Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Niatnya Balas Dendam

AnakPendiam

Semprot Holic
Daftar
16 May 2016
Post
305
Like diterima
6.351
Lokasi
West Borneo
Bimabet
Lama hanya menyimak cerita dari para maestro, saya jadi tertarik untuk ikut menyusun cerita absurd ini.


Sebut saja saya Bejo, seorang mahasiswa yang luar biasa malah tergolong terlalu luar biasa karena sempat DO dan sekarang pindah di kampus yg sangat tidak terkenal. Saya dari dulu entah kenapa sangat malas jika sekolah, yah mungkin bawaan orok kali yah. Saya tinggal di kost yg tidak terlalu dekat dengan kampus. Kedua orang tua saya sudah meninggal. Saya anak bungsu dari 5bersaudara. Semua biaya kuliah saya ditanggung oleh abang saya. Abang saya seorang pengusaha, beliau memiliki 2 orang anak. Putra putri yg keduanya sudah SMA dan tinggal di asrama. Nah.. Oomnya masih kuliah gak lulus-lulus, keponakannya udah SMA. Tergambar kan bagaimana tertekannya saya.
Cerita absurd ini mengenai hubungan saya dengan kakak ipar saya, istri abang saya yang membiayai hidup saya selama ini.
Kakak ipar saya, sebut saja Yanti yang kesehariannya seorang ibu rumah tangga sekaligus membantu abang saya dalam menjalankan usahanya. Kakak saya ini sangat spesial, iya spesial..mulutnya itu udah kayak petasan cabai, cerewet dan pedas. Saya sendiri sedari masih tinggal bersama orang tua saya, sering jadi sasaran jika ada masalah. Saya sendiri bertipe pendiam, nerimo ing pandum, sebenarnya agak kearah bodoh sih. Setiap dapat omelan ya diem dan manggut2 aja sih.
Kejadian yang tidak disangka ini terjadi saat akhir tahun lalu, dimana kampus saya libur Natal 2minggu.
Sebelum libur saya disuruh pulang, abang tau saya selalu malas ke rumah mereka karena kakak ipar saya itu. Haha.
Saat saya pulang di depan rumah mereka, saya dengar beberapa ocehan si mulut pedas. "Alamak, belum juga masuk udah denger yang begituan, masalah apa lagi sih" pikirku. Saat saya menguping, ternyata anak pertama mereka membuat masalah di asrama, sampai orang tua di panggil. Saat suasana agak tenang, saya berniat masuk.
"Assalamu'alaikum, bang aku pulang"
Mereka pun menjawab salam dan menyuruhku masuk, tapi baru juga duduk kakak ipar saya sudah ngoceh tentang anaknya dan menghubung-hubungkan kelakuan anaknya denganku.
"Tuh Jo, keponakanmu ikutan kelakuan kamu, cari masalah di asrama. Ini pasti kamu yang ngajarin ya"
"What the fuck" pikirku, ketemu aja setahun sekali, kontak ga pernah kok aku yang kena.
Setelah banyak makan ocehan, dan ditinggal masuk kamar. Otomatis saya cari nasi, tadi makan ocehan gak pake nasi..jadi ga kenyang. 😑
Setelah makan, saya pun istirahat sejenak sebelum bersih-bersih rumah 2 lantai yang mereka tempati. Btw, mereka punya 5 rumah yg berdekatan. Dan 3 rumah sudah di kontrakkan. Saat saya bebersih, saya dipanggil ke ruang tengah oleh kakak ipar saya.
"Jo.. kesini bentar, abangmu mau pergi nih"
Saya pun mendekat ke asal suara, dan kulihat abang saya sedang memakai sepatu bersiap pergi. Dia berkata "Jo, aku pergi dulu.. mau ngurus anak-anak di asrama. Paling 4hari lah, tapi kalo masalahnya berat ya sekalian cari sekolah baru. Nanti kalo abang belom pulang, kamu jangan balik dulu yah". Aku pun hanya manggut-manggut.
Lalu abangku pun berangkat, aku bawa kopernya. Ku lihat suami istri itu, mereka mesra sekali padahal abis berantem. Kakak iparku mencium tangan abangku lalu mencium pipinya, abangku lalu masuk mobilnya dan berkata "jaga rumah ya". Aku jawab "iya bang".
Setelah abangku berangkat, aku pun masuk dan melanjutkan aktifitas sebagai orang numpang, yah apa lagi kalau bukan beres-beres. Tak lama aku pun dengar suara pintu kamar utama, kakak iparku sepertinya mau pergi. "Jo, aku pergi dulu. Kalo ada yang cari kakak, telpon atau bbm". Aku iyakan saja, dalam hati bersorak hore gak liat kakak iparku itu untuk beberapa saat. Haha
Setelah selesai bersih-bersih, aku pun ke rumah sebelah. Aku memang gak serumah kalau ditempat abangku ini. Aku nempati rumah yang tidak dikontrakkan, yang difungsikan untuk kumpul2 arisan atau pun sekedar pertemuan ibu2 komplek. Selesai tugas, aku pun bersantai sambil ngopi dan buka2 site yg hot.
Malam pun datang tapi kakak iparku belum pulang, sudah hampir jam 9 padahal. Ah tapi sudahlah, bukan urusanku juga.
Jam 9 lebih baru tidak seberapa lama aku mikir demikian, kakak iparku pulang dengan sehat wal afiat. "Njir aku kira dia lupa jalan pulang atau kenapa2 dari sore baru pulang". Dia masuk sambil bawa 2 kardus kecil, lalu keluar lagi dengan wajah sengaknya dia teriak "Jo, kamu udah tidur kah? Kau ini gak makan apa, nanti kalo kamu mati kelaparan aku yang kena juga". Aku jawab "aku udah makan kak, tadi nyeduh mie". "Oh ya udah terserah" jawabnya sambil masuk lagi ke rumahnya.
Aku pun kembali asik dg hapeku yg memutar bokep bisu (silent mode). Kurang lebih jam 11 aku bangkit karena agak lapar "iyalah tadi cuma makan mie" pikirku, aku pun berniat ke rumah sebelah untuk makan. Ku ambil kunci cadangan yang selalu kubawa jika di rumah abangku, saat di depan pintu "kok tumben lampu belom pada mati" batinku. Aku pun masuk, aku matikan lampu ruang tamu. Saat sampai di ruang tengah aku kaget liat kakak iparku tergeletak dan di dekatnya ada 2 minuman beralkohol yg mahal. "Weh pesta nih dia, atau mungkin lagi sebel karena anaknya bikin masalah?" Gumamku pelan. Aku lihat sejenak kakak iparku ini, dengan umur 40an tapi bodynya lumayan juga kalo diliat2 lagi, emang sih gak pernah dandan seksi ala tante girang. Dia berpakaian selalu sopan, meski di dalam rumah. Misal seperti sekarang yang memakai kaos panjang dan rok panjang yang longgar. Saat itu pikiran "nakal" belom mengambil alih. Aku berlalu ke dapur, makan dikit dan minum susu. Saat aku mau keluar, aku ngetem lagi ngliatin kakak ku yg "ngglosor" di depan tv. Aku berniat bangunkan dia, agar pindah ke kamar. Aku goyang2 bahunya, eh malah deket bahu ada yg ikut goyang juga. Sesaat imajinasi bekerja. "Enak kali ya dikenyot". Beruntung, kakakku tidak bangun, lalu niatku membangunkan aku urungkan.
Aku yang sudah cukup bernafsu melirik ke bawah, "hadiuh rok panjangnya kayak minta di lepas". Mula aku takut untuk beraksi. Tapi setelah mengingat sikapnya selama ini, jadi kayak mau balas dendam dengan cara memperkosanya selagi mabok. "Ah bodo amat, itung2 balas dendam" pikirku sambil mengangkat badannya untuk melapas koas yg dikenakannya. Sesaat setelah berhasil ku lepas kaos itu, aku terkagum melihat bukit kembarnya. "Besar kayak yang tadi kutonton nih" pikirku senang. Lalu ku buka bhnya dan "wow" seakan berhamburan kedua bukit itu. Tak mau berlama2 aku tarik rok dan CDnya juga. "Wow mulus" tak terduga, ternyata dari sikapnya yg sadis dia punya pusaka rahasia yg mulus.
Gak mau buang waktu, aku jilat dan tusuk vaginanya dengan jari tengahku. Sambil lidahku mencari kacang yg biasanya jadi pusat sensitif wanita. Ketemu. Aku sikat pakai lidahku, menarilah lidahku di sana. Kadang aku hisap kuat. Ku dengar "ehhh hemmm" aku kaget dan kulihat wajah sange kakakku yg mulut bawahnya sedang aku mainkan dengan lidah dan jariku, dia masih terpejam, bahkan mulutnya pun masih rapat. Lega dia tak bangun. Ku teruskan aksi pembalasan ini. Aku bimbing jilatanku menuju puting yg sudah tegang, aku jilat dan hisap bagian itu. Waktu sudah jam 12 lebih, aku tak mau buang waktu lagi.
Aku yang memiliki body tinggi dan otot yg menonjol akibat latihan 5x seminggu di pusat fitness, akan mencoba hasil kerja keras ku membangunnya. Aku arahkan, pusakaku yg sudah tegang level max ke arah vagina yg terpampang di depannya. Saat penisku menyentuh bibir vaginanya, aku masukan pelan hingga mentok. "Peret juga nih memek, lumayan buat uji kelayakan pusaka warisan kakek moyang" pikirku.
Ku ayun dengan irama yang tak menentu, sampai bosan. Lalu aku miringkan badan kakak iparku ini, aku naikan satu kakinya lalu ku hujamkan lagi pusakaku yang masih belom puas bermain di dalam goa hangat, seret dan becek milik kakak iparku ini. "Oh kak yanti, andai mulutmu seenak memekmu aku bakal betah didekatmu" kataku sambil menghujam-hujamkan penisku ke lubang kakak ku. Kakak iparku hanya mendesah tanpa membuka matanya. "Eh ehmmm" hanya itu yang terdengar dari mulut busuknya.
Lama aku bolak balik badan kakakku dan aku hisap gigit buah dadanya yg ikut bergoyang sampai akhirnya aku K.O. di dalam memek basahnya yang legit.
Aku pun segera pakai bajuku dan kembali ke rumah sebelah setelah memakaikan kembali kaos dan roknya. Aku sengaja tak memakaikan dalamannya karena ribet dan kubawa dalamannya untuk ku buang di tempat sampah depan.
Saat aku kembali, kulihat waktu sudah jam 3. Aku buru-buru tidur agar besok tidak kesiangan. Tapi sayangnya aku tidak kunjung terlelap karena masih dihantui kejadian yg aku anggap nekad itu. Sampai adzan subuh terdengar, aku belum tertidur.
Setelah jam 5 aku bangkit dan mematikan lampu2. Aku pun ke rumah sebelah, mematikan lampu teras dan lampu samping. Saat lewat di ruang tengah, kakakku belum bangun. "Wah masih mabok nih sarang kontol" batinku dalam hati. Aku bangunkan kakak iparku ini, dengan wajah yg agak nyengir dia bangun dan berjalan ke kamarnya. Jalannya aneh, aku tanya "kak yanti kenapa? Sakit ya?". "Cuma agak pegel gara2 tidur di karper" jawabnya. "Halah bilang aja memeknya berasa ada yg pegel" batinku sambil nyengir kuda.
Pagi itu aku beres2 alat makan dan alat masak, menyapu rumah lalu kembali ke sebelah dan tidur. Capek oi, semalaman ga tidur.
Siangnya aku terbangun karena ada yg merasa aneh dg anggota badanku, yah tapi bukan kontolku sedang di sepong atau apa. Tapi badanku di goyang2 pakai kaki kakakku. Yah itu cara dia bangunkan aku.
"Bangun, orang kerjaannya tidur mulu. Cari kek kegiatan apa, jangan mentang2 libur jadi bisa santai terus ya!" Semerdu itulah bisikan yg berhasil membangunkan aku. Oh indahnya dunia, aku pun bangkit dan cuci muka. Aku lihat kakak iparku seperti menungguku, aku pun menemuinya. Tak ada suara keluar dari mulutnya hanya bermain hape yg dia lakukan. "Tumben" pikirku.
Aku buka kaos dan hanya kenakan celana basket. Lalu aku ambil dhumbel dan mainkan, yah hitung2 buang stres karena dibangunkan dg cara seperti itu.
Tak lama kakak ku yang tengah memainkan hapenya kembali bersuara.
"Enak?" Katanya sambil menatapku tajam.
"Enak? Maksudnya kak?" Jawabku.
Aku hentikan kemesraanku dengan dhumbel.
"Gak sok bego, semalam kamu ngentotin kakak kan? Bangun tanpa daleman, memek berasa pegel, bau pejuh. Emang siapa lagi kalo bukan ulah kamu?" Desak kakak iparku.
"Maaf kak....ak" ucapku yg terpotong.
"Trus sekarang kenapa? Kamu nyesel? Telat! Cari mati kamu" kata kakak iparku sambil berjalan mendekat.
Aku tidak tahu harus berbuat apa, sedikit sesal mulai muncul. Aku kaget saat kakakku mendorongku hingga aku terjengkal ke lantai. Aku tak berani bangkit. Lalu kakakku kembali berkicau.
"Semalam kamu berani, mana keberanianmu?" Kata dia sambil menatap tajam mataku.
Aku terdiam, lalu tiba2 dia buka kaos dan rok pendek selulut yg ia gunakan.
Aku ternganga, lalu dia berkata "semalam kamu udah liat, gak usah sok polos!".
Aku masih terdiam sampai kakak iparku menyuruhku bangun. Aku bangun dan tiba2 dia menarik celana basket dan CD yg aku pakai. Sambil berkata "entotin kakak waktu sadar kalo berani!". Aku yg sudah telanjang pun mulai berani. Mulai aku belai pipinya, lalu aku cium bibirnya. Hanya "hmmm emmmm" yang terdengar diantara kami. Setelah bibir, aku alihkan ciumanku ke pipi dan ke daun telinganya. Aku jilat bagian sekitar telinga lalu menjalar ke lehernya. Aku buka pengait BHnya. Aku buka BH itu, lalu aku bimbing bibirku ke arah putingnya. Aku mainkan ke dua puting itu bergantian. Pegal juga, karena aku harus membungkuk, aku duduk di sofa dan memangkunya lalu melanjutkan percumbuan.
Saat kami kembali berciuman, aku menarik CD yg ia kenakan. Seakan paham ia angkat pantatnya dari pangkuanku untuk memperlancar usahaku. Aku mulai memainkan clitorisnya dengan jari2ku. "Ehhmm emmhhh" hanya itu yg keluar dari bibir kakak iparku. Aku baringkan kakakku di sofa, lalu aku buka pahanya. Tak bosan aku memuji memek kakak iparku ini, bentuknya masih seperti ABG.
Takut mengecewakan kakakku, aku lanjutkan aksi yg tertunda karena mengagumi memek indah yg ada di depanku. Aku jilati dan colokan lidahku menyusuri belahan vagina yg harusnya milik pribadi abangku. "Oh.. " terdengar erangan kakak iparku, membuat aku lebih bersemangat. Jari tengahku ikut membantu saat lidahku bermain di clitorisnya. Aku kocok dengan tempo sangat laju sambil aku sedot2 clit merah kakak iparku ini. Sampai akhirnya "ahhhkkkhh" kudengar erangan kakak iparku sambil pahanya menjepit kepalaku yg masih mangkal di selangkangannya.
Aku hentikan aksiku dan duduk di sebelahnya. Tak berapa lama setelah nafas kakakku mulai normal, aku kembali beraksi. Kini aku ingin memasukkan penisku ke sarangnya. Dengan buru2 aku hantam, dia berteriak sambil mencakar lengan kiriku "pelan bego! Kontolmu itu gede!". Aku keluarkan lagi penisku dan terdengar bunyi "plup" di memeknya.
Aku beranikan diri dan berkata "kak boleh minta hisap?". Dia tak menjawab tapi dia langsung menyongsong penisku dengan semangat juang yang membara. Aku kelojotan dibuatnya, ternyata sepongannya super mantab!
"Kak, kakak pinter banget. Kakak paling cantik deh, ahhh... kakak.." ceracauku saat kenikmatan dari hisapan2 dan permainan lidahnya di penisku.
Kakak iparku rupanya capek menyedot dan menjilat, ia lalu memposisikan diri untuk WOT.
Ia masukkan penisku dengan hati2 sambil berkata "begini Jo kalo masukin, pelan aja. Enak kan?"
Aku hanya menjawab "kakak memang jago, bejo seneng punya kakak ipar kayak kakak" sambil merayu.
Dia naik turunkan dengan tempo sedang dan sesekali menggoyang seperti penyanyi dangdut. Hanya desahan yg keluar dari mulut kami, terlebih saat aku hisap putingnya sambil dia bergoyang.
Tapi hanya 10menitan kami dengan gaya itu, diakhiri dengan erangan panjang kakak iparku sambil memeluk kepalaku yang sedang memainkan putingnya.
"Akkkhhh Joo.. kakak udahhh" kata kakakku yg tengah memeluk erat kepalaku. Saat dia sudah relax, dia kembali berbicara "Jo, kamu belum ya?"
"Belom kak" jawabku singkat.
"Yaudah, nikmati aja tubuh kakak sepuas kamu" balasnya dengab mimik muka lelah dan pasrah.
Aku mulai menggenjot kakakku yang masih duduk di penisku. Kali ini aku hujam sekuat2nya dengan tempo selaju2nya. "Ahhh jooo, anjing kamu jo... memek kakak bisa hancur jooo... aghh" desahan dan ceracau kakak iparku malah membuatku makin bersemangat.
Bosan dengan gaya itu, lalu aku baringkan tubuh lemah kakakku. Aku sodok memek itu dari belakang dengan semangat kejar setoran. Kakak iparku kembali protes "bajingan kamu joo, memek kakak jebol jooo.. ahhh jooo enakkkk".
Aku istirahat sambil mengajak kakakku kembali saling melumat bibir. Setelah cukup, aku telungkupkan badan kakakku dan aku tunggingkan pantatnya. Kembali aku masukkan pusakaku ke liang peranakan kakak iparku yang pasrah aku hajar sampai akhirnya aku menuntaskan dengan 1 hentakan keras "kak makasih buat memeknya" croot croot.. entah berapa kali.
"Jo, kamu liar ya ternyata" kata kakak iparku sambil terengah-engah sesaat setelah aku luncurkan peluru dari piston yang melumat memeknya.
"Ahh aku masih sama kok kak" balasku masa bodoh.
"Nanti malam tidur rumah aja jo, temani kakak" pinta kakakku sambil membenamkan wajahnya ke dadaku.

Hampir 2minggu kami melakukannya sampai abangku pulang, rasa bersalah menyelimutiku. Tak ada kecurigaan, abangku tak mencium ada gelagat aneh. Aku yg masih sering kena ocehan kakak iparku pun masih berlaku meski kami sering berurusan ranjang. Hal itu tak mengubah sikapnya.
Sabtu sore aku berencana kembali ke kost, aku bilang ke abangku. "Bang, nanti aku balik ke kost ya". "Udah mau masuk kuliah lagi kah?" Tanyanya. "Iya bang besok senin". "Ya udah kamu beli tiket bis dulu, semoga kebagian". Lalu saat aku mau keluar, kakak iparku ambil bicara "Jo, bareng kakak aja sekalian kakak mau ke tempat temen nganter pesenan". "Iya kak" jawabku. Aku dah malas banget sebenernya, karena sikapnya kepadaku ga berubah meski saat berhubungan badan kita selalu merasa hati kita satu. 😖
Aku pun kembali ke rumah sebelah untuk mengemas barang bawaanku. Saat mengemas tiba2 ada sesuatu dilempar ke arahku. "Nih buat kamu, kalo pengen apa2 bilang kakak" kata kakak iparku saat aku menoleh ke arahnya. "Makasih kak" jawabku. Aku tak tahu apa isi amplop coklat yg dia lempar. Amplop itu langsung aku masukkan tas ranselku.
Selesai mengemas barang aku ke rumah sebelah, dan kulihat kakak iparku sudah dandan cantik. Dress pendek selutut sudah membungkus body yg selalu aku kagumi saat kami bersetubuh.
Singkatnya kami sudah dalam perjalanan menggunakan mobil, kakak iparku yg membawa. (aku ga bisa bawa mobil) 😅😅
"Jo, abangmu kira2 tau gak ya?" Tanyanya membelah suasana tenang.
"Kayaknya enggak kak" jawabku
"Semalam aku main Jo sama abangmu, tapi gak tau kenapa kok rasanya hambar. Mungkin memek ku lebih suka kontolmu kali ya jo?" Kata kakakku yg sambil mengelus batangku dari luar celana.
"Mungkin kak" jawabku singkat. "Halah bilang aja minta lagi kak" batinku yg sebenernya.
"Jo, kita beli tiketmu dulu trus ke rumah temen kakak" kata kakak iparku yg seperti memikirkan sesuatu.
Tak lama kita pun tiba agen tiket bus, kakak yang membelikan aku tiket. Aku menunggu di dalam mobil. Tak berapa lama kakak sudah kembali membawa tiket dan menyerahkannya kepadaku.
"Kok tiketnya buat besok kak? Aku kan berangkat nanti sore" tanyaku penasaran.
"Kamu nanti malam nginap hotel" jawabnya yang tumben singkat.
"Nah kan, bilang aja butuh kontol kak!" batinku.

Tak lama berselang, mobil memasuki rumah yg cukup besar. "Mungkin ini rumah teman kakak" pikirku.
"Jo, bawa kardus itu. Kakak masuk dulu." perintah kakak ku.
Kakak ku turun lalu meninggalkan ku yg sedang mengambil kotak kardus di bagasi.
Setelah aku ambil kotak dan hendak masuk, tiba2 ada seorang pemuda yg keluar dari rumah itu dengan buru2.
Aku pun masuk sambil permisi, tapi tak ada yg menjawab.
Aku pun melangkah masuk dan meletakkan kardus bawaanku. Lalu kakak iparku keluar dengan seorang wanita cantik yang hanya mengenakan kimono tidur. "Wow, apa jangan2 cowok tadi buru2 karena lagi main sama ini perempuan ya?" pikirku.
Mereka menghampiri aku yg terbengong melihat wanita cantik yang bersama kakak iparku ini.
"Bengong aja!" pecah lamunanku dengar suara kakak ku.
"Ini kardusnya simpan mana kak?" tanyaku sambil melirik wanita sebelahnya.
"Udah situ aja, ini kenalin temen kakak" kata kakakku yang menyadari aku melirik temannya itu.
Kami pun berkenalan, teman kakak ini sebut saja Tuti. Dia cantik, putih, dada kliatan besar meski tertutup kimono, kakinya sangat mulus, tangannya halus. "Aku pengen ngentot sama dia!" teriakku dalam hati.
"Jo, cantik gak temen kakak?" tanya kakak iparku yang sepertinya sangat gak rela aku ngelirik temannya terus.
"Cantik.. cantik banget malah" jawabku yg sangat terlihat antusias.
"Kamu mau gak main sama Tuti jo? Tadi cowoknya pergi tuh karna ada kakak" kata kakak iparku yg tidak bisa aku percaya. "Gimana jo?" sambungnya.
"Mau aja kalo aku kak" khayalan yg melambung tinggi terkabul pikirku.
Lalu kak Tuti menarik ku ke kamar, "pinjam dulu ya Yan" katanya pada kakak ku sambil tersenyum manis.


BESOK UAS.. SORRY PENDING.
 
Terakhir diubah:
Setibanya di kamar, kak Tuti menutup pintu tanpa menguncinya. Lalu ia melihatku dan berjalan kearahku sambil melepas ikatan kimononya.
"Woaahh indahnya" kataku saat tali itu terlepas dan memperlihatkan isinya.
"Bisa aja kamu Jo" katanya sambil menghimpitku dan berusaha melepas kaosku.
Setelah kaos terbuka, "bagus juga badan kamu Jo" pujinya. "Kali ini, badan ini yang akan bersama kakak" balasku sambil mencium keningnya.
Kak Tuti mendorongku agar berbaring, ia lalu menciumi dadaku. Aku hanya bisa menikmati tingkahnya. Aku tarik kimononya, dia pun merelakan kimononya terlepas. Kini ia berbugil ria dengan aku yang masih memakai celana panjang.
Aku balikkan keadaan yang tadinya aku berbaring, kini ia yang aku baringkan. Aku cumbu pelan dari mencium keningnya, pipinya lalu merayap ke telinganya, tak ketinggalan lehernya yang jenjang dan bersih pun tak luput dari kecup dan jilatanku. Saat aku tinggalkan bekas di lehernya, dia mendesah "ahhkkkhh". Lalu aku mencium bibirnya dan melumatnya sambil memaainkan lidahku. Kak Tuti tak mau kalah, ia juga seakan menyedot dan menarik lidahku. "Slurppp sluurrp" hanya itu yang terdengar saat kita berciuman.
Sesaat kemudian, aku mulai turun mencumbu dadanya yg terlihat kenyal. Aku jilat belahan, pangkal sampai ke putingnya. Tangan ini tak mau kalah, ia mendarat ke lubang yang ingin dipuaskan. "Ohhhh" begitu ceracau kak Tuti saat jemariku menari memainkan clitnya.
Jari tengah ku membelah vagina yang mulus itu. "Basah banget!" Batinku saat jariku meraba2 vaginanya. Aku teringat tadi ada cowok yg masih kliatan ABG keluar dari rumah ini. Astaga.. reflek aku bangkit.
"Ada apa?" tanya kak Tuti heran.
Aku pura2 mencium ketek ku "aduh kak, aku belom mandi, aku mandi dulu yah" kataku sambil melirik kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. "Sial itu memek abis dipake pasti. Hilang deh nafsu" umpat batinku.
Lalu aku masuk kamar mandi. Aku bersandar diatas closet duduk, sambil berharap kak Tuti ikut masuk dengan maksud mau aku bersihkan dulu memeknya.
Tak lama sejak aku masuk, kak Tuti pun masuk. "Nah itu pinter, peka juga ini orang" sulutku dalam hati.
Ia pun bertanya "kamu kenapa? Kamu harus layani kakak, tadi Yanti ganggu aku waktu main. Jadi kamu harus menggantikan pacarku yang kabur karena ada Yanti" cerocos wanita cantik ini yg terlihat agak kecewa.
"Maaf kak, aku bukannya ga mau. Tapi aku takut, takut kalau aku ga bisa puaskan kakak" jawabku yg aku susun agar gak menyinggung perasaannya.
"Kamu kuat kok, Yanti udah cerita semuanya kalau kamu kuat. Dia sampai kelojotan kalau main sama kamu. Malah katanya dia pernah hampir pingsan karena dientot kamu" ungkapnya sambil tersenyum dan duduk dipangkuanku.
Aku pun menciumnya, kami kembali melakukan french kiss. "Kak, mandi yuk" kataku sambil mencium pipinya. "Bilang aja minta mandiin" balasnya sambil menoel hidungku.
Dia bangun dari pangkuanku dan ingin melepas celanaku. Setelah terlepas, dia menarikku ke arah dekat shower. Bukannya menyalakan shower dia malah mengocok penisku yang mulai menegang sambil memainkan lidahnya di putingku.
Setelah tegak sempurna, dia lalu memasukkannya ke mulutnya. Menyedotnya, menjilatnya.. "ohhh kak, katanya mau mandi" kataku mengingatkan. Padahal dalam hati "yah kok ga seenak kakak iparku yah".
Dia pun menjawab "kakak penasaran dengan kontol kamu yang kata Yanti sampe bikin dia mau pingsan". Setelah agak lama dan mungkin dia bosan, dia pun bangkit sambil bilang "kuat bener, pantes Yanti sampai kelojotan". "Kakak bisa aja, kalo kakak mau, kakak boleh coba kok" jawabku merespon.
Lalu shower dia nyalakan, dia memandikan aku layaknya anak kesayangan. Yah sambil cium sana sini dan tidak ketinggalan mengocok benda nakal di selangkanganku.
Saat membilasku, dia pun aku sabuni. Dari punggung, bahu dan dada. Sampai dada tanganku seakan tak mau pindah dari situ. Dia pun berkata"betah banget disitu". "Pemandangan di gunung indah ya kak" entah apa itu aku berasa ngelindur ngomongnya. "Kamu bisa menikmatinya kok dari gunung sampai ke lembahnya di bawah sana" respon kak Tuti yang sepertinya sudah kehausan akan sex.
Karena aku tak mau pindah dari dadanya, dia pun menyabuni memeknya sendiri memakai sabun khusus. "Bagus, aku males ama bekas cowok tadi kalo belom dicuci" batinku sambil terus meremas-remas gundukan dadanya yang masih padat.
Lalu kami pun membilas sisa2 sabun, tapi setelah selesai bukannya mengeringkan badan, aku malah mulai mencumbunya kembali. Tapi kali ini aku langsung ke dadanya. Aku hisap kuat putingnya, dan aku pilin puting satunya. Begitu kumainkan secara bergantian, kiri dan kanan. Bosan aku tarik kak Tuti ke arah closet, dia aku dudukan. Lalu dengan buas aku mainkan lidah dan jariku di vaginanya yang telah dicuci. "Nah gini kan enak, udah dicuci" batinku senang.
Desahan demi desahan keluar dari kak Tuti, yang membuat aku lebih bersemangat. Sampai akhirnya lidah dan jemariku mengantar kak Tuti sampai ke orgasmenya yang pertama denganku. "Akhhh..Jo, enakkk" teriaknya saat sedang mengejang nikmat.

Aku yang sudah berada di puncak nafsu lalu mencium kak Tuti sambil meminta ijin "Kak, aku masukin yah". "Tentu sayang" balasnya.
Aku masukkan segera burungku ke sangkarnya "ahhh" desah kami berdua. Tapi tak kurasakan sensasi sesempit kakak iparku. "Bajingan, wajah cakep, badan bagus, sikap lembut tapi memek kayak lonte.. kalah sama si petasan cabai" umpatku dalam hati. Tapi aku tak mau ambil pusing, sambil aku hujani tusukan dengan kecepatan tinggi, aku pilin kedua putingnya. "Jooo... kamu mau nyobek memek aku kah? Ahhh... jooo... ahhh..." ceracaunya saat ku pompa. Aku balas hanya dengan desahan dan nafas memburu. "Nyobek gimana nih, memekmu aja udah sobek karena kebanyakan dipake" batinku.
Aku hentikan genjotanku, ku angkat badannya. Ku masukkan penisku kembali ke liangnya. Ku ambil posisi sambil menggendongnya. Ku pegang pantat sambil meremasnya. Aku mulai menghujamkan penisku, ku hujani kembali memek itu dengan liarnya. Sampai ia mendapat orgasmenya. "Ahhhhkkkhhh Jooo, ampuuun sayang, tusukanmu enak banget" ucapnya sambil memelukku erat. Aku pun membawanya ke tempat tidur sambil tetap penisku menancap di lubang kenikmatan kak Tuti.

Aku kaget saat disana sudah ada kak Yanti yang sudah telanjang bulat sambil mengobel memeknya sendiri.
"Aku ikutan ya Bejo sayang" ucapnya memohon. "Iya kak, ini biar kak Tuti istirahat sebentar" jawabku.
"Jih, sayang.. giliran butuh kontol aja manis" batinku meremehkan.
Aku baringkan tubuh lemah kak Tuti. Kukecup bibirnya dan berbisik "bentar ya sayang, kontolku dipesan kakak iparku nih".

Aku pun beranjak dari tubuh kak Tuti yang ramping dan mendekati tubuh semok kakak iparku. Aku lumat bibirnya dan aku gantikan jarinya yang mengobel memeknya dengan jariku.
"Ehmm emm" begitu erang kakak iparku saat terkejut aku menusuk-nusuk jariku ke memeknya dengan keras.
Tak lama dia melepas lumatanku dan mengerang hebat "Jooo... aku keluar" sambil merangkul ku yang ada di depannya.
Kemudian ia berbaring menunggu perlakuanku selanjutnya. Kak Yanti aku miringkan menghadap kak Tuti, ku angkat satu kakinya dan aku tusukkan penisku dari belakang ke liang senggamanya. "Ahhkkk jooo, enakkk" racau kakak ku saat menusuknya dengan kecepatan tinggi.
Puas memamerkan sodokanku di hadapan kak Tuti, ku telungkupkan tubuh kakak iparku lalu kumasukkan kembali penisku agar ia kembali membuat kakak iparku ini belingsatan. Dan benar saja tak lama setelah aku kayuh memeknya dengan semangat, dia mengerang "Jooo, ampunnn enakkk" dan dibarengi dengan tangannya menarik bed cover kuat-kuat.
Kak Tuti yang daritadi menonton setelah orgasmenya di kamar mandi mulai protes, "Yanti, gantian dong. Joo, memek aku mau ditusuk lagi nih" rengek kak Tuti sembari mengelus memeknya sendiri.
"Bejo siap kok kak" balasku sambil beralih ke tubuhnya.

Aku mulai kembali perbuatan nikmat ini bersama Kak Tuti, kali ini aku jilati dulu memek yang bersedia menungguku sembari aku menggarap kakak iparku.

Dia merengek meminta genjotan "joo, kakak udah ga tahan.. genjot lagii Joo.. please..."
Aku yang tak tega melihat wajah sendu yang kehausan kontol pun segera beringsut. Aku miringkan tubuh kak Tuti menghadap kakak iparku. Aku samakan dengan gaya yang aku lakukan ke kakak iparku. Ku hujamkan dengan speed yang menggila sampai kak Tuti kelojotan menerimanya.
"Jooo.. ohh.. enak... ohh... Yant, liat nih adikmu suka ngentotin aku.. ahhh.. Joo..." desahnya sambil memprovokasi kakak iparku.
Aku hanya mendesah dan tetap menghantamnya.
Tiba2 aliran air di penisku seakan tak terbendung.. aku percepat lagi sampai kak Tuti seperti melolong.. "ouhhhh" mulutnya ternganga menahan gempuran penisku dalam memeknya. Dan tak lama "kak aku mau keluar.." kataku memburu. "Kakak juga Joo.. enakkk.. ayooo.." balas kak Tuti. Dan Croooot crooot Seerrrrr... orgasme kami berbarengan.
Kak Yanti yang menatap kami seakan masih ingin dipuaskan bangkit sambil berkata "udah sore jo".
Aku yang masih memeluk kak Tuti dari belakang pun terdiam "kampret, udah kambuh tuh sengaknya" batinku mengumpat.
"Kakak ku sayang, kita mandi dulu yuk" ajak ku berusaha ramah pada kakak iparku. Sayangnya dia sudah kembali ke aslinya dan menjawab "mata kamu liat tuh udah jam berapa" cerocosnya sambil berpakaian.
"Hadehh itu mulut pengen gua entot sampe sobek lama2" batinku yg agak marah.
Aku segera berpakaian dan menyusul kakakku keluar. Tak lupa aku berpamitan kepada kak Tuti. "Kak aku balik ya, maaf kalo pelayananku ga seperti harapan kakak".
"Jo bentar" dia bangun dan mengambil sesuatu dalam laci riasnya.
Amplop coklat, kembali aku teringat amplop yang tadi pagi diberi oleh kak Yanti. Kak Tuti menuliskan nomor hape dan pin bb nya lalu menyerahkannya padaku. "Buat kamu Jo" sambil senyum dan merangkulku lalu melumat bibirku. "Aku bakal kangen sama genjotanmu Jo" sambungnya.
Setelah perpisahan dengan kak Tuti, aku pun keluar kamar. Kudapati kak Yanti sedang duduk, muka ditekuk menatap layar hape. Yeah.. di mobil moga ga kena cerocos.

Saat di mobil
"Enak mana Jo?" tanya kak Yanti
"Apanya kak?" aku tanya balik
"Memeknya lah, sok polos!" Balas kak Yanti
"Enak punya kakak, sempit, berasa banget di penis Bejo. Sepongan juga enak kakak yang nyepong" jawabku santai.
Aku lirik ke kak yanti, dia tersenyum sambil menyetir. "Manis banget! Gak biasanya. Apa bakal sembuh penyakit sengaknya ya?" Tanyaku dalam hati.
"Dasar laki, nggombal doang bisanya!" Balas kak yanti padaku.
"Ya ampun, ini orang maunya apa sih?" Dalam hati mulai bingung.
"Eh Jo, bentar ya!" Perintah kak Yanti setelah mobil memasuki kawasan sebuah hotel.
Kak Yanti merapihkan dandanannya lalu keluar meninggalkan aku di parkiran, aku bertanya-tanya "apa mungkin serius aku malam ini nginap hotel?"
Tak lama berselang, Kak Yanti datang dan segera masuk mobil.
"Nih Jo, aku paling nyusul jam 8an" ucapnya sambil menyerahkan kunci kamar yang ada nomor kamar.
Tak ada obrolan berarti setelah dari hotel, hanya Kak Yanti bercerita tentang Kak Tuti yang ternyata adalah seorang janda kaya anak 2, semua perempuan. Punya hubungan spesial dengan teman main anak Kak Yanti yang besar makanya kabur saat kak Yanti memergoki mereka sedang main. "Berarti cowok tadi seumuran keponakanku yang besar" gumamku dalam hati.
Setiba masuk jalan komplek, kak Yanti berpesan "nanti kamu pura2 berangkat jam 6, kakak juga nanti mau ijin pergi juga. Jam 8 kakak nanti sampai hotel. Jangan sampai abang kamu curiga. Ngerti?"
"Iya kak, lagian hotelnya gak jauh dari tempat mangkal bus" jawabku enteng.

Sampai rumah, aku masuk dan mau laporan kalau sudah dapat tiket tapi rumah kosong, pintu terkunci. Lalu aku buka dengan kunci cadangan yang memang jatahku kalau aku pulang ke tempat abangku. Ternyata benar, rumah kosong. "Mungkin abang lagi ngawas usahanya" pikirku.
Kakak iparku masuk dan heran kok suaminya belom pulang. Aku berbaring di depan tivi ruang tengah. Kemudian kak Yanti yang keluar dari kamarnya menghampiriku dan duduk di sofa dekat aku baring.
"Jo dulu waktu kamu ngentotin kakak waktu mabok, sampai berapa kali kamu keluar?" Tanya kak Yanti.
"Hehe 2x kak, dari jam12an sampai jam 3an" jawabku sambil cengengesan.
"Wah.. pantes memek kakak berasa ngilu banget waktu itu" balasnya.
"Maaf ya kak, kalo Bejo nyakitin kakak waktu itu" kataku sambil mengecup bibirnya. "Mumpung baik, waktunya bikin dia tersanjung" pikirku.
"Gak apa Jo, lagian sekarang kakak juga seneng bisa ngentot sama kamu. Kamu bisa bikin kakak enak. Ngomong-ngomong nanti malem kamu bisa ngerjain kakak sampai subuh lagi loh" kata kak Yanti sambil mengecupku balik.
Lalu kami lakukan french kiss sambil ku sodok memeknya pakai jariku yang diam2 menyusup ke rok pendek harian yang biasa dia pakai.
"Ehmmm ehhhmm Jo, udah nanti malam aja. Kakak milik kamu kok, jangan sekarang ya sayangg.." protes kakak ku yang merasa tak aman.
Dan benar saja seketika terdengar abangku yang pulang, kakak iparku lalu berlari menyambutnya.
"Eh Jo, dapat tiket buat tar sore?" Tanya abangku saat melihatku di ruang tengah.
"Dapat bang, jam 6 harus disana" jawabku.
"Oke deh, nanti abang antar" kata abangku sambil berlalu ke kamarnya diikuti kakak iparku.
Terdengar obrolan mereka di kamar, sepertinya kakak iparku ijin untuk ikut temannya ke luar kota dan pulang besok sore. Lalu seketika kamar itu kembali tenang tapi samar2 terdengar suara desahan. "Ngentot tuh, pasti karena mau ditinggal ke luar kota!" Pikirku sambil bangkit dan pergi ke rumah sebelah.

Jam 17.30 aku bersiap diantar abang ku ke tempat pemberhentian bus. Kulihat kakak iparku juga sudah dandan, "mungkin mau sekalian perginya" pikirku.
Kami pun berangkat, seperti biasa siraman rohani terdengar dari abang dan kakak ku sebelum aku ke kota dimana aku kuliah. Gak ada yang spesial, semua sama temanya.
Sesampainya di agen bus, aku yang hendak turun namun abangku bilang, katanya gak bisa nungguin karena harus antar kakakku ke tempat teman2nya. Aku iyakan saja.
Aku pura2 menunggu bus ku di depan agen sambil menunggu mobil abangku taj terlihat. Setelah dirasa aman, aku berjalan menuju hotel yang tak jauh dari agen tersebut. Sesampainya di kamar hotel, aku berpikir "kok jadi kayak gigolo gini yah? Niatnya padahal mau balas sikap kakak ipar. Ahh sudahlah, yang penting sikapnya kalo lagi berdua ga separah dulu".
Lalu aku sempatkan buka 2 amplop berwarna coklat yang diberi kak Yanti dan kak Tuti. Dan ternyata isinya UANG! "Shit, ini sih emang mereka anggap aku gigolo! Ahh terserah deh.." pikirku setelah melihat uang segepok dengan pecahan 100 dan 50ribuan.
Aku juga tak lupa memasukkan kontak kak Tuti ke dalam bbm ku. Langsung di accept dan langsung ada ping dari kak tuti. "Fast respon amat ini memek umum" batinku yang keheranan. Kami pun berchating ria via bbm, hanya membahas ttg kekagumannya kepadaku yg sadis kalau sudah diatas ranjang bertolak dengan sikapku biasanya yang sering dianggap culun dan pemalas.

Tak terasa sudah lumayan malam, acara chat asik bersama kak Tuti yang menemani kesendirianku di kamar hotel ini. Tiba2 pintu kamar diketuk, setelah aku buka ternyata kak Yanti yang clingukan mengamati situasi kanan kiri. Dia pun masuk dan langsung mengunci pintu.
Aku yang sedang duduk senyum2 sendiri melihat gerak gerik kak yanti yang seperti maling takut ketahuan.
"Ga usah cengar cengir, kakak takut ketemu orang yang ngenalin kakak" ungkapnya.
"Aku ngenalin kakak lho" balasku masih dengan cengar cengir.
"Kamu sih dikasih memek juga diem" balasnya sambil melempar tas nya ke sofa dan menhampiriku.
 
Terakhir diubah:
Pernah baca cerita macam gini, dmna ya?

Wah belom apa2 udah ada yang mau neriakin copas 😂 disitu kadang saya merasa sedih.


Tentang cerita, sedarah..hanya dengan ipar, saya sendiri gak anggap sebagai sedarah. Karena hanya ipar.
Pemerkosaan, hanya ada dalam cerita awal. Ga akan ada lagi kejadian pemerkosaan.
Aku tadi mikir, salah kamar gak ya di ruang setengah baya? 😕
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
lanjut gan
asyik juga dibaca ceritanya
mengalir alami, bahasanya juga natural apa adanya , simply but best lah!

Kalo kagak capek pasti aku nyicil bro.. pasalnya aneh aja bro. Kayaknya ga banyak data tentang cerita di otak, tapi abis diketik 3jam baru dapet 1x post.
Dan ini masih jauh dari kata sekian/tamat padahal total udah 6jam ngetik. 😕
Jadi berasa perjuangan para master cerita waktu ikutan nulis. 😭
 
lanjutin suhu..

nunggu ngumpul banyak dulu baru di post aja..

skalian di TAMAT_in, ntar jatohnya jadi cerbung kalo g one shot..

:beer:
 
Aku yang sedang duduk senyum2 sendiri melihat gerak gerik kak yanti yang seperti maling takut ketahuan.
"Ga usah cengar cengir, kakak takut ketemu orang yang ngenalin kakak" ungkapnya.
"Aku ngenalin kakak lho" balasku masih dengan cengar cengir.
"Kamu sih dikasih memek juga diem" balasnya sambil melempar tas nya ke sofa dan menhampiriku duduk di tepi ranjang hotel.
Kak Yanti yang baru duduk disampingku tak aku hiraukan, aku malah berdiri melepas semua yang aku kenakan dan kemudian berbaring di sampingnya yang duduk.
"Joo, ngapain kamu kok malah tiduran? Bukannya nelanjangin kakak juga!" Kata kak Yanti yang melihat aneh sikapku ini.
Aku diam, dengan penis yg belum berdiri aku diam terbaring dan menatap mata kak Yanti dengan tatapan serius.
"Aku mau dilayani dulu!" teriakku dalam hati.
Seolah paham apa yang aku mau, kak Yanti ikutan berbaring lantas mendaratkan ciumannya di bibirku. Kami saling melumat, memainkan lidah kami tapi tiba2 kak yanti bicara. "Jo, kamu udah gak minat sama tubuh kakak lagi ya? Mau kakak panggilin Tuti? Jo, please perkosa kakak lagi" ungkapnya sambil berbaring diatas dadaku.
"Bejo mau kok. Bejo akan lakuin semuanya buat kakak" jawabku sambil mengelus rambut kepalanya.
Ia pun bangkit hendak melepas dress yang ia pakai, tapi sebelumnya ia kupeluk. Lalu kudaratkan kecupan2 dia wajahnya yang lembut. Aku bantu dia buka dress yang ia kenakan. Kini ia tinggal mengenakan CD dan BHnya, kutarik dalam pelukanku lagi dan kulumat bibirnya kembali. "Ehmmm emmm" desahnya saat tanganku ikut beraksi meremasi bukit2 yang menggantung.
Tak mau buang waktu, aku tanggalkan BHnya dan menyembulah kedua kantung favoritku. Aksi saling melumat kuhentikan, aku beralih ke bawah..yah ke benda kenyal yang menggantung indah. Meski tak kencang tapi masih enak dipandang.
Ku jilat dari belahan, pangkal kemudian puting kanan dan beralih ke pangkal lagi dan ke kirinya. "Ohhh" desahnya saat jilatanku mencapai puting dan langsung aku sedot kuat.
Aku hentikan sejenak aktifitas ini, aku berusaha menanggalkan CDnya. Tak butuh bersusah karena kakakku ini juga membantu. Ku lanjut hisapan2ku di kedua putingnya, tangan kananku mengangkat kaki kirinya dengan maksud agar bertumpu pada ranjang yang aku duduki. Jemari kananku tak tinggal diam setelah gerbang dibuka. Kakakku makin blingsatan mendapat 2 titik serang.
"Joo.. ahhh... kakak keluarrr..." ceracau kakak iparku saat ku tingkatkan intensitas seranganku.
Kak Yanti merangkulku yang duduk di ranjang, kaki kirinya bertumpu di sebelah kananku. Wajahnya yg sendu dan terengah-engah menatapku seakan meminta lebih.
Aku posisikan kak Yanti duduk dipangkuanku, dan dengan pintarnya dia memasukkan penisku ke sarang yang sudah ingin obok2.
"Ehhhmm.. kakak enak Joo.." desah kakak yg kemudian menggigit bibir bawahnya.
Aku yang sebenarnya belum puas pemanasan malas menggerakkan pinggulku, tapi entah sudah nafsu banget atau bagaimana kakak iparku mulai menaik-turunkan pinggulnya sambil sesekali bergoyang layaknya biduan diatas pentas.
"Goyangan kakak paling juara" kubisikan kalimat itu pelan.
"Spesial buat kamu Jo" balasnya sambil tersenyum dan kemudian melumat bibirku.
Aku yang masih ingin bermain dengan bukit kembar yg sekarang ikut bergoyang lantas memilin-milin puncaknya.
Sambil bergoyang bak biduan, aksi saling melumat bibir, puting yang dipilin2 adiknya yang menerima pasrah goyangan kakak iparnya, Kak Yanti akhirnya menuju puncak. "Ehhmmm akkkkhhh Bejooo.." erangnya sambil menenggelamkan penisku dalam-dalam dan memelukku.
Aku biarkan sejenak ia menikmati sensasinya. Setelah kedutan2 dalam vaginanya melemah, kak Yanti bangkit dari pangkuan ku dan telungkup di ranjang.
"Joo, kamu gak mau nerusin?" kata Kak Yanti sambil masih terengah-engah.
"Sebenernya Bejo agak lemes kak, tadi lupa belum makan" balasku yang sebenernya masih ingin menikmati goyangan kak Yanti.
"Nanti kakak carikan makan deh, sabar ya sayangg" balasnya sambil terpejam.
Aku yang sebenarnya tak merasa lapar pun merapat ke tubuh telungkup kakak iparku. Aku yang masih berharap aksi WOT kakak iparku, berencana menyodoknya memeknya dari belakang.
Aku tunggingkan sedikit pantatnya dengan aku ganjal bantal. Aku masukkan pelan. "Ehmmm Jo, katanya lemes. Ohhh.." desah kakakku yang senang kalau aku masih ingin lanjut. Kupacu genjotan ku dengan kecepatan liar, aku mencari kepuasan sendiri.. "Ohh Joo.. Joo.." ceracau kak Yanti sambil menarik2 bed cover.
Aku balik kakak ku, aku kembali mainkan dengan convensional.. aku pacu kembali dengan ritme yang sama liarnya dengan sebelumnya. Aku tak hiraukan kata yang keluar dari mulut kakakku.
Melihat dada yang ikut bergoyang, aku hentikan kemudian pelankan genjotan. Aku telungkup, bibirku berusaha meraih puting yang seakan meminta dikenyot. Dengan ritme pelan, aku rasakan penisku sedang dimandikan oleh vagina. Aku baru menyadari kakak sudah keluar lagi.
Aku yang masih menikmati buah dadanya menghentikan genjotanku, lalu pinggul kakakku aku miringkan sedikit dan kunaikan kaki kanannya ke pundakku. Aku hujamkan lagi namun kali ini dengan ritme santai, kakak ipar yang menggeliat dan "ahhh bejoo ohh sayanh" tak aku hiraukan. Buahdada yang ikut bergoyang, ingin rasanya aku hisap2 lagi.
Merasa kumpulan yang terbendung di penisnya seakan mau menjebol, aku hujamkan kembali dengan kecepatan sadis. "Ahhkk jooo, kakak udah ga kuat.. jooo kakak.. yeahhhh..." rengekan kakakku terhenti saat hentakan kerasku mengantarkan kami ke orgasme bersama.
"Hah hah hah" nafas kami seperti berlomba menepi dari ganasnya ombak birahi.
"Jo bagi minum" kata kakakku saat melihatku menengak air dari botol.
Aku serahkan setengah, ia minum habis.
"Kak.. ga ada minum lagi" aku melapor.
"Kamu beli dulu ya, uangnya di tas kakak" balasnya sambil masih terengah-engah.
Aku pun ambil beberapa uang di tas kakak iparku, berpakaian, cuci muka lalu keluar.


Saat di minimarket, aku seperti melihat seseorang yang aku kenal. Ia pun melihatku tersenyum. Ternyata teman bbm ku yang juga alumnus kampus. Aku hampiri dan sekedar say hello.
Singkat kata kita bertemu dan dia memperkenalkan anggota keluarganya, seorang gadis manis yang sebenernya udah aku kenal. "What? Anaknya udah gede, malah ternyata anaknya ini adik tingkatku". Kami ga lama ngobrol, sambil aku masih gak percaya kalau mereka ibu dan anak kandung. 😑

Kembali ke kamar, ternyata kakak ku sedang bermain dengan hapenya dan kali ini dia sudah tidak telanjang lagi.
"Kakak mau pergi?" Tanya ku singkat
"Gak lah" jawabnya yang tak kalah singkat
"itu tumben udah pakai bajunya?" tanyaku penasaran
"Temen kakak mau kesini, tadi kakak udah pesenin martabak manis rasa coklat buat kamu, kamu kok lama? Beli air doang" balasnya
"Tadi ketemu temen" jawabku
"Ohh, Nanti temen kakak ikut yah" katanya
"Ikut ke tempat ku? Emang dia tinggal disana?" Balasku kepo
Kakakku diam tiduran miring sambil main hape, lalu aku peluk dia dari belakang.
"Pakai baju tapi gak dipake dalemannya" kataku yang mulai meraba2 tubuh kakak ku.
"Tunggu temen kakak ya" cegahnya yang sadar tanganku ingin mengobel memeknya
Aku pun tak beringsut dan mengambil hapeku dan "yeahhh" kak Tuti memenuhi notifku. Tak berapa lama kak Yanti membuka kunci pintu kamar.
"Temennya mau datang kah?" batinku bertanya
Benar saja, tak lama berselang ada seorang yang masuk. Saat meliatnya mengunci pintu "kayaknya kenal" batinku. Saat teman kakak iparku berbalik setelah mengunci pintu, kami berdua terkaget.
"Bejo" "Kak Desi?" Ucap kaget kami hampir bersamaan.
"Kalian udah saling kenal?" ucap kak Yanti melihat kecanggungan diantara kami.
Kami mengobrol, dari situ aku baru tau.
Kak Desi ini umurnya tak lebih 10th diatasku meski kliatan kayak seumuran.
Juga kak Desi adalah istri relasi abangku dalam menjalankan usaha, ia tinggal di kota daerah aku kuliah.
Awal perkenalanku dengan kak Desi adalah di grup kampus, ia yang bertanya mengenai pendaftaran untuk anak sulungnya yang bernama Dina, tapi di grup itu tak ada yg merespon. Dan kemudian aku merespon yang berakhir dengan saling tukar kontak.
"Lihat Des, Bejo sampai bengong tuh liatin kecantikan kamu" kata kakakku yang membuyarkan lamunan
"Haha, kak Yanti ada saja. Bejo mah pasti sukanya sama Dina atau Chika" balasnya.
Chika adalah anak kedua kak Desi yang masih SMP.
"Kakak kok masih muda anaknya udah kuliah?" tanya ku yang masih penasaran
"Kan nikah muda" balasnya sambil senyum
"Kalo dihitung2 kakak melahirkan Dina umur 14th dong?" tanyaku lagi
"Kira2 begitulah" balasnya dengan senyum, namun tatapannya kosong seperti ada kepedihan.
"Itu Jo, dimakan martabaknya. Biar nggenjotnya tambah semangat. Spesial buat kamu dari bidadari yang kamu liatin sampe ngiler loh" timpal kakak ku saat suasana kembali canggung
"Kak Yanti bisa aja, masa udah tua gini dibilang bidadari" sahut kak desi yang tersipu
Aku makan martabak favoritku, "eh, nggenjot? Kok kata2 kak Yanti jorok gitu padahal ada kak desi, apa jangan2 disuruh nemenin kak desi juga kayak kejadian dengan kak Tuti?" batinku yang gak habis pikir dengan kakak iparku.
Kak Yanti mulai mendekati kak Desi, ia memeluk kak Desi dari samping seperti membisikan sesuatu. Aku yang sedang makan martabak ya bodo amat. Haha penting kenyang, maklum anak kost 😅

Setelah dipeluk kak Yanti, kak Desi mendekatiku lalu duduk di sofa bersamaku. Tiba2 ia mencium pipiku "kakak ikut main ya Jo" katanya yang disusul memeluk tangan kiriku.
Aku yang makan seolah cuek, padahal bahagia banget dalam hati. Dulu aku deketin karena emang suka, ternyata setor memeknya sendiri. "Inikah yang dinamakan sudah jatuh tertimpa ibu muda?" Pikirku bahagia.
Selesai membersihkan tanganku yg belepotan coklat, kak Desi belum mendapat jawaban. Ia masih memeluk tangan kiriku. Sedang kakak iparku mulai membuka bajunya, aku mulai merespon tingkah ibu muda yang ada disebelah kiriku.
Aku mencium keningnya, dia makin erat memeluk tangan kiriku. "Empuk!" girangku sadar betapa kenyalnya dada kak Desi.
Aku mulai menciumi wajah manis kak Desi, ia menatapku sayu dan melepas tanganku. Aku lumat bibir tipisnya, sambil aku buka kancing kemejanya. Aku alihkan ciumanku ke lehernya, aku baringkan kak desi di sofa, "Ohhh jooo" erang kak desi saat aku buat beberapa tanda kekuasaanku di lehernya.
Kubuka kemejanya, kemudian BHnya pun ikut aku tanggalkan. Langsung saja aku terkam buah dadanya yang seukurang milik kak Yanti namun sekencang milik kak Tuti. "Spesial bener nih, gak cuma martabak manisnya" hatiku gembira saat aku meremas kedua bukit sekal milik kak desi.
Aku pun mulai memainkan lidahku disana, dan "Jooo..." lenguhan panjang disertai dekapan kak desi mengherankanku.
"Masa sih udah keluar? Cepet amat?" hatiku bertanya.
Tangan ku mulai melepas jeans panjang yang kak desi kenakan, ia pun membantu.
Tertampanglah lembah dengan populasi pohon yang jarang saat aku juga berhasil menanggalkan CDnya.
"Ohhh jooo..." rancau kak desi saat lidahku menyibak belahan vaginanya.
"Gilak! Beneran udah keluar!" heranku dalam hati.
Kini semakin sering terdengar desahan dari bibir tipis kak Desi
"teruss joo,...ohh joo... terusss..." desahan kak desi saat jari ku ikut bermain dengan liangnya.
Tak lama berselang, kak Desi menjambak rambutku dan "ohhh jooo... kakak udahhhh" teriak kak Desi mencapai kenikmatan keduanya melalui sedotan pada clit dan hujaman jariku di liang senggamanya.
"Cepet bener aku aja belom lepas baju" sungutku dalam hati.
Aku beralih memandang kak Yanti yang daritadi menonton kami sambil tersenyum.
Aku mendekatinya, "kak isepin yah" mintaku.
Tak ada kata menjawab permintaanku, ia segera turun dari ranjang dan berjongkok didepanku yg duduk di tepi ranjang hotel.
"Kakak paling jago soal ngisep" pujiku saat kak Yanti mulai menyedot penisku.
Jilatan dari helm sampai biji, ciuman di lubang kencingku, kehangatan mulut kak yanti, hisapan kuatnya.. "kakak paling tahu kesukaan Bejo" sambungku memuji kak Yanti.
Tapi tiba2 kak yanti menghentikan kegiatannya "Joo, pengen digenjot" rengek kak Yanti manja.
Aku lirik kak Desi yang masih terbaring di sofa dan menonton kami, lalu ku tarik badan kak Yanti agar ke atas ranjang. Ia aku miringkan menghadap ke arah Kak Desi, seperti aku pamerkan aksiku ini..kumasukkan pelan penisku menerobos liang senggama kakak iparku.
Ku kayuh memek itu dengan semangat, sambil melihat kak Desi.
"Ahhh Joo.. ahhh enaaaakkk" hantaman ku di memek kak Yanti mengakibatkan erangan keras.
Ku lihat kak Desi bangkit lalu mendekat seakan menginginkannya juga, kukayuh makin laju lagi.
Aku terkaget saat kak Desi malah beralih mendekat ke payudara kak Yanti dan lalu melahapnya seperti kehausan.
"Ohhh kalian... ingin membunuhku...kah?" Erangan kak yanti membuatku makin bersemangat.
Tak lama sejak kak Desi ikut, kak Yanti mendekap kepala kak Desi yg masih menetek. "Kubunuh kaliannnn" teriak kak Yanti yang dibarengi orgasmenya.
Akupun hentikan sodokanku pada memeknya. Kubiarkan sebentar lalu ku cabut penisku. Aku berdiri menghadap mereka yang masih saling peluk. Senjataku yang basah menghiasi penampilanku. Tiba2 kak Desi bangkit menyongsong penisku yang masih basah ulah memek kakak iparku.
Ia mengocoknya, lalu segera ia memasukan ke mulut mungilnya lantas menyedot2nya.
"Akhhh.. Desiii.. akhhh.. ternyata gak kalah dengan Kak Yanti" erangku kaget merasakan kepiawaian kak Desi.
Aku yang takut keluar karena aksi kak Desi mencabut pusakaku dari emutan mautnya.
Aku posisikan kak Desi agar menungging di pinggir ranjang. Perlahan kubimbing adik nakal ke taman bermain milik kak Desi, "ahhh Jooo..." erangnya saat kupaksakan agar mentok.
"Peret banget!" kegembiraanku dihati.
"Enak kak.. sempit memek kakak, aku bisa ketagihan nih.. Kak Yanti.. Kakak dapat saingan nih" ucapku saat menikmati sensasi himpitan vagina kak Desi.
Kak Yanti hanya tersenyum, sambil memposisikan vaginanya agar dimainkan kak Desi.
Ku mulai sodok pelan.
"Ehmm emhh" desah kak Desi yang sedang bekerja di vagina kak Yanti.
Aku yang juga pengagum payudara kak Desi yang besar dan sekal itu tak ku biarkan hanya menggantung, aku perah dada sekal itu sambil menghantam vaginanya dengan ritme sedang.
"Ohhh Jooo..." lenguh panjang terdengar saat hujaman di memeknya aku percepat.
Dan "akhhh Bejoooo" erang kak Desi saat mencapai puncaknya.
Aku yang belum puas dengan vagina kak Desi membopongnya ke sofa panjang dan memposisikan miring menghadap kak Yanti di ranjang. Aku pun mengambil tempat di belakang kak Desi sambil memasukkan penisku ke liangnya kembali.
Saat aku mencari posisi agar nyaman, kak Desi berkata "pegangan Jo.. nanti jatuh" sambil membimbing tanganku ke payudaranya yg nganggur.
"Ini sih memprovokasi kak Yanti" pikirku.
Ku mulai kayuh dengan tempo pelan sedang cepat secara bergantian, yang membuat kak Desi "akh okkhh Joo" tiap aku hujam kuat-kuat.
Hal ini membuat kak Yanti bangkit dan duduk di tepi ranjang di depan kami sambil mengobel sendiri memeknya.
"Joo... kakak mau lagi" goda kak Yanti sambil menggigit bibir bawahnya.
Melihat yang sepertinya kak Yanti menginginkanku kembali, aku mengayuh memek kak Desi sekuat mungkin agar ia lekas sampai.
Dan benar ternyata, usahaku tak sia2. Kak Desi melenguh panjang akibat bimbingan nafsunya. "Ohhhkkkhh Joo... ampuunnn" lenguhan panjang yang bersamaan dengan orgasme hebat kak Desi.
Aku yang sebenarnya juga ingin menyudahi babak ini berusaha menenangkan diri sambil menikmati denyut orgasme kak Desi di penisku.
Setelah agak tenang, aku menghampiri kak Yanti yang setia menungguku sambil memainkan sendiri vagina montoknya.

Aku ingin sekali di sepong sebentar olehnya sebelum kembali bermain-main pun berdiri di hadapan kak Yanti, "Kak.." baru kata itu keluar dariku, ia sudah turun dari ranjang dan jongkok di depan perkakasku.
Ia mulai mengulum dan menyedot2 sisa orgasme kak Desi.
"Ohh kak, dah kak.. aku ga kuat, kakak hebat" ucapku sambil mencabut penisku dari empotannya.
Aku duduk di tepi ranjang, ia seakan tahu posisi favoritku dengannya. Yah apa lagi kalau bukan ia yang aktif bergoyang bak biduan itu.
Ia masukkan penisku kembali ke vagina kakakku yang belum sempat kering. "bless"
"Joo, kakak mulai ya" ucapnya sambil mengecup bibirku.
Tak sempat aku balas, ia sudah menaik-turunkan pinggulnya memompa pelan sambil merangkulku.
"Joo.. puaskan kakak sebelum kamu balik" bisiknya sambil tetap menaik-turunkan pinggulnya.
"Pasti Kak.." desahku sambil mencengkram pantat kak Yanti yang sedang naik turun.
Ia tahu saat aku mencengkramnya, ia ganti gerakan naik turunnya dengan bergoyang.
"Ohh Kak, aku sayang kakakkk" kataku sambil masih berpegang pada pantatnya.
Ia mulai bergerak liar, "ayooo Jooo... barenggg" pintanya saat menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya secara tak beraturan.
"Akhhh Jooo..." "Kakak..." erang kami sambil saling mendekap menandakan pencapaian puncak kami.
Kami masih saling berpelukan. Kemudian kak Desi mendekat, lalu ku baringkan kak Yanti disampingku.
Kak Desi langsung menyosor penisku yang masih menyisakan kedut.
Linu dan geli kurasa saat kak Desi menghisao habis cairan hasil kerja ku dan Kak Yanti.
"Makasih ya Joo, besok disana aku main tempat kamu ya" ucap kak Desi sambil mengecup bibirku.
Kak Desi kembali berpakaian, aku masih terdiam memandang kemolekan tubuhnya.
"Cantik, montok, masih kencang, baik pula" batinku memuji kak Desi.
Aku mendekatinya, kupeluk dan kukecup keningnya. "Kakak mau kemana?" tanyaku bagai orang tolol
"Balik ke kamar, aku kan sama anak2" jawabnya sambil membalas pelukanku.
Kak Desi pun mengucapkan salam perpisahan lalu pergi meninggalkan kami berdua.
Tak terasa telah lewat tengah malam, tapi aku yang selesai berjuang bersama 2 ibu seksi ini belum merasa mengantuk.
Kulihat kak Yanti yang masih terbaring menatap penuh senyum bahagia.
"Andai kakak iparku seramah ini setiap saat, aku ga akan jauh2 kuliah di kota itu" pikirku sambil mendekati kak Yanti yang terbaring lemah.
Aku ambilkan minum untuknya, kami minum dari botol yang sama.
Saat aku meletakan botol mineral di meja dekat sofa, ia memelukku dari belakang dan berucap "makasih ya Jo.. kakak seneng malam ini".
Aku balik badan dan memeluknya penuh kasih sayang, mencium keningnya dan mengajaknya bersantai di sofa dengan keadaan masih telanjang.
"Kak Bejo mau tanya, tapi kakak jangan tersinggung ya" kataku sambil mengelus rambutnya.
"Tanya aja Jo" jawab kak Yanti yang sedang menyandarkan kepalanya di dadaku.
"Kakak kenapa sih kayaknya marah2 terus? Bejo juga sering kena marah kakak" tanyaku yang sebenarnya takut membuat kakak iparku tersinggung.
"Kakak kan emang gini jo, kakak marah2 tanda peduli sama kamu jo. Jangan diambil hati ya Jo" katanya sambil membelai-belai burungku yang setengah berdiri.
"Kalo dibelai gitu, nanti dia bangun loh kak" kataku merespon aktifitas kak Yanti
"Biarin, nanti kakak goyang dia biar mabok sampai muntah2" balasnya
Lama kelamaan si otong bangun juga karena merasa tertantang.
"Ihh beneran bangun" sambung kak Yanti sambil mengocok penis kesayangannya
"Tanggung jawab loh Kak" kataku meledek
Ia tak menjawab, malah memasukkan penisku ke mulutnya.
"Ahh kak.. kakak ku yang seksi.. kamu paling jagoo" erangku saat milikku disedot2 mulutnya.
Saat kakakku menyadari penisku telah bangun 100%, ia seperti bangga. Tersenyum lalu mengecup bibirku.
Anehnya kali ini ia buru2 masukkan penisku ke dalam liang senggamanya
"Jo, kakak mau layani kamu.. waktunya kamu yang dapat pelayanan dari kakak" katanya.
Ia goyang naik turun, aku tak kunjung takluk. Kini ia malah yang mencapai orgasmenya.
"Mungkin kakak pikir akan semudah itu" batinku sambil mengecupnya.
Kak Yanti yang konsisten dengan omongannya turun dari pangkuanku, ia kembali memberikan blowjob padaku.
Sesekali ia menatap keatas melihat aku yang sedang terengah-engah menikmati pekerjaannya.
Tak kunjung ada tanda aku akan keluar, ai posisikan penisku pada belahan dadanya yang besar itu.
"Wow..titfuck!" seruku dalam hati sambil meringis menikmati jepitan dada kakak iparku ini.
Mungkin karena capek dengan posisi itu, kak Yanti kembali naik ke pangkuanku. Aku kira bakal ia masukkan kembali penisku ternyata malah "kakak istirahat dulu yah" katanya.
Aku biarkan dia duduk di sampingku, tapi sayang..aku yang sudah terlanjur simpati pada perjuangannya juga ingin memberikan sesuatu padanya.
Lalu aku berjongkok di depannya, ku buka lebar pahanya. Terpampanglah vagina tembem yang gundul, "waktunya bekerja" pikirku.
Mulai aku jilati dari bawah, antara vagina dan anus sampai ke clitorisnya. Kak Yanti seakan bergetar merespon perlakuanku.
Aku balik lagi kebawah, saat jilatanku sampai lubang vaginanya..aku tusuk2an lidahku ke liang tesebut. Yang membuat kak Yanti sampai menjambak rambutku.
"Jooo.. udahhh jo... nanti kakak gak kaut.. ngelayanin kamu.. ohhhkhh" erangnya saat aku tusuk2an lidahku ke sana.
Kembali aku naikkan jilatanku ke klitorisnya, jilat hisap gigit kecil, jari ku menggantikan lidahku di liang vagina kakak iparku ini.
Hal ini membuat kakakku kembali mendapat orgasmenya.
"Jooo... udahhh... enakkk.. ahhkkkhh jooo... kimakkkk..." teriaknya saat orgasme datang menjemputnya.
Aku yang masih di selangkangannya tak bisa bergerak karena dihimpit paha dan rambutku dijambaknya.
Saat mulai relax, aku kembali ke posisiku di samping kak Yanti.
"Brengsek kamu Jo.. bisa mati lemes aku tiap malem" kata kakak ku yang merasa puas karena pelayananku.
Aku yang masih belum apa2 masih menunggu aksi lanjutan kakakku ini.

Ia kembali naik di pangkuanku dan buru2 memasukkan penisku "bentar Jo, kakak ambil nafas dulu" katanya sambil terengah-engah.
Aku yang berharap terpuaskan kali ini tak tinggal diam, aku mainkan pagudara besar yang menggantung di depanku. Aku sedot kuat dengan tiba2.
"Akhhh Joo.." erang kakakku sambil mulai menggoyangkan pinggulnya.
Saat itu juga ia bergerak liar, goyang genjot goyang genjot... sampai ia mendapatkan orgasmenya lagi.
"Akhhh anjingg..Jooo.." katanya sambil mendekapku kuat2.

Aku yang belum terpuaskan mulai mengangkat sedikit paha kak Yanti dan mulai menghujamkan penisku berulang-ulang dari bawah. Kuhantam memeknya sampai mengalirkan air nafsu kakak iparku. "Cprakt cprot" bunyi kedua selangkangan kami yang bertemu.
Kak yanti yang baru mendapat orgasmenya mengerang-erang kembali
"Ahkkhh ohkkhhh Jooo.. ampunn... jooo.. enakkkk.." hanya itu yang terdengar dari kakakku yang masih mendekapku erat-erat.
Aku yang agak lelah berhenti dan membawa tubuh molek kakakku menuju ranjang.
Aku baringkan kakak iparku ini di tepi ranjang, aku mulai kembali menggenjotnya dengan speed menggila mengejar puncakku.
"Joo.. ampunn.. jo.. kakak sobek" ceracau kakak iparku yang tak kuhiraukan.
Kak Yanti masih menggeliat tak karuan menerima seranganku sampai akhirnya dia pun kembali mencapai titik puncak kembali.
"Joo... memek kakak perih.. ampun Joo.." begitu rengek kakakku terdengar saat aku berhenti agar dia menikmati orgasmenya.
Anehnya tak banyak cairan lagi di memeknya, seakan lembab tapi tak sebasah sebelumnya.
Aku pun melihatnya sambil menjilati liangnya agar tetap basah.
"Mungkin kah dia sudah gak mampu lagi?" pikirku sempat bingung karenanya.
Tapi kebingunganku hilang saat kurasa vagina tembem itu kembali basah, aku yang tadi sudah hampir mencapai puncak kembali ingin menjelajahi vagina kakak iparku ini.
Aku kembali posisikan penisku di depan liangnya.
"Joo, kakak rasanya udah ga sanggup joo.. kakak lemes banget" ucapnya dengan wajah yang memelas.
"Glukosa sumber tenagaku dari martabak manis nih" batinku
"Kak, maaf yah.. Bejo udah hampir kok" jawabku sambil kembali memasukkan penisku.
Ku ayunkan punggulku pelan sambil menikmati himpitan vagina kakakku yang lebih nikmat dari milik Kak Tuti tadi siang.
"Sayang.. ohhh ahhh" kak Yanti kembali mendesah.
Ku tingkatkan sedikit temponya, kakakku masih sanggup menerima permainanku.
Saat ku naikkan kembali ke ritme paling tinggi, kakak ku menganga seperti serigala yang melolong
"Ohhh Jooo.. Ohhh..."
Tak sia2kan kesempatan, terus kukayuh sampai akhirnya jebol maniku menyirami liang kakak iparku.
"Kakkk.. ahhhkkhhh" erangku sambil mendekap tubuh kakakku yang sudah lemah.
Kakak iparku juga ikut mendekapku kuat2, denyutan ku berhenti tapi akj merasa ada denyutan dari kakak iparku.
"Mungkinkah kak Yanti orgasme panjang?" Batinku
Aku bangkit dengan maksud ingin bangkit dari tubuhnya, tapi dicegahnya.
"Jangan dulu Jo.. kakak mau tidur dipelukan kamu" katanya sambil mengecup pipiku.
Saat dekapannya lemah, aku pun bangkit. Kulihat ternyata kak Yanti tertidur.
Saat itu sudah pagi. Aku yang lelah pun berusaha tidur di sebelahnya sebelum nanti sore pulang ke kota dimana aku kuliah.

Sore kurang lebih jam 2 aku dibangunkan kakakku, yah kali ini tak pakai kaki atau bentakan.
Dia menggoyangkan tubuhku yang lengket penuh peluh akibat semangat juang pertempuran semalam.
"Joo.. bangun.. tuh udah soree.. bangun.. kamu nih gak berubah.. dasar pemalas!"
"What?? Aku kira udah berubah" 😑
Aku bangkit dan duduk di ranjang.
"Joo, kayaknya kakak sakit nih" sambil memegang vaginanya.
Aku yang penasaran beringsut melihat vaginanya dengan mengangkangkan pahanya.
"Aduh joo, kakak sakit malah mau dikerjain lagi" ucap kakakku kaget melihat tingkahku
"Memek kakak merah" balasku
"Duh pegel tuh disitu Joo.." kakak iparku mengeluh
Aku mensejajarkan badanku diatas kak Yanti, ia merangkulku kan seakan mengerti kalau aku berniat mencium bibirnya. Bibir kami pun beradu, aksi kami diakhiri dengan mandi tanpa entot lagi karena vagina kak Yanti masih pegal katanya.
Sorenya aku berangkat ke kota dimana aku kuliah.



Masih ada 1 setengah baya dan 1 daun muda.
Mau lanjut, takut waktu tak terkejar.
Mau Sekian? Terserah pembaca saja. 😘

Maaf jika tulisan acak2an, maklum belum pernah bikin skripsi jadi pasti banyak salah dalam pemilihan kata serta tata cara penulisan.

Salam
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Hahaha.....jujur ceritanya lumayan menghibur, gan. Tapi alurnya kecepetan menurut ane, mungkin niatnya biar cepet selesai yah.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd