... Ya nggak Klis..? Hahaha....."
"Nggg.... Hiya mas..."
"Eeehhh... Klis.. Kok kamu malah manggut-manggut gitu sih....?" Protes Citra, " Tapi... Iya juga sih... Hihihi... " Tambah Citra sambil tertawa cekikikan. "Klis... Kamu jangan bilang-bilang masmu ya... Kalo mbak suka pake memek kesayangan dia ini buat peras-peras pejuh kontol lelaki lain.... Hihihi...."

"Kamu beruntung Klis... Punya mbak ipar seperti mbak Citra ini..." Celetuk Seto.
"Ngg.... Emangnya kenapa Mas...?" Tanya Muklis bingung.
"Mbakmu ini... Udah cantik, seksi, semok, baek, pintar, banyak duit... Dan murah hati loh...."
"Murah hati...?"
"Iyalah... Dimana lagi kamu bisa nemuin mbak ipar sekaligus LONTE seperti dia... Hahaha..." Tawa Seto kencang, "Khan jarang-jarang ada mbak ipar yang mau dientotin ama adik iparnya.... Hahaha..."

Muka Muklis memerah. Walau dia baru beberapa lama kenal dengan Seto, namun entah kenapa, perkataan mengenai kakak iparnya barusan membuat hatinya panas.

"Sssttt... Setooo... Jangan bilang gitu aaaahhh... Aku khan jadi malu ama Muklis nih...Hihihi...." Kata Citra
"Hahahaha.. Ngapain malu mbak...? Bilang aja terus terang... Biar ga ada ganjalan dihati..." Jawab Seto.

"Hihihi... Yang ada... Ganjalan di memek ya Set....?... Hihihi... Ayo Klis, buruan masukin kontolmu... Mbak udah nggak tahan lagi nih... Memek mbak udah gatel pengen disodok-sodok kontol besarmu..." Kata Citra sembari menepuk tepukkan kepala penis Muklis ke liang kenikmatannya.

"Hahahaha... Dasar istri nakal kamu mbak...." Celetuk Seto,
"Hihihi... Biarin... Yang penting aku puas... Hihihi... Ayo sayang buruan sodok memek mbak..." Pinta Citra manja.

Tanpa disuruh dua kali, Muklis segera mengambil posisi di sela-sela paha Citra dan mulai menggesek-gesekkan batang penisnya ke klitoris kakak iparnya

"Ayo Klis... Masukin.... Jangan digesek-gesek doang..." Pinta Citra.
"Nggg... Beneran nggak apa-apa mbak...? Mbak nggak bakalan laporin aku ke mas Marwan khan...?"

"Hahahaha... Ya enggak bakalan lah kliiiissss.... Kalo mbak Citra lapor... Siapa coba yang bakal muasin nafsu birahinya...?" Celetuk Seto sambil tiba-tiba menjejalkan kembali batang penisnya ke mulut Citra "Mbakmu ini liar Klis... Dia seperti kuda binal... Pengen dientotin mulu...."

Lagi-lagi, mendengar kata-kata vulgar Seto, muka Muklis memerah.

"Husss..... Seeetoooo... Enak aja... Aku tuh nggak binal... Cuma agak kegatelan... Hihihi.... "
"Hahaha... Sama aja kali sayaaang....." Jawab Seto sambil menjepit hidung Citra, membuat wanita cantik yang sedang rebahan di kursi sofa ruang tamunya itu megap-megap kehabisan nafas.
"Hudah ah Klis... Hayo bhuruan hodok mhemek mbhak... Hangan hihesek-hesekin mhulu.... Mhemek mbhak hudah hatel hanget nih...."
"Tuh Klis... Liat sendiri khan....? Betapa gatelnya istri masmu itu.....? Hahaha...." Celetuk Seto. "Ayo mbak... Jilatin biji pelerku juga... Huuuoooohhh..."
"Hihihi... Habis ghitu... Entotin mulutku huga yhaa hayang.... Hihihi....Sluurp... Sluuurrrppp....." Ucap Citra sambil mulai mencucupi lubang kencing Seto. Menyucup sisa sperma penis Seto sekuat-kuatnya.
"Sssshhh.. Enak banget mbak...." Jawab Seto sambil mulai mengerak-gerakkan pinggulnya guna menyetubuhi mulut Citra. "Liat khan Klis.... Mbakmu sendiri khan yang minta buat dientotin...."
"Hiya Mas...."
"Makanya ayo buruan kontolin memek mbakmu ini... Mumpung dia masih horny...."

"Tahan bentar ya mbak...." Ucap Muklis sambil cepat-cepat menyorongkan batang penisnya kemulut senggama Citra. Dan dengan sekali tusukan, penis Muklis mulai merangsek masuk.

CLEEEP

"Hhhhuuuuoooohhhh... Pelan-pelan Klisss... Ngiluuu.... Kontolmu besar bangeeett... Sssssshhhh....." Erang Citra yang tak mengira jika Muklis bakal menyodokkan penisnya secara mendadak seperti itu.
"Eeehh... Maaf mbak... Maaf...." Jawab Muklis sambil mencabut penisnya yang sudah terlanjur masuk.

PLOP

"Uuuuhhh... Kliiisss... Kok malah dicabut siiihhh.... " Erang Citra sewot. "Ayo masukin lagi Klis... Tapi pelan-pelan yaaa..."

"Udaaaah.... Hajar aja langsung Klis... Memek mbakmu ini hebat kok... Bisa nahan kontol sebesar apapun... Hahahah..."
"Emang gitu ya mas...?" Tanya Muklis polos sembari kembali melesakkan kepala penisnya lagi.

CLEEP

"Uuuuuhhhh... Pelan-pelan Klis... Jangan buru-buru..."
"Hahahaha.... Gayamu mirip perawan aja mbak... Lucu.... " Canda Seto, "Nggak tau aja khan Klis... Selain dengan Masmu.... Memek mbakmu ini udah dientotin ama banyak kontol... Jadi bukan kontol kita berdua aja yang udah ngerasain empotan nikmatnya memek mbakmu..

"Se...serius mas...?" Tanya Muklis seolah tak percaya dengan apa yang Seto katakan. Berulang kali Muklis menatap heran kewajah sange Citra, mencari tahu kebenaran perkataan Seto. "Be.. Bener gitu mbak...?" Tanya Muklis yang tiba-tiba kembali mencabut batang penisnya.

PLOP

"Ini memek kok susah banget disodoknya sih mbak...?" Kata Muklis sambil kembali menepuk-tepukan batang penisnya ke vagina Citra,
"Uuuh Masa sih Klis....? Wong udah becek gini kok dikata susah....?"
"Beneran mbak...." Kata Muklis kembali mencoba menusukkan batang penisnya," Nih liat... Kontolku aja sampe bengkok gini mbak..."
"Uuuuuhhhh.... Kontolmu kegedhean kali Klis.... Pelan-pelan kliiisss... Ngilu banget memek mbak....."

CLEEEP

Lagi-lagi Muklis menyodok vagina Citra keras-keras..
"Uuuuhhh...... Klisss..... Pelaaaann..... Memek mbak jadi berasa perawan nih... Ngilu.... Hihihi...."
"Hehehe... Maaf mbak...." Ucap Muklis.

"Eh mbak..... Gimana rasanya punya bayi yang bukan dari benih suamimu...?" Tanya Seto tiba-tiba.
"Huuusssh.... Setoo....." Potong Citra

"Hehehe....Ngaku ajalah mbak... Khan kalo mbak nggak dientotin laki-laki lain gini... Mana bisa kamu hamil seperti sekarang..? Hayooo....?" Kata Seto.

"Hah...?" Kaget Muklis, " Jadi... Mbak...? Jadi dede yang ada di dalem perut mbak itu....?"
"Hahahaha.... Iyalah Klis... Masmu itu mandul... Hahahaha....." Tawa Seto puas. "Lagian punya bini secantik dan sesemok ini dianggurin mulu...."

"Ssssssttt... Seto.... Mas Marwan nggak nganggurin aku...." Bela Citra sambil melepas penis Seto dari mulutnya, "Dia cuman nggak bisa muasin nafsu aku... Hihihi...."

"Hehehehe... Tapi beneran khan Klis... Masmu itu nggak pernah bisa ngasih mak Citra anak. Buktinya setelah sekian lama mereka menikah, mbakmu ini baru bisa hamil... Ya itu juga karena gini... Karena pejuh-pejuh lelaki lain.. Hahaha...." Jelas Seto.

"Ssshh.. Udah udah... Jangan hiraukan omongan Seto ya Klis... " Kata Citra, "Lupakan aja semua itu dari otakmu... Sekarang ayo kita bersenang-senang dulu...Ayo Klis.... Cepetin lagi sodokan kontolmu.... sodok dalem-dalem kontolmu ke memek mbak.... " Pinta Citra sambil menarik maju pantat Muklis ke arah vaginanya dengan kedua kaki jenjangnya.

Dengan mengambil ancang-ancang, Muklis pun mulai memajukan pinggulnya lagi, memasukkan kepala dan batang penisnya semakin dalam ke dalam vagina Citra.

CLEEEP
"Uuuuhhh... Kontolmu Klisss.... Bikin memek mbak terasa sesak.....Gedhe bangeeett....." Lenguh Citra dengan membuka lebar-lebar pahanya "Oooosshh....Pelan Klis... Kontolmu agak terlalu besar buat memek mbak..."

"Kamu seksi sekali mbak... Melihat memekmu dientot adik iparmu, aku jadi horny lagi...." Kata Seto yang tiba-tiba mencabut penis besarnya dari mulut Citra lalu melahap payudara istri tetangganya itu.
"Ssshh.... Ayo Klis... Sodok terus...." Gelijang Citra.
"Nggg...Susah mbak... Sempit banget..."
"Sempit ya....? Hihihi.... Nggak apa-apa Klis.... Terus aja sodok, ntar juga kontolmu terbiasa...."

"Ludahin aja kontolmu Klis... biar agak licin...." Saran Seto

Muklis segera mencabut tusukan penisnya lalu meludahi kepala penisnya yang sudah berwarna merah kehitaman saking kerasnya, "JUUHH..." Tak lupa, ia juga meludahi vagina kakak iparnya. "JUUHH..."
"Naaah... Sekarang coba kamu tusuk lagi memek ipar lontemu itu.... Hehehehe..."

CLEEEP

"Ouuuuhhh... Kliiiissss.... Pelan-pelan Klisss..."
"Nggghhh.... Maaf mbak.... Habisan enak sih.... Hehehe...." Kata Muklis malu-malu " Aku dorong terus ya mbaaak..."
"Oooouuussshh.... Iya Klis.... Terus... Terus masukin...."

CLEEEP... PLEK

Tak lama, kepala penis Muklis berhasil menguak liang senggama kakak iparnya, dan mulai masuk, menusuk dengan perlahan. Hingga pada akhirnya, seluruh batang penis Muklis terbenam seluruhnya kedalam lubang kenikmatan Citra.
"Hhuuuooohh..... Memekmu enak sekali mbak... " Puji Muklis sambil mencoba mendiamkan sejenak sodokan pinggulnya dan menikmati sensasi denyut dinding vagina Citra. "Mbak.... Memek mbak kok sepertinya sedang memijat kontolku ya mbak...?"
"Hmmmmpppp.... Enak nggak Klis...? Sshhh....."
"Ennnaaaaak bangeeeeet mbaaakk..."
"Yaudah... Ayo sekarang kamu coba tarik pelan-pelan Klis... " Kata Citra berusaha mengajarkan apa yang harus adik iparnya lakukan pada penisnya yang sudah terbenam dalam ke vagina Citra. " Uuuhh.... Ssshhh....Terus dorong lagi Kliss.... Tariiiikkk.... Dorong lagi.... Uuuhh...."
"Sumpah mbak... Ini enak bangeeeet mbaak..." Ucap Muklis berulang kali sambil merem-melek.
"Hihihi.... Syukur deh kalo kamu suka Klis...."

CLOK...CLOK...CLOK...

Perlahan, Muklis mulai mahir menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur, membongkar vagina kakak iparnya dengan penis jumbonya.
"Memekmu wuenak banget mbak.... Sumpah.... Sempit banget...." Tak henti-hentinya Muklis memuji kehebatan vagina kakak iparnya itu sambil terus memaju mundurkan pinggulnya, menikmati setiap mili tusukan penis besarnya pada vagina istri kakak kandungnya. Saking sempitnya vagina Citra, tak jarang bibir kemaluannya ikut terdorong dan tertarik keluar seiring tusukan penis Muklis.

CLOK...CLOK...CLOK...

"Enak mbak...? Dientot saudara suamimu....?" Tanya Seto
"Hooh Set... Kontolnya berasa banget... Mirip kontolmu... " Kata Citra yang mulai membalas goyangan tubuh Muklis.
"Ck...Ck...Ck... Pastilaah... Wong memekmu sampe berbuih gitu mbak.... Pasti rasanya enak banget tuuh...."
"Oooohh.... Eeehhmm.... Remes tetekku Set... Remes yang kuat... Oooohh.... Ooohh... Ooohh..."

CLOK...CLOK...CLOK...

Suara hantaman penis Muklis makin lama makin terdengar keras. Membuat perut hamil Citra yang besar ikut bergoyang-goyang seiring hentakan pinggul Muklis pada vaginanya. Payudaranya pun demikian, ikut terguncang-guncang hebat, naik turun dengan dahsyat.

CLOK...CLOK...CLOK...

" Ooohh... Ooohh... Ayo terus sodok memekku Klis... Sodok memek istri masmu ini... Yang keras Klis... Yang keraaass.... Ooohh..." Rintih Citra tak henti-hentinya sambil terus mengusapi rambut Seto yang juga sibuk menjilat dan meremasi payudara besar Citra, "Ssshh.... Remes tetek aku Set... Remes yang kenceng.... Shhhh.... Enak banget... Oooouuuuhhh...."

SLUUURRRPP... SLURP.... SLUUURUUUURRPPP....

" Ahhh.... Ahhh.... Ahhh.... Ahhh.... Terus klisss... terusss.... mbak mau sampee..." Rintih Citra sembari terus mempelintir puting payudaranya, "Sodok terus memek mbak Klisss.... Ooohh... Ooohh... Ooohh..."

"Hhhh... Hhhh... Enak bangeet mbaaak... Hhhh... Hiya mbak... Ini juga lagi aku sodok-sodok... Hhhh... Hhhh... Hhhh..." Racau Mulis. "Aku juga mau keluar mbak... Aku mau ngecrot... Hhhh... Hhhh..."

" Ooohh... Ooohh... Tahan bentar Klis... Kita keluarin bareng-bareng... Oooohhhh... Ooohh... Ooohh... Aaakkhhh ... Enak bener tusukan kontolmu Klis..... " Lenguh Citra keenakan.
"Memekmu juga enak mbak... sempit abis.... " Balas Muklis.
"Terus Klis... terus sodok yang kenceng..."
" Hhhh.... Hhhh.... Hhhh.... Memekmu jauh lebih nikmat dari yang aku bayangkan mbak... Jauh lebih ennnaaakkk...." Racau Muklis yang tak henti-hentinya menghentakkan pinggulnya kuat-kuat kevagina kakak iparnya. " Aku mau keluar mbak... Aku mau keluaaarr...."
"Aku juga Klis... Ayo sodok yang kenceng... sodok yang dalam ..... AAAARRRGGGGHH.... MUKLISSS MBAK KELUAR LAAAGGGIIIIIII...OOOUUUGGGHHH..." Rintih Citra tiba-tiba menjerit.

CREET... CREEET... CREEECEEETTT...

" AAAARRRGGGGHH.....KONTOLMU ENAK BANGET KLIIISSS.. AAAARRRGGGGHH..... ENAAAAK BAAA.... MMMMPPPFFFHHH...."

Suara jerit kenikmatan Citra terdengar begitu keras membahana, memenuhi ruang tamunya yang gelap. Saking kerasnya, sampai-sampai Seto harus berdiri dan langsung menjejalkan batang penisnya guna menyumpal mulut Citra kuat-kuat, khawatir jika ada tetangganya yang mendengar perselingkuhan mereka.

"Ssssttt... Mbaaak.... Jangan teriak-teriak... Ini masih sore...." Kata Seto sambil terus menjejalkan batang penisnya kuat-kuat ke tenggorokan Citra.
"MPPPPHFFFF.... MPPPPHHHFFFF..." Jerit Citra tertahan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya melotot, dan mulutnya menganga lebar.

Tiba-tiba, tubuh hamil Citra bergetar hebat dan punggungnya melenting-lenting kebelakang. Sambil meremasi payudaranya yang besar, Citra berusaha melampiaskan kenikmatan yang ia rasakan seeksperif mungkin.
"AAAARRRGGGGHH.... AAAAAAARRRRRRRGHHHGGGHHHHHH..... UUUOOOOOHHHHH....."

CREETT... CREEETT... CREEETTTT

"Mbaaak.... Kamu kenapa..?" Tanya Muklis bingung melihat istri kakaknya mendadak beringas seperti itu.
"Dia sedang multi orgasme Klis..." Jelas Seto sambil menjaga tubuh Citra yang terus menggeliat-geliat supaya tak terjatuh dari sofa. "Kontolmu pasti berasa diperas-peras tuh...."
"Hiya mas... Huuuooohhh....Enak banget...." Erang Muklis sambil menikmati pijatan vagina Citra yang terus-terusan mengeluarkan lendir bening.

"Wuuooohhh.... Sekarang giliranku ya mbak... Aku juga mau keluaaaar... Hhhh.... Hhhh..." Ucap Muklis sambil terus mempercepat genjotan pinggannya. "Keluarin dimana mbak....?"
"Didalem aja Klis... Wong mbakmu udah hamil ini... Hehehe..." Kata Seto mewakili Citra.
"Hoooh...Hoohh... Aku keluarin ya mbaaak....NGENTOOOTTT... MEMEKMU ENAK BANGET MBAAK..."

CROT... CROOT... CRROOOCOOOTTT...

Dengan gerakan membabi buta, Muklis menghujamkan penisnya dengan hebat dan cepat, sembari memuntahkan benih kejantanannya kedalam liang rahim kakak iparnya. Saking kuatnya hentakan pinggul Muklis, membuat sofa tempat mereka bersetubuh ikut terdorong-dorong maju hingga menabrak tembok ruang tamu.

CROT... CROT... CROT....

"Mmmpppuuuaahhhh...." Erang Citra begitu Seto mencabut penisnya dari mulut mungil Citra
"Huuoohhh.... Memekmu juara mbaaak...." Erang Muklis sambil merangsek maju, memeluk tubuh kakak iparnya yang tergeletak lemas karena orgasmenya.
"Heeeeeehh Muklisssss... Jangan peluk mbaaakk.... Kasihan perut mbak kamu tindihin giniiiii...."
"Eh..Eh... Maaf mbak... Maaf..." Kata Muklis yang buru-buru duduk dengan penis yang masih menancap erat pada vagina Citra.

"Hhhhssss.... Banyak banget pejuhmu sayang.... Memek mbak sampe luber gini....Hihihi..."
"Hehehehe.. Banyak ya mbak....?" Tawa Muklis sambil cengengesan, "Habisan mbak juga nafsuin banget sih.... Jadi aku nggak bisa nahan-nahan buat mejuhin memek mbak... Hehehe...."
"Hihihi... Nggak apa-apa Klis... Yang penting kamu puas..."
"Nggg.... "
"Kenapa Klis...? Kok kamu kliatan bingung gitu...? Jangan-jangan kamu belom puas...?"
"Nggg... Hehehe... Iya mbak... Aku masih pengen.... Boleh ya mbak....?"
"Wah wah wah.... Iya boleeeh.... Pantesan kontolmu masih berasa keras gitu ya...
"Hehehe.... Memek kok bisa berasa mijitin kontolku mulu ya mbak.... Mijitin cenut-cenut..." Kata Muklis keheranan. "Memek mbak berasa jauh lebih enak dari yang aku bayangin... "

Melihat kakak beradik yang masih bercengkrama pasca orgasme, membuat Seto merasa tersisihkan. Oleh karenanya, dengan penis yang masih tegang mengeras, ia mendekati Muklis dan menyuruhnya menjauh.

"Klis... Udah ah... Ayo gantian.... Aku juga pengen ikut mejuhin mbak iparmu...." Pinta Seto kasar, "Ayo gantian mbak..." Tambah Seto yang buru-buru menggeser tubuh Muklis kepinggir, dan menggantikan posisi penis Muklis.

PLOP....

Penis Muklis tercabut dengan paksa, membuat lendir-lendir kenikmatan Citra seketika membanjir keluar.
"Uuuuuuuuhhhhhhh... " Jerit Citra yang sedang merasakan sisa-sisa orgasmenya.
"Ayo gantian mbak...."
"Seeetooo... Bentaran napaaaa..." Protes Citra sewot. "Khan aku pengen ngerasain enak ama kontolnya Muklis dulu...."
"Hehehe.... Yaelah.. Mbakkk.... Aku khan juga pengen ngentotin bini tetanggaku yang mesum ini....Hehehe... " Kata Seto yang buru-buru mengambil kedua pergelangan kaki Citra dan membentangkannya lebar-lebar.
"Kasihan Muklis kali Seeet.... Dia khan baru ngerasain enak...."
"Hehehe... Aku udah nggak tahan mbak...."
"Lagian kamu khan udah sering make memek aku Set...."
"Hehehe.... Klis... Memek mbakmu aku pake dulu nggak apa-apa khan Klis...?" Tanya Seto tanpa menghiraukan omelan Citra.

Muklis yang masih menikmatin sisa rasa enak pada selangkangannya, hanya bisa mengangguk pasrah ketika melihat tetangganya itu mulai menusukkan batang penisnya yang tegang itu kedalam liang vagina kakak iparnya.

"Heheheehe.... Benar-benar lelaki yang pengertian...." Ucap Seto.

CLEEEEP...

"Huuuoohhh....Uuuhhh... Seeet... Bentaran Seeet.." Pinta Citra mencoba menghentikan goyangan pinggul Seto, "Ngilu Seeet... Ngilu....Aku pengen ngerasain sisa-sisa orgasmeku...."
"Hehehe... Mbak bisa khan ngerasain sisa-sisa orgasmenya nanti saja... Aku udah sange ngeliat kebinalanmu tadi...." Ucap Seto sambil mulai menggenjot pinggulnya lagi.
"Huuuooohhh... Pelan pelan Set... Memek aku masih ngilu...."

"Hehehe... Udaahlaaah.... Nikmatin ajah mbak.... Pasti ngilu-ngilu enak.... Hehehe...." Canda Seto, "Eh Mbak.... Gimana supaya acara ngentot kita makin heboh... Kita pindah kekamar aja yuk....?" Kata Seto yang kemudian tanpa meminta persetujuan Citra segera melingkarkan tangannya kepunggung Citra. Lalu
Segera mengangkat tubuh hamil Citra dan menggendongnya didepan tubuhnya.

Tanpa mencabut penis yang masih erat tertancap di vagina Citra, Seto mulai melangkahkan kakinya satu-persatu hingga sampai ke kamar tidur Citra.
"Sumpah... badanmu sekarang berat banget mbak.... Hehehehe.."
"Huuuoooohhh... Seeett... Ngiluuu...Kontolmu bikin memek aku berasa geli bangettt...." Kata Citra begitu ia merasakan nikmatnya bercinta sambil berada digendongan. Terlebih gelombang orgasmenya yang masih terus-terusan berkedut pada vaginanya, membuat Citra seperti linglung karena nikmat.

"Sssttt...Klis... Mau ngerasain yang lebih enak lagi nggak....?" Tanya Seto pada Muklis ketika ia berjalan kearah kamar tidur.
"Ma... Mau mas...."
"Yowes... Sekarang kamu tutup semua pintu dan jendela... Kita lanjutkan ngentotin mbakmu di ranjang pengantinnya... Hehehe..." Ucap Seto kepada Muklis yang berdiri sambil mengurut-urut batang penisnya yang masih tegang.
"Ba...Baik...."
"Kita habisin tubuh hamil nan seksi ini sampe pagi.... Gimana...? Setuju khan...?"
"Hehehe....Setuju banget mas..."

Dengan iming-iming kenikmatan tubuh kakak iparnya, Muklis entah sejak kapan menjadi begitu akrab dengan Seto.

Sesampainya di kamar, Seto segera meletakkan pantatnya di kasur dan merebahkan tubuh kurusnya. "Ayo Klis... Peluk tubuh mbakmu dari belakang.... Pegang yang kenceng ya... Jangan sampe lepas...."
"Begini mas...?"
"Hiyalah.... Bener begitu....."

"Hei...Hei.... Kalian mau ngapain...?" Tanya Citra panik karena melihat gelagat yang tidak benar pada kedua lelaki yang berada di kamarnya. Terlebih melihat adik iparnya yang ikut-ikutan dalam rencana Seto, mendekap tubuh hamil Citra erat-erat.

"Hehehe... Mbak diam aja ya.... Pasti bakal berasa enak kok...." Kata Seto berusaha menenangkan Citra.
"Tapi kenapa harus megangin badan aku seperti ini sih...?"
"Karena malam ini, aku ama Muklis mau nyiksa istri LONTE kaya kamu ini mbak... Hehehehe...."

"Klis... Ayo lepasin tangan mbak....!" Teriak Citra.
"Jangan turutin Klis... Pegang terus tangannya.... Atau kalo nggak... Remes teteknya keras-keras...." Kata Seto.

"Ba... Baik mas..."
" Huuooohh.... Jangaaan..... Kliiisss... " Teriak Citra yang tiba-tiba berubah menjadi desahan ketika tangan kasar Muklis mulai meremasi payudara besarnya. Gejolak orgasmenya yang tak kunjung berhenti membuat tubuhnya begitu sensitif terhadap segala macam sentuhan. Termasuk sentuhan pada kedua payudaranya.

"Kalo mbakmu menolak semua perintah kita.... Kamu remes-remesin tetek mbakmu kuat-kuat Klis..."
"Hahh....Serius...? Beneran nggak apa-apa Mas...?" Tanya Muklis kaget sambil berulangkali menatap keseriusan di wajah Seto.
"Hehehe... Percaya deh ama aku Klis... Kalo teteknya udah kena remes, mbakmu nggak bakalan bisa nolak.... LONTE kaya mbakmu gini kadang harus dikerasin biar nafsu birahinya terpuaskan...."

Lalu, dengan satu sentakan kuat, Seto lalu mencengkeram kedua pantat bulat Citra, dan mulai menggerakkan kedua pantat itu maju mundur menghantam pinggangnya, membuat seolah-olah vagina basah Citra sedang menggiling penis Seto.

"Huuooh.... Seeet.... Berhenti...Berhenti....." Ucap Citra kaget. Ia sama sekali tak menyangka jika Seto bakal menstimulus vaginanya seperti itu. Walaupun ia menolak, tapi tetap saja, pinggulnya bergerak seperti sedang menyetubuhi Seto. Terlebih ditambah dengan remasan tangan adik iparnya, membuat Citra yang masih sedang menikmati sisa-sisa gelombang orgasmenya tak dapat menahan rasa ngilu yang amat sangat.

"Ooohh...Seet... Seeett.. tunggu bentaran seet... tunggu bentaraaaann... SETOOOO.... AAARRGGHHH... AAHHHH.....AAAAARRRGGHHH...."

Namun, sepertinya permintaan Citra tak digurbis Seto sama sekali, karena nyatanya Seto malah semakin cepat menggerak-gerakkan pantat Citra maju mundur, membuat seolah vagina Citra sedang menggasak penis besar Seto kuat-kuat.

"SEETOOOO... BRENTI SEEEETTT....AKU MAU KELUAR LAGI INI.... NGEENTOOOT.... AKU MAAU KELUAAR...."

Tak menunggu lama, tiba-tiba, tubuh Citra yang indah kembali bergetar-getar. Punggungnya meliuk-liuk. Mulutnya menganga dan matanya terpejam erat.

CRET... CRET... CREEECEEETTT...

"AAARRRGGGHHHH.. NGEEENTOT KAMU SEEETT.... KONTOLMU BIKIN MEMEKKU ENAAAK... KONTOLMU ENAK SEEETT... NGEEENTOOOOTTT..." Rangkaian ucapan mesum nan jorok terlontar dari bibir tipis Citra. Membuat Muklis yang ada dibelakangnya terpesona dengan kebinalan kakak iparnya.

"Hehehe... Rasain kontolku mbak.... Rasain...." Kata Seto yang tak mengentikan goyangan pantat Citra maju mundur kearah pinggulnya. "Ini hukumannya jadi istri nakal... Ini hukumannya jadi istri lonte...." Tambah Seto sambil kembali menggoyangkan pantat Citra kuat-kuat, membuat Citra megap-megap keenakan.

"Ooooohhhh.....Remes tetek mbak Klis... Remes tetek mbak kuat-kuuuaaaatttt... NGEEENTOOOOTTT..."

Menuruti permintaan kakak iparnya, segera saja Muklis memperkuat remasan tangannya sambil sesekali menarik keras kedua puting payudara Citra.
"Ooogghh... Yaahh Iya gitu Klis... Enak Klis... EEENNNAAAAKKKK... Sssh... Oooh..."

"Mbak... Lubang anusnya nganggur tuh... Muklis sodok pake kontol boleh ya...?" Celetuk Seto sambil terus-terusan menggoyang pantat Citra.
"Hhooo'oohh... NGENTOOOTT... ENAK BANGEEET SEEEET..." Raung Citra tak sadar dengan apa yang Seto tanyakan. "TERUS SEEET... NGENTOT TERUUUUSSSS...."

"Bener yaa... Muklis bakal nyodok bo'ol sempitmu loh mbak...." Goda Seto, "Muklis bakal menyodomi liang analmu dengan kontol besarnya.... "
"Hiyaaah... Hiyaaaah.... Tusuk ajaaah... Ssshh.... Tusuk ajaaah bo'ooolkuuuu....." Racau Citra tak sadar karena masih tenggelam dalam kenikmatan orgasmenya.

Tiba-tiba, Seto mengedipkan sebelah matanya dan menganggukkan kepala kepada Muklis.




By :
Tolrat
Setelah lama gak baca ini story..
Kyknya ada yg kelewatan Citra di 3 some sm Seto n Muklis...

Kereeennnn...
Masterpiece nih karya suhu....

:Peace:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd