Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nuernberg - Dua Kosong Satu Tujuh. [TAMAT]

Bantu pilih ya...

  • With threesome

    Votes: 46 82,1%
  • Without threesome

    Votes: 10 17,9%

  • Total voters
    56
  • Poll closed .
yang gue kesel adalah, Shani sebagai tuan rumah ngapain malah enak enakan mandi disaat dua tamunya masih sibuk beberes

:elu:
 
yang gue kesel adalah, Shani sebagai tuan rumah ngapain malah enak enakan mandi disaat dua tamunya masih sibuk beberes

:elu:
Tau ya, aneh-aneh bae kelakuannya...

jiahhhhh ga komitmen banget yah kamu yov hihihi btw tolong yang detail lah kalo Ssnya jangan terburu2 dan lebih lengkap
Ehehe, maafkeun. Selanjutnya di perbaiki..
 
woah udah lama gak baca/ngikutin cerita Mr DEG... ini, ternyata udah ada yang baru.
nyubi ijin pasang portal.
 
Shani lagi di tv tuh, hu
Gak mau update kah?
Gracia lagi di tv tuh, hu
Gak mau update kah? :pandaketawa:
Tunggu Yovie masuk tv deh baru di apdet gimana? Wkwk
:pandaketawa:

Kenapa Shani pas diintip nggak teriak? Apakah dia juga ada hasrat untuk begituan dengan Yovie?
Hmm, maybe yes maybe no (?)
:jimat:

woah udah lama gak baca/ngikutin cerita Mr DEG... ini, ternyata udah ada yang baru.
nyubi ijin pasang portal.
Wkwkwk Mr DEG... ga tuh, monggo2 pasang pos hansip sekalian gapapa...
:jempol:
 
PART 6

galS1MVJ_o.jpg


Gelap...


"Slluurrpp... Slluurrpp... Ssshh... Hhh..."


Shani mengulum penisku, aku mendesis merasakan hangatnya didalam mulut Shani...


"Hmm... Ssh... Shaann... Hmm..."
"Sstt... Nikmatin... Aja..."

Shani terus mengulum penisku. Makin lama makin berisik, dia menjilat juga beberapa bagian lain dan mengocok penisku cepat lalu kembali mengulumnya. Agak cepat kali ini...

"Ah... Sshh... Awas keselek... Shan..."

Sudah basah, dia beberapa kali meludah disana. Semakin mempercepat gerakan kepalanya. Ini enak sekali, seperti di serap masuk kedalam...

"Ssshh... Dikit lagi... Dikit lagi shan..."

Dia terus mengulum penisku, aku tau ini ujungnya...

Lama kelamaan ini terasa nyata...

Penisku seperti beneran di kulum!


jqwhsIKz_o.jpg


Aku membuka mataku...

Gracia di depanku sedang mengulum penisku sambil menatapku...

"Selamat pagi..." Dia melepas kulumannya lalu mengocoknya.
"ARGH..." Aku meringis.

Penisku mengeluarkan sedikit sperma...

"Masih pagi, Gee..." Bisikku.

"Abis aku liat berdiri penuh gini...
...Pasti mimpi aneh-aneh, yaudah sekalian aku kocokin aja!"

Dia tersenyum, aku terdiam...

Sehari dua kali aku mimpiin Shani. Pertama bersetubuh, yang kedua blowjob. Entah kenapa waktu itu aku mimpi bersetubuh sama Shania terus kejadian bener... Apa karena semalam? Tapi... Mungkinkah aku bakalan? Sama Shani? Entahlah...

"Kak? Kok diem?"

Gracia memecahkan lamunanku...

"Ah iya, kenapa?"
"Aku jadi pengen..." Bisiknya.
Aku tertawa, "Mangkanya jangan iseng..."

Dia nyengir.

"Pagi-pagi udah disuruh push-up..."

R7Wh1NeM_o.jpg


Aku menciumnya sambil berbalik, kini Gracia tiduran di kasur sementara aku diatasnya. Kami masih berciuman. Ciuman terlepas aku mulai turun ke lehernya, Gracia mendongak membuka ruang padaku...


"Ssshh... Kaakk... Mmmhh..."


Aku tetap fokus mencium lehernya sambil sesekali menjilatnya. Tanganku meraba bajunya mencari tonjolan pada payudaranya...


"Mmmhh... Kaak?"


Kupelintir tonjolan tersebut dia mendesah makin kencang. Yap tonjolan itu adalah puting payudaranya. Gracia menelan ludah beberapa kali merasakan rangsanganku. Aku tidak tahan kubuka bajunya, seperti biasa dia tidak pakai bra kalo tidur...


"Kaakk... Jangaann dihisap... Ssshh... Gelii..."


Gracia bergelinjang kegelian, aku tidak perduli terus menghisap sedikit-sedikit menjilat payudara kirinya sementara tangan kiriku memilin puting kanannya. Dia makin gelisah kakinya mulai merapat...


"Kaakk... Udah... Mmmhh... Aku... Geli..."


"Berisik..." Bisikku.
"Gimana nggak berisik? Dirangsang terus..." Jawabnya.


Aku menghentikan kegiatanku, menatapnya yang mulai sayu. Tanganku menyentuh selangkangannya yang terbuka. Dia kaget sesaat, tapi kemudian tersenyum...


"Basah..." Aku nyengir.
"Abis kamu nakal..." Bisiknya merunduk mencium leherku.


Aku menarik turun celana tidurnya. Dia pake celana dalam...


"Kirain nggak pake juga..." Aku mendongak.
"Nanti kedinginan dong..." Jawabnya.


Aku tertawa. Kulepas celana dalamnya, vaginanya sedikit berkedut dan becek...


"Baru di pelintir udah gini..."
"Aku kan sensitif...!"


Aku membuka vaginanya dengan jariku dan menjilatnya...


"Ooohh... Kaakk..."


Desahannya seolah menghipnotisku untuk terus menjilat lebih dalam seluruh vaginanya. Aku memejamkan mata merasakan vaginanya mulai berkedut. Gracia makin gelisah, dia tidak hanya mendesah sekarang, sedikit-sedikit berteriak..


"AAHH... Iyaah... Mmhhh... Disitu...!"


Dia mulai meremas sprei, aku tau dia dikit lagi sampai. Aku berhenti menjilat lalu ganti memasukkan jari telunjuk dan tengahku kedalam sana sambil menatapnya...


"Dikit lagi kan?"


"AAHH... Kaakk... OOHHH..."


Dia melenguh merasakan kocokanku yang begitu cepat, dia memegang tanganku menatapku sayu sambil menggeleng, seksi sekali...


"MMHHH... KAAAKK..."


Aku makin mempercepat kocokanku, tangannya berusaha menahan tanganku tapi kalah kencang...


"Kuarin gee... Kuarin sayang... NNGHHH..."


"NGGHH... KAAKK!!! NNGGGAAHHH!!!!"


Dia squirting...


Perutnya bergetar seiring menyemprotkan cairan vaginanya...

Sedikit merah dan berkedut...

Aku tersenyum melihatnya...


"Udah lama nggak liat kamu begini..." Aku nyengir.
Dia tersengal, "Capek tau begini..."


"Yaudah istirahat gih..." Aku berdiri.
"Eh! Enak aja! Gantian!" Dia melotot tapi masih tersengal.

"Udah itu masih ngos-ngosan gitu..."
"Bawel sini!"


***

d0U54MDw_o.jpg


Aku mendekatinya, dia sedikit kesal menarik celana tidur dan celana dalamku turun bersamaan. Aku hanya tertawa...


"Sekarang kamu harus muntah ya!" Dia menatap penisku yang sudah tegak menantangnya.
"Coba aja kalo bisa..." Balasku mengubah suaraku.


Dia mendongak menatapku, aku diam sambil memberikan tanda padanya untuk memulai. Dia diam tapi kemudian mengocok penisku dengan cepat sambil melotot menatapku. Aku sempat kaget tapi kemudian ikut melotot menatapnya.


"Gausah sok kuat...!" Bisiknya menekan kata-katanya.
"Emang kuat!" Balasku.


Perlahan Gracia mulai mengulum penisku, ini yang aku takutkan...


Jangan desah...

Jangan desah...


Dia terus mengulum penisku secara perlahan dan detail. Berbeda dengan tadi sewaktu mengocok, dia tau kelemahanku...

Jangan desah!


"Ssshhh... Gee..."


Aku kalah, kali ini Gracia sudah tau kelemahanku. Dia terus mengulum, menghisap, dan menjilat seluruh penisku. Kalo begini terus aku bisa keluar...


"Kocok... Aja... Ssshh..."
"Puah... Berisik, udah nikmatin aja... Hmmhh..."


Dia kembali menghisap penisku yang sudah basah air liurnya. Makin lama makin cepat...


"Gee... Ssshh... AAHH..."


Lidahnya...


"Mmmhh... Geee! AAHH..."


Ini... Nggak kuat!


"EERRGGHH..."


Dia memasukkan penisku lebih dalam ke mulutnya, nyaris menyentuh kerongkongannya. Aku tersengal. Dia nyengir menatapku dengan bibir yang berlumuran maniku. Ekspresi wajahnya membuat nafsuku makin naik...


"Langsung aja ya?"


Gracia nyengir lalu merunduk membelakangiku.

"Bersihin dulu itu..." Aku menatap bibirnya.
"Biarin. Lipstick..." Balasnya cuek.


Aku mengarahkan penisku menyentuh bibir vaginanya yang basah. Dia sempat menoleh kearahku lalu menjilat bibirnya yang berlumur maniku.


Astaga, kenapa dia jadi begini?


Sekali dorong kumasukkan penisku kedalam vaginanya. Dia melenguh sesaat...


***

dYjGRPTy_o.jpg


Lima belas menit berlalu, aku memegangi kaki Gracia sambil terus memompa penisku lebih dalam masuk ke vaginanya sementara Gracia bertumpu pada meja di dekat kami memiringkan tubuhnya karena kakinya aku angkat satu keatas...


"Ngghhnn... Geee... Ssshh..."
"Kaakk... Enakk... AAHH..."


Aku terus memompanya, pijakan kakinya mulai melemah aku tau dia pegal posisi seperti ini, kuganti posisi kami. Kembali ke posisi awal, dia menungging dan aku memompanya dari belakang. Aku bisa melihat payudaranya bergoyang searah kompaanku. Ini luar biasa!


"AAHH... KaaKK... Teruss... Ssshh..."


Gracia terus melenguh makin lama makin berisik. Ini membuat nafsuku semakin naik, keringat membasahi tubuh kami berdua...


"Iyaahh... KaaKKk... OOHHH... Cepet! Cepetan!"


Gracia mengencangkan otot vaginanya, aku tau dia akan squirting. Aku mempercepat tusukanku kedalam vaginanya...


"J-Jangan... OOHH... Berenti... AAHHH..."


Gracia squirting, dia melemah, aku berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh, tubuhnya bergetar seperti biasa. Bibirnya ikut bergetar. Dia berkeringat keliatan begitu seksi di mataku. Aku masih belum merasakan apapun. Aku hentak lebih kencang lagi vaginanya, dia merengang lagi...


"KAKYOVV... ASTAGA!!"


Aku tidak perduli, makin cepat. Aku mulai merasa sesuatu akan segera keluar...


"NNGHH... Jepit... Gee... NGGGHH..." Bisikku.


Mengerti maksudku dia berusaha bertumpu kembali di meja dengan tangannya yang masih gemetaran mengencangkan otot vaginanya memijat penisku lebih erat dari sebelumnya, terasa makin sempit didalam sana. Sudah diujung... Aku rasa ini saatnya...!


"EERRGHHH... GEE!!"


Aku mengerang, tubuhku sedikit bergetar saat aku mendorong penisku lebih dalam...

Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Lima...
Enam...
Tujuh...

Tujuh kali aku orgasme di dalamnya. Gracia hanya tersengal masih merasakan sensasi squirtingnya tadi. Penisku terlepas dari vaginanya, kami sama-sama ambuk. Penisku dan vaginanya sama-sama berkedut...


"Hhh... Ampun... Deh..." Bisiknya.


Kami masih tersengal, berusaha mengatur nafas...


***

uF4k2hZ5_o.jpg


Aku turun dari bus, menuju taman. Tiba-tiba Shani ingin menemuiku, ada sesuatu yang ingin di bicarakan. Entah kenapa aku malah memikirkan mimpiku tentang Shani beberapa hari lalu...

"Hai..." Aku menyapa Shani yang duduk terdiam sambil memotret beberapa momen.
"Eh, sini duduk..." Dia tersenyum.

Begitu aku duduk dia memberikan secarik foto diriku dengannya beberapa minggu lalu. Di belakang foto itu tertulis "Nuernberg - 2017". Aku bingung menatapnya. Apa maksudnya ini?


"Kamu masih marah sama aku?" Tanyaku.

Dia terus memotret...

"Shan?"

"Aku nggak bisa marah sama kamu..." Bisiknya tanpa menatapku.


DEG...



Aku merasa aneh. Mendengar perkataannya..

"Disatu sisi aku sayang sama Gracia. Tapi setelah kejadian itu...


Damn...



Dua hari yang lalu...



Gracia sudah tidur, aku belum bisa tidur terduduk di sebelahnya...


Apa yang dipikirkan Shani tentang aku sekarang setelah kejadian barusan?


Aku memutuskan pergi ke tempat Shani lagi memastikan hal yang sempat kami ributkan tadi siang. Ada sedikit perasaan ragu saat sudah berdiri di depan flatnya, tapi aku harus menjelaskan ini kepadanya. Aku mengetuk pintunya beberapa kali...

Beruntung Shani belum tidur...

"Kenapa malam-malam kesini?" Tanyanya.
"Boleh aku masuk dulu?" Tanyaku balik.
"Jawab dulu." Balasnya sedikit ketus.
"A-aku... Aku mau jelasin semuanya." Aku sedikit panik.

"Soal apa?"

"Soal Gracia..."

Dia mempersilahkan aku masuk. Aku menjelaskan semuanya, tentu Shani setelah mendengar penjelasanku beberapa kali sempat kaget dan menggeleng. Reaksi yang wajar karena aku sendiri bingung kenapa aku bisa begitu saat itu, junior baru kenal di hamilin, adik sendiri...

"Aku nggak nyangka ternyata kamu...

Dia menggeleng.

"Aku bingung waktu itu, keadaannya serba sulit..." Aku melemah.


Dia diam menatapku...


"Aku sayang sama Gracia. Udah aku anggap adik sendiri, tapi begitu aku tau dia begini aku marah. Dia yang tenangin aku. Tapi kamu bener-bener...

"Aku udah bilang. Keadaannya sulit..."

"Ya kalo sulit jangan bikin luluh!"


DEG...



Aku terdiam menoleh menatapnya yang tiba-tiba membentakku. Perkataannya persis Gracia...

"Maksudnya?"
"Kamu pura-pura bodoh apa emang bodoh beneran?" Dia menatapku.

"Kadang perlakuan kamu yang suka tiba-tiba itu yang bikin cewek jadi luluh! Ngerti nggak sih?


Aku diam menatapnya...


...Aku cuman nggak mau Gracia terus-terusan kepikiran kamu karena kelakuan kamu yang...


Aku menarik tengkuknya mendekat padaku dan menciumnya...


Kami berciuman...


"Kenapa?" Dia memerah setelah ciuman terlepas.
"Kenapa apanya?" Aku bingung.

"Kamu tiba-tiba nyium aku..."


Aku diam...

"Ini maksud aku tadi perlakuan kamu yang tiba-tiba... Nggak. Kita nggak boleh begini..."


"Jadi aku salah?" Aku menatapnya.


Dia diam menatapku. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih diam, makin lama wajah kami semakin mendekat...


Kami berciuman lagi...


Kami terus berciuman, saling membelit...


Tanganku bergerak meraba payudaranya dari luar baju yang dikenakan...


"Ssshh..."


Desahan Shani saat kuturun ke leher jenjangnya, nafas kami sama-sama memburu tapi saat aku berusaha menarik bajunya dia menahan...


"Jangan sekarang, Yov... Aku nggak mau..."
"Kalo nggak mau, harusnya reaksi kamu panik waktu aku ngintip kamu..." Bisikku.


Aku terus mengelus perutnya sambil berusaha melepas bajunya, tapi Shani masih mencengkram tanganku...


"Please Yov..." Dia sayu.


***



"Semenjak saat itu... Aku jadi bingung, aku sayang sama Gracia tapi aku...


Dia gemetar menatapku.


...Suka sama kamu...


Masalah baru...



BERSAMBUNG...

n0oJ3BiE_o.png


Ehehehe, ada yang baru nih. Shani keknya udah mulai suka sama Yovie, tapi sejak kapan? Mungkin part selanjutnya kita tau wkwkw (Lama lagi dong?) Yaudah gapapa lama. Makan aja dulu satenya (?)


Next Part.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd